BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi...

29
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai peraturan Gubernur No. 71 tahun 2016 tentang Strutruktur Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dibagi menjadi 4 Bidang dimana salah satu Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahi 3 seksi yaitu Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan. Adapun Tugas Pokok Seksi Kefarmasian antara lain Melaksanakan bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan perizinan, sertifikasi di bidang kefarmasian, Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat tradisional, Narkotika, psikotropika, Melakukan penyediaan dan pengelolaan obat, buffe stock obat provinsi, reagensia dan vaksin lainnya, Melakukan proses perizinan/nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/non perizinan kepada kepala bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris. Sedangkan tugas dari Seksi Alat Kesehatan dan PKRT, antara lain: 1)Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang alat kesehatan dan PKRT; 2)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan perijinan, registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana pelayanan kesehatan, sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan perbekalan rumah tangga (PKRT); 3)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan sarana kesehatan, alat kesehatan dan PKRT; 4)Melaksanakan penyediaan dan pengelolaan alat kesehatan dan sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan;5)Melakukan proses perizinan nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/nonperizinan kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai peraturan Gubernur No. 71 tahun 2016 tentang Strutruktur

Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dibagi

menjadi 4 Bidang dimana salah satu Bidang Sumber Daya Kesehatan

membawahi 3 seksi yaitu Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, Seksi

Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan. Adapun Tugas Pokok Seksi

Kefarmasian antara lain Melaksanakan bimbingan dan pengendalian

penyelenggaraan perizinan, sertifikasi di bidang kefarmasian, Melaksanakan

bimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada

sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

tradisional, Narkotika, psikotropika, Melakukan penyediaan dan pengelolaan

obat, buffe stock obat provinsi, reagensia dan vaksin lainnya, Melakukan proses

perizinan/nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya

perizinan/non perizinan kepada kepala bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas

melalui Sekretaris. Sedangkan tugas dari Seksi Alat Kesehatan dan PKRT,

antara lain: 1)Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,

bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di

bidang alat kesehatan dan PKRT; 2)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian

penyelenggaraan perijinan, registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana pelayanan

kesehatan, sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan perbekalan

rumah tangga (PKRT); 3)Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan

pengelolaan sarana kesehatan, alat kesehatan dan PKRT; 4)Melaksanakan

penyediaan dan pengelolaan alat kesehatan dan sarana prasarana penunjang

pelayanan kesehatan;5)Melakukan proses perizinan nonperizinan untuk

disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya perizinan/nonperizinan

kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Satker 199004 (07) merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepada

Seksi Kefarmasian Satker 199004 atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja

memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai dan

sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja.

C. ASPEK STRATEGIS SEKSI KEFARMASIAN

Sesuai peraturan Guberner No. 71 tahun 2016 tentang Strutruktutr

Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Seksi

Kefarmasian tugas: 1 Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan

dan program di Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 2019 ditentukan oleh bagaimana mengoptimalkan sumberdaya yang ada

dalam lingkungan yang kondusif dan meminimalkan hambatan dan kendala yang

ada. Hambatan yang ada menjadi bahan perbaikan bagi Seksi Kefarmasian Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2019 untuk meningkatkan kinerja di

masa yang akan datang. Berikut adalah hambatan yang ditemui dalam

pelaksanaan kegiatan dan program tahun 2019 sebagai berikut :

1. Belum lengkapnya kualifikasi dan kurangnya tenaga untuk melaksanakan

kegiatan teknis dan administratif. Di tingkat provinsi (Dinkes Provinsi

Sulawesi Selatan), jumlah dan kualifikasi tenaga kefarmasian sangat

kurang. Pada akhir tahun 2019 pada seksi tersedia ada 3 tenaga

Apoteker PNS, 2 orang Tenaga Kefarmasian, 2 orang Tenaga

Kesehatan Masyarakat dan 1 orang tenaga Analis Kimia yang bertugas

untuk menjalankan kegiatan baik sumber dana APBD maupun APBN.

Sementara di tingkat kab/kota permasalahan lebih besar belum semua

fasilitas pelayanan kefarmasian dalam hal ini puskesmas memiliki

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

Apoteker. Akibatnya kegiatan kefarmasian masih dilaksanakan oleh

tenaga non kefarmasian.

2. Penentuan persentase indikator kinerja program masih mengacu kepada

program pusat Kemenkes Direktorat Jendaral Kefarmasian dan Alkes,

belum ada program dan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan dan

ketersediaan sumber daya.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Seksi Kefarmasian

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan di pimpin oleh seorang Kepala Seksi

di bantu oleh Penanggungjawab kegiatan. Selengkapnya Struktur Organisasi

Seksi Kefarmasian sebagai berikut

Gambar 1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes & PKRT Tahun 2019

E. SISTEMA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Seksi Pelaayan Kesehatan

Primer

Bidang Pelayanan Kesehatan

Seksi Kefarmasian

Bidang Pencegahan dan

pengendalian Penyakit

Bidang Kesehatan Masyarakat

Seksi Kesehatan Keluarga

dan Gizi

Seksi Promosi dan

Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Kesehatan

Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga

Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan

Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menular

Seksi Surveilans dan

Imunisasi

Seksi

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Seksi

Pelayanan Kesehatan Tradisional

Seksi

Pelayanan Kesehatan Rujukan

Seksi

Alat Kesehatan dan PKRT

UPT

Dinas Kesehatan

Subbagian Program

Informasi dan Humas

Subbagian Keuangan dan Pengelolaan

Asset

Subbagian Hukum,

Kepegawaian dan Umum

Bidang Sumber Daya

Kesehatan

Sekretariat

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

Sistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan

Tahun 2019 sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi

organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan

analisis capaian kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen

Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Kebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan didasarkan kepada 2 Kebijakan yaitu Kebijakan

Kementerian Kesehatan (perpanjangan tangan pemerintah pusat) seperti

yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019

dan melaksanakaan kebijakan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (sebagai

daerah otonom) melalui Dinas Kesehatan provinsi yang tertuang dalam

Kebijakan RPJMD 2013-2019 dan dijabarkan dalam Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2019. Antara kedua kebijakan

dan program tersebut saling berhubungan dan mendukung satu sama lain.

Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan salah

satunya bersumber dari kebijakan yang tertuang dalam Renstra Kemenkes,

sehingga program dan kegiatan yang ada mendukung pencapaian program

kementerian kesehatan termasuk di dalamnya Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan. Program kefarmasian dan Alat kesehatan di Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan Tupoksi dilaksanakan oleh Seksi

Kefarmasian yang berada di bawah Bidang Sumber Daya Kesehatan.

Adapun Kegiatan Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes yang bersumber APBN

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;

2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;

3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

5. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Tercapainya sasaran kegiatan tersebut dapat direpresentasikan dengan

indikator kinerja beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019

NO KEGIATAN TARGET 2017 2018 2019

INDIKATOR TATA KELOLA OBAT PUBLIK

1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)

83% 86% 90%

2

Persentase instalasi farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan sistem informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang melaporkan ketersediaan obat dan BMHP melalui aplikasi berbasis database

20% 30% 40%

INDIKATOR PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN

1 Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar

Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling

50% 55% 60%

2

Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

55% 60% 65%

3.

Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas

Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional

30% 35% 40%

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

di Puskesmas minimal 60%

INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

1

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

15 30 45

2

Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif

3 6 9

3

Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu

80 88 90

INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

1

Jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

- 21 28

2

Persentase penilaian pre- market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices

- 82 85

INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

1

Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Keseatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

82 86 90

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

2

Persentase sarana produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB)

Persentase Sarana Distribusi Alat Kesehatan yang memenuhi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik

65 70 72

INDIKATOR KEGIATAN DUKUNGANMANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

1.

Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu

90 90

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan

dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah

untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur

berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Perjanjian Kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2019 dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Seksi Kefarmasian Tahun 2019 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah

ditetapkan dalam penetapan Kinerja dengan realisasinya, tingkat capaian kinerja

seksi farmasi dan perbekalan kesehatan pada Tahun 2019 dapat diilustrasikan dalam

tabel II sebagai berikut :

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)

85% 85%

2 Monitoring Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

152 Sarana 80%

Tabel II. Capaian Indikator Kinerja Provinsi Sulawesi Selatan

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi

pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih

pendek dari tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah

meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut

A. KEGIATAN

Kegiatan dengan Sumber Dana APBN

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;

3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

4. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

5. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Pembiayaan dari Dana APBN

Pada tahun 2019, mendapatkan anggaran yang bersumber dari APBN

sebesar Rp. 2.562.703.000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian mendapatkan anggaran sebesar

Rp. 400.306.000,-;

2. Peningkatan Tata Kelola obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

mendapatkan anggaran sebesar Rp. 581.259.000,-;

3. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar

Rp.181.007.000,-;

4. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar

Rp. 154.536.000,-;

5. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian mendapatkan

anggaran sebesar Rp. 37.220.000,-;

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan mendapatkan anggaran

sebesar Rp. 557.032.000,-.

1. PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

A. Melaksanakan Pembekalan Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas

menggunakan Obat (Gema Cermat) di Kabupaten/kota

Penggunaan obat yang rasional (POR) merupakan salah satu langkah

dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,

sehingga tercapai keselamatan pasien (patient safety). Menurut WHO,

penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai

dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dan

dalam periode waktu yang adekuat. Selain peresepan secara irrasional oleh

tenaga kesehatan dan kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan

oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh

masyarakat, baik kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang

diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan Pembekalan

Tenaga Kefaramsian di Provinsi/Kab/Kota tentang Pengunaan Obat Rasional

Dalam Rangka Gerakan Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) untuk

meningkatkan pemahaman stakeholder tentang teknis pelaksanaan kegiatan

GeMa CerMat. Dengan demikian diharapkan setiap pemangku kepentingan

dapat ikut serta melaksanakan GeMa CerMat. Pada Tahun 2019 Gema Cermat

di laksanakan di kab. Bone dan Soppeng

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2019 dilaksanakan

di Kabupaten Bone dan Pertemuan kedua dilaksanakan di Kabupaten Soppeng

pada tanggal 24 Juli 2019 , Peserta yang diundang adalah 15 Apoteker di

kabupaten yang bersangkutan sebagai AOC ( Agent Of Change ) dan 155

masyarakat di sekitar tempat kegiatan yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader

kesehatan, Tokoh Masyarakat, Organisasi Wanita dan Organisasi Masyarakat

dan Pemuda.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

Narasumber pertemuan berasal dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian

dan IAI Pusat . Hasil pertemuan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya obat sebagai komoditi

kesehatan, tercapainya kemandirian masyarakat dalam menilai dan memilih

informasi yang beredar di masyarakat terkait obat (swamedikasi) dan

tercapainya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap obat melalui

metode CBIA dan DAGUSIBU ( DApatkan, GUnakan, SImpan dan BUang ) obat

dengan benar.

Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian berupa 2

(dua) laporan sudah terealisasi.

Tabel III. Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kefarmasian

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1. Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar

Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling

50% 80%

2. Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

55% 80%

3. Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas

Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional di Puskesmas minimal 60%

30% 75,2%

Gambar II. Pertemuan Pembekalan Gema cermat di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

B. Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam Melaksanakan Pelayanan

Kefarmasian Sesuai Standard an Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

Keamanan dan mutu sediaan farmasi di masyarakat sangat bergantung

pada pelaksanaan pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian

dan sarana kefarmasian yang turut andil dalam peredaran sediaan farmasi,

termasuk diantaranya Apotek dan Toko Obat. Karena pentingnya keamanan

dan mutu sediaan farmasi yang beredar, pemerintah memiliki kewajiban dalam

membina, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi terhadap pengadaan,

penyimpanan, promosi, dan peredaran sediaan farmasi.

Pemerintah telah menerbitkan beberapa regulasi terkait kefarmasian demi

meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan

kefarmasian kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

Apotek telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Selain itu, lahir juga regulasi

yang mengatur aspek perizinan dan penyelenggaraan Apotek yang tertuang

dalam Permenkes No. 9 tahun 2017 tentang Apotek. Sedangkan ketentuan

mengenai perizinan dan penyelenggaraan Toko Obat telah diatur pada

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1331/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan RI tentang Pedagang Eceran Obat.

Untuk mengetahui bahwa pelayanan kefarmasian telah berjalan sesuai

dengan standar dan peraturan yang berlaku, maka dilakukan pemantauan dan

evaluasi di fasilitas pelayanan kefarmasian. Pemantauan yang efektif dapat

memicu peningkatan peran apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian

yang komprehensif. Salah satu bentuk pelayanan yang perlu dipantau yaitu

Pemberian Informasi Obat (PIO) oleh Apoteker di Apotek yang memungkinkan

masyarakat menerima informasi obat yang benar dan lengkap sehingga dapat

mencapai penggunaan obat yang rasional. Hasil pemantauan pelayanan

kefarmasian selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar peningkatan kapasitas

SDM Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berwenang dalam hal perizinan,

pembinaan, dan pengawasan sarana kefarmasian sehingga pelayanan

kefarmasian menjadi lebih baik dan sesuai standar.

Pertemuan pembekalan tenaga kesehatan di Kab/Kota tentang perizinan

Apotek dan Toko Obat serta pelayanan kefarmasian di Apotek di laksanakan di

Hotel Remcy Makassar pada tanggal 15 April 2019. Narasumber pertemuan

berasal dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian dan Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Selatan. Hasil pertemuan diharapkan adanya perbaikan mutu,

peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara

berkesinambungan di Apotek dan Toko Obat. Sehingga perlu dilakukan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan

yaitu melalui pembekalan tenaga kesehatan di Kab/Kota tentang perizinan

Apotek dan Toko Obat serta pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

berupa 3 (tiga) laporan sudah terealisasi.

Gambar III Pertemuan Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam

Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standard an Penggunaan

Obat Rasional di Puskesmas

B. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas di RS dan

Puskesmas serta POR di Puskesmas.

Gambar IV

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

1. PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN ALAT

KESEHATAN

A. Membiayai Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekkes

di Instalasi Farmasi

Kegiatan yang dilaksanakan adalah distribusi Obat dari Gudang Farmasi

Provinsi ke Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Kegiatan distribusi ini

dilaksanakan dengan metode lelang atau pihak ke 3 dan pada tahun 2019

pelaksanaan distribusi obat dan pengemasan kembali obat dan perbekkes ke

24 Kab di laksanakan oleh PT Pos Indonesia..

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

B. Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil Capaian Program

Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan

Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya peningkatan ketersediaan obat

dan vaksin di puskesmas, yan dan pengemasan kembali obat dan perbekalan

kesehatang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply chaint management

obat di Intalasi farmasi kabupaten/kota, meningkatnya promosi penggunaan obat

rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas.

Kegiatan ini dilaksanakan ke 24 kab/kota dengan waktu pelaksanaan 4 triwulan

Kegiatan Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil Capai Program

Pelayanan Kefarmasian di Fasyankes di Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Selatan terdiri dari :

1. Kab. Selayar

2. Kab.Bulukumba

3. Kab. Bantaeng

4. Kab. Jeneponto

5. Kab. Takalar

6. Kab. Gowa

7. Kab. Maros

8. Kab. Pangkep

9. Kab. Barru

10. Kota Pare pare

11. Kab. Sidrap

12. Kab. Pinrang

13. Kab. Enrekang

14. Kab. Toraja Utara

15. Kab. Tanatoraja

16. Kab.Luwu

17. Kab. Luwu Utara

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

18. Kab. Luwu Timur

19. Kota Palopo

20. Kab. Wajo

21. Kab. Soppeng

22. Kab. Bone

23. Kab. Sinjai

24. Kota Makassar

Kurangnya tenaga apoteker sebagai penanggung jawab ruang farmasi

merupakan salah satu kendala dalam melakukan pelayanan kefarmasian di

puskesmas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 Tahun

2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, penanggung

jawab ruang farmasi di Puskesmas adalah tenaga Apoteker. Dengan adanya

tenaga Apoteker diharapkan pelayanan kefarmasian di puskesmas lebih optimal

sehingga dapat menghindari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka

keselamatan pasien (patient safety).

C. Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin dan Penerapan

E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota

Sehubungan dengan hal tersebut dilaksanakan Pertemuan Meningkatkan

Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin dan Penerapan E-Logistik di

Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota pada tanggal 28 - 30 April 2019 di Hotel

Aryaduta Makassar. Pertemuan dihadiri oleh 120 orang yang terdiri dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, RS daerah Kabupaten/Kota, beberapa Unit Layanan

Klinik dan Apotek.

Gambar V Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin

dan Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)

85% 85%

Tabel IV. Capaian Indikator Tata Kelola Obat Publik

3. PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

A. Meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam Pembinaan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

4. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

A. Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Rapat Koordinasi Nasional tahun 2019 regional timur dilaksanakan di

Manado yang dilaksanakan pada tanggal 27 - 30 Maret 2019. Peserta dari

Sulawesi Selatan sebanyak 45 orang yang terdiri dari 9 peserta dari Dinas

Kesehatan kabupaten/kota dan sisanya dari Dinas Kesehatan Provinsi. Tujuan

dari pertemuan ini untuk mensosialisasikan dan menyamakan persepsi program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya peningkatan Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan menuju suksesnya pelaksanaan RPJMN 2015-

2019 serta tercapainya strategi serta 9 fokus kegiatan di Direktur Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Gambar VI Rapat Koordinasi Nasional

Program Kefarmasian dan Alkes

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

B. Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes Tk. Propinsi – Profil

Kefarmasian, serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK)

Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian

Dalam rangka mengoptimalkan penyediaan data dan informasi pelayanan

kefarmasian dan alkes yang update dan akurat maka diperlukan validasi dan

pemutahiran data yang dikumpulkan oleh kabupaten/kota. Sehubungan dengan

hal tersebut maka diadakan pertemuan pemutahiran data kefarmasian dan alkes

tingkat provinsi – profil kefarmasian, serta perencanaan dan evaluasi dana

alokasi khusus ( DAK ) sub bidang pelayanan kefarmasian tahun 2019 pada

tanggal 06 – 08 November 2019 di Hotel Aryaduta Makassar.

Peserta yang diundang pada saat acara pertemuan pemutahiran data

adalah petugas pengelola pemutahiran data dari Kab/Kota dan Provinsi

sebanyak 112 orang . Hasil pertemuan ini adalah kesepakatan waktu pelaporan

di bidang kefarmasian ( Ketersediaan 20 item obat dan vaksin, POR, PIO) dan

data sarana kefarmasian. Disepakati pula agar ada feedback terhadap semua

laporan yang dikirimkan. Untuk data sarana kefarmasian dilaporkan melalui

sistem SIMADA.

Gambar VI Reviu DAK dan Reviu Pemutakhiran

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

C. Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan

Dalam rangka melaksanakan Kegiatan pada Program Kefarmasian dan

Alat Kesehatan diperlukan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Kegiatan

pendukung tersebut berupa honor pengelola keuangan yang di tuangkan dalam

honor yang terkait dengan operasional satuan kerja, belanja barang non

operasional lainnya, belanja barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk

diserahkan kepada pemerintah daerah. Serta perjalanan lainnya yang secara

keseluruhaan sangat membantu kelancaran pelaksanaan Program Kefarmasian

dan Alat Kesehatan. Dalam melaksanakan Administrasi Kegiatan diperlukan

sarana pendukung yang memadai demi kelancaran pelaksanaan Kegiatan pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Kesimpulan : Output kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya pada program kefarmasian dan alkes berupa 2 laporan, 1 buku

dan 12 bulan layanan sudah terealisasi.

5. PENINGKATAN PENILAIAN ALKES DAN PKRT a. Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Dalam

Implementasi Instruksi Presiden

Industri alat kesehatan merupakan industri padat karya. Peningkatan

industri alat kesehatan akan turut berperan dalam mengurangi tingkat ekonomi

yang sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya

tingkat ekonomi masyarakat maka diharapkan diikuti dengan peningkatan

kesadaran masyarakat terhadap penggunaan alat kesehatan dalam negeri.

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan

Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, menginstruksikan kepada

12 Kementerian/Lembaga, dalam mewujudkan kemandirian dan meningkatkan

daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui percepatan

pengembangan industri industri farmasi dan alat kesehatan. Adapun salah satu

instruksi untuk Menteri Kesehatan adalah menyusun dan menetapkan rencana

aksi untuk pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.Berdasarkan data

izin edar alat kesehatan dalam negeri yang diterbitkan oleh Kementerian

Kesehatan per Oktober 2017, sebanyak 92 persen atau 10.893 izin dikeluarkan

untuk impor alat kesehatan. Sementara sisanya, sebanyak 8 persen (966 izin)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

diberikan kepada alat kesehatan dalam negeri. Jumlah industri alat kesehatan

dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun jenis alat kesehatan yang sudah

diproduksi di Indonesia peningkatannya kurang signifikan, karena kebanyakan

industri baru cenderung memilih untuk memproduksi jenis alat kesehatan yang

memiliki pangsa pasar besar di Indonesia, meskipun sudah ada industri lain yang

memproduksi. Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri

dalam Implementasi Instruksi Presiden dilaksanakan selama 3 hari ( Fullboard

Meeting) yakni dari tanggal 04 – 06 Maret 2019 dengan jumlah peserta

sebanyak 100 orang

b. Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar

Dalam penggunaan alat kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat

masih banyak ditemukan penggunaan yang salah ataupun tidak tepat guna.

Kurangnya informasi penggunaan alat kesehatan dan PKRT yang benar

sehingga perlu adanya pembekalan untuk memberikan pemahaman kepada

tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai alat kesehatan dan PKRT. Oleh

karena itu dilakukan kegiatan Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan

Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar.

Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap

Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar dilaksanakan di Hotel

Aryaduta Makassar selama 2 hari yakni pada tanggal 8 – 9 Maret 2019 dengan

jumlah peserta sebanyak 55 orang. Capaian Kinerja Kegiatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT dapat dilihat

pada tabel berikut:

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1.

Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi/Kab/Kota yang terpapar tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna

Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi/Kab/Kota yang terpapar tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna

101 Tenaga 101 Tenaga

Tabel V. Capaian Kinerja Kegiatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). i. Sampling Produk Alat Kesehatan

Kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT Tahun 2019 dilakukan di 6

(enam) wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah

Produk 45 terdiri dari Sampel yang diambil terdiri dari 18 Sampel Alkes Steril, 18

Sampel Alkes Non Steril dan 18 Sampel PKRT.

Hasil pengujian terhadap 45 Jenis dan Merek Produk Alkes diperoleh hasil

45 Produk ( 100 % ) Memenuhi Syarat (MS) selanjutnya hasil pengujian

dikompilasi serta dilaporkan ke Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT

Kementerian Kesehatan RI serta ditembuskan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota tempat pengambilan sampel.

Di dalam proses sampling produk Alkes dan PKRT tahun 2019,

ditemukannya beberapa permasalahan mulai dari pelaksanaan pengambilan

sampel hingga pengujian sampel. Permasalahan tersebut diantaranya:

1. Jumlah dan Jenis Sample yang diambil di Kabupaten/Kota terbatas,

sehingga menyulitkan mencari alkes dan PKRT yang direncanakan.

2. Tempat Lab Penguji Alkes dan PKRT yang terbatas sehingga persiapan

dilaksanakan sedini mungkin untuk bisa melaksanakan kegiatan tersebut.

3. Jenis Produk Alkes yang beredar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berbeda

merk dengan yang berada di Pasaran yang dapat kita beli, sehingga sampel

yang diambil belum sepenuhnya mewakili sampel yang beredar di Provinsi

Sulawesi Selatan.

ii. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Melakukan Inspeksi Sarana,

Surveilance Produk dan Pengendalian Perizinan Sarana

Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai peran dalam

menjamin alat kesehatan dan PKRT aman, bermutu, dan bermanfaat, yang

dilaksanakan melalui pengendalian pre market dan post market. Pengendalian

pre market (pre market control) dilaksanakan diantaranya melalui kegiatan

peningkatan registrasi sertifikat produksi alkes/PKRT dan izin PAK, pemenuhan

sertifikasi CPAKB, CPPKRTB dan CDAKB dan penguatan standar produk.

Sedangkan pengawasan post market (post market control) dilaksanakan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

diantaranya melalui kegiatan inspeksi, surveillance produk dan pengawasan

iklan.

Pertemuan “Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Melakukan Inspeksi

Sarana, Surveilance Produk dan Pengendalian Perizinan” dilaksanakan

Makassar yakni dari tanggal 22 – 24 Maret 2019 dengan jumlah peserta

sebanyak 43 orang.

Capaian Kinerja Kegiatan Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga dapat dilihat pada Tabel berikut :

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1. Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diuji

Jumlah Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi Syarat

45 Produk 45 Produk

Tabel VI. Capaian Kinerja Kegiatan Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga

B. Realisasi Anggaran

KEGIATAN DENGAN SUMBER DANA APBN

a. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

- Laporan kegiatan penerimaan

Kegiatannya berupa 2 pertemuan yaitu Pertemuan Pembekalan

Gema Cermat pada pemegang kebijakan di Kabupaten/Kota

Realisasi fisik mencapai 100% sesuai target, sedangkan realisasi

keuangan sebesar 98.29 %.

b. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

- Laporan Kegiatan dan pembinaan umum

Kegiatannya berupa yaitu Pendistribusian dan Pengemasan Kembali

Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalansi Farmasi dan Monitoring

Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil capaian program pelayanan

kefarmasian di pelayanan kesehatan. 1 pertemuan yaitu pertemuan

Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolahan Vaksin dan

Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

Realisasi fisik mencapai 100 % sedangkan Realisasi keuangan

mencapai 96.17 % dari target 100 % karena adanya efisiensi pada

perjalanan dinas paket meeting dalam kota.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

c. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian - Laporan Kegiatan dan Pembinaan

Kegiatannya berupa Perjalanan dan pertemuan yaitu pertemuan

Peningkatan Kapasitas SDM Dinas kesehatan Kab/kota dalam

Pembinaan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.

Realisasi fisik mencapai -% sesuai target. Realisai keuangan

mencapai 00.00 %.

d. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Kefarmasian dan Alkes. - Laporan Kegiatan

Kegaiatannya berupa perjalanan Konsultasi Nasional Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Realisasi fisiknya mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 94.29 % karena ada efisiensi pada harga tiket pesawat.

- Laporan Kegiatan dan pembinaan

Kegiatannya berupa pertemuan Pemutakhiran Data Kefarmasian dan

Alkes Tk. Propinsi serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi

Khusus ( DAK ) Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian.

Realisasi fisik mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 98.52 %.

- Layanan Perkantoran

Kegiatannya berupa administrasi kegiatan

Realisasi fisik mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 94.15 %.

e. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

1) Pada Komponen Kegiatan Melaksanakan Workshop Peningkatan

Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri dalam Implementasi

Instruksi Presiden Pagu sebesar Rp. 121,431,000. Realisasi Fisk 100

% Realisasi Keuangan sebesar Rp.120,587,000,- (99.30%).

2) Pada Komponen Kegiatan Melaksanakan Edukasi Gerakan

Masyarakat terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang

Benar dengan Pagu sebesar Rp. 59,576.000,- Realisasi fisik 100 %.

Realisasi Keuangan sebesar Rp. 57.776,000,- ( 96,98%).

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

f. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

1) Komponen kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT

Pagu sebesar Rp. 67,905.000,- Realisasi Fisik 100 % Realisasi

Keuangan Rp. 47,378,010,-(69.77%) .

2) Peningkatan Kemampuan SDM dalam melakukan inspeksi sarana,

surveillance produk dan pengendalian perizinan sarana

Pagu sebesar Rp. 86,631.000,- realisasi fisik 100 % Realisasi

Keuangan Rp. 86,271,611,-(99.59%) .

Dari total semua kegiatan yang dilaksanakan tahun 2019, maka besar realisasi

fisik kegiatan APBN adalah 100 % dari target 100 %. Realisasi keuangan sebesar

94.19 %. Belum mencapai target (100%) karena adanya efisiensi pada beberapa

Mata Anggaran Kegiatan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGbimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan, kosmetika, obat, obat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Satker 199004 (07) Tahun 2019

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes dan PKRT Satker

199004 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 disusun sebagai

wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah

ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Kesehatan.

Laporan Kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Seksi Kefarmasian dan

Seksi Alkes dan PKRT dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan

didalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Seksi Kefarmasian

dan Seksi Alkes dan PKRT Satker 199004 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan telah cukup berhasil melaksanakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

serta telah merealisasikan beberapa target yang telah ditetapkan di dalam dokumen

perencanaan.

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang

telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa

mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Laporan Seksi

Kefarmasian dan Seksi Alkes Satker 199004 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja bagi yang

membutuhkan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun pelaksanaan

program dan kegiatan yang akan datang, dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang

diperlukan.