BAB I PENDAHULUAN -...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kotagede merupakan bekas peninggalan kerajaan Mataram Kuno, yang didirikan pada tahun 1557 oleh Panembahan Senapati. (www.kotagedeheritage.org , diakses 20 Maret 2013 pukul 16.33). Oleh karenanya, sampai dengan saat ini di Kotagede banyak dijumpai bangunan-bangunan bersejarah yang kental akan kebudayaan. Hampir semua bangunan tua di Kotagede juga telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai cagar budaya, Kotagede menyimpan sekitar 170 bangunan kuno yang dibuat antara tahun 1700 sampai 1930. (Zubair, 1998) Saat gempa bumi melanda Yogyakarta pada tahun 2006 lalu, banyak diantara bangunan-bangunan bersejarah tersebut yang rusak dan tidak terawat kembali. Hal tersebut kemudian mendapat perhatian dari Java Recontructions Fund (JRF), untuk dapat merevitalisasi kawasan Kotagede baik fisik (tangible) dan non fisik (intangible). Berbagai upaya dilakukan untuk merevitalisasi kawasan ini, seperti dengan melakukan renovasi bangunan-bangunan dan juga program pemperdayaan masyarakat. Untuk dapat mengawal program-program dari JRF tersebut, diperlukan adanya suatu organisasi yang mampu menjadi fasilitator antara masyarakat Kotagede sendiri dengan JRF. Oleh karenanya, pada tahun 2010 lalu JRF membentuk Organisasi Forum Joglo yang terdiri dari lima Organisasi Pelestari Kawasan Pusaka (OPKP) di tiap-tiap kelurahan kawasan Kotagede baik yang berada di Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Bantul. Setelah berakhirnya program JRF selanjutnya tugas pengelolaan Kotagede dilanjutkan oleh Forum Joglo. Dibandingkan saat organisasi ini baru didirikan, organisasi ini sudah mengalami perkembangan dengan banyaknya program- program yang dilaksanakannya. Tidak terkecuali dengan proses komunikasi yang dijalankan, di mana komunikasi yang dijalankan hendaknya dapat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan organisasi itu sendiri baik dalam ranah internal maupun eksternal. Bagaimana Forum Joglo mampu berkoordinasi dengan OPKP dalam proses pengambilan keputusan, bagaimana seorang koordinator mampu mengatur DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO (Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum Joglo Kotagede Yogyakarta 2010-2013) CHOIRUL FAJRI Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kotagede merupakan bekas peninggalan kerajaan Mataram Kuno, yang

didirikan pada tahun 1557 oleh Panembahan Senapati. (www.kotagedeheritage.org,

diakses 20 Maret 2013 pukul 16.33). Oleh karenanya, sampai dengan saat ini di

Kotagede banyak dijumpai bangunan-bangunan bersejarah yang kental akan

kebudayaan. Hampir semua bangunan tua di Kotagede juga telah ditetapkan oleh

Pemerintah sebagai cagar budaya, Kotagede menyimpan sekitar 170 bangunan

kuno yang dibuat antara tahun 1700 sampai 1930. (Zubair, 1998)

Saat gempa bumi melanda Yogyakarta pada tahun 2006 lalu, banyak

diantara bangunan-bangunan bersejarah tersebut yang rusak dan tidak terawat

kembali. Hal tersebut kemudian mendapat perhatian dari Java Recontructions Fund

(JRF), untuk dapat merevitalisasi kawasan Kotagede baik fisik (tangible) dan non

fisik (intangible). Berbagai upaya dilakukan untuk merevitalisasi kawasan ini, seperti

dengan melakukan renovasi bangunan-bangunan dan juga program pemperdayaan

masyarakat. Untuk dapat mengawal program-program dari JRF tersebut, diperlukan

adanya suatu organisasi yang mampu menjadi fasilitator antara masyarakat

Kotagede sendiri dengan JRF. Oleh karenanya, pada tahun 2010 lalu JRF

membentuk Organisasi Forum Joglo yang terdiri dari lima Organisasi Pelestari

Kawasan Pusaka (OPKP) di tiap-tiap kelurahan kawasan Kotagede baik yang

berada di Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Bantul.

Setelah berakhirnya program JRF selanjutnya tugas pengelolaan Kotagede

dilanjutkan oleh Forum Joglo. Dibandingkan saat organisasi ini baru didirikan,

organisasi ini sudah mengalami perkembangan dengan banyaknya program-

program yang dilaksanakannya. Tidak terkecuali dengan proses komunikasi yang

dijalankan, di mana komunikasi yang dijalankan hendaknya dapat berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan organisasi itu sendiri baik dalam ranah internal maupun

eksternal. Bagaimana Forum Joglo mampu berkoordinasi dengan OPKP dalam

proses pengambilan keputusan, bagaimana seorang koordinator mampu mengatur

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

sikap/perilaku dari OPKP, bagaimana Forum Joglo memberikan keterbukaan

informasi kepada OPKP layaknya sebuah organisasi sosial, menjalin hubungan baik

dengan pihak-pihak eksternal serta melakukan pengelolaan terhadap media-media

komunikasi guna melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar merupakan suatu

yang unik untuk dikaji di dalam sebuah penelitian.

Persoalan di atas tentu tidaklah mudah untuk dilakukan, mengingat

banyaknya publik yang ada di dalamnya. Setiap publik pastilah mempunyai

kepentingan yang berbeda-beda. Dibutuhkan adanya rasa saling menghargai dan

menghormati antara satu publik dengan lainnya untuk mensinergiskan seluruh

kepentingan yang ada ke dalam satu tujuan. Forum Joglo sebagai sebuah forum

untuk berkoordinasi antar OPKP, diharapkan mampu menjembatani kepentingan

dari masing-masing publik dengan memberikan akses komunikasi yang sama.

Sehingga masing-masing pihak mempunyai rasa memiliki organisasi, untuk

kemudian bersama-sama mengembangkan organisasi dengan semangat kegotong

royongan.

Kejelasan pembagian tugas dan fungsi dari masing-masing publik internal

organisasi juga dibutuhkan untuk lebih memaksimalkan kinerja organisasi ini. Forum

Joglo semestinya dapat mengambil peranan dengan melakukan pemetaan kembali

terhadap fungsi dan peranan dari masing-masing OPKP terkait apa tugas dan

tanggungjawabnya. Misalnya, bagaimana proses pengambilan keputusan,

bagaimana masalah implementasi sebuah program, bagaimana hak dan kewajiban

OPKP, bagaimana cara berkoordinasi, maupun posisi OPKP itu sendiri.

Pembenahan diri terhadap organisasi juga diperlukan oleh Organisasi Forum

Joglo. Tidak hanya pembenahan internal saja, namun juga secara eksternal. Di

mana, masih banyak masyarakat Kotagede yang belum mengetahui keberadaan

dari Organisasi Forum Joglo maupun OPKP ini. Sementara organisasi ini,

mempunyai peranan penting dalam pengembangan Kotagede, mengingat

merupakan satu-satu organisasi yang dipercaya pemerintah untuk melakukan

pengelolaan Kotagede. Oleh karenya, Forum Joglo harus membuat media-media

komunikasi yang tepat untuk melakukan sosialisasi terkait keberadaan, tugas dan

fungsi mereka sebagai sebuah organisasi sosial guna mendapatkan dukungan dari

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

masyarakat. Mengingat masyarakat Kotagede sendiri, tentunya menaruh harapan

bagi organisasi ini sebagai sebuah wadah untuk bersama mengembangan kawasan

Kotagede.

Pemerintah juga mempunyai peranan yang tidak kalah penting bagi

kesuksesan organisasi ini. Di mana pemerintah sebagai pembuat kebijakan tentu

mempengaruhi kinerja dari organisasi. Kotagede sendiri merupakan salah satu

kawasan yang menjadi konsen pemerintah untuk dikembangkan bersama dengan

beberapa daerah lainnya. Sehingga tentu saja, dukungan pemerintah untuk

pengembangan organisasi ini sendiri juga cukup besar. Oleh karena itu, apabila

organisasi ini mampu dikelola dengan baik maka kemudian dapat menghasilkan

suatu kemanfaatan yang besar bagi masyarakat itu sendiri. “Kotagede sendiri

termasuk salah satu kawasan cagar budaya yang akan dikembangkan bersama

dengan kawasan Kotabaru, Malioboro, Pakualaman, dan Imogiri. (Brosur Lebaran

Kotagede, 2012: 26)

Di Kotagede sendiri Forum Joglo bukan merupakan satu-satunya organisasi

pelestari, melainkan ada beberapa organisasi lainnya. Forum Joglo hendaknya

mampu menjalin hubungan baik dengan organisasi pelestari lainnya untuk dapat

bersinergi bukan justru mengarah para persaingan yang tidak sehat akhirnya justru

mengakibatkan perpecahan di masyarakat Kotagede sendiri. Adapun diantara

beberapa organisasi tersebut, misalnya: Yayasan Kanthil, Pusdok, komunitas Green

Map, ataupun Jogja Heritage Society.(Brosur Lebaran Kotagede, 2011:41)

Melihat beberapa persoalan di atas, menurut peneliti merupakan suatu

persoalan yang unik dan layak untuk dikaji dalam suatu penelitian. Yakni terkait

dengan dinamika komunikasi yang selama ini dijalankan oleh Organisasi Forum

Joglo baik secara internal maupun eksternal. Peneliti memilih dinamika komunikasi

karena di dalam penelitian ini akan melihat bagaimana perkembangan organisasi

Forum Joglo ini dari awal berdirinya sampai dengan saat ini. Dalam hal ini, terkait

dengan bagaimana pengemasan komunikasi yang selama ini dijalankan dengan

seluruh pihak baik internal maupun eksternal, pemanfaatan media-media

komunikasi, serta budaya komunikasi (pengambilan keputusan, kepemimpinan,

maupun sikap serta perilaku) yang selama ini dijalankan.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

Internal organisasi berarti bagaimana Forum Joglo mampu mensinergiskan

dan mengelola sub-sub organisasi yang ada di bawahnya yakni OPKP dan eksternal

berarti bagaimana organisasi ini mengkomunikasikan keberadaan mereka serta

melakukan adaptasi dengan masyarakat di Kotagede. Dengan demikian, diharapkan

dapat memberikan gambaran bagi Forum Joglo ke depannya dalam kaitannya

dengan dinamika komunikasi baik internal maupun eksternal.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum

Joglo di Kotagede Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan peneliti

melakukan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana dinamika komunikasi internal serta eksternal

yang selama ini diterapkan oleh Organisasi Forum Joglo.

2. Mengetahui hambatan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam

dinamika komunikasi baik secara internal dengan OPKP ataupun

eksternal yakni dengan masyarakat sekitar.

D. Manfaaat Penelitian

Penelitian mengenai dinamika komunikasi internal maupun eksternal

Organisasi Forum Joglo ini, mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah bagi studi Ilmu

Komunikasi terutama dalam kajian dinamika komunikasi internal dan

eksternal suatu organisasi.

b. Penelitian ini merupakan suatu bahan yang dapat digunakan sebagai

salah satu acuan bagi penelitian selanjutnya.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana dinamika

komunikasi internal dan eksternal yang hendaknya dapat dijalankan

oleh suatu organisasi untuk mengoptimalkan kinerjanya guna

mencapai tujuan.

b. Penelitian ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Master of

Arts, serta sebagai salah satu cara pengembangan berfikir ilmiah dan

rasional dalam rangka mengkaji lebih dalam disiplin ilmu yang

dipelajari.

E. Kerangka Pemikiran

Di dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah memilih beberapa teori dan

konsep-konsep sebagai kerangka pemikiran. Mengingat Organisasi Forum Joglo ini

adalah organisasi non profit yang lebih banyak melakukan kegiatan sosial, maka

konsep maupun teori yang menjadi payung dalam kerangka pemikiran ini adalah

mengenai organisasi sosial, dalam hal ini adalah bagaimana penerapan

komunikasinya. Dari sana, peneliti turunkan ke dalam konsep-konsep lainnya yakni

terkait dengan dinamika komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Antara

organisasi non profit (sosial) dengan organisasi profit tentu ada perbedaan yang

mendasar dalam proses komunikasi yang dijalankannya. Di dalam organisasi non

profit (sosial), tentu pola-pola komunikasi yang dijalankan lebih bersifat ajakan

tentang bagaimana organisasi harus bertingkah laku sementara dalam organisasi

profit tentu pola komunikasi yang dijalankan lebih bersifat perintah mengenai suatu

intruksi sebuah penugasan kepada para anggotanya.

E.1. Komunikasi Organisasi Sosial

Menurut Pace dan Faules (2010:41), organisasi sosial merupakan organisasi

yang dibentuk pada pola-pola interaksi sosial dan regularitas dari perilaku sosial

orang-orang yang berada di dalamnya karena adanya situasi sosial mereka, seperti

pada karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. Dengan adanya

pola serta regularitas interaksi sosial ini berarti memperlihatkan adanya hubungan

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

oleh sekumpulan individu yang kemudian berkembang menjadi sistem sosial yang

lebih besar. Tidak hanya organisasi yang berbadan hukum saja, namun termasuk di

dalamnya adalah organisasi non-berbadan hukum.

Sekumpulan orang membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan bersama. Untuk mencapai tujuan bersama tersebut, dibentuklah norma-

norma yang mengikat anggotanya dengan harapan supaya berbagai tindakan yang

dilakukan tidak akan jauh berbeda dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Pace dan Faules (2010: 41), Pola maupun regularitas dalam

interaksi menandakan adanya hubungan antara orang-orang yang

mentransformasikan bahwa dari suatu kumpulan individu menjadi kelompok orang

atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar. Hal ini

dapat dicontohkan, misalnya saja dalam sebuah kereta api. Para penumpang

mempunyai tujuan yang berbeda-beda di suatu tempat, mereka di sini berarti bukan

merupakan organisasi sosial. Namun apabila di dalam kereta tersebut, terdapat

gerbong yang semuanya berisikan anggota keluarga besar, maka gerbong inilah

yang bisa dianggap sebagai organisasi sosial, di mana keluarga besar tersebut

mempunyai tujuan yang sama di sebuah kota untuk acara yang sama pula. Anggota

keluarga tersebut, menghasilkan struktur yang lebih besar dari sejumlah orang

yang berupa kelompok. Interaksi di antara para anggota keluarga tersebut,

menyebabkan adanya perbedaan status.

Di dalam organisasi sosial, komunikasi merupakan suatu hal yang memiliki

hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Setidaknya ada beberapa hal yang

menjadikan keduanya berhubungan, yakni:

1. Komunikasi menghasilkan sistem sosial; adanya komunikasi mampu

menghasilkan kesepakatan antara individu-individu yang berada di dalamnya

untuk membuat aturan-aturan yang mengikat bagi setiap anggotanya.

2. Di dalam sistem sosial yang berkembang nantinya dapat mengatur bagaimana

anggotanya dapat saling berkomunikasi.

3. Adanya pengetahuan mengenai sistem sosial, setidaknya memberikan

gambaran bagaimana seseorang dapat mengenali individu yang ada di

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

dalamnya berdasarkan peran dan jabatannya dalam suatu sistem sosial.

(Berlo dalam Pace dan Faules, 2010:42).

E.2. Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika komunikasi organisasi, setidaknya dapat diartikan, bagaimana

suatu organisasi dalam mengemas pesan-pesan yang akan disampaikan kepada

semua pihak yang terkait (internal dan eksternal). Apabila organisasi mampu

mengelola proses komunikasi yang dijalankannya, tentu nantinya akan menunjang

bagi keberhasilan pengembangan organisasi itu sendiri. Ketika organisasi baru

berdiri, tentu komunikasi yang dijalankan masih sangat sederhana, akan tetapi

ketika organisasi sudah mulai tumbuh dan berkembang maka komunikasi yang

dijalankan organisasi juga mengalami perkembangan. Di sinilah peran seorang

pemimpin diperlukan untuk membangun pola-pola komunikasi tersebut, bagaimana

seorang berperilaku dan bersikap adalah diatur oleh seorang pemimpin.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi adalah

adanya umpan balik. Menurut Wilcox (2010: 252), umpan balik sama pentingnya

dengan penyebaran pesan itu sendiri, karena umpan balik mengatakan kepada

pengirim apakah paham atau tidak terhadap pesan yang disampaikan. Inilah yang

kemudian harus diperhatikan oleh organisasi dalam melakukan proses

komunikasinya baik internal maupun eksternal, yakni adanya umpan balik. Jika

pihak yang diajak berkomunikasi belum memberikan umpan balik, dapat dikatakan

bahwa komunikasi tersebut belum cukup efektif.

Di dalam penelitian ini, dinamika komunikasi dan informasi sendiri akan

dilihat ke dalam konteks internal organisasi yang bersifat integrasi dan eksternal

organisasi yang bersifat adaptasi dengan lingkungan sekitar (pengkomunikasian

atas kehadiran diri mereka di tengah-tengah masyarakat).

E.2.1. Dinamika Komunikasi Internal

Di dalam kaitannya dengan dinamika komunikasi internal ini, setiap

organisasi hendaknya mampu menyelaraskan antara kepentingan para konstituen

dengan para anggota organisasi. Sedangkan anggota organisasi sendiri hendaknya

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

dapat menjaga hubungan baik satu dengan yang lain. Hal ini sebagaimana

disampaikan oleh Hendrix dan Jerry (2010:89), bahwa dalam konteks komunikasi

internal, organisasi tidak hanya diminta untuk dapat menjalin komunikasi dengan

anggotanya namun juga sebaliknya anggota dituntut untuk dapat berkomunikasi

dengan anggota lain dan juga dengan organisasinya sendiri.

Sementara menurut Holmes (2004:9), hubungan antara anggota di dalam

organisasi sehari-hari tentunya menghasilkan banyak kontak, tetapi komunikasi

antar anggota yang efektif akan berkembang dalam iklim yang jujur dan dapat

dipercaya. Idealnya, hubungan kerja dalam suatu organisasi itu dicirikan dengan hal-

hal berikut:

a. Keyakinan dan kepercayaan anggota dan pemimpin.

b. Informasi yang jujur dan transparansi bebas mengalir ke atas, bawah, dan

samping di dalam organisasi.

c. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang.

d. Kontinuitas kerja tanpa perselisihan

e. Lingkungan yang sehat dan aman

f. Keberhasilan usaha

g. Optimisme tentang masa depan

1. Struktur Komunikasi

Struktur komunikasi dimaknai dengan bagaimana organisasi membangun

proses komunikasi yang dijalankannya. Struktur komunikasi yang dijalankan tentu

sangat tergantung dari struktur organisasi itu sendiri. Dalam penelitian ini, struktur

komunikasi akan dilihat dari aspek aliran serta aspek komunikasi yang

dijalankannya.

a. Aliran komunikasi dalam Organisasi

Hal yang paling sulit untuk dilakukan dalam konteks komunikasi organisasi

adalah bagaimana melakukan komunikasi ke semua bagian organisasi serta

bagaimana individu mampu menerima informasi dari komunikator dengan baik di

seluruh bagian organisasi. Oleh karenanya, mempelajari bagaimana proses

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 

terbentuknya komunikasi dapat dipelajari dari proses aliran informasi yang sudah

dijalankan.

Aliran komunikasi bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk diterapkan,

hal dikarenakan apa yang dikemukakan di dalam struktur belum tentu hal yang

terjadi sebenarnya. Setiap organisasi dituntut untuk melakukan inovasi sehingga

setiap anggotanya mampu menghasilkan informasi. Teknologi juga memberikan

pengaruh yang besar terhadap bagaimana aliran informasi ini dapat berjalan yang

nantinya dapat berperan dalam menentukan iklim serta moral dari para anggota

organisasi.

Aliran komunikasi merupakan suatu proses dinamik, di mana dalam proses ini

pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan

diinterpretasikan. Dengan demikian jelaslah, bahwa aliran komunikasi bukan

merupakan suatu proses yang statis namun dinamis mengikuti perubahan yang ada.

Proses ini merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan akan berubah

secara konstan. Komunikasi organisasi bukan sesuatu yang terjadi dan kemudian

berhenti melainkan terjadi sepanjang waktu.

Guetkzkow dalam Pace (2002:172), menyampaikan bahwa aliran informasi

maupun komunikasi dalam suatu organisasi dapat terjadi melalui tiga cara: serentak,

berurutan, atau kombinasi dari keduanya. Serentak dalam artian, bahwa suatu

organisasi bisa sekaligus melakukan komunikasi maupun penyebaran informasi ke

semua anggota organisasi dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan berurutan

berarti, organisasi melakukan penyebaran informasi dan komunikasi berdasarkan

pada urutan hierarki struktur organisasi, bisa dari atas ke bawah ataupun dari bawah

ke atas.

b. Akses Komunikasi

Bagaimana anggota organisasi diberikan kebebasan dalam mengakses

kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi merupakan hal penting yang harus

diperhatikan. Organisasi tentu harus menyadari hal itu. Dengan adanya

keterbukaan dalam berkomunikasi, tentu justru akan mempermudah organisasi itu

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

10 

 

sendiri di dalam mencapai tujuannya. Akses komunikasi akan berkaitan dengan

yang namanya kepuasan komunikasi itu sendiri.

Menurut Redding dalam Masmuh (2012:47), kepuasan komunikasi adalah

semua tingkat kepuasan seorang anggota dalam mempersepsikan lingkungan

komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini akan memperkaya ide iklim

komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasi terhadap informasi yang

tersedia.

Pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari hasil komunikasi akan

memberikan pengaruh yang negatif kepada organisasi dengan adanya kelebihan

beban atau bertambahnya harapan. Pemimpin organisasi dalam hal ini, mempunyai

andil dalam tercapainya kepuasan komunikasi tersebut, berikut ini adalah hal-hal

yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memberikan kepuasan bagi

anggotanya:

1. Semua pemimpin hendaklah memberikan bimbingan .

2. Semua pemimpin hendaknya menetapkan tujuan bagi para anggotanya.

3. Semua pemimpin hendaknya membuat perencanaan untuk masa

mendatang.

4. Semua pemimpin harus mengembangkan kemampuan orang-orangnya.

5. Semua pemimpin hendaknya menggunakan metode baru dalam kelompok

dan bidang mereka untuk membuat anggota kelompok terus-menerus

menjadi lebih efektif.

6. Semua pemimpin haruslah melatih anggotanya dan membantu mereka

menjadi lebih efektif dalam pekerjaannya

7. Bila menghargai prestasi karyawan pemimpin hendaknya menggunakan

standar sosial dan financial yang mereka tetapkan untuk karyawan

(Muhammad, 2005:85-91).

2. Budaya Komunikasi

Budaya dalam sebuah organisasi menekankan pada cara-cara manusia

dalam membentuk realitas organisasi. Adanya budaya dalam sebuah organisasi

sangat dipengaruhi oleh tradisi sosio kultural dalam komunikasi. Dalam hal ini,

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

11 

 

organisasi memberikan peluang bagi adanya penafsiran budaya, di mana organisasi

menciptakan sebuah realitas bersama yang membedakan mereka dari organisasi

dengan budaya yang lain. Kehadiran budaya dihasilkan dengan adanya interaksi

sehari-hari dalam organisasi-bukan hanya sebatas tugas maupun pekerjaan namun

semua jenis komunikasi. (Littejohn, 2002:382-383).

Sementara itu menurut De Vito (2002:22), komunikasi mengacu pada

tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang

terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai

pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Melihat definisi mengenai budaya dalam organisasi serta komunikasi di atas,

maka dapat dikatakan bahwa budaya komunikasi adalah bagaimana suatu

organisasi membangun pola-pola komunikasinya baik secara internal dan eksternal.

Dalam hal ini, bagaimana budaya dalam organisasi dapat terbentuk tidak dapat

dilepaskan dari kepemimpinan dalam organisasi itu sendiri. Di mana, pemimpinlah

yang kemudian mengatur bagaimana individu-individu yang ada di dalam organisasi

berinteraksi, berperilaku, serta membangun nilai-nilai dalam organisasi itu sendiri.

a. Kepemimpinan

Adanya pemimpin dalam sebuah organisasi mempunyai tujuan untuk

membantu orang-orang agar menegakkan kembali, mempertahankan, meningkatkan

motivasi mereka. Oleh karena itu, pemimpin adalah orang yang membantu orang

lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin hendaknya bertindak

dengan cara memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik,

kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan,

kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi. (Pace dan Faules,

2006: 276)

Di dalam sebuah organisasi formal, setiap anggota organisasi melakukan

usaha kooperatif guna mencapai tujuan maupun sasaran bersama, dengan dibantu

oleh macam-macam sumber maupun sarana. Oleh karenanya, berlangsunglah

suatu kerja sama, disertai dengan kegiatan memimpin-dipimpin, ketertiban,

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

12 

 

pengaturan atau regulasi, pembagian tugas pekerjaan, dan tata kerja yang teratur.

Usaha pengaturan dalam organisasi disebut sebagai manajemen.

Dengan kata lain, manajemen merupakan sebuah proses pengorganisasian

untuk bisa mencapai kesuksesan organisasi. Dalam melakukan proses

pengorganisasian tentu dibutuhkan seorang pemimpin. Adapun tugas-tugas

pemimpin dalam proses pengorganisasian tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Pengurusan semua sumber dan tenaga manusia

2. Berlandaskan konsepsi dan tata kerja yang jelas,

3. Disertai penentuan fungsi masing-masing individu, berupa tugas, tata kerja,

tanggung jawab, antarkomunikasi, supervisi, dan sanksi.

4. Integritas dari fungsi-fungsi menjadi satu sistem, yaitu bagian yang satu

menunjang dan bergandengan dengan bagian lainnya. (Kartono, 1982: 121).

Semua proses pengorganisasian di atas, tentunya hanya akan berhasil

apabila ada dukungan dari para anggota organisasi. Bukan merupakan pekerjaan

mudah untuk mendapatkan dukungan tersebut. Mengingat pada umumnya antara

pemimpin dengan anggota mempunyai jarak, di mana terkadang anggota tidak

cukup dekat dengan pemimpin. Oleh karenanya, pemimpin diharapkan agar

memperlakukan anggota sebagaimana seorang kawan. Dengan demikian, antara

pemimpin dengan anggota akan saling terbuka satu sama lain dan tidak akan jarak

diantara keduanya.

Komunikasi mempunyai peranan penting dalam konteks kepemimpinan ini, di

mana hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemimpin untuk membangun

komunikasi yang sukses. Menurut Masmuh (2010:282), ada tiga hal yang harus

diperhatikan pemimpin untuk membangun komunikasi yang sukses: Menjadikan

komunikasi sebagai prioritas utama, terbuka terhadap orang lain, serta menciptakan

suatu lingkungan yang reseptif terhadap komunikasi.

Pengorganisasian merupakan proses komunikasi. Pemimpin diharapkan

mampu menempatkan komunikasi sebagai sebuah cara untuk melakukan proses

pengorganisasian tersebut sebagaimana di atas. Adanya keterbukaan informasi

kepada setiap anggota adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan pemimpin

dalam berkomunikasi.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

13 

 

b. Sikap/Perilaku

Perilaku individu dalam organisasi jelas mempengaruhi keefektifan organisasi

itu sendiri. Di mana, individu dalam organisasi merupakan representatif dari

organisasi. Masyarakat tentu saja akan menilai bagaimana suatu organisasi adalah

tergantung pada perilaku individu dalam organisasi yang mereka lihat.

Menurut Gibson (2005:6), perilaku organisasi merupakan bidang studi yang

mencakup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna mempelajari

persepsi individu, nilai-nilai, kapasitas pembelajar individu, dan tindakan-tindakan

saat pekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan;

menganalisis akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya,

misi, sasaran, dan strategi.

1. Individual

Bagaimana individu melakukan pekerjaannya adalah dasar dari kinerja

organisasi itu sendiri. Pemimpin organisasi hendaknya mempunyai pengetahuan

yang lebih untuk menentukan kinerja individu. Pemimpin juga tidak bisa

mengabaikan perlunya memperoleh dan bertindak atas dasar pengetahuan atas

karakteristik individu baik sebagai diri mereka sendiri ataupun anggota.

Motivasi mempunyai peranan untuk menentukan kinerja. Di dalam teori

motivasi, menjelaskan serta memperkirakan bagaimana perilaku individu

dibangkitkan, dipertahankan, dan dihentikan. Pemimpin diharapkan senantiasa

memberikan berbagai motivasi bagi para anggotanya.

b. Kelompok dan Pengaruh Antar Pribadi

Perilaku kelompok serta pengaruh antar pribadi memberikan kekuatan atas

kinerja dari organisasi. Kelompok dapat dibentuk karena adanya penugasan dari

pemimpin terhadap suatu tanggung jawab. Namun demikian, kelompok juga bisa

terbentuk karena inisiatif dari anggota-anggota organisasi.

Adanya interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lain tentu saja akan

saling berpengaruh. Interaksi tersebut bisa saja memberikan pengaruh positif yakni

penguatan organisasi namun juga bisa justru menimbulkan konflik antar kelompok.

Oleh karenanya, membangun kelompok-kelompok yang sehat agar dapat

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

14 

 

bekerjasama untuk memberikan dukungan satu dengan lainnya merupakan sebuah

keharusan.(Gibson, 2005: 13-15)

E.2.2. Dinamika Komunikasi Eksternal Organisasi

Pihak eksternal mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan organisasi.

Pemerintah sebagai penentu kebijakan, masyarakat sebagai pemberi izin sosial

akan keberadaan organisasi di lingkungan mereka. Setiap organisasi tentu

memerlukan strategi yang berbeda-beda guna melakukan pendekatan kepada

publik-publik eksternal tersebut. Akan tetapi, berikut ini adalah sebuah desai yang

dapat dilakukan organisasi untuk menghadapi lingkungan eksternal:

Tabel 1.1 Desain Organisasi Menghadapi Keadaan Lingkungan

Simpel/sederhana Kompleks

KOMPLEKSITAS LINGKUNGAN

Sumber: Daft (1992:85)

Warna kuning merupakan keadaan di mana lingkungan stabil. Dalam

keadaan stabil organisasi di desain mekanistik, yakni mengutamakan prosedur,

peraturan, serta lebih demokratis. Anggota organisasi telah mempunyai deskripsi

pekerjaan serta tanggung jawab yang didefinisikan dengan jelas.

Warna hijau merupakan keadaan di mana lingkungan labil. Dalam keadaan

labil organisasi cenderung memilih struktur organik. Di sini berarti organisasi tidak

mengutamakan adanya prosedur serta peraturan, di mana tidak ada standar

pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk memiliki kemampuan multi tasking, apa

yang ada itulah yang kemudian dikerjakan.

Ketidakpastian Rendah Ketidakpastian Moderat-Rendah

Struktur; Mekanistik

Sedikit Departemen

Struktur; Mekanistik

Banyak Departemen (Melebar)

Ketidakpastian: Moderat-Tinggi Ketidakpastian Tinggi

Struktur; Organik

Sedkit Departemen

Struktur; Organik

Banyak Departemen

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

15 

 

1. Komunikasi dengan stakeholders

Stakeholders eksternal juga merupakan pihak yang mempunyai keterkaitan

langsung dengan organisasi. Oleh karenanya menjalin komunikasi yang baik dengan

mereka adalah sebuah keharusan. Setiap organisasi hendaknya mempunyai strategi

khusus, guna menjalin komunikasi dengan para stakeholders eksternal tersebut.

Dalam penelitian ini, stakeholders eksternal tersebut adalah pemerintah dan

komunitas.

a. Hubungan dengan pemerintah

Di dalam suatu negara, pemerintah mempunyai peranan penting terutama

dalam kaitannya dengan masalah regulasi. Oleh karenanya organisasi mulai

menyadari bahwa daripada memerangi regulasi, sebuah pendekatan yang lebih

efektif adalah membela posisi-posisi mereka kepada para pembuat keputusan.

Organisasi mulai melindungi kepentingan mereka dengan taktik-taktik lobi dan

negosiasi yang dikemas dengan baik, terutama ketika menghadapi oposisi yang

substansial dari kelompok konsumen maupun komunitas. (Argenti, 2010: 271)

Dari hal di atas, menyiratkan betapa pentingnya organisasi untuk menjaga

hubungan baik dengan pemerintah. Setiap organisasi hendaknya menggunakan

berbagai taktik untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah. Tidak hanya

dengan kemampuan lobi dan negosiasi semata, namun juga agar program, yang

dibuat oleh organisasi mampu mendapatkan dukungan dari pemerintah.

Adapun bentuk-bentuk yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan

membina hubungan baik dengan pemerintah, misalnya saja: mengirimkan surat

ucapan selamat bila instansi yang bersangkutan berulang tahun, mengirimkan

kalender atau agenda, mengadakan olah raga bersama, dan lainnya. (Effendy,

2011:137)

Menurut Argenti (2010, 275-279), ada beberapa aktivitas spesifik yang

digunakan organisasi untuk meningkatkan posisi mereka dengan para legislatif,

berikut diantaranya:

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

16 

 

1. Pembangunan koalisi

Dengan membangun koalisasi dengan organisasi-organisasi lainnya ataupun

dengan membentuk asosiasi organisasi sejenis, maka kekuatan organisasi untuk

memberikan tekanan kepada pemerintah dapat lebih kuat. Selain itu juga akan ada

kesempatan yang baik untuk mempengaruhi hasil-hasil legislatif dibanding bertindak

sendirian.

2. Keterlibatan pemimpin di dalam hubungan pemerintah

Pemimpin merupakan pucuk tertingi dalam sebuah organisasi, pelibatan

pemimpin dalam menjalin hubungan dengan pemerintah adalah sebuah keharusan.

Dengan demikian, pemimpin akan mengenal orang-orang yang ada di dalam

legislatif sehingga mempunyai kedekatan emosional guna meminta dukungan

mereka terkait pengembangan organisasi.

3. Melobi pada basis individu

Lobi merupakan sebuah aktivitas yang ditujukan sebagai promosi melalui

sistem komunikasi yang terkoordinir dengan para pembuat kebijakan utama.

Melakukan lobi dengan menggunakan individu merupakan sebuah metode paling

tepat untuk dapat terlibat di dalam politik.

4. Komite aksi politik

Metode lain yang dapat digunakan untuk menjalin kedekatan dengan

pemerintah adalah dengan melalui komite aksi politik. Hal ini dapat dilakukan

dengan membentuk komite-komite organisasi untuk melakukan aksi-aksi politik guna

mempengaruhi kebijakan pemerintah.

b. Hubungan dengan komunitas

Hubungan komunitas atau yang biasa disebut dengan Community Relations

merupakan strategi yang harus dijalankan oleh organisasi, yakni berkaitan dengan

bagaimana membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar (komunitas). Hal ini

merupakan sebuah timbal balik bagi organisasi untuk memberikan kontribusi

kepada masyarakat terkait keberadaannya di tengah-tengah lingkungan.

Menurut Jerold dalam Iriantara (2004:20), Community Relations merupakan

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

17 

 

peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui

berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.

Mutual understanding adalah kunci adanya keberhasilan dari organisasi

dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. Di mana di dalamnya ada

rasa saling memiliki, menghargai, serta berkesinambungan untuk memberikan

kemanfaatan bersama.

Menurut Cutlip dan Center, dalam melaksanakan hubungan yang baik

dengan komunitas, diperlukan adanya suatu kesadaran bagi organisasi untuk dapat

mengetahui apa yang menjadi dambaan komunitas bagi kesejahteraannya. Dalam

hal ini, apa yang diharapkan suatu organisasi sebagai salah satu sumbangan untuk

kesejahteraannya itu, dan bagaimana menilai kontribusi tersebut. Berbagai hal yang

menjadi kepentingan dari masyarakat tersebut, hendaknya dapat diperhatikan oleh

organisasi, dimana kegiatan–kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan

idealnya selalu mengacu pada kepentingan komunitas sekitarnya. Upaya organisasi

untuk membantu komunitas dalam mengupayakan terpenuhinya kebutuhan–

kebutuhnnya akan menumbuhkan suatu persepsi positif anggota komunitas

terhadap organisasi. (Effendy, 1999 : 201)

2. Media Komunikasi

Komunikasi merupakan proses untuk menyampaikan pesan dari komunikator

kepada komunikan baik secara langsung maupun melalui media. Di dalam

melakukan komunikasi, tentu sangat dipengaruhi pada media yang dipilihnya.

Pemilihan media yang tepat nantinya akan memungkinkan terjadinya komunikasi

dua arah ataupun umpan balik dari komunikan. Menurut DeVito (2002:22),

komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan

menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks

tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan

umpan balik.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa adanya media yang digunakan

untuk berkomunikasi sangat mempengaruhi proses komunikasi yang dijalankan. Jika

kita lihat arti harfiahnya, media komunikasi pada dasarnya adalah suatu wahana

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

18 

 

atau alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (pengirim) kepada

komunikan (penerima). Efektivitas komunikasi, sangat dipengaruhi oleh media

komunikasi tersebut.

Melalui media, setiap orang mampu memperoleh gambaran serta pola hidup

masyarakat, memberikan strategi dan dorongan dalam menghadapi kenyataan yang

ada di depannya. Berbagai tulisan pesan-pesan dalam media secara langsung

diinternalisasi oleh pembaca untuk kemudian secara tidak sadar menjadikan bagian

dalam dirinya (Rudito dan Famiola, 2008:46)

Terdapat beberapa kelompok utama dalam media komunikasi, Leuwis

(2003:35) telah membaginya menjadi: interpersonal media (media interpersonal),

hybrid media, dan conventional massa media (media massa konvensional).

Interpersonal media merupakan media komunikasi yang memungkinkan adanya

pertukaran peran antara komunikator dan komunikan melalui pertemuan langsung

(tatap muka) baik oleh dua orang saja ataupun kelompok namun bisa juga dilakukan

melalui telepon. Pemberian respon oleh komunikan dapat segera dilakukan dalam

jenis media komunikasi ini.

Sementara itu conventional mass media merupakan media komunikasi

dengan karakteristik dasar pengirim pesan (sender) untuk menjangkau banyak

orang yang berada di kejauhan. Interaksi tidak langsung antara komunikator dan

komunikan sangat memungkinkan dalam jenis ini. Beberapa contoh dari media

massa konvensional misalnya:majalah, tabloid, surat kabar, televisi, jurnal-jurnal,

leaflet, serta radio. Saat ini, media massa konvensional juga sudah mengalami

perkembangan yaitu interaksi langsung antara komunikator dan komunikan melalui

suatu dialog interaktif.

Jenis ketiga adalah Hybrid Media, yakni media komunikasi yang

mengkombinasikan perangkat dari media massa serta dari komunikasi interpersonal

memiliki potensi untuk menjangkau audiens lebih luas di lokasi yang berbeda.

Meskipun demikian, interaksi antara komunikator dan komunikan sangat terbuka

dalam jenis ini, misalnya melalui:teknologi internet, serta CD ROM (Compact Disc

Read Only Memory) yang telah ada di awal tahun 1990-an.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

19 

 

Setiap media komunikasi tentu mempunyai fungsi dan peranan yang

berbeda-beda. Akan tetapi menurut Lileweri (1991:18), peranan media komunikasi

pada dasarnya adalah untuk menginformasikan (to inform), mendidik (to educate),

mengajak, serta membujuk (to persuade), maupun menghibur (to entertaint).

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

20 

 

F. MODEL PENELITIAN

Dari kerangka pemikiran di atas, maka peneliti membuat model penelitian

sebagai berikut:

G. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kerangka pemikiran serta model penelitian di atas, maka konsep-

konsep dalam penelitian mengenai dinamika komunikasi internal dan eksternal

organisasi Forum Joglo ini, adalah sebagai berikut:

G.1. Dinamika Komunikasi Internal

Dinamika Komunikasi internal dalam penelitian ini adalah bagaimana

Organisasi Forum Joglo melakukan integrasi secara internal yakni mengelola

komunikasi dengan anggota-anggota yang berada di dalam struktur organisasi agar

ORGANISASI FORUM JOGLO

DINAMIKA KOMUNIKASI INTERNAL

1. Struktur komunikasi a. Aliran komunikasi

Forum Joglo b. Akses Komunikasi

Forum Joglo 2. Budaya komunikasi

a. Kepemimpinan Organisasi Forum Joglo

b. Sikap/perilaku OPKP di dalam Forum Joglo

  

DINAMIKA KOMUNIKASI EKSTERNAL

1. Komunikasi dengan stakeholders a. Hubungan dengan

JRF b. Hubungan dengan

Pemerintah c. Hubungan dengan

Komunitas 2. Pemanfaatan media

a. Pengelolaan Poster b. Pengelolaan Leaflet c. Pengelolaan

Website

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

21 

 

saling berkesinambungan. Adapun yang termasuk dinamika komunikasi internal ini

adalah sebagai berikut:

a. Struktur komunikasi

Struktur komunikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana Organisasi Forum

Joglo membentuk, memainkan dan menjalankan proses komunikasinya untuk

mencapai suatu tujuan organisasi itu sendiri. Adapun yang termasuk ke dalam

struktur komunikasi dalam penelitian adalah bagaimana, akses komunikasi, serta

aliran komunikasi yang selama ini dijalankan oleh organisasi

b. Budaya komunikasi

Budaya komunikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana Organisasi Forum

Joglo menjadikan suatu asumsi dasar terhadap proses komunikasi yang sehari-

harinya dijalankan. Adapun yang termasuk ke dalam budaya komunikasi, misalnya:

sikap/perilaku anggota, cara berinteraksi, maupun kepemimpinan yang selama ini

diterapkan.

G.2. Dinamika komunikasi eksternal

Dinamika komunikasi eksternal dalam penelitian ini adalah bagaimana

Organisasi Forum Joglo beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, serta

pengkomunikasikan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat. Tentunya

dibutuhkan suatu strategi untuk dapat melaksanakannya. Adapun yang termasuk

dalam dinamika komunikasi eksternal ini adalah:

a. Komunikasi dengan stakeholders

Komunikasi dengan stakeholders dalam penelitian ini adalah bagaimana

Organisasi Forum Joglo melakukan komunikasi dengan setiap pemangku

kepentingan (stakeholders) yang ada, termasuk dalam hal ini adalah menjalin

hubungan baik dengan mereka. Setiap stakeholders mempunyai kepentingan yang

berbeda-beda, oleh karenanya pola komunikasi yang dijalankan antara satu

stakeholders dengan stakeholders yang lainnya tentu saja berbeda. Adapun

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

22 

 

beberapa stakeholders yang termasuk dalam penelitian ini, adalah Java

Reconstructions Fund (JRF), pemerintah, komunitas.

b. Pemanfaatan media

Pemanfaatan media dalam penelitian ini, adalah bagaimana Organisasi

Forum Joglo melakukan pengelolaan terhadap media-media komunikasi guna

menunjang keberhasilan dari program-program yang dijalankan baik secara internal

maupun eksternal. Beberapa media yang sudah dikelola dan dimanfaatkan selama

ini, adalah: website, poster, dan leaflet.

H. METODE PENELITIAN

Di dalam melaksanakan penelitian mengenai dinamika komunikasi internal

dan eksternal Organisasi Forum Joglo ini, peneliti menggunakan metode penelitian

sebagai berikut:

H.1. Metode Penelitian

Penelitian mengenai dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi

Forum Joglo ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Metode studi

kasus dipilih karena dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan bagaimana

dinamika komunikasi Organisasi Forum Joglo baik secara internal maupun eksternal

yang selama ini dijalankan. Menurut K Yin (2004:11) Studi Kasus, memiliki

kemampuan untuk menangkap fenomena empirik, kontemporer, serta kesempatan

penggalian bukti-bukti dari berbagai sumber.

Dengan metode studi kasus ini, peneliti melihat bagaimana cara organisasi

membuat suatu program, dari mulai merencanakan, melaksanakan, sampai kepada

evaluasi terhadap pengelolaan dinamika komunikasi baik internal maupun eksternal

dari awal didirikannya Organisasi Forum Joglo di tahun 2010 sampai dengan 2013

ini. Dibandingkan dengan ketika pertama berdiri sampai dengan saat ini, organisasi

ini tentu mengalami perkembangan (dinamika) tidak terkecuali dengan pola-pola

komunikasi yang dijalankannya. Dengan demikian, dalam penelitian ini mengkaji

mengenai perkembangan pola komunikasi tersebut baik secara internal maupun

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

23 

 

eksternal. Oleh karenanya di dalam penelitian studi kasus ini, banyak pertanyaan

mengenai “bagaimana”. Pertanyaan “bagaimana” tersebut diarahkan pada

serangkaian peristiwa kontemporer yang nantinya hanya akan memiliki sedikit

peluang untuk memberikan kontrol bagi suatu peristiwa yang sedang diteliti tersebut.

(K. Yin, 2004:13).

Dengan menggunakan penelitian studi kasus, peneliti mampu melihat

bagaimana dinamika komunikasi internal dan eksternal organisasi yang selama ini

dijalankan. Di mana peneliti melihatnya berdasarkan pada pengamatan empiris

yang ada di lapangan, baik secara internal organisasi yakni dengan sub-sub

organisasi di bawahnya maupun secara eksternal yakni dengan pemerintah maupun

masyarakat sekitarnya.

H.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Organisasi Forum Joglo yang berada di tingkat

Kecamatan Kotagede dan juga di organisasi-organisasi yang berada di bawahnya

yakni OPKP di tingkat kelurahan, baik : Rejowinangun, Prenggan, Purbayan,

Jagalan, dan Singosaren.

H.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian penting di dalam proses penelitian. Di

dalam pengumpulan data, peneliti memilih metode pengumpulan data yang tepat

untuk menemukan data-data yang sesuai dengan obyek penelitian. Adapun

beberapa metode pengumpulan data, yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

H.3.1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik utama yang digunakan peneliti dalam

melaksanakan penelitian ini. Dengan adanya wawancara ini, peneliti mendapatkan

data-data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini, seperti: bagaimana

proses komunikasi dengan stakeholders, pemanfaatan media-media komunikasi,

sruktur komunikasi, serta tentang budaya komunikasi yang selama ini dijalankan

oleh organisasi.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

24 

 

Melalui wawancara, maka peneliti dapat berinteraksi secara langsung

dengan para narasumber sehingga mendapatkan data yang lebih akurat. Berikut

adalah beberapa narasumber yang peneliti wawancara: 1. Suryantoro : Koordinator Forum Joglo

Ketua Organisasi Pelestari Kawasan-

Pusaka (OPKP) Prenggan

2. Budiharto : OPKP Purbayan

3. Bambang Winardi : OPKP Jagalan

4. Gandi : OPKP Singosaren

5. Saiman Rais : OPKP Rejowinangun

6. Agung Hartadi : Tim Website Forum Joglo

7. Lista Rantika : Tim Website Forum Joglo

8. Erwito Wibowo : Ketua Pusat Dokumentasi Kotagede

Ketua Living Musem Budaya Kotagede

9. Titi Handayani : Mantan Fasilitator JRF-Rekompak

10. Dian Lakshmi Pratiwi : Bidang Purbakala Dinas Kebudayaan DIY

11. Yata : Bidang Adat Istiadat Dinas Kebudayaan DIY

12. Greg Wuryanto : Akademisi (Pengamat Budaya Kotagede)

13. Achmad Charis Zubair : Ketua Dewan Kebudayaan Yogyakarta

Di dalam melakukan wawancara, peneliti tidak hanya melakukannya secara

langsung saja, melainkan peneliti juga melakukan wawancara tidak langsung yakni

melalui media-media online. Hal ini dilakukan guna memperoleh data yang lebih

akurat karena narasumber mempunyai waktu yang cukup untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dibandingkan ketika melakukan wawancara

secara langsung di mana ada keterbatasan waktu dari narasumber sendiri.

H.3.2. Observasi

Selain dengan menggunakan wawancara, peneliti juga menggunakan teknik

pengumpulan data melalui observasi. Pemilihan teknik pengumpulan data melalui

observasi, dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data seperti: komunikasi

dengan stakeholders, serta budaya komunikasi. Data-data tersebut tidak bisa

didapatkan dengan teknik pengumpulan data lainnya, oleh karenanya peneliti

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

25 

 

melakukan pengamatan langsung terhadap program yang dijalankan oleh organisasi

untuk mendapatkan data yang lebih valid.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan di

mana peneliti hanya mengamati beberapa kegiatan terkait dengan dinamika

komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum Joglo tanpa terlibat langsung di

dalamnya. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang lebih

obyektif.

Hampir setiap bulan Forum Joglo mengadakan berbagai kegiatan, di setiap

kesempatan itu pulalah selama 8 bulan lamanya (Februari-Oktober 2013) peneliti

mengikuti kegiatan tersebut, seperti: rapat penyempurnaan organisasi, acara Minggu

Legen, penyerahan bantuan gamelan, rapat rutin, kunjungan pemerintah, Festival

Budaya Kotagede, dan lainnya.

H.3.3. Dokumentasi dan Studi Pustaka

Selain kedua teknik pengumpulan data di atas, peneliti juga menggunakan

teknik pengumpulan data berupa Dokumentasi dan Studi Pustaka. Hal ini

dimaksudkan untuk mencari data/informasi tentang penelitian dari sumber tertulis

seperti dokumen administrasi dari internal organisasi serta kliping/artikel di media

massa ataupun juga dari internet.

Metode ini peneliti maksudkan untuk mempelajari atau menggali data

sekunder dari buku–buku, dokumen/arsip/laporan yang erat kaitannya dengan

dinamika komunikasi oleh Organisasi Forum Joglo ini. Melalui teknik ini, peneliti

mendapatkan data berimbang karena tidak hanya mendapatkan data dari internal

saja, tetapi juga data-data dari sumber lainnya. Dalam hal ini terkait dengan

pemberitaan di media massa, internet, serta dokumen kegiatan.

Di dalam melaksanakan metode pengumpulan data ini, peneliti rutin

melakukan kunjungan ke Perpustakaan Heritage Kotagede minimal dua minggu

sekali dari bulan Februari-Oktober 2013. Perpustakaan tersebut merupakan pusat

dokumentasi Forum Joglo (baik buku, leaflet, poster, pengelolaan media online)

berada di sana. Sehingga dengan peneliti rutin melakukan kunjungan, peneliti

mendapatkan data-data yang lebih update demi kesempurnaan penelitian ini.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

26 

 

H.4. Analisis Penelitian

Analisis penelitian digunakan untuk mengkaji ulang antara data-data yang

digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini dengan data-data yang telah

didapatkan di lapangan. Di dalam melakukan analisis data, peneliti telah

membaginya ke dalam beberapa proses:

H.4.1. Reduksi Data

Melakukan reduksi data berarti menganalisis data dengan cara menajamkan,

menggolongkan, serta mengarahkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang

akan dicapai. Namun tidak sebatas itu saja, dalam reduksi data peneliti juga

melakukan penafikan terhadap beberapa data yang dianggap tidak perlu. Selain itu,

peneliti mengelompok-kelompokan data yang didapat dengan sedemikian rupa

sehingga dapat menarik kesimpulan.

Proses reduksi ini dilakukan secara terus–menerus selama penelitian

berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran, tidak hanya semata

pada gambaran organisasi yang sedang diteliti namun juga pada subyeknya yakni

tentang dinamika komunikasi internal dan eksternal organisasi Forum Joglo.

H.4.2. Penyajian Data

Berbagai macam data tersebut kemudian disajikan serta diinterpretasikan

dengan melihat data yang telah direduksi. Dikarenakan penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, maka penyajian datanya berbentuk teks deskriptif, yakni

mengenai bagaimana dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum

Joglo.

H.4.3. Menarik Kesimpulan

Proses ini merupakan tahap akhir dari analisis data, yakni peneliti menarik

kesimpulan dari data yang telah direduksi dan disajikan. Kesimpulan yang diambil

merupakan proses berfikir kritis dari data-data yang telah di dapatkan, terkait dengan

bagaimana dinamika komunikasi organisasi yang selama ini dijalankan Forum Joglo,

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

27 

 

apakah sudah berhasil atau belum berhasil dan dijumpai permasalahan-

permasalahan yang menjadi penghambat.

H.5. Pola Analisis

Di dalam melakukan analisis terhadap data-data yang sudah ditemukan

dalam penelitian. Peneliti kemudian melakukan perbandingan antara data-data yang

telah didapatkan dengan teori-teori dari para tokoh yang selama ini digunakan

mengenai dinamika komunikasi organisasi ini. Dari perbandingan dengan teori-teori

maupun konsep-konsep dari para ahli tersebut, maka peneliti dapat melakukan

telaah mengenai sejauhmana kesesuain data-data yang didapatkan di lapangan

dengan teori-teori yang telah ada. Dari sini, peneliti kemudian memperoleh

pengetahuan tentang sejauhmana sebenarnya sebuah teori dapat diaplikasikan

dalam kehidupan empiris.

I. LIMITASI PENELITIAN

Peneliti telah memberikan batasan di dalam melakukan penelitian mengenai

dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum Joglo ini supaya lebih

fokus. Oleh karenanya, dalam penelitian ini hanya mengkaji tentang bagaimana

dinamika komunikasi internal dan eksternal Organisasi Forum Joglo semata. Internal

organisasi berarti dengan sub-sub organisasi yang berada di bawahnya (OPKP) dan

secara eksternal berarti dengan pemerintah maupun masyarakat Kotagede.

Penelitian ini tidak mengkaji tentang komunikasi organisasi secara

keseluruhan, namun peneliti telah mengkhususkannya hanya pada dinamika

komunikasinya saja. Hal ini dilakukan, karena sejauh pengamatan penelitian

dinamika komunikasi inilah yang menjadi urgensi dan harus diperhatikan oleh

Organisasi Forum Joglo guna mengoptimalkan kinerja, melihat adanya gejala-gejala

konflik yang mungkin tumbuh baik internal maupun eksternal.

DINAMIKA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM JOGLO(Studi Kasus Terhadap Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum JogloKotagedeYogyakarta 2010-2013)CHOIRUL FAJRIUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/