Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara...

63
1. PENGERTIAN, LATAR BELAKANG, DAN TUJUAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA Anda mungkin sering mendengar bahkan juga menggunakan istilah pembinaan dan istilah pengembangan dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Kata pembinaan tentu saja berhubungan erat dengan kegiatan membina, sedangkan kata pengembangan sangat berhubungan dengan kegiatan mengembangkan bahasa. Oleh sebab itu, ada dua hal yang harus dibedakan, yaitu usaha pembinaan bahasa dan usaha pengembangan bahasa. Usaha pembinaan bahasa berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan penyebaran bahasa Indonesia ke khalayak sasaran dengan berbagai cara seperti usaha penyuluhan, penataran, dan pendemonstrasian. Jika dipandang dari segi khalayak sebagai sasaran pembinaan tersebut, khalayak tersebut dapat terdiri atas berbagai golongan, baik golongan penutur asli, maupun golongan bukan penutur asli, orang yang masih bersekolah, ataupun orang yang sudah tidak bersekolah lagi, khalayak guru pada semua jenis dan semua jenjang pendidikan, khalayak orang yang berada di komunikasi media massa, seperti majalah, surat kabar, radio, dan televisi, serta khalayak di bidang industri, perniagaan, penerbit, perpustakaan, dan pada lingkungan sastrawan. Dengan sasaran yang ditentukan di atas, kegiatan pembinaan itu mempunyai target tertentu. Target kegiatan pembinaan bahasa adalah sebagai berikut. 1

Transcript of Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara...

Page 1: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

1. PENGERTIAN, LATAR BELAKANG, DAN TUJUAN PEMBINAAN DAN

PENGEMBANGAN BAHASA

Anda mungkin sering mendengar bahkan juga menggunakan istilah pembinaan dan

istilah pengembangan dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Kata pembinaan tentu saja

berhubungan erat dengan kegiatan membina, sedangkan kata pengembangan sangat berhubungan

dengan kegiatan mengembangkan bahasa. Oleh sebab itu, ada dua hal yang harus dibedakan,

yaitu usaha pembinaan bahasa dan usaha pengembangan bahasa.

Usaha pembinaan bahasa berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan penyebaran bahasa

Indonesia ke khalayak sasaran dengan berbagai cara seperti usaha penyuluhan, penataran, dan

pendemonstrasian. Jika dipandang dari segi khalayak sebagai sasaran pembinaan tersebut,

khalayak tersebut dapat terdiri atas berbagai golongan, baik golongan penutur asli, maupun

golongan bukan penutur asli, orang yang masih bersekolah, ataupun orang yang sudah tidak

bersekolah lagi, khalayak guru pada semua jenis dan semua jenjang pendidikan, khalayak orang

yang berada di komunikasi media massa, seperti majalah, surat kabar, radio, dan televisi, serta

khalayak di bidang industri, perniagaan, penerbit, perpustakaan, dan pada lingkungan sastrawan.

Dengan sasaran yang ditentukan di atas, kegiatan pembinaan itu mempunyai target

tertentu. Target kegiatan pembinaan bahasa adalah sebagai berikut.

A. Penumbuhan Sikap

Sikap bahasa adalah salah satu sikap dari berbagai sikap yang mungkin ada. Sikap adalah

kesiapan beraksi. Sikap adalah kesiapan mental dan saraf yang terbentuk melalui pengalaman

yang memberikan arah atau pengaruh yang dinamis kepada reaksi seseorang terhadap semua

objek dan keadaan yang menyangkut sikap itu (Halim,1976:68). Sikap itu memiliki tiga

komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Komponen kognitif adalah

pengetahuan kita tentang bahasa secara keseluruhan sampai dengan penggolongan serta

hubungan-hubungan bahasa tersebut sebagai bahasa Indonesia, bahasa asing, atau bahasa daerah.

Komponen afektif menyangkut perasaan atau emosi yang mewarnai atau menjiwai pengetahuan

dan gagasan yang terdapat di dalam komponen kognitif. Komponen afektif menyangkut nilai

rasa, baik atau tidak baik, suka atau tidak suka. Apabila seseorang memiliki nilai rasa baik atau

1

Page 2: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

suka terhadap sesuatu atau keadaan, orang tersebut dikatakan memiliki sikap positif. Sebaliknya,

apabila orang itu memperlihatkan ketidaksukaannya, orang tersebut dikatakan memiliki sikap

negatif. Target yang hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan” bahasa yang amat penting

adalah menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif tersebut tidak

dapat diukur dengan angka-angka, tetapi dapat dilihat dalam komponen perilaku. Komponen

perilaku berhubungan erat dengan kecenderungan berbuat atau beraksi dengan cara tertentu.

Dalam hubungan ini ada nilai moral yang muncul di dalam masalah ini. Dalam mengukur

keberadaan sikap positif ada beberapa pertanyaan yang dapat dipakai, yaitu seberapa jauh kita

telah mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa persatuan?

Seberapa jauh kita merasa memiliki bahasa kita itu sebagai kekayaan yang tiada ternilai

harganya? Seberapa jauh kita merasa bertanggung jawab untuk mempertahankan keberadaan

bahasa kita di di bumi Ibu Pertiwai? Jika Anda telah dapat menumbuhkan rasa cinta, rasa

memiliki, rasa berkewajiban untuk mempertahankan, dan rasa bangga terhadap bahasa

Indonesia, berarti Anda sudah berhasil melakukan pembinaan bahasa Indonesia terhadap

khalayak yang Anda hadapi.

B. Meningkatkan Kegairahan

Kegiatan pembinaan juga mempunyai target dalam meningkatkan kegairahan berbahasa

Indonesia. Target ini dapat diukur dengan pertanyaan, seberapa banyak seseorang itu secara

konsisten bergairah memakai bahasa Indonesia? Jika seseorang telah bergairah memakai bahasa

Indonesia dalam berkomunikaasi dengan orang lain, orang itu harus meningkatkan lagi

kegairahannya itu dalam mempergunakan bahasa Indonesia.

Contoh

Dalam suatu rapat resmi seorang pejabat menyampaikan pidatonya sebagai sambutan

resmi sebagai berikut.

Saudara-saudara,

Seperti hal yang saya sampaikan tadi bahwa untuk mendrop beberpa spare part

yang kita pesan dari luar negeri di airport sore ini, saya menganjurkan dan meminta agar tenaga-

tenaga yang telah di-upgradinglah yang harus berangkat ke sana. Jika policy ini disalahgunakan,

saya akan melakukan feedback terhadap tindakan itu. Perlu juga saudara ketahui bahwa apa yang

saya katakan terakhir itu bersifat off the record.

2

Page 3: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Kutipan pidato di atas, memperlihatkan bahwa pejabat yang berbicara itu tidak bergairah

memakai bahasa Indonesia. Pejabat tersebut harus dibina pemakaian bahasanya sehingga dia

tidak menggunakan kata-kata asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Jika

Anda berhasil meyakinkan pejabat itu bahwa semua kata asing tersebut sudah ada padanannya

dalam bahasa Indonesia, berarti Anda telah berhasil melakukan pembinaan bahasa dengan baik.

Dengan jelas sekali Anda melihat beberapa kata asing dipakai dalam teks. Kata-kata yang

dimaksudkan adalah mendrop, spare part, air port, upgrading, policy, feedback, off the record.

Bukankah kata-kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia? Kata mendrop

sama dengan menurunkan, mengantarkan; kata spare part berpadanan dengan kata suku cadang;

kata air port berpadanan dengan kata bandar udara; kata upgrading berpadanan dengan kata

penataran; kata policy berpadanan dengan kata kebijaksanaan; kata feedback berpadanan dengan

kata umpan balik; dan kata off the record berpadanan dengan kata cegah siar. Kegairahan

berbahasa merupakan target kegiatan pembinaan bahasa.

C. Meningkatkan Keikutsertaan

Kegiatan pembinaan harus pula terlihat dalam kegiatan meningkatkan keikutsertaan

khalayak sasaran di dalam menjaga mutu bahasa Indonesia. Apa yang disebut dengan “mutu”

bahasa itu harus dihubungkan dengan bermacam-macam persoalan, seperti persoalan hubungan

kata tabu, persoalan kependengaran yang tidak menyinggung perasaan, dan ketidaklaziman yang

agak mencolok. Kalau Anda telah menyangsikan suatu bentuk bahasa, baik kata dan farse,

maupun kalimat berarti Anda telah ikut serta menjaga mutu bahasa. Jika Anda bertanya,

“Apakah bentuk frase mengejar ketinggalan sudah benar dalam bahasa Indonesia,” maka Anda

sudah mebina bahasa, Anda sudah melibatkan diri dalam kegiatan pembinaan bahasa. Dengan

demikian, target mudah diukur, seberapa jauh orang bertanya tentang kebenaran kata, farse, dan

kalimat. Jadi, jika orang telah meragukan tentang bentuk-bentuk bahasa dan ingin tahu bentuk

yang benar dari suatu untaian kata, frase, atau kalimat berarti sudah terbina bahasanya dengan

baik.

Meningkatkan mutu bahasa dalam hal ini berhubungan erat dengan menjaga mutu bahasa

para pendukung bahasa. Mutu bahasa yang dimaksudkan itu berhubungan erat dengan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Persoalan baik dan benar adalah persoalan

3

Page 4: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

kepantasan penempatan suatu unsur bahasa dan persoalan ketepatan kaidah yang diterapkan pada

kata, frase, dan kalimat.

Kegiatan yang sejajar dengan kegiatan pembinaan adalah kegiatan atau usaha

pengembangan bahasa. Yang dimaksud dengan pengembangan bahasa adalah keseluruhan usaha

dan kegiatan yang dengan secara sadar ditujukan kepada penyesuaian struktur dan fungsi bahasa

dengan kebutuhan kemasyarakatan dan pembangunan kita, baik yang nyata maupun yang

mungkin ada (potensial) dalam hubungannya dengan perkembangan keilmuan dan teknologi

dunia sekarang ini serta dengan kemungkinan–kemungkina bagi masa depan. Dengan demikian,

pengembangan bahasa bersifat dinamis. Uraian di atas menunjukkan bahwa usaha

pengembangan bahasa diarahkan kepada usaha peningkatan kelengkapan bahasa. Jadi, sasaran

yang dimaksudkan dalam usaha pengembangan bukanlah manusia pendukung bahasa, tetapi

bahasa itu sendiri. Kelengkapan bahasa tersebut sangat diperlukan. Di dalam berbagai disiplin

ilmu seperti politik, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan organisasi

kemasyarakatan memerlukan suatu komunikasi dengan “mengujarkan” dan “menuliskan”

tentang apa saja yang mungkin dipikirkan dalam konstelasi yang baru. Dengan demikian,

jelaslah bahwa kegiatan pengembangan mempunyai sasaran bahasa itu sendiri, yang target

pencapaiannya adalah meningkatkan kelengkapan bahasa agar segala konsep, ide dapat

dikatakan dengan bahasa Indonesia. Kata take-off, misalnya, sudah mempunyai padanan dalam

bahasa Indonesia, yaitu lepas landas. Dengan usaha pengembangan bahasa itu kita akhirnya

mempunyai kata-kata untuk menyatakan suatu konsep yang yang hampir semuanya dapat

dikatakan dengan bahasa Indonesia.

Mengapa usaha pengembangan bahasa harus dilakukan? Hal apa yang melatarbelakangi

adanya pengembangan usaha pengembangan bahasa itu?

Dalam kehidupan berbangsa, seperti bangsa Indonesia, amat diperlukan suatu alat

komunikasi yang canggih untuk mempersatukan bangsa yang besar itu. Bangsa yang besar

dengan daerah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke itu adalah daerah yang multilingual

yang masyarakatnya bersifat multilingualisme, yaitu mempunyai kesanggupan untuk memakai

dua bahasa atau lebih. Di daerah yang luas ini terdapat beratus-ratus bahasa sebagai bahasa

daerah. Keberagaman bahasa ini, pandangan dari segi politik, merupakan suatu kendala dalam

usaha mempersatukan bangsa. Di Indonesia terdapat sekitar 500 buah bahasa daerah yang

4

Page 5: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

dipakai dan dipelihara oleh pendukungnya dan dilindungi serta dipelihara oleh negara. Bahasa–

bahasa itu pun merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia.

Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula bahasa asing

sebagai bahasa ketiga. Salah satu bahasa asing itu adalah bahasa Inggris yang dipakai sebagai

alat komunikasi pada tingkat internasional. Jelaslah, bahwa kehadiran bahasa asing dan bahasa

daerah, merupakan persoalan yang amat rumit untuk dipecahkan.

Dalam penggunaannya di masyarakat Indonesia, ketiga bahasa itu, yakni bahasa

Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing tidak dapat melepaskan diri dari saling

mempengaruhi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan terjadinya kontak

budaya dan bahasa. Kenyataan bahwa begitu kuatnya bahasa daerah sebagai bahasa ibu bagi

sebagian besar rakyat Indonesia merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan

berbangsa. Hal ini sangat besar pula pengaruhnya pada keberadaan bahasa Indonesia.

Uaraian yang singkat di atas sudah dapat memperlihatkan kepada kita latar belakang

pengembangan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, masalah pengembangan bahasa Indonesia

adalah masalah nasional yang jalinannya sangat kompleks yang harus ditangani sedemikan rupa,

sehingga pengembangan tersebut dapat memanfaatkan kemultilingualan itu menjadi sesuatu

yang menguntungkan perkembangan bahasa itu sendiri. Peningkatan pengembangan bahasa

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga bahasa kita itu cukup memenuhi syarat sebagai

bahasa kebudayaan, keilmuan, dan teknologi atas dasar standardisasi atau pembakuan bahasa.

Standardisasi bahasa dilakukan dengan mempertimbangkan data kebahasaan di Indonesia

melalui evaluasi dan seleksi. Hasil akhir dari kegiatan pengembangan bahasa tersebut merupakan

bahasa baku. Jadi, tujuan akhir pengembangan bahasa adalah standardisasi bahasa, yaitu

terciptanya suatu bahasa baku. Untuk pekerjaan pengembangan bahasa itu diperlukan suatu

kebijaksanaan bahasa sebagai suatu garis haluan yang meletakkan ciri-ciri pembakuan bahasa

itu. Pembakuan bahasa tersebut mencakup berbagai unsur dan aspek, seperti aspek ejaan, aspek

struktur, dan aspek diksi.

2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1. Kedudukan Bahasa Indonesia

5

Page 6: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu (1) sebagai bahasa nasional dan (2)

sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi (1) sebagai lambang

kebanggaan nasional, (2) sebagai lambang identitas nasional, (3) sebagai alat pemersatu

berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang budaya dan bahasanya, dan (4)

sebagai alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi (1) sebagai

bahasa resmi negara, (2) sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (3)

sebagai bahasa resmi di dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan, dan (4) sebagai bahasa resmi di dalam

pembangunan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern (Halim,

1976:145).

Sesuai dengan berbagai fungsi di atas, tidak mengherankan bila bahasa Indonesia

memiliki berbagai ragam. Berdasarkan tempat atau daerahnya, bahasa Indonesia terdiri atas

berbagai dialek, antara lain dialek Jakarta, dialek Jawa, dialek Menado, dialek Bali, dan lain-lain;

berdasarkan penuturnya terdapat ragam bahasa golongan cendekiawan dan ragam bahasa

golongan bukan cendekiawan; berdasarkan sarananya terdapat ragam bahasa lisan dan ragam

bahasa tulis; berdasarkan bidang penggunaannya terdapat ragam bahasa ilmu, ragam bahasa

sastra, ragam bahasa surat kabar, ragam bahasa undang-undang, dan lain-lain; berdasarkan

suasana penggunaannya bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi dua ragam bahasa, yaitu

ragam bahasa resmi dan ragam bahasa santai.

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan fungsi-fungsinya

dipaparkan sebagai berikut.

A. Lambangan Kebanggaan Nasional

Anda tentu mengetahui makna kebanggaan. Untuk itu, mari kita buka dan perhatikan

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dari kamus itu, kita memperoleh penjelasan makna kebanggaan

sebagai “kebesaran hati, perasaan bangga, kepuasan diri”; sedangkan kebanggaan nasional

adalah “sikap kejiwaan yang terwujud, tampak pada sikap menghargai warisan, hasil karya, dan

6

Page 7: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

semua hal lain yang menjadi milik bangsa sendiri”. Dengan memperhatikan makna yang

termaktub dalam KBBI, Anda dapat mengembangkan lebih jauh pengertian “lambang

kebanggaan nasional” .

Coba jawab sendiri pertanyaan yang berikut!

1) Sudahkah Anda merasa memiliki kebesaran hati ketika berbicara dalam bahasa Indonesia

di tengah khalayak yang begitu terampil berbahasa Inggris, misalnya?

2) Bagaimana komentar Anda atas masuknya berbagai kata baru yang marak pada masa

reformasi seperti opsi, kolusi, dan klarifikasi?

Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia tentulah akan mencerminkan

nilai-nilai sosial budaya yang dapat mendasari rasa kebanggaan kita. Rasa kebanggaan tidak

mudah dibina di dalam masyarakat yang sudah tercemar oleh pengaruh budaya asing. Namun,

ada rasa kebanggaan tersendiri karena dapat melestarikan bahasa Indonesia. Dengan rasa

kebanggaan ini pula, bahasa Indonesia akan tetap dipakai dalam semangat kebangsaan.

B. Lambangan Identitas Nasional

Fungsi kedua dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah bahwa bahasa

Indonesia menjadi lambang identitas nasional. Sebagai lambang identitas nasional, mungkin

Anda ingat akan lambang identitas nasional kita lainnya, yakni bendera merah putih. Dalam

setiap upacara kenegaraan, baik di pusat maupun di daerah, bendera merah putih selalu menjadi

bagian yang amat penting. Pemimpin upacara tentulah akan mengajak peserta upacara untuk

menghomati lambang identitas nasional itu. Anda tentu ingat apa yang dicapkan atau diserukan

oleh pemimpin upacara itu kepada kita sebagai peserta upacara? Tentu Anda dapat

membayangkan bagaimana kalau bendera pusaka Sang Dwiwarna dibakar di negeri orang? Kita

amat tersinggung. Rasa kebangsaan kita akan tertantang untuk berbuat sesuatu.

Bagaimana halnya dengan bahasa Indonesia yang mempunyai fungsi sebagai lambang

jatidiri kebangsaan atau lambang identitas nasional kita dilecehkan orang? Agak sulit rasnya

untuk mengukur seberapa jauh ketersinggungan kita jika dibandingkan dengan ketersinggungan

kita karena pelecehann terhadap bendera merah putih. Yang jelas reaksi kita merasa tersingung.

Ketersinggungan itu menunjukkan bahwa kita memiliki sikap positif terhadap bahasa nasional

itu. Kita akan merasa tidak senang apabila melihat pengutamaan pemakaian bahasa Inggris di

atas bahasa Indonesia seperti tampak dalam dunia niaga. Kalau rasa tidak senang itu berkembang

7

Page 8: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

menjadi keprihatinan, kadar sikap positif terhadap bahasa nasional kita itu makin bertambah,

berkembang lebih jauh menjadi tindakan dalam bentuk keterlibatan langsung dalam upaya nyata

penertiban pemakaian bahasa asing, kadar sikap positif makin bertambah lagi. Begitulah

seterusnya.

Sikap positif yang dijabarkan tersebut pada dasarnya merupakan perwujudan dari sikap

menjunjung bahasa nasional itu. Kita menjunjung bahasa nasional kita karena kita menyadari

akan fungsi bahasa nasional sebagai lambang jatidiri bangsa. Sebagai lambang jatidiri bangsa,

tentulah bahasa Indonesia memiliki jatidirinya sendiri pula sehingga serasi dengan lambang

jatidiri bangsa kita yang lainnya. Bahasa Indonesia akan memiliki identitasnya sendiri kalau kita

sebagai pemakai membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sedemikian rupa sehingga

bahasa Indonesia itu bersih dari unsur-unsur bahasa lain. Namun, kalau unsur asing itu

diperlukan, tentulah kita dapat menerimanya sepanjang bermanfaat bagi pengembangan bahasa

Indonesia itu sendiri.

C. Alat Penyatuan

Fungsi ketiga dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah menjadi alat yang

memungkinkan terwujudnya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang

sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Dalam

kata-kata Sumpah Pemuda 1928 bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan. Dengan

bahasa Indonesia, orang Jawa dapat berkomunikasi dengan orang Batak, misalnya. Demikan juga

dengan orang Bali dapat berkomunikasi dengan orang dari daerah lainnya, dan seterusnya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia menjadi alat yang memungkinkan

berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa perlu

menanggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar

belakang bahasa daerah yang bersangkutan.

D. Alat Penghubung

Fungsi keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahwa bahasa Indonesia

itu berfungsi sebagai alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah . Anda dapat

membayangkan bagaimana seandainya berbagai suku bangsa yang ada di Nusantara ini yang

bertebaran di pelbagai daerah tidak mempunyai bahasa Indonesia yang menjembatani

8

Page 9: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

keberagaman bahasa ibu. Di sini dapatlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia itu menjadi

jembatan budaya di antara suku-suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan latar

belakang kebahasaan yang berbeda-beda.

Sebagai jembatan budaya, bahasa Indonesia dapat meperkenalkan kita berbagai kreasi

budaya dari berbagai suku bangsa. Dengan bahasa Indonesia, seni pertunjukan wayang yang

biasanya menggunakan bahasa daerah, bahasa Jawa, Sunda atau Bali misalnya, dapat dinikmati

oleh kelompok suku bangsa di luar suku-suku bangsa itu. Jadi, fungsi penghubung antarbudaya

yang diemban pada gilirannya akan memperkaya bahasa Indonesia itu dengan kekayaan budaya

yang terkandung dalam bahasa daerah. Makin berperan fungsi itu, maka kayalah bahasa

Indonesia itu dan sekaligus makin berkembanglah bahasa Indonesia . Dalam hubungannya

dengan kreasi budaya asing, bahasa Indonesia juga dapat berperan memperkenalkan kita dengan

nilai budaya asing. Dalam konteks ini bahasa Indonesia makin diperkaya lagi. Chairil Anwar

yang kita kenal sebagai penyair utama kita telah mencoba menjadi penerjemah pikiran konsep

Barat dengan kerja keras menyadur beberapa sajak dari sastra Belanda dan Inggris. Hasilnya

adalah bahasa Indonesia menjadi lebih berkembang lagi, bahasa Indonesia yang modern.

Demikian pula halnya dengan beberapa upaya yang telah dilakukan oleh para pengarang yang

mengindonesiakan karya asing.

Dari pembicaraan tentang fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa

nasional dapat diringkas bahwa bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi sebagai:

1.lambang kebanggaan nasional

2. lambang identitas nasional

3. alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan

4. alat perhubungan anatarbudaya dan antar daerah.

Berfungsinya bahasa Indonesia sebagai lambang dan sebagai alat tersebut amat

bergantung kepada sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia itu.

Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa

negara, bahasa Indonesia mempunyai empat fungsi, yaitu: 1) bahasa resmi kenegaraan, 2)

bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, 3) bahasa perhubungan tingkat nasional, dan 4)

bahasa pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

9

Page 10: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Keempat fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara dipaparkan

sebagai berikut.

A. Bahasa Resmi Kenegaraan

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan memiliki kedudukan yang amat

istimewa. Kedudukan ini memberikan peluang kepada bahasa Indonesia untuk berkembang lebih

cepat dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam lingkungannya. Sebagai bahasa resmi

kenegaraan bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan,

baik lisan maupun tulis. Fungsi ini seperti dikatakan tadi, memberikan peluang bagi

berkembangnya bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Indonesialah ditulis dokumen dan keputusan serta surat menyurat yang

dikeluarkan oleh penyelenggara negara dan badan-badan kenegaraan lainnya seperti DPR, MPR.

Dalam bahasa Indonesia pula ditulis dan disampaikan pidato resmi pemimpin negara dan pejabat

pemerintah lainnya. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara seperti yang dikemukakan

di atas berlaku dalam semua tataran pemerintahan dari pusat hingga daerah.

Upaya pembinaan dan pengembangan bahasa sebagai rekayasa yang dilakukan oleh

pemilik bahasa negara itu mutlak diperlukan. Ada kaitan erat antara upaya pembinaan dan

pengembangan bahasa dengan laju perkembangan bahasa itu. Oleh karena itu, pembinaan dan

pengembangan bahasa adalah upaya yang terus menerus dilakukan agar fungsi yang diemban

oleh bahasa Indonesia itu dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, kita akan memiliki

sebuah bahasa negara yang dapat diandalkan.

Kalau bahasa resmi kenegaraan sudah dapat diandalkan, persoalan yang perlu dihadapi

adalah pemakai bahasa negara. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan sikap positif dari

penyelenggara negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Dengan demikian, dewasa

ini penguasaan bahasa Indonesia tampaknya telah dijadikan salah satu faktor yang menentukan

di dalam pengembangan ketenagaan, seperti penerimaan pegawai baru, kenaikan pangkat, baik

sipil maupun militer, dan pemberian tugas-tugas khusus, baik di dalam maupun luar negeri.

Dalam kaitan itu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sering mendapat permintaan

penyuluhan kebahasaan di berbagai instansi. Selain itu praktek pemberian penyuluhan pun

menjadi agenda utama dalam setiap tahun anggaran.

10

Page 11: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Dapat dikatakan bahwa perwujudan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi

kenegaraan memerlukan kerja sama yang baik antarinstansi pemerintah. Penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar memerlukan perhatian semua pihak yang peduli akan bahasa

negara itu.

B. Bahasa Pengantar di dalam Dunia Pendidikan

Fungsi lainnya yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara adalah

bahwa bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar dalam lingkunagn lembaga

pendidikan mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Fungsi menempatkan bahasa

Indonesia sebagai bahasa yang terus menerus dipakai dalam setiap kesempatan belajar mengajar.

Dalam fungsinya sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia hidup

dan berkembang seiring dengan perkembangan pendidikan yang dialami oleh manusia Indonesia.

Dengan demikian, bahasa Indonesia akan makin luas pemakaiannya, memasuki berbagai

lingkungan suku bangsa. Dalam fungsinya itu pula, bahasa Indonesia mendapat masukan dari

berbagai bahasa yang ada.

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai bahasa

pengantar di dalam dunia pendidikan boleh dikatakan amat kompleks. Anda mungkin dapat

membayangkan bahwa yang terlibat dalam dunia pendidikan itu bukan hanya peserta didik,

melainkan guru, perencana dan pengelola pendidikan, penulis buku, serta penerbit. Dengan

demikian, upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai

bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan menuntut pemikiran dan perencanaan yang matang.

Dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dalam dunia

pendidikan turut menentukan keberhasilan fungsi bahasa yang lainnya. Di dunia pendidikanlah

pengajaran bahasa Indonesia berlangsung. Hal ini berarti bahwa dalam fungsinya sebagai bahasa

pengantar di dalam dunia pendidikanlah pengembangan bahasa dan pembinaan bahasa terpadu.

Persoalan pengajaran bahasa menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Selain itu,

pendidik yang bergerak dalam dunia pendidikan juga akan menentukan, baik kualitas pemakaian

maupun kualitas sikap pemakai bahasa.

Hal lain yang bersinggungan dengan dunia pendidikan adalah penulis buku dan penerbit.

Penulis buku menyiapkan bahan ajar untuk guru. Penerbit menerima bahan ajar untuk dijadikan

buku yang layak dipakai. Kinerja penulis dan penerbit turut menentukan keberhasilan pengajaran

11

Page 12: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

bahasa bersama guru. Sementara itu, baik penulis, penerbit, maupun guru hakikinya merupakan

hasil pendidikan sebagai proses yang panjang. Dalam proses yang panjang itu bahasa Indonesia

berfungsi sebagai bahasa pengantar.

C. Bahasa Perhubungan Tingkat Nasional untuk Perencanaan dan Pelaksanaan

Pembangunan Nasional dan Kepentingan Pemerintahan

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan bertaut

dengan fungsinya sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan dan pelaksanaan program-program pemerintah dan penyelengaraan pemerintahan.

Fungsi ini bukan saja menyangkut kegiatan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan

masyarakat luas, melainkan juga menyangkut kegiatan komunikasi antarderah dan antarsuku.

Dengan demikian, bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan pada tingkat

nasional akan mengatasi kesenjangan komunikasi antardaerah dan antarsuku sehingga pada

gilrannya bahasa Indonesia akan makin meluas pemakaiannya.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk menyelenggarakan pemerintahan membawa

akibat yang mengharuskan penyelenggara pemerintahan menggunakan bahasa Indonesia yang

sesuai dengan kaidah bahasa yang dibakukan. Hal ini berarti penyelenggara pemerintahan

haruslah memiliki kesadaran untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk

itu, diperlukan upaya pembinaan sikap kebahasaan terhadap penyelenggara pemerintahan.

Selama penyelenggara negara atau pemerintah belum memiliki sikap positif terhadap bahasa

Indonesia selama itu pula bahasa Indonesia belum berfungsi dengan baik. Selama bahasa

Indonesia belum berfungsi dengan baik selama itu pula kedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara terancam kegoyahan. Untuk mengatasi semua itu, diperlukan kebijaksanaan yang

mengharuskan semua pejabat negara dari yang tertinggi hingga yang terendah mengikuti tes/uji

kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI).

D. Bahasa Pengembang Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi

Fungsi lainnya yang bertaut dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara

adalah sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Dalam fungsi ini bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang memungkinkan kita

membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga memiliki ciri-ciri

12

Page 13: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

dan jatidirinya sendiri yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Bahasa Indonesia menjadi

pilar utama kebudayaan nasional yang paling nyata. Dengan bahasa Indonesia, kita menyatakan

nilai-nilai sosial budaya nasional kita.

Penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tidak dapat dilepaskan dari

bahasa Indonesia. Dengan demikian, sebagaimana diungkapkan di atas, bahasa Indonesia

mempunyai fungsi sebagai alat untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Fungsi yang disebut terakhir ini menghadapkan kita pada keharusan memodernkan bahasa

Indonesia, apalagi kalau dihubungkan dengan pengembangan teknologi modern yang yang pada

umumnya berasal dari negara asing. Bahasa Indonesia harus memiliki konsep-konsep baru yang

datang dari Barat, sehingga upaya pemodernan bahasa Indonesia tidak dapat ditunda-tunda.

Teknologi modern yang berasal dari Barat itu tentulah mempertimbangkan kemanfaatannya bagi

bangsa Indonesia.

3. KEGIATAN KEBIJAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

BAHASA INDONESIA

Ada beberapa kegiatan yang perlu diketahui dalam pembinaan dan pengembangan bahasa

Indonesia. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Pemantapan Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kegiatan pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia telah dikumandangkan

pada berbagai kesempatan dan telah dilaksanakan dengan baik. Pemantapan kedudukan dan

fungsi bahasa Indonesia itu disertai pula dengan pembenahan aksara bahasa Indonesia yang

dalam kegiatan-kegiatan tertentu harus dubina dengan menularkannya kepada orang-orang atau

kelompok-kelompok masyarakat yang belum tahu membaca dan metulis yang disebut dengan

buta aksara.

2) Kegiatan Pembakuan bahasa Indonesia

13

Page 14: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Kegiatan pembakuan bahasa merupakan kegiatan pengembangan bahasa, yaitu

meningkatkan kelengkapan dan mutu bahasa. Kegiatan pembakuan telah dilakukan dengan

berbagai sarana, seperti penerbitan dan penyebaran Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Di

dalam tata bahasa tersebut termuat berbagai kaidah kebahasaan yang harus diketahui dan

dipelajari oleh masyarakat. Selain itu, diterbitkan pula beberapa buku yang yang berfungsi

sebagai pendukung pembakuan bahasa, seperti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan

berbagai kamus ilmu dasar, seperti Kamus Kimia, Kamus Matematika, Kamus Biologi, Kamus

Sastra, dan Kamus Teknik.

3) Kegiatan Penumbuhan Sikap Positif terhadap Bahasa

Kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia telah dilakukan secara berkala. Kegiatan tersebut

tidak lain dari usaha untuk menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Pusat

pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang ditunjuk sebagai badan pemerintah yang mengelola

bahasa, sejak tahun 1980 telah digiatkan suatu bentuk kegiatan, yaitu Bulan Bahasa, yang sejak

tahun 1989 berubah menjadi Bulan Bahasa dan Sastra. Dalam kegiatan itu, semua kegiatan

penyuluhan diterapkan.

Kegiatan Bulan bahasa dan Sastra merupakan rangkaian acara kebahasaan dan

kesastraan, berlangsung selama satu bulan, bertujuan meningkatkan pemasyarakatan bahasa dan

apresiasi sastra di Indonesia, yaitu menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa dan sastra

Indonesia. Oleh sebab itu, sasaran kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra adalah para peminat bahasa

dan sastra, para guru,mahasiswa, siswa, dan masyarakat umum. Kegiatan yang dilaksanakan

dalam Bulan Bahasa dan Sastra meliputi kegiatan kebahasaan dan kegiatan kesastraan. Kegiatan

kebahasaan meliputi (1) Pertemuan Kebahasaan, (2) Lomba Kebahasaan, (3) Penyuluhan, (4)

Pintu Terbuka, (5) Cerdas Cermat Kebahasaan. Kegiatan Kesastraan meliputi (1) Diskusi Sastra

di kalangan siswa, (2) Cepat Tepat Sastra Tingkat SMA, (3) Pertemuan Sastrawan dengan Siswa,

(4) Festival Pementasan Sastra, (5) Pameran Sastra, (6) Apresiasi Sastra melalui Radio dan

Televisi.

Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra juga diselenggarakan di daerah, di kota-kota provinsi

yang melibatkan berbagai unsur, seperti Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas

14

Page 15: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Dewan Kesenian Daerah serta Kantor Pemerintah Daerah.

Semua kegiatan yang dilakukan pada Bulan Bahasa dan Sastra merupakan kegiatan pembinaan

bahasa.

4) Kegiatan Kongres Bahasa

Kongres bahasa Indonesia sebagai wahana pembinaan dan pengembangan bahasa telah

dilakukan dari Kongres Bahasa Indonesia I sampai dengan Kongres Bahasa Indonesia VII.

Kongres Bahasa Indonesia I diselenggarakan di Solo pada tanggal 25-27 Juni 1938 dengan

tujuan untuk mencari pedoman bagi para pemakai bahasa, mengatur bahasa, dan mengusahakan

agar bahasa Indonesia dapat tersebar lebih luas karena anggapan segelintir orang menganggap

bahwa bahasa Indonesia belum teratur. Kongres tersebut menghasilkan menghasilkan tentang

kedudukan bahasa, pengembangan bahasa,dan pembinaan bahasa. Pencetus gagasan

penyelenggaraan ini adalah wartawan harian Soeara Oemoem, Surabaya.

Kongres Bahasa Indonesia II diselenggarakan di Medan pada tanggal 28 Oktober -2

November 1954 dengan tujuan yang sama dengan Kongres Bahasa Indonesia I. Dalam kongres

itu dibicarakan tata bahasa dan ejaan, bahasa Indonesia perudang-undangan, bahasa Indonesia

dalam kuliah, bahasa Indonsia dalam film, dan bahasa Indonesia dalam pers. Kongres tersebut

menghasilkan keputusan tentang kedudukan bahasa, pengembangan bahasa, dan pembinaan

bahasa Indonesia. Kongres bahasa Indonesia II diprakarsai oleh jawatan Kebudayaan,

Kementrian Pendidikan Pengajaran dan kebudayaan.

Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3

November 1978. Tujuan kongres itu adalah memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa

Indonesia, baik sebagai bahasa nasional, maupun sebagai bahasa negara. Hasil yang dicapai

adalah simpulan dan tindak lanjut pembinaan dan pengembangan bahasa dalam (1) bidang

kebudayaan, agama,sosial, politik, dan ketahanan nasional, (2) bidang pendidikan, (3)

komunikasi, (3) bidang kesenian, (5) bidang linguistik, (6) ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21—26 November

1983. Kongres itu bertujuan memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai

sarana komunikasi pemerintahan, sarana pengembangan kebudayaan, sarana pendidikan dan

pengajaran, serta sarana pengembangan ilmu dan teknologi modern. Keputusan yang dicapai

15

Page 16: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

adalah berbagai konsep pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dalam

hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan nasional.

Kongres Bahasa Indonesia V diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3

November 1988. Pada kongres ini dilincurkan dua buah buku, yaitu Kamus Besar Bhasa

Indonesia dan Tata Bahasa Baku. Kongres Bahasa Indonesia V diselenggarakan bertepatan

dengan peringatan 60 tahun Sumpah Pemuda. Kongres itu bertujuan memantapkan bahasa

Indonesia sehubungan dengan perannya untuk memperlancar usaha pencerdasan bangsa, sebagai

jembatan tercapainya kesejahteraan sosial yang adil dan merata. Kongres ini menghasilkan

putusan berupa putusan umum dan tindak lanjut, yang meliputi bidang kebahasaan, bidang

kesastraan, bidang pengajaran, dan bidang pengajaran sastra.

Kongres Bahasa Indonesia VI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober -2

November 1993. Pada kongres itu terdapat peserta dari negara lain sebagai pemakalah yang

mengemukakan bagaimana bahasa Indonesia dipelajari di luar negeri. Negara luar negeri yang

ikut serta adalah Amerika Serikat, Australia, Belanda, Brunai Darussalam, Hongkong, India,

Italia, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Republik Rakyat Cina, Rusia, dan Singapura.

Tujuan kongres adalah memantapkan pengembangan bahasa dan sastra, pembinaan bahasa dan

sastra, pengajaran bahasa dan sastra, serta perkembangan bahasa dan sastra di luar negeri.

Kongres itu mengambil dua bagian keputusan, yaitu bagian umum dan bagian khusus.

Kongres bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26—31 Oktober

1998. Kongres itu diikuti oleh pemakalah luar negeri yang membicarakan pelaksanaan

pengajaran bahasa Indonesia di luar negeri yang membicarakan pelaksanaan pengajaran bahasa

Indonesia di negaranya masing-masing.

5. Kegiatan Peningkatan Mutu Sumber Daya Para Pakar

Kegiatan ini dilakukan dengan berbagai jalur. Pertama, para pelaksana pembinaan dan

pengembangan bahasa dan sastra disekolahkan pada jalur pendidikan yang lebih tinggi dari

sebelumnya. Dari kegiatan tersebut telah dihasilkan beberapa doktor dan magister yang

mengkhususkan diri pada bidangnya masing-masing. Kegiatan ini terus dilaksanakan. Kedua,

para tenaga teknis Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengikuti penataran bahasa dan

sastra dalam beberapa tahap. Ketiga, para pengajar bahasa dan nonbahasa ditatar dengan

beberapa pola penataran tentang bahasa Indonesia, sehingga diharapkan para pengajar SD,

16

Page 17: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

SLTP, dan SLTA dapat menjadi tenaga pelaksana kegiatan bahasa yang andal. Keempat, para

pejabat dan aparat yang mempunyai wewenang dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan

kebahasaan, diberi pengetahuan dan pengertian tentang pentingnya pembinaan dan

pengembangan bahasa. Kelima, para pemimpin redaksi mendapat penataran pula agar dapat

memakai bahasa Indonesia. Keenam, berbagai jalur lain yang memungkinkan bahasa dapat

terbina dan berkembang pada beberapa tokoh masyarakat juga ditangani dengan baik.

6. Kegiatan Penyuluhan Bahasa di Luar Bulan Bahasa dan Sastra

Kegiatan penyuluhan bahasa dianggap usaha pelengkap penyebaran hasil kodifikasi

bahasa melalui bentuk lisan. Di samping itu, penyuluhan bahasa juga merupakan penerangan

tentang kebahasaan yang belum terungkap dalam hasil kodifikasi itu. Penyebaran Kamus Besar

Bahasa Indonesia, misalnya kadang-kadang harus diikuti oleh kegitan penyuluhan bahasa karena

pada saat kamus tersebut disebarkan, kata-kata baru telah bermunculan. Dengan kegiatan

penyuluhan bahasa seperti itu kekurangan yang ada dalam kamus tersebut dapat dijelaskan atau

diatasi.

Jika dilihat jenis kelompok sasaran pembinaan dan pengembangan bahasa, penyuluhan

bahasa dapat ditujukan kepada tiga khalayak. Ketiga khalayak itu menurut Moeliono (1981:148)

adalah khalayak umum, kelompok khusus, dan orang seorang.

a) Penyuluhan Khalayak Umum

Penyuluhan bahasa yang ditujukan kepada khalayak umum biasanya dilakukan dengan

bantuan media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Penyuluhan bahasa

melalui surat kabar dan majalah biasanya dilakukan dengan suatu rubrik khusus yang memuat

masalah bahasa. Tentu saja, pemuatan permasalahan bahasa yang ada di dalam rubrik itu

haruslah mempersoalkan tema yang sesuai dengan misi majalah atau surat kabar yang

bersangkutan. Biasanya pemunculan penyuluhan bahasa Indonesia di surat kabar dan majalah

dilakukan secara berakala. Surat kabar Republika, misalnya, akan memuat rubrik kebahasaan

pada hari Sabtu secara terus menerus.

Kegiatan penyuluhan untuk khalayak umum melalui radio dan televisi biasanya dilakukan suatu

acara khusus. Kegiatan tersebut pada saat ini telah dilakukan di Radio Republik Indonesia (RRI)

17

Page 18: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

secara berkala. Penyuluhan tersebut diikuti oleh radio-radio swasta di seluruh tanah air.

Penyuluhan melalui radio dan televisi ini merupakan suatu penyuluhan yang disampaikan secara

lisan. Oleh sebab itu, dalam kegiatan penyuluhan ini tidak dilakukan serupa dengan proses

belajar di sekolah. Kegiatan ini lebih banyak bersifat menggugah masyarakat untuk bersikap

positif terhadap bahasa Indonesia. Dengan penggugahan itu pemakaian bahasa Indonesia di

kalangan masyarakat dapat meningkat.

b) Penyuluhan Kelompok Khusus

Kegiatan penyuluhan kelompok khusus dapat dilakukan pada para karyawan suatu

instansi, baik instansi pemerintah maupun instansi pemerintah. Corak penyuluhan kelompok

khusus tidak sama dengan penyuluhan khalayak umum. Karena sasaran penyuluhan adalah orang

yang mempunyai kepentingan yang sama, materi yang disuluhkan dapat ditentukan bersama.

Pada instansi tertentu para karyawan memerlukan kejelasan tentang ejaan. Pada instansi lain para

karyawannya memerlukan kejelasan mengenai bahasa surat. Dengan demikian terlihat bahwa

penyuluhan kelompok khusus itu bergantung pada keperluannya.

c) Penyuluhan Orang Seorang

Penyuluhan bahasa melalui orang seorang merupakan penyuluhan yang lebih khusus.

Penyuluhan tersebut dapat terlihat pada saat seseorang datang kepada petugas menanyakan

persoalan kebahasaan yang belum diketahuinya. Penyuluhan seperti itu berlaku pula bagi

seseorang yang menayakan persoalan bahasa yang belum diketahuinya melalui telepon kepada

petugas kebahaasaan. Para petugas harus menjawab pertanyaan yang diajukan orang itu dengan

jawaban dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di samping itu, ada pula anggota

masyarakat yang bertanya dengan media surat. Para petugas menjawab pertanyaan tersebut

dengan surat pula dengan menggunakan surat. Dengan demikian, persoalan bahasa yang

dijelaskan di dalamnya dapat sampai pada pengirim surat itu. Kemudian, secara tidak langsung

petugas telah pula menyuluhkan format surat kepada orang tersebut.

7. Kegiatan Penelitian Bahasa dan Sastra

Penelitian bahasa dan sastra merupakan kegiatan yang mendukung pekerjaan

mengembangkan bahasa. Setiap tahun terdapat lebih dari 20 buah hasil penelitian bahasa dan

18

Page 19: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

sastra yang terdapat di berbagai lembaga pemerintah dan swasta. Kegiatan penelitian

dilaksanakan sebagai upaya untuk (1) mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia yang

memenuhi tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia modern dalam berbagai aspek, seperti

aspek politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan; (2) melestarikan bahasa

dan sastra daerah sebagai warisan budaya bangsa serta memanfaatkannya sebagai sumber dalam

pengembangan bahasa dan sastra Indonesia.

4. BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

1. Bahasa Indonesia yang Baik

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan

norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung

kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa

Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi,

seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan

hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi, yang selalu memperhatikan norma bahasa.

2. Bahasa Indonesia yang Benar

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan

kaidah atau aturan bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah

ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan

kaidah penataan penalaran. Jika ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata

diperhatikan dengan saksama, dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian

bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati,

pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar.

3. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai

dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku.

19

Page 20: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Pemakaian lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Batak dalam

berbahasa Indonesia pada situasi resmi sebaiknya dikurangi. Kata memuaskan yang diucapkan

memuasken bukanlah lafal bahasa Indonesia.

Pemakaian lafal asing sama saja salahnya dengan pemakaian lafal daerah. Ada orang

yang sudah biasa mengucapkan kata logis dan sosiologi menjadi lohis dan sosiolohi. Ada lagi

pemakai bahasa yang mengucapkan kata sukses menjadi sakses. Kesemuanya itu merupakana

pengucapan yang perlu dibenahi jika kita berbicara dengan bahasa Indonesia dalam situasi

resmi.

4. Pokok-Pokok Bahasa Yang Benar

Kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah: ejaan, pembentukan kata,

pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan pembentukan paragraf.

5. YANG PATUT MENJADI ANUTAN DALAM

BERBAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa negara, seperti tercantum dalam pasal

36, Undang-unndang Dasar 1945. Oleh karena itu, semua warga negara Indonesia wajib

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar juga merupakan hasrat seluruh rakyat

Indonesia. Hasrat itu tertuang dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1988 tentahg Garis-garis Besar

Haluan negara Sektor kebudayaan butir f, yang menyatakan bahwa pembinaan dan

pengembangan bahasa Indonesia perlu terus ditingkatkan, serta penggunannya secara baik dan

benar, dan penuh kebanggan perlu dimasyarakatkan sehingga bahasa Indonsia menjadi wahana

komunikasi yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mendukung pembangunan

bangsa.

Semua warga negara Indonesia wajib membina dirinya masing-masing dalam pemakaian

bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai dengan kaidah yang

berlaku. Kita tidak sepatutnya mengatakan, “Ah, masa bodoh soal kaidah bahasa. Itu urusan ahli

bahasa, atau “Ah, salah tentang ejaan tidak apa-apalah. Yang penting bagi kita, bahasa dapat

20

Page 21: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

dimenerti dan komunikatif.” Pemakai bahasa Indonesia tidak dibenarkan, misalnya,

menggunakan lafal bahasa daerah atau lafal bahasa asing dalam berbahasa Indonesia. Demikian

pula, kurang terpijilah orang yang menggunakan bahasa Indonesia yang kosa katanya bercampur

dengan kata bahasa asing hanya karena ingin tampak “gagah” atau karena ingin memperlihatkan

tingkat keintelektualannya.

Pertanyaan yang timbul sekarang adalah siapakah yang ditugasi membina pemakaian

bahasa dan siapa pula yang harus menjadi anutan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan

benar? Jawabnya, secara resmi yang ditugasi membina dan mengembangkan bahasa Indonesia

adalah pemerintah, dalam hal ini Depatemen Pendidikan dan kebudayaan, yang mendelegasikan

wewenangnya kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Akan tetapi tidak semata-

mata Pusat Bahasa yang memikul beban tersebut. Semua warga negara Indonesia mempunyai

kewajiban melaksanakan pembinaan bahasa. Usaha pembinaan bahasa yang dilancarkan dengan

gigih oleh Pusat Bahasa akan gagal jika tidak diikuti oleh kesadaran kita untuk membina diri kita

masing-masing dalam berbahasa. Kerja keras Pusat bahasa dalam membina masyarakat untuk

berbahasa dengan benar, baik dilakukannya melalui televisi, radio, maupun surat kabar, tidak ada

artinya jika kaidah-kaidah kebahasaan tidak diindahkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Lebih

tragis lagi, usaha Pusat Bahasa akan sia-sia jika mereka yang patut menjadi anutan dalam

berbahasa tidak berusaha menerapkan kaidah-kaidah bahasa Indonesia ketika berkomunikasi

dengan masyarakat. Itulah sebabnya, salah satu putusan Kongres V Bahasa Indonesia tahun 1988

menyatakan bahwa dalam konteks budaya yang memberi penekanan pada prinsip anutan,

kongres mengimbau agar para pejabat lebih berhati-hati dalam memakai bahasa Indonesia yang

baik dan benar. Putusan kongres itu beralasan sebab dalam masyarakat kita terdapat nilai budaya

yang banyak berorientasi vertikal ke arah tokoh, pembesar, yang berpangkat tinggi, atasan senior

(Koentjaraningrat, 1974:69). Pengaruh pemakaian bahasa para anutan itu sangat besar bagi

masyarakat yang diajaknya berkomunikasi. Lalu, siapakah yang patut menjadi anutan dalam

berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Jawabnya, yang patut menjadi anutan dalam

berbahasa Indonesia yang baik dan benar, antara lain, sebagai berikut.

1. Presiden dan Wakil Presiden

Di negara mana pun di dunia ini seorang kepala negara, baik presiden, perdana menteri,

sultan, maupun raja, memiliki wibawa yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat di

21

Page 22: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

mata masyarakatnya. Setiap putusan dan petunjuknya selelu diperhatikan rakyatnya. Setiap

wejangan dan arahannya selalu dijadikan landasan berpijak oleh aparat bawahannya, yang pada

gilirannya dijadikan pedoman oleh seluruh warga negaranya. Demikian jua, pemakaian bahasa

presiden atau wakil presiden akan berpengaruh bagi pemakai yang lain.

Kata dan ungkapan yang diucapkan presiden dan wakil presiden akan dijadikan pola dan

ditiru oleh para pejabat yang lain dan oleh masyarakat luas. Tidaklah mengherankan jika setelah

presiden atau wail presiden menggunakan suatu ungkapan tertentu ketika mencanangkan sesuatu,

misalnya, dan ungkapan itu sangat berkesan di hati pendengarnya, akan muncullah di dalam

masyarakat beberapa ungkapan lain dengan menggunakan pola yang sama seperti yang

diucapkan presiden atau wakil presiden.

2. Menko dan Menteri

Para menko dan menteri memiliki kekuasaan yang besar dalam mengemudikan negara

dan bangsa ini. Mereka, sebagai pembantu presiden mempunyai wewenang untuk menyusun

kebijakan dalam bidangnya masing-masing. Ketika menyampaikan kebijakannya itulah, seperti

ketika memimpin rapat kerja departemen, ketika melangsungkan dengar pedapat di DPR, atau

ketika memberikan keterangan melalui TVRI, para menko dan menteri sepatutnya menggunakan

bahasa yang baik dan benar. Ucapan mereka akan berpengaruh bagi aparat bawahannya dan

tidak mustahil dalam waktu singkat ucapan itu akan tersebar luas ke seluruh pelosok tanah air.

3. Pemimpin Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara

Ketua dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat, Ketua Dewan

Pertimbangan Agung, Gubernur Bank Indonesia, dan Jaksa Agung merupakan pejabat yang

ucapan-ucapan mereka akan terasa membekas di hati pendengarnya. Demikian juga, pemimpin

instansi nondepartemen, seperti Ketua LIPI, Kepala BP-7, Ketua LAN, dan Ketua BKKBN,

adalah pejabat yang kata-katanya menjadi menjadi perhatian seluruh masyarakat. Para pendengar

akan terkesan dengan contoh dan ilustrasi yang dikemukakan oleh para ketua lembaga

tertinggi/tinggi negara dan pemimpin instansi nondepartemen tersebut, selanjutnya, pemakaian

bahasa mereka turut mewarnai pemakaian bahasa para pejabat yang lain, baik di pusat maupun di

daerah.

22

Page 23: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

4. Pemimpin ABRI

Instruksi yang disampaikan oleh pemimpin ABRI, baik secara lisan maupun secara

tertulis, hendaklah jelas dan lugas aga instruksi tersebut tidak menimbulkan salah paham bagi

penerima instruksi. Kesalahpahaman akan menghasilkan salah arah dan salah langkah bagi

kesatuan-kesatuan yang lebih kecil. Agar terasa jelas dan lugas, hendaklah instruksi itu disusun

dalam kalimat yang efektif dengan penataan penalaran yang baik.

5. Guru dan Dosen

Prof. Dr. J.S. Badudu dalam suatu acara “Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI”

mengatakan bahwa tulisan atau karangan siswa dan mahasiswa di sekolah-sekolah, baik di

tingkat dasar, tingkat menengah, maupun tingkat perguruan tinggi rata-rata buruk. Mereka

banyak membuat kesalahan dalam pemakaian ejaan, pemilihan kata, atau dalam penyusunan

kalimat. Disarankan oleh guru besar Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran agar guru dan dosen

bahasa Indonesia mau mengoreksi tulisan anak-anak dan memberikan bentuk yang betul. Dalam

hubungan itu, yang diinginkan oleh Badudu agar guru dan dosen bahasa Indonesia menguasai

lebih dahulu kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Bahkan, agar para siswa dan mahasisiwa

terbiasa berbahasa yang benar. Guru dan dosen bidang studi lain pun diharapkan dapat

membantu tugas guru bahasa Indonesia. Dengan begitu. Para siswa dan mahasiswa tidak akan

dipusingkan oleh anjuran yang berbeda, yaitu guru bahasa Indonesia menganjurkan “begini”,

sedangkan guru bidang studi lain menganjurkan “begitu” dalam pemakaian bahasa.

6. Wartawan dan Penerbit

Para wartawan TVRI/RRI serta wartawan berbagai surat kabar dan majalah redaksi

penerbit sangat besar peranannya dalam pembinaan bahasa Indonesia. Berita pada TVRI, RRI,

surat kabar, dan majalah, serta tulisan dalam buku-buku yang merupakan produk wartawan dan

redaksi penerbit sangat mewarnai pemakaian bahasa dalam masyarakat. Oleh karena itu, suatu

hal yang sangat masuk akal jika para wartawan dan redaksi penerbit perlu meningkatkan

kemahirannya dalam memperagakan bahasa yang baik dan benar dalam tulisan-tulisan mereka.

Berkenaan dengan pemakaian bahasa Indonesia khususnya di radio siaran, Menteri

Penerangan, dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa masih banyak radio siaran yang

mengabaikan ajakan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan tidak

23

Page 24: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

jarang pula yang ikut-ikutan menggunakan “bahasa rusak”. Untuk itu, diharapkan agar bahasa

Indonesia yang digunakan di radio siaran dapat dijadikan anutan dalam penggunaan bahasa baku.

Di samping iu, fasilitas ini harus bersifat mendidik memenuhi selera yang baik dan bermanfaat

bagi masyarakat pendengar.

Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap acara resmi atau formal di

TVRI, RRI, surat kabar, majalah, dan buku merupakan guru yang paling berpengaruh dan akan

mempunyai dampak yang positif dalam pemakaian bahasa masyarakat. Sebaliknya, jika bahasa

dalam media massa elektonika dan media massa cetak, atau bahasa dalam buku kacau, pengaruh

yang ditimbulkannya akan segera meraja lela ke semua pemakai bahasa, terutama berpengaruh

kepada mereka yang awam bahasa. Dalam kaitan ini, penulis berpendapat bahwa usaha guru dan

dosen bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dalam membina anak didik untuk berbahasa yang

benar akan hilang tanpa bekas jika bahasa yang digunakan para penyiar televisi dan radio, surat

kabar, dan buku kurang menunjang karena anjuran guru di dalam kelas berbeda dengan

pemakaian bahasa dalam media massa dan dalam buku, di luar kelas.

Karena bahasa dalam setiap acara televisi, radio, dan bahasa surat kabar, majalah, serta buku

merupakan guru yang paling berpengaruh dan jangkauannya paling luas, hendaknya semua pihak

yang menangani media massa elektronika/cetak tersebut menuangkan pikirannya dengan tertib

dan cermat. Untuk itu, langkah-langkah yang berikut agaknya patut dipertimbangkan.

1) Pihak redaksi mengadakan kursus bahasa Indonesia seacara intensif dan terus menerus

bagi karyawannya, dari pegawai yang satu ke pegawai yang lain, seperti pemimpin

redaksi, wartawan, pengetik, penyunting, pemeriksa, penegeset (tukang set).

2) Pegawai baru yang akan bekerja di media massa elektronika/cetak hendaknya betul-betul

memiliki kemahiran berbahasa yang memadai (dibuktikan dari hasil tes bahasa).

3) Pihak TVRI dan RRI hendaknya selalu mengingatkan setiap orang/pejabat yang akan

tampil di TVRI atau RRI untuk berbahasa dengan cermat dan tertib.

4) Setiap penerbit buku selayaknya mempunyai tenaga penyunting bahasa yang betul-betul

menguasai aturan bahasa.

7. Sekretaris dan Pengonsep Pidato

Bahwa peranan sekretaris dan para pengonsep pidato sangat besar dalam pembinaan

bahasa Indonesia masyarakattidak dapat dimungkiri. Para sekretaris yang tugas sehari-harinya

24

Page 25: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

menulis ide dan gagasan pemimpin instansinya wajib menguasai kaidah-kaidah bahasa. Surat-

surat yang ditulisnya seharusnya terhindar dari kesalahan penerapan ejaan, penyusunan kalimat,

dan penataan penalaran agar surat yang dihasilkannya membawa pengaruh bahasa yang baik bagi

pembacanya. Demikian juga, pengaruh pengonsep pidato. Tulisannya yang kemudian diucapkan

oleh pemimpin instansinya akan didengarkan oleh ratusan atau ribuan karyawan. Lebih-lebih lagi

jika pidato yang ditulis oleh sekretaris itu disampaikan oleh kepala negara. Pidato itu akan

disimak oleh berjuta-juta orang di seluruh wilayah negara. Susunan kalimat yang baik dengan

disertai nalar yang jernih dalam pidato juga akan melahirkan pengalaman berbahasa yang baik

bagi berjuta-juta pendengarnya.

8. Pemuka Agama

Sudah kita ketahui bahwa para pemuka agama berfungsi sebagai penyebar kebajikan

yang dibawa ajaran agamanya masing-masing. Mubalig akan berceramah di majelis taklim di

masjid; pendeta akan berkotbah dan memimpin kebaktian di gereja, di tempat yang kudus,

Demikian juga, pemimpin agama yang lain akan berkhotbah di tempat ibadat bagi agamanya.

Fatwa mereka akan menyentuh lubuk hati yang paling dalam bagi umatnya. Petuah dan

nasihatnya selalu direnungkan oleh jemaatnya. Kemudian, para jemaat akan berusaha sedapat-

dapatnya melaksanakan fatwa dan nasihat pemimpin agamanya. Dalam kaitan inilah, pemakaian

bahasa yang tertib dan cermat oleh para pemuka agama akan menjadi teladan bagi umatnya.

Jika seorang pemuka agama, misalnya dalam suatu khotbahnya menggunakan ungkapan

Tuhan Yang Kekasih, ungkapan tersebut akan digunakan pula oleh, sekurang-kurangnya, umat

yang mendengarkan khotbah tersebut. Padahal, ungkapan itu tidak tepat karena kata Tuhan

termasuk nomina atau kata benda yang diterangkan oleh yang kekasih yang juga nomina.

Seharusnya kata Tuhan diterangkan oleh verba (kata kerja) atau kata sifat, seperti Tuhan Yang

Maha Mengasihi atau Tuhan Yang Maha Pengasih, atau TuhanYang Mahakasih.

Selain pejabat dan tokoh yang sudah disebutkan, sebenarnya masih banyak atau

pemimpin instansi, baik di kalangan pemerintaan, kalangan swasta, maupun di kalangan

organisasi massa seperti gubernur, bupati, rektor, direktur utama, dan ketua umum suatu

organisasi massa yang harus menjadi anutan bawahannya dalam berbahasa yang benar. Pada

dasarnya, semua pemimpin yang membawahkan berjuta-juta rakyat, seperti pemimpin negara,

maupun pemimpin yang membawahkan beberapa orang saja, seperti pemimpin kantor kelurahan.

25

Page 26: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

7. BENTUK BAKU DAN TIDAK BAKU

1. Manakah pelafalan ABRI yang benar [abri] atau [a-be-er-i]?

Singkatan dan akronim dalam bahasa Indonesia dilafalkan dengan cara yang berbeda.

Singkatan selain dilafalkan huruf demi huruf, juga dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya,

seangkan akronim lazimnya dilafalkan sebagaimana kata biasa. Sejalan dengan itu, SMAN,

misalnya seperti halnya BRI, BNI, dan DPR tergolong singkatanyang dilafalkan huruf demi

huruf . Oleh karena itu singkatan tersebut dilafalkan dengan [es-em-a- en]. [be-er-i], [be-en-i],

dan [de-pe-er].

Berbeda dengan singkatan itu ABRI dapat dilafalkan dengan dua cara berdasarkan dua

pertimbangan yang berbeda. Jika dipandang sebagai singkatan, ABRI dilafalkan huruf demi

huruf menjadi [a-be-er-i]. Akan tetapi, jika dipandang sebagai akronim, ABRI dilafalkan dengan

[abri].

26

Page 27: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Dua sudaut pandang itu timbul karena di satu pihak ABRI dapat dipandang sebagai

singkatan dan di pihak lain dapat dipandang sebagai akronim. ABRI dapat dipandang sebagai

sangkatan karena terbentuk dari gabungan huruf awal suatu kata, seperti halnya BRI,BNI,dan

DPR. Di pihak lain, ABRI dapat dipandang sebagai akronim karena dapat dilafalkan sebagai kata

biasa, seperti halnya SIM, Akmil, dan tilang. Dengan demikian, perbedaan sudut pandang itu pun

pada akhirnya dapat menyebabkan perbedaan dalam pelafalannya.

Walaupun dapat dilafalkan dengan dua cara , pelafalan yang lazim untuk ABRI ialah

[abri]. Sangat jarang pemakai bahasa yang melafalkan dengan [a-be-er-i]. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa ABRI lebih cenderung dipandang sebagai akronim.

2. Bagaimanakh melafalkan singkatan dan akronim asing?

Singkatan akronim asing pelafalannya diperlakukan agak berbeda dengan singkatan dan

akronim bahasa Indonesia. Sebagai singkatan, huruf dari bahasa mana pun dilafalkan menurut

namanya dalam abjad bahasa kita. Oleh karena itu, singkatan asing pun dilafalkan seperti halnya

bahasa kita.

Misalnya:

Singkatan Lafal baku Lafal Tidak baku

FAO [ef-a-o] [ef-ey-ow]

IGGI [i-ge-ge-i] [ay-ji-ji-ay]

BBC [be-be-ce] [bi-bi-si], [be-be-se]

AC [a-ce] [ei-si], [a-se]

WC [we-ce] [dabiyu-si], [we-se]

TV [te-ve] [ti-vi]

TVRI [te-ve-er-i] [ti-vi-er-i]

Ketika bahasa Indonesia masih menggunakan ejaan lama, pelafalan [be-be-se], [a-se],

dan [we-se] untuk singkatan asing BBC,AC, dan WC dapat dibenarkan sebab pelafalan itu sesuai

dengan nama huruf c dalam ejaan lama, yaitu se. Akan tetapi, sejak EYD diresmikan dan nama

huruf c mengalami perubahan dalam abjad kita, pelafalan BBC, AC, dan WC pun berubah sesuai

dengan nama huruf yang berlaku sekarang. Dengan demikian, pelafalan BBC, AC, dan WC

27

Page 28: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

dengan [be-be-se, [a-se], dan [we-se] sekarang dipandang tidak baku. Pelafalannya yang baku

ialah [be-be-ce], [a-ce], dan [we-ce] karena disesuaikan dengan nama huruf c, yaitu [ce].

Dalam hubungan itu, singkatan asing tidak dilafalkan sesuai dengan lafal asingnya karena

hal itu dapat menyulitkan para pemakai bahasa kita. Jika singkatan dari bahasa Inggris harus

dilafalkan menurut nama huruf dalam bahasa Inggris, misalnya , bagaimana kalau kita

dihadapkan pada singkatan dari bahasa asing yang lain, seperti Prancis, Rusia, Jerman, dan

Jepang? Berapa banyak masyarakat kita yang mengenal nama huruf di dalam bahasa-bahasa itu?

Bagaimana pula melafalkan huruf dalam bahasa-bahasa itu, tentu tidak banyak yang tahu.

Dengan pertimbangan bahwa orang Indonesia yang paham bahasa Indonesia dengan

abjadnya lebih banyak daripada jumlah orang yang mengenal bahasa asing dengan abjadnya,

sebaiknya singkatan dari bahasa mana pun, demi kejelasan informasi yang akan disampaikan

kepada masyarakat luas, dilafalkan menurut nama huruf yang terdapat dalam abjad bahasa

Indonesia. Jadi, singkatan asing yang terdapat dalam bahasa Indonesia tetap dilafalkan sesuai

dengan lafal bahasa Indonesia.

Berbeda dengan singkatan, akronim lazimnya dipandang seperti halnya kata biasa. Dalam

hal ini, akronim asing pun dipandang identik dengan kata asing. Kalau kata asing dilafalkan

mengikuti lafal aslinya, akronim asing pun dilafalkan sesuai dengan lafal akronim itu dalam

bahasa aslinya. Dengan demkian, akronim asing yang digunakan dalam bahasa Indonesia,

terutama yang pemakaiannya sudah bersifat internasional, dilafalkan sesuai dengan lafal bahasa

aslinya.

Misalnya:

Akronim Lafal baku lafal Tidak Baku

Unesco [yunesko] [unesko]

Unicef [yunisyef] [unicef]

3. Bagaimana melafalkan huruf c pada kata pasca dan civitas academica?

28

Page 29: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Kata pasca dan civitas academica berasal dari bahasa yang berbeda. Kata pasca berasal

dari bahasa Sanskerta, sedangkan civitas academica dari bahasa Latin. Oleh karena asalnya

berbeda, cara melafalkannya pun tidak sama.

Huruf c pada kata pasca, sesuai dengan bahasa aslnya, dilafalkan dengan [c], dan bukan

[k]. Sejalan dengan itu, kata pasca pun dalam bahasa kita dilafalkan dengan [pasca], bukan

[paska], misalnya pada pascapanen [pascapanen] dan pascasarjana [pascasarjana]. Di dalam

kamus pun tidak ada keterangan yang memberi petunjuk bahwa pasca harus dilafalkan [paska].

Oleh karena itu, pascapanen dan pascasarjana tidak dilafalkan dengan [paskapanen] dan

[paskasarjana], tetapi dilafalkan dengan [pascapanen] dan [pascasarjana]. Bandingkan pelafalan

pasca dengan panca, yang juga merupakan unsur serapan dari bahasa yang sama, yaitu bahasa

Sanskerta. Dalam hal ini panca pun dilafalkan dengan [panca], bukan [panka], misalnya pada

kata Pancasila dan pancakrida.

Huruf c dari bahasa latin, seperti halnya dari bahasa Inggris, tidak dilafalkan dengan [c],

tetapi di satu pihak huruf itu dapat dilafalkan dengan [s], dan di pihak lain huruf itu dapat

dilafalkan dengan [k]. Huruf c asing, sesuai dengan penyerapannya, dilafalkan dengan [s] jika

huruf itu diikuti oleh huruf e, i, dan y.

Misalnya:

cent -------- sen

central -------- sentral

circulation -------- sirkulasi

cylinder ------- silinder

Huruf c asing dilafalkan dengan [k] jika huruf itu diikuti oleh huruf a, u, o, dan konsonan.

Misalnya:

corelation ---------- korelasi

calculation ---------- kalkulasi

cubic ---------- kubik

construction ---------- konstruksi

classification ---------- kalsifikasi

Sejalan dengan keterangan itu, huruf c pada civitas pun dilafalkan dengan [s] karena

terletak di muka i, tetapi pada academica, huruf c dilafalkan dengan [k] karena terletak di muka

29

Page 30: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

a. Dengan demikian, civitas academica dilafalkan dengan [sivitas akademika], bukan [sivitas

academica].

4. Bagaimanakah melafalkan angka tahun 1989 yang benar dan melafalkan angka 0?

Sampai saat ini pelafalan angka tahun dan angka memang masih cukup bervariasi. Tahun

1989, misalnya, ada yang melafalkannya dengan [satu-sembilan-delapan sembilan] atau angka

demi angka, tetapi ada pula yang melafalkannya dengan [sembilan belas delapan- sembilan]. Di

samping itu, tidak sedikit juga yang melafalkannya dengan [seribu sembilan ratus delapan puluh

sembilan]. Dari berbagai variasi itu, pelafalan yang dipandang resmi adalah pelafalan yang

terakhir, yaitu [seribu sembilan ratus delapan puluh sembilan]. Pelafalan itu pulalah yang

sebaiknya digunakan, sedangkan dua pelafalan yang lain dipadang tidak baku,

Angka 0 berarti ‘kosong’atau ‘tidak ada apa-apanya’. Dalam bahasa kita pelafalan angka

itu, yang sebaiknya digunakan adalah [nol], bukan [kosong]. Misalnya, nomor telepon 306039

dilafalkan dengan [tiga-nol-enam-nol-tiga-sembilan], bukan [tiga-kosong-enam-kosong-tiga-

sembilan].

Pelafalan angka 0 dengan [kosong] kemungkinan dipengaruhi oleh bahasa Inggris zero ,

yang dalam bahasa kita memang sering diterjemahkan dengan kosong

5. Manakah pelafalan yang benar [energi], [enerkhi], atau [enerji]?

Kata energi dalam bahasa Indonesia diserap dari kata asing energy (Inggris). Sesusi

dengan nama huruf di dalam abjad bahasa Indonesia, huruf g tetap dilafalkan dengan [g], bukan

[kh] atau [j]. Oleh karena itu pelafalan yang baku untuk kata energi adalah [energi], bukan

[enerkhi] atau [enerji].

Pelafalan g dengan [kh] diduga merupakan pengaruh dari lafal bahasa Belanda,

sedangkan dengan [j] diduga pengaruh lafal bahasa Inggris. Dalam berbahasa Indonesia yang

baik, pelafalan yang terpengaruh bahasa asing itu patut dihindari karena lafal bahasa Indonesia

yang baik adalah lafal yang tidak menampakkan pengaruh dari bahasa lain, baik bahasa daerah

maupun bahasa asing.

Beberapa contoh pelafalan kata yang serupa dapat dilihat di bawah ini.

30

Page 31: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Kata Lafal Baku Lafal Tidak Baku

biologi [biologi] [biolokhi], [bioloji]

teknologi [teknologi] [teknolokhi], [teknoloji]

filologi [filologi] [filolokhi], [filoloji]

sosiologi [sosiologi] [sosiolokhi], [sosioloji]

fonologi [fonologi] [fonolokhi], [fonoloji]

Seperti tampak pada contoh di atas, lafal yang baku adalah lafal yang sebaiknya

digunakan, sedangkan yang tidak baku sebaiknya kita hindari.

6. Pusat Pendidikan dan Latihan atau Pusat Pendidikan dan Pelatihan?

Jika pendidikan itu diartikan ‘proses mendidik’ dan didikan diartikan’ hasil mendidik’,

dengan taat asas ‘ proses melatih’ akan menjadi pelatihan, dan latihan akan diartikan ‘hasil

melatih, ‘yang dilatihkan’. Sejalan dengan itu, yang benar adalah Pusat Pendidikan dan

Pelatihan, bukan Pusat pendidikan dan Latihan.

7. Bebas parkir atau parkir gratis?

Kata free parking berarti ’dibebaskan dari pembayaran parkir, parkir gratis atau parkir

cuma-cuma. Kata no parking berarti ‘dilarang parkir’atau ‘bebas parkir’ atau ‘bebas dari parkir’.

Kawasan bebas becak berarti ‘tempat yang bebas dari becak’, bebas banjir ‘bebas dari banjir’,

bebas pajak ‘ bebas dari pajak.

Tidak tepat jika free parking dipadankan dengan bebas parkir. Yang benar untuk kata

free parking adalah ‘parkir gratis’, ‘parkir tanpa bayar’.

8. Sudah benarkah penulisan (1) mengolahragakan masyarakat, (2) ulang tahun Korpri

ke-14, (3) Digahayu HUT RI ke XXX?

(1) Untuk mengimbau masyarakat agar gemar berolahraga dipakai orang ungkapan

mengolahragakan masyarakat.Ungkapan itu kurang tepat. Imbuhan me-....-kan pada bentuk

mengolahragakan masyarakat, menurut kaidah bahasa Indonesia berarti ‘membuat ... jadi ....’ ,

31

Page 32: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

yakni’ membuat masyarakat menjadi olah raga’. Untuk mengungkapkan arti ‘membuat

masyarakat berolah raga’ hendaklah digunakan imbuhan memper- ... –kan. Jadi bentuk yang

benar adalah memperolahragakan masyarakat, bukan mengolahragakan masyarakat.

(2) Bentuk Ulang Tahun Korpri ke-14 dianggap kurang cermat karena dapat ditafsirkan

bahwa di negara kita sekurang-kurangnya ada 14 macam Korpri. Yang berulang tahun pada saat

itu adalah Kopri ke -14. Dalam penyusunan kata yang cermat, sebaiknya ke -14 itu didekatkan

pada ulang tahun karena memang yang dirayakan itu adalah ulang tahun ke -14 Korpri. Jadi,

penulisan yang benar adalah Ulang Tahun Ke 14 Korpri.

(3) Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia banyak dijimpai

tulisan yang mengungkapkan ucapan “selamat Ulang Tahun Republik Indonesia”. Ungkapan itu

dalam pemakaiannya sangat bervariasi. Dari berbagai variasi itu ada beberapa di antaranya yang

penulisannya kurang tepat. Hal itu dapat diperlihatkan pada contoh di bawah ini.

(1) DIRGAHAYU HUT RI Ke-64

(2) DIRGAHAYU RI KE-64

Penulisan dan penyusunan contoh (1) itu dilakukan secara tidak cermat sehingga dapat

menimbulkan salah tafsir. Penggunaan kata dirgahayu pada kalimat di atas jelas tidak tepat

karena dirgayu ditempatkan di depan kata hari ulang tahun (HUT). Kata dirgahayu merupakan

kata serapan dari bahasa Sansekerta yang berarti’ ‘panjang umur’ atau ‘(mudah-mudahan)

berumur panjang’.

Kalau kalimat di atas dialihkan, maka kalimat itu menjadi:

MUDAH-MUDAHAN PANJANG UMUR HUT RI KE-64

MUDAH-MUDAHAN PANJANG UMUR RI KE- 64

Yang didoakan panjang umurnya bukan negara republik Indonesia, melainkan hari ulang

tahunnya. Hari ulang tahun itu hanya berumur sehari. Yang diserukan agar panjang umurnya

bukan negara Republik Indonesia, melainkan hari ulang tahun yang ke-30. Jelas, penggunaan

kata dirgahayu seperti di atas tidak tepat. Kalimat yang dapat digunakan sebagai berikut.

DIRGAHAYU RI BER- HUT KE- 64

Jadi, yang didoakan agar panjang umurnya itu ialah negara Republik Indonesia yang

berhari ulang tahun ke 64.

32

Page 33: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Ketidak tepatan contoh (2), yaitu dirgahayu RI ke-64, terletakpada penempatan kata

bilangan tingkat. Dalam hal ini kata bilangan tingkat yang diletakkan sesudah RI (RI Ke-30)

dapat menimbulkan kesan bahwa RI seolah-olah berjumlah 64 atau mungkin lebih. Kesan itu

dapat menimbulkan pengertian bahwa yang sedang berulang tahun adalah RI yang ke-64 bukan

Ri yang ke-10, ke15, atau yang lain. Padahal kita mengetahui bahwa di dunia ini hanya ada sari

RI, yaitu Republik Indonesia yang sedang berulang tahun ke 64. Untuk mrnghindari

kemungkinan terjadinya salah tafsir semacam itu, susunan RI ke-64 harus kita ubah. Pengubahan

itu dilakukan dengan memindahkan kata bilangan tingkat ke-64 ke posisi sebelum RI dan

menggantikan kata dirgahayu dengan sehingga susunannya menjadi HUT ke-64 RI.

Atas dasar uraian di atas, dapat digunakan kalimat-kalimat sebagai berikut.

DIRGAHAYU RI

HUT KE-64 RI

DIRGAHAYU KEMERDEKAAN KITA

9. Menyolok atau Mencolok?

Kata menyolok dan mencolok sama-sama sering digunakan oleh pemakai bahasa

Indonesia. Meskipun demkian, di antara keduanya hanya satu bnebtukanyang sesuai dengan

kaidah pembentukan kata bahasa Indonesia.

Untuk mengetahui bentukan kata yang benar, kita perlu mengetahui dasar dari bentukan

itu. Untuk itu, kita dapat memeriksanya di dalam kamus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

ternyata hanya ada kata dasar colok

7. Kalimat Tidak Logis atau Tidak Bernalar

33

Page 34: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada

sehingga sampai pada suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran ialah proses mengambil

simpulan dari bahan bukti atau petunjuk ataupun yang dianggap bahan bukti atau petunjuk.

Kalimat yang diucapkan atau dituliskan haruslah kalimat yang benar. Artinya, kalimat

tersebut harus dilandasi suatu pemikiran yang jernih, harus ditunjang oleh bahan bukti atau data

yang benar. Sebaliknya, jika kalimat ditulis berawal dari pemikiran yang kusut atau alasan yang

sesat, kalimat yang lahir adalah kalimat yang salah nalar, yakni kalimat yang disebabkan oleh

ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Berikut ini beberapa contoh kalimat yang

salah nalar.

1. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan, maka selesailah penyusunan skripsi

ini tepat pada waktunya.

Kalimat di atas merupakan kalimat yang salah nalar. Tidak mungkin penyusunan skripsi

akan selesai hanya dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan. Makalah harus dikerjakan

dengan tekun, teliti, dan sabar. Penyusun skripsi harus berani mengatasi segala rintangan dan

hambatan yang dihadapinya dalam penyusunan itu. Jika hal-hal itu dapat dilalui, mudah-

mudahan penyusunan skripsi itu selesai.

Tentu kita percaya betul bahwa Tuhan selalu melimpahkan karunia-Nya kepada hamba-

Nya, termasuk kepada penyusun skripsi. Dengan karunia Tuhan yang diterimanya, penyusun

skripsi dapat bekerja dengan tekun dan sabar, dapat mengatasi segala hambatan yang

dihadapinya. Untuk itulah, ia memanjatkan puji syukur kepada Tuhan atas keberhasilannya.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menggunakan kalimat berikut agar penalaran kita tidak

sesat. Kalimat di atas dibetulkan sebagai berikut.

3a. Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kekuatan kepada penyusun sehingga skripsi dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

3b. Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kekuatan yang

diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

2. Waktu dan tenpat kami persilakan

34

Page 35: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Hampir dalam setiap upacara yang diselenggarakan oleh berbagai instansi atau

organisasi, pembawa acara mengucapkan kalimat, misalnya Acara berukutnya adalah sambutan

Gubernur Bali, waktu dan tempat kami persilakan.

Kalimat (1) Waktu dan tempat kami persilakan termasuk kalimat yang tidak logos karena

ide kalimat itu tidak dapat diterima akal sehat. Jalan pikiran pembawa acara itu kacau karena

sebenarnya yang harus dipersilakan adalah Gebernur Bali. Gubernur Bali yang harus

memberikan sambutan, tetapi yang dipersilakan waktu dan tempat. Betulkah waktu dan tempat

dapat memberikan sambutan? Dalam kalimat sebelumnya, jelas bahwa yang akan memberikan

sambutan adalah Gubernur Bali, bukan waktu dan bukan juga tempat. Akan tetapi, dalam kalimat

selanjutnya jalan pikiran pembawa cara tergelincir, yakni dengan mempersilakan waktu dan

tempat, seolah-olah yang diundang untuk datang ke mimbar pertemuan penting itu adalah waktu

dan tempat.

Beberapa pilihan agar kalimat pembawa acara itu bernalar adalah sebagai berikut.

1a. Acara selanjutnya adalah sambutan Gubernur Bali. Bapak Gubernur, kami persilakan.

1b. Acara selanjutnya ialah sambutan Gubernur Bali. Bapak Dewa Berata, kami persilakan.

3. Sekarang kita tiba pada acara berikut, yaitu sambutan dari bapak X. Waktu dan tempat

kami persilakan.

Seorang teman sejawat saya hadir dalam sebuah pertemuan karena beliau memang

diminta berbicara pada kesempatan itu. Setelah tiba saatnya, pembawa acara berkata, “Sekarang

kita tiba pada acara berikut, yaitu sambutan dari Bapak X. Waktu dan tempat kami persilakan”

Ketika itu, bapak X itu tetap duduk di kursinya, tidak juga memperlihatkan sikap akan

meninggalkan tempat duduknya. Pembawa acara mengulang kembali permintaannya, “Bapak X,

kami persilakan tampil ”. Barulah teman saya itu meninggalkan tempat duduknya, berjalan ke

arah podium, berdiri di sana, dan sejenak kemudian memulai pembicaraannya.

Kata bapak itu, “ Saya tadi tidak berdiri dan melakukan apa yang diminta oleh Saudara

pembawa acara karena tadi saya dengar bukan saya yang dipersilakan. Tetapi, yang dipersilakan

itu adalah waktu dan tempat. Hadirin tertawa, Gerrr,,,

35

Page 36: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Ini bukan sebuah lelucon, tetapi benar-benar terjadi. Nah, Anda melihat bahwa apa yang

dikatakan oleh pembawa acara itu juga diucapkan oleh sebagian besar orang yang ditugasi

menjadi pembawa acara dalam pertemuan-pertemuan. Mereka tidak lagi berpikir bahwa kalimat

itu salah, tidak logis. Di mana ada waktu dan tempat yang dapat dipersilakan.

3. Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan pada acara keempat.

Kesalahan kalimat di atas adalah penggunaan kelompok kata mempersingkat waktu.

Apakah betul waktu dapat dipersingkat atau disingkat? Waktu tidak dapat dipersingkat, waktu

tidak dapat diringkas karena rentang waktu sehari semalam sudah pasti, yakni jumlahnya 24 jam;

satu jam sama dengan 60 menit; satu menit sama dengan 60 detik. Yang dapat kita lakukan

bukanlah mempersingkat waktu, melainkan menghemat waktu. Misalnya, pertemuan semula

direncanakan berlangsung 1 jam. Akan tetapi, karena cuaca mendung pertanda akan hujan,

acara-acara pertemuan pun dipercepat. Akibatnya, tentu saja waktunya dihemat sehingga tidak

sampai 1 jam, tetapi cukup 45 menit, misalnya. Jadi, perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.

Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini dengan acara keempat.

4. Saudara-saudara hadirin kami persilakan berdiri karena Bapak Gubernur berkenan

meninggalkan pertemuan ini karena tugas yang menanti beliau di tempat lain.

Contoh lain penggunaan kata yang tidak tepat dan salah kaprah pula. Dalam sebuah

perayaan hari raya tertentu. Bapak gubernur di wilayah itu diundang untuk memberikan

sambutan. Setelah selesai memberikan kata sambutannya, beliau mohon diri kepada panitia agar

dapat meninggalkan perayaan yang masih berlangsung itu. Gubernur itu meminta izin kepada

panitia untuk meninggalkan perayaan itu. Tetapi, apa yang kita dengar dari pembawa acara

melalui pengeras suara?

“Saudara-saudara hadirin kami persilakan berdiri karena Bapak Gubernur berkenan

meninggalkan pertemuan ini karena tugas yang menanti beliau di tempat lain.”

Penggunaan kata berkenan dalam kalimat pembawa acara itu benar-benar salah kaprah .

Bekenan artinya ‘setuju, mau, bersedia dengan hati yang tulus tidak berkeberatan’, dalam hal

yang baru saja dibicarakan itu, bapak gubernur yang bersangkutan tidak dimintai persetujuannya.

36

Page 37: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Beliau sendiri malah yang meminta izin atau pekenan panitia untuk meninggalkan tempat itu

karena tugas lain menanti beliau di tempat lain. Terlihat ada keinginan pada pembawa acara

untuk memperhalus bahasanya tetapi ia salah dalam memilih kata. Kata berkenan pada kalimat

di atas tidak tepat penggunaannya. Upaya memperhalus bahasa di sini tidak mengena. Kata akan

yang seharusnya dipakai, dan kata ini tidak mengungkapkan ketidaksopanan.

5. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatiannya.

Sering juga kita melihat orang yang mengakhiri surat dengan kalamat sebagai berikut, “

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan perhatiannya”. Dikatakan

perhatiannya. Perhatian siapa? Kalau yang dimaksud itu ialah orang yang menerima surat, maka

bukan –nya yang seharusnya dipakai, melainkan Bapak, atau Ibu atau Saudara, atau Anda, dan

sebagainya. Jadi, katakanlah.

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak.

Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Ibu.

Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Orang yang disurati ialah Bapak, Ibu, Saudara atau Anda (orang ke dua) bukan –nya = ia

atau dia (orang ke tiga). Oleh karena itu, dalam konteks itu bukan –nya yang dipakai.

6. Kita harus memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat.

Kalimat ini diragukan kebenarannya. Sepintas lalu tampaknya bentuk itu tapat dan sedap

didengar karena ada unsur rima yang harmonis, memasyarakatkan olah raga dan

mengolahragakan masyarakat. Untuk menguji benar atau tidaknya bentuk itu, kita dapat

membuat bentuk lain sebagai bandingan. Misalnya, merumahkan karyawan dan mengaryakan

rumah, mengandangkan mobil dan memobilkan kandang.

Unsur pembentuk memasyarakatkan adalah awalam me- dan akhiran –kan, secara

bertahap dilekatkan pada kata masyarakat; unsur mengolahragakan adalah awalam me- dan

akhiran –kan dilekatkan pada kata olah raga.

Jika imbauan itu menghendaki agar masyarakat berolahraga, bentuk yang benar

memperolahragakan masyarakat. Cara ini dipilih jika ingin membolakbalikkan dua kata atau

37

Page 38: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

lebih demi mencapai maksud tertentu. Akan tetapi, itu bukanlah satu-satunya cara yang dapat

dipakai karena masih ada pengungkapan yang lain yang lebih baik. Jika memperolahragakan

masyarakat dianggap kurang sedap didengar, kita dapat membuat ungkapan lain, seperti

mengajak masyarakat agar senang berolah raga.

Selain kalimat di atas, beberapa kalimat yang salah kaprah disajikan di bawah ini.

7. Saya memenangkan dia dalam pertandingan itu.

Kata memenangkan dalam pemakaian bahasa dewasa ini perlu mendapat perhatian kita

karena yang menarik dari penggunaan kata ini ditinjau dari bentuk dan artinya. Mari kita bahas

bentuk itu dengan makna yang dikandung oleh imbuhan yang melekat pada kata itu, yaitu me-

kan.

Contoh:

Saya memenangkan dia dalam pertandingan itu.

Kalimat di atas mempunyai arti bahwa saya telah membuat dia, menjadikan dia, atau

menyebabkan dia menang dalam pertandingan itu, misalnya, dengan sengaja mengalah

karena tujuan tertentu yang ingin dicapai.

8. Ia lebih suka makan daging ayam daripada kambing.

Kalimat ini mengandung makna , ia senang makan daging ayam dan kambing pun suka

makin daging ayam’ sebab yang dibandingkan adalah subjek kalimat. Kalimat itu dapat

dilengkapkan menjadi Ia lebih senang makan daging ayanm daripada kambing makan daging

ayam. Kita yakin bahwa maksud penyusun kalimat bukanlah seperti itu, tetapi ia menyenangi

daging ayam dan kurang menyenangi daging kambing. Kalimat trsebut dibetulkan menjadi

kalimat di bawah ini.

4a. Ia lebih suka makan daging ayam daripada makan daging kambing.

9. Ia tidak paham dan mengerti keadaan politik dewasa ini.

38

Page 39: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Kesalahan kalimat ini terletak apada kekurangcermatan penyusun kalimat dalam

menggunakan rincian, yakni tidak paham dan mengerti. Tiidak mungkin seseorang yang tidak

paham politik dewasa ini sekaligus ia mengerti politik dewasa ini.

Memang kesalahannya hanyalah pada ketidaksejajaran kata tidak paham dan mengerti.

Akan tetapi, jika ingin berbicara tertib, cermat, dan bernalar, harus kita lebih berhati-hati dalam

mengungkapkan sesuatu. Kita pun tidak mungkin mengatakan, “Saya tidak senang dan rela pacar

diambil orang,” buka? Oleh karena itu, kalimat di atas dibetulkan menjadi kalimat di bawah ini.

5a. Ia tidak paham dan tidak mengerti keadaan politik dewasa ini.

10. Dalam kunjungan kerja tersebut, Kepala P&K jawa Barat menyempatkan waktu

untuk melihat pelaksanaan ebtanas.

Dalam kalimat di atas ada ungkapan menyempatkan waktu. Apa artinya? Waktu tidak

dapat disempatkan. Waktu itu benda mati, bagaimana waktu disempatkan? Maksudnya diberi

kesempatan? Yang mungkin digunakan ialah menyempatkan diri. Artinya mencari dan

mengadakan kesempatan; di sini maksudnya tentu waktu, untuk diri sendiri. Dapat juga

dikatakan menyediakan waktu. Jadi, kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.

2a. Dalam kunjungan kerja tersebut, Kepala P&K Jawa Barat menyempatkan diri untuk...

2b. Dalam kunjungan kerja tersebut, Kepala P&K Jawa Barat menyediakan waktu untuk..

DAFTAR PUSTAKA

39

Page 40: Materi Pembinaan - · Web viewKomponen kognitif adalah pengetahuan kita tentang bahasa secara ... Tidak dapat pula dimungkiri bahwa di Indonesia sekarang ini hidup pula ... Makalah

Arifin, E. Zainal. 1993. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto, Suharsini. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung:Bina Aksara.

Badudu, J.S. 1979. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima.

Badudu, J.S. 1981. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung : Pustaka Prima.

Badudu, J.S. 1988. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia.

Hadi, Sutrisno. 1980. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Keraf,Gorys.1980. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah.

Poerwadarminta, W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Bahasa Depatemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramlan, M,dkk. 1990. Bahasa Indonesia Yang Benar dan Salah. Yogyakarta : Balai Pustaka.

Slamet, dan Sutono, Syahban. 1996. Surat Menyurat. Surakarta: Setiaji.

Sudaryanto.1996. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta wacana University Press.

Sujana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suparni. 1994. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Aditya.

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Suryawan,Ukun. 1998. Dasar – Dasar Bahasa Indonesia Baku. Bandung : Tarsito.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wirjosoedarmo, Soekono. 1981. Tata Bahasa Indonesia. Surabaya: Sinar Wijaya.

40