BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/61452/4/4. BAB I.pdf · lebih lama...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah fase yang penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan setiap manusia belajar segala sesuatu untuk diketahui, bahkan dengan pendidikan manusia dapat menguasai dunia yang tidak terikat oleh sekat-sekat yang membatasi dirinya. Dengan adanya pendidikan akan melahirkan manusia yang berilmu, yang akan menjadikannya khalifah Allah di muka bumi. Muhammad Abduh, seorang tokoh muslim menyatakan, bahwa pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia dan dapat mengubah segala sesuatu. 1 Bahkan pendidikan berlangsung sepanjang zaman (life long education). Artinya sejak lahir sampai pada hari kematian seluruh kegiatan manusia adalah kegiatan pendidikan. 2 Peradaban suatu bangsa dapat di lihat dari tingkat pendidikan warga negaranya. Karena tidak semua negara mampu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Negara dengan tingkat kemakmuran yang tinggi belum tentu mampu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, tetapi pendidikan berkualitas menjamin tercapainya kemakmuran suatu negara. 3 1 Muhammad Abduh, Mujaddid al Islam, (Beirut: Al Mussassah al Islamiyyah li Al Dirasah Wa al-Nasyr, 1981), hlm. 207 2 Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 43. 3 Sabar Narimo, Peran Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia menyongsong Generasi Emas 2045, disampaikan dalam Seminar Nasional di kampus UMS,

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/61452/4/4. BAB I.pdf · lebih lama...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah fase yang penting dalam kehidupan manusia,

karena dengan pendidikan setiap manusia belajar segala sesuatu untuk

diketahui, bahkan dengan pendidikan manusia dapat menguasai dunia yang

tidak terikat oleh sekat-sekat yang membatasi dirinya. Dengan adanya

pendidikan akan melahirkan manusia yang berilmu, yang akan

menjadikannya khalifah Allah di muka bumi. Muhammad Abduh, seorang

tokoh muslim menyatakan, bahwa pendidikan adalah hal terpenting dalam

kehidupan manusia dan dapat mengubah segala sesuatu.1Bahkan pendidikan

berlangsung sepanjang zaman (life long education). Artinya sejak lahir

sampai pada hari kematian seluruh kegiatan manusia adalah kegiatan

pendidikan.2

Peradaban suatu bangsa dapat di lihat dari tingkat pendidikan warga

negaranya. Karena tidak semua negara mampu menyelenggarakan pendidikan

yang berkualitas. Negara dengan tingkat kemakmuran yang tinggi belum

tentu mampu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, tetapi

pendidikan berkualitas menjamin tercapainya kemakmuran suatu negara.3

1Muhammad Abduh, Mujaddid al Islam, (Beirut: Al Mussassah al Islamiyyah li Al

Dirasah Wa al-Nasyr, 1981), hlm. 207 2Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 43.

3Sabar Narimo, Peran Kurikulum 2013 dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia

menyongsong Generasi Emas 2045, disampaikan dalam Seminar Nasional di kampus UMS,

2

Semakin berkualitas pendidikan warga negaranya semakin besar potensi

suatu bangsa untuk maju dan berkembang, terlebih dalam persaingan global.

Persaingan global menuntut bentuk pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan mampu menjawab permasalahan hidup yang ada di

masyarakat. Pendidikan Berbasis Masyarakat adalah konsep pendidikan yang

diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat terhadap pendidikan dan

mampu menjawab permasalahan hidup yang ada di masyarakat. Pendidikan

berbasis masyarakat merupakan implementasi pendidikan dari masyarakat,

oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.4 Konsep diatas menyatakan bahwa

Pendidikan Berbasis Masyarakat merupakan pendidikan yang dirancang,

dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah

pada usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada di lingkungan

masyarakat tertentu dan berorientasi pada masa depan.5 Kemunculan

paradigma pendidikan tersebut dipicu oleh arus besar modernisasi yang

menghendaki terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan

manusia, termasuk di bidang pendidikan.6

Berdasarkan konsep tersebut, proses pendidikan harus direncanakan

dan dikembangkan oleh sekolah bersama-sama dengan masyarakat dan

pelaksanaannya juga merupakan hasil kerjasama antara sekolah dengan

Sukoharjo 22 Mei 2014, diakses http://www.timlo.net/baca/68719549089/pendidikan-di-negara-

makmur-belum-tentu-berkualitas/, tanggal 30 Januari 2017. 4Uberto Sihombing, Pendidikan Luar Sekolah kini dan Masa depan, (Jakarta: PD

Mahkota, 1999), hlm. 17 5 Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah,

(Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001) hlm. 186 6Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Sosulsi terhadap

Berbagai Problem Sosial,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 130

3

masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan akan

menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara lembaga pendidikan dan

masyarakat. Dengan adanya hubungan yang harmonis dengan masyarakat

lembaga pendidikan akan mudah mengetahui kebutuhan pendidikan yang

diharapkan oleh masyarakat, meningkatkan mutu pendidikan, sehingga

menarik peserta didik untuk bersekolah dilembaga pendidikan tersebut.

Pendidikan Berbasis Masyarakat muncul berkaitan dengan reformasi

pendidikan yang menghendaki pergeseran paradigma pendidikan dari

sentralistik ke desentralistik.7 Menurut Nurhattati Fuad, Pendidikan

sentralistik mempunyai 4 dampak yang negatif bagi sekolah. Pertama,

sentralisasi pendidikan menyebabkan terjadinya proses pembelajaran yang

tidak kontekstual. Kedua, fenomena sentralisasi dalam penyelenggaraan

pendidikan pada tingkat bawah (sekolah) yang melaksanakan kebijakan pusat

cenderung kurang mendaya gunakan segenap sumber. Ketiga,

penyelenggaraan sekolah yang dilaksanakan berdasarkan kebijakan pusat

yang “tersentralisasi” mengondisikan sekolah tidak mampu memberikan

jaminan mutu hasil pendidikan yang diprosesnya kepada masyarakat atau

stakeholder. Keempat, munculnya kekurang pedulian masyarakat atas

penyelenggaraan pendidikan atau pembelajaran yang berlangsung di sekolah.8

Meskipun demikian, pendidikan sentralistik juga mempunyai nilai positif,

terutama dalam kendali mutu pendidikan secara nasional dan dalamrangka

7Toto Suharto, Pendidikan Berbasis Masyarakat: Relasi Negara dan Masyarakat dalam

Pendidikan, (Yogyakarta: LkiS, 2012), hlm. 2 8Nurhattati Fuad, Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat: Konsep Dan Strategi

Implementasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm. 60-62

4

menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Akan tetapi, menurut Tilaar

pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang hidup dari dan untuk

masyarakat. Pendidikan yang terlepas dari masyarakat dan budaya yang ada

di dalamnya adalah pendidikan yang tidak bertanggung jawab. Pendidikan

berbasis masyarakat dan Manajemen Berbasis Sekolah adalah wujud nyata

demokratisasi dan desentralisasi pendidikan.9

Pendidikan Berbasis Masyarakat dalam perspektif historis merupakan

pengembangan dari pendidikan berbasis sekolah.10

Perspektif Pendidikan

Berbasis Sekolah dengan penekanan pada partisipasi masyarakat dalam

pendidikan. Pendidikan Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model

pendidikan memberikan otonomi sekolah, warga sekolah dan masyarakat

untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan dan meningkatkan

mutu pendidikan.11

Uberto Sihombing membedakan Pendidikan Berbasis

Sekolah dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat berdasarkan ciri khusus,

meskipun pendidikan berbasis Masyarakat merupakan pengembangan dari

Pendidikan berbasis sekolah. Pendidikan berbasis masyarakat diarahkan tidak

semata-mata memintarkan anak didik, tetapi juga mencerdaskan.12

Karena

pendidikan berbasis masyarakat memberikan pelayanan pendidikan tidak

sebatas pengetahuan kognitif (penalaran) akan tetapi juga disegi afektif

(sikap) dan psikomotorik (ketrampilan) dalam bentuk internalisasi nilai-nilai

9HR Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.

105 10

Toto Suharto, Pendidikan Berbasis Masyarakat ...hlm. 84 11

Umaedi, Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama, 2001), hlm. 3 12

Uberto Sihombing, Pendidikan Luar Sekolah..., hlm. 17

5

segala aspek kehidupan dimasyarakat kedalam pendidikan. selama ini

pendidikan masih menggunakan pendekatan tradisional khususnya dalam

pendidikan agama Islam, siswa belum diarahkan untuk memahami makan dan

nilai-nilai spiritual yang mereka pelajari, tetapi cenderung menghafalkan

konsep-konsep agama Islam.13

Konteks pendidikan berbasis masyarakat telah lama dikenal di

Indonesia bahkan telah ada sebelum periode kemerdekaan. Pendidikan yang

berkembang pada saat itu berbentuk pesantren merupakan bentuk perlawanan

masyarakat terhadap pemerintah kolonial. Bahkan Azyumardi Azra, secara

khusus pernah menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat muslim di

Indonesia dalam rangka pendidikan berbasis masyarakat telah dilaksanakan

lebih lama lagi yaitu setua sejarah perkembangan Islam di nusantara ini.14

Hampir seluruh lembaga pendidikan Islam di Indonesia, mulai dari rangkang,

dayah, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, pesantren di Jawa, bustan

al-atfal, diniyah dan sekolah-sekolah Islam lainnya yang didirikan dan

dikembangkan oleh masyarakat Muslim. Lembaga-lembaga ini hanya sekedar

contoh bagaimana konsep pendidikan berbasis masyarakat diterapkan oleh

masyarakat Indonesia.

Pendidikan Islam merupakan bagian dari pendidikan Nasional sebagai

wujud partisipasi dalam mewujudkan program pemerintah di bidang

13

Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.

150. 14

Azyumardi Azra, Masalah dan Kebijakan Pendidikan Islam di Era Otonomi Daerah,

Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Manajemen Pendidikan di Hotel Indonesia,

Jakarta 8-10 Agustus 2002, kerjasama Universitas Negeri Jakarta dengan Himpunan Sarjana

Administrasi Pendidikan Indonesia, hlm. 5-6.

6

pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya membangun

semua sektor pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan Islam

secara terarah, terencana, intensif, efektif dan efisien untuk mewujudkan

Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu

aspek dari ajaran Islam. Sebagai bentuk penanaman nilai-nilai Islam.

Menurut Hujair, penanaman nilai-nilai Islam ini merupakan penjabaran dari

visi dan misi pendidikan Islam untuk membentuk insan kamil sebagai rahmat

bagi seluruh alam.15

Dengan tujuan ideal seorang muslim mampu menjalani

kehidupannya secara seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat.

Berdasarkan faktor diatas, dapat ditarik benang merah bahwa

pendidikan agama Islam tidak hanya didominasi oleh lembaga pendidikan

Islam seperti rangkang, dayah, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau,

pesantren dan Madrasah, akan tetapi juga masuk pada lembaga pendidikan

umum, baik yang memiliki ciri khusus ke-Islaman maupun yang tidak. Hal ini

sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Pasal 37 Ayat I huruf a disebutkan:

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan

agama.16

Dengan memasukan Pendidikan agama Islam dalam kurikulum

dasar dan menengah diharapkan mampu memberikan solusi dalam

15

AH. Sanaky Hujair, Book Review; Paradigma Pendidikan Islam, Membangun

Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2003), hlm. 227 16

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-

Undang Sisdiknas, (Jakarta : Departemen Agama Republik Indonesia, 2003), hlm. 17

7

memperbaiki akhlak/moral masyaraka yang sedang mengahadapi tiga krisis

global yaitu krisis ekonomi, politik dan sosial.17

Alasan peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Candiroto dan

SMP Muhammadiyah 5 Kandangan kabupaten Temanggung, yang pertama;

selama ini SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan

dikenal sebagai sekolah yang menggunakan manajemen pendidikan berbasis

masyarakat. Kedua, keingintahuan dari peneliti tentang bagaimana

implementasi pendidikan berbasis masyarakat yang dikaitkan dalam

pendidikan agama Islam terutama dilembaga pendidikan formal yang dalam

prakteknya wajib menggunakan standar-standar pendidikan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah sebagaimana dalam UU Sisdiknas antara lain

jumlah jam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang hanya 2 Jam

pelajaran, disisi lain sekolah juga harus mengakomodir kebutuhan dan peran

serta masyarakat. Jika dalam penelitian-penelitian sebelumnya peneliti

mendapat gambaran bahwasannya praktek pendidikan berbasis masyarakat

tidak melibatkan peran pemerintah. Ketiga, lokasi SMP Negeri 2 Candiroto

dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan berada di kabupaten Temanggung

dimana peneliti berdomisili sehingga memudahkan peneliti dalam

melaksanakan penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian Implementasi Pendidikan Agama Islam

Berbasis Masyarakat (Studi di SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP

17

Abdul Khobir, Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi, Forum Tarbiyah, vol. 7

No. 1 2009 hlm. 3

8

Muhammadiyah 5 Kandangan kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran

2016/2017).

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada penerapan, dampak,

faktor pendukung dan penghambat pendidikan agama Islam berbasis

masyarakat khususnya di SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah

5 Kandangan kabupaten Temanggung. Maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implemetasi pendidikan berbasis masyarakat pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5

Kandangan Kabupaten Temanggung?

2. Bagaimanakah dampak implemetasi pendidikan berbasis masyarakat

pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Candirotodan SMP

Muhammadiyah 5 Kandangan Kabupaten Temanggung?

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat implemetasi pendidikan

berbasis masyarakat pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2

Candirotodan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan Kabupaten

Temanggung?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis Implementasi pendidikan berbasis masyarakat

(Community Based Education) terutama pada Pendidikan Agama

9

Islam di SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5

Kandangan Kabupaten Temanggung.

b. Menganalisis dampak-dampak yang ditimbulkan dari implementasi

pendidikan berbasis masyarakat pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan

Kabupaten Temanggung, baik bagi siswa, sekolah dan masyarakat.

c. Menganalisis faktor-faktor mendukung dan menghambat dalam

implemetasi pendidikan berbasis masyarakat pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5

Kandangan Kabupaten Temanggung.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

1) Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

khazanah model Pendidikan Agama Islam di lembaga

pendidikan umum yang sinergi dengan kebutuhan masyarakat

yang berkembang saat ini. Pendidikan agama Islam mempunyai

kaitan yang erat dengan pendidikan berbasis masyarakat dalam

dalam pembentukan akhlak dan pendidikan seumur hidup (long

life education).18

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

melaksanakan penelitian lain atau kajian ilmiah yang bertema

18

Masyruhin, Relevansi Pendidikan Berbasis Masyarakat dengan pendidikan Islam,

(Yogyakarta: UIN Kalijaga, 2010), hlm. 6

10

sama dengan Mata pelajaran yang berbeda ataupun dilembaga

pendidikan umum yang berbeda dan belum diteliti.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, dapat memberikan rekomendasi tentang model

pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat untuk

meningkatkan kompetensi peserta didik yang siap pakai sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

2) Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

melaksanakan pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat

pada rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,

problematika yang muncul, dan solusi alternatifnya.

3) Bagi institusi sekolah, dapat digunakan sebagai pedoman untuk

meningkatkan kualitas pendidikan berbasis masyarakat yang

sesuai nilai-nilai ajaran Islam yang berkembang di

masyarakatnya.

D. Telaah Pustaka

Beberapa tulisan mengenai Pendidikan Berbasis Masyarakat yang

sudah terbit, baik dalam bentuk buku, hasil penelitian, maupun artikel. Pada

bagian ini peneliti akan memberikan gambaran hasil kajian yang dilakukan

beberapa peneliti lain terkait pendidikan berbasis masyarakat. Kajian terhadap

hasil penelitian ini memperjelas posisi peneliti terkait kegiatan penelitian ini

berkenaan dengan objek utama kajian.

11

Tesis karya Moh. Hasyim, tahun 2007, mahasiswa Pascasarjana

Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang,

berjudul “Impelementasi Pendidikan Berbasis Masyarakat (Cese Study

Pelaksanaan Proses Pembelajaran di SLTP Alternatif Qariyah Thayyibah

Kalibening Salatiga). Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus

dengan memfokuskan pada permasalahan bagaimana implementasi

pendidikan berbasis masyarakat di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah

terutama pada aspek proses pembelajaran dan pengelolaan komponen

pembelajaran yang disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian tesis ini

menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat yang

dilakukan oleh SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga

memberikan implikasi luas tidak hanya pada perubahan pola belajar siswa,

akan tetapi juga mampu mempengaruhi paradigma guru dalam mengajar dan

budaya masyarakat setempat. Kondisi ini terjadi karena proses pembelajaran

yang dilakukan mengedepankan pendidikan berbasis masyarakat dengan

memilih keluar jalur pendidikan formal, bahkan belum mendapat pengakuan

dari pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar siswa-siswi lebih

memilih tidak mengikuti ujian nasional.

Ahmad Bahruddin, dalam bukunya ''Pendidikan Alternatif Qaryah

Thayyibah” yang diterbitkan LKIS Yogyakarta tahun 2007. Buku ini

memaparkan implementasi pendidikan berbasis masyarakat (community

based education) di SMP Alternatif Qaryah Toyyibah Kalibening Salatiga.

Buku ini merupakan kajian penulis selama mengelola sekolah ini, mulai dari

12

pendirian sekolah, kerjasama lembaga terkait seperti dinas pendidikan, tokoh

masyarakat, implementasi pendidikan berbasis masyarakat, prestasi sekolah,

kendala pengelolaan, sampai pada upaya internasionalisasi sekolah alternatif.

Pada saat ini banyak praktisi pendidikan, peneliti, lembaga pendidikan, dan

mahasiswa turut ambil bagian ngangsu kaweruh di sekolah ini.

Tesis dari Masyruhin Rosyid, tahun 2010, mahasiswa Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga yang berjudul “Relevansi

Pendidikan Masyarakat dengan Pendidikan Islam”. Penelitian ini termasuk

Library Research yang sumbernya diambil dari al-Quran yang dibantu dari

pemikiran tokoh muffasir dan tokoh-tokoh pendidikan berbasis masyarakat.

Teknik Analisis penelitian menggunakan content analisys dan interpretatif

hermeunetik. Hasil penelitian ini menemukan beberapa unsur yang relevan

antara tujuan pendidikan berbasis masyarakat dengan pendidikan Islam,

diantara akhlak dan pendidikan seumur hidup. Dari segi akhlak, pendidikan

berbasis masyarakat dengan tujuan pendidikan Islam menjadikan akhlak yang

mulia dan terpuji. Dari segi lifelong education, secara tidak langsung

masyarakat dituntut untuk selalu kritis dalam setiap kekurangan atau

permasalahan yang terjadi dalam wilayah masyarakat tersebut. Dengan

berjalannya proses yang selalu kritis maka muncullah proses belajar mengajar

yang terus menerus atau belajar seumur hidup (lifelong education).

Disertasi yang ditulis oleh Toto Suharto, 2012, mahasiswa Program

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, berjudul: Pendidikan Berbasis

Masyarakat, Relasi Negera dan Masyarakat dalam Pendidikan. Secara garis

13

besar Disertasi ini merupakan hasil penelitian literer atau kajian pustaka.

Sumber data diambil dari buku-buku dan tulisan terkait tentang pendidikan

kritis dan pendidikan berbasis masyarakat. Analisis menggunakan analisis

content atau analisis isi yang dihubungkan dengan analisis fenomenologi.

Dari hasil penelitiannya, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kritis

merupakan ide munculnya pendidikan berbasis masyarakat. Gugusan

pemikiran Toto Suharto pengarang buku ini memandang masyarakat

memiliki sumber daya untuk membangun infrastruktur masyarakatnya

melalui jalur pendidikan sebagai bentuk perlawanan politik terhadap

kebijakan pemerintah yang dirasakan mengekang partisipasi masyarakat

dalam pendidikan. Tokoh pendidikan kritis seperti Paulo Freire, menjadi

rujukan dalam mengembangkan sayap pemikiran Toto Suharto dalam analisis

Disertasinya. Kemudian hasil Disertasi dibukukan dan telah diterbitkan oleh

LKIS Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan Noor Aziz, Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Wonosobo, yang dimuat pada Jurnal

Kependidikan Al-Qalam edisi 13 Tahun 2014 tentang “Pengembangan

Pendidikan Alternatif Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di SMP Qariyah

Tayyibah Salatiga)”. Penelitian studi kasus ini Noor Aziz menawarkan

konsep pendidikan berbasis masyarakat untuk menjembatani berbagai

persoalan modern pendidikan agama di Indonesia yang mengalami krisis

multi dimensi. Noor Aziz, memilih SMP Alternatif Qaryah Tayyibah

Kalibening Salatiga, penelitian ini memotret keberhasilan lembaga

14

pendidikan ini dalam menerapkan pendidikan berbasis masyarakat sehingga

mampu mengorbit ke belahan dunia sejajar dengan tujuh keajaiban dunia .

Hasil penelitian kolaboratif yang ditulis Dian Fajarwati, Ahmad

Sopyan, dan Samsudi berjudul “Implementasi Pembelajaran Berbasis

Masyarakat (Community Based Learning) Mata Pelajaran Ibadah SMP

Muhammadiyah di Kabupaten Kendal”yang diterbitkan Innovative Journal of

Curriculum and Educational Technology, juga mendukung gagasan

pembelajaran berbasis masyarakat. Penelitian komparasi ini menggunakan

pendekatan studi kasus tentang perbandingan penerapan pembelajaran

berbasis masyarakat pada mata pelajaran ibadah di SMP Muhammadiyah di

Kabupaten Kendal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara prinsip

sekolah-sekolah SMP Muhammadiyah di Kendal menerapkan pembelajaran

berbasis masyarakat namun secara teknis implementasinya berbeda antara

sekolah satu dengan lainnya, seperti dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasinya masing-masing sekolah tidak melaksanakan salah satu komponen

tersebut.

Kajian pendidikan berbasis masyarakat dalam penelitian yang penulis

lakukan lebih spesifik mengkaji pada Implementasi pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMP Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan

Kabupaten Temanggung merupakan lembaga pendidikan formal19

. Menurut

19

Lembaga pendidikan formal adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan pengetahuan dan

ketrampilan fungsional serta pengembangan dan kepribadian fungsional, sedang lembaga

pendidikan non formal diselenggarakan oleh warga masyarakat yang memerlukan layanan

15

Zubaedi bahwa ensensi pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan

non formal.20

Sebagaimana diketahui bahwa sebagai lembaga pendidikan

formal dalam pelaksanaan mengacu pada aturan pemerintah.

E. Kerangka Teoritik

Kerangka teori merupakan batasan-batasan tentang teori yang

digunakan penelitian. Berisikan juga relevansi uraian teori-teori yang

kemudian digunakan sebagai istrumen untuk menganalisis masalah yang

dihadapi. Pembahasaan kerangka teori merupakan hal yang penting sebagai

acuan dasar di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

rumusan masalah.

Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang dianggap sesuai

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pertama,

mengupas bagaimana implementasi pendidikan berbasis masyarakat terutama

pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan menurut Uberto

Sihombing21

, Winarno Surakhmad22

, Miarso23

, Nurhattati Fuad24

, Toto

Suharto dan Tilaar25

dalam pendidikan agama Islam. Kedua, mencari tahu

dampak-dampak yang ditimbulkan dari implementasi pendidikan agama

Islam berbasis masyarakat, baik bagi masyarakat maupun sekolah. Ketiga

pendidikan sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam mendukung

pendidikan sepanjang hayat, lihat Zubaedi, Pendidikan berbasis masyarakat..., hlm. 135. 20

Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat..., hlm. ix. 21

Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan Dalam... hlm. 186. 22

Toto suharto, Pendidikan Berbasis Masyarakat..., hlm. 84 23

Yusufhadi Miarso dan Pustekom, Menyemai Benih-benih Teknologi Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 631. 24

Nurhattati Fuad, Manajemen Pendidikan Berbasis ..., hlm.62 25

HR Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan ..., hlm. 105

16

adalah mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung maupun

penghambat dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis

masyarakat.

Teori-teori dari tokoh dan berdasarkan penelitian-penelitian

sebelumnya yang relevan serta membahas tentang pendidikan berbasis

masyarakat akan digunakan untuk menjelaskan, Pertama, bagaimana

implementasi pendidikan berbasis masyarakat yang dikaitkan pendidikan

agama Islam. Notabene pendidikan yang dimaksud pada implementasi

pendidikan agama Islam berbasis masyarakat tersebut merupakan lembaga

pendidikan formal. Karena selama ini pendidikan berbasis masyarakat

indentik dengan pendidikan non formal, terutama dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pendidikan yang selalu dikaitkan dengan kebutuhan

masyarakat. Kedua, untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak yang

dihasilkan dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis masyarakat

berpengaruh bagi kehidupan masyarakat maupun peningkatan mutu

pendidikan. Ketiga, memperoleh gambaran faktor-faktor menjadi pendukung

maupun penghambat dalam implementasi pendidikan berbasis masyarakat.

Dengan mengetahui faktor penghambat dapat memperbaiki dan mencarikan

solusi serta meningkatkan faktor-faktor yang menjadi pendukung kwalitas

pendidikan mejadi lebih baik.

Penelitian ini akan mengupas bagaimana implementasi pendidikan

agama Islam berbasis masyarakat yang dikaitkan dengan manajemen

pendidikan berbasis sekolah. Sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat

17

akan pendidikan yang berkualitas, pemerintah menelorkan kebijakan

pendidikan berbasis masyarakat dan Manajemen berbasis sekolah, yang

merupakan upaya melibatkan masyarakat dalam pendidikan. Jika selama ini

sekolah dianggap sebagai aktor tunggal dalam mendidikan anak, dengan

kebijakan Pendidikan Berbasis Masyarakat diharapkan ada kesadaran baru di

kalangan masyarakat bahwa tanggung jawab pendidikan tidak hanya di

pundak institusi sekolah, tetapi juga orang tua, masyarakat, dan pemerintah.26

Berikut kerangka konseptual implementasi pendidikan agama Islam berbasis

masyarakat.

Gambar 1: Kerangka Konseptual Implementasi Pendidikan Berbasis

Masyarakat

Pendidikan berbasis Masyarakat sejauh ini merupakan lembaga

pendidikan yang didirikan atas prakarsa masyarakat serta berdasarkan

26

Agus Nuryatno,Pendidikan Berbasis Masyarakat dan Transformasi Pendidikan Islam”,

dalam Kusmana dan JM. Muslimin, Paradigma Baru Pendidikan, Restropeksi dan Proyeksi

Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depertemen

Agama Republik Indonesia, 2008), hlm. 311-312

Pendidikan

Agama Islam

Berbasis

Masyarakat

MASYARAKAT:

Tokoh Agama, Tokoh

Masyarakat, Yayasan

dan orang tua Peserta

didik

SEKOLAH:

Guru, Kepala Sekolah

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi

Peserta

Didik

18

kebutuhan masyarakat. Atau secara konseptual, pendidikan yang bertumpu

pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyatakat, dan untuk masyarakat”.27

Pendidikan ini menuntut masyarakat untuk ikut berpartisi aktif didalamnya

untuk mengenali dan mendukung kebutuhan masyarakat yang melingkupinya.

Pendidikan “dari masyarakat” disini mempunyai arti pendidikan memberikan

jawaban atas kebutuhan yang ada pada masyarakat. Pendidikan “oleh

masyarakat” yaitu pendidikan yang menempatkan masyarakat sebagai subyek

dari pendidikan, bukannya sebagai obyek dari pendidikan. Dan pendidikan

“untuk masyarakat” artinya masyarakat dilibatkan dalam program yang

dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Sebaliknya, jika semua

penyelenggaraan pendidikan ditentukan pemerintah maka disebut pendidikan

berbasis pemerintah atau negara (State-base education) atau jika semua

ditentukan oleh sekolah maka disebut pendidikan berbasis sekolah (school-

based education).28

Konteks pendidikan berbasis masyarakat telah lama dikenal di

Indonesia bahkan telah ada sebelum periode kemerdekaan. Pendidikan yang

berkembang pada saat itu berbentuk pesantren sebagai bentuk perlawanan

masyarakat terhadap pemerintah kolonial. Bahkan Azyumardi Azra, secara

khusus pernah menyampaikan dalam makalahnya bahwa partisipasi

masyarakat muslim di Indonesia dalam rangka pendidikan berbasis

masyarakat telah dilaksanakan lebih lama lagi yaitu setua sejarah

27

Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat ..., hlm. 131. 28

Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat..., hlm. 131.

19

perkembangan Islam di nusantara ini.29

Hampir seluruh lembaga pendidikan

Islam di Indonesia, mulai dari rangkang, dayah, meunasah di Aceh, surau di

Minangkabau, pesantren di Jawa, bustan al-atfal, diniyah dan sekolah-

sekolah Islam lainnya yang didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat

Muslim. Lembaga-lembaga ini hanya sekedar contoh bagaimana konsep

pendidikan berbasis masyarakat sudah diterapkan di Indonesia.

F. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Ada 2 paradigma penelitian yaitu penelitian kualitatif dan

kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

paradigmakualitatif. Penelitian kualitatifyang menitikberatkan pada

proses dengan metode analisis deduktif, induktif, komparatif,

interpretatif, analisis isi, hermeunetik dan verstehen.30

Menurut Bogdan

dan Taylor Metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, catatan-

catatan, yang berhubungan dengan makna, nilai serta pengertian.31

2. Jenis penelitian

29

Azyumardi Azra, Masalah dan Kebijakan Pendidikan Islam di Era Otonomi Daerah,

Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Manajemen Pendidikan di Hotel Indonesia,

Jakarta 8-10 Agustus 2002, kerjasama Universitas Negeri Jakarta dengan Himpunan Sarjana

Administrasi Pendidikan Indonesia, hlm. 5-6. 30

Sudarno Shobron, dkk., Pedoman Penulisan Tesis MpdI, MPI, MHI, (Pabelan; Sekolah

PascaSarjana UMS, 2016), hlm. 11 31

Kaelan, Metodologi Penelitian Kualitatif Interdisipliner bidang sosial, budaya, filsafat,

seni, agama dan humaniora, (Yogyakarta; Paradigma, 2012), Cet. 1, hlm. 5.

20

Jenis penelitian dikelompokan berdasarkan ruang lingkup

penelitian, tempat penelitian dan tipe penelitian.32

Berdasarkan ruang

lingkupnya penelitian ini termasuk penelitian pendidikan. Berdasarkan

tempat penelitian maka penelitian termasuk jenis penelitian lapangan

(field research). Apabila berdasarkan tipe penelitian penelitian ini

termasuk penelitian dekripstif, yakni mendeskripsikan secara terperinci

realitas atau fenomena-fenomena dengan memberikan kritik atau

penilaian terhadap fenomena tersebut dengan sudut padang dan

pendekatan yang digunakan.33

3. Metode Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan phenomenologis, mendekati secara mendalam suatu fakta

yang menyita perhatian masyarakat luas karena keunikan dari fakta

tersebut terhadap masyarakat.34

Khususnya dalam Implementasi

Pendidikan Agama Islam berbasis Masyarakat, dampak dan faktor

pendukung serta penghambatnya.

4. Sumber data

Sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu data sumber data

primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer

32

Sudarno Shobron, dkk., Pedoman Penulisan Tesis..., hlm. 11 33

Sudarno Shobron, dkk., Pedoman Penulisan Tesis..., hlm. 12 34

Sudarno Shobron,dkk,Pedoman Penulisan Tesis..., hlm.15.

21

Sumber data Primer menurut Mohamad Ali, merupakan

sumber informasi yang langsung mempunyai wewenang dan

bertanggung jawab terhadap pengumpulan data.35

Sumber data

primer adalah informan yaitu orang-orang yang terlibat langsung

dalam fokus penelitian ini. Para informan yang dimaksud adalah

komite sekolah, kepala sekolah, guru, orang tua, peserta didik, dan

masyarakat sekitar sekolah yang terlibat dalam pendidikan berbasis

masyarakat. Datanya berwujud transkip wawancara dengan informan

dan catatan lapangan sebagai hasil wawancara tentang implementasi

(yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pendidikan

Agama Islam berbasis masyarakat, dampak pendidikan Agama Islam

berbasis masyarakat, faktor pendukung dan penghambat dalam

penerapan pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di SMP

Negeri 2 Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan

kabupaten Temanggung.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat

pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek

penelitiannya.36

Data sekunder penelitian ini adalah dokumen-

dokumen yang berupa catatan, dan bahan lain yang relevan dengan

35

Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi, (Bandung:Angkasa,

1999), hlm. 42. 36

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 91.

22

penelitian ini. Selain itu, terdapat data pendukung lainnya yang

berwujud non manusia yaitu hubungan antara personal yang ada.

5. Objek penelitian dan subjek penelitian

Peneliti menjadikan objek penelitian ini adalah Implementasi

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Candirotodan SMP

Muhammadiyah 5 Kandangan. Sedangkan subyek penelitian terkait

penerapan Pendidikan Berbasis Masyarakat di kedua lembaga tersebut

antara lain Komite Sekolah, Kepala Sekolah, guru, dan tokoh masyarakat

desa sekitar.

6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian Field research, maka teknik

pengumpulan data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis berdasar pada konsep tentang pendidikan berbasis masyarakat

(Community Based Education) dengan data-data yang didapatkan oleh

peneliti dari hasil observasi tidak langsung, dokumentasi, dan wawancara

sebagai pemahaman peneliti tentang Pendidikan berbasis masyarakat

(Community Based Education) di SMP Negeri 2 Candirotodan SMP

Muhammadiyah 5 Kandangan kabupaten Temanggung.

7. Validitas Data

Peneliti dalam menguji data penelitimenggunakan cara

triangulasi data. Menurut Metode Moleong dan Patton, validitas data

23

pada penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan triangulasi

yaitu :

a. Sumber, tiangulasi dengan sumber berarti membandingkan informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

b. Metode, triangulasi dengan sumber yaitu pengecekan penemuan

hasil penelitian dengan pengecekan sumber data.

c. Penyidik, triangulasi penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat

lain untuk pengecekan data yang sudah diperoleh.

d. Teori, triangulasi teori ialah memeriksakan data yang sudah

diperoleh dengan beberapa teori yang relevan.37

8. Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah

analisa dalam kualitatif. Penelitian kualitatif deskriptif ini, analisa data

dilakukan berlanjut, berulang dan terus-menerus. Menurut Miles and

Huberman, yang dimaksud dengan analisis data yaitu terdiri dari tiga

kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyaringan

data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.38

Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada analisis data

penelitian deskriptif sebagai berikut :

37

Lexy J. Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 330-331 38

M.B. Miles, dan A.M. Huberman, Analisa Data Kualitatif, terjemahan Tjetjep Rohendi

Rohidi, (Jakarta : Universitas Indonesia Press,2002), hlm. 27.

24

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan dan berlangsung

terus menerus selama penelitian dilaksanakan. Menurut Sugiyono,

mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya,

sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan.39

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan

sejenisnya. Dalam hal ini Sugiyono sebagaimana dikutip Patton,

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.40

Data-data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian disusun

secara sistematis agar dapat ditemukan maknanya. Data-data yang

diperoleh dari penelitian dapat berupa kata-kata, kalimat, atau

paragraph, oleh karena itu disajikan secara naratif dalam bentuk teks.

39

Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2008), hlm. 147. 40

Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, diterjemahkan oleh Budi Puspo

Priyadi dari How to Use Qualitative Methods in Evaluation, Sage Publication, (Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 255-256.

25

Agar data penelitian tersebut dapat dengan mudah dicari atau

ditelusuri kebenarannya, maka di bawah satuan data yang dikutip

diberi label tertentu.

c. Penarikan Simpulan

Menurut Sugiyono, kesimpulan dalam penelitian kualitatif

merupakan temuan baru dari hasil penelitian yang telah dilakukan

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.41

Hasil data yang telah terkumpul selama penelitian

berlangsung, selanjutnya data tersebut dianalisis untuk menarik

simpulan, sehingga dapat ditemukan gambaran mengenai suatu alur

dari proses berlangsungnya penelitian. Dalam proses analisis data

untuk mencapai kesimpulan data selalu dilakukan reduksi sehingga

simpulan benar-benar memenuhi aspek validitas penelitian.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika laporan penelitian ini terdiri dalam beberapa bab dan sub-

bab, yang peneliti susun ke dalam lima bab, ini merupakan uraian singkat

tentang isi bab secara garis besar yang mencakup semua materi penelitian, di

antaranya:

41

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif …, hlm. 253

26

Laporan penelitian tesis ini diawali dengan bab I, berisi pendahuluan

yang meliputi; latar belakang masalah dari opini maupun fakta yang ada

dalam lingkup pendidikan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Kerangka teoritik umum yang dipakai untuk menganalisis data

diperoleh dalam penelitian dan sebagai acuan dalam mengidentifikasi

masalah diletakkan dibab II. Teori tersebut adalah, pertama; membahas

tentang pendidikan Agama Islam baik itu pengertian, dasar, tujuan dan ruang

lingkupnya. Kedua; pendidikan berbasis masyarakat yang mencakup konsep,

Landasan, Tujuan, dan Prinsipnya.

Bab III ini pertama; berupa deskripsi umum dari SMP Negeri 2

Candiroto Temanggung dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan, yang

memuat: Sejarah berdirinya, susunan pengurus, struktur organisasi sekolah,

kondisi guru, kondisi peserta didik, sarana dan prasarana pendidikan, dan

kondisi pendidikan secara umum. Kedua; menjelaskan paparan data

penelitian dan pembahasan Implementasi pendidikan agama Islam berbasis

masyarakat di SMP Negeri Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5

Kandangan yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Ketiga;

Dampa-dampak yang ditimbulkan dari implementasi pendidikan agama Islam

berbasis masyarakat bagi sekolah dan masyarakat sebgai pengguna jasa

pendidikan. dan yang Keempat; faktor-faktor yang mempengeruhi

27

implemntasi pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat di SMP Negeri 2

Candiroto dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan Kabupaten Temanggung.

Kemudian pada bab IV, Pertama; analisis Implementasi Pendidikan

Agama Islam berbasis masyarakat di SMP Negeri 2 Candiroto Temanggung

dan SMP Muhammadiyah 5 Kandangan terkait perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pendidikan Agama Islam berbasis masyarakat, dan verifikasi teori

dan penelitian yang relevan terhadap implementasi pendidikan Agama Islam

berbasis masyarakat dan konsep pendidikan Agama Islam berbasis

masyarakat di SMP Negeri 2 Candiroto Temanggung dan SMP

Muhammadiyah 5 Kandangan Temanggung. Kedua; analisis mengenai

dampak dari implementasi pendidikan agama Islam berbasis Masyarakat, bagi

siswa, sekolah maupun masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan dan

menganalisis faktor-faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat

dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis masyarakat.

Tesis ini diakhiri dengan bab V sebagai penutup dari rangkaian

sistematika laporan penelitian, yang terdiri dari; kesimpulan, saran dan

penutup dari seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.