BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan penjual membeli dan menjual barang, jasa atau sumber daya (Salvatore, 1989 : 2).Pasar adalah salah satu sarana ekonomi yang menjadi tolak ukur dalam peningkatan pendapatan ekonomi di suatu daerah. Pasar merupakan tempat untuk menampung berbagai jenis hasil pertanian yang berasal dari petani atau hasil produksi dari perusahaan yang menghasilkan barang, pasar juga digunakan masyarakat untuk melakukantransaksi perdagangan berupa jual beli barang, biasanya pasar terdapat penjual yang menjajakan barang dagangannya juga terdapat pembeli yang ingin membeli barang yang mereka butuhkan seperti; ikan, daging, buah-buahan, sayuran dan lain sebagainya. Pasar itu sendiri dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu, pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan pasar yang digunakan untuk menampung berbagai hasil pertanian yang berasal dari petani atau barang komoditi yang berasal dari produsen, biasanya dari segi bangunannya pasar tradisional tampak sederhana, serta terdapatnya los, kios dan lapak, di dalam pasar tradisional biasanya terdapat sistem tawar-menawar barang antara pedagang dan pembeli dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan pasar modern atau pasar swalayan, pasar jenis ini tidak ada kegiatan tawar menawar barang karena harga barang sudah ditentukan dalam label harga, pasar jenis ini dilihat dari segi bangunan tampak mewah dan megah, di pasar swalayan juga terdapat 1 Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan penjual membeli dan

menjual barang, jasa atau sumber daya (Salvatore, 1989 : 2).Pasar adalah salah

satu sarana ekonomi yang menjadi tolak ukur dalam peningkatan pendapatan

ekonomi di suatu daerah. Pasar merupakan tempat untuk menampung berbagai

jenis hasil pertanian yang berasal dari petani atau hasil produksi dari perusahaan

yang menghasilkan barang, pasar juga digunakan masyarakat untuk

melakukantransaksi perdagangan berupa jual beli barang, biasanya pasar terdapat

penjual yang menjajakan barang dagangannya juga terdapat pembeli yang ingin

membeli barang yang mereka butuhkan seperti; ikan, daging, buah-buahan,

sayuran dan lain sebagainya.

Pasar itu sendiri dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu, pasar

tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan pasar yang digunakan

untuk menampung berbagai hasil pertanian yang berasal dari petani atau barang

komoditi yang berasal dari produsen, biasanya dari segi bangunannya pasar

tradisional tampak sederhana, serta terdapatnya los, kios dan lapak, di dalam pasar

tradisional biasanya terdapat sistem tawar-menawar barang antara pedagang dan

pembeli dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan pasar modern atau

pasar swalayan, pasar jenis ini tidak ada kegiatan tawar menawar barang karena

harga barang sudah ditentukan dalam label harga, pasar jenis ini dilihat dari segi

bangunan tampak mewah dan megah, di pasar swalayan juga terdapat

1 Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

2

pramuniagayang tujuannya melayani masyarakat dalam berbelanja di pasar

sawalayan tersebut.

Dalam perkembangannya pasar tidak hanya sebagai sarana ekonomi saja,

tetapi sebagai sarana sosial. Sebagai sarana ekonomi pasar melancarkan kegiatan-

kegiatan yang bersifat ekonomi, seperti kegiatan jual beli, sebagai tempat untuk

kegiatan distribusi barang dari agen ke pedagang, dan sebagai tempat untuk

menampung berbagai hasil barang dari produksi. sedangkan sebagai sarana sosial

pasar digunakan sebagai tempat interaksi sosial.

Pasar tradisional merupakan tempat menilai tingkat perekonomian

masyarakat, dan seharusnya kesejahteraan masyarakat merupakan tingkat tertinggi

keberhasilan pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai aparatur

yang bekerja untuk rakyat. Dalam pembangunan dan pengembangan pasar

tradisional di daerah-daerah kecamatan, adapun faktor yang menjadi penimbang

yaitu pengukuran jumlah penduduk untuk mengetahui substansi kebutuhan

masyarakat setempat agar pembangunan sarana pasar sesuai dengan kebutuhan

penduduk.

Tujuan utama pelaksanaan pengembangan pasar tradisional adalah

menciptakan kesejahteraan masyarakat, salah satu upaya dalam mencapai tujuan

tersebut adalah dengan memperbaiki pasar tradisional yang mulai tidak layak

digunakan, agar masyarakat segan untuk berbelanja ke pasar tradisional. Jika

masyarakat makin merasa puas dengan tindakan pengembangan pasar yang

dilakukan pemerintah daerah maka masyarakat akan memberikan kepercayaan

kepada pemerintah begitupun sebaliknya pemberdayaan fasilitas sarana ekonomi

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

3

khususnya pasar tradisional merupakan salah satu pilar dalam terciptanya

pembangunan ekonomi di Indonesia.

Walaupunpada perkembangannya banyak didirikan pasar-pasar modern

seperti, mini market dan swalayan, yang menetapkan harga pas atau tidak adanya

sistem tawar menawar dan suasananya lebih nyaman, tetapi keberadaan dari pasar

tradisionalmasih dibutuhkan oleh masyarakat, karena masing-masing konsumen

kondisi perekonomiannya berbeda, sehingga di dalam pasar tradisional

memungkinkan adanya sistem tawar menawar. Hal yang menarik dari keberadaan

pasar tradisional adalah selain untuk kegiatan perekonomian pasar tradisional

juga digunakan oleh masyarakat untuk sarana sosial seperti, interaksi sosial,

kegiatan bertukar informasi atau pengalaman dan kegiatan saling membantu

antara pedagang dengan pedagang maupun pedagang dengan pembeli.

Pada penelitian dengan tema mengenai pasar tradisional, peneliti mengambil

judul mengenai Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara Ditinjau Dari Segi

Sosial Dan Ekonomi Tahun 2001-2014, karena pasar tradisional Mandiraja

merupakan pasar nomor dua dari kabupaten Banjarnegara, sehingga pasar

inimerupakan pasar yang ramai dalam perkembangannya di wilayah kabupaten

Banjarnegara. Pasar ini merupakan pasar yang strategis, karena pasar ini di

sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Rakit yang umumnya penduduknya

lebih banyak berbelanja ke pasar Mandiraja, sedangkan di sebelah timur

berbatasan dengan kecamatan Purwanegara, walaupun di kecamatan Purwanegara

ada pasar, tetapi barangnya tidak selengkap dan kualitasnya tidak bagus, sehingga

masyarakatnya banyak yang berbelanja di pasar Mandiraja.

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

4

Sarana transportasi untuk menjangkau pasar Mandiraja terbilang mudah,

karena pasar ini terletak di jalan raya penghubung antarakabupaten Banyumas

menuju kekabupaten Banjarnegara, serta jalan raya penghubung untuk menuju ke

ibukota Jawa Tengah, yaitu Semarang, sehinnga banyak tersedia kendaraan umum

yang melewati pasar ini, di area pasar ini juga tersedia transportasi umum, seperti

becak dan ojek, sehingga para pedagang dan pembeli mudah untuk menuju ke

pasar Mandiraja.

Pasar tradisionalMandiraja terletak di wilayah desa Mandiraja Kulon RT 02,

RW III, kecamatan Mandiraja, kabupaten Banjarnegara, pasar ini didirikan oleh

pemerintah kabupaten Banjarnegara dan dikelola oleh pemerintah

kabupaten.PasarMandiraja mempunyai luas 4715 m2, luas kios 1044 m

2, dan

memiliki satu lantai, fasilitasyang tersedia di pasar Mandiraja cukup memadai

seperti, mushola, toilet umum dan tempat parkir, pasar Mandiraja juga berdekatan

dengan saranaumum seperti, terminal Mandiraja, kantor pos Mandiraja, polsek

Mandiraja dan kantor balai desa Mandiraja Kulon.

Pedagang yang berjualan di pasar tradisional Mandiraja, tidak hanya orang

yang berasal dari wilayah desa Mandiraja Kulon maupun kecamatan Mandiraja

saja, akan tetapi mereka juga orang yang berasal dari daerah-daerah lain di luar

desaMandiraja Kulon bahkan dari kabupaten lain seperti dari kecamatan

Purwanegara, bahkan dari kota Purwokerto, dan dari kabupaten Pekalongan.

Adanya pedagang yang berasal dari luar Mandiraja memunculkan cara berdagang

yang berbeda, adat istiadat yang berbeda dan adanya interaksi sosial dari para

pedagang yang berasal dari dalam daerah Mandiraja dan pedagang dari luar

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

5

Mandiraja, sehingga pasar tersebut selain mempunyai fungsi ekonomi tetapi juga

mempunyai fungsi sosial yaitu sebagai sarana sosialisasi antara pedagang dengan

pedagang maupun antara pembeli dengan pedagang, sehingga peneliti tertarik

untuk meneliti mengenai fungsi dan dampak sosial ekonomi pasar Mandiraja dari

tahun 2001-2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dari

penelitian mengenai pasar tradisional Mandiraja, Banjarnegara 2001-2014 adalah

sebagai berikut.

1. Gambaran umum mengenai lokasi penelitian pasar tradisional Mandiraja

Banjarnegara.

2. Fungsi Sosial dan Ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi

Pedagang dan Pembeli (2001-2014).

3. Dampak Sosial dan Ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi

Masyarakat Sekitar Pasar (2001-2014).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian mengenai pasar tradisional

Mandiraja, Banjarnegara, ditinjau dari segi sosial dan ekonomi dari tahun 2001-

2014 adalah sebagai berikut.

1. Gambaran umum mengenai lokasi penelitian pasar tradisional, Mandiraja,

Banjarnegara.

2. Fungsi Sosial dan Ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi

Pedagang dan Pembeli (2001-2014).

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

6

3. Dampak sosial dan ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi

Masyarakat Sekitar Pasar (2001-2014).

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka

manfaatyang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan khasanah ilmu pengetahuan

mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarahdan mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

2. Manfaat Praktis

Menambah pengetahuandan pengalaman masyarakat mengenai fungsi dan

dampak sosial-ekonomipasar tradisional Mandiraja, Banjarnegara, bagi pedagang,

pembeli, dan masyarakat sekitar pasar.

E. Tinjauan Pustaka

Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pasar

tradisional sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Kamardi Arief (2013) yang berjudul Fungsi

Sosial-Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama,

Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar

dan fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar.

Hasil dari penelitian ini adalah:

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

7

1. Fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat yang ada

disekitar pasar yang pertama adalah fungsi hubungan sosial, pasar dijadikan

sebagai tempat mempererat hubungan sosial antara pedagang dan pembeli.

Kegiatan yang dilakukan oleh pedagang untuk mempererat hubungan antara

pedagang yaitu dengan berkumpul dan memainkan permainan seperti gaplek

dan catur. Kegiatan yang lain juga yaitu para pedagang dan pembeli sering

bergosip seputar dunia Televisi. Selain itu hubungan yang terjadi tidak hanya

dirasakan oleh para pelaku pasar tetapi juga oleh masyarakat disekitar Pasar

Lebak Keranji karena disore hari Pasar Lebak Keranji digunakan sebagai ajang

untuk berkumpul bagi remaja yang tinggal disekitar sana sambil menikmati

jajanan sore. Fungsi sosial yang kedua adalah fungsi sosialisasi atau bertukar

informasi dimana para pelaku pasar saling berinteraksi dan melakukan proses

penyampaian informasi dan pembelajaran. Hal ini karena antara pembeli dan

pedagang saling memberikan informasi seperti harga baju, merek baju yang

sedang digemari sehingga pembeli terbantu dari informasi tersebut,

selanjutnyasaling bertukar informasi mengenai resep suatu makanan, bahkan ada

pembeli yang membagi pengalaman dengan pedagang tentang dunia usaha

dan memberikan ilmu dan trik berdagang. Fungsi sosial yang ketiga adalah fungsi

eksistensi masyarakat menengah kebawah, masyarakat menengah kebawah

dengan keterbatasan dan ketidakmampuannya mereka masih bisa berdagang

walau dengan modal yang terbatas tapi dengan keterbatasan itu mereka masih

terus eksis hingga sekarang untuk mencari nafkah. Pedagang pasar lebak

keranji memiliki cara agar tetap eksis yakni membolehkan pembeli untuk

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

8

berhutang strategi ini untuk menghadapi agar dagangnnya tetap laris meskipun

dibayar secara menyicil.

2. Fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat banyak

memberikan pengaruh positif baik dari yang didalam pasar maupun usaha yang

ada disekitar/diluar pasar. Fungsi ekonomi pasar Lebak Keranji yang

pertamaadalah fungsi jual beli dimana pasar Lebak Keranji menjadi sentral jual

beli dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Hadirnya pasar ini memberikan

kesempatan bagi masyarakat untuk berdagang. Hadirnya pasar ini juga

memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berbelanja karena sebelumnya

mereka harus berbelanja sangat jauh yang memakan waktu, pasar ini juga

memberikan kemudahan bagi masyarakat yang bekerja dan tidak bisa

berbelanja dipagi hari sehingga ia berbelanja setelah mereka pulang kerja. Fungsi

yang kedua adalah fungsi mendatangkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

disekitar, karena dibangunnya pasar Lebak Keranji banyak menyerap lapangan

pekerjaan bagi masyarakat, dari pengaruh positif ini dapat mengurangi jumlah

pengangguran di Kelurahan Bukit Lama. Fungsi yang ketiga adalah fungsi

menambah kesejahteraan masyarakat, maksudnya adalah pasar Lebak Keranji

memberikan suatu penambahan pendapatan ekonomi bagi kesejahteraan

masyarakat. Masyarakat yang berdagang dipasar ini memiliki penghasilan cukup

lumayan besar, sehingga dengan berjualan disini mereka bisa membeli barang

yang dibutuhkan seperti kendaaraan, ada juga yang membeli perabotan rumah,

ada juga salah satu pedagang disana yang menabung hasil dagangannya untuk

kebutuhan sekolah anaknya dimasa depan.

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

9

Penelitian yang dilakukan oleh Ifah Chasanah (2013) yang berjudul

Keberadaan Pasar Tradisional Wage Wadaslintang Sebagai Pusat Kegiatan

Ekonomi, Sosial Dan Budaya Masyarakat Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo

Tahun 1998-2005. Tujuan dari penelitian inimengetahui sejarah Pasar Tradisional

Wage Wadaslintang di Kelurahan Wadaslintang, Kecamatan Wadaslintang,

Kabupaten Wonosobo,mengetahui kondisi ekonomi, sosial dan budaya

Masyarakat Wadaslintang tahun 1998-2005, mengetahui pengaruh keberadaan

Pasar Tradisional Wage Wadaslintang terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan

budaya masyarakat Wadaslintang tahun 1998-2005. Hasil dari penelitian ini

adalahKondisi kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Wadaslintang

sedikit banyak telah terpengaruh dengan adanya pasar. Pasar ternyata telah

menjadikan masyarakat Wadaslintang menjadi masyarakat konsumtif. Nilainilai

kegotongroyongan yang selama ini diperlihatkan mulai luntur. Pertanian yang

dikembangkan adalah pertanian tegalan dan berkebun. Hasil produksi yang utama

adalah penghasil buah kelapa atau kopra serta penghasil gula Jawa (gula aren).

Masyarakat Wadaslintang masih merupakan masyarakat sederhana jadi barang-

barang yang diperdagangkan di pasar masih terbatas pada barang-barang

kebutuhan sehari-hari. Sektor perdagangannya sangat berkembang apalagi

wilayah Wadaslintang yang berada di jalur alternatif Wonosobo-Kebumen serta di

fungsikannya Waduk Wadaslintang sebagai objek wisata sehingga sektor

perdagangan semakin berkembang.

Keberadaan Pasar Wage Wadaslintang di Kelurahan Wadaslintang sedikit

banyak telah membawa perubahan terhadap kehidupan ekonomi dan sosial

budaya masyarakat sekitarnya. Pasar memiliki multi peran, yaitu tidak hanya

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

10

berperan sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi pasar juga

sebagai tempat bertemunya budaya yang dibawa oleh setiap mereka yang

memanfaatkan pasar. Pasar dalam bidang ekonomi menawarkan barang dan jasa

yang beranekaragam baik jenis,mutu maupun jumlahnya. Pasar dengan

keanekaragaman barang dan jasa yang ditawarkan pada akhirnya akan

mempengaruhi pola konsumsi, pola distribusi dan pola produksi masyarakat di

sekitar pasar. Pasar dilihat dari aspek sosial yaitu sebagai arena interaksi dari

berbagai golongan dan lapisan masyarakat. Pasar mewujudkan masyarakat

majemuk. Interaksi antara masyarakat setempat dengan masyarakat luar

Wadaslintang tidak dapat dihindari. Pertemuan antar masyarakat ini akan saling

mempengaruhi dan pada akhirnya akan membawa pengaruh pada masing-masing

pihak. Pasar sebagai pusat kebudayaan, menawarkan ide-ide dan gagasan baru

pada masyarakat di sekitar pasar melalui barang dan jasa yang diperdagangkan di

pasar. Mobilitas yang tinggi juga membawa gagasan dan informasi yang baru

serta membawa pengaruh pada pola berfikir dan pola tingkah laku masyarakat.

Pengaruh yang ditimbulkan di pasar berupa pengenalan terhadap ide-ide baru

yang ternyata dapat meningkatkan hasil produksi. Penggunaan teknologi

barumenyebabkan arus informasi menjadi lebih cepat. Kebudayaan teknologi

maju banyak mengubah pola kebiasaan masyarakat. Pasar Wage Wadaslintang

yang berstatus pasar daerah milik Dinas Pasar, jelas secara kuantitas dan kualitas

pola interaksinya berbeda dengan pasar desa yang berstatus pasar desa murni.

Pasar Wage Wadaslintang sebagai pasar daerah dimana mempunyai pengaruh

yang lebih besar dari pada pasar-pasar desa lain yang berada di Kecamatan

Wadaslintang fungsinya sebagai pusat ekonomi lebih bersifat komplek, sebab di

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

11

Pasar Wage Wadaslintang terjadi pola interaksi antar dan inter warga di

Kecamatan Wadaslintang tersebut bahkan antar dan inter desa di luar Kecamatan

Wadaslintang.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Pasar Tradisional

Sejarah terbentuknya pasar itu sendiri berawal dari kebiasan masyarakat

jaman dahulu yang menggunakan sistem barter atas barang yang dibutuhkannya

namun tidak diproduksi sendiri. Untuk melakukan barter, dipilih sebuah tempat

yang disepakati bersama. Lama-kelamaan tempat tersebut berubah menjadi pasar.

Kegiatan yang dilakukan disana pun tidak hanya sekedar barter namun sudah

berupa kegiatan jual beli dengan menggunakan alat pembayaran berupa uang

(Damsar, 2009 : 156).

Pasar adalah tempat bertemunya antara pembeli dan penjual. Pasar sangat

penting artinya bagi para pelaku ekonomi. Pemilik faktor-faktor produksi dapat

menjual faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada perusahaan, demikian

juga barang-barang yang dihasilkan perusahaan dapat dijual kepada konsumen

melalui pasar. Dengan demikian pasar adalah tempat berinteraksi para pembeli

dan penjual barang (Wilson Bangun, 2010 : 97).

Pasar merupakan salah satu yang menggerakkan dinamika kehidupan

ekonomi. Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi yang

menggerakkan kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan

oleh pembeli dan pedagang (Damsar, 2009 : 101).Pasar tradisional merupakan

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

12

tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya

transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-

menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran

terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan

menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah,

sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-

lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.

Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya

terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai

pasar. Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat

tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara

langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan

harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti

lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya,

pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah tangga.

Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan

dipingir jalan. Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat

penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk

memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.

Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual

dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang

yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok

(http://syariah99.blogspot.com/2013/05/bentuk-dan-jenis-pasar.html).

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

13

Adapun lima fungsi pasar adalah sebagai berikut. Pertama, pasar

menetapkan nilai. Dalam ekonomi pasar, harga merupakan ukuran nilai. Fungsi

ini memecahkan masalah penentuan apa yang harus dihasilkan oleh suatu

perekonomian. Barang yang relatif lebih diinginkan oleh masyarakat mempunyai

tingkat harga yang relatif lebih tinggi dibanding dengan barang yang tidak

diinginkan masyarakat, kedua, pasar mengorganisir produksi. Dengan adanya

harga-harga faktor produksi di pasar, maka akan mendorong produsen memilih

metode produksi yang paling efisien, ketiga, pasar mendistribusikan barang. Hal

ini menyangkut pertanyaan untuk siap barang dihasilkan. Kemampuan seseorang

untuk membeli barang tergantung pada penghasilannya. Penghasilan seseorang

disamping tergantung pada beberapa unit jumlah faktor produksi yang dimiliki

juga tingkat harga faktor produksi tersebut di pasar, keempat, pasar berfungsi

menyelenggarakan penjatahan. Penjatahan adalah inti dari adanya harga. Karena

jumlah produksi yang tersedia dalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu

terbatas jumlahnya, maka jumlah tersebut haruslah dibagi-bagi sehingga cukup

dalam jangka waktu tertentu itu, kelima, pasar mempertahankan dan

mempersiapkan keperluan di masa yang akan datang. Tabungan dan investasi

semuanya terjadi di pasar dan keduanya merupakan usaha untuk mempertahankan

dan mencapai kemajuan perekonomian yang bersangkutan (Sudarman, 1992: 8-9).

2. Interaksi Sosial

Bentuk umum dari proses-proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena

interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

sosial.Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

14

menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-

kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling

menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara.Aktivitas-aktivitas semacam itu

merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu

muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda,

interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya fihak

lain yang menyebabkan perubahan-perubahan (Soekanto, 1982:51).

Pasar mempunyai dampak dalam perubahan-perubahan sosial dan

kebudayaan yang berlangsung dalam masyarakat. Pasar dapat juga dijadikan

sebagai sarana untuk saling bertukar informasi antara penjual dan pembeli. Di

dalam pasar ditawarkan pula bentuk-bentuk kebudayaan yang lain dari

kebudayaan masyarakat sekitar pasar tersebut. Kebudayaan itu sendiri adalah

kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum

adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan. Sertakebiasaan kebiasaan yang didapat

oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Sukanto, 2002 : 166).

Karena itu diperkirakan berbagai pengaruh kepada perubahan nilai, gagasan dan

keyakinan.

a. Perubahan

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-

perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang

mencolok. Adapula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun

yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

15

yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai

nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan

lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan

wewenag, interaksi sosial dan lain sebagainya (Soekanto, 1982:259).

1) Faktor-faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan

Di dalam masyarakat di mana terjadi suatu proses perubahan, terdapat

faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Faktor-faktor

tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

a) Kontak dengan kebudayaan lain

Salah satu yang menyangkut hal ini adalah difussion. Difusi adalah

penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari

suatu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu

menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. dengan terjadinya

difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan

dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia dapat menikmati

kegunaannya.

Ada dua tipe difusi, yaitu pertama difusi intra masyarakat (intrasociety

diffusion), dan kedua difusi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difusi intra

masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:

(1) Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan

(2) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang memengaruhi diterimanya atau

tidak diterimanya unsur-unsur baru

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

16

(3) Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar

tidak akan diterima.

(4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang

baru tadi akan memengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah

diterima atau tidak.

(5) Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.

Difusi antar masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain:

(1) Adanya kontak antar masyarakat

(2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut

(3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut

(4) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur

penemuan baru tersebut

(5) Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini

(6) Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru

Pertemuan antara individu dari suatu masyarakat dengan individu dari

masyarakat lainnya juga memungkinkan terjadinya difusi, misalnya hubungan

antar individu di mana bentuk masing-masing kebudayaannya hampir-hampir

tidak berubah, hubungan demikian dinamakan juga hubungan symbiotik.

b) Sistem pendidikan formal yang maju

Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan kepada individu.

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam

membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara

berpikir yang ilmiah.

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

17

c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju

Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat

merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. hadiah nobel, misalnya

merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru.

d) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang

e) Sistem terbuka lapisan masyarakat

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau

berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar

kemampuan sendiri. dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan

mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih

tinggi. Identifikasi merupakan tingkah laku yang sedemikian rupa sehingga

seseorang merasa berkedudukan sama dengan orang atau golongan lain yang

dianggap lebih tinggi dengan harapan agar diperlakukan sama dengan golongan

tersebut.

f) Penduduk yang heterogen

Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang

mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda dan seterusnya,

mudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan-

kegoncangan. Kedaan demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-

perubahan dalam masyarakat.

g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Ketidakpuasaan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat

berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

18

h) Orientasi ke masa depan

i) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya

(Soekanto, 1982:283-286).

b. Syarat Interaksi Sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi

dua syarat yaitu;

1) Adanya kontak sosial,

2) Adanya komunikasi.

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:

1) Antara orang-perorangan, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-

kebiasaan dalam keluarganya.

2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,

misalnya apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya

berlawanan dengan norma-norma masyarakat.

3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. misalnya,

apabila dua buah perusahaan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan

raya, jembatan dan seterusnya disuatu wilayah.

Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif atau negatif. yang bersifat

positif mengarah pada suatu kerjasama, sedangkan yang negatif mengarah pada

pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi

sosial.apabila seorang pedagang sayur misalnya, menawarkan dagangannya

kepada seorang nyonya rumah serta diterima dengan baik, sehingga

memungkinkan terjadinya jual beli, maka kontak tersebut bersifat positif. Apabila

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

19

nyonya rumah tampak bersungut-sungut sewaktu ditawarkan sayuran, maka

kemungkinkan tidak akan adanya jual beli. Dalam hal ini terjadi kontak negatif

yang menyebabkan tidak berlangsungnya interaksi sosial. suatu kontak dapat pula

bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan

hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, sebaliknya kontak yang

sekunder memerlukan suatu perantara (Soekanto, 1986:53-55).

Dalam pasar tradisional Mandiraja, kontak yang terjadi antara penjual

dengan penjual, pembeli dengan penjual atau penjual dengan pembeli, dengan

bertatap muka dan bertemu secara langsung memungkinkan interaksi sosial yang

terjadi tersebut bersifat kontak primer. Sedangkan apabila seseorang meminta

orang lain sebagai perantara untuk membelikan barang ke pedagang yang berada

di pasar tradisional Mandiraja, interaksi sosial tersebut bersifat kontak sekunder.

3. Ekonomi

Ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi yang dikontrol, diatur dan

diarahkan oleh pasar itu sendiri. Peraturan dalam produksi dan distribusi barang

dipercayakan kepada mekanisme mengatur diri sendiri (regulasi yang berjalan).

Sistem ekonomi ini menganggap pasar sebagai tempat penyediaan barang,

termasuk jasa, dengan harga tertentu yang berdasarkan harga tadi akan memenuhi

permintaan. Perdagangan muncul dari usaha untuk mencari barang di luar

batas wilayah, adanya suatu jarak. Jika suatu komunitas manusia tidak

pernah melakukan perdagangan eksternal sama sekali, maka tidak perlu

munculnya pasar (Polanyi dalam Damsar, 2002 : 84-85).

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

20

Setiap perekonomian terdiri dari tiga kelompok ekonomi yaitu konsumen,

produsen dan pemilik faktor produksi. Sebagai imbalannya pemilik faktor

produksi menerima penghasilan.

Penghasilan ini, untuk selanjutnya memungkinkan mereka berfungsi sebagai

konsumen. Seorang produsen mengorganisir produksi dan selanjutnya

menentukan penawaran barang dan jasa di pasar. Produsen yang dapat

mengorganisir suatu proses produksi secara efisien akan memperoleh keuntungan.

Mereka ini juga dapat berperan sebagai konsumen di pasar.

Semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian

membelanjakannya untuk pembelian barang atau jasa disebut konsumen. Setiap

konsumen haruslah menentukan bagaimana cara mengalokasikan uang miliknya

terhadap barang-barang dan jasa yang tersedia di pasar. Penjumlahan dari seluruh

barang yang diminta oleh masyarakat ini, menunjukkan permintaan pasar dan

menggambarkan bagaimana masyarakat menghendaki cara alokasi faktor produksi

(Sudarman, 1992:13-14).

Dalam teori ekonomi terdapat tiga jenis pembuat keputusan rumah tangga,

badan usaha, dan penguasa pusat yang saling mempengaruhi di pasar. Dianggap

bahwa runah tangga berusaha untuk memperoleh kepuasan maksimal dan badan

usaha berusaha memperoleh laba maksimal, tapi bahwa penguasa pusat

mempunyai tujuan ganda.

Sementara pasar didefinisikan sebagai tempat di mana pembeli dan penjual

merundingkan pertukaran dari suatu barang. Suatu perekonomian pasar adalah

suatu perekonomian di mana alokasi sumber daya ditentukan oleh produksi,

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

21

penjualan, dan keputusan pembelian yang dibuat oleh badan usaha dan rumah

tangga yang bertindak sebagai reaksi atas informasi pasar berupa harga dan laba.

Sistem harga memberikan sejumlah pertanda yang mencerminkan

perubahan-perubahan dalam permintaan dan penawaran dan terhadap pertanda

tersebut produsen dan konsumen dapat memberikan reaksinya masing-masing

yang tidak disadari berlaku secara terkendali. permintaan dan penawaran bekerja

bersama-sama untuk menentukan harga, dan bagaimana sistem harga sebagai

suatu keseluruhan memungkinkan perekonomian untuk merealokasi sumber daya

sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam permintaan dan penawaran

(Lipsey dan Stener, 1986:113-117).

4. Pendekatan

Di dalam penelitianyang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja,

Banjarnegara, ditinjau dari segi sosial dan ekonomi tahun 2001-2014,pendekatan

yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, yaitu

dengan Ilmu Sosiologi dan Ekonomi.

Dalam Pendekatan Sosiologis, umpamanya melihat suatu gejala dari aspek

sosial yang mencakup hubungan sosial interaksi, jaringan hubungan sosial, yang

kesemuanya mencakup dimensi sosial kelakuan manusia. Segala macam

perwujudan tindakan yang menyangkut relasi antar individu diungkapkan secara

tepat dengan melihat dimensi sosial perikelakuan orang seperti yang terwujud

sebagai gejala. Dengan bantuan konsep-konsep sosiologi kita lebih mudah

melakukan penyaringan socifact mana yang perlu diekstrapolasikan. Dengan

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

22

demikian, secara menyeluruh dimensi sosial gejala sejarah terungkapkan

(Kartodirdjo, 1992:87).

Dalam Pendekatan Ekonomisebagai pola distribusi alokasi produksi dan

konsumsi, maka jelaslah bahwa pola itu berkaitan, bahkan sering ditentukan oleh

sistem sosial serta stratifikasinya. Akhirnya, kesemuanya dipengaruhi oleh faktor

kultural. Dengan demikian, fungsi ekonomitidak terlepas dari fungsi-fungsi sosial

dan politik serta kulturalnya (Kartodirdjo, 1992:138).

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian mengenai pasar tradisional Mandiraja, Banjarnegara

ditinjau dari segi sosial dan ekonomi tahun 2001-2014, metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian sejarah. Metode sejarah adalah bagaimana

seorang sejarawan mengungkap peristiwa yang serba kompleks dalam hal faktor,

tokoh, dan kausal. Ilmu sejarah bukanlah ilmu yang sederhana seperti yang diduga

banyak orang karena ia hanya menghasilkan historiografi yang tidak lebih sama

dengan karya-karya sastra karena selama ini ada banyak kemiripan dengan novel

atau novel sejarah (Priyadi, 2013:48-49). Adapun empat langkah dalam metode

penelitian sejarahadalah sebagai berikut.

1. Heuristik

Data sejarah itu harus dicari dan juga ditemukan. Itulah maksud dari istilah

heuristik. Sejarawan mencari data tidak mudah seperti membalikkan telapak

tangan. Data sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga untuk

memperolehnya harus bekerja keras mencari data lapangan, atau mencari data

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

23

sejarah lisan yang menyangkut para pelaku dan penyaksi sejarah, atau dokumen

yang tersimpan pada lembaga, baik kearsipan maupun arsip perorangan (Priyadi,

2013:112).

Penelitijuga menggunakan sumber sejarah lisan dalam menelitiPasar

Tradisional Mandiraja Banjarnegara Ditinjau Dari Segi Sosial dan Ekonomi

(2001-2014). Cara yang paling efektif untuk mendapatkan sumber sejarah lisan

adalah wawancara. Sejarawan harus mencari sebanyak-banyaknya pelaku sejarah

yang terlibat. Pencarian itu melibatkan seseorang atau beberapa pelaku yang

mengetahui ada pelaku yang lain yang perlu diwawancarai. Ketika wawancara itu

berlangsung dengan seorang pelaku, maka pelaku tersebut juga diwawancarai

untuk menunjuk pelaku-pelaku lain yang perlu dihubungi karena pelaku itu

dimungkinkan sudah bertempat tinggal di luar daerah atau luar kota, bahkan sudah

lintas kabupaten, atau lintas provinsi.Wawancara yang dilakukan sejarawan

terhadap para pelaku tentu harus berkali-kali. Wawancara pertama merupakan

upaya penjajakan sejarawan dan perkenalan dari sumber sejarah lisan (Priyadi,

2014:90-91).

Tujuan peneliti dalam melakukan teknik wawancara adalah untuk

memperoleh sumber sejarah lisan yang dapat dipercaya dan dipertanggung

jawabkan dari saksi sejarah. Penelitidalam wawancara ini mencari sumber berupa

informasi dari para pelaku sejarah yaitu orang-orang atau tokoh masyarakat yang

mengetahui tentang kondisi pasar tradisional Mandiraja, termasuk fungsi dan

dampak dari keberadaan pasar tradisional Mandiraja bagi masyarakat setempat.

Adapunnarasumber yang diwawancarai adalah beberapa pedagang, pembeli,

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

24

pengelola pasar dan masyarakat yang tinggal di pasar tradisional Mandiraja.

Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam wawancara adalah sebagai

berikut.

a. Membuat daftar pertanyaan untuk pedoman wawancara.

b. Menetapkan dan menghubungi tokoh-tokoh peristiwa.

c. Melakukan wawancara tanpa mengadakan perjanjian terlebih dahulu.

d. Pengolahan hasil dari wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan.

2. Kritik

Setelah selesai dilaksanakannya langkah pengumpulan sumber-sumber

sejarah dalam bentuk-bentuk dokumen-dokumen maka yang harus dilaksanakan

berikutnya adalah mengadakan kritik (verifikasi) sumber. Pada dasarnya kedua

langkah, pengumpulan (heuristik) dan kritik (verifikasi) sumber, bukanlah

merupakan dua langkah kegiatan yang terpisah secara ketat yang satu dengan

yang lain(Daliman, 2012:64-66).

Terdapat dua jenis kritik sumber, eksternal dan internal. Wawancara

simultan bisa dimanfaatkan sekaligus selain untuk memperoleh sumber sejarah

lisan, juga untuk melakukan kritik sumber, baik kritik ekstern maupun kritik

intern. Kritik ekstern yang menuntut terhadap sumber sejarah lisan dalam hal

keauntetikan sumber, maka sejarawan dapat meminta kesaksian pelaku lain,

apakah benar seseorang itu pelaku atau terlibat dalam peristiwa.

Notosusanto dalam (Priyadi, 2014:97) wawancara simultan dimanfaatkan

untuk melakukan kritik intern. Wawancara saling-silang adalah perbandingan

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

25

sumber sejarah lisan secara langsung. Kritik intern ditempuh dengan

membandingkan antarsumber, atau antarsumber sejarah lisan.

Sumber sejarah lisan yang berversi-versi itu dibandingkan satu sama lain

sehingga akan diketahui versi yang kuat dan versi yang lemah. Versi yang kuat

biasanya didukung oleh banyak pelaku. Versi yang lemah tidak mendapat

dukungan. Perbandingan versi akan meyimpulkan bahwa versi tertentu itu

mengada-ada atau dibuat-buat oleh pelaku tertentu. Namun koreksi dari pelaku-

pelaku lain dapat mendeteksi versi tertentu itu sesuai dengan apa adanya.Kritik

eksternal dimaksud untuk menguji otentisitas (keaslian) suatu sumber. Pada kritik

eksternal ini penelitiharus mencari narasumber atau pelaku sejarah lain, tidak

hanya satu narasumber. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas

dan relibilitas suatu sumber, sedangkan pada kritik internal peneliti

membandingkan sumber lisan antara narasumber yang satu dengan narasumber

yang lainnya.

3. Interpretasi

Ketika sumber sejarah lisan telah melalui langkah verifikasi, maka ia tidak

disebut sebagai data tetapi fakta sejarah. Sebagaimana telah diketahui bahwa

dalam penulisan sejarah atau historiografi terdapat dua unsur, yaitu fakta sejarah

dan penafsiran (interpretasi). Interpretasi terhadap fakta sejarah yang berasal dari

sumber sejarah lisan akan difokuskan kepada mentifact karena produk mulut

hanya berupa suara, bukan benda. Jadi peneliti setelah tahap heuristik dan kritik

sudah selesai, maka yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tahapan

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

26

interpretasi yaitu peneliti perlu menambahkan kata atau kalimat agar fakta sejarah

tersebut dapat berbentuk dokumen, tidak hanya sumber lisan (Priyadi, 2014:98).

4. Historiografi

Setelah peneliti melakukan tahapan heuristik, kritik, dan interpretasi,

langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tahap

historiografi berikut ini merupakan penjelasannya.

Penulisan sejarah (historiografi) menjadi sarana mengkomunikasikan hasil-

hasil penelitian yang diungkap, diuji (verifikasi) dan diinterpretasi. Penulisan

sejarah tidak semudah dalam penulisan ilmiah lainnya, tidak cukup mengadirkan

informasi dan argumentasi (Daliman, 2012:99).

Sejarawan yang telah mendeskripsikan fakta secara detail, yaitu socifact dan

mentifact, harus dilanjutkan dengan memadukan seluruh pikiran, sikap, dan

perilaku menjadi suatu rekontruksi terhadap peristiwa yang diteliti. Sejarawan

mencoba melihat keterjalinan antarpikiran pelaku dan membuat jaringan sikap

sehingga mentifact yang lolos dalam prosedur verifikasi dapat dilihat keseluruhan.

Begitu pula keterjalinan antara pikiran dan perilaku dari banyak pelaku akan

menghasilkan karya sejarah, yang berasal dari sumber sejarah lisan, yang tidak

kalah dengan karya sejarah yang bersal dari dokumen. Sumber sejarah lisan tidak

dapat diabaikan karena ia juga menciptakan dokumen-dokumen yang sebelumnya

tidak pernah ada. Historiografi lisan akan mengiringi kehidupan manusia

kontemporer dan selanjutnya diwarisi oleh manusia kontemporer berikutnya

(Priyadi, 2014:102).

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/1293/2/Wega Setiya Pambugar_BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan

27

H. Sistematika Penyajian

Sistematika penulisan skripsi yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja,

Banjarnegara, ditinjau dari segi sosial dan ekonomi 2001-2014 ini, tersusun ke

dalam lima bab sebagai berikut.

Bab pertama, pendahuluan yang membahas latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori dan pendekatan, metode penelitian, sistematika penyajian.

Bab dua, gambaran umum mengenai lokasi penelitian pasar tradisional

Mandiraja, Banjarnegara yang membahas mengenai, letak geografis,

pemerintahan, penduduk, tingkat pendidikan, industri dan perdagangan, serta

pendapatan regional.

Bab tiga, hasil penelitian yang berisi, fungsi sosial dan fungsi ekonomi pasar

bagi pedagang dan pembeli.

Bab empat, hasil penelitian yang berisi, dampak sosial-ekonomi pasar bagi

masyarakat sekitar pasar.

Bab lima, simpulan dan saran.

Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015