BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang. Pada masa ini terjadi perubahan – perubahan penting baik fisik maupun psikis. Masa ini menuntut kesabaran dan pengertian yang luar biasa dari orang tua. Masa ini dapat bermula pada usia sekitar 10 tahun ( Rumimi, 2004 ). Salah satu perubahan penting yang terjadi pada remaja khususnya remaja putri adalah perubahan pada seksualitas. Ciri-ciri seks primer jelas membedakan antara remaja putra dan putri. Perkembangan organ-organ seks bagi remaja putri ditandai dengan adanya sindrom pramenstruasi yang disertai dengan berbagai perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya ( Mappiare, 1982 ) Penyesuaian yang sering terjadi pada remaja akan menimbulkan kecemasan. Perkembangan sistem reproduksi dan masalah kesehatan reproduksi remaja dapat dikatakan sebagai masa “ kebingungan ” dimana pada masa tersebut remaja belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai perkembangan tubuhnya sendiri. Pertumbuhan tubuh dan pematangan organ- organ reproduksi seperti pematangan seksual merupakan salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada sistem reproduksi memerlukan penyikapan yang benar sehingga remaja tersebut siap

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju

masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

konflik pada diri seseorang. Pada masa ini terjadi perubahan – perubahan penting

baik fisik maupun psikis. Masa ini menuntut kesabaran dan pengertian yang luar

biasa dari orang tua. Masa ini dapat bermula pada usia sekitar 10 tahun

( Rumimi, 2004 ).

Salah satu perubahan penting yang terjadi pada remaja khususnya remaja

putri adalah perubahan pada seksualitas. Ciri-ciri seks primer jelas membedakan

antara remaja putra dan putri. Perkembangan organ-organ seks bagi remaja putri

ditandai dengan adanya sindrom pramenstruasi yang disertai dengan berbagai

perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya ( Mappiare, 1982 )

Penyesuaian yang sering terjadi pada remaja akan menimbulkan

kecemasan. Perkembangan sistem reproduksi dan masalah kesehatan reproduksi

remaja dapat dikatakan sebagai masa “ kebingungan ” dimana pada masa

tersebut remaja belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai

perkembangan tubuhnya sendiri. Pertumbuhan tubuh dan pematangan organ-

organ reproduksi seperti pematangan seksual merupakan salah satu masalah besar

yang mereka hadapi. Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada sistem

reproduksi memerlukan penyikapan yang benar sehingga remaja tersebut siap

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

2

menerima perubahan-perubahan dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan

yang terjadi ( Gunarsa, 1985 ).

Koping yang digunakan pada setiap individu berbeda-beda tergantung

pada masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut.

Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan

senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik

dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi

( Abraham ,1997).

Setiap individu akan mengalami stres karena adanya stimulus (stressor),

dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan cara berfikir atau

masalah (stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan

kondisi terhadap masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat belajar

menjadi lebih baik atau menjadi adaptif. (Keliat, B.A., 1999).

Pada gadis remaja yang mengalami kegelisahan, ketegangan dan

kecemasan akan mengalami nyeri menstruasi cenderung terjadi lebih sering dan

lebih hebat, (Karya, 1985). Faktor kejiwaan dapat ikut menjadi salah satu

penyebab nyeri haid (Surjana, 1989). Lanoil (1984) menyatakan bahwa stres

dapat menurunkan daya tahan terhadap kelelahan, nyeri, sakit, hingga gejala pra-

menstuasi seperti : gangguan emosional berupa iritabilitas, insomnia dengan

gangguan mimpi dan nightmare, nyeri kepala, perut kembung, mual, rasa nyeri

pada payudara, tegang, cemas, lesu dan depresi, akan terasa memburuk bila

seseorang wanita sedang terkena serangan batin.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

3

Selain hal tersebut faktor psikologis yakni berhubungan dengan kesiapan

mental remaja sendiri diduga terkait dengan kejadian sindrom premenstruasi ini,

mencakup sikap yang ditanamkan orang tua terhadap anak gadisnya. Anak

perempuan seharusnya menerima informasi sebelum sindrom pramenstruasi

dialami ( Alan H , 2003 ). Karena pada gadis-gadis yang secara emosional tidak

stabil, apalagi jika mereka tidak mendapatkan penerangan yang cukup akan

mudah terjadi sindrom pramenstruasi ( Sarwono, 1997 )

Studi epidemiologi terakhir menunjukkan bahwa 5-10 % wanita kelompok

usia reproduksi dari populasi yang diteliti, mengalami gejala-gejala sementara

bersifat sedang sampai berat yang berkaitan dengan siklus menstruasi, dan mereka

pada umumnya mencari bantuan medis, 20-40% merasa kurang sehat selama fase

luteal akhir serta awal fase menstruasi dan satu hari atau lebih pada pertengahan

siklus. Diperkirakan akan terjadi gangguan terhadap aktivitas sehari-hari pada

wanita dewasa pada saat menstruasi (Greenspan et al., 1998).

Berdasarkan fenomena yang peneliti amati serta pengalaman yang

disampaikan oleh beberapa orang wanita yag sedang mengalami sindrom

pramenstruasi, maka didapatkan bahwa adanya sindrom pramenstruasi ini

menyebabkan terjadinya suatu gangguan. Gangguan ini terutama berupa

gangguan fisik maupun aktifitas, dimana saat sindrom premenstruasi tersebut

datang mereka terpaksa harus menunda aktifitasnya akibat rasa nyeri. Dalam

mengatasinya beragam cara maupun koping dilakukan oleh mereka dan masing-

masing orang tidak selalu sama kopingnya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

4

Dari data awal enam siswi yang kami dapatkan di SMK Negeri 8

Semarang, 4 dari 6 siswi mengalami sindrom pramenstruasi, gejala yang mereka

alami secara fisik biasanya perut kembung, nyeri punggung, jerawat, lelah,

tegang, lesu dan depresi, sedangkan secara psikologis biasanya ketegangan dan

kemarahan yang tak terkontrol, perasaan sensitif seperti mudah menangis, cemas,

frustasi dan tertawa. Peran perawat adalah membantu pasien dalam hal ini remaja

untuk mampu beradaptasi atau menggunakan koping secara positif. Berdasarkan

data diatas penulis tertarik untuk meneliti koping remaja putri yang mengalami

sindrom pramenstruasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan

yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana koping remaja putri yang

mengalami sindrom pramenstruasi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi di

SMK Negeri 8 Semarang.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pemahaman remaja putri tentang sindrom pramenstruasi di

SMK Negeri 8 Semarang.

b. Mengetahui masalah yang dihadapi remaja putri yang mengalami sindrom

pramenstruasi di SMK negeri 8 Semarang.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

5

c. Mengetahui tentang koping remaja putri yang mengalami sindrom

pramenstruasi di SMK Negeri 8 Semarang.

d. Mengetahui tentang support system yang diterima dari orang sekitar pada

remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi remaja putri

Menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman,

mengetahui cara mengatasi sindrom pramenstruasi.

2. Bagi perawat

Penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam memberikan asuhan

keperawatan pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi,

sehingga cepat dalam mengatasi masalah akibat sindrom pramenstruasi.

3. Bagi ilmu keperawatan

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah

wawasan tentang koping remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

peneliti untuk menerapkan ilmu yang terkait dengan metode penelitian

E. Bidang Ilmu

Bidang ilmu yang diteliti adalah Keperawatan Jiwa dan Keperawatan

Maternitas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Koping

1. Pengertian koping

Setiap individu tidak pernah lepas dari masalah dan sering kali masalah-

masalah tersebut menyebabkan individu mengalami stres. Individu akan

memberikan reaksi yang berbeda-beda dalam mengatasi setiap

permasalahannya. Cara atau perilaku yang dilakukan individu untuk

menghindari atau mengalihkan perasaan hati yang menekan atau stres disebut

dengan koping. ( Smet, B.1994 )

Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang

mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berfikir ( kognitif ),

perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk

menyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan menghasilkan

adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respons, manifestasi ( tanda dan

gejala ) dan pertanyaan klien dalam wawancara. ( Keliat. B, A 1998 )

Koping juga dapat diartikan sebagai respon terhadap stres, yaitu apa yang

dirasakan, dipikirkan dan dilakukan oleh individu untuk mengontrol, mentolerir

dan mengurangi efek negatif dari situasi yang dihadapi ( Fleming dkk, 1984 ).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

7

Berdasarkan definisi maka yang dimaksud koping adalah cara yang

digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang

terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

2. Penggolongan Mekanisme Koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (dua) (Stuart

dan Sundeen, 1995) yaitu :

a. Mekanisme koping adaptif

adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,

belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang

lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang

dan aktivitas konstruktif.

b. Mekanisme koping maladaptif

Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah

pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.

Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja berlebihan,

menghindar.

Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah satunya adalah aspek

psikososial (Lazarus dan Folkman, 1985; Stuart dan Sundeen, 1995; Townsend,

1996; Herawati, 1999; Keliat, 1999) yaitu :

1. Reaksi Orientasi Tugas

Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntutan dari situasi stress

secara realistis, dapat berupa konstruktif atau destruktif. Misal :

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

8

a) Perilaku menyerang (agresif) biasanya untuk menghilangkan atau

mengatasi rintangan untuk memuaskan kebutuhan.

b) Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber

ancaman baik secara fisik atau psikologis.

c) Perilaku kompromi digunakan untuk merubah cara melakukan, merubah

tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan pribadi seseorang.

2. Mekanisme pertahanan diri, yang sering disebut sebagai mekanisme

pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahanan diri adalah sebagai

berikut :

a) Kompensasi

Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan

secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.

b) Penyangkalan (denial)

Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari

realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan

primitif.

c) Pemindahan (displacement)

Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain

yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.

d) Disosiasi

Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran

atau identitasnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

9

e) Identifikasi

Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi

berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan

selera orang tersebut.

f) Intelektualisasi

Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari

pengalaman yang mengganggu perasaannya.

g) Rasionalisasi

Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima

masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan,

perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

h). Sublimasi

Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam

penyalurannya secara normal.

i). Supresi

Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi

sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan

yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-

kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

10

j). Represi

Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan

yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang;

merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh

mekanisme lain

3. Jenis- Jenis Koping

Sarafino ( dalam Smet 1994 ) menyatakan bahwa dalam menghadapi

stressor ada dua jenis koping yang digunakan, yaitu :

a. Emotional focus Coping, digunakan untuk mengatur respon emosional

terhadap stres. Pengaturan ini melalaui perilaku individu, seperti:

penggunaan alcohol, bagaimana meniadakan fakta - fakta yang tidak

menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu

mengubah kondisi yang ‘ stresfull ’ individu akan cenderung untuk

mengatur emosinya.

b. Problem focus Coping, digunakan untuk mengurangi stressor, individu akan

menagtasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan

yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin

akan dapat menubah situasi.

Koping menurut Carven ( 1989 ) dibagi dua bagian, yaitu

memfokuskan pada pemecahan masalah dan memfokuskan pada emosi.

Jenis-jenis koping yang memfokuskan pada pemecahan masalah berupa :

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

11

. 1) Keaktifan diri, adalah suatu tindakan yang mencoba menghilangkan

atau mengelabuhi penyebab stres atau untuk memperbaiki akibat yang

ditimbulkan, dengan kata lain bertambahnya usaha seseorang untuk

melakukan koping, antara lain dengan bertindak langsung.

2) Perencanaan, adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi

penyebab stres, contohnya dengan membuat strategi untuk bertindak,

memikirkan tentang langkah apa yang perlu diambil dalam menangani

suatu masalah.

3) Control diri, adalah individu membatasi keterlibatannya dalam

aktivitas kompetisi atau persaingan dan tidak bertindak terburu-buru,

menunggu sehingga layak untuk melakukan suatu tindakan dengan

mencari alternatif lain.

4) Mencari dukungan sosial, adalah mencari nasehat, pertolongan,

informasi, dukungan moral, empati dan pengertian

Sedangkan koping yang memfokuskan pada emosi, yaitu berupa :

a) Mengingkari, adalah suatu tindakan atau pengingkaran terhadap

suatu masalah.

b) Penerimaan diri, adalah suatu situasi yang penuh dengan tekanan

sehingga keadaan ini memaksanya untuk mengatasi masalah

tersebut.

c) Religius, adalah sikap individu untuk menenangkan dan

menyelesaikan masalah-masalah secara keagamaan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

12

4. Karakteristik koping yang tidak efektif

Beberapa koping yang tidak efektif antara lain

a. Menyatakan tidak mampu.

b. Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif.

c. Perasaan cemas, takut, marah, tegang, gangguan psikologis seperti sindrom

pramenstruasi, dan adanya stres kehidupan.

d. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, perilaku merusak.

5. Mekanisme Koping Remaja Putri selama sindrom pramenstruasi

Menurut Shreeve ( 1999 ), remaja putri yang mengalami sindrom

pramenstruasi terdapat mekanisme koping sebagai berikut :

a. Dilihat dari segi fisik yang biasa terjadi pada remaja putri selama sindrom

pramenstruasi yaitu : meningkatnya nafsu makan sehingga menyebabkan

kenaikan berat badan. Meningkatnya kesensitifan sampai nyeri tekan akut

pada buah dada yang nyeri, sehingga segan berbuat apa saja yang dapat

menyebabkan buah dada tertekan. Pegal dan nyeri pada bagian otot-otot dan

persendian menyebabkan remaja putri malas untuk beraktifitas dan

cenderung untuk tidur dirumah. Gangguan pada kulit seperti wajah penuh

dengan jerawat, bintik-bintik dan kulit juga tampak bengkak karena keadaan

kulit yang lemah, kondisi ini menyebabkan perasaan depresif, malas, kikuk

karena melihat wajah yang tampak bengkak dan kasar.

b. Dilihat dari segi psikologis yang sering terjadi pada remaja putri selama

sindrom pramenstruasi yaitu : ketegangan dan kemarahan yang tak

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

13

terkontrol karena kadar adrenalin yang meningkat dalam darah juga

bertanggug jawab atas peningkatan denyut jantung: mulut yang menjadi

kering, dan napas yang terasa sesak serta cepat. Perasaan sensitif seperti

mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa. Berkurangnya daya

konsentrasi menyebabkan sukar berkonsentrasi selama beberapa menit

untuk menghafal buku pelajaran.

B. Konsep Dasar Remaja Putri

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami

perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 12

– 21 tahun. Remaja atau “ adolescence ” berasal dari kata latin adolescere yang

berarti “ tumbuh ” ( Hurlock,1998 ). Istilah Adolescene mempunyai arti yang

lebuh luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, fisik. Hurlock

menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi. Selama ini terjadi

perubahan tanggung jawab, kepatuhan, hak dan dalam hubungan dengan orang

lain, sehingga dalam hal ini terjadi perubahan sikap terhadap dirinya, orang tua

dan kelompoknya.

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja

kesukaran bagi individu, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat bahkan

sering kali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan

masa transisi antara kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi ini sering kali

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

14

menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang

membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia harus

bertingakh laku seperti orang dewasa ( Purwanto, 1998 )

Menurut Purwanto ( 1998 ), tingkat-tingkat perkembangan dalam masa

remaja dapat dibagi dengan berbagi cara. Salah satu pembagian yang dilakukan

oleh Stolz adalah sebagai berikut :

a. Masa prapuber : satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang

sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat

sementara.

b. Masa puber atau masa remaja : perubahan-perubahn sangat nyata dan cepat.

Anak wanita lebih cepat memasuki masa ini dari pada pria. Masa ini

lamanya berkisar antara 2,5-3,5 tahun.

c. Masa postpuber : pertumbuhan yang cepat sudah berlalu, tetapi masih

nampak perubahan-perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian

badan.

d. Masa akhir puber : melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda

kedewasaan.

2. Perubahan pada remaja

a. Perubahan fisik pada remaja

Menurut Tim Pembina UKS Provinsi Jawa Barat ( 2004 ) terjadi

pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ

reproduksi ( organ seksual ) untuk mencapai kematangan sehingga mampu

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

15

melangsungkan fungsi rerpoduksi. Perubahan ini ditandai dengan

munculyan tanda-tanda sebagai berikut :

1) Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ

seks. Terjadinya haid pada remaja putri ( menarche ) dan terjadinya

mimpi basah pada remaja laki-laki.

2) Tanda-tanda seks sekunder yaitu pada remaja laki-laki terjadi perubahan

suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,

terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot,

tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

Dan pada remaja putri terjadi perubahan pinggul lebar, pertumbuhan

rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan

sekitar kemaluan ( pubis )

b. Perubahan kejiwaan pada remaja

Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan

perubahan fisik yang meliputi :

1) Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :

a) Sensitif ( mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa )

b) Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang

berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.

2) Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :

a). Mampu berfikir abstrak, senang memberikan kritik

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

16

b). Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin coba-

coba.

C. Konsep Dasar Sindroma Pra-Menstruasi (PMS)

1. Pengertian

Sindrom Pra Menstruasi didefinisikan Magos : “Gejala fisik, psikologis

dan perilaku yang menyusahkan yang tidak disebabkan oleh penyakit organik,

yang secara teratur berulang selama fase siklus yang banyak mengalami regresi

atau menghilang selama waktu haid yang tersisa.”

Shreeve (1999) mendefinisikan sindroma pra-menstruasi sebagai sejumlah

perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-14

sebelum menstruasi dan mereda segera setelah menstruasi berawal.

Arti kata premenstrum yang digunakan secara longgar meliputi fase luteal

siklus menstruasi yaitu dari ovulasi hingga menstruasi. Konteks ini,

premenstrum meliputi 4 hari sebelum menstruasi. Hari-hari tersebut gejala-

gejala yang hebat sindroma menstruasi timbul, meskipun demikian gejala-gejala

yang mungkin muncul sewaktu-waktu selama fase luteal. Gejala dimulai selama

premenstrum, berlanjut selama hari-hari pertama atau kedua menstruasi yang

sangat sedikit dan sebelum aliran darah menstruasi banyak keluar (Dalton,

1998).

Penelitian dr. Katharina Dalton dari Inggris didapatkan adanya tanda-

tanda psikologis yang berhubungan dengan sindrom pramenstruasi. Tanda-

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

17

tanda psikologis yang berat mengakibatkan gangguan tersebut hanya terjadi

pada 40-50 % dari seluruh populasi wanita, sehingga tidak semua wanita

menderita gangguan ini.

Banyak sekali keluhan yang dirasakan para penderita sindroma pra-

menstruasi antara lain pembesaran di daerah perut, pembengkakan di

pergelangan kaki dan jaringan, kenaikan berat badan, kaki terasa berat,

payudara mengeras dan sakit, kaki terasa lemah untuk berjalan, perut sakit dan

kejang seperti dismenorea spasmodik, produksi urin berkurang serta timbul

gangguan-gangguan pada kulit seperti jerawat, bisul, kepucatan, nafsu makan

dan tidur terganggu (Shreeve, 1999).

Kekambuhan gejala berarti pengulangan gejala minimum untuk 3 siklus

berturut-turut. Hebatnya gejala yang terjadi bervariasi dari 1 siklus ke siklus

sebelumnya, meskipun demikian tipe gejala pada dasarnya sama. Satu siklus

mempunyai gejala yang dominan berupa sakit kepala. Siklus berikutnya

mungkin didominasi oleh gejala migren dan kelemahan. Hilangnya gejala pada

saat postmenstrum membutuhkan paling tidak 7 hari bebas dari semua gejala.

Banyak wanita yang mengalami 2-3 minggu bebas dari gejala (Dalton, 1998)

Etiologi sindroma pra-menstruasi masih belum begitu jelas. Beberapa

teori dikemukakan untuk menerangkan sindroma pre-menstruasi antara lain

kelebihan estrogen, defisiensi progesteron, atau kombinasi keduanya, defisiensi

vitamin, hipoglikemia, alergi hormon endogen, retensi cairan dengan gangguan

penyebab neuroendokrin, serta faktor psikosomatik (Ying et. al., 1997).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

18

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi

adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat

mempengaruhi jumlah estrogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap

siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan

mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita

yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi

atau normal. Wanita yang mempunyai kadar prolaktin cukup tinggi dapat

disembuhkan dengan menekan produksi prolaktin (Shreeve, 1998).

Gejala- gejala yang sering ditemukan pada PMS, (Hacker et al., 1998) ialah :

a. Perasaan bengkak

b. Kenaikan berat badan

c. Hilangnya efisiensi

d. Sukar konsentrasi

e. Kelelahan

f. Perubahan suasana hati

g. Depresi, termasuk gangguan tidur (insomnia).

2. Siklus Menstruasi

a. Gambaran klinis menstruasi

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya

lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap

normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen

kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

19

tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya

terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.

Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu

sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata

banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode

menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60

ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per

g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan

kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap

hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Cunningham et. al.,

1995).

b. Aspek hormonal selama siklus menstruasi

Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan

berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang

berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini

dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon.

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang

langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu

yang disebut organ target (Syahrum et al., 1994).

c. Fase-fase dalam siklus menstruasi

1) Fase Folikuler

Beberapa folikel berkembang oleh pengaruh hormone ( Folikel

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

20

Stimulating Hormone ) FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH

disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormone steroid

berkurang. Produksi hormone estrogen meningkat dan menekan

produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi melindungi diri terhadap

atresia sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini

Leteinizing Hormone ( LH ) juga meningkat yang berperan untuk

membantu produksi hormone estrogen dalam folikel.

2) Fase Ovulatoir

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dimana menetap kira-kira

24 jam, dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen turun.

Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologi

pada folikel dan dapat disebabkan pula oleh umpan balik negative yang

pendek dari LH terhadap hipotalamus. Folikel hendaknya ada tingkat

yang matang agar dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel

terjadi 16-24 jam setelah meningkatnya LH. Mekanisme terjadinya

ovulasi disebabkan oleh perubahan-perubahan degeneratif kolagen pada

dinding folikel yang menipis.

3) Fase Luteal

Setelah terjadi ovulasi, sel-sel granulose membesar membentuk vakuola

dan bertumpuk menjadi pigmen kuning ( lutein ). Folikel menjadi corpus

luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulose juga bertambah dan

mencapai puncaknya pada 8-9 hari setalah ovulasi.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

21

D. Fokus Penelitian

Gambar 1.1 Fokus penelitian

E. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu, koping remaja putri yang

mengalami sindrom pramenstruasi di SMK Negeri 8 Semarang.

Remaja putri dengan sindrom pramenstruasi

Pemahaman remaja putri tentang sindrom pramenastruasi

Masalah yang dihadapi

Koping pada remaja putri

Support system yang diterima

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenalogis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan

pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau

pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus

( Maleong, 2000 ).

Pendekatan fenomenalogis adalah cabang dari filosofi yang menekankan

subyektifitas pengalaman manusia, pendekatan fenomenologis menaruh perhatian

terhadap totalitas pengalaman manusia ( Brockopp, 1999 ).

B. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang akan diteliti menjadi responden. Pengambilan sampel

dengan cara Purposive Sampling, yaitu suatu teknik penempatan sampel dengan

memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti atau

sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian, sehingga sampel dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya ( Maleong, 2000 ).

Sampel yang digunakan sebanyak 4 responden. Jumlah sampel tidak

banyak karena penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, sampel

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

23

pada penelitian kualitatif bukan mewakili jumlah tetapi mewakili konsep

( Alimul, 2003 ). Adapun kriteria sampel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a. Remaja putri yang pernah mengalami sindrom pramenstruasi

b. Sebagai siswi di SMK Negeri 8 Semarang

c. Bersedia menjadi responden.

C. Definisi Istilah

Definisi Istilah adalah unsur-unsur yang membantu dalam pelaksanaan proses

pengumpulan data pada penelitian. Definisi Istilah yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah :

1. Remaja dengan sindrom pramenstruasi adalah remaja putri yang berusia 15-19

tahun dan pernah mengalami sindrom pramenstruasi.

2. Pemahaman remaja putrid tentang sindrom pramenstruasi adalah hal-hal yang

diketahui remaja tentang sindrom pramenstruasi meliputi : pengertian,

penyebab, tanda-tanda, penatalaksanaan dihubungkan dengan pengalaman

yang telah mereka alami.

3. Masalah yang dihadapi remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi

biasanya seperti ganggauan secara psikologis dan fisik.

4. Koping pada remaja putri adalah cara yang digunakan untuk menghadapi

situasi stress ( Sindrom pramenstruasi ) yang dipengaruhi oleh berbagai

factor.

5. Support sistem yang diterima dari orang sekitar adalah dukungan sosial dari

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

24

orang dan system yang ada disekitarnya, dukungan tersebut diwujudkan

dalam berbagai hal, misalnya perhatian, perawatan dan lain sebagainya.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara

mendalam ( indeepth interview ) yang berhubungan dengan remaja putri yang

mengalami sindrom pramenstruasi dilihat dari koping pada remaja putri di SMK

Negeri 8. Wawancara mendalam atau indeepth interview adalah suatu cara

mengumpulkan data dengan cara langsung bertatap muka dengan informan

dengan maksud untuk mendapatkan gambaran secara lengkap tentang topik

yang diteliti ( Muhadjir, 1996 ). Wawancara mendalam dilakukan terhadap 4

( empat ) orang responden atau remaja putri yang mengalami sindrom

pramenstruasi. Selanjutnya mengajukan pertanyaan kepada responden, jawaban

dicatat dan direkam dengan menggunakan tape recorder. Penelitian juga

menggunakan tehnik observasi untuk mendapatkan data-data yang tidak

diperoleh saat wawancara.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Tape recorder

b. Buku catatan interview

c. Alat tulis

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

25

3. Cara Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian sebagai berikut :

1. Peneliti dan responden saling memperkenalkan diri

2. Peneliti menanyakan kepada responden tentang kesediannya untuk

menjadi responden

3. Apabila responden bersedia, responden diminta menandatangani lembar

persetujuan

b. Tahap wawancara

Wawancara dilaksanakan sesuai kesepakatan responden dengan peneliti,

wawancara dilakukan di sekolah, lama durasi wawancara kurang lebih 30

menit dirasa cukup untuk melakukan wawancara. Peneliti mengajukan

pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disusun peneliti,

kemudian peneliti mencatat hal-hal yang dianggap penting. Selama

wawancara peneliti menggunakan tape recorder dan hp.

E. Analisa Data

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode

penafsiran yaitu sebagai berikut:

1. Membaca berulang minimal 6 kali

2. Memahami fenomena dari setiap individu apa yang terjadi dan fenomena yang

terjadi secara keseluruhan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

26

3. Mencari kata kunci

4. Mencari katagorik

5. Menghubungkan katagorik

6. Membuat tema dari katagorik

F. Validitas Data

Data penelitian ini untuk teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan

teknik “Triangulasi” yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbandingan terhadap data yang telah diperoleh dari partisipan

(Moleong, 2006)

Teknik Triangulasi dapat dilakukan dengan sumber, metode, dan teori.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data yaitu Triangulasi

dengan “metode dan sumber”, dimana metode ini menggunakan dua strategi

yaitu:

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan

teknik pengambilan data.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber dengan metode

yang sama.

Selain itu peneliti juga menggunakan teknik keabsahan data yaitu

“teori”. Teknik tersebut dapat dicapai dengan jalan membandingkan fakta satu

atau lebih teori yang ada.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...2008-dyasdindan-898-BAB+I+-+-f.pdf · masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

27

G. Etika Penelitian

Permasalahan etika penelitian yang perlu diperhatikan adalah :

1. Penelitian ( Informed consent )

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang

memenuhi criteria sampel disertai dengan judul penelitian dan manfaat

penelitian. Tujuan Informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, bila subjek bersedia maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan dan jika subyek menolak atau drop out maka penulis tidak

memaksakan dan tetap menghormati hak-hak subyek.

2. Tanpa nama ( Anonimity )

Untuk menjaga kerahasian penulis tidak mencantumkan nama responden,

tetapi lembar tersebut diberikan kode nomor.

3. Kerahasian ( Confidetality )

Menjamin kerahasian dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahsiannya oleh penulis, hanya dilaporkan pada saat hasil riset.