Analisa Kosmetika New

40
Analisa Kosmetika Arif Budianto Tim Analisa farmasi 2013

description

mm,,

Transcript of Analisa Kosmetika New

Page 1: Analisa Kosmetika New

Analisa Kosmetika

Arif Budianto Tim Analisa farmasi 2013

Page 2: Analisa Kosmetika New

kosmetika

• Bahan atau sediaan yg dimaksudkan utk penggunaan luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir dan bagian luar organ genital) atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama utk membersihkan mewangikan dan mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh dalam kondisi baik. (BPOM Indonesia, 2011)

• Bolehkah untuk tujuan pengobatan? • Apa yang dianalisa & kenapa perlu dianalisa?

Page 3: Analisa Kosmetika New

Ruang lingkup analisis

• Pengujian cemaran mikroba penetapan angka kapang khamir, uji angka lempeng total, uji efektifitas pengawet (→ FA 235 - Mikrobiologi Farmasi)

• Pengujian logam berat (Arsen, Cadmium, Pb, Hg)

• Pengujian bahan tambahan terlarang

asam retinoat, bahan pewarna, hidrokinon, senyawa kortikosteroid

• Pengujian kadar bahan pengawet

Page 4: Analisa Kosmetika New

Pengujian HG

• Menurut Dr. Retno I. Tranggono,SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi lama-kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah. Selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya. (Anonim 2013)

• Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM, 2006)

Analisa Penggunaan merkuri dlm kosmetika

Page 5: Analisa Kosmetika New

1. Uji Logam berat

• Prinsip :

– Pembuatan larutan baku kalibrasi

– Penyiapan larutan uji → Sampel di-digesti :

• Digesti basah,

• Digesti kering (Pengabuan)

• Digesti gelombang mikro bertekanan tinggi (high pressure microwave digestion)

– Penetapan kadar logam berat (1/2);

• Graphite Furnace - Atomic Absorption Spectrophotometer (GF AAS)

Unsur Λ (nm) Pirolisis (oC) Suhu Atomisasi (oC) Volume Injeksi (μL)

As 193.7 1250 2100 20

Cd 228.8 550 1550 20

Pb 283.3 550 1550 20

Page 6: Analisa Kosmetika New

Uji Logam berat

• Penetapan kadar logam berat (2/2); – Flow Injection Analysis System - Atomic Absorption Spectrophotometer (FIAS

– AAS)

Unsur Teknik Pjg Gel (nm) Zat

Pereduksi Pembawa

Suhu Atomisasi

(oC)

Volume Inj (μL)

As Hydride Generation Technique

193.7 NaBH4 0.2 %

HCl 10% v/v

900 500

Hg Cold Vapour Technique

253.7 SnCl2 1.1 % atau NaBH4

0.2 %

HCl 3% v/v 300 500

Page 7: Analisa Kosmetika New

Alat dan Bahan • Kertas Whatman No.1 dan No.40 • Tabung Digesti bertutup ulir, 50 mL • Tanur • Alat Digesti Microwave, dgn kondisi:

• Tabung kuarsa atau TFM / Tetrafluoromethane • GF-AAS and or FIAS-AAS instrument (list condition above) • Electrodeless Discharge Lamp atau Hollow Cathode Lamp; As, Cd,

Pb, Hg.

Bentuk sediaan

Daya maks (W)

Suhu maks (oC)

Tekanan maks (bar)

Waktu (menit)

Krim 800 200 75 50

Serbuk 1000 200 75 40

Lipstik 900 200 75 50

Page 8: Analisa Kosmetika New

Pereaksi uji merkuri

• Asam nitrat pekat

• Asam klorida pekat

• Larutan hidrogen peroksida 30 % v/v

• Pereduksi utk merkuri – Larutan timah (III) klorida 1.1% dalam larutan asam klorida

3% (v/v)

– Larutan natrium borohidrida 0.2% dlm NaOH 0.05%

• Larutan magensium sitrat 50%

• Air deionisasi, dgn resistivitas ≥ 18 Mohm

• Note : semua pereaksi yg digunakan harus pro-analisa

Page 9: Analisa Kosmetika New

Prosedur uji merkuri

• Membuat larutan baku kalibrasi Hg; 0.5 ; 1; 2; 3; 5 μg/L dalam larutan asam klorida 3% v/v.

• Penyiapan larutan Uji – Blanko – Microwave digestion – Wet digestion (rendemen lebih sedikit)

• Suntikkan 20 μg/L larutan baku ke dalam alat FIAS-AAS pd kondisi yg sesuai. – Buat kurva baku antara nilai respon (serapan / peak) dgn

kadar dari tiap larutan baku

• Suntikkan 20 μg/L larutan uji ke dalam alat FIAS-AAS pd kondisi yg sesuai dan rekam responnya.

Page 10: Analisa Kosmetika New

Microwave Digestion

• Timbang seksama 0.15 – 0.2 g sampel, lalu dimasukkan ke tabung kuarsa / tetrafluoromethane (TFM) 50 mL. Hindari kontak dgn dinding tabung.

• + 3 mL HNO3 pekat + 1 mL H2O2 30% v/v dan + 1 mL HCl pekat bila sampel mengandung talk / pigmen

• Didiamkan 15 menit. (digesti ini ada software-nya)

• Lalu didinginkan pd suhu ruang dan + 20 mL air deionisasi pada larutan digesti, bilas bagian dalam dan bagian tutup, saring dgn kertas Whatman No.1,

• Tampung filtrat dalam labu tentukur 50 mL dan encerkan sampai tanda, dgn air deionisasi

Page 11: Analisa Kosmetika New

Digesti basah

• Untuk analisis dgn FIAS-AAS (Cold Vapour Mercury Technique)

• Perolehan kembali nilai Hg lebih rendah drpd digesti microwave

Cara; • Timbang seksama 0.5 g sampel, masukkan dlm tabung

digesti bertutup dan + 7 mL HNO3 pekat • Panaskan pada suhu 60oC selama min 3 jam • Dinginkan dan encerkan dgn air hingga 50 mL, (untuk krim

dan lipstik, biarkan dalam lemari pendingin selama 24 jam) • Saring larutan dgn kertas Whatman no.40

Page 12: Analisa Kosmetika New

Kurva kalibrasi & Pengujian Hg

• Kurva kalibrasi – Suntikkan 20 μg/L larutan baku kalibrasi ke dalam alat

FIAS-AAS, sesuai kondisi yg dipersyaratkan dlm cold vapour technique.

– Buat kurva antara respon (serapan atau tinggi puncak) dgn kadar dari masing-masing larutan baku.

• Pengujian – Suntikkan 20 μg/L larutan uji ke dalam alat FIAS-AAS,

sesuai kondisi yg dipersyaratkan dlm cold vapour technique, dan

– Rekam respon

Page 13: Analisa Kosmetika New

Perhitungan & spesifikasi • Hitung kadar Hg (μg/g) dalam sampel uji, dengan

persamaan garis regresi kurva kalibrasi, dgn rumus; (Cu/Bu) x (1/1000) x F

– Cu; konsentrasi logam berat (μg/L) yg diukur dr kurva kalibrasi, F; volume larutan uji dlm mL, Bu; bobot sampel (g) dari larutan uji.

• Batas Hg yg diperbolehkan; 0.5 μg/g • Laporan hasil;

– Jika hasil pengujian < 0.5 μg/g, dilaporkan “dibawah batas kuantisasi.”

– Jika kadar logam tinggi, larutan uji harus diencerkan sampai kadar yg sesuai dgn kurva baku, faktor pengenceran diperlukan jika sampel diencerkan lebih lanjut.

Page 14: Analisa Kosmetika New

Analisa kosmetika

Arif Budianto Tim Analisa Farmasi 2013

Page 15: Analisa Kosmetika New

Analisa Asam retinoat

Secara KLT dan KCKT Apa guna Asam Retinoat dan Kenapa asam retinoat perlu dianalisa?

Page 16: Analisa Kosmetika New

Asam retinoat

• Asam retinoat adalah sebuah retinoid aktif turunan vitamin A dalam bentuk asam yang dibentuk dari all-trans retinol (retinoid dalam bentuk alkohol). Asam retinoat juga dikenal dengan sebutan tretinoin (all-trans-retinoic acid) yang digunakan dalam terapi jerawat.

(Combs, GF. 2008. The Vitamin: Fundamental Aspects in Nutrition and health. Third edition. Elsevier Academic Press. USA)

• Dosis 0.05-1% mampu memperbaiki penuaan kulit

• Meningkatkan jumlah protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Assosiated Lipocain), mematikan sel sebasea dan mengurangi jumlah sebum/minyak.

• Iritan pd epitel folikel, meningkatkan produksi sel tanduk (shg dpt mendesak komedo) dan atau menghindarkan bersatunya sel tanduk mjd massa padat yg dpt menyumbat folikel mjd komedo.

• EFEK NEGATIF

• Potensi karsinogenik

– Penggunaan asam retinoat pada mencit albino dan mencit berpigmen terbukti dapat meningkatkan potensi karsinogen akibat radiasi sinar UV-B dan UV-A

Page 17: Analisa Kosmetika New

Efek

neg

atif

asa

m r

etin

oat

• Potensi sebagai iritan

– Hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi, akantosis (hiperplasia dan penebalan abnormal lapisan tanduk) dan parakeratosis (persistensi nuklei keratinoasit pada lapisan tanduk). Pada dosis yang lebih tinggi dari dosis terapi, efek terapinya tidak akan meningkat dan dalam jangka waktu yang lama, dan dapat menyebabkan menurunnya keratinisasi dan produksi sebum sehingga kulit semakin kering dan tipis (American Society of Health-System Pharmacy. 2010. AHFS Drug Information. ASHP Inc. USA)

• Potensi teratogenik

– Telah dilaporkan bahwa bayi yang terlahir dari seorang wanita yang mengoleskan asam retinoat 0,05% sebanyak dua kali sehari untuk wajah berjerawat, sebelum dan selama kehamilan, mengalami malformasi berat pada wajah seperti kecacatan langit-langit mulut, bibir sumbing, celah kelopak mata menyatu, hipertelorisma (peningkatan abnormal jarak antara dua organ/bagian), defisiensi lubang hidung kiri dan kelainan sistem saraf pusat serta hidrosefalus

– Kasus lainnya melibatkan seorang wanita yang telah menggunakan krim asam retinoat 0,05% selama sebulan sebelum menstruasi terakhir dan selama sebelas minggu pertama kehamilan, dilaporkan bahwa bayi yang terlahir mengalami cacat telinga eksternal (tanpa lubang dan tidak berfungsi)

(Briggs, Gg, et all. 2005. Drug in Pregnancy and Lactation, seventh edition. Lippincott William& Wilkins. California)

Page 18: Analisa Kosmetika New

Identifikasi dengan klt

• Ruang lingkup – Identifikasi asam retinoat dlm kosmetika, secara KLT, – Pada saat penanganan larutan baku dan sampel uji, seluruh peronel

terutama wanita hamil/diduga hamil harus memperhatikan penanganan senyawa retinoat (teratogenik)

• Baku Pembanding – Asam retinoat BP disimpan dalam nitrogen, terlindung dari cahaya, pada

suhu ruang (25oC)

• Pereaksi – Asam asetat glacial, Asam Fosfomolibdat, Aseton, Etanol mutlak, – Di-etil eter, n-heksan, Metanol, Gas Nitrogen, Sikloheksan, – Larutan Pengembang;

• Sistem A; n-heksan – asam asetat glacial 0.33% dlm etanol mutlak (9:1) v/v • Sistem B; n-heksan – aseton (6:4) v/v • Sistem C; sikloheksan – eter – aseton – as.asetat glacial (54:40:4:2) v/v/v/v

– Larutan Penampak Bercak; • Asam fosfomolibdat 5% dlm etanol mutlak yg harus dibuat baru (berupa cairan

jernih berwarna kuning)

Page 19: Analisa Kosmetika New

Identifikasi dengan klt

• Peralatan – Bejana Kromatografi – Kertas saring Whatman no.41 atau yg setara – Lampu UV 254 nm – Lempeng KLT silika gel 60F254 siap pakai, 20cmx20cm, tebal 0.25mm – Penyaring membran PTFE (Politetrafluoroetilen) porositas 0.45μm

atau yang setara – Peralatan gelas terlindung cahaya – Peralatan penampak bercak – Tabung sentrifus bertutup 30mL – Vortex mixer

• Perhatian – Penimbangan dan pemipetan pada saat pembuatan larutan baku

dan larutan uji harus dilakukan secara cepat dan dihindarkan dari cahaya untuk meminimalkan penguraian asam retinoat (mencegah negatif palsu),

– apabila tidak tersedia peralatan gelas tahan cahaya, tabung dan bejana dapat dibungkus dgn alumunium foil.

Page 20: Analisa Kosmetika New

Penyiapan larutan baku & uji

• Larutan baku – Timbang seksama ± 10 mg asam retinoat BP, masukkan ke dalam labu

tetukur 10 mL, larutkan dan encerkan dengan metanol sampai tanda.

• Larutan uji – Produk krim

• Timbang ± 3 g contoh, masukkan ke dalam tabung sentrifus 30 mL, bungkus dgn alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol dan campur menggunakan vortex mixer selama 5 menit. dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman no.41 atau yang setara

– Produk berbasis air (larutan dan gel) • Timbang ± 10 g contoh, masukkan ke dalam corong pisah. untuk contoh gel,

tambahkan dalam 5 mL air. • Ekstraksi larutan dengan 50 mL n-heksana dan cuci n-heksan degan 10 mL air.

uapkan ekstrak dengan hembusan gas nitrogen sampai kering. larutkan reidu dalam 1 mL metanol dan saring melalui penyaring membran PTFE dengan porositas 0.45 μm

• (catatan; Gunakan penyaring membran berdiameter kecil)

Page 21: Analisa Kosmetika New

Teknik klt • Bagi Produk Berbasis Krim

– siapkan lempeng KLT dgn membuat batas penotolan dan batas eluasi ± 10 cm

– totolkan secara terpisah, masing-masing 5 μL - 20 μL larutan baku pada batas penotolan dari lempeng KLT

– kembangkan lempeng dalam bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem A. Angkat lempeng dan biarkan hingga kering. amati bercak gelap di awah penyinaran lampu UV.

– semprot dgn larutan penampak bercak, akan tampak bercak berwarna biru tua pada nilai Rf yg menunjukkan adanya asam retinoat.

– hembuskan udara panas pada lempeng, akan tampak bercak warna hijau kebiruan dari asam retinoat.

– jika hasil positif, menunjukkan adanya asama retinoat, ulangi pengujian ini dgn larutan pengembang sistem B.

• produk berbasis air

– isi dan jenuhkan bejana kromatografi dgn larutan pengembang sistem C yg dilapisi dgn kertas saring

– totolkan secara terpisah, masing-masing 5 μL - 20 μL larutan uji dan 5 μL larutan baku pd garis awal dari lempeng KLT. biarkan hingga bercak kering.

– kembangkan lempeng sampai jarak rambat pengembang kurang lebih 15 cm

– keringkan lempeng di udara dan amati lempeng dibawah penyinaran lampu UV 254 nm, semprot lempeng dengan larutan penampak bercak

– hembuskan udara panas pada lempeng, bercak asam retinoat berwarna hijau kebiruan.

– bandingkan nilai Rf dan warna bercak yang diperoleh dari larutan uji dengan larutan baku.

Page 22: Analisa Kosmetika New

Identifikasi KLT • Nilai Rf

– Rf = ....

• Bandingkan bercak yg diperoleh dari larutan uji dgn larutan baku berdasarkan nilai Rf, warna bercak dibawah penyinaran lampu UV dan warna bercak setelah visualisasi dgn penyemprotan larutan penampak bercak.

• Lakukan pengujian lebih lanjut dgn KCKT, bandingkan waktu retensi yg diperoleh dari puncak larutan uji dgn larutan baku.

Sistem pengembang

Perkiraan nilai Rf Batas deteksi (μg)

Sistem A 0.1 – 0.3

0.125 Sistem B 0.5

Sistem C 0.4

Page 23: Analisa Kosmetika New

Teknik KCKT • Prinsip

– Asam retinoat diidentifikasi secara KCKT fase balik dgn deteksi UV

• Pereaksi dan peralatan – Pereaksi

• Semua pereaksi yg digunakan harus pro-analisa & sesuai utk KCKT • Aqua bidestilasi, 18 Mohm • Asam asetat glacial • Metanol • Fase gerak: campuran metanol-air-as.asetat glacial (85;15;0.5) v/v/v

– Peralatan • Peralatan gelas tahan cahaya • Tabung setrifus 30 mL • Vial berwarna cokelat • KCKT dgn detektor UV 353 nm • Kolom analitik ; kolom baja tahan karat, 150 x 4.6 mm, berisi

oktadesilsilana C18 dgn ukuran partikel 5 μm atau yg setara • Penyaring membran PVDF (Polyvinyledine difluoride) porositas 0.45 μm

atau yg setara.

Page 24: Analisa Kosmetika New

Teknik kckt

• Penyiapan larutan baku (dlm keadaan baru, ED: 24 jam) • timbang seksama 10 mg asam retinoat BP, masukkan ke dalam labu

tentukur 10 mL, larutkan dalam 5 mL metanol, jika perlu sonikasi selama 1-2 menit dan encerkan dgn metanol sampai tanda (stok larutan A).

• buat pengenceran 1000 kali dgn cara; pipet 1 mL (A) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (B); pipet 1 mL (B) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (C); pipet 1 mL (C) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (D). larutan (D) yg digunakan sebagai larutan baku.

• Penyiapan larutan uji; – Produk krim

• Timbang 1 g sampel, masukkan dlm tabung sentrifus 30 mL yg dibungkus alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol, dan di-vortex 5 menit, dinginkan dlm es selama 15 menit, dan saring melalui penyaring membran berdiameter kecil dgn porositas 0.45 μm. Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna cokelat, buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai larutan uji.

– Produk larutan jernih • Saring larutan dgn penyaring membran berdiameter kecil dgn porositas 0.45

μm. Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna cokelat, buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai larutan uji.

Page 25: Analisa Kosmetika New

Prosedur KCKT

• Pengaturan

– Suhu kolom: 30oC

– Laju alir : 1.4 mL/menit

– Detektor UV 353 nm

– Volume injeksi 20 μL

• Suntikkan secara terpisah larutan baku dan larutan sampel ke dlm kromatograf

• Bandingkan waktu retensi yg diperoleh dr kromatogram larutan baku dan larutan sampel.

Page 26: Analisa Kosmetika New

Perhitungan penetapan kadar

• Gunakan luas puncak asam retinoat pada kromatogram untuk menghitung kadar dalam contoh.

• Hitung kadar asam retinoat % (b/b) dalam contoh, dgn rumus:

(Au/Ab) x (Bb/Bu) x (Fu/Fb) x Kb x 100 Dimana; Au – luas puncak as retinoat larutan uji Ab – luas puncak as retinoat larutan baku Bb – bobot baku Bu – bobot contoh Fu – faktor pengenceran larutan uji Fb – faktor pengenceran larutan baku Kb – kemurnian baku 100 – faktor konversi utk persentase

Page 27: Analisa Kosmetika New

keterangan

• batas deteksi lebih kurang 0.002 mg/mL

• larutan uji dan larutan baku harus dalam konsentrasi yg berdekatan utk digunakan dlm perhitungan. jika diperlukan, buat larutan baku yg lebih pekat atau larutan uji yang lebih encer. perbedaan luas puncak larutan uji dan larutan baku tidak lebih dari 10%

• metode ini dapat juga digunakan utk identifikasi asam isoretinoat(asam retinoat bentuk 13-cis)

• Untuk konfirmasi kemurnian puncak dapat digunakan detektor Photo Diode Array (PDA)

Page 28: Analisa Kosmetika New

Identifikasi zat warna yg dilarang dlm kosmetika

CI 12075 - Jingga K1 (pigment orange 5)

CI 13065 – Kuning Metanil

CI 45170 - Merah K10 (Rhodamine B)

Page 29: Analisa Kosmetika New

Identifikasi dgn klt • Pereaksi

– Air destilasi, ammonia 25%, asam asetat glacial, asam ortofosfat 85%, n-butanol, dikloromethane, N,N-dimetilformamida (DMF), etanol 96%, etil asetat, n-heksana,isopropanol, iso-butanol, metanol, petroleum eter (antara 40-60oC atau 60-80oC), pelarut campur (campuran N,N-dimetilformamida dan asam ortofosfat (95:5) v/v yg dibuat baru.

– Larutan pengembang: • pewarna larut minyak dikembangkan dgn larutan pengembang sistem A

dan pewarna larut air dgn larutan pengembang lainnya. • sistem A : diklorometan • sistem B : campuran etil asetat-metanol-(amonia 25%-air (3:7)) dgn

(15:3:3) v/v/v yg dibuat baru • sistem C : campuran etanol-air-isobutanol-amonia 25% (31:32:40:1)

v/v/v/v • sistem D : campuran isopropanol-amonia 25%(100:25) v/v • sistem E : campuran n-butanol - etanol -air- asam asetat glasial

(60:10:20:0.5) v/v/v/v • sistem F : campuran etil asetat - n-butanol - amonia 25% (20:55:25) v/v/v

Page 30: Analisa Kosmetika New

Peralatan dan larutan baku

• Peralatan – lempeng KLT silika gel 60 F254 siap pakai ukuran 20 cm x 20 cm, tebal 0.25 mm – Bejana kromatografi – Pipa kapiler micropipete (1-5 μL) – kertas saring – penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 μm,atau yg setara – vortexmixer – lampu UV 254nm dan 366 nm – tangas air

• Penyiapan larutan baku

(catatan: larutan baku yg pekat, akan memberikan bercak tambahan)

• larutan baku bahan pewarna larut minyak

– timbang seksama sejumlah jingga K1 BP, larutkan dalam dikloromethane atau pelarut campurhingga kadar 0.1mg/mL dan sonikasi sampai homogen.

• larutan baku pewarna larut air

– timbang seksama sejumlah kuning metanil BP, dan Merah K10 BP,masing-masing dilarutkan dan diencerkan dengan metanol atau DMF atau pelarut campur hingga kadar 0.2 mg/mL

Page 31: Analisa Kosmetika New

Preparasi sampel UJI

• Produk kosmetika berwarna, – timbang seksama lebih kurang 0.1 g - 0.3 g sampel dan larutkan dlm 2 mL pelarut campur – utk sampel yg diduga mengandung Jingga K1; larutkan ekstraksi dgn diklorometan. jika

perlu, panaskan pada suhu 90oC selama 1 jam atau sampai larut.

• utk kosmetika yg mengandung minyak;

– lakukan ekstraksi lemak 2 x, setiap kali dgn 5 mL n-heksana. kumpulkan ekstrak n-heksan. saring lapisan pelarut campur melalui penyaring membran dgn porositas 0.45 mikrom. gunakan filtrat sebagai larutan uji.

• sediaan mandi dan produk kosmetika berbasis air lainnya.

– timbang seksama lebih kurang 1 sampai 5 gra sampel (tergantung konsentrasi warna pada sampel). tambahkan 20 mL DMF dan panaskan di atas tangas air selama 10 menit.

– biarkan pada suhu ruang hingga dingin dan saring melalui kertas saring Whatman (kecepatan sedang sampai tinggi). Pewarna organik akan larut dalam DMF.

– lakukan ektraksi thdp lapisan DMF dgn 40 mL petroleum eter utk menghilangkan kelebihan minyak. uapkan lapisan DMF diatas tangas air sampai kering.

– jika lapisan petroleum eter berwarna, menunjukkan adanya pewarna larut minyak. uapkan lapisan petroleum eter sampai kering.

Page 32: Analisa Kosmetika New

Prosedur pengujian

• Produk kosmetika berwarna

• lapisi bejana KLT dgn kertas saring, jenuhkan dgn larutan pengembang yg sesuai.

• siapkan lempeng KLT dgn membuat batas penotolan dan batas eluasi lebih kurang 15cm,kecuali utk larutan pengembang sistem A,lebih kurang 11 cm

• totolkan secara terpisah, masing-masing 1-5 μL. larutan baku dan sejumlah volume sama larutan uji (tergantung kepekatan warna) pada batas penotolan.

• kembangkan lempeng dlm masing-masing bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sampai batas eluasi pada suhu ruang.

• angkat lempeng dan keringkan pd suhu ruang.

• Sediaan mandi dan produk kosmetika berbasis air lainnya (gel dan larutan)

• larutkan residu hasil preparasi dgn 0.5 - 1mL metanol dan saring melalui penyaring membran dgn porositas 0.45 μm

• totolkan secara terpisah,sejumlah volume sama (1-5 μL) larutan baku dan larutan uji pada batas penotolan.

• utk bahan pewarna larut air (kuning metanil,dan merah K10),kembangkan lempeng sampai batas eluasi,dalam masing-masing bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem B sampai sistem F.

• utk bahan pewarna larut minyak (jingga K1),kembangkan lempeng sampai batas eluasi lebih dari 11 cm dalam bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem A. utk pengujian pendahuluan, dapat digunakan larutan pengembang sistem .

• angkat lempeng dan keringkan pada suhu ruang.

Page 33: Analisa Kosmetika New

identifikasi

• hitung nilai Rf utk masiang-masing bercak.

• bandingkan nilai Rf dan warna bercak pada pengamatan visual yg diperoleh dari larutan uji dan larutan baku.

• amai bercak merah K10 dibawah penyinaran lampu UV, bercak berwarna terang yg menunjukkan adanya pewarna golongan ksanten.

• nilai Rf yg tertera di abel berikut, merupakan harga perkiraan yg mungkin diperoleh:

No. CI Nama Warna bercak

Perkiraan nilai Rf pd sistem larutan pengembang

A B C D E F

12075 Jingga K1

Jingga 0.4 - - - - -

13065 Kuning Metanil

Kuning - 0.4 0.9 0.7 0.6 0.65

45170 Merah K10

Pink cerah

- 0.8 0.8 0.7 0.4 0.88

Page 34: Analisa Kosmetika New

keterangan

• Dapat juga digunakan metode KLT preparatif

• Jika didapati zat warna yg dilarang, maka diteruskan pengujian dgn KCKT

• Batas deteksi, sbb:

Bahan pewarna Batas Deteksi

Baku (μg/bercak)

Produk kosmetika berwarna (μg/g)

Sediaan mandi (μg/g)

Jingga K1 0.02 133 – 400 0.4 – 4

Kuning Metanil 0.005 33 – 100 0.1 – 1

Merah K10 0.04 266 - 800 0.8 - 8

Page 35: Analisa Kosmetika New

KCKT Identifikasi Lanjutan Zat Pewarna yg dilarang

Page 36: Analisa Kosmetika New

Identifikasi dgn kCKt

• Penyiapan larutan baku dan preparasi sampel uji, sama dgn identifikasi zat warna dgn KLT.

• Pereaksi – Air bidestilasi, asam ortofosfat 85%, dikloromethane, kalium

hidroksida, metanol, N,N-dimetilformamida (DMF), n-heksana, larutan tetrabutil ammonium hidroksida (TBA 20%), pelarut campur (campuran N,N-dimetilformamida dan asam ortofosfat (95:5) v/v yg dibuat baru

• Peralatan – KCKT dgn detektor berbagai pjg gelombang cahaya tampak dan

detektor PDA (photo diode array) – Penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 μm atau yg

setara – Penyaring nilon, porositas 0.45 μm atau yg setara – Vortex mixer atau tangas elektronik – Tangas air – Kertas saring, Whatman (medium sampai cepat)

Page 37: Analisa Kosmetika New

prosedur

• Fase gerak – Campuran TBA 0.005 M : air (75:25) v/v

– Buat larutan TBA 0.5 M, sbb:

• Larutkan 2.8 kaliumOH dlm 10 mL air, masukkan dlm labu tentukur 1000 mL, tambahkan 65 mL larutan TBA 20%, encerkan dgn air sampai tanda. Atur pH mjd 7, dgn asam ortofosfat

– Buat larutan TBA 0.005 M, sbb; • Pipet 10 mL larutan TBA 0.5 M ke dalam labu tentukur 1000 mL, encerkan dgn

metanol sampai tanda. Larutan mjd keruh. Biarkan mengendap bbrp jam, lalu saring dgn penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 μm atau yg setara

• Kondisi – Suhu oven kolom : 30 oC, kolom baja tahan karat berisi oktadesil-silana

C18, ukuran partikel 5 μm, 200 x 4.6 mm atau yg setara. – Laju alir : 1 mL/menit – Detektor : 435 nm dan 535 nm – Rentang spektra detektor PDA : 275 – 760 nm – Volume injeksi : 20 μL – Waktu analisa 35 menit

Page 38: Analisa Kosmetika New

identifikasi

• Bandingkan larutan baku dan larutan uji

• Kromatogram dan waktu retensi harus memberikan faktor kemiripan lebih dari 90%

• Dapat menggunakan internal standar dgn zat warna BP & menghasilkan puncak tunggal, serta menggunakan Mass Spektrofotometri utk konfirmasi.

Bahan Pewarna Pjg Gelombang (nm) Perkiraan waktu

retensi (menit)

Jingga K1 535 13

Kuning Metanil 435 3

Merah K10 535 6

Page 39: Analisa Kosmetika New

• Batas deteksi, sbb:

Bahan pewarna Batas Deteksi

Baku (μg/mL) Produk kosmetika berwarna (μg/g)

Sediaan mandi (μg/g)

Jingga K1 16 153 32

Kuning Metanil 3 70 6

Merah K10 40 800 80

Page 40: Analisa Kosmetika New

TERIMAKASIH