BAB I PENDAHULUAN A. Latar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin merosotnya akhlak warga Negara telah menjadi salah satu
keprihatinan para pejabat Negara. Hal ini juga keprihatinan para pemerhati
pendidikan, terutama para permerhati pendidikan Islam. Globalisasi
kebudayaan sering dianggap sebagai salah satu penyebab kemerosotan akhlak
tersebut. Globalisasi kebudayaan benar-benar tidak dapat di tiadakan atau
dihindari. Meniadakan atau menghindari globalisasi sama halnya dengan
meniadakan atau menghindari udara, jika tiada uadara kita tidak akan dapat
bernafas. Sensor kebudayaan yang selama ini kita kenal, baik yang dilakukan
oleh Negara maupum yang dilakukan oleh guru atau orang tua anak akan
semakin tidak efektif.1
Kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlaknya selain bangsa itu masih
memegang norma-norma akhlak dan kesusilaan dengan teguh dan baik, maka
selama itu pula maka selama itu pula bangsa tersebut jaya dan bahagia.2
Kemorosotan akhlak itu agaknya terjadi pada semua lapisan
masyarakat, meskipun demikian, pada lapisan remajalah kemerosotan akhlak
itu lebih nyata terlihat. Kemerosotan akhlak pada diri para remaja itu dikenal
sebagai kenakalan remaja. Sebagai akibatnya, seperti yang dapat kita
saksikan, banyak rumah tangga yang kehilangan ketenteraman, bahkan ada
pejabat yang haru meninggalkan jabatannya disebabkan oleh kenakalan anak
remajanya.3
Para pemuda pada zaman sekarang, yang sangat kita pentingkan dan
kita kaji masalah mereka, mereka dahulunya adalah anak-anak yang telah
1 Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 3. 2 Asmaran As., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994),
hlm. 54.
2
beranjak dewasa. Mereka adalah buah dari tanaman yang telah disirami pada
tahun-tahun lalu. Karena itu kita harus mengerahkan segenap perhatian dan
dukungan, juga mempelajari masa yang mendasar masa ini agar bisa menjadi
akar yang kokoh bagi remaja. Metode pendidikan anak pada masa balita
adalah yang sungguh-sungguh membentuk karakteristik pemuda. Kekuatan
dasar yang harus dilakukan dalam mendidik pemuda. Jika tidak dilakukan
sejak dini (masa kanak-kanak), maka akan sia-sialah usaha yang dikerahkan
(untuk memperbaiki pemuda) dan hilanglah kaidah yang difokuskan
padanya.4 Kemudian sesungguhnya anak itu adalah amanah dari Allah yang
harus dibina, dipelihara dan diurus secara seksama dan sempurna agar kelak
menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan Negara dan secara
khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua, penenang hati ayah dan bunda
serta sebagai kebanggaan keluarga.5
Semua pengharapan yang positif dari anak tersebut tidaklah dapat
terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang memadai, selaras dan seimbang
dengan tuntutan dan kebutuhan fitrah manusia secara kodrati. Dan semua itu
tidak akan didapatkan secara sempurna kucuali pada ajaran Islam. Karena
bersumber pada wahyu Illahi yang paling mengerti tentang hakikat manusia
sebagai makhluk ciptaanNya .6
Banyak orang tua yang mempercayakan seratus persen pendidikan
agama bagi anaknya kesekolah. Karena disekolah ada pendidikan agama dan
ada guru agama. Orang tua agaknya merasa bahwa upaya itu telah
mencukupi. Ada sebagian orang tua yang menambah pendidikan agama islam
bagi anaknya dengan cara menitipkan anaknya kepesantren sungguhan,
pesantren kilat atau mendatangkan guru agama kerumah. Dengan cara itu
3 Ahmad Tafsir., Op. Cit, hlm. 4. 4 Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta : A.H. Ba’dillah
Press, 1999), hlm. 27. 5 Imam Abu Khamid Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz 7, jilid III, 1980, hlm.130. 6 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, Terj. Drs. Jamaluddin Miri LC.,
Pendidikan Anak Dalam Islam, Jilid 2 , (Jakarta : Pustaka Amani, t.th), hlm. 142.
3
mereka akan menjadi orang yang beriman dan bertaqwa. Tindakan orang tua
seperti itu merupakan tindakan yang benar, tetapi itu ternyata belum
mencukupi.7
Suatu proses pendidikan akan berhasil apabila diantara kelompok yang
ada (keluarga, sekolah, dan masyarakat) saling bekerja sama untuk
menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif.8
Rumah tangga (keluarga) merupakan satuan sosial terkecil. Bapak dan
ibu berfungsi sebagai pendidik kodrati. Artinya secara kodrat mereka adalah
pendidik bagi anak-anaknya. Dan dengan demikian beban yang diberikan
kepada keduanya, agar bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya yang
memang tumbuh dari naluri orang tuanya (faktor bawaan).
Ayah dan ibu memiliki pengaruh penting dan dampak langsung
terhadap perjalanan nasib dan masa depan anak-anak mereka, baik pengaruh
pada masa kanak-kanak, remaja maupun dewasa. Lantaran itu Islam
menganggap tugas pendidikan anak sebagai suatu kewajiban yang harus
didahulukan.
Islam secara tegas dan jelas telah mengajarkan bahwa pembangunan
masyarakat harus diawali dari kehidupan terkecil yakni kehidupan
perseorangan dalam sebuah keluarga. Allah berfirman dalam Surat At-Tahrim
ayat 6;
يأ يهاالذين أمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها
مالئكة غال ظ شداد اليعصون اهللا ماامراهم ويفعلون مايؤمرون
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu ; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar , yang keras,
7 Ahmad Tafsir, Op. Cit., hlm. 4. 8 UU RI no. 2, 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VIII, Sumber Daya
Pendidikan, Pasal 33.
4
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.9
Sebagian ulama berpendapat bahwa قواأنفسكم itu termasuk di
dalamnya anak-anak, karena anak-anak merupakan bagian darinya (keluarga)
dan peran keluarga disini sangatlah penting. Maka harus diajarkan halal dan
haram, menjauhkan dari maksiyat dan dosa-dosa.10
Allah menurunkan rasul-Nya Muhammad SAW kemuka bumi ini
semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia bagi manusia.
Ini menjadi bukti nyata, bahwa pendidikan akhlak itu penting bagi
manusia tidak terkecuali. Selama manusia hidup di dunia, terikat aturan-
aturan dunia (Sunnah Allah) yang melingkupnya. Karena disamping harus
mengabdi kepada Allah dalam hubungan antara pencipta dan yang dicipta
dalam satu kerangka (hablum min Allah). Manusia juga mempunyai
kewajiban berhubungan dengan sesama manusia (hablum min Annas).
Sebagai acuan berakhlak manusia harus bercermin pada akhlak
Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan (uswatun khasanah). Dalam berbagai
kegiatan hidup yang tidak pernah lepas dari bimbingan Allah.
Di kalangan umat Islam masalah yang penting ini sering kurang
digambarkan secara baik dan benar kalau dibandingkan dengan
penggambaran tentang syariat, terutama yang berhubungan dengan shalat;
sehingga akibatnya, karena tidak mengenal butir-butir akhlak menurut ajaran
Islam, dalam prakteknya tingkah laku kebanyakan orang Islam tidak sesuai
dengan akhlak Islami yang disebut dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh
Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.11
9 Husain Muzahiri, Pintar mendidik anak, Jakarta, Lentera Basritama, 1992, hlm. xiii 10 Abi Abdullah Muhammad Ibnu Ahmad Al-Ansori Al-Qurtubi, Jami’ Ihkam al-Quran,
Jilid 9, Juz 17 – 18, (Beirut, Lebanon : Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1993), hlm. 127. 11 Mohammad Daud Ali, S.H., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo,
1998), hlm. 349.
5
Kehidupan manusia sejak zaman Nabi Adam AS sampai kepada nabi
Muhammad SAW. Dan bahkan sampai kini dan yang akan datang, kehidupan
manusia akan lebih baik apabila akhlaknya baik. Akhlak manusia tercipta dan
terbentuk dengan baik apabila mereka menerima al-Qur’an dan sunnah Rasul,
sebagai sumber hidup dan pedoman kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakatnya.12
Jika melihat masyarakat Indonesia saat ini yang bergerak menuju
kearah transformasi yang merupakan dampak dari modernisasi, peralihan
corak budaya yang cepat sehingga muncul kenakalan remaja. Kenakalan
remaja pada hakekatnya bukan suatu problema yang hadir dengan sendirinya
ditengah-tengah masyarakat, akan tetapi muncul karena keadaan yang
berkaitan baik itu. Karena kehidupan keluarga yang berantakan, lingkungan
yang buruk atau karena keresahan remaja sendiri yang disebabkan oleh
kompleksitas permasalahan yang timbul di sekitarnya.13
Dalam relasi antara anak dan orang tua secara kodrati itu tercakup
unsur pendidikan untuk membangun kepribadian anak dan
mendewasakannya, ditambah dengan adanya kemungkinan untuk dididik
pada diri anak tersebut, maka orang tua menjadi agen pertama dan berhak
menolong keturunannya, serta wajib mendidik anaknya.14
Setelah membaca suatu peristiwa seperti apa yang telah penulis
paparkan DR. Abdullah Nashih Ulwan memberikan sebuah alternatif dalam
karyanya yaitu kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam yaitu suatu pedoman dalam
mendidik anak, yang salah satu isinya menerangkan tentang metode
pendidikan anak. Dimana bentuk metode pendidikan yang ditawarkan oleh
Dr. Abdullah Nasih Ulwan yaitu : 15
1. Metode Pendidikan dengan Keteladanan.
12 K.H. Abdullah Salim, Akhlak Islam, (Jakarta Pusat : Media Dakwah, 1994), hlm. 7 13 Ahmad Ramadhan, Jurnal Tarbiyah (Urgensi Pendidikan Akhlak), Fakultas Tarbiyah
Sumatra Utara, hlm. 53. 14 Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai tujuan pendidikan Nasiaonal, Cet I,
(Jakarta : PT Prasya Paramita, 1987), hlm. 59.
6
2. Metode Pendidikan dengan Adat Kebiasaan.
3. Metode Pendidikan dengan Nasihat.
4. Metode Pendidikan dengan Pengawasan.
5. Metode Pendidikan dengan Hukum atau Sanksi.
Pandangan Nasih Ulwan tentang Metode Pendidikan Anak dalam
Islam masih bisa dikatakan aktual bahkan pemikirannya perlu dikembangkan
sampai sekarang ini.
Di dalam Islam orang tua wajib mulai mendidik anaknya sebelum
kelahiran. Puncak unsur pendidikan yang diarahkan Islam itu sebelum
kelahirannya adalah memilih jodoh yang terbaik.16 Karena itulah setiap lelaki
diharapkan memilih wanita yang shalihah sebagai isterinya, agar mampu
memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.17 Sedangkan J dan E
Newson dalam penelitiannya th. 1977 mengatakan bahwa pendidikan anak di
mulai sejak lahir dan disini keluarga sangat berpengaruh sekali.18
Dalam hal ini penulis mempunyai keinginan untuk menelaah pemikiran
tentang pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang metode pendidikan
anak implikasinya terhadap pendidikan akhlak anak.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman, maka menurut penulis perlu
adanya penjelasan beragai istilah yang ada pada judul skripsi ini:
1. Metode
15 Abdullah Nashih Ulwan, Op. Cit., hlm. x 16 . Muhammad Zuhaili, Op. Cit, hlm. 54. 17 Suharsono, Mencerdaskan Anak, cet. II, (Depok : Inisasi Pers, 2002), hlm. 99.
18 Adrienne Katz, You Can Teach Your Child to Read, terjemahan Liliana Wijaya, Membimbing Anak Belajar Membaca, (Jakarta : Arcan, 1995), hlm.145.
7
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perktaan yaitu meta dan
hodos, meta berarti melalui cara sedangkan hodos berarti jalan.19 Bahwa
metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan.20
2. Pendidikan Anak
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan diartikan proses
pungubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan kepribadiaanya melalui upaya pengajaran atau
pelatihan.21 Pengertian anak menurut Zakiah Daradjat adalah manusia
yang berumur 0-12 tahun.22
Sedang menurut kalangan agama mengartikan anak tidak hanya
sebagai hasil proses biologis semata-mata tetapi sebagai kodrat Tuhan.23
Jadi pendidikan anak adalah suatu proses pengubahan sikap dan
tingkah laku pada manusia yang berumur 0–12 tahun yang tercipta sebagai
kodrat Tuhan dalam usaha mendewasakan kepribadiannya melalui upaya
pengajaran atau pelatihan.
Dalam perkembangan anak ini terbagi menjadi :
Usia 0-2 tahun : awal masa perhatian24 (masa asuhan).25
2-5 tahun : awal masa pendidikan dengan keteladanan26 dan
kebiasaan.27
(0-5 tahun disebut pendidikan pra sekolah)28
19 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. I, hlm. 61 20 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan
Pendidikan, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986), hlm. 39 21 Dep Dik Bud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),
hlm. 346 22 Zakiah Daradjat, Pembinaan Mental Keagamaan dalam Keluarga, Sumarsono, Skon
dan Risman Misa, Keluarga Sakinah ditinjau dari Aspek Iman dan Ibadah, (Jakarta : BKKBN, 1982), hlm. 17.
23 Abu Ahmadi, Ilmu Jiwa Anak, cet I, (Semarang : Toha Putra, 1977), hlm. 19. 24 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembanga, edisi Ke-5, (Jakarta : Erlangga, t.th),
hlm. 77 25 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm. 191 26 Elizabeth B. Hurlock, Op. Cit., hlm. 109
8
5-7 tahun : masa awal perkembangan jasmani/masa kanak-kanak
awal (infancy)29
7-12 tahun : awal masa pendidikan dengan nasehat dan hukuman.30
3. Implikasi
Didalam kamus Bahasa Indonesia implikasi diartikan sebagai
keterlibatan atau keadaan terlihat (manusia sebagai objek percobaan atau
penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya).31
4. Pendidikan Akhlak
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan diartikan proses
pungubahan sikap dan tingklah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan kepribadiaanya melalui upaya pengajaran atau
pelatihan. Akhlak berasal dari bahas Arab (اخالق) bentuk jamak dari
mufradnya khuluq (خلق) yang berarti budi pekerti. Sinonimnya etika dan
moral. Etika bersal dari bahasa Latin etos yang berarti kebiasaan. Moral
juga berasal dari bahasa Latin mores yang berarti pula kebiasaan.32
Jadi pendidikan akhlak adalah suatu proses pengubahan sikap dan
tingkah seseorang dalam usaha mendewasakan manusia yang melalui budi
pekerti atau tingkah lakunya tersebut yang dibawanya sejak lahir hingga
mencapai usia dewasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara
moral.
5. DR. Abdullah Nashih Ulwan
27 Ibid., hlm. 111 28 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris,
Juz I, t.th., hlm. 102 29 Ibid. 30 Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshori al-Qurtuby, Op. Cit., hlm. 128 31 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991),
hlm. 327. 32 Rahmad Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta : Pustaka Panji Mas,
1996), hlm. 26.
9
Merupakan seorang pemerhati anak dalam Islam dan salah satu
pemikir dalam dunia pendidikan. Yang kemampuannya diakui oleh pakar
pendidikan yang lain. Sebagaimana pengakuan Syeh Wahbi Sulaiman Al-
Ghawaji Al-Albani yang mengatakan saya belum oernah seorang
penulisyang mandiri didalam pembahasan- pembahasan pendidikan yang
penting ini dengan referensi pada tulisan-tulisan kaum muslimin secara
murni, tanpa mengambil referensi dari pendapat- pendapat mereka kecuali
dalam keadaan yang sangat terpaksa untuk maksud tertentu.33
C. Permasalahan
Berdasarkan uraian dari latar belakang judul tersebut, maka peneliti
mengungkapkan beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji dalam
penelitian skripsi ini, yaitu:
a. Bagaimanakah metode pendidikan anak menurut DR. Abdullah Nashih
Ulwan itu?
b. Bagaimanakah implikasi metode pendidikan anak menurut DR. Abdullah
Nashih Ulwan terhadap pendidikan akhlak anak?
D. Tujuan Penelitian Skripsi
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka ada beberapa tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui metode pendidikan anak menurut DR. Abdullah Nashih
Ulwan.
b. Untuk mengetahui implikasi metode pendidikan anak menurut DR.
Abdullah Nashih Ulwan terhadap pendidikan akhlak anak.
33 Ahmad Mazani, Meode Pendidikan Anak dalam Islam menurut Abdullah Nashih Ulwan
dalam Kitab Tarbiah Al-Aulad fi Al-Islam, Tesis Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang 2001/2002, hlm. 1
10
E. Telaah Pustaka
Kajian tentang pendidikan anak dalam Islam sudah banyak dilakukan
oleh pakar pendidikan .Dapat dikatakan bahwa hampir semua pembahasan
tentang ilmu pendidikan didalamnya mencakup pembahasan tentang metode
pendidikan
Dan setelah peneliti meninjau penelitian-penelitian atau skripsi-skripsi
ataupun tesis yang ada di IAIN Walisongo Semarang ini, peneliti menemukan
beberapa tulisan baik skripsi, tesis mapun karya-karya yang lain, diantaranya:
Pertama, kajian tentang Konsepsi Abdullah Nashih Ulwan tentang
metode pendidikan moral amnak dalam keluarga (telaah terhadap kitab
Tarbiyatul Aulad Fil Islam) ditulis oleh Ahmad Bahauddin, NIM 3197221,
lulus tahun 2002, yang menjelaskan tentang pendidikan anak dalam keluarga
yaitu pendidikan anak masa prenatal, pendidikan masa balita, pendidikan
moral masa sekolah yang meliputi tentang askek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dan difokuskan pada keberhasilan pendidikan moral anak
dalam keluargadan konsep pendidikan anak dalam keluarga.
Kedua, Metode pendidikan anak dalam islam menurut Abdullah
Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyah Al-Aulad Fil Al-Islam oleh Ahmad
Muzani NIM 520061, tesis program pasca Sarjana IAIN Walisongo lulusan
tahun 2001/2002. Dalam hal ini membahas tentang metode-metode
pendidikan anak yang meliputi: pertama, pendidikan keteladanan, kedua,
pendidikan dengan adat kebiasaan, ketiga pendidikan dengan nasehat,
keempat, pendidikan dengan memberikan perhatian/pengawasan, kelima
pendidikan dengan memberikan hukuman, penulis juga menjelaskan bahwa
metode ini dalam pelaksanaannya mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam tesis ini difokuskan hanya pada
metode pendidikan Nashih Ulwan saja.
Ketiga, Metode teladan dan nasehat dalam al-Qur’an implementasinya
dalam pendidikan akhlak pada anak, ditulis oleh Sudardi, NIM 3194197, lulus
tahun 2001, dalam skripsi ini dibahas tentang tinjauan umum pendidikan
11
akhlak pada anak yang meliputi gambaran tentang anak, pengertian
pendidikan akhlak, fungsi dan tujuan pendidikan akhlak, dasar dan tujuan
pendidikan akhlak pada anak dan materi pendidikan akhlak pada anak
.Dibahas pula tentang metode teladan dan nasehat yang difokuskan pada
pendidikan teladan dan nasehat dalam Al-Qur’an.
Keempat, Pentingnya pendidikan Islam sejak dini terjemahan dari kitab
Al-Isam Wa Asy Syabbab , oleh Dr. Muhammad Zuhaili yang diterjemahkan
oleh Arum Titisar SS, dalam buku ini menerangkan tentang pendidikan anak
sebelum remaja dan tanggung jawab orang tua terhadap anak serta dijelaskan
pula program ilsam dalam pendidikan anak dari memilih pasangan hidup
dengan baik. Perawatan bayi yang lahir hingga remaja . Disini Islam sangat
memperhatikan pendidikan, hal ini tampak pada metode pendidikan yang
diserukannya kepada kedua orang tua sedini mungkin, bahkan sejak anak
masih berada didalam kandungan, dan lebih jauh lagi sebelum pasangan
suami istri melangsungkan pernikahan. Maksudnya Islam juga mengatur
pemililhan pasangan yang baik untuk tujuan pendidikan.
Kalau dicermati dari skripsi, tesis, maupun buku yang ada yang pernah
ditulis mengenai metode pendidikan, bahwa skripsi yang khusus membahas
tentang metode pendidikan anak menurut DR. Abdullah Nashih Ulwan
implikasinya terhadap pendidikan akhlak anak ini belum ada yang membahas
karena dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada metode pendidikan
anak yang implikasinya terhadap pendidikan akhlak anak. Sehingga dengan
metode pendidikan anak ini bisa tercipta akhlak yang mulia.
F. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan suatu metode untuk
mempermudah penelitian, dimana suatu metode tersebut dapat mengesahkan
penelitian yang sesuai dengan penelitian yang ingin dicapai sehingga dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan yang diteliti. Maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
12
Dalam pengumpulan data skripsi ini, peneliti menggunakan metode
kepustakaan atau Library Research yaitu mengumpulkan data atau karya
tulis ilmiah yang sesuai dengan objek penelitian atau penelitaian terhadap
bahan-bahan pustaka (pengumpulan data yang bersifat kepustakaan).
Dalam pengumpulan data kepustakaan ini, peneliti menggunakan sumber-
sumber data primer dan sekunder.
Sumber-sumber primer itu buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya
DR. Abdullah Nashih Ulwan, adapun sumber data skunder penulis
dapatkan dari buku-buku yang berkaitan dengan metode pendidikan anak
dan pendidikan akhlak. Seperti karya DR. Muhammad Zuhaili
“Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini”.
2. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan ilmiah dengan perincian terhadap objek yang diteliti
atau cara penanganan suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-
milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, untuk
sekedar memperoleh kejelasan mengenai halnya.34
Setelah pengumpulan data, tahap adalah analisis data. Dalam hal
ini peneliti menggunakan beberapa metode yang peneliti anggap
representatif untuk menyelesaikan pembahasan penelitian ini, diantaranya:
a. Metode Interpretatif
Metode Interpretatif adalah metode yang menggunakan karya
tokoh kemudian diselami, untuk menangkat arti dan nuansa yang
dimaksud secara khas.
b. Metode Komparatif
34 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta : Kanisius, 1992), hlm. 63.
13
Komparasi berarti berkenaan atau berdasarkan perbandingan.35
Jadi Metode Komparatif adalah suatu usaha untuk mencari pemecahan
melalui factor-faktor yang berhubungan dengan seberapa dekat dengan
meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi dan fenomena
yang diselidiki atau memperbandingkan antara satu fakta dengan fakta
yang lain.36
Untuk mendapatkan gambaran yang deskriptif tentang suatu
pemikiran peneliti menggunakan metode ini untuk membandingkan
antara beberapa pemdapat para ahli yang berkaitan antara pemikiran
yang satu dengan pemikiran yang lain. Akhirnya dapat diketahui yang
sebenarnya diantara beberapa pandangan tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi yang merupakan hasil penelitian ini akan ditulis dengan
sistemaka sebagai berikut:
1. Bagian Muka, terdiri atas halaman judul.
2. Bagian Isi, terdiri atas:
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Penegasan Istilah
3. Permasalahan
4. Tujuan Penelitian Skripsi
5. Telaah Pustaka
6. Metodologi Penelitian skripsi
BAB II : BIOGRAFI DR. ABDULLAH NASHIH ULWAN
1. Asal-usul DR. Abdullah Nashih Ulwan
2. Karya-karya DR. Abdullah Nashih Ulwan
35 Tim Penyusun Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Dekdikbud, 1988), hlm. 191. 36 Winarno Surachmad, Msc, Ed, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik,
(Bandung: Transito, 1970), hlm. 143.
14
3. Latar Belakang Pendidikan DR. Abdullah Nashih Ulwan
4. Pengalaman Dr. Abdullah Nashih Ulwan
5. Setting Sosial
15
BAB III : PEMIKIRAN DR. ABDULLAH NASHIH ULWAN
TETANG METODE PENDIDKAN ANAK DAN
HUBUNGANNYA TERHADAP PENDIDKAN AHLAQ
ANAK
1. Pengertian Metode
2. Metode Pendidikan Anak Menurut DR. Abdullah Nashih
Ulwan
a. Metode Pendidikan dengan Keteladanan.
b. Metode Pendidikan dengan Adat Kebiasaan.
c. Metode Pendidikan dengan Nasihat.
d. Metode Pendidikan dengan Pengawasan.
e. Metode Pendidikan dengan Hukum atau Sanksi.
3. Pendidikan Ahlak bagi Anak
a. Pendidikan Ahlak dalam tinjauan definitive
1). Pengertian Pendidikan
2). Pengertian Akhlak
b. Dasar dan tujuan Pendidikan Akhlak pada Anak.
1). Dasar Pendidikan Akhlak
2). Tujuan Pendidikan Akhlak
c. Materi Pendidikan Akhlak
d. Metode Pendidikan Akhlak pada Anak.
BAB IV : ANALISIS PEMIKIRAN DR. ABDULLAH NASHIH
ULWAN TENTANG METODE PENDIDIKAN ANAK
DAN IMPLIKASIMYA TERHADAP PENDIDIKAN
AKHLAK ANAK.
BAB V : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran-saran
3. Penutup
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashih Ulwan DR., tth, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, terj. Drs. Jamaluddin Miri LC., Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani, t.th.
Abdullah Salim K.H., Akhlak Islam, Jakarta Pusat : Media Dakwah, 1994.
Abi Abdullah Muhammad ibnu Ahmad al-Ansori al-Qurtubi, Jami’ Ihkam Al-Quran, Beirut, Lebanon, Kutub al-Ilmiyah, 1993.
Abu Ahmadi, Ilmu Jiwa Anak, Cetakan Pertama, Semarang : Toha Putra, 1977.
Abu Bakar Jabir El- Jazairi, Pola Hidup Muslim (Darul Fikri), Bandung: Remaja Rosdakarya. 1991.
Adrienne Katz, You Can Teach Your Child to Read, Terjemahan Liliana Wijaya, Membimbing Anak Belajar Membaca, Jakarta : Arcan, 1995.
Ahmad Muzani, Meode Pendidikan Anak dalam Islam menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam Kitab Tarbiah Al-Aulad fi Al-Islam, Tesis Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang 2001/2002.
Ahmad Ramadhan, Jurnal Tarbiyah (urgensi Pendidikan Akhlak), Fakultas Tarbiyah – Sumatra Utara, t.th,
Ahmad Tafsir, DR., Pendidikan Agama dalam Keluarga, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Asmaran As., Drs. M.A., Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.
Dep Dik Bud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Insdonesia, Balai Pustaka, 1991.
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembanga, edisi Ke-5, Jakarta : Erlangga, t.th.
Husain Muzahiri, Pintar mendidik anak, Jakarta: Lentera Basritama, 1992
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, edisi I, Cetakan I, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996.
J. Drost, tth, Willie Koen (ed), Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri, Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Saleh (telaah Pendidikan Terhadap Sunnah Rasul SAW), Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996.
17
Muhammad Zuhaili, DR., Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A.H. Ba’dillah Pres, 1999.
Kartini Kartono, DR., Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasiaonal, Jakarta: PT. Prasya Paramita, 1987.
Mohammad Daud Ali, Prof, S.H., Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo, 1998.
Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : AK Group dan Indra Buana, 1995.
Rahmad Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1996.
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, t.th.
Suharsono, Mencerdaskan Anak, cet. II, Depok : Inisasi Pers, 2002.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta : Kanisius, 1992.
Tim Penyusun Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Dekdikbud, 1988.
UU RI no. 2, 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab. VIII, Sumberdaya Pendidikan, Pasal 33.
Winarno Surachmad, Msc, Ed, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik, Bandung: Transito, 1970.
Zakiah Daradjat, Pembinaan Mental Keagamaan dalam Keluarga, Sumarsono, Skon dan Risman Misa, Keluarga Sakinah ditinjau dari Aspek Iman dan Ibadah, Jakarta: BKKBN, 1982.
18
PROPOSAL SKRIPSI
METODE PENDIDIKAN ANAK
MENURUT DR. ABDULLAH NASHIH ULWAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN AKHLAK ANAK
Disusun Oleh:
Nama : Rodhiyah N I M : 3199053
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2003
19
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Penegasan Istilah .......................................................... 6
C. Permasalahan ................................................................ 9
D. Tujuan Penelitian Skripsi ............................................. 9
E. Telaah Pustaka .............................................................. 9
F. Metodologi Penelitian skripsi ....................................... 11
G. Sistematika Penulisan ................................................... 13
BAB II : BIOGRAFI DR. ABDULLAH NASHIH ULWAN
A. Asal-usul DR. Abdullah Nashih Ulwan ........................ 15
B. Karya-karya DR. Abdullah Nashih Ulwan ................... 16
C. Latar Belakang Pendidikan DR. Abdullah Nashih
Ulwan ............................................................................ 20
D. Pengalaman Dr. Abdullah Nashih Ulwan .................... 20
E. Setting Sosial ................................................................. 20
BAB III : PEMIKIRAN DR. ABDULLAH NASHIH ULWAN
TETANG METODE PENDIDKAN ANAK DAN
HUBUNGANNYA TERHADAP PENDIDKAN
AHLAQ ANAK
A. Pengertian Metode ........................................................ 23
20
B. Metode Pendidikan Anak Menurut DR. Abdullah
Nashih Ulwan................................................................ 23
1. Metode Pendidikan dengan Keteladanan. ................. 24
2. Metode Pendidikan dengan Adat Kebiasaan............. 29
3. Metode Pendidikan dengan Nasihat. ......................... 3
4. Metode Pendidikan dengan Pengawasan. .................
5. Metode Pendidikan dengan Hukum atau Sanksi.......
C. Pendidikan Ahlak bagi Anak........................................
1. Pendidikan Ahlak dalam tinjauan definitive .............
a. Pengertian Pendidikan .........................................
b. Pengertian Akhlak ................................................
2. Dasar dan tujuan Pendidikan Akhlak pada Anak......
a. Dasar Pendidikan Akhlak ....................................
b. Tujuan Pendidikan Akhlak ...................................
3. Materi Pendidikan Akhlak ........................................
4. Metode Pendidikan Akhlak pada Anak.....................
BAB IV : ANALISIS PEMIKIRAN DR. ABDULLAH NASHIH
ULWAN TENTANG METODE PENDIDIKAN ANAK
DAN IMPLIKASIMYA TERHADAP PENDIDIKAN
AKHLAK ANAK. .............................................................
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................
B. Saran-saran ....................................................................
C. Penutup..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
21
M O T T O
يهاالذين أمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها غال يأ
ظ شداد اليعصونااهللا ماامراهم ويفعلون مايؤمرون
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar , yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahNya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”