BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti...

14
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian World Economic Forum, 2011, mencatat peringkat daya saing Indonesia meningkat pesat dari posisi ke 54 menjadi posisi ke 44. Ini menunjukan adanya peningkatan dalam hal pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Sumber Daya Manusia. Jika kita menengok Visi Indonesia yang termaktub dalam “ Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 2025, yaitu Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”, tentunya dalam pencapaiannya memerlukan penyiapan generasi yang mampu berperan aktif, keatif dan berkarakter kuat dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan mampu bersaing di era persaingan global. Generasi ini lahir dari suatu proses pendidikan dan pembentukan watak yang komprehensip atau utuh sebagai manusia Kamil (sempurna) yang mengetahui dan menempatkan peranan dan fungsinya sebagai “Khalifah Fil Ardh” atau pemimpin bagi lingkungan dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Proyeksi masa depan di tahun 2045, Indonesia akan memiliki “Bonus demografi” yang merupakan modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar domestic. Gambar : 1.1 Rasio Ketergantungan Usia Muda

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

World Economic Forum, 2011, mencatat peringkat daya saing Indonesia

meningkat pesat dari posisi ke 54 menjadi posisi ke 44. Ini menunjukan adanya

peningkatan dalam hal pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Sumber Daya

Manusia. Jika kita menengok Visi Indonesia yang termaktub dalam “ Master Plan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025, yaitu “

Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia

di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi

tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”, tentunya dalam pencapaiannya memerlukan

penyiapan generasi yang mampu berperan aktif, keatif dan berkarakter kuat dalam

menjalankan kegiatan pembangunan dan mampu bersaing di era persaingan global.

Generasi ini lahir dari suatu proses pendidikan dan pembentukan watak yang

komprehensip atau utuh sebagai manusia Kamil (sempurna) yang mengetahui dan

menempatkan peranan dan fungsinya sebagai “Khalifah Fil Ardh” atau pemimpin

bagi lingkungan dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Proyeksi masa

depan di tahun 2045, Indonesia akan memiliki “Bonus demografi” yang merupakan

modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar

domestic.

Gambar : 1.1 Rasio Ketergantungan Usia Muda

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sumber : http://www.kopertis4.or.id

Disebut sebagai bonus demografi dikarenakan dalam rentang waktu tersebut,

jumlah populasi Indonesia untuk usia produktif akan sangat banyak. Data

Kemendikbud menunjukkan, pada 2010, penduduk usia 0-9 tahun di negeri ini

mencapai 45,9 juta jiwa. Jumlah ini hampir sepuluh kali lIPAt penduduk Singapura.

Jumlah penduduk Indonesia dengan usia lebih tinggi lagi, yaitu 10-19 tahun,

mencapai 43.55 juta jiwa. Pada rentang waktu 2010-2035, jumlah penduduk usia

produktif tadi diperkirakan terus meningkat.

Pembangunan pendidikan diarahkan untuk menghasilkan insan Indonesia

cerdas dan kompetitif melalui peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan

relevansi, kesetaraan dan kepastian memperoleh layanan pendidikan. Cita –cita

pendidikan nasional yang di jabarkan dalam UUD 1945 tentang pendidikan yang

dituangkan dalam Undang – Undang No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan,

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.” Salah satu komitmen pemerintah dalam hal ini adalah upaya

melakukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional yang

di pandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif, bahkan dari dari segi mata

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan muatan (overload) tetapi tidak mampu

memberikan bekal bagi peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang

sesuai dengan tututan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Perubahan

mendasar di bidang pendidikan tersebut adalah berkaitan dengan kurikulum.

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

telah melakukan perombakan kurikulum di tiga jenjang sekolah yang dimulai dari

tingkat dasar, menengah, hingga tingkat atas. Perubahan ini menyesuaikan

pendidikan dasar dan menengah dengan Undang–Undang Pendidikan Tinggi (UU

PT). Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan

melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis

karakter (Competency and character based curriculum), yang dapat membekali

peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan

perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Hal ini sangat penting, guna menjawab

tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan

kesejahteraan sosial, lentur, serta adaptif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum

berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai

persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan

peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap sistem

pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna. Perubahan kurikulum merupakan

sesuatu yang niscaya, pasti, dan kebutuhan yang terus berkembang. Kurikulum harus

menjadi wahana yang efektif untuk mewujudkan kondisi yang ideal dengan kondisi

kenyataan yang ada. Kurikulum bersifat dinamis dan terus berkembang, dan wajib

mengikuti perubahan – perubahan yang terjadi di lingkunganya. Persoalan kurikulum

itu dipakai untuk waktu tertentu, karena masih dianggap relevan dengan tujuan

pendidikan yang ingin dicapai. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) 2006 menjadi kurikulum 2013 merupakan hal yang positif dalam

merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada

tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya, yang bertujuan

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada

pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis

karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik

mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji

dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai – nilai karakter dan akhlak mulia

sehingga terwujud perilaku sehari – hari. Pendidikan karakter ini dapat diitegrasikan

dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum.

Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan

budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai – nilai yang melandasi perilaku, tradisi,

kebiasaan sehari – hari, serta symbol – symbol yang dipraktikan oleh semua warga

sekolah/madrasah dan masyarakat sekitar. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri

khas, karakter atau watak, dan citra di mata masyarakat luas. Implementasi kurikulum

2013 yang berbasis karakter dan kompetensi harus melibatkan semua komponen

(stakeholders), termasuk komponen – komponen yang ada dalam sistem pendidikan

itu sendiri. Komponen – komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana

pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan,

pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pelaksanaan

pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, serta

etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah/madrasah.

Dalam implementasinya, kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal

di antara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut

kerjasama yang kompak di antara para anggota tim. Kerjasama antara para guru

sangat penting dalam proses pendidikan. Implementasi kurikulum 2013 akan

dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, mulai tahun pelajaran 2013 (Juli 2013)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dimulai di kelas I dan IV sebesar 5%

untuk SD, kelas VII dan kelas IX sebesar 7 % untuk SMP dan SMA. Prosentase

untuk setiap jenjang tingkat satuan pendidikan tersebut bisa dikatakan sebagai jumlah

sekolah sasaran atau sekolah pilot projek pada beberapa sekolah unggulan, yang

dIPAndang siap untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, seperti sekolah

mantan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang

produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Guna terwujudnya hal tersebut, Mulyasa,

dalam bukunya “Pengembangan dan Implementasi kurikulum 2013” menuliskan

beberapa faktor (kunci sukses) implementasi kurikulum, diantaranya : Kepemimpinan

Kepala Sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan

sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisIPAsi warga sekolah.

Ujung tombak proses pembelajaran berada pada otoritas guru sebagai pemimpin

pembelajaran di ruang kelas, guru mempunyai kewenangan penuh dalam mengelola

dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter

dan kompetensi ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan

materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik terpadu dengan

contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus

semaksimal dan sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar mampu

bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan

kebenaran secara ilmiah. Dalam konteks inilah, kreativitas guru dibutuhkan untuk

memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik agar

mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat,

tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Semua hal tersebut

merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi

manusia yang siap beradaptasi, mampu menyelesaikan permasalahannya secara

mandiri dan menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab dalam menghadapi era

globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kualitas guru merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kualitas

pendidikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan kemampuan

guru memiliki dampak yang signifikan pada kinerja akademis anak didiknya. Seperti

catatan dalam laporan McKinsey yang menyatakan bahwa, “Kualitas sistem

pendidikan tidak mungkin melampaui kualitas gurunya” (Barber dan Mourshed,

2007, halaman 16). Meskipun belum ada bukti yang konklusif tentang karakteristik

guru yang paling berpengaruh pada kinerja murid, penelitian hampir secara universal

memperlihatkan pentingnya kualitas guru. Penelitian tentang TVASS (Sistem

Penilaian Bernilai Tambah di Tennessee), misalnya, memperkirakan bahwa lebih dari

50 persen dari kesenjangan pencapaian selama tiga tahun antara dua kelompok

berusia antara 8 dan 11 tahun disebabkan karena kelompok yang satu diajar oleh guru

berkemampuan tinggi (20 persen tertinggi di antara tenaga pendidik) sementara

kelompok yang lain diajar oleh guru berkemampuan rendah (20 persen terbawah).

Hasilnya, pada usia 11 tahun, kelompok yang diajar guru berkemampuan tinggi

meraih nilai di persentil ke-93, sementara kelompok yang diajar guru berkemampuan

rendah meraih nilai di persentil ke-37 (Sanders dan Rivers 1999).

Salah satu strategi pengimplementasian kurikulum 2013, pemerintah

melakukan upaya pelatihan guru yang berjenjang mulai dari guru sebagai instruktur /

pelatih implementasi kurikulum (master teacher), guru inti, guru pendamping sampai

ke guru sebagai pelaksana proses pembelajarannya. Yang menjadi persoalan saat ini

adalah apakah guru – guru yang kita miliki sudah sangat kreatif ? sedangkan

kompetensi guru masih menjadi polemik dan persoalan nasional yang terus menjadi

PR kita bersama. Beberapa penelitian dan analisis mulai memberikan gambaran luas

mengenai kompetensi umum guru Indonesia dari segi latar belakang akademis,

pengetahuan mata pelajaran dan pedagogi, dan praktik pengajaran dalam ruang kelas

mereka. Kualifikasi akademik kebanyakan guru Indonesia masih lebih rendah dari

yang dipersyaratkan undang-undang. UU Guru yang diberlakukan pada tahun 2005

mensyaratkan bahwa semua guru memiliki gelar S1/D4. Namun, data guru dari

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sensus tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya 37 persen dari semua guru memiliki

gelar tersebut dan 26 persen hanya merupakan lulusan sekolah menengah atas atau

dibawahnya. Terdapat indikasi bahwa praktik pedagogi guru-guru Indonesia juga

kurang dan tidak memiliki focus dan orientasi yang sesuai.

Penelitian menggunakan rekaman video pada tahun 2005 pada sampel kelas

matematika berupaya untuk menghubungkan pembelajaran ruang kelas dan perilaku

pembelajaran dengan pencapaian siswa dalam ujian TIMSS ; Trends in International

Mathematics and Science Study (Tren dalam Studi Matematika dan Ilmu

Pengetahuan) serta menentukan metodologi pengajaran mana yang nampaknya paling

efektif. Data yang dikumpulkan lalu dibandingkan dengan perilaku pengajaran dan

karakteristik ruang kelas dari tujuh Negara berkinerja relatif tinggi yang

berpartisIPAsi dalam TIMSS yang membantu para penulis laporan penelitian ini

untuk mengidentifi kasi kelemahan dalam praktik pedagogi. Penelitian tersebut

menemukan bahwa, dibandingkan dengan negara-negara tersebut, pelajaran

matematika kelas 8 di Indonesia cenderung hanya sedikit menangani soal

berkerumitan tinggi dan kurang memberikan penekanan pada pemecahan soal

matematika terapan.

Untuk Propinsi Banten saja di daerah dimana penulis berdomisili, masih

menyisakan segudang pekerjaan untuk mengatasi persoalan kompetensi guru ini, alih

– alih berbicara mengenai kreativitas guru. Berikut penulis sajikan data kompetensi

guru SMP untuk beberapa bidang studi yang di UN kan tahun 2011 yang penulis

peroleh datanya dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi

Banten, sebagai berikut :

Tabel : 1.1

PETA KOMPETENSI GURU SMP DI PROVINSI BANTEN 2011

MATA PELAJARAN IPA

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

KRITERIA PESERTA

KA

B L

EB

AK

PA

ND

EG

LA

NG

KB

SE

RA

NG

KB

TA

NG

ER

AN

G

KO

TA

CIL

EG

ON

KO

TA

SE

RA

NG

KO

TA

TA

NG

ER

AN

G

KO

TA

TA

NG

SE

L

PR

OV

INS

I

BA

NT

EN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Jumlah Peserta 40 40 40 30 33 39 39 20 281

2. Latar Belakang Pendidikan

2.1 Sesuai 38 34 31 26 33 35 38 20 255 91%

2.2 Tidak Sesuai 2 6 9 4 0 4 1 0 26 9%

3. Sertifikasi

3.1 Sudah Sertifikasi 40 27 40 29 22 37 36 20 251 89%

3.1.1 Jalur PLPG 26 9 30 24 13 20 33 17 172 61%

3.1.2 Jalur Portofolio 14 17 10 6 11 17 3 3 81 28%

3.2 Belum Sertifikasi 0 13 0 1 11 2 3 0 30 11%

4. Nilai tiap kompetensi

Penguasaan konsep IPA

38% 39% 36% 39% 41% 38% 38% 38% 38%

Pengetahuan pedagogik

umum 42% 47% 42% 41% 45% 44% 41% 47% 44%

Pengetahuan pedagogik IPA

45% 43% 40% 46% 45% 38% 43% 50% 44%

Gambar : 1.2

Grafik Persentase Hasil Berdasarkan Kriteria Mata Pelajaran IPA

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kriteria : Sangat Kurang = 0 – 25% ; Kurang = 26% - 50%

Baik = 51% -75% ; Sangat Baik : 76% - 100%

Jika kita analisis data diatas, terlihat bahwa kompetensi guru IPA untuk

penguasaan konsep rata – rata masih di bawah 50 % hasilnya dalam kategori kurang,

artinya guru belum mampu dan mengalami kesulitan atau terkendala dalam

mentransfer pengetahuan konsepnya kepada peserta didik dengan Standar Kompetesi

– Kompetensi Dasar yang akan dicapai demikian halnya dengan pengetahuan

pedagogik secara umum dan pedagogik IPA. Hal ini menjadi fenomena yang harus

diselesaikan jika penerapan kurikulum 2013 bisa efektif dan sesuai tujuannya.

Persoalan yang timbul; apakah dengan penguasaan konsep dan pengetahuan

pedagogik yang belum memadai akan melahirkan daya kreativitas yang tinggi?

Selanjutnya apakah keberhasilan pembelajaran akan tercapai?

Bagaimana dengan kondisi di 32 Propinsi lainnya? Jika melihat fenomena

data yang disajikan diatas dalam bentuk tabel dan grafik untuk bidang studi IPA,

apakah pemerintah pusat dalam hal ini yang diwakili oleh pemerintah propinsi Banten

sudah membuat langkah – langkah strategis yang memfokuskan terhadap perbaikan

kualitas kompetensi guru? Belum lagi menjawab tantangan ini, guru juga dituntut

untuk lebih kreatif dalam menyajikan materi pembelajaran dengan mengembangkan

model – model atau pendekatan - pendekatan pembelajaran lainnya. Apakah dengan

pelatihan guru yang disediakan pemerintah selama 5 – 6 hari dalam rangka

implementasi kurikulum 2013 akan serta merta memberikan dampak yang cukup

Series1; Sangat

kurang; …

Series1; Kurang; 87,54%

Series1; Baik;

11,03%

Series1; Sangat baik; …

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

signifikan dalam peningkatan kreativitas guru dalam mengembangkan model

pembelajaran?. Mengamati kondisi hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul :

Studi Perbedaan Persepsi dan Kreatifitas Guru IPA dalam Pengembangan

Pembelajaran Tematik Terpadu Pendidikan IPA serta Pengaruhnya terhadap

Hasil Belajar IPA di Sekolah Yang Sudah dan Belum Melaksanakan Kurikulum

2013. (Survey Sekolah Menengah Pertama di Kota Tangerang Selatan).

B. Identifikasi Masalah

Implementasi kurikulum 2013 yang berfokus kepada pencapaian kompetensi

peserta didik dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan.

Pendekatan tersebut antara lain : pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual

teaching and learning), pendekatan pembelajaran tematik terpadu, pembelajaran

partisipatif (Participative teaching and learning), belajar tuntas (Mastery learning)

dan pembelajaran konstruktivisme (Contructivism teaching and learning). Guna

menerapkan dan mengembangkan pendekatan pembelajaran diatas, guru harus bisa

mengidentifikasi pendekatan yang digunakan disesuaikan dengan kompetensi yang

akan dicapai siswa dan materi pembelajaran. Dibutuhkan kompetensi guru yang

tinggi yang dilengkapi dengan kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan

pendekatan tersebut. Karena guru sebagai ujung tombak dan ruh dalam

mengimplementasikan kurikulum di tingkat satuan pendidikan, maka penulis hanya

memfokuskan permasalahan penelitian mengenai perbedaan persepsi dan kreatifitas

guru dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu g untuk mata pelajaran IPA

dan serta mengukur pengaruh dari persepsi dan kreatifitas guru yang berdampak

kepada mutu hasil belajar peserta didik.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian diatas dapat di deskripsikan suatu perumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah gambaran mengenai persepsi guru IPA dalam pengembangan

pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA di sekolah yang sudah dan

belum menerapkan kurikulum 2013 ?

2. Bagaimanakah gambaran mengenai kreatifitas guru IPA dalam pengembangan

pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA di sekolah yang sudah dan

belum menerapkan kurikulum 2013 ?

3. Apakah terdapat perbedaan persepsi guru IPA dalam pengembangan

pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA antara sekolah yang sudah

dengan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 ?`

4. Apakah terdapat perbedaan kreativitas guru IPA dalam pengembangan

pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA antara sekolah yang sudah

dengan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 ?

5. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa IPA antara sekolah yang sudah

dengan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 ?

6. Apakah terdapat pengaruh persepsi dan kreatifitas guru IPA dalam

pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA terhadap hasil

belajar IPA di sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi guru IPA dalam

pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA di sekolah yang

sudah dan belum menerapkan kurikulum 2013.

2. Untuk mengetahui gambaran mengenai kreatifitas guru IPA dalam

pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA di sekolah yang

sudah dan belum menerapkan kurikulum 2013.

3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru IPA dalam pengembangan

pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA antara sekolah yang sudah

dengan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013.

4. Untuk mengetahui perbedaan studi kreativitas guru IPA dalam pengembangan

pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA antara sekolah yang sudah

dengan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013.

5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa IPA antara sekolah yang

sudah dengan sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013.

6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi dan kreatifitas guru IPA dalam

pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan IPA terhadap hasil

belajar siswa IPA di sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013.

E. Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat

yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan

langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan

pihak – pihak yang berkepentingan dalam mengetahui perbedaan dan

pengaruh persepsi dan kreativitas guru IPA dalam mengembangkan model

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang diasumsikan berimplikasi kepada mutu hasil belajar

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi guru dalam

mengembangkan model pembelajaran di kelas sehingga mutu proses

pembelajaran diharapkan dapat tercapai.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pemangku kebijakan

pendidikan di tingkat sekolah dalam membuat program – program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru sehingga

implementasi kurikulum 2013 sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna

meningkatkan mutu proses pendidikan di SMP Tangerang Selatan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/14821/4/T_PMP_1201235_Chapter1.pdfTanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan

Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu