UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR...
Transcript of UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR...
i
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA
DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nur Ni’matul Khasanah
NIM. 115 14 094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
SALATIGA
2018
iii
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA
DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nur Ni’matul Khasanah
NIM. 115 14 094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018
Disusun oleh:
NUR NI’MATUL KHASANAH
NIM 115-14-094
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Rabu, 04 Juli 2018 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Penguji II : Dr. Hj Lilik Sriyanti, M.Si.
Salatiga, 04 Juli 2018
Dekan,
Suwardi, M.Pd
NIP . 19670121 199903 1 002
vi
DEKLARASI
DAN
PERNYATAAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Ni’matul Khasanah
NIM : 115-14-094
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Saya bersedia apabila skripsi saya dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 24 April 2018
Yang menyatakan,
Nur Ni’matul Khasanah
NIM: 115 14 094
vii
MOTTO
“Tiada hari tanpa prestasi”
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat serta
karuniaNya, skripsi ini penulis persembahan kepada:
1. Ayah dan Ibunda terkasih, Slamet Jaelani S.Ag dan Hj. Sumini yang selalu
memberikan cinta kasih tak bertepi.
2. Adik satu-satunya tercinta, Abdullah Malik Umar yang sholih, cerdas dan
semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan.
3. Jodohku yang namanya sudah tertulis di lauhul mahfudz namun Allah belum
menuliskannya di buku catatan nikah (saat ini).
4. Mbah putri, Hj. Parsimah yang selalu mendoakan yang terbaik bagi anak dan
cucu-cucunya.
5. Keluarga besar Bani Hasyim yang membuatku semangat untuk melakukan
yang terbaik diantara yang terbaik di dunia dan akhirat.
6. Sahabat terbaikku, Dwi Indah Setiyani dan Inta Nur Muakhidah yang selalu
mensuport untuk melakukan kebaikan.
7. Sahabat di Indonesian Hunters, Achmad Munaja Ghufron, Nur Limayasari,
Anindita, Reza Mandera, Naim Khairuddin Ikhsan yang membantuku untuk
meningkatkan kemampuan bahasa inggrisku.
8. Sahabat di Talent Scouting bidang Study Abroad angkatan pertama tahun
2015, Dwi Indah Setiyani, Achmad Munaja Ghufron, Iis Ari Sujiyati, Marjai
Affan, Naila Rajihah.
9. Bapak Miftachudin Arjuna, M.A, sebagai dosen pembimbing Kuliah Luar
Negeri terhebat dan terikhlas seluruh Indonesia.
10. Keluarga konsentrasi Bahasa Indonesia yang selalu hangat dan tulus berbagi.
viii
11. Keluarga besar Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2014
yang selama tiga tahun setengah berjuang tanpa lelah bersama-sama.
12. Sahabat di Karang Taruna Wira Bhakti, Hasan Maftuh M.Hum, Indah
Yuliani, Irkhas Fasekh, Listya, Hetik, Mukhlis S.Pd.I, dan semua sahabat
yang membimbing dan memberikan ilmu mengenai keorganisasian.
13. Sahabat di Hamada Volunteer Salatiga yang semua perempuan yang berusaha
menjadi relawan terikhlas inovatif.
14. Ketua Perpustakaan , Bapak Wiji Suwarno M.Hum yang telah memberi
kesempatan untuk menimba ilmu dan merasakan pekerjaan di perpustakaan
IAIN Salatiga.
15. Rekan kerja serta senior di Perpustakaan IAIN Salatiga, Pak Yudhan, Bu
Chris, Mbak Nanin, Pak Sutrisno, Pak Supardi atas kebaikan hati dan
ilmunya.
16. Bapak Ibu guru dan karyawan di MIN Salatiga yang telah memberi
kesempatan untuk melakukan penelitian disana.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
moril maupun materiil yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu-satu.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Adapun judul skripsi ini
adalah “Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga dan Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018.”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga dan sekaligus
dosen pembimbing skripsi saya yang luar biasa yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Segenap Civitas akademik IAIN Salatiga.
x
5. Bapak kepala madrasah MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga beserta
staffnya yang telah memberikan izin dan pelayanan dengan baik selama
penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal
pengetahuan.
7. Ayah, Ibu dan keluarga terkasih yang selalu mendoakan dan mencintai penulis.
8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa memberikan inspirasi,
semangat dan berjuang bersama-sama serta saling memberikan dukungan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan memberikan
balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan
skripsi ini.
Salatiga, 24 April 2018
Penulis
Nur Ni’matul Khasanah
NIM. 115-14-094
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ............................................................... i
LEMBAR BERLOGO IAIN ................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................... vi
HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN ................................................ vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
ABSTRAK ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
E. Penegasan Istilah ............................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 8
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Landasan Teori ................................................................................. 11
1. Pembelajaran Matematika di SD/MI .......................................... 11
a. Pengertian Pembelajaran ...................................................... 11
b. Pengertian Matematika.......................................................... 22
c. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ...................................... 24
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika............................ 25
2. Problematika Guru dalam Mengajar Matematika di MI ............. 26
a. Permasalahan dalam Penguasaan Materi .............................. 26
b. Permasalahan dalam Penerapan Metode ............................... 27
c. Permasalahan dalam Penggunaan Media Pembelajaran ........ 28
d. Permasalahan dalam Mengelola Kelas .................................. 29
3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika 33
a. Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa ............................... 33
b. Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa ............................. 34
c. Upaya-upaya dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran ....... 35
d. Upaya-upaya dalam Evaluasi Siswa .................................... 35
B. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 41
xiii
C. Sumber Data..................................................................................... 42
D. Prosedur Pengumpulan Data............................................................. 43
E. Analisis Data..................................................................................... 47
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................. 48
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ............................................ 55
A. Paparan Data................................................................................... 52
B. Analisis Data................................................................................... 63
C. Pembahasan..................................................................................... 92
BAB V PENUTUP........................................................................................ 102
A. Simpulan............................................................................................ 102
B. Saran.................................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 46
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga ................................................. 58
Tabel 4.2 Administrasi Perlengkapan MIN Salatiga ............................................ 63
Tabel 4.3 Triangulasi Sumber MIN Salatiga ....................................................... 75
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik MIN Salatiga ........................................................ 77
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber MI Ma’arif Pulutan Salatiga ................................ 85
Tabel 4.6 Triangulasi Teknik MI Ma’arif Pulutan Salatiga ................................. 86
Tabel 4.7 Faktor Pendukung Upaya Guru ............................................................ 90
Tabel 4.8 Faktor Penghambat Upaya Guru .......................................................... 90
Tabel 4.9 Data Nilai Matematika Kelas IV MIN Salatiga ................................... 91
Tabel 4.10 Data Nilai Matematika Kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga ......... 92
Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kelas Kedua Madrasah ............................................. 93
Tabel 4.12 Persamaan Upaya Guru Pada Kedua Madrasah ............................... 94
Tabel 4.13 Perbedaan Upaya Guru Pada Kedua Madrasah ................................. 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Triangulasi Sumber Pengumpulan Data ............................... 49
Gambar 3.2 Proses Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ................................ 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Pustaka
Lampiran II RPP Matematika MIN Salatiga
Lampiran III RPP Matematika MI Ma’arif Pulutan
Lampiran IV Instrumen Penelitian Wawancara
Lampiran V Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MIN Salatiga
Lampiran VI Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MIN Salatiga
Lampiran VII Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MI Pulutan
Lampiran VIII Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MI Ma’arif Pulutan
Lampiran IX Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran X Surat Ijin Penelitian MIN Salatiga
Lampiran XI Surat Ijin Penelitian MI Ma’arif Pulutan
Lampiran XII Surat Keterangan Penelitian MIN Salatiga
Lampiran XIII Surat Keterangan Penelitian MI Ma’arif Pulutan
Lampiran XIV Laporan SKK
Lampiran XV Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran XVI Lembar Konsultasi
Lampiran XVII Daftar Riwayat Hidup
xvii
ABSTRAK
Khasanah, Nur Nimatul. 2018. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga dan
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018. Skripsi.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.
Rahmat Hariyadi, M.Pd.
Kata Kunci : Upaya Guru, Prestasi Belajar Matematika
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, apa faktor
pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga
tahun 2018, bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN
Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, dan adakah persamaan dan
perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field
research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi sumber data primer yakni hasil wawancara kepala madrasah, guru, dan
siswa, dan sumber data sekunder yaitu berupa buku-buku referensi, dan
dokumentasi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas IV pada kedua madrasah yakni upaya dalam
memotivasi siswa dengan menciptakan suasana kelas yang kompetitif, upaya
dalam membimbing siswa di MIN Salatiga yakni les malam di MI Ma’arif
Pulutan yakni ekstra OSN (Olimpiade Sains Nasional), upaya dalam proses
pelaksanaan pembelajaran di MIN Salatiga yaitu mengadakan sarapan pagi
matematika dan di MI Ma’arif Salatiga quiz di awal pembelajaran, menggunakan
metode dan model pembelajaran yang variatif, menggunakan berbagai permainan
dalam pembelajaran dan upaya dalam evaluasi yaitu ulangan harian, PTS
(Penilaian Tengah Semester) dan PAS (Penilaian Akhir Semester).
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar siswa yang tinggi merupakan salah satu faktor yang
menunjukkan bahwa suatu sekolah atau madrasah tersebut memiliki kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik didalamnya. Semakin tinggi prestasi
belajar yang dapat di raih oleh suatu madrasah, menunjukkan semakin baik
pula kualitas madrasah tersebut. Apabila suatu madrasah memiliki kualitas
yang baik maka madrasah tersebut akan menjadi sebuah madrasah favorit
yang menjadi tujuan pendaftaran pertama sebelum madrasah-madrasah yang
lain. Suatu madrasah yang memiliki kualitas yang baik akan mampu bersaing
dengan sekolah ataupun madrasah yang lain di era global ini yang dimana
pengetahuan mengenai logika matematika dan teknologi sangat penting untuk
di ketahui, disamping itu pengetahuan mengenai agama Islam juga penting
untuk dikuasai sebagai pedoman hidup yang benar. Maka disinilah pentingnya
sebuah madrasah harus memiliki prestasi belajar yang tinggi supaya dapat
bersaing dengan sekolah lain terutama sekolah umum.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjang dengan nilai
tes atau nilai angka yang diberikan guru. Menurut Zainal Arifin (2011: 12)
kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi
2
belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar
merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Untuk meraih prestasi belajar matematika yang baik, madrasah tidak
dapat lepas dari peran seorang guru yang baik pula di dalam kelas. Guru yang
baik menurut Ibnu Sina adalah guru yang berakal cerdas, beragama,
mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik anak,
berpenampilan tenang, jauh dari olok-olok dan bermain-main dihadapan
muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih, suci, murni, menonjol
budi pekertiya, cerdas, teliti, sabar, telaten dalam membimbing anak, adil,
hemat dalam penggunaan waktu, gemar bergaul dengan anak-anak, tidak keras
hati dan senantiasa menghias diri. Selain itu guru juga harus mengutamakan
umat daripada kepentingan dirinya sendiri. Sejalan dengan pendapat Al-
Ghazali, guru yang baik yaitu guru yang memiliki sifat-sifat umum yaitu
cerdas, sempurna akalnya, baik akhlaknya dan kuat fisiknya.
Seperti firman Allah dalam Q.S Ali Imran: 164
Artinya:” Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang
yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
3
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan
Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Dan firman Allah dalam Q.S Al-Jumu’ah: 2
Artinya:”Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.
Allah sudah menyampaikannya di dalam ayat-ayat tersebut diatas
mengenai gambaran seorang guru teladan yang mengajarkan ilmu yang
bermanfaat, yang menenangkan jiwa, yang memberikan petunjuk dan jalan
terang dari kesesatan, dan tentunya yang meimiliki hati tulus dalam mengajar
dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Guru yang memiliki hati tulus
serta selalu mendidik dengan hati akan selalu mengupayakan segala hal yang
terbaik untuk anak didiknya. Maka dapat dikatakan seberapa tulus dan gigih
seorang guru dalam mendidik siswanya maka akan semakin maksimal prestasi
belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar yang baik akan di dapatkan oleh
setiap siswa manakala antara siswa dan guru memiliki chemistry yang berupa
kenyamanan saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, senang
4
dalam proses KBM serta setiap materi yang disampaikan guru dapat mengena
di hati siswa karena guru selalu mengajar dengan hati. Untuk mewujudkan hal
tersebut, guru harus selalu kreatif dan terus berinovasi serta memberikan
dorongan, motivasi, apresiasi dan bimbingan yang semuanya di pegang oleh
peran seorang guru di kelas.
Survei awal yang penulis lakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) Salatiga dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Pulutan Salatiga yaitu
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut mengalami
peningkatan yang cukup pesat pada tahun 2018. Tentunya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika tidak
bisa lepas dari upaya guru kelasnya di dalam proses KBM. Maka hal tersebut
sangat penting untuk di gali dan di kaji mengenai upaya-upaya guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan.
Mengingat pentingnya manfaat hal-hal tersebut terhadap daya saing
madrasah dengan madrasah-madrasah yang lain untuk mengkaji persoalan
diatas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Salatiga dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Pulutan Salatiga
tahun 2018”.
5
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun
2018?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018?
3. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga
dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018?
4. Adakah persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
2. Faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
3. Prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
4. Persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan.
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik
dan secara praktik, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia
pendidikan khususnya tentang upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
b. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di IAIN Salatiga.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sumber referensi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika supaya prestasi belajar yang dicapai siswa
menjadi lebih baik.
b. Menjadi bahan referensi, sumber informasi dan atau rujukan
penelitian selanjutnya.
E. Penegasan Istilah
1. Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
7
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai
tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjang dengan
nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru. Menurut Zainal Arifin
8
(2011: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil
usaha”. Prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam
sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing.
3. Matematika
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1) adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil. Sedangkan Hakikat matematika menurut Soedjadi dalam
Heruman 2010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Menurut Andi Hakim Nasution, matematika itu bukan sekadar
aritmetika saja, yaitu ilmu tentang bilangan dan hitung-menghitung.
Matematika juga bukan sekedar aljabar, yaitu bahasa lambang-lambang
dan hubungan-hubungan. Matematika juga bukan sekadar geometri, yaitu
kajian tentang bentuk, ukuran dan ruang. Matematika juga lebih dari
kalkulus, trigonometri, statistika, pengertian tak terhingga, limit, dan laju
perubahan. Pada dasarnya, matematika ialah suatu cara berpikir, suatu
9
cara menyusun kerangka dasar pembuktian logika. Sebagai cara berpikir,
matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar
atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar (1992:34).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini. Skripsi ini
terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan (deklarasi),
motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar
lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan
bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup
peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah sebagai berikut:
BAB I : Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, dan Sitematika
Penulisan. Bab ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum dari
penelitian ini sebagai arahan bagi bab-bab selanjutnya.
BAB II : Berisi tentang landasan teori, merupakan bagian yang
menjelaskan kajian teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat
pengertian prestasi belajar, upaya guru, tugas dan peran guru, faktor
penghambat dan pendorong upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga.
10
BAB III : Berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan
jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Berisi paparan data dan temuan peneliti yang menjelaskan tentang
kegiatan untuk meningkatkan prestasi belajar dan faktor penghambat dan
pendorong untuk meningkatkan prestasi belajar di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga.
BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan
hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran
berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar pustaka.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika di SD/MI
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar, belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2009: 2). Dalam
Undang-undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1) ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang
dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi
individu dengan lingkungan dan pengalaman. Kata “pembelajaran”
menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh
yang melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial (Zainal Arifin,
2011: 10).
Menurut Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim
dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan
12
siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal, antara guru dengan
siswa dan antara siswa dengan siswa (2006: 28). Pembelajaran itu tidak
sama dengan pengajaran. Pembelajaran menekankan pada aktivitas
peserta didik sedangkan pengajaran menekankan kepada aktivitas
pendidik (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 6). Menurut Muhsetyo
dalam Santi (2016: 16), guru matematika yang profesional dan
mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawasan itu berupa dasar-
dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan
perbaikan pembelajaran matematika, diantaranya yaitu:
1) Teori Thorndike
Teori ini memandang peserta didik sebagai selembar kertas putih,
penerima pengetahuan yang siap secara pasif. Sehingga memandang
mengajar sebagai urutan bahan pelajaran yang disusun secara cermat,
mengkomunikasikan bahan kepada peserta didik, dan membawa mereka
untuk praktik menggunakan konsep atau prosedur baru. Konsep atau
prosedur akan matang jika disertai dengan banyaknya latihan. Teori ini
menekankan banyak memberi praktik dan latihan kepada peserta didik
agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan baik.
2) Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat
perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran
13
matematika diberikan, terutama untuk menyesuaikan keabstrakan bahan
matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat itu. Jika
seorang guru telah memahami Teori Piaget dalam pembelajaran
matematika, maka akan lebih memudahkan guru dan peserta didik untuk
mengajarkan dan memahami materi baru.
3) Teori Georgepolya (pemecahan masalah)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan
pembejaran dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika
sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas
dan mendalam dalam menghadapi suatu masalah.
Karena pembelajaran sebagai suatu sistem dalam pendidikan maka
didalamnya tentu ada tujuan yang ingin dicapai, proses dan melibatkan
serta memanfaatkan komponen-komponen tertentu. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran maka setiap kegiatan pembelajaran pasti memiliki
perencanaan pembelajaran, dan didalamnya selalu ada tahap-tahap yang
harus dilakukan yang secara garis besar ada di dalam perencanaan
pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran
Yang dimaksud dengan set introdacting ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh seorang guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid di dalam kelas agar
14
mental maupun perhatian siswa terpusat pada apa yang akan disampaikan
dan dipelajari siswa sehingga usaha guru tersebut akan memberikan
dampak yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain,
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajarinya.
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada
awal jam pelajaran, tapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti
pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai,
menarik perhatian siswa. Memberi acuan dan membuat kaitan antara
materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan
dipelajarinya.
b) Menyampaikan materi pelajaran
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya misalnya
antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang
belum diketahui.penyampaian informasi secara terencana dengan baik
dan disajikan dengan urutan yang sistematis merupakan ciri utama
kegiaan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek
yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa
di dalam kelas.
15
c) Penggunaan model-model pembelajaran
Dalam proses pendidikan Islam model pembelajaran memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam upaya penyampaian tujuan, karena
ia menjadi sarana yang memberi makna akan materi pelajaran yang
tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami atau diserap oleh anak didik serta menjadi pengertian
fungsional terhadap tingkah lakunya. Oleh karena itu guru dituntut
pandai-pandai memilih model yang sesuai dengan materi, siswa, keadaan
kelas, serta kapan dilaksanakannya model pembelajaran itu.
Berikut ini beberapa contoh model pembelajaran yang sesuai untuk
pembelajaran matematika:
1) Active Learning
Active Learning adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek
didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga betul-betul
berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Active Learning mendasarkan pada proses bukan pada hasil. Dalam
Active Learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan
berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Kegiatan
belajar mengajar harus dimulai dengan hal-hal yang sudah dikenal
peserta didik (Hosnan, 2014: 208-209)
2) Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan
sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait
16
dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan
terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia
pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana belajar menjadi kondusif,
nyaman dan menyenangkan.
3) Realistic Mathematics Education (RME)
RME dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided
reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui proses of
mathematization, yaitu matematika horizontal (fakta, konsep, prinsip,
algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan,
proses empirik) dan vertikal (reorganisasi matematik melalui proses
dalam dunia rasio, pengembangan matematika). Prinsip RME adalah
aktivitas (doing) konstruktivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi),
pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi
informal ke formal), inter-twintment (keterkaitan-interkoneksi antar
konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan
bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4) Cooperative Learning
Menurut Isjoni (2001: 29) model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill)
termasuk interpersonal skill. Model kooperatif adalah model belajar yang
menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu
sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, dan menyatukan
17
pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok
maupun individual.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar.
Slavin (2005: 56) menyatakan bahwa ide utama belajar kooperatif
adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada
kemajuan temannya. Sebagai tambahan, belajar menekankan pada tujuan
dan kesuksessan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota
kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagi
latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.
18
Menurut Ihsan (2007: 163), didalam model Cooperative Learning, ada
berbagai jenis metode dalam pembelajaran, diantaranya:
(a) Metode ceramah, yaitu guru memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu tertentu dan waktu tertentu pula.
(b)Metode tanya jawab, metode mengajar yang mengaktifkan siswa yang
paling sederhana adalah metode tanya jawab (Ibrahim dkk, 1996: 44).
(c) Metode diskusi, yaitu menghadapkan siswa dalam suatu persoalan,
dimana persoalan tersebut tak dapat dipecahkannya oleh hanya satu
jawaban atau satu cara saja.
(d)Metode eksperimen, metode ini biasanya dilakukan dalam suatu
pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya,
biasanya terhadap ilmu-ilmu alam yang didalam penelitiannya
menggunakan metode yang sifatnya objektif.
(e) Metode demonstrasi, yaitu metode mengajar tersendiri untuk
mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang memerlukan peragaan, atau
sebagai metode pelengkap dari metode ceramah (Ibrahim dkk, 1996:
43-44).
(f) Metode pemberian tugas, yaitu suatu cara dalam KBM dimana guru
memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas
tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
(g)Metode drill (latihan), yang bermaksud supaya pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai
sepenuhnya.
19
(h)Metode kerja kelompok, untuk memecahkan masalah siswa di kelas
perlu dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok untuk menyerahkan
suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama.
(i) Metode tutor sebaya (peer tutoring method), dimana siswa belajar
dalam kelompok diskusi beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas
dibawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor
sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki
tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi
ajar.
d) Menggunakan alat peraga
Alat peraga pengajaran, teaching aids atau audiovisual aids (AVA)
adalah alat-alat yang digunakan ketika mengajar untuk membantu
memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan
mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang
menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan.
Sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar
atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang
diterimanya.
e) Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Suatu kondisi belajar
yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
20
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran, juga hubungan interpersonal yang
baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat
keberhasilan pengelolaan kelas.
f) Evaluasi
Evaluasi di setiap akhir pembelajaran adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa sehingga bisa
dijadikan sebagai dasar dalam penentuan perlakuan lanjut. Evaluasi
dalam pembelajaran biasanya berupa penilaian di akhir pelajaran yang
biasanya disebut dengan evaluasi formatif.
g) Menutup pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha
menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. Mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar.
b. Pengertian Matematika
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1) adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
21
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil. Sedangkan Hakikat matematika menurut Soedjadi
dalam Heruman 2010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu
pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Menurut Andi Hakim Nasution, matematika itu bukan sekadar
aritmetika saja, yaitu ilmu tentang bilangan dan hitung-menghitung.
Matematika juga bukan sekedar aljabar, yaitu bahasa lambang-lambang
dan hubungan-hubungan. Matematika juga bukan sekadar geometri, yaitu
kajian tentang bentuk, ukuran dan ruang. Matematika juga lebih dari
kalkulus, trigonometri, statistika, pengertian tak terhingga, limit, dan laju
perubahan. Pada dasarnya, matematika ialah suatu cara berpikir, suatu
cara menyusun kerangka dasar pembuktian logika. Sebagai cara berpikir,
matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar
atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar (1992:34).
Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari
struktur, perubahan, dan ruang. Dalam pandangan formalis, matematika
adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak
menggunakan logika simbolik dan notasi matematika. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan
sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan.
22
Muhsetyo dalam Santi (2016: 26) mengatakan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta
didik melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga peserta didik
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan
seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika dan
pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk
berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.
Menurut Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika adalah
suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan
penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Menurut Cobb (Erman Suherman, 2003: 71) pembelajaran
matematika sebagai proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Dalam pembelajaran
matematika terdapat aktivitas belajar matematika dimana siswa bukan
hanya menghafal, namun juga memahami konsep-konsepnya secara
berurutan.
Pembelajaran matematika adalah belajar tentang konsep dan
struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta
mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika didalamnya.
23
Pembelajaran matematika merupakan proses membuat orang melakukan
proses belajar matematika sesuai dengan rencana untuk kepentingan
perubahan perilaku maupun pola pikir matematika orang yang belajar.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan proses aktif dan konstruktif sehingga siswa mencoba
menyelesaikan masalah yang ada sekaligus menjadi penerima atau
sumber materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan
struktur matematika di dalamnya.
c. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Tujuan Matematika di sekolah dalam Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Kemendikbud tahun 2011 menjelaskan bahwa matematika diajarkan
disekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung
ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan
matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi:
1) Tujuan bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian peserta didik.
2) Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan
memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih rinci, tujuan matematika dipaparkan pada buku standar
kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
24
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan-perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (Permendiknas RI) No. 22 Tahun 2006, halaman 417, Ruang
lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Bilangan
2) Geometri dan pengukuran
3) Pengolahan data
2. Problematika Guru dalam Mengajar Matematika di Madrasah
Ibtidaiyah (MI)
a. Permasalahan dalam Penguasaan Materi
25
Keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kualitas guru
dalam praktek pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran
merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru. Dalam
dunia pendidikan, guru berperan sebagai pengajar dan pendidik, yang
dalam hal ini memiliki kemampuan pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen). Seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajar
dengan berhasil itulah yang dimaksudkan sebagai kompetensi
profesional guru.
Komponen kompetensi profesional guru yaitu:
1) Penguasaan materi ajar
2) Kemampuan mengelola pembelajaran
3) Pengetahuan tentang evaluasi
Ketika seorang guru akan menyampaikan suatu materi kepada
siswanya, hal terpenting yang harus dipenuhi adalah penguasaannya
terhadap materi ajar yang akan disampaikan. Karena ketika seseorang
sudah memahami suatu materi ia akan mudah menjelaskan dan
memahamkan oranglain mengenai materi yang di sampaikannya
tersebut. Namun jika seseorang itu sendiri tentang apa yang akan
disampaikannya maka ia akan susah untuk menjelaskan dan
memahamkan oranglain mengenai materi yang disampaikannya.
b. Permasalahan dalam Penerapan Metode
26
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan yang
ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah dan Zain, 2002:
46) salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi
pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Djamarah dan
Zain, 2002: 72).
Mengajar yang berhasil menuntut penggunaan metode yang tepat.
Setiap guru tentu mempunyai metode dan seorang guru yang baik akan
memahami metode yang digunakannya dengan baik. Setiap guru
dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat
dalam melaksanakan pembelajaran. Namun yang perlu ditekankan yaitu
metode apapun yang direncanakan guru hendaknya dapat
mengakomodasi secara menyeluruh prinsip-prinsip kegiatan belajar
mengajar yaitu berpusat pada siswa (student centered), belajar dengan
malakukan (learning by doing), mengembangkan kemampuan sosial,
mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, dan mengembangkan
kreativitas dan keterampilan memecahkan (Susanto, 2013: 43-44).
c. Permasalahan dalam Penggunaan Media Pembelajaran
27
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu
proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok yaitu
komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa),
dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.
Tujuan proses belajar-mengajar dapat dicapai dengan baik bila
ditunjang oleh berbagai faktor, antara lain media pendidikan. Media
pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan dalam perencanaan pengajaran. Dalam kondisi
ini penggunaan media pendidikan dapat meningkatkan efisiensi proses
dan mutu hasil belajar-mengajar (Oemar Hamalik, 2014: 64-65).
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan
pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukisnya dalam sebuah
kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of
experience). Kerucut Dale saat ini dianut secara luas untuk menentukan
alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh
pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang
dikemukakan oleh Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman
belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau
mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan
melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran,
28
contohnya melalui pengalaman langsung maka akan semakin banyak
pula pemahaman yang diperoleh. Sebaliknya, semakin abstrak siswa
mempelajari bahan pengajaran, contohnya hanya mengandalkan bahasa
verbal maka semakin sedikit pula pemahaman yan didapatkan oleh
siswa.
d. Permasalahan dalam Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan
kata kelas. Kata pengelolaan memiliki arti yang sama dengan kata
management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen. Menurut Mulyasa, manajemen pendidikan
merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (2007:
07). Kelas adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti pembelajaran.
Djamarah menjelaskan dalam bukunya bahwa pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses interaksi edukatif. Yang dimaksud dalam hal ini misalnya
penghentian tingkah laku anak yang menyeleweng perhatian kelas,
perhatian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kerja siswa, atau
penetapan norma kelompok produktif (2000: 145).
Mulyasa (2007: 91) mengemukakan bahwa pengelolaan kelas
merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran
29
yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran. Pengertian pengelolaan kelas di atas sesuai dengan ayat
Al-Quran Surat As-Sajdah ayat 5 yang berbunyi:
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian
(urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu”.
Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan pengelolaan kelas
memiliki komponen sebagai berikut:
1) Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal
a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara
seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan
reaksi terhadap gangguan di kelas.
b) Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta
didik dalam pembelajaran.
d) Memberi petunjuk yang jelas.
e) Memberi teguran secara bijaksana.
f) Memberikan penguatan jika diperlukan.
30
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi
belajar yang optimal
a) Modifikasi perilaku
(1) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan
(2) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan
(3) Mengurangi perilaku yang buruk dengan hukuman
b) Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan
keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah.
c) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah
(1) Pengabaian yang direncanakan
(2) Campur tangan dengan isyarat
(3) Mengawasi dengan ketat
(4) Mengakui perasaan negative peserta didik
(5) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
(6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu perasaannya
(7) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu konsentrasi
(8) Menyusun kembali program
(9) Menghilangkan ketegangan dan humor
(10) Mengekang secara fisik (2007: 127).
Peran seorang guru dalam pengelolaan kelas sangat penting
khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik.
Karena secara prinsip, guru memegang dua tugas masalah pokok
sekaligus, yakni masalah pengajaran, dimaksudkan segala usaha
31
membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya,
masalah pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran
berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas.
Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar rendah, tidak sesuai
dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu
pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dari
uraian di atas jelaslah seberapa pentingnya pengelolaan kelas guna
menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
a. Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa
Memotivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan pembelajaran. Motivasi adalah tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu. Siswa akan belajar dengan sunggguh-sungguh apabila memiliki
motivasi yang tinggi. Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki
32
kemampuan membangkitkan motivai belajar siswa sehingga dapat
mencapai tujuan belajar (Mulyasa, 2007: 112).
Dalam hal ini Frandsen mengemukakan bagaimana menyusun
tugas-tugas, agar dapat menimbulkan motivasi bagi siswa, antara lain:
1) Tugas adalah sesuatu yang kita buat, baik mudah maupun sukar.
Oleh karena itu pendidik harus mengerti cara-cara mem-bangkitkan
kemampuan siswa-siswa yang lemah agar merasa mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan tugas.
2) Tugas berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
3) Pelajaran yang diberikan di dalam kelas harus dapat memberikan
kemungkinan untuk mengembangkan kemampuan belajar dan
memberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menyelesaikan
pekerjaan di rumah.
4) Guru hendaknya memberikan kontrol terhadap pekerjaan siswa.
5) Guru hendaknya adil dalam memberikan tugas-tugas karena siswa
akan bekerja dengan baik apabila mereka merasa aman dan dihargai.
b. Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa
Menurut Sulthon Masyhudi dalam Bahroin (2017: 46) bimbingan
dalam proses pendidikan di sekolah ialah proses memberikan bantuan
kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar
akan diri pribadinya dan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk
melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat
menolong dirinya sendiri, menghadapi dan memecahkan masalah-
33
masalahnya. Semua demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi
memajukan kesejahteraan mentalnya.
Secara umum dan luas program bimbingan dilaksanakan dengan
tujuan sebagai berikut:
1) Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.
2) Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan
produktif dalam masyarakat.
3) Membantu individu dalam mencapai harmoni cita-cita dan
kemampuan yang dimilikinya. Masyhudi (Bahroin, 2017: 130).
4) Bimbingan dapat dikatakan berhasil apabila individu yang
mendapatkan bimbingan itu berhasil mencapai keempat tujuan
tersebut secara bersama-sama.
c. Upaya-upaya dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Proses atau pelaksanaan pendidikan adalah usaha dalam
mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan inilah arti
pentingnya cara-cara atau metode bagaimana kecakapan atau
pengetahuan akan disampaikan kepada siswa. Proses belajar mengajar
merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sehubungan denan
pelaksanaan pengajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka
pelajaran, menyampaikan materi pelajaran/menjelaskan menggunakan
metode-metode, mengajar menggunakan alat peraga, pengelolaan kelas
dan menutup pelajaran.
d. Upaya-upaya dalam Evaluasi Siswa
34
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang
harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feed-back)
bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan
kegiatan pembelajaran (Zainal Arifin, 2011: 02).
Manfaat Hasil Evaluasi Pendidikan yaitu:
1) Membantu memutuskan kesesuaian dan keberlangsungan dari tujuan
pembelajaran dan kegunaan materi pembelajaran;
2) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari strategi pengajaran
(metode dan teknik belajar mengajar) yang digunakan (Elis dan
Rusdiana, 2015: 14).
Jenis-jenis evaluasi:
1) Evaluasi sumatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran pada suatu program atau sejumlah unit pelajaran
tertentu.
2) Evaluasi diagnostik, untuk membantu para siswa mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi. Evaluasi itu
bermanfaat untuk meneliti atau mencari sebab kegagalan atau
dimana letak kelemahan siswa dalam mempelajari materi tertentu.
3) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap kali
selesai pelaksanaan pembelajaran tertentu. Manfaat yang hendak
dicapai adalah untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran
untuk suatu materi pembeljaran tertentu.
35
B. Kajian Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini penulis cantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya adalah:
1. Sartika (2016) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SDN
Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara, menyimpulkan bahwa upaya guru
PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yakni menggunakan
metode –metode yang dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran,
metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menarik dan
menyenangkan, memberikan kisah-kisah teladan para nabi dan sahabat,
memberikan latihan dan bimbingan konseling atau lebih tepatnya
pendalaman materi, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
merangsang keaktifan siswa dalam belajar, kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum 2013, memberikan pengayaan, mengulang materi bagi
nilai yang rendah dengan waktu yang sama tempat yang berbeda,
memberikan pekerjaan rumah (PR) setiap akhir materi dan melakukan
ulangan harian setiap 1 bulan sekali. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
dan mengetahui apakah upaya yang dilakukan guru PAI dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu upaya-
upaya yang dilakukan guru PAI kelas 3 dan 4 di SDN Kaliabang Tengah
07 memberikan hasil yang baik, prestasi belajar mereka meningkat
meskipun dalam proses yang cukup panjang dan dengan grafik yang tidak
36
terlalu pesat. Berdasarkan penulusuran referensi tersebut, penelitian
tersebut tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Kaliabang Tengah VII Bekasi
Utara sedangkan yang akan peneliti teliti adalah guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga.
2. Eva Sukreni (2015) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Fiqih di
Madrasah Aliyah Manaratul Islam menyimpulkan bahwa upaya guru
dalam meningkatkan prestasi belajar fiqh yakni pada proses belajar
mengajar di kelas menggunakan pendekatan kitab kuning yaitu fathul
qarib dimana kitab kuning digunakan dalam diskusi dan menggunakan
sumber belajar yang lain seperti buku pegangan guru yaitu fiqih dari
Departemen Agama dan Internet, dan upaya pada kegiatan kegiatan tindak
lanjut yang dilakukan oleh guru tersebut dari hasil evaluasi yang dilakukan
adalah bimbingan belajar, membuat silabus dan rpp dari tahapan
perencanaan, dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan cara
pemberian sanksi, dapat menghilangkan kejenuhan siswa dengan cara
menyelingkan pelajaran dengan kisah sahabat maupun menyanyi religi,
pemberian motivasi terhadap siswa sebelum memulai pelajaran, pemberian
contoh atau teladan terhadap siswanya , dari tahapan evaluasi membuat
soal uraian, essay dan hafalan dan dari tahapan tindak lanjut guru pun
memberikan remedial. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
37
upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh positif dan memberikan hasil yang baik,
prestasi belajar mereka meningkat meskipun dalam proses yang cukup
panjang. Berdasarkan penulusuran referensi tersebut, penelitian tersebut
tentang upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada
Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Manaratul Islam sedangkan yang
akan peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan
Salatiga.
3. Titi Yuniati (2012) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja Kabupaten
Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013 menyimpulkan bahwa upaya guru
dalam meningkatkan prestasi belajar PAI yakni Meningkatkan kualitas dan
kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Upaya ini dilakukan dengan
cara mengadakan pelatihan PTK, KKG, mengikuti diklat, dan seminar
dinas pendidikan di tingkat Kecamatan; Menerapkan metode pembelajaran
bervariasi yang diharapkan mampu membuat proses pembelajaran berjalan
dengan lebih kondusif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;
Pemanfaatan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran dan
sarana dalam penyampaian materi sehingga siswa mudah dalam
memahami materi; Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, meliputi:
kajian Agama Islam, Hadroh, Tilawatil Qur'an dan baca tulis Al-Qur‟an;
38
Melakukan kerjasama dengan orang tua siswa. Dengan adanya kerjasama
ini maka materi yang telah disampaikan oleh guru PAI di sekolah dapat
terkait atau ada dukungan dari orang tua siswa dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya
guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja
Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Upaya yang dilakukan guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor telah mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penulusuran referensi
tersebut, penelitian tersebut tentang upaya guru dalam meningkatkan
prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sedangkan
yang akan peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan Salatiga Tahun 2018.
4. M. Bahroin (2017) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Agama
Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Sunan Ampel Ketitang Poncokusumo Malang menyimpulkan
bahwa upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar yakni
melakukan perencanaan yang baik dan matang, pengguna metode yang
bervariasi, menggunakan sarana prasarana yang mendukung dengan baik,
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan sekolah maupun luar sekolah,
memotivasi siswa dan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
39
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru agama islam dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Sunan
Ampel Ketitang Poncokusumo Malang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di madrasah
tsanawiyah sunan ampel ketitang poncokusumo malang telah mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa . Berdasarkan penulusuran referensi
tersebut, penelitian tersebut tentang upaya guru pendidikan agama islam
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah
Sunan Ampel Ketitang Poncokusumo Malang sedangkan yang akan
peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan
Salatiga tahun 2018.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena
membutuhkan pemahaman fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Sehingga peneliti secara langsung mengamati fenomena yang diamati, kemudian
mendeskripsikan data yang diperoleh dengan bentuk naratif deskriptif.
Metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati (Moleong, 2009:4). Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya
(Nasution, 2003: 5).
Menurut Prof. Sugiyono, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
41
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (2015: 7).
Penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri
(Furchan, 1992: 21). Menurut Sukmadinata (2007: 60) penelitian kualitatif yaitu
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individu maupun kelompok.
Laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran
penyajian laporan secara jelas. Peneliti akan mengkaji per-masalahan
secara langsung dengan sepenuhnya melibatkan diri pada situasi yang diteliti dan
mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
B. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga. Alasan peneliti menjadikan MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga sebagai objek penelitian di dasarkan pada hal berikut:
(1) MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga adalah lembaga pendidikan
yang bernafaskan Islam yang merupakan prospek cerah masa depan yang baik.
(2) Semakin tahun kepercayaan masyarakat dan pemerintah dalam hal
Kementrian Agama semakin memberikan perhatian yang baik. (3) Alasan
lainnya adalah ketertarikan peneliti karena di MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan Salatiga prestasi belajar matematika siswa kelas IV pada tahun 2018
meningkat ke arah yang baik.
42
Waku penelitian di MIN Salatiga yaitu dimulai pada tanggal 15 Februari 2018
sampai 15 Maret 2018 sedangkan waktu penelitian di MI Ma’arif Pulutan
dimulai pada 26 Maret sampai 26 April 2018.
C. Sumber data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Sumber data terbagi menjadi dua bagian yaitu sumber data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak
pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak pendapat dan lain-lain. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari pihak kedua, biasanya diperoleh
melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data (Arikunto, 2013:
172). Pada penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yakni:
1. Sumber Data Primer
Sumber data utama yang akan dihimpun adalah guru dan karyawan di MIN Salatiga
dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga, untuk mengetahui implementasi prestasi
belajar siswa ditinjau dari peran guru serta kontribusi guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV pada tahun 2018.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data pendukung merupakan data-data yang digunakan untuk
memperkuat sumber data utama atau data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai sumber lainnya. Sumber data pendukung di sini adalah buku-buku
yang bisa dijadikan referensi, dan data ini bisa diperoleh dari perpustakaan atau
laporan-laporan penelitian terdahulu.
Jadi data sekunder penelitian dapat kita dapatkan dari sumber selain orang.
43
Misalnya buku, hasil penelitian terdahulu, kegiatan pembelajaran dan sebagainya
(Bahroin, 2017: 59). Karena penelitian ini mencari informasi tentang upaya guru
dalam meningkatkan prestasi belajar matematika maka peneliti pada data
sekunder mengambil sumber pada kegiatan-kegiatan yang mendukung mata
pelajaran matematika baik di kelas maupun di luar kelas.
D. Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah peninjauan secara cermat (Depdikbud, 2007: 794). Sebagai
metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki
yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi,
1980:136). Peneliti melakukan pengamatan-pengamatan terhadap gejala-gejala
subjek yang diteliti antara lain kegiatan-kegiatan dan fasilitas yang tersedia
dalam rangka menunjang implementasi dan kontribusi guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan
Salatiga pada tahun 2018. Observasi ini digunakan sebagai langkah awal untuk
menemukan permasalahan yang ada hubungannya dengan implementasi dan
kontribusi guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga pada tahun 2018.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh
44
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, 2009: 186).
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data langsung secara lebih mendalam
dan akurat tentang permasalahan yang diteliti. Dalam pelaksanaannya peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang mengetahui permasalahan
seputar proses pelaksanaan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada
tahun 2018 di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga. Permasalahan
yang akan dicari dan diteliti dengan metode wawancara antara lain: (1)
Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga? (2) Adakah
persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga? (3)Apa faktor
penghambat dan pendorong prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN
Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018? (4) Bagaimanakah
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga d a n MI Ma’arif
Pulutan Salatiga Tahun 2018?
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara: (Arikunto, 2010:
270)
a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya membuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreatifitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. pewawancaralah
45
sebagai pengemudi jawaban responden.
b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai. Peneliti akan
menggunakan jenis wawancara yang pertama yaitu pedoman wawancara
tidak terstruktur karena peneliti dapat menanyakan hal-hal yang lebih
mendalam terkait topik yang sedang dibahas serta hemat waktu.
3. Dokumentasi
Arikunto (2010: 274) menyatakan metode dokumentasi sebagai cara untuk
mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk mencari data yang berupa dokumen yang
berhubungan dengan upaya kepala madrasah daan guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan Salatiga Tahun 2018. Antara lain tentang sejarah singkat MIN Salatiga
dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga, letak geografis MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan Salatiga, visi misi, struktur organisasi kabintal, sarana dan prasarana,
kondisi guru dan siswa, dan implementasi serta kontribusi guru dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan
MI Ma’arif Pulutan Salatiga.
Supaya lebih mudah untuk dipahami maka penulis membuat tabel tentang data,
sumber data dan teknik pengumpulan data penelitian:
Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data
46
No. Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan
Data
1. KBM matematika
di kelas IV.
Guru dan siswa Observasi
2. Upaya guru
Guru dan
Kamad
Wawancara
3. Faktor pendukung
dan penghambat
upaya guru.
4. Prestasi belajar
matematika siswa
kelas IV
5. Profil Madrasah Waka
kurikulum
Dokumentasi
E. Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain,
sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain (Sugiyono, 2015: 244). Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif
untuk mengolah data dari lapangan yaitu:
1. Pengumpulan data
Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh dengan
menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara mendalam (indepth
interview), observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan jalan membuat abstraksi, abstraksi merupakan
usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang
perlu dijaga dalam penelitian ini.
3. Penyajian data
Penyajian data merupakan kegiatan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
47
atau keadaan sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yaitu permasalahan penelitian yang menjadi pokok pemikiran
terhadap apa yang akan diteliti, sehingga mendapatkan gambaran dari apa yang
sesungguhnya menjadi tujuan penelitian.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Validitas data atau keabsahan data adalah suatu instrumen yang telah memiliki
ketepatan. Validitas data digunakan dalam teknik triangulasi. Menurut Moleong
(2009: 330), triangulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain”.
Menurut Sugiyono dalam Chusna (2016: 52-54), bahwa uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas interbal),
transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), confirmability
(obyektivitas). Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas untuk menguji
keabsahan data. Menurut Sugiyono dalam Chusna, uji kredibilitas data atau
kepercayaan dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis
kasus negatif, dan member check. Uji kredibilitas data pada penelitian ini
dilakukan dengan triangulasi.
Menurut Sugiyono dalam Chusna, triangulasi sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi sumber
untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber berusaha mendapatkan
87
data dari sumber yang berbeda-beda dengan menggunakan teknik yang sama.
Menurut Sugiyono (Chusna, 2005: 127), jenis- jenis triangulasi yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber dapat
dilihat daripada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 Proses Triangulasi Sumber Pengumpulan Data
(Satu teknik pengumpulan data pada macam-macam sumber data A, B dan C)
(Sugiyono, 2011: 242 dalam Chusna)
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yakni
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi teknik dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Wawancara
mendalam A
B
C
Observasi
Wawancara Sumber
data sama
Dokumentasi
88
Gambar 3.2 Proses Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
(bermacam-macam cara pada narasumber yang sama) (Sugiyono, 2011: 242
dalam Chusna)
Berdasarkan penjelasan di atas, uji keabsahan data dapat menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Pada penelitian ini uji keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber data
untuk menguji kredibilitas data dilakuakn dengan cara melakukan wawancara
dengan guru kelas IV dan siswa kelas IV. Sedangkan triangulasi teknik untuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh
dari sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi teknik
penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Waktu mempengaruhi kredibilitas suatun data. Dalam pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui wawancara,
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
89
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Paparan Data
1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
a. Identitas Madrasah
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
Alamat Sekolah : Dusun Gamol RT 04/06 Desa Kecandran
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
NSM : 111133730001
NPSN : 60713834
Kode Pos : 50723
Tahun didirikan : 1997
Waktu Beroperasi : 17 / 04 / 1997
Status Tanah : Milik Yayasan
Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat Akte
Status Banguanan : Milik Negara
Luas Bangunan : 504 M2
b. Data Ruang
1) Ruang Kepala Madrasah : 1 ruang
90
2) Ruang Guru : 1 ruang
3) Ruang Perpustakaan : 1 ruang
4) Ruang Tata Usaha : 1 ruang
5) Ruang kelas : 13 ruang
6) Toilet Siswa : 3 ruang
7) Toilet Guru : 1 ruang
8) Gudang : 1 ruang
9) Ruang UKS : 1 ruang
10) Mushola : 1 ruang
11) Koperasi : 1 ruang
c. Keadaan Lingkungan Sekolah
1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah :
a) Sebelah selatan : Rumah Warga
b) Sebelah barat : Rumah Warga
c) Sebelah timur : Rumah Warga dan Kebun Salak
d) Sebelah utara : Rumah Warga
2) Kondisi lingkungan sekolah
Lingkungan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Dengan
lingkungan yang kondusif, maka kegiatan siswa maupun guru dapat
berjalan dengan lancar. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan,
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga terletak pada posisi yang cukup
kondusif dan strategis untuk kegiatan pembelajaran. Letaknya diberada
di jalan lingkar salatiga. Madrasah ini terletak di dusun Gamol. Kira-
91
kira dapat ditempuh sekitar 15 menit dari kota Salatiga dan mudah
diakses dari berbagai arah. Banyak warga sekitar yang mempercayakan
putra-putri untuk menimba ilmu di Madrasah yang satu-satunya
Madrasah Negeri di Kota Salatiga.
d. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
1) Visi Madrasah
“Unggul dalam prestasi dan berakhlak mulia”
2) Misi Madrasah
a) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
b) Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
c) Meningkatkan kegiatan pengembanan diri dan ekstrakuriler
d) Membiasakan nilai-nilai keagamaan
e) Meningkatkan potensi peserta didik
f) Membiasakan budaya tertib dan disiplin
g) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
3) Tujuan Madrasah
a) Terwujud peserta didik yang berprestasi dalam bidang akademik dan
non akademik
b) Terwujud dalam nilai ujian madrasah rata-rata 6,5
c) Terwujud peserta didik dalam penguasaan dasar-dasar komputer
d) Terbentuknya pribadi peserta didik yang islami
e) Terwujudnya eksistensi madrasah yang kompetitif
f) Terwujudnya transparasi manajemen madrasah yang akuntabel
92
e. Data Guru dan Pegawai di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
No. Nama Guru Jabatan
1. Samhadi, S.Pd Kepala Madrasah
2. Ruchani, M.Pd.I Kurikulum dan Guru Kelas V B
3. Mustafifah, S.Pd.I Guru Kelas I A
4. Zuhrotun, S.Pd.I Guru Kelas I B
5. Dra. Mukhasanah Guru Kelas IC
6. Abdul Rohim, S.Pd.I Guru Kelas II A
7. Tri Pujiastiti, S.Ag., M.Pd. Guru Kelas II B
8. Rozikin, S.Ag Guru Kelas II C
9. Taat Santoso, S.Pd Guru Kelas III A dan Bendahara
10. Aminudin Latif, S.Pd.I Guru Kelas III B
11. Khoiron, S.Ag Guru Kelas IV A
12. Nur Zainudin, S.Pd.I Guru Kelas IV B dan Badan
Kesiswaan
13. Nur Hidayah, S.Pd.I Guru Kelas V A
14. Mahsun Azmi, S.Ag Guru Kelas VI B
15. Humaidi, S.Pd.I Guru PAI
16. Ahmad Tamizin, S.Pd.I Guru PAI
17. Wawan Qodratullah Tata Usaha dan Pustakawan
18. Abdul Manaf, S.Pd Guru Olahraga, Bendahara dan
Petugas UKS
19. Supri Pembantu Umum
20. Ponimin Pembantu Umum
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai di MIN Salatiga
f. Data Siswa Tahun Ajaran 2017/ 2018
Kelas I A (Putra-putri) : 23 siswa
Kelas I B (Putra-putri) : 22 siswa
93
Kelas I C (Putra-putri) : 22 siswa
Kelas 2A (Putra-putri) : 22 siswa
Kelas 2B (Putra-putri) : 21 siswa
Kelas 2C (Putra-putri) : 21 siswa
Kelas 3A (Putra-putri) : 29 siswa
Kelas 3B (Putra Putri) : 28 siswa
Kelas 4A (Putra-putri) : 30 siswa
Kelas 4B (Putra-putri) : 31 siswa
Kelas 5 A (Putra-putri) : 27 siswa
Kelas 5 B (Putra-putri) : 27 siswa
Kelas 6 (Putra-putri) : 27 siswa
2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Salatiga
a. Identitas Sekolah
Nama : MI Unggulan Ma’arif Pulutan
Alamat : Jalan Dipomenggolo nomor 25
Kelurahan : Pulutan
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Provins : Jawa Tengah
Kode Pos : 50716
Telepon : (0298) 328996
E-mail : [email protected]
Jenjang : MI
94
Status : Swasta
Jumlah Siswa : 512
Jumlah Guru : 30
Jumlah Kelas : 21
Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Basith, M.Pd.I
b. Struktur Organisasi
1) Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Basith, M.Pd.I
2) Bendahara : Siti Anisah, S.Pd.I
3) Tata Usaha : Isna Maziyati, AMD
4) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Kurikulum : Aini Nur Faizah, S.Pd
5) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Kesiswaan : Umi Tasrifah, S.Pd
6) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Sarpras : Saefudin Kolyubi, S.Pd.I
7) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Humas : M. Agus Indriyanto, S.Pd.I
8) Guru BK : Yeni Setiyawan, S.Ps.I
9) Guru Mata Pelajaran : Saefudin Qolyubi, S.Pd.I ,
Khurotul Aini, S.Pd.I, RA Mulia Aminah, Lc , Murtadho, S.Ag
10) Tenaga Kebersihan dan Penjaga Sekolahan : Khusnul, Nur Wahid.
c. Sejarah MI Ma’arif Pulutan Salatiga
MI Ma’arif Pulutan didirikan pada tahun 1954 oleh para tokoh
masyarakat Desa Pulutan antara lain KH. Asnawi, H. Qolyubi, H.
Achmad, KH. Nawawi, H. Ridwan, dan H. Abdur Rouf.
95
Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar berlangsung di
beberapa rumah penduduk yang dipinjam oleh madrasah. Rumah-rumah
ter sebut antara lain milik H. Ridwan, H. A. Insan, H. Abdur Rouf, H.
Qolyubi, dan Amin Ansor. Proses pembelajaran berlangsung sangat
sederhana dengan sistem klasikal dan menggunakan media pembelajaran
yang sangat terbatas. Manajemen madrasah yang diterapkan juga sangat
sederhana, bahkan para guru yang mengajar di madrasah tidak
mendapatkan gaji dari madrasah. Jumlah siswa pada masa-masa awal ini
relatif besar rata-rata 50 siswa per kelas.
Kondisi ini berjalan sampai dengan tahun 1962, dimana madrasah
menempati gedung belajar yang tidak berpencar-pencar yakni di rumah
H. Ridwan. Pada tahun 1966 kegiatan pembelajaran madrasah berpindah
menempati Balai Desa Pulutan. Pada tahun 1968 masyarakat
menghendaki pendirian gedung madrasah. Maka didirikanlah gedung
madrasah 4 ruang kelas dengan menggunakan areal tanah desa. Melihat
kondisi MI yang masih berdiri di tanah desa, maka keluarga Bani Yusuf
mengambil prakarsa untuk mewakafkan sebagian tanah guna
pembangunan gedung madrasah. Pembangunan gedung mulai dilakukan
dengan dukungan dana dari Keluarga Bani Yusuf. Gedung unit I
berjumlah 5 ruang kelas untuk Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) dan
gedung unit II berjumlah 5 ruang kelas untuk Madrasah Ibtida’iyah
(MI). Kondisi madrasah ini berlangsung hingga sekarang dengan
berbagai kekurangan, kelebihan, hambatan, maupun tantangan yang ada.
96
d. Visi, Misi, Tujuan dan Target Madrasah
1) Visi Madrasah
Terwujudnya centre of excellence on Elementery School dalam agama,
dan budi pekerti, bahasa, dan sains-tech.
2) Misi Madrasah
a) Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa, dan tanah
air.
b) Menanamkan nilai-nilai ajaran Islam Ahlusunah Wal Jamaah dalam
perilaku sehari-hari.
c) Membentuk akhlak mulia dan berprestasi tinggi.
d) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan beragam bahasa
(Arab, Inggris, dan Jawa).
e) Membekali Sains-tech tepat guna.
3) Tujuan Madrasah
a) Membentuk lulusan madrasah yang memiliki aqidah islamiyah
mantap.
b) Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c) Menciptakan lulusan madrasah yang memiliki keluasan wawasan
mengenai agama Islam
d) Membentuk lulusan madrasah yang rajin beribadah.
97
e) Membentuk lulusan madrasah yang mengedepankan moralitas dan
akhlaq al-karimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
f) Menciptakan lulusan madrasah yang kompetitif baik untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam
kehidupan sehari hari.
4) Target Madrasah
a) Membekali lulusan dengan aqidah islamiyah.
b) Membekali lulusan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Membekali lulusan dengan ilmu agama Islam.
d) Membiasakan lulusan dengan moralitas keislaman dan akhlaq al-
karimah.
e) Membekali lulusan dengan rajin beribadah.
e. Administrasi Perlengkapan
Komponen Indikator Ada/
Tidak
ada
Teratur/
Tidak
Pelasana
KS/G/T
U
A. Perencanaan 1. Daftar pengajuan/
pembelian
Ada Teratur TU
a. Setiap minggu Tidak
ada
- -
b. Setiap bulan Ada Teratur TU
c. Setiap tahun Ada Teratur TU
2. Tempat
penyimpanan
barang
Ada Teratur TU
98
3. Catatan
pemeliharaan
barang
Ada Teratur TU
4. Daftar sewa
barang
Ada Teratur TU
B. Pengelolaan 1. Daftar Pinjaman
barang
Ada Teratur Sarpras
2. Daftar tata cara
penggunaan
Ada Teratur Sarpras
3. Daftar penerimaan
barang
Ada Teratur Sarpras
4. Buku pemeriksaan
barang
Ada Teratur Sarpras
5. Buku inventaris
barang
Ada Teratur Sarpras
6. Daftar inventaris
barang tiap
ruangan
Ada Teratur Sarpras
C. Inventaris
Barang
1. Kartu nomor
inventaris barang
Ada Teratur Kepala
Sekolah
2. Sertifikat tanah Ada Teratur Kepala
Sekolah
3. Surat ijin
mendirikan
bangunan
Ada Teratur Kepala
Sekolah
4. Gedung Ada Teratur Kepala
Sekolah
5. Ruang Kepala
Sekolah
Ada Teratur Kepala
Sekolah
6. Ruang guru Ada Teratur Kepala
99
Sekolah
7. Ruang TU Ada Teratur Kepala
Sekolah
8. Ruang kelas Ada Teratur Kepala
Sekolah
9. Ruang serbaguna Ada Teratur Kepala
Sekolah
10. Ruang tamu Ada Teratur Kepala
Sekolah
11. Gudang Ada Teratur Kepala
Sekolah
12. Ruang UKS Ada Teratur Kepala
Sekolah
13. Ruang Ibadah Ada Teratur Kepala
Sekolah
D. Keadaan
Barang/
Ruang
1. Ruang
perpustakaan
Ada Teratur Kepala
Sekolah
2. KM/ toilet
3. Ruang
Laboratorium
Ada Teratur Kepala
Sekolah
4. Ruang penjaga Ada Teratur Kepala
Sekolah
5. Dapur Ada Teratur Kepala
Sekolah
6. Meja dan kursi Ada Teratur Kepala
Sekolah
7. Papan tulis Ada Teratur Kepala
Sekolah
8. Perabot sekolah
lainnya
Ada Teratur Kepala
Sekolah
100
9. Halaman Ada Teratur Kepala
Sekolah
10. Taman Ada Teratur Kepala
Sekolah
11. Tempat parkir Ada Teratur Kepala
Sekolah
12. Kantin Ada Teratur Kepala
Sekolah
E. Penghapusan/
mutasi
barang
1. Daftar mutasi
barang
Ada Teratur Sarpras
dan TU
2. Daftar
penghapusan
barang
Ada Teratur Sarpras
dan TU
3. Arsip ditempatkan
dalam tempat
khusus:
Ada Teratur Sarpras
dan TU
a. Map Ada Teratur Sarpras
dan TU
b. Filling cabinet Tidak
ada
- -
4. Map/ ordner di
letakkan di lemari
Ada Teratur Sarpras
dan TU
Tabel 4.2 Administrasi Perlengkapan MI Ma’arif Pulutan Salatiga
B. Analisis Data
1. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga
a. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
101
Upaya-upaya yang dilakukan guru MIN Salatiga untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV diantaranya sebagai berikut:
1) Upaya dalam Memotivasi Siswa
Guru kelas IV menciptakan suasana kelas yang kental akan semangat
untuk bersaing, supaya siswa berkompetisi dengan teman-temannya.
Sebagai contoh, setelah selesai melakukan ulangan harian, PTS, PAS dan
sebagainya setiap siswa diharuskan untuk hafal nilai yang diperolehnya,
kemudian saat guru akan input nilai, setiap siswa dipanggil secara urut
sesuai presensi dan menyebutkan nilai yang diperolehnya secara lantang
dan percaya diri. Sehingga ketika siswa mendengar temannya memperoleh
nilai yang lebih tinggi dari siswa lainnya maka timbul rasa ingin bersaing
untuk menjadi lebih baik dari teman-temannya. Dan siswa yang memiliki
nilai rendah akan merasa malu sehingga ia akan belajar lebih giat atau
minimal ia akan mendengarkan penjelasan guru dengan baik di dalam
kelas.
2) Upaya dalam Membimbing Siswa
Guru mengadakan les di malam pada hari selasa dan kamis di sekolah.
Di dalam kelas les ini, guru memberikan kesempatan khusus bagi siswa
untuk bertanya mengenai materi-materi yang belum dipahaminya didalam
proses pelaksanaan pembelajaran. Guru kelas IV MIN Salatiga
mengadakan les pada malam hari yang dilakukan dua kali dalam
seminggu, setelah shalat isya’ mulai pukul 19.00 sampai pukul 20.00 WIB,
dimana siswa diantar serta ditunggui oleh orangtuanya masing-masing.
102
Guru tidak mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan les malam ini
karena tidak semua siswa berdomisili di daerah sekitar madrasah.
Les malam bertempat di madrasah. Alasan guru memilih di madrasah
karena letak madrasah yang berada di tengah-tengah daerah domisili
siswa. Juga tempat, sarana prasarana serta kondisi yang lebih memadai
daripada dilakukan di rumah guru.
3) Upaya dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran
a) Memindahkan pembelajaran matematika di awal pelajaran.
Upaya guru selanjutnya yakni memindahkan pelajaran matematika di
pagi hari pada awal pembelajaran. Maksudnya apabila pada hari tersebut
jadwal pelajaran matematika ada pada jam ke 4 guru kelas dapat
memindahkan pelajaran matematika pada awal pembelajaran/pagi hari.
Alasan guru memindahkan pelajaran matematika di pagi hari supaya siswa
dan guru belajar matematika dalam keadaan segar dan masih memiliki
fokus yang tinggi.
b) Sarapan pagi matematika.
Sarapan pagi matematika dimana guru memberikan 5 soal matematika
kepada siswa setiap pagi pada awal pembelajaran secara spontan. Guru
bertujuan untuk menstimulasi kembali ingatan siswa mengenai materi
yang dipelajari pada hari sebelumnya dan membiasakan siswa untuk selalu
siap menerima tantangan.
c) Menyelesaikan materi satu semester dalam setengah semester.
103
Guru matematika di MIN Salatiga kelas IV memiliki strategi supaya
siswa memiliki pemahaman mengenai materi matematika yang diajarkan
dengan cara menyelesaikan materi matematika satu semester dalam
setengah semester saja kemudian mengulangi materi matematika tersebut
dalam setengah semester berikutnya. Pada setengah semester yang
digunakan untuk mengulang materi tersebut, guru menambahi dengan
drill/latihan soal pada setiap akhir pembelajaran untuk menekankan
supaya siswa benar-benar paham mengenai materi yang diajarkan oleh
guru.
d) Membiasakan siswa akan lingkungan kelas yang cinta akan
matematika.
Upaya yang dilakukan guru kelas IV MIN Salatiga yakni
membiasakan siswa akan lingkungan kelas yang cinta akan matematika.
Di dalam kelas, guru memberikan hiasan-hiasan dinding berupa MMT
perkalian, pembagian dalam ukuran besar dengan tujuan ketika
mengerjakan soal, siswa dengan cepat bisa menyelesaikannya tanpa
terhambat beberpa detik untuk menghitung perkalian atau pembagian.
Guru juga menanamkan pola pikir kepada siswa jika pelajaran
matematika itu mudah untuk dikerjakan sehingga membuat siswa menjadi
suka akan pelajaran matematika. Seperti ketika di dalam kelas apabila guru
memberikan soal dan ada siswa yang jawaban soalnya berbeda dengan
siswa yang lain maka guru memintanya untuk maju kedepan, di bahas
bersama-sama dengan penjelasan yang gamblang dan mudah dipahami
104
siswa, darisitulah siswa bisa merasakan bahwa matematika itu mudah jika
mengerti cara mengerjakannya.
e) Menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif.
Di dalam pembelajaran guru menggunakan model dan metode
pembelajaran yang bervariatif. Model pembelajaran yang digunakan oleh
guru yakni;
(1) Model pembelajaran active learning dimana siswa di tuntut untuk
aktif dalam pembelajaran dan guru memfasilitasinya dengan
menggunakan berbagai permainan di dalam pembelajaran.
(2) Model pembelajaran cooperative learning yang mengharuskan siswa
bekerjasama dengan siswa lainnnya di dalam pembelajaran. Dalam
menggunakan model pembelajaran ini guru memilih untuk
menggunakan beberapa metode pembelajaran diantaranya;
(a) Metode pembelajaran tutor sebaya. Guru meminta siswa yang sudah
bisa/dianggap mampu oleh guru untuk mengajari temannya yang
belum bisa di dalam kelas. Menurut guru, siswa akan lebih mudah
memahami penjelasan siswanya karena bahasa yang digunakan
sesama teman lebih komunikatif.
(b) Metode ceramah seperti pada pembelajaran umumnya karena guru
diharuskan untuk menjelaskan materi di dalam pembelajaran.
(c) Metode tanya jawab sebagai salah satu cara yang digunakan guru
untuk berkomunikasi setelah guru selesai menjelaskan materi serta
105
memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya kepada guru
mengenai materi-materi yang belum dipahaminya.
(d) Metode drill/latihan soal. Guru menggunakan metode ini sebagai
sarana untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang
telah diajarkan guru melalui latihan soal yang dilakukan di setiap
akhir pembelajaran.
f) Menggunakan berbagai permainan dalam pembelajaran, diantaranya:
(1) Memilih 3 siswa putra dan 3 siswa putri.
Permainan ini sebagai variasi metode pembelajaran yang diciptakan
oleh guru kelas IV MIN Salatiga sendiri. Cara guru menerapkan
permainan ini yaitu dengan menunjuk 6 siswa secara acak yang terdiri dari
3 siswa putra dan 3 siswa putri. Kemudian seorang perwakilan siswa
putra dan putri diminta untuk melakukan suit, dan yang menang
mendapatkan tugas untuk membuat soal dan yang kalah diminta untuk
mengerjakan soal yang telah dibuat siswa yang menang.
(2) Menggunakan permainan sing sing so, mirip permainan do mika do.
Masih serumpun dengan permainan diatas guru menciptakan suasana
pembelajaran mateatika yang menyenangkan didalam kelas yakni
menggunakan permainan sing sing so, permainan sing sing so ini
diterapkan dengan cara menyanyikan lagu sambil menunjuk siswa urut
dari tempat duduk paling depan/belakang, urut berjalan ke samping kiri
sampai lagu habis. Siswa yang tertunjuk ketika lagu habis itulah yang akan
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
106
(3) Menunjuk anak untuk mengerjakan soal di depan dengan
menggunakan tanggal atau bulan pada saat itu.
Permainan yang ini sudah tidak asing lagi dan bahkan sudah sering
digunakan oleh guru-guru lain. Yakni menunjuk siswa untuk mengerjakan
soal di depan dengan cara melihat bulan/tanggal pada hari dilaksanakan
pembelajaran matematika tersebut. Misalnya pada hari itu adalah tanggal
17 maka yang maju mengerjakan soal kedepan adalah siswa yang
memiliki nomer presensi 17.
(4) Menerapkan sistem ganjil genap untuk mengerjakan soal.
Permainan yang ini juga sudah sering digunakan di dalam kelas yakni
meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah disediakan guru di
depan/di dalam buku dengan menerapkan sistem ganjil genap. Dimana
siswa yang memiliki nomor presensi ganjil mengerjakan soal yang ganjil
saja dan siswa yang memiliki nomor presensi genap mengerjakan soal
yang genap saja.
Uraian diatas sesuai dengan yang diungkapkan guru kelas IV bapak
Nur Zainudin, S.Pd.I dalam wawancara:
“Saya mengadakan les di malam pada hari selasa dan kamis khusus
kelas saya di sekolah, lesnya tidak wajib namun hampir semua siswa
mengikuti lesnya kecuali yang rumahnya jauh. Kemudian cara saya sendiri
yaitu memindah pembelajaran matematika di awal pelajaran. Karena
matematika itu harus diterima siswa saat keadaan mereka masih fresh.
Kemudian saya juga mengadakan program sarapan pagi matematika di
kelas saya yaitu 5 soal matematika setiap pagi pada awal pembelajaran.
Terus saya juga menyelesaikan materi matematika satu semester dalam
setengah semester, kemudian di ulangi lagi di setengah semester
berikutnya ditambahi drill soal. Dan silahkan dilihat dan ditanya sendiri,
saya membentuk dan membiasakan anak akan lingkungan kelas yang cinta
akan matematika, anak-anak di kelas menjadi suka matematika. Saya
107
sering menyuruh anak yang sudah bisa mengerjakan soal untuk mengajari
temannya yang belum bisa. Juga saya sering mengadakan permainan
dengan cara memilih 3 siswa putra dan 3 siswa putri, kemudian di suruh
memilih untuk membuat soal atau mengerjakan soal. Juga terkadang
menggunakan permainan sinsinso, menunjuk anak untuk mengerjakan soal
di depan dengan menggunakan tanggal atau bulan, saya juga sering
bertanya kepada siswa ketika disuruh mengerjakan soal: siapa yang
jawabannya berbeda? Yang berbeda di suruh maju kedepan. Berkelompok
untuk mengerjakan suatu soal. Dan menerapkan sistem ganjil genap ketika
menyuruh siswa untuk mengerjakan soal.” (W/G/NZ/15-03-2018)
Kepala Madrasah juga menunjang upaya-upaya yang guru lakukan
dalam meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV di MIN Salatiga
yakni:
1) Membantu mencari model-model pembelajaran matematika yang ada
di luar untuk di terapkan di MIN Salatiga.
2) Mewajibkan guru untuk selalu berkreasi dan mengembangkan
keprofesionalannya.
3) Berusaha menyediakan sarana prasarana yang menunjang dalam
pembelajaran matematika.
4) Berusaha menambah media pembelajaran matematika, dan
5) Selalu memotivasi siswa untuk mengikuti lomba-lomba atau
olimpiade di bidang OSN dan KSM.
Sebagaimana yang diutarakan oleh Bapak Kepala Madrasah MIN
Salatiga, yaitu Bapak Abdul Basith dalam wawancaranya. Upaya Kepala
Madrasah untuk menunjang guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa yaitu:
“Untuk upaya saya selaku kepala madrasah, membantu mencarikan
model-model pembelajaran matematika yang ada di luar untuk di terapkan
disini. Contohnya pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
108
jari pitung. Meskipun penyelenggara jari pitung motifnya bisnis, saya
tidak peduli. Karena saya ingin mengambil ilmunya itu untuk di salurkan
kepada siswa. Kemudian mewajibkan guru untuk selalu berkreasi dan
mengembangkan keprofesionalannya. Saya juga berusaha menunjang
sarana prasarana, menambah media pembelajaran matematika meskipun
menggunakan media yang terjangkau dengan memanfaatkan barang-
barang yang ada di sekitar. Dan saya selalu memotivasi anak untuk
mengikuti lomba-lomba atau olimpiade di bidang OSN dan KSM.”
(W/KS/S/15-03-2018)
Hal tersebut diatas mengenai upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga sesuai dengan teori
dalam bab II:
Cooperative Learning
Menurut Isjoni (2001: 29) model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill)
termasuk interpersonal skill. Model kooperatif adalah model belajar yang
menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu
sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, dan menyatukan
pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok
maupun individual.
(j) Metode ceramah, yaitu guru memberikan uraian atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu tertentu dan waktu tertentu pula.
(k) Metode tanya jawab, metode mengajar yang mengaktifkan siswa yang
paling sederhana adalah metode tanya jawab (Ibrahim dkk, 1996: 44).
109
(l) Metode diskusi, yaitu menghadapkan siswa dalam suatu persoalan,
dimana persoalan tersebut tak dapat dipecahkannya oleh hanya satu
jawaban atau satu cara saja.
(m) Metode drill (latihan), yang bermaksud supaya pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai sepenuhnya.
(n) Metode tutor sebaya (peer tutoring method), dimana siswa belajar
dalam kelompok diskusi beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas
dibawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor
sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas
untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar.
Untuk mengetahui keabsahan terkait data yang telah penulis
paparkan di atas, dibawah ini penulis sajikan tabel hasil wawancara kepada
ketiga informan yakni guru, siswa dan kepala madrasah yang ada di MIN
Salatiga apakah ketiga informan memiliki jawaban yang sama mengenai
upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV di MIN Salatiga, yakni sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Triangulasi Sumber MIN Salatiga
No Guru Siswa Kepala Madrasah
1. Mengadakan les di
malam pada hari
selasa dan kamis di
sekolah.
Iya, ada les di malam
hari di madrasah
Iya, memang beliau
mengadakan les
malam hari di
madrasah.
2. Memindahkan
pembelajaran
matematika di awal
Iya Guru kami beri
kewenangan untuk
mengatur kelas
110
pelajaran.
yang diampu.
3. Sarapan pagi
matematika.
Pak Guru sering
memberikan soal
diawal pelajaran
matematika.
Guru kami beri
kewenangan untuk
mengatur kelas
yang diampu.
4. Materi matematika 1
semester di
selesaikan dalam
setengah semester,
kemudian di ulangi
lagi di tambahi drill
soal.
Iya Guru kami beri
kewenangan untuk
mengatur kelas
yang diampu.
5. Membentuk dan
membiasakan siswa
akan lingkungan
kelas yang cinta
akan matematika
Pak Guru
mengajarkan kalau
pelajaran
matematika mudah
Guru kami beri
kewenangan untuk
mengatur kelas
yang diampu.
6. Menunggunakan
metode tutor sebaya
Iya terkadang teman
yang sudah bisa
disuruh mengajari
teman yang belum
bisa
Semua guru
memang kami
dorong untuk
menggunakan
berbagai metode
pembelajaran.
7. Memilih 3 siswa
putra dan 3 siswa
putri, kemudian di
suruh untuk mem-
buat soal atau
mengerjakan soal.
Iya sering memakai
itu, terkadang juga
bergantian yang tiga
mengerjakan soal
yang tiga lagi
membuat.
Semua guru kami
dorong untuk
menciptakan
suasana belajar
yang
menyenangkan.
8. Menggunakan
permainan sing sing
so
Iya sering pakai
permainan ini juga.
Semua guru kami
dorong untuk
menciptakan
suasana belajar
yang
menyenangkan.
9. Menunjuk anak
untuk mengerjakan
soal di depan dengan
menggunakan
tanggal atau bulan
pada saat itu.
Iya di suruh maju
sesuai tanggal atau
bulan kadang juga
bulan ditambah
tanggal
Semua guru kami
dorong untuk
menciptakan
suasana belajar
yang
menyenangkan.
111
10. Menerapkan sistem
ganjil genap dalam
pengerjaan soal
Iya terkadang kalau
mengerjakan soal
yang nomor absen
genap mengerjakan
genap begitupun
sebaliknya
Semua guru kami
dorong untuk
menciptakan
suasana belajar
yang
menyenangkan.
Berdasarkan paparan data di atas, ketiga informan mengatakan
jawaban yang sama terkait dengan upaya guru maka hasil triangulasi
sumber data di atas adalah valid.
Untuk memperkuat kevalidan data di atas, penulis juga menggunakan
triangulasi teknik yakni wawancara, observasi dan dokumen, sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik MIN Salatiga
No Wawancara Observasi Dokumentasi
1. Mengadakan les di
malam pada hari
selasa dan kamis di
sekolah.
Iya Ada
2. Memindahkan
pembelajaran
matematika di awal
pelajaran.
Iya Ada
3. Sarapan pagi
matematika.
Iya Ada dalam RPP
4. Materi matematika
1 semester di
selesaikan dalam
setengah semester,
kemudian di ulangi
lagi di tambahi
drill soal.
Iya Guru kami beri
kewenangan
untuk mengatur
kelas yang
diampu.
5. Membentuk dan Iya Ada dalam RPP
112
membiasakan
siswa akan
lingkungan kelas
yang cinta akan
matematika
6. Menunggunakan
metode tutor
sebaya
Iya Tertulis di dalam
RPP
7. Memilih 3 siswa
putra dan 3 siswa
putri, kemudian di
suruh untuk mem-
buat soal atau
mengerjakan soal.
Iya Tertulis di dalam
RPP
8. Menggunakan
permainan sing
sing so
Iya Tertulis di dalam
RPP
9. Menunjuk anak
untuk mengerjakan
soal di depan
dengan
menggunakan
tanggal atau bulan
pada saat itu.
Iya Tertulis di dalam
RPP
10. Menerapkan sistem
ganjil genap dalam
pengerjaan soal
Iya Tertulis di dalam
RPP
Sebagaimana paparan triangulasi teknik di atas, ketiga teknik
menunjukkan hasil yang saling menguatkan terkait apa yang dikatakan
oleh guru kelas IV melalui wawancara, maka data di atas adalah valid.
b. MI Ma’arif Pulutan Salatiga
113
Upaya-upaya yang dilakukan guru kelas IV MI Ma’arif Pulutan
Salatiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV
diantaranya sebagai berikut:
1) Upaya dalam Memotivasi Siswa
Pada setiap awal pembelajaran guru memberikan apersepsi mengenai
alasan mempelajari matematika, niat menuntut ilmu yang benar, cara
membuat orangtua siswa bangga akan prestasi yang didapat siswa; salah
satunya yakni dengan bersungguh-sungguh dalam belajar dan menuntut
ilmu di madrasah.
2) Upaya dalam Membimbing Siswa
Guru mengadakan ekstra OSN (Olimpiade Sains Nasional) yang
diadakan seminggu sekali setiap hari selasa setelah selesai pembelajaran di
kelas. Semua siswa kelas IV diwajibkan untuk mengikuti ekstra OSN ini.
Guru yang mengampu ekstra ini adalah guru kelas IV sendiri. Di dalam
ekstra ini mencakup mata pelajaran IPA dan matematika. Materi-materi
yang belum dipahami siswa ketika proses pembelajaran di kelas bisa
ditanyakan dan kemudian dibahas di dalam kelas ekstra ini. Dan tak jarang
pula guru memberikan jurus-jurus cepat untuk menyelesaikan soal-soal
matematika di dalam ekstra OSN ini.
3) Upaya dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran
a) Quiz dadakan 3/2 soal di awal pelajaran.
Untuk menstimulus ingatan siswa mengenai materi-materi yang
telah dipelajari di hari sebelumnya, terkadang Guru kelas IV
114
memberikan quiz dadakan sekitar dua atau tiga soal sebelum memulai
pelajaran matematika. Bagi siswa yang bisa menjawab akan
mendapatkan poin khusus berupa tambahan nilai dari guru.
b) Menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif.
Di dalam pembelajaran guru menggunakan model dan metode
pembelajaran yang bervariatif. Model pembelajaran yang digunakan
oleh guru yakni;
(1) Model pembelajaran active learning dimana siswa di tuntut untuk
aktif dalam pembelajaran dan guru memfasilitasinya dengan
menggunakan berbagai permainan di dalam pembelajaran.
(2) Model pembelajaran cooperative learning yang mengharuskan
siswa bekerjasama dengan siswa lainnnya di dalam pembelajaran.
Dalam menggunakan model pembelajaran ini guru memilih untuk
menggunakan beberapa metode pembelajaran diantaranya;
(3) Metode pembelajaran tutor sebaya. Guru meminta siswa yang
sudah bisa/dianggap mampu oleh guru untuk mengajari temannya
yang belum bisa di dalam kelas. Menurut guru, siswa akan lebih
mudah memahami penjelasan siswanya karena bahasa yang digunakan
sesama teman lebih komunikatif.
(4) Metode ceramah seperti pada pembelajaran umumnya karena guru
diharuskan untuk menjelaskan materi di dalam pembelajaran.
(5) Metode tanya jawab sebagai salah satu cara yang digunakan guru
untuk berkomunikasi setelah guru selesai menjelaskan materi serta
115
memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya kepada guru
mengenai materi-materi yang belum dipahaminya.
(6) Metode drill/latihan soal. Guru menggunakan metode ini sebagai
sarana untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang
telah diajarkan guru melalui latihan soal yang dilakukan di setiap
akhir pembelajaran.
c) Menggunakan berbagai permainan dalam pembelajaran,
diantaranya:
(1) Menunjuk satu anak untuk maju kedepan mengerjakan soal
kemudian anak yang telah maju di minta untuk menunjuk teman yang
lainnya mengerjakan latihan soal di depan, begitu seterusnya hingga
soal habis.
(2) Guru sering bertanya kepada siswa ketika disuruh mengerjakan
soal:
Siapa yang jawabannya berbeda? Yang berbeda silahkan tunjuk tangan
kemudian membahasnya.
(3) Selalu menggunakan media yang tersedia di lingkungan sekitar.
Seperti contoh misalnya pada hari itu siswa materi yang diajarkan
tentang garis lurus, maka guru akan menggambarkan garis lurus di
papan tulis dan garis lengkung sebagai pembandingnya dengan warna
yang berbeda. Juga apabila di lain hari materinya tentang pengukuran
guru menggunakan media dengan memanfaatkan benda-benda sekitar
116
kelas; menggunakan penggaris, kertas lipat, ubin, ternit dan lain
sebagainya.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bapak Ari selaku guru
kelas IV dalam wawancara:
“Terkadang saya mengadakan quiz dadakan sekitar tiga atau dua soal di
awal pelajaran. Terus yang jelas siswa saya drill/latihan soal terus. Juga
adanya ekstra OSN yang membahas tentang IPA dan Matematika,
biasanya pelajaran yang tidak disampaikan dikelas saya sampaikan di
ekstra ini, selain memperdalam pehaman siswa juga memperluas
pengetahuan siswa, khusus kelas saya itu saya wajibkan untuk mengikuti.
Saya sering menggunakan metode atau game pada saat pembelajaran.
Seperti: Menggunakan metode tutor sebaya, menunjuk satu anak untuk
maju kedepan mengerjakan soal kemudian anak yang telah maju di minta
untuk menunjuk teman yang lainnya mengerjakan latihan soal di depan,
begitu seterusnya hingga soal habis. Dan juga saya sering bertanya kepada
siswa ketika disuruh mengerjakan soal: siapa yang jawabannya berbeda?
Yang berbeda silahkan tunjuk tangan kemudian akan dibahas bersama.
Selalu menggunakan media walaupun seadanya yang tersedia di
lingkungan pembelajaran.” (W/G/AP/26-03-2018)
Untuk menunjang upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MI Maarif Pulutan Salatiga kepala madrasah
juga melakukan upaya-upaya yakni sebagai berikut:
a) Mendorong guru untuk aktif mengikuti forum KKG (Kelompok Kerja
Guru) disana mereka bisa berbagi pengalaman mengajar atau
sebagainya.
b) Mendorong guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan/diklat-diklat
terutama jika diklat tentang matematika.
c) Mendorong guru untuk banyak membaca apa saja terutama mengenai
buku-buku, e-book, internet yang membahas tentang matematika
supaya memiliki wawasan yang luas.
117
d) Mendorong penggunaan media pembelajaran.
Kepala madrasah berusaha untuk terus menambahkan media
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
di dalam kelas, walaupun media yang digunakan memanfaatkan barang-
barang yang ada di lingkungan sekitar.
e) Mempersilahkan guru untuk membeli buku atau media pelajaran terkait
pembelajaran matematika. Guru menemukan buku kemudian
kwitansinya di berikan kepada TU maka ongkos untuk membayar buku
akan diganti oleh pihak madrasah.
Sebagaimana yang telah diungkapkan Kepala Madrasah MI Ma’arif
Pulutan Bapak Abdul Basith dalam wawancara:
“Mendorong guru untuk aktif mengikuti forum KKG (Kelompok Kerja
Guru) disana mereka bisa berbagi pengalaman mengajar atau sebagainya.
kemudian mendorong guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan/diklat-
diklat. Yang berikutnya tentu guru ya harus memperbanyak membaca.
Selanjutnya mendorong penggunaan media pembelajaran tentu iya. Saya
persilahkan semua guru untuk membeli buku atau media pelajaran terkait
pembelajaran. Kwitansinya di berikan kepada TU dan akan kami ganti.”
(W/KS/AB/20-03-2018)
Hal tersebut diatas mengenai upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga sesuai dengan teori
dalam bab II:
Cooperative Learning
Menurut Isjoni (2001: 29) model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill)
termasuk interpersonal skill. Model kooperatif adalah model belajar yang
118
menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu
sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, dan menyatukan
pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok
maupun individual.
1) Metode ceramah, yaitu guru memberikan uraian atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu tertentu dan waktu tertentu pula.
2) Metode tanya jawab, metode mengajar yang mengaktifkan siswa yang
paling sederhana adalah metode tanya jawab (Ibrahim dkk, 1996: 44).
3) Metode diskusi, yaitu menghadapkan siswa dalam suatu persoalan,
dimana persoalan tersebut tak dapat dipecahkannya oleh hanya satu
jawaban atau satu cara saja.
4) Metode drill (latihan), yang bermaksud supaya pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai sepenuhnya.
5) Metode tutor sebaya (peer tutoring method), dimana siswa belajar
dalam kelompok diskusi beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas
dibawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor
sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas
untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar.
Untuk mengetahui keabsahan terkait data yang telah penulis
paparkan di atas, dibawah ini penulis sajikan tabel hasil wawancara kepada
ketiga informan yakni guru, siswa dan kepala madrasah yang ada di MI
Ma’arif Pulutan Salatiga apakah ketiga informan memiliki jawaban yang
119
sama mengenai upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MI Ma’arif Pulutan Salatiga, yakni sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber MI Ma’arif Pulutan Salatiga
No Guru Siswa Kepala Madrasah
1. Menunggunakan
metode tutor sebaya
Iya terkadang
teman yang sudah
bisa disuruh me-
ngajari teman
yang belum bisa
Kami memang
mendorong guru
untuk selalu
menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi
disesuaikan dengan
situasi dan kondisi
siswa ataupun
kelas.
2. Menunjuk satu anak
untuk maju kedepan
mengerjakan soal
kemudian anak yang
telah maju di minta
untuk menunjuk teman
yang lainnya
mengerjakan latihan
soal di depan, begitu
seterusnya hingga soal
habis.
Iya sering sekali
pak Ari meminta
salah satu siswa
untuk maju
memgerjakan soal
kemudian siswa
menunjuk yang
lain.
Kami memang
mendorong guru
untuk menjadikan
siswa aktif dan
belajar dengan
situasi yang
menyenangkan.
3. Guru sering bertanya
kepada siswa ketika
disuruh mengerjakan
soal: siapa yang
jawabannya berbeda?
Yang berbeda silahkan
tunjuk tangan kemudian
membahasnya
Iya setiap selesai
mengerjakan soal
selalu ditanya
seperti itu.
Kami mendorong
guru supaya
melaksanakan
KBM dengan
sistem
pembelajaran
tuntas, diusahakan
semua siswa
supaya paham
dengan materi yang
disampaikan.
4. Selalu menggunakan
media walaupun
Iya selalu ada
peragaannya.
Kami tentu juga
mendorong guru
120
seadanya yang tersedia
di lingkungan
pembelajaran.
untuk
menggunakan
media
pembelajaran dan
jika butuh media
atau buku silahkan
guru membelinya
kemudian
kwitansinya
ditukarkan kepada
kami.
Berdasarkan paparan data di atas, ketiga informan mengatakan
jawaban yang sama terkait dengan upaya guru maka hasil triangulasi
sumber data di atas adalah valid.
Untuk memperkuat kevalidan data di atas, penulis juga menggunakan
triangulasi teknik yakni wawancara, observasi dan dokumen, sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Triangulasi Teknik MI Ma’arif Pulutan Salatiga
No Wawancara Observasi Dokumentasi
1. Menunggunakan
metode tutor
sebaya
Di dalam pembelajaran
terkadang
menggunakannya
Metodenya
tertulis di dalam
RPP
2. Menunjuk satu
anak untuk maju
kedepan
mengerjakan soal
kemudian anak
yang telah maju di
minta untuk
menunjuk teman
yang lainnya
mengerjakan
latihan soal di
depan, begitu
seterusnya hingga
soal habis.
Guru sering menunjuk
satu siswa maju
kedepan untuk
mengerjakan soal
kemudian siswa
menunjuk siswa yang
lain sampai soalnya
habis.
Tertera di dalam
RPP
121
3. Guru sering
bertanya kepada
siswa ketika
disuruh
mengerjakan soal:
siapa yang
jawabannya
berbeda? Yang
berbeda silahkan
tunjuk tangan kemu
dian membahasnya
Guru selalu bertanya di
setiap akhir
pembahasan soal.
Ada di dalam
RPP
4. Selalu
menggunakan
media walaupun
seadanya yang
tersedia di
lingkungan
pembelajaran.
Guru selalu
menggunakan media
memanfaatkan apa
yang ada di lingkungan
setempat.
Tertera di dalam
RPP
Sebagaimana paparan triangulasi teknik di atas, ketiga teknik
menunjukkan hasil yang saling menguatkan terkait apa yang dikatakan
oleh guru kelas IV melalui wawancara, maka data di atas adalah valid.
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di MIN
Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga
a. MIN Salatiga
Dalam upaya guru meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV tentunya ada faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami,
begitu juga dialami oleh guru kelas IV MIN Salatiga.
1) Faktor pendukung
a) Dukungan orangtua
122
Dukungan orangtua kepada siswa juga merupakan faktor yang sangat
penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Orangtua siswa kelas IV di
MIN Salatiga juga memberikan dukungan upaya guru dalam meningkatkan
prestasi matematika siswa kelas IV dengan cara mengantar dan menunggui
siswa untuk mengikuti les yang diadakan pada malam hari, dukungan
orangtua yang lain yaitu selalu menyiapkan bekal makan siang untuk putra-
putrinya hal ini bertujuan untuk meminimalisir siswa mengonsumsi makanan
tidak sehat yang dijajakan penjual sehingga kesehatan, fokus dan kecerdasan
siswa lebih terjaga.
b) Sarana prasarana madrasah
MIN Salatiga menyediakan sarana prasana untuk pembelajaran yang
memadai, dari segi ruang kelas yang cukup luas, bangku dan meja, papan tulis
yang sudah berupa white board, tersedianya LCD proyektor di madrsah, dan
media pembelajaran sudah cukup menunjang guru untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat/kendala upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV yaitu masih rancunya materi yang ada di
buku pedoman guru yang baru dalam kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran matematika. Sehingga guru masih harus mengurutkan materi,
membuka buku yang dahulu serta mencari sumber buku sendiri.
123
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh guru kelas IV MIN Salatiga dalam
wawancara:
“Faktor pendukungnya ya dukungan orangtua kepada siswa, apabila les
malam itu diantar sampai sekolah dan pulangnya dijemput, atau bahkan ada
yang menunggui les sampai pulang juga khusus kelas saya itu saya wajibkan
untuk selalu membawa bekal nasi dari rumah itu kan sebagai bentuk peran
orangtua dalam mendukung anaknya dalam belajar, serta sarana dan prasarana
sekolah yang mendukung terlaksananya pembelajaran. Sedangkan
faktorpenghambatnya yakni masih rancunya materi-materi yang ada di dalam
buku K13. Kadang tidak runtut, maka guru harus membuka-buka kembali
materi yang ada di buku-buku KTSP, diktat untuk menyesuaikan
materinya.”(W/G/Z/15-03-2018).
b. MI Maarif Pulutan Salatiga
Dalam upaya guru meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV tentunya ada faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami oleh
guru, begitu juga dialami oleh guru kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga.
1) Faktor Pendukung
a) Dukungan orangtua
Dukungan orangtua kepada siswa juga merupakan faktor yang sangat
penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Orangtua siswa kelas IV di
MI Ma’arif Pulutan Salatiga juga memberikan dukungan upaya guru dalam
meningkatkan prestasi matematika siswa kelas IV dengan cara berusaha untuk
selalu mendukung kegiatan yang diadakan oleh madrasah dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa seperti membayar SPP tepat waktu,
memberikan sumbangan baik dana ataupun pemikiran, serta bersedia untuk
membayar iuran buku dan tambahan-tambahan lainnya yang berkaitan dengan
peningkatan prestasi belajar siswa.
b) Sarana prasarana madrasah
124
MI Ma’arif Pulutan Salatiga menyediakan sarana prasana untuk
pembelajaran yang memadai, dari segi ruang kelas yang cukup luas, tempat
belajar yang menyatu dengan alam serta sejuk dingin, bangku dan meja, papan
tulis yang sudah berupa white board, tersedianya LCD proyektor di madrsah,
dan media pembelajaran sudah cukup menunjang guru untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV.
Sedangkan faktor penghambat/kendala upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV yaitu belum ada. Mereka juga
sedang terus mencarinya supaya kualitas pembelajaran utamanya dalam mata
pelajaran matematika terus meningkat. Sebagaimana di ungkapkan oleh guru
kelas IV:
“Faktor pendukungnya: dukungan orangtua, sarana prasana di sekolah
yang mendukung ya intinya disini semuanya mendukung supaya prestasi anak
bagus. Untuk kendalanya sendiri saya kira belum ada, ya kami masih terus
mencari supaya kualitas pembelajarannya semakin baik.”(W/G/AP/26-03-
2018)
Untuk memudahkan pembaca memahami faktor pendukung dan faktor
penghambat upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan penulis membuat tabel
dibawah ini:
a) Faktor Pendukung
Tabel 4.7 Faktor Pendukung Upaya Guru
b) Faktor Penghambat
No. MIN Salatiga MI Ma’arif Pulutan
1. Dukungan orangtua Dukungan orangtua
2. Sarana prasana madrasah yang
memadai
Sarana prasana madrasah yang
memadai
125
Tabel 4.8 Faktor Penghambat Upaya Guru
3. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV Di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018.
Data yang penulis ambil dari kedua madrasah untuk membuktikan bahwa
upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV terbukti
adalah Penilaian Tengah Semester 1 (PTS1), Penilaian Akhir Semester 1
(PAS1) dan Penilaian Tengah Semester 2 (PTS2).
a. MIN Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : 4A
Hari/Tanggal : Kamis, 05 April 2018
Sekolah : MIN Salatiga
Tabel 4.9 Data Nilai Matematika Kelas IV MIN Salatiga
No Nama Siswa PTS1 PAS1 PTS2
1. Adinda Fitri Amelia 46 62 71
2. Alvin Daiva Kurniawan 20 55 65
3. Anggie Meylani Putri 39 75 75
4. Ardini Nur Khois 54 61 87
5. Arshinta Wahty Anindya 81 73 73
6. Eva Nugraini 14 80 71
7. Farid Aditya 0.6 55 65
8. Febrian Dwi Ardana 34 73 73
9. Gilang Messi Ardiansyah 26 70 70
10. Ida Aqwama Sabiela 33 96 87
11. Irza Syaikhul Nuril Hidayat 78 65 71
12. Izafadilatul Hikmah 46 55 91
13. Kevin Yulian Prastya 36 66 79
No. MIN Salatiga MI Ma’arif Pulutan
1. Rancunya materi mata
pelajaran matematika pada
buku K13 terbaru
Belum ada dan masih terus mencari
untuk meningkat-kan kualitas
pembelajaran
126
14. Khoirunnisa 34 61 91
15. Merlita Shelly Novia A 35 77 90
16. Nayaka Luthfiana Nabila A 70 98 85
17. Nesa Carmenita 31 85 71
18. Nur Hafidah Niqmatul U 32 74 63
19. Nurkairunnisa 32 72 55
20. Olifia 76 91 92
21. Ramadani 26 71 63
22. Reni Wulandari 43 77 76
23. Rio Ardi Firmansyah 26 74 87
24. Sheyrina Icha Aulia 31 71 70
25. Shindy Fatma Pratiwi 29 72 68
26. Silfi Umayah 29 71 79
27. Sisca Ayu Viregha 79 79 80
28. Suci Indah Sari 43 81 96
29. Nanda 27 53 73
30. Wildan Gyonda Tirta B 33 83 80
31. Yunanda Giafami Amanata P 38 71 60
Data di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa secara umum
mengalami peningkatan yang sangat pesat berkat upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh guru kelas IVA MIN Salatiga untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa.
b. MI Ma’arif Pulutan Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : 4A
Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2018
Sekolah : MI Ma’arif Pulutan Salatiga
Tabel 4.10 Data Nilai Matematika Kelas IV
MI Ma’arif Pulutan Salatiga
No Nama Siswa PTS1 PAS1 PTS2
1. Ahmad Zidan Al Muwafiq 48 64 57
2 Afifa Sachiko Yuanida 68 73 79
127
3 Afifah Diyah Puspita 62 56 75
4 Amalia Afidatul Mardliyya 95 78 85
5 Anindya Setya Fatmawati 53 70 77
6 Arinaa Ambar Wulan 55 54 77
8 Daiva Niswara 50 62 89
9 Dhevia Putri Agusti Leowar 67 66 82
10 Farhan Adi Candra 69 83 91
11 Farih Indriyana Ananta 72 79 79
12 Firman Maulanan Aghnan 71 74 69
13 Liham Musadad Ahmad 66 70 77
14 M Faisal Nafiul Fata 90 73 88
15 M Prasetyo Jati 65 65 85
16 M Sirril Wafa Al A'dhom 84 72 90
17 M Hamam Fauzi 63 55 81
18 Muhammad Zacky Musyarraf 40 57 67
19 Muhammad Zaenurrosid 54 75 86
20 Nadia Aula Hugrahani 71 80 87
21 Nafis Irsyada Muna 44 72 70
22 Salis Rahma 64 66 88
23 Silfiana Putri Qoidatunisa 38 61 65
24 Syifa Aska Fahira 77 77 81
25 Syifa Dzarieka Verdiana 41 58 66
26 Wildan Wahyu Agustian 51 54 57
27 Zaki 74 60 91
28 Zarifa Nuzulia Putri 60 56 73
Data di atas juga menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa secara
umum mengalami peningkatan yang sangat pesat berkat upaya-upaya yang
telah dilakukan oleh guru kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Prestasi belajar matematika siswa kelas IV di kedua madrasah sama-
sama meningkat dengan baik dan signifikan, dilihat dari rata-rata kelas
hasil PTS1, PAS1 dan PTS2 dibawah ini:
128
Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kelas MIN Salatiga
dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga
4. Persamaan dan Perbedaan Upaya Guru dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan
Setiap guru bisa saja memiliki upaya-upaya yang berbeda untuk
mencapai tujuan yang sama, seperti halnya upaya dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas IV, sebagaimana upaya guru di MIN
Salatiga dan di MI Ma’arif Pulutan Salatiga berikut ini:
a. Persamaan
Tabel 4.12 Persamaan Upaya Guru pada Kedua Madrasah
No MIN Salatiga MI Ma’arif Pulutan
1. Mengadakan les di malam pada
hari selasa dan kamis di sekolah
Adanya ekstra OSN yang
membahas tentang IPA dan
Matematika
2. Sarapan pagi matematika: 5 soal
matematika setiap pagi pada awal
pembelajaran.
Quiz dadakan 3/2 soal di awal
pelajaran
3. Menggunakan metode tutor sebaya Menggunakan metode tutor
sebaya
4. Menunjuk anak untuk mengerjakan
soal di depan dengan menggunakan
tanggal atau bulan.
Menunjuk satu anak untuk
maju kedepan mengerjakan
soal kemudian anak yang telah
maju di minta untuk menunjuk
teman yang lainnya
mengerjakan latihan soal di
depan, begitu seterusnya
Rata-rata Kelas
Nilai MIN Salatiga MI Maarif Pulutan Salatiga
PTS 1 39,4 60, 4
PAS 1 72,4 64,6
PTS 1 76,0 75,4
129
hingga soal habis
5. Guru sering bertanya kepada siswa
ketika disuruh mengerjakan soal:
siapa yang jawabannya berbeda?
Yang berbeda di suruh maju
kedepan.
Guru sering bertanya kepada
siswa ketika disuruh
mengerjakan soal: siapa yang
jawabannya berbeda? Yang
berbeda silahkan tunjuk tangan
kemudian membahasnya
b. Perbedaan
Tabel 4.13 Perbedaan Upaya Guru Pada Kedua Madrasah
Meskipun upaya-upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika memiliki persamaan dan perbedaan namun
sejatinya tujuan mereka sama yakni meningkatkan prestasi belajar
matematika supaya kualitas siswa dan madrasah semakin baik.
C. Pembahasan
Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV di MIN Salatiga yaitu upaya dalam memotivasi siswa dengan cara guru
menciptakan suasana kelas yang kental akan semangat untuk bersaing, supaya
siswa berkompetisi dengan teman-temannya. Sebagai contoh, setelah selesai
melakukan ulangan harian, PTS, PAS dan sebagainya setiap siswa diharuskan
No MIN Salatiga MI Ma’arif Pulutan
1. Memindahkan pembelajaran
matematika di awal pelajaran
Pembelajaran matematika tetap
sesuai jadwalnya.
2. Materi matematika 1 semester di
selesaikan dalam setengah
semester, kemudian di ulangi lagi
di tambahi drill soal
Materi yang di sampaikan
selesai dalam satu semester,
namun setiap selesai
pembahasan selalu diberi drill
soal latihan yang cukup.
3. Membentuk dan membiasakan anak
akan lingkungan kelas yang cinta
akan matematika
Bersikap biasa terhadap
matematika di kelas.
130
untuk hafal nilai yang diperolehnya, kemudian saat guru akan input nilai,
setiap siswa dipanggil secara urut sesuai presensi dan menyebutkan nilai yang
diperolehnya secara lantang dan percaya diri. Sehingga ketika siswa
mendengar temannya memperoleh nilai yang lebih tinggi dari siswa lainnya
maka timbul rasa ingin bersaing untuk menjadi lebih baik dari teman-
temannya. Dan siswa yang memiliki nilai rendah akan merasa malu sehingga
ia akan belajar lebih giat atau minimal ia akan mendengarkan penjelasan guru
dengan baik di dalam kelas.
Upaya guru dalam membimbing siswa yakni dengan mengadakan les di
malam pada hari selasa dan kamis di sekolah. Di dalam kelas les ini, guru
memberikan kesempatan khusus bagi siswa untuk bertanya mengenai materi-
materi yang belum dipahaminya didalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Guru kelas IV MIN Salatiga mengadakan les pada malam hari yang dilakukan
dua kali dalam seminggu, setelah shalat isya’ mulai pukul 19.00 sampai pukul
20.00 WIB, dimana siswa diantar serta ditunggui oleh orangtuanya masing-
masing. Guru tidak mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan les malam
ini karena tidak semua siswa berdomisili di daerah sekitar madrasah. Les
malam bertempat di madrasah. Alasan guru memilih di madrasah karena letak
madrasah yang berada di tengah-tengah daerah domisili siswa. Juga tempat,
sarana prasarana serta kondisi yang lebih memadai daripada dilakukan di
rumah guru.
Upaya guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang pertama yaitu
memindahkan pelajaran matematika di pagi hari pada awal pembelajaran.
131
Maksudnya apabila pada hari tersebut jadwal pelajaran matematika ada pada
jam ke 4 guru kelas dapat memindahkan pelajaran matematika pada awal
pembelajaran/pagi hari. Alasan guru memindahkan pelajaran matematika di
pagi hari supaya siswa dan guru belajar matematika dalam keadaan segar dan
masih memiliki fokus yang tinggi. Yang kedua yaitu sarapan pagi matematika
dimana guru memberikan 5 soal matematika kepada siswa setiap pagi pada
awal pembelajaran secara spontan. Guru bertujuan untuk menstimulasi
kembali ingatan siswa mengenai materi yang dipelajari pada hari sebelumnya
dan membiasakan siswa untuk selalu siap menerima tantangan. Upaya yang
ketiga yaitu menyelesaikan materi pembelajaran satu semester dalam
setengah semester. Guru matematika di MIN Salatiga kelas IV memiliki
strategi supaya siswa memiliki pemahaman mengenai materi matematika
yang diajarkan dengan cara menyelesaikan materi matematika satu semester
dalam setengah semester saja kemudian mengulangi materi matematika
tersebut dalam setengah semester berikutnya. Pada setengah semester yang
digunakan untuk mengulang materi tersebut, guru menambahi dengan
drill/latihan soal pada setiap akhir pembelajaran untuk menekankan supaya
siswa benar-benar paham mengenai materi yang diajarkan oleh guru. Yang
keempat yaitu Menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif.
Di dalam pembelajaran guru menggunakan model dan metode
pembelajaran yang bervariatif. Model pembelajaran yang digunakan oleh
guru yakni; Model pembelajaran active learning dimana siswa di tuntut untuk
aktif dalam pembelajaran dan guru memfasilitasinya dengan menggunakan
132
berbagai permainan di dalam pembelajaran. Model pembelajaran cooperative
learning yang mengharuskan siswa bekerjasama dengan siswa lainnnya di
dalam pembelajaran. Dalam menggunakan model pembelajaran ini guru
memilih untuk menggunakan beberapa metode pembelajaran diantaranya;
Metode pembelajaran tutor sebaya. Guru meminta siswa yang sudah
bisa/dianggap mampu oleh guru untuk mengajari temannya yang belum bisa
di dalam kelas. Menurut guru, siswa akan lebih mudah memahami penjelasan
siswanya karena bahasa yang digunakan sesama teman lebih komunikatif.
Metode ceramah seperti pada pembelajaran umumnya karena guru diharuskan
untuk menjelaskan materi di dalam pembelajaran. Metode tanya jawab
sebagai salah satu cara yang digunakan guru untuk berkomunikasi setelah
guru selesai menjelaskan materi serta memberikan kesempatan bagi siswa
untuk bertanya kepada guru mengenai materi-materi yang belum
dipahaminya. Metode drill/latihan soal. Guru menggunakan metode ini
sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang
telah diajarkan guru melalui latihan soal yang dilakukan di setiap akhir
pembelajaran.
Dan upaya guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang selanjutnya
yaitu menggunakan berbagai permainan dalam pembelajaran, diantaranya:
Pertama, memilih 3 siswa putra dan 3 siswa putri. Permainan ini sebagai
variasi metode pembelajaran yang diciptakan oleh guru kelas IV MIN
Salatiga sendiri. Cara guru menerapkan permainan ini yaitu dengan menunjuk
6 siswa secara acak yang terdiri dari 3 siswa putra dan 3 siswa putri.
133
Kemudian seorang perwakilan siswa putra dan putri diminta untuk
melakukan suit, dan yang menang mendapatkan tugas untuk membuat soal
dan yang kalah diminta untuk mengerjakan soal yang telah dibuat siswa yang
menang. Kedua, menggunakan permainan sing sing so, mirip permainan do
mika do. Masih serumpun dengan permainan diatas guru menciptakan
suasana pembelajaran mateatika yang menyenangkan didalam kelas yakni
menggunakan permainan sing sing so, permainan sing sing so ini diterapkan
dengan cara menyanyikan lagu sambil menunjuk siswa urut dari tempat
duduk paling depan/belakang, urut berjalan ke samping kiri sampai lagu
habis. Siswa yang tertunjuk ketika lagu habis itulah yang akan mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru. Ketiga, menunjuk anak untuk mengerjakan
soal di depan dengan menggunakan tanggal atau bulan pada saat itu.
Permainan yang ini sudah tidak asing lagi dan bahkan sudah sering digunakan
oleh guru-guru lain. Yakni menunjuk siswa untuk mengerjakan soal di depan
dengan cara melihat bulan/tanggal pada hari dilaksanakan pembelajaran
matematika tersebut. Misalnya pada hari itu adalah tanggal 17 maka yang
maju mengerjakan soal kedepan adalah siswa yang memiliki nomer presensi
17. Keempat, menerapkan sistem ganjil genap untuk mengerjakan soal.
Permainan yang ini juga sudah sering digunakan di dalam kelas yakni
meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah disediakan guru di
depan/di dalam buku dengan menerapkan sistem ganjil genap. Dimana siswa
yang memiliki nomor presensi ganjil mengerjakan soal yang ganjil saja dan
134
siswa yang memiliki nomor presensi genap mengerjakan soal yang genap
saja.
Upaya-upaya yang dilakukan guru kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV yaitu upaya
dalam memotivasi siswa. Pada setiap awal pembelajaran guru memberikan
apersepsi mengenai alasan mempelajari matematika, niat menuntut ilmu yang
benar, cara membuat orangtua siswa bangga akan prestasi yang didapat siswa;
salah satunya yakni dengan bersungguh-sungguh dalam belajar dan menuntut
ilmu di madrasah.
Upaya yang kedua yakni upaya dalam membimbing siswa. Guru
mengadakan ekstra OSN (Olimpiade Sains Nasional) yang diadakan
seminggu sekali setiap hari selasa setelah selesai pembelajaran di kelas.
Semua siswa kelas IV diwajibkan untuk mengikuti ekstra OSN ini. Guru yang
mengampu ekstra ini adalah guru kelas IV sendiri. Di dalam ekstra ini
mencakup mata pelajaran IPA dan matematika. Materi-materi yang belum
dipahami siswa ketika proses pembelajaran di kelas bisa ditanyakan dan
kemudian dibahas di dalam kelas ekstra ini. Dan tak jarang pula guru
memberikan jurus-jurus cepat untuk menyelesaikan soal-soal matematika di
dalam ekstra OSN ini.
Upaya dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang pertama yaitu quiz
dadakan 3/2 soal di awal pelajaran. Untuk menstimulus ingatan siswa
mengenai materi-materi yang telah dipelajari di hari sebelumnya, terkadang
guru kelas IV memberikan quiz dadakan sekitar dua atau tiga soal sebelum
135
memulai pelajaran matematika. Bagi siswa yang bisa menjawab akan
mendapatkan poin khusus berupa tambahan nilai dari guru. Yang kedua yaitu
menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif. Di dalam
pembelajaran guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang
bervariatif. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru yakni; 1) Model
pembelajaran active learning dimana siswa di tuntut untuk aktif dalam
pembelajaran dan guru memfasilitasinya dengan menggunakan berbagai
permainan di dalam pembelajaran. 2) Model pembelajaran cooperative
learning yang mengharuskan siswa bekerjasama dengan siswa lainnnya di
dalam pembelajaran. Dalam menggunakan model pembelajaran ini guru
memilih untuk menggunakan beberapa metode pembelajaran diantaranya; 1)
Metode pembelajaran tutor sebaya. Guru meminta siswa yang sudah
bisa/dianggap mampu oleh guru untuk mengajari temannya yang belum bisa
di dalam kelas. Menurut guru, siswa akan lebih mudah memahami penjelasan
siswanya karena bahasa yang digunakan sesama teman lebih komunikatif. 2)
Metode ceramah seperti pada pembelajaran umumnya karena guru diharuskan
untuk menjelaskan materi di dalam pembelajaran. 3) Metode tanya jawab
sebagai salah satu cara yang digunakan guru untuk berkomunikasi setelah
guru selesai menjelaskan materi serta memberikan kesempatan bagi siswa
untuk bertanya kepada guru mengenai materi-materi yang belum
dipahaminya. 4) Metode drill/latihan soal. Guru menggunakan metode ini
sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang
136
telah diajarkan guru melalui latihan soal yang dilakukan di setiap akhir
pembelajaran.
Upaya dalam proses pembalajaran yang dilakukan MI Ma’arif Pulutan
Salatiga yang ketiga yakn menggunakan berbagai permainan dalam
pembelajaran, diantaranya: 1) Menunjuk satu anak untuk maju kedepan
mengerjakan soal kemudian anak yang telah maju di minta untuk menunjuk
teman yang lainnya mengerjakan latihan soal di depan, begitu seterusnya
hingga soal habis. 2) Guru sering bertanya kepada siswa ketika disuruh
mengerjakan soal: Siapa yang jawabannya berbeda? Yang berbeda silahkan
tunjuk tangan kemudian membahasnya. 3) Selalu menggunakan media yang
tersedia di lingkungan sekitar. Seperti contoh misalnya pada hari itu siswa
materi yang diajarkan tentang garis lurus, maka guru akan menggambarkan
garis lurus di papan tulis dan garis lengkung sebagai pembandingnya dengan
warna yang berbeda. Juga apabila di lain hari materinya tentang pengukuran
guru menggunakan media dengan memanfaatkan benda-benda sekitar kelas;
menggunakan penggaris, kertas lipat, ubin, ternit dan lain sebagainya.
Faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru MIN Salatiga.
Dalam upaya guru meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV
tentunya ada faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami, begitu
juga dialami oleh guru kelas IV MIN Salatiga. Faktor pendukung yakni 1)
Dukungan orangtua. Dukungan orangtua kepada siswa juga merupakan faktor
yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Orangtua
siswa kelas IV di MIN Salatiga juga memberikan dukungan upaya guru
137
dalam meningkatkan prestasi matematika siswa kelas IV dengan cara
mengantar dan menunggui siswa untuk mengikuti les yang diadakan pada
malam hari, dukungan orangtua yang lain yaitu selalu menyiapkan bekal
makan siang untuk putra-putrinya hal ini bertujuan untuk meminimalisir
siswa mengonsumsi makanan tidak sehat yang dijajakan penjual sehingga
kesehatan, fokus dan kecerdasan siswa lebih terjaga. 2) Sarana prasarana
madrasah. MIN Salatiga menyediakan sarana prasana untuk pembelajaran
yang memadai, dari segi ruang kelas yang cukup luas, bangku dan meja,
papan tulis yang sudah berupa white board, tersedianya LCD proyektor di
madrsah, dan media pembelajaran sudah cukup menunjang guru untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV.
Faktor penghambat/kendala upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV yaitu masih rancunya materi yang ada di
buku pedoman guru yang baru dalam kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran matematika. Sehingga guru masih harus mengurutkan materi,
membuka buku yang dahulu serta mencari sumber buku sendiri.
Faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami oleh guru MI
Ma’arif Pulutan Salatiga, begitu juga dialami oleh guru kelas IV MI Ma’arif
Pulutan Salatiga. a) Faktor Pendukungnya yakni; 1) Dukungan orangtua.
Dukungan orangtua kepada siswa juga merupakan faktor yang sangat penting
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Orangtua siswa kelas IV di MI
Ma’arif Pulutan Salatiga juga memberikan dukungan upaya guru dalam
meningkatkan prestasi matematika siswa kelas IV dengan cara berusaha
138
untuk selalu mendukung kegiatan yang diadakan oleh madrasah dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa seperti membayar SPP tepat waktu,
memberikan sumbangan baik dana ataupun pemikiran, serta bersedia untuk
membayar iuran buku dan tambahan-tambahan lainnya yang berkaitan
dengan peningkatan prestasi belajar siswa. 2) Sarana prasarana madrasah. MI
Ma’arif Pulutan Salatiga menyediakan sarana prasana untuk pembelajaran
yang memadai, dari segi ruang kelas yang cukup luas, tempat belajar yang
menyatu dengan alam serta sejuk dingin, bangku dan meja, papan tulis yang
sudah berupa white board, tersedianya LCD proyektor di madrsah, dan media
pembelajaran sudah cukup menunjang guru untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV.
Prestasi belajar siswa secara umum mengalami peningkatan yang sangat
pesat berkat upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru kelas IV MI Ma’arif
Pulutan Salatiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Prestasi belajar matematika siswa kelas IV di kedua madrasah sama-sama
meningkat dengan baik dan signifikan, dilihat dari rata-rata kelas hasil PTS1,
PAS1 dan PTS2 yang rata-ratanya selalu meningkat. Nilai rata-rata
matematika yang diperoleh MIN Salatiga yakni PTS1; 39,4 PAS1; 72,4 PTS2
76,0. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh MI Ma’arif Pulutan Salatiga
yaitu PTS1; 60, 4PAS1; 64,6 PTS2; 75,6 .
Persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga. Setiap
guru bisa saja memiliki upaya-upaya yang berbeda untuk mencapai tujuan
139
yang sama, seperti halnya upaya dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas IV, sebagaimana upaya guru di MIN Salatiga dan di MI
Ma’arif Pulutan Salatiga berikut ini: a) Persamaan; 1) Mengadakan les di
malam pada hari selasa dan kamis di sekolah 2) Sarapan pagi matematika: 5
soal matematika setiap pagi pada awal pembelajaran 3) Menggunakan metode
tutor sebaya 4) Menunjuk anak untuk mengerjakan soal di depan dengan
menggunakan tanggal atau bulan. b) Perbedaan; 1) Penyesuaian jadwal mata
pelajaran matematika 2) Strategi penyampaian materi 3) Pembiasaan akan
cinta matematika.
140
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dimuka, penulis menyimpulkan bahwa:
1. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV di MIN Salatiga yakni upaya dalam memotivasi siswa dengan cara guru
menciptakan suasana kelas yang kental akan semangat untuk bersaing,
upaya dalam membimbing siswa dengan cara mengadakan les, upaya
dalam proses pembelajaran yakni memindahkan mata pelajaran
matematika di pagi hari, menggunakan model dan metode pembelajaran
yang bervariatif seperti active learning dan cooperative learning,
menggunakan berbagai permainan dalam pembelajaran untuk mengerjakan
soal seperti permainan sing sing so, ganjil genap, tanggal-bulan, upaya
dalam evaluasi seperti penilaian di akhir pembelajaran, ulangan harian,
penilaian tengah semester (PTS) dan penilaian akhir semester (PAS).
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami guru kelas IV pada
kedua madrasah yaitu sama. Faktor pendukungnya yakni dukungan
orangtua secara mental dan finansial dan sarana prasarana yang disediakan
oleh madrasah seperti lingkungan sekolah, ruang kelas yang nyaman serta
media pembelajaran sedangkan faktor penghambatnya yakni masih
rancunya buku pedoman kurikulum 2013 untuk guru.
141
3. Prestasi belajar matematika siswa kelas IV pada kedua madrasah sama-
sama meningkat dengan baik dan signifikan dilihat dari rata-rata kelas
hasil PTS1, PAS1 dan PTS2 yang rata-ratanya selalu meningkat.
4. Persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas IV yakni persamaan; mengadakan les, quiz pagi
matematika, menggunakan metode tutor sebaya, menggunakan bermacam-
macam permainan dalam pembelajaran. Perbedaan; penyesuaian jadwal
mata pelajaran matematika, strategi penyampaian materi dan pembiasaan
dalam pembelajaran akan cinta matematika.
B. Saran
1. Untuk Guru
a) MIN Salatiga
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV, sebaiknya guru memiliki
buku pedoman materi matematika yang pas dan sesuai yang akan
diajarkan.
b) MI Ma’arif Pulutan
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV, hendaknya guru terus
meningkatkan kualitas belajar mengajar matematika di kelas.
2. Untuk Siswa
a) MIN Salatiga
Berdasarkan pengamatan penulis, sebaiknya siswa terus meningkatkan
keaktifan dalam proses pembelajaran matematika di dalam kelas.
b) MI Ma’arif Pulutan
142
Berdasarkan pengamatan penulis, sebaiknya siswa lebih aktif lagi di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran matematika di dalam kelas.
3. Untuk Kepala Madrasah
a) MIN Salatiga
Hendaknya kepala madrasah memberi himbauan kepada setiap guru kelas
supaya siswa membawa bekal makanan dari rumah agar siswa memiliki
pola makan yang sehat dan prestasi belajar meningkat.
b) MI Ma’arif Pulutan
Hendaknya kepala madrasah mengoptimalkan mata pelajaran yang telah
ditetapkan di Madrasah supaya hasil yang didapat juga maksimal.
Lampiran I Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai
Pustaka: Jakarta
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri Dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, Muhammad & Sulistyorini. 2012. Belajar Dan
Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar
Nasional. Yogyakarta: Teras.
Furchan, Arif. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya:
Usaha Nasional
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM
Hamalik, Oemar. 2014. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor:
Ghalia Indonesia
Ibrahim, R dan Sukmadinata, Nana Syaodih. 1996. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ihsan, Fuad. 2007. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Isjoni. 2001. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Moeleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E.2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Andi Hakim. 1992. Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Ilmiah
Bagi Remaja. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Tarsito
Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
Ratnawulan, Elis. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Setia
Pustaka Setia.
Sanjaya, Wina, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008.
Slameto. 2009. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori Riset Dan Praktik,
Penerjemah: Nurulita. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Bahroin. Upaya Guru Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Ketitang Poncokusumo Malang.
2017. Malang: UIN Malang.
Chusna Frida Amri. 2016. Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar
Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Panganrejo
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Permendiknas RI No.22 Tahun 2006 Tentang Ruang Lingkup Mata
Pelajaran Matematika.
Undang-Undang No.2 Th 2003 Pasal 10 Ayat 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen (Jakarta: Visimedia, 2008)
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2007. Yogyakarta. Pustaka
Belajar.
Lampiran III RPP Matematika MI Ma’arif Pulutan Salatiga
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI MA’ARIF PULUTAN
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2
Pokok Bahasan : Hubungan Antar Garis
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru dan tetangga.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10 Menjelaskan hubungan antar
garis (sejajar, berpotongan,
berhimpit)
3.10.1 Menunjukkan garis sejajar,
berpotongan dan berimpit
3.10.2 Menjelaskan sudut yang terbentuk
dari 2 garis sejajar berpotongan
dengan garis lurus
4.10 Mengidentifikasi hubungan antar
garis (sejajar, berpotongan,
berhimpit)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menunjukkan garis sejajar, berpotongan dan berimpit
Siswa dapat mebedakan garis sejajar dan berpotongan melalui gambar
Siswa dapat menjelaskan sudut yang terbentuk dari 2 garis sejajar
berpotongan dengan garis lurus .
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hubungan antar garis ( sejajar, berpotongan, berimpit )
Garis berpotongan tegak lurus dan tidak tegak lurus
Sudut yang dihasilkan oleh 2 garis sejajar berpotongan dengan garis
lurus
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Tematik dan Saintifik
Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan, tutor sebaya
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Mengajak semua siswa berdo’a
Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
(Integritas : membiasakan sikap santun, religius dan
hormat)
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
10 menit
Inti (Pengertian garis)
Guru menggambarkan 3 jenis garis ( garis lurus, sinar
garis, dan ruas garis/segmen garis).
Siswa diminta untuk mengamati gambar yang ada pada
35 menit
x 30 JP
papan tulis.
Guru meminta pendapat siswa tentang perbedaan garis-
garis yang ada pada papan tulis.
Siswa diberi kesempatan menjawab pertanyaan yang
ada dan mendiskusikan jawabannya di kelompok
masing-masing.
Guru membimbing diskusi dari kelompok satu ke
kelompok lain .
Guru meminta perwakilan dari 1 atau 2 kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai jawaban
yang diharapkan. Guru dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk memberikan komentar dari
jawaban yang ada. Guru memberi kesempatan kepada
siswa lain untuk mencoba menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh temannya. Guru dapat menguatkan
jawaban-jawaban yang ada.
(Hubungan dua garis)
Guru melanjutkan kegiatan dengan menggambar 2
garis sejajar dan 2 garis tidak sejajar.
Guru meminta pendapat siswa tentang perbedaan 2
pasang garis yang ada pada papan tulis.
Siswa diberi kesempatan menjawab pertanyaan yang
ada dan mendiskusikan jawabannya di kelompok
masing-masing.
Guru membimbing diskusi dari kelompok satu ke
kelompok lain .
Guru meminta perwakilan dari 1 atau 2 kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai jawaban
yang diharapkan. Guru dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk memberikan komentar dari
jawaban yang ada. Guru memberi kesempatan kepada
siswa lain untuk mencoba menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh temannya. Guru dapat menguatkan
jawaban-jawaban yang ada dan membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan
Guru menyampaikan rubrik penilaiankepada siswa.
(Sudut yang dibentuk oleh 2 garis
Guru melanjutkan kegiatan dengan menggambar 2
garis sejajar berpotongan dengan 1 garis lurus.
Guru meminta siswa mengamati sudut-sudut yang
terbentuk dari garis berpotongan
Guru menjelaskan sudut sehadap dan berpotongan
Guru meminta siswa menunjukkan pasangan sudut
sehadap dan berpotongan dari gambar yang ada di
papan tulis dan mendiskusikan jawabannya di
kelompok masing-masing.
Guru membimbing diskusi dari kelompok satu ke
kelompok lain .
Guru meminta perwakilan dari 1 atau 2 kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai jawaban
yang diharapkan. Guru dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk memberikan komentar dari
jawaban yang ada. Guru memberi kesempatan kepada
siswa lain untuk mencoba menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh temannya. Guru dapat menguatkan
jawaban-jawaban yang ada dan membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan
Penutup Siswa dan Guru bersama sama merangkum materi
pembelajaran
Siswa dan Guru merefliksi kegiatan pembelajaran
Guru memberikan gambaran mengenai kegiatan
pembelajaran pertemuan berikutnya
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membaca doa.
(Integritas : membiasakan sikap santun, religius dan
hormat)
15 menit
Lampira IV Instrumen Penelitian Wawancara
INSTRUMEN PENELITIAN
TENTANG
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS 4 DI MADRSAH IBTIDAIYAH NEGERI
SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN
TAHUN 2018.
PETUNJUK:
1. Daftar wawancara ini hanya ditulis secara garis besarnya saja dan dapat
dikembangkan dalam proses wawancara.
2. Dalam proses wawancara dilengkapi dengan alat pengumpul data berupa
buku notulen, tape recorder, dan kamera.
3. Wawancara dapat dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan data
yang diperlukan.
A. PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Profil Madrasah (MIN Salatiga dan MI a’arif Pulutan Salatiga)
a. Sejarah singkat berdirinya madrasah
b. Visi dan Misi madrasah
c. Struktur organisasi madrasah
d. Keadaan siswa di madrasah
e. Keadaan guru dan karyawan di madrasah
f. Keadaan sarana dan prasarana pendidikan di madrasah
2. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa di kelas
4 tahun 2018.
a. Kurikulum
b. Silabus
c. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
d. Kegiatan-kegiatan pendukung pembelajaran matematika yang ada di
madrasah.
e. Proses pembelajaran matematika di kelas 4.
B. PEDOMAN WAWANCARA
1. Informan: Kepala Madrasah
a. Kurikulum yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran matematika kelas 4.
b. Upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam menunjang guru untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4 di madrasah.
c. Pendukung dan penghambat upaya kepala madrasah dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4.
2. Informan: Guru Kelas 4
a. Upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika kelas 4.
b. Strategi dan metode apa yang telah diterapkan untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas 4.
c. Langkah-langkah khusus yang diterapkan untuk menerapkan
strategi/metode pembelajaran.
d. Prestasi belajar matematika siswa setelah guru menerapkan
strategi/metode pembelajaran.
e. Kondisi kelas saat guru mengajar matematika kelas 4.
f. Rata-rata kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran yang
diajarkan.
g. Pendukung upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas 4.
h. Kendala/kesulitan/penghambat yang dialami guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas 4.
i. Cara guru mengatasi kendala/kesulitan upayanya dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas 4.
3. Informan: Siswa Kelas 4.
a. Pembelajaran matematika di kelas 4.
b. Cara guru mengajar matematika dikelas 4.
c. Guru menggunakan strategi/metode/permainan/media pembelajaran
saat mengajar.
C. LEMBAR OBSERVASI
Lembar observasi dalam pembelajaran matematika kelas 4.
Tanggal :
Kelas :
No. Kategori Ya Tidak Keterangan
1. Menggunakan RPP dalam
mengajar
2. Suasana pembelajaran kondusif
3. Pembelajaran efektif dan efisien
4. Pembelajaran menarik dan me-
nyenangkan
5. Paparan materi runtut dan jelas
6. Instruksi/petunjuk dalam meng-
ajar jelas
7. Menggunakan strategi/metode
pembelajaran yang bervariasi
8. Menggunakan media/alat peraga
9. Memotivasi siswa dalam KBM
10. Membimbing siswa dalam KBM
11. Mengadakan evaluasi di akhir
pembelajaran
12. Memberikan remidial bagi siswa
yang tertinggal
13. Memberikan tugas yang
berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
14. Mengatasi kendala yang ada di
dalam kelas secara bijaksana.
15. Memberikan penguatan/dorong-
an kepada siswa di akhir KBM.
Lampiran V Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MIN Salatiga
TRANSKRIP WAWANCARA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS 4 DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI (MIN) SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018.
Identitas informan
a. Nama : Drs. H. Abdul Basith, M.Pd.I
b. Umur : 55 tahun
c. Pekerjaan : Kepala Sekolah MI Ma’arif Pulutan Salatiga
d. Pendidikan terakhir : Strata 2
Pertanyaan
1. Apa kurikulum yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran matematika kelas 4?
Sudah menggunakan K13, namun khusus pembelajaran matematika mulai
tahun 2017 sudah di pisah, tidak ikut dalam tematik.
2. Apa upaya yang telah dilakukan kepala madrasah dalam menunjang guru
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4 di madrasah?
f) Mendorong guru untuk aktif mengikuti forum KKG (Kelompok Kerja
Guru) disana mereka bisa berbagi pengalaman mengajar atau sebagai-
nya.
g) Mendorong guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan/diklat-diklat.
h) Mendorong guru untuk banyak membaca.
i) Mendorong penggunaan media pembelajaran tentu iya.
j) Semua guru dipersilahkan untuk membeli buku atau media pelajaran
terkait pembelajaran. Kwitansinya di berikan kepada TU dan akan
kami ganti.
3. Faktor pendukung dan penghambat upaya kepala madrasah dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4?
Faktor pendukungnya:
a) Sudah mulai ada seleksi masuk siswa baru, sehingga kualitas inputnya
tidak terlalu rendah.
b) Adanya pengadaan buku yang bekerjasama dengan Airlangga yang
dilaksanakan berdasarkan hasil angket, jika mayoritas setuju maka
pengadaan buku dilaksanakan.
c) Peran orangtua yang sangat mendukung.
Faktor penghambat:
a) Jumlah mata pelajaran yang jauh lebih banyak daripada SD. Maka
hasilnya tidak bisa maksimal karena kurang terfokus. Apalagi di MI
Pulutan ini ada tambahan Tahfidz dan ke-NU an.
b) Guru kelas ada yang basisnya bukan dari matematika.
Lampiran VI Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MIN Salatiga
TRANSKRIP WAWANCARA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS 4 DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI (MIN) SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018.
Identitas informan
e. Nama : Nur Zainuddin, S.Pd.I
f. Umur : 47 tahun
g. Pekerjaan : Guru Kelas 4A MIN Salatiga
h. Pendidikan terakhir : Strata 1
Pertanyaan
1. Apa saja upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika kelas 4?
4) Mengadakan les di malam pada hari selasa dan kamis di sekolah.
5) Memindahkan pembelajaran matematika di awal pelajaran.
6) Sarapan pagi matematika; 5 soal matematika setiap pagi pada awal
pembelajaran/pre-test
7) Materi matematika 1 semester di selesaikan dalam setengah semester,
kemudian di ulangi lagi di tambahi drill soal.
8) Membentuk dan membiasakan anak akan lingkungan kelas yang cinta
akan matematika.
2. Strategi dan metode apa yang telah diterapkan guru untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas 4?
a) Sering menggunakan game pada saat pembelajaran. Misalnya;
1) Menggunakan metode tutor sebaya siswa yang sudah bisa
mengajari temannya yang belum bisa.
2) Sering mengadakan permainan dengan cara memilih 3 siswa putra
dan 3 siswa putri, kemudian di suruh untuk membuat soal atau
mengerjakan soal
3) Menggunakan permainan sing sing so
4) Menunjuk anak untuk mengerjakan soal di depan dengan
menggunakan tanggal atau bulan
5) Guru sering bertanya kepada siswa ketika disuruh mengerjakan
soal; siapa yang jawabannya berbeda? Yang berbeda di suruh maju
kedepan.
6) Berkelompok untuk mengerjakan suatu soal
7) Menerapkan sistem ganjil genap
3. Langkah-langkah khusus apa yang diterapkan untuk menerapkan
strategi/metode pembelajaran?
Seperti yang sudah dijelaskan tadi.
4. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa setelah guru menerapkan
strategi/metode pembelajaran?
Meningkat dengan pesat.
5. Bagaimana kondisi kelas saat guru mengajar matematika kelas 4?
Kondusif dan menyenangkan.
6. Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran
yang diajarkan?
Kemampuan siswa bagus, tinggal bagaimana guru mengarahkannya..
Namanya siswa di kota pinggiran, mereka lebih memiliki kreasi yang
tinggi daripada di pelajaran akademik. Jadi solusinya meramu strategi dan
metode yang pas.
7. Apa faktor pendukung upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas 4?
Pendukung; motivasi dan dukungan orangtua kepada siswwa terutama saat
mengantar dan menjemput les dan bahkan ada yang menungguinya sampai
selesai, juga khusus kelas saya itu saya wajibkan untuk selalu membawa
bekal nasi dari rumah itu kan sebagai bentuk peran orangtua dalam
mendukung anaknya dalam belajar, motivasi anak sendiri, saranaprasana
yang mendukung
8. Bagaimana kendala/kesulitan/penghambat yang dialami guru dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4?
Masih rancunya materi-materi yang ada di dalam buku K13. Kadang tidak
runtut, maka guru harus membuka-buka kembali materi yang ada di buku-
buku KTSP, diktat untuk menyesuaikan materinya.
9. Bagaiman cara guru mengatasi kendala/kesulitan upayanya dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4?
Mengadakan pengayaan, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami siswa, drill soal dan mengulangi
materi.
Lampiran VII Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MI Pulutan
TRANSKRIP WAWANCARA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS 4 DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI (MIN) SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018.
Identitas informan
i. Nama : Drs. H. Abdul Basith, M.Pd.I
j. Umur : 55 tahun
k. Pekerjaan : Kepala Sekolah MI Ma’arif Pulutan Salatiga
l. Pendidikan terakhir : Strata 2
Pertanyaan
4. Apa kurikulum yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran matematika kelas 4?
Sudah menggunakan K13, namun khusus pembelajaran matematika mulai
tahun 2017 sudah di pisah, tidak ikut dalam tematik.
5. Apa upaya yang telah dilakukan kepala madrasah dalam menunjang guru
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4 di madrasah?
k) Mendorong guru untuk aktif mengikuti forum KKG (Kelompok Kerja
Guru) disana mereka bisa berbagi pengalaman mengajar atau sebagai-
nya.
l) Mendorong guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan/diklat-diklat.
m) Mendorong guru untuk banyak membaca.
n) Mendorong penggunaan media pembelajaran tentu iya.
o) Semua guru dipersilahkan untuk membeli buku atau media pelajaran
terkait pembelajaran. Kwitansinya di berikan kepada TU dan akan
kami ganti.
6. Faktor pendukung dan penghambat upaya kepala madrasah dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4?
Faktor pendukungnya:
d) Sudah mulai ada seleksi masuk siswa baru, sehingga kualitas inputnya
tidak terlalu rendah.
e) Adanya pengadaan buku yang bekerjasama dengan Airlangga yang
dilaksanakan berdasarkan hasil angket, jika mayoritas setuju maka
pengadaan buku dilaksanakan.
f) Peran orangtua yang sangat mendukung.
Faktor penghambat:
c) Jumlah mata pelajaran yang jauh lebih banyak daripada SD. Maka
hasilnya tidak bisa maksimal karena kurang terfokus. Apalagi di MI
Pulutan ini ada tambahan Tahfidz dan ke-NU an.
d) Guru kelas ada yang basisnya bukan dari matematika.
Lampiran VIII Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MI Pulutan
TRANSKRIP WAWANCARA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS 4 DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI (MIN) SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018.
Identitas informan
a. Nama : Ari Purwanto, S.Pd.
b. Umur : 35 tahun
c. Pekerjaan : Guru Kelas 4A MI Ma’arif Pulutan Salatiga
d. Pendidikan terakhir : Strata 1
Pertanyaan
1. Apa saja upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika kelas 4?
1) Quiz dadakan 3/2 soal di awal pelajaran.
2) Drill/latihan soal.
3) Adanya ekstra OSN yang membahas tentang IPA dan Matematika.
2. Strategi dan metode apa yang telah diterapkan guru untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas 4?
a) Sering menggunakan metode atau game pada saat pembelajaran.
Seperti;
1) Menggunakan metode tutor sebaya
2) Menunjuk satu anak untuk maju kedepan mengerjakan soal
kemudian anak yang telah maju di minta untuk menunjuk teman
yang lainnya mengerjakan latihan soal di depan, begitu seterusnya
hingga soal habis.
3) Guru sering bertanya kepada siswa ketika disuruh mengerjakan
soal; siapa yang jawabannya berbeda? Yang berbeda silahkan
tunjuk tangan kemudian membahasnya.
4) Selalu menggunakan media walaupun seadanya yang tersedia di
lingkungan pembelajaran.
3. Langkah-langkah khusus apa yang diterapkan untuk menerapkan
strategi/metode pembelajaran?
Seperti yang sudah dijelaskan tadi.
4. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa setelah guru menerapkan
strategi/metode pembelajaran?
Meningkat.
5. Bagaimana kondisi kelas saat guru mengajar matematika kelas 4?
Kondusif dan menyenangkan.
6. Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran
yang diajarkan?
Kemampuan siswa kelas yang saya ampu ini bagus-bagus, karena dari
kelas 3 sudah mulai di petakan berdasarkan tingkat kemampuan siswa.
7. Apa faktor pendukung upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas 4?
Pendukung; dukungan orangtua, motivasi anak sendiri, saranaprasana di
sekolah yang mendukung.
8. Bagaimana kendala/kesulitan/penghambat yang dialami guru dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4?
Selama ini belum ada.
9. Bagaimana cara guru mengatasi kendala/kesulitan upayanya dalam
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas 4?
Mengadakan pengayaan, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami siswa, drill soal dan mengulangi
materi.
Lampiran IX Dokumentasi Foto Penelitian
1. Foto Wawancara Dengan Kepala Madrasah MIN Salatiga
2. Foto Wawancara Dengan Guru Kelas IV MIN Salatiga
5. Foto Wawancara Dengan Guru Kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga
6. Foto Observasi Pembelajaran Matematika Kelas IV MI Ma’arif Pulutan
Lampiran XIV Laporan SKK
Daftar Nilai SKK
Nama : Nur Ni’matul Khasanah Jurusan : PGMI
NIM : 115-14-094 Dosen PA : Drs. M. Choderin, M.A
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. Opak STAIN Salatiga
2014
18-19 Agustus 2014 Peserta 3
2. Opak Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga 2014
20-21 Agustus 2014 Peserta 3
3. Orientasi Dasar
Keislaman (ODK)
21 Agustus 2014 Peserta 2
4. Pengakraban Mahasiswa
Baru PGMI STAIN
Salatiga
27 Agustus 2014 Peserta 2
5. (Library User Education)
Pendidikan Pemustaka
28 Agustus 2014 Peserta 2
6. Training Pembuatan
Makalah LDK STAIN
Salatiga
17 September 2014 Peserta 2
7. Masa Ta’aruf IMM
“Membentuk Pribadi,
Kembangkan Diri,
Lahirkan Potensi”
26 September 2014 Peserta 2
8. Seminar Nasional “Peran
Mahasiswa Dalam
Mengawal Masa Depan
Indonesia Pasca Pilpres
2014”
29 September 2014 Peserta 8
9. PAB (Penerimaan
Anggota Baru) Jqh Al-
Furqon STAIN Salatiga
13-14 Desember
2014
Peserta 3
10. Workshop Nasional
“Sukses Akademik,
Sukses Bakat Dan Hidup
Bermartabat Dengan
Karya”
16 Desember 2014 Peserta 8
11. Pelantikan Anggota Dan
Pengurus Karang Taruna
Wira Bhakti Reksosari
03-04 Januari 2015 Panitia 3
12. Seminar Dan Sosialisasi
“Bahaya Narkoba Dan
HIV AIDS”
08 Februari 2015 Panitia 3
13. Seminar Kepemudaan
Tingkat Regional Jateng-
DIY “Membumikan Peran
Dan Tantangan Pemuda
Dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN”
22 April 2015 Peserta 5
14. Seminar Nasional
“Mencegah Generasi
Pemuda Islam Dari
Pengaruh Radikalisme
ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
15. Workshop Tilawah
Nasional “Aktualisasi
Nyata Syi’ar Islam Dalam
Bingkai Kreasi Seni
30 Mei 2015 Peserta 8
Qur’ani”
15. Seminar Revolusioner
“Empowering Woman To
Do The Best”
28 Agustus 2015 Peserta 2
16. Seminar Nasional
“Perbankan Syari’ah Di
Indonesia: Antara Teori &
Praktik”
4 November 2015 Peserta 8
17. Pendidikan Dan Latihan
Calon Pramuka Pandega
Xxv “Racana Sebagai
Garda Terdepan Pelaku
Perubahan”
25-27 September
2015
Peserta 3
18. Seminar Nasional
“Pembangunan Karakter
Bangsa Upaya
Mewujudkan Generasi
Muda Yang Berbudaya
Untuk Indonesia
Bermartabat”
9 April 2016 Peserta 8
19. The Exclusive One Day
Workshop Become A
Successful Entrepreneur
“In The Event Of
Workshop Forex Trading
For Living”
23 April 2016 Peserta 2
20. Seminar Internasional
“Petani Untuk Negeri”
18 September 2016 Peserta 2
21. Seminar Nasional 10 November 2016 Peserta 8
“Bersama Merajut Asa
Memberantas Korupsi
Indonesia”
22. Training Hypnotherapy
“Selangkah Lebih Baik
Dengan Hipnosis”
26 November 2016 Peserta 2
23. International Seminar “Be
Global Citizen Throygh
Non Formal Learning In
International Voluntary
Service: Another Way To
Go Abroad”
04 April 2017 Peserta 8
24. Online Lecture “Get Your
Own King Saud
Scholarship” IYOIN
Palembang
14 Agustus 2017 Peserta 2
25. Partisipasi Dan Donasi
Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Di Lombok
Dan Kupang Bwesama
INAVIS “Nusantara
Mengabdi”
10 September 2017 Peserta 2
26. Seleksi General Aptitude
Test For Participation To
Youtex Seoul-South
Korea
13 September 2017 Peserta 2
27. Seminar Dan Diskusi
Pemuda “Menumbuhkan
Karakter Dan
24 September 2017 Panitia 3
Menghadirkan Persatuan
Sebagai Tanda Era
Kebangkitan Pemuda
Reksosari”
28. Antologi Puisi Lpm
Dinamika
01 November 2017 Peserta 2
29. Talk Show “Find Your
Passion, Let’s Make Your
Creation”
13 November 2017 Peserta 2
30. Seminar Nasional
“Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Menuju Desa
Wisata”
17 November 2017 Peserta 8
31. Seminar Nasional
“Reaktualisasi Cantik
Dhohir Dan Batin Dalam
Kacamata Islam”
18 November 2017 Peserta 8
32. Kursus Karakter
Angkatan Ii Biro Tazkia
04-05 Desember
2017
Panitia 3
Jumlah 137
Lampiran XVII Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:
Nama Lengkap : Nur Ni’matul Khasanah
TTL : Kab. Semarang, 05 Agustus 1997
Agama : Islam
Alamat :Dsn. Kepundung, RT/RW 07/04, Ds. Reksosari,
Kec. Suruh, Kab. Semarang.
No.Telp : 081228403866
Email : [email protected]
Motto : Sebuah kesaktian tertinggi adalah orang yang pandai
mengelola hidupnya.
Pendidikan :
1. RA Darul Ulum Reksosari Tahun Ajaran 2001-2002
2. SDN 01 Reksosari Tahun Ajaran 2002-2008
3. MTsN Susukan Tahun Ajaran 2008-2011
4. SMK N 2 Salatiga Tahun Ajaran 2011-2014
5. Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun Ajaran
2014-2018
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 18 April 2018
Penulis
Nur Ni’matul Khasanah
NIM.11514094