BAB I PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kotagede merupakan bekas peninggalan kerajaan Mataram Kuno, yang
didirikan pada tahun 1557 oleh Panembahan Senapati. (www.kotagedeheritage.org,
diakses 20 Maret 2013 pukul 16.33). Oleh karenanya, sampai dengan saat ini di
Kotagede banyak dijumpai bangunan-bangunan bersejarah yang kental akan
kebudayaan. Hampir semua bangunan tua di Kotagede juga telah ditetapkan oleh
Pemerintah sebagai cagar budaya, Kotagede menyimpan sekitar 170 bangunan
kuno yang dibuat antara tahun 1700 sampai 1930. (Zubair, 1998)
Saat gempa bumi melanda Yogyakarta pada tahun 2006 lalu, banyak
diantara bangunan-bangunan bersejarah tersebut yang rusak dan tidak terawat
kembali. Hal tersebut kemudian mendapat perhatian dari Java Recontructions Fund
(JRF), untuk dapat merevitalisasi kawasan Kotagede baik fisik (tangible) dan non
fisik (intangible). Berbagai upaya dilakukan untuk merevitalisasi kawasan ini, seperti
dengan melakukan renovasi bangunan-bangunan dan juga program pemperdayaan
masyarakat. Untuk dapat mengawal program-program dari JRF tersebut, diperlukan
adanya suatu organisasi yang mampu menjadi fasilitator antara masyarakat
Kotagede sendiri dengan JRF. Oleh karenanya, pada tahun 2010 lalu JRF
membentuk Organisasi Forum Joglo yang terdiri dari lima Organisasi Pelestari
Kawasan Pusaka (OPKP) di tiap-tiap kelurahan kawasan Kotagede baik yang
berada di Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Bantul.
Setelah berakhirnya program JRF selanjutnya tugas pengelolaan Kotagede
dilanjutkan oleh Forum Joglo. Dibandingkan saat organisasi ini baru didirikan,
organisasi ini sudah mengalami perkembangan dengan banyaknya program-
program yang dilaksanakannya. Tidak terkecuali dengan proses komunikasi yang
dijalankan, di mana komunikasi yang dijalankan hendaknya dapat berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan organisasi itu sendiri baik dalam ranah internal maupun
eksternal. Bagaimana Forum Joglo mampu berkoordinasi dengan OPKP dalam
proses pengambilan keputusan, bagaimana seorang koordinator mampu mengatur
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
sikap/perilaku dari OPKP, bagaimana Forum Joglo memberikan keterbukaan
informasi kepada OPKP layaknya sebuah organisasi sosial, menjalin hubungan baik
dengan pihak-pihak eksternal serta melakukan pengelolaan terhadap media-media
komunikasi guna melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar merupakan suatu
yang unik untuk dikaji di dalam sebuah penelitian.
Persoalan di atas tentu tidaklah mudah untuk dilakukan, mengingat
banyaknya publik yang ada di dalamnya. Setiap publik pastilah mempunyai
kepentingan yang berbeda-beda. Dibutuhkan adanya rasa saling menghargai dan
menghormati antara satu publik dengan lainnya untuk mensinergiskan seluruh
kepentingan yang ada ke dalam satu tujuan. Forum Joglo sebagai sebuah forum
untuk berkoordinasi antar OPKP, diharapkan mampu menjembatani kepentingan
dari masing-masing publik dengan memberikan akses komunikasi yang sama.
Sehingga masing-masing pihak mempunyai rasa memiliki organisasi, untuk
kemudian bersama-sama mengembangkan organisasi dengan semangat kegotong
royongan.
Kejelasan pembagian tugas dan fungsi dari masing-masing publik internal
organisasi juga dibutuhkan untuk lebih memaksimalkan kinerja organisasi ini. Forum
Joglo semestinya dapat mengambil peranan dengan melakukan pemetaan kembali
terhadap fungsi dan peranan dari masing-masing OPKP terkait apa tugas dan
tanggungjawabnya. Misalnya, bagaimana proses pengambilan keputusan,
bagaimana masalah implementasi sebuah program, bagaimana hak dan kewajiban
OPKP, bagaimana cara berkoordinasi, maupun posisi OPKP itu sendiri.
Pembenahan diri terhadap organisasi juga diperlukan oleh Organisasi Forum
Joglo. Tidak hanya pembenahan internal saja, namun juga secara eksternal. Di
mana, masih banyak masyarakat Kotagede yang belum mengetahui keberadaan
dari Organisasi Forum Joglo maupun OPKP ini. Sementara organisasi ini,
mempunyai peranan penting dalam pengembangan Kotagede, mengingat
merupakan satu-satu organisasi yang dipercaya pemerintah untuk melakukan
pengelolaan Kotagede. Oleh karenya, Forum Joglo harus membuat media-media
komunikasi yang tepat untuk melakukan sosialisasi terkait keberadaan, tugas dan
fungsi mereka sebagai sebuah organisasi sosial guna mendapatkan dukungan dari
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
masyarakat. Mengingat masyarakat Kotagede sendiri, tentunya menaruh harapan
bagi organisasi ini sebagai sebuah wadah untuk bersama mengembangan kawasan
Kotagede.
Pemerintah juga mempunyai peranan yang tidak kalah penting bagi
kesuksesan organisasi ini. Di mana pemerintah sebagai pembuat kebijakan tentu
mempengaruhi kinerja dari organisasi. Kotagede sendiri merupakan salah satu
kawasan yang menjadi konsen pemerintah untuk dikembangkan bersama dengan
beberapa daerah lainnya. Sehingga tentu saja, dukungan pemerintah untuk
pengembangan organisasi ini sendiri juga cukup besar. Oleh karena itu, apabila
organisasi ini mampu dikelola dengan baik maka kemudian dapat menghasilkan
suatu kemanfaatan yang besar bagi masyarakat itu sendiri. “Kotagede sendiri
termasuk salah satu kawasan cagar budaya yang akan dikembangkan bersama
dengan kawasan Kotabaru, Malioboro, Pakualaman, dan Imogiri. (Brosur Lebaran
Kotagede, 2012: 26)
Di Kotagede sendiri Forum Joglo bukan merupakan satu-satunya organisasi
pelestari, melainkan ada beberapa organisasi lainnya. Forum Joglo hendaknya
mampu menjalin hubungan baik dengan organisasi pelestari lainnya untuk dapat
bersinergi bukan justru mengarah para persaingan yang tidak sehat akhirnya justru
mengakibatkan perpecahan di masyarakat Kotagede sendiri. Adapun diantara
beberapa organisasi tersebut, misalnya: Yayasan Kanthil, Pusdok, komunitas Green
Map, ataupun Jogja Heritage Society.(Brosur Lebaran Kotagede, 2011:41)
Melihat beberapa persoalan di atas, menurut peneliti merupakan suatu
persoalan yang unik dan layak untuk dikaji dalam suatu penelitian. Yakni terkait
dengan dinamika komunikasi yang selama ini dijalankan oleh Organisasi Forum
Joglo baik secara internal maupun eksternal. Peneliti memilih dinamika komunikasi
karena di dalam penelitian ini akan melihat bagaimana perkembangan organisasi
Forum Joglo ini dari awal berdirinya sampai dengan saat ini. Dalam hal ini, terkait
dengan bagaimana pengemasan komunikasi yang selama ini dijalankan dengan
seluruh pihak baik internal maupun eksternal, pemanfaatan media-media
komunikasi, serta budaya komunikasi (pengambilan keputusan, kepemimpinan,
maupun sikap serta perilaku) yang selama ini dijalankan.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Internal organisasi berarti bagaimana Forum Joglo mampu mensinergiskan
dan mengelola sub-sub organisasi yang ada di bawahnya yakni OPKP dan eksternal
berarti bagaimana organisasi ini mengkomunikasikan keberadaan mereka serta
melakukan adaptasi dengan masyarakat di Kotagede. Dengan demikian, diharapkan
dapat memberikan gambaran bagi Forum Joglo ke depannya dalam kaitannya
dengan dinamika komunikasi baik internal maupun eksternal.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum
Joglo di Kotagede Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan peneliti
melakukan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui bagaimana dinamika komunikasi internal serta eksternal
yang selama ini diterapkan oleh Organisasi Forum Joglo.
2. Mengetahui hambatan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
dinamika komunikasi baik secara internal dengan OPKP ataupun
eksternal yakni dengan masyarakat sekitar.
D. Manfaaat Penelitian
Penelitian mengenai dinamika komunikasi internal maupun eksternal
Organisasi Forum Joglo ini, mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah bagi studi Ilmu
Komunikasi terutama dalam kajian dinamika komunikasi internal dan
eksternal suatu organisasi.
b. Penelitian ini merupakan suatu bahan yang dapat digunakan sebagai
salah satu acuan bagi penelitian selanjutnya.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana dinamika
komunikasi internal dan eksternal yang hendaknya dapat dijalankan
oleh suatu organisasi untuk mengoptimalkan kinerjanya guna
mencapai tujuan.
b. Penelitian ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Master of
Arts, serta sebagai salah satu cara pengembangan berfikir ilmiah dan
rasional dalam rangka mengkaji lebih dalam disiplin ilmu yang
dipelajari.
E. Kerangka Pemikiran
Di dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah memilih beberapa teori dan
konsep-konsep sebagai kerangka pemikiran. Mengingat Organisasi Forum Joglo ini
adalah organisasi non profit yang lebih banyak melakukan kegiatan sosial, maka
konsep maupun teori yang menjadi payung dalam kerangka pemikiran ini adalah
mengenai organisasi sosial, dalam hal ini adalah bagaimana penerapan
komunikasinya. Dari sana, peneliti turunkan ke dalam konsep-konsep lainnya yakni
terkait dengan dinamika komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Antara
organisasi non profit (sosial) dengan organisasi profit tentu ada perbedaan yang
mendasar dalam proses komunikasi yang dijalankannya. Di dalam organisasi non
profit (sosial), tentu pola-pola komunikasi yang dijalankan lebih bersifat ajakan
tentang bagaimana organisasi harus bertingkah laku sementara dalam organisasi
profit tentu pola komunikasi yang dijalankan lebih bersifat perintah mengenai suatu
intruksi sebuah penugasan kepada para anggotanya.
E.1. Komunikasi Organisasi Sosial
Menurut Pace dan Faules (2010:41), organisasi sosial merupakan organisasi
yang dibentuk pada pola-pola interaksi sosial dan regularitas dari perilaku sosial
orang-orang yang berada di dalamnya karena adanya situasi sosial mereka, seperti
pada karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. Dengan adanya
pola serta regularitas interaksi sosial ini berarti memperlihatkan adanya hubungan
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
oleh sekumpulan individu yang kemudian berkembang menjadi sistem sosial yang
lebih besar. Tidak hanya organisasi yang berbadan hukum saja, namun termasuk di
dalamnya adalah organisasi non-berbadan hukum.
Sekumpulan orang membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan bersama. Untuk mencapai tujuan bersama tersebut, dibentuklah norma-
norma yang mengikat anggotanya dengan harapan supaya berbagai tindakan yang
dilakukan tidak akan jauh berbeda dengan tujuan yang ditetapkan.
Menurut Pace dan Faules (2010: 41), Pola maupun regularitas dalam
interaksi menandakan adanya hubungan antara orang-orang yang
mentransformasikan bahwa dari suatu kumpulan individu menjadi kelompok orang
atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar. Hal ini
dapat dicontohkan, misalnya saja dalam sebuah kereta api. Para penumpang
mempunyai tujuan yang berbeda-beda di suatu tempat, mereka di sini berarti bukan
merupakan organisasi sosial. Namun apabila di dalam kereta tersebut, terdapat
gerbong yang semuanya berisikan anggota keluarga besar, maka gerbong inilah
yang bisa dianggap sebagai organisasi sosial, di mana keluarga besar tersebut
mempunyai tujuan yang sama di sebuah kota untuk acara yang sama pula. Anggota
keluarga tersebut, menghasilkan struktur yang lebih besar dari sejumlah orang
yang berupa kelompok. Interaksi di antara para anggota keluarga tersebut,
menyebabkan adanya perbedaan status.
Di dalam organisasi sosial, komunikasi merupakan suatu hal yang memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Setidaknya ada beberapa hal yang
menjadikan keduanya berhubungan, yakni:
1. Komunikasi menghasilkan sistem sosial; adanya komunikasi mampu
menghasilkan kesepakatan antara individu-individu yang berada di dalamnya
untuk membuat aturan-aturan yang mengikat bagi setiap anggotanya.
2. Di dalam sistem sosial yang berkembang nantinya dapat mengatur bagaimana
anggotanya dapat saling berkomunikasi.
3. Adanya pengetahuan mengenai sistem sosial, setidaknya memberikan
gambaran bagaimana seseorang dapat mengenali individu yang ada di
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
dalamnya berdasarkan peran dan jabatannya dalam suatu sistem sosial.
(Berlo dalam Pace dan Faules, 2010:42).
E.2. Dinamika Komunikasi Organisasi
Dinamika komunikasi organisasi, setidaknya dapat diartikan, bagaimana
suatu organisasi dalam mengemas pesan-pesan yang akan disampaikan kepada
semua pihak yang terkait (internal dan eksternal). Apabila organisasi mampu
mengelola proses komunikasi yang dijalankannya, tentu nantinya akan menunjang
bagi keberhasilan pengembangan organisasi itu sendiri. Ketika organisasi baru
berdiri, tentu komunikasi yang dijalankan masih sangat sederhana, akan tetapi
ketika organisasi sudah mulai tumbuh dan berkembang maka komunikasi yang
dijalankan organisasi juga mengalami perkembangan. Di sinilah peran seorang
pemimpin diperlukan untuk membangun pola-pola komunikasi tersebut, bagaimana
seorang berperilaku dan bersikap adalah diatur oleh seorang pemimpin.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi adalah
adanya umpan balik. Menurut Wilcox (2010: 252), umpan balik sama pentingnya
dengan penyebaran pesan itu sendiri, karena umpan balik mengatakan kepada
pengirim apakah paham atau tidak terhadap pesan yang disampaikan. Inilah yang
kemudian harus diperhatikan oleh organisasi dalam melakukan proses
komunikasinya baik internal maupun eksternal, yakni adanya umpan balik. Jika
pihak yang diajak berkomunikasi belum memberikan umpan balik, dapat dikatakan
bahwa komunikasi tersebut belum cukup efektif.
Di dalam penelitian ini, dinamika komunikasi dan informasi sendiri akan
dilihat ke dalam konteks internal organisasi yang bersifat integrasi dan eksternal
organisasi yang bersifat adaptasi dengan lingkungan sekitar (pengkomunikasian
atas kehadiran diri mereka di tengah-tengah masyarakat).
E.2.1. Dinamika Komunikasi Internal
Di dalam kaitannya dengan dinamika komunikasi internal ini, setiap
organisasi hendaknya mampu menyelaraskan antara kepentingan para konstituen
dengan para anggota organisasi. Sedangkan anggota organisasi sendiri hendaknya
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
dapat menjaga hubungan baik satu dengan yang lain. Hal ini sebagaimana
disampaikan oleh Hendrix dan Jerry (2010:89), bahwa dalam konteks komunikasi
internal, organisasi tidak hanya diminta untuk dapat menjalin komunikasi dengan
anggotanya namun juga sebaliknya anggota dituntut untuk dapat berkomunikasi
dengan anggota lain dan juga dengan organisasinya sendiri.
Sementara menurut Holmes (2004:9), hubungan antara anggota di dalam
organisasi sehari-hari tentunya menghasilkan banyak kontak, tetapi komunikasi
antar anggota yang efektif akan berkembang dalam iklim yang jujur dan dapat
dipercaya. Idealnya, hubungan kerja dalam suatu organisasi itu dicirikan dengan hal-
hal berikut:
a. Keyakinan dan kepercayaan anggota dan pemimpin.
b. Informasi yang jujur dan transparansi bebas mengalir ke atas, bawah, dan
samping di dalam organisasi.
c. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang.
d. Kontinuitas kerja tanpa perselisihan
e. Lingkungan yang sehat dan aman
f. Keberhasilan usaha
g. Optimisme tentang masa depan
1. Struktur Komunikasi
Struktur komunikasi dimaknai dengan bagaimana organisasi membangun
proses komunikasi yang dijalankannya. Struktur komunikasi yang dijalankan tentu
sangat tergantung dari struktur organisasi itu sendiri. Dalam penelitian ini, struktur
komunikasi akan dilihat dari aspek aliran serta aspek komunikasi yang
dijalankannya.
a. Aliran komunikasi dalam Organisasi
Hal yang paling sulit untuk dilakukan dalam konteks komunikasi organisasi
adalah bagaimana melakukan komunikasi ke semua bagian organisasi serta
bagaimana individu mampu menerima informasi dari komunikator dengan baik di
seluruh bagian organisasi. Oleh karenanya, mempelajari bagaimana proses
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
terbentuknya komunikasi dapat dipelajari dari proses aliran informasi yang sudah
dijalankan.
Aliran komunikasi bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk diterapkan,
hal dikarenakan apa yang dikemukakan di dalam struktur belum tentu hal yang
terjadi sebenarnya. Setiap organisasi dituntut untuk melakukan inovasi sehingga
setiap anggotanya mampu menghasilkan informasi. Teknologi juga memberikan
pengaruh yang besar terhadap bagaimana aliran informasi ini dapat berjalan yang
nantinya dapat berperan dalam menentukan iklim serta moral dari para anggota
organisasi.
Aliran komunikasi merupakan suatu proses dinamik, di mana dalam proses ini
pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan
diinterpretasikan. Dengan demikian jelaslah, bahwa aliran komunikasi bukan
merupakan suatu proses yang statis namun dinamis mengikuti perubahan yang ada.
Proses ini merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan akan berubah
secara konstan. Komunikasi organisasi bukan sesuatu yang terjadi dan kemudian
berhenti melainkan terjadi sepanjang waktu.
Guetkzkow dalam Pace (2002:172), menyampaikan bahwa aliran informasi
maupun komunikasi dalam suatu organisasi dapat terjadi melalui tiga cara: serentak,
berurutan, atau kombinasi dari keduanya. Serentak dalam artian, bahwa suatu
organisasi bisa sekaligus melakukan komunikasi maupun penyebaran informasi ke
semua anggota organisasi dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan berurutan
berarti, organisasi melakukan penyebaran informasi dan komunikasi berdasarkan
pada urutan hierarki struktur organisasi, bisa dari atas ke bawah ataupun dari bawah
ke atas.
b. Akses Komunikasi
Bagaimana anggota organisasi diberikan kebebasan dalam mengakses
kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Organisasi tentu harus menyadari hal itu. Dengan adanya
keterbukaan dalam berkomunikasi, tentu justru akan mempermudah organisasi itu
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
sendiri di dalam mencapai tujuannya. Akses komunikasi akan berkaitan dengan
yang namanya kepuasan komunikasi itu sendiri.
Menurut Redding dalam Masmuh (2012:47), kepuasan komunikasi adalah
semua tingkat kepuasan seorang anggota dalam mempersepsikan lingkungan
komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini akan memperkaya ide iklim
komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasi terhadap informasi yang
tersedia.
Pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari hasil komunikasi akan
memberikan pengaruh yang negatif kepada organisasi dengan adanya kelebihan
beban atau bertambahnya harapan. Pemimpin organisasi dalam hal ini, mempunyai
andil dalam tercapainya kepuasan komunikasi tersebut, berikut ini adalah hal-hal
yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memberikan kepuasan bagi
anggotanya:
1. Semua pemimpin hendaklah memberikan bimbingan .
2. Semua pemimpin hendaknya menetapkan tujuan bagi para anggotanya.
3. Semua pemimpin hendaknya membuat perencanaan untuk masa
mendatang.
4. Semua pemimpin harus mengembangkan kemampuan orang-orangnya.
5. Semua pemimpin hendaknya menggunakan metode baru dalam kelompok
dan bidang mereka untuk membuat anggota kelompok terus-menerus
menjadi lebih efektif.
6. Semua pemimpin haruslah melatih anggotanya dan membantu mereka
menjadi lebih efektif dalam pekerjaannya
7. Bila menghargai prestasi karyawan pemimpin hendaknya menggunakan
standar sosial dan financial yang mereka tetapkan untuk karyawan
(Muhammad, 2005:85-91).
2. Budaya Komunikasi
Budaya dalam sebuah organisasi menekankan pada cara-cara manusia
dalam membentuk realitas organisasi. Adanya budaya dalam sebuah organisasi
sangat dipengaruhi oleh tradisi sosio kultural dalam komunikasi. Dalam hal ini,
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
organisasi memberikan peluang bagi adanya penafsiran budaya, di mana organisasi
menciptakan sebuah realitas bersama yang membedakan mereka dari organisasi
dengan budaya yang lain. Kehadiran budaya dihasilkan dengan adanya interaksi
sehari-hari dalam organisasi-bukan hanya sebatas tugas maupun pekerjaan namun
semua jenis komunikasi. (Littejohn, 2002:382-383).
Sementara itu menurut De Vito (2002:22), komunikasi mengacu pada
tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang
terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Melihat definisi mengenai budaya dalam organisasi serta komunikasi di atas,
maka dapat dikatakan bahwa budaya komunikasi adalah bagaimana suatu
organisasi membangun pola-pola komunikasinya baik secara internal dan eksternal.
Dalam hal ini, bagaimana budaya dalam organisasi dapat terbentuk tidak dapat
dilepaskan dari kepemimpinan dalam organisasi itu sendiri. Di mana, pemimpinlah
yang kemudian mengatur bagaimana individu-individu yang ada di dalam organisasi
berinteraksi, berperilaku, serta membangun nilai-nilai dalam organisasi itu sendiri.
a. Kepemimpinan
Adanya pemimpin dalam sebuah organisasi mempunyai tujuan untuk
membantu orang-orang agar menegakkan kembali, mempertahankan, meningkatkan
motivasi mereka. Oleh karena itu, pemimpin adalah orang yang membantu orang
lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin hendaknya bertindak
dengan cara memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik,
kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan,
kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi. (Pace dan Faules,
2006: 276)
Di dalam sebuah organisasi formal, setiap anggota organisasi melakukan
usaha kooperatif guna mencapai tujuan maupun sasaran bersama, dengan dibantu
oleh macam-macam sumber maupun sarana. Oleh karenanya, berlangsunglah
suatu kerja sama, disertai dengan kegiatan memimpin-dipimpin, ketertiban,
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
pengaturan atau regulasi, pembagian tugas pekerjaan, dan tata kerja yang teratur.
Usaha pengaturan dalam organisasi disebut sebagai manajemen.
Dengan kata lain, manajemen merupakan sebuah proses pengorganisasian
untuk bisa mencapai kesuksesan organisasi. Dalam melakukan proses
pengorganisasian tentu dibutuhkan seorang pemimpin. Adapun tugas-tugas
pemimpin dalam proses pengorganisasian tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Pengurusan semua sumber dan tenaga manusia
2. Berlandaskan konsepsi dan tata kerja yang jelas,
3. Disertai penentuan fungsi masing-masing individu, berupa tugas, tata kerja,
tanggung jawab, antarkomunikasi, supervisi, dan sanksi.
4. Integritas dari fungsi-fungsi menjadi satu sistem, yaitu bagian yang satu
menunjang dan bergandengan dengan bagian lainnya. (Kartono, 1982: 121).
Semua proses pengorganisasian di atas, tentunya hanya akan berhasil
apabila ada dukungan dari para anggota organisasi. Bukan merupakan pekerjaan
mudah untuk mendapatkan dukungan tersebut. Mengingat pada umumnya antara
pemimpin dengan anggota mempunyai jarak, di mana terkadang anggota tidak
cukup dekat dengan pemimpin. Oleh karenanya, pemimpin diharapkan agar
memperlakukan anggota sebagaimana seorang kawan. Dengan demikian, antara
pemimpin dengan anggota akan saling terbuka satu sama lain dan tidak akan jarak
diantara keduanya.
Komunikasi mempunyai peranan penting dalam konteks kepemimpinan ini, di
mana hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemimpin untuk membangun
komunikasi yang sukses. Menurut Masmuh (2010:282), ada tiga hal yang harus
diperhatikan pemimpin untuk membangun komunikasi yang sukses: Menjadikan
komunikasi sebagai prioritas utama, terbuka terhadap orang lain, serta menciptakan
suatu lingkungan yang reseptif terhadap komunikasi.
Pengorganisasian merupakan proses komunikasi. Pemimpin diharapkan
mampu menempatkan komunikasi sebagai sebuah cara untuk melakukan proses
pengorganisasian tersebut sebagaimana di atas. Adanya keterbukaan informasi
kepada setiap anggota adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan pemimpin
dalam berkomunikasi.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
b. Sikap/Perilaku
Perilaku individu dalam organisasi jelas mempengaruhi keefektifan organisasi
itu sendiri. Di mana, individu dalam organisasi merupakan representatif dari
organisasi. Masyarakat tentu saja akan menilai bagaimana suatu organisasi adalah
tergantung pada perilaku individu dalam organisasi yang mereka lihat.
Menurut Gibson (2005:6), perilaku organisasi merupakan bidang studi yang
mencakup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna mempelajari
persepsi individu, nilai-nilai, kapasitas pembelajar individu, dan tindakan-tindakan
saat pekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan;
menganalisis akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya,
misi, sasaran, dan strategi.
1. Individual
Bagaimana individu melakukan pekerjaannya adalah dasar dari kinerja
organisasi itu sendiri. Pemimpin organisasi hendaknya mempunyai pengetahuan
yang lebih untuk menentukan kinerja individu. Pemimpin juga tidak bisa
mengabaikan perlunya memperoleh dan bertindak atas dasar pengetahuan atas
karakteristik individu baik sebagai diri mereka sendiri ataupun anggota.
Motivasi mempunyai peranan untuk menentukan kinerja. Di dalam teori
motivasi, menjelaskan serta memperkirakan bagaimana perilaku individu
dibangkitkan, dipertahankan, dan dihentikan. Pemimpin diharapkan senantiasa
memberikan berbagai motivasi bagi para anggotanya.
b. Kelompok dan Pengaruh Antar Pribadi
Perilaku kelompok serta pengaruh antar pribadi memberikan kekuatan atas
kinerja dari organisasi. Kelompok dapat dibentuk karena adanya penugasan dari
pemimpin terhadap suatu tanggung jawab. Namun demikian, kelompok juga bisa
terbentuk karena inisiatif dari anggota-anggota organisasi.
Adanya interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lain tentu saja akan
saling berpengaruh. Interaksi tersebut bisa saja memberikan pengaruh positif yakni
penguatan organisasi namun juga bisa justru menimbulkan konflik antar kelompok.
Oleh karenanya, membangun kelompok-kelompok yang sehat agar dapat
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
bekerjasama untuk memberikan dukungan satu dengan lainnya merupakan sebuah
keharusan.(Gibson, 2005: 13-15)
E.2.2. Dinamika Komunikasi Eksternal Organisasi
Pihak eksternal mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan organisasi.
Pemerintah sebagai penentu kebijakan, masyarakat sebagai pemberi izin sosial
akan keberadaan organisasi di lingkungan mereka. Setiap organisasi tentu
memerlukan strategi yang berbeda-beda guna melakukan pendekatan kepada
publik-publik eksternal tersebut. Akan tetapi, berikut ini adalah sebuah desai yang
dapat dilakukan organisasi untuk menghadapi lingkungan eksternal:
Tabel 1.1 Desain Organisasi Menghadapi Keadaan Lingkungan
Simpel/sederhana Kompleks
KOMPLEKSITAS LINGKUNGAN
Sumber: Daft (1992:85)
Warna kuning merupakan keadaan di mana lingkungan stabil. Dalam
keadaan stabil organisasi di desain mekanistik, yakni mengutamakan prosedur,
peraturan, serta lebih demokratis. Anggota organisasi telah mempunyai deskripsi
pekerjaan serta tanggung jawab yang didefinisikan dengan jelas.
Warna hijau merupakan keadaan di mana lingkungan labil. Dalam keadaan
labil organisasi cenderung memilih struktur organik. Di sini berarti organisasi tidak
mengutamakan adanya prosedur serta peraturan, di mana tidak ada standar
pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk memiliki kemampuan multi tasking, apa
yang ada itulah yang kemudian dikerjakan.
Ketidakpastian Rendah Ketidakpastian Moderat-Rendah
Struktur; Mekanistik
Sedikit Departemen
Struktur; Mekanistik
Banyak Departemen (Melebar)
Ketidakpastian: Moderat-Tinggi Ketidakpastian Tinggi
Struktur; Organik
Sedkit Departemen
Struktur; Organik
Banyak Departemen
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
1. Komunikasi dengan stakeholders
Stakeholders eksternal juga merupakan pihak yang mempunyai keterkaitan
langsung dengan organisasi. Oleh karenanya menjalin komunikasi yang baik dengan
mereka adalah sebuah keharusan. Setiap organisasi hendaknya mempunyai strategi
khusus, guna menjalin komunikasi dengan para stakeholders eksternal tersebut.
Dalam penelitian ini, stakeholders eksternal tersebut adalah pemerintah dan
komunitas.
a. Hubungan dengan pemerintah
Di dalam suatu negara, pemerintah mempunyai peranan penting terutama
dalam kaitannya dengan masalah regulasi. Oleh karenanya organisasi mulai
menyadari bahwa daripada memerangi regulasi, sebuah pendekatan yang lebih
efektif adalah membela posisi-posisi mereka kepada para pembuat keputusan.
Organisasi mulai melindungi kepentingan mereka dengan taktik-taktik lobi dan
negosiasi yang dikemas dengan baik, terutama ketika menghadapi oposisi yang
substansial dari kelompok konsumen maupun komunitas. (Argenti, 2010: 271)
Dari hal di atas, menyiratkan betapa pentingnya organisasi untuk menjaga
hubungan baik dengan pemerintah. Setiap organisasi hendaknya menggunakan
berbagai taktik untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah. Tidak hanya
dengan kemampuan lobi dan negosiasi semata, namun juga agar program, yang
dibuat oleh organisasi mampu mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Adapun bentuk-bentuk yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan
membina hubungan baik dengan pemerintah, misalnya saja: mengirimkan surat
ucapan selamat bila instansi yang bersangkutan berulang tahun, mengirimkan
kalender atau agenda, mengadakan olah raga bersama, dan lainnya. (Effendy,
2011:137)
Menurut Argenti (2010, 275-279), ada beberapa aktivitas spesifik yang
digunakan organisasi untuk meningkatkan posisi mereka dengan para legislatif,
berikut diantaranya:
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
1. Pembangunan koalisi
Dengan membangun koalisasi dengan organisasi-organisasi lainnya ataupun
dengan membentuk asosiasi organisasi sejenis, maka kekuatan organisasi untuk
memberikan tekanan kepada pemerintah dapat lebih kuat. Selain itu juga akan ada
kesempatan yang baik untuk mempengaruhi hasil-hasil legislatif dibanding bertindak
sendirian.
2. Keterlibatan pemimpin di dalam hubungan pemerintah
Pemimpin merupakan pucuk tertingi dalam sebuah organisasi, pelibatan
pemimpin dalam menjalin hubungan dengan pemerintah adalah sebuah keharusan.
Dengan demikian, pemimpin akan mengenal orang-orang yang ada di dalam
legislatif sehingga mempunyai kedekatan emosional guna meminta dukungan
mereka terkait pengembangan organisasi.
3. Melobi pada basis individu
Lobi merupakan sebuah aktivitas yang ditujukan sebagai promosi melalui
sistem komunikasi yang terkoordinir dengan para pembuat kebijakan utama.
Melakukan lobi dengan menggunakan individu merupakan sebuah metode paling
tepat untuk dapat terlibat di dalam politik.
4. Komite aksi politik
Metode lain yang dapat digunakan untuk menjalin kedekatan dengan
pemerintah adalah dengan melalui komite aksi politik. Hal ini dapat dilakukan
dengan membentuk komite-komite organisasi untuk melakukan aksi-aksi politik guna
mempengaruhi kebijakan pemerintah.
b. Hubungan dengan komunitas
Hubungan komunitas atau yang biasa disebut dengan Community Relations
merupakan strategi yang harus dijalankan oleh organisasi, yakni berkaitan dengan
bagaimana membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar (komunitas). Hal ini
merupakan sebuah timbal balik bagi organisasi untuk memberikan kontribusi
kepada masyarakat terkait keberadaannya di tengah-tengah lingkungan.
Menurut Jerold dalam Iriantara (2004:20), Community Relations merupakan
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui
berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.
Mutual understanding adalah kunci adanya keberhasilan dari organisasi
dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. Di mana di dalamnya ada
rasa saling memiliki, menghargai, serta berkesinambungan untuk memberikan
kemanfaatan bersama.
Menurut Cutlip dan Center, dalam melaksanakan hubungan yang baik
dengan komunitas, diperlukan adanya suatu kesadaran bagi organisasi untuk dapat
mengetahui apa yang menjadi dambaan komunitas bagi kesejahteraannya. Dalam
hal ini, apa yang diharapkan suatu organisasi sebagai salah satu sumbangan untuk
kesejahteraannya itu, dan bagaimana menilai kontribusi tersebut. Berbagai hal yang
menjadi kepentingan dari masyarakat tersebut, hendaknya dapat diperhatikan oleh
organisasi, dimana kegiatan–kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan
idealnya selalu mengacu pada kepentingan komunitas sekitarnya. Upaya organisasi
untuk membantu komunitas dalam mengupayakan terpenuhinya kebutuhan–
kebutuhnnya akan menumbuhkan suatu persepsi positif anggota komunitas
terhadap organisasi. (Effendy, 1999 : 201)
2. Media Komunikasi
Komunikasi merupakan proses untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada komunikan baik secara langsung maupun melalui media. Di dalam
melakukan komunikasi, tentu sangat dipengaruhi pada media yang dipilihnya.
Pemilihan media yang tepat nantinya akan memungkinkan terjadinya komunikasi
dua arah ataupun umpan balik dari komunikan. Menurut DeVito (2002:22),
komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan
umpan balik.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa adanya media yang digunakan
untuk berkomunikasi sangat mempengaruhi proses komunikasi yang dijalankan. Jika
kita lihat arti harfiahnya, media komunikasi pada dasarnya adalah suatu wahana
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (pengirim) kepada
komunikan (penerima). Efektivitas komunikasi, sangat dipengaruhi oleh media
komunikasi tersebut.
Melalui media, setiap orang mampu memperoleh gambaran serta pola hidup
masyarakat, memberikan strategi dan dorongan dalam menghadapi kenyataan yang
ada di depannya. Berbagai tulisan pesan-pesan dalam media secara langsung
diinternalisasi oleh pembaca untuk kemudian secara tidak sadar menjadikan bagian
dalam dirinya (Rudito dan Famiola, 2008:46)
Terdapat beberapa kelompok utama dalam media komunikasi, Leuwis
(2003:35) telah membaginya menjadi: interpersonal media (media interpersonal),
hybrid media, dan conventional massa media (media massa konvensional).
Interpersonal media merupakan media komunikasi yang memungkinkan adanya
pertukaran peran antara komunikator dan komunikan melalui pertemuan langsung
(tatap muka) baik oleh dua orang saja ataupun kelompok namun bisa juga dilakukan
melalui telepon. Pemberian respon oleh komunikan dapat segera dilakukan dalam
jenis media komunikasi ini.
Sementara itu conventional mass media merupakan media komunikasi
dengan karakteristik dasar pengirim pesan (sender) untuk menjangkau banyak
orang yang berada di kejauhan. Interaksi tidak langsung antara komunikator dan
komunikan sangat memungkinkan dalam jenis ini. Beberapa contoh dari media
massa konvensional misalnya:majalah, tabloid, surat kabar, televisi, jurnal-jurnal,
leaflet, serta radio. Saat ini, media massa konvensional juga sudah mengalami
perkembangan yaitu interaksi langsung antara komunikator dan komunikan melalui
suatu dialog interaktif.
Jenis ketiga adalah Hybrid Media, yakni media komunikasi yang
mengkombinasikan perangkat dari media massa serta dari komunikasi interpersonal
memiliki potensi untuk menjangkau audiens lebih luas di lokasi yang berbeda.
Meskipun demikian, interaksi antara komunikator dan komunikan sangat terbuka
dalam jenis ini, misalnya melalui:teknologi internet, serta CD ROM (Compact Disc
Read Only Memory) yang telah ada di awal tahun 1990-an.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
19
Setiap media komunikasi tentu mempunyai fungsi dan peranan yang
berbeda-beda. Akan tetapi menurut Lileweri (1991:18), peranan media komunikasi
pada dasarnya adalah untuk menginformasikan (to inform), mendidik (to educate),
mengajak, serta membujuk (to persuade), maupun menghibur (to entertaint).
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
20
F. MODEL PENELITIAN
Dari kerangka pemikiran di atas, maka peneliti membuat model penelitian
sebagai berikut:
G. KERANGKA KONSEP
Berdasarkan kerangka pemikiran serta model penelitian di atas, maka konsep-
konsep dalam penelitian mengenai dinamika komunikasi internal dan eksternal
organisasi Forum Joglo ini, adalah sebagai berikut:
G.1. Dinamika Komunikasi Internal
Dinamika Komunikasi internal dalam penelitian ini adalah bagaimana
Organisasi Forum Joglo melakukan integrasi secara internal yakni mengelola
komunikasi dengan anggota-anggota yang berada di dalam struktur organisasi agar
ORGANISASI FORUM JOGLO
DINAMIKA KOMUNIKASI INTERNAL
1. Struktur komunikasi a. Aliran komunikasi
Forum Joglo b. Akses Komunikasi
Forum Joglo 2. Budaya komunikasi
a. Kepemimpinan Organisasi Forum Joglo
b. Sikap/perilaku OPKP di dalam Forum Joglo
DINAMIKA KOMUNIKASI EKSTERNAL
1. Komunikasi dengan stakeholders a. Hubungan dengan
JRF b. Hubungan dengan
Pemerintah c. Hubungan dengan
Komunitas 2. Pemanfaatan media
a. Pengelolaan Poster b. Pengelolaan Leaflet c. Pengelolaan
Website
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
21
saling berkesinambungan. Adapun yang termasuk dinamika komunikasi internal ini
adalah sebagai berikut:
a. Struktur komunikasi
Struktur komunikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana Organisasi Forum
Joglo membentuk, memainkan dan menjalankan proses komunikasinya untuk
mencapai suatu tujuan organisasi itu sendiri. Adapun yang termasuk ke dalam
struktur komunikasi dalam penelitian adalah bagaimana, akses komunikasi, serta
aliran komunikasi yang selama ini dijalankan oleh organisasi
b. Budaya komunikasi
Budaya komunikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana Organisasi Forum
Joglo menjadikan suatu asumsi dasar terhadap proses komunikasi yang sehari-
harinya dijalankan. Adapun yang termasuk ke dalam budaya komunikasi, misalnya:
sikap/perilaku anggota, cara berinteraksi, maupun kepemimpinan yang selama ini
diterapkan.
G.2. Dinamika komunikasi eksternal
Dinamika komunikasi eksternal dalam penelitian ini adalah bagaimana
Organisasi Forum Joglo beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, serta
pengkomunikasikan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat. Tentunya
dibutuhkan suatu strategi untuk dapat melaksanakannya. Adapun yang termasuk
dalam dinamika komunikasi eksternal ini adalah:
a. Komunikasi dengan stakeholders
Komunikasi dengan stakeholders dalam penelitian ini adalah bagaimana
Organisasi Forum Joglo melakukan komunikasi dengan setiap pemangku
kepentingan (stakeholders) yang ada, termasuk dalam hal ini adalah menjalin
hubungan baik dengan mereka. Setiap stakeholders mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda, oleh karenanya pola komunikasi yang dijalankan antara satu
stakeholders dengan stakeholders yang lainnya tentu saja berbeda. Adapun
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
22
beberapa stakeholders yang termasuk dalam penelitian ini, adalah Java
Reconstructions Fund (JRF), pemerintah, komunitas.
b. Pemanfaatan media
Pemanfaatan media dalam penelitian ini, adalah bagaimana Organisasi
Forum Joglo melakukan pengelolaan terhadap media-media komunikasi guna
menunjang keberhasilan dari program-program yang dijalankan baik secara internal
maupun eksternal. Beberapa media yang sudah dikelola dan dimanfaatkan selama
ini, adalah: website, poster, dan leaflet.
H. METODE PENELITIAN
Di dalam melaksanakan penelitian mengenai dinamika komunikasi internal
dan eksternal Organisasi Forum Joglo ini, peneliti menggunakan metode penelitian
sebagai berikut:
H.1. Metode Penelitian
Penelitian mengenai dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi
Forum Joglo ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Metode studi
kasus dipilih karena dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan bagaimana
dinamika komunikasi Organisasi Forum Joglo baik secara internal maupun eksternal
yang selama ini dijalankan. Menurut K Yin (2004:11) Studi Kasus, memiliki
kemampuan untuk menangkap fenomena empirik, kontemporer, serta kesempatan
penggalian bukti-bukti dari berbagai sumber.
Dengan metode studi kasus ini, peneliti melihat bagaimana cara organisasi
membuat suatu program, dari mulai merencanakan, melaksanakan, sampai kepada
evaluasi terhadap pengelolaan dinamika komunikasi baik internal maupun eksternal
dari awal didirikannya Organisasi Forum Joglo di tahun 2010 sampai dengan 2013
ini. Dibandingkan dengan ketika pertama berdiri sampai dengan saat ini, organisasi
ini tentu mengalami perkembangan (dinamika) tidak terkecuali dengan pola-pola
komunikasi yang dijalankannya. Dengan demikian, dalam penelitian ini mengkaji
mengenai perkembangan pola komunikasi tersebut baik secara internal maupun
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
23
eksternal. Oleh karenanya di dalam penelitian studi kasus ini, banyak pertanyaan
mengenai “bagaimana”. Pertanyaan “bagaimana” tersebut diarahkan pada
serangkaian peristiwa kontemporer yang nantinya hanya akan memiliki sedikit
peluang untuk memberikan kontrol bagi suatu peristiwa yang sedang diteliti tersebut.
(K. Yin, 2004:13).
Dengan menggunakan penelitian studi kasus, peneliti mampu melihat
bagaimana dinamika komunikasi internal dan eksternal organisasi yang selama ini
dijalankan. Di mana peneliti melihatnya berdasarkan pada pengamatan empiris
yang ada di lapangan, baik secara internal organisasi yakni dengan sub-sub
organisasi di bawahnya maupun secara eksternal yakni dengan pemerintah maupun
masyarakat sekitarnya.
H.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Organisasi Forum Joglo yang berada di tingkat
Kecamatan Kotagede dan juga di organisasi-organisasi yang berada di bawahnya
yakni OPKP di tingkat kelurahan, baik : Rejowinangun, Prenggan, Purbayan,
Jagalan, dan Singosaren.
H.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian penting di dalam proses penelitian. Di
dalam pengumpulan data, peneliti memilih metode pengumpulan data yang tepat
untuk menemukan data-data yang sesuai dengan obyek penelitian. Adapun
beberapa metode pengumpulan data, yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
H.3.1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik utama yang digunakan peneliti dalam
melaksanakan penelitian ini. Dengan adanya wawancara ini, peneliti mendapatkan
data-data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini, seperti: bagaimana
proses komunikasi dengan stakeholders, pemanfaatan media-media komunikasi,
sruktur komunikasi, serta tentang budaya komunikasi yang selama ini dijalankan
oleh organisasi.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
24
Melalui wawancara, maka peneliti dapat berinteraksi secara langsung
dengan para narasumber sehingga mendapatkan data yang lebih akurat. Berikut
adalah beberapa narasumber yang peneliti wawancara: 1. Suryantoro : Koordinator Forum Joglo
Ketua Organisasi Pelestari Kawasan-
Pusaka (OPKP) Prenggan
2. Budiharto : OPKP Purbayan
3. Bambang Winardi : OPKP Jagalan
4. Gandi : OPKP Singosaren
5. Saiman Rais : OPKP Rejowinangun
6. Agung Hartadi : Tim Website Forum Joglo
7. Lista Rantika : Tim Website Forum Joglo
8. Erwito Wibowo : Ketua Pusat Dokumentasi Kotagede
Ketua Living Musem Budaya Kotagede
9. Titi Handayani : Mantan Fasilitator JRF-Rekompak
10. Dian Lakshmi Pratiwi : Bidang Purbakala Dinas Kebudayaan DIY
11. Yata : Bidang Adat Istiadat Dinas Kebudayaan DIY
12. Greg Wuryanto : Akademisi (Pengamat Budaya Kotagede)
13. Achmad Charis Zubair : Ketua Dewan Kebudayaan Yogyakarta
Di dalam melakukan wawancara, peneliti tidak hanya melakukannya secara
langsung saja, melainkan peneliti juga melakukan wawancara tidak langsung yakni
melalui media-media online. Hal ini dilakukan guna memperoleh data yang lebih
akurat karena narasumber mempunyai waktu yang cukup untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dibandingkan ketika melakukan wawancara
secara langsung di mana ada keterbatasan waktu dari narasumber sendiri.
H.3.2. Observasi
Selain dengan menggunakan wawancara, peneliti juga menggunakan teknik
pengumpulan data melalui observasi. Pemilihan teknik pengumpulan data melalui
observasi, dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data seperti: komunikasi
dengan stakeholders, serta budaya komunikasi. Data-data tersebut tidak bisa
didapatkan dengan teknik pengumpulan data lainnya, oleh karenanya peneliti
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
25
melakukan pengamatan langsung terhadap program yang dijalankan oleh organisasi
untuk mendapatkan data yang lebih valid.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan di
mana peneliti hanya mengamati beberapa kegiatan terkait dengan dinamika
komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum Joglo tanpa terlibat langsung di
dalamnya. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang lebih
obyektif.
Hampir setiap bulan Forum Joglo mengadakan berbagai kegiatan, di setiap
kesempatan itu pulalah selama 8 bulan lamanya (Februari-Oktober 2013) peneliti
mengikuti kegiatan tersebut, seperti: rapat penyempurnaan organisasi, acara Minggu
Legen, penyerahan bantuan gamelan, rapat rutin, kunjungan pemerintah, Festival
Budaya Kotagede, dan lainnya.
H.3.3. Dokumentasi dan Studi Pustaka
Selain kedua teknik pengumpulan data di atas, peneliti juga menggunakan
teknik pengumpulan data berupa Dokumentasi dan Studi Pustaka. Hal ini
dimaksudkan untuk mencari data/informasi tentang penelitian dari sumber tertulis
seperti dokumen administrasi dari internal organisasi serta kliping/artikel di media
massa ataupun juga dari internet.
Metode ini peneliti maksudkan untuk mempelajari atau menggali data
sekunder dari buku–buku, dokumen/arsip/laporan yang erat kaitannya dengan
dinamika komunikasi oleh Organisasi Forum Joglo ini. Melalui teknik ini, peneliti
mendapatkan data berimbang karena tidak hanya mendapatkan data dari internal
saja, tetapi juga data-data dari sumber lainnya. Dalam hal ini terkait dengan
pemberitaan di media massa, internet, serta dokumen kegiatan.
Di dalam melaksanakan metode pengumpulan data ini, peneliti rutin
melakukan kunjungan ke Perpustakaan Heritage Kotagede minimal dua minggu
sekali dari bulan Februari-Oktober 2013. Perpustakaan tersebut merupakan pusat
dokumentasi Forum Joglo (baik buku, leaflet, poster, pengelolaan media online)
berada di sana. Sehingga dengan peneliti rutin melakukan kunjungan, peneliti
mendapatkan data-data yang lebih update demi kesempurnaan penelitian ini.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
26
H.4. Analisis Penelitian
Analisis penelitian digunakan untuk mengkaji ulang antara data-data yang
digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini dengan data-data yang telah
didapatkan di lapangan. Di dalam melakukan analisis data, peneliti telah
membaginya ke dalam beberapa proses:
H.4.1. Reduksi Data
Melakukan reduksi data berarti menganalisis data dengan cara menajamkan,
menggolongkan, serta mengarahkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang
akan dicapai. Namun tidak sebatas itu saja, dalam reduksi data peneliti juga
melakukan penafikan terhadap beberapa data yang dianggap tidak perlu. Selain itu,
peneliti mengelompok-kelompokan data yang didapat dengan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik kesimpulan.
Proses reduksi ini dilakukan secara terus–menerus selama penelitian
berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran, tidak hanya semata
pada gambaran organisasi yang sedang diteliti namun juga pada subyeknya yakni
tentang dinamika komunikasi internal dan eksternal organisasi Forum Joglo.
H.4.2. Penyajian Data
Berbagai macam data tersebut kemudian disajikan serta diinterpretasikan
dengan melihat data yang telah direduksi. Dikarenakan penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, maka penyajian datanya berbentuk teks deskriptif, yakni
mengenai bagaimana dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum
Joglo.
H.4.3. Menarik Kesimpulan
Proses ini merupakan tahap akhir dari analisis data, yakni peneliti menarik
kesimpulan dari data yang telah direduksi dan disajikan. Kesimpulan yang diambil
merupakan proses berfikir kritis dari data-data yang telah di dapatkan, terkait dengan
bagaimana dinamika komunikasi organisasi yang selama ini dijalankan Forum Joglo,
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
27
apakah sudah berhasil atau belum berhasil dan dijumpai permasalahan-
permasalahan yang menjadi penghambat.
H.5. Pola Analisis
Di dalam melakukan analisis terhadap data-data yang sudah ditemukan
dalam penelitian. Peneliti kemudian melakukan perbandingan antara data-data yang
telah didapatkan dengan teori-teori dari para tokoh yang selama ini digunakan
mengenai dinamika komunikasi organisasi ini. Dari perbandingan dengan teori-teori
maupun konsep-konsep dari para ahli tersebut, maka peneliti dapat melakukan
telaah mengenai sejauhmana kesesuain data-data yang didapatkan di lapangan
dengan teori-teori yang telah ada. Dari sini, peneliti kemudian memperoleh
pengetahuan tentang sejauhmana sebenarnya sebuah teori dapat diaplikasikan
dalam kehidupan empiris.
I. LIMITASI PENELITIAN
Peneliti telah memberikan batasan di dalam melakukan penelitian mengenai
dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum Joglo ini supaya lebih
fokus. Oleh karenanya, dalam penelitian ini hanya mengkaji tentang bagaimana
dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum Joglo semata. Internal
organisasi berarti dengan sub-sub organisasi yang berada di bawahnya (OPKP) dan
secara eksternal berarti dengan pemerintah maupun masyarakat Kotagede.
Penelitian ini tidak mengkaji tentang komunikasi organisasi secara
keseluruhan, namun peneliti telah mengkhususkannya hanya pada dinamika
komunikasinya saja. Hal ini dilakukan, karena sejauh pengamatan penelitian
dinamika komunikasi inilah yang menjadi urgensi dan harus diperhatikan oleh
Organisasi Forum Joglo guna mengoptimalkan kinerja, melihat adanya gejala-gejala
konflik yang mungkin tumbuh baik internal maupun eksternal.
DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/