BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/6276/4/DAFTAR...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/6276/4/DAFTAR...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan monokotil memiliki habitus terna, semak, atau pohon yang
mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau
tidak banyak cabang-cabang, buku-buku dan ruas-ruas kebanyakan tampak jelas.
Daun kebanyakan tunggal, jarang majemuk, bertulang sejajar atau bertulang
melengkung (Tjitrosoepomo, 2012).
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya
berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya
fotosintesis. Berkaitan dengan itu daun memiliki struktur mulut daun yang
berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan
sebaliknya (Sumardi, 2010).
Daun monokotil bervariasi bentuk serta strukturnya dan beberapa ada
yang menyerupai daun dikotil. Daun monokotil ada yang mempunyai tangkai
daun (petiole) dan helai daun (Canna, Hosta, Zantedeschia), tetapi banyak
berdiferensiasi menjadi helai daun serta pelepah daun, dan helai daunnya relatif
sempit. Pertulangan daunnya mempunyai susunan yang khas yaitu sejajar.
Struktur anatomi bervariasi dari hidromorfik ke xeromorfik. Hidromorfik pada
monokotil memperlihatkan gambaran dasar yang sama seperti pada dikotil,
terutama terdapat banyak aerenkim. Sebagai contoh daun dorsiventral dengan
palisade pada tepi adaksial terdapat pada Lilium (Suradinata, 1998).
1
2
Kebanyakan monokotil mempunyai tipe daun unifasial. Jaringan
pembuluh ada yang terdapat hanya satu deret, ada pula yang terdapat dua deret.
Pada kebanyakan daun monokotil terbentuk sejumlah besar sklerenkim, dimana
beberapa spesies serat daun ada yang penting dalam perdagangan. Serat tersebut
ada yang berasosiasi letaknya dengan jaringan pembuluh, ada pula yang terpisah
dari jaringan pembuluh (Suradinata, 1998).
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan
biji, serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan
sekunder. Meskipun dari segi ontogeni seragam, dari segi morfologi maupun
fungsi sel epidermis tidak seragam. Selain sel epidermis biasa, terdapat sel
epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata,
serta sel lain. Adanya kutin, bahan lemak didalam dinding luar,
membatasitransipari. Karena susunan sel merapat serta berkutikula yang kaku dan
kuat, maka epidermis berperan sebagai penyokong mekanik. Pada akar, adanya
kutikula tipis serta rambut akar menunjukan bahwa epidermis akar mudah
terspesialisasi untuk penyerapan (Hidayat, 1995).
Sifat terpenting daun adalah susunan sel epidermis yang kompak dan
adanya kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun
amfistomatik), atau hanya di satu sisi yakni di sebelah atas atau adaksial (daun
epistomatik), atau lebih sering disebelah bawah atau sisi abaksial (daun
hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat dikelompok dikotil, letak
stomatanya tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata sering tersusun
dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup dari
3
stomata dapat berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi, atau lebih
rendah dari epidermis (Hidayat, 1995).
Stomata merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel
epidermis yang khusus, yakni sel penutup. Dengan mengubah bentuknya, sel
penutup mengatur pelebaran dan penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stoma
dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya. Sel yang
berbeda bentuk dinamakan sel tetangga, yang kadang-kadang berbeda juga isinya.
Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar celah (Kuswarini, 2016). Stomata terdapat pada
semua bagian tumbuhan paling luar, tetapi lebih banyak terdapat pada daun
(Pandey, 1982).
Jumlah stomata berkisar antara beberapa ribu per cm persegi permukaan
daun pada beberapa jenis tumbuhan dan lebih dari pada 100.000 per cm persegi
pada tumbuhan lain (Loveless, 1987).Distribusi stomata sangat berhubungan
dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, misalnya letak stomata
antara stomata yang satu dengan yang lain dengan jarak tertentu. Dalam batas
tertentu, makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu
terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat
penguapan lubang dekatnya (Haryanti, 2010).
Pada masing-masing spesies tumbuhan monokotil memiliki jumlah dan
distribusi stomata yang berbeda dan tentunya jumlah dan distribusi stomata
tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar tersebut
antara lain kelembapan, suhu, cahaya, dan angin, dan kandungan air. sedangkan
4
faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, berlapis lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak
sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata.Lebih lanjut semakin banyak jumlah
daun maka semakin banyak jumlah stomata, sehingga semakin besar
transpirasinya (Gardner, 1991 dalam Suyitno, 2012).
Penelitian oleh Haryanti (2010), tentang jumlah dan distribusi stomata
pada daun beberapa spesies tanaman dikotil dan monokotil ditemukan bahwa
stomata pada daun dikotil umumnya tersebar, sedangkan pada monokotil terletak
berderet-deret sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya misalnya alang-alang.
Pada daun tanaman monokotil ukuran stomatanya relatif lebih kecil, sehingga
terlihat sangat padat daripada stomata daun dikotil misalnya alang-alang, onclang,
dan palm.
Tumbuhan monokotil memiliki jumlah dan distribusi stomata yang
berbeda pada masing-masing spesiesnya. Selain itu juga, berdasarkan penelitian
sebelumnya yang menjelaskan bahwa jumlah dan distribusi stomata pada
monokotil terletak sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya.
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan maka penulis telah
melakukan penelitian tentang “Jumlah dan distribusi stomata pada daun beberapa
spesies tanaman monokotil”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini adalah:
1. Belum diketahui berapa jumlah stomata pada daun beberapa species
tanaman monokotil
5
2. Belum diketahui bagaimana ditribusi stomata pada daun beberapa species
tanaman monokotil.
C. Batasan Masalah
Jumlah dan distribusi stomata pada daun beberapa species tanaman
monokotil.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana jumlah dan distribusi stomata pada daun beberapa species tanaman
monokotil?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui jumlah dan distribusi stomata pada daun beberapa spesies
tanaman monokotil.
F. Manfaat Penelitian
1. Memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dibidang anatomi tumbuhan.
2. Memperkaya pengetahuan mahasiswa tentang jumlah dan distribusi stomata
pada daun beberapa spesies tanaman monokotil.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelas Monocotyledoneae
Kelas monocotiledoneae memiliki ciri-ciri sebagai berikut : berupa terna,
semak, atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau
tidak, biasanya tidak atau tidak banyak bercabang-cabang, buku-buku dan ruas-
ruas kebanyakan jelas. Daun kebanyakan tunggal, jarang majemuk, bertulang
sejajar atau bertulang melengkung, duduknya berseling (mengikuti rumus1/2) atau
membentuk rozet. Bunga berbilang 3, kelopak dan mahkota kadang-kadang tidak
dapat dibedakan dan merupakan tenda bunga (Tjitrosoepomo, 2012).
Daun rumput-rumputan khas terdiri atas helai daun yang sempit dan
pelepah daun mengelilingi batang. Mesofil umumnya tidak berdiferensiasi
menjadi jaringan palisade dan spons. Epidermisnya mempunyai struktur sel yang
bervariasi (Suradinata, 1998).
Sel penutup pada stomata mempunyai bentuk sempit yang khas. Pada
epidermis sering terdapat sel-sel silikat, sel-sel gabus, dan trikoma. Sel-sel
epidermis yang membesar dengan dinding antiklinal yang tipis disebut sel lensa
atau sel buliform, adalah sel-sel yang memegang peranan dalam hal pergerakan
menggulungnya daun rumput-rumputan. Pada daun-daun tersebut terdapat banyak
sklerenkim melebar dari jaringan pembuluh ke epidermis (Suradinata, 1998).
6
7
B. Stomata
Stomata berasal dari kata Yunani, stoma yang mempunyai arti lubang atau
porus. Jadi stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis
yang masing-masing dibatasi oleh dua buah “Guard cell” atau sel-sel penutup.
Guard cell adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan
fungsi. Guard cell dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya
(Sutrian, 2004). Dengan mengubah bentuknya, sel penutup mengatur pelebaran
dan penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau
berbeda dengan sel lainnya. Sel yang berbeda bentuk dinamakan sel tetangga,
yang kadang-kadang berbeda juga isinya. Sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah.
Stomata di temukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya daun,
batang dan akar tetapi yang terbanyak terdapat pada daun (Haryanti dan
Tetrinicia, 2009). Fungsi utama stomata adalah sebagai organ respirasi. Stomata
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2
sebagai hasil fotosintesis (Kuswarini, 2016). Stomata biasanya ditemukan pada
bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun, batang dan
rizoma (Fahn, 1991).
Stoma (jamak : stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada
epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yng
disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau
berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya dan disebut sel tetangga. Sel tetangga
8
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang
mengatur lebar celah (Sumardi, dkk. 2010).
Menurut Kartasapoetra (1987), pada daun-daun tumbuhan dicotyledone
mengandung sejumlah stomata, yaitu pada tiap cm2 dari daun tumbuhan itu
terdapat sekitar 1.000 sampai 100.000 stomata. Pada tumbuhan monocotyledone
dan golongan conifer (berdaun jarum) pada daun-daunnya memiliki tulang-tulang
daun yang sejajar, letak stomatanya memanjang berupa deretan-deretan yang
sejajar. Pada daun-daun tumbuhan yang mempunyai tulang-tulang daun bagikan
jala tampak letak stomata seakan-akan tersebar.
Menurut Sutrian (2004), stomata terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian
(a)Sel penutup, Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang simetris, umumnya
berbentuk ginjal, pada dinding sel atas dan sel bawah adanya alat yang berbentuk
birai, (b)Bagian celah (porus), Diantara kedua sel penutup akan terdapat celah
(porus) yang merupakan lubang kecil. Dalam hal ini sel penutup dapat mengatur
menutup atau membukanya porus tersebut bagian, (c) Sel tetangga, Sel tetangga
merupakan sel yang berada di sekitar sel penutup atau sel yang mengelilingi sel-
sel penutup. Sel tetangga terdiri dari dua buah atau lebih secara khusus
melangsungkan fungsinya dengan berasosiasi dengan sel-sel penutup, (d) Ruang
udara dalam, Ruang udara dalam merupakan suatu ruang antar sel yang besar,
yang berfungsi ganda yaitu bagi fotosintesis, transpirasi, dan respirasi. Ruang
udara dalam ini memiliki hubungan yang teratur dengan ruang-ruang antar sel
lainnya sampai yang letaknya di bagian dalam.
9
C. Distribusi Stomata
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi pada daun, misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu..
Bentuk stomata yang oval lebih memudahkan mengeluarkan air dari pada bentuk
bundar. Deretan molekul-molekul air yang lewat lebih banyak jika kelilingi
diameter stomata lebih panjang. Pengeluaran air yang maksimal terjadi jika jarak
antara stomata-stomata tersebut 20 kali diameternya (Dwijoseputro, 1978).
Distribusi stomata tanaman darat umumnya terdapat pada permukaan daun
bagian bawah rata-rata berbentuk oval diameternya 6-18 mikron dan luas 90
mikron persegi (Dwijoseputro, 1978). Pada tumbuhan monocotyledoneae
(monokotil) penyebaran stomatanya tersusun secara longitudinal sedangkan pada
tumbuhan dicotyledoneae (dikotil) letak stomata tidak beraturan. Letak stomata
pada daun dikotil umumnya tersebar, sedangkan pada daun monokotil terletak
berderet-deret sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya misalnya alang-alang.
Hal ini diduga ada kaitannya dengan sifat genetis dan morfologis pada tanaman
dikotil dan monokotil (Loveless, 1987).
Penelitian yang terdahulu yang telah di lakukan oleh Haryanti, (2010)
menyatakan bahwa jumlah stomata dalam kategori sedikit mencapai 24% , cukup
20%, banyak 19%, sangat banyak 14%, dan tak terhingga 23%, sedangkan
distribusi stomata tersebar mencapai 68% (kecuali melati air), sedang distribusi
sejajar sebanyak 32%.
Penelitian yang terdahulu yang telah dilakukan oleh Papuangan , (2014)
menyatakan bahwa jumlah stomata pada tanaman akasia baik bagian adaxial
10
maupun abaxial memiliki kategori tak terhingga, pada bagian abaxial beringin
memiliki jumlah stomata dengan kategori banyak, capilong memiliki jumlah
stomata dengan kategori sangat banyak, enteris memiliki jumlah stomata dengan
kategori tak terhingga, sedangkan pada bagian abaxial enteris, beringin dan palem
memiliki kategori sedikit dan capilong memiliki kategori banyak. Tanaman palem
memiliki distribusi stomata sejajar sedangkan keempat jenis tanaman lainnya
(beringin, capilong, akasia dan enteris) memiliki distribusi stomata yang tersebar.
D. Tipe-tipe Stomata
Pada monokotil, menurut Stebbins dan Kush (1961) dalam Mulyani (2006)
ada empat tipe stomata :
1. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai6 sel tetangga. Tipe ini biasa terdapat
pada Araceae, Commelinaceae, Musaceae, Strelitziaceae, Cannaceae, dan
Zingiberaceae.
2. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, 2 diantaranya
berbentuk bulat dan lebih dari yang lain, terletak pada ujung sel penutup.
Tipe ini terdapat pada spesies dari Palmae, Pandanceae, dan
Cyclanthaceae.
3. Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga. Tipe ini terdapat pada
Pontederiaceae, Flagellariaceae, Butomales, Alismatales,
Potamogetonales, Cyperales, Xyridales, dan Juncales.
4. Sel penutup tidak mempunyai sel tetangga. Tipe ini terdapat pada Liliales
(kecuali Pontederiaceae), Discorales, Amaryllidales, Iridales, dan
Orchidales.
11
Menurut Pandey dan Sinha (1983), ada lima tipe penyebaran stomata
pada tumbuhan, yaitu :
a. Tipe apple atau murbei, dimana stomata hanya terdapat pada sisi bawah
daun saja, seperti pada apel, peach, murbei, kenari, dan lain-lain.
b. Tipe potato atau kentang, dimana stomata tersebar lebih banyak pada sisi
bawah daun, tetapi sedikit pada sisi atas daun, seperti pada kentang, kubis,
buncis, tomat, dan lain-lain.
c. Tipe oat, dimana stomata tersebar sama banyak pada sisi atas dan bawah
daun, seperti pada oat (gandum), jagung, rumput, dan lain-lain.
d. Tipe lili hutan, dimana stomata hanya tersebar pada sisi atas daun saja,
seperti pada lili air dan kebanyakan tumbuhan air lainnya.
e. Tipe potamogen, dimana stomata sama sekali tidak ditemukan, seperti
pada tumbuhan bawah air.
12
BAB III
BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei 2018. Pengambilan sampel
beberapa spesies tanaman monokotil dilakukan di Lubuk Minturun Kelurahan
Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. Pengamatan jumlah dan distribusi
stomata dilakukan di Laboratorium Botani Pendidikan Biologi STKIP PGRI
Sumatera Barat.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cover glass, Objek glass,
Pipet tetes, Pisau silet, Mikroskop Binokuler, Gunting, Camera dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas label, kutek bening,
tissue dan 8 sampel tumbuhan monokotil (Ananas comosus, Aloevera, Cyperus
rotundus, Oryza sativa, Musa paradisiaca, Phalaenopsis amabilis, Caladium
bicolor, dan Pandanus amaryllifolius).
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif dengan mengamati
jumlah dan distribusi stomata pada beberapa daun spesies tanaman monokotil.
D. Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan
Koto Tangah. Kelurahan Balai Gadang terletak di Kecamatan Koto Tangah, Kota
Padang. Dilihat secara geografis, Kecamatan Koto Tangah terletak antara 0° 44
12
13
00" dan 1°08 35" Lintang Selatan serta 100° 05 05" dan 100° 34 09" Bujur Timur
dan Luas wilayahnya adalah 232,25 km². Di antara 11 kecamatan yang ada di
wilayah pemerintahan Kota Padang. Maka Kecamatan Koto Tangah yang paling
besar dan memiliki wilayah yang sangat luas.
Ketinggian Koto Tangah ini 1.853 diatas permukaan laut. Dan curah hujan
didaerah ini mencapai rata-rata 302,35 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan
17 hari per bulan berdasarkan data statistik 2009. Dan suhu udara di Koto Tangah
sama dengan daerah-daerah lain di Kota Padang yaitu 21,6 -31,7 C. Dan
kelembapannya berkisar antara 78-85%.
E. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Di Lapangan
Pengambilan sampel daun di mulai dari pangkal pelepah daun yang
di ambil pada pangkal pelepah daun yang berwana hijau tuadengan
menggunakan gunting tanaman, kemudian sampel yang sudah di ambil
dimasukan kedalam plastik sampel dan diberi airagar tidak layu dan
kemudian dibawa ke labor.
2. Di Laboratorium
a. Persiapan, menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam
penelitian.
b. Daun sampel disayat secara paradermal sampai didapatkan hasil
sayatan yang tipis, lalu hasil sayatan tersebut diseleksi dengan
melihat di mikroskop pada perbesaran 10x10 sayatan mana yang
14
paling terlihat struktur daunnya, lalu dijadikan preparat semi
permanen dan dihitung jumlah dan distribusi stomata. Perbesaran
yang digunakan bahwa pengamatan 4X10 dan 40X10 tidak
presentatif, maka untuk setiap sampel adalah perbesaran 10X10.
Cara pembuatan preparat semi permanen adalah sayatan yang paling
tipis diletakan di objek glass yang sudah kering dengan cara diberi
satu tetes air, tutup sayatan dengan kaca objek. Lalu di amati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 10X10. Hasil sayatan diberi
kutex bening (untuk mempertahankan air) disemua pinggiran kaca
objek, sampai memungkinkan tidak ada udara yang masuk kedalam
objek.
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara penghitungan stomata dengan pembagian bidang pandang dalam
beberapa sektor kemudian dikalikan jumlahnya. Stomata monokotil dihitung
dalam satu deret (dari atas kebawah) kemudian dikalikan jumlah deretnya.
Data yang diperoleh lalu dikelompokkan/diklasifikasikan dalam kategori
: sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak(201-
>300), dan tak terhingga (301->700). Data distribusi stomata dapat dilihat dengan
distribusi sejajar dan distribusi tersebar (Haryanti, 2010)
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian tentang jumlah dan distribusi stomata pada tanaman monokotil
telah dilakukan dan didapatkan hasil seperti Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Jumlah dan Distribusi Per Bidang Pandang Pada
Permukaan Atas (Adaksial) dan Bawah (Abaksial) Daun Tanaman
Monokotil (8 species) No Nama
Tanaman
Bagian
Daun
Jumlah
Stomata
Kategori
Stomata
Tipe
Stomata
Distribusi
Stomata
1. Aloe vera Adaksial 87 Cukup
Banyak
Sel penutup
tidak
mempunyai
sel tetangga
Sejajar
Abaksial 101 Banyak Sejajar
2. Ananas comosus Adaksial 0 Tidak
Ada
Sel penutup
tidak mempunyai
sel tetangga
Sejajar
Abaksial 58 Cukup Banyak
Sejajar
3. Caladium bicolor Adaksial 0 Tidak
Ada
Sel penutup
dikelilingi
oleh 4
sampai 6 sel
tetangga
Tersebar
Abaksial 60 Cukup
Banyak
Tersebar
4. Cyperus rotundus Adaksial 0 Tidak
Ada
Sel penutup
didampingi
oleh 2 sel
tetangga
Sejajar
Abaksial 101 Banyak Sejajar
5. Musa paradisiaca Adaksial 56 Cukup
Banyak
Sel penutup
dikelilingi
oleh 4
sampai 6 sel
tetangga
Tersebar
Abaksial 103 Banyak Tersebar
6. Oryza sativa Adaksial 0 Tidak Ada
Sel penutup didampingi
oleh 2 sel
tetangga
Sejajar
Abaksial 68 Cukup
Banyak
Sejajar
7. Pandanus sp Adaksial 40 Sedikit Sel penutup
dikelilingi
oleh 4
sampai 6 sel
tetangga, 2
diantaranya berbentuk
bulat dan
lebih dari
yang lain,
terletak pada
Tersebar
Abaksial 109 Banyak Tersebar
15
16
ujung sel penutup.
8. Phalaenopsis
amabilis
Adaksial 0 Tidak
Ada
Sel penutup
tidak
mempunyai
sel tetangga
Tersebar
Abaksial 90 Cukup
Banyak
Tersebar
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil pengamatan jumlah dan distribusi
per bidang pandang pada permukaan atas dan bawah daun tanaman monokotil
dimana pada tanaman jumlah pada setiap tanaman monokotil memiliki jumlah
yang bervariasi baik pada adaksial maupun abaksial. Dan memiliki tipe stomata
yang berbeda. Distribusi pada tanaman monokotil tersebar dan sejajar.
B. Pembahasan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tentang jumlah dan
distribusi stomata pada beberapa spesies tanaman monokotil dapat kita lihat pada
Tabel 1 yang mana jumlah tanaman sampel yang diamati berjumlah 8 species.
Berdasarkan hasil penelitian pada 8 spesies tanaman monokotil, pengamatan
dilakukan pada daun bagian abaksial dan pada daun bagian adaksial. Permukaan
daun bagian adaksial dan permukaan daun bagian abaksial memiliki perbedaan.
Pada permukaan daun bagian adaksial lebih mengkilat, licin dan tampak lebih
hijau cerah, perbedaan demikian disebabkan kondisi yang memang berbeda dari
permukaan tersebut(Mulyani dan Kartasaputra, 1989).Pada daun stomata mungkin
terdapat pada kedua permukaan, tetapi umumnya lebih banyak pada permukaan
bawah daun (Dahlan, 1986). Menurut Evert (1965), bahwa satu tumbuhan
memiliki satu stomata, namun bisa memiliki lebih dari satu stomata selama daun
berkembang. Menurut Lestari (2005), dua tipe stomata yang ditemukan dalam
17
satu daun disebabkan karena sampel daun yang diambil belum dewasa dan masih
mengalami perkembangan.
Pengamatan terhadap jumlah dan distribusi stomata tanaman monokotil
dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 X 10, pada
daun tanaman jenis tumbuhan (Aloe vera, Ananas comusus, Caladium bicolor,
Cyperus rotundus, Musa paradisiaca, Oryza sativa, Pandanus amaryllifolius dan
Paphiopedilum sp). Jumlah dan distribusi stomata pada tanaman monokotil
dengan kategori jumlah stomata cukup banyak untuk spesies Ananas
comosus,Oryza sativa dan Caladium bicolor dan banyak untuk spesies Aloe vera,
Cyperus rotundus, Musa paradisiaca, Pandanus amaryllifolius dan Phalaenopsis
amabilis.
Dari delapan sampel didapatkan stomata pada kedua permukaan atas dan
bawah daun yaitu pada tanaman Aloe vera, Musa paradisiaca, Pandanus
amaryllifolius. Menurut hasil penelitian Haryanti (2010) pada daun pandan wangi
didapatkan stomata yang banyak terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.
Menurut Culter (2007) bahwa stomata dapat ditemukan pada permukaan atas dan
bawah daun atau hanya salah satu permukaan saja.
Stomata pada delapan sampel tanaman pengamatan didapatkan hasil
bahwa lebih banyak stomata yang ditemukan pada permukaan abaksialdaun
dibandingkan permukaan adaksial daun. Hal ini dikarenakan pada bagian abaksial
(bawah) tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga tidak banyak stomata
yang rusak akibat penyinaran yang terlalu kuat. Selain itu, pada bagian abaksial
(bawah), lapisan kutikula yang melapisi epidermis lebih tipis atau bahkan tidak
18
dilapisi oleh kutikula, sehingga tidak ada atau hanya sedikit penghalang untuk
berlangsungnya proses transpirasi melalui stomata. Pada bagian adaksial (atas),
sinar matahari akan langsung mengenai lapisan permukaan daun dan akan
merusak stomata jika penyinaran terlalu kuat (Papuangan,2014). Tanaman yang
tidak memiliki stomata bagian atas daun yaitu pada tanaman Ananas comusus,
Caladium bicolor, Cyperus rotundus, Oryza sativa dan Phalaenopsis amabilis..
Menurut hasil penelitian Haryanti (2010) pada daun padi didapatkan stomata yang
tak terhingga akan tetapi hanya terdapat pada bawah daun saja.
Stomata pada tumbuhan monokotil memiliki tipe yang bermacam-macam.
Menurut Tjitrosomo, dkk dalam Nurmawati (2007), bahwa jumlah stomata
beragam menurut jenis tumbuhan. Jumlah yang beragam tergantung pada letak
daun dan kondisi lingkungan.Semakin banyak jumlah daun maka makin banyak
jumlah stomata sehingga makin besar transpirasinya, transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air jaringan tumbuhan melalui
stomata, banyaknya jumlah stomata maka tanaman mampu menyerap CO2 dan
menghasilkan O2. Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan
intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak
tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang
itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat
penguapan lubang dekatnya (Dwijoseputro, 1978 dalam Haryanti, 2010).
Peningkatan jumlah stomata sangat membantu dalam hal penyerapan CO2 untuk
fotosintesis (Azmat et al. 2009 dalam Andini 2011).
19
Distribusi stomata daun monokotil memiliki tipe tersebar dan sejajar.
MenurutGembong (1978) dalamHaryanti (2010) Pada tanaman monokotil terletak
berderet-deret sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya misalnya alang-alang.
Hal ini diduga ada kaitannya dengan sifat genetis dan morfologis pada tanaman
dikotil dan monokotil (Loveless). Hal ini sejalan dengan Papuangan (2014) bahwa
distribusi stomata tumbuhan palem sejajar.
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah stomata
delapanspecies tumbuhan berbeda-beda jumlahnya dengan distribusi stomata
sejajar dan tersebar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan untuk :
Adanya penelitian lanjutan tentang jumlah dan distribusi stomata pada daun
beberapa beberapa spesies tanaman dikotil di Lubuk Minturun Kelurahan Balai
Gadang Kecamatan Koto Tangah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Andini, N. A. 2011. Anatomi Jaringan Daun dan Pertumbuhan Tanaman Celosia
cristata, Catharanthus roseus, dan Gomphena globosa pada Lingkungan
Udara Tercemar.(Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Clasification of Flowering Plant.
Columbia University Press : New York
Culter, D., Botha, T and Stevenson, D. 2007. Plant Anatomy. USA : Blackwell
Publishing Ltd
Dahlan, Sjahridal. 1986. Anatomi Tumbuhan. Universitas Andalas : Padang.
Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Evert, R. F. 2006. Esau’s Plant Anatomy, 3rd
edn. Meristems, cell and tissues of
the plant body-their structure function and development. Wiley-
Intercience, New Jersay.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan, Edisi ke-3. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Haryanti, Sri. Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi Dan fisiologi Vol.
XVIII No. 2. Oktober 2010.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Kartasapoetra, A. G. 1987. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan, tentang Sel
dan Jaringan. PT. Bina Aksara : Jakarta
Kuswarini, P.S. 2016. Mengenal Jaringan Tumbuhan dalam Perspketif Imajinasi
Tiga Dimensi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan :Universitas Siliwangi
Lawrance, G.H.M. 1964. Taxonomy of Vascular Plant. The MacMillan Company
: New York
Lestari, E.G. 2005. Hubungan Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan
Pada Somaklon Pada Gajahmungkur, Towuti, da IR 64. ISSN : 1412-033X
20
22
Loveless. A. R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik.
Jakarta : PT Gramedia
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius : Yogyakarta
Mulyani dan kartasaputra. 1989. Tumbuhan dan Organ-organ Pertumbuhannya.
Bina Aksara : Jakarta
Nurmawati, S, & Sulistiana, S. 2007. Studi Struktur Epidermis Daun
Dasymaschalon blumei Finet & Ganep. (Anonaceae) Di Jawa dan
Sumatera. Jurnal Matematika Sains dan Teknologi, 8 (1), 62-70
Pandey, B.P. 1982. Palnt Anatomy. S Chand and Company : New Delhi.
Pandey, S. N. dan B. K. Sinha.1983. Fisiologi Tumbuhan. Plant physiologi 3th
Education. Yogyakarta
Papuangan, N., dkk. 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman
Penghijauan Di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol 3. No 1.
Siregar, S. D. 1994. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit
Andi
Sri, H. dan Tetrinicia, M. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai
(Glyane max L.) Pada Pagi Hari dan Sore Hari Semarang. Jurnal Bioma.
2009. Vol 11 No. 1. Hal 18-23.
Sumardi, I., Nugroho, H., dan Purnomo. 2010. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta Penebar Swadaya
Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan
Jaringan. PT Rineka Cipta : Jakarta.
Suradinata, T. S. 1998. Struktur Tumbuhan. Angkasa Anggota IKAPI : Bandung.
Suyitno. 2012. Perbandingan Jumlah Stomata Pada Bagian Abaksial dan
Adaksial. http: //www. Pertanian. Untag-
smd.ac.id/wpcontent/uploads/2012/06/ Proses –Transpirasi – Pada
Tanaman Bab IX. Pdf. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2018).
Tjitrosoepomo, G. 2012. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada
university Press : Yogyakarta.
21