BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...

116
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen kepengurusan masjid yang profesional sekarang ini sangat diperlukan dan diharapkan. Realita yang ada menunjukkan bahwa sedikit sekali orang-orang yang mampu menata dan mengelola masjid dengan baik. Ini terbukti dengan banyaknya masjid yang berdiri dengan megah, tetapi masjid-masjid tersebut terabaikan dan tidak terurus dengan baik. Hal itu disebabkan masih rendahnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang benar-banar mampu menata dan mengelola masjid, sehingga masjid hanya dijadikan sebagai tempat shalat (beribadah kepada Allah SWT) semata. Sebagai contoh yang dapat kita jadikan gambaran bahwa peran masjid sangat penting bagi kehidupan umat Islam ialah sejarah masjid di zaman Nabi Muhammad SAW. Masjid pada masa itu, disamping masjid sebagai tempat ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan umat Islam khususnya dan pusat kehidupan umat Islam umumnya, (Gazalba, 1994: 117). Dalam perjalanan hijrah ke Yasrib (Madinah), hal utama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah mendirikan masjid. Hal ini terbukti ketika beliau sampai di desa Quba’ segera mendirikan masjid di desa tersebut. Masjid

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen kepengurusan masjid yang profesional sekarang ini

sangat diperlukan dan diharapkan. Realita yang ada menunjukkan bahwa

sedikit sekali orang-orang yang mampu menata dan mengelola masjid

dengan baik. Ini terbukti dengan banyaknya masjid yang berdiri dengan

megah, tetapi masjid-masjid tersebut terabaikan dan tidak terurus dengan

baik. Hal itu disebabkan masih rendahnya SDM (Sumber Daya Manusia)

yang benar-banar mampu menata dan mengelola masjid, sehingga masjid

hanya dijadikan sebagai tempat shalat (beribadah kepada Allah SWT)

semata.

Sebagai contoh yang dapat kita jadikan gambaran bahwa peran

masjid sangat penting bagi kehidupan umat Islam ialah sejarah masjid di

zaman Nabi Muhammad SAW. Masjid pada masa itu, disamping masjid

sebagai tempat ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan umat Islam khususnya

dan pusat kehidupan umat Islam umumnya, (Gazalba, 1994: 117). Dalam

perjalanan hijrah ke Yasrib (Madinah), hal utama yang dilakukan Nabi

Muhammad SAW adalah mendirikan masjid. Hal ini terbukti ketika beliau

sampai di desa Quba’ segera mendirikan masjid di desa tersebut. Masjid

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

2

tersebut dinamakan masjid Quba’, yang merupakan masjid yang pertama kali

dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.

Setelah tiba di kota Yasrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi

menjadi pemimpin penduduk kota itu. Nabi Muhammad SAW mempunyai

kedudukan, bukan saja sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai kepala

negara. Untuk memperkokoh masyarakat dan negara yang baru itu, beliau

segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama

yang beliau lakukan ialah pembangunan masjid, selain untuk tempat ibadah,

juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan

mempertalikan jiwa mereka, disamping sebagai tempat bermusyawarah

merundingkan masalah-masalah yang dihadapi, masjid juga berfungsi

sebagai tempat pemerintahan (Yatim, 1993: 25).

Bagi umat Islam, masjid sebenarnya merupakan pusat dari segala

kegiatan untuk menumbuhkan situasi marhamah, seperti yang dikatan oleh

M. Natsir:

Masjid adalah lembaga risalah, lembaga penyusunan jamaah mu'min yang dalam kasih cintanya antara satu dengan yang lain ibaran badan yang satu yang salah satu dari anggotanya bisa mengadukan halnya, seluruh badan itu berhamburan, bersiap sedia untuk melindungi dan mempertahankannya.

Masjid adalah lembaga risalah tempat mencetak umat yang beriman, beribadah menghubungkannya jiwa dengan kholiq, umat yang beramal shalih dalam kehidupan bermasyarakat, umat yang berwatak, berakhlak teguh (Harahap, 1996: 6).

Disamping itu, masjid juga merupakan sebuah tempat yang dapat

memperkenalkan antara sesama manusia, sehingga bisa saling memahami

dan tukar pendapat (take and give) antara jama'ah satu dengan yang lain.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

3

Sesunggunhnya kebersatuan umat Islam akan tampak seperti persaudaraan di

jalan Allah SWT yang tidak membedakan ras atau golongan diantara sesama

manusia.

Dengan melihat arti penting masjid di atas, sangat dibutuhkan orang-

orang yang benar-benar mampu mengelola masjid dengan baik, sehingga

masjid bisa berfungsi sebagaimana masjid di zaman Rosulullah SAW. Dalam

hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh orang-orang

yang termasuk dalam kepengurusan masjid.

Kepengurusan masjid yang sudah tertata rapi, dapat menciptakan

masjid bukan saja sebagai tempat seorang hamba untuk beribadah kepada

Robnya, melainkan dapat juga digunakan untuk membentuk kelompok-

kelompok kajian ilmu, mensosialisasikan tugas-tugas kemasyarakatan,

bermusyawarah, saling tukar pendapat, saling memberi nasihat (taushiyyah)

dan juga dapat memperbaharui jiwa-jiwa manusia dengan memotivasi untuk

giat beraktivitas, (Ath-Thahan, 1996: 198).

Di zaman sekarang ini, banyak sekali masjid yang didirikan baik di

pedesaan bahkan di perkotaan yang terkenal dengan kebebasan.1 Dalam

proses penelitian juga tidak sedikit masjid-masjid yang berdiri atas swadaya

masyarakat yang sadar dan mengerti akan hidup beragama. Tinggal kini

bagaimana kepengurusan masjid-masjid yang sudah ada itu, sehingga

masjid-masjid tersebut sebagai tempat ibadah dalam arti sempit untuk

1. Di Indonesia, pembangunan masjid itu ada yang dipelopori oleh pemerintah melalui

dana yang dikumpulkan dalam "Amal Bakti Muslim Pancasila" dengan ratusan masjid yang berdiri dengan bentuk yang sama, (Yayasan Masjid Al-Falah, 1995).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

4

melakukan shalat, namun juga sebagai tempat ibadah dalam arti luas yaitu

sebagai tempat pembinaan masyarakat sekitarnya untuk membina lingkungan

hidup sejahtera, bagaimana masyarakat sekitarnya dapat tercipta "qalbun

mu'alaqun fiil masaajid" seperti yang disabdakan Rasulallah SAW.

(Kenangan Masjid Al-Falah, 1985-1995: 5)

Seperti yang telah dipaparkan di atas, untuk menciptakan hati umat

Islam agar selalu terkait dan nyaman tinggal di masjid, maka masjid harus

benar-benar dikelola oleh orang-orang yang profesional (mampu mengelola

masjid) dan benar-benar ikhlas karena mengharap ridlo Allah SWT,

sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat

18 sebagai berikut:

ةال الصامقأ ورخألا مويال واهللا بنم أن م اهللاداجس مرمعا يمنإ

نوا منوكـ ين أكئولى أسع فاهللاال إشخ يمل واةآى الزتأو

}18: التوبة{.نيدتهمال

Artinya:

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah SWT itu

hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari

akhir dan (tetap) mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan tidak

takut (kepada siapapun) kecuali hanya kepada Allah SWT, maka

mudah-mudahan mereka itulah yang menjadi orang-orang yang

mendapat petunjuk. (at-taubah: 18), (Depag RI: 180).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

5

Ayat di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa

pembangunan masjid merupakan manifestasi keimanan seseorang, dan hanya

orang-orang yang beriman dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah SWT

saja yang sanggup mengelola dan memakmurkan masjid. Jadi, masjid yang

tidak makmur dan sepi menandakan dapat menjadi salah satu indikasi masih

rendahnya keimanan umat di lingkungan itu.

Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman:

مهلالظا وهرآا وعو طضرألا واتومى الس فن مدجس يهللو

}15: الرعد{.الالصا وودغالب

Artinya:

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang ada di langit

dan di bumi baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud

patuh) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang. (Q.S. Ar-Ra'ad: 15).

Ayat diatas memberikan penjelasan bahwa jika ada makhluq apalagi

yang berbentuk manusia tidak mau bersujud kepada Tuhan maka pada

hakikatnya dia telah menyalahi naluri kepada hidupnya, telah mengingkari

tugas hidupnya sebagai ciptaan Tuhan.

Dengan dasar ayat di atas pula, maka berbagai upaya harus dilakukan

untuk memaksimalkan fungsi masjid. Dalam kondisi masyarakat yang

dinamis saat ini; pengurus masjid perlu memperhatikan dinamika yang

terjadi dalam masyarakat.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

6

Kenyataan yang ada menunjukkan keadaan yang sebaliknya, masih

banyak masjid di sekitar kita yang tidak mempunyai kepedulian terhadap

kebutuhan (need)2 jamaahnya. Masjid hanya berpusat pada satu tangan

ulama' setempat. Ia menjalankan peran rangkap sebagai imam sekaligus

sebagai khotib, amil, dan lain-lain, sehingga masjid hanya dapat berfungsi

dalam arti parsial seremonial, seperti peringatan hari-hari besar Islam,

pengajian rutin (koqnitif) dan ritual mahdhah (shalat lima waktu).

Hubungan pengurus masjid dengan jamaahnya, sebenarnya dapat

dimisalkan sehingga hubungan antara produsen dengan konsumennya. Apa

yang dibutuhkan oleh konsumen itulah yang layak dibuat oleh produsen.

Produsen yang ingin sukses haruslah produsen yang pandai membaca

kecenderungan (trend) dan selera konsumennya. Begitu juga pengurus

masjid harus mampu membaca perubahan yang terjadi, sehingga masjid tidak

ditinggalkan jama'ahnya.

Jadi tanpa data "pasar" yang jelas bagaimana para pengurus masjid

bisa membaca kebutuhan (needs) konsumennya, tanpa data kebutuhan

(needs) yang empirik bagaimana mungkin pemfokusan pada produk

pelayanan. Pantaslah jika demikian, masjid akhirnya terabaikan hanya

sekedar menjadi tempat ibadah dalam arti sempit (tempat shalat). Jika

2. Dimaksudkan dengan Need di sini adalah berbagai kebutuhan dasar jama’ah, tidak hanya dalam aspek keagamaan saja tetapi juga yang lain-lainnya; sosial, ekonomi, politik, (dalam pengertian pencerahannya), budaya, dan sebagainya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

7

demikian, tidak mengherankan jika masjid tidak dapat menyentuh persoalan

lain selain ibadah mahdhah.3

Dengan demikian, memang hanya pengurus masjid yang memiliki

kemampuan manajemen yang baik yang mampu mengelola masjid dengan

sebaik-baiknya. Pengelola masjid yang baik tidak hanya menjadikan masjid

sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat untuk sosialisasi jama’ah

dan sebagai tempat terbentuknya kebudayaan umat Islam.

Dari permasalahan di atas, dan setelah penulis mengamati persoalan-

persoalan masjid yang ada, penulis menganggap bahwa masjid Baitul

Ma'mur cocok dijadikan tempat penelitian. Alasan penulis memilih Masjid

Baitul Ma'mur sebagai tempat penelitian antara lain:

Pertama, Masjid Baitul Ma'mur merupakan masjid tertua di

Kabupaten Grobogan. Hal ini terbukti karena Masjid Baitul Ma'mur didirikan

pada masa sebelum Hindia Belanda, Masjid tersebut berada di Kecamatan

Grobogan, kemudian setelah datangnya Hindia Belanda di Kabupaten

tersebut, Masjid Baitul Ma'mur dipindah di Kecamatan Purwodadi.

Alasan sejarah itulah yang penulis anggap cocok dijadikan sebagai

tempat penelitian, karena dengan kurun waktu yang lama berarti Masjid

Agung Baitul Ma'mur telah mengalami jatuh bangun dalam menata

manajemen masjid.

3. Sementara nasib ikonomi jama’ah disantuni oleh “supermi” tetangga. Ironinya

seringkali dengan supermi mereka berpindah agama, (Aminuddin, 2001: xi-xii).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

8

Kedua, Masjid Baitul Ma'mur merupakan masjid yang telah banyak

dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat Purwodadi dan sekitarnya.

Hal itu dikarenakan Masjid Baitul Ma'mur merupakan yang terbesar dan

telah tertata rapi sehingga masyarakat mengenalnya. Masjid Agung Baitul

Ma'mur juga terletak ditempat yang strategis yaitu di jantung kota

Purwodadi.

Ketiga, Masjid Baitul Ma’mur sudah lebih terorganisir dibandingkan

masjid-masjid yang lain yang ada di Purwodadi. Hal ini terbukti adanya

pembagian tugas para pengurus masjid yang telah tersesun rapi untuk

menjalankan manajemen masjid sebagai alat untuk memakmurkan dan

memajukan Masjid tersebut.

Keempat, Disamping itu kepengurusan masjid Baitul Ma'mur sudah

tertata rapi dan sudah terbentuk organisasi masjid yang cukup sempurna

dibandingkan masjid-masjid yang ada disekitarnya. Diantara bentuk

organisasi itu terlihat pada tiga bidang yaitu; bidang Idaroh, bidang Ri'ayah,

dan bidang Imaroh. Tiap-tiap bidang tersebut mempunyai yang berbeda-

beda.

Dari proyeksi diatas itulah yang mendorong minat penulis untuk

mengadakan penelitian tentang "MANAJEMEN DAN KEPENGURUSAN

MASJID AGUNG BAITUL MA'MUR DI PURWODADI DALAM

DAKWAH ISLAMIYAH". Sehingga penulis berharap penelitian ini dapat

dijadikan contoh pengelolaan sebagai gambaran mengelola masjid yang lebih

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

9

baik bagi masjid-masjid yang lain yang ada disekitarnya khususnya di

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka

yang menjadi permasalahan dalam penelitihan ini adalah:

1. Bagaimana kepengurusan masjid Baitul Ma'mur?

2. Bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen kepengurusan Masjid

Baitul Ma'mur dalam pengembangan dakwah Islamiyah di Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Grobogan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dalam

penelitian ini, adalah:

1. Untuk mengungkap kepengurusan masjid Baitul Ma'mur.

2. Untuk mengungkap penerapan fungsi-fungsi manajemen kepengurusan

Masjid Baitul Ma'mur dalam pengembangan dakwah Islamiyah di

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

Adapun manfaat dalam penelitihan ini, adalah:

a. Memberikan gambaran salah satu model manajemen pengelolaan

masjid yang lebih baik.

b. Memberikan contoh pengelolaan masjid yang baik kepada masjid-

masjid yang lain.

c. Sebagai acuan dalam pengembangan pengelolaan masjid ke depan.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

10

1.4. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang masjid telah dilakukan oleh beberapa orang

(peneliti), sehingga penulis akan memaparkan beberapa karya skripsi

(penelitian) yang pernah dibuat yang kaitannya dengan penelitian ini. Karya-

karya itu antara lain:

Skripsi karya Munawaroh, 2002 yang berjudul Pengelolaan Masjid

Al-Aqsha Kudus (Tinjauan Manajemen Dakwah). Intisari pada penulisan

skripsi ini adalah penulis mencoba menganalisis tentang bagaimana

pengelolaan/manajemen secara umum yang dilakukan oleh pengelola masjid

Al-Aqsha Kudus dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya.

Skripsi karya Muzazanah, 1999 yang berjudul Takmir Masjid

Agung Demak Dalam Mengembangkan Dakwah Islam pada Periode 1994

sampai Sekarang di Kabupaten Demak. Pada skripsi ini mengangkat tentang

program kerja dan kegiatan serta pengembangan dakwah Islam di Masjid

Agung Demak sebagai hasil dari aktifitas dakwah dari tahun 1994 sampai

1999 dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan di masjid

tersebut.

Skripsi karya Ahmad Arifin, 2000 yang berjudul Pengajian Jum'at

Pagi di Masjid Agung Demak (Stady Kasus Pertumbuhan dan

Perkembangan Islam). Intisari dari penulisan skripsi ini, adalah penulis

mencoba menganalisa tentang proses penyelenggaraan pengajian juma'at

pagi dan perkembangan minat untuk mengaji bagi jama'ahnya serta proses

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

11

Islamisasi yang permasalahan pada pengajian jum'at pagi terhadap para

jama'ah di Masjid Agung Demak.

Skripsi karya Sri Indah Wahyuningsih, 2002 yang berjudul Ekstensi

Gambang Syafa'at sebagai Media Dakwah (Stady Kasus Pengajian di Masjid

Baiturrahman). Intisari pada skripsi ini adalah penulis lebih menekankan

pada proses dakwah melalui pengajian bulanan "gambang syafa'at dan

efektifitas gambang syafa'at sebagai media dakwah Islamiah di masjid

Baiturrahman.

Skripsi karya Siti Nur Jannah, 1999 yang berjudul Keterlibatan

Ta'mir Masjid Agung Surakarta dan Kraton Surakarta dalam Pelaksanaan

PHBI Tahun 1997 di Kraton Surakarta Hadiningrat. Intisari dari penulisan

skripsi ini adalah penulis mencoba menjelaskan tentang pelaksanaan PHBI

(Peringatan Hari Besar Islam) yang diselenggarakan oleh Ta'mir Masjid

Agung Surakarta dan Keraton Surakarta Hadiningrat dan faktor-faktor yang

menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan PHBI tersebut.

Dari telaah pustaka diatas, kajian tentang masjid telah banyak

dilakukan namum belum ada yang membahas tentang manajemen

kepengurusan masjid. Untuk itulah penulis mengajukan skripsi dengan judul

Manajemen dan Kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma’mur Di Purwodadi

dalam dakwah Islamiyah ini penting untuk dilakukan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

12

1.5. Kerangka Teoritik

Dalam hal kerangka teori ini, teori-teori yang penulis gunakan

adalah penggabungan teori-teori umum manajemen dan unit-unit yang ada

dalam kepengurusan masjid.

1. Pengertian Manajemen

Ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara

mancapai suatu tujuan, apa-apa fungsi yang harus dilakukan dengan

menggunakan alat, tenaga orang, ide, dan sistem secara efisien. (Harahap,

1993: 28). Sedangkan menurut Moch Ayub manajemen adalah segenap

perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas

dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, (Ayub,

1996: 32).

Menurut George R Terry fungsi manajemen terdiri dari planning,

organizing, actuating dan controlling, (Manulang, 1985: 19). Teori ini

digunakan untuk memperjelas keterangan dari penulis yang akan

disususun.

1. Planning (Perencanaan)

Planning (Perencanaan) sebagai formulasi tindakan masa

mendatang diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai oleh

organisasi. (Muchtarom, 1997: 38). Lebih lengkap dari penjelasan

tersebut Beishline menyatakan bahwa fungsi perencanaan memberi

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

13

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa, apabila,

dimana, bagaimana, dan mengapa. Tegasnya sebagaimana dikatakan:

“……….Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (penentuan waktu secara kuantitatif) dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai – siapa yang bertanggung jawab, mengapa hal itu harus dicapai”. (Manullang, 1985: 48)

2. Organizing

Organizing atau pengorganisasian merupakan fungsi

manajemen kedua. Setelah rencana-rencana disusun, maka tugas

manajer (pemimpin) yang bersangkutan adalah mengorganisasi

sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya fisikal dan

memanfaatkannya dengan tepat.

Dengan demikian pengorganisasian dapat berarti suatu proses

dimana pekerjaan yang akan dibagi dalam komponen-komponen

yang dapat ditangani, dan aktivitas mengkoordinasi hasil-hasil yang

dicapai untuk mencapai tujuan tertentu, (Winardi, 2000: 375).

Dalam buku lain dijelaskan, organizing (pengorganisasian)

sebagai upaya untuk mempertimbangkan tentang sususan organisasi,

pembagaian tugas, pembagian tanggung jawab, dan lain-lain yang

apabila dikerjakan secara seksama akan menjamin efesien

penggunaan tenaga kerja, (Muchtarom, 97: 38-39)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

14

3. Actuating

George R Terry mengemukakan, actuating adalah merupakan

penggerakan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka

berkeinginan dan beerusaha untuk mencapai sasaran-sasaran usaha

yang diinginkan. (Machasin, 1987: 51). Actuating merupakan fungsi

manajemen yang secara langsung berusaha merealisasikan program-

program yang telah direncanakan dan diorganisasikan sedemikian

rupa, sehingga aktifitasnya senantiasa berhubungan dengan masalah

kepemimpinan, dan menggerakkan sumber daya untuk mencapai

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

4. Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut

pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa

mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan

dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan

yang sudah digariskan semula. (Manullang, 1985: 23). Kegiatan

pengawasan ini dilakukan bukan untuk mencari kesalahan dan

kelemahan para pengurus masjid dalam menjalankan tugasnya, tetapi

berusaha untuk mencocokkan apakah aktivitas yang dilakukan oleh

setiap pengurus masjid itu sesuai dengan program yang telah

ditetapkan dan mengarah pada pencapaian tujuan ataukah tidak.

(Machasin, 1987: 66). Dengan demikian kelemahan-kelemahan,

kekurangan-kekurangan, dan hambatan-hambatan kerja pengurus

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

15

masjid dapat diketahui sumbernya untuk kemudian diberi jalan

kearah perbaiakan.

Dalam pengelolaan masjid dituntut adanya usaha yang labih

serius atau disebut dengan "manajemen yang profesional" dan sesuai

dengan kaidah-kaidah syari'at Islamiyah. Dalam pelak sanaan

manajemen masjid yang profesional tentu saja tidak terlepas dengan

menggunakan unsur-unsur manajemen, yang berupa; man, money,

material, mechine, method, dan marketing. (Supardi dan Teuku

Amiruddin, 2001: 24)

- Man

Manusia atau pengurus masjid yang menjalankan setiap

kegiatan dakwah yang dilaksanakan dimasjid. Faktor manusia ini

dalam manajemen masjid merupakan unsur terpenting sehingga

berhasil atau gagalnya suatu manajemen masjid tergantung kepada

kemampuan pengurus masjid.

- Money

Adalah uang atau dana yang diperlukan untuk mendanai

setiap kegiatan yang dilaksanakan di masjid sehingga kegiatan

dakwak itu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

16

- Material

Dalam manajemen masjid ini material merupakan bahan-

bahan yang harus dipersiapkan untuk mencapai tujuan masjid yang

telah ditentukan.

- Mechine

Suatu alat atau sarana penunjang setiap kegiatan dakwah

masjid yang dilaksanakan.

- Method

Adalah cara-cara/sistem yang digunakan dalam manajemen

masjid untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

- Market

Market adalah pasar. Dalam manajemen masjid market

berarti sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan dakwah

masjid. Dalam hal ini market bisa saja masjid itu sendiri.

b. Pengertian Masjid

Secara harfiah, sebagaimana banyak dipahami bahwa masjid

merupakan sebuah kata yang terbentuk dari bahasa Arab sajada – yasjudu

yang artinya bentuk penyerahan diri. Sebuah penghambaan mekhluk

kepada sesuatu yang dianggap lebih dan Maha Berkuasa atas segala hal.

Dari kata-kata tersebut timbul istilah antara lain; sujud ialah posisi

mencium bumi seraya menghadap sesuatu yang dianggap besar; sajadah

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

17

ialah benda yang biasa dijadikan sebagai alas untuk bersujud dalam shalat.

Satu kata lagi yang terbentuk dari kata tersebut ialah masjid yang dalam

gramatika bahasa Arab berada pada posisi isim makan yang menunjukkan

tempat. Dari makna tersebut telah dapat dipahami bahwa masjid tidak lain

berfungsi sebagai tempat sujud seorang hamba sebagai bukti penyerahan

diri kepada Sang Khalik. (Rifa'i dan Moch Fakhruroji, 2005: 9-10).

Namun demikian pemahaman ini tidak berhenti sampai disitu.

Supriyanto Abdullah (Ed) (2003) dalam bukunya yang berjudul Peran dan

Fungsi Masjid mengemukakan peran dan fungsi masjid. Peran masjid

yang utama ialah memotivasi dan membangkitkan kekuatan ruhaniah dan

keimanan umat Islam. Beliau juga berpendapat bahwasannya secara ideal

suasana di tempat ibadah Islam (hendaknya) mendorong praktik ibadah

(pengabdian diri), baik yang mahdloh maupun ghoiru mahdloh.

Disamping peran yang utama beliau juga mengemukakan peran yang lain

yaitu masjid sebagai pusat tumbuh kembangnya kebudayaan Islam yang

meliputi segala aspek, antara lain: sosial, ekonomi, politik, pengetahuan

dan lain sebagainya.

Melalui pemahaman ini akan muncul sebuah keyakinan bahwa

masjid tetap dapat dijadikan sebagai pusat dan sumber peradaban

masyarakat Islam. Melalui masjid kita dapat bersujud – beribadah kepada

Allah dalam dimensi ritual dan sosial – dengan berbagai macam cara.

Melalui masjid kita dapat membangun sebuah sistem masyarakat yang

ideal dan dicita-citakan oleh ajaran Islam. Melalui masjid, kaderisasi

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

18

generasi muda dapat dilakukan melalui proses pendidikan yang bersifat

kontinyu untuk pencapaian kemajuan. Melalui masjid pula kita dapat

mempertahankan nilai-nilai yang menjadi kebudayaan masyarakat Islam.

Mungkin lebih penting lagi – dapat membangun masyarakat yang

berperadaban dan sejahtera sehingga dapat memberdayakan, mencerahkan

dan membebaskan masyarakat dari berbagai macam keterbelakangan.

(Rifa'i dan Moch Fakhruroji, 2005: 11).

Jadi dari beberapa teori diatas yang akan dijadikan sebagai konsep

dasar dari penulisan skripsi ini, dari teori-teori tersebut sangat erat

kaitanya dengan judul skripsi yang akan disusun yaitu Manajemen dan

Kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma’mur di Purwodadi dalam dakwah

Islamiyah.

Teori tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam pembahasan

tentang Manajemen dan Kepengurusan Masjid Baitul Ma’mur.

1.6. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan

Penelitihan ini merupakan penelitian yang akan mengungkap tentang

Manajemen dan Kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur di

Purwodadi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif karena

dalam penelitian ini akan dipaparkan bagaimana kepengurusan Masjid

Agung Baitul Ma'mur dan penerapan fungsi-fungsi manajemen

kepengurusan Masjid Agung Baitul Mamur dalam pengembangan dakwah

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

19

Islamiyah di Purwodadi. Dalam pemaparan tersebut akan diperkuat

dengan teori-teori manajemen dan kepengurusan masjid yang ada.

2. Sumber Data

Data pada dasarnya adalah fakta yang diberi makna dalam sebuah

kegiatan penelitian, (Usman, Husaini, Akbar, 1995: 15)

Dalam penelitian ini penulis membagi sumber data menjadi dua,

yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer ini merupakan sumber data yang menjadi

rujukan utama, dalam hal ini yang penulis jadikan sumber data primer,

antara lain:

- pengurus PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur.

- Sebagian Jama'ah Yang aktif di Masjid Agung Baitul Ma'mur

- Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) setempat

- Pejabat Daerah/kecamatan setempat yang membidangi urusan

agama.

- Pimpinan organisasi keagamaan setempat

b. Sumber Data Skunder

Sumber data skunder merupakan sumber yang bisa mendukung

terhadap sumber primer. Dalam hal ini yang penulis jadikan sumber

data skunder, antara lain:

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

20

- Memori kegiatan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

- Kabupaten Grobogan dalam angka

- Sejarah hari jadi kabupaten Grobogan yang sudah di bukukan.

- Keputusan Mentri Agama RI no. 394 tahun 2004 tentang penetapan

status masjid wilayah

- Keputusan Mentri Agama tentang susunan organisasi dan tata kerja

Badan Kesejahteraan Masjid.

- Dll.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik-teknik

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala

yang diselidiki, (Nurbuko, 1997: 70). Dalam pengumpulan data

dengan teknik observasi itu penulis melakukan pengamatan langsung,

baik terhadap bangunan fisik masjid maupun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan di Masjid Agung Baitul Ma'mur yang kaitannya dengan

manajemen dan kepengurusan masjid.

2. Interview atau Wawancara

Interview atau wawancara adalah proses tanya jawab dalam

penelitian berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

21

muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan-

keterangan, (Nurbuko, 1997: 83).

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang

data-data yang berhubungan dengan manajemen dan kepengurusan

Masjid Agung Baitul Ma'mur. Misalnya; penerapan fungsi-fungsi

manajemennya, cara perencanaannya, cara pengorganisasiannya, cara

penggerakannya, cara pengawasannya, cara pembentukan

kepengurusannya, dan lain sebagainya.

3. Dokumantasi

Dokumentasi adalah kumpulan data verbal yang berbentuk

tulisan, sertifikat, photo, tape-recorder, dan sebagainya, (Ningrat, 1985:

46). Metode ini digunakan untuk menggali data yang berisi tentang

tumpuan historis letak geografis kabupaten Grobogan, sejarah

berdirinya Masjid Agung Baitul ma'mur, struktur organisasi

kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur, dan data verbal lain yang

menunjang penelitian ini.

4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul dan diteliti lewat

teknik diatas, selanjutnya dilakukan suatu analisis dengan menggunakan

metode analisis dengan cara berfikir induktif. Berfikir induktif adalah

proses berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dimana

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

22

peristiwa yang konkrit itu ditarik generalisasinya yang mempunyai sifat

umum, (Sutrisno, 1989: 42).

1.7. Sistematika Penelitian

Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman keseluruhan isi dalam

sekripsi, maka perlu kiranya penulis sampaikan sistematika penulisan skripsi

dalam tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB I: "PENDAHULUAN" yang bertujuan untuk mengantarkan

permasalahan yang dimaksud dalam skripsi. Adapun isi dari

"pendahuluan" tersebut meliputi: latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka

teoritik, metode penelitihan, sistematika penulisan.

BAB II: "GAMBARAN UMUM MASJID BAITUL MA'MUR". Adapun

isi: Keadaan geografi dan monografi masjid Baitul Ma'mur,

sejarah perkembangan masjid Baitul Ma'mur, lingkungan dan

jama'ah masjid Baitul Ma'mur, program-program kerja masjid

Baitul Makmur.

BAB III : "MANAJEMEN DAN KEPENGURUSAN MASJID AGUNG

BAITUL MA'MUR DALAM DAKWAH ISLAMIYAH".

Adapun isinya: Proses dan perkembangan dakwah Islam di masjid

Baitul Ma'mur, Kepengurusan Masjid Baitul Ma'mur dalam

pengelolaan dakwah Islamiyah, penerapan fungsi-fungsi

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

23

manajemen pada proses pengelolaan dakwah islamiyah di Masjid

Baitul Ma'mur.

BAB IV : "ANALISA MANAJEMEN DAN KEPENGURUSAN MASJID

AGUNG BAITUL MA'MUR DALAM DAKWAH

ISLAMIYAH", terdiri dari: analisis tentang manajemen

kepengurusan masjid Baitul Ma'mur dalam pengelolaan dakwah

islamiyah, analisis tentang penerapan fungsi-fungsi manajemen

pada proses pengelolaan dakwah Islamiyah di Masjid Baitul

Ma'mur.

BAB V : Merupakan "PENUTUP" terdiri dari: kesimpulan, saran dan

penutup.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

24

BAB II

GAMBARAN UMUM MASJID BAITUL MA'MUR

2.1. Keadaan Geografi dan Demografi Kabupaten Grobogan

a. Keadaan Geografi dan Sumber Daya Alam Kabupaten Grobogan

c. Letak Geografis

Dilihan dari peta propinsi Jawa Tengah, Kabupaten

Grobogan terletak diantara dua Pegunungan Kendeng yang

membujur dari arah barat ke timur, berada dibagian timur dan

berbatasan dengan:

1. Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan Kabupaten

Demak

2. Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan

Kabupaten Blora

3. Sebelah Timur : Kabupaten Blora

4. Sebelah Selatan : Kabupaten Ngawi (Jawa Timur),

Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali,

dan kabupaten Semarang.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

25

Ditinjau secara letak geografis, wilayah Kabupaten

Grobokan terletak diantara 110 15'BT – 111 25'BT dan 7 LS – 7

30'LS.

d. Luas Wilayah

Secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 19

(sembilan belas) kecamatan dan 280 desa atau kelurahan, Ibukota

kabupaten Grobogan berada di Purwodadi.

Berdasarkan hasil Evaluasi Penggunaan Tanah (EPT) tahun

1983 Kabupaten Grobogan Mempunyai luas 1.975,86 Km dan

merupakan Kabupaten terluas no 2 di Jawa Tengah setelah

Kabupaten Cilacap. Jarak dari utara ke selatan + 37 Km dan jarak

dari barat ke timur + 83 Km.

Jarak Ibukota Kabupaten Grobogan ke beberapa kota

sekitarnya adalah sebagai berikut:

- Purwodadi ke Semarang : + 64 Km

- Purwodadi ke Demak : + 39 Km

- Purwodadi ke Kudus : + 45 Km

- Purwodadi ke Pati : + 45 Km

- Purwodadi ke Blora : + 64 Km

- Purwodadi ke Sragen : + 64 Km

- Purwodadi ke Surakarta : + 64 Km

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

26

e. Keadaan Alam

Kabupaten Grobogan yang mempunyai relief daerah

pegunungan kapur dan perbukitan serta dataran di bagian

tengahnya. Secara topografi kabupaten Grobogan terbagi dalam 3

kelompok, yaitu:

1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50

meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan antara 0 –

8 % meliputi 6 kecamatan, yaitu; Kecamatan Gubug,

Tegowanu, Godong, Purwodadi, Grobogan sebelah selatan

dan Wirosari sebelah selatan.

2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100

meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 8 – 15 %

meliputi 5 kecamatan, yaitu; Kecamatan Klambu, Brati,

Grobogan, sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.

3. Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 – 500 meter

diatas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15 %,

meliputi wilayah kecamatan yang berada disebelah selatan

dari wilayah Kabupaten Grobogan.

Berdasarkan letak geografis dan reliefnya, Kabupaten

Grobogan merupakan Kabupaten yang tiang penyangga

perekonomiannya berada pada sektor pertanian dan merupakan

daerah yang cenderung cukup sulit mendapatkan air bersih.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

27

f. Lahan Pertanian

Dari hasil laporan Monografi Kecamatan diperoleh data

mengenai luas tanah keadaan akhir tahun 2004 untuk Kabupaten

Grobogan seluruhnya seluas 187.586,420 Ha yang terdiri dari:

1. Tanah Sawah : 63.281,408 Ha

2. Tanah Bukan Sawah : 134.305.012 Ha

Dilihat dari kondisi pengairan yang ada, pada kenyataannya

di musim kemarau sistem pengairan tersebut tidak dapat

diharapkan manfaatnya. Dari tanah sawah seluas 63.281,408 Ha

dapat digolongkan kedalam:

Tabel 1. Tanah sawah kabupaten Grobogan dilihat dari kondisi

pengairan.

NO PENGAIRAN JUMLAH

1 Irigasi tehnis 18.745,003 Ha

2 Irigasi setengah tehnis 1.801,000 Ha

3 Irigasi sederhana 7.298,405 Ha

4 Irigasi tadah hujan 35.437,000 Ha

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Daerah kabupaten Grobogan adalah daerah yang

penduduknya lebih banyak bermata pencarian sebagai petani.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

28

Dari data diatas dapat diketahui bahwa lebih banyak petani di

kabupaten Grobogan yang masih menggunakan irigasi tadah

hujan yaitu 35.437,000 Ha, sedangkang petani yang sudah

menggunakan irigasi masih sedikit.

Petani-petani yang masih menggunakan irigasi tadah hujan

masih sangat tergantung kepada alam, sehingga alam itu sendiri

sangat menentukan keberhasilan bagi petani. Meskipun demikian

petani yang masih menggunakan irigasi tadah hujan rata-rata juga

mampu memanen padi dua kali dalam satu tahun, ini berarti tidak

berbeda jauh dengan petani yang sawahnya sudah diairi dengan

irigasi tehnis.

Tabel 2. Pembagian tanah bukan sawah di kabupaten Grobogan.

NO TANAH BUKAN SAWAH JUMLAH

1 Pekarangan/Bangunan 28.731,012 Ha

2 Tegalan/Kebun 27.172,870 Ha

3 Tambak/Kolam 21,000 Ha

4 Padang Gembala 2,000 Ha

5 Rawa 15,000 Ha

6 Hutan Negara 2.007,000 Ha

7 Lain-lain 7.722,962 Ha

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

29

Dari data diatas dapat diketahui tanah yang bukan sawah di

kabupaten Grobogan seluas 134.305,012 Ha. Tanah tersebut lebih

banyak dimanfaatkan sebagai tanah pekarangan atau bangunan

seluas 28.731,012 Ha dan tanah tegalan atau kebun seluas

27.172,870 Ha yang lainnya dimanfaatkan sebagai tambak atau

kolam, padang gembala, rawa, hutan negara, dan lain-lain.

d. Bahan Tambang

Kabupaten Grobogan yang berada diantara dua Pegunungan

Kendeng memiliki sumber bahan tambang dan galian yang cukup

dapat diandalkan, meskipun dari sektor pertambangan dan

penggalian dalam pembentukan Produl Domestik Regional Bruto

(PDRB) hingga saat ini masih relatif kecil. Hal tersebut

disebabkan adanya kendala seperti; cara penambangan, cara

pengolahan hasil dan sumber daya manusianya. Kondisi seperti

ini sangat memungkinkan terbukanya kesempatan bagi pihak

swasta, baik dari dalam negeri maupun asing untuk menanamkan

modalnya guna mengelola bahan tambang dan galian secara

optimal.

Bahan galian/tambang yang dimiliki dan mungkin dapat

dikembangkan di Kabupaten Grobogan meliputi; kapur, tanah

liat, garam, gips, batu dan lain-lain.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

30

e. Waduk dan Sungai

Seperti diketahui, waduk dan sungai merupakan salah satu

Sumber Daya Alam (SDA) yang berfungsi untuk menjaga

keseimbangan lingkungan (ekosistem), terutama dalam

pengadaan air bagi kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu

untuk menjaga kelestariannya mutlak diperlukan penampungan

berupa waduk atau sejenisnya. Apalagi mayoritas penduduk di

Kabupaten Grobogan adalah bermata pencaharian pertanian atau

sebagai petani, maka air merupakan hal yang sangat vital bagi

keberhasilan pertanian.

Menyadari hal tersebut maka pemerintah telah membuat

atau membengun Waduk Kedung Ombo yang terletak di Wilayah

kabupaten Grobogan dan kabupaten Boyolali. Meskipun

pendistribusian airnya belum seperti yang diharapkan, namun

keberadaan waduk tersebut benar-benar sangat berarti bagi

daerah-daerah yang berada di bawah aliran waduk, terutama bagi

daerah Kabupaten Grobogan.

f. Iklim

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Direktorat Program Kehutanan tentang iklim di Kabupaten

Grobogan yang terletak diantara Daerah Pantai Utara bagian

timur dan daerah Bengawan Solo Hulu mempunyai tipe iklim D

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

31

yang bersifat 1 s/d 6 bulan kering dan 1 s/d 6 bulan basah dengan

suhu minimum 20 C.

g. Hari Hujan dan Curah Hujan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Kabupaten Grobogan diperoleh data sebagai

berikut:

1. Rata-rata hari hujan tahun 2004 : 88 hari

2. Rata-rata curah hujan tahun 2004 : 1.838 Mm

Yang dimaksud dengan curah hujan adalah "Satuan

Kuantitatif" hujan, yaitu tinggi/tebal hujan yang jatuh di

permukaan bumi, diukur dalam satuan milimeter. Satuan curah

hujan terukur yang jauh di permukaan bumi setara dengan satu

liter setiap 1 M satuan luas atau dapat diperkirakan dengan satu

juta liter setiap satu kilometer persegi, dengan catatan air hujan

tersebut tidak ada yang menguap kembali (evapotranspirasi),

melimpah (run off), dan merembas ke dalam permukaan bumi

(perkolasi).

b. Keadaan Demografi Kabupaten Grobogan

Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Grobogan tahun 2004 dapat

diketahui jumlah penduduk Kabupaten Grobogan sebanyak 1,360,908

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

32

jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut dapat digolongkan

sebagai berikut:

1. Penduduk Kabupaten Grobogan menurut jenis kelamin,

pertumbuhan dan kepadatan penduduk.

Tabel 3. Penduduk kabupaten Grobogan menurut jenis kelamin.

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1 Laki-laki 673,312 jiwa

2 Perempuan 687,596 jiwa

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Berdasarkan data diatas dapat diperoleh perbandingan

persentase, yaitu; laki-laki 49.48 % dan perempuan 50.52 %. Dari

jumlah diatas pula mempunyai laju pertumbuhan 0,53 % dengan

luas daerah 1,975.86 Km sehingga mempunyai kepadatan

penduduk 689 jiwa/Km.

2. Jumlah penduduk kabupaten Grobogan menurut kelompok umur

Tabel 4. Penduduk kabupeten Grobogan menurut umur.

NO UMUR JUMLAH

1 0 – 4 tahun 129,546 jiwa

2 5 – 9 tahun 136,166 jiwa

3 10 – 14 tahun 144,776 jiwa

4 15 – 19 tahun 134,247 jiwa

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

33

5 20 – 24 tahun 115,812 jiwa

6 25 – 29 tahun 109,033 jiwa

7 30 – 34 tahun 110,542 jiwa

8 35 – 39 tahun 106,772 jiwa

9 40 – 44 tahun 87,890 jiwa

10 45 – 49 tahun 64,900 jiwa

11 50 – 54 tahun 52,718 jiwa

12 55 – 59 tahun 46,744 jiwa

13 60 – 64 tahun 46,419 jiwa

14 65 – 69 tahun 33,035 jiwa

15 70 – 74 tahun 23,529 jiwa

16 70 – 74 tahun 23,529 jiwa

17 75 + tahun 18,779 jiwa

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa antara

umur 0 – 4 tahun s/d umur 35 – 39 jumlah penduduk kabupaten

Grobogan tidak begitu banyak mengalami perbedaan, rata-rata

masih diatas 100.000 jiwa. Tetapi mulai umur 40 – 44 tahun ke

atas jumlah penduduk kabupaten Grobogan selalu mengalami

pengurangan, sehingga pada umur 75 keatas merupakan jumlah

penduduk yang paling sedikit yaitu 18,779 jiwa.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

34

3. Jumlah penduduk Kabupaten Grobogan menurut

kewarganegaraan

Tabel 5. Penduduk kabupaten Grobogan menurut

kewarganegaraan.

NO KEWARGANEGARAAN JUMLAH

1 Warga Negara Indonesia (WNI) 1,360,908 jiwa

2 Warga Negara Asing (WNA) -

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk kabupaten Grobogan semuanya adalah Warga Negara

Indonesia (WNI) yaitu 1,360,908 jiwa.

4. Jumlah penduduk Kabupaten Grobogan menurut pendidikan yang

ditamatkan

Tabel 6. Penduduk kabupaten Grobogan menurut tingkat

pendidikan.

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1 Akademi/Perguruan Tinggi 17,960 jiwa

2 SMU/SMK 88,820 jiwa

3 SLTP 166,510 jiwa

4 Sekolah Dasar 547,303 jiwa

5 Tidak/Belum Tamat SD 410,769 jiwa

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

35

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Berdasarkan data diatas dapat diperoleh perbandingan

bahwa penduduk kabupaten Grobogan lebih banyak lulusan

Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 547,303 jiwa kemudian

tidak/belum lulus SD, SLTP, SMU/SMK dan AKDM/PT.

Penduduk yang mencapai pendidikan akademi atau perguruan

tinggi hanya 17,960 jiwa atau hanya 17 % dari jumlah penduduk

seluruhnya.

Dari data diatas yang menjadi pengaruh adalah

bahwasannya kasadaran untuk pendidikan agak kurang serta

keterbatasan materi disebagian besar penduduk kabupaten

Grobogan.

5. Penduduk Kabupaten Grobogan dirinci menurut agama

Tabel 7. Penduduk kabupaten Grobogan menurut agama.

NO AGAMA JUMLAH

1 Islam 1,343,489 jiwa

2 Kristen Protestan 10,321 jiwa

3 Kristen Katolik 4,813 jiwa

4 Hindu 366 jiwa

5 Budha 1,919 jiwa

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

36

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa penduduk

kabupaten Grobogan adalah mayoritas beragama Islam, yaitu

dengan jumlah penduduk 1,343,489 jiwa. Kemudian yang lainnya

beragama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Budha,

yaitu 17,419 jiwa.

6. Banyaknya tempat ibadah di kabupaten Grobogan

Tabel 8. Banyaknya tempat ibadah di kabupaten Grobogan

NO TEMPAT IBADAH JUMLAH

1 Masjid 1.250

2 Musholla 3.369

3 Langgar 1.494

4 Gereja 36

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa agama

Islam di kabupaten Grobogan mempunyai banyak tempat ibadah,

yaitu; masjid 1.250 tempat, mushola 3.369 tempat, dan langgar

1.494 tempat. Sedangkan gereja hanya 36 tempat. Agama Hindu

dan Budha di kabupaten Grobogan tidak mempunyai tempat

ibadah.

Di kabupaten Grobogan agama Islam memiliki tempat

ibadah paling banyak dibandingkan agama-agama yang lain, yang

terdiri dari masjid, mushola, dan langgar. Itu dikarenakan bahwa

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

37

umat Islam di kabupaten Grobogan merupakan umat yang

mayoritas.

7. Penduduk Kabupaten Grobogan menurut lapangan pekerjaan

Tabel 9. Penduduk kabupaten Grobogan menurut lapangan

pekerjaan.

NO LAPANGAN PEKERJAAN JUMLAH

1 Pertanian Tanaman Pangan 415,683 jiwa

2 Perkebunan 4,637 jiwa

3 Perikanan 364 jiwa

4 Peternakan 6,724 jiwa

5 Pertanian Lainnya 6,968 jiwa

6 Industri Pengolahan 29,549 jiwa

7 Perdagangan 107,699 jiwa

8 Jasa 59,967 jiwa

9 Angkutan 22,443 jiwa

10 Lainnya 66,919 jiwa

Sumber: kabupaten Grobogan dalam angka 2004

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa penduduk

kabupaten Grobogan mayoritas bekerja sebagai petani tanaman

pangan dan pedagang. Mayoritas penduduk kabupaten Grobogan

sebagai petani disebabkan masih banyaknya lahan pertanian

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

38

sehingga tanah memiliki peranan penting dalam kehidupan

masyarakat kabupaten Grobogan.

2.2. Sejarah Perkembangan Masjid Baitul Ma'mur

Masjid Agung Baitul Ma'mur merupakan masjid yang cukup tua di

Kabupaten Grobogan, karena masjid tersebut merupakan masjid daerah

Kabupaten Grobogan. Dalam sejarah perkembangannya, Masjid Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan tidak dibukukan, sehingga mengakibatkan

para pengurus masjid sendiri kurang memahami mengenai sejarah masjid

tersebut. Penulis juga merasa sangat kesulitan untuk menggali

(menguraikan) sejarah masjid tersebut.

Sejarah perkembangan Masjid Agung Baitul Ma'mur tidak terlepas

dari sejarah perkembangan pemerintahan Kabupaten Grobogan. Menurut

sejarah pemerintahan zaman dahulu, perkembangan masjid itu tidak

terlepas dengan tiga hal: yaitu, pemerintahan, penjara, dan masjid.4

Tanggal 4 maret 1726 M merupakan hari jadi Kabupaten

Grobogan. Peristiwa itu ditandai dengan dimulainya pengangkatan Ng

Wongsodipo sebagai Bupati Grobogan yang pertama dengan gelar RT

Martopuro, atau disebut juga Adipati Puger. Pengangkatan Bupati

Grobogan atas diri Ng Wongsodipo tersebut disertai dengan penyerahan

kekuasaan atas daerah-daerah yang menjadi wilayahnya. Ini berarti, bahwa

pengangkatan Bupati disini sebagai Bupati Kepala Daerah, (2004: 5).

Dalam perkembangan selanjutnya, untuk menata pemerintahan yang baru

4 . Wawancara dengan Moch Sugiyono, Wakil Ketua Bidang Imaroh III, 2 Maret 2006.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

39

terbentuk maka Bupati Kepala Daerah segera membangunan masjid, dan

penjara. Masjid yang dibangun oleh Bupati merupakan masjid milik

daerah.

Pada tahun 1864 M terjadi perpindahan wilayah pemerintahan

Kabupaten Grobogan. Pemerintahan Kabupaten Grobogan yang semula

bertempat di kota Grobogan pindah ke kota Purwodadi, (2004: 6). Secara

otomatis Masjid Agung Daerah pun juga ikut pindah. Tidak lama

kemudian pada tangga 1 januari 1868 M dimulai pembangunan Masjid

Agung Daerah yaitu Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan

didirikan diatas tanah seluas 4.840 M (empat ribu delapan ratus empat

puluh meter persegi). Tanah tersebut merupakan wakaf Bupati Ronggo.

Tujuan diwakafkannya tanah tersebut adalah sebagai tempat peribadatan.

Tanah yang diwakafkan tersebut sesuai dengan ikrar wakaf No.

W.2/12/01/I/1990 yang dibuat oleh Abdul Manan, BA selaku PPAIW

Kecamatan Purwodadi.5

Masjid Agung Baitul Ma'mur dalam sejarah perkembangannya

sudah mengalami renovasi atau perbaikan fisik bangunan diberbagai

bagiannya yaitu mulai serambi, tempat wudhu, toilet, kantor, ruang

perpustakaan, bidang, ruang MBT, kantor petugas dan pagar. Rencana

induk atau master plan oleh Ir. Chanif dan Ir. Purwanto. Renofasi serambi

kanan dan serambi kiri Masjid Agung Baitul Ma'mur tersebut diselesaikan

atau dibangun pada tahun 2002 M, dengan perubahan APBD Kabupaten

5. Wawancara dengan H. Abd Syukur, wakil Ketua Bidang IMAROH I, 02 Maret 2006.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

40

Grobogan sebesar Rp. 497.071.000,- (empat ratus sembilan puluh tujuh

juta tujuh puluh satu ribu rupiah) termasuk renovasi tempat wudhu dan

toilet.6

Sampai sekarang Masjid Agung Baitul Ma'mur terdiri dari ruang

tempat shalat bagian dalam dan luar, serambi kanan, serambi kiri, dan

serambi depan, serta bangunan penunjang lainnya. Selain itu terdapat style

Arab pada beberapa kaligrafi dan mihrob yang berbentuk lengkung.

Masjid Agung Baitul Ma'mur terletak di jantung kota Purwodadi.

Masjid tersebut yang tempatnya tidak jauh dari pemerintahan Kabupaten

Grobogan, yaitu bertempat di sebelah barat Alun-alun Kabupaten

Grobogan, sedangkan tempat Pemerintahan Daerah Kabupaten Grobogan

adalah di sebelah selatan dari Alun-alun tersebut. Disebelah utara Alun-

alun ditempati oleh DPRD II Kabupaten Grobogan, dan disebelah timur

Alun-alun di tempati oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan tujuan

pada masa itu supaya masyarakat mudah melakukan simpan pinjam untuk

memenuhi kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti halnya masjid-masjid tua yang lain Masjid Agung Baitul

Ma'mur tidak terlepas dengan keberadaan menara. Sampai sekarang

Masjid Agung Baitul Ma'mur memiliki dua pasang menara yang

digunakan sebagai tempat untuk tempat pengeras suara.

Masjid Agung Baitul Ma'mur juga memiliki atap yang berbentuk

Kubah (berbentuk lengkung setengah bulat). Di belakang Masjid Agung

6 . Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Purwodadi, periode 2002 sampai dengan 2005.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

41

Baitul Ma'mur juga terdapat komplek pemakaman para 'ulama-'ualama

zaman dahulu. Keseluruhan masjid, menara dan makam terletak dalam

satu lingkup yang tidak ada pembatas.

Disebelah utara masjid terdapat tempat wudhu dan thoilet,

disebelah timur tempat wudhu atau disebelah timur laut dari masjid

terdapat tempat parkir roda dua.

Untuk masuk kedalam Masjid Agung Baitul Ma'mur ada enam

buah pintu utama, yaitu berada di depan tiga buah pintu, di samping kanan

ada tiga buah pintu dan di samping kiri juga ada tiga buah pintu. Pintu-

pintu tersebut terbuat dari kayu Jati dan terukir dengan indah. Masjid

tersebut juga memiliki empat tiang utama masjid yang ukurannya cukup

besar-besar dan 12 tiang utama serambi masjid.7

Disamping itu, Masjid Agung Baitul Ma'mur juga memiliki sebuah

perpustakaan dan satu buah Baitul Maal wat Tanwil (BMT) yang

bertempat disekitar masjid tersebut.

2.3. Lingkungan dan Jama'ah Masjid Baitul Ma'mur

1. Lingkungan Masjid Agung Baitul Ma'mur

Masjid mempunyai daerah pembinaan tertentu dan pembinaan

diberikan secara maksimal kepada masyarakat sekelilingnya yang

menjadi jama'ah di masjid tersebut (Supardi dan Teuku Amiruddin,

7. Wawancara dengan H. Abd Syukur, wakil Ketua Bidang IMAROH I, 02 Maret 2006.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

42

2001: 10). Lingkungan Masjid Agung Baitul Ma'mur adalah lingkungan

perkotaan yang lebih cenderung bersifat individualisme.

a. Lingkungan Fisik

Masjid Agung Baitul Ma'mur bertempat di Jl. Jendral

Sudirman No. 09 Kauman Kelurahan Purwodadi RT 04 RW VIII

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Secara fisik Masjid

Agung Baitul Ma'mur berada di lingkungan pemerintahan kabupaten

Grobogan. Masjid tersebut berada disebelah barat alun-alun

sedangkan kantor pemerintahan kabupaten Grobogan disebelah

selatan alun-alun. Disebelah utara alun-alun ada kantor Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) II, dan disebelah timur ada

kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Di sebelah barat + 500 M dari Masjid Agung Baitul Ma'mur

terdapat pasar raya Purwodadi. Pasar tersebut merupakan sentral

perekonomian bagi masyarakat Grobogan. Di sebelah selatan + 500

M terdapat kantor Pengadilan Negeri kabupaten Grobogan dan

kantor Lembaga Pemasyarakatan (LP) kabupaten Grobogan. Di

sebelah utara + 100 M terdapat perpustakaan daerah kabupaten

Grobogan. Di sebelah tenggara + 500 M terdapat Rumah Sakit

Umum (RSU) daerah kabupaten Grobogan.

Lingkungan Masjid Agung Baitul Ma'mur merupakan

lingkungan yang sangat setrategis bagi masyarakat Grobogan.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

43

Masjid tersebut berada di tengah-tengah kota Purwodadi Grobogan.

Di sebelah tenggara + 50 M dari Masjid Agung Baitul Ma'mur juga

terdapat kantor pos dan di sebelah utara + 200 M dari masjid

terdapat kantor Departeman Agama kabupaten Grobogan.

b. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial Masjid Agung Baitul Ma'mur tidak

berbeda jauh dengan lingkungan-lingkungan lainnya. Meskipun

berada di lingkungan perkotaan, namun kondisi ini tidak

mengurangi hubungan sosial antara anggota masyarakat satu dengan

yang lainnya. Keakraban antara masyarakat masih tampak dalam

lingkungan sosial sekitar masjid.

Meskipun masyarakat sering disibukkan dengan aktivitas-

aktivitas kehidupan keseharian tetapi ketika di lingkungan itu

terdapat kematian atau yang lainnya, masyarakat tidak enggan untuk

membantu baik secara material maupun secara spiritual, yaitu

dengan membacakan tahlil dan yasin.8

2. Jama'ah Masjid Agung Baitul Ma'mur

Dalam ibadah shalat di Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan yang menjadi Imam adalah KH. Abdul Syukur atau KH.

Mahfud Amrullah, adapun jama'ah rata-rata sebagai berikut:

8 . Wawancara dengan H. Abd. Syukur, Wakil Ketua Bidang Imaroh I, 2 Maret 2006.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

44

a. Shalat Fardhu

Tabel 10. Jumlah jama'ah shalat fardlu di Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan.

SALAT FARDLU PUTRA PUTRI JUMLAH

Shalat 'Isa 40 orang 20 orang 60 orang

Shalat Subuh 20 orang 10 orang 30 orang

Shalat Dzuhur 40 orang 15 orang 65 orang

Shalat 'Asar 30 orang 15 orang 45 orang

Shalat Maghrib 50 orang 25 orang 75 orang

Sumber: Memori Kegiatan PKM Masjid Baitul Ma'mur

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah

jama'ah shalat yang paling banyak di Masjid Agung Baitul Ma'mur

adalah pada waktu shalat maghrib dengan jumlah jama'ah 75

orang. Ini karena waktu shalat maghrib merupakan waktu yang

sudah tidak ada aktivitas-aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Sehingga masyarakat menyempatkan diri untuk shalat maghrib

dengan berjama'ah setelah beraktivitas dalam keseharian.

b. Shalat 'Id

Tabel 11. Jumlah jama'ah shalat 'Id di Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

45

SHALAT 'ID JUMLAH

'Idul Adha 2.000 – 2.500 orang

'Idul Fitri 2.000 – 3.000 orang

Sumber: Memori Kegiatan PKM Masjid Baitul Ma'mur

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah

jama'ah shalat 'Idul Fitri lebih banyak dibandingkkan shalat 'Idul

Adha. Ini karena ketika 'Idul Fitri jama'ah yang dari lingkungan

sekitar banyak yang pulang dari perantauannya dibandingkan pada

waktu 'Idul Adha..

c. Shalat Tarawih

Tabel 12. Pembagian shalat Tarawih di Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan.

SHALAT TARAWIH IMAM JML JAMA'AH

23 Roka'at KH. Mahfud Amrullah 200 – 300 orang

11 Roka'at KH. Abdul Syukur 100 – 500 orang

Sumber: Memori Kegiatan PKM Masjid Baitul Ma'mur

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa shalat

tarawih yang dilaksanakan di Masjid Agung Baitul Ma'mur tidak

hanya satu saja shalat tarawih malainkan dua shalat tarawih yaitu

shalat tarawih yang 23 raka'at dan shalat tarawih yang 11 raka'at.

Ini menunjukkan bahwa jama'ah dan masyarakat lingkungan

Masjid Agung Baitul Ma'mur sangat beragam, sehingga pengurus

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

46

PKM masjid mengadakan shalat tarawih menjadi dua bagian, siapa

yang melaksanakan shalat tarawih 23 raka'at dengan imam KH.

Mahfud Amrullah dan siapa yang melaksanakan shalat tarawih 11

raka'at dengan imam KH. Abdul Syukur.

Orang-orang yang menjadi jama'ah shalat di Masjid Agung

Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan baik shalat rowatib, shalat 'Id,

maupun shalat tarawih tersebut terdiri dari warga setempat.

Disamping warga setempat juga orang-orang pendatang atau

orang-orang dalam perjalanan, pegawai KODIM, pegawai Pemda,

dan pegawai instansi-instansi lain yang terdekat.

2.4. Program-Program Kerja Masjid Baitul Ma'mur

Kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur periode 2002 sampai

dengan 2005 sebetulnya telah habis masa kepengurusannya tetapi belum ada

pergantian pengurus, sehingga pengurus tersebut masih bekerja sampai

sekarang. Program-grogram kerja Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan pada periode 2002 sampai sekarang disesuaikan dengan per

masing-masing bidang, yaitu:9

1. Ketua Umum

Ketua umum bertugas:

a. Menandatangani surat keluar yang sifatnya resmi (surat tugas, Depag,

BKM, Pemda, undanganm rapat pleno, rapat harian dan lain-lain).

9 . Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Purwodadi Grobogan, Periode 2002 sampai dengan sekarang.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

47

b. Menyetujui semua ajuan anggaran/ajuan bon (meng-ACC kan)

c. Mendisposisi surat-surat masuk

d. Memantau tugas-tugas ketua I, II, dan III

e. Memantau jadwal Khotbah (menggantinya)

2. Ketua I (Bidang Imaroh)

A. Program Kerja Bidang Imaroh I

a. Menetapkan jadwal Khotbah delapan bulan, bulan Mei sampai

dengan bulan desember.

b. Setiap dua bulan dibuat jatwal Khotbah disampaikan kepada para

Khotib yang akan berkhotbah

c. Mencari dan menentukan tugas muadzin dan bilal, serta

menentukan imam rowatib dan imam sholat jum'at.

d. Mengedarkan dan mengumumkan jadwal Khotbah.

B. Program Kerja Bidang Imaroh II

a. Pendalaman al-Qur'an setiap Ahad Legi. Kegiatan ini bersifat

umum, diasuh oleh KH. Baedlowi Syamsuri, LC. (Brabo) dan

KH. Wahid Zuhdi. Krgiatan tersebut dilaksanakan mulai pukul

06.00 WIB – 08.00 WIB.

b. Jam'iyyatul Quro', setiap hari Ahad jam 09.00 WIB – 11.30 WIB.

c. Kuliah Ahad pagi remaja dalam bulan romadhan

d. Pengadaan perpustakaan.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

48

C. Program Kerja Bidang Imaroh III

a. Peringatan Hari Besar Islam

- Peringatan Tahun Baru Hijriyah

- Peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW

- Peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW

- Peringatan Nuzulul Qur'an

b. Ibadah sosial

- Menerima amanah zakat fitrah pada bulan Romadhon dan

zakat mal, untuk diteruskan kepada yang berhak menerima.

- Menerima titipan hewan Qorban pada hari raya 'Idul Adha,

untuk dibagikan kepada fakir miskin dan yatim piyatu.

- Kegiatan Bulan Romadhan, antara laian:

1. Khultum menjelang shalat subuh

2. Shalat Tarawih

3. Mengadakan buka bersama bagi masyarakat dan

sekitarnya.

D. Program Kerja Wakil Bidang Imaroh III

a. Peringatan Hari Besar Islam

- Peringatan Tahun Baru Hijriyah

- Peringatan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW

- Peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

49

- Peringatan Nuzulul Qur'an

b. Ibadah sosial

- Menerima amanah zakat fitrah pada bulan Romadhon dan

zakat mal, untuk diteruskan kepada yang berhak menerima.

- Menerima titipan hewan Qorban pada hari raya 'Idul Adha,

untuk dibagikan kepada fakir miskin dan yatim piyatu.

- Kegiatan Bulan Romadhan, antara laian:

1. Kuliah Subuh (menjelang shalat subuh)

2. Pengajian setelah shalat dzuhur (dengan jadwal)

3. Shalat Tarawih

4. Kuliah senja menjelah buka puasa dan Mengadakan

buka bersama bagi masyarakat dan sekitarnya.

3. Ketua II (Bidang Idaroh)

a. Menandatangani surat keluar bidang Idaroh (rapat Idaroh, dll).

b. Memantau kegiatan administrasi, surat menyurat, keuangan

c. Mengadakan atau merencanakan berdirinya koperasi masjid

d. Memantau kegiatan perpustakaan masjid

e. Mengusulkan gaji atau THR (Tunjangan Hari Raya)karyawan

keinstansi terkait ataupun mensejahterakan karyawan.

4. Ketua III (Bidang Riayah)

a. Pembangunan atau renovasi lanjutan Masjid Agung Baitul Ma'mur

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

50

b. Memantau dan menjadi koordinator terciptanya kebersihan masjid

setiap hari

c. Stadi banding: direncanakan ke Masjid Besar Kudus (alun-alun)

atau ke Masjid UGM Yogyakarta.

d. Keamanan dan ketertiban Masjid

e. Memohonkan bantuan satpol PP kepada Bupati.

f. Petugas masjid yang direncanakan diruangan yang disediakan oleh

petugas, dengan tugas sebagai berikut:

- Menjaga keamanan masjid pada malam hari

- Membuka dan menutup pintu gerbang masjid pada malam hari

- Membuka pintu masjid pada malam hari.

5. Sekertaris I

a. Menandatangani surat keluar yang sifatnya resmi (surat tugas,

Depag, BKM, Pemda, dll)

b. Memantau surat masuk dan surat keluar (sudah atau belum

diagenda) kalau perlu surat itu dibalas.

c. Membuat konsep surat yang perlu dibahas

d. Menyetujui (telah membaca) ajuan pinjaman uang.

6. Sekertaris II

a. Menandatangani surat keluar yang sifatnya kedalam (rapat harian,

pleno, dll)

b. Memantau surat masuk dan keluar

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

51

c. Membantu tugas administrasi

7. Bendahara I

a. Pembukuan keuangan masjid secara periodic

b. Menerima uang kotak amal jum'at (dari bendahara II)

c. Menabung ke BRI dan menerima amal yang lewat rekening BRI

d. Membuat RAPB masjid

e. Membuat rekap mingguan dan bulanan serta daftar gaji karyawan

f. Mengeluarkan uang yang telah disetujui ketua umum

8. Bendahara II

a. Menghitung uang hasil kotak amal jum'at

b. Membuat laporan keuangan dipapan pengumuman secara periodik.

c. Membantu tugas bendahara I (tentang pembukuannya).

Realisasi program kerja Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan akan penulis paparkan pada bab III.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

52

BAB III

MANAJEMEN DAN KEPENGURUSAN MASJID AGUNG BAITUL

MA'MUR DALAM DAKWAH ISLAM

3.1. Proses dan Perkembangan Dakwah Islamiyah

Proses dan perkembangan dakwah Islamiyah yang dilaksanakan di

Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan diawali dengan

pembentukan kegiatan dakwah pengajian bapak-bapak atas nama Al-Ma'mur

dan kegiatan dakwah pengajian ibu-ibu atas nama An-Nisa'. Kedua kegiatan

dakwah inilah yang mengawali terbentuknya kegiatan-kegiatan dakwah yang

ada di Masjid Agung Baitul Ma'mur.

Kegiatan pengajian bapak-bapak al-Ma'mur dan pengajian ibu-ibu an-

Nisa' terbentuk pada tahun 1987. Pengajian itu masih aktif sampai sekarang.

Terbentuknya kegiatan dakwah pengajian bapak-bapak al-Ma'mur dan

pengajian ibu-ibu an-Nisa merupakan pemikiran dari masyarakat sekitar

masjid. Yang menjadi sebab terbentuknya kegiatan-kegiatan dakwah tersebut

adalah belum adanya kegiatan keagamaan bagi jama'ah dan masyarakat

lingkungan sekitar Masjid Agung Baitul Ma'mur dan meningkatkan

hubungan keakraban antara sesama jama'ah dan masyarakat sekitar.

Kegiatan dakwah pengajian bapak-bapak atas nama al-Ma'mur

dilaksanakan tiga kali dalam satu bulan yaitu setiap tanggal 10, 20, dan 30.

kegiatan ini diikuti oleh masyarakat sekitar. Sedangkan kegiatan dakwah

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

53

pengajian ibu-ibu atas nama an-Nisa' dilaksanakan satu bulan sekali yang

sudah terjadwal yaitu setiap malam jum'at kliwon. Kegiatan pengajian ini

ditangani langsung oleh ibu-ibu PKK RW 08 Kauman Purwodadi Grobogan.

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan pengajian ibu-ibu an-Nisa', sebagai

berikut:

Tabel 13. Daftar nama ustadz/ustdzh pengajian ibu-ibu An-Nisa'.

TANGGAL NAMA TEMPAT

16-2-2006 Bp. KH. Abdul Syukur Serambi masjid

23-3-2006 Bp. Purbiat Maulana Serambi masjid

27-4-2006 Ibu Sujati Asror Serambi masjid

01-6-2006 Ibu Hj. Sunarti Serambi masjid

06-7-2006 Ibu Muslichah/Bp. Abdul Axis Serambi masjid

10-8-2006 Bp. Taufik WK, SE Serambi masjid

14-9-2006 Bp. KH. Abdul Syukur Serambi masjid

Kegiatan dakwah pengajian ibu-ibu an-Nisa' ini telah terjadwal

selama kurang lebih satu tahun kedepan sehingga mempermudah dan

menunjukkan bahwa kegiatan dakwah tersebut telah terperencana dengan

baik.

Setelah kegiatan dakwah pengajian bapak-bapak atas nama al-

Ma'mur dan pengajian ibu-ibu atas nama an-Nisa sudah berjalan dengan

lancar dan baik, maka pengurus PKM pada tahun 1994 membentuk kegiatan

tilawatul Qur'an. Kegiatan ini ditujukan untuk tingkat anak-anak SD, SMP,

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

54

SMA, dan umum. Terbentuknya kegiatan Tilawatul Qur,an ini mempunyai

tujuan untuk mencerdaskan dan mendidik anak-anak dalam melafalkan dan

memahami al-Qur'an dengan baik dan benar. Kegiatan Tilawatul Qur'an ini

dipanitiai langsung oleh pengurus Pengembangan Kemakmuran Masjid

(PKM) Masjid Agung Baitul Ma'mur yang dilaksanakan setiap satu minggu

sekali yaitu setiap hari ahad (minggu) pukul 08.00 WIB. Dan yang menjadi

ustadz pada kegiatan Tilawatul Qur'an ini adalah ustadz Kamaluddin yang

berdomisili di Jl. Untung Suropati Purwodadi Grobogan.

Perkembangan pengajian Tilawatul Qur'an ini mengalami pasang

surut sebab tergantung kepada jama'ah (peserta). Peserta pengajian ini tidak

terlalu banyak yaitu + 20-an, tetapi pengajian ini tetap aktif sampai sekarang

meskipun pesertanya terkadang sedikit.

Kegiatan pengajian Tilawatul Qur'an ini sangat penting bagi

pendidikan anak-anak dizaman sekarang ini. Kenyataan yang ada anak-anak

dizaman sekarang ini kurang senang jika disuruh mengaji (belajar) al-Qur'an,

padahal al-Qur'an merupakan kitab suci bagi umat muslim dan setiap umat

muslim wajib mempelajarinya dan memahami serta mengamalkan isi

kandungannya. Sangat baik apabila setiap anak mulai dini sudah dikenalkan

kepada al-Qur'an oleh orang tuanya.

Pelaksanaan kegiatan pengajian Tilawatul Qur'an di Masjid Agung

Baitul Ma'mur ini ternyata masih banyak anak-anak sekitar masjid yang tidak

mengetahui bahwa ada kegiatan Tilawatul Qur'an di masjid sebab dari

pengurus sendiri poblikasinya sangat kurang dan terbatas. Setiap kegiatan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

55

semacam ini haruslah dibuat pengumuman dan panflet yang dapat ditempel

sebagai pengumuman agar mereka mengetahi dan mendapat dorongan orang

tua sehingga mereka mempunyai minat untuk mengikutinya.

Dari kegiatan dakwah pengajian Tilawatul Qur'an ini memunculkan

kegiatan dakwah, yaitu pengajian dzikir. Pengajian dzikir ini merupakan

pengajian yang cakupannya lebih luas dibandingkan pengajian Tilawatul

Qur'an, pengajian ini diperntukkan bagi setiap lapisan masyarakat baik mulai

anak-anak, dewasa, dan orang tua.

Pengajian dzikir diadakan sejak tahun 2003. yang dilaksanakan satu

bulan sekali yaitu setiap malam selasa wage. Yang memimpin pengajian ini

adalah KH. Abdul Wahid Zuhdi dari Bandungsari Kecamatan Ngaringan

Kabupaten Grobogan.

Dengan diadakan pengajian dzikir diharapkan setiap lapisan

masyarakat yang mengikutinya bertambah kecintaan, keimanan, dan

ketaqwaannya kepada Allah SWT, sehingga mampu menciptakan

masyarakat Grobogan sebagai masyarakat yang bertaqwa kepada Allah

SWT. Dalam pelaksanaanya, pengajian dzikir mendapat respon baik dari

masyarakat dan yang menjadi jama'ah lebih banyak dibandingkan pengajian

Tilawatul Qur'an yaitu sekitar + 1000 – 1500 jama'ah.10

Dengan keberhasilan kegiatan dakwah pengajian dzikir tersebut, pada

bulan juni tahun 2004 telah terbentuk kegiatan dakwah baru yaitu "Jama'ah

Dzikir dan Maulid Ahbabul Musthofa" Kabupaten Grobogan. Pada kegiatan

10. Wawancara dengan H. Abdul Syukur, Wakil Ketua Bidang Imaroh I, 5 Mei 2006.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

56

dakwah ini Masjid Agung Baitul Ma'mur hanya dijadikan sebagai tempat,

bukan sebagai pelaksana kegiatan karena pengurus kegiatan dakwah ini

merasa bahwa Masjid Agung Baitul Ma'mur merupakan Masjis Agung yang

cocok dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan dakwah yang mencakup

jama'ah lebih banyak. Kegiatan dakwah ini mengajak kepada jama'ah untuk

meningkatkan rasa taqwa kepada Allah SWT dan rasa cinta kepada Nabi

Muhammad SAW.

Kegiatan dakwah "Jama'ah Dzikir dan Maulid Ahbabul Musthofa"

Kabupaten Grobogan. Kegiatan dakwah ini dilaksanakan selapan (sebulan)

sekali yaitu setiap malam sabtu kliwon, pukul 20.00 – 22.00 WIB. Adapun

acara kegiatannya dimulai dengan pembacaan maulid Simtud Duror dan

Khotib Al-Hadad kemudian dilanjutkan dengan pengajian atau mau'idhoh

hasanah selama + 30 menit (setengah jam), kecuali pada bulan-bulan tertentu

seperti; bulan maulid, bulan rojab, dll pengajian atau mau'idhoh hasanahnya

selama + 60 menit (satu jam).

Selama kurang lebih dua tahun kegiatan dakwah ini telah mengalami

perkembangan yang begitu pesat bagi masyarakat Grobogan. Kegiatan

dakwah ini semakin meningkat dan semakin bertambah jumlah jama'ahnya,

yang semula hanya + 500 jama'ah sekarang sudah mencapai + 2.500 jama'ah.

Perkembangan kegiatan dakwah yang sangat pesat ini tidak mungkin terjadi

begitu saja, malainkan dipengarui oleh kepengurusan yang benar-benar dan

sungguh-sungguh serta struktur kepengurusan yang jelas. Adapaun sususan

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

57

pengurus kegiatan dakwah "Jama'ah Dzikir dan Maulid Ahbabul Musthofa"

Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:

Pelindung : H. Bambang Pujiono, S.H

Penasehat : 1. K. Munawar Kholil

2. Habib Syeh bin Abdul Qodir As-Segaf

3. Habib Umar bin Ahmad Al-Muthohar,

S.H

4. Habib Ali bin Salim As-Segaf

5. Habib Mohammad bin Umar As-Segaf

Ketua : 1. Aslamuddin BMc

2. Miftahud Dzuha

Sekretaris : 1. Habibullah, S.Ag

2. Budi Suyoto, S.pd

Bendahara : 1. Ir. Sukarno

2. Dr. Setiawaan

Bagian-bagian :

Acara : 1. Lizamuddin Kafy

2. Abdul Qodir

Usaha : 1. Sutejo

2. Suyono AHB

Perlengkapan : 1. Sairun

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

58

2. Ahmad Subhan.11

Kegiatan dakwah "Jama'ah Dzikir dan Maulid Ahbabul Musthofa"

bertujuan mengajak umat muslim untuk lebih mencintai Nabi Muhammad

SAW, mentaati, dan mengamalkan sunah-sunahnya, serta mencontoh

akhlaqnya. Kegiatan ini dilaksanakan dan diisi dengan bacaan-bacaan maulid

Nabi Muhammad SAW.

3.2. Kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur

Sebagaimana penulis telah sampaikan pada bab sebelumnya,

bahwasannya Masjid Agung Baitul Ma'mur merupakan masjid milik daerah

Kabupaten Grobogan, sehingga kepengurusanya ditentukan oleh BKM

(Badan Kemakmuran Masjid). Adapun BKM (Badan Kemakmuran Masjid)

adalah badan hukum yang dibentuk oleh Departemen Agama. BKM

mempunyai dua tujuan, yaitu; pertama, menjaga martabat, kesucian,

kehormatan dan kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat Islam atas

dasar taqwa. Kedua, meningkatkan Idaroh, Imaroh, dan Ri'ayah masjid dan

tempat ibadah umat Islam lainnya, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat

ibadah, pusat pendidikan agama Islam non formal dan pemberdayaan

ekonomi umat serta media kesejahteraan umat. Untuk mencapai tujan

tersebut BKM mempunyai usaha-usaha, antara lain;

11. Wawancara dengan Gus Aslamuddin BMc, Ketua I Jama'h Dzikir dan Maulid Ahbabul

Musthofa, 1 Mei 2006.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

59

a. Membantu pembentukan dan penyempurnaan pengurus masjid

b. Memberikan bantuan yang diperlukan baik fisik, maupun non fisik untuk

pembangunan atau rehabilitasi dan pemeliharaan masjid.

c. Membantu pembinaan perpustakaan dan balai kesehatan masjid

d. Membantu pembinaan organisasi dan administrasi pemberdayaan masjid.

e. memberikan bimbingan peningkatan mutu khutbah jum'at, 'Idul Fitri dan

'Idul Adha dengan mengadakan orientasi, penerbitan buku-buku pedoman

dan pemberdayaan masjid.

f. membentu penyelenggarakan pendidikan keagamaan bagi jama'ah masjid

dan remaja masjid, TPA/TPQ dan majlis ta'lim yang berada di masjid.

g. mengusahakan terselenggaranya radio siaran sebagai media dakwah.

h. kegiatan lain yang tidak pertentangan dengan azas dan tujuan BKM.

Pengurus BKM Kabupaten/ Kota terditi dari;

a. Pegawai Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan satuan kerja

lainnya yang terkait serta Majlis 'Ulama (MUI), Dewan Masjid Indonesia

(DMI) dan tokoh masyarakat sebagai anggota;

b. Kepala seksi pemberdayaan masjid atau kepala seksi pendidikan Al-

Qur'an dan pemberdayaan masjid atau kepala seksi Penamas pada Kantor

Departemen Agama kabupaten/Kota karena jabatannya diangkat menjadi

ketua BKM Kabupaten/Kota dan salah satu pegawai seksi pemberdayaan

masjid atau seksi pemberdayaan al-Qur'an dan pemberdayaan masjid atau

seksi Penamas menjadi sekertaris BKM Kabupaten/Kota;

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

60

c. Pengurs BKM Kabupaten atau Kota minimal 9 (Sembilan) orang terdiri

dari ketua, sekretaris, bendahara, bidang Idaroh, Imaroh, dan Ri'ayah.

Bahwasannya Pengurus Pengelola Kemakmuran Masjid (PKM)

Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan ini diangkat dan

diberhentikan oleh Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Kabupaten

Grobogan. Adapun susunan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan terdiri dari; pelindung, ketua, sekertaris umum bidang Idaroh,

bendahara, Wakil Ketua bidang Ri'ayah, dan wakil ketua bidang Imaroh.12

3.3. Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen

Pada dasarnya manajemen masjid merupakan satu kesatuan yang utuh

dan tidak mungkin dipisahkan. Fungsi utama masjid tidak hanya sebagai

tempat ibadah, maka dalam pembangunannya harus tersusun secara

sistemetis. Oleh karena itu dalam membangun masjid tidak boleh

mengabaikan fungsi masjid yang merupakan tempat suci, dihormati,

dipelihara dan dijaga oleh pengurus maupun jama'anya. Untuk menuju

masjid yang baik dan memberi manfa'at kapada umat atau masyarakat

disekitarnya maka pengelola Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan menempuh berbagai cara untuk mengelola, memperbaiki dan

membina masjid tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjadikan Masjid Agung

Baitul Ma'mur ini dalam satu sistem yang utuh, maka diperlukan sebuah

proses manajemen yang baik, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

12 . Wawancara dengan Drs. H. Rusdiyat, Sekertaris Umum Bidang Idaroh, 2 Maret 2006.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

61

Perencanaan. Sistem perencanaan yang dilaksanakan oleh

pengurus masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan lebih

cenderung menggunakan sitem formal yaitu pengurus mengadakan rapat

atau musyawarah untuk menentukan program kerja yang akan

dilaksanakan selama satu periode. Adapun rapat atau musyawarah

tersebut dilakukan pada tanggal 1 mei 2002 dan tanggal 29 mei 2002

rapat pemutakhiran program kerja PKM (Pengelola Kemakmuran

Masjid) dan rencana Maulud Nabi Muhammad SAW, dari hasil rapat

atau musyawarah itu diteruskan dengan pelaksanaan.

Secara administrasif, pengurus PKM Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan setiap satu bulan sekali, yaitu minggu ke

dua hari rabo malam kamis mengadakan rapat atau musyawarah sehingga

dengan musyawarah tersebut diharapkan dapat memajukan masjid.13

a. Perencanaan Secara Fisik Masjid

Perencanaan secara fisik ini menyangkut urusan atau masalah

fisik atau bangunan masjid. Termasuk didalamnya mengenai

bangunan masjid itu sendiri, administrasi dan barang-barang

perlengkapan masjid. Pada periode kepengurusan 2002 sampai

dengan sekarang ini Pengurus PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur

Purwodadi Grobogan memiliki atau menetapkan beberapa

perencanaan, antara lain;

1) Perencanaan mengenai bangunan Masjid Agung Baitul Ma'mur

13 . Wawancara dengan Drs. H. Rusdiyat, Sekertaris Umum Bidang Idaro, 2 Maret 2006.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

62

Secara garis besar perencanaan yang dilakukan oleh

pengurus Masjid Agung Baitul Ma'mur adalah merenovasi

masjid. Renovasi masjid tersebut telah terlaksana pada awal

kepengurusan periode ini, meliputi; serambi kanan, serambi kiri,

tempat wudhu pria, tempat wudhu wanita, toilet, kantor, ruang

perpustakaan, ruang MBT, kantor petugas, dan pagar masjid.

Renovasi tersebut dengan perubahan APBD Kabupaten Grobogan

Sebesar Rp. 497.071.000,- (empat ratus sembilan puluh tujuh juta

tujuh puluh satu ribu rupiah).

Setelah merenovasi masjid maka perencanaan selanjutnya

adalah merawat dan menjaga kebersihan masjid tersebut. Hal ini

terbukti dengan dibentuknya petugas-petugas kebersihan, antara

lain;

- Samsul; tugasnya: mengepel, menabuh bedug,

membersihkan langit-langit atau atap, menaikkan air wudhu.

- Djijo; tugasnya: membersihkan tempat wudhu dan toilet.

- Kamim; tugasnya: menyapu halaman depan, kanan dan kiri

masjid, membersihkan kaca, dan membersihkan saluran air.

- Samsul, Djijo, dan Kamim; tugasnya: membersihkan karpet

satu minggu sekali setiap hari jum'at dan pagi.14

14 . Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan, periode

2006 sampai sekarang.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

63

2) Perencanaan Administrasi Masjid

Perencanaan administrasi masjid merupakan suatu hal

yang sangat membantu terciptanya sebuah kegiatan yang

diadakan di masjid. Dalam hal ini pengurus Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan menyediakan kantor PKM yang

terletak disebelah utara masjid yang bersebelahan dengan kantor

BMT dan kantor perpustakaan. Untuk menunjang kelancaran

pengatministrasian pengurus PKM Masjid Agung baitul Ma'mur

Purwodadi Grobogan mengangkat petugas atau karyawan khusus

dibidangnya yang bertugas sebagai Tata Usaha perkantoran

Masjid, tugas yang diberikan antara lain; mengagendakan seluruh

surat masuk maupun surat keluar, mempersiapkan rapat-rapat

yang bekerja sama dengan pengurus harian (ketua umum dan

sekretaris) dan membantu proses kelancaran kegiatan-kegiatan

yang diemban oleh pengurus.

3) Perencanaan Barang-Barang Masjid

Selain beberapa planning diatas, pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur purwodadi Grobogan juga memiliki

planning terhadap barang atau inventaris yang dimiliki masjid.

Karena perlengkapan atau inventaris merupakan sarana untuk

kemajuan masjid maka infentaris tersebut juga harus dipelihara

dan dikelola dengan sebaik mungkin. Dibawah ini akan penulis

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

64

paparkan mengenai data inventaris Masjid Agung Baitul Ma'mu

Purwodadai grobogan, yaitu:15

a. Data Inventaris Masjid Agung Baitul Ma'mur (di dalam

masjid)

Tabel 14. Data inventaris Masjid Agung Batul Ma'mur (di

dalam masjid)

No Jenis Barang Jumlah Tgl/Tahun Keterangan

01 Jam besar (kuno) 01 buah 1989 - 02 Jam besar lonceng 01 buah 1995 Bantuan BKM

Prop 03 Jam dinding 01 buah 1991 Bantuan 04 Lampu hias (besar) 10 buah 1995/1996 Panitia renovasi 05 Lampu krompyong 01 buah 1996 - 06 Lampu otomatis 01 buah 28-11-01 - 07 Mimbar besar +

kursi 01 buah 1995/1996 Panitia renovasi

08 Mimbar podium 01 buah 1995/1996 Panitia renovasi 09 Almari al-Qur'an 07 buah 1993/1999 - 10 Almari soun system 01 buah 1998 - 11 Rekal 11 buah - 01 buah wakaf 12 Al-Qur'an 50 buah 1998 Wakaf 13 Kipas angina 04 buah 1993/1999 - 14 Sketsel besar 04 buah 1994 - 15 Sketsel kecil 01 buah 1996 - 16 Babut hijau 43 buah - Wakaf Dr.

Marsono 17 Karpet merah 01 buah - Wakaf Bp.Soepat

KS 18 Amplifier TOA 01 buah 1993/1999 - 19 Amplifier POWER 01 buah 1994 - 20 Mixer 04 chanel 01 buah 1993 - 21 Mix Condenser

batu 01 buah 1994 -

22 Mix Condenser biasa

02 buah 1994 -

15 . Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan, Periode

2002 smapai dengan sekarang.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

65

23 Tape recorder 01 buah 1995 - 24 Tiang mix 02 buah 1993 - 25 Kabel mix 13 m 1998 - 26 Kaset Qiro'ah - 1994 - 27 Kaset pengajian - 1994 - 28 Salon box150 watt 02 buah 1994 - 29 Sirene 01 buah 1989 - 30 Kotak amal besar 02 buah 1998 - 31 Rukuh 02 buah - Wakaf

b. Data Inventaris Masjid Agung Baitul Ma'mur (di Serambi

Masjid).

Tabel 15. Data inventaris Masjid Agung Baitul Ma'mur (di

serambi masjid)

No Jenis Barang Jumlah Tgl/Tahun Keterangan

01 Jam dinding 03 buah - - 02 Salon panjang 01 buah 1978 Bantuan BRI 03 Salon box 150 watt 06 buah 1994 - 04 Salon box kecil

(inkel) 04 buah 2000 -

05 Kipas angina temple 06 buah 1996/1998 - 06 Tempat sepatu besar 03 buah 1993/2001 - 07 Tempat septum kecil 02 buah 1993 - 08 Lampu hias (besar) 04 buah 1995/1996 - 09 Lampu hias (kecil) 12 buah 1995/1996 Panitia renovasi 10 Lampu kompyong 01 buah 1995/1996 Panitia renovasi 11 Lampu otomatis 01 buah 28-11-01 Panitia renovasi 12 Kentongan 01 buah 1998 - 13 Bedug 01 buah 1956 - 14 Meja 10 buah 1993/1998 - 15 Mimbar besar (kuno) 01 buah 1973 - 16 Mimbar besar 01 buah 1989 - 17 Papan data 01 buah 1996 - 18 Papan pengumuman 02 buah 1978 - 19 Kotak amal 02 buah - - 20 Corong/horn 25 w 05 buah 1996 - 21 Sketsel 07 buah 13-08-01 - 22 Tangga bei 02 buah 1995 -

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

66

besar+kecil 23 Rambu-rambu duduk 05 buah 09-08-99 - 24 Rambu-rambu

temple 16 buah 1997 -

25 Palangan besi 03 buah 2001 -

b. Perencanaan Non Fisik Masjid

Perencanaan non fisik yang dimiliki oleh Masjid Agung

Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan, antara lain;

1) Perencanaan Peribadatan

Peran masjid yang paling utama adalah untuk memotifasi

dan membangkitkan kekuatan ruhaniah dan iman. Suasana yang

berada di masjid (ditempat peribadatan Islam) mendorong

diamalkannya ibadah shalat, karena fungsi ibadah shalat adalah

mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.

Pengurus Pengelola Kemakmuran Masjid (PKM) Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan berusaha

memberikan yang terbaik kepada jama'ah mengenai pelaksanaan

shalat yang dilaksanakan secara berjama'ah, sehingga ibadah

tersebut bermanfa'at. Untuk memberi pelayanan yang terbaik itu

maka pengurus PKM mengelola dengan memilih atau menunjuk

seorang imam yang mampu memberikan yang terbaik untuk

jama'ahnya. Susunan imam harian yang di pilih oleh pengurus

PKM untuk memimpin shalat lima waktu adalah sebagai berikut;

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

67

yang menjadi Mu'adzin pada shalat dzuhur dan 'asar adalah

Fathoni, dan mu'adzin pada shalat maghrib, 'isa, dan subuh adalah

Ikhwan. Adapun yang menjadi imam shalat rowatib (lima waktu)

adalah KH. Mahfud Amrullah.

Shalat jum'at, pelaksanaan shalat jum'at di Masjid Agung

Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan tidak ada ketentuan secara

tertulis mengenai tata cara pelaksanaannya hanya saja imam,

khotib dan mu'adzin telah ditentukan oleh pengurus. Dalam

menentukan atau memilih imam maupun khotib tidak ada syarat

yang khusus.

Adapun jadwal Khotib untuk shalat jum'at di Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan, sebagai berikut:

Tabel 16. Jadwal khotib shalat jum'at di Masjid Agung Baitul

Ma'mur.

HARI/TGL NAMA KHOTIB ALAMAT

Jum'at/3-3-06

Jum'at/10-3-06

Jum'at/17-3-06

Jum'at/24-3-06

Jum'at/31-3-06

Sapari Suripto, Sag

Drs. H. Ni'am Sukri

Purbiyat Maulana

Drs. H. Rif'an Zuhdi

Drs.H.Sri Mulyadi, MM

Depag

Brambangan

Kauman

Depag

Pemda (Ass.III Sekda)

Jum'at/7-4-06

Jum'at/14-4-06

Drs. H.Thanthowi, SH

Drs. Halimi Fatah

Pengadilan Agama

Pengadilan Agama

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

68

Jum'at/21-4-06

Jum'at/28-4-06

H. Bisri, S.Ag

Drs. Suwardi

KUA Kec. Purwodadi

Pengadilan Agama

Jum'at/5-5-06

Jum'at/12-5-06

Jum'at/19-5-06

Jum'at/26-5-06

Purbiat Maulana

H. Abdul Syukur

Drs. H. Ni'am Sukri

Drs. H. Bakri

Kauman

Kauman

Brambangan

Jl. Pahlawan

Jum'at/2-6-06

Jum'at/9-6-06

Jum'at/16-6-06

Jum'at/23-6-06

Jum'at/30-6-06

KH. Hamzah Matni

Drs. Mahbub Ulil Albab

Drs. H. Rif'an Zuhdi

Drs. H.Sri Mulyadi, MM

Drs. H. Muzazin

Jagalan

KUA Kec. Purwodadi

Depag

Pemda (Ass.III Sekda)

Depag

Penjadwal diatas berlaku dalam waktu yang telah

ditentukan. Mengenai penjadwalan shalat jum'at Masjid Agung

Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan adalah sebagai berikut;

setiap dua bulan sekali dibuat jadwal khotbah jum'at yang

disampaikan kepada para khotib yang akan berkhotbah. Untuk

yang bertugas, sebagai bilal shalat jum'at adalah Fathoni yang di

bantu oleh Ikhwan. Adapun yang menjadi imam shalat jum'at

adalah KH. Moch Subadri.

Kegiatan Romadhan, didalam kegiatan Romadhan ini

sudah dapat dipastikan kegiatan sangat padat, diantara kegiatan-

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

69

kegiatan Romadhan yang dilaksanakan di Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan adalah, antara lain:

- Kuliah subuh dilaksanakan sebabis shalat subuh.

- Kuliah dzuhur, dilaksanakan sehabis shalat dzuhur.

- Kuliah senja menjelang buka puasa yang dilanjutkan dengan

buka puasa bersama.

- Sholat tarawih

- Tadarus al-Qur'an yang dilaksanakan setelah shalat tarawih,

meliputi: bapak-bapak, ibu-ibu, remaja putra dan putri

dengan didampingi oleh coordinator yang telah ditunjuk.

- Kuliah ahad pagi bagi remaja dalam bulan romadhan.

- Halal bihalal, dilaksanakan pengurus masjid dengan warga

setempat.16

2) Perencanaan Pembinaan

Pembinaan atau pendidikan merupakan salah satu

tanggung jawab dari fungsi masjid. Masjid telah digunakan

sebagai tempat pendidikan sejak abat awak perkembangan

dakwah Islam, bahkan hingga kini budaya ta'lim yang dilakukan

di masjid masih sangat mudah ditemui (Rifa'I dan Moch

Fakhruroji, 2005: 58). Dalam hal ini pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan merikrut masyarakat

16. Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan, Periode

2003 sampai dengan Sekarang.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

70

sekitarnya baik tua atau muda untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

yang telah disediakan oleh pengurus masjid. Diantara kegiatan-

kegiatan tersebut adalah:

- Pengajian bapak-bapak yang bernama al-Ma'mur yang

dilaksanakan setiap tanggal 10, 20, dan 30 dengan jama'ah

dari warga setempat.

- Pengajian ibu-ibu atas nama An-Nisa' yang ditangani oleh

PKK RW 08 Kauman, setiap malam jum'at yang bertempat

di serambi masjid.

- Pengajian setiap malam sabtu kliwon yang bernama

Jam'iyyah Ahlu Musthafa yang dipimpin/diisi oleh Habib

Syeh bin Abdul Qodir As-Segaf dari solo.

- Setiap malam sabtu kliwon diadakan dzukir bersama yang

dipimpin langsung oleh Kyai dari Bandungsari Grobogan.

- Pengajian umum yang dilaksanakan setiap ada Peringatan

Hari Besar Islam (PHBI) seperti; peringatan Tahun Baru

Hijriyah, peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW,

peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW, peringatan

Nuzulul Qur'an, maupun pengajian lainnya.

- Pendalaman al-Qur'an setiap ahad legi yang diasuh oleh KH.

Baedlowi Samsuri, LC (Brabo) atau KH. Wahid Zuhdi.

Kegiatan tersebut dimulai pukul 06.00 WIB – 08.00 WIB.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

71

- Jam'iyyatul Quro', dilaksanakan setiap hari ahad pukul 09.00

WIB – 11.30 WIB.

- Kuliah ahad pagi bagi remaja dalam bulan romadhan.17

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing), untuk melaksanakan kegiatan

dakwah pengurus Pengelola Kemakmuran Masjid (PKM) Masjid Agung

Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan tidak selalu membentuk pengurus

baru yang sifatnya temporer. Sama kegiatan dakwahnya baik berupa

kegiatan rutin maupun kegiatan peringatan-peringatan Hari Besar Islam,

semua itu langsung menjadi tugas dan tanggung jawab pengurus PKM

masjid sendiri. Seperti yang telah penulis sampaikan diatas bahwasannya

untuk pemilihan pengurus Pengelola Kemakmuran Masjid (PKM) Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan itu tidak dilakukan dengan

musyawarah. Melainkan pengurus PKM ditunjuk langsung oleh Badan

Kesejahteraan Masjid (BKM) Kabupaten Grobogan yang dibentuk oleh

Departemen Agama.

Berkenaan dengan hal ini, yang menjalankan pengelolaan yang

paling penting dan utama adalah yang menjalankan atau melaksanakan

pengeloaan yaitu pengelola atau disebut dengan pengurus masjid.

Pengelolaan masjid menempati posisi yang sangat penting dan sekaligus

kompleks, kerena berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan agar lebih

efektif dan efesien. Cara dan pola kerja efektif dan efesien ini tidak dapat

17 . Wawancara dengan H. Abd. Syukur, Wakil Ketua Bidang Imaroh I, 2 Maret 2006.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

72

dilakukan oleh satu atau dua orang saja, apalagi pengurus masjid yang

artinya hampir sama dengan mengelola umat itu sendiri. Pada Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan terdapat kepengurusan yang

berbentuk dalam sebuah organisasi yang berusaha mengembangkan

kegiatan dan membina dakwah kepada umat Islam. Kepengurusan dalam

organisasi Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan, sebagai

berikut:

a. PELINDUNG:

1. H. Salman Agus Supriyanto, SE

2. Septa Yuardi

3. Bambang Pujiono, SH

4. KH. Hamzah Matni

5. Drs. Sulomo

6. KH. Moh Subadri. AM

7. Abdul Manan, S.Ag

b. KETUA : H. Mahfudz Amrullah

c. SEKRETARIS UMUM BIDANG IDAROH : Drs. H. Rusdiyat

SEKRETARIS I : Drs. Mad Sa'id , M.Ag

SEKRETARIS II : Fauzan S.Ag

SEKRETARIS III : Sutrisno

d. BENDAHARA I : H. Abdul Rohman

BENDAHARA II : Supaat, KS

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

73

e. WAKIL KETUA BIDANG RI'AYAH : Drs. H. Supomo

ANGGOTA:

1. Drs. Sutomo HP, SH. MM

2. Drs. H. Yahmo Sumarmo

3. Ir. Sudiharjo, MBA

4. Ir. Purwanto, MM

5. Drs. H. Pangkat Djoko Widodo, MM

6. Suhadi, SH

7. Ir. Moh. Chanif, ST

8. Nur Chamid

9. H. Moh. Thoha

10. Samsul Hadi

f. WAKIL KETUA BIDANG IMAROH I : H. Abd. Syukur

ANGGOTA:

1. Drs. Rif'an Zuhdi

2. Supirno

3. Ny. Suyati Asror

4. Ny. Muslichah

5. Ny. Abdul Ghani

6. Fathoni Nawawi

7. Ichwan

g. WAKIL KETUA BIDANG IMAROH II:

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

74

Drs. Much Mahbub Ulil Albab

ANGGOTA:

1. Drs. H. Ni'am Syukri

2. M. Taufiq Wk, SE

3. Rosjidi Yusuf

4. Hasan Taufiq

5. Musyafa' Achmad, S.Ag

6. H. Ali Musta'in

h. WAKIL KETUA BIDANG IMAROH III : Drs. H. Akhmadun

ANGGOTA:

1. Moch. Sugiyono

2. Hadi Subroto Aji, SH

3. Suryanto

4. Lis Hadi

Dari jumlah semua pengurus terdiri dari 45 orang, yang terdiri

dari; pelindung 7 orang, ketua 1 orang, sekretaris 4 orang, bendahara 2

orang, wakil ketua bidang Ri'ayah dan anggota 11 orang, wakil ketua

bidang Imaroh I dan Anggota 8 orang, wakil ketua bidang Imaro II dan

Anggota 7 orang, wakil ketua bidang Imaroh III dan anggota 5 orang.

Menurut fungsinya maka para dewan memiliki tugas antara lain;

dewan pelindung mempunyai tugas untuk memberikan perlindungan

terhadap pelaksanaan kegiatan baik mengenai masalah kegiatan dakwah

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

75

masjid (pembangunan fisik masjid) maupun kegiatan-kegiatan dakwah

non fisik. Ketua mempunyai tugas untuk memantau tugas-tugas bidang

Idaroh, bidang Ri'ayah, dan bidang Imaroh. Sedangkan bidang Idaroh

mempunyai tugas dalam pengadministrasian atau surat menyurat dengan

cara mengagendakan seluruh surat masuk maupun surat keluar, dan

menentukan jadwal dan mengagendakan atau mempersiapkan rapat-rapat

yang bekerjasama dengan pengurus harian dan membentu proses

kelancaran kegiatan-kegiatan yang diemban oleh pengurus.

Bidang Ri'ayah mempunyai tugas dalam hal perawatan dan

kebersihan masjid dan lingkungannya, mengusahakan kesejahteraan

petugas-petugas dan karyawan-karyawan masjid dengan mengadakan

bimbingan-bimbingan dan perhatian berupa peningkatan HR dan insentif

sesuai dengan kemampuan keuangan PKM di masjid, dan bidang Ri'ayah

juga bertugas untuk melakukan pendataan barang-barang masjid yang

dibantu oleh petugas peradministrasian dengan melihat perkembangan

barang, bagaimana dan kapan barang tersebut masuk atau didapat atau

dibeli oleh masjid.

Bidang Imaroh mempunyai tugas untuk mempersiapkan,

menjadwal dan mengatur jalannya peribadatan baik shalat fardhu, shalat

'Id, shalat tarawih, dan shalat sunah. Disamping itu bidang Imaroh juga

mempunyai tugas dalam hal pengajian, baik itu pengajian rutin yang

sudah berjalan ataupun pengajian Peringatan Hari Besar Islam (PHBI),

juga mempunyai tugas untuk mengadakan kegiatan pada bulan suci

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

76

romadhan seperti; kuliah subuh, kuliah dzuhur, kuliah senja yang

dilanjutkan dengan buka bersama, tadarus al-Qur'an yang dilaksanakan

setelah shalat tarawih, dan halal bihalal. Disamping itu jugan bidang

Idaro bertugas membentuk kepanitiaan Qorban, untuk pendistribusian

daging qprban kepada penduduk atau masyarakat setempat.18

Mengenai latar belakang pengurus PKM Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan, dilihat dari usianya rata-rata berusia 40

tahun keatas dan dilihat dari segi pendidikan formal kebanyakan sarjana

atau perguruan tinggi. Kepengurusan tersebut dibentuk setiap 4 tahun

sekali, tetapi pada periode 2002 sampai dengan 2005 belum ada

pergantian pengurus sehingga sampai sekarang yang bertugas

menjalankan kegiatan-kegiatan dakwah adalah masih pengurus periode

2002 sampai dengan 2005.

3. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan (actuating), kegiatan penggerakan memang selalu

dilaksanakan di Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan agar

para pengurus dapat dan bersedia untuk mengerjakan tugas-tugas atau

kegiatan-kegiatan dakwak yang telah direncana sehingga dapat berjalan

secara efektif dan efesien sebagaimana yang telah diharapkan. Pada

18 . Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur, Periode 2002 sampai dengan

sekarang.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

77

dasarnya penggerakan berusaha untuk menumbuhkan ethos kerja yang

baik, bukan saja dalam aktivitasnya tetapi mencakup tanggung jawab

sosial keagamaan, pembinaan profesi serta tercapainya tujuan sumua

kegiatan dan dakwah yang dilakukan oleh Masjid Agung Baitul Ma'mur

Purwodadi Grobogan yang disebabkan oleh semangat kerja dan tanggung

jawab pengurus PKM masjid.

Bentuk penggerakan yang dilakukan oleh pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan adalah, sebagai berikut;

Pertama, mengadakan pertemuan-pertemuan yang telah

ditetapkan yaitu pertemuan atau rapat yang dilakukan dua munggu sekali

yang membahas tentang keuangan, kegiatan yang telah disusun (program

kerja), kebersihan, keamanan masjid, dan lain sebagainya.

Kedua, adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang satu

dengan bidang yang lain atau pengurus satu dengan pengurus yang lain

sehingga mereka akan jelas untuk melakukan tugasnya dan tidak terjadi

tabrakan dalam menjalankan tugas yang telah direncanakan sehingga

dapat memperoleh hasil dengan maksimal.

Ketiga, adanya anggaran (menggali sumber-sumber pendapatan).

Adapun yang menjadi sumber dana atau pendapatan Masjid Agung

Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan adalah APBD Pemerintah

Kabupaten Grobogan karena masjid itu milik Pemerintah Kabupaten

Grobogan. Disamping itu juga memperoleh dana dari suadaya murni

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

78

(jama'ah shalat jum'at), dan donatur tetap. Dengan adanya anggaran atau

dana yang dimiliki, maka sudah barang tentu penggerakan akan lebih

mudah dan kegiatanpun akan cepat berjalan dan hasilnyapun akan

memuaskan. Tanpa dana atau anggaran kegiatan-kegiatan yang sudah

terencana akan sulit terlaksana.

Keempat, tertip administrasi; mulai dari material, kekayaan

masjid (barang-barang yang dimiliki masjid), dan tertip keuangan. Itu

semua akan mempermudah untuk mempengarui dalam menggerakkan

pengurus masjid.

Penggerakan juga dilaksanakan oleh pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan pada saat setelah rencana

dihasilkan, maupun ketika kegiatan sedang berlangsung. Jadi

penggerakan tidak terbatas dengan waktu karena setiap saat atau

sewaktu-waktu bisa saja dilaksanakan. Untuk menggerakkan perlu

adanya semangat, ketika memberikan semangat adakalanya dengan cara

intruksi, memberi petunjuk atau dengan bimbingan dan dorongan, serta

dapat memberikan hadiah atau bonus kepada sesama pengurus. Pengurus

merupakan team work yang harus selalu kompak atau bekerja sama

dalam menjalankan setiap kegiatan, maka dalam setiap gerak untuk

menjalankan sebuah rencana yang telah tersusun sangat dibutuhkan rasa

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

79

tanggung jawab yang tinggi dan selalu menjaga kedisiplinan sehingga

akan memberikan atau memperoleh hasil yang terbaik atau memuaskan.19

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (controlling), kegiatan pengawasan yang dilakukan

oleh pengurus PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan

terhadap kegiatan dakwah yang dilaksanakan adalah sangat sederhana.

Diantara pengawasan atau controlling yang dilakukan oleh pengurus

PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur adalah, sebagai berikut;

Pertama, pengurus PKM masjid memberikan dan menyerahkan

tanggung jawab kepada pengurus yang berdomisili dekat dengan masjid

sehingga diharapkan mereka dapat memantau setiap kegiatan yang

sedang terlaksana apakah kegiatan itu berjalan dengan baik atau tidak.

Kedua, mengadakan forum atau rapat; pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan mengadakan rapat dua

minggu sekali yaitu setiap hari rabo malam kamis, rapat tersebut

merupakan rapat yang membahas tiap-tiap program yang akan dijalankan

dan setiap bidang melaporkan setiap kegiatan yang sedang terlaksana

ataupun sudah terlaksan, maka dengan laporan semacam ini dapat

diketahui sejauh mana keberhasilan setiap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

19 . Wawancara dengan Drs. H. Rusdiyat, Sekertaris Umum Bidang Idaroh, 2 Maret

2006.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

80

Ketiga, dengan pendataan jumlah jama'ah; dengan mendata para

jama'ah baik itu dalam peribadatan shalat maupun pengajian-pengajian

rutin yang diadakan dengan memperbandingkan jumlah jama'ah kemarin,

maka pendataan semacam ini dapat mengetahui perkembangan kwantitas

jama'ah masjid.

Kepengurusan masjid yang kinerjanya lebih berbentuk suatu team

apabila terjadi suatu kekeliruan dan kelaian atau apapun yang

berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan masjid yang menjadi

tugasnya, maka hanya ditegur dan diingatkan saja, tidak ada sanksi

khusus yang diberikannya karena kinerjanya lebih mengutamakan suatu

pengapdian. Di Masjid Agung Baitul Ma'mur ini waktu pengawasannya

juga dilaksanakan secara non periodik, pengawasan dapat dilaksanakan

setiap waktu, setiap saat dan pengawasan dilakukan dengan cara

pengawasan langsung maupun tidak langsung yaitu dengan melalui

laporan.20

20 . Wawancara dengan Drs. H. Rusdiyat, Sekretaris Umum Bidang Idaroh, 2 Maret

2006.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

81

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN DAN KEPENGURUSAN MASJID AGUNG

BAITUL MA'MUR DALAM DAKWAH ISLAM

4.1. Analisis Tentang Kepengurusan Masjid Baitul Ma'mur

1. Cara Pembentukan Kepengurusan Masjid

Untuk mencapai suatu masjid yang berfungsi menciptakan

masyarakat yang ideal tentu tidak mudah. Harus memiliki pengurus yang

profesional dan memiliki pengetahuan yang luas. Pada dasarnya pengurus

adalah lembaga atau badan dalam organisasi yang bertugas "mengurus"

organisasi, ialah menyelenggarakan usaha dan kegiatan organisasi dalam

perjalanannya menuju tujuan, (Gazalba, 1994: 357).

Kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan,

sebagaimana dipaparkan pada bab III disebut Pengurus Pengelolaan

Kemakmuran Masjid (PKM) Masjid Agung Baitul Ma'mur. Pengurus

PKM Masjid ini dibentuk oleh Badan Kesejahteraan Masjid (BKM)

Kabupaten Grobogan Adapun pengurus BKM Masjid Kabupaten minimal

9 (sembilan) orang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang

Idaroh, Imaroh, dan Ri'ayah serta anggota sesuai dengan kebutuhan.

Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) merupakan badan hukum

yang dibentuk oleh Departemen Agama. Jadi, jelas bahwa pengurus PKM

Masjid Agung Baitul Ma'mur berbeda dengan pengurus masjid-masjid

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

82

pada umumnya. Hal ini karena Masjid Agung Baitul Ma'mur merupakan

Masjid milik Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan sehingga

pengurusnya pun lebih banyak dari orang-orang pemerintahan yang

ditunjuk langsung oleh Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kabupaten

Grobogan yang dibentuk oleh Departemen Agama.

Jumlah pengurus PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan sebanyak 45 orang. Semua pengurus terserap kedalam susunan

pengurus PKM Masjid yang terdiri dari; pelindung, ketua, Skretaris bidang

Idaroh, bendahara, bidang Ri'ayah, dan bidang Imaroh I, II, dan III.

Semua pengurus tersebut akan didayagunakan untuk melaksanakan tugas-

tugas kegiatan dakwah masjid harus dikelompokkan kedalam tugas-tugas

kegiatan yang sudah ditetapkan. Dalam menetapkan pengurus masjid

untuk melaksanakan tugas-tugas kegiatan dakwah harus dipertimbangkan

dengan berbagai aspek, baik dalam bidang pendidikannya, keahliannya,

pengalamannya, dan karakter lain yang dipandang perlu. Dengan demikian

maka dalam pembentukan kepengurusan masjid disesuaikan dengan

bidang profesi dan keahliannya, dan tidak asal menetapkan.

Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa untuk pembentukan

kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur dalam bidang Idaroh, maka

setidaknya adalah dipilih dari orang-orang yang memang mampu

menangani dan mengerti dalam bidang Idaroh atau pengatministrasian.

Begitu juga selanjutnya, untuk menangani atau mengelola bidang Ri'ayah

harus mencari tenaga yang mampu menangi dan mengerti dalam bidang

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

83

Ri'ayah atau mampu menjaga dan merawat masjid dalam hal fisik masjid.

Untuk menangani bidang Imaroh juga dibutuhkan tenaga yang mempunyai

pengalaman dalam bidang itu.

Disamping itu, untuk dapat melaksanakan program atau mencapai

tujuan organisasai masjid. Karena sebaik apapun mekanisme atau sistem

sangat tergantung pada manusianya. Bagi pengurus masjid ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu; watak yang positif, kecakapan, dan

pengetahuan. Karena itu ada baiknya kalau diperinci lagi syarat yang

pertama. Kepribadian seorang pemimpin haruslah:

a. Memiliki aktivitas

b. Tidak bersifat kerenjanaan (emosionalitas)

c. Mempunyai fungsi sekunder (kejiwaan)

d. Memeiliki daya konsentrasi kesadaran yang kuat

e. Memiliki kekuatan daya rohaniah

f. Memiliki kapasitas intelek yang besar. (Gazalba, 1994: 358)

Disamping syarat-syarat diatas, untuk pengurus masjid tentu harus

ditambahkan persyaratan yang paling penting, yang sesungghnya

berimbang dengan syarat-syarat yang lain, yaitu syarat taqwa.

2. Cara Pembidangan

Cara pembidangan kepengurusan Masjid Agung Baitul Ma'mur

seperti yang telah dipaparkan diatas terbagi kedalam tiga bagian umum

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

84

yaitu bagian bidang Idaroh, Ri'ayah, dan Imaroh, dan balum ada

pembagian lebih khusus dalam bidang-bidangnya.

Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan merupakan

masjid daerah yang seharusnya memiliki struktur kepengurusan yang lebih

terinci sehingga mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang lebih

terorganisir, yang secara umum dapat dikelompokkan berupa pendidikan,

pembinaan ekonomi, sosial masyarakat (kesejahteraan, olah raga, panti-

panti asuhan) dan perlu juga diperluas dengan adanya suatu bidang usaha

yang menghasilkan dana untuk melaksanakan program-program masjid,

(Supardi dan Teuku Amiruddin, 2001: 24).

Mengingat Masjid Agung Baitul Ma'mur memiliki wilayah kerja

atau area pembinaan kepada masyarakat yang cakupannya lebih luas maka

untuk masing-masing bidang pengurus masjid dapat membuat struktur

kepengurusan secara sendiri-sendiri sementara pada tingkat koordinator

juga memiliki struktur kepengurusan tersendiri.

Pembidangan kegiatan-kegiatan dakwah kepengurusan masjid

dapat dialokasikan menurut fungsinya, wilayah kegiatannya, proses

kegiatannya, dan menurut rekaannya.

Untuk menunjang pembidangan kegiatan dakwah kepengurusan

masjid perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengetahui sasaran-sasaran kegiatan yang akan dilaksanakan.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

85

b. Membagi pekerjaan atau aktivitas kegiatan dakwah masjid kedalam

bagian-bagian yang terinci dan jelas.

c. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas kegiatan dakwah masjid kedalam

unit-unit praktis yang didasarkan atas persamaan tugas, kepentingan

dan pengelompoan pengurus masjid yang akan mengerjakan tugas-

tugas kegiatan dakwah masjid.

d. Menetapkan kewajiban-kewajiban dan menyediakan peralatan-

peralatan yang dapat menunjang kalancaran kegiatan dakwah masjid.

e. Memberitahukan hasil-hasil yang diharapkan dalam setiap aktivitas

kegiatan dakwah masjid kepada para pengurus masjid. (Machasin,

1987: 39)

Pembidangan kegiatan-kegiatan dakwah masjid menurut wilayah

kerjanya dimaksudkan bahwa suatu tindakan atau aktifitas kegiatan

dakwah masjid dapat berjalan lancar, maka diperlukan pembagian wilayah

kerja dengan cara membagi pekerjaan atau kegiatan dakwah dalam bidang-

bidang, sub bidang sampai kepada unit kerja yang lebih operasional.

Sedangkan pembidangan kegiatan dakwah masjid menurut prosesnya

adalah penetapan cara-cara kerja yang harus ditempuh untuk setiap jenis

kegiatan yang ditetapkan, baik menyangkut methode, prosedur, tehnik

maupun media dan sarana yang akan menunjang efektivitas dan efisiensi

kerja kegiatan-kegiatan masjid itu sendiri. Dan pembidangan kegiatan-

kegiatan masjid menurut rekaannya dimaksudkan sebagai pembagian dan

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

86

pengelompokan kegiatan-kegiatan masjid kedalam jenis-jenisnya, tujuan,

dan sasaran-sasaran yang diharapkan.

Sebagai contoh pembidangan kegiatan-kegiatan dakwah Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan dapat dialokasikan kedalam

bidang Idaroh, bidang Ri'ayah, dan bidang Imaroh. Kemudian bidang-

bidang itu dapat dibagi lagi kedalam departemen-departemen, bagian-

bagian, seksi dan sampai pembagian kerja yang terkecil. Masing-masing

menangani tugas pekerjaan tertentu sehingga arah pekerjaan itu tidak

simpang siur.

3. Cara Penetapan Program

Sejalan dengan tujuan-tujuan dakwah Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan maka perlu dirumuskan atau ditetapkan

program-program kegiatan yang akan dilaksanakan, sebagaimana

program-program Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan

yang telah penulis paparkan dalam bab sebelumnya. Program itu harus

dipertimbangkan dengan problema-problema jamaah yang ada dan

membutuhkan perhatian segera. Seperti problema-problema jamaah yang

harus dialokasikan terlebih dahulu, kemudian dipilih dalam skala prioritas

tertentu. Mana prioritas masalah yang perlu diutamakan, bagaimana

alokasi waktu untuk menyelesaikan suatu masalah yang menjadi prioritas

utama, bagaimana untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan masjid itu (baik

menyangkut methode, prosedur maupun teknik kerjanya, bagaimana

membiayai penyelenggaraan kegiatan-kegiatan masjid itu dan sebagainya,

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

87

harus disusun secara sistematik dan terprogram. Dengan demikian urutan-

urutan kegiatan masjid akan teratur, tidak asal dikerjakan saja. (Machasin,

1987: 35)

Terlepas dari program-program Masjid Agung Baitul Ma'mur

Purwodadi Grobogan yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya,

maka yang paling penting suatu program kegiatan masjid harus disusun

berdasarkan problema jamaah masjid yang ada dan membutuhkan

perhatian dengan segera. Program-program itu itu harus disusun dalam

suatu gambaran kerja secara praktis sehingga bentuk kegiatannya jelas.

Semua ini tergantung pada keadaan yang ada, kemampuan pengurus PKM

masjid, dana yang tersedia, serta faktor-faktor pendukung lainnya.

4.2. Analisis tentang Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen pada Proses

Pengelolaan Dakwah Islamiyah di Masjid Baitul Ma'mur

Masjid merupakan tempat untuk pembinaan umat, dan sebagai

tempat untuk beribadah seorang hamba kepada Tuhannya, sebagai tempat

untuk dakwah Islamiyah dan sebagai tempat untuk sosialisasi

kemasyarakatan, dan lain-lain, maka sudah barang tentu dalam setiap proses

dakwah yang dilakukan oleh masjid menghendaki hasil yang baik, yaitu

mampu memberikan pengaruh, dasar, arah, dan dorongan kepada jama'ah

atas perubahan sosio-kultural secara Islami. Untuk mewujudkan semua itu

dibutuhkan suatu manajemen yang mampu dan baik sehingga dengan

tenaga, biaya dan sumber daya yang terbatas dapat diperoleh hasil yang

sebaik-baiknya.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

88

Dalam bab III, telah penulis paparkan tentang penerapan fungsi-

fungsi manajemen pada proses pengelolaan dakwah Islamiyah di Masjid

Baitul Ma'mur, maka dalam bab IV ini penulis akan menganalisa tentang

penerapan fungsi-fungsi manajemen pada kepengurusan Masjid Agung

Baitul Ma'mur dalam pengembangan dakwah Islamiyah di Purwodadi

Grobogan, sebagai berikut:

1. Analisis tentang Perencanaan (Planning) Masjid Baitul Ma'mur

Agar setiap kegiatan dakwah dapat berjalan dengan baik, maka

setiap kegiatan harus direncanakan terlebih dahulu secara matang, maka

perencanaan dakwah suatu ketentuan, keputusan dan persiapan yang

harus dipersiapkan dalam suatu aktifitas dakwah untuk menciptakan

kondisi kehidupan beragama Islam yang lebih baik. Ketentuan atau

persiapan ini merupakan gambaran tentang tujuan atau keinginan yang

diharapkan dan bagai mana cara mewujudkan atau mencapai tujuan

tersebut dengan hasil yang sebaik-baiknya. Dengan demikian

perencanaan dakwah Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan dapat diartikan sebagi perumusan, penetapan secara

sistemetik mengenai tujuan-tujuan dakwah (what), cara mencapai tujuan

dakwah yang diinginkan (how), faktor yang melatar belakangi

dilaksanakan dakwah (why), sarana dan prasarana yang mendukung

aktivitas dakwah (where), waktu pelaksanaan aktifitas dakwah dan

tenaga yang akan diberi tugas untuk melaksanakan dakwah (when).

Semua aspek dasar yang harus dirumuskan itu harus disusun secara

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

89

logis, rasional, sistematik dan jelas, sehingga setiap tindakan dakwah itu

nantinya akan dapat dinilai hasilnya.

Perencanaan sangat penting sebagai penetapan fokus dan sebagai

jalan yang akan ditempuh sehingga semua recources dapat kita

pergunakan sebesar-besarnya untuk mencapai tujuan dan fokus yang

sudah ditetapkan ini. tanpa perencanaan maka pekerjaan akan akan

centang perenang, tidak menentu, dan tidak terfokus sehingga terjadi

penghamburan sumber-sumber kekayaan yang dimiliki yang justru tidak

disukai oleh Allah SWT. (Harahap, 1993: 31).

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan pada pengurus PKM

Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan bahwa ada waktu

khusus bagi para pengurus untuk rapat atau musyawah, dimana ide-ide

dapat dituangkan dan dibahas sehingga menjadi sebuah rencana

kegiatan dakwah masjid.

Dari beberapa perencanaan Masjid Agung Baitul Ma'mur secara

fisik yaitu pada kepengurusan bidang riayah adalah merenovasi

bangunan masjid dan memantau serta menjadi koordinator agar

terciptanya kebersihan, keamanan, dan ketertiban masjid, memang harus

dilakukan karena penampilan secara fisik hendaknya memberikan kesan

bahwa bangunan masjid tersebut kokoh, teratur dan mencerminkan

kesatuan bentuk fisik dengan fungsi dan lingkungan sekelilingnya.

Selain itu kebersihan, keindahan, dan ketertiban dapat membut

ketenangan hati jama'ah sehingga dapat menciptakan kekhusu'an

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

90

terhadap jama'ah itu sendiri ketika mereka melakukan ibadah. Diantara

rencana yang direnovasi mengenai tata bangunan atau merenovasi

masjid, serambi kanan, serambi kiri, tempat wudhu pria dan wanita,

toilet, kantor, ruang perpustakaan, bidang, pagar, dan kantor petugas.

Semua itu sudah terlaksan pada awal tahun kepengurusan periode ini

yaitu tahun 2002 dengan perubahan APBD Kabupaten Grobogan

sebesar 497.071.000,- (empat ratus sembilan puluh tujuh juta tujuh

puluh satu ribu rupiah). Yang paling penting dari semua itu adalah

melakukan perawatan masjid agar masjid tetap kokoh, bersih dan indah

dipandang. Hal ini sudah terlihat pada Masjid Agung Baitul Ma'mur,

dimana masjid tersebut membentuk atau menugaskan orang-orang yang

bertanggung jawab dalam kebersihan dan keamanan masjid yang

dilakukan setiap hari. Pengurus PKM masjid merencanakan agar

petugas keamanan menetap diruangan yang telah disediakan agar

menjaga keamanan masjid pada malam hari, membuka dan menutup

gerbang masjid pada malam hari, dan membuka pintu masjid pada

malam hari.

Pada bidang idaroh, agar pengelolaan Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan dapat berjalan dengan baik dan teratur

maka dibutuhkan administrasi yang baik juga. Pada hakikatnya

administrasi adalah tata penyelenggaraan dari pada keputusan-

kepurusan seseorang atau suatu penggambaran tugas atau pengusaha

didalam rangka suatu politik cina mencapai suatu tujuan (Admosudirjo,

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

91

1980: 34). Administrasi ini memang harus dijalankan untuk mengatur

dan menata bagian-bagian yang perlu dibukukan. Untuk pengaturan

keperluan administrasi disediakan kantor PKM Masjid Agung Baitul

Ma'mur yang terletak disebelah utara yang bersebelahan dengan kantor

BMT dan perpustakaan. Untuk menunjang kelancaran

pengadministrasian pengurus PKM masjid mengangkat petugas atau

karyawan khusus dibidangnya yang bertugas sebagai tata usaha

perkantoran masjid yang tugasnya adalah mengagendakan seluruh surat

masuk maupun surat keluar, mempersiapkan rapat-rapat yang

bekerjasama dengan pengurus harian dan membantu proses kelancaran

kegiatan-kegiatan yang diemban oleh pengurus.21

Perencanaan sangat penting untuk dasar penyusunan kerja dan

penyusunan struktur organisasi, tanpa perencanaan, tanpa tujuan yang

akan dicapai bagaimana mungkin kita menyusun langkah-langkah dan

lembaga yang akan mengerjakannya tujuan itu akan tercapai dengan

melakukan berbagai langkah. Langkah kebijaksanaan ini akan

dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh orang yang ditunjuk dan

ditugaskan untuk mencapainya. Ada beberapa pendekatan dalam

penyusunan rencana. Mulai dari pendekatan otokratis, demokratis,

sampai pada metode campuran. (Harahap, 1993:32).

21 . Wawancara dengan Drs. H. Rusdiyat, Sekretaris Umum Bidang Idaroh, 2 Maret

2006.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

92

a. Otokratis

Otokratis berarti rencana disusun oleh orang tertentu

biasanya kaum elit atau atasan langsung. Tidak melibatkan bawahan

sama sekali. Namun bukan berarti tidak memikirkan keadaan

bawahan. Dalam kaitannya dengan manajemen masjid maka

perencanaan ini dapat dirumuskan oleh Dewan Masjid, bisa oleh

pemerintah bisa penguat adat, aparatur lurah, dan kaum intelektual

didaerah itu. Tanpa mengikutsertakan jama'ah.

b. Demokratis

Dalam metode ini perencanaan diserahkan pada anggota atau

jama'ah. Mereka diminta merumuskan apa yang akan kita capai dan

apa yang akan kita lakukan nanti. Suara mereka didengar, saran

mereka dipertimbangkan dan keputusan diantara mereka diambil.

Pemimpin mayarakat perpedoman pada suara terbanyak dari

jama'ahnya.

c. Campuran

Dalam metode ini bisa saja atasan memberikan beberapa

patokan harus ini harus itu, yang ini boleh yang ini dapat

didiskusikan. Masalah ini wewenang pusat yang ini wewenang

daerah, dan sebagainya. Jadi pendekatannya adalah

mengkombinasikan kedua sistem diatas.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

93

Ternyata di Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan

dalam menyusun perencanaan mengadakan pendekatan demokratis yaitu

pengurus PKM masjid mengadakan rapat, tidak hanya pengurus harian

tetapi juga diikuti oleh penurus-pengurus yang lain dan setiap pengurus itu

mempunyai hak suara untuk memberikan ide dan saran dalam menyusun

perencanaan masjid.

Dalam merumuskan rencana biasanya dapat dilakukan analisis

WOTS UP (Weakness, Opportunity, Threats, Strength, Underlying Plan).

(Harahap, 1993: 33). Termologi ini akan penulis jelaskan sebagai berikut.

a. Weakness

Dalam hal ini dicari dan dirumuskan kelemahan-kelemahan

yang dimiliki masjid dan lingkungnnya.

b. Opportunity

Disini dijelaskan berbagai kemungkinan peluang yang dapat

dimanfa'atkan untuk mencapai tujuan.

c. Threats

Disini dirumuskan ancaman-ancaman yang mungkin dapat

terjadi dalam mencapai tujuan jama'ah.

d. Strength

Disini dirumuskan apa kekuatan yang dimiliki yang dapat

dimanfa'atkan untuk mencapai tujuan.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

94

e. Underlying Plan

Dari berbagai rumusan diatas maka dirumuskan rencana yang

akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

Dengan adanya perencanaan yang jelas dan matang akan

memberikan konstribusi yang amat besar bagi perkembangan Masjid

Agung Baitul Ma'mur sehingga masjid tersebut menjadi hidup dan

semarak dengan bentuk-bentuk kegiatan.

Pada kepengurusan bidang imaroh membawahi dan bertanggung

jawab dalam setiap kegiatan-kegiatan dakwah di Masjid Agung Baitul

Ma'mur, diantara kegiatan-kegiatan dakwah di Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan antara lain;

a. Shalat lima waktu

Dalam ibadah shalat di Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan pengurus telah menyusun jadwal, menentukan imamnya,

dan menentukan mua'adzinnya. Hal itu dimaksudkan agar jama'ah

tidak jenuh dan bosan.

b. Shalat jum'at

Dalam pelaksanaan ibadah shalat jum'at di Masjid Agung Baitul

Ma'mur Purwodadi Grobogan pengurus telah menyusun jadwal bagi

petugas yang memimpin (imam) shalat jum'at, khotib dan bilal.

Penjadwalan dilaksanakan setiap dua bulan sekali dengan khotib yang

berbeda. Sebagaimana yang telah penulis uraikan dalam bab

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

95

sebelumnya. Jadwal yang telah tersusun atau terbentuk langsung

disampaikan kepada para khotib yang akan berkhotbah, dengan tujuan

agar mereka mempunyai persiapan terlebih dahulu sesuai dengan tema

yang telah ditentukan.

c. Pengajian

Kegiatan pengajian rutin di Masjid Agung Baitul Ma'mur

Purwodadi Grobogan telah terjadwal dengan rapi, seperti; pengajian

bapak-bapak atas nama al-Makmur yang dilaksanakan setiap tanggal

10, 20, dan 30. pengajian ibu-ibu atas nama An-Nisa' yang ditangani

oleh PKK RW 08 Kauman dilaksanakan setiap malam jum'at,

pengajian Ahbabul musthofa dilaksanakan setiap malam sabtu kliwon,

dan dzikir bersama dilaksanakan setiap malam jum'at kliwon. Dengan

jadwal semacam itu supaya mempermudah jama'ah yang mengikuti

kegiatan pengajian tersebut.

Pengajian Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dilaksanakan

sesuai dengan peringatan hari besar Islam yang sedang berjalan dengan

pelaksanaannya dilserahkan kepada IRMA dan karang taruna

setempat. Sedangkan pembicara diambil dari luar maupun dari dalam

kepengurusan tersendiri sesuai dengan hasil kesepakatan panitia.

Untuk dana ataupun kebutuhan dibebankan kepada bendahara PKM

setelah mendapat persetujuan dari ketua umum PKM.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

96

d. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan

Kegiatan lain yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan

yang diadakan di Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan

adalah membentuk kepanitiaan qorban, untuk pendistribusian

dagingnya dibagikan kepada penduduk atau masyarakat. Disampaing

itu juga dibentuk kepanitiaan zakat fitrah dan zakat mal, dengan

adanya kepanitiaan maka pendistribusian zakat tersebut akan sesuai

dengan syairat Islam (tidak salah dalam pendistribusian).

Dalam bulan suci Romadhan di masjid Agung Baitul Ma'mur

diadakan kegiatan-kegiatan yang telah diatur oleh panitia. Kegiatan

yang ada antara lain; shalat tarawih, tadarus al-Qur'an, pengajian

Romadhon (kuliah subuh, kuliah dzuhur dan kuliah senja), buka

bersama. Dengan semua kegiatan yang diadakan di Masjid Agung

Baitul Ma'mur supaya masyarakan dapat menjadiikan bulan suci

Romadhan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT.

2. Analisis tentang Pengorganisasian (Organizing) Masjid Baitul Ma'mur

Setiap usaha untuk mencapai tujuan apalagi harus melibatkan

orang banyak mutlak diperlukakn organisasi. Setiap organisasi harus

dijalankan secara profesional dengan menerapkan ilmu manajemen.

Pengelolaan organisasi masjid dituntut menggunakan manajemen

yang berhasil guna berdaya guna (efektif dan efisien) dalam arti kata dapat

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

97

dipertanggung jawabkan baik secara material maupun spiritual (moral).

Tentu ukuran efektif dan efisien bukan dalam mencati keuntungan (laba

material) akan tetapi dengan suatu prinsip dasar bahwa dengan sumber

daya (dana dan keahlian) yang terbatas, mampu menciptakan aktivitas

"memakmurkan" umat Islam secara optimal sesuai dengan tuntutan dan

tuntunan syari'at Islamiyah (Supardi dan Teuku aminiddin, 2001: 23).

Pengorganisasian merupakan langkah dinamis suatu organisasi. Ini berarti

kerjasama sekelompok orang untuk melakukan tindakan guna mencapai

tujuan bersama itu akan menimbulkan hubungan kalakuan yang saling kait

mengkait.

Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan merupakan

masjid milik Kabupaten Grobogan, untuk menunjang keberhasilan setiap

kegiatan maka harus dibentuk sebuah organisasi yang dapat mengurusi

masjid tersebut. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa

organisasi Masjid Agung Baitul Ma'mur terdiri dari; dewan pelindung,

ketua umum, bidang Idaroh, Bidang Ri'ayah, dan bidang imaroh.

Setelah terbentuknya organisasi tersebut, maka hal seterusnya yang

harus dilakukan adalah melakukan pembagian kerja atau tugas kedalam

bidang-bidang tersebut dimaksudkan agar memudahkan koordinasi kerja

sehingga setiap bidang mempunyai tugas yang dapat dialokasikan secara

terperinci. Pembagian pekerjaan atau tugas menurut wilayah kerjanya

dimaksudkan bahwa agar suatu tindakan atau aktifitas dakwah itu dapat

berjalan dengan lancar, maka diperlukan pembagian wilayah dengan cara

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

98

membagi pekerjaan kedalam bidang-bidang, sub bidang, sampai kepada

unit kerja yang lebih operasional. Sedangkan pembagian pekerjaan

menurut prosesnya adalah penetapan cara-cara kerja yang harus ditempuh

oleh setiap jenis pekerjaan yang ditetapkan, baik menyangkut metode,

tehnik maupun media dan sarana yang dapat menunjang efektivitas dan

efesiensi kerja itu sendiri. Dan pembagian kerja menurut rekaannya

dimaksudkan sebagai pembagian dan pengelompokan pekerjaan kedalam

jenis-jenis usaha dan keinginan-keinginan atau tujuan, sasaran sasaran

yang diharapkan.

Dewan pelindung Masjid Agung baitul Ma'mur, dewan ini bertugas

sebagai pelindung bagi pengurus atas setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Dewan pelindung ini terdiri dari; H. Salman Agus Supriyanto, Septa

Yuardi, Bambang Pujiono, SH, KH. Hamzah Matni, Drs. Sulomo, KH.

Moh Subadri. AM, Abdul Manan.

Ketua umum, bertindak untuk memantau tugas-tugas bidang

Idaroh, bidang Ri'ayah, dan bidang Imaroh. Yang menjadi ketua umum

Masjid Agung Baitul Ma'mur adalah H. Mahfudz Amrullah.

Bidang Idaroh, bertindak sebagai pengadministrasian masjid,

yaitu; mengagendakan seluruh surat masuk ataupun surat keluar,

mempersiapkan rapat-rapat dan membantu kelancaran kegiatan-kegiatan

yang diemban oleh pengurus. bidang ini terdiri dari; Drs. H. Rusdiyat, Drs.

Mad Sa'id, M.Ag, Fauzan, S.Ag, Sutrisno.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

99

Bidang Ri'ayah, bertidak sebagai penanggung jawab terhadap

perawatan dan kebersihan masjid, mengusahakan kesejahteraan para

karyawan dan petugas dimasjid dengan mengadakan bimbingan-

bimbingan dan perhatian berupa peningkatan dan intensif sesuai dengan

kemampuan PKM di masjid. bidang ini terdiri dari; Drs. Supomo, Drs.

Sutomo HP, SH. MM, Drs. H. Yahmo Sumarno. S, Ir. Purwoto, MM, Drs.

H. Pangkat Djoko Widodo, MM, Suhadi, SH, Ir. Muh Chanif, ST, Nur

Chamid, H. Moh Thoha, dan Samsul Hadi.

Bidang Imaroh, bidang ini dibagi menjadi tiga yaitu; bidang

Imaroh I, bidang Imaroh II, dan Bidang Imaro III. bertugas menangani

masalah peribadatan mulai shalat fardhu, shalat 'Id, shalat tarawih dan

shalat sunah seperti shalat gerhana. Bidang Imaroh juga bertugas

menangani kegiatan pengajian baik pengajian rutin maupun pengajian

PHBI. Disamping itu kegiatan lain yang berhubungan dengansosial

kemasyarakatan seperti pengajian umum, kegiatan bulan Romadhan,

membentuk kepanitiaan Qorban, membentuk kepanitian zakat fitrah dan

zakat mal. Bidang Imaroh I terdiri dari; H. Abd Syukur, Drs. Rif'an Zuhdi,

Supirno, Ny. Suyati Asror, Ny. Abdul Ghoni, Ny. Muslichah, Fathoni

Nawawi, dan Ichwan. Bidang Imaroh II terdiri dari; Drs. Much Mahbub

Ulil Albab, Drs. H. Ni'am Syukri, M. Taufiq WK, SE, Rosjidi Yusuf,

Hasan Taufiq, Musyafa' Achmad, S.Ag, dan H. Ali Musta'in. Bidang

Imaroh III terdiri dari; Drs. H. Akhmadun, Moch Sugiono, H. Subroto Aji,

SH, Suryanto, dan Lis Hadi.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

100

Organisasi yang dibentuk dengan struktur seperti tersebut diatas

sudah cukup mewakili bentuk perkembangan yang baik dan modern.

Selain itu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah maupun sosial,

pengurus Masjid Agung Baitul Ma'mur tidak selalu membentuk pengurus

baru (temporer) melainkan ditangani oleh pengurus PKM masjid sendiri.

Setelah ada struktur organisasi ini maka yang harus dilakukan

adalah merumuskan daftar tugas masing-masing bagian. Dalam daftar ini

dijelaskan apa yang harus dilakukan oleh bagian. Apa sasarannya dan

dengan siapa dia bekerjasama, bertanggung jawab, dan memerintah.

Dalam membuat sasaran maka akan menjadi ukuran nanti apakah bagian

ini berhasil melaksanakan tugasnya atau tidak. Hal ini juga akan dapat

dijadikan dalam melakukan penilai prestasi atau performance evaluation

(PE). PE ini akan menjadi dasar atau penalty pada yang bersangkutan.

(Harahap, 1993: 40)

Pengorganisasian dakwah menyebabkan timbulnya sebuah struktur

organisasi yang dapat dianggap sebagai sebuah kerangka yang merupakan

titik pusat sekitar apa seseorang dapat menggabungkan usaha-usaha

dengan baik. Struktur organisasi adalah suatu bagian yang bertujuan

membagi tugas dalam berbagai pusat kegiatan atau bagian. (Harahap,

1993: 40). Struktr organisasi juga merupakan sebuah kerangka kerja untuk

mensistimatisir aktivitas yang akan dilakukan (Machasin, 1987: 42).

Bagian ini akan bekerjasama dengan bagian lain untuk melaksanakan

tugas yang dirumuskan dalam organisasi. Struktur organisasi akan

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

101

menggambarkan fungsi masing-masing bagian, batas wewenang yang

dimilikinya, luas tanggung jawab yang harus dipikulnya, hubungannya

dengan bagian lain, atasannya, dan bawahannya.

Dalam membuat struktur organisasi pengurus Masjid Agung Baitul

Ma'mur memakai sistem yang sederhana tetapi sekalipun sederhana sudah

cukup mewakili setiap pokok tugas yang ada. Menurut penulis pangurus

PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur telah mengolah cara penugasan dari

berbagai kegiatan dan membentuk koordinasi atas kegiatan-kegiatan yang

ada. Kemudian membangun sistem baik sistem kewenangan maupun

sistem administratif. Dengan pengorganisasian tersebut diharapkan antara

sumber daya manusia dengan tingkat kesulitan pekerjaan dapat seimbang

dan tepat.

3. Analisis tentang Penggerakan (Actuating) Masjid Baitul Ma'mur

Penggerakan memiliki arti penting dalam melaksanakan setiap

kegiatan apapun di masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan.

Permasalahan pokok dari penggerakan adalah bagaimana cara

menggerakkan pengurus agar melaksanakan tugas-tugasnya dengan

kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Menurut penulis penggerakan merupakan suatu hal yang tidak kalah

penting dalam pengelolaan masjid, sebab tanpa penggerakan maka rencana

yang sudah tersusun, pengorganisasian yang sudah terbentuk rapi tidak ada

artinya sama sekali sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat

dicapai disebabkan kerena tidak adanya penggerakan atau semangat kerja.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

102

Hal yang sangat mendasar dalam mencapai sukses manajemen masjid

adalah mengusahakan agar para pengurus sebagai anggota manajemen itu

bersedia dan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas atau

kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah diprogramkan. Oleh sebab itu

tantangan utama dalam penggerakan adalah mencari alternatif dan cara

terbaik untuk menggerakkan para pengurus masjid agar bersedia

melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan dengan penuh tanggung

jawab.

Kegiatan dakwah di Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi

Grobogan juga memerlukan danya penggerakan. Diantara penggerakan

yang dilakukan oleh pengurus masjid adalah mengadakan rapat yang

dilakukan dua minggu sekali, adanya pembagian tugas yang jelas, adanya

anggaran yang dapat digunakan untuk melakukan kegiaatan, dan tertibnya

administrasi.22 Disamping itu semua dalam usaha untuk menggerakkan

para pengurus agar dengan sadar dan penuh tanggung jawab

melaksanakan tugas dan kegiatan dakwah di masjid, maka mereka ini

harus dimotivasi, dibimbing, dihantarkan, diberi petunjuk-petnjuk kerja,

dikoordinasikan secara baik, diberi contoh atau petunjuk serta perlu dijalin

hubungan komunikasi yang sehat. Penggerakan seperti itu akan

menyentuh sehingga mereka merasa diperhatikan dan mereka akan

menjalankan tugasnya dengan baik.

22 . Wawancara dengan Drs. H. Rusdiyat, Sekretaris Umum Bidang Idaroh, 2 Maret

2006.

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

103

Motivasi merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengajak

semua setafnya secara serius dan mereka merasa tanpa dibebani dan

dipaksa bekerja mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan koordinasi

merupakan keharusan dalam suatu organisasi agar setiap bagian bekerja

efesien, searah, dan serempak mencapai tujuan organisasi. Sehingga

hubungan kerja tidak ada yang tumpang tindih dan tertinggal. Semua

potensi organisasi diarahkan pada upaya pencapaian tujuan organisasi

yang sudah ditetapkan. (Harahap, 1993: 46).

Koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ada empat cara

utama dalam usaha memelihara koordinasi adalah:

a. Mengadakan pertemuan resmi antara unsur-unsur atau unit-unit yang

harus dikoordinasikan. Dalam pertemuan seperti ini, dibahas dan

diadakan pertukaran pikiran dari pihak-pihak yang bersangkutan

dengan tujuan mereka akan berjalan seiring dan bergandengan dalam

mencapai suatu tujuan.

b. Mengangkat seseorang, suatu team atau panitia koordinator yang

khusus bertugas melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi seperti

memberi penjelasan-penjelasan atau bimbingan kepada unit-unit yang

dikoordinasikannya.

c. Membuat buku pedoman, yang memuat tugas dari masing-masing datu

sama lain. Buku pedoman seperti itu diberikan kepada setiap unit

untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas masing-masing.

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

104

d. Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal

dengan bawahannya dalam rangka memberikan bimbingan, konsultasi,

dan pengarahan. (Manullang, 1985: 78-79).

Melakukan kegiatan koordinasi dengan berbagai cara seperti

tersebut diatas adalah amat perlu, sebab dengan adanya kegiatan

koordinasi dapat menghindarkan konflik; mengurangi duplikasi tugas;

meniadakan pengangguran; melenyapkan kepentingan unit sendiri dan

memperkokoh kerjasama. Dengan koordinasi dapat diharapkan akan

tercipta suasana kerjasama kesatuan tindakan dan kesatuan tujuan akhir.

4. Analisis tentang Pengawasan (Controlling) Masjid Baitul Ma'mur

Pengawasan adalah merupakan fungsi manajer atau organisasi

yang menjamin agar tujuan organisasi tercapai sesuai tujuan tanpa

mengandung penyimpangan dan pemborosan. Pelaksanaan fungsi

pengawasan ini dapat berupa upaya yang eksplisit dan dapat berupa

kegiatan yang implisit atau menyatu dalam sistem organisasi. Pengawasan

bisa pula berupa kegiatan yang dilakukan dari luar organisasi bisa pula

bisa pula dari dalam intern organisasi. (Harahap, 1993: 46).

Pengawasan atau pengendalian pada dasarnya dilakukan untuk

memeriksa dan mengetahui sampai dimana usaha-usaha atau kegiatan-

kegiatan dakwah masjid telah dilakukan. Di Masjid Agung Baitul Ma'mur

Purwodadi Grobogan juga melakukan pengawasan untuk

menyempurnakan dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

105

masalah-masalah yang timbul ditubuh kepengurusan masjid sebelum

terlambat. Disamping itu juga, kegiatan pengawasan ini dilakukan bukan

untuk mencari kesalahan dan kelemahan pengurus masjid dalam

menjalankan tugasnya, tetapi berusaha untuk mencocokkan aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan itu sudah sesuai dengan program yang telah

ditentukan dan mengarah kepada pencapaian tujuan atau tidak. Dengan

demikian kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan dan hambatan-

hambatan dalam menjalankan kegiatan masjid dapat diketahui sumbernya

untuk kemudian dicari jalan pemecahannya secara baik.

Dalam hal ini pengawasan harus dilaksanakan secara sistematis

serta harus terus menerus seperti halnya yang dilakukan oleh pengurus

Masjid Agung baitul Ma'mur bahwa pengawasan dapat dilakukan kapan

saja. Selain itu dalam hal pengawasan ini mereka lebih menyerahkan

kepada pengurus masjid yang lebih dekat sebab itu lebih memungkinkan

untuk selalu mengawasi setiap kegiatan, dan mengadakan rapat yang

dilakukan setiap dua minggu sekali yaitu setiap malam kamis. Rapat

tersebut merupakan rapat pertanggungjawaban setiap bidang menganai

tugas-tugas yang telah diberikan. Dalam melakukan pengawasan

berdasarkan pada prinsip-prinsip pengawasan yaitu:

a. Dapat mereflektif sifat-sifat dan kebutuhan dari kegiatan-kegiatan

yang harus diawasi.

b. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan

c. Fleksibel.

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

106

d. Dapat mereflektir pola organisasi.

e. Ekonomis

f. Dapat dimengerti

g. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif. (Manulang,

1981:174).

Kegiatan pengawasan atau pengendalian tugas-tugas atau kegiatan-

kegiatan dakwah masjid menjadi sangat penting untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi atas pelaksanaan tugas atau kegiatan dakwah

masjid, sebab kesalahan, kelemahan dan hambatan diusahakan dapat

diselesaikan dan diperbaiki.

Pengawasan terhadap manajemen masjid sangat diperlukan bukan

saja untuk mencapai tujuan organisasi tetapi juga untuk menciptakan yang

kental dari masyarakat terhadap pengelolaan kekayaan dan harta masjid

dari umat, sehingga masyarakat lebih yaqin dan akhirnya tidak ragu-ragu

untuk menyerahkan infag dan shadaqahnya kepada pengurus.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyusun suatu

administrasif pembukuan yang rapi, terpercaya, akurat. Sehingga laporan

yang dikeluarkannya menjadi informatif dan dapat dipertanggung

jawabkan dan informasi ini dapat digunakan sebagai panduan dalam

pengelolaan masjid. (Harahap, 1993: 46).

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

107

Kewajiban memelihara pembukuan dan pencatatan seyogyanya

merupakan kewajiban setiap muslim sesuai dengan perintah Allah SWT

dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 282, yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermu'amalah23 tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis.....dan hendaklah ia bertaqwa kepada tuhannya, (Depag RI, 1971: 70)

Dari ayat diatas jelas sekali betapa Islam menginginkan pencatatan

untuk menegakkan keadilan, keparcayaan dalam kehidupan interaksi

masyarakat.

23 . Bermuamalah ialah seperti berjual beli, berhutang piutang, atau sewa menyewa, dan

sebagainya.

Page 108: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

108

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kepengurus Masjid Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan

mempunyai tiga bidang kepengurusan inti, yaitu; bidang Idaroh, bidang

Ri'ayah, bidang Imaroh. Bidang Idaroh bertugas memantau seluruh kegiatan

pengadministrasian, surat menyurat, dan keuangan masjid. Bidang Ri'ayah

bertugas dan bertanggung jawab dalam fisik masjid, yaitu masalah

pembangunan atau renovasi lanjutan Masjid Agung Baitul Ma'mur.

Disamping itu bidang Ri'ayah juga mempunyai tugas untuk memantau dan

menjadi koordinator terciptanya kebersihan, keamanan, dan ketertiban

masjid. Sedangkan bidang Idaroh bertugas dan bertanggung jawab dalam

kegiatan-kegiatan dakwah Islamiyah di Masjid Agung Baitul Ma'mur.

Kepengurusan yang dibentuk seperti diatas sudah cukup mewakili

bentuk perkembangan kepengurusan yang baik dan modern. Dalam

melaksanakan setiap kegiatan dakwah maupun sosial, pengurus Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan sudah tidak membentuk

pengurus baru (temporer) melainkan ditangani oleh pengurus masjid sendiri.

Tetapi jika ada organisasi dakwah lain yang ingin melakukan dakwah di

Page 109: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

109

Masjid Agung Baitul Ma'mur maka pengurus masjid hanya menyediakan

tempat untuk kegiatan dakwah tersebut.

Pengurus Masjid Agung Baitul Ma'mur disebut Pengurus

Kemakmuran Masjid (PKM). Pengurus PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur

ditentukan oleh BKM (Badan Kemakmuran Masjid) kabupaten Grobogan.

Adapun BKM adalah badan hukum yang dibentuk oleh Departemen Agama.

Dalam menjalankan setiap kegiatan maka pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur tidak terlepas dengan manajemen. Manajemen yang

ada meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Perencanaan Masjid Agung Baitul Ma'mur lebih cenderung

menggunakan sistem formal yaitu pengurus mengadakan rapat atau

musyawarah untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan.

Setiap satu bulan sekali yaitu minggu kedua hari rabo malam kemis pengurus

mengadakan rapat atau musyawarah. Di Masjid Agung Baitul Ma'mur

perencanaan dibagi menjadi dua bagian yaitu perencanaan secara fisik dan

perencanaan non fisik. Perencanaan secara fisik, perencanaan ini merupakan

perencanaan kepengurusan bidang Idaroh dan Ri'ayah. Perencanaan ini

meliputi; perencanaan bangunan, administrasi, dan barang-barang masjid.

Sedangkan perencanaan non fisik merupakan perencanaan kepengurusan

bidang Imaroh. Perencanaan ini dibagi kedalam perencanaan peribadatan dan

pembinaan.

Page 110: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

110

Pengorganisasian Masjid Agung Baitul Ma'mur meliputi struktur

pengurus yang mempunyai pengurus terdiri dari 45 orang, pembagian kerja,

hubungan kerja antara pengurus. Dalam membuat struktur organisasi

pengurus PKM masjid memakai sistem yang sederhana yaitu terdiri dari;

dewan pelindung, ketua, bidang Idaroh, bidang, Ri'ayah, dan bidang Imaroh.

Meskipun dengan sistem kepengurusan yang sederhana tetapi sudah cukup

mewakili setiap pokok tugas yang ada.

Penggerakan yang dilakukan di Masjid Agung Baitul Ma'mur antara

lain mengadakan pertemuan-pertemuan atau rapat yang dilakukan dua

minggu sekali, adanya pembagian tugas yang jelas, adanya anggaran, tertib

administrasi. Disamping penggerakan-penggerakan tersebut yang penting

harus ada motivasi, bimbingan, petunjuk kerja, dan koordinasi secara baik

kepada pengurus. Penggerakan juga dilakukan setelah rencana dihasilkan

maupun ketika kegiatan sedang berlangsung.

Pengawasan di Masjid Agung Baitul Ma'mur antara lain: pengurus

PKM masjid memberikan tanggung jawab kepada pengurus yang berdomisili

dekat dengan masjid, mengadakan forum atau rapat, pendataan jumlah

jama'ah untuk mengetahui perkembangan kwantitas jama'ah masjid. Apabila

pengurus terjadi suatu kekeliruan dalam menjalankan tugasnya, maka hanya

ditegur dan diingatkan saja, tidak ada sanksi khusus yang diberikannya.

Pengawasan pada dasarnya dilakukan untuk memeriksa dan mengetahui

sampai dimana usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan dakwah masjid telah

dilakukan. Pengawasan ini dapat berupa upaya yang eksplisit dan dapat

Page 111: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

111

berupa yang implisit atau menyatu dalam sistem organisasi. Pengawasan ini

berupa kegiatan yang dilakukan dari luar organisasi dan bisa pula dari dalam

intern organisasi. Pengawasan harus dilaksanakan secara sistematis serta

harus terus menerus.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka perlulah kiranya

penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk menata masjid

yang lebih baik, oleh karena itu diharapkan pengurus PKM Masjid

Agung Baitul Ma'mur Purwodadi Grobogan lebih memperhatikan hal

tersebut agar Masjid Agung Baitul Ma'mur bisa berfungsi sebagaimana

masjid pada zaman Rosulallah SAW. Masjid tidak hanya sebagai tempat

ibadah kepada Allah melainkan juga sebagai tempat sosialisasi dan

pembinaan umat.

2. Dalam pengelolaan masjid yang baik perlu adanya manajemen

kepengurusan masjid profesional, yang mampu menata dan mengelola

masjid dengan baik sehingga masjid dapat memberikan produk

pelayanan yang menjadi kebutuhan jama'ah.

3. Perlunya diadakan pelatihan-pelatihan manajemen kepengurusan masjid

yang profesional kepada pengurus-pengurus masjid. Dengan pelatihan

semacam itu diharapkan pengurus-pengurus masjid dapat mempunyai

bekal dan pengalaman manajemen sehingga mampu mengelola masjid

Page 112: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

112

dengan profesional. Kenyataan sekarang, masih banyak masjid-masjid

yang hanya berpusan pada satu tangan ulama' setempat. Ia menjalankan

peran rangkap sebagai khotib, amil, dan lain-lain. Sehingga masjid

hanya dapat berfungsi dalam arti parsial seremonial dan ritual

mahdhah.

5.2. Penutup

Alhamdulillah, rasa syukur penulis haturkan keharibaan Sang Illahi

Robbi yaitu Allah SWT, yang telah memberikan hidayah serta inayah-Nya

dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik

walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan.

Penulis menyadari, sebagai hamba yang dhaif dan penuh dengan

khilaf, serta keterbatasan kemampuan yang dimiliki, sudah barang tentu

penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu , kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak

sangat diharapkan demi kebaikan skripsi ini.

Sebagai akhir kata penutup, semoga senantiasa rahmat dan hidayah-

Nya selalu terlimpahkan kepada hamba-Nya yang bertaqwa yang senantiasa

berjuang dalam menegakkan syari'at Islam. Semoga penulisan yang serba

dengan keterbatasan ini dapat membawa manfa'at bagi kita. Amiin.

Page 113: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Suprianto. 2003. Peran dan Fungsi Masjid. Yogyakarta: Cahaya

Hikmah.

Arikunto, Suharini. 1993. Penelitihan Suatu Pendekatan Praktis. Reka cipta.

Ayub, Moh E, Muhsin, Ramlan Mardjuned. 1997. Manajemen Masjid Petunjuk

Praktis Bagi Para Pengurus. Jakarta. Gema Insani Press.

Atmosudirjo, Prajdudi. 1980. Administrasi dan Manajemen Umum. Jakarta:

University Press.

Ath-Thahan, Murhthafa Muhammad. 1996. Kemulian Sosok Pribadi Muslim.

Jakarta. Mustaqim.

Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahannya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Gazalba, Sidi. 1994. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Umat Islam.

Jakarta. Pustaka Al-Husna.

Hadi, Sutrisna. 1987. Metodologi Penelitihan Research I. Yogyakarta. Yayasan

Penerbit fakultasa Psikologi UGM.

Harahap, Sofyan Syafri. 1996. Manajemen Masjid. Yogyakarta. PT. Pana Bakti

Prima Yasa.

Husain, Ibnu. 2004. Pribadi Muslim Ideal. Semarang . Pustaka Nuun.

Page 114: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

114

Machasin. 1987. Manajemen Dakwah. Semarang. Badan Penerbit Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo.

M. Manulang. 1963. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Muchtarom, Zaeni. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta . al-

Amin dan IKFA.

Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta.

Rakesarasin.

Ningrat, Koenjara. 1985. Metode-Metode Penelitihan Masyarakat. Jakarta.

Gramedia.

Nurbuko, Cholid, Abu Achmadi. 1997. Metodologi Penelitihan. Jakarta. Bumi

Aksara.

Poerwodarminto, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta . Dedikbud.

Rifa'i, A. Bachrun, Moch Fakhruroji. 2005. Manajemen Masjid

(Mengoptimalkan Fungsi Sosial – Ekonomi Masjid). Bandung. Benang

Merah Press.

Siddiq, Syamsuri. 1981. Dakwah dan Teknik Berkhutbah. Bandung. Percetakan

Offset.

Supardi dan Teuku Aminuddin. 2001. Manajemen Masjid dalam Pembangunan

Masyarakat (Optimalisasi Peran dan Fungsi). Yogyakarta. UII Press.

Sutrisno. 1989. Metode Research. Jilid I . Andi offset.

Page 115: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

115

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya. Al-

Ikhlas.

Winardi. 2000. Asas-Asas Manajemen. Bandung, Mandar Maju.

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo

Persada.

Yayasan Masjid Al-Falah. 1995. Kenangan Masjid Al-Falah. Surabaya.

----------------. 2005. Memori Kegiatan PKM Masjid Agung Baitul Ma'mur

Purwodadi. Purwodadi.

----------------. 2004. Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2004. Purwodadi-

Grobogan.

----------------. 2004. Sejarah Hari Jadi Kabupaten Grobogan. Grobogan.

Page 116: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/...gdl-s1-2006-mohamadsol-1433-skripsi_-9.pdf · hal ini pengetahuan tentang menejemen sangat diperlukan oleh ... ekonomi,

116

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MUHAMAD SOLICHIN

NIM : 1101059

Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 26 Agustus 1982

Alamat : Dk. Nglumpang No. 59 RT 01 RW IV Ds.

Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten

Grobogan.

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : 1. SDN Rejosari II Kec. Grobogan Kab. Grobogan

lulus tahun 1995

2. MTs. DARUT TAQWA Purwodadi Grobogan

lulus tahun 1998

3. MAN Purwodadi Grobogan lulus tahun 2001

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah

Jurusan Manajemen Dakwah (MD) angkatan

2001

Demikian riwayat singkat pendidikan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Grobogan, 20 Juli 2006

Penulis

MUHAMAD SOLICHIN

NIM. 1101059