eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id...

153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PROBLEM-PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG LAN SING NGANDHANG KARYA SURYADI WS ( Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: LILIS KARMIATI C0107030 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG

SING KENDHANG LAN SING NGANDHANG

KARYA SURYADI WS ( Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

LILIS KARMIATI

C0107030

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Nama : Lilis Karmiati

Nim : C 0107030

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul PROBLEM-PROBLEM

SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG LAN SING NGANDHANG

KARYA SURYADI Ws adalah benar-benar karya saya sendiri, bukan plagiat dan tidak

dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda

atau kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari

skripsi tersebut.

Surakarta, 09 Mei 2011

Yang membuat pernyataan,

Lilis Karmiati

Page 5: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

Menjaga lisan adalah hal yang sangat sulit namun akan sangat bermanfaat.

Guru berharga dalam kehidupan adalah pengalaman.

( Penulis)

Page 6: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Ayah dan Ibu,

Pak Sarwoko dan Ibu Sugiyem sebagai orang tua angkat,

serta kekasihku.

Page 7: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Problem-

problem Sosial dalam Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang Karya

Suryadi Ws ( Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra). Segala usaha dan kerja keras yang

dilakukan penulis tidak akan banyak berarti tanpa adanya bantuan, motivasi, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta, beserta staf yang telah memberikan izin kepada penulis dalam

penyusunan skripsi.

2. Drs. Imam Sutardjo, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah yang telah

memberi izin dan dorongan kepada penulis.

3. Dra. Sundari, M.Hum, sebagai pembimbing pertama yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Christiana D.W. M.Hum, sebagai pembimbing kedua atas bimbingan, arahan,

dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini

5. Drs. Wakit Abdullah, M.Hum, sebagai Pembimbing Akademis atas motivasi dan

bimbingan pada masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Sastra Daerah yang telah banyak memberikan bekal

selama perkuliahan.

Page 8: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

7. Bapak Suryadi Ws, selaku pengarang cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

yang menjadi bahan kajian dalam penulisan skripsi ini, dan juga telah membantu

dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

8. Staff perpustakaan pusat dan Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret atas

pelayanannya dalam menyediakan buku-buku referensi yang diperlukan dalam

menyusun skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku yang selalu baik, mengerti, menjadi tempat berbagi baik suka

dan duka serta memberi dukungan yang membuatku bertahan dalam segala

keadaan.

12. Rekan-rekan mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2007. Terima kasih atas

kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin. Semoga kita semua berhasil dan

sukses dalam berbagai bentuk kehidupan serta tercapai segala apa yang dicita-

citakan dan diimpikan selama ini. Semua pihak yang telah memberikan dorongan

dan bantuan dalam bentuk apapun, semoga Tuhan selalu memberikan berkah dan

karunia-Nya atas segala amal kebaikan dari semua pihak yang telah diberikan

kepada penulis.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa karya ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, 09 Mei 2011

Penulis

Page 9: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

ABSTRAK ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11

E. Sistematika Penulisan ................................................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 14

A. Pendekatan Struktural .............................................................................. 14

1. Tema .................................................................................................... 16

2. Alur ...................................................................................................... 17

3. Penokohan ........................................................................................... 18

4. Latar/ setting......................................................................................... 20

5. Amanat ................................................................................................. 21

B. Pendekatan Sosiologi Sastra .................................................................... 21

Page 10: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

C. Teori Problem Sosial ................................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 26

A. Bentuk Penelitian ...................................................................................... 26

B. Sumber Data dan Data .............................................................................. 27

C. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 28

1. Teknik Analisis Struktur ...................................................................... 28

2. Teknik Wawancara .............................................................................. 28

3. Teknik Kepustakaan ............................................................................. 29

D. Teknik Analisis Data ................................................................................ 30

1. Reduksi Data ........................................................................................ 30

2. Sajian Data ........................................................................................... 31

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi ....................................................... 31

BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 33

A. Tinjauan Pengarang .................................................................................. 33

1. Riwayat Hidup Pengarang ................................................................... 33

2. Kedudukan dalam Keluarga ................................................................. 34

3. Kiprah dalam Dunia Seni dan Sastra .................................................. 36

B. Analisis Struktural Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang .......... 42

1. Tema ..................................................................................................... 42

2. Alur ...................................................................................................... 44

a. Situation .............................................................................................. 45

b. Generating Circumtances ................................................................... 46

c. Rising Action ....................................................................................... 47

d. Climax ................................................................................................. 48

e. Denoument .......................................................................................... 49

3. Penokohan ............................................................................................ 50

a. Tegar ................................................................................................... 50

Page 11: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

b. Sri Mulya ............................................................................................ 54

c. Darmaya .............................................................................................. 59

4. Latar atau Setting.................................................................................. 64

a. Latar Tempat ....................................................................................... 64

b. Latar Waktu ........................................................................................ 70

c. Latar Sosial.......................................................................................... 74

5. Amanat ................................................................................................. 76

6. Keterkaitan Antarunsur Struktural ....................................................... 77

C. Analisis Sosiologi Sastra berupa Problem-problem Sosial serta Sikap

Budaya Pengarang dalam Menanggapi Problem-probem Sosial

Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang Karya Suryadi Ws ............ 79

1. Problem Sosial bidang Agama ............................................................. 79

2. Problem Sosial bidang Ekonomi .......................................................... 92

3. Problem Sosial tentang Cinta ............................................................... 106

D. Fungsi Sosial Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

Karya Suryadi Ws Bagi Masyarakat .......................................................... 124

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 134

A. Simpulan ..................................................................................................... 134

B. Saran ............................................................................................................ 136

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 137

LAMPIRAN.................................................................................................... 139

Page 12: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR SINGKATAN

Cerbung : Cerita bersambung

RRI : Radio Republik Indonesia

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMEA : Sekolah Menengah Ekonomi Atas

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SPG : Sekolah Pendidikan Guru

SR : Sekolah Rakyat

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

TVRI : Televisi Republik Indonesia

UGM : Universitas Gadjah Mada

Ws : Warnasukardja

Page 13: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sinopsis Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

Karya Suryadi Ws.

Lampiran 2 : Surat Ijin Wawancara.

Lampiran 3 : Hasil Wawancara dengan narasumber yaitu Suryadi Ws.

Page 14: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

ABSTRAK

Lilis Karmiati. C 0107030. Problem-problem Sosial dalam Cerbung Sing Kendhang

lan Sing Ngandhang Karya Suryadi Ws. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana unsur

struktural berupa tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat dalam cerbung Sing

Kendhang lan Sing Ngandhang ? (2) Bagaimana problem-problem sosial berupa

agama, ekonomi dan percintaan serta sikap budaya pengarang menanggapi problem

sosial dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang ? (3) Bagaimana fungsi

sosial cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang bagi masyarakat?.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan unsur struktural berupa tema,

alur, penokohan, latar/ setting dan amanat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang. (2) Mendeskripsikan problem-problem sosial berupa agama, ekonomi dan

percintaan serta sikap budaya pengarang menanggapi problem sosial dalam cerbung

Sing Kendhang lan Sing Ngandhang. (3) Mendeskripsikan fungsi sosial cerbung Sing

Kendhang lan Sing Ngandhang bagi masyarakat.

Manfaat penelitian ini adalah (1) Manfaat teoretis yaitu dapat menambah

wawasan teori sastra terutama yang terkait dengan teori sosiologi sastra. (2) Manfaat

praktis yaitu dapat dijadikan masukan bagi masyarakat utamanya pembaca terkait

dengan aspek agama, ekonomi dan cinta. Pembahasan aspek agama agar dapat

memperkuat keimanan, aspek ekonomi dapat memberi solusi dalam memecahkan

masalah pengangguran serta aspek percintaan dalam kaitannya mempertahankan cinta

yang tulus. Hasil penelitian ini dapat pula dijadikan bahan refleksi bagi masyarakat

tentang dinamika kehidupan sosial. Selain itu, hasil penelitian agar dapat dijadikan

bahan untuk penelitian selanjutnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sastra.

Sumber data primer berupa naskah/ teks cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang,

sedangkan sumber data sekunder adalah pengarang yaitu Suryadi Ws. Data primer

berupa data-data struktur yaitu tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat serta

data sosiologi berupa problem-problem sosial yaitu agama, ekonomi dan percintaan

yang terdapat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang. Data sekunder

berupa informasi yang didapat dari buku-buku referensi yang relevan. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik analisis struktur, teknik wawancara dan teknik

kepustakaan. Teknik analisis data meliputi reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan/ verifikasi.

Page 15: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan: (1) Ditinjau dari segi struktural,

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws menunjukkan adanya

hubungan saling kait mengkait antar unsur dan membentuk satu kesatuan yang utuh

meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat yang memberi makna utuh

dan lengkap. Tema mempunyai kaitan dengan unsur amanat, unsur alur mempunyai

kaitan dengan unsur penokohan dan unsur penokohan terkait dengan unsur latar/

setting. (2). Dari segi sosiologi sastra, cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

karya Suryadi Ws menampilkan problem-problem sosial yang dominan di antaranya

adalah masalah pada bidang agama, ekonomi dan cinta. Pada masalah bidang agama

ialah perbedaan pendapat atau pandangan terkait hukum agama Islam tentang

peternakan babi yang didirikan di lingkungan mayoritas muslim. Dalam bidang

ekonomi, masalah yang muncul berupa pengangguran. Masalah cinta yang muncul

adalah kisah perjuangan cinta sejati yang tulus dan cinta ini merupakan cinta yang tidak

memandang status sosial. Sebagai pengarang Suryadi Ws juga memberi pandangan-

pandangan mengenai problem sosial dan memberi solusi. Problem sosial adalah hal

wajar yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat karena pluralitas yang ada

sehingga rentan akan konflik. (3). Dari analisis fungsi sosial menunjukkan bahwa

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws merupakan salah satu

karya yang unik dan khas serta bernilai bobot baik. Nilai-nilai moral yang ada di

dalamnya dapat dijadikan panutan bagi masyarakat, utamanya pembaca sehingga karya

ini mempunyai fungsi sosial yang bernilai positif. Fungsi sosial juga menunjukkan

bahwa dalam masyarakat sangat rawan konflik.

Page 16: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra sebagai karya cipta pengarang menggambarkan peristiwa-

peristiwa kehidupan manusia yang dihasilkan oleh pengarang berdasar

pandangan, tafsiran, penilaian serta realitas atau kenyataan sosial yang ada

dalam masyarakat. Potret kehidupan tersebut berada dalam imajinasi

pengarang, baik yang sedang terjadi maupun yang telah terjadi. Hasil dari

imajinasi itu bisa dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Karya sastra merupakan hasil dialog dan kontemplasi serta reaksi pengarang

terhadap lingkungan sekitarnya. Lewat karya sastra manusia dapat belajar

tentang hakikat hidup dan kehidupan. Pengarang melihat dinamika dalam

masyarakat kemudian menjadikannya sebuah inspirasi dan segala problemnya

merupakan objek karya sastra. Pengarang dan anggota masyarakat tidak bisa

lepas dari problem-problem sosial. Karya sastra tidak lagi berbicara tentang

keindahan semata tetapi juga persoalan-persoalan hidup manusia, sehingga

menjadikan suatu karya lebih bermakna.

Karya sastra Jawa tidak hanya terdiri dari karya sastra lisan tetapi ada

pula karya tulis. Sastra lisan merupakan bentuk sastra yang penyebarannya

melalui lisan atau mulut ke mulut secara turun temurun. Sastra lisan contohnya

Page 17: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah folklor. Folklor sendiri terdiri dari dongeng lisan, legenda dan mitos.

Sastra tulis merupakan bentuk sastra yang menggunakan tulisan sehingga

berbentuk teks yang dikemas dalam lembaran-lembaran, episode, bab maupun

buku. Sastra tulis contohnya meliputi novel, cerkak/cerita cekak (cerpen/ cerita

pendek), geguritan/ puisi, cerita lakon/ drama dan cerbung. Cerbung

merupakan rangkaian cerita yang terbagi dalam edisi-edisi/ episode. Cerbung

biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah. Sampai saat ini majalah

berbahasa Jawa yang masih aktif adalah Panjebar Semangat, Jayabaya dan

Joko Lodhang. Cerbung sebagai salah satu jenis karya sastra tulis hasil budaya

manusia dan banyak menampilkan hal-hal yang menyangkut kehidupan

manusia. Adapula cerbung yang telah dikumpulkan atau dibukukan, sehingga

para pembaca tidak harus mengikuti secara episode tetapi bisa langsung utuh

ceritanya.

Cerita Sing Kendhang lan Sing Ngandhang juga merupakan salah satu

contoh cerbung. Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang adalah karya

dari Suryadi Ws, salah satu sastrawan Jawa. Cerbung ini dimuat dalam

majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat. Cerbung terdiri dari 17 episode,

terhitung dari edisi 1 – 17, tanggal 3 Januari 2009 – 25 April 2009. Jika

membaca sekilas judulnya, kemungkinan orang/ pembaca akan merasa

penasaran. Hal ini disebabkan dari judulnya belum serta merta dapat ditangkap

maksudnya. Kendhang artinya terlempar, sedangkan Ngandhang artinya

masuk kandang. Secara keseluruhan menjadi ‘yang terlempar dan yang masuk

Page 18: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kandang’. Apa yang terlempar dan apa yang masuk kandang belum jelas, hal

ini akan membuat pembaca merasa penasaran dan ingin membaca cerita

utuhnya dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws

menampilkan cerita yang menggambarkan masalah-masalah sosial yang

dialami oleh para tokohnya. Masalah-masalah yang dibebankan kepada para

tokoh merupakan masalah yang sering terjadi dalam masyarakat. Masalah-

masalah yang terkait dengan lingkungan masyarakat biasa disebut dengan

problem sosial. Problem sosial merupakan warna tersendiri dalam kehidupan

manusia. Hal tersebut bisa terjadi akibat berbagai faktor misalnya saja

ketidaksesuaian antara perilaku dengan norma. Problem sosial sendiri bisa

terjadi di berbagai sendi dalam masyarakat. Sendi-sendi yang sering terlihat

dilanda suatu ketidakharmonisan misalnya adalah bidang perekonomian,

percintaan dan agama.

Kehidupan bermasyarakat juga tidak bisa lepas dari adanya unsur

agama yang selalu beriringan. Agama mempunyai pengaruh sebagai motivasi

dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan

yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai

unsur kesucian serta ketaatan. Hadirnya agama akan menuntun penganutnya

menuju jalan yang benar dan sesuai norma. Agama sendiri juga berpengaruh

besar terhadap pembentukan moral seseorang. Pada umumnya semakin kuat

tingkat keimanan seseorang akan semakin baik pula moralnya. Hal ini

Page 19: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dikarenakan agama mempunyai nilai-nilai bagi kehidupan manusia baik secara

personal maupun dalam kehidupan sosial. Orang yang beragama akan terikat

pada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut

ajaran agama yang dianutnya. Permasalahan boleh dan tidak inilah yang

terlihat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws

ini. Tentu saja masalah ini menjadi bagian dari konflik sosial dalam bidang

agama atau religi.

Konflik yang berakar agama dihadapi oleh Tegar dan Darmaya.

Adapun pandangan keduanya, bisa menyebabkan masyarakat terpecah

menjadi dua kubu. Darmaya sendiri adalah calon mertua dari Tegar. Darmaya

akan mendirikan peternakan babi, tetapi Tegar tidak menyetujuinya. Tegar

merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat Islam. Bagi Tegar peternakan

babi yang didirikan Darmaya bertentangan dengan hukum atau ajaran yang

pernah ia diterima dalam menjalankan agamanya. Dalam agama Islam, babi

merupakan hal yang dilarang atau diharamkan. Tidak hanya air liur yang

menyebabkab najis tetapi dagingnya pula sangat dilarang untuk dimakan.

Tidak dihalalkan umat Islam memakan daging babi. Hal ini tertulis dengan

jelas di beberapa ayat dalam kitab umat Islam yaitu Al Qur’an, salah satunya

dalam Surat Al-Maidah ayat 3 yang dengan tegas mengharamkan babi (

Sulaiman Rasjid, 2007: 18). Dengan demikian bagi Tegar menyetujui

peternakan babi milik Darmaya sama saja membiarkan hal-hal yang sangat

dilarang agamanya berkembang dalam lingkungan masyarakatnya yang

Page 20: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

agamis. Perjuangan Tegar tidak hanya berusaha menyadarkan pemikiran

seorang Darmaya tetapi ditambah dengan anak buah Darmaya yang setia.

Sedangkan anak buah Darmaya adalah warga yang sekampung dengan Tegar

dan dianggap sebagai saudara sendiri. Untuk itu Tegar berusaha

menyelesaikan permasalahan dengan sebijaksana mungkin agar masalah tidak

semakin keruh.

Dalam cerita juga menceritakan tentang problem sosial yang berkaitan

dengan pengangguran atau lapangan pekerjaan. Kepercayaan atau agama

seseorang tentunya akan membawa penganutnya ke jalan yang benar. Bekerja

adalah salah satu bentuk ibadah. Tetapi sayangnya tidak semua orang

beruntung dan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Fenomena

pengangguran dalam masyarakat merupakan rahasia umum yang selalu

menjadi perbincangan dan tentunya banyak terjadi di masyarakat. Banyak

orang, baik yang masih sendiri maupun yang sudah berkeluarga berusaha

mempertahankan hidup dengan berbagai jalan. Tanpa berpikir panjang segala

pekerjaan diterima, terkadang bisa terjerumus dalam lubang hitam. Banyak

warga kampung yang masih menganggur, baik yang masih bujang maupun

yang sudah berumah tangga. Terjadi pertentangan pula berkaitan dengan hal

ini. Pekerjaan memang sangat dibutuhkan oleh warga kampung tetapi

sayangnya objek pekerjaan berupa babi menjadikan perbedaan karena latar

masyarakat awalnya adalah beragama Islam..

Page 21: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Hal terpenting adalah bekerja, tidak masalah jika harus mengurus babi

milik Darmaya asal mendapat penghasilan terutama bagi yang sudah berumah

tangga. Peternakan babi milik Darmaya memang bisa menyerap tenaga kerja

dalam rangka mengurangi angka pengangguran. Para pekerja bisa sedikit

memperbaiki kehidupan ekonominya setelah bekerja di peternakan. Warga

yang biasanya tidak pasti kerjanya dan penghasilannya maka bisa bekerja dan

merasakan menerima gaji setiap bulan. Ada warga yang dahulu berpakaian

lusuh menjadi lain cara berpakaiannya, bajunya berganti-ganti dan banyak

yang baru. Sedangkan warga yang dahulu cemas memikirkan kehamilan

istrinya menjadi tenang dalam menyambut kelahiran anaknya.

Atas inisiatif Tegar guna mengurangi angka pengangguran di kampung

Kauman maka dibuatlah peternakan bebek, walaupun dengan modal pinjaman

bank jika dijalankan dengan profesional pasti bisa berhasil. Tentu saja inisiatif

Tegar menemui jalan yang baik dan bisa menjadi salah satu alternatif

pemecahan. Warga kampung yang sepaham dengan Tegar mencoba potensi

usaha tersebut. Dengan kesabaran dan kegigihan usaha mereka membuahkan

hasil. Peternakan bebek ternyata tidak kalah menguntungkan dibanding babi

milik Darmaya dan tentunya bebek tidak diharamkan dalam agama mereka.

Kehidupan warga menjadi lebih sejahtera dan perekonomian mulai

berkembang.

Keberhasilan ekonomi seseorang akan mempengaruhi kehidupannya

baik kehidupan sosial maupun pribadinya. Kemapanan ekonomi membuat

Page 22: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

seseorang semakin percaya diri untuk mendapatkan kebahagiaan terutama

dalam hal cinta dan selalu berusaha membuat orang yang dicintainya hidup

tidak kekurangan. Bagi Darmaya kejayaan bidang ekonomi akan dapat

menjaga keutuhan cintanya dengan istrinya. Darmaya sangat mencintai

istrinya yaitu Sri Mulya. Sri mulya masih sangat muda dan cantik bahkan

hampir seumuran dengan anaknya yaitu Subekti. Darmaya berkeinginan

mendirikan peternakan babi dalam rangka meningkatkan penghasilannya.

Darmaya merasa takut apabila ia sudah tua dan tidak kaya maka Sri Mulya

akan meninggalkannya. Dengan menimbang berbagai kemungkinan

keuntungan dari peternakan akhirnya Darmaya mewujudkannya.

Niat baik Darmaya dalam kehidupan cintanya ternyata tidak berbuah

manis. Semakin berkembangnya peternakan tersebut malah membuat

Darmaya dan Sri Mulya sering bertengkar. Sri Mulya tidak setuju dengan

usaha suaminya walaupun sebenarnya itu ditujukan untuk mempertahankan

rumah tangganya. Pada akhirnya perceraian menjadi jalan bagi keduanya.

Pendirian peternakannya ternyata juga membuat kebahagiaan anaknya yaitu

Subekti menjadi pontang-panting. Kekasih Subekti yaitu Tegar tidak

menerima keberadaan peternakan yang bertentangan dengan ajaran agamanya

dan menggantungkan cinta serta rencana pernikahan mereka yang dulu. Tegar

sebenarnya juga tidak tega dan ingin menepati janjinya untuk menikahi

Subekti, tetapi baginya peternakan itu bagaikan dinding pemisah yang tinggi.

Sri Mulya melamarkan Tegar kepada Darmaya untuk Subekti, dengan syarat

Page 23: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

peternakan harus ditutup. Darmaya yang masih mencintai mantan istrinya juga

mengajukan syarat. Peternakan akan ditutup dan lamaran akan diterima asal

Sri Mulya kembali menjadi istrinya. Setelah persetujuan terlaksana ternyata

Subekti malah kabur dengan Sarwan karena telah hamil. Dengan demikian

rencana pernikahan gagal.

Atas gagalnya acara pinangan itu, Tegar merasa tersakiti tetapi segera

hilang rasa itu ketika dalam hatinya timbul keinginan cinta dan niat

menjadikan Sri Mulya istrinya. Dengan hati yang tulus Tegar bersedia

menerima Sri Mulya yang telah menjadi janda. Walaupun Sri Mulya sendiri

juga tidak begitu percaya pada bekas kekasihnya itu, tetapi akhirnya hatinya

luluh. Dalam hati Sri Mulya tetaplah Tegar yang ia cintai karena

pernikahannya dengan Darmaya tidak diinginkan dan hanya sebagai ungkapan

balas budi. Tegar sendiri juga merasa bersalah karena dulu tidak bisa

mempertahankan Sri Mulya. Karena rasa yang masih saling cinta itulah

mereka bersatu kembali. Hal ini juga menunjukkan sikap Tegar yang tidak

memandang status dan mencintai Sri Mulya dengan tulus dan apa adanya.

Cerbung ini dirasa menarik untuk diteliti karena gambaran tentang

fakta-fakta sosial yang terdapat di dalamnya beragam sehingga tidak terkesan

monoton isi ceritanya. Konflik-konflik tersebut tidak jarang terjadi dalam

masyarakat sekarang. Konflik keagamaan yang diangkat oleh pengarang

terbilang fenomenal karena terkait dengan kehidupan masyarakat mayoritas

Islam yang menghadapi kisruh pertentangan. Sedangkan masalah pertentangan

Page 24: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

intern umat seagama ini sendiri jarang dimunculkan oleh pengarang-

pengarang dalam karya-karya pada umumnya. Demikian pula permasalahan

ekonomi yang muncul dalam cerita juga memberi warna lain dibanding cerita

pada umumnya. Pengarang juga menampilkan kisah cinta yang tidak biasa

diangkat dalam cerita lainnya. Kisah cinta yang biasanya hanyalah berkisah

tentang pacaran antara kaum muda mudi. Tetapi dalam cerbung ini cerita cinta

yang disajikan terbilang unik dan rumit seperti paparan di atas yaitu lika-liku

perjuangan cinta sejati yang tanpa memikirkan status. Asumsi-asumsi ini

menjadi alasan kuat pengkajian objek berupa cerbung karya Suryadi Ws.

Masyarakat sendiri merupakan bagian dari lingkup sosiologi. Dalam

karya sastra pengarang menyajikan cerita yang tidak lepas pula dari unsur

masyarakat. Konflik-konflik yang muncul merupakan gejala dalam

masyarakat yang ditemukan dalam sebuah karya sastra sehingga penelitian ini

lebih tepat menggunakan analisis sosiologi sastra. Analisis akan melalui tahap

struktural terlebih dahulu sebagai upaya pembongkaran karya melalui sisi

intrinsiknya. Dari sisi intrinsiknya maka penelitian akan menuju pada analisis

sosiologi sastra, yaitu berkaitan dengan hal-hal di luar karya itu sendiri atau

analisis ekstrinsiknya. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kesalahan

penulisan pada teks/ naskah asli cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

yang masih menggunakan ejaan lama. Kesalahan ini langsung dibenahi oleh

penulis dalam kutipan saat menggunakan data-data tekstual dan teks asli yang

disertakan dalam catatan kaki pada setiap halamannya.

Page 25: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Perumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya perumusan masalah.

Perumusan masalah bertujuan agar penelitian bisa terfokus pada masalah yang

diangkat dan tidak meluas dari yang seharusnya dibahas. Perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimanakah unsur-unsur struktural yang meliputi tema, alur,

penokohan, setting/ latar dan amanat yang terdapat dalam cerita

bersambung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws?

2. Bagaimanakah problem-problem sosial yang meliputi konflik keagamaan,

ekonomi dan percintaan serta sikap budaya pengarang dalam menanggapi

problem-problem sosial yang terdapat dalam cerita bersambung Sing

Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws?

3. Bagaimanakah fungsi sosial cerita bersambung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws bagi masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hasil yang akan dicapai setelah

melakukan penelitian terhadap suatu masalah. Berdasar perumusan masalah di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah.

Page 26: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Mendeskripsikan unsur-unsur struktural yang meliputi tema, alur,

penokohan, setting/ latar dan amanat yang terdapat dalam cerita

bersambung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws.

2. Mendeskripsikan problem-problem sosial yang meliputi konflik

keagamaan, ekonomi dan percintaan serta sikap budaya pengarang dalam

menanggapi problem-problem sosial yang terdapat dalam cerita

bersambung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws.

3. Mendeskripsikan fungsi sosial dari cerita bersambung Sing Kendhang lan

Sing Ngandhang karya Suryadi Ws bagi masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian diharapkan membawa manfaat. Demikian pula

dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis

maupun praktis.

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan teori sastra

terutama yang terkait dengan teori sosiologi sastra.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi masyarakat

utamanya pembaca terkait dengan aspek keagamaan, ekonomi dan cinta.

Pembahasan tentang aspek keagamaan agar dapat memperkuat keimanan, aspek

Page 27: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ekonomi dapat memberi solusi dalam memecahkan masalah pengangguran serta

aspek percintaan dalam kaitannya mempertahankan cinta yang tulus. Hasil

penelitian ini dapat pula dijadikan bahan refleksi bagi masyarakat tentang

dinamika kehidupan sosial. Selain itu, hasil penelitian ini agar dapat dijadikan

bahan untuk penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Pemaparan sistematika penulisan diperlukan untuk memperoleh gambaran

secara menyeluruh dari sebuah penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Bab I. Bab yang berisi pendahuluan, meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II. Bab yang berisi tentang landasan teori meliputi pendekatan struktural,

pendekatan sosiologi sastra serta teori tentang problem sosial.

Bab III. Bab yang berisi tentang metode penelitian yang meliputi bentuk

penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV. Bab pembahasan yang berisi tentang deskripsi serta analisis data yang

meliputi: struktur cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi WS,

problem-problem sosial berupa konflik agama, masalah ekonomi dan masalah

Page 28: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

percintaan yang terdapat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya

Suryadi Ws serta sikap budaya pengarang terhadap problem-problem sosial tersebut

dan fungsi sosial dari cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws

bagi masyarakat.

Bab V. Bab penutup yang memuat tentang kesimpulan permasalahan yang

telah dibahas serta saran-saran. Sebagai bagian akhir adalah berupa daftar pustaka dan

lampiran.

Page 29: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI

Suatu penelitian sangat memerlukan adanya teori dan pendekatan yang

sesuai dengan objek kajian. Dengan teori dan pendekatan yang sesuai akan

mempermudah dalam membongkar permasalahan yang ada.

A. Struktural

Pendekatan struktural disebut juga pendekatan objektif, pendekatan

formal atau pendekatan analitik, yang bertolak dari asumsi dasar bahwa karya

sastra sebagai karya kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat

sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada

di luar dirinya. Bila hendak dikaji dan diteliti adalah aspek yang membangun

karya tersebut seperti tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, gaya

bahasa serta hubungan harmonis antaraspek yang mampu membuatnya

menjadi sebuah karya sastra. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik seperti penulis,

pembaca atau lingkungan sosial budaya harus dikesampingkan, karena ia tidak

punya kaitan langsung struktur karya sastra tersebut ( Atar Semi, 1993: 67).

Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum strukturalisme

adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensi oleh berbagai unsur

(pembangun)-nya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai

susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi

Page 30: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah (

Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 36). Di pihak lain, struktur karya

sastra juga menyaran pada pengertian hubungan antarunsur (intrinsik) yang

bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara

bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Secara sendiri, terisolasi dari

keseluruhannya, bahan, unsur, atau bagian-bagian tersebut tidak penting,

bahkan tidak ada artinya. Tiap bagian akan menjadi penting dan berarti setelah

ada hubungan antarunsur serta sumbangannya terhadap keseluruhan wacana

(Burhan Nurgiyantoro, 2005: 36).

Analisis struktural karya sastra fiksi dapat dilakukan dengan

mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan

antarunsur intrinsik. Pendekatan struktural tidak cukup dilakukan hanya

sekedar memahami unsur-unsur tertentu karya sastra, namun lebih penting

adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur dan sumbangan apa

yang diberikan terhadap sastra yaitu tema, amanat, penokohan, setting dan alur

memberikan sebuah gambaran bagi para pembaca (Burhan Nurgiyantoro,

2005: 37) .

Jadi pendekatan struktural merupakan suatu pendekatan yang bertolak

dari pembongkaran suatu karya satra melalui struktur intrinsiknya, dalam hal

ini meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat serta mencari

keterjalinan antarunsur tersebut.

Page 31: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1. Tema

Tema menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang terkandung

sebuah cerita ( dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 67). Dalam Burhan pula,

menurut Hartoko dan Rahmanto, bahwa tema merupakan gagasan dasar umum

yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau

perbedaan-perbedaan. Sedangkan menurut Brooks, Purser dan Warren dalam

Henry Guntur Tarigan, 1993: 125 bahwa tema dalah pandangan hidup tertentu

mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membangun dasar

gagasan utama dari suatu karya sastra. Menurut Panuti Sudjiman, 1990:50,

bahwa tema tidak lain adalah gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasar

sebuah karya sastra. Tema memberikan gambaran tentang pandangan hidup

yang dapat diperoleh setelah membaca atau memberi makna karya sastra

tersebut. Tema juga terbagi menjadi tema mayor ( makna pokok cerita yang

menjadi dasar atau gagasan dasar umum sebuah karya) dan tema minor (

makna tambahan atau makna yang terdapat pada bagian tertentu dari sebuah

cerita) ( Burhan Nurgiyantoro, 2005: 82-83).

Dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan pokok yang mendasari

sebuah cerita yang memberi gambaran kehidupan manusia yang diciptakan

oleh pengarang.

Page 32: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Alur

Alur merupakan jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai

efek tertentu. Pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal (waktu) dan

oleh hubungan kausal (sebab-akibat). Alur adalah rangkaian peristiwa yang

direka dan dijalin dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui

rumitan ke arah klimaks dan selesaian ( Sudjiman, 1990: 4). Menurut Brooks,

alur atau plot adalah struktur gerak yang terdapat dalam fiksi atau drama (

Tarigan, 1993: 126).

Stanton mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan

kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,

peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang

lain. Hal senada juga disampaikan oleh Kenny dalam Burhan Nurgiyantoro (

2005: 113) pula, bahwa plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan

dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun

peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Diperkuat lagi oleh

Forster bahwa plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai

penekanan pada adanya hubungan kausalitas.

Alur atau disebut juga plot merupakan hal yang penting dalam fiksi

terutama karya sastra yang berbentuk prosa. Menurut Mochtar Lubis tahapan

alur dibedakan menjadi lima tahapan, yaitu:

a. Tahap Situation: tahap penyituasian, tahap yang terutama berisi pelukisan

dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita.

Page 33: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Tahap Generating Circumtantes: tahap pemunculan konflik, (masalah-

masalah) dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik

dimunculkan.

c. Tahap Rising Action: tahap peningkatan konflik, konflik yang

dimunculkan pada tahap sebelumnya berkembang dan dikembangkam

kadar intensitasnya.

d. Tahap Climax: tahap klimaks, konflik dan atau pertentangan-pertentangan

yang terjadi, yang diakui dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita

mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh

tokoh utama yang berperan sebagai pelaku utama dan penderita terjadinya

konflik utama.

e. Tahap Denoument: tahap penyelasaian, konflik yang telah mencapai

klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan (dalam Tarigan,

1993: 128).

Dengan demikian alur adalah pergerakan atau urutan peristiwa yang

mempunyai hubungan kausal dalam sebuah cerita.

3. Penokohan

Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita

rekaan sehingga peristiwa itu menjalin sebuah cerita, sedangkan cara

sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (Wahyudi Siswanto, 2008:

142). Pengarang harus bisa membuat pelukisan tokoh atau penokohan dengan

sebaik mungkin untuk memberikan kesan hidup bagi para pembacanya. Tokoh

menurut Panuti Sudjiman, 1990: 79 adalah individu rekaan yang mengalami

peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.

Menurut Jones, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita ( Burhan

Nurgiyantoro, 2005: 165). Sedangkan tokoh ( character) sendiri adalah orang

Page 34: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu

seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan ( Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 165).

Menurut Mochtar Lubis, pelukisan tokoh dapat dilakukan dengan

beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

a. Physical description (melukiskan bentuk lahir dari pelakon).

b. Portrayal of throught steam or of conscious throught ( melukiskan jalan

pikiran pelakon atau apa yang terlintas dalam pikirannya).

c. Reaction to events ( melukiskan bagaimana reaksi pelakon itu terhadap

kejadian-kejadian).

d. Direct author analysis ( pengarang dengan langsung menganalisis watak

pelakon).

e. Discussion of environment ( pengarang melukiskan keadaan sekitar

pelakon. Misalnya dengan melukiskan keadaan dalam kamar pelakon,

pembaca akan dapat kesan apakah pelakon itu jorok, bersih, rajin, malas

dan sebagainya).

f. Reaction of other about/ to character ( pengarang melukiskan bagaimana

pandangan-pandangan pelakon lain dalam sebuah cerita terhadap pelakon

utama itu).

g. Conversation of other about character ( pelakon-pelakon lainnya dalam

suatu cerita memperbincangkan keadaan tokoh utama, dengan demikian

maka secara tidak langsung pembaca dapat kesan tentang segala sesuatu

yang mengenai tokoh utama itu) (dalam Tarigan, 1993: 133-134).

Dengan demikian penokohan adalah pelukisan karakter tokoh dalam

sebuah cerita fiksi dengan menggunakan berbagai cara, seperti pelukisan fisik,

ingkungan sekitar tokoh dan lain-lain.

Page 35: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Latar/ setting

Menurut Abrams, latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah

lingkungan tempat peristiwa terjadi, termasuk di dalamnya tempat atau ruang

serta waktu ( Burhan Nurgiyantoro, 2005: 216).

Setting/ latar adalah tempat terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita,

yang meliputi setting waktu, tempat dan suasana. Menurut Panuti Sudjiman

1990: 48, latar adalah segala keterangan atau informasi mengenai waktu,

ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Dijelaskan oleh

Abrams bahwa latar atau setting menyaran pada pengertian tempat, hubungan

waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan ( Burhan Nurgiyantoro, 2005: 216). Sedangkan unsur latar sendiri

meliputi latar tempat, waktu dan sosial.

a. Latar tempat, latar menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

b. Latar waktu, latar waktu berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi.

c. Latar sosial, latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi ( dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 227).

Jadi latar atau setting adalah informasi yang berkaitan tentang tempat,

waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.

Page 36: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca atau pendengar ( Panuti Sudjiman, 1990: 5), serta menurut Burhan

Nurgiyantoro, 2005: 322, amanat merupakan pesan atau sesuatu yang ingin

disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat merupakan pesan yang ingin

disampaikan pengarang melalui karyanya kepada penikmat karyanya. Amanat

akan dapat ditemukan apabila sudah membaca dan memahami suatu karya

cerita. Amanat tersebut bisa disampaikan secara implisit maupun eksplisit

melalui jalan cerita dan penokohan yang dibentuk oleh pengarang. Jadi amanat

merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui hasil karyanya.

B. Sosiologi Sastra

Sastrawan merupakan bagian dari suatu masyarakat. Sastrawan sebagai

makhluk sosial dipengaruhi oleh latar belakang sosiologinya yang berupa

struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Struktur adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur yang pokok, yaitu

kaidah-kaidah sosial ( norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-

kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh

timbal balik antara kehidupan ekonomi, politik, hukum, agama dan sebagainya

( Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Soerjono Soekanto, 2007:

20).

Page 37: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan disebut dengan sosiologi sastra ( Rachmat Joko Pradopo,

2001: 158). Sastra menampilkan kehidupan yang merupakan kenyataan sosial.

Tujuan penelitian dengan pendekatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran

yang lengkap, utuh dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara

sastrawan, karya sastra dan masyarakat.

Pendekatan sosiologi merupakan cabang penelitian sastra yang

reflektif. Penelitian ini ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan

masyarakat ( Suwardi Endraswara, 2011: 77). Sosiologi sastra adalah sastra

karya para kritikus dan sejarawan yang terutama mengungkapkan pengarang

yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, kondisi

ekonomi serta khalayak yang ditujunya ( KBBI, 2005: 958).

Pendekatan literary sociology ( sosiologi sastra) adalah pendekatan

yang bergerak dari faktor-faktor sosial yang terdapat di dalam karya sastra dan

selanjutnya digunakan untuk memahami fenomena sosial yang ada di luar teks

sastra. Pendekatan ini melihat dunia sastra atau karya sastra sebagai mayornya

dan fenomena sosial sebagai minornya ( Sangidu, 2004: 27).

Rene Wellek dan Austin Warren mengklasifikan sosiologi sastra

meliputi:

1. Sosiologi pengarang, berkaitan dengan segala sesuatu tentang pengarang

seperti jenis kelamin, umur pengarang, tempat kelahiran pengarang, status

sosial pengarang, profesi pengarang, ekonomi pengarang, agama dan

Page 38: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

keyakinan pengarang, tempat tinggal pengarang dan kesenangan

pengarang.

2. Sosiologi karya sastra, berkaitan dengan isi karya sastra, tujuan karya

sastra dan hal-hal yang tersirat dalam karya sastra dan yang berkaitan

dengan masalah sosial. Dalam hal ini sosiologi karya sastra dapat

mencakup aspek sosial, aspek adat istiadat, aspek religius, aspek etika,

aspek moral dan aspek nilai.

3. Sosiologi pembaca, berkaitan dengan masalah pembaca dan dampak sosial

karya sastra terhadap masyarakatnya ( dalam Sutejo dan Kasnadi, 2010:

59).

Dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra merupakan sebuah

pendekatan yang menekankan adanya gejala-gejala sosial yang terdapat dalam

sebuah karya sastra yang meliputi aspek sosiologi pengarang, sosiologi karya

sastra dan sosiologi pembaca atau masyarakat.

C. Problem Sosial

Problem sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam

kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan hidupnya dan kelompok

sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok dari warga-

warga kelompok sosial, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial (

Soerjono Soekanto, 2007: 358). Selanjutnya dijelaskan oleh Soerjono

Page 39: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Soekanto bahwa beberapa problem-problem yang penting di antaranya

masalah kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi

muda, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah

kependudukan, masalah lingkungan dan birokrasi ( 2007: 415).

Problem sosial sering disebut pula dengan konflik sosial. Menurut

Simmel bahwa konflik pada akhirnya akan menghancurkan tatanan sosial yang

ada. Konflik punya fungsi positif bagi stabilitas sosial dan membantu

melestarikan kelompok atau kolektivitas. Lockwood menambahkan bahwa

konflik sistem akan muncul ketika institusi-institusi tidak harmonis. Konflik

sosial bersifat antar pribadi dan muncul hanya dalam interaksi sosial ( dalam

Kamus Sosiologi, 2010: 105-106).

Soerjono Soekanto (2007: 360) mengklasifikasikan sumber dari problem

sosial secara umum menjadi empat golongan, yaitu:

1. Faktor ekonomis, antara lain termasuk kemiskinan, pengangguran,

kejahatan dan pelacuran.

2. Faktor biologis antara lain meliputi penyakit bersifat jasmani.

3. Faktor-faktor psikologis, seperti sakit syaraf, jiwa, lemah ingatan, sukar

menyesuaikan diri, bunuh diri, dan sebagainya.

4. Faktor kebudayaan seperti masalah perceraian, kenakalan anak-anak,

keagamaan dan rasial.

Page 40: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Jadi problem sosial merupakan ketidaksesuaian antarbagian dalam satu

kesatuan yang bisa menyebabkan ketidakaturan bahkan bisa menyebabkan

suatu keadaan yang merugikan.

Page 41: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian sastra. Penelitian

sastra dikarenakan objek dalam penelitian ini adalah berbentuk karya sastra.

Menurut Atar Semi, penelitian sastra adalah usaha pencarian pengetahuan dan

pemberi maknaan dengan hati-hati dan kritis secara terus menerus terhadap

masalah sastra. Penelitian sastra mempunyai objek, metode dan pendekatan

yang jelas ( 1993: 18). Metode penelitian sastra merupakan cara penelitian

dengan mempertimbangkan bentuk, isi dan sifat sastra sebagai kajiannya (

Suwardi Endraswara, 2011: 8). Tujuan dan peranan dari penelitian sastra

sendiri adalah untuk memahami makna karya sastra sedalam-dalamnya (

Pradopo dalam Suwardi Endraswara, 2011: 10). Ditambahkan lagi oleh

Suwardi bahwa yang lebih penting adalah agar penelitian mampu mengungkap

fenomena dibalik objek sastra sebagai ungkapan hidup manusia. Dengan

demikian penelitian merupakan jembatan antara penulis, teks dan pembaca (

2011: 11).

Page 42: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan

sumber data sekunder, yaitu:

1. Sumber Data Primer yaitu berupa teks atau naskah dari cerbung berjudul

Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws. Cerbung ini

dimuat dalam majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat sebagai cerita

bersambung, edisi 1 – 17, tanggal 3 Januari 2009 sampai dengan 25 April

2009, sebanyak 17 episode.

2. Sumber Data Sekunder yaitu buku-buku referensi yang relevan dengan

penelitian dan informan, dalam penelitian ini adalah pengarang cerbung

Sing Kendhang lan Sing Ngandhang yaitu Suryadi Ws.

Data meliputi data primer dan sekunder, sebagai berikut:

1. Data Primer merupakan data pokok dalam penelitian ini yaitu berupa

unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting

dan amanat serta data-data sosiologi sastra berupa problem-problem sosial

yang terdapat dalam cerita bersambung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws.

2. Data Sekunder merupakan data-data pendukung penelitian seperti

informasi yang didapat dari buku-buku referensi, hasil wawancara

pengarang yang berupa rekaman dan foto.

Page 43: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Analisis Struktur

Teknik analisis struktur digunakan untuk mengumpulkan data literer

atau data intrinsik teks cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya

Suryadi Ws. Pengumpulan data dengan analisis struktur akan menghasilkan

data kategoris yang meliputi data tema, alur, penokohan, latar/ setting dan

amanat.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, pewawancara menguraikan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut ( Lexy J.

Moleong, 2010: 186). Wawancara sendiri ada yang terstruktur dan tidak

berstruktur ( Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong, 2010: 189-190).

Wawancara merupakan suatu pertemuan tatap muka antarmanusia, khususnya

dengan tujuan membicarakan suatu pokok tertentu secara formal. Wawancara

bisa menggunakan daftar pertanyaan yaitu salah satu alat yang berguna untuk

mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada pengarang yaitu

Suryadi WS sebagai sumber data sekundernya. Wawancara dilakukan dengan

cara terstruktur, artinya penulis menyiapkan pertanyaan berupa daftar

pertanyaan. Dengan menggunakan daftar pertanyaan wawancara akan bisa

Page 44: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

meluas dan berkembang dengan sendirinya. Lokasi wawancara adalah rumah

dari pengarang yaitu Suryadi Ws yang beralamat di desa Mireng Rt/ Rw. 09/

03 Trucuk, Klaten. Alat yang digunakan berupa alat perekam manual dan

perekam digital berupa Hp. Selain wawancara juga dilakukan pengambilan

foto narasumber yang dapat digunakan sebagai bukti sekaligus dokumentasi.

3. Teknik Kepustakaan

Teknik kepustakaan merupakan salah satu teknik pengumpulan data

melalui studi pustaka. Penelitian perpustakaan ( Library Research) merupakan

penelitian yang dilakukan di kamar meja peneliti atau di ruang perpustakaan

dan peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek penelitinnya

melalui buku-buku atau alat-alat audiovisual lainnya ( Atar Semi, 1993: 8).

Menurut Gay, kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis,

penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang

berkaitan dengan masalah penelitian ( Sevilla dkk, 1993: 31). Teknik ini

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tempat

penyimpanan hasil penelitian yaitu perpustakaan ( Ratna, 2010: 196). Data-

data pustaka diperoleh dengan membaca buku-buku, artikel dan referensi lain

yang relevan dengan penelitian ini.

Page 45: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

D. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bodgan dan Biklen adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikannya, memilah-milahnya

menjadi satu satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola apa yang penting dan apa saja yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ( dalam Lexy J.

Moleong, 2010: 248). Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan

uraian dasar ( dalam Lexy J. Moleong, 2010: 280).

Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan ( Sangidu, 2004: 73).

Dalam teknik analisis data ini untuk mendukung penelitian, digunakan teknik

analisis interaktif yaitu interaksi tiga komponen utama yang meliputi reduksi

data, sajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasinya ( Miles dan Huberman

dalam HB. Sutopo, 2006: 113).

1. Reduksi data adalah merampingkan data dengan memilih data yang

dipandang penting, menyederhanakan dan mengabstraksikannya (

Sangidu, 2004: 73). Analisis data dimulai setelah mengumpulkan data-data

berupa data kategori atau data struktur yang berupa unsur intrinsik dari

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws yang

meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat. Selain dari

analisis struktur, data-data diperoleh dari teknik wawancara dengan

Page 46: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pengarang yaitu Suryadi Ws serta dengan teknik kepustakaan, dengan

mencari referensi-referensi lain dari buku, artikel dan sebagainya yang

terkait dengan permasalahan yang diangkat. Hasil dari wawancara dan

kepustakaan dijadikan sebagai data sosiologi sastra. Dari semua data yang

diperoleh maka dilakukan pemilihan data/ reduksi data yang sesuai dan

tepat, selain unsur intrinsiknya juga unsur ekstrinsik yaitu mengenai

sosiologi sastranya.

2. Sajian data adalah menyajikan data secara analitis dan sintesis dalam

bentuk uraian dari data-data yang terangkat disertai bukti-bukti tekstual

yang ada. Data yang telah terpilih dari tahap reduksi data kemudian

disajikan. Misalnya data tentang latar/ setting, dari keseluruhan dalam satu

naskah/ teks cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi

Ws, kemudian dipilih yang sesuai dan disertai bukti tekstual berupa

kutipan asli dari naskah.

3. Penarikan kesimpulan/ verifikasi adalah proses setelah pengumpulan

data, penelitian mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan

verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat pada reduksi maupun

sajian datanya. Verifikasi dan simpulan adalah mengecek kembali (

diverifikasi) pada catatan-catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan

selanjutnya membuat simpulan-simpulan sementara ( Sangidu, 2004: 74).

Penarikan kesimpulan merumuskan apa yang sudah didapatkan dari

reduksi data maupun kegiatan pengumpulan data. Proses penarikan

Page 47: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kesimpulan dilakukan setelah data-data pada tahap reduksi data dan sajian

data terkumpul dan tersusun. Penarikan kesimpulan tidak bisa sekali jadi,

jadi besar kemungkinan terjadi pengulangan proses. Misalnya dalam

penelitian terhadap objek cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

karya Suryadi Ws adalah menarik kesimpulan tentang keterkaitan

antarunsur. Menarik kesimpulan harus melihat data-data struktur berupa

tema, alur, penokohan, latar/ setting dan amanat. Setelah itu, baru menarik

kesimpulan dengan mencari hubungan antarunsur tersebut. Apabila hasil

proses ini dirasa kurang memuaskan maka bisa dilakukan pengecekan

ulang untuk memantapkan atau sekedar menambahi dan mengurangi

kesimpulan sementara.

Teknik analisis data dengan tahapan-tahapan di atas dapat

digambarkan dengan skema sebagai berikut.

Pengumpulan data

Penarikan kesimpulan/verifikasi

Penarikan data/ Reduksi data

datdata

Sajian data

Page 48: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Tinjauan Pengarang

1. Riwayat Hidup Pengarang

Nama lengkap Suryadi Ws adalah Drs. H. Suryadi Warnasukardja. Beliau lahir

di Klaten pada tanggal 01 September 1940. Nama ayahnya adalah Sukardi

Warnasukardja dan ibunya bernama Suriyem. Ia merupakan anak pertama dari empat

bersaudara dan ia adalah satu-satunya anak laki-laki dari orang tuanya. Suryadi

bertempat tinggal di desa Mireng Rt/ Rw. 09/ 03 Trucuk, Klaten. Suryadi Ws

mengenyam pendidikan dasar di SR Negeri Sabrang Lor, Trucuk lulus tahun 1953.

Melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri I Klaten dan lulus tahun 1956. Menempuh

pendidikan selanjutnya di SMA Negeri I Surakarta, lulus tahun 1959. Setelah itu

melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta tahun 1959, tetapi gagal

karena terbentur masalah ekonomi keluarganya dan melanjutkan lagi di Akademi

Penilik Kesehatan (Sanitasi) Surabaya ( sekarang menjadi STIKES Surabaya), lulus

tahun 1964 dan melanjutkan di Course of Training Methods and Teaching Techniques

di Manila, Filipina dan memperoleh gelar Master of Science (M.Sc) tahun 1965.

Riwayat pekerjaan Suryadi dimulai ketika ia menjadi pegawai di Departemen

Kesehatan Jakarta tahun 1965-1966. Setelah itu ia menjadi guru SPG/ SMEA Klaten

Page 49: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

tahun 1967-2000. Riwayat organisasinya adalah berkecimpung dalam Muhammadiyah,

sebagai Ketua Cabang Trucuk tahun 1967-1971 dan Ikatan Haji.

2. Kedudukan dalam Keluarga

Istri dari Suryadi Ws bernama Mulyati ( Hj. Mulyati). Mereka menikah pada

tanggal 25 Maret 1968. Istrinya berprofesi sebagai guru SD Sabrang Lor, Trucuk,

Klaten. Pernikahannya dikaruniai empat orang anak, dua anak laki-laki dan dua anak

perempuan. Sebenarnya Suryadi Ws mempunyai tujuh orang anak, tetapi ada tiga yang

telah meninggal dunia. Anak pertama meninggal pada usia tiga tahun karena sakit,anak

keempat meninggal saat masih bayi dan anak keenam meninggal usia dua belas tahun /

kelas IV SD karena sakit tumor otak.

Peranan Suryadi Ws dalam keluarga adalah sebagai seorang kepala keluarga,

seorang suami dan seorang ayah. Suryadi Ws merupakan sosok yang baik dan

bertanggung jawab terkait dengan peranannya dalam keluarga. Latar belakang

keluarganya yang agamis dan berlatar Jawa terbawa dalam kehidupan rumah tangga.

Beliau terbilang sukses dalam mendidik anak-anaknya. Anaknya yang pertama

bernama Bambang Wiyono, S.T dan berhasil dalam dunia wiraswasta. Anak kedua

bernama Danang Ciptadi, S.T dan menggeluti dunia usaha pula. Anak ketiga adalah dr.

Niken Ciptarini, lu lusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

dan bertugas sebagai dokter umum di Puskesmas. Anak keempat bernama Wara

Surastri dan sekarang masih menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan ( FKIP), Universitas Widya Dharma Klaten untuk jurusan bahasa Inggris.

Page 50: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Anak keempatnya juga yang kelihatannya akan meneruskan karir kesastrawanannya.

Dari pendidikan formal dan karir yang dimiliki anak-anaknya tersebut maka terlihat

bahwa beliau juga seorang ayah yang memperhatikan pendidikan formal sebagai salah

satu bekal masa depan. Beliau dan istri adalah orang tua yang berhasil karena telah

mengantar anak-anaknya pada jenjang pendidikan perguruan tinggi dan mampu mandiri

serta membuka usaha sesuai dengan minat masing-masing. Dalam menerapkan dunia

pendidikan, Suryadi Ws selalu memberikan dan menunjukkan contoh sikap yang baik

dan yang bururk, benar dan salah kepada anak-anaknya. Ia menyadari bahwa setiap

anak mempunyai sifat dan bakat imitasi, termasuk dari orang tuanya. Anak akan selalu

tutwuri pada sikap dan perilaku orang tuanya, karena orang tua adalah sentral perhatian

anak. Kesederhanaan yang diajarkannya terlihat pada diri anak-anaknya yang lebih

suka hidup sederhana. Sekalipun demikian, Suryadi Ws bukanlah sosok yang otoriter.

Ia memberi kebebasan dalam memilih dan mengambil keputusan kepada anak-anaknya.

Hal demikian agar merreka dapat mengambil langkah yang bijaksana jika akan

menentukan pilihan atau pendapatnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia keluarga mempunyai andil yang cukup besar

dan perjalanan hidupnya, baik sebagai manusia personal maupun seorang seniman.

Tentunya banyak pula kejadian-kejadian dan pengalaman hidupnya dalam keluarga

yang terbawa dalam karya-karyanya.

Page 51: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Kiprah dalam Dunia Seni dan Sastra

Kegemaran dari Suryadi Ws memang membaca sejak ia duduk dibangku SR/

SD, baik buku-buku pengetahuan maupun sekedar bacaan umum untuk menambah

wawasan. Hal ini terpengaruh oleh kebiasaan ayahnya yaitu membaca koran dan

majalah Panjebar Semangat dan kakeknya yaitu Kyai Imandikrama yang sering

mendongeng. Dari orang tua dan kakek neneknya pula ia mengenal wayang dan

tembang-tembang Jawa. Sejak kecil pula ia sudah mulai senang membaca Serat

Wulangreh, Wedhatama, dan novel-novel Jawa.

Awal kepenulisan Suryadi Ws yaitu saat duduk dikelas II SMA, karyanya

berupa cerpen yang berjudul Randha Telu dan Wadule Saba Bengi berhasil dimuat

dalam majalah Kekasihku (1958). Keseriusannya untuk ketertarikannya dalam dunia

sastra dan budaya baru dimulai pada tahun 1971. Ia mulai menulis di majalah bahasa

Jawa seperti Jaya Baya dan Panjebar Semangat serta majalah Adil dan Suara

Muhammadiyah untuk majalah berbahasa Indonesia. Tulisannya mulai mendapat

perhatian di era tahun 1970-an, karena mengikuti sayembara dan berhasil menyabet

penghargaan. Karya-karyanya yang mendapat penghargaan antara lain:

a. Bengi Iki Ana Pesta, juara III Lomba Menulis Cerpen berbahasa Jawa tahun

1971.

b. Selamat Belajar Putra Desa, juara I dalam Lomba Menulis Cerita berbahasa

Indonesia oleh Departemen Pendiddikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1978.

Cerita tersebut kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1996.

Page 52: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Penganten, juara I (novel terbaik) berbahasa Jawa dalam Lomba Mengarang

Novel yang diselenggarakan oleh Pengembangan Kebudayaan Jawa Tengah

(PKJT). Novel tersebut kemudian diterbitkan oleh Pengembangan Kebudayaan

Jawa Tengah (PKJT) tahun 1979/ 1980.

d. Menuju Pembentukan Wayang Nusantara, juara I dalam Sayembara Menulis

Karya Nonfiksi oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1980.

Karya tersebut diterbitkan oleh Tiga Serangkai Solo tahun 1981.

e. Omah Warisan, juara III dalam Lomba Penulisan Drama berbahasa Jawa oleh

Pengembangan Kebudayaan Jawa Tengah (PKJT) tahun 1980.

f. Serigala, juara harapan dalam Lomba Penulisan Novel berbahasa Indonesia oleh

Dewan Kesenian Jakarta tahun1980.

g. Anak Lanang, juara II dalam Lomba Seleksi Cerpen oleh penerbit Jaya Baya,

Surabaya tahun 1982. Cerpen ini juga meraih juara III dalam seleksi cerpen oleh

Proyek Javanologi Yogyakarta tahun 1983.

h. Nalika Takbir Kumandhang Ing Langit, juara I dalam Lomba Penulisan Cerpen

oleh Sanggar Triwida, Jawa Timur tahun 1990.

i. Pusaka, juara I dalam Lomba Penulisan Novel oleh Sanggar Triwida, Jawa Timur

tahun 1990. Novel tersebut kemudian diterbitkan oleh Sinar Wijaya, Surabaya

tahun 1993.

j. Bayi, juara III dalam Lomba Penulisan Cerpen oleh Proyek Javanologi

Yogyakarta tahun 1983.

Page 53: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Karya-karya yang ia cipatakan beragam bentuknya, baik novel, cerbung,

cerpen, tembang jawa, artikel dan mimbar agama. Tidak terhitung jumlahnya tetapi

karena keterbatasan dalam inventarisasi serta dokumentasi, maka banyak karya-karya

yang tidak terekam dalam ingatan. Hal ini disebabkan oleh tersebarnya karya-karya

tersebut dalam banyak majalah. Di bawah ini adalah sedikit data dari karya-karya

Suryadi Ws yang berhasil diinventarisasi.

a. Karya dalam bentuk novel

1) Penganten tahun 1980.

2) Pusaka tahun 1988, Penerbit Sinar Jaya Surabaya tahun 1993.

3) Sintru Oh Sintru tahun 1993.

b. Karya dalam bentuk cerpen/cerkak

1) Randha Telu, majalah Kekasihku tahun 1958.

2) Wadule Saba Bengi, majalah Kekasihku tahun 1958.

3) Bengi Iki Ana Pesta tahun 1971.

4) Anak Lanang, majalah Jaya Baya No. 23, tahun XXXVII, 07 Februari 1982.

5) Bayi, tahun 1983.

6) Laire Jabang Bayi, Jaya Baya No. 39, tahun XXXVI, 30 Mei 1982.

7) Gombalasari, Jaya Baya No. 42, tahun XXXVII, 19 Juni 1983.

8) Nalika Takbir Kumandhang Ing Langit, Jaya Baya No. 40, tahun XVI, 31 Mei

1987.

9) Ramalane Sang Pujangga, Jaya Baya No. 40, tahun XLV, 03 Juni 1990.

Page 54: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

10) Yayasan Pamekaran Kere-kere (Yamapake), Jaya Baya No. 22, tahun LV, 28

Januari 2001.

Karya-karya dalam bentuk cerkak lainnya tidak terinventarisasi dengan baik,

jelas dan lengkap. Hingga saat ini mungkin sudah sekitar 300-an cerpen yang telah

diciptakan yang diterbitkan dalam majalah Panjebar Semangat, Jaya Baya dan Jaka

Lodhang. Ada salah satu karyanya berupa kumpulan cerkak yang berjudul Morak

Marik Katerak Lindhu yang berisi kumpulan cerkak karyanya.

c. Karya dalam bentuk cerbung

1) Pusaka, diterbitkan oleh Jaya Baya, 05 Juni – 09 Oktober tahun 1988.

2) Kinosek ing Lindhu, diterbitkan oleh Jaya Baya tahun 2009.

3) Sing Kendhang lan Sing Ngandhang, diterbitkan oleh Panjebar Semangat tahun

2009.

d. Karya dalam bentuk naskah drama

1) Omah Warisan tahun 1980.

e. Karya dalam bentuk artikel

1) Rekadaya Lestari Mekarake Sastra Jawa, Jaya Baya No. 42, 17 Juni 200,

halaman 5 dan 47.

Page 55: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Karya-karya yang lain berupa tembang Jawa dan mimbar agama tidak ada

yang diinventarisasi oleh Suryadi Ws. Selain karya berbahasa Jawa, ada pula

karyanya yang berbahasa Indonesia.

1. Cerita remaja Selamat Belajar Putra Desa tahun 1978.

2. Karya nonfiksi Menuju Pembentukan Wayang Nusantara tahun 1980.

3. Novel Serigala tahun 1980.

Bentuk kiprah dalam dunia seni dari Suryadi Ws yaitu telah berhasil

menorehkan sebuah karya yang unik yaitu Wayang Sadat. Beliau adalah penemu dari

wayang jenis ini. Wayang Sadat merupakan wayang dalam bentuk Islam. Sadat

merupakan kependekan dari „Sarana Dakwah dan Tabligh‟. Ciri khas Islam sangat

ditonjolkan dalam karya ini, meliputi bentuk wayangnya, lagu tembang dan

pengiringnya, seragam pelaku pentas ( dhalang-pengrawit-penyanyi), ceritanya (

perjuangan para wali dan mubaligh menyiarkan Islam di Nusantara) dan teknik

pedalangannya ( serupa khotbah dengan alat peraga dan dijalin dalam alur cerita).

Wayang ini pernah tampil dalam Pameran Wayang Jawa Tengah dan Pekan Wayang

Nasional. Wayang ini biasa ditampilkan di stasiun televisi seperti TVRI Jakarta,

Indosiar, TVRI Yogyakarta dan Radio RRI Semarang. Wayang Sadat sudah menjadi

salah satu aset nasional. Wayang ini sudah dipajang di museum-museum Yogyakarta,

Borobudur, Semarang, Surabaya, Jakarta dan museum negeri Malaysia dan Prancis

serta menjadi salah satu koleksi para penggemar wayang di Jepang dan Jerman.

Page 56: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Karya-karya yang telah diciptakan Suryadi Ws itu menempatkannya menjadi

salah satu bagian dalam jajaran pengarang sastra Jawa yang masih aktif dan produktif.

Dalam menulis karya-karyanya, beliau tidak sembarangan atau asal-asalan. Ketika

menulis, hasil tulisannya tidak langsung jadi, tetapi melalui proses perbaikan dan

perbaikannya tidak hanya sekali kadang sampai berulang-ulang. Hal ini disebabkan

karena terkadang masih timbul rasa tidak puas dari dirinya. Baginya, menulis adalah

ekspresi gejolak jiwanya, untuk itu dalam menulis diperlukan perenungan,

penghayatan dan pencurahan hati pada tokoh-tokoh dalam cerita fiksinya. Dalam

mencari ide cerita, Suryadi Ws terkadang melakukan pengembaraan dalam usahanya

mencari ilham cerita, selain dari pengalaman dan kehidupan sehari-harinya.

Page 57: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Analisis Struktural

Analisis struktural merupakan tahap awal dalam menganalisis permasalahan

dalam sebuah karya sastra. Analisis struktural adalah pembongkaran suatu karya satra

melalui struktur intrinsiknya, dalam hal ini meliputi tema, alur, penokohan, latar/

setting dan amanat serta mencari keterjalinan antarunsur tersebut. Melalui analisis

struktural akan mempermudah analisis ekstrinsik. Analisis strukural sendiri

merupakan analisis intrinsik yang meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting dan

amanat serta mencari keterjalinan antar unsur tersebut, karena setiap unsur tidak bisa

berdiri sendiri, kelimanya merupakan satu kesatuan yang padu. Analisis struktural

dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws terinci sebagai

berikut.

1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita yang memberi

gambaran kehidupan manusia yang diciptakan oleh pengarang. Tema dimaksudkan

untuk memberitahukan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada para

pembaca. Tema yang terdapat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

karya Suryadi Ws adalah tergolong tema sosial. Hal ini disebabkan karena persoalan-

persoalan tersebut bersumber dari masyarakat pada umumnya. Berbicara mengenai

aspek keagamaan dalam kehidupan masyarakat memang tidak ada habisnya. Di satu

sisi adanya kepercayaan membuat orang atau suatu masyarakat membawa pada satu

titik kenyamanan dan berjalan secara harmonis. Di sisi lain hadirnya sebuah sistem

Page 58: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kepercayaan dan fanatisme justru membawa manusia atau suatu masyarakat menjadi

tidak harmonis dan timbul rasa ketidaknyamanan. Hadirnya ketidaknyamanan tersebut

juga menyebabkan munculnya konflik-konflik lain dalam masyarakat.

Tema lain adalah tentang cinta. Cinta memang anugerah Tuhan Yang Maha

Esa kepada hamba-Nya. Cinta juga merupakan masalah personal atau pribadi, tetapi

tidak bisa dipungkiri bahwa cinta juga merupakan bagian dari kehidupan

bermasyarakat. Ketika orang jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah, secara tidak

langsung orang yang bersangkutan memberi pengumuman kepada masyarakat dengan

acara akad nikah, resepsi atau pemberkatan. Terlebih lagi ketika cinta yang berkenaan

dengan status sosial. Dalam kenyataan masyarakat, cinta tidak memandang status dan

usia. Seorang janda mendapatkan seorang perjaka, seorang duda mendapatkan

seorang gadis dan sebagainya. Masyarakat tetap mengakui keberadaan mereka, asal

masih dalam garis norma dan kewajaran.

Aspek ekonomi juga mewarnai pula terkait dengan pengangguran.

Pengangguran masih menjadi pekerjaan yang tidak kunjung menemui penyelesaian.

Angka pengangguran yang semakin meningkat tidak dibarengi dengan ketersediaan

lapangan pekerjaan yang memadai. Terkadang jika tengah terdesak kebutuhan, hal

utama adalah bekerja agar mendapat penghasilan, walaupun terkadang pekerjaan yang

dipilih tidak sesuai aturan hukum maupun agama. Ada pula yang tetap berpegang

teguh pada patokan halal tidaknya suatu pekerjaan, dari segi aturan maupun dari segi

hukum agama.

Page 59: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Ketiga hal di atas tidak jauh berbeda dengan cerita Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws. Cerbung tersebut menceritakan kehidupan masyarakat

yang tidak lepas dari aspek keagamaan dan cinta yang selalu mewarnai. Betapa besar

pengaruh agama dalam setiap perilaku warga masyarakat. Di dalam sebuah

keharmonisan kehidupan bermasyarakat, ada saja kerikil-kerikil yang bisa

mengganggu. Perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dalam masyarakat, tetapi

ada kalanya hal tersebut menimbulkan banyak efek disisi lainnya. Demikian dengan

cinta yang disajikan. Cinta segitiga dan cinta antara seorang perjaka dengan seorang

janda tentunya masih menjadi hal yang sering terjadi dalam masyarakat. Tema dari

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws secara umum atau

tema mayornya bahwa kehidupan masyarakat sangatlah kental namun juga rentan

dengan masalah agama. Selain tema mayor, muncul pula tema minor berupa tema

cinta dan ekonomi. Kedewasaan dalam menerima perbedaan dan mencari solusi

sangat diperlukan dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Ketika solusi yang bijak

didapat maka diharapkan bisa membawa keadaan yang positif.

2. Alur

Alur adalah pergerakan atau urutan peristiwa yang mempunyai hubungan

kausal dalam sebuah cerita. Tahapan alur dari cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws adalah sebagai berikut.

Page 60: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. Tahap Situation/ penyituasian ( pengarang mulai melukiskan keadaan).

Tahap ini dimulai oleh pengarang dengan memperkenalkan para tokoh serta

latar secara garis besar. Sebagai awal diperkenalkan tokoh Kyai Saleh. Ia merupakan

sosok kakek yang berumur kira-kira 60 tahun. Ia merupakan tokoh masyarakat sekitar

serta menjadi panutan karena pengetahuan agama yang dimilikinya. Digambarkan

pula bahwa keadaan Kyai Saleh sedang merasa gelisah memikirkan masalah calon

mertua dari cucunya. Masalah tersebut terkait dengan peternakan babi dan akan

menjadi masalah serius jika memang hal tersebut menjadi kenyataan. Hal tersebut

disebabkan oleh keadaan keluarganya yang agamis.

Diperkenalkan pula tokoh Tegar yaitu cucu Kyai Saleh. Tegar adalah pemuda

desa yang gagah, berwibawa dan berpengetahuan luas karena gelar sarjana yang

disandangnya. Tegar juga merasakan kegelisahan mendengar kabar pendirian

peternakan milik calon mertuanya tersebut. Adanya kabar tersebut juga membuat

hubungannya dengan kekasihnya sedikit menjauh dan lama-lama menjadi terpisah.

Muncul pula sosok Sri Mulya. Sri Mulya adalah istri Darmaya, calon ibu mertua

Tegar. Ia masih muda, lebih muda dari pada Tegar karena memang pernikahanannya

dengan Darmaya adalah hal yang kurang diinginkan pula, hanya sekedar niat baik

membalas budi. Sri Mulya dulunya hanya sebatang kara kemudian diasuh oleh

Darmaya. Ketika istri Darmaya meninggal, Sri Mulya diperistri Darmaya karena

anaknya yaitu Subekti terlihat akrab dan Sri Mulya bisa ngemong. Pada saat itu Sri

Mulya adalah kekasih Tegar, tetapi Tegar juga tidak bisa berbuat apa-apa saat itu.

Page 61: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dengan persamaan pendapat Sri Mulya dan Tegar yang kurang setuju dengan

peternakan Darmaya membuat mereka berdua akrab kembali.

Contoh kutipan untuk bagian ini adalah sebagai berikut.

“ Kyai Saleh legog-legog ing kursine, ngadhep meja marmer yasane nalika isih

jaka udakara sewidakan taun kepungkur. ..... Kyai Saleh sing saleh iku lagi legeg

mikir perkara babi. ..... Ora piye-piye. Mung ana babagan anyar sing tuwuh

sajrone kowe lunga telung sasi iki. Darmaya ki arep gawe peternakan babi”. ( PS/

1. Hal 19).

Terjemahan:

“ Kyai Saleh termangu-mangu di kursi, menghadap meja marmer miliknya ketika

masih perjaka kira-kira enampuluh tahun yang lalu. Kyai Saleh yang saleh itu

sedang resah memikirkan perkara babi. Tidak apa-apa. Hanya ada hal baru yang

muncul selama kamu pergi tiga bulan ini. Darmaya itu akan mendirikan peternakan

babi”.

Kyai Saleh termangu-mangu di kursi, menghadap meja marmer miliknya

ketika masih perjaka kira-kira enampuluh yang lalu. Kyai Saleh yang saleh itu sedang

bingung memikirkan masalah babi. Tidak apa-apa. Hanya saja ada hal baru yang

muncul selama kamu pergi tiga bulan ini. Darmaya akan memdirikan peternakan babi.

b. Tahap Generating Circumtantes/ pemunculan konflik ( peristiwa mulai bergerak).

Peristiwa mulai bergerak ketika Tegar menemui kekasihnya yaitu Subekti

yang mengiyakan kabar pendirian peternakan ayahnya. Sri Mulya sendiri juga

Page 62: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menaruh harapan pada Tegar agar bisa menyelesaikan masalah ini secara bijak.

Setelah Tegar menemui Darmaya, keduanya beradu pendapat mengenai peternakan

tersebut. Mereka saling mempertahankan pendapat dan masing-masing memberikan

alasan yang kuat. Tegar berasal dari keluarga yang agamis, untuk itu Darmaya tetap

berpesan agar adanya peternakan tidak mempengaruhi hubungan Tegar dengan

Subekti, anaknya. Apapun hasilnya Darmaya lakukan tak lain untuk Subekti, anak

tunggalnya dan nantinya akan jadi milik Tegar pula jika sudah menikah. Alasan

Darmaya lainnya adalah statusnya yang sudah cukup umur dan sudah pensiun dari

jabatannya, padahal istrinya Sri Mulya masih muda dan cantik jika sampai tidak bisa

membiayai hidupnya, Darmaya takut Sri Mulya meninggalkannya. Muncul pula

Sarwan, tangan kanan Darmaya yang tidak lain adalah teman Tegar dulu. Sarwan

sendiri diam-diam menyukai Subekti dan ingin memisahkan Tegar dengan Subekti.

Tahap ini dibuktikan dengan kutipan berikut.

“ Bekti nyawang priya kekasihe iku. Batine wis nggraita wiwit biyen menawa calon

sisihane iku mesthi ora sarujuk anane babi ing omahe bapakne”. ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Bekti memandang pria kekasihnya itu. Batinnya sudah menduga dari dulu jika

calon pendampingnya itu pasti tidak setuju adanya babi di rumah bapaknya”.

c. Tahap Rising Action ( Keadaan mulai Memuncak).

Pada tahap ini dapat digambarkan ketika Darmaya tetap kokoh dengan

pendiriannya untuk membuat peternakan. Darmaya mendirikan peternakan tersebut

Page 63: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dan lama-lama menjadi besar dan berkembang. Subekti sendiri tidak jelas nasib

cintanya dengan Tegar karena Tegar tinggal di proyek perkebunan jamunya di

Prambanan. Sedangkan Sri Mulya mulai tidak betah tinggal di rumahnya. Toko dan

salonnya menjadi sepi karena pelanggannya kabur oleh bau tidak sedap dari

peternakan suaminya. Sarwan tetap mencari-cari celah agar dapat merebut Subekti

dari Tegar. Pembuktian untuk tahap ini adalah sebagai berikut.

“Subekti nyawang priya kekasihe, kebak panelangsa. “ Kapan? ” pitakone kanthi

swara lirih kumresek. “ Sawanci-wanci, waton sarat sing dakkandhakake wujud”.

“ Yen Bapak wis ora ngingu babi?”. “ Iya”. ( PS/ 7. Hal 20).

Terjemahan:

Subekti memandang pria kekasihnya, penuh kesedihan. Kapan? Pertanyaannya

dengan suara pelan berbisik. Sewaktu-waktu, asal syarat yang saya ajukan

terlaksana. Kalau Bapak sudah tidak memelihara babi?. Iya.

d. Tahap Climax (Keadaan mencapai Klimaks)

Cerita mencapai klimaks ketika Sri Mulya meminta cerai pada Darmaya. Sri

Mulya menyusul Tegar dan menempati rumah Tegar yang kosong. Darmaya ingin

membuktikan keberhasilan peternakannya dengan membangun sarana-sarana desa

tetapi banyak warga yang kurang setuju. Terlebih saat kiriman material Darmaya

untuk pembangunan masjid ditolak mentah-mentah oleh Kyai Saleh dan warga.

Subekti termakan kabar bohong dari Sarwan bahwa Sri Mulya dan Tegar tinggal satu

rumah. Saat menyusul ke Prambanan Subekti melihat Tegar dan Sri Mulya berfoto

Page 64: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

tanpa menanyakan maksud acara tersebut. Setelah merasa tertipu oleh Tegar, Subekti

malah melakukan hal-hal yang senonoh dengan Sarwan dan sampai berkali-kali

sampai akhirnya hamil. Sri Mulya ingin melamarkan Tegar kepada Subekti sebagai

tanda bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa. Tahap ini dibuktikan melalui salah

satu kutipan berikut.

“ Subekti dadi bingung ing jero kamare, jalaran wedi karo wayangane dhewe.

Wedi yen wewadine karo Sarwan bakal dingerteni Tegar”. ( PS/ 13. Hal 19).

Terjemahan:

Subekti menjadi bingung di kamar, dikarenakan takut dengan gambaran dirinya

sendiri. Takut jika aib dengan Sarwan akan diketahui Tegar.

e. Tahap Denoument ( tahap penyelasaian/ pengarang memberi penyelesaian dari

semua permasalahan).

Akhir dari permasalahan yang muncul adalah Subekti merasa menyesal telah

termakan kabar bohong yang disebarkan oleh Sarwan. Tegar pun urung melamar

Subekti karena perubahan sikap yang dimiliki Subekti. Subekti memutuskan untuk

meninggalkan rumah dan pergi ke Bali bersama Sarwan untuk menebus kesalahannya

serta menjaga nama baik keluarganya. Darmaya merasa kaget karena ditinggal oleh

anak semata wayangnya dan berniat menyusulnya. Sedangkan peternakan miliknya

ditutup. Sri Mulya melamarkan Tegar dan menerima sarat dari Darmaya untuk

menjadi istrinya lagi tetapi karena Darmaya bersikap tidak sopan maka perjanjian

dibatalkan. Sri Mulya meminta maaf pada Tegar karena tidak bisa menjadi wakilnya

Page 65: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dan Tegar juga mengatakan bahwa ia tidak ingin lagi melamar Subekti karena ia telah

berubah. Tanpa beban lagi keduanya menjadi orang yang bebas dan Tegar

memutuskan untuk meminang Sri Mulya dan Sri Mulya menerimanya. Bukti kutipan

tahap ini adalah sebagai berikut.

“ Aku ngerti, awit mau bangun Sarwan nemoni aku, nyritakake kabeh lelakone. .....

Kanggo ngreksa jenenge kulawarga, bocah loro iku padha darbe tekad sumingkir

adoh”. ( PS/ 16. Hal 20).

Terjemahan:

Aku tahu, karena tadi pagi-pagi Sarwan menemuiku, menceritakan semua

perbuatannya. Untuk menjaga nama baik keluarga, dua anak itu mempunyai

kemauan menyingkir jauh.

3. Penokohan

a. Tegar

Tegar merupakan tokoh utama dan protagonis dalam cerita Sing Kendhang

lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini. Tokoh protagonis adalah tokoh yang

dikagumi, tokoh yang merupakan pengejawentahan norma-norma, nilai-nilai, yang

ideal bagi kita ( Altenberd dan Lewis dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 178). Tokoh

protagonis adalah tokoh yang mempunyai perangai baik. Dari Physical description

(melukiskan bentuk lahir dari pelakon) dan Direct author analysis ( pengarang dengan

langsung menganalisis watak pelakon) Tegar adalah pemuda yang gagah perkasa,

berwibawa, baik hati dan berwawasan luas serta berpendidikan. Tegar berusia kira-

Page 66: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kira 20 – 30 tahun. Ia juga pemuda yang religius, berbeda dengan pemuda pada

umunya, ia tidak terbawa arus pergaulan dan tetap teguh memegang ajaran-ajaran

agamanya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Gagah prakosa blegering awake, dhasar santosa atine, tur jembar wawasane.

Insinyur. Tegese wong pinter. Nanging tetep kenceng ngugemi piwulang agama

sing ditandur Kyai Saleh ing atine wiwit bocah iku isih cilik. Manut penemune, ya

bocah enom kaya ngono iku kang dibutuhake bebrayan ing jaman iki.” ( PS/ 1.

Hal 19).

Terjemahan:

“ Gagah perkasa bentuk tubuhnya, dasar baik hatinya, dan lagi luas wawasannya.

Sarjana. Artinya orang pandai. Tapi tetap teguh memegang ajaran agama yang

ditanam Kyai Saleh di hatinya sejak anak itu masih kecil. Menurutnya, ya anak

muda seperti itu yang dibutuhkan kehidupan di jaman sekarang.”

Tegar adalah pemuda berpendidikan dan disegani serta dihormati pemuda di

kampungnya. Tokoh lain memandang sosok Tegar adalah orang yang patut

diperhitungkan pemikirannya, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka

sewajarnya bila pengetahuannya lebih luas dibandingkan orang yang lebih rendah

pendidikannya. Di sinilah perbedaan status sosial Tegar dibanding pemuda lainnya.

Dari percakapan tokoh lain ( Conversation of other about character) maka dapat

diketahui hal tersebut. Pembuktiannya adalah dalam kutipan sebagai berikut.

“Calon mantu. Bener”. Saure Bakri. “ Nanging Mas1 Tegar iku wong pinter, bisa

milah-milahake endi kang bener lan luput”. ( PS/ 4. Hal 20).

1 mas. Apabila diikuti nama orang huruf pertama menggunakan kapital.

Page 67: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Terjemahan:

“ Calon menantu. Benar”. Jawab Bakri. “ Tetapi Mas Tegar itu orang pandai, bisa

membeda-bedakan mana yang benar dan salah”.

Reaction of other about/ to character (pandangan tokoh lain terhadap tokoh

utama) terhadap Tegar terlihat dari pandangan Sri Mulya. Melalui pandangan Sri

Mulya dapat terlihat bahwa Tegar selain sosok yang pandai juga orang yang terbuka

terhadap semua permasalahan, termasuk Tegar juga mau menjadi tempat berbagi

masalah dan mencari solusi. Hal ini tentunya sesuai dengan tingkat pendidikan dan

wawasan Tegar yang luas sehingga tidak berpikiran sempit. Dapat dibuktikan dengan

kutipan berikut.

“ Suwe-suwe tuwuh tekade Sri Mulya, rumangsa ora ana wong kang ditoleh-toleh

diwaduli, kajaba mung Tegar. Salawase iki dheweke bisa ngrasakake yen jaka

calon mantune kuwalon iku tansah ngeblak tinarbuka ing samubarang 2 perkara,

tanpa ana rasa rikuh pakewuh.” ( PS/ 7. Hal 19).

Terjemahan:

“ Lama-lama tumbuh tekad Sri Mulya, merasa tidak ada orang yang pantas untuk

diajak mengadu, selain hanya Tegar. Selama ini dirinya bisa merasakan kalau

perjaka calon menantu tiri itu selalu terbuka terhadap semua masalah, tanpa ada

rasa sungkan.”

2 samu-barang. Tidak memakai tanda (-) karena merupakan satu kata.

Page 68: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Penggambaran penokohan Tegar juga bisa dilihat dari Reaction to events

(reaksi tokoh terhadap kejadian-kejadian) dan Portrayal of throught steam or of

conscious throught ( melukiskan jalan pikiran pelakon atau apa yang terlintas dalam

pikirannya). Dari reaksi yang diutarakannya terhadap permasalahan babi milik

Darmaya, terlihat bahwa Tegar memang sosok yang pandai, berwawasan luas sesuai

dengan jenjang pendidikannya, bijaksana dan tidak mudah tersulut emosi. Tegar

menganalisa terlebih dahulu permasalahan yang ada, kemudian mencari solusi yang

tepat dan sesuai agar semua kondusif. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut.

“.....Mbah. Yen lekase Pak3 Darmaya iku dianggep pepalang, adile ya mung kudu

diputung disingkirake. Upamane ngono, kiraku ora bakal becik kedadeyane, malah

bisa ngambra-ambra, kurang begjane bisa nggawa reribed tumprap awake dhewe

iki”. “..... Lekase Pak Darmaya iku ora dakanggep4 pepalang, nanging tantangan

tumprap Islam. Lan tantangan iku adile ya mung kudu ditandhingi”. .....“Uwis

Mbah. Sajrone setaun njingglengi perkara iki, akhire aku wis nemu cara kanggo

nandhingi tantangan kang tuwuh saka pakartine Pak Darmaya. Nyuwun

pangestune simbah wae, muga-muga pener anggonku metung”. ( PS/ 4. Hal 43).

Terjemahan:

“ Kek, kalau niat Pak Darmaya itu dianggap halangan, adilnya ya harus

dihilangkan disingkirkan. Seumpama begitu, perkiraanku tidak akan baik

kejadiannya, malah bisa kemana-mana, kalau kurang beruntung justru akan

membawa masalah untuk kita sendiri ini. Niat Pak Darmaya tidak saya anggap

penghalang tetapi tantangan terhadap umat Islam, dan tantangan itu adilnya ya

harus dilawan. Sudah Kek. Selama setahun ini memperhatikan masalah ini,

akhirnya saya sudah menemukan cara untuk menandingi tantangan yang tumbuh

oleh ulah Pak Darmaya. Mohon doa restunya Kakek saja, semoga benar

perhitunganku.”

3 pak Darmaya. Apabila diikuti dengan nama orang, huruf pertama menggunakan

kapital.

4 dak anggep. Penulisan tidak dipisah karena ( dak-) merupakan ater-ater/ awalan.

Page 69: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Sri Mulya

Sri Mulya merupakan tokoh protagonis yakni tokoh yang berperangai baik,

yang digambarkan berparas cantik, lugu, baik hati dan setia. Usianya kira-kira 27

tahun dan lebih muda dari Tegar. Hal tersebut terlihat dari Direct author analysis (

pengarang langsung menganalisis watak) yang disampaikan. Watak dianalisis dengan

keterangan dari tokoh yang bersangkutan itu sendiri tentang dirinya, seperti terlihat

dalam kutipan sebagai berikut.

“ Tegar ngguyu. Nyawang calon ibu maratuwa sing umure luwih enom tinimbang

awake iku. “ Umurmu ki pira ta, Bu?”. “Takon umur barang ki kanggo apa ta?.

Aku iki lagi pitulikur5 taun”. ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Tegar tertawa. Memandang calon ibu mertua yang umurnya lebih muda daripada

dirinya itu. “ Umur ibu berapa ta?”. “ Tanya umur segala itu buat apa ta?. Aku ini

baru dua puluh tujuh tahun”.

Watak Sri Mulya yang berbakti dan setia pada suaminya yaitu Darmaya terlihat

dari pandangan tokoh lain tentang dirinya ( Reaction of other about/ to character)

seperti pada kutipan berikut.

“ Kula kokdados ngungun, Pak. Rumaos kula Bu6 Sri Mulya menika ketingal bekti

lan setya tuhu dhateng bapak”. ( PS/ 2. Hal 43).

5 pitu likur. Penulisan dirangkai karena merupakan satu kata.

Page 70: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Terjemahan:

“ Saya kok jadi ragu, Pak. Menurut saya Bu Sri Mulya itu terlihat berbakti dan

setia kepada bapak”.

Sri Mulya sebagai seorang ibu meskipun ibu tiri, ia adalah sosok yang

bertanggung jawab pada tugasnya dan perhatian pada anaknya. Hal tersebut terlihat

dari perintah Sri Mulya terhadap Subekti, tetapi perintah itu tetap terdengar halus dan

lembut sebagaimana ibu menyayangi anaknya. Ia memanggil Subekti dengan

panggilan kasih sayang ( Ndhuk) yang biasa ibu-ibu masyarakat Jawa ucapkan untuk

anaknya, panggilannya mengesankan cinta dan keakraban. Kutipannya adalah sebagai

berikut.

“ Ndhuk, wis wengi. Ayo mlebu ngomah, ndhak masuk angin kaya wingi”. ( PS/ 3.

Hal 47).

Terjemahan:

“ Nak, sudah malam. Ayo masuk ke rumah, nanti masuk angin seperti kemarin”.

Pelukisan secara fisik (Physical description) juga digunakan oleh pengarang.

Sri Mulya adalah sosok yang cantik dan berpenampilan menarik. Pembuktian dalam

kutipan sebagai berikut.

6 bu Sri Mulya. Apabila diikuti nama orang, huruf pertama menggunakan kapital.

Page 71: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

“ Mak prinding rasane pundhak iku diusap tangan lumer. Driji kang merit kukon

lancip warna abang jambon kumlebat ing pojok mripat .....”. ( PS/ 4. Hal 43).

Terjemahan:

“ Merinding rasanya bahu itu diusap tangan yang halus. Jari yang kecil berkuku

lancip warna merah jambu bergerak-gerak di pojok mata”.

Sri Mulya adalah sosok yang cantik. Hal tersebut juga bisa terlihat dari

lingkungan kerjanya. Ia mempunyai salon kecantikan maka wajar jika ia bisa

berdandan dan berpenampilan menarik. Dengan toko dan salon yang dimilikinya

maka secara ekonomi ia lebih kaya dan terpandang di dalam masyarakatnya jika

dibanding ibu-ibu rumah tangga lainnya yang kebanyakan menganggur. Pelukisan

keadaan lingkungan sekitar ( Discussion of environment ) terlihat dalam kutipan

sebagai berikut.

“ Lor masjid let rong surup, mapan kulon dalan, ana salon kecantikan lan toko

jamu, adu arep karo pekarangan jembar pager bata darbeke Darmaya. Iku tokone

Bu7 Sri Mulya, garwane Darmaya sing angka loro.” ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Utara masjid terpaut dua gang, terletak di barat jalan, ada salon kecantikan dan

toko jamu, berhadapan dengan halaman luas berpagar batu bata milik Darmaya.

Itu toko milik Bu Sri Mulya, istri Darmaya yang kedua”.

7 bu Sri Mulya. Apabila diikuti nama orang, huruf pertama menggunakan kapital.

Page 72: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Melalui Reaction to events ( reaksi tehadap kejadian), Sri Mulya tergambar

sebagai ibu yang baik. Ia sigap dan bijak dalam menanggapi kejadian yang baru

dilihatnya. Melihat Subekti yang kesal setelah bertengkar dengan Tegar karena

rencana peternakan Darmaya, ia menasehati Subekti. Sri Mulya juga tidak

menyalahkan sepenuhnya sikap Tegar karena melihat status sosial Tegar sebagai

orang yang agamis. Terlihat dalam kutipan berikut:

“ Bener Ndhuk”, saute Sri Mulya sareh. “ Nanging kowe kudu maklum, Tegar iku

mubaligh. Perkara kuwi mesthi dadi kawigatene. Luwih-luwih mapane ana ing

tengah masyarakat Islam, tur ora adoh saka masjide Mbah Saleh.”

“ Embuh piye?. Ya kudu dirampungke sing apik ngono.” ( PS/ 1. Hal 47).

Terjemahan:

“ Benar Nak”, jawab Sri Mulya pelan. “ Tapi kamu harus maklum, Tegar itu

mubaligh. Masalah itu pasti menjadi perhatiannya. Terlebih letaknya di tengah

masyarakat Islam, dan lagi tidak jauh dari masjid Mbah Saleh”.

“ Tidak tahu bagaimana?. Ya harus diselesaikan dengan baik.”

Portrayal of throught steam or of conscious throught ( pelukisan dengan jalan

pikiran) dari tokoh Sri Mulya, memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang baik dan

tahu membalas budi. Ia sebagai anak sebatang kara dan diasuh Darmaya, ketika istri

Darmaya meninggal, ia diminta menggantikan. Sri Mulya menerima Darmaya

walaupun ibaratnya Darmaya adalah kakeknya. Hal ini semata-mata ia lakukan untuk

membalas budi atas jasa Darmaya dan keluarganya yang telah menerimanya sebagai

anggota keluarga. Kutipannya adalah sebagai berikut.

Page 73: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

“ Lha lehku ra gelem wae piye. Aku iki bocah lola, wiwit cilik diopeni,

disekolahake nganti lulus SKKA. Bareng Bu8 Darmaya seda, jebul aku dikon

nyulihi.” ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Lha cara saya tidak mau bagaimana. Aku ini anak sebatangkara, sejak kecil

dirawat, disekolahkan sampai lulus SKKA. Setelah Bu Darmaya meninggal,

ternyata aku disuruh menggantikan.”

Watak Sri Mulya yang cantik, baik dan keibuan serta bertanggung jawab juga

terlihat dari percakapan para tokoh lain tentang dirinya ( Conversation of other about

character). Kutipannya adalah sebagai berikut.

“ Aku iki wis tuwa, ngepek bocah mangka ayu. Umure mung kacek patang taunan

karo Bekti.”

“ Nyatane petungku ora mleset, dheweke bisa ngemong Bekti wiwit9 cilik, nganti

iki wis rampung kuliahe.” ( PS/ 2. Hal 43).

Terjemahan:

“ Aku ini sudah tua, memperistri orang yang cantik. Umurnya hanya terpaut

empat tahunan dengan Bekti.”

8 bu Darmaya. Apabila diikuti nama orang, huruf pertama menggunakan kapital.

9 kanthi. Lebih tepat makna untuk konteks kalimat bila menggunakan (wiwit).

Page 74: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

“ Nyatanya perhitunganku tidak meleset, dia bisa merawat Bekti sejak kecil,

sampai sekarang sudah selesai kuliahnya.”

c. Darmaya

Darmaya tergolong tokoh antagonis dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang mempunyai

perangai jahat. Ia merupakan tokoh yang menyebabkan munculnya konflik dalam

cerita. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonis secara langsung maupun

tidak langsung, bersifat fisik atau batin ( Burhan Nurgiyantoro, 2005: 179). Darmaya

merupakan seorang lelaki dewasa yang berumur kira-kira 60 tahunan, tepatnya 59

tahun. Ia telah menikah dua kali dan mempunyai seorang anak yaitu Subekti.

Pelukisan mengenai usianya terlihat dari percakapan para tokoh lain tentang dirinya (

Conversation of other about character), seperti terlihat dalam kutipan sebagai berikut.

“ Mangka Pak10

Darmaya kae wis meh sewidak ya.”

“Seket sanga”. Saute. “ nyet aku ki entuk mbahku kok. Witikna piye maneh. Wis

kebacut. Wong pacarku we ya11

ora gelem nggondheli.” ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Padahal Pak Darmaya itu sudah hampir enam puluh ya.”

“ Lima puluh sembilan”. Sahutnya. “ Memang aku ini dapat kakekku kok. Habis

mau bagaimana lagi. Sudah terlanjur. Pacarku saja tidak mau mempertahankan.”

10

pak Darmaya. Apabila diikuti nama orang, huruf pertama menggunakan kapital.

11 yo. Penulisan yang tepat dengan ejaan bahasa Jawa menggunakan (a).

Page 75: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari kutipan di atas, juga dapat diketahui penggambaran fisik (Physical

description) Darmaya. Ia adalah sosok lelaki normal yang sudah terlihat tanda-tanda

kematangan usianya, misalnya dengan tumbuhnya uban. Di umur seperti itu sudah

pantasnya Darmaya disebut kakek dan mempunyai cucu. Watak Darmaya yang lain

adalah ia mudah tersinggung. Ia merasa pendapat dan keputusannya adalah benar

tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Hal ini terlihat dari Direct author analysis (

pengarang langsung menganalisis watak) tokoh tersebut. Pengarang langsung

menjelaskan dari uraian mengenai salah satu watak buruk Darmaya. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan kutipan berikut.

“ Darmaya ora enggal nanggapi ature Tegar iku. Malah mbuwang ulat menyang

tembok sisih kiwa. Nanging kawistara mripate mencereng pratandha kenyunyuk

atine. Let sauntara lagi dheweke muwus, semu sugal swarane .....”. ( PS/ 2. Hal

19).

Terjemahan:

“ Darmaya tidak segera menanggapi perkataan Tegar itu. Malah membuang muka

ke tembok sebelah kiri. Tetapi sekilas terlihat matanya melotot pertanda tertusuk

hatinya. Selang beberapa saat baru ia menjawab, agak sengal suaranya”.

Melalui penggambaran lingkungan sekitar ( Discussion of environment ),

dapat diketahui Darmaya adalah orang yang kaya dan terpandang dalam masyarakat.

Rumahnya besar dan halamannya luas berpagar tembok yang jarang dimiliki oleh

Page 76: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

warga kampung pada umunya. Faktor inilah yang membuat ia berbuat sesuka hatinya

demi keberhasilan untuknya tanpa memikirkan orang lain. Kutipannya sebagai

berikut.

“Lor masjid let rong surup, mapan kulon dalan, ana salon kecantikan lan toko

jamu, adu arep karo pekarangan jembar pager bata darbeke Darmaya. Iku tokone

Bu Sri Mulya, garwane Darmaya sing angka loro.” ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Utara masjid terpaut dua gang, terletak di barat jalan, ada salon kecantikan dan

toko jamu, berhadapan dengan halaman luas berpagar batu bata milik Darmaya.

Itu toko milik Bu Sri Mulya, istri Darmaya yang kedua”.

Darmaya mempunyai watak yang sombong, selalu membanggakan apa yang

telah ia miliki. Ia cenderung acuh terhadap pendapat dan kepentingan orang lain

terlebih jika tidak menguntungkan dirinya. Hal ini terlihat dari Portrayal of throught

steam or of conscious throught ( pelukisan dengan jalan pikiran) yang pengarang

lukiskan dalam cerita. Pembuktiannya dalam kutipan sebagai berikut.

“ Pancen aku iki wong bodho, Tegar. Luwih-luwih babagan agama, aku dudu

weton pondhok. Nanging elek-elek aku iki tau dipercaya dadi bapakne wong

sakawedanan. Wacanku sadhabreg sing gegayutan karo wawasan kang luwih

jembar ngenani ajaran Islam”. ( PS/ 2. Hal 19).

Page 77: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Terjemahan:

“ Memang aku ini orang bodoh, Tegar. Lebih-lebih bab agama, aku bukan lulusan

pondok. Tapi jelek-jelek aku ini pernah dipercaya menjadi pemimpin orang

sekecamatan. Bacaanku setumpuk yang berkaitan dengan wawasan yang lebih

luas tentang ajaran Islam.”

Melalui Reaction to events ( reaksi tehadap kejadian), Darmaya tergambar

sebagai sosok yang mudah marah, mudah tersinggung, tidak bisa berpikir panjang dan

kurang bijak dalam menghadapi suatu kejadian. Ketika keinginannya untuk

memperbaiki masjid ditolak warga, ia marah-marah dan termakan emosi. Ucapannya

tidak terkendali. Sebagai seorang yang berpangkat seharusnya ia bisa lebih dingin

dalam menangani kejadian tersebut. Kutipanya adalah sebagai berikut.

“ Kowe bregejil-bregejil arep wani kementhus karo aku. Pangkatmu apa he, Le?”

( PS/ 6. Hal 42).

“ Sing pener piye? Lan sing bener piye Le, pakdhemu iki wulangen.”

“ Kowe kabeh daktudhing12

ngalang-alangi lakuning pembangunan, ngrendheti

kemajuan. Pikiranmu cupet ora bisa mikir sing bener. Ya wong-wong kaya kowe

iki sing tansah gawe kisruh ing negara kita iki.”

“ Piye?” Darmaya mentheleng nyawang Pranata sing methentheng ing ngarepe.

“ Dadi dakrewangi kurban ora sethithik ki malah kok anggep ngrusak? Setan.” (

PS/ 6. Hal 43).

Terjemahan:

“ Kamu bocah-bocah mau berani bergaya dengan aku. Pangkatmu apa, Nak?”.

“ Yang sesuai bagaimana? Dan yang benar bagaimana Nak, ajari pakdemu ini.”

12

dak. Penulisan dirangkaikan karena ( dak-) merupakan ater-ater/ awalan.

Page 78: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

“ Kalian semua saya tuding menghalang-halangi jalannya pembangunan,

memperlambat kemajuan. Pikiranmu pendek tidak bisa berpikir yang yang benar.

Ya orang-orang seperti kalian ini yang selalu membuat kacau di negara kita ini.”

“ Bagaimana?” Darmaya melotot memandang Pranata yang berdiri di hadapannya.

“ Jadi aku berusaha berkorban yang tidak sedikit ini malah kamu anggap

merusak? Setan.

Penggambaran watak Darmaya melalui pandangan tokoh lain tentang dirinya (

Reaction of other about/ to character) terlihat dari ungkapan batin Tegar. Dari

ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa Darmaya adalah orang yang sangat egois

yaitu menganggap pendapatnya yang paling benar. Darmaya juga orang yang

emosional dan sangat kokoh dengan pendirian yang dimilikinya tidak peduli benar

atau salah dan tidak memikirkan kepentingan orang lain. Hal tersebut terlihat dari

kutipan berikut.

“ Tegar ngerti yen guneme Darmaya iku ora wewaton paugeran kang bakoh,

nanging mung wewaton panemune pribadi. Nanging Tegar uga ngerti yen

Darmaya wis wiwit rada mambu emosi. Uga ngerti maneh yen kekarepane

Darmaya wis puguh, ora cukup diadoni rembug.” ( PS/ 2. Hal 43).

Terjemahan:

“ Tegar tahu kalau pembicaraan Darmaya itu tidak berdasar pegangan yang kuat,

tapi hanya berdasar pendapatnya sendiri. Tapi Tegar juga tahu kalau Darmaya

sudah mulai tersulut emosi. Juga tahu lagi kalau kemauan Darmaya sudah kokoh,

tidak cukup dilawan dengan omongan.”

Page 79: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Latar

Latar atau setting adalah informasi yang berkaitan tentang tempat, waktu,

suasana terjadinya peristiwa dalam cerita, termasuk pula latar sosial. Menurut Abrams

bahwa latar atau setting menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar

tempat, latar menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Latar waktu, latar waktu berhubungan dengan masalah „kapan‟

terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial, latar sosial

menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial

masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi ( dalam Burhan

Nurgiyantoro, 2005: 227).

Berdasar pada uraian di atas maka penjabaran unsur-unsur latar/ setting secara

terinci adalah sebagai berikut.

a. Latar Tempat

1) Toko dan salon Sri Mulya

Toko dan salon Sri Mulya sering menjadi latar peristiwa. Di tempat ini sering

terjadi pertemuan antara Tegar, Subekti dan Sri Mulya sendiri sebagai pemiliknya.

Seperti terlihat dalam pembuktian kutipan berikut.

“ Lor masjid let rong surup, mapan ing kulon dalan, ana salon kecantikan lan

toko jamu, adu arep karo pekarangane jembar pager bata darbeke Darmaya.

Iku tokone Bu Sri Mulya, garwane Darmaya sing angka loro. Nalika Tegar

Page 80: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tekan kono, isih ana bocah wadon loro padha didandani busana kejawen.” (

PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“Utara masjid terpaut dua gang, terletak di barat jalan, ada salon kecantikan dan

toko jamu, berhadapan dengan halaman luas berpagar bata bata milik Darmaya.

Itu toko Bu Sri Mulya, istri Darmaya yang kedua. Ketika Tegar sampai sana,

masih ada dua anak perempuan sedang didandani busana kejawen.”

2) Di kursi beranda rumah Kyai Saleh/ Tegar

Di beranda rumah ini terjadi peristiwa ketika Kyai Saleh memberitahu Tegar

tentang rencana pendirian peternakan babi milik Darmaya. Terlihat dari kutipan

berikut.

“ Kyai Saleh legog-legog ing kursine, ngadhep meja marmer yasane nalika

isih jaka udakara sewidak taun kepungkur..... Mbarengi ilange esem iku, ana

bocah nom-noman njedhul saka masjid, lumaku ketebang-ketebang nyaketi

lungguhe Kyai Saleh.” ( PS/ 1. Hal 19).

Terjemahan:

“ Kyai Saleh termangu-mangu di kursi, menghadap meja marmer miliknya

ketika masih perjaka kira-kira enam puluh tahun yang lalu. Bersamaan dengan

hilangnya senyum itu, ada anak muda muncul dari masjid, berjalan mendekati

tempat duduk Kyai Saleh.”

Page 81: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3) Rumah Darmaya

Di rumah Darmaya terjadi peristiwa pertemuan Tegar dan Darmaya dalam

membicarakan wacana pendirian peternakan babi. Di tempat ini membuat konflik

yang ada semakin panas. Darmaya kokoh dengan rencananya. Terlihat dari

kutipan berikut.

“ Esuk jam sanga Tegar sida sowan Pak Darmaya.” ( PS/ 2. Hal 19).

Terjemahan:

“ Pagi jam sembilan Tegar sungguh-sungguh menghadap Pak Darmaya.”

4) Kamar tidur Darmaya

Di tempat ini terjadi peristiwa pertengkaran antara Darmaya dengan Sri Mulya.

Sri Mulya mengeluhkan keadaan tokonya yang semakin terancam akibat

peternakan milik Darmaya. Tetapi Darmaya tidak dapat menahan emosi dan

terjadilah pertengkaran yang menjadi. Terlihat dalam kutipan berikut.

“ Cukup!” sentake Darmaya saya seru. Tangane nggebrag kasur sing

diklekari.” ( PS/ 5. Hal 43).

Terjemahan:

“ Cukup!” gertakan Darmaya semakin keras. Tangannya menggebrak kasur

yang dibaringinya.”

Page 82: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

5) Halaman masjid

Di halaman masjid ini menjadi latar tempat terjadinya peristiwa perdebatan antara

Darmaya melawan warga seperti Pranata, Bakri, Samin serta kyai Saleh.

Penolakan kiriman material untuk pembanguna dari Darmaya oleh warga

membuat pertengkaran hebat. Latar tersebut terbukti dengan kutipan sebagai

berikut.

“ Jam sanga kliwat, ana mobil gundhul Daihatsu nggereng mlebu plataran

masjid.” ( PS/ 6. Hal 42).

Terjemahan:

“ Pukul sembilan lebih, ada mobil pick up Daihatsu masuk halaman masjid.”

6) Kebun jamu milik Tegar di desa Kebon Dalem

Terjadi peristiwa pertemuan antara Tegar dan Subekti, membicarakan tentang

masa depan hubngan mereka dan tidak menemui titik terang. Di tempat ini juga

terjadi pertemuan antara Tegar dan Sri Mulya, membicarakan tentang perpisahan

Sri Mulya dengan Darmaya dan meminta tolong pada Tegar untuk mencarikan

tempat tinggal baru untuk dijadikan toko dan salon baru. Pembuktiannya adalah

sebagai berikut.

“ Ing wetan dhukuh Sentul klebu wewengkon desa Kebon Dalem, kebon

jamune Tegar gumelar ngalor-ngidul sauruting kali cilik kang mili

gumlindhing.” ( PS/ 7. Hal 19).

Page 83: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Terjemahan:

“ Di timur dukuh Sentul termasuk wilayah desa Kebon Dalem, kebun jamu

milik Tegar terbentang ke utara-selatan searah sungai kecil yang mengalir

deras.”

7) Rumah Kyai Saleh

Di tempat ini terjadi peristiwa pertemuan antara warga yang dipimpin oleh Tegar.

Pertemuan dimaksudkan untuk membahas penanggulangan pengangguran di

kampung. Terlihat seperti dalam kutipan berikut.

“ Kaya kang wis dijanji dening Tegar, ing dina malem Jum’at wong-wong

padha nglumpuk ing daleme Kyai13

Saleh. Ana wong rong puluh kang teka ing

kono kalebu Parjan tetela melu teka, ndadekake cingake sawatara wong kang

teka.” ( PS/ 8. Hal 19).

Terjemahan:

“ Seperti yang sudah dijanjikan oleh Tegar, di malam Jum‟at orang-orang

berkumpul di rumah Kyai Saleh. Ada dua puluh orang yang datang di sana

ternyata Parjan juga ikut datang, membuat terkejut sebagian orang yang

datang.”

13

kyai. Apabila diikuti dengan nama orang, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital.

Page 84: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

8) Masjid

Masjid menjadi tempat bertemunya para warga ketika sedang melaksanakan

ibadah. Begitu pula Sri Mulya menjadi sering ke masjid semenjak berpisah

dengan Darmaya. Latar masjid tergambar dari kutipan berikut.

“ Swara adzan ing masjid sore iku ngundang umat nglumpuk ing masjid.” (

PS/ 12.hal 19).

Terjemahan:

“ Suara adzan di masjid sore itu mengundang umat berkumpul di masjid.”

9) Gubuk kebun jamu Tegar.

Tegar menempati gubuk di perkebunan jamunya. Tegar banyak menghabiskan

waktu di tempat itu, sehingga banyak peristiwa yang bersangkutan dengan Tegar

terjadi. Misalnya ketika para pemuda seperti Bakri dan Pranata mengnjungi Tegar

dan membicarakan hal-hal yang penting pula ataupun hanya sekedar mampir. Hal

itu terlihat dari kutipan berikut.

“ Tetela bocah-bocah ora enggal bali ngetan, malah pada nglumpuk ing

gubug kebon jamu. Pada wedang-wedangan jahe wangi racikane Sri Mulya.”

( PS/ 13. Hal 19).

Terjemahan:

“ Ternyata anak-anak tidak segera pulang ke timur, tetapi berkumpul di gubuk

kebun jamu. Bersama minum-minuman jahe wangi buatan Sri Mulya.”

Page 85: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

10) Kamar Salon Dhenok milik Sri Mulya.

Semenjak berpisah dengan Darmaya, Sri Mulya tinggal di Prambanan dan cukup

dekat dengan perkebunan Tegar. Sri Mulya membuka salon sebagai usahanya.

Salah satu peristiwa penting yang terjadi adalah saat Tegar menyatakan

keinginannya untuk meminang Sri Mulya dan akhirnya Sri Mulya menerima

Tegar. Tegar pun juga bersedia menerima Sri Mulya tanpa memandang status dan

dengan tulus menyayanginya. Penggunaan latar itu terlihat dari kutipan berikut.

“ Lan ing jero kamar salon Dhenok, Sri Mulya isih kenceng ngrangkul

bangkekan. Nanging tangise wis ora sesenggrukan, mung kala-kala

kamisesegen.” ( PS/ 17. Hal 46).

Terjemahan:

“ Dan di dalam ruang salon Dhenok, Sri Mulya masih kencang memeluk

pinggang. Tapi tangisnya sudah tidak terisak, hanya sesekali sesenggukan”.

b. Latar Waktu

1) Malam hari pukul tujuh lebih.

Latar waktu disampaikan oleh pengarang untuk menunjukkan suatu peristiwa atau

kegiatan. Dalam masyarakat ketika malam hari sekitar pukul tujuh masih

merupakan batas wajar untuk bertamu ke tempat orang. Hal ini dilakukan Tegar

dalam cerita ketika bertamu ke salon Sri Mulya untuk bersilaturahmi dengan Sri

Mulya dan Subekti. Penggambarannya terlihat sebagai berikut.

Page 86: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

“ Bocah loro banjur digawa becak sing nunggu ing pinggir dalan. Sajake iku

langganan kang pungkasan ing dina iku. Dhasar pancen wis jam pitu kliwat.

Adate wis tutup. Iki mau akeh bocah teka ing salon kono awit ana manten ing

kampung kidul kana. Sri Mulya nyaketi dhayohe sing biyen tilas kekasihe iku

ing ruwangan tengah.” ( PS/ 1. Hal 20).

Terjemahan:

“ Dua anak lalu dibawa becak yang menunggu di pinggir jalan. Sepertinya itu

pelanggan yang terakhir di hari itu. Memang dasarnya sudah jam tujuh lebih.

Biasanya sudah tutup. Ini tadi banyak anak yang datang ke sana karena ada

pengantin di kampung selatan sana. Sri Mulya menemui tamunya yang dulu

bekas kekasihnya itu di ruang tengah.”

2) Pagi hari pukul sembilan.

Latar waktu ini digambarkan jela oleh pengarang dalam cerita. Menceritakan

peristiwa ketika Tegar menemui Darmaya untuk membicarakan mengenai

pendirian peternakan babi. Hal ini terlihat dari kutipan berikut.

“ Esuk jam sanga Tegar sida sowan Pak Darmaya.” ( PS/ 2. Hal 19).

Terjemahan:

“ Pagi jam sembilan Tegar sungguh-sungguh menemui Pak Darmaya.”

3) Sore hari.

Latar waktu ini digambarkan oleh pengarang secara abstrak, memberitahukan

kebiasaan penduduk beribadah di masjid. Pembuktiannya dapat dilihat dalam

kutipan di bawah ini.

“ Kaya sore iku. Metu salat asar saka masjid lumaku gleyah-gleyah marani

omahe Sukir.” ( PS/ 3. Hal 19).

Page 87: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Terjemahan:

“ Seperti sore itu. Keluar sholat ashar dari masjid berjalan mendatangi rumah

Sukir.”

4) Pagi hari

Latar pagi hari ditampilkan lagi oleh pengarang. Latar disampaikan secara abstrak,

tidak langsung waktunya tetapi melalui ciri-ciri yang umumnya hanya di pagi hari.

Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.

“ Tetes-tetesing bun esuk kang pating pletik ing ngliring godhong, ketaman

soroting srengenge kang nedheng rumambat kuwunging langit sisih wetan,

temah katon pating kretep kaya inten sayuta sumebar warata.” ( PS/ 7. Hal

19).

Terjemahan:

“ Tetes-tetes embun pagi yang jatuh di ujung daun, bercampur sorot matahari

yang sedang merambat ke tengah langit sebelah timur, sehingga terlihat

berkilau seperti sejuta intan tersebar merata.”

5) Siang hari

Latar siang hari juga ditampilkan dalam cerita oleh pengarang. Waktu siang hari

yang ditunjukkan tidak jelas kapan tepatnya. Hal ini terlihat dalam kutipan sebagai

berikut.

Page 88: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

“ Awan iku Sri Mulya nggawa ati sumeleh. Sedyane luwih mantep, kepengin

mandhiri.” ( PS/ 7. Hl 47).

Terjemahan:

“ Siang itu Sri Mulya membawa hati yang lega. Keinginannya lebih mantap.

Ingin mandiri.”

6) Malam Jum‟at ( Kamis malam)

Latar waktu ini disampaikan jelas dengan menyebut harinya tetapi tidak

disebutkan secara mengenai jamnya. Seperti yang terlihat dalam kutipan di bawah

ini.

“ Kaya kang wis dijanji dening Tegar, ing dina malem Jum’at wong-wong

padha nglumpuk ing daleme Kyai Saleh.” ( PS/ 8. Hal 19).

Terjemahan:

“ Seperti yang sudah dijanjikan Tegar, di hari malam Jum‟at orang-orang

berkumpul di rumah Kyai Saleh.”

7) Malam hari

Latar malam hari kembali ditampilkan oleh pengarang. Hal ini disampaikan secara

abstrak dan tidak jelas jamnya, hanya melalui keterangan tentang kegiatan yang

umumnya dilakukan malam hari. Seperti terlihat dalam kutipan berikut.

“ Bakda isyak, nalika Sri Mulya lumebu pomahane Darmaya, kahanane

tinemu sepi mamring kaya kuburan.” ( PS/ 12. Hal 19).

Page 89: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Terjemahan:

“ Usai waktu isya‟, ketika Sri Mulya memasuki rumah Darmaya, keadaannya

terlihat sepi sunyi seperti kuburan.”

c. Latar Sosial

Latar sosial mempunyai kaitan erat jika dihubungkan dengan keadaan para

tokoh. Melalui latar sosial dapat digambarkan keadaan atau kondisi suatu masyarakat

dan kedudukan masing-masing tokoh dalam kehidupan masyarakatnya. Latar sosial

juga mempengaruhi tokoh dengan permasalahannya serta cara penyelesaiannya.

Dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang , pengarang pada mulanya

menggambarkan lingkungan masyarakat desa yang tentram, damai dan agamis. Semua

warganya rukun, saling menghargai, saling membantu, semua berjalan serasi, selaras

dan seimbang. Lingkungan sosial yang digambarkan tentunya mempengaruhi posisi

para tokohnya. Misalnya tokoh Tegar yang berasal dari keluarga religius dan rumah

dekat dengan masjid serta didukung oleh status keluarganya di masyarakat, membuat

sosok Tegar mempunyai status sosial yang lebih tinggi dari tokoh lainnya. Tegar juga

mempunyai wawasan yang lebih baik dibanding tokoh lainnya. Latar berupa pedesaan

yang digunakan oleh pengarang menunjukkan bahwa penduduknya adalah warga yang

kebanyakan petani peternakan. Kemudian muncul konflik-konflik yang menyangkut

kepentingan masyarakatnya, membuat warga mulai tercerai berai, membentuk

kelompok atau golongan. Keadaan ini menyebabkan kekisruhan yang panjang dan

bahkan bisa menyangkut kepada masalah-masalah tokoh secara personal, tentang

Page 90: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

perasaan misalnya. Setelah melalui berbagai jalan, konflik bisa diatasi dan akan

berusaha mengembalikan keadaan yang kondusif seperti awal mulanya.

Munculnya latar sosial dalam cerita terlihat dalam kutipan-kutipan berikut.

“ Kampung Kauman kang wiwit biyen kondhang guyub rukun saeka kapti

manunggal ing kardi, saiki wiwit rengka kaguyubane.” ( PS/ 5. Hal 43).

Terjemahan:

“ Kampung Kauman yang mulai dari dulu terkenal rukun, seiya sekata, sekarang

mulai retak kerukunannya.”

“ Ora lidok, ing dina-dina candhake kampung Kauman kebegan swara pating

kruwek, swarane bebek ing kandhang.” ( PS/ 8. Hal 20).

Terjemahan:

“ Tidak heran, di hari-hari selanjutnya kampung Kauman penuh suara berisik, suara

bebek di kandang.”

“ Sisih kidul, ing pungkuring desa-desa katon pating prencu banjaran gunung

kapur lumarik ngetan-ngulon kaya beteng alam kang kukuh santosa. Pating sredit

wit-witan kang mapan ing gigire, njalari beteng alam iku katon pating cringih.

Mega-mega putih tipis mborehi langit ing pungkure gunung iku.” ( PS/ 7. Hal 19).

Page 91: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Terjemahan:

“ Sebelah selatan, di belakang desa-desa terlihat tonjolan barisan gunung kapur

berjajar dari timur ke barat seperti benteng alam yang kokoh sentosa. Nampak

julangan pepohonan yang terletak di lerengnya, membuat benteng alam itu terlihat

tonjolan yang lancip. Awan-awan putih tipis menghiasi langit di belakang gunung

itu.”

5. Amanat

Amanat merupakan pesan atau gagasan utama yang ingin disampaikan oleh

pengarang melalui karyanya kepada pembaca/ masyarakat. Amanat diharapkan dapat

membawa manfaat untuk kehidupan khalayak umum.

Cerita Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini pun juga

seperti itu. Cerita mengandung makna atau pesan yang ingin disampaikan pengarang

yaitu Suryadi Ws kepada para pembaca/ masyarakat. Amanat yang terdapat dalam

cerita ini adalah tuntutan sikap yang dewasa dan terbuka, saling menghormati dan tidak

mudah terbakar emosi. Sikap yang demikian kiranya akan dapat meminimalisir

perpecahan dalam masyarakat, terlebih ketika dalam masyarakat sedan terjadi gejolak.

Kehidupan dalam masyarakat desa yang terbilang fanatik dapat menyebabkan sikap

rentan konflik di dalamnya. Penggambaran masyarakat religius yang berhadapan

dengan berbagai konflik intern penganutnya.

Diceritakan Tegar merupakan pemuda yang agamis dan pandai. Ia besar di

lingkungan yang beragama dan berpendidikan. Tetapi dalam kisah cintanya dengan

Page 92: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Subekti, ia berada dalam dilema dan pada akhirnya cintanya tidak bisa bersatu. Hal

tersebut disebabkan oleh ulah Darmaya, yaitu ayah Subekti yang mendirikan

peternakan babi yang tidak sejalan dengan ajaran agama yang ia dapat. Ulah Darmaya

tidak hanya membuat kebahagiaan anaknya pupus tetapi juga memicu pertentangan

warga dan menyebabkan terpecahnya persatuan. Dalam keadaan seperti ini maka

dibutuhkan sikap terbuka dan saling menghormati sehingga semua bisa terselesaikan

dengan jelas dan tidak merugikan pihak manapun.

6. Keterkaitan Antarunsur Struktural

Sebuah karya sastra berupa cerita selalu mempunyai unsur-unsur pembangun

yang saling berkaitan. Unsur-unsur berupa tema, alur, penokohan, latar dan amanat

membentuk satu pola yang utuh. Tema yang diangkat oleh pengarang adalah berupa

tema sosial yang berkaitan erat dengan kenyataan di masyarakat. Tema tersebut

menggambarkan bahwa di dalam kehidupan sosial banyak terjadi problem atau konflik

yang beragam bentuknya.

Tema dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang menyiratkan amanat

bahwa dalam kehidupan bermasyarakat haruslah bersikap saling menghargai dan

terbuka. Sikap demikian dibutuhkan agar tidak menimbulkan keadaan yang saling

merugikan. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dibebani permasalahan-permasalahan yang

cukup rumit. Masalah-masalah yang hadir berupa masalah antara lain pertentangan

agama, cinta dan pengangguran. Masalah yang muncul merupakan masalah yang tidak

jarang terjadi di masyarakat nyata, karena memang seorang pengarang menciptakan

Page 93: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

karya dengan tema yang berupa refleksi dari masyarakat. Permasalahan yang dihadapi

bisa membawa perubahan pada peran atau status sosial tokoh tersebut dalam cerita.

Latar/ setting yang ditampilkan oleh pengarang merupakan latar berupa

pedesaan. Latar pedesaan menggambarkan para penduduknya adalah petani atau

peternak. Latar juga menggambarkan keadaan masyarakatnya yang religius. Hal ini

disajikan untuk memperkuat tema yang mengangkat problem-problem yang sering

terjadi dalam masyarakat. Latar yang ditampilkan oleh pengarang mempunyai pengaruh

pada sikap dan pemikiran tokoh-tokoh dalam menyikapi setiap masalah yang timbul.

Suryadi Ws mempunyai pandangan-pandangan yang luas dalam menyikapi masalah

yang muncul dalam cerita yang diwakilkan melalui tokoh-tokoh jelmaannya.

Pandangan yang luas terlihat dalam setiap pemecahan masalah yang begitu detail,

sehingga terlihat begitu menguasai setiap detail yang ingin disampaikan.

Unsur-unsur struktural berupa alur, tema, penokohan, latar/ setting dan amanat

dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini terjalin baik

dan saling kait mengkait menjadi satu kesatuan yang utuh. Cerita yang disampaikan

cukup menarik dengan konflik-konflik yang dimunculkan yang cukup beragam

sehingga pembahasannya tidak terkesan monoton.

Page 94: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. Problem-problem Sosial serta Sikap Budaya Pengarang dalam

Menanggapi Problem-problem Sosial Cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang Karya Suryadi Ws

Kehidupan dalam bermasyarakat memang tidak bisa lepas dari problem-

problem sosial yang mewarnainya. Begitu pula dalam karya sastra berupa cerita yang

juga tidak bisa lepas pula dari perefleksian dunia nyata. Pengarang memasukkan

fenomena yang terjadi dalam masyarakat ke dalam karyanya. Hal ini tidak jauh berbeda

dengan cerita Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws yang juga

menggambarkan problem-problem sosial pada umumnya. Permasalahan yang terjadi

tidak hanya dalam satu bidang saja, melainkan di berbagai bidang seperti bidang

lingkungan, kesehatan, percintaan, ekonomi serta agama. Beberapa problem sosial

yang terdapat dalam cerita ini adalah sebagai berikut.

1. Bidang Agama

Kehidupan memang tidak selalu berjalan mulus. Dalam berbagai kalangan

perbedaan itu sering timbul. Begitu pula dalam kehidupan beragama, sering terjadi pula

perbedaan-perbedaan. Dalam masyarakat dewasa ini tampaknya konflik atas nama

agama sering muncul. Hal ini terjadi tidak hanya dalam kehidupan antaragama bahkan

perbedaan intern dalam kancah seagama pun bisa terjadi. Perbedaan inilah yang bisa

terjadi dalam hal pandangan atau pendapat dalam kehidupan beragama. Terkadang

antarorang mempunyai pemikiran berbeda dan tentunya dengan alasan yang

memperkuatnya. Permasalahan dalam bidang agama berupa pertentangan agama atau

Page 95: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

perselisihan agama sendiri termasuk golongan problem sosial yang bersumber dari

faktor kebudayaan.

Kebudayaan merupakan produk yang dibentuk dan dimiliki oleh sebuah

masyarakat. Kebudayaan sendiri mempunyai banyak unsur seperti sistem mata

pencaharian, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa,

kesenian, sistem teknologi dan peralatan serta tidak ketinggalan sistem religi dan

upacara keagamaan. Agama merupakan salah satu wujud dari sistem religi. Agama

menempatkan adanya rasa percaya terhadap adanya Tuhan. Dengan agama manusia

berharap bisa mendapatkan kehidupan yang sesuai dengan aturan dari Tuhan. Aturan-

aturan yang dipercaya oleh penganut adalah dari Tuhan. Aturan ini merupakan hal yang

berkaitan antara salah dan benar atau boleh dan tidaknya akan suatu perilaku. Aturan-

aturan ini membentuk suatu sikap mental seseorang yang biasanya terlihat dalam moral.

Kebanyakan orang yang agamis akan cenderung lebih bermoral karena adanya

keinginan untuk mendapatkan apa yang diridhoi oleh Tuhan. Agama sendiri tidak

hanya satu jenis saja. Indonesia sebagai contohnya memiliki agama yang ada seperti

Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan muncul yang telah mendapat pengakuan

terbaru adalah Konghucu. Namun dalam kehidupan beragama tidak selalu berjalan

harmonis, terkadang ada riak-riak permasalahan.

Problem sosial berupa pertentangan atau perselisihan agama terlihat pula dalam

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini. Latar utama cerita

yaitu kampung Kauman merupakan kampung yang rukun dan tergolong islami.

Page 96: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Kerukunan mulai terusik ketika tokoh Darmaya berencana mendirikan peternakan babi.

Tentu saja reaksi tidak setuju ditunjukkan oleh warga yang agamis tersebut. Hal ini

melihat Darmaya sendiri adalah menganut agama Islam. Apabila penganut agama Islam

harusnya telah mengetahui akan larangan berkenaan dengan babi. Dalam Islam segala

yang berkaitan dengan babi adalah diharamkan. Air liur babi adalah najis dan

dagingnya adalah haram sehingga membudidayakan babi sama saja dengan

menjalankan larangan agama. Darmaya mempunyai itikad baik untuk membangun

kampungnya apabila peternakannya berhasil. Niat baik Darmaya tetaplah tidak

diperbolehkan karena sarana yang ditempuhnya adalah haram. Terlebih masyarakat

kampungnya yang islami, apabila pembangunan yang dinikmati khalayak banyak

berasal dari sumber yang haram dalam agama. Pembangunan ini dikhawatirkan akan

membawa pada pelanggaran aturan agama yang semu, antara memajukan

pembangunan masyarakat namun sebenarnya hal itu tidak diperbolehkan.

Tegar dalam rangka mewakili masyarakat mencoba membicarakan rencana

pendirian peternakan babi dengan Darmaya. Tegar adalah cucu dari Kyai Saleh yang

juga merupakan tokoh masyarakat. Darmaya sendiri awalnya adalah calon mertua

Tegar. Tegar menjadi lebih terdorong mencari jalan tengah mengingat statusnya

sebagai calon menantu Darmaya. Darmaya pernah merencanakan mendirikan

peternakan sapi pada awalnya dan memberitahukan pada Tegar, tetapi berubah menjadi

babi tanpa sepengetahuan Tegar. Tegar mencari tahu perihal rencana peternakan babi

Darmaya. Darmaya menjelaskan dengan berbagai alasan yang dimilikinya. Darmaya

Page 97: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

berpendapat bahwa peternakan babi lebih menguntungkan dibanding peternakan sapi.

Peternakan babi dinilai lebih menguntungkan karena babi tergolong mudah

pemeliharaannya dan resiko penyakit lebih sedikit sehingga kerugian akibat biaya

perawatan dan kematian dapat diminimalisir. Babi sendiri bisa beranak dalam jumlah

yang banyak yaitu kurang lebih sepuluh ekor dengan masa kebuntingan yang lebih

singkat dibanding sapi dengan masa bunting mencapai sepuluh bulan dan sapi hanya

satu ekor saja jika beranak. Dalam hal penjualan babi lebih cepat pula, babi bisa dijual

walaupun masih kecil sedangkan sapi harus kira-kira beurmur satu tahun untuk

mendapatkan harga yang cukup pantas.

Tegar merasa alasan Darmaya kurang tepat dan sedikit salah dalam memahami

hukum agama terkait babi. Dengan berbagai pertimbangan serta alasannya, Darmaya

tetap kukuh dengan rencananya. Tegar sendiri memberi berbagai pengertian kepada

calon mertuanya tetapi justru membuat Darmaya mulai tersulut emosi. Pertemuan

keduanya tidak menemui titik tengah. Beberapa alasan Tegar dan Darmaya dalam

mempertahankan pendiriannya terlihat dari kutipan berikut ini.

Rancanganipun Bapak rumiyin badhe lembu, kokmalik babi ta pak ?

Luwih cepet bathine, le. Mesti wae wis daktliti lan daktimbang luwih dhisik. Bareng

oleh katerangan cetha saka babah Liem, jebul ngingu babi ki jan luwih mbatheni

tenan, tur resiko penyakit luwih sithik. Dhasare, perkara pawitan bah Liem saguh

mbantu, lan pemasarane pisan dheweke sing saguh nyalurake.....

Ngaten lho, Pak. Ngriki menika rak masyarakat Islam, tur caket kaliyan masjid.

Peternakan babi ingkang badhe panjenengan damel mangke menapa mboten badhe

nuwuhake raos ngganjel, agengipun raos muntap satemah damel dredah? .....

Pancen aku iki wong bodho, Tegar. Luwih-luwih babagan agama, aku dudu weton

podhok. Nanging elek-elek aku iki tau dipercaya dadi bapakne wong sa-

Page 98: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kawedanan. Wacanku sadhabreg sing gegayutan karo wawasan kang luwih jembar

ngenani Islam, andharane para muslim winasis ing jaman teknologi canggih iki.

Saka pengalaman lan andharan mau, aku dadi ngerti yen ajaran Islam iku ora

mung perkara tahlilan, rukune wudhu utawa dongane wong arep turu, nanging

nyakup sakabehing perkara kang tinemu ing uripe manungsa, kalebu teknik,

pertanian, kesarasan, peternakan lan liya-liyane.” (PS/ 2. Hal 19).

Terjemahan:

Rancangannya Bapak dulu mau sapi, kok berbalik babi ta pak ?

Lebih cepat untungnya, Nak. Tentu saja sudah aku teliti dan aku pertimbangkan

lebih dulu. Setelah mendapat keterangan jelas dari babah Liem, ternyata

memelihara babi itu memang lebih menguntungkan, terlebih resiko penyakit lebih

sedikit. Ditambah lagi, masalah modal bah Liem sanggup membantu, dan

pemasarannya juga dia yang sanggup menyalurkan.

Begini lho, Pak. Di sini adalah masyarakat Islam, dan dekat dengan masjid.

Peternakan babi yang akan bapak buat nanti apa tidak akan menimbulkan ganjalan

rasa, terlebih lagi bisa menimbulkan marah sehingga membuat keresahan?

Memang aku ini orang bodoh, Tegar. Lebih-lebih masalah agama, aku bukan

lulusan pondok. Tapi jelek-jelek aku ini pernah dipercaya menjadi pimpinan orang

sekecamatan. Bacaanku banyak yang berkaitan dengan wawasan yang lebih luas

mengenai ajaran Islam, panutannya para muslim pandai di jaman teknologi canggih

ini. Dari pengalaman dan panutan tadi, aku jadi tahu jika ajaran Islam itu tidak

hanya bicara perkara tahlilan, rukunnya wudhu atau doanya orang akan tidur, tapi

mencakup semua perkara yang ditemui di hidup manusia, termasuk teknik,

pertanian, kesehatan, peternakan dan lain-lainnya.

Pertemuan awal antara Tegar dan Darmaya memang tidak menemui titik

tengahnya. Peternakan babi milik Darmaya tetap didirikan meskipun tak sedikit pihak

yang menentangnya. Satu tahun peternakan berdiri, selama itu pula arah masyarakat

terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok terbagi menjadi kubu Tegar dan kubu

Darmaya. Terkadang mereka terlibat aksi saling menyindir. Dengan semakin besarnya

Page 99: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

peternakan Darmaya, warga yang kurang sepaham semakin merasa tidak dipikirkan

keberadaannya oleh Darmaya. Darmaya sendiri semakin kukuh dengan pendiriannya.

Hingga suatu saat amarah warga tidak bisa terelakkan lagi, bahkan nyaris terjadi aksi

anarkis. Warga ingin membongkar paksa peternakan dan merusak rumah Darmaya. Hal

ini terlihat dari kutipan berikut.

Sanalika sirep. Kabeh padha maca surat Al-Fatihah, nganti gumrenggeng swarane

kaya tawon metu saka glodhoge.

Ana babi saba latar masjid, mbeneri Mbah Saleh salat ana kono. Nek ngene iki

piye? Diremuk pa ora omah iki?.

Bocah-bocah kae wis padha kobong atine, awit babimu wis saba latar masjid. Apa

kokanggep luput? Lan babimu sing bener? Nek kok kasari, bisa uga ora mung

omah iki sing remuk, nanging klebu sliramu dhewe Pak, nyawanga kanyatan.

Lenggaha sing sareh. ( PS/ 12. Hal 20)

Bu Sri Mulya. Babine saba tekan latar masjid.

Dibuwang wae, Bu. Diresikake wae.

Babine diilangi. Diilangi.

Setuju! Setuju! Ditutup wae. ( PS/ 12. Hal 42).

Terjemahan:

Seketika tenang. Semua membaca surat Al-Fatihah, sampai berdengungan suaranya

seperti lebah keluar dari sarangnya.

Ada babi berkeliaran di halaman masjid, berbarengan dengan Mbah Saleh sholat di

sana. Kalau seperti ini bagaimana? Dihancurkan tidak rumah ini?

Anak-anak itu sudah terbakar hatinya, karena babimu berkeliaran di halaman

masjid. Apa kamu anggap salah? Dan babimu yang benar? Kalau kamu berbuat

kasar, bisa juga tidak hanya rumah ini yang hancur, tapi termasuk dirimu sendiri

Pak, lihatlah kenyataan. Lebih baik duduklah yang tenang.

Bu Sri Mulya. Babinya berkeliaran sampai halaman masjid.

Dibuang saja, Bu. Dibersihkan saja.

Babinya dihilangkan. Dihilangkan.

Setuju! Setuju! Ditutup saja.

Page 100: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Kutipan-kutipan di atas menggambarkan betapa kacaunya keadaan saat itu dan

bahkan aksi anarki nyaris terjadi. Warga tidak menerima keadaan yang sangat

mengganggu kenyamanan mereka untuk beribadah. Terlebih yang menyebabkan

terjadinya masalah adalah orang yang juga seagama dengan mereka. Apabila orang

yang seagama harusnya tidak menciptakan keadaan yang bisa merugikan rekannya,

terlebih lagi seharusnya memiliki pandangan yang sama tentang hukum-hukum dalam

agama yang dianutnya.

Pertentangan agama dalam masyarakat sering terjadi dan bahkan semakin marak

saat ini. Tidak hanya dalam kehidupan antar umat beragama bahkan antar umat

seagama pun kerap terjadi. Dalam kehidupan beragama keseimbangan haruslah terjaga.

Menjaga hubungan antar umat beragama, antar umat seagama serta hubungan dengan

alam haruslah tercipta seimbang. Pemerintah dalam hal agama pun telah tertulis jelas

dalam UUD 1945 dalam pasal 29 ayat 1 dan 2. Pada ayat 1 menjelaskan bahwa negara

Indonesia adalah negara yang berketuhanan dan pasal 2 adalah jaminan kebebasan bagi

warga negara Indonesia untuk memeluk agama yang diyakini serta menjalankan

ibadatnya. Hal ini menunjukkan bahwa negara mengakui agama yang tidak hanya satu

jenis saja serta memberi jaminan kebebasan sesuai hati nurani. Pemerintah secara tidak

langsung menyerukan sikap saling toleransi baik antar umat beragama maupun antar

umat seagama.

Perbedaan pendapat dalam satu agama memang wajar terjadi. Tetapi ketika

perbedaan tersebut bisa menimbulkan keresahan masyarakat maka akan menimbulkan

Page 101: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

berbagai reaksi dengan berbagai bentuk pula, misalnya tidak saling menyapa atau

malah aksi fisik seperti penyerangan. Yang marak terjadi saat ini ketika dalam suatu

agama terjadi perbedaan akan langsung merujuk pada aksi kekerasan. Namun ada pula

peristiwa-peristiwa bersifat agresi memberi cap bahwa sumber masalah adalah bidang

agama, misalnya kasus penyerangan atau pelemparan pondok pesantren oleh

rombongan bermotor seperti yang terjadi di Pesantren Al Ma‟hadul Islam Yayasan

Pesantren Islam (Yapi), Desa Kenep, Beji , Pasuruan Jawa Timur yang terjadi tanggal

15 Pebruari 2011 ( http://www.VIVAnews.com). Ada dua versi penyebab yaitu terkait

dengan masalah kepercayaan atau agama. Pertama, penyerangan dilakukan sekelompok

orang yang sejak lama menyimpan sakit hati kepada pondok pesantren Yapi yang

beraliran Syi'ah tersebut. Yang kedua, sejumlah kiai dan habib di Bangil menuding

insiden ini diawali pelemparan batu dari dalam Pondok YAPI terhadap konvoi jemaah

yang tengah melintas pulang usai menghadiri acara Maulid Nabi. Memang kerap terjadi

keributan antara umat Islam pada umumnya di Bangil dengan golongan Syi'ah.

Penyebabnya bermacam-ragam, mulai dari penguasaan masjid sampai materi

pengajian. Namun Kapolda Jawa Timur menjelaskan bahwa aksi ini hanya disebabkan

oleh saling ejek para santri yang disikapi dengan emosi, yaitu saat ada pertandingan

futsal yang kemudian melakukan pengejaran sampai area pesantren dan termasuk kasus

kriminal murni. Aksi-aksi seperti ini memang sudah pernah terjadi, jadi masyarakat

menganggap peristiwa ini adalah hal yang biasa.

Page 102: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Agama memang menjadi lahan yang subur bagi kemunculan konflik. Contoh

lain adalah penyerangan oleh orang tak dikenal pada jemaah Ahmadiyah. Motif

penyerangan sendiri masih tabu. Namun beberapa waktu kemudian ada penganut

Ahmadiyah yang melakukan aksi tobat. Melalui peristiwa ini memunculkan spekulasi

bahwa kemungkinan Ahmadiyah mempunyai penyimpangan dari ajaran Islam

normalnya. Padahal dalam dunia agama, ajaran tetaplah sama tujuannya hanya saja

mungkin cara pembelajarannya yang berbeda. Dalam agama pasti tetap satu tujuan

yaitu kebaikan bukan mengajarkan ketidakbaikan. Contoh kasus lain tentang agama

adalah penyerangan oleh FPI ( Front Pembela Islam) terhadap jemaat HKBP di Bekasi

( http://www.VIVAnews.com). Entah maksud apa yang ada di dalam pikiran

gerombolan FPI, namun tidak selayaknya perbedaan dijadikan alasan. Negara Indonesia

memang mempunyai pluralitas pula dalam hal agama. Kebebasan beragama sesuai

keyakinan juga telah tercantum dalam UUD 1945, tetapi aksi kekerasan masih sering

muncul karena tidak adanya rasa toleransi. Pemerintah juga terkesan memberi

diskriminasi pada agama selain Islam, dalam hal ini adalah Kristiani dan tidak bisa

mengambil tindakan tegas karena melihat otoritas dan banyaknya penganut ormas

tersebut.

Dalam keadaan yang demikian, di mana kondisi kehidupan beragama tidak

kondusif lagi maka dibutuhkan sikap yang saling pengertian. Setiap pemeluk harus bisa

saling menghormati dan menghargai, tidak serta merta tersulut emosi dan lebih

mengedepankan tindak kekerasan atau adu fisik. Sikap yang emosional tidak akan

Page 103: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

menghasilkan manfaat bagi semua pihak, tetapi justru menimbulkan kerugian di mana-

mana bahkan masyarakat yang tidak tahu pangkal permasalahan bisa terkena akibatnya

juga. Ketika terjadi perbedaan langkah awal yang tepat adalah dengan perundingan.

Pihak yang bersangkutan mengadakan pertemuan guna membahas masalah. Apabila

semua pihak bisa bersikap terbuka tentunya dapat meminimalisir keadaan yang kisruh.

Jika tahap perundingan belum menemui titik temu maka bisa mengajak pihak lain

sebagai penengah. Dengan adanya pihak penengah akan bisa memberikan masukan,

saran dan nasehat bagaimana masalah tersebut bisa diatasi dengan damai.

Di Indonesia sendiri banyak ormas-ormas Islam yang berdiri. Salah satu ormas

Islam yang cukup besar penganutnya adalah FPI ( Front Pembela Islam). Sayangnya

ketika muncul konflik-konflik agama justru saling menunjukkan otoritas tertinggi dan

mengatasnamakan moral serta pengikutnya untuk menyelesaikan masalah. Misalnya

saat muncul kasus video Ariel, Luna Maya dan Cut Tari ( http://www.detiknews.com).

Atas nama moral dan aturan agama mereka mengecam tindakan ketiga artis apalagi

artisnya beragama Islam. Tuntutan hukuman baik kurungan dan sanksi sosial yang

sangat berat mereka serukan. Memang dari segi moral kasus ini sangat tidak senonoh,

tetapi seharusnya sebagai sesama umat beragama tetap ingat bahwa tidak ada manusia

sempurna yang lepas dari dosa dan khilaf sekecil apapun. Tuhan saja bisa memaafkan

kesalahan hamba-Nya. Hal inilah yang merupakan salah satu wujud fanatisme yang

kurang tepat.

Page 104: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Konflik yang bersifat keagamaan sedianya bisa diatasi dengan kepala dingin.

Musyawarah merupakan salah satu jalan sederhana untuk menyelesaikan konflik.

Apabila belum bisa menemui titik temu bisa melalui pihak ketiga sebagai penengah dan

penasehat, karena di Indonesia sendiri ada badan-badan Islam yang bersifat nasional

seperti MUI ( Majelis Ulama Indonesia), NU ( Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah.

Sebagai umat beragama, perbedaan memang tidak bisa dihindari tetapi masing-masing

harus menyadari bahwa pada hakekatnya kebenaran hanyalah satu dari Tuhan Yang

Maha Esa, hanya persepsi saja yang berbeda tetapi tetap dengan satu tujuan utama yaitu

kebaikan. Dengan jalan seperti ini maka dapat menciptakan kehidupan beragama yang

harmonis.

Problem sosial terkait agama merupakan hal yang sering muncul dalam

masyarakat. Agama atau kepercayaan seseorang merupakan hak azasi manusia yang

tidak bisa dipaksakan. Hak azasi ini bahkan dijamin oleh pemerintah melalui UUD

1945 pasal 29 ayat 2 yaitu negara memberi kebebasan dalam memeluk agama yang

diyakini serta menjalankan ibadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Namun adanya

pluralitas agama di Indonesia secara tidak langsung merupakan alat picuan konflik.

Sangat diperlukan sikap saling toleransi untuk meredam konflik-konflik yang muncul,

walaupun kenyataannya sampai saat ini sikap toleransi belum terlaksana dengan baik

dalam masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari banyak konflik agama yang masih

muncul, seperti penyerangan HKBP oleh masyarakat di Bekasi, penyerangan anggota

Ahmadiyah oleh orang tak dikenal di Pandeglang Banten dan yang masih hangat adalah

Page 105: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

teror bom buku ( http://www.VIVAnews.com). Meskipun teror buku belum diketahui

pelakunya tetapi dari bom buku yang bersampul menyangkut dengan Islam maka dapat

disimpulkan sementara mengenai jaringan Islam yang menyebarkan. Padahal bom buku

dikirim kepada orang-orang yang beragama Islam pula. Kejadian-kejadian ini

menunjukkan bahwa agama masihlah menjadi sumber konflik yang sangat rawan.

Menyikapi masalah peternakan babi seperti yang tergambar dalam cerbung Sing

Kedhang lan Sing Ngandhang, dalam pandangan Suryadi Ws hal itu adalah sesuatu

yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Apapun yang berkenaan dengan babi

merupakan larangan. Najis dan haram hukumnnya baik mengenai air liur, daging

maupun peternakannya. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al Qur‟an Surat Al-

Maidah ayat 3 yang mengharamkan segala sesuatu yang berkenaan dengan babi bagi

umat Islam. Terkadang orang hanya memikirkan aspek ekonomi dan pembangunan

saja, tetapi lupa bahwa cara yang digunakan kurang tepat. Sebenarnya orang yang lebih

mementingkan kedua aspek tersebut tidak sepenuhnya salah.

Penyajian peternakan babi dalam cerbung Sing Kedhang lan Sing Ngandhang

merupakan refleksi dari kenyataan yang pernah Suryadi Ws temui. Suryadi Ws pernah

melihat peternakan babi di Klaten. Peternakan babi tersebut terletak di dekat masjid.

Namun akhirnya peternakan babi ditutup seiring berjalannya waktu dan seiring semakin

bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai hukumnya dalam agama Islam.

Kenyataan mengenai keberadaan peternakan babi tersebut kemudian diolah dalam

Page 106: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

pikiran pengarang yaitu Suryadi Ws dan kemudian direalisasikannya dalam bentuk

tulisan cerita.

Masalah agama terutama tentang kepercayaan seseorang terhadap Tuhan,

tentunya tidak lepas adanya unsur cinta di dalamnya. Orang yang beragama di dalam

hatinya pasti mempunyai keimanan dan ketaqwaan. Tingkat keimanan dan ketaqwaan

tiap orang tentunya berbeda. Keimanan dan ketaqwaan diwujudkan dalam perilaku

atau tingkah laku di kehidupan sehari-harinya. Orang yang beriman akan dengan

mudah menjalankan apa yang diperintahkan serta akan mudah pula menjauhi larangan

agamanya. Kemudahan menjalankan perintah dan menjauhi larangan ini didasari pada

rasa cinta terhadap Tuhan dan guna mencari ridlo dan berkah dari Tuhan.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, telah dikaruniai akal, pikiran dan rasa/

perasaan. Rasa yang telah dimiliki manusia dari Tuhan ini haruslah direalisasikan

dengan tepat. Tuhan sebagai pencipta manusia dan alam beserta isinya haruslah kita

menghormati yakni melalui keimanan dan ketaqwaan dalam diri kita. Rasa ini dapat

diwujudkan pula dengan membina hubungan baik antar manusia, seperti memelihara

tali persaudaraan, saling menghargai dan menghormati serta saling gotong royong.

Pemeliharaan antara manusia dengan alam juga salah satu wujud rasa dari anugerah

Tuhan. Manusia hidup di alam yang telah diciptakan pula oleh Tuhan, untuk itu

manusia haruslah memanfaatkan karunia rasa yang dimiliki dengan menjaga hubungan

manusia dengan alam sekitar. Manusia harus senantiasa menjaga lingkungan agar alam

juga memberi timbal balik yang positif untuk kehidupan manusia. Hal ini bisa

Page 107: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

diwujudkan dengan membuang sampah pada tempatnya, membersihkan selokan serta

tidak menebang hutan secara liar dan sembarangan.

Peningkatan ekonomi dan pembangunan juga hal yang bersifat baik bagi

kehidupan masyarakat umum. Tetapi jika cara yang digunakan dengan mendirikan

sebuah peternakan babi, kuranglah pantas rasanya. Hal ini sebabkan hukum dalam

agama Islam yang melarang adanya babi. Babi tidak hanya daging atau air liur yang

haram dan najis, tetapi peternakan babi juga tidak diperbolehkan oleh karena ijin

tersebut sama saja membuat hal yang bertentangan dalam agama tumbuh bebas di

masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat adalah pemeluk Islam yang menentang

keberadaan babi. Tentunya memerlukan banyak pemikiran dan pertimbangan atas

berbagai kondisi yang mungkin terjadi jika menggunakan cara itu. Ketegasan

masyarakat dalam menentukan salah dan benar terkait masalah ini sangat penting.

Apabila ketegasan bisa diterapkan maka dapat mengurangi kemungkinan munculnya

konflik agama. Musyawarah merupakan jalan awal dalam mengatasi permasalahan

dalam bidang religi. Musyawarah yang penuh ketegasan dan jauh dari kekerasan itulah

yang terbaik. Terlebih lagi dalam masyarakat telah terbentuk lembaga-lembaga agama

bersifat nasional yang bisa menjadi pihak penengah jika terjadi konflik agama.

2. Bidang Ekonomi

Problem sosial memang tidak hanya nampak pada satu bidang saja. Demikian

halnya untuk bidang ekonomi yang tidak lepas pula dari munculnya permasalahan.

Ekonomi merupakan tolak ukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Masyarakat

Page 108: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

yang sejahtera adalah masyarakat yang roda perekonomiannya berjalan terus menerus

dan menunjukkan perbaikan. Ekonomi Indonesia sendiri secara garis besar dominan

pada potensi alamnya yaitu agraris. Wilayah lautan yang luas menempatkan sektor

kelautan seperti perikanan. Untuk darat misalnya adalah pertanian dan perkebunan

karena memang tanah yang tergolong subur. Pemberdayaan sumber daya alam secara

tepat membawa pengaruh baik untuk rakyat, misalnya dengan pemerataan

pembangunan. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan Jawa adalah

salah satunya. Sesuai dengan kondisi wilayah yang agraris maka sebagian besar

masyarakat Jawa mencari ekonomi dengan bertani. Namun demikian ada pula orang

Jawa yang bekerja pada bidang perdagangan, wiraswasta dan ada pula yang menjadi

pegawai negeri. Kesenjangan sosial tetaplah nampak pada masyarakat Jawa. Status

antara kaya dan miskin, terpelajar atau tidak masih tetap mewarnai kehidupan sosial

masyarakat Jawa. Sikap masyarakat Jawa yang nerima terkadang membuat keadaan

yang statis, seperti pula untuk bidang ekonomi. Sikap ini membentuk pola kerja yang

pasrah sehingga terkesan kurang semangat dalam meningkatkan perekonomian mereka.

Dalam kenyataannya laju perekonomian tidak berjalan semulus kain sutra.

Salah satu hal yang dianggap sebagai sisi negatif dalam dunia ekonomi adalah

pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang turut memberi rona

dalam kehidupan sosial. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana orang tidak

memiliki pekerjaan. Kehadirannya adalah bagian dari lingkup ekonomi dalam suatu

tatanan masyarakat. Gambaran mengenai masalah pengangguran juga terekam dalam

Page 109: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini. Kemunculan

beberapa tokoh telah menunjukkan hal ini. Kampung Kauman memang termasuk

masyarakat agamis, sangat mapan dalam kehidupan beragama demi kebahagiaan di

alam akhir. Sayangnya ada kebutuhan-kebutuhan duniawi yang sedikit kurang

mendapat perhatian.

Pemuda desa banyak yang belum bekerja. Tidak hanya pemuda lajang tetapi ada

pula yang telah menikah dan membina keluarga baru. Tokoh-tokoh yang mengalami

nasib sebagai pengangguran antara lain: Bakri, Sukir, Parjan dan lain-lain. Keadaan

tokoh-tokoh yang menganggur terlihat dalam kutipan berikut.

“ Rene, dakjarwani. Pak Darmaya butuh tenaga kanggo peternakan antarane wong

rolasan. Kowe gelem nyambut gawe pa ora. Nek gelem, aku sing tanggung mesthi

ditampa.”

“ Ya, aku gelem Mas. Dhaftarna ya?”

“ Ya pengin ta, genah wis suwe kiter golek gaweyan ngene kok.” ( PS/ 3. Hal 19).

Terjemahan:

“ Sini, saya terangkan. Pak Darmaya membutuhkan tenaga untuk peternakan babi

kira-kira dua belas orang. Kamu mau bekerja apa tidak. Kalau mau, aku yang

menanggung pasti diterima.”

“ Ya, aku bersedia Mas. Daftarkan ya?”

“ Ya ingin ta, jelas sudah lama keliling mencari pekerjaan begini kok.”

Dengan kemampuan dan pendidikan yang dapat dikatakan kurang mencukupi,

banyak yang memilih berdiam diri. Berdiam diri karena dilanda kebingungan harus

bagaimana dan kemana mencari pekerjaan. Desakan kebutuhan terkadang

menyebabkan seseorang mengambil jalan yang sebenarnya kurang pas. Tidak jarang

Page 110: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

orang melakukan tindakan yang melanggar aturan demi memenuhi kebutuhan

hidupnya, seperti mencuri, merampok atau mencopet. Padahal banyak pekerjaan yang

halal mekipun harus dengan bekerja berat seperti kuli bangunan, buruh tani atau kuli

panggul di pasar. Namun banyak pula yang bekerja hanya menjadi pengemis atau

pengamen, padahal ia masih terlihat sehat dan bugar untuk bekerja. Ada pula orang

yang cacat fisik mempergunakan kekurangannya itu untuk meminta-minta, padahal

aslinya ia masih punya keluarga yang bertanggung jawab serta termasuk golongan

orang mampu.

Parjan awalnya adalah orang yang agamis dan belum mempunyai pekerjaan.

Dalam keadaan istrinya yang sedang hamil dan membutuhkan banyak biaya, berdirilah

peternakan babi milik Darmaya. Tanpa ragu Parjan menerima tawaran Sarwan untuk

bekerja di peternakan babi. Banyak kawan-kawan kampung yang kurang sependapat

dengan keputusannya, termasuk Bakri. Parjan memberi alasan yang sangat kuat

sehingga kawan-kawannya dapat mengerti posisinya. Parjan sebagai seorang suami

merasa mempunyai tanggung jawab untuk mencari nafkah. Parjan belum mempunyai

pekerjaan. Ia telah melamar pekerjaan ke mana-mana namun belum ada yang

menerimanya. Istri Parjan juga tengah mengandung empat bulan, tentunya

membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk perawatan sehari-hari dan saat

melahirkan nanti sedangkan Parjan masih menganggur. Pekerjaan mengurus babi yang

ia jalani bukan untuk ia pribadi semata-mata, namun juga untuk istri dan anaknya nanti.

Dengan bekerja di peternakan babi milik Darmaya, Parjan bisa mendapat gaji bulanan

Page 111: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Dengan gaji bulanan ia dan istri merasa

tenang dalam menyambut kelahiran anak mereka, setidaknya bisa sedikit-sedikit

menabung. Bagi Parjan yang utama adalah bisa bekerja, mendapat penghasilan karena

mengingat biaya hidup berumah tangga yang tidak sedikit jika dibanding dengan hidup

membujang. Namun jauh dalam hati dan pandangan Parjan Islam tetaplah agama yang

benar dan luhur. Keadaan seperti ini terlihat dalam kutipan-kutipan berikut.

“ Perkara dheweke ora gelem ya karepe kono, ning aja ngalang-alangi wong liya.

Iki perkara nyambut gawe golek rejeki.” ( PS/ 3. Hal 20).

Terus terang wae Kri, kabeh mau marga kecancang butuh. Aku wis duwe bojo,

sedhela maneh bakal duwe anak barang. Bojoku wis meteng patang sasi. Uripku

ngadhepi tantangan, kudu nyukupi kabutuhan kulawarga. Lan iki ora cukup dak

totoli nganggo idealisme, nadyan aku ngerti lan yakin, Islam iku bener lan luhur.

Lho, iki kanyatan Kri. Lan ing perusahaane Pak Darmaya iku, kabutuhanku

kecukupan. Iki uga kanyatan. Mangka, kebutuhaning urip iku ngoyak terus, ora

kena disemayani besuk ing akhirat. Iki uga kanyatan maneh. Bisa uga kowe durung

pati ngrasakake, awit kowe isih legan durung duwe tanggungan. ( PS/ 6. Hal 20).

Terjemahan:

“ Masalah dia tidak mau ya terserah dia, tapi jangan menghalang-halangi orang lain.

Ini masalah bekerja mencari rejeki.”

“ Terus terang saja Kri, semua ini karena terikat kebutuhan. Aku sudah punya istri,

sebentar lagi akan punya anak juga. Istri sudah hamil empat bulan. Hidupku

menghadapi tantangan, harus mencukupi kebutuhan keluarga. Dan ini tidak cukup

saya atasi menggunakan idealisme, walaupun saya tahu dan yakin, Islam itu benar

dan luhur. Lho, ini kenyataan Kri. Dan di perusahaannya Pak Darmaya itu,

kebutuhanku tercukupi. Ini juga kenyataan. Padahal, kebutuhan hidup itu memburu

terus, tidak bisa tunda besok di akhirat. Ini juga kenyataan lagi. Bisa juga kamu

belum begitu merasakan, karena kamu masih sendiri belum mempunyai

tanggungan.”

Page 112: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Mendirikan peternakan Darmaya memang memberi manfaat positif karena bisa

menjadi salah satu solusi mengurangi angka pengangguran di kampung. Niat Darmaya

mengandung nilai logis. Intinya adalah bagaimana membuat sebuah peluang ekonomi

dalam mengentaskan pengangguran di kampung Kauman, hanya saja objek yang dipilih

berupa peternakan babi adalah hal yang kurang cocok diterapkan di kampungnya.

Seharusnya pemilihan lapangan pekerjaan disesuaikan dengan kondisi lingkungan

sekitarnya sehingga tidak menimbulkan masalah baru. Berikut kutipan mengenai hal

ini.

“Kabeh padha katon bingar. Kulinane nyambut gawe ora ajeg lan ora genah,

bakale oleh gaweyan genah, nampa bayar ajeg. Ing batin padha ngregani marang

usahane Pak Darmaya, bisa nyepaki pegaweyan, nyuda pengangguran ing

kampunge.” ( PS/ 3. Hal 20).

Aku ngerti, Pak. Wiwit biyen aku wis ngerti. Nanging sepisan maneh mirsanana

kanyatan. Petenakanmu sing wis oleh idin iki nyatane ora bisa ditampa dening

masyarakat lingkunganmu, ora bisa disetujoni bojomu, nganti dadi pisahan, ora

bisa ditampa calon mantumu, njalari nasibe putramu kampul-kampul ora genah

karampungane, lan dina-dina nuwuhake dredah ing tengahing bebrayanmu. Aku

nganti ora mudheng, satemene Pak Darmaya ki butuh golek apa, kanggo sapa. (

PS/ 12. Hal 42).

Terjemahan:

“ Semua terlihat gembira. Biasanya bekerja tidak pasti dan tidak jelas, akan

memperoleh pekerjaan yang jelas, menerima gaji rutin. Dalam hati semua

menghargai usaha Pak Darmaya, bisa menyediakan pekerjaan, mengurangi

pengangguran di kampungnya.”

Aku tahu, Pak. Dari dulu aku sudah tahu. Tapi sekali lagi lihatlah kenyataan.

Peternakanmu yang sudah mendapat ijin ini nyatanya tidak bisa diterima oleh

masyarakat lingkunganmu, tidak bisa disetujui istrimu, sampai berpisah, tidak bisa

diterima calon menantumu, menyebabkan nasib anakmu mengambang tidak jelas

penyelesaiannya, dan setiap hari menimbulkan keresahan di tengah masyarakatmu.

Page 113: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Aku sampai tidak mengerti, sebenarnya Pak Darmaya ini butuh mencari apa, untuk

siapa.

Di pihak lain, Tegar melihat banyak juga warga yang masih menganggur karena

merasa tidak tertarik dengan pekerjaan sebagai pengurus babi. Tegar sebagai orang

yang berpendidikan dengan bergelar Sarjana Pertanian mencoba mencari solusi. Tegar

mengusulkan peternakan bebek sebagai salah satu cara. Awalnya warga kurang

berminat tetapi setelah Tegar menerangkan dengan jelas dan rinci, banyak warga yang

tertarik. Tegar mulai menjelaskan dengan contoh perhitungan kandangnya, yaitu per

meter persegi bisa menampung lima bebek, jadi jika memelihara seratus ekor hanya

membutuhkan dua puluh meter persegi. Tegar memberitahukan tentang pakan bebek,

yaitu campuran dari bekatul, tepung kedelai atau tepung ikan. Harga pakan tersebut

adalah seribu seratus per kilo gram. Sedangkan seekor bebek menghabiskan pakan

empat puluh kiloan dengan kisaran harga lima puluh ribu rupiah. Setiap bebek dalam

setahun bisa bertelur sampai dengan dua ratus dua puluh butir dan bebek mempunyai

masa telur sampai empat tahun. Hasil telur kemudian dikalikan dengan harga jual telur

saat itu. Kemudian Tegar menjelaskan mengenai sumber dana sementara bagi para

warga. Modal bisa diatasi dengan pinjaman dari bank atau koperasi syariah yang bisa

diangsur tiap bulan sehingga tidak terasa berat serta dengan bunga yang cukup ringan.

Beberapa bulan kemudian, peternakan bebek berkembang pesat. Hasil penjualan

telur setiap paginya bisa menjadikan pemasukan bagi peternaknya. Tanpa menuntut

pendidikan yang tinggi, solusi ini bisa mengurangi angka pengangguran kampung

Page 114: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Kauman. Pada akhirnya banyak pekerja peternakan babi yang berhenti dan memilih

mengikuti jejak teman-temannya untuk beternak bebek. Parjan dan Sukir merasa bahwa

beternak itik lebih sesuai dengan garis-garis hukum dalam agamanya. Peternakan babi

Darmaya sendiri menjadi tidak terurus karena kehilangan pekerja. Beberapa hari

peternakan babi diurus oleh Sarwan sebagai tangan kanan Darmaya. Namun tidak

berlangsung lama karena Sarwan juga merasa kewalahan dengan jumlah babi yang

tidak sedikit itu. Kemudian Darmaya sendiri yang merawat dibantu anaknya yaitu

Subekti. Subekti merasa kasihan dengan ayahnya yang sudah tua dan mengurus babi

sebanyak itu sendirian, lalu ia membantunya. Namun pada akhirnya peternakan babi

ditutup karena memang tidak ada pegawai. Darmaya menjual babi-babi itu kepada

rekan bisnisnya. Penggambaran ini terlihat dalam kutipan berikut.

“ Iki proyek ternak, nanging dudu babi. Iki ternak bebek, nganggo cara di

kandhang.”

“ Wong-wong katon bening polatane, kena pangribawa pengarep-arep kang katon

saka bebek.”

“ Pawitane dakjupukake saka Bank Santri. Disaur ping sepuluh, yen usahamu bathi

ya kudu menehi bathen marang bank. Kaya nalika Muhammad nglakokake

dagangane Siti Khodijah. Iya ta?” ( PS/ 8. Hal 19).

Terjemahan:

“ Ini proyek ternak, tapi bukan babi. Ini ternak itik, dengan cara di kandang.”

“ Orang-orang terlihat cerah wajahnya, terkena daya pengharapan yang terlihat dari

bebek.”

“ Modalnya saya ambilkan dari Bank Santri. Dibayar sepuluh kali, kalau usahamu

untung ya harus memberi keuntungan pada bank. Seperti ketika Muhammad

menjalankan dagangan milik Siti Khodijah. Iya kan?”

Page 115: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Pengangguran dalam masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat

Jawa khususnya, masihlah sangat sulit diatasi. Pengangguran dari desa berduyun-duyun

ke kota besar mengadu nasib untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Sampai di kota

besar banyak yang tidak mendapat pekerjaan. Persaingan yang besar membuat mereka

yang tidak berbekal pendidikan dan keahlian menjadi tersingkir. Mereka yang tidak

sanggup bertahan kemungkinan besar malah menjadi gelandangan yang justru

menambah angka pengangguran di kota. Terjadinya pengangguran bisa disebabkan

karena kurangnya lapangan pekerjaan yang memadai dengan jumlah pengangguran.

Walaupun ada celah, kebanyakan lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh pengangguran yang ada. Banyak kebutuhan pekerja

hanya untuk tingkat pendidikan tertentu yang tidak dimiliki oleh semua penganggur.

Pemerintah beserta masyarakat dapat bekerja sama untuk mendirikan lembaga

pelatihan kerja. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, setidaknya bagi calon pekerja

yang kurang berpendidikan bisa menunjukkan kemampuan lainnya. Pelatihan yang

diadakan harusnya tanpa dipungut biaya karena memang yang menjadi sasaran adalah

kalangan kurang berpendidikan serta ekonomi menengah ke bawah. Publikasi yang

gencar juga merupakan hal yang penting dalam hal suksesnya suatu kegiatan.

Dinas atau pihak terkait misalnya Dinas Pekerjaan Umum, selaku

penyelenggara harus melakukan publikasi tidak hanya melalui selebaran saja tetapi bisa

dengan mengumpulkan warga atau memberi undangan. Hal ini mengingat warga

masyarakat bawah kurang peduli dengan pengumuman yang kurang formal. Membuka

Page 116: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

lapangan kerja baru merupakan solusi yang cukup menjanjikan pula, walaupun

biasanya akan terhalang tentang permodalan. Solusi ini dijabarkan pula dalam cerbung

Sing Kendhang lan Sing Ngandhang, kekurangan modal bisa diatasi dengan pinjaman

bank yang pengembaliannya bisa diangsur tiap bulan sehingga usaha yang ditekuni bisa

berjalan. Dalam dunia nyata saat ini pinjaman modal sangat mudah diperoleh baik dari

lembaga milik pemerintah maupun swasta. Tentu saja pinjaman modal haruslah

memenuhi persyaratan yang diajukan oleh badan tersebut. Pengangguran tidak hanya

terlihat dalam dunia yang kurang berpendidikan, bahkan banyak yang berpendidikan

terlebih S1 masih menganggur. Hal ini selain dari faktor kurangnya lapangan pekerjaan

sendiri juga dipengaruhi oleh pandangan orang yang bersangkutan. Mereka tidak mau

bekerja jika tidak sesuai dengan gelar dan jurusan yang telah ditempuh. Padahal dalam

dunia kerja yang semakin sulit saat ini, yang bertahan ialah yang menang. Tidak harus

menunggu jenis pekerjaan yang sesuai tetapi lebih penting bagaimanakah menekuni

dan memanfaatkan peluang kerja yang ada.

Merintis karir dari bawah bukan hal yang buruk dalam jenjang pekerjaan justru

akan membuat seseorang menghargai pekerjaan yang ia miliki mengingat perjuangan

yang telah dilalui. Sayangnya dalam masyarakat saat ini, praktik kecurangan masih

kerap terjadi. Kecurangan biasanya berupa suap atau sogok. Suap atau sogok tidak

hanya terjadi di kalangan bawah tetapi juga pada kalangan atas sekalipun. Misalnya

saja seorang pejabat yang menyuap untuk mendapatkan suara dalam pemilihan agar ia

bisa menang. Dalam kasus korupsi, seorang koruptor rela menyogok orang-orang yang

Page 117: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

bisa memperlancar aksinya ataupun untuk orang agar menjaga rahasianya itu. Praktik

kecurangan lainnya adalah berupa kolusi, dimana seseorang yang berkuasa menjadikan

para anggota keluarganya menduduki kursi jabatan meskipun terkadang tidak sesuai

dengan pendidikannya. Praktik suap dan kolusi ini bisa merubah segala keadaan. Dalam

hal ini uang adalah segalanya, siapa yang membayar paling tinggi maka ia yang akan

menduduki lowongan tersebut, dimana ada anggota keluarga pimpinan maka celah

untuk orang lain sangatlah sempit untuk mendapatkan pekerjaan.

Berkaca dari kenyataan dari masyarakat saat ini, harus segera diadakan

perbaikan, mengingat praktik tidak jujur bisa terjadi di berbagai tempat, seperti

misalnya dalam perusahaan baik swasta maupun milik pemerintah. Ada baiknya praktik

seperti ini harus dihilangkan agar bagi yang berkompeten bisa bekerja tanpa harus

bersaing dengan campur tangan uang. Hal ini mengingat tidak semua warga Indonesia

adalah orang yang mampu dan berkecukupan. Orang mencari pekerjaan tentunya

bertujuan untuk mendapatkan uang agar dapat mencukupi kebutuhan hidup. Masih

banyak hal lain yang harus dipertimbangkan dalam menerima tenaga kerja, misalnya

melalui kepandaian akademis dan keahlian bidang.

Berangkat dari bentuk problem sosial yang muncul dalam masyarakat maupun

dalam cerbung, masalah dalam bidang ekonomi terkait pengangguran, Suryadi Ws juga

memberi pandangan-pandangannya. Menurut pengarang cerbung Sing Kendhang lan

Sing Ngandhang, pengangguran adalah warna tersendiri dalam kehidupan

bermasyarakat. Pengangguran dapat terjadi baik di kota besar maupun di desa

Page 118: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

sekalipun. Di kota-kota besar seperti Jakarta, pengangguran semakin meningkat

jumlahnya. Hal ini dikarenakan penganggur tidak hanya berasal dari penduduk asli

Jakarta namun ditambah pula arus urbanisasi dari desa dan kota lainnya yang juga

mencoba beradu nasib di ibu kota negara. Di desa sendiri banyak orang menganggur

karena biasanya pilihan kerja tidak begitu beragam seperti di kota.

Pekerjaan yang tersedia di desa umunya adalah berupa buruh kasar seperti

tukang pacul/ buruh tani dan pencari rumput ternak. Walaupun ada jenis pekerjaan

seperti pegawai negeri di desa, namun tentu saja jennis pekerjaan ini membutuhkan

pendidikan yang tinggi, sedangkan kebanyakan warga desa rata-rata hanya

berpendidikan SMP atau SMA. Bagi orang yang tidak mempunyai kemauan untuk

bekerja keras hal ini akan membuat niat bekerja hilang. Dengan keadaan seperti ini

maka banyak orang dari desa mencari pekerjaan di kota besar seperti Jakarta, dengan

harapan memperoleh pekerjaan yang lebih layak dan tidak terlalu memeras tenaga

ragawi. Sedangkan yang tidak mau berkerja dengan kondisi desa dan juga tidak

mempunyai keberanian mengadu nasib di kota akan tinggal di kampung tanpa ada

pekerjaan yang ditekuni. Namun biasanya penganggur yang berasal dari desa dan

minim akan bekal pendidikan dan keahlian. Bekal yang tidak memadai inilah yang

menyebabkan mereka tidak bisa bertahan dan kalah bersaing di dunia kerja perkotaan.

Pengangguran pada saat ini tidak hanya melanda kalangan yang minim pendidikan,

namun banyak pula dari orang yang berpendidikan masuk dalam golongan penganggur.

Page 119: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Pendidikan penganggur tidak tanggung-tanggung, banyak sarjana bahkan S2

dan diatasnya juga menganggur. Bagi kalangan terpelajar dan bergelar, masalahnya

adalah kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu. Selain

ketidak cocokan bidang ilmu, faktor gengsi juga berpengaruh. Banyak yang merasa

kurang pantas jika harus bekerja pada level paling bawah, seperti contohnya pelayan.

Padahal dalam dunia karir, haruslah dirintis dari bawah baru kemudian naik setingkat

demi setingkat. Proses seperti sangat wajar dalam dunia perusahaan, jadi karyawan

harus bisa menunjukkan profesionalitas dan kinerja yang baik agar bisa mendapatkan

promosi jabatan dari atasan. Namun jika jiwa bekerja di perusahaan atau pabrik tidak

dimiliki, jalan lain adalah dengan mencoba berwirausaha. Banyak juga sarjana yang

akhirnya menjadi wiraswasta sukses walaupun tidak sesuai dengan bidang

pendidikannya. Sebaiknya sebagai pemula dalam dunia kerja tidak harus pilih-pilih

kerja. Hal terpenting adalah bekerja dengan jalan halal. Dalam agama pun halal adalah

tuntutan utama dalam memilih pekerjaan agar mendapat ridho Tuhan.

Masalah pengangguran tentunya dapat sedikit dikurangi dengan membuka

lapangan pekerjaan baru. Lapangan pekerjaan ini bisa dalam berbagai bentuk seperti

beternak, berjualan dan bertani. Salah contoh dari kejadian ini adalah seorang sarjana

sosial yang menjadi pengusaha batu bata. Setelah selesai kuliah ia tidak bisa

mendapatkan pekerjaan yang dianggap sesuai, akhirnya mencoba membuka peluang

usaha melalui batu bata. Dengan kegigihan dan tidak memandang gelarnya, nyatanya ia

bisa menjadi pengusaha batu bata yang sukses. Pengusaha batu bata bergelar sarjana

Page 120: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

itu, tentu saja tetap membutuhkan pekerja-pekerja untuk membantu usahanya. Para

pekerja ini bisa diambil dari warga kampungnya yang masih menganggur sehingga

paling tidak usahanya dapat menyerap pengangguran setempat. Terlebih ia bukan asli

perajin batu batu sehingga secara tidak langsung harus berusaha mempelajari seluk

beluk tentang batu bata, dari tahap pembuatan sampai pemasarannya. Pembelajaran ini

bisa dari para warga sekitar yang lebih berpengalaman dan dengan menjadikan warga

menjadi para karyawannya. Kegiatan bertani pun juga tidak ada salahnya untuk dicoba.

Bertani tidak harus mencangkul sendiri dan mengairi sawah sendiri. Apabila

mempunyai sawah yang cukup luas, bisa dengan memperkerjakan para buruh untuk

menangani sawahnya. Sedangkan ia sebagai orang yang berpendidikan tinggi, bisa

dengan mengontrol perkembangan sawah. Ia bisa mencari pengetahuan tetntang

persawahan yang bisa diterapkan di lahannya. Tidak ada yang melarang seorang sarjana

pergi ke sawah, walaupun hanya sekedar membantu orang tua. Karena dengan

kebiasaan membantu orang tua ini akan membuat seseorang terbiasa mengurusi sawah

dan menguasai betul tentang persawahan serta akhirnya mampu mengembangkan

sawahnya sendiri.

Salah satu solusi untuk pengangguran juga dipaparkan seperti tergambar dalam

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang yaitu Tegar dan warga kampung Kauman

yang beternak bebek. Tegar yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih baik dari

kebanyakan warga di kampung Kauman mempelajari tentang usaha peternakan bebek.

Setelah mendapat banyak referensi, Tegar mengusulkan pada warga untuk mendirikan

Page 121: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

peternakan bebek. Tegar tentunya memberi penjelasan terkait peternakan bebek, seperti

pemberian pakan, pemeliharaan kandang sampai pemasarannya. Tegar juga memberi

kalkulasi angka yang memudahkan warga membayangkan bagaimana alur uang

pemasukan dan pengeluaran. Peternakan bebek ternyata bisa menjadi jalan tumbuhnya

perekonomian warga kampung yang masih menganggur. Usaha ternak bebek yang

dimulai dari kecil-kecilan bisa berkembang menjadi besar.

Dengan demikian maka masalah pengangguran akan dapat sedikit dikurangi

keberadaannya. Di desa-desa bisa dengan menerapkan pertanian, peternakan atau

berwirauasaha yang berbasis sumber daya alam yang tersedia di desa, seperti kayu dan

bambu. Sedangkan di kota-kota besar bisa dengan membuka toko atau pabrik yang bisa

menyerap tenaga kerja, baik dari desa dan kota, baik yang berpendidikan tinggi atau

kurang berpendidikan.

3. Cinta

Cinta memang merupakan masalah pribadi seseorang karena cinta berhubungan

hati. Cinta merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada dua insan

berlainan jenis untuk saling mengasihi dan menyayangi. Cinta sendiri adalah hal yang

muncul tanpa adanya paksaan. Cinta dengan tuntutan dan perubahan itu bukan cinta

tetapi perjanjian. Adanya cinta dalam diri seseorang bisa menimbulkan suka maupun

duka. Datangnya cinta pun tidak bisa ditebak. Cinta tulus tidaklah memandang status

dan materi tetapi hanya memakai rasa. Rasa yang bisa menentramkan dan

membahagiakan kedua pihak.

Page 122: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Cinta sama artinya dengan kasih sayang sehingga kalau seseorang mencintai

orang lain artinya orang tersebut berperasaan kasih sayang atau berperasaan suka

terhadap orang lain tersebut. Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan

keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan

masyarakat manusiawi yang akrab.

Cinta sendiri dapat digolongkan dalam menjadi eros, agape dan philia. Cinta

Eros adalah cinta seksual, yang didasarkan pada nafsu/ birahi. Di sini, orang lain

dipandang hanya sebagai obyek. Cinta Eros merupakan cinta antara laki-laki dan

perempuan karena adanya kodrat. Penghargaan terhadap orang lain sebagai pribadi

tidak ada. Satu-satunya yang ada ialah nafsu “ego”. Eros merupakan cinta yang terarah

kepada orang lain tetapi ditujukan demi kepuasan pribadi orang yang mencintai.

Dengan kata lain, cinta ini terarah kepada kepuasan diri sendiri. Orang lain dilihat

bukan karena pribadi melainkan didasarkan pada jenis kelamin semata. Cinta eros bisa

disamakan dengan cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna

dengan orang lain. Dalam pengertian ini, intimitas atau kemesraan diperoleh dari

hubungan seksual, sehingga penyatuan hanya terkesan dari fisik. Cinta kasih dapat

merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Cinta kasih erotis bila benar-benar

cinta kasih maka akan timbul satu pendirian bahwa seseorang sungguh-sungguh

mencintai dan mengasihi dengan jiwa yang sedalam-dalamnya.

Page 123: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Cinta Agape adalah cinta yang tertinggi, yaitu cinta manusia dengan Tuhan.

Cinta Agape merupakan cinta yang bersifat religius. Dalam hal ini, cinta merupakan

pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah

Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.

Tidak hanya salat, pujian dan doanya, tetapi semua tindakan dan tingkah lakunya

ditujukan kepada Tuhan, mengharapkan penerimaan dan ridla-Nya. Cinta yang ikhlas

seorang manusia kepada Tuhan akan merupakan pendorong dan mengarahkannya

kepada penundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada Tuhan akan

membuat seseorang menjadi mencintai sesama manusia, hewan, semua makhluk Tuhan

dan seluruh alam semesta.

Cinta Philia merupakan cinta pada ayah/ ibu dan saudara-saudaranya. Cinta

Philia berarti pula cinta persahabatan, yang bisa tejadi antara pria antar wanita maupun

antar pria dan wanita.. Di sini, cinta mempunyai sifat relasional. Hal ini terkait kodrat

manusia sebagai makhluk sosial yang butuh dan suka hidup bersama-sama. Cinta philia

tidak dibatasi oleh jenis kelamin tetapi terbuka kepada semua, baik pria maupun wanita.

Cinta philia bisa terwujud melalui bergaul dan bersahabat sejati, karena dalam

mewujudkan keduanya ini harus ada semangat cinta dan kasih sayang sesama,

meskipun unsur pembawaan pribadi serta bakat bergaul mempengaruhi pergaulan

seseorang.

Demikian banyak arti dan bentuk cinta, tetapi cinta sendiri akan menjadi ujung

tombak masalah sosial ketika cinta telah berbicara mengenai status seseorang dalam

Page 124: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

masyarakat. Cinta yang sah dalam kehidupan bermasyarakat membutuhkan adanya

legalitas. Legalitas yang dikeluarkan dari sisi agama maupun pemerintahan agar dua

orang yang bersangkutan mendapat pengakuan atas cinta mereka. Umumnya legalitas

cinta dalam masyarakat ditunjukkan dengan ikatan perkawinan. Kisah cinta dalam

masyarakat tidak hanya terjadi dalam hubungan pernikahan, karena pernikahan sendiri

melalui proses yang tidak singkat. Misalnya saja tahap pengenalan, pangakraban,

pacaran, tunangan dan akhirnya menikah. Ada pula kisah cinta yang tulus tanpa

memandang status.

Kisah cinta juga mewarnai kehidupan tokoh dalam cerbung Sing Kendhang lan

Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini. Cinta yang muncul dalam cerita adalah cinta

eros dan cinta agape. Cinta agape yaitu cinta terhadap Tuhan terlihat dari salah satu

tokoh yaitu Tegar. Tegar adalah orang yang beragama Islam. Tegar adalah orang yang

baik, beriman dan bertaqwa. Tegar adalah orang yang religius, termasuk keluarga dan

lingkungan masyarakat di kampungnya yaitu kampung Kauman. Sebagai orang yang

beriman, Tegar berusaha menjalankan perintah dalam agama dan menjauhi segala

larangan Alloh. Dalam agama Islam sesuatu yang berkaitan dengan babi adalah haram

dan najis. Terkait dengan pendirian peternakan babi milik Darmaya, Tegar menolak

dengan tegas. Bagi Tegar menerima keberadaan babi tersebut sama dengan

membiarkan apa yang dilarang dalam agamanya berkembang di masyarakat. Sikap

Tegar ini menunjukkan bahwa perasaan cintanya terhadap Tuhan sangat besar. Rasa

Page 125: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

cinta ini ditunjukkan dengan berusaha menjalankan perintah-Nya serta menjauhi

larangan-Nya.

Kisah cinta eros muncul pula dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang. Cinta ini terjadi antara Tegar dan Sri Mulya , dimana Tegar dan Sri Mulya

saling mencintai karena kodrat. Kodrat Tegar sebagai laki-laki dan Sri Mulya sebagai

perempuan menimbulkan rasa saling mengasihi dan menyayangi. Hal ini juga melihat

kondisi psikis Tegar dan Sri Mulya yang masih normal yaitu mencintai orang yang

berlainan jenis.

Tegar pernah menjadi kekasih Sri Mulya. Saat itu Tegar masih menempuh

pendidikan kuliahnya sedangkan Sri Mulya masih duduk dibangku SMK. Banyak

teman-teman seumuran mereka mengetahui tentang hubungan mereka, bahkan ada

yang iri karena kedekatan mereka. Saat mereka berkemah di gunung Baka kala itulah

cinta mereka mulai bersemi. Kemana-mana selalu berdua dan bergandengan tangan

membuat yang melihat menjadi ingin merasakan hal yang sama pula. Tegar selalu

mendampingi dan menjaga Sri Mulya. Saat Sri Mulya menaiki bukit dan hampir

terjatuh ke jurang, Tegar lah yang setia menuntun langkahnya hingga Sri Mulya merasa

aman dan tentram kala bersama Tegar. Hubungan Tegar dan Sri Mulya terlihat dari

kutipan-kutipan berikut.

“Dheweke banjur kelingan, nalika klas siji es-em-ka biyen tau kemah menyang

gunung Baka ing sisih kidul kae, diterake Tegar sing wektu iku wis kuliah. Ya wiwit

iku ana pletiking rasa tresna, kang tetela ora tau bisa ilang saka atine tekan

seprene. .....”. ( PS/ 7. Hal 20).

Page 126: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

“ Dhek semana munggahku dituntun dening bocah lanang mahasiswa, jenenge

Tegar. Aku isih eling kanthi cetha Mas, kanthi tuntunane satriya mau, atiku dhek

semana rumangsa ayem tentrem, nadyan adoh saka omah. .....”.

Angene nrawang bali marang lelakon sewelas taun kepungkur nalika dheweke isih

kuliah ing Fakultas Pertanian. Gawang-gawang katon citrane prawan cilik aran

Sri Mulya sing sareh nanging kenes, nganggo seragam soklat pramuka. Katon

gawang-gawang prawan sunthi sing sajak aleman gondhelan tangane ngrekel

pereng gunung kang ndeder. Pendhak-pendhak tekan papan rumpil,mripate kang

blalak kolir-kolir nyorotake kejujuran, njaluk ditulungi amrih ora tiba kecemplung

jurang. ..... Lathine kang nemplik ngucap kanthi polos: “ Mas, aku mau jan wedi

banget lho. Nek kepleset, tiba jurang kae rek rampung uripku ing kono.” ( PS/ 7.

Hal 46).

Terjemahan:

“ Dirinya kemudian teringat, ketika kelas stu SMK dulu pernah kemah ke gunung

Baka di sebelah selatan itu, diantar Tegar yang waktu itu sudah kuliah. Ya mulai itu

ada percikan rasa cinta, yang ternyata tidak bisa hilang dari hatinya sampai

sekarang.”

“ Saat itu naikku dituntun oleh anak laki-laki mahasiswa, namanya Tegar. Aku

masih ingat dengan jelas Mas, dengan tuntunan ksatria tadi, hatiku saat itu merasa

damai tentram, walau jauh dari rumah.”

“ Angannya menerawang kembali pada perjalanan sebelas tahun yang lalu ketika

dia masih kuliah di Fakultas Pertanian. Samar-samar terlihat wajah gadis kecil

bernama Sri Mulya yang pendiam tapi centil, memakai seragam coklat pramuka.

Terlihat samar-samar gadis kecil yang terlihat manja berpegangan tangannya

merangkak lereng gunung yang tinggi. Tiap-tiap sampai tempat berbahaya, matanya

yang terlihat menyorotkan kejujuran, meminta ditolong supaya tidak jatuh masuk

jurang. Bibirnya yang tipis berucap dengan polos: “ Mas, aku tadi sungguh takut

sekali lho. Kalau terpeleset, jatuh ke jurang itu pasti selesai hidupku di sana.”

Sri Mulya kemudian pindah ke Purwodadi bersama keluarga Darmaya yaitu

orang tua angkatnya. Semenjak kepindahan Sri Mulya ke Purwodadi itu, keduanya

tidak bisa berkomunikasi lagi. Setelah kembali ke kampung karena Darmaya pensiun,

Sri Mulya telah menjadi istri Darmaya. Istri pertama Darmaya telah meninggal,

Page 127: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Darmaya melihat Sri Mulya sangat ngemong Subekti, anak satu-satunya. Darmaya

tidak tega pada Subekti jika menikah dengan orang yang baru dan tidak tahu sifat

aslinya yang bisa-bisa salah pilih malah menyiksa Subekti seperti kebanyakan cerita

tentang ibu tiri. Sebenarnya Sri Mulya dan Subekti sendiri tidak jauh berbeda umurnya

hanya empat tahunan. Sri Mulya pun menerima tawaran Darmaya untuk menjadi

istrinya. Hal ini dilakukan Sri Mulya tidak lain hanya untuk faktor balas budi. Darmaya

dan keluarganya adalah orang-orang yang berjasa karena bersedia merawat,

membesarkan serta menyekolahkan Sri Mulya. Dalam keadaan seperti itu, Tegar

sebagai kekasih Sri Mulya tidak bisa berbuat apa-apa karena sedang menempuh

pendidikan serta berada jauh darinya. Setelah Darmaya menikah dengan Sri Mulya,

keadaan memang seperti harapan Darmaya yaitu Sri Mulya menjadi ibu yang baik bagi

Subekti dan berhasil membimbing Subekti sampai bangku perkuliahan. Tegar akhirnya

menjadi kekasih Subekti dan menjadikan status Sri Mulya menjadi calon ibu

mertuanya. Tetapi cinta dan rencana pernikahan Tegar dan Subekti kisruh setelah

Darmaya mendirikan peternakan babi. Hal ini terlihat dari kutipan berikut.

“ Bekti nyawang priya kekasihe iku. Batine wis nggraita wiwit biyen menawa

calon sisihane iku mesthi ora sarujuk anane babi ing omahe bapakne.” ( PS/ 1. Hal

47).

Subekti meneng, nanging tetep suntrut. Ana gambaran kang peteng jroning batine,

gegayutane lawan sesambungane karo Tegar. Rasane kok saya amba jurang kang

misahake pribadine karo priya sing ditresnani iku. Kang kelakon kari-kari iki wae

wis nuwuhake sewu pitakon jroning batin, temah kisruh atine. Biyen Tegar janji,

Page 128: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

saulihe saka Bali bakal ndadekake rembug perkara anggone arep jejodhoan14

.

Nanging nyatane nganti seprene meneng wae, kandheg dening ontran-ontran

perkara babi. ( PS/ 4. Hal 20).

Terjemahan:

“ Bekti memandang pria kekasihnya itu. Batinnya sudah menduga dari dulu jika

calon pendampingnya itu pasti tidak setuju adanya babi di rumah bapaknya.”

Subekti diam, tapi tetap cemberut. Ada gambaran yang gelap dalam batinnya,

sehubungan dengan hubungannya dengan Tegar. Rasanya kok semakin luas jurang

yang memisahkan dirinya dengan pria yang dicintainya itu. Dulu Tegar janji,

sepulangnya dari Bali akan memastikan pembicaraan masalah dirinya yang akan

menikah. Tapi nyatanya sampai sekarang diam saja, terhalang oleh masalah babi.

Sri Mulya sendiri sebagai istri, juga kurang menyetujui usaha Darmaya. Sri

Mulya menjadi akrab kembali dengan Tegar karena sering bertukar pendapat mengenai

permasalahan babi serta membicarakan tentang masa depan Tegar dengan Subekti.

Namun pada akhirnya Sri Mulya bercerai dengan Darmaya karena tidak betah dengan

usaha yang digeluti Darmaya. Sri Mulya kemudian menetap di daerah Prambanan

menempati rumah sewaan milik Tegar, sedangkan Tegar justru tinggal di gubug

perkebunan jamu miliknya yang tidak begitu jauh dari tempat Sri Mulya. Sri Mulya

membuka salon baru di sana. Saat itu nasib cinta Subekti dan Tegar kian terombang-

ambing. Disaat itu pula Sarwan kaki tangan Darmaya diam-diam mencintai Subekti.

Sebenarnya Sarwan mencintai Subekti semenjak duduk di SMA tetapi tidak pernah

14

jejodhowan. Penulisan yang tepat sesuai ejaan bahasa Jawa tanpa mengguwan huruf (

w), cukup dengan panambang/ akhiran (-an)..

Page 129: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

mendapat jawaban. Sarwan merasa Tegar sangat beruntung bisa memiliki Subekti,

berbeda dengan nasib cintanya dan Sarwan pun tidak berhenti berharap. Perasaan

Sarwan dapat terlihat dari kutipan berikut.

“Ing remenging lampu listrik Sarwan nglirik blegere Subekti sing isih prawan iku.

Pitung taun kepungkur prawan ayu iku tau disir, nanging ora gelem nimbangi.

Pancen isih sumengit nalika iku. Lagi klas loro es-em-a. Pikirane durung diwasa.

Saiki wis diwasa, wis lulus insinyur peternakan. Ah, atine Sarwan meri marang

kabegjane Tegar. Adoh telenging batine Sarwan ana pitakon: Apa cancangane

wong loro iku wis tali pati ta?” ( PS/ 3. Hal 47).

Terjemahan:

Di keremangan cahaya lampu Sarwan melirik sosok Subekti yang masih gadis itu.

Tujuh tahun yang lalu gadis itu pernah ditaksir, tapi tidak mau membalas. Memang

masih galak saat itu. Baru kelas dua SMA. Pikirannya belum dewasa. Sekarang

sudah dewasa, sudah lulus sarjana peternakan. Ah, Sarwan iri hati dengan

keberuntungan Tegar. Jauh di lubuk hati Sarwan ada pertanyaan: Apa ikatan kedua

orang itu sudah terikat kuat dan tidak bisa dipisahkan ya?

Melihat hubungan Subekti dan Tegar yang semakin meruncing tumbuhlah ide

Sarwan. Sarwan mengetahui kalau Sri Mulya tinggal di rumah sewaan milik Tegar di

Prambanan. Sarwan membuat berita bohong. Ia mengabarkan bahwa Tegar dan Sri

Mulya tinggal serumah. Tentu saja Subekti marah dan merasa dikhianati oleh kekasih

dan mantan ibu tirinya itu. Apalagi setelah menyusul ke Prambanan Tegar dan Sri

Mulya sedang berfoto. Tanpa menanyakan dulu Subekti langsung marah-marah dan

menyangka kabar itu benar. Keadaan seperti itu dapat terlihat dari kutipan-kutipan

berikut.

Page 130: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

“ Sajake kowe ora ngerti yen ing Prambanan kana wong loro iku manggon nunggal

saomah. Aku ora ndakwa ngono, Dhik. Aku mung kandha, wong loro iku manggon

tunggal saomah. Ya omah sewane Tegar sing wis dienggoni saploke dheweke ana

Prambanan kuwi. Nek ora ngandel, ayo daktuduhi. Mundhak kokkira aku adu-

adu.” ( PS/ 8. Hal 20).

Terjemahan:

“ Sepertinya kamu tidak mengetahui jika di Prambanan dua orang itu tinggal

serumah. Aku tidak menuduh demikian, Dhik. Aku hanya bilang, dua orang itu

tinggal serumah. Ya rumah sewaan milik Tegar yang sudah ditempati selama dia di

Prambanan. Kalau tidak percaya, mari aku tunjukkan. Nanti disangka aku mengadu-

adu.”

Melihat kenyataan itu Subekti langsung pulang. Ia menangis terus merasa telah

dikhianati cintanya. Keadaan yang rapuh membuat Subekti jatuh dalam pelukan setan

dari Sarwan. Mereka melakukan hal yang tidak senonoh hingga Subekti hamil. Sebagai

bukti bahwa Sri Mulya dan Tegar tidak ada apa-apa, Sri Mulya melamarkan Tegar

untuk Subekti. Darmaya sendiri mengajukan syarat agar Sri Mulya kembali menjadi

istrinya karena ia begitu mencintainya. Awalnya Subekti menerima lamaran Tegar dan

menyesal telah percaya berita dari Sarwan, namun akhirnya ia melarikan diri dengan

Sarwan. Subekti merasa tidak pantas lagi mendampingi Tegar. Setelah acara lamaran

tidak terlaksana, Tegar memikirkan Subekti yang bisa dengan mudahnya terjerumus

dalam seperti itu. Tegar teringat pada sosok gadis cantik yang pernah ia cintai dulu

yaitu Sri Mulya. Gadis itu masih cantik seperti dulu. Statusnya sebagai janda bekas

calon mertuanya bukan ukuran baginya. Tegar mencintai Sri Mulya tanpa memandang

status dan mau menerima keadaannya seperti apapun. Sri Mulya pun tidak serta merta

Page 131: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

percaya pada Tegar, namun setelah Tegar menunjukkan foto mereka sewaktu dulu, Sri

Mulya menjadi luluh hatinya. Bagi mereka berdua cinta sejati yang tulus ternyata tidak

mudah didapatkan tetapi harus melalui perjalanan waktu yang panjang. Hal ini terbukti

dengan kutipan berikut.

Mas.

Piye? Saure Tegar.

Apa wis kok penggalih kanthi jero?

Wis.

Mung telung dina iki? Lan ing sajrone atimu ora semplah mergo wurung karo

Bekti.

Aku ora tau semplah. Malah aku ora tau tresna karo Bekti. Dhik Sri Mulya. Kowe

kudu ngerti, yen anggonku mikir ora mung telung dina iki. ..... Ora mung telung

sasi. Nanging sewelas taun, wiwit gambar kuwi dijupuk ing dhuwur gunung Baka.

.....

Apa kowe ethok-ethok ora weruh, wolung taun aku dadi cawisane Darmaya?

Sing kok wenehake mung ragamu. Nanging atimu tetep kok gondheli kenceng lan

kok cawisake aku. .....

Kowe ora gela Mas, ngepek randha elek turahane wong tuwek?

Ora!. ..... Kowe dudu wong elek, Dhik Sri Mulya. Kowe wong ayu kaya barleyan,

wong sabar lan momot kaya segara, wong kukuh santosa kaya gunung, wong arum

kaya kembang, wong giras lan kesit kaya menjangan, galak kaya macan, nanging

lumer kaya pupur, lembut kaya banyu, anyeb kaya bun isuk. Dhik Sri Mulya, kowe

gempalaning kaendahan alam kang dicepakake kanggo aku, dadi papanku

lelumben sadawaning umurku. ( PS/ 17. Hal 46).

Terjemahan:

Mas.

Bagaimana? Jawab Tegar.

Apa sudah kamu pikirkan dalam-dalam?

Sudah.

Hanya tiga hari ini? Dan didalam hatimu kecewa karena gagal dengan Bekti.

Aku tidak pernah kecewa. Malah aku tidak pernah cinta dengan Bekti. Dik Sri

Mulya. Kamu harus tahu, jika aku memikirkannya tidak hanya tiga hari ini. Tidak

hanya tiga bulan. Tapi sebelas tahun, mulai gambar itu diambil di atas gunung

Baka.

Apa kamu pura-pura tidak melihat, delapan tahun aku jadi hidangannya Darmaya?

Page 132: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Yang kamu berikan hanya ragamu. Tapi cintamu tetap kamu genggam erat dan

kamu persembahkan untukku.

Kamu tidak menyesal, Mas, meminang janda jelek sisa orang tua.

Tidak!

Kamu bukan orang jelek, Dik Sri Mulya. Kamu orang cantik seperti berlian, orang

sabar dan pengertian seperti laut, orang kukuh sentosa seperti gunung, orang wangi

seperti bunga, orang sehat dan gesit seperti rusa, galak seperti harimau, tapi halus

seperti bedak, lembut seperti air, sejuk seperti embun pagi. Dik Sri Mulya, kamu

bagian keindahan alam yang disediakan untukku, jadi tempatku berbagi seumur

hidupku.

Kehidupan masyarakat nyata juga tidak lepas dari kisah cinta seperti di atas.

Cinta yang tulus dari dua orang manusia tanpa memandang status kerap terjadi.

Misalnya seorang janda yang menikah dengan seorang perjaka dan seorang duda yang

menikah dengan seorang gadis. Masing-masing dari mereka tidak menganggap cinta

seperti itu adalah terlarang, justru inilah yang dianggap sebagai kuasa Tuhan. Dalam

keadaan seperti apapun dan bagaimanapun manusia tidak akan bisa menolak cinta jika

memang saatnya menghampiri mereka. Masyarakat pun juga menganggap hal ini bukan

sebuah penyimpangan karena memang cinta hanya dirasa dalam hati dan merupakan

anugerah dari Tuhan. Apalagi ketika pasangan tersebut telah melegalkan hubngan

mereka dalam ikatan perkawinan maka masyarakat menganggap mereka adalah

anggota yang sah dan telah sesuai norma.

Keberadaan cinta akan menjadi berbeda ketika muncuk fenomena pergaulan

bebas. Pasangan yang belum mempunyai ikatan resmi masih dianggap dalam batas

wajar misalnya tahap pacaran. Sayangnya dalam masyarakat saat ini sering kewajaran

yang diberikan oleh masyarakat disalah gunakan oleh yang terikat cinta. Banyak yang

Page 133: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

sering kesana-kemari bersama bahkan ada yang sudah serumah tetapi belum

mempunyai ikatan resmi. Selain itu dikalangan anak muda saat ini hubungan cinta

dianggap sebagai hubungan saling memuaskan nafsu belaka.

Dalam keadaan seperti di atas diperlukan kontrol sosial yang kuat. Misalnya

saja dengan pemberlakuan jam malam agar ada batasan waktu yang layak untuk

berkunjung. Selain dari masyarakat tentunya harus didukung dari lingkungan keluarga

terutama orang tua. Bagaimana orang tua bisa memberikan sebuah kebebasan yang

bertanggung jawab, tidak bersenang-senang tetapi juga harus menunjukkan sikap yang

positif pula dari kegiatan-kegiatan diluar rumah. Hal ini memang umumnya terjadi pada

usia remaja/ labil. Biasanya bagi pasangan yang cukup dewasa akan bisa mengerti

ukuran pantas dan tidaknya suatu perbuatan dilakukan di dunia umum berkaitan dengan

cinta.

Hal demikian yaitu cinta yang penuh kedewasaan, dicontohkan oleh Tegar dan

Sri Mulya dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang. Walaupun mereka

akhirnya bersedia hidup bersama dan sedang berada dalam satu kamar tapi mereka tahu

bahwa perbuatan yang boleh dilakukan sebelum mereka resmi menikah. Bagaimanapun

orang yang lebih dewasa akan dianggap sebagai contoh bagi yang lebih muda untuk itu

kesadaran dari berbagai pihak juga diperlukan. Apabila tindak yang dilakukan telah

melanggar norma tidak bisa diatasi dengan cara halus maka pengadaan sanksi cukup

efektif bagi mereka yang terbukti bersalah. Ada kalanya orang yang bersalah atau

melanggar norma bisa sadar dengan sendirinya. Ketika merasa sadar maka orang yang

Page 134: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

bersangkutan akan berusaha bertobat, tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dan

ingin menebus kesalahannya yang telah lalu. Seperti Subekti dan Sarwan yang telah

melakukan aib dan akhirnya mereka memilih meninggalkan kampung serta menebus

kesalahan dengan merawat janin yang dikandung Subekti. Dengan demikian kisah cinta

dalam masyarakat sangat beragam bentuknya, termasuk kisah cinta sejati antara

pemuda dengan janda tanpa memandang status sosial yang dimiliki seperti yang

tergambar dari kisah cinta Tegar dan Sri Mulya.

Masalah cinta juga mendapat sorotan dari Suryadi Ws, baik dalam kehidupan

sosial nyata maupun dalam cerbung karnyanya. Cinta adalah anugerah Tuhan kepada

hambanya yang berlainan jenis. Cinta berkaitan dengan hati dan berkenaan dengan

sayang serta kenyamanan. Ketulusan dan kesetiaan adalah pendamping keberadaan

cinta. Cinta bisa merubah suatu keadaan tanpa ada paksaan.

Disamping ketulusan dan kesetiaan tentunya selalu hadir cemburu sebagai

pelengkap adanya cinta. Terkadang cinta tercipta ditengah-tengah kemelut, kericuhan

atau persimpangan. Hal ini menyebabkan cinta membutuhkan adanya pengorbanan dan

pembuktian. Selain itu cinta terkadang tercipta sangat rumit, seperti cinta segitiga, cinta

lama bersemi kembali dan cinta-cinta versi lainnya. Cinta yang terjalin antar manusia

terutama yang berlainan jenis, merupakan sarana menjaga persaudaraan. Apabila

seseorang menjalin hubungan cinta dengan pasangannya, maka ia juga menjalin

hubungan baik dengan kelurganya, apalagi jika sudah berkomitmen untuk berumah

tangga. Untuk itu hubungan yang ada akan selalu diusahakan menciptakan ketentraman

Page 135: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dan kenyamanan. Dalam pandangan Suryadi Ws, cinta sendiri merupakan problem

sosial yang sangat rawan.

Keberadaan cinta bisa sangat berbahaya jika salah mengantipasi. Kadang demi

cinta dapat menyebabkan pertengkaran atau perselisihan dengan teman, sahabat,

keluarga dan orang tak dikenal sekalipun. Walaupun cinta terbilang rawan namun

kemunculannya dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah sering. Fenomena cinta

segitiga seperti dalam cerbung karangannya juga sering muncul dalam masyarakat,

misalnya seorang laki-laki yang mencintai kekasihnya namun sahabat kekasihnya ikut

pula mencintainya. Fenomena lain adalah cinta yang tidak memandang status, misalnya

janda menikah dengan perjaka atau sebaliknya. Hal ini membutuhkan kedewasaan dari

berbagi pihak agar cinta sebagai anugerah Tuhan ini tidak menjadi api pertikaian.

Hubungan cinta bisa terjalin tidak hanya dengan seorang saja. Dalam

berpacaran misalnya, walaupun tengah sedih karena putus cinta namun bisa merasakan

jatuh cinta dengan orang lain sebagai penggantinya. Lain halnya dengan sebuah cinta

dalam ikatan pernikahan, seharusnya dengan segala daya dan upaya ikatan tersebut

dipertahankan. Alangkah baiknya jika pernikahan hanya sekali seumur hidup. Untuk

menjaga keutuhan cinta yang ada maka sikap saling menghargai dan pengertian harus

diwujudkan. Kedewasaan dari kedua pihak sangat mendukung harmonisnya sebuah

hubungan.

Cinta merupakan sebuah ibadah apabila melakukan dengan aturan agama yang

sesuai. Terjalinnya cinta sudah pasti akan membuat pihak yang terlibat memelihara tali

Page 136: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

silaturakhim yang ada. Dengan memelihara tali persaudaraan secara otomatis orang

yang bersangkutan akan memperoleh pahala. Dalam agama memelihara tali

persaudaraan adalah salah satu manifestasi menjaga hubungan antara manusia dengan

manusia. Cinta dengan aturan agama yang sesuai memang sangat sulit saat ini. Hal ini

disebabkan oleh banyak faktor, misalnya globalisasi dan modernisasi. Orang bangsa

timur seperti Indonesia yang kebanyakan muslim akan lebih tertarik mengikuti gaya

hidup barat. Gaya hidup yang diserap sayangnya bukanlah dari segi kemajuan

teknologinya, namun lebbih pada kebebasan atau liberalisme. Lliberalisme yang

cenderung membumi saat ini adalah gaya pacaran atau berkenaan dengan cinta.

Dalam kehidupan dunia barat kebebasan merupakan hak setiap individu,

termasuk dalam hal pribadi seperti cinta. Negara-negara memberi kebebasan penuh

pada warga untuk mengekspresikan rasa cinta. Ikatan resmi berupa pernikahan

bukanlah hal yang sangat penting, karena banyak yang tinggal serumah dan mempunyai

anak meskipun belum ada pernikahan. Namun berbeda dengan di negara-negara timur,

utamanya di Indonesia. Memang cinta merupakan hak individu yang berkaitan dengan

hati, namun hak akan rasa tersebut haruslah tetap memperhatikan aturan. Aturan itu

sendiri bisa berasal dari agama dan hukum negara, agama misalnya menghalalkan

bersentuhan jika sudah menjadi muhrim dan hukum negara misalnya dengan adanya

pernikahan yang disahkan oleh lembaga keagamaan negara seperti KUA ( Kantor

Urusan Agama).

Page 137: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Seiring laju perkembangan dunia yang semakin bebas saat ini, cinta sering pula

disalahartikan. Kebanyakan orang terutama pada kalangan usia remaja yang tengah

labil, mengartikan cinta yang identik dengan pemuasan hawa nafsu. Banyak anak usia

remaja yang berdalih coba-coba melakukan hal kurang pantas. Hal ini tentunya telah

mengurangi esensi cinta itu sendiri. Walaupun atas dasar cinta namun tanpa adanya

ikatan yang resmi dan sah, penyimpangan-penyimpangan tersebut tetaplah tidak sesuai

dengan norma. Pada usia yang cukup dewasa, seharusnya seseorang bisa membawa

cinta pada posisi yang tepat.

Keadaan seperti di atas terlihat dalam cerbung karyanya, tokoh Tegar dan Sri

Mulya yang berada satu kamar, hanya berdua dan didukung suasana hujan namun tidak

terjadi hal yang tidak pantas. Mereka berdua yang telah dewasa dan bukan anak kecil

lagi berpikir dengan nalar yang panjang dan masih mengedepankan moral. Terlebih

Tegar adalah orang yang matang dalam hal agama dan pendidikan sehingga bisa

mengontrol cinta dengan hawa nafsu. Sri Mulya sendiri juga mempunyai pikiran yang

bijak, meskipun ia adalah seorang janda muda, ia tidak terpengaruh keadaan saat itu.

Sri Mulya juga dengan kesadarannya meminta Tegar untuk bersabar dan menunggu

saat yang tepat yakni setelah menikah.

Keadaan di atas menggambarkan salah satu potret cinta tulus yang terjadi dalam

kehidupan nyata, meskipun masih banyak lagi bentuk cinta lain yang tercipta dalam

masyarakat seperti fenomena cinta dengan kesenjangan sosial, fenomena cinta yang

berbeda keyakinan dan fenomena cinta status duda dengan gadis. Cinta antara seorang

Page 138: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

pemuda dengan seorang janda yang dilandasi dengan ketulusan untuk hidup bersama

bukan hawa nafsu belaka yang menjadi gambaran dalam cerbung Sing Kendhang lan

Sing Ngandhang. Status resmi sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan cinta

seutuhnya, terlebih harus tetap memperhatikan atturan-aturan yang ada, baik aturan

agama maupun aturan negara.

Keseimbangan yang berjalan antara hak dan kewajiban akan membuat rasa cinta

sendiri mencapai titik yang tepat yakni bahagia tanpa menyalahi aturan. Kewajiban

setelah mendapatkan cinta yang tulus dan sesuai dengan norma adalah menjaga cinta

itu agar tidak hilang dan tetap kuat ketika ada godaan-godaan menghampiri, misalnya

mempertahankan sucinya pernikahan dengan segala daya dan usaha agar tidak bercerai

dan runtuh mahligainya. Kewajiban menjaga cinta adalah karena dalam memperoleh

cinta itu sendiri tidak jarang harus melalui perjuangan yang panjang. Perjuangan yang

terkadang berupa pengorbanan baik jiwa maupun raga. Untuk itu sudah seharusnya

cinta dijaga dengan sedemikian baik karena cinta juga merupakan buah dari sebuah

perjuangan.

Page 139: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

D. Fungsi Sosial Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang Karya

Suryadi Ws Bagi Masyarakat

Karya sastra adalah hasil pemikiran dari pengarang yang dituangkan dalam

bentuk tulisan. Dalam proses penciptaannya, pengarang sedikit banyak mengambil

potret kehidupan masyarakat. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh status pengarang

sendiri yang merupakan anggota masyarakat dari lingkungannya. Dengan demikian ada

hubungan dimana masyarakat mempengaruhi karya sastra dengan memberikan

gambaran-gambaran kejadian yang bisa dimunculkan dalam karya tersebut.

Keberadaan karya sastra itu sendiri mempunyai pengaruh pula bagi kehidupan

masyarakat. Pengarang menciptakan karya sastra bukan tanpa tujuan. Tujuan yang

ingin diwujudkan tentunya berupa pengaruh baik karyanya bagi pembaca atau

masyarakat. Secara tidak langsung apa yang tergambar dalam karya tersebut utamanya

hal-hal positif akan terekam dalam pikiran pembaca yang nantinya akan berusaha

dipraktekkan dalam kehidupan nyata.

Karya sastra sendiri selain mempunyai fungsi estetik juga mempunyai fungsi

sosial. Fungsi estetik berkaitan dengan nilai keindahan yang terkandung dalam sebuah

karya, misalnya dari sisi gaya bahasa. Fungsi sosial berkaitan erat dengan mayarakat,

utamanya pembaca. Fungsi sosial muncul ketika sebuah karya sastra mempunyai

makna dan nilai yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Makna dan nilai tidak

jauh dari unsur moral dalam kehidupan sosial.

Page 140: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws merupakan

salah satu bentuk karya sastra. Dilihat dari segi bahasa, cerbung ini menggunakan

bahasa Jawa yang lazim dan wajar digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

penggunaan ragam bahasa ini tentunya mempermudah pembaca memahami alur cerita,

tema serta amanatnya. Adapula penggunaan basa krama oleh beberapa tokoh saat

berbicara dengan orang yang lebih tua. Hal ini menunjukkan meskipun bahasa yang

digunakan dominan ngoko dan ada selipan kata-kata yang tergolong kasar tetapi tetap

memperhatikan tingkat tutur. Sisi ini memberi bobot tersendiri dari cerbung karya

Suryadi Ws.

Tema yang diangkat berupa konflik sosial masyarakat, utamanya bidang agama,

ekonomi dan cinta sangat berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak. Selain

tema, pembaca dapat menarik kesimpulan terkait amanat yang terdapat dalam karya

tersebut. Amanat yang ingin disampaikan pengarang memang tidak tersurat, namun

demikian sebagai seorang pembaca tentunya dapat mengikuti alur cerita dan

menyimpulkan kesan baik dan buruk yang diungkapkan melalui sebuah karya sehingga

pemikiran pembaca juga ikut tergerak berpikir dan menganalisis segala kemungkinan

yang ada. Dengan permasalahan yang ditampilkan maka cerbung ini juga mempunyai

daya nilai lebih dibanding karya sastra pada umumnya.

Konflik bidang agama sangat jarang ditampilkan oleh kebanyakan pengarang

pada umumnya. Tetapi dalam cerbung ini, pengarang yaitu Suryadi Ws berani

mengangkat konflik yang sangat rawan. Konflik bidang agama dalam

Page 141: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

perkembangannya sampai saat ini memang tengah berada dalam kondisi yang

memprihatinkan. Banyak bermunculan perselisihan baik fisik maupun nonfisik antara

satu agama maupun beda agama. Tidak memperdulikan lawan atau kawan, apabila

amarah telah memuncak ditambah pula dengan api provokasi maka banyak aksi tidak

manusiawi terjadi.

Dewasa ini agama merupakan salah satu pemicu konflik yang sangat rawan.

Agama Islam seperti yang terlihat dalam masyarakat, mempunyai aliran-aliran baik

yang lingkup radikal maupun lingkup moderat. Dengan banyaknya aliran tentunya

bermunculan pula berbagai pemikiran dan tanggapan. Dari keberagaman pemikiran

akan sangat mudah tersulut emosi, terlebih didukung oleh angka penganut masing-

masing aliran. Seperti tergambar dalam cerbung ini, bahwa antar umat seagama pun

masih sangat rawan konflik apalagi antar umat lintas agama. Sebenarnya banyak pula

lembaga-lembaga penengah yang ada namun terkadang keberadaannya kurang digubris.

Pihak yang bertikai lebih senang bertahan dengan pendapatnya dan menutup telinga

untuk segala suara perdamaian.

Gambaran keadaan kehidupan dalam bidang agama ini memang sangat lekat

dengan kondisi kenyataan. Untuk itu, munculnya karya ini yang berani mengangkat

permasalahan religi, akan membuat masyarakat pembaca mengerti seberapa jauh

tingkat kerawanan konflik bidang agama. Masyarakat pembaca bisa menjadikan

cerbung ini sebagai kaca bahwa konflik bidang agama tidak harus diselesaikan dengan

kekerasan, tetapi memerlukan adanya kesadaran masinng-masing pihak serta sikap

Page 142: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

toleransi yang tinggi. Dalam agama manapun, aksi kekerasan merupakan aksi yang

tidak dibenarkan jadi sebagai umat yang beragama tentunya dapat mencegah adanya

aksi kekerasan.

Cerbung karya Suryadi Ws ini juga menunjukkan bahwa dalam kehidupan

masyarakat keberadaan agama adalah hal yang mempunyai peranan penting. Peranan

yang berhubungan dengan pembentukan sikap yang beragama, yaitu beretika dan

bermoral. Pembentukan sikap ini ditunjukkan oleh tokoh Tegar dengan karakter yang

dimilikinya. Tegar tumbuh di keluarga religius Islam sehingga sikap yang dimilikinya

cenderung religius yakni rajin sholat dan ke masjid. Dengan sikap religius yang

dimiliki, Tegar juga mempunyai perangai moral yang baik. Hal ini terlihat saat ia dan

Sri Mulya yang tengah berdua di rumah dan hujan deras pula, tetapi tidak terjadi hal

yang tidak senonoh diantara mereka. Jika orang kurang baik moralnya berbagai

kemungkinan terburuk bisa saja terjadi karena benteng hati yang tidak kuat.

Adanya cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini

dapatlah dijadikan sebagai ukuran bahwa dalam kehidupan agama konflik sangatlah

rawan muncul. Solusi yang dijabarkan melalui cerbung setidaknya bisa dijadikan salah

satu bukti bahwa dalam penyelesaian sebuah masalah tidak harus menggunakan

kekerasan namun dengan ketenangan pikiran. Gambaran mengenai konflik dan

penyelesaiannya adalah sebagai alat introspeksi dan perenungan terhadap kekacauan

bidang agama di masyarakat, terlebih bagi pihak yang terkena konflik. Pemerintah dan

Page 143: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

jajarannya sebagai pemegang otoritas penting haruslah bisa memediasi dan

menyelesaikan konflik dengan bijak.

Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws menampilkan

konflik religi yang berkaitan antar umat seagama. Dengan munculnya karya sastra ini,

para pembaca atau masyarakat dapat mengambil sikap-sikap yang normatif untuk

menyelesaikan masalah. Sesuai dengan fungsi sosialnya, karya ini tentunya dapat

memberikan pandangan, pemikiran dan solusi kepada masyarakat dalam menanggapi

problem religi. Masyarakat pembaca secara langsung maupun tidak langsung dapat

menjadikan nilai-nilai moral dalam karya ini sebagai pegangan. Dalam bidang agama

contohnya, bahwa sebagai umat bergama haruslah saling toleransi agar tercipta

kerukunan dan menjauhkan sikap-sikap yang berbau anarkis yang dapat merugikan

banyak pihak.

Di samping fungsi sosial bidang agama, adapula dalam bidang ekonomi.

Cerbung karya Suryadi Ws ini menggambarkan keadaan kampung yang banyak

warganya masih manganggur. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena memang negara

Indonesia sendiri secara umum masih diwarnai pengangguran pada bidang ekonomi.

Solusi yang disampikan melalui tokoh-tokoh dalam cerbung dapatlah dijadikan salah

satu alternatif dalam mengurangi angka pengangguran. Dalam konteks pedesaan yang

didukung dengan sarana lahan yang cukup luas, setidaknya usaha peternakan dan

pertanian dapat dijadikan solusi meskipun usaha haruslah diawali dengan skala kecil,

baru kemudian bisa berkembang. Untuk wilayah perkotaan yang sangat minim lahan

Page 144: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

bisa dengan berdagang keliling. Meskipun solusi-solusi yang ada terbilang kurang

berkelas tetapi setidaknya bagi masyarakat pembaca akan memberikan alternatif dan

memunculkan ide-ide yang baru. Dengan demikian seiring berjalannya waktu, semakin

banyak pembaca maka akan semakin banyak pula solusi alternatif yang muncul dalam

menangani pengangguran setelah berkaca dari fenomena yang ada dalam cerbung ini.

Munculnya fenomena pengangguran dalam cerbung karya Suryadi Ws ini masih

berkaitan erat dengan adanya kekuatan kapitalisme. Kapitalisme memang berasal dari

barat namun pengaruh bangsa barat tersebut sangatlah kuat di negara ini terutama dari

bangsa penjajah. Tokoh Darmaya adalah tergolong figur panutan dalam masyarakatnya

karena derajat yang dimilikinya. Darmaya terbilang orang yang kaya di kampung

Kauman. Dengan kekayaan yang dimiliki Darmaya bisa mendirikan peternakan babi.

Sebagian besar warga tidak menyetujui peternakan babi, namun karena adanya

pengangguran yang masih banyak mereka tidak bisa mengelak. Banyak warga yang

awalnya menganggur menjadi berpenghasilan dengan bekerja di peternakan Darmaya.

Hal ini menunjukkan bahwa Darmaya sebagai pemegang kapital terbesar dan usahanya

tidak disetujui akhirnya tetap dapat menguasai roda perekonomian kampung dengan

dalih penyerapan tenaga kerja. Bagi warga yang kurang peka mereka menganggap

hanya Darmaya yang mampu menciptakan usaha yang besar dan bermanfaat bagi para

penganggur. Mau tidak mau warga akan tetap menghormati keberadaan Darmaya

beserta usahanya, terlebih Darmaya membangun berbagai sarana desa.

Page 145: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Model kapitalisme ini tentunya masih ada dalam kehidupan saat ini. Siapa yang

mempunyai uang atau modal besar, ia yang akan bertahan. Banyak pengusaha kecil

yang gulung tikar diakibatkan oleh permainan para kapitalis. Hal ini menunjukkan

bahwa sistem demokrasi ekonomi yang dianut belumlah sepenuhnya tercapai. Dengan

permasalahan ekonomi yang diangkat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws tentunya dapat dijadikan koreksi terhadap pemerintah

mengenai kebijakan-kebijakan terkait tenaga kerja yang masih belum teratasi.

Masyarakat pembaca akan memberikan tanggapan, pikiran, saran maupun alternatif

atau solusi yang beragam ketika membaca cerita dan membandingkan dengan

kehidupan nyata. Dengan demikian cerbung ini mempunyai fungsi sosial sebagai alat

introspeksi pada bidang ekonomi di negara Indonesia, sehingga cerbung ini pun bisa

menjadi alat protes sosial terhadap pemerintah agar segera mencari solusi pemecahan

yang tepat dalam rangka penyerapan pengangguran.

Penggambaran permasalahan cinta dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing

Ngandhang karya Suryadi Ws juga sarat akan pesan berkaitan dengan moral, utamanya

bagi kalangan remaja. Kisah cinta antara pemuda dan janda yang muncul bukanlah

cinta yang kebanyakan beralur pada penyimpangan perilaku. Namun cinta antara dua

insan ini justru menunjukkan bagaimana membina hubungan yang halal dan tidak

menyalahi aturan baik norma hukum maupun agama. Tokoh Tegar dan Sri Mulya

terjebak dalam rumah hanya berdua dan dalam keadaan hujan deras, namun diantara

mereka tidak terjadi apa-apa. Hal ini memberi ajaran moral kepada pembaca bagaimana

Page 146: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

menyikapi cinta yang benar itu seperti apa. Karya ini secara tidak langsung dapat

dijadikan alat pembelajaran terkait moral kepada para remaja agar tidak menyalah

artikan cinta. Kebanyakan remaja sekarang mengindikasikan cinta dengan pemuasan

nafsu semata, suatu keadaan yang menunjukkan penyalahartian kebebasan. Kebebasan

itu sendiri sangat identik pula dengan gaya hidup bangsa barat. Untuk itu dengan

adanya karya ini tentunya mempunnyai peran tersendiri bagi masyarakat pembaca

sebagai kontrol diri mengenai perealisasian akan cinta. Sebagai bangsa timur yang

mempunyai etika lebih detail dari bangsa barat, harusnya bisa menjadikan contoh

dalam cerita adalah hal yang memang sepantasnya ada di masyarakat.

Cinta tanpa memandang status yang hadir memberikan pengertian mengenai

agungnya cinta, dimana cinta tidaklah tergantung pada harta maupun derajat. Cinta

yang tulus adalah perasaan saling mengasihi tanpa pamrih dan status. Cinta dalam versi

ini secara tidak langsung akan menghilangkan dogma lama dalam masyarakat,

utamanya masyarakat yang terbilang kolot, berkaitan dengan ukuran cinta yang harus

memperhatikan bibit, bebet dan bobot. Meskipun ukuran cinta ini memang sangat

penting namun ada kalanya cinta muncul pada situasi dan kondisi yang tidak

sepenuhnya sesuai keinginan. Untuk itu, melalui karya ini masyarakat pembaca dapat

mengerti bahwa cinta sebagai anugerah Tuhan haruslah dijaga sesuai kaidah dan

bagaimanapun versi cinta yang muncul haruslah bisa disikapi dengan bijak.

Versi cinta antara pemuda dengan janda dalam cerbung juga merupakan suatu

penekanan bahwa di masa sekarang kebebasan telah mempengaruhinya. Kebebasan

Page 147: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

dimana seseorang bisa menentukan pilihan hati tanpa memikirkan aspek status sosial.

Dengan munculnya model cinta seperti ini dalam cerbung akan membuat masyarakat

pembaca mempunyai pemikiran lebih bijak. Dibandingkan dengan keadaan cinta jaman

dahulu, utamanya terkait dengan pernikahan yang lekat dengan aroma pemaksaan.

Seseorang akan menerima siapapun orang yang telah dipilih orang tuanya, meskipun

dalam hati tidak ada cinta dan akan menimbulkan deraan siksa batin. Namun sekarang

seiring perkembangan liberalisme, cinta pun telah merasakan pengaruhnya. Cinta tidak

lagi kental dengan pemaksaan, namun lebih pada kepuasan atau kebahagiaan hati.

Cinta tanpa memandang status dari cerbung karya Suryadi Ws ini juga

menampilkan sisi lain dari seorang janda. Janda yang mempunyai cap buruk dalam

masyarakat justru ditampilkan sebagai sosok yang bermoral. Janda dalam masyarakat

adalah mempunyai cap buruk sebagai penggoda, utamanya janda muda. Namun dalam

cerita sosok janda muda bernama Sri Mulya ditampilkan sebagai sosok janda yang

pandai, berwibawa dan baik. Dengan peran atau sifat yang ada maka janda ini justru

menjadi teladan, disukai maasyarakat dan menjadi salah seorang pelerai dari konflik

yang terjadi di tengah kampungnya. Munculnya karya ini tentu membuat masyarakat

pembaca mempunyai pandangan dari sisi lain seorang janda yang lekat dengan tuduhan

jelek. Setidaknya karya ini menjadi bahan perenungan bahwa ternyata dalam kehidupan

masyarakat nyata pun masih banyak hal baik yang tersimpan. Dengan demikian stigma

buruk mengenai janda lama-kelamaan akan menghilang seiring berjalannya waktu,

terlebih lagi jika muncul karya-karya lain yang mengangkat permasalahan yang sejenis.

Page 148: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Selaras dengan perkembangan jaman, maka perkembangan gender pun juga

bergerak. Peran wanita dalam cerbung telah mengalami peningkatan seperti terlihat

dalam masa-masa sekarang. Berkaitan dengan sosok wanita, tokoh janda Sri Mulya

juga merupakan salah satu upaya memperbaiki segi gender. Wanita yang notabene

adalah orang lebih pantas ada dirumah, ditampilkan sebagai wanita yang mempunyai

sosok kepemimpinan. Tokoh Sri Mulya bahkan merupakan salah satu yang mempunyai

andil besar dalam menyelesaikan konflik kampung. demikian pula dalam masyarakat

bahwa wanita sekarang mempunyai hak yang sama dengan laki-laki, terkait pekerjaan

dan jabatan sehingga tidak jarang wanita akan memimpin laki-laki dalam konteks

tertentu. Dengan demikian karya ini juga merupakan motor penggerak semangat kepada

para wanita untuk tetap berkarya dan berani menunjukkan kualitas masing-masing

individu. Bahwasanya wanita dapat mengembangkan diri sesuai potensi yang dimiliki

dan tidak harus berkecil hati jika bersaing dengan lawan jenisnya.

Berbagai asumsi di atas dapat menunjukkan bahwa cerbung Sing Kendhang lan

Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini mempunyai fungsi sosial yang kuat dan

bermanfaat bagi masyarakat. Selain berfungsi dalam hal estetika juga memberikan

banyak fungsi sosial baik secara langsung maupun tak langsung. Fungsi sosial yang

muncul adalah adanya nilai-nilai dalam berbagai segi kehidupan dan karya ini mampu

memberi gambaran keadaan masyarakat pada suatu masa, utamanya dewasa ini.

Dengan berbagai fungsi yang dimiliki tentunya memberikan nilai bobot yang baik

terhadap karya tersebut terkait sumbangan terhadap hajat hidup orang banyak.

Page 149: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 134

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan tentang analisis struktural dan analisis sosiologi sastra mengenai problem

sosial dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws sebagai

berikut .

1. Ditinjau dari segi struktural, cerbung karya Suryadi Ws menunjukkan adanya

hubungan yang erat, saling kait mengkait antarunsur dan membentuk satu kesatuan

yang utuh. Unsur struktural yang meliputi tema, alur, penokohan, latar/ setting dan

amanat mencerminkan makna yang utuh dan lengkap. Tema mempunyai kaitan

dengan unsur amanat, karena amanat merupakan pemecahan dari tema. Unsur alur

mempunyai kaitan dengan unsur penokohan, yakni perubahan karakter tokoh-tokoh

dalam cerita mengikuti pergerakan alurnya. Unsur penokohan terkait dengan unsur

latar/ setting, dimana karakter para tokoh dalam cerita sesuai dengan latar/ setting

yang digunakan dalam cerita. Dengan demikian hubungan antarunsur dalam

cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini saling kait

mengkait dan membentuk satu kesatuan yang utuh.

2. Dari segi sosiologi sastra, cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya

Suryadi Ws menampilkan kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Problem-

Page 150: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

problem sosial yang dominan di antaranya adalah masalah pada bidang agama,

ekonomi dan cinta. Pada masalah bidang agama ialah perbedaan pendapat atau

pandangan terkait hukum agama Islam tentang peternakan babi yang didirikan di

lingkungan mayoritas muslim. Dalam bidang ekonomi, masalah yang muncul

berupa pengangguran. Masalah cinta yang muncul adalah kisah perjuangan cinta

sejati yang tulus oleh pemuda dan janda, cinta ini merupakan cinta yang tidak

memandang status sosial. Permasalahan yang nampak dalam cerita sangat sering

terjadi di masyarakat, dibutuhkan sikap yang saling menghargai, saling

menghormati, toleransi serta kedewasaan dalam menyikapinya. Dengan demikian

problem sosial yang muncul dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

karya Suryadi Ws adalah realitas yang lekat dengan masyarakat dan menitik

beratkan pada aspek agama, ekonomi dan cinta, namun lebih mendominasi pada

bidang agama dan cinta. Sebagai seorang pengarang dan anggota masyarakat,

Suryadi Ws juga memberi pandangan-pandangannya serta solusi-solusi dalam

upaya menanggapi problem-problem sosial yang muncul dalam cerbung karyanya

tersebut.

3. Berdasarkan analisis fungsi sosial, cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang

karya Suryadi Ws menunjukkan fungsi sosial yang sangat kuat dan bermanfaat serta

dapat dijadikan panutan bagi masyarakat pembaca. Penggunaan tingkat tutur bahasa

Jawa yang sesuai di dalam cerbung dapat menjadi contoh bagi masyarakat pembaca

bahwa adanya tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam kehidupan sehari-

hari. Cerbung ini memberikan pandangan yang lebih positif mengenai cinta,

Page 151: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

kebebasan dan gender terhadap masyarakat pembaca, misalnya kebebasan yang

bertanggung jawab, memperbaiki stigma janda yang buruk dan perbaikan peran

wanita dalam dunia kerja. Cerbung juga memberikan seruan kepada masyarakat

pembaca mengenai sikap yang harus terbuka, saling menghargai dan agar bersikap

lebih bijaksana apabila terjadi konflik, terutama dalam bidang keagamaan. Dengan

permasalahan yang khas dan berbeda serta nilai-nilai yang terkandung menjadikan

karya ini mempunyai nilai bobot yang baik. Fungsi sosial juga menunjukkan bahwa

dalam masyarakat sangatlah rawan konflik.

B. Saran

Bertolak dari simpulan di atas maka dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Dengan hasil penelitian ini dapat memberikan pengaruh sikap positif bagi

masyarakat apabila muncul problem sosial utamanya yang terkait dengan masalah

keagamaan, ekonomi dan cinta. Masyarakat dapat bersikap arif dan bijaksana serta

tidak mudah terprovokasi apabila lingkungannya sedang tergolak masalah.

2. Peneliti menyarankan pula agar ada penelitian atau tindak lanjut pada objek cerbung

Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini melalui segi lain seperti

semiotika, psikologi sastra dan feminisme. Tentunya penelitian selanjutnya haruslah

mengungkap masalah-masalah yang lebih menarik.

Page 152: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, Nicholas dkk. 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmadi Sofyan. 2006. Bidadari Cantik Lahir Batin, Kiat Cerdas dan Terapi

Menuju Kehidupan Islami. Jakarta: Lintas Pustaka.

Atar Semi. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Burhan Nurgiyantoro. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

H.B Sutopo. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Henry Guntur Tarigan. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Kasnadi dan Sutejo. 2010. Kajian Prosa: Kiat Menyisir Dunia Prosa. Ponorogo

dan Yogyakarta: Spectrum dan Pustaka Felicha.

Lexy J. Moleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Munandar Sulaeman. 1998. Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung:

Refika Aditama.

Nyoman Kutha Ratna. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Panuti Sudjiman. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J. B. Woltres

Uitgevers Maatschappij.

Page 153: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5241/1/207981011201110111.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PROBLEM SURAKARTA commiti to user -PROBLEM SOSIAL DALAM CERBUNG SING KENDHANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Rachmat Joko Pradopo. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT.

Hanindita Graha Widya.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat.

Yogyakarta: Unit Penerbitan Asia Barat.

Sevilla, Consuelo G. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.

Siti A Ismiati. 2005. Suryadi, Sosok dan Kreatifitasnya. Yogyakarta: Balai

Bahasa.

Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo

Persada.

Sulaiman Rasjid. 2007. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suryadi WS. 2009. Cerbung ”Sing Kendhang Lan Sing Ngandhang”. Edisi 1 – 17

Tanggal 3 Januari 2009 – 25 April 2009. Majalah Panjebar Semangat.

Suwardi Endraswara. 2011. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahyudi Siswanto. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.