BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpa-tabanan.go.id/sys-content/uploads/file/LAKIP 2014.pdfoleh...

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam Liingkungan Peradilan Umum,Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”. Dengan dicantumkannya Peradilan Agama dalam konstitusi tersebut sudah tidak dapat diragukan lagi keberadaan Pengadilan Agama di Republik Indonesia sebagai salah satu Badan Kekuasaan Kehakiman. Sebagai pelaksanaan dari pasal 24 ayat (2) undang-undang dasar tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dimana dalam pasal 13 ayat (1) undang-undang tersebut dinyatakan bahwa orgasinasi, administrasi dan finansial Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung, dan sejak saat itu Peradilan Agama berada dalam satu atap dalam lingkungan kekuasaan Mahkamah Agung. Perubahan besar telah terjadi pula pada lingkungan Peradilan Agama yaitu dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dimana ditegaskan kembali tentang pembinaan tehnis peradilan, organisasi, administrasi dan finansial Pengadilan Agama dilakukan oleh Mahkamah Agung, tetapi yang tidak kalah pentingnya yaitu ditambahnya tugas dan wewenang Pengadilan Agama yaitu dapat mengadili perkara Zakat, Infaq, dan Ekonomi Syari’ah. Untuk adanya pengaturan yang lebih komprehensif terutama tentang pengaturan pengawasan hakim dan sebagainya maka undang-undang nomor 4 tahun 2004 teleh diganti dengan undang-undang nomor 48 tahun 2009.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpa-tabanan.go.id/sys-content/uploads/file/LAKIP 2014.pdfoleh...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan

oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam

Liingkungan Peradilan Umum,Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan

Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah

Konstitusi”.

Dengan dicantumkannya Peradilan Agama dalam konstitusi tersebut sudah tidak

dapat diragukan lagi keberadaan Pengadilan Agama di Republik Indonesia sebagai salah

satu Badan Kekuasaan Kehakiman.

Sebagai pelaksanaan dari pasal 24 ayat (2) undang-undang dasar tersebut, lahirlah

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dimana dalam pasal

13 ayat (1) undang-undang tersebut dinyatakan bahwa orgasinasi, administrasi dan finansial

Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah

Agung, dan sejak saat itu Peradilan Agama berada dalam satu atap dalam lingkungan

kekuasaan Mahkamah Agung.

Perubahan besar telah terjadi pula pada lingkungan Peradilan Agama yaitu dengan

lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dimana ditegaskan kembali tentang

pembinaan tehnis peradilan, organisasi, administrasi dan finansial Pengadilan Agama

dilakukan oleh Mahkamah Agung, tetapi yang tidak kalah pentingnya yaitu ditambahnya

tugas dan wewenang Pengadilan Agama yaitu dapat mengadili perkara Zakat, Infaq, dan

Ekonomi Syari’ah.

Untuk adanya pengaturan yang lebih komprehensif terutama tentang pengaturan

pengawasan hakim dan sebagainya maka undang-undang nomor 4 tahun 2004 teleh diganti

dengan undang-undang nomor 48 tahun 2009.

2

Sedangkan untuk Pengadilan Agama, undang-undang nomor 7 tahun 1989 telah

diubah untuk kedua kalinya yaitu dengan undang-undang nomor 50 tahun 2009 yang

dimaksudkan untuk memperkuat prinsip dasar dalam penyelenggaraan kekuasaan

kehakiman, yaitu agar prinsip kemandirian peradilan dan prinsip kebebasan hakim dapat

berjalan paralel dengan prinsip integritas dan akuntabilitas hakim.

Prinsip pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip

pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya

akuntabilitas (pertanggungjawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan

pegawai pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya. Untuk itu sudah merupakan suatu keharusan adanya akuntabilitas kinerja pada

setiap instansi pemerintah.

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

1. KEDUDUKAN PERADILAN AGAMA

Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat

pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di

lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi

Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

Pengadilan Agama Tabanan Pengadilan Agama Tabanan merupakan Pengadilan

Agama Tingkat Pertama kelas II B dibawah Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama

Mataram. Pengadilan Agama Tabanan terletak di Jalan Pulau Batam No. 12B Tabanan,

Bali yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 95 dan 96 Tahun 1982

tanggal 28 Oktober 1982 dan secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 16 Oktober

1985. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tabanan meliputi seluruh Wilayah

Kabupaten Tabanan yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 100 Desa, yaitu : Kecamatan

Tabanan, Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg Timur,

Kecamatan Selemadeg Tengah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Marga,

Kecamatan Baturiti, Kecamatan Penebel, Kecamatan Pupuan.

3

2. TUGAS POKOK

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama

Islam dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan

ekonomi syari’ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun

2006 tentang Peradilan Agama.

3. FUNGSI

Untuk melaksanakan tugas pokok dan wewenang tersebut, Pengadilan Agama

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara

tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi;

b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan

peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya;

c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan

Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara);

d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada

Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur

dalam pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama;

e. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta

peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang

dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat (2)

Undang-undang Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

f. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti memberikan pertimbangan

hukum agama, pelayanan riset/penelitian, pengawasan terhadap advokat/penasehat

hukum dan sebagainya, dan;

g. Memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun

hijriyah.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Pengadilan Agama yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan

berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara

4

orang-orang yang beragama Islam di bidang : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,

zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari’ah, sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 Tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Struktur Organisasi (Susunan) Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim

Anggota, Panitera/ Sekretaris, Wakil Panitera, Wakil Sekretaris, Panmud, Kaur, Jurusita

dan Jurusita Pengganti.

1. Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.

2. Hakim adalah Pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman.

3. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin oleh

seorang Panitera.

4. Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh seorang

Wakil Panitera dan 3 (orang) Panitera Muda yaitu Panitera Muda Hukum, Panitera

Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan. Disamping itu Panitera juga

dibantu oleh beberapa orang Panitera Pengganti dan beberapa orang

Jurusita/Jurusita Pengganti.

5. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh

oleh seorang Sekretaris.

6. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris

dan 3 (orang) Kaur. Yaitu Kaur Kepegawaian, Kaur. Keuangan, dan Kaur. Umum.

7. Panitera Pengadilan Agama merangkap Sekretaris Pengadilan Agama.

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya laporan akuntabiltas kinerja ini untuk mengkomunikasikan

pencapaian kinerja Pengadilan Agama Tabanan dalam tahun 2013. Analisa atas capaian

kinerja terhadap rencana kinerja ini akan dapat mengindentifikasi sejumlah celah kinerja

bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Dengan pola pikir sebagaimana tersebut di atas, sistematika Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Tabanan disusun sebagai berikut:

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Tugas Pokok dan

Fungsi, dan Struktur Organsisasi.

5

Bab II – Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tahun 2014, menjelaskan berbagai

Program Prioritas Peradilan Agama untuk periode tahun 2010-2014 dan Penetapan Kinerja

Pengadilan Agama Tabanan untuk Tahun 2014.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisa pencapaian kinerja Pengadilan

Agama Tabanan dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian

sasaran strategis untuk tahun 2014.

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas

Kinerja Pengadilan Agama Tabanan tahun 2014, dan menguraikan rekomendasi yang

diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

6

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Pengadilan Agama Tabanan Tahun 2010 – 2014 merupakan

komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan

terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian,

pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk

mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman

dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Tabanan diselaraskan dengan arah kebijakan dan

program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional

yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP)

2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014, sebagai

pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan

dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2014.

1. Visi dan Misi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang

diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama

Tabanan. Adapun Misi dari Pengadilan Agama Tabanan, adalah:

“Terwujudnya Pengadilan Agama Tabanan yang Agung”

Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Tabanan menetapkan misi yang

menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Menjaga kemandirian Aparatur Pengadilan Agama Tabanan.

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

Pengadilan Agama Tabanan percaya dan memiliki keyakinan bahwa keempat pilar

misi ini akan membawa pada visi yang telah ditetapkan.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam rangka mencapai

visi dan misi Pengadilan Agama Tabanan. Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama

Tabanan adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan

7

2. Keterjangkauan pelayanan peradilan

3. Meningkatnya kepastian hukum.

3. Program dan Kegiatan Pokok

Pengadilan Agama Tabanan memiliki sejumlah program dan kegiatan dalam rangka

mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis yang dimilikinya. Program dan kegiatan

tersebut antara lain:

1. Program peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan. Program ini untuk

mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, peningkatan

akseptabilitas putusan hakim, efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara,

aksepibilitas masyarakat terhadap peradilan, kepatuhan terhadap putusan

pengadilan dan kualitas pengawasan baik dari internal maupun eksternal

Pengadilan Agama Tabanan. Kagiatan yang dilakukan dalam program ini adalah

kegiatan peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan.

2. Program dukungan menajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Program ini

bersifat mendukung tercapainya sasaran strategis yang telah ditetapkan. Kegiatan

yang dilakukan adalah dukungan terhadap manajemen dan pelaksaan tugas teknis

lainnya.

3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pengadilan Agama Tabanan.

Program ini ditujukan untuk meningkatkan sarana dan prasaran dalam mencapai

sasaran strategis Pengadilan Agama Tabanan. Kegiatan yang dilakukan adalah

peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pengadilan Agama Tabanan.

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA TABANAN

Pengadilan Agama Tabanan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama

berdasarkan SK. Ketua Pengadilan Agama Nomor: W22-A11/ 816 /SK/XII/2014 tanggal

15 Desember 2014 dapat dilihat sebagai berikut :

KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA

Meningkatnya penyelesaian

perkara

a. Persentase perkara yang dilakukan mediasi

b. Persentase mediasi yang berhasil

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan:

Perdata :

- Gugatan dan

- Permohonan

8

d. Persentase perkara yang diselesaikan:

Perdata :

- Gugatan

- Permohonan

d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu maksimal 6 bulan

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu lebih dari 6 bulan

Peningkatan aksepbilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya

hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian

perkara

a. Persentase berkas yang diregister dan siap

didistribusikan ke Majelis

b. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas

putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan

(acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan

cara zitting plaatz

c. Persentase publikasi putusan perkara diunggah ke

website.

Meningkatnya kepatuhan

terhadap putusan pengadilan.

Persentase perkara yang tidak mengajukan

permohonan eksekusi atas putusan yang berkekuatan

hukum tetap yang ditindaklanjuti

Meningkatnya kualitas

pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan

eksternal yang ditindaklanjuti.

C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.

Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,

transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Tabanan,

menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Penetapan Kinerja Tahun 2013 Pengadilan Agama Tabanan, sebagai berikut:

NO

KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA

TARGET

1. Meningkatnya penyelesaian

perkara

a. Persentase mediasi yang

menjadi akta perdamaian

5%

9

b. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan

Perdata

- Gugatan

- Permohonan

100%

100%

c. Persentase perkara yang

diselesaikan

Perdata

- Gugatan

- Permohonan

100%

100%

d. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka

waktu maksimal 6 bulan

100%

e. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka

waktu lebih dari 6 bulan

100%

2. Peningkatan aksepbilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

100%

100%

100%

3. Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian

perkara

a. Persentase berkas yang

diregister dan siap

didistribusikan ke Majelis

100%

b. Persentase penyampaian

pemberitahuan relaas putusan

tepat waktu, tempat dan para

pihak.

100%

4. Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan

(acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan

100%

b. Persentase perkara yang dapat

diselesaikan dengan cara zitting

plaatz

100%

c. Persentase putusan yang dapat

diakses secara online

100%

5. Meningkatnya kepatuhan

terhadap putusan pengadilan.

Persentase perkara yang tidak

mengajukan permohonan eksekusi

atas putusan perkara berkekuatan

hukum tetap

100%

6. Meningkatnya kualitas

pengawasan

a. Persentase pengaduan

masyarakat yang ditindaklanjuti

100%

b. Persentase temuan hasil

pemeriksaan internal dan

eksternal yang ditindaklanjuti.

100%

10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA.

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.

Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk

mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi

organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang

telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran

kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment,

melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja

organisasi.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Tabanan tahun 2014,

dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang

telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah

ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian

target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam

tahun 2014 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut

diuraikan dalam tabel dibawah ini.

NO

SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)

1. Meningkatnya

penyelesaian

perkara

a. Persentase perkara

yang dilakukan

mediasi

100 %

100 %

100 %

b. Persentase mediasi

yang berhasil

5 %

0 %

0 %

c. Persentase sisa

perkara yang

diselesaikan :

Perdata

- Gugatan

100 %

100 %

100 %

d. Persentase perkara

yang diselesaikan

11

- Gugatan

- Permohonan

90%

100%

86%

100%

96%

100%

e. Persentase perkara

yang diselesaikan

dalam jangka waktu

maksimal 6 bulan

100 %

100%

100%

f. Persentase perkara

yang diselesaikan

dalam jangka waktu

lebih dari 6 bulan

100%

100%

100%

2. Peningkatan

aksepbilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang

tidak mengajukan

upaya hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

100%

100%

100%

3. Peningkatan

efektifitas

pengelolaan

penyelesaian

perkara

a. Persentase berkas

yang diregister dan

siap didistribusikan

ke Majelis

100%

100%

100%

b. Persentase

penyampaian

pemberitahuan

relaas putusan tepat

waktu, tempat dan

para pihak.

100%

100%

100%

4. Peningkatan

aksesibilitas

masyarakat

terhadap

peradilan

(acces to

justice)

a. Persentase perkara

prodeo yang

diselesaikan

100% 100% 100%

b. Persentase perkara

yang dapat

diselesaikan dengan

cara sidang keliling

100%

100%

100%

c. Persentase publikasi

putusan perkara

yang dapat diakses

secara online.

100%

100%

100%

5. Meningkatnya

kepatuhan

terhadap

putusan

pengadilan.

Persentase perkara yang

tidak mengajukan

eksekusi atas putusan

perkara yang

berkekuatan hukum.

100%

100%

100%

6. Meningkatnya

kualitas

pengawasan

a. Persentase

pengaduan

masyarakat yang

ditindaklanjuti

100%

100%

100%

b. Persentase temuan

hasil pemeriksaan

internal dan eksternal

yang ditindaklanjuti.

100%

100%

100%

12

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran kinerja Pengadilan Agama Tabanan Tahun 2014 mengacu pada indikator

kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang telah

ditetapkan. Pada akhir tahun 2014, Pengadilan Agama Tabanan telah melaksanakan

seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai

sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :

Sasaran 1. Meningkatnya penyelesaian perkara

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini ada 6 indikator adalah sebagai berikut:

SASARAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

%

a. Persentase perkara yang dilakukan

mediasi

100 %

100 %

100 %

b. Persentase mediasi yang berhasil

5%

5 %

90 %

c. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan:

Perdata

- Gugatan

100%

100%

100%

d. Persentase perkara yang diselesaikan:

Perdata

- Gugatan

- Permohonan

90 %

100%

86%

100%

96%

100%

e. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal 6

bulan

100% 100% 100%

f. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

100% 100% 100%

Persentase perkara yang dilakukan mediasi

Berdasarkan PERMA No. I tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

perkara gugatan perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi

agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan.

Berdasarkan laporan perkara jumlah perkara yang harus dimediasi adalah 5 perkara

dan kelima perkara tersebut telah dimediasi. Berdasarkan data tersebut

akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Tabanan mencapai 100% karena target

yang diinginkan dapat terealisasi.

13

Persentase mediasi yang berhasil

Pada tahun 2014 Pengadilan Agama Tabanan menerima perkara yang dimediasi

sebanyak 5 perkara. Dari perkara-perakara yang dimediasi tersebut tidak ada yang

berhasil didamaikan. Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian secara mediasi

tidak tercapai adalah karena para pihak tetap pada pendiriannya untuk meneruskan

perkaranya. Tidak adanya perkara yang berhasil dimediasi membuat target

akuntabilitas yang telah ditetapkan tidak tercapai.

Sebagai bahan perbandingan perkara gugatan perdata yang berhasil sebagai

berikut:

Perkara Capaian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Perkara

Gugatan

0% 0% 0 % 0% 0 %

Persentase sisa perkara yang diselesaikan:

Perkara gugatan yang masuk tahun 2013 dan tidak dapat diselesaikan pada

tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun

berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk

pada bulan Desember 2013 dan baru disidangkan pada Tahun 2014, sedangkan

yang masuk di bawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada

yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi.

Sisa perkara gugatan perdata Tahun 2013 sebanyak 7 (sembilan) perkara dan

pada Tahun 2014 diselesaikan seluruhnya sebanyak 7 (sembilan) perkara

sehingga capaiannya 100%.

Penyelesaian perkara Tahun 2013 yang diselesaikan pada tahun 2014 mencapai

target yang ditetapkan yaitu 100 % menunjukan bahwa sistem kerja yang

berlaku di lingkungan Pengadilan Agama Tabanan telah berjalan dengan baik

dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai

pada tahun berikutnya. Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara

gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:

Perkara

Tahun

2010

Capaian

%

2011

Capaian

%

2012

Capaian

%

2013

Capaian %

2014

Capaian %

Sisa

Gugatan

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

14

Perdata

Berdasarkan data tersebut di atas adanya, akuntabilitas kinerja pada sisa

perkara yang diselesaikan dari capaian tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

sebanyak 100 %.

Persentase perkara yang diselesaikan:

- Perdata yang terdiri dari Gugatan dan Permohonan :

Perkara gugatan yang masuk pada tahun 2014 sebanyak 47 perkara dan

jumlah sisa perkara tahun 2013 sebanyak 7 perkara, sehingga jumlah perkara

yang harus diselesaikan pada tahun 2014 sebanyak 54 perkara. Persentase

capaian perkara yang diselesaikan pada tahun 2014 sebesar 96 %. Capaian ini

melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 90%.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara gugatan perdata yang

diselesaikan, sebagai berikut:

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada

persentase perkara gugatan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 dengan

capai tahun 2012 sebanyak 92 % dan 94 %. Capaian tahun 2012 dengan capaian

tahun 2013 sebanyak 95%. Sementara pada tahun 2014 capaian akuntabilitas

kinerja Pengadilan Agama Tabanan mengalami peningkatan yaitu sebesar 96 %

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perkara permohonan yang masuk pada tahun 2014 sebanyak 6 perkara.

Persentase capaian perkara yang diselesaikan pada tahun 2013 sebesar 100 %.

Penyelesaian perkara permohonan pada tahun 2014 mencapai target yang

ditetapkan yaitu 100 %. Hal ini menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di

lingkungan Pengadilan Agama Tabanan telah berjalan dengan baik dan sehingga

tidak ada sisa perkara tahun tersebut.

2010 2011 2012 2013 2014

Perkara yang harus diselesaikan 50 36 60 50 63

Perkara yang diselesaikan 46 32 50 43 53

Capaian Kinerja (%) 92.0 94.0 95.0 96.0 93.0

15

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara permohonan perdata yang

diselesaikan, sebagai berikut:

2010 2011 2012 2013 2014

Perkara yang harus diselesaikan 17 17 10 11 6

Perkara yang diselesaikan 17 16 10 11 6

Capaian (%) 100.0 94.0 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan data tersebut di atas adanya capaian akuntabilitas kinerja pada

persentase perkara permohonan yang diselesaikan dari capaian tahun 2010

dengan capaian tahun 2011 sebanyak 100 % dan 94%. capaian tahun 2011

dengan capaian tahun 2012 sebanyak %. Capaian tahun 2012 Capaian 2013

sebanyak 100 % dan Capaian 2014 100 %.

Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan.

Berdasarkan KMA nomor 006 tahun 1992 tentang batas waktu dalam penyelesai

perkara yaitu maksimal 6 bulan setelah perkara diterima apabila lebih dari 6 bulan

maka perkara tersebut dianggap perkara sisa.

Keadaan Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

No Bulan Masuk Putus Sisa

1. Januari 6 2 11

2. Pebruari 6 4 13

3. Maret 5 6 12

4. April 11 4 19

5. Mei 4 7 16

6. Juni 6 12 10

7. Juli 2 2 10

8. Agustus 6 5 11

9. September 7 7 11

10. Oktober 5 4 12

11. Nopember 4 9 7

12. Desember 7 3 11

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam

jangka waktu maksimal 6 sebanyak 65 perkara atau 100% dari target yang telah

16

ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kerja di Pengadilan Agama

Tabanan telah berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka

waktu maksimal 6 bulan, sebagai berikut:

Perkara

Tahun

2010

Capaian

%

2011

Capaian

%

2012

Capaian

%

2013

Capaian

%

2014

Capaian

%

Sisa Perkara

gugatan

100 %

100%

100 %

100%

100%

Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada

perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan

dari capaian tahun 2010 dengan capaian tahun 2011 sebanyak 100 % dan capaian

tahun 2011 dengan capaian tahun 2012 sebanyak 100 %. Capaian tahun 2012 dan

2013 dengan 2014 100%.

Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan.

Berdasarkan Laporan perkara bulanan maupun tahunan tidak ada perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan sehingga sehingga capaian

akuntabilitas kinerja Pengadilan Agama Tabanan pada tahun 2014 adalah 100%.

Sebagai bahan perbandingan Persentase yang diselesaikan dalam jangka waktu

lebih dari 6 bulan, sebagai berikut:

Tahun

2010

Capaian

%

2011

Capaian

%

2012

Capaian

%

2013

Capaian

%

2014

Capaian %

perkara yang

diselesaikan

dalam jangka

waktu lebih

dari 6 bulan

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada

perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan yang diselesaikan

dari capaian tahun 2010 hingga 2014 sebanyak 100%.

17

Sasaran 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

NO

SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)

2. Peningkatan

aksepbilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang

tidak mengajukan upaya

hukum:

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

100%

100%

100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat adanya akseptabilitas masyarakat terhadap putusan

hakim. Para pencari keadilan merasa puas dengan putusan yang diberikan oleh hakim

sehingga tidak ada yang mengajukan upaya-upaya hukum baik itu banding, kasasi

maupun Peninjauan Kembali.

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

Pada tahun 2014 jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Agama

Tabanan sebanyak 69 dan diputus sebanyak 59 perkara, terdiri dari 53 perkara

gugatan dan 6 perkara permohonan. Semua perkara yang telah diputus tersebut

tidak ada yang mengajukan upaya hukum banding maupun kasasi.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum

banding sebagai berikut:

Perkara

Tahun

2010

Capaian

%

2011

Capaian

%

2012

Capaian

%

2013

Capaian

%

2014

Capaian

%

Yang tidak

mengajukan

Upaya Hukum

100 %

100%

100% 100% 100%

Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada putusan perkara yang

tidak mengajukan upaya hukum baik banding maupun kasasi dari tahun 2010

sampai tahun 2013 sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tingkat

akseptabilitas terhadap putusan hakim di Pengadilan Agama Tabanan

Sasaran 3 : Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

18

NO

SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)

3. Peningkatan

efektifitas

pengelolaan

penyelesaian

perkara

a. Persentase

berkas yang

diregister dan

siap

didistribusikan

ke Majelis

100 %

100 %

100 %

b. Persentase

penyampaian

pemberitahuan

relaas putusan

tepat waktu,

tempat dan para

pihak.

100 %

100 %

100 %

Persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan kepada

majelis.

Pada tahun 2014 jumlah berkas perkara yang tercatat dalam buku register

Pengadilan Agama Tabanan sebanyak 69 perkara, terdiri dari 63 perkara gugatan

dan 6 perkara permohonan. Semua perkara yang diregister tersebut telah

didistribusikan kepada majelis hakim. Sehingga taget yang ditetapkan dalam hal ini

telah mencapai 100%. Hal ini menunjukkan adanya efektifitas dalam pengelolaan

dan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Tabanan.

Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat

dan para pihak.

Target yang ditetapkan dalam penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat

waktu, tempat dan para pihak adalah 100% dan capainnya juga 100%. hal ini

menandakan efektifitas pengelolaan perkara di Pengadilan Agama Tabanan.

Berdasarkan data laporan bulanan bulanan Pengadilan Agama Tabanan jumlah

perkara yang diputus pada tahun 2014 adalah sebanyak 59 perkara. Jumlah

putusan ini sama dengan jumlah pemberitahuan yang terdapat dalam laporan

maupun arsip jurusita Pengadilan Agama Tabanan.

Sasaran 4 : Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to

justice).

19

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

NO

SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)

4. Peningkatan

aksesibilitas

masyarakat

terhadap

peradilan

(acces to

justice)

Persentase perkara

prodeo yang

diselesaikan

100 %

100 %

100 %

Persentase perkara

yang dapat

diselesaikan

dengan sidang

keliling

100 %

100 %

100 %

Persentase publikasi

putusan yang dapat

diakses secara online

100%

100%

100%

Persentase perkara Prodeo yang diselesaikan.

Capaian perkara prodeo yang diselesaikan pada pengadilan agama tabanan sebesar

100%. Capaian ini memperlihatkan bahwa tingginya tingkat aksesibilitas

masyarakat terhadap Pengadilan Agama Tabanan. Pengadilan Agama Tabanan

memberikan akses kepada masyarakat yang tidak miskin untuk dapat berperkara di

Pengadilan Agama Tabanan tanpa memungut biaya.

Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling.

Pada tahun 2014 Pengadilan Agama Tabanan menargetkan agar perkara yang

pihaknya berada jauh dari Pengadilan Agama Tabanan dapat diselesaikan dengan

sidang keliling. Berdasarkan laporan bulanan dan laporan tahunan Pengadilan

Agama Tabanan Tabanan relisasi persentase perkara yang diselesaikan melalui

sidang keliling sebesar 100%. Hal ini sesuai sesuai dengan target yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 100%.

Persentase putusan perkara yang dapat diakses secara online.

Realisasi putusan yang dapat diakses secara online pada tahun 2014 adalah sebesar

100%. Hal ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 100%.

Sehingga capaian akuntabilitas Pengadilan Agama Tabanan sebesar 100%. Capaian

ini menunjukkan bahwa Pengadilan Agama Tabanan memberikan komitment untuk

menjalankan transaparansi dan keterbukaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang berlaku.

20

Sasaran 5 : Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

NO

SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)

5. Meningkatnya

kepatuhan

terhadap

putusan

pengadilan.

Persentase

permohonan yang

tidak mengajukan

eksekusi atas

putusan perkara

yang berkekuatan

hukum.

100 %

100 %

100 %

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa kepatuhan terhadap putusan Pengadilan

Agama Tabanan mencapai 100% persen dari target yang diharapkan. Hal ini

menunjukkan masyarakat pencari keadilan di Pengadilan Agama Tabanan patuh dengan

putusan Pengadilan dengan tidak mengajukan permohonan eksekusi.

Sasaran 6 : Meningkatnya kualitas pengawasan

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

NO

SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)

6. Meningkatnya

kualitas

pengawasan

Persentase

pengaduan

masyarakat yang

ditindaklanjuti

100 %

100 %

100 %

Persentase

temuan hasil

pemeriksaan

internal dan

eksternal yang

ditindaklanjuti.

100 %

100 %

100 %

Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.

Persentase realisasi pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti di Pengadilan

Agama Tabanan mencapai 100%. Sehingga target yang telah ditetapkan sebesar

100% telah tercapai. Hal ini menunjukkan respon yang cepat dari pengadilan

Agama Tabanan dalam menanggapi adanya pengaduan dari masyarakat.

21

Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang

ditindaklanjuti.

Pada tahun 2014 telah dilakukan pengawasan dari lingkungan internal Mahkamah

Agung baik oleh Hakim Pengawas Bidang, Hakim Pengawas Daerah, Badan

Pengawas Mahkamah Agung, maupun oleh BUA Mahkamah Agung di Pengadilan

Agama Tabanan. Berdasarkan laporan tindak lanjut dari hasil pengawasan tersebut,

semua temuan telah ditindak lanjuti. Sehingga capaian akuntabilitas kinerja

Pengadilan Agama Tabanan adalah sebesar 100%.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

1. Program peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan.

Realiasi program peningkatan manajemen Pengadilan Agama Tabanan pada tahun

2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

Anggaran Realisasi Persentase

6.940.000 6.011.000 87

Realisasi anggaran adalah sebesar 87 %.

2. Program dukungan menajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Realisasi Program ini pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Anggaran Realisasi Persentase

2.675.349.000 2.586.525.127 97

Realisasi anggaran adalah sebesar 97 %.

22

BAB V

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Tabanan pada tahun 2014 ini

memperlihatkan kinerja yang cukup maksimal. Pada setiap indikator menunjukkan

nilai yang memuaskan. Namun demikian, diperlukan upaya-upaya perbaikan

terutama pada indikator kinerja yang nilai masih rendah. Sementara untuk indikator

yang nilainya tinggi perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi untuk tahun

berikutnya.