BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...
-
Upload
nguyenmien -
Category
Documents
-
view
217 -
download
1
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan media massa saat ini cukup menggembirakan, baik
cetak maupun elektronik banyak digunakan dan mendapat tempat di hati
masyarakat serta diberbagai lapisan sosial. Oleh karena itu media massa
sering digunakan sebagai alat untuk mentranformasikan informasi dari dua
arah, yaitu dari media kearah masyarakat, atau mentranformasikan informasi
diantara masyarakat itu sendiri. (Burhan Bungin, 2001:1)
Pengaruh media massa dalam kehidupan dewasa ini sangat luas,
karena surat kabar dapat membawakan segala sesuatu yang terjadi di dunia
setiap hari. Berita mengenai berbagai macam persoalan kehidupan diterbitkan
secara hati-hati untuk dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Sedapat
mugkin berita yang dimuat media massa tidak merugikan salah satu pihak
baik dari perusahaan media massa sendiri bahkan nara sumber atau subyek
yang diberitakan. Salah satu kebutuhan manusia baik sebagai individu
maupun sebagai anggota msyarakat adalah kebutuhan akan informasi.
Dengan informasi manusia dapat megikuti berbagai macam peristiwa yang
terjadi baik disekitarnya atau diseluruh dunia, mencerdaskannya, membuka
cakrawala pandangnya di samping itu pula dapat memberikan kedudukan
tersendiri di tengah masyarakat.
Dengan kecepatan dan ketepatan media massa dalam menyajikan
informasi maka masyarakat tidak perlu khawatir ketinggalan berita, karena
2
dengan kecanggihan teknologi sekarang ini media massa mampu menembus
ruang dan waktu. Siaran runtuhnya gedung World Trade Centre dan Pentagon
di Amerika Serikat, merupakan contoh kecepatan media massa memberitakan
tragedi 11 September 2001.
Masalah terorisme mulai serius diperdebatkan setelah negara adikuasa
Amerika Serikat diserang teroris. Padahal terorisme muncul kira-kira akhir
abad ke-19 dan menjelang terjadinya Perang Dunia I (PD I), ini hampir terjadi
di semua permukaan bumi. (Heri Sucipto, 2005:2) Sepanjang sejarah
terorisme berabad lampau, hal ini ditandai dengan bentuk kejahatan murni
berupa pembunuhan dan ancaman yang bertujuan mencapai sasaran tertentu.
Perkembangannya bermula dari bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang
kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara
perorangan ataupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap
sebagai tiran.
Pemberitaan terhadap orang-orang Islam pasca runtuhnya menara
kembar World Trade Centre dan Pentagon yang menjadi simbol pertahanan
pemerintahan Amerika Serikat semakin tajam. Kemungkinan beberapa
peristiwa pengeboman di berbagai negara termasuk Indonesia diduga
pelakunya adalah teroris.
Begitu pula aksi teror yang terjadi di Indonesia, mulai bom Natal dan
Tahun Baru 2000 serta bom Bali (12 Oktober 2002) yang menewaskan lebih
kurang dari 200 orang. Masyarakat menduga adanya kesamaan pelaku yang
menghancurkan gedung World Trade Centre dan Pentagon di Amerika
3
dengan Bom Bali di Indonesia adalah sama-sama umat Islam, asumsi ini
membingkai opini publik bahwa agama Islam syarat dengan kekerasan.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, yang menugaskan umatnya
untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam keseluruh umat, sebagai rahmat
seluruh alam serta Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia. Dengan begitu tidaklah mungkin Islam
menganjurkan jihad dengan jalan kekerasan karena jihad dalam arti luas tidak
selalu bermakna perang atau mengorbankan pertempuran sebab melangkah di
jalan Allah bisa dicapai dengan cara damai. Dalam berjuang Islam
menganjurkan untuk menciptakan perdamaian dengan keadilan yang
menjunjung tinggi atas hak-hak asasi manusia.
Dalam al-Qur’an secara jelas diterangkan bahwa kewajiban setiap
muslim adalah menegakkan keadilan dan kebenaran tanpa jalan kekerasan
dan ini tertera dalam surat al-Maidah ayat 8:
ا يجرمنكم شنآن قوم على ياأيها الذين ءامنوا كونوا قوامني لله شهداء بالقسط ول ألا تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى واتقوا الله إن الله خبري بما تعملون
Artinya “Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebanaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Yayasan Penyelenggara Penterjemahan Al Qur’an, 1985:159)
Dari ayat tersebut jelaslah sudah apabila kita betul-betul manghayati
kandungan dari ayat tersebut, maka menegakkan keadilan tidak harus dengan
jalan kekerasan sehingga rakyat tak berdosa menjadi korban atas
4
ketidakadilan. Menurut pandangan mereka (para teroris) bahwa apa yang
mereka lakukan bukanlah suatu tindakan terorisme, melainkan sebuah usaha
memperjuangkan nasib umat Islam yang selalu ditindas dan diperlakukan
tidak adil meski dengan cara kekerasan dan peledakan bom yang menurut
kaum teroris tindakannya dianggap paling benar. Apalagi tindakan kekerasan
yang terjadi itu dilakukan atas nama agama.
Menurut Hasyim Muzadi, peledakan bom yang secara beruntun terjadi
di Indonesia bukanlah termasuk dari ajaran agama, sebab agama manapun
tidak ada yang mengajarkan tentang kekerasan dan merugikan orang banyak.
Akan tetapi itu hanya merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. (Abdul
wahid, dkk, 2004:43)
Sedangkan menurut Yudhoyono, terorisme merupakan kejahatan yang
tidak pandang bulu, korban biasanya dari kalangan manapun. (www.
Kompas.com). Deretan aksi tidak bertanggung jawab itu semakin
menguatkan dugaan bahwa keamanan di Indonesia ini makin mahal dan aksi
teror merupakan sebuah ancaman paling menakutkan untuk masa yang akan
datang.
Kejahatan teroris tidak dapat dipandang dengan sebelah mata saja,
terorisme justru akan jauh lebih berbahaya jika masyarakat membiarkan
kesalahpahaman tentang pelaku teroris yang dituduhkan pada salah satu
agama yaitu Islam. Isu global tentang Islam identik dengan terorisme adalah
pemahaman yang menyesatkan dan akan mengganggu hubungan masyarakat
saja.
5
Di sini penulis mengambil dua surat kabar sebagai obyek penelitian
yaitu harian Kompas dan harian Republika, sebab kedua harian ini merupakan
koran berskala nasional. Dengan meneliti pemberitaan tentang terorisme dari
dua surat kabar berskala nasional tersebut diharapkan mendapat perbandingan
berita yang tidak berat sebelah, namun proporsional.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah
dipaparkan, maka dapat disusun beberapa pokok permasalahan sebagai
berikut:
2.1. Bagaimanakah kecenderungan pemberitaan harian Kompas dan
Republika terhadap masalah terorisme di Indonesia?
2.2. Bagaimanakah ideologi harian Kompas dan Repulika terhadap umat
Islam kaitannya dengan masalah terorisme di Indonesia?
1.3. Tujuan dan manfaat penelitian
3.1. Tujuan penelitian ini dimaksudkan oleh penulis adalah:
3.1.1. Mengetahui kecenderungan pemberitaan harian Kompas dan harian
Republika terhadap masalah terorisme,
3.1.2. Mengetahui pandangan harian Kompas dan harian Republika
mengenai umat Islam Indonesia kaitannya dengan terorisme.
6
3.2. Manfaat penelitian dari penyususnan skripsi ini diharapkan :
3.2.1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah keilmuan dakwah khususnya dalam bidang komunikasi
penyiaran Islam terutama konsentrasi penerbitan dan penelitian ini
juga diharapkan menambah wacana bagi penelitian yang sama
dalam membahas kasus yang ada di media massa.
3.2.2. Secara praktis, kedua harian tersebut bisa dijadikan tolak ukur
harian-harian lain di Indonesia yang mengedepankan prinsip
profesionalisme dengan frame yang berbeda, sehingga
menghasilkan berita yang proporsional dan tidak berat sebelah.
1.4. Tinjauan pustaka
Untuk menghindari kesamaan pembahasan dengan penelitian lain ,
maka penulis mencoba untuk menampilkan dua buah judul skripsi sebagai
bahan perbandingan. Berikut ini permasalahan dan pembahasan yang
merupakan intisari dari kedua skripsi tersebut:
Skripsi Hidayat Aji Pambudi (2000) berjudul “Format Pemuatan
Materi Dakwah di Media Massa (Studi Analisis Harian Suara Merdeka tahun
1999)”. Pokok-pokok permasalahan yang dibahas oleh peneliti adalah
“Bagaimana format pemuatan materi dakwah di harian Suara Merdeka?”.
Sedangkan intisari dari skripsi di atas adalah untuk mengetahui sejauh
mana format pemuatan materi dakwah yang ada dalam harian Suara Merdeka.
Suara Merdeka adalah harian umum yang biasanya menampilkan berita-berita
7
politik, ekonomi, sosial budaya dan lainnya. Akan tetapi di dalamnya juga
memuat materi dakwah, hal ini dapat dilihat dari tampilan rubrik agama Islam,
menyambut bulan suci Ramadhan, dan artikel lainnya yang dilakukan secara
periodik dan berkesinambungan. Serta apa visi, misi, tujuan dan format Suara
Merdeka dalam pemuatan materi dakwah.
Dari format dakwah yang ada dalam Suara Merdeka diketahui ada dua
bentuk yaitu:
a. Dakwah monologis, dakwah ini dalam bentuk monolog, hanya bersifat
satu arah saja dan tidak ada feed back (umpan balik) dari pembaca.
b. Dakwah dialogis, dakwah ini dalam bentuk berdialog yang dilakukan oleh
beberapa orang, yang sifatnya dua arah dan ada feed back (umpan balik)
dari pembaca sehingga mereka merespon pesan yang disampaikan.
Adapun hal yang membedakan antara skripsi Hidayat Aji Pambudi
dengan penulis yaitu terletak pada subjek, objek dan metode analisis data.
Meskipun sama-sama penelitian di media massa, Hidayat Aji Pambudi
meneliti tentang format pemuatan materi dakwah yang ada di harian Suara
Merdeka, karena Suara Merdeka merupakan harian umum yang biasanya
memuat berita-berita politik, ekonomi, sosial dan sebagainya tetapi di
dalamnya juga memuat materi dakwah. Hasil dari penelitian Hidayat Aji
Pambudi adalah membuktikan bahwa harian Suara Merdeka dapat dijadikan
media dakwah, terbukti ada rubrik-rubrik yang memuat materi dakwah seperti
rubrik dialog dengan K.H. Sahal Mahfud yang dimuat pada edisi Jum’at dan
rubrik percikan yang dimuat setiap edisi khusus bulan Ramadhan, dan dakwah
8
yang disampaikan melalui Suara Merdeka lebih menitikberatkan pada dakwah
bil kitbah atau dakwah bil qalam sehingga materi dakwah dapat diterima oleh
seluruh lapisan masyarakat. Di sini penulis meneliti tentang kecenderungan
media massa dalam pemberitaan terorisme di harian Kompas dan harian
Republika. Meski sama-sama menggunakan metode kualitatif akan tetapi
untuk menganalisis data penulis menggunakan analisis framing sebagai
bentuk analisis teks media.
Skripsi karya Novi Maria Ulfah (2004) berjudul “Analisis Wacana
Mengenai Pemberitaan Aktivis Muslim di Majalah Tempo 2003 pasca tragedi
bom J. W. Marriot”. Pokok-pokok permasalahan yang dibahas peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimanakah Majalah Tempo menggambarkan aktivis muslim dalam
pemberitaan pasca tragedi bom J.W. Marriot sampai dengan tahun 2003 ?
b. Bagaimanakah konstruksi berita tentang aktivis muslim yang diduga
sebagai pelaku pengeboman hotel J.W. Marriot sampai tahun 2003 ?
Sedangkan isi dari skripsi di atas adalah :
a. Menampilkan pemberitaan aktivis muslim yang diduga sebagai pelaku
pengeboman Hotel J.W. Marriot di Majalah Tempo selama tahun 2003.
b. Untuk mengetahui makna laten dalam pemberitaan aktivis muslim yang
diduga sebagai pelaku pengeboman Hotel J.W. Marriot sampai pada tahun
2003.
Perbedaan antara penelitian penulis dengan skripsi ini yaitu subjek,
objek dan analisis yang digunakan. Skripsi Novi Maria Ulfah memuat tentang
9
tragedi bom J.W. Marriot di Majalah Tempo dengan menggunakan analisis
wacana. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa ada beberapa elemen
yang mendukung penelitiannya :
- Pada elemen datar, Tempo cenderung memberikan ruang dan makna yang
sedikit terhadap aktivis muslim.
- Dalam elemen praanggapan, Tempo jarang menggunakannya, sebab jika
dipergunakan akan mempunyai efek untuk menghilangkan subyek.
- Pada elemen leksikon, Tempo banyak mengutip pendapat seseorang
secara langsung.
Dalam hal ini penulis meneliti tentang kecenderungan media massa
dalam pemberitaan terorisme di Indonesia di harian Kompas dan harian
Republika dengan menggunakan analisis framing sebagai bentuk analisis teks
media.
Skripsi Sri Susmiyati (2004) berjudul “Pemberitaan Media
Massatentang Invasi Amerika Serikat Ke Irak (Analisis framing surat kabar
Republika tanggal 20 Maret-19 April 2003)”. Pokok permasalahan yang
dibahas oleh skripsi ini adalah :
a. Bagaimana cara pandang surat kabar Republika dalam memberitakan
invansi ke Iarak ?
b. Bagaimana sikap surat kabar Republika terhadap invansi Amerika Serikat
ke Irak ?
Intisari dari penelitian ini yaitu setiap media memiliki agenda yang
ditawarkan kepada khlayak setelah mendapatkan sebuah berita. Pada
10
kenyataannya pengetahuan tersebut kemudian dijadikan tolak ukur dalam
mengemas berita, sehingga penelitian ini akan memfokuskan pada
pemberitaan surat kabar Republika tentang invansi Amerika Serikat ke
Irak, bagaimana Republika mengemas berita tentang invansi tersebut, dan
juga menawarkan agenda media ke khalayak, serta mencoba mengaitkan
keperpihakaan media (dalam hal ini surat kabar Republika) yang tidak
lepas dari ideologi maupun karakter media yang bersangkutan.
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Republika
cenderung mengemas beritanya dalam frame unfavourable terhadap
Amerika dan sekutunya. Dalam pandangan Republika, tindakan Amerika
Serikat menyerang Irak diberi penonjolan yang lebih tinggi bahwa
penyerangan itu tidak beralasan dan sebuah penyimpangan. Berdasarkan
empat struktur dalam analisis framing skripsi ini, memperlihatkan adanya
interpretasi Republika terhadap peristiwa, pernyataan, maupun sumber
yang diberlakukan secara berbeda menurut pandangan Republika. Dengan
prinsip-prinsip framing, Republika telah melakukan strategi tertentu dalam
mengkonstruksikan berita seputar invansi Amerika Serikat ke Irak.
Yang membedakan dengan skripsi ini yaitu terletak pada obyek dan
waktu penelitian, sebab skripsi ketiga sama-sama meneliti pemberitaan
yang ada diharian Republika dan menggunakan analisis yang sama pula.
Skripsi Darmanto (2005) berjudul “ Pemberitaan Media Massa
Tentang Pengakuan Lembaga Internasional Worldhelp Yang Membawa
300 Anak-Anak Korban Bencana Alam Tsunami Di Aceh (Analisis
11
Framing Harian Republika Dan Kompas)”. Pokok-pokok permasalahan
yang dibahas dalam skripsi ini adalah “bagaimanakah kecenderungan
Republika dan Kompas dalam memberitakan tentang pengakuan
Worldhelp yang telah membawa 300 anak-anak korban bencana alam
Tsunami di Aceh ?”
Yang menjadi inti dari skripsi keempat ini adalah berita tentang
pengakuan lembaga Worldhelp yang telah membawa 300 anak-anak
korban bencana alam Tsunami di Aceh, itu hanya rumor biasa ataukah
berita itu benar-benar penting sehingga perlu diberitakan.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Republika yang
memiliki visi keislaman cenderung memaknai pengakuan tersebut sebagai
suatu yang tidak dapat dibantah, sehingga berita tersebut dianggap benar
adanya. Sedangkan Kompas cenderung menganggap pengakuan itu
sebagai isu destruktif, namun Kompas tetap meminta pemerintah
melakukan investigasi terhadap isu tersebut agar tidak muncul kecurigaan
didalam masyarakat yang dapat menimbulkan konflik horizontal antar-
agama dan antar-golongan.
Perbedaannya dengan peneliti yaitu pada obyek dan waktu
penelitian, yang menyamakan adalah pendekatan yang digunakan dan
media yang dianalisis yaitu Republika dan Kompas.
12
1.5. Metode penelitian
a. Jenis penelitian/pendekatan/spesifikasi penelitian
Jenis dari penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat holistik (utuh) dan
sistematik terkait secara keseluruhan tidak bertumpu pada pengukuran
sebagai penjelasan mengenai suatu gejala yang diperoleh para pelaku
(sasaran penelitian) atau pelaku sendiri yang menafsirkan tindakannya
(Lexy J. Muleong, 1993:3).
Pendekatan yang digunakan adalah framing, framing merupakan
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menseleksi isu dan menulis berita. (Eriyanto, 2002:68) Cara pandang
seperti ini akan menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang
ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut.
Penulis menggunakan model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosick, karena
model ini banyak dipakai dan populer. Model ini berasumsi bahwa setiap
berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat ide. Frame sebagai
pusat ide dapat dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks
berita seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakain kata atau kalimat
tertentu kedalam teks secara keseluruhan. (Bimo Nugroho,1999:29).
Menurut Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki ada dua konsepsi dari
framing yang saling berkaitan. Pertama. konsepsi Psikologi, konsepsi ini
lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam
dirinya. Framing dalam konsep psikologi berkaitan dengan struktur dan
13
proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi yang
ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing dapat dilihat sebagai
penempatan informasi dalam konteks yang unik, khusus dan menempatkan
elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan yang lebih menonjol
dalam kognisi seseorang. Elemen tersebut menjadi penting ketika
mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang
peristiwa.
Kedua, konsepsi sosiologi. Apabila pandangan psikologi ditekankan pada
proses internal sesorang untuk menafsirkan suatu peristiwa dalam
pandangan tertentu, maka pandangan sosiologi melihat pada bagaimana
konstruksi sosial atas realitas. Frame dipahami sebagai proses bagaimana
seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan dan menafsirkan
pengalaman sosial untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya.
Frame berfungsi untuk mmebuat suatu realitas menjadi teridentifikasi,
dipahami dan dapat dimengerti karena sudah diberi label tertentu
(Eriyanto, 2002:253).
Dalam pendekatan ini dibagi dalam empat struktur besar yaitu:
1. Struktur Sintaksis
Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau prase
dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintakasis ditunjukkan pada
susunan dari bagian berita yaitu headline merupakan aspek sintaksis
14
yang mempunyai tingkat kemenonjolan tinggi unutk menunjukkan
kecenderungan berita. Selain headline, lead juga perangkat lain yang
sering digunakan, karena lead memberikan suatu sudut pandang
berita yang menunjukkan perspektif terentu dari peristiwa. Perangkat
lainnya adalah latar yang dapat mempengaruhi semantik berita (arti
berita) yang ingin ditampilkan, bagian lain yang penting adalah
kutipan sumber berita. Bagian ini dimaksudkan untuk membangun
objektifitas pendapat seseorang dan bukan dari pendapat wartawan
sendiri. Pada intinya struktur ini dapat diamati dari bagan berita dan
bagaimana seorang wartawan menyusun sebuah peristiwa (fakta)
dituangkan dalam pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas
peristiwa tersebut kemudian disusun menjadi sebuah berita.
2. Struktur Skrip
Dalam struktur ini bagaimana seorang wartawan dalam menyusun
sebuah berita dengan cara bercerita atau bertutur. Struktur ini melihat
bagaimana strategi bercerita yang dipakai seorang wartawan dalam
mengemas peristiwa dalam bentuk berita. Bentuk umum dari struktur
skrip adalah pola 5W + 1H (who, what, when, where, why dan how),
meskipun begitu pola ini tidak selalu dijumpai dalam setiap berita
yang ditampilkan.
15
3. Struktur Tematik
Struktur ini berhubungan dengan bagaimana cara wartawan dalam
mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam posisi kalimat
atau hubungan antar kalimat yang berbentuk teks secara keseluruhan.
Elemen wacana yang bisa digunakan adalah detail, berhubungan
dengan kontrol informasi yang ditampilkan seorang komunikator.
Apabilia informasi yang ditampilkan meguntungkan nara sumber
maka informasi tersebut diberi tempat yang lebih besar dan apablia
informasi tersebut tidak menguntungkan maka informasi tersebut
diberi porsi sedikit. Elemen lain adalah maksud, elemen wacana ini
hampir sama dengan elemen detail. Elemen berikutnya nominalisasi,
berhubungan dengan pernyatan komunikator apakah komunikator
memandang objek sebagai sesuatu yang tunggal atau kelompok.
Elemen koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi
atau kalimat. Elemen bentuk kalimat, berhubungan dengan cara
berfikir logis yaitu prisip kausalitas. Seperti A mnjelaskan B, ataukah
B yang menjelaskan A. Terakhir elemen kata ganti, biasanya untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu imajinasi.
4 Struktur Retoris
Dalam struktur ini wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita
dengan melihat pemakaian kata, idiom, grafik, atau gambar yang
16
dipakai guna memberi penekanan pada peristiwa tertentu. Ada
beberapa elemen yang mendukung struktur retoris yaitu leksikon,
untuk memilih kata dari berbagai kemungkinan kata yang tersedia.
Gaya, berhubungan dengan bagaimana pesan yang disampaikan
dengan bahasa tertentu untuk menimbulkan efek tertentu kepada
khalayak. Grafis biasanya muncul dalam wacana berita berupa tulisan
yang dicetak tebal, huruf dicetak miring dan lainnya untuk
membedakan dengan tulisan yang lain. Pengandaian merupakan
pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.
Metafora, merupakan kiasan dari ungkapan yang ingin disampaikan.
Dari pendekatan ini, maka bisa dilihat bagaimana kecenderungan harian
Kompas dan Republika dalam memberitakan masalah terorisme di
Indonesia. Untuk mengetahui kecendunag tersebut perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
• Positif
Berita dianggap positif apabila mengutip satu atau lebih dari nara
sumber yang mempunyai pandangan positif tanpa memasukkan
pandangan negatif terhadap masalah terorisme di Indonesia. Dengan
kata lain menempatkan yang pro (sepakat) tanpa mengikutsertakan
pandangan yang kontra. Pendapat nara sumber yang pro diberi porsi
lebih besar bahkan sifatnya menghilangakan pendapat yang kontra
17
(bersebrangan). Ini dapat dilihat dari perangkat berita yang berupa
kata, idiom dan grafis.
• Negatif
Sebuah berita bisa dikatakan negatif apabila mengutip satu atau lebih
dari nara sumber yang mempunyai pandangan kontra (bersebrangan)
mengenai masalah terorisme di Indonesia. Nara sumber yang
berpandangan kontra diberi tempat yang lebih besar dibanding mereka
yang pro (sepakat). Hal ini dapat diamati dari opini nara sumber yang
dikutip dan dijadikan sebagai judul berita.
• Netral
Dikatan berita teresbut netral apabila kedua nara sumber yang
berpandangan pro (sepakat) dan kontra (bersebrangan) ditampilkan
dan diberi ruang sama-sama besarnya.
Spesifikasi penelitian adalah deskriptif, yaitu salah satu jenis penelitian
yang memberikan lukisan atau gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
yang diselidiki tanpa ada perlakuan tertentu terhadap salah satu kelompok
saja. (Nazir,1988:63)
18
b. Sumber data
b.1. Data primer
Yang dimaksud dengan data primer atau data tangan pertama adalah
data yang diperoleh langsung dari sumbernya dijadikan sebagai objek
penelitian. Dalam penelitian ini data primer didapat dari harian
Kompas dan Republika, dalam kurun waktu 12 Oktober sampai akhir
bulan Desember. Mengapa memilih kedua harian ini sebagai sumber
penelitian, sebab harian Kompas dan Republika merupakan koran
berskla nasional yang mempunyai sasaran khalayak menengah keatas
dan ideologi dari kedua harian ini berbeda. Banyak kalangan
menganggap Kompas sebagai representasi kaum nasrani, karena
harian ini diterbitkan atas inisiatif partai katolik dan sejumlah jurnalis
Katolik. Lain halnya dengan Republika, sejak pertama kali terbit
harian ini mendefinisikan sebagai koran Islam yang mencoba
menghadirkan pemberitaan dalam perspektif Islam.
b.2. Data sekunder
Biasanya disebut dengan data tangan kedua atau sebagai bahan
penunjang dan pelengkap untuk melakukan suatu analisa penelitian.
Data penunjang ini bisa berupa buku-buku yang mengkaji tentang
terorisme.
c. Teknik pengumpulan data
19
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2002:206)
Penulis akan mengumpulkan data di harian Kompas dan harian Republika
edisi Oktober-Desember yang memberitakan tentang terorisme dalam
bentuk berita kemudian dianalisis.
d. Teknik analisis data
Pada dasarnya analisis adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga
dapat diperoleh suatu kebenaran atau tidak dari suatu hipotesa. Jadi
penulis di sini mengambil beberapa sampel dari data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis dengan metode komparatif. Pada dasarnya dengan
metode komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan tentang benda-benda, tentang orang-orang, tentang prosedur
kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide
atau suatu prosedur kerja. Metode komparatif juga dapat digunakan untuk
membandingkan pandangan dan perubahan pandangan orang, group atau
negara terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide.
Metode ini bisa juga dikatakan sebagai penelitian kedua yaitu causal
comparative studies, karena metode ini ingin membandingkan dua atau
tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Dalam penelitian
ini penulis mengambil kesimpulan berdasarkan pemberitaan- pemberitaan
20
pada surat kabar Kompas dan Republika, setelah itu menarik kesimpulan
yang bersifat umum.
1.6. Sistematika penulisan
Dalam penulisan skripsi ini membaginya menjadi beberapa bab,
karena metodologi penelitian dalam bab pertama. Mengenai sistematika
penulisan skripsi ini antara lain:
Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang termasuk di dalamnya
latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teoritik dan metode penelitian yang meliputi jenis
penelitian/pendekatan/spesifikasi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika penulisan.
Bab kedua akan dibagi menjadi tiga yaitu media massa, terorisme dan
dakwah Islam. Bagian pertama akan membahas tentang media massa yang
terdiri dari pengertian, macam-macam media massa dan peran harian Kompas
serta Republika sebagai media massa cetak. Kedua tentang terorisme yang
berisi tentang pengertian dan sejarah perkembangan, unsur-unsur dan bentuk-
bentuk terorisme. Ketiga tentang pengertian, tujuan serta bentuk lain dari
dakwah melalui jihad.
Bab ketiga penulis akan menguraikan tentang diskripsi objek
penelitian yang meliputi tentang sejarah perkembangan harian Kompas serta
21
Republika dan frame pemberitaan mengenai masalah terorisme serta kaitan
umat Islam dengan terorisme.
Bab keempat merupakan analisis tentang kecenderungan pemberitaan
terorisme terhadap umat Islam pada harian Kompas dan Republika edisi
Oktober sampai Desember 2002.
Bab kelima mengenai penutup, kesimpulan dan saran-saran.