BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/41484/3/BAB I.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A....

36
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini pihak pemerintah maupun pihak diluar pemerintah atau swasta mulai banyak menggunakan Public Relations atau Humas. Public relations atau humas berperan sangat penting untuk membentuk citra baik dan positif organisasi yang dinaunginya di mata masyarakat. Organisasi pemerintah mulai menerapkan humas karena mengacu pada UU nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Humas ditingkat pemerintah dibentuk sebagai penghubung masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah/Kabupaten, serta instansi atau organisasi lain pemerintahan mulai menambahkan humas kedalam struktur organisasinya masing-masing. Humas Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang berada di instansi Dishubkominfo tepatnya pada bidang Kominfo bertugas mengumpulkan dan mengolah data dari hasil liputan tim humas mengenai kegiatan Pemkab Karanganyar. Data hasil liputan berupa press release, foto, video yang sudah diolah akan dipublikasikan kepada masyarakat. Pemkab Karanganyar yang mempunyai fungsi dan tugas yang bertujuan untuk melayani masyarakat khususnya di Kabupaten Karanganyar. Dengan adanya humas di Pemkab Karanganyar, sebagai penghubung masyarakat dengan pemerintah dalam rangka mewujudkan penyebaran informasi dan pembentukan citra positif.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.ums.ac.id/41484/3/BAB I.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A....

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini pihak pemerintah maupun pihak diluar pemerintah atau

swasta mulai banyak menggunakan Public Relations atau Humas. Public

relations atau humas berperan sangat penting untuk membentuk citra baik dan

positif organisasi yang dinaunginya di mata masyarakat. Organisasi

pemerintah mulai menerapkan humas karena mengacu pada UU nomor 14

tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Humas ditingkat

pemerintah dibentuk sebagai penghubung masyarakat dengan pemerintah.

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah/Kabupaten, serta

instansi atau organisasi lain pemerintahan mulai menambahkan humas

kedalam struktur organisasinya masing-masing.

Humas Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang berada di instansi

Dishubkominfo tepatnya pada bidang Kominfo bertugas mengumpulkan dan

mengolah data dari hasil liputan tim humas mengenai kegiatan Pemkab

Karanganyar. Data hasil liputan berupa press release, foto, video yang sudah

diolah akan dipublikasikan kepada masyarakat. Pemkab Karanganyar yang

mempunyai fungsi dan tugas yang bertujuan untuk melayani masyarakat

khususnya di Kabupaten Karanganyar. Dengan adanya humas di Pemkab

Karanganyar, sebagai penghubung masyarakat dengan pemerintah dalam

rangka mewujudkan penyebaran informasi dan pembentukan citra positif.

2

Dalam rangka mewujudkan penyebaran informasi dan pembentukan

citra positif di mata masyarakat dibutuhkan sarana media. Media berperan

sangat penting dalam penyebaran informasi serta membantu humas untuk

mengontrol informasi yang keluar masuk. Komarudin (2014:49) mengatakan

bahwa humas harus berperan nyata dalam era keterbukaan informasi publik.

Era reformasi, demokratisasi, dan transparansi, membawa dampak yang cukup

signifikan terhadap bidang tugas kehumasan. Secara umum, tugas humas

menyampaikan, mensosialisasikan setiap kebijakan instansi/organisasi,

langsung atau tidak langsung, kepada publik/masyarakat melalui berbagai

media dan sarana yang ada/dimiliki.

Pemkab Karanganyar diatur menurut UU nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai

pemerintah daerah. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota,

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Pemerintahan juga dapat dijabarkan sebagai organisasi yang memiliki

kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di

wilayah tertentu.

Tanti (2012:7) menyimpulkan bahwa pemerintah adalah

penyelenggaraan urusan Negara yang mengatur suatu negara dengan cara dan

system tertentu sesuai dengan tujuan didirikannya negara tersebut dan

memiliki hokum sendiri dan kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan

bersama. Agar tujuan pemerintahan bisa tercapai maka membutuhkan

3

komunikasi yang baik dengan rakyatnya. Dalam bidang komunikasi institusi

ini biasa disebut public relations pemerintah.

Pemkab Karanganyar dalam menjalankan urusan Negara dalam hal

kebijakan-kebijakan pemerintahan salah satunya pelayanan masyarakat.

Memerlukan komunikasi yang baik kepada masyarakat demi tercapainya

tujuan bersama. Oleh sebab itu dibentuklah Humas di Pemkab Karanganyar

yang menangani bidang komunikasi kepada masyarakat. Humas berperan

dalam membentuk opini publik yang positif dan membangun kepercayaan

masyarakat. Sesuai dengan fungsi dan tujuan humas serta visi dan misi

Pemkab Karangnyar. Dengan begitu citra dan image yang baik serta positif

akan datang dari masyrakat.

Hasil penelitian tentang persepsi dan realitas (Gerbner): citra tentang

sesuatu dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya dalam dalam televisi. Hal yang

sama juga bisa terjadi disurat kabar. Kita cenderung akan melihat banyak

sekali keberhasilan/ketidakberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh suatu

rezim, tergatung bagaimana redaksi mengarahkan. Harus dibedakan antara

fungsi humas dan juru bicara. (Komarudin, 2014:49)

Media dapat mengubah persepsi masyarakat dalam sebuah

pemberitaan baik atau buruk mengenai sebuah kejadian yang berhubungan

dengan organisasi. Pemberitaan oleh media akan memengaruhi citra organisasi

tersebut di mata masyarakat. Dengan melakukan kerjasama dengan media,

4

humas bertujuan untuk mengontrol opini publik melalui berita-berita yang

baik dan positif.

Pada pertengahan tahun 2013 ada sebuah berita di Kabupaten

Karanganyar yang saat itu dipimpin oleh Bupati Rina Iriani tengah tersandung

isu masalah korupsi mengenai penyalahagunakan bantuan subsidi perumahan

Griya Lawu Asri (GLA) dari Kementrian Perumahan Rakyat kepada Koperasi

Simpan Usaha Karanganyar pada 2007-2008. Rina dihukum enam tahun

penjara. Uang korupsi sebagian digunakan untuk kepentingan rina dalam

pemilihan kepala daerah tahun 2008. Dia terpilih lagi sebagai bupati ketika itu.

(http://m.tribunnews.com)

Kemudian pada tahun 2014 dua pejabat Pemerintahan Kabupaten

Karanganyar ditahan penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah.

Mereka menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dana Ingub Provinsi Jateng

kepada Pemkab Karanganyar tahun 2003/2004. Pejabat yang ditangkap adalah

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU), Ir H Priharyanto, dan Kepala

Bidang Perhubungan Dishubkominfo Karanganyar, Joko Sumaryono SE,

M.hum. Modus yang digunakan tersangka yaitu memasukkan dana in-gub

Provinsi Jateng yang seharusnya disalurkan ke kas daerah justru masuk ke

rekening pribadi. (http://m.detik.com)

Berita negatif yang berkembang dimasyarakat akan menimbulkan

dampak menurunya citra serta kurang harmonis hubungan pemerintah dengan

masyarakat. Humas berperan dalam menjaga citra dan kepercayaan

5

masyarakat terhadap pemerintah dengan melakukan hubungan media atau

media relations, karena hal tersebut berkaitan erat dengan penyebaran

informasi, publikasi, pemberitaan media yang bertujuan untuk membentuk

opini publik yang positif.

Ada berita negatif dan ada berita positif juga, Berita positif yang

berhubungan dengan Pemkab Karanganyar seperti pada tahun 2014 pada

bulan Desember diwakili Wakil Bupati Rohadi Widodo Kabupaten

Karanganyar terima penghargaan Kabupaten peduli HAM terbaik kedua se

Jateng di Jakarta yang diberikan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna

Laoly waktu itu. Lalu pada pada bulan Oktober 2015 Pemerintah Kabupaten

Karanganyar melalui website resminya www.karanganyarkab.go.id meraih

penghargaan “Kabupaten-Kota (KABTA) Web Awards 2015” sebagai

Website Pemerintah Kabupaten Kota terbaik nasional bersama dengan 5

Website Kabupaten Kota lainnya se-Indonesia. Penghargaan ini

diselenggarakan oleh portal nasional Beritasatu.com, sebuah portal berita yang

berkedudukan di Jakarta. (www.karanganyarkab.go.id)

Berita selanjutnya adalah kegiatan peduli lingkungan yang diadakan

oleh Pemkab Karanganyar pasca kebakaran hutan yang melanda di gunung

lawu. Tepatnya pada hari jumat, 27 november 2015 Bupati didampingi jajaran

Muspida Pemkab Karanganyar serta Gubernur Jateng dan artis penyanyi Iwan

Fals, melakukan penanaman bibit pohon di Taman Endemis Cemoro Kandang

Gunung Lawu. Kegiatan tersebut mendapat sambutan dari masyarakat dan

pencinta alam di Karanganyar dan sekitarnya. (http://dok.joglosemar.co)

6

Berita-berita yang muncul dari berbagai media yang bersifat positif

atau negatif akan mempengaruhi persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat

akan terbentuk melalui berita yang dipublikasikan oleh media. Karena

masyarakat cenderung akan menilai suatu berita yang dilihatnya sesuai dengan

pernyataan yang dilakukan media. Hubungan media diperlukan humas untuk

melakukan kontrol terhadap berita. Menjalin hubungan dengan awak media

yang biasa disebut pers/wartawan dalam bentuk formal atau informal juga

merupakan kontrol berita karena berhubugan dengan penyebaran informasi.

Humas Pemkab Karanganyar mengetahui dan menyadari bahwa posisi media

sangat penting dalam membantu program dan kegiatan humas. Frank Jefkins

(1995:98) menyatakan hubungan pers (press relations) adalah usaha untuk

mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau

informasi humas dalam rangka menciptakan pengentahuan dan pemahaman

bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Humas Karanganyar yang berada Instansi Dishubkominfo

Karanganyar tepatnya pada bidang Kominfo yang tata letak strukturalnya bisa

dibilang jauh dengan Pimpinan Daerah. Oleh sebab itu Humas Pemkab

Karanganyar berbeda dengan Humas Pemerintah Kabupaten/Kota lain yang

kebanyakan berada di kantor Sekda yang tata letak strukturalnya lebih dekat

dengan Pimpinan Daerah. Walaupun berbeda humas Pemkab Karanganyar

mempunyai peran dan fungsi yang sama sebagai humas pemerintah yaitu

sebagai alat komunikasi penghubung pemerintahan dengan masyrakat.

Mengetahui pentingnya posisi media sebagai alat untuk membantu program

7

dan kegiatan Humas Pemkab Karanganyar, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengungkap dan menjelaskan bagaimana aktivitas media relations

Humas Pemkab Karanganyar. Aktivitas media relations Humas Pemkab

Karanganyar tentunya akan berpengaruh pada pemberitaan yang muncul.

Beberapa tujuan Humas Pemkab Karanganyar dari media relations seperti

kontrol media, penyebaran informasi, serta pembentukan opini publik yang

positif. Semua tujuan tadi diharapkan akan menambah citra baik dan positif

Pemkab Karanganyar di mata masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan

penelitian dengan merumuskan penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana aktivitas media relations Humas Pemkab Karanganyar?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dilakukan penelitian ini

adalah:

Mengetahui bagaimana aktivitas media relations Humas Pemkab

Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :

8

1. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk

mengembangkan ilmu komunikasi pada bidang humas dan untuk

humas pada khususnya yang berhubungan dengan aktivitas media

relations Humas Pemkab Karanganyar.

2. Secara Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

yang berguna bagi humas organisasi/instansi pemerintah dalam

hal aktivitas media relations.

3. Bagi peneliti, penelitian ini adalah wujud dari proses belajar yang

dilakukan peneliti mengenai studi yang berhubungan dengan

dunia humas. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan

untuk menambah wawasan sebagai bahan untuk penelitian dengan

tema yang serupa.

E. Landasan Teori

Adapun teori-teori yang dapat dijadikan sebagai landasan teori dalam

penelitian ini, serta dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan penelitian ini

antara lain :

1. Public Relations Pemerintah

Dalam sebuah lembaga maupun institusi pemerintahan peran

Public Relations (PR) sangat penting sebagai media penghubung

9

komunikasi antara pemerintah dengan publik. Publik dalam ranah

public relations meliputi public internal dan publik eksternal. Menurut

Cutlip, Center & Broom dalam Rachmat Kriyantono mengatakan

bahwa Public Relations dapat didenifisikan sebagai fungsi manajemen

yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan

bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi

kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.(Kriyantono,2008:5)

Public relations membantu kinerja sebuah lembaga atau

institusi dalam menyusun dan mempertahankan hubungan yang efektif

dengan pengambil keputusan dalam lembaga tersebut. Dalam hal ini

seorang praktisi public relations ataupun humas memahami bagaimana

startegi dalam berhubungan dengan stakeholder atau khalayak yang

ingin mereka capai. Ini ditujukan sebagai pelaksanakan program kerja

yang direncanakan awal tahun.

Profesi Public Relations perlu didukung dengan kemampuan

komunikasi yang baik serta pengetahuan-pengetahuan lain seperti pada

bidang media dan internet. Pada dasarnya tujuan Public Relations

adalah tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan tersebut diimplementasikan

ke dalam program-program Public relations. Agar program tersebut

berjalan dengan baik salah satunya agar mendapat publisitas media

maka perlu didukung oleh media PR (PR tools), antara lain press

release, website, company profile, dan produk-produk tulisan lainnya.

10

Di sinilah peran Publik relations writing, yaitu kemampuan menulis,

membuat dan mendesain media Public relations (Kriyantono,2008:6).

Kemampuan berkomunikasi dan menulis dengan baik sangat

penting untuk dimiliki oleh seorang praktisi Public relations. Selain

menulis dan komunikasi, hubungan atau relasi juga diperlukan untuk

mendukung pekerjaan Public relations. Semua kemampuan tadi

digunakan demi tujuan agar perusahaan atau lembaga yang

dinaunginya postif dimata publiknya. Rachmat Kriyantono

menjelaskan bahwa citra positif mengandung arti kredibilitas

perusahaan di mata publik adalah baik (kredibel).

Kemampuan (expertise), persepsi publik bahwa perusahaan

dirasa mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan, harapan

maupun kepentingan publik. Misalnya produk-produk yang dihasilkan

murah, berkualitas, dan ramah lingkungan. Kepercayaan (trustworthy)

persepsi publik bahwa perusahaan dapat dipercaya untuk tetap

komitmen menjaga kepentingan bersama. Perusahaan dipersepsi tidak

semata-mata mengejar kepentingan bisnis, tetapi juga

mempertimbangkan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Bahkan

perusahaan dituntut memerhatikan aspek-aspek sosial. Dalam hal ini

Public relations harus dapat meyakinkan publik –melalui program

komunikasi bahwa program-program perusahaan diarahkan

mewujudkan investasi social (social investement), yaitu pogram-

11

program yang ditujukan untuk mendukung kesejahteraan social

(Kriyantono,2008:10).

Tujuan Public relations sebagian besar adalah untuk

menciptakan hubungan baik internal dan external perusahaan. Selain

tujuan Public relations juga mempunyai fungsi. Fungsi atau peranan

adalah harapan public terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh

Public relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Public

relations. Jadi, Public relations dikatakan berfungsi apabila dia

mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau

tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan

publik (Kriyantono,2008:21).

Mengenai gambaran diatas tentang peran, tujuan, dan fungsi

PR dapat digunakanan sebagai landasan Humas Pemkab Karanganyar

mepunyai peranan membina hubungan secara harmonis antara

perusahaan dan publik, baik internal maupun eksternal. Dengan hal

tersebut opini publik akan tersalurkan melalui hubungan yang

harmonis. Hubungan yang baik antara humas dengan publik

berdampak pada tingkat kepercayaan publik semakin positif.

2. Humas Pemerintah

Pada dasarnya humas pemerintah dibentuk untuk

mempublikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Memberikan

informasi mengenai kebijakan, rencana kerja, dan hasil kerja lembaga

12

pemerintah serta pengertian yang telah diatur dalam perundang-

undangan yang berpegaruh di lingkungan masyarakat. Pentingnya

humas bagi pemerintahan sebagai alat untuk mengurangi hambatan-

hambatan pemerintahan. Kebanyakan humas pemerintah mempunyai

hubungan khusus dengan media mengenai masalah umum,

dokumentasi dan publikasi.

Menurut IPRA (International Public Relations Associaion),

humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan

berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk

memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang

terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public

diantara mereka. Humas merupakan sebuah profesi yang bertanggung

jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih

simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat terhadap sesuatu

hal atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Bagian penting dari pekerjaan fungsi humas dalam suatu organisasi

adalah membuat kesan (image), pengetahuan dan pengertian,

menciptakan ketertarikan, penerimaan, dan simpati (Tanti,2012:38).

Sudah tidak diragukan seorang praktisi humas harus

mempunyai ke lima kemampuan tersebut dalam penjelasan teori diatas.

Dianggap penting karena profesi humas berusaha untuk memberikan

yang terbaik mengenai informasi yang dapat mendidik, memperoleh

simpati, meyakinkan dan membuat masyarakat tertarik.

13

Cutlip-Center-Broom mendefinisikan humas sebagai the

planned effort to influence opinion through good character and

responsible performance, based on mutuallu satisfactory two-way

communications (usaha terencana untuk memengaruhi pandangan

melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab,

didasarkan atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan).

Menurut Frank Jefkins, terdapat begitu banyak definisi humas, namun

ia sendiri memberikan batasan humas, yaitu “sesuatu yang merangkum

keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke

luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka

mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling

pengertian.” Menurutnya, humas pada intinya senantiasa berkenaan

dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan

memalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu

dampak yakni perubahan yang positif (Morissan,2008:7-8).

Komunikasi dua arah dalam teori diatas menjadi rujukan oleh

humas pemerintah untuk semakin dekat dengan publik. Berusaha untuk

membuat jarak antara pemerintah dengan masyarakat semakin dekat.

Dengan begitu sebagian besar tujuan-tujuan dari humas pemerintah

dapat terwujud. Melakukan tindakan yang tepat dengan meberikan

pengetahuan-pengetahuan sesuai aturan demi terciptanya pemahaman

public yang akan mempermudah diselenggarakannya kegiatan-

kegiatan bersama yang berdampak positif.

14

Pemahaman mengenai hubungan antarmanusia atau

relationship adalah sangat penting dalam memahami teori komunikasi

interpersonal. Praktisi humas dalam pekerjaannya kerap harus

melakukan komunikasi interpersonal, berbicara secara face-to-face

dengan satu atau beberapa orang lainnya. Praktisi humas harus

memberikan kesan yang baik dalam hubungannya dengan orang lain.

Kesan positif yang diberikan orang terhadap praktisi humas akan

memengaruhi kesan orang tersebut terhadap organisasi atau

perusahaan (Morissan,2008:57).

Dalam melakukan pekerjaan sebagai profesi humas seringkali

yang harus dilakukan pertama kali adalah turun langsung kelapangan

untuk memberikan informasi yang jelas. Bertatapan langsung dengan

masyarakat agar memberikat kesan yang positif dan mendapatkan

tanggapan yang baik. Bekerja dengan cara praktek dilapangan akan

membuat persepsi masyarakat berpikir bahwa humas berkerja dengan

sungguh-sungguh dalam hal penyampaian informasi. Karena pekerjaan

humas bukan melalui publikasi saja, turun kelapangan langsung juga

perlu dilakukan.

Bivins menjelaskan Controlled Information adalah informasi

yang secara total dapat dikendalikan oleh PR, baik isi keredaksian,

gaya, penempatan, maupun pemilihan waktu. Contoh, advertising

(iklan) atau institusional and advocacy advertising, house publication

(media terbitan sendiri bukan umum), selebaran (Ardianto,2011:171).

15

Seorang praktisi humas pemerintah harus mempunyai kemampuan

jurnalistik terutama menulis di media. Elvinaro Ardianto memberikan

beberapa teknik penulisan PR, yaitu :

a) Penulisan News Release

News release (siaran pers), sebutan lain dari press release atau

broadcast release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat

oleh PRO atau Pejabat humas suatu perusahaan atau organisasi

yang disampaikan kepada pengelola media massa/pers (televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan media online) untuk dimuat dalam

media tersebut. Sebuah news release layak dimuat di media massa

apabila cara menulisnya dengan gaya piramida terbalik, termasuk

memiliki unsur daya tarik dan mempunyai nilai berita bagi media

massa yang memuatnya.

b) Penulisan Artikel

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas

tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat actual dan atau

controversial dengan tujuan memberitahu, memengaruhi dan

meyakinkan atau menghibur khalayak pembaca.

c) Penulisan Feature

Feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta

dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita

atau karangan khas karena feature bukan penuturan atau laporan

16

tentang fakta secara lurus dan lempang sebagaimana dijumpai pada

berita langsung (straight news).

d) Penulisan dan Bantahan Surat Pembaca

Salah satu usaha memelihara citra positif suatu perusahaan adalah

dengan selalu memantau umpan balik publik dimedia massa dalam

bentuk surat pembaca/komentar pembaca.

e) Penulisan Caption Photo/Teks Foto/Keterangan Foto

Agar pembaca lead (kepala berita) terus membaca sampai dengan

tubuh berita caption untuk foto atau ilustrasi sebagai pelengkap

sebuah news release atau pengiriman secara terpisah sebagai

keterangan kisah atau cerita yang memberikan gambaran penting.

f) Penulisan Laporan dan Proposal

Penulisan laporan adalah suatu kegiatan lapangan yang

didokumentasikan secara sistematis dalam tulisan yang dilakukan

seseorang melalui praktik.

g) Public Speaking

Berbicara di hadapan umum menggunakan kata-kata dalam

susunan yang jelas dan tidak berlebihan, dalam rentetan anak

kalimat yang seimbang dengan pergeseran suara dan gagasan yang

mengalir.

h) Speech Writing

17

Penulisan naskah pidato sebuah pekerjaan yang tidak mudah.

Harus tahu secara mendalam tentang sesorang, untuk siapa menulis

naskah pidato. Mengetahui gaya berbicara, bahasa tubuh, intonasi

suara dan banyak lagi, yang sifatnya lebih personalitas.

i) Penulisan Tajuk Rencana

Satu bentuk opini yang lazim ditemukan dalam surat kabar, tabloid

dan majalah. Berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi suatu media

pers terhadap persoalan-persoalan potensial, fenomenal dan atau

actual yang terjadi dalam masyarakat.

j) Penulisan Profil

Tulisan tentang seseorang yang terdiri dari views (pandangan) dan

curriculum vitae (riwayat hidup), termasuk prestasi dalam

menempuh atau meraih karier, yang dimuat di surat kabar atau

majalah dalam rubrik profil atau pokok dan tokoh.

Humas pemerintah Kabupaten Karanganyar telah mengaplikasikan

teori-teori diatas sebagai pekerjaan sebagai seorang praktisi humas. Dalam

hal ini seperti kegiatan komunikasi interpersonal sebagai kegiatan

relationship dengan masyarakat demi terciptanya kesan positif. Disamping

itu kegiatan publisitas juga diperlukan untuk menjangkau masyarakat yang

lebih luas terutama masyarakat Kabupaten Karanganyar yang letaknya

jauh atau berada diperbatasan dengan kabupaten lain. Publisitas juga

bertujuan untuk menonjolkan Karanganyar sebagai kabupaten yang patut

18

diperhitungkan oleh kabupaten lain serta sebagai sarana sharing atau

kerjasama yang positif.

3. Media Relations dan Humas Pemerintah

Humas pemerintah tidak berkerja sendiri melainkan melalui

hubungan atau relasi dengan berbagai pihak untuk memperoleh

keuntungan bersama. Salah satu hubungan kerjasama yang sangat

berpengaruh adalah dengan media. Media menjadi salah satu hubungan

yang sangat penting. Melalui media kegiatan humas dalam penyampaian

informasi menjadi mudah. Publisitas bisa langsung tersampaikan melalui

media yang mencakup masyarakat luas. Oleh sebab itu humas pemerintah

menjalin hubungan kerjasama dengan media. Dianggap saling

menguntungkan karena dari sisi media mendapat berita dari kegiatan

pemerintah dan dari sisi humas informasi pemerintah dapat tersampaikan

kepada masyarakat luas.

Selain memasok berbagai materi yang layak diterbitkan, semua

praktisi humas juga perlu memahami bagaimana surat kabar dan majalah

itu diterbitkan, serta bagaimana pula caranya memproduksi program-

program siaran radio dan televisi. Pengetahuan yang didapat dengan cara

mengamati dari hasil kunjungan-kunjungan ke sejumlah media penerbitan,

stasiun radio, dan studio televisi. (Jefkins, 1995:99)

Melakukan kunjungan media akan menambah pengetahuan

humas pada bidang media seperti mengolah dan memproduksi berita

19

dari surat kabar serta program-program radio dan televisi. Kunjugan

media berguna juga sebagai sarana untuk studi media, karena tidak

semua media dapat diajak bekerja sama sesuai harapan humas. Tujuan

media lebih ke arah berita yang menarik dan selalu berubah-ubah

sedangkan humas ingin memberikan publikasi perihal perusahaannya.

Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations,

menjelaskan prinsip-prinsip hubungan pers yang baik yang perlu

diperhatikan oleh setiap praktisi humas dalam rangka menciptakan dan

membina hubugan pers yang baik (Jefkins, 1995:101), adalah sebagai

berikut :

a) Memahami dan melayani media: dengan berbekalkan semua

pengetahuan perihal pers, maka seorang praktisi humas akan

mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga akan

dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling

menguntungkan.

b) Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya: para

praktisi humas harus senantiasa siap menyediakan atau

memasok materi-materi yang akurat di mana saja dan kapan

saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah ia akan

dinilai sebagai sumber informasi yang akurat dan dapat

dipercaya oleh para jurnalis. Maka komunikasi timbal balik

akan yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan

dan dipelihara.

20

c) Menyediakan salinan yang baik: misalnya saja menyediakan

reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan

adanya teknologi input langsung melalui computer, penyediaan

salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat menjadi

semakin penting.

d) Bekerja sama dalam penyediaan materi: petugas humas dan

jurnalis dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara

wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.

e) Menyediakan fasilitas verifikasi: praktisi humas juga perlu

member kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan

verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang

mereka terima. Memberikan izin jurnalis untuk menengok

fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak

diberitakan.

f) Membangun hubungan personal yang kokoh: suatu hubungan

personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta

terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja

sama dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.

Dengan memahami pers dapat mengetahui bahwa kondisi dan

karakter pers masing-masing negara berlainan. Semua itu ditentukan

oleh sejarah, geografi, ekonomi, politik, agama, konfigurasi kelompok-

kelompok etnik di masing-masing negara, standar pendidikan, ukuran

21

atau luas negara, serta baik tidaknya fasilitas transportasi dan

komunikasi yang tersedia.(Jefkins, 1995:80)

Dalam menjalankan kegiatan media relations, dibutuhkan

beberapa strategi yang harus dijalankan. Menurut Iriantara, ada tiga

strategi dalam melakukan kegiatan media relations. Berikut

penjelasannya:

a. Mengelola Relasi

Dalam kegiatan humas, hubungan antar relasi sangat

penting untuk mendukung setiap kegiatan humas. Tujuannya agar

setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh humas agar dapat

tersampaikan kepada masyarakat. hubungan yang baik dengan

media massa serta wartawanya menjadi point penting dalam

mengelola relasi. Di dalam sebuah organisasi, ukuran keberhasilan

kegiatan humas sering didasarkan pada pemberitaan yang disiarkan

oleh media massa. Bila berita tentang organisasi tersebut dimuat

pada media cetak yang besar dan berpengaruh maka akan

dipandang lebih bergengsi daripada media lokal yang kecil.

Dalam menjalin hubungan yang baik dengan relasinya,

maka diperlukan komunikasi yang efektif. Hal ini agar semakin

eratnya hubungan diantara kedua belah pihak dan akan

menimbulkan rasa saling membutuhkan satu sama lainnya. Selain

itu, menjalin hubungan dengan media massa diperlukan karena

22

pada dasarnya media iulah sangat diperlukan dalam kegiatan

kehumasan (Iriantara, 2008:80-81).

b. Mengembangkan Strategi

Jika hubungan antara humas dan relasinya sudah berjalan

baik, maka humas harus terus melaksanakan strategi yang

sebelumnya serta mengembangkannya lagi. Mengembangkan

strategi ini dilakukan agar humas juga dapat melakukan evaluasi

dari strategi yang sudah dijalankan sebelumnya. Sisi lain yang

perlu diperhatikan dalam mengembangkan strategi adalah posisi

lembaga kita dalam komunitasnya. Artinya, apakah lembaga

tersebut bersifat bisnis atau tidak. Jika lembaga tersebut bergerak

dibidang bisnis maka harus memperhatikan kompetitornya. Dengan

demikian, dalam mengembangkan strategi ada beberapa hal yang

mesti diperhatikan (Iriantara, 2008:94).

c. Mengembangkan Jaringan

Hal yang terpenting dalam media relations adalah

mengembangkan jaringan. Mengembangkan jaringan dikatakan

sangat penting karena dengan memperluas jaringan humas lebih

mudah dalam memberikan informasi kepada publiknya. Contohnya

mengembangkan jaringan dengan media, seperti media lokal,

nasional bahkan media internasional. Dengan membuka dan

memperluas jaringan pada dasarnya merupakan bagian dari upaya

kita untuk membangun hubungan yang baik dengan media massa.

23

Salah satu kunci untuk membuka pintu jaringan relasi tersebut

dengan menjalin relasi melalui organisasi profesi. Tidak terbatas

pada organisasi profesi media massa atau organisasi profesi lain

(Iriantara, 2008: 97).

4. Publisitas Humas Dengan Media Relations

Menurut Subagio pejabat dan praktisi humaspem harus mengerti

undang-undang 14/2008 tentang Keterbunkaan Informasi Publik dan PP

61/2010 tentang pelaksanaan UU KIP. Informasi adalah segala sesuatu

yang mengurangi ketidakpastian/ketidakjelasandan menjelaskan peristiwa

yang menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Jangkauan

informasi, meliputi lingkungan local, nasional, regional,dan internasional.

Efek meliputi kognitif, efektif, dan perilaku (positif, negatif, empati,

antipati, provokatif, motivatif, inovatif, dan pencerahan) (Komarudin,

2014:48).

Kegiatan humas pemerintah perihal keterbukaan informasi kepada

publik sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, nomor 55 tahun

2011 tentang pedoman umum hubungan media di lingkungan instansi

pemerintah. Komunikasi dua arah digunakan untuk dapat melaksanakan

kegiatan tersebut. Karena kegiatan tersebut yang sudah ditulis diatas

sebagai peraturan harus menjadi acuan utama humas pemerintah.

Informasi yang disampaikan harus bisa menguntungkan dua belah pihak

yaitu pemerintah dan masyarakat. Sebab keterbukaan informasi publik

24

digunakan untuk membetuk opini dan menyerap aspirasi publik serta

meningkatkan kepercayaan publik.

Barbara Averill (1997), menyatakan bahwa media relations

hanyalah salah satu bagian dari public relations, namun ini bisa menjadi

perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita menyusun pesan

yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media lokal,

maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program

kita. Averill menyamakan media relations dengan publisitas. Ringkasnya,

media relations adalah publisitas (Iriantara,2008:28). Keterbukaan

informasi publik melalui publisitas hubungan media menjadi perangkat

penting. Dari teori diatas mengolah pesan menjadi mudah karena terbantu

oleh media. Pesan atau informasi dari humas dianggap penting oleh media

karena bisa menjadi bahan untuk dijadikan berita. Berita yang terpublikasi

menjadi salah satu program humas yang dianggap berhasil.

Dalam kegiatan publikasi humas sering mengadakan hubungan

dengan wartawan atau pers baik secara fungsional maupun individual

dalam berbagai acara tertentu. Pada dasarnya ada beberapa kegiatan humas

yang berhubungan dengan media seperti menurut Komarudin ( 2014:255-

257) :

1. Temu media (Media gathering), adalah kegiatan temu muka antara

humas pemerintah dengan sejumlah media secara informal untuk

menciptakan hubungan personal yang lebih intensif.

25

2. Arahan media (media briefing), adalah kegiatan temu muka antara

humas dan sejumlah pimpinan media secara formal untuk

menyampaikan arahan tertentu berkaitan dengan masalah atau

kebijakan guna memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para

pemimpin media.

3. Konferensi media ( media conference), adalah kegiatan temu muka

antara humas dengan media untuk menyampaikan informasi resmi

dengan sasaran terciptanya komunikasi dua arah yang timbal balik

dengan wartawan media agar informasi diterima dengan sempurna dan

tidak disalahtafsirkan sehingga didapatkan publikasi positif terhadap

informasi tersebut.

4. Siaran media (media release), adalah kegiatan pengiriman berita

secara berkala kepada media dengan sasaran agar media mendapatkan

aktualitas beritamengenai perkembangan kebijakan pemerintah dan

mempublikasikannya di media masing-masing.

5. Kunjungan media (media visit), adalah kegiatan kunjungan instansi

pemerintah ke kalangan media untuk lebih mengenal dan mendapat

gambaran secara langsung mengenai proses dan aktivitas operasional

media.

6. Wawancara media (media interview), adalah mengundang media

tertentu untuk mewawancarai pimpinan instansi pemerintah mengenai

isu-isu aktual.

26

7. Pendidikan dan pelatihan media (media training and education),

adalah program pendidikan dan pelatihan untuk media yang

diselenggarakan oleh humas pemerintah untuk meningkatkan

pengetahuan tentang instansi pemerintah.

8. Pelemparan isu media (media pitching), adalah kegiatan humas

pemerintah melemparkan gagasan atau topik tertentu yang sangat

penting kepada media secara eksklusif agar dapat di publikasikan.

9. Informasi media (media informasi), adalah penyampaian informasi

kepada media agar dapat dipublikasikan atau disebarluaskan.

10. Ajang media (media event), adalah kegiatan humas untuk memberikan

penghargaan dan mengapresiasi kontribusi media terhadap liputan

perkembangan instansi pemerintah.

11. Peninjauan media (media tour), adalah kegiatan humas mengundang

dan menfasilitasi media tertentu untuk mengikuti perjalanan dan

kunjungan terkait dengan kegiatan humas pemerintah.

Kegiatan publisitas yang dilakukan humas pemerintah akan

direspon oleh media jika dianggap penting dan menarik. Jika dilihat semua

kegiatan pemerintah penting dan menarik karena menyangkut kepentingan

masyarakat luas. Kebanyakan kegiatan pemerintah menyangkut

kepentingan masyarakat seperti rapat, kunjungan kedaerah, kegiatan

peresmian, penyaluran bantuan, dan lain-lain.

Humas pemerintah dituntut untuk dapat berhubungan atau relasi

dengan media untuk mengatur komunikasi dengan masyarakat luas dalam

27

hal keterbukaan informasi demi mendapatkan dampak positif dari publik.

Pada dasarnya media relations menjadi kebutuhan humas sebagai acuan

untuk menambah relasi dengan media-media untuk melakukan kendali

pemberitaan mengenai informasi yang muncul dari luar lembaga

dimunculkan oleh pers.

Humas harus berperan nyata dalam era keterbukaan informasi

publik. Era reformasi, demokratisasi, dan transparansi, membawa dampak

yang cukup signifikan terhadap bidang tugas kehumasan. Secara umum,

tugas humas menyampaikan, menyosialisasikan setiap kebijakan

instansi/organisasi, langsung atau tidak langsung, kepada

publik/masyarakat melalui berbagai media dan sarana yang ada/dimiliki

(Komarudin, 2014:49).

Keterbukaan informasi pemerintah membawa dampak yang positif

untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. Melalui pendektan dengan

media, humas berusaha untuk menyampaikan informasi sebanyak-

banyaknya kepada masyarakat. Humas pemkab Karanganyar berusaha

dengan baik dengan selalu memberikan informasi melalui media maupun

langsung berhadapan dengan masyarakat demi mendapatkan kepercayaan

dari masyarakat.

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah mengangkat media relations

pemerintah, adalah sebagai berikut:

28

1. Strategi Humas Media Relations Humas Pemerintah Provinsi Banten,

oleh Reynaldi Maulana pada tahun 2010, Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang – Banten. Hasil dari

penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dalam mengelola relasi

dengan media massa, humas melakukannya dengan memberikan

informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi

Panten setiap pagi, memberikan fasilitas pelayanan bagi awak media,

membangun hubungan informal dengan wartawan. setelah relasi

terjalin humas mengembangkan strategi dengan cara menggunakan

berbagai macam media, memelihara dan membangun kontak dengan

para awak media. Mengembangkan jaringan dengan organisasi

kehumasan, Bakohumas dan juga organisasi wartawan, PWI dan Pokja

wartawan di lingkungan setda Pemerintah Provinsi Banten. Dengan

begitu humas bisa mendapatkan informasi yang terbaru mengenai

kehumasan dan jga media yang selalu berkembang di Provinsi Banten.

2. Aktivitas Humas Dalam Menjalankan Media Relations (Studi

Deskriptif Pada Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota

Yogyakarta, oleh Dedy Riyadin Saputro pada tahun 2009, Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Hasil dari peletian tersebut mengungkapkan bahwa

aktivitas formal media relations diantaranya melakukan press release,

jumpa pers, kerjasama penulisan dengan media cetak, kerjasama

dengan media elektronik dan press tour. Aktivitas non formal media

29

relations berupa, personall relationship, walikota award dan servicing

media yang meliputi pemberian tempat berupa gardu pawarta,

penyediaan komputer dan hot spot area. Namun masih ada kendala

dalam menjalankan media relations seperti masih minimnya kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki, sarana dan prasarana yang masih

terbatas, serta perbedaan sudut pandang dengan media dalam

mempublikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah kota Yogyakarta

tidak secara utuh.

3. Aktivitas Media Relations Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Republik Indonesia, oleh Monica Lovenia A.P pada tahun 2012,

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Depok. Humas

sebagai pelaksana kegiatan media relations telah berupaya untuk dapat

melaksanakan fungsi, tugas dan juga perannya, namun hal tersebut

masih terbentur struktur dan budaya organisasi pada Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dimana humas hanya mendapat

bagian sebagai perencana dan pelaksana teknis kegiatan media

relations tersebut, namun bukan merupakan juru bicara atau

narasumber, dimana untuk bagian ini sepenuhnya diberikan porsi

penuh pada para pejabat dan petinggi kementrian. Ada beberapa

kendala berupa minimnya anggaran dana serta jumlah staf humas yang

sedikit dengan beban pekerjaan yang banyak.

30

G. Kerangaka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

deskriptif digunakan karena peneliti tidak hanya menggambarkankan atau

menjelaskan masalah-masalah yang diteliti sesuai dngan fakta, tetapi juga

didukung oleh pertanyaan-pertanyaan dengan melakukan wawancara

dengan pihak Humas Pemerintah Kabupaten Karanganyar, yang datanya

dikumpulkan, disusun, dijelaskan kemudian dianalisa disertai dengan

pemecahan masalah atau solusi dengan masalah yang diteliti.

Penelitian kualitatif menurut Sugiyono pada level explanation

menghasilkan informasi yang deskriptif yaitu memberikan gambaran yang

menyeluruh dan jelas terhadap situasi social yang diteliti (Sugiyono,

2007:21). Sehingga peneliti hanya memberikan gambaran situasi atau

peristiwa yang diteliti.

Humas Pemerintah Kabupaten Karanganyar

Media Relations Humas Pemerintah

Aktivitas Media Relations Humas Pemkab Karanganyar

Publisitas dan Membentuk Opini Publik yang Positif

31

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian

kualitatif, Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna (Sugiyono, 2007:3).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Biro Humas Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karanganyar selaku humas

pemerintah. Beralamat di jalan Nyi Ageng Karang No 1, Karanganyar-Jawa

Tengah.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data berasal dari data primer dan data

sekunder. Data primer didapat melalui wawancara dengan pihak humas

pemerintah Kabupaten Karanganyar dan melalui pengamatan langsung

(observasi) oleh peneliti terhadap humas pemerintah Kabupaten

Karanganyar. Data sekunder berasal dari company profile, buku-buku dan

catatan-catatan yang berhubungan serta membantu proses penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneiti antara lain

adalah :

1) Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh data dari hasil

pengamatan kepada objek yang akan diteliti. Dari hasil

pengamatan yang dikumpulkan akan diperoleh data murni

32

secara langsung terhadap objek penelitian. Marshall (1995)

menyatakan bahwa “trough observation, the researcher leran

about behaviorand the meaning attached to those behavior”.

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna

dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2007:64). Jadi, metode

observasi membatu peneliti tentang perilaku dan makna dari

perilaku objek penelitian setelah dilakukan pengamatan.

Peneliti melakukan pengamatan non-partisipasi (non-

participant observation), dalam mengumpulkan data dan

informasi tanpa menitik beratkan peneliti atau tidak menjadi

bagian dari lingkungan objek penelitian. Peneliti hanya

melakukan pengamatan terhadap gejala-gejala atau fenomena

dan mencatatnya dibuku peneliti.

2) Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,

2007:72). Metode wawancara dianggap efektif karena data

yang didapatkankan melalui tatap muka langsung dengan

informan akan semakin lengkap. Data yang berupa informasi

dari hasil wawancara dengan informan akan digunakan peneliti

sebagai hasil penelitian dalam penelitian yang sedang

dikerjakan. Teknik wawancara semi terstruktur atau wawancara

mendalam digunakan dalam penelitian ini, karena dianggap

33

serius dan lebih terfokus. Tujuan menggunakan wawancara

adalah untuk mendapat data atau informasi dari pertanyaan

yang diberikan oleh peneliti kepada informan humas

pemerintah Kabupaten Karanganyar.

3) Studi Pustaka adalah rujukan dari dokumen-dokumen yang

akan menjadi objek penelitian.

5. Teknik Penentuan Informan

Teknik purposive sampling digunakan untuk mendapatkan sampel

dalam penelitian ini. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu

ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi social yang diteliti.

(Sugiyono, 2007:53-54)

Dengan menggunakan teknik purposive sampling peneliti akan

memilih informan yang dikehendakinya dan terpercaya untuk menjadi

sumber informasi yaitu Paktisi Humas Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

Informan yang dipilih peneliti untuk sumber informasi adalah orang

berpengalaman dan dan berperan aktif dalam bidangnya, antara lain :

a) Kabag dan Kasubag Humas Kabupaten Boyolali

b) Para wartawan yang bertugas di Kabupaten Boyolali

34

6. Validitas Data

Tujuan dilakukan validitas data adalah untuk mengetahui data yang

dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian tidak berbeda. Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2007:125). Jadi, peneliti berusaha agar

penelitiannya valid dengan menggunakan trianggulasi data terhadap teknik

pengumpulan data yang dilakukannya. Contoh gambar :

Wawancara Observasi

Dokumen

Gambar 1.2 Trianggulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono,

2007:126).

Triangulasi teknik pengumpulan data digunakan peneliti untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2007:127).

Dengan begitu data yang dhasilkan peneliti bisa dianggap benar atau salah

dari sudut pandang yang berbeda-beda.

7. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif sesuai dengan

tipe penelitian, yaitu deskriptif. Analisis kualitatif deskriptif yaitu

melakukan penafsiran data dengan menggunakan tataran ilmiah atau logika.

35

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah membuat data yang

diperoleh menjadi data yang mudah untuk dibaca, dipahami, dan

diinpretasikan yang merupakan upaya peneliti untuk mencari jawaban atas

permasalahan yang telah dirumuskan.

Analisis selama di lapangan model Miles and Huberman

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan data conclusion drawing/verification

(Sugiyono, 2007:91). Aktivitas dalam analisis data model Miles and

Huberman bertujuan untuk memudahkan peneliti saat mengumpulkan data.

Banyak peneliti menggunakan model analisis data diatas karena

memberikan yang jelas serta mempermudah proses pengumpulan data.

Periode pengumpulan data

Antisipasi SelamaReduksi data

Setelah

SelamaDisplay data

Setelah ANALISIS

SelamaKesimpulan/verifikasi

Setelah

Gambar 1.3 Komponen dalam analisis data (Sugiyono, 2007:91)

Langkah pertama adalah mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema polanya. (Sugiyono, 2007:92). Dengan mereduksi data peneliti

36

semakin mudah dalam melakuakan penelitian. Jadi, hanya tinggal mencari

mana yang penting dalam proses pengumpulan data. Dari hasil mereduksi

data akan menjadikan tahap penelitian selanjutnya menjadi lebih mudah.

Langkah kedua adalah data display dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan dengan kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2007:95).

Data yang telah didisplaykan akan mudah untuk memahami apa yang

terjadi. Langkah selanjutnya adalah merencanakan kerja berdasarkan apa

yang telah difahami.

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masi bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2007:99). Langkah

terakhir dalam analisis data kualitatif yang peneliti gunakan adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang bersifat sementara

dapat berubah jika bukti-bukti pendukungnya lemah. Apabila bukti-bukti

yang mendukung valid dan konsisten bisa dibilang kesimpulan yang

kredibel.