BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA...

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya makanan pokok mayarakat Indonesia adalah beras dari hasil tanaman padi yang nantinya diolah menjadi nasi. Akan tetapi tidak hanya nasi, selain itu kentang juga bisa juga di gunakan sebagai makanan pokok karena mengandung karbohidrat. Selain untuk kentang juga termasuk jenis sayuran dan juga bisa diolah menjadi makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Maka dapat diartikan pertanian kentang merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang cukup menguntungkan bagi para petani kentang. Ruang lingkup ekonomi pertanian dapat di klasifikasikan mulai dari kegiatan berproduksi, distribusi, dan konsumen. Kegiatan berproduksi merupakan kegiatan dalam menghasilkan suatu produk oleh manusia (Petani), sedangkan konsumsi yaitu bagaimana hasil dari produksi dapat di nikmati oleh orang banyak, dan pemasaran yaitu menjual hasil dari produksi ke masyarakat luas (Soekartawi, 1993: 1). Pertanian tanaman kentang dapat di budidayakan di daerah dataran tinggi yang bersuhu dingin. Ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang menjadi salah satu penghasil kentang yaitu di sekitar kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Di daerah ini ada banyak petani yang memilih untuk membudidayakan kentang sebagai penghasilan mereka Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya makanan pokok mayarakat Indonesia adalah beras dari

hasil tanaman padi yang nantinya diolah menjadi nasi. Akan tetapi tidak

hanya nasi, selain itu kentang juga bisa juga di gunakan sebagai makanan

pokok karena mengandung karbohidrat. Selain untuk kentang juga termasuk

jenis sayuran dan juga bisa diolah menjadi makanan yang digemari

masyarakat Indonesia. Maka dapat diartikan pertanian kentang merupakan

salah satu kegiatan ekonomi yang cukup menguntungkan bagi para petani

kentang.

Ruang lingkup ekonomi pertanian dapat di klasifikasikan mulai dari

kegiatan berproduksi, distribusi, dan konsumen. Kegiatan berproduksi

merupakan kegiatan dalam menghasilkan suatu produk oleh manusia (Petani),

sedangkan konsumsi yaitu bagaimana hasil dari produksi dapat di nikmati

oleh orang banyak, dan pemasaran yaitu menjual hasil dari produksi ke

masyarakat luas (Soekartawi, 1993: 1).

Pertanian tanaman kentang dapat di budidayakan di daerah dataran

tinggi yang bersuhu dingin. Ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang

menjadi salah satu penghasil kentang yaitu di sekitar kabupaten Wonosobo

dan Banjarnegara. Di daerah ini ada banyak petani yang memilih untuk

membudidayakan kentang sebagai penghasilan mereka

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

2

Seperti halnya petani kentang yang ada di Desa Kasimpar, Kecamatan

Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara dimana mayoritas masyarakat sebagian

besar berprofesi sebagai petani. Karena letak geografis yang berada di

pegunngan sehingga tanaman yang dibudidayakan salah satunya adalah

tanaman kentang, yang sesuai dengan iklim di daearah itu dan hasil omset

dari penjualan kentang ini lumayan menguntungkan.

Di Desa Kasimpar tidak hanya bertani Kentang tetapi lebih

sefesifiknya adalah bertani sayur-sayuran, seperti Kol/Kubis, Wortel, Cabai,

kacang-kacangan, dan berbagai macam sayur lainya, bahkan ada sebagian

masyarakat yang mempunyai lahan khusus utuk di tanami teh. Akan tetapi

dari sekian banyaknya sayur yang ditanam dan dilihat dari segi ekonomisnya

tanaman kentang inilah yang paling menguntungkan. Harganya yang mahal

juga masa tanam hingga panen tida terlalu lama yakni kisaran tiga bualan

saja.

Di daerah Dieng khususnya Desa Kasimpar ini juga sebagai penghasil

kentang yang banyak bahkan hampir satu desa menanam tanaman Kentang

ini, tidak seperti di Eropa menjadikan sebagai makan pokok, di Desa

Kasimpar ini jusrtu sebaliknya yaitu jarang sekali mengkonsumsi kentang

sebagai makanan pokok atau diolah menjadi masakan lain. Meskipun

dijadikan makanan hanya di buat menjadi kripik sebagai makanan ringan saja.

Jika di rumah masih tersisa dari hasil panen itu hanya sebagai simpanan oleh-

oleh untuk soudara, kerabat atau teman berkunjung kerumah yang berasal dari

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

3

jauh dan tidak ada tanam kentang didaerahnya, sehingga si kentang inilah

yang bisanya menjadi buah tangan atau oleh-oleh untuk di bawa pulang,

selain sayur-sayuran.

Perkembangan petani kentang dari tahun ketahun semakin membaik

dan memberi banyak pengaruh positif sepetri dalam bidang ekonomi dan

sosial. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menelitinya apalagi dilihat

secara nyata dari segi sosial ekonomi dari sebelum menjadi petani nanas.

Sehubungan dengan itu peneliti ini akan menganalisa perkembanagn

pertanian kentang dan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat Desa

Kasimpar dari tahun 1977-2014.

Alasan saya ingin meneliti pertanian kentang adalah ingin meneliti

lebih jauh apa dampaknya bagi masyarakat Desa Kasimpar, dan kenapa harus

memilih tanaman kentang yang jarang sebagai bahan konumsi sehari-hari

bukan sayuran lain yang justru setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil Desa Kasimpar dan keadaan sosial ekonomi

Masyarakat Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Banjarnegara?

2. Bagaimana proses penanman, hasil produksi dan perkembangan tanaman

kentang di Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Bnajarnegara?

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

4

3. Bagaimana dampak sosial ekonomi budidaya Kentang di Desa Kasimpar

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara tahun 1977-2016?

C. Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap:

1. Profil desa dan sosial ekonomi Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa

Kabupaten Banjarnegara

2. Proses penanaman, hasil produksi dan perkembangan tanaman kentang di

Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten Bnajarnegara.

3. Dampak sosial ekonomi budidaya Kentang di Desa Kasimpar Kecamatan

Wanayasa Kabupaten Banjarnegara tahun 1977-2016.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua yakni:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi penelitian

selanjutnya.

b. Penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai langkah awal penelitian

selanjutnya.

c. Penelitian ini dapat menambah wawasan yang lebih luas dan

pengetahuan bagi peneliti.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi petani kentang untuk

menambah produktifitas penghasilan.

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

5

b. Hasil penelitian ini dapatmengembangkan budidaya petani kentang

agar mereka lebih maju lagi, baik dalam kehidupan sosial maupun

ekonomi.

c. Hasil penelitian ini dapatmemberi motifasi bagi petani kentang untuk

menekuni budi daya kentang interpretasional.

E. Tinjauan Pustaka

1. Kajian Pustaka

Dampak menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah

benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun

negatif. Pengaruh disini maksudnya yaitu suatu keadaan dimana

terjadinya timbal balik atau hubungan sebab akibat dengan yang

dipengaruhi maupun yang mempengaruhi. Sedangkan dampak sosial yang

pengaruh atau akibat dari suatu kejadian, keadaan, kebijakan sehingga

mengakibatkan perubahan maupun yang bersifat negatif bagi lingkungan

sosial dan keadaan sosial.

Perubahan sosial adalah suatu bentuk peradaban umat manusia

akibat adanya eskalasi perubahan alam, biologis, fisik yang terjadi

sepanjang kehidupan manusia (Agus Salim, 2002:1).Perubahan dalam

masyarakat memang telah ada zaman dahulu. Namun, dewasa ini

perubahan perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga

membingungkan manusia yang menghadapinya, yang berjalan secara

konstan. Ia memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi, karena

sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, waktu

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

6

diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur

unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan Soerjono Soekamto,

200 : 261).

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam

arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan

(termasuk penagkap ikan), dan pemungutan hasil lain (Kaslan Tohir A

1982:3 ).

2. Penelitian Yang Relevan

Sebelumnya penelitian yang berjudul Dampak Pertanian Kentang

Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa

Kabupaten Banjarnegara Tahun 1977-2016, ini merupakan penelitan yang

pertama kali dilakuakan. Penelitian relevan dalam penelitian ini adalah:

Nuryanto (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan

Sosial Ekonomi Petani Cengkeh di Desa Sangkanayan Kecamatan Mrebet

Kabupaten Purbalingga”. Hasil penelitianya mennyimpulkan bahwa

stratifikasi sosial akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi masyarakat.

Perubahan yang sangat cepat terjadi pada saat masyarakat mendapat atau

tidak mendapat penghasilan tambahan dari sektor perkebunan cengkeh, yang

terjadi pada masyarakat adalah sebelum cengkeh berbuah, setelah berbuah

dengan hasil yang baik dan kemudian muncul peraturan pemerintah mengenai

BPPC (Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh) mengenai cengkeh yang

dianggap sangat merugikan bagi masyarakat petani cengkeh.

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

7

Dedi Hidayat (2014) Penelitian yang berjudul “Dampak

Perkembangan Perkebunan Salak Pondoh Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi

Desa Aribaya Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara 18 2014”.

Hasil penelitianya menyimpulkan bahwa perkembangan yang terjadi pada

budidaya salak pondoh di desa Aribaya memerlukan waktu yang cukup cepat.

Sedikit demi sedikit masyarakat yang menanam tanaman salak pondoh terus

meningkat. Dampak yang dirasakan dari adanya perkembangan perkebunan

salak pondoh ini dirasa sangat signifikan dimana semakin luasa lahan yang

dimiliki, semakin banyak produksi yang dihasilkan dan tentunya semakin

meningkatnya ekonomi warga yang berdampak pada meningkatnya

kesejahteraan masyarakat.

Yatmiyati (2002) dalam penelitian yang berjudul Perubahan Sosial

Ekonomi Petani Melati di Desa Karangcengis Kecamatan Buka Teja

Kabupaten Purbalingga. Adanya tanaman Melati mengakibatkan terjadinya

perubahan sosial yang mencapai adanya status sosial yang semakin baik

ditingkat kepedulian sosial yang meningkat, sedangkan perubahan ekonomi

meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya tingkat

penganggura. Adanya tanaman melati membawa dampak terhadap kehidupan

sosial dan ekonomi masyarakat desa Karangcengis. Dampak dari tanaman

melati terhadapa kehidupan masyarakat petani Melati yang semula masih

kurang baik dalam setatus sosial maupun tingkat kepedulian sosialnya lambat

laun membaik, sedangkan dampaknya terhadap kehidupan ekonomi adalah

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

8

meningkatnya pendapatan tarif hidup masyarakat dan berkurangnya tingkat

pengangguran.

Dari beberapa penelitian yang hampir sejenis dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti ada kesamaan dan perbedaan di dalamnya.

Persamannya adalah sama-sama yang berdampak atau perubahan terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyrakat dari sebelum dan sesudah mereka

mengusahakan tanaman tersebut semakin luas lahan, semakin banyak

produksi dan semakin banyak keuntungan sehingga semakin meningkatnya

ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan status sosial

semakin baik. Adapun perbedaanya adalah meskipun sama-sama dalam

bidang pertanian namun tanaman yang ditanam atau diteliti berbeda serta

lokasi yang berbeda juga.

Namun penelitian ini peneliti ingin menyajikan sedikit yang berbeda

dari penelitian di atas, selain menyajikan dampak bagi sosial ekonomi juga

tanam itu menarik bagi petani juga menarik bagi wisata asing.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Landasan Teori

Ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena

adanya perubahan dalam unsur unsur yang mempertahankan

keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsur

unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian, ada

pula yang berpendapat bahwa perubahan perubahan sosial bersifat

periodik dan non periodi. Pendapat pendapat tersebut pada umumnya

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

9

menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian kejadian

(Soekamto, 200 : 263).

Robert H. Lauer dalam (Ranjabar, 2008 : 18), memberikan arti

perubahan sosial, maka terlebih dahulu menjelaskan definisi perubahan

sosial dengan alasan bahwa teori teori perubahan sosial di masa lalu telah

dibangun di atas mitos mitos tentang perubahan sosial,sehingga

merintangi pemahaman dan menghalangi penyusunan persepektif baru.

Mitos membentuk pola pikir yang menyimpang, trauma, dan ilusi yang

merupakan kendala untk memahami perubahan sosial sebagai hakikat

kehidupan manusia. Alasan lain oleh Robert H. Lauer bahwa definisi

perubahan sosial itu pada umumnya terlalu luas dan terus berubah terapi

terdapat perbedaan dalam tingkat perubahanya. Artinya ketidaksesuaian

di setiap masa tertentu memcerminkan masalah berubah atau tidak

berubah. Dalam hal ini, Robert H. Lauer mendefinisikan perubahan

sosial sebagai suatu konsep inklusif yang menunjuk kepada perubahan

gejala sosial berbagai tingkatan kehidupan manusia, dan mulai dari

individual sampai global.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa

ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan

cepat ke bagian bagian dunia lain berkat adanya komunkasi modern.

Penemuan penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu

tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada

jauh dari tempat tersebut (Soerjono Soekamto, 200 : 261).

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

10

Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi kondisi sosial

primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi

kondisi ekonomis, teknolois, geografis, atau biologis menyebabkan

terjadinya perubahan-perubahan pada aspek aspek kehidupan sosial

lainnya. William F. Ogburn menekankan pada kondisi teknologis.

Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut

sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan perubahan-

perubahan sosial (Soekamto, 200 : 264).

Penelitian dan publikasi dalam bidang sejarah ekonomi banyak

meliputi sejarah pertanian. Hal ini disebabkan karena sampai bagian

pertama abad ke-19 pertanian menjadi mata pencaharian yang paling

besar. Sumbernya tersebar di seluruh negeri dan perkotaan, dari segi

teknis banyak dipersoalkan luas tanah serta bentuk bajak yang

digunakan. Penyelidikan juga megkaji hubungan sektor pertanian dengan

bidang-bidang ekonomi lain. Pengaruh faktor demokrafis dan ekonomis

lainya pada pertanian, panen, penggunaan tanah, tenaga kerja, modal,

output dan input, dan sebagainya (Sartono Kartodirdjo, 2014:216-217).

Ekonomi petani diusulkannya sebagai sebuah kategori tersendiri

dalam sejarah ekonomi dengan maksud untuk memenuhi kekurangan

dalam analisa tentang perkembanagan ekonomi, terutama dari kalangan

ilmuwan Marxis yang hanya melihat urutan sejarah itu sebagai cara

produksi perbudakan, feodalisme, kapitalisme dan sosialisme (Sartono

Krtodirdjo 2014:216-217).

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

11

Perbedaan antara ekonomi petani dengan ekonomi kapitalis,

menurut Basile Kerblay, yang juga menganut pendapat Chayanov, ialah

jika ekonomi kapitalis tanah dan kerja merupakan variabel atau faktor

yang oleh penguasa dikombinasiakan untuk memperoleh perolehan yang

maksimum dari kapital dianggap sebagai faktor yang tetap, sedangkan

dalam ekonomi petani kerjalah yang merupakan elemen yang tetap

menentukan perubahan dalam volume dari model dan tanah. Ekonomi

kapitalis berdasarkan pada modal, ekonomi petani berdasarkan pada kerja

(Sartono Krtodirdjo 2014:216-217).

Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi, dan sosiologi telah mencoba

untuk merumuskan prinsip prinsip atau hukum hukum perubahan

perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan

terjadinya perubahan perubahan sosial merupakan gejala wajar yang

timbul dari pergaulan hidup manusia (Soerjono Soekanto, 200 :

263).Sebagai seorang petani tidak bisa terlepas dari yang namanya

pedesaan, karena petani identik dengan pedesaan.Menurut Kuntowijoyo

(1994:64) dalam bukunya metodologi sejarah mengatakan bahwa sejarah

pedesaan ialah sejarah yang secara khusus meneliti tentang desa atau

pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi pertanian.

Kurnadi Sahab (2007:11-12) dalam bukunya Sosiologi Pedesaan

mengatakan bahwa ciri khas desa sebagai suatu komunitas pada masa

lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity), keterbelakangan,

tradisionalisme, subsitensi, keterisolasian. Sebagaimana dikatakan

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

12

Roucek dan Warren, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Punya sifat homogen dalam (mata pencarian, nilai-nilai dalam

kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku),

b. Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit

ekonomi. Artinya, semua anggota kelurga turut bersama-sama

memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga,

c. Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada.

Misalnya, keterikatan anggota masyarakat dengan tanah atau desa

kelahiranya,

d. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih harmonis dan awet dari

pada kota serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar.

Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang,

jauh dari hiruk pikuk keramaian, penduduknya ramah-ramah, saling

mengenal satu sama lain, mata pencaharaian penduduk kebanyakan

sebagai petani, atau nelayan (Elly dkk, 2009:87). Antara desa dan kota

secara sepintas kilas hanya mengenai perbedaan geografis saja, tetapi bila

kita lihat secara mendasar tidaklah demikian. Bahwa kota dan desa

mempunyai perbedaan yang unik dan komples sekali. Baik dilihat dari

segi jumlah penduduknya sosial ekonominya, kebudayaan, tata nilai dan

normanya (Hartomo dan Arnicun, 2008:227).

Pada umumnya buku sejarah penuh dengan cerita tentang

perang dan perebutan kekuasaan, tindakan manusia yang penuh dengan

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

13

kekerasan dan kekejaman, kepahlawannan dan penghianaatan. Tidak

dimuat sama sekali uraian tentang kehidupan sehari-hari, padahal

sebagian besar dari umat manusia tidak secara aktif tersangkut dalam

kejadian-kejadian besar. Orang kebanyakan hanya bekerja, makan, dan

tidur. Bagi mereka kejadia yang penting ialah kelahiran, perkawinan, dan

kematian. Sebelum perkembangan industri pertanian merupakan sumber

pokok dari kehidupan mereka, sebagian besar usaha manusia ada di

bidang pertanian, tiga dari empat kepala keluarga adalah petani. Apakah

perananya dalam bidang ekonomi, bagimana kondisi lingkungan yang

menentukan hidupnya, bagimana hubungan antara orang pedesaan

sebagai produsen dengan orang kota sebagai konsumen? Pertanyaan-

pertanyaan itu menunjukkan bahwa pertanian mempunyai kedudukan

yang sentral dalam sejarah (Sartono Kartodirdjo, 2014:209-210).

Pekerjaan bertani biasanya dilakukan bersama-sama antar

anggota masyarakat desa laianya. Hal itu mereka lakukan, karena

biasanya satu keluarga saja tidak cukup melakukan pekerjaan tersebut.

Sebagai akibat dari kerja sama ini, timbulkan kebiasaan dalam

masyarakat yang namanya gotong royong (Elly dkk, 2009:88).

Budaya gotong royong sebagai solidaritas sosial yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat, terutama mereka yang membentuk

komunitas-komunitas, karena dalam komunitas seperti ini akan terlihat

dengan jelas. Gotong royong dapat terjadi di lahan pertanian yang berada

di wilayah pedesaan berupa curahan tenagga pada saat membuka lahan

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

14

sampai mengerjakan lahan pertanian,dan diakhiri di saat panaen

sosiologi.upi.edu/artikelpdf/gotongroyong.pdf (diunduh jam 9.24 /23

April 2015)

Dalam konteks perubahan sosial di pedesaan ini, ternyata ada

faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses

perubahan sosial. Faktor penyebabnya dapat bersifat internal maupun

eksternal. Yang internal adalah pertambahan dan penyusutan jumlah

penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik, ataupun pemberontakan

yang terjadi dalam masyarakat sendiri. Sedangkan yang eksternal adalah

peristiwa-peristiwa fisik (bencana-benca alam besar), peperangan, dan

kontak dengan atau pengaruh dari kebudayaan lain (Kunardi Sahab,

2007:15-16).

Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat,

banyak sosiolog modern yang mencurahkan perhatianya pada masalah-

masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Masalah

tersebut menjadi lebih penting lagi dalam hubunganya dengan

pembangunan ekonomi.

Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira bahwa suatu

masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan cepat apabila

telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam

bidang ekonomi. Akan tetapi, pengalaman mereka yang berniat untuk

mengadakan pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang

baru mulai dengan pembangunan terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

15

saja tak cukup untuk melancarkan pembangunan. Di samping itu,

diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat

menetralkan faktor-faktor kmasyarkatan yang mengalami

perkembangan.Hal itu dapat memperkuat atau menciptakan faktor-faktor

yang dapat mendukung pembangunan itu (Soerjono Soekanto 2009:497)

Pembangunan adalah suatu proses perencanaan sosial (social

plan) yang dialakukan oleh birokrat perencanaan pembanguanan, untuk

membuat perubahan social yang akhirnya dapat mendatangkan

penigkatan kesejahteraan bagi masyarkat (Agus Salim 2002:263).

Sebaliknya, perlu diketahui terlebih dahulu perubahan-perubahan di

bidang manakah yang akan terjadi nanti sebagai akibat dari

pembangunan ekonomi dalam masyarakat. Perubahan-perubahan di luar

bidang ekonomi itu tidak dapat dihindarkan karena setiap perubahan

dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula

perubahan-perubahan di dalam lembaga kemasyaraktan, nilai-nilai sosial,

pola-pola perilaku, organisasi, lapisan masyarakat, kekuasaan dan

wewenang dan lainya (Soerjono Soekanto, 2009:497)

Analogi dengan pemikiran itu, apa yang dapat dinyatakaan

dengan lengkap, perubahan sosial adalah suatu proses yang luas, lengkap,

yang mencakup suatu tatanan kehidupan manusia. Perubahan sosial tidak

dapat hanya dilihat sebagai serpihan atau kepingan dari peristiwa

sekelompok manusia, tetapi fenomena itu menjadi saksi adanya suatu

proses perubahan empiris dari kehidupan umat manusia (Agus Salim

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

16

2002:4)Banyak sosiolog yang berpendapat bahwa kecenderungan

terjadinya perubahan sosial dimana pun dan kapan pun, termasuk di

pedesaan, merupakan gejala wajar (natural) yank timbul sebagai buah

dari pergaulan hidup manusia (Kurnadi Sahab, 2007:15)

Secara makro, dimensi perubahan sosial yang terjadi di

pedesaan dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-

pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-

lapisan dalam masyarakat, kekuasaan atau wewenang, interaksi sosial,

dan sebagianya (Kurnadi Sahab 2007:10).Interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyagkut hubungan

antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,

maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Soerjono

Soekanto, 2009:55)

Terjadinya perubahan sosial biasanya melalui beberapa proses

seperti yang di katakan Soerjono Soekanto (2009, 288-291) dalam

bukunya yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar mengatakan bahwa

proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan yang Pertama

penyesuaian masyarakat terhadap perubahan yaitu penyesuaian dan

lembaga-lembaga kemasyarakatan menunjuk pada keadaan, dimana

masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan

dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan.

Sementara itu, penyesuaian dari individu yang ada menunjuk pada usaha-

usaha individu untuk menyesuaiakan diri dengan lembaga-lembaga

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

17

kemasyarakatan yang telah diubah atau diganti agar terhindar dari

disorganisasi psikologis.Kedua saluran-saluran perubahan sosial dan

kebudayaan (avenue or channel of change) merupakan saluran-saluran

yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran

tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarkatan dalam bidang

pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan seterusnya.

Dengan singkat dapatlah dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar

sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta dipergunakan oleh

khalayak ramai, atau dengan singkat, mengalami proses

institutionalization (pelembagaan). Dan yang ketiga adalah disorganisasi

(disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi).

2. Pendekatan

Sebagai permasalahan inti dari metodologi dalam ilmu sejarah

dapat disebut masalah pendekatan. Penggambaran kita mengenai suatu

peristiwa sangat tergantung pada pendekatan, ialah dari segi mana kita

memandangnya, dimensi mana yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang

diungkapkan, dan lain sebagainya. Hasil pelukisanya akan sangat

ditentukan oleh jenis pendekatan yang dipakai (Sartono Kartodirdjo

2014:4).

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiologi dan pendekatan ekonomi. Sosiologi adalah ilmu

yang mempelajrai tentang masyarakat dan kehidupan sosial yang

dilakukan antar manusia dalam suatu wilayah atau tempat tinggal.

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

18

Pendekatan ekonomi yakni mencari tahu perubahan ekonomi

yang terjadi pada masyarakat tersebut dari tahun 1977-2016 sedangkan

melalui pendekatan sosiologi akan dijelaskan tentang perubahan-

perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik perubahan sosial maupun

perubahan ekonomi.

G. Metode Penelitian

Metode itu sendiri berarti suatu cara, prosedur, atau teknik untuk

mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien (Daliman, 2012: 27). Dan

Metode sejarah merupakan disain penelitian yang meliputi langkah-langkah

yang baku. Namun, langkah-langkah tersebut harus disesuaikan dengan

masalah, topik, dan sasaran studi (subject matter) (Sugeng Priyadi, 2011: 1).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah

yaitu menguji dan menganalisis secara kritis data dan peristiwa yang terjadi

pada masa lampau hingga sekarang ini, adapun tahap-tahap yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Heuristik atau Pengumpulan Sumber, yaitu peristiwa sejarah harus dicari

dan di temukan untuk mengumpulkan data, pengumpulan data dengan

cara wawancara, dokumenter, dan observasi.

a. Wawancara, yaitu peneliti mengadakan wawncara langsung dengan

petani kentang yaitu Priyo, Agus, Sukoco, Turatno, dan Aan.

Pedagang yaitu Marwoto. Buruh tani Juni, dan pemerintah desa tokoh

masyarakat setempat Puspita Arum Sari, untuk mendapatkan data

tentang petani kentang dan kehidupan sosial ekonominya.

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

19

b. Dokumnter, yaitu penulis menggunakan untuk memperoleh tentang

profil desa dan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Dan

sumber dat yang diperoleh peneliti adalah berupa data monografi desa

Kasimpar tahun 2015.

c. Observasi, yang diartikan sebagai kegiatan pengamatan, dalam

kegiatan penelitian yang akan dilakukan ini akan digunakan untuk

mengamati kehidupan sosial ekonomi. Dengan observasi ini

diharapkan peneliti akan mendapatkan sejumlah data yang

dianalisis.Penulis mengunakanya untuk memperoleh data dengan cara

menelusuri obyek kejadian dan para tokoh masyarakat. Samapi saat

ini belum ada yang meneliti masalah kehidupan sosial ekonomi

masyarakat petani kentang desa Ksimpar dan peneliti mengadakan

observasi kurang lebih 4 bulan.

2. Kritik, berupa pengkajian sumber sejarah, di tempuh dengan jalan

mencari ketentikan dan kredibilitas sumbr yang sesuai dengan materi

penelitian. Krtitik sendiri dibagi dua yaitu, kritik ekstern dan kritik intrn.

Kritik ekstern yaitu untuk menentukan apakah sumber asli atau palsu

dengan cara mengamati keadaan fisik sumber petani kentang. Kritik

intern yaitu menenrukan isi sumber dapat dipercaya atau tidak, dengan

cara mencari beberapa sumber yang sesuai dengan pembahasann materi

untuk dibandingkan kemudian ditentukan dapat atau tidak. Sumber lisan

dengan cara mewancarai petani kentang dan masyarakat setempat.

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/4144/2/BAB I_LUKI CANDRA DEWI_SEJARAH'17.pdf · BAB . I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah . ... B. Rumusan Masalah

20

3. Interpretasi, yaitu menafsirkan data-data yang diperoleh untuk menjadi

fakta. Kemudian mencari makna dengan menghubungkan dengan fakta-

fakta lain.

4. Historiografi atau Penulisan Sejarah, menuliskan kembali dalam bentuk

tulisan atau kisah, dalam penelitian ini menuliskan kembali dalam bentuk

Skripsi.

H. Sistimatika Penyajian

Sitematika penyajian ini untuk mempermudah memahami isi skripsi,

maka susunanya dapat dijelaskan seperti dibawah ini:

Bab pertama pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori dan pendekatan, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab dua tentang Profil Desa Kasimpar terdiri dari keadaan sosial

ekonomi Masyarakat Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten

Banjarnegara.

Bab tiga memuat tentang perkembangan tanamn kentang di Desa

Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten Bnajarnegara tahun (1977-2016).

Bab empat proses penanaman, dan hasil produksidi Desa Kasimpar

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Bnajarnegara tahun (1977-2016).

Bab lima memuat tentang dampak sosial ekonomi Pertani Kentang

yang terdiri dari dampak sosial dan dampak ekonomi di Desa Kasimpar

Kecamatan Wanayasa Kabupaten Bnajarnegara tahun (1977-2016) dan Bab

enam memuat tentang simpulan dan saran.

Dampak Kehidupan Sosial..., Luki Candra Dewi, FKIP UMP, 2017