BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IDA_HAFNI-kti.pdf · Bounding...

48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran adalah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi di lahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat menlihat, memegang dan memberi ASI untuk pertama kali pada bayinya. Masa tenang di peroleh oleh ibu setelah melahirkan pada saat ibu merasa rileks. Masa tenang ini memberikan peluang ideal untuk memulai pembetukan ikatan batin. Seorang bayi baru lahir telah mempunyai banyak kemampuan, yakni bayi dapat mencium, merasa, menlihat dan mendengar. Kulit mereka sangat sensitif terhadap suhu dan sentuhan. Selama satu jam pertama setelah lahir, bayi sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia yang barunya.( Rohani,dkk,2011) Jika tidak ada komplikasi yang serius, setelah lahir bayi dapat langsung di letakkan di atas perut ibu, kontak langsung ini akan sangat bermamfaat bayi bagi ibu maupun bagi bayinyakarna kontak kulit dengan kulit membentuk bayi tetap hangat. Ikatan antara bayi dengan ibu sudah terbentuk sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilita perilakun ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IDA_HAFNI-kti.pdf · Bounding...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran adalah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara

ibu dan bayinya. Saat bayi di lahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan

bagi seorang ibu karena ibu dapat menlihat, memegang dan memberi ASI

untuk pertama kali pada bayinya. Masa tenang di peroleh oleh ibu setelah

melahirkan pada saat ibu merasa rileks. Masa tenang ini memberikan

peluang ideal untuk memulai pembetukan ikatan batin. Seorang bayi baru

lahir telah mempunyai banyak kemampuan, yakni bayi dapat mencium,

merasa, menlihat dan mendengar. Kulit mereka sangat sensitif terhadap

suhu dan sentuhan. Selama satu jam pertama setelah lahir, bayi sangat

waspada dan siap untuk mempelajari dunia yang barunya.(

Rohani,dkk,2011)

Jika tidak ada komplikasi yang serius, setelah lahir bayi dapat

langsung di letakkan di atas perut ibu, kontak langsung ini akan sangat

bermamfaat bayi bagi ibu maupun bagi bayinyakarna kontak kulit dengan

kulit membentuk bayi tetap hangat. Ikatan antara bayi dengan ibu sudah

terbentuk sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu semakin

kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilita perilakun ikatan

awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung

2

sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua pada anak dapat

terjadi.

Orang tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan

anak akan lebih mudah membentuk karakter anak dan mengisinya dengan

nilai-nilai baik. Bounding memberikan rasa aman pada anak yang bisa di

pupuk melalui kontak fisik atau juga tatapan penuh kasih sayang (Rohani

dkk.2011)

Mengingat pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (bounding

attachment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan

masyarakat dengan hal tersebut, maka penting untuk mewujudkan kasih

sayang tersebut. Keterikatan ibu keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari

janin masih berada dalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang

baru lahir bisa di lakukan IMD ( inisiasi menyusui dini ), dari hal tersebut

selain mamfaat ASI yang di dapatkan begitu besar juga sangat bermamfaat

untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari

sebuah sentuhan, dan dekapan ibu kepada anaknya di saat di lakukan IMD (

Safira,2008)

Bounding attachment terjadi pada kala IV, dimana di adakan kontak

antara ibu –ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Bounding merupakan

suatu keterikatan mutual pertama antara individu, misalnya antara orang tua

dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu

perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu

lain ( Ramadhan, 2011). Menurut Utami (2008), Attachment merupakan

3

ikatan antara individu yang meliputi pncurahan perhatian serta adanya

hubungan emosi dan fisik yang akrab dan kental antara ibu dan anaknya.

Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak,

misalnya bayi dapat mencium, merasa, mendengar dan menlihat. Kulit

mereka sangat sensitif terhadap suhu juga sentuhan selama satu jam pertama

, setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari

dunia baru mereka (Simajuntak,2007)

Seorang ibu yang dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat

dapat membentuk anak lebih bersikap epati dan memiliki penguasaan diri

yang baik sehingga mudah di bentuk dan di beri nilai-nilai yang baik.

Lingkungan stress dan penuh dengan tekanan akan mempengaruhi

kepribadian anak. Umumnya anak akan berkembang menjadi pribadi yang

skeptis.

Pakar perkembangan,( Dr. Ratna Megawangi) mengatakan bahwa

ikatan ibu dan anak haruslah di bentuk sejak dalam kandungan. Oleh karena

itu, selama kehamilan berlangsung, sebaiknya ibu melakukan interaksi

dengan bayinya. Interaksi tersebut selama masa kehamilan sembilan bulan

terjadi proses penyatuan sempurna antara ibu dan janin ( uroboric state ).

Kehadiran ibu dapat mengisi kekurangan saat proses pembentukan

kepribadian anak. Jadi, fase ini menjadi masa penting dalam membentuk

kelekatan antar ibu dan anak. Oleh karena itu dibutuhkan kelekatan ibu dan

anak saat mengandung sebagai pembentukan kebiasaan sosial anak.

4

Kontak dini sesaat setelah melahirkan dapat di lakukan dengan cara

meletakkan bayi di atas perut ibu sehingga ibu dapat langsung menyentuh

bayinya. Ikatan ibunya di perkuat melalui pengguna respons sensual atau

meliputi. Sentuhan. Sentuhan merupakan suatu sarana yang di gunakan

orang tua mengenali bayinya. Ibu akan meraih bayinya, memeluknya,

kemudian memulai eksplorasi dengan ujung jarinya dan telapak tangannya

membelai bayinya. Gerakan- gerakan lembut dari ibu dan ayah dapat

menenangkan bayinya. Kontak mata. Dalam mengembangkan suatu

hubungan dengan orang lain, bayi memiliki kemampuan untuk mengadakan

kontak mata (Matteson, 2001) suara. Saat orang tua berbicara dengan

bayinya. Orang tua berbicara dengan nada yang lebih tinggi dapat membuat

bayi akan merasa senang dan lebih tenang, kemudian berpaling kearahnya.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh world Healt organisazion

(WHO) menujukan antara saat kontak ibu bayi pertama kali terhadap lama

menyusui. Bayi yang di beri kesempatan menyusu dini dengan meletakkan

bayi dengan kontak ke kulitnya dengan kontak kekulit setidaknya 1 jam ,

hasilnya 2 kali lebih lama di susui. Selain itu dua hal penting yang tidak di

sadari selama ini bahwa kontak kulit bayi dan ibu penting dan bayi segera

setelah lahir dapat menyusu sendiri, dan sekitar 75,7% bayi dapat di

selamatkan bila di berikan ASI pada 1 jam pertama setelah kelahiran (

Rizki, 2010 )

Sementara hasil survey yang di lakukan di indonesia di 18 rumah

sakit yang ada di jakarta, bandung dan semarang terlihat bahwa setidaknya

5

11 dari 30 orang ibu nifas ( 36%) sudah mengerti dan melakukan bounding

attachment sedangkan sisanya 19 orang (63%) tidak di lakukan dengan

alasan persalinanya dengan caesar, dan tidak tersedianya ruang rawat

gabung sehingga tidak memungkinkan dilakukanya bounding attachment

(Widiawati,2009).

Dari hasil survey yang di lakukan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak

Banda Aceh tanggal 22-24 juni 2013 di dapatkan informasi bahwa seluruh

ibu melahirkan pada tahun 2013 berjumlah 2849 orang, dimana ibu yang

melahirkan pada bulan januari berjumlah 421 orang, bulan februari 447

orang, bulan Maret 458 orang, bulan April 396 orang, bulan Mei 410 orang

pada bulan juli 398 orang sedangkan pada bulan juni berjumlah 319 orang.

Dengan melakukan wawancara pada 20 ibu melahirkan di dapatkan 9(40 %)

diantaranya ibu yang ada melakukan Bounding Attachment, sedangkan

sisanya 8 ibu mengatakan tidak melakukan Bounding Attachment karna

malahirkan dengan cara Sectio Sesarea. Sedangkan 3 yang lainnya

mengatakan bayi yang di lahirkan itu bermasalah maka tidak bisa di lakukan

bounding attachment.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitiann di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh tersebut untuk

mengetahui “ Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pelaksaan Bounding Attachment Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda

Aceh tahun 2013”

6

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

“Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Bounding

Attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh Tahun 2013

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tentang memberi ASI eklusif, rawat

gabungan serta inisiasi menyusui dini ( IMD ) dengan pelaksanaan

bounding attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran ASI Eklusif Dalam Pelaksanaan

Bounding Attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak

2. Untuk mengetahui gambaran rawat gabung Dalam Pelaksanaan

Bounding Attachment Di (BLUD)Rumah Sakit Ibu Dan Anak.

3. Untuk mengetahui Gambaran Inisiasi Menyusui Dini dalam

pelaksanaan Bounding Attachment Di (BLUD) Rumah Sakit Ibu

Dan Anak

7

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Agar peneliti mendapat ilmu dan pengetahuan yang lebih banyak

tentang gambaran pelaksaan bounding attchment dan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti tentang metode penelitian.

b. Bagi institusi pendidikan

Menambah bahan informasi yang dapat di jadikan referensi bagi

pengembangan ilmu atau penelitian lebih lanjut bagi yang

membutuhkan.

c. Bagi institusi yang di teliti

Dapat menjadi masukan atau tambahan informasi mengenai gambaran

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaan bounding attachment di

(BLUD) Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh.

d. Bagi petugas kesehatan

Sebagai masukan untuk petugas kesehatan agar dapat memberikan

penyuluhan dan pelanyanan kesehatan tentang gambaran Pelaksaan

Bounding Attachment.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bounding Attachment

1. Pengertian Bounding Attachment

Bounding Attachment adalah proses interaksi yang terus menerus

antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan

keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

(Danuatmaja.dkk.2003 )

Bounding attachment adalah sentuhan atau kontak kulit seawal

mungkin antara bayi dengan ibu atau ayah di masa sensitif pada menit

pertama dan beberpa jam setelah kelahiran bayi. Kontak ini menentukan

tumbuh kembang menjadi optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan

berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua kepada

anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatanya.

Orang tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan

anak akan lebih mudah membentuk karakter anak dan mengisinya dengan

nilai-nilai baik. Bounding memberikan rasa aman pada anak yang bisa di

pupuk melalui kontak fisik atau juga tatapan penuh kasih sayang (Rohani

dkk.2011)

9

1. Tahap – tahap bounding attachment

a. Perkenalan ( acquanintance ), dengan melakukan kontak mata,

menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah

mengenal bayinya.

b. Bounding ( keterikatan )

c. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan

individu lainya.

2. Elemen- Elemen Bounding Attachment

a. Sentuhan

Sentuhan atau indera peraba, di pakai secara ekstensif oleh orang tua

atau pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru

lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.

b. Kontak mata

Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan

kotak mata, orang tua atau bayi akan menggunakan bayak waktu untuk

saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan dia melakukan

kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.

c. Suara

Mereka akan saling mendengar dan merespon suara antara orang tua

dengan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama

bayinya dengan tegang.

10

d. Aroma

Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik.

Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu

ibunya ( stainto, 2004 )

e. Entainment,

Bayi baru lahir akan bergerak-gerak sesuai dengan struktur

pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan,

menggangkat kepala, menendang-menendang kaki, seperti sedang

berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat

anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif

kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang

positif.

f. Bioritme

Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat di katakan senada dengan

ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah

membentuk ritme personal ( bioritme). Orang tua dapat membantu

proses dengan memberi kasih sayang konsisten dan dengan

memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang

responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan

bayi untuk belajar.

g. Kontak dini

Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa

kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan

orang tua dengan anaknya.

11

3. Keuntungan Bounding Attachment

a. Bayi merasa di cintai oleh orang tuanya, di perhatikan, mempercayai

dan menumbuhkan sikap sosial.

b. Bayi akan merasa lebih aman dan berani melakukan eksplorasi.

c. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat

d. Replek menghisap di lakukan secara dini

e. Pembentukan kekebalan aktif di mulai

f. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak ( kehangatan

tubuh ) waktu pemberian kasih sayang , stimulasi hormonal.

4. Hambatan Bounding Attachment

a. Kurangnya support sistem

b. Ibu dengan resiko ( ibu sakit)

c. Bayi dengan resiko ( bayi prematur, bayi sakit, dan cacat fisik )

d. Kehadiran bayi yang tidak di inginkan.

5. Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment

a. Di lakukan segera ( menit pertama atau jam pertama)

b. Sentuhan orang tua pertama kali

c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang

tua ke anak.

d. Kesehatan emosional orang tua

e. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.

f. Persiapan PNC sebelumya.

g. Adaptasi

12

h. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat

anak.

i. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi

kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi

rasa aman.

j. Fasilitas untuk kontak lebih lama.

k. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

6. Cara- Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment

a. Pemberian ASI eklusif

Dengan di lakukanya pemberian ASI eklusif segera setelah lahir,

secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang

menjadikan ibunya menjadikan ibu merasa bangga dan di perlukan,

rasa yang di butuhkan oleh semua bayi.

b. Rawat Gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan

agar ibu dan bayi terjalin proses lekat ( earli infant mother bounding)

akibat sentuhan badan ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi

psikoligis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan

stimulasi mental yang mutlak di perlukan oleh bayi.

c. Kontak Mata

Beberapa ibu mengatakan begitu bayinya bisa memandang mereka,

mereka merasa lebih dekat dengan bayinya, orang tua dan bayi akan

menggunakan banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam

13

posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat di letakkan lebih dekat untuk bisa

menlihat pada orang tuanya.

d. Suara

Mendengar dan merespon antara orang tua dan bayinya sangat

penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan

tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam

keadaan sehat. Tangisan tersebut membuat mereka melakukan tindakan

menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi

akan merasa tenang dan berpaling kearah mereka.

e. Aroma

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan

cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.

14

f. Entrainment

Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir

bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka

menggoyangkan tangan, mengabgkat kepala, menendang- nendangkan

kaki, entrainmen terjadi pada saat anak mulai bicara.

g. Bioritme

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal

( bioritme). Orang tua dapat membantuk proses ini dengan memberi kasih

sayang yang konsisten dan dengan memamfaatkan waktu saat bayi

mengembangkan prilaku yang responsif.

h. Inisiasi Dini

Setelah bayi lahir, dengan segera bayi akan di letakkan di atas perut

ibu. Ia akan merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan

demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.

(Stainto,2004.)

7. Peran Kehadiran Seorang Ayah

Pada awal kehidupan, hubungan ibu dengan anak lebih dekat di

bandingkan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati 9 bulan

bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat

keduanya memiliki hubungan yang unik. Namun demikian peran kehadiran

15

Beberapa hal yang dapat di lakukan seorang laki-laki dalam proses

perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :

1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia

akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.

2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga

prihatin yang di sebabkan oleh ;

- Cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak

- Kekhawatiran adanya kecatatan terhdap anaknya, antara lain :

kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan

bagaimana nasibnya kelak.

- Gelisah tentang merawat dan mendidik anaknya ( pesimis

sebagai akan keberhasilan sebagai seorang ayah.

- Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya

masalah jenis kelamin.

8. Standardisasi Cara Mengevaluasi Interaksi Orang Tua- Bayi

Terdiri dari tiga observasi yang di buat di ruang bersalin dan segera

setelah bayi lahir dan kembali selama dua sampai tiga hari periode post

pertum nilai 1-4 di berikan dalam setiap observasi dan nilai tersebut di

jumlahkan dalam setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan

memberikan nilai 10 sampai 12 untuk setiap periode. Interaksi sangat

negatif akan memberi skor 3-6. Konseling tidak lanjut bagi orang tua dan

16

skor yang rendah merupakan indikasi untuk mencegah penyalahgunaan

akan dan mengajarkan cara pengasuhan anak.

9. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Yang Baru Lahir

Kelahiran anggota keluarga baru dalam sebuah keluarga

merupakan satu hal yang membawa perubahan terhadap anggota keluarga

yang lainnya. Mereka beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap bayi

yand di lahirkan. Berbagai perasaan dan tingkah laku mengalami

perubahan, ada yang makin bahagia dengan kehadiran bayi namun tidak

sedikit juga yang mengingkarinya. Sikap dan perasaan anggota keluarga

tersebut akan membawa pengaruh terhadap perubahan dan pekembangan

bayi itu nantinya. Akan tetapi sebalum menghadapi respon terhadap bayi

baru lahir, orang tua akan melalui suatu proses untuk menjadi orang tua.

Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan

antara ibu dan bayinya, pada saat bayi di lahirkan adalah saat yang

menakjubkan bagi seorang ibu ketika ia dapat menlihat, memgang dan

memberi ASI kepada bayinya untuk pertama kali. Dan masa tenang setelah

melahirkan di saat ibu merasa rileks, memberi peluang ide ia untuk memulai

ikatan batin.

Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak

misalnya bayi bisa mencium, merasa, mendengan dan menlihat. Kulit mereka

sangat sensitif terhadap suhu dan sentuhan selama satu jam pertama setelah

17

mereka melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia

baru mereka.

Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir langsung di

letakkan di perut ibu, kontak segera ini akan sangat bermamfaat baik bagi ibu

maupun bagi bayinya telah terjadi sejak kehamilan dan pada saat persalinan

ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat

memfasilitasi prilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah

lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari

orang tua kepada anak dapt terjadi.

B. ASI EKLUSIF

1. Pengertian ASI EKLUSIF

ASI eklusif adlah ASI yang di berikan kepada bayi khususnya usia

0-6 bulan tanpa pemberian makan tambahan yang lain baik itu pisang,

biskuit, bubur, susu, nasi tim, susu formula, air gula, air madu, air tajin,

bahkan air putih sekalipun ( Supriyanto, 2007 )

Memberi ASI secara eklusif berarti keuntungan untuk semua bayi.

Bayi akan lebih sehat cerdas, dan berkepribadian baik. Ibu akan lebih

sehat dan menarik perusahaan, lingkungan dan masyarakatpun akan lebih

mendapat keuntungan ( Roesli. 2007 )

Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makan yang terbaik bagi bayi, karena

pengolahanya berjalan secara alami dalam tubuh si bayi, makananya telah

di siapkan lebih dahulu. Begitu anaknya lahir, air susu ibu telah dapat di

18

mamfaatkan. Demikian kasih sayang Allah terhadap mahkluk-Nya. Proses

menyusui adalah pemberian hak anak oleh ibu.

2. Mamfaat ASI bagi ibu dan bayi

Menurut Roesli (2000), mamfaat ASI bagi ibu dan bayi adalah

sebagai berikut :

a. ASI Sebagai Nutrisi.

ASI sebagai nutrisi yang terdapat nutrisi-nutisi khusus

khusus dalam ASI yang tidak terdapat atau hanya sedikit yang

terdapat pada susu sapi misalnya nutrisi yang di perlukan untuk

pertumbuhan otak antara lain

1. Taurin, yaitu suatu zat putih telur yang khusus hanya terdapat

dalam ASI

2. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI dan hanya

seddikit sekali terdapat dalam susu sapi.

3. Asam lemak ikatan panjang merupakan asam lemak utama dari

ASI dan hanya terdapat sedikit dalam susu sapi.

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Sudah menjadi kenyataan bahwa mortalitas ( angka

kematian ) dan morbiditas ( angka terkena penyakit ) bayi

menerima ASI eklusif jauh lebih kecil di bandingkan dengan

bayi yang tidak di berikan ASI eklusif.

c. ASI meningkatkan kecerdasan.

19

Terdapat tiga jenis faktor khusus yang mendukung

kecerdasan bayi atau anak yaitu pertumbuhan fisik, otak (

asuh ), pertumbuhan intelektual dan sosialisasi ( asah ),

perkembangan emosional dan spiritual ( asih ).

d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang.

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu pad a

waktu ibu menyusui akan merasakan rasa aman dn tentram

terutama karna masih mendengar detak jantung ibu yang telah

di kenal sejak ia dalam kandungan ibunya.

e. Keuntungan pemberian

Keuntungan yang di dapatkan dari pemberian ASI

eklusif bagi ibu yaitu dapat mengurangi perdaran setelah

melahirkan dan mengurangi terjadinya anemia, menjarakkan

kehamilan, mengecilkan rahim, lebih cepat langsing kembali,

mengurangi kemungkinan menderita kanker, lebih ekonomis

atau murah dan tidak merepotkan serta hemat waktu , dan

memberi kepuasan bagi ibu. Menurut Roesli (2007),

menyatakan bahwa keuntungan pemberian ASI adalah sebagai

berikut :

20

a. Memberi ASI sesuai dengan tugas seorang ibu sehingga

dapat meningkatkan martabat wanita sekaligus

meningkatkan kialitas sumber daya manusia.

b. ASI telah di persiapkan mulai dari kehamilan sesuai

dengan tumbuh kembang bayi.

c. ASI siap setiap saat untuk di berikan kepada bayi

dengan sterilisasi terjamin.

d. ASI dapat menghindari bayi dari beberapa penyakit

tertentu sehingga pertumbuhan bayi baik.

3. Mamfaat Pemberian ASI Bagi Negara.

Pemberian ASI eklusif akan menghemat pengeluaran bagi negara

karena hal-hal sebagai berikut:

a. Penghematan devisa untuk pemberian susu formula,

perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.

b. Penghematan untuk biaya sakit terutama muntah, mencret dan

sakit saluran nafas.

c. Penghematan obat-obatan , tenaga dan sarana kesehatan.

Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan

berkualitas untuk membangun negara.

d. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari

kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi

indonesia.

4. Cara memberi ASI yang baik dan benar

21

Cara menyusui yang benar dan baik menurut Nelson , dapat di lakukan

sebagai berikut:

a. Sebelum menyusui sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu.

b. Bersihkan putting susu dengan air hangat kemudian lab dengan

kain bersih dan letakkan kepala bayi pada tengkung siku dan

bokong bayi di tahan dengan telapak tangan.

c. Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dengan lengan bayi

terletak pada satu garis.

d. Waktu mau menyusui penganglah pada bagian bawah panyudara

dengan keempat jari dan ibu jari di letakkan di atas panyudara.

e. Sentuhkan puting pada bibir atau pipi bayi untuk merangsang agar

mulut bayi terbuka lebar.

f. Masukkan seluruh puting atau sebagian lingkara di sekitar puting

kemulut bayi.

g. Ibu dan bayi harus berada dalam keadaan santai, tenang dan

nyaman.

5. Kandungan Zat Gizi ASI

Menurut Hubertin ( 2003), kandungan zat gizi ASI terdiri dari :

a. Hidrat Arang.

Zat hidrat arang dalam ASI dalam bentuk laktosa yang

jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh

kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolestrum untuk tiap 100

22

m ASI adalah 5,3 gr, dalam ASI peralihan 6,42 gr. ASI hari ke 96,72

gr. ASI hari ke 307gr. ASI minggu ke 347,11 gr.

Rasio laktosa dalam ASI dan PASI ( pengganti air susu ibu)

adalah 7:4 yang berarti ASI lebih manis bila di bandingkan dengan

PASI. Kondisi ini yang menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI

yang baik cenderung tidak mau minum PASI ( langkah awal sukses

memberikan ASI ).

Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dn

magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Terutama

pada bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan pembentukan tulang.

Hasil pengamatan terhadap bayi yang mendapat ASI eklusif

menunjukkan rata-rata pertumbuhan gigi sudah terlihat pada bayi

berusia 5-6 bulan dan gerakan motorik kasarnya lebih cepat.

b. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah dibanding protein dalam ASS.

Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Proten ASI sangat cocok karena unsur protein di

dalamnya hampir semuanya terserap oleh sisitem pencernaan bayi. Hal

ini di sebabkan oleh protein ASI merupakan kelompok protein whey (

protein yang bentuknya lebih halus ) kelompok whey merupakan

kelompok yang sangat halus, lembut dan mudah di cerna. Sedangkan

komposisi protein yang ada dalam ASS adalah kelompok yang protein

yang kasar, bergumpal dan sangat sukar di cerna oleh usus bayi.

23

Kebutuhan protein pada byi dan anak dalam fase cepat terutama

pada fase 2 dn sepertiga dari fase ke 3 dapat di spenuhi oleh ASI eklusif

selama 6 bulan dan akan lebih baik lagi bila tetap di susui sampai berumur

2 tahun. Bantuan makanan pendamping ASI di perukan setelah berumur 6

bulan. Kerena setelah bayi berumur 6 bulan kebutuhan nutrisi tidak cukup

apabila hanya di berikan ASI saja.

c. Lemak

Kadar lemak pada ASI mulanya rendah kemudianmeningkat

jumlahnya. Lemak ASI berubah setiap saat bayi menghisap yang terjadi

secara otomatis. Komposisi lemak pada 5 menit pertama hisap[an akan

berbeda pada 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama akan

berbeda dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan

bayi dan kebutuhan energi yang di butuhkan bayi. Selain jumlah yang

mencukupi, jenis lemak yang ada pada ASI mengandung lemak rantai

panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel ringan otak dan sangat

mudah di cerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk

omega 3, omega 6 dan DHA ( docoso hecxaconic acid )dan acachidonit

acid merupakan komponen penting untuk meilinasi. Jumlah asam linoleat

yang tinggi akan memacu perkembangan sel saraf otak bayi seoptimal

mungkin dan dapat mencegah terjadinya rangsangan kejang.

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun

kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi umur 6 bulan. Zat

24

besi dal kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat

stabil dan jumlahnya tidak di pengaruhi oleh diet ibu. Walaupun

jumlahnya kecil tidak sebesar dalam susu sapi tetapi dapat di serap

secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan ASS yang

jumlahnya tinggi tapi sebagian besar arus di buang melalui urinaria

maupun pencernaan karna tidak dapat di cerna. Hal ini sangat

membebankan ginja bayi. Contohnya zat besi yang ada dalam

ASS ternyata hanya 4 % sampai 10 % yang terserap sedangkan zat

besi ASI di serap hingga 50 % sampai 75 % oleh usus bayi. Kadar

mineral yang tidak di serap akan memperberat kerja usus bayi

untuk mengeluarkan dan meganggu keseimbangan ( ekologi )

dalam usus bayi dan meningkatkan pertumbuhan bakteri

merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak

normal sehingga bayi kembung, gelisah karna obstipasi atau

gangguan metabolisme.

e. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup untuk

6 bulan sehingga tidak perlu di tambah kecuali vitamin k karna

bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin k. Oleh

karna itu perlu pertambahan vitamin k pada hari ke 1, ke 3 dan ke 7

dan vitamin k dapat di berikan secara oral.

25

C. Konsep Rawat Gabung

1. Pengertian.

Dunia hewan pada umumnya telah memberikan contoh nyata

bagaimana induk dan anaknya selalu bersama. Di susui dan di lindungi

sampai anak hewan tersebut mampu untuk hidup sendiri. Bahkan pada

binatang kanguru memberi contoh lebih ekstrim dengan cara

membawa anaknya kemana saja sambil menyusui di dalam kantong

alami yang telah tersedia ( lahir istilah cangoroo system ).

Sepanjang sejarah peradaban manusia, dari manusia purba

sampai sekarang, demikian pula keadaanya. Tetapi perubahan

menunjukkan perubahan-perubahan yang justru memisahkan bayi dari

ASI yang di miliki ibunya. Peningkatan fumor susu formula di tahun

enam puluhan, serta rumus tidak modernya ASI serta kebijakan-

kebijakan rumah sakit dan sistem dengan adanya jam- jam tertentu

untuk menyusui bayi, dan bayi- bayi yang mempunyai kamar tersendiri

yang terpisah dari ibunya serta ada masa puasa beberapa jam setelah

bayi lahir sebelum di berikan ASI, menunjukkan betapa telah terjadi

dan jauh dari tujuan memamfaatkan ASI yang sudah di ketahui

mempunyai banyak keunggulan.

Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak

bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga

memungkikan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui

anaknya. Dalam pelaksaanya bayi harus selalu dekat ibunya semenjak

26

di lahirkan sampai saatnya pulang. Ini sesungguhnya bukan hal yang

baru. Bahkan di daerah perdesaan hampir 80% ibu melahirkan segera

melakukan rawat gabung di rumahnya masing- masing. Rawat gabung

adalah salah satu cara yang dapat di lakukan agar antara ibu dan bayi

terjalin proses lekat ( earli infant mother bounding ) akibat sentuhan

badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi psikologi

bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi

mental yang mutlak di butuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman

dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di

kemudian hari. Dengan memberi ASI eklusif, ibu merasa kepuasan

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat di

gantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga mempelancar produksi ASI,

karena reflek let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga

karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan apabila ayah

berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga

2. Rawat Gabung Dapat Bersifat :

a. kontinu : dengan bayi tetap berada di samping ibunya terus

menerus, atau

b. intermiten : dimana bayi sewaktu-waktu ingin di susui, atau atas

permintaan ibunya dapat di bawa kepada ibunya.

27

3. Tujuan Rawat Gabung

a. Bantuan Emosional.

Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah setelah

proses persalinan si ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan

bayinya. Si ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar tangisanya serta

memperhatikanya di saat bayinya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat

penting di tumbuhkan pada saat-saat awal dan baik akan memperoleh

kehangatan tubuh ibu,suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya(

bounding effect )

b. Penggunaan ASI

Dari segala pertimbangan maka ASI adlah makanan terbaik bagi

bayi. Dan produksi ASI akan makin cepat dan makin banyak bila

menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin. Pada hari- hari

pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal

itu tidak di khawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit.

c. Pencegahan Infeksi.

Pada perawatan yang terpisah maka kejadian infeksi akan sulit di

cegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat di

hindari. Kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, , akan

melapisi seluruh pencernaan bayi, dan di serapkan oleh bayi sehingga bayi

akan mempunyai kekebelan tubuh yang tinggi. Kekebalan ini akan

mencegah infeksi terutama terutama diare.

d. Pendidikan Kesehatan.

28

Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat di mamfaatkan untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara.

Bagaiman teknik menyusui, memandikan bayi, merawat tali pusat,

perawatan panyudara dan nasehat makanan yang baik, merupakan bahan-

bahan yang di perluka si ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat

tidau, menggendong bayi dan merawat diri akan mempercepat mobilisasi,

sehingga ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.

e. Pelaksaan Rawat Gabung.

Di berbagai senter situasi dan kondisinya bisa berbeda sehingga di

sini akan di ambil satu contoh yang bisa di jalankan sesuai dengan kondisi

dan situasi setempat yang ada. Pelaksaan rawat gabung hendaknya

merupan akhir dari kegiatan yang telah di mulai dari perawatan pranatal

dipoliklinik sampai di kamar bersalin dan kemudian di ruangan rawat

gabung. Hal ini di masukkan untuk mempersiapkan ibu- ibu agar sudah

melakukan adaptasi, mengerti dan akhirnya tidak canggung menerima

rawat gabung itu.

a. Di Poliklinik Kebidanan :

- Ibu- ibu di berikan penyuluhan tentang : kebaikan ASI dan

perawatan gabung, perawatan panyudara, makan ibu hamil,

perawatan bayi dan lain-lain

- Lebih baik ada ruang untuk memulai film tentang cara

perawatan panyudara, keluarga berencana, cara memandikan

bayi, merawat tali pusat.

29

- Melanyani konsultasi dengan masalah kesehatan ibu dan anak.

- Membuat laporan bulanan mengenai jumlah pengunjung,

aktifitas- aktifitas, problema yang sering di jumpai.

b. Di Kamar Bersalin.

1. Bayi yang memenuhi syarat perawatan gabung di lakukan perawatan

bayi baru lahir seperti biasa.

2. Dalam setengah jam pertama setelah lahir, bayi segera di susukan pada

ibunya untuk merangsang pengeluaran ASI

3. Memberi penyuluhan tentang ASI dan perawatan gabung, terutama

yang belum mendapatkan penyuluhan di poliklinik.

4. Mengisi stastus secara lengkap dan benar.

5. Persiapan agar ibu dan bayinya dapat bersama- sama seruangan.

6. Memberi tau kepada petugas ruangan peritonogi dan bahwaada bayi

yang akan di rawat serta pengurusan administrasinya.

f. Kontrak Indikasi Rawat Gabung

Pada keadaan-keadaan tertentu maka rawat gabung tidak di anjurkan

misalnya pada :

a. Keadaan Ibu

1. Kondisi kardiorespirasi yang tidak baik. Penyakit jantung fungsional

derajat III, sebaiknya tidak menyusui

2. Pascaeklamsia, kesadaran belum baik

3. Penyakit infeksi akut, TBC terbuka

30

4. Penyakit, hepatitis B, infeksi HIV, sitomegalovirus serta herpes

simpleks ( masih kontroversi )

5. Terbukti menderita karsinoma panyudara

6. Psikosis

b. Keadaan Bayi

1. Bayi kejang atau kesadaran menurun

2. Sakit bert pada jantung dan paru

3. Bayi yang memerlukan perawatan yang intensif atau terapi khusus

4. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui

g. Model Perawatan Ruang Rawat Gabung

a. Satu kamar dengan satu ibu dan anaknya ( model perawatan kelas )

b. 4 sampai 5 ibu dalam satu kamar dengan bayi di kamar lain

bersebelahan, dan bayi dapat di tarik dari kamarnya tanpa si perlu

meninggalkan tempat tidurnya.

c. Beberapa ibu dalam satu kamar dan bayinya di pisahkan dlam

ruangan kaca yang kedap suara, sehingga perlu langsung

memperhatikan anaknya dan dapat mengambilnya dan membawak

ketempat tidur sekenhendaknya. Cara ini tidak banyak merubah

bentuk ruangan, tinggal kita memberi penyekat- penyekat yang di

perlukan. Untuk menggampangkan mobilitas maka tempat tidur

bayi dapat di beri roda sehingga mudah di dorong. Bentuk model

ruangan ini dapat bermacam- macam dan itu semua dapat di

sesuaikan dengan keadaan setempat.

31

Keuntungan

1. Menggalakkan pemakian ASI

2. Kontak emosi ibu-anak lebih dini dan lebih rapat

3. Ibu dapat segera melaporkan keadaan- keadaan bayi yang aneh di

temuinya.

4. Dapat tukar pengalaman dengan ibu- ibu lain, termasuk juga dapat

menimbulkan motivasi dalam penggunaan KB

5. Berkurangnya infeksi silang dan berkurangnya infeksi nosokomial.

6. Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan sehingga para

medis dapat melakukan pekerjaan lain yang lebih bermamfaat misalnya

penyuluhan serta cara- cara perawatan panyudara dan perawatan bayi

Kerugian

Di bandingkan dengan keuntunganya maka kerugiannya sangat kecil dan

kalau ada kesungguhan dalam menanganinya akan dapat di atasi :

1. Ibu kurang dapat istirahat, terganggu oleh bayinya sendiri atau bayi lain

yang menangis

2. Bila terjadi salah pemberian makan oleh pengaruh rekan- rekannya. Hal

ini dapat di atasi apabila sudah di lakukan penyuluhan serta demontrasi/

peragaan

3. Ibu- ibu yang sakit atau kurangnya higene/ kebersihan

4. Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung ( ternyata hal ini tidak

terbukti ).

32

5. Pada pelaksanaannya kadang- kadang ada hambatan- hambatan teknis

serta hambatan fasilitas.

1. Syarat-Syarat Rawat Gabung

Bayi dan ibu yang di rawat gabung harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

b. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung di lakukan setelah

bayi cukukp sehat, reflek menghisap baik, tidak ada tanda infeksi

dsb.

c. Bayi yang di lahirkan dengan secsio cesarea dengan anastesi

umum, rawat gabung di lakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh (

bayi tidak ngantuk ) misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi

tetap di susukan meskipun ibu mungkin masih terpasang infus.

d. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama ( nilai apgar

minimal 7 )

e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

f. Berat badan lahir 2000-25000 gram atau lebih.

g. Tidak terdapat tanda- tanda infeksi intrapartum

h. Bayi dan ibu sehat.

33

C. Inisiasi Menyusui Dini ( IMD )

1. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini

Berdasarkan teori Noadmojo ( 2004 ) pengetahuan di pengaruhi oleh

pendidikan. Penyuluhan dan sikap inisiasi menyusui dini(earliy inistation)

atau permulaan menyusui dini ini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera

setelah lahir. Jadi bayi manusia mempunyai kemampuan untuk menyusu

sendiri asalkan di biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya setidaknya

selama satu jam segera setelah lahir cara bayi melakukan inisiasi menyusui

dini ini di namakan thebreast crawt atau merangkak mencari panyudara,

( Roesli, 2008 )

Bayi yang baru di lahirkan biasanya di pisahkan dulu dari ibunya

untuk di bersihkan dan di timbang seperti prosedur yang di lakukan banyak

rumah sakit kemudian di beri susu formula padahal sebenarnya ini tidak

dilakukan karena program pemberian ASI Eklusif sudah cukup lama di

anjurkan pemerintah, tapi kenyataannya masih banyak rumah sakit/ BPS yang

memberikan susu formula langsung setelah bayi di lahirkan yang

mengakibatkan bayi kehilangan kesempatan inisiasi menyusui dini tersebut di

atas, yang bisa saja membawa dampak buruk bagi kesehatan bayi dimasa yang

akan datang. ( Utami, 2007 )

Segera susui bayi setelah lahir maximal setengah jam pertama setelah

persalinan.

Hal ini merupakan titik awal yang paling penting apakah bayi nantik

akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon

34

pembuatan ASI antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan

menurun setelah satu jam persalinan yang di sebabkan oleh lepasnya plasenta.

Menyusui segera setelah bayi lahir merupakan untuk keberhasilan penerapan

ASI eklusif. Keuntungan yang di peroleh bayi mencakup aspek psikologi,

fisiologis ( perdarahan post partum berkurang, proses involusio di percepat)

dan dapat mencegah terjadinya infeksi post partum pada ibu ( Sri Wahyuni,

2004 )

Pilar utam dalam proses menyusui adalah inisiasi menyusui dini atau

lebih di kenakan dengan inisiasi menyusui dini ( IMD ), IMD di defenisikan

sebagai proses membiarkan baik menyusu sendiri setelah kelahiran bayi. Di

letakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari

putting untuk menyusui jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah

melahirkan IMD saat penting tidak hanya untuk bayi namun juga untuk ibu

dengan demikian, sekitar 22 % angka kematian bayi setelah lahir pada satu

bulan pertama dapat ditekan. Bayi di susui selama 1 jam atau lebih segera

setelah lahir. Hal tersebut juga penting dalam menjaga produktifitas ASI.

Isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin yaitu

hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan itu

akan meningkatkan produksi 2 kali lipat.

2. Tahapan Menyusui

Menurut Roesli ( 2008 ) bayi yang tali pusatnya langsung di

potong, dilap dan langsung di letakkan di perut ibu dengan kulit

bersentuhan dengan memperlihatkan perkembangan yang menarik.

35

Ternyata pada usia 20 menit bayi sudah mulai merangkak di atas perut

ibunya. Pada usia 50 menit bayi sudah bisa menemukan panyudara ibunya

sendiri.

Jika bayi baru lahir segera di keringkan dan di letakkan di atas

perut ibunya dengan kontak kulit kekulit dan tidak di pisahkan dengan

ibunya setidaknya selam satu jam, maka semua bayi akan melalui 5 tahap

( pre-feeding behavior ) selama ia berhasil menyusui ( Roesli, 2008 ) :

a. Dalam 30 menit pertama dalam stedium istirahat/ diam.bayi diam tidak

bergerak sam sekali sesekali bayi membuka matanya terbuka lebar

melihat ibunya. Masa ternang yang istimewa merupakan peralihan dari

keadaan dalam kandungan kekeadaan keluar kandungan.

b. Antara 30- 40 mulai mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau

minum, mencium dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan

cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan

yang di keluar panyudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi

untuk menemukan panyudara dan putting susu ibu.

c. Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa ada makan di sekitarnya,

bayi akan mulai mengeluarkan air liurnya, menekan di atas perut ibu

tepat di atar rahim guna menghentikan pendarahan. Hal tersebut dapat

membantu mengecilkan kontraksi rahim.

d. Bayi mulai bergerak kearah panyudara. Areola sebagai sasaran, dengan

kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghendak-

hendakan kepala kedada ibu, menoleh kekanan dan kekiri, serta

36

menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan

tanganya yang mungil.

e. Menemukan, menjilat dan mengulum puting, membuka mulut lebar

dan melekat dengan baik.

3. Mamfaat Inisiasi Menyusui Dini

Bagi yang di berikan kesempatan menyusui dini akan lebih besar

berhasil menyusui secara ekslusif hingga usia 6 bulan ( Anonimus, 2008 ).

Ketika bayi di letakkan di dada ibunya ia berada tepat di atas rahim ibu.

Hal itu membantu menekan plasenta dam mengecilkan rahim ibu. Dengan

begitu perdarahan akan berhenti karena ada kontraksi rahim. Setiap 2 jam

ada ibu meninggal karena perdarahan. Kalau semua melakukan IMD maka

akan ada angka penurunan perdarahan. IMD berlangsung selama 1 jam

dengan posisi bayi melekat di dada ibunya. Kalau belum melekat keputing

ibunya maka tambahkan satu jam setengan lagi. Ambang nyerinya akan

meningkat sehingga tidak gampang sakit waktu IMD ( Nurhenti, 2010 ).

Mamfaat Inisiasi Menyusui Dini ( Roeli, 2008 ).

a. Mamfaat inisiasi menyusui dini bagi bayi :

1. Mempertahan suhu tubuh bayi tetap hangat

2. Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan detak

jantung

3. Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri normal yang

ada pada ibu.

37

4. Mengatur tingkat kada gula dalam darah, dan biokimia laen dalam

tubuh bayi.

5. Mempercepat keluarnya mekonium

6. Meningkatkan intelektual dan motorik. Saat merangkat mencari

panyudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan dia akan

menjilat- jilat kulit ibu, menelan bakteri “baik” ini akan berkembang

biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri

“jahat” dari lingkungan.

b. Mamfaaat Menyusui Dini Bagi Ibu

1. Meningkat hubungan kasus antara ibu dan bayi

2. Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko

perdarahan pasca melahirkan

3. Memperbasar peluang ibu untuk menetapkan dan melanjutkan

kegiatan menyusui selama masa bayi

4. Meningkat keberhasilan produksi ASI

5. “ bounding “ antara ibu dan bayi akan lebih baik pada 1-2 jam

pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, bayi biasanya tidur

dalam waktu yang lama.

6. Ibu dan ayah akan sangat merasa bahagia bertemu dengan bayinya

untuk pertama kalinya dalam kondisi seperti ini. Bahkan ayah

mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu

pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.

38

4. Inisiasi Menyusui Yang Tidak Tepat

Menurut Roesli ( 2008 ) IMD yang kurang tepat yaitu :

a. Bagitu lahir bayi di letakkan di atas perut ibu yang telah di alasi

kain.

b. Bayi segera di keringkan dengan kain kering. Tali pusat di potong

lalu di ikat

c. Karena takut kedinginan lalu bayi di bungkus dengan selimut bayi

d. Dalam keadaan di bedung bayio di letakkan di atas dada ibu

e. Selanjutnya di angkat dan di susukan pada ibu dengan cara

memasukkan putting susu ibu kemulut bayi

f. Setelah itu bayi di bawa kekamar transisi atau kamar pemulihan (

recover room ) untuk mendapatkan pelanyanan lebih lanjut.

39

5. Inisiasi Menyusui Yang Benar/ Tepat

a. Di anjurkan suami mendampingi ibu saat persalinan

b. Begitu bayi lahir, bayi di letakkan di atas perut ibu yang sudah di

alasi kain kering.

c. Keringkan seluruh tubuh ibu termasuk kepala secepatnya, kecuali

kedua tanganya.

d. Tali pusat di potong lalu di ikat

e. Vernik yang ada di tubuh bayi sebaiknya tidak di bersihkan karena

zat ini membuat nyaman kulit bayi.

f. Tanpa di bedung bayi langsung di tengkurapkan di perut atau dada

ibu dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayi, ibu dan bayi di

selimuti bersama- sama. Jika perlu, bayi di berikan topi untuk

mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

g. Bayi di baiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang

bayinya dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksa bayi untuk

keputing susu.

Kondisi - Kondisi Yang Mempengaruhi Proses Bounding Attachment

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat di

pengaruhi oleh kondisi- kondisi sebagai berikut :

a. Kesehatan emosional orang tua

Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya

tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang

40

tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif

dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.

b. Tingkat kemampuan, komunikasi ketrampilan dalam merawat anak,

orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada

kemampuan masing- masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat

bayinya maka akan semakin cepat pula bounding attachment terwujud.

c. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan

Dukungan dari keluarga, teman terutama pasangan merupakan faktor

yang juga penting untuk di perhatikan karena dengan adanya dukungan

dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat/ dorongan

positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh

kepada bayinya.

d. Kedekatan orang tua ke anak

Dngan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat

terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin

terwujud diantara keluarganya.

e. Kesesuian antara orang tua dan anak ( keadaan anak, jenis kelamin )

Anak akan lebih mudah di terima oleh anggota keluarga yang lain

ketika keadaan anak sehat/ normal dan jenis kelamin sesuai dengan

yang di harapkan.

41

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

Cara-cara untuk melakukan bounding attachment beraneka ragam agar

terjalinnya kontak dini antara bayi dan ibu seperti : ASI eklusif, Rawat

Gabung, Kontak Mata, Suara, Aroma, Entrainment, Bioritme, Inisiasi

Menyusui Dini, ( Kenell,1982 )

Adapun kerangka konsep penelitian sebagai berkut :

Variabel independent variabel dependen

Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian

ASI Eklusif

Rawat Gabung

Bounding Attachment

IMD

42

B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Devenisi Operasional

No Variabel

penelitian

Devenisi

operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Dependent

1. Bounding

attachment

Bounding

attachment

terjadi pada

kala IV,

dimana di

adakan

kontak antara

ibu dan bayi

berada dalam

ikatan kasih.

Menyebar

kuesioner,

ada X > 4.18

Tidak ada X ≤

4. 18

Kuesioner -ada

-tidak ada

Ordinal

Variabel independent

1 ASI eklusif Memberikan

ASI saja

tanpa makan

tambahan

lain kepada

bayi sejak

Menyebar

kuesioner

Ya 24

responden

Tidak 14

responden

Kuesioner - ya,

- tidak

Ordinal

43

lahir sampai

dengan pada

saat di

lakukan

penelitian

2. Rawat

Gabung

Dengan

melakukan

rawat gabung

merupakan

salah satu

cara agar ibu

dan bayi

terjalin

proses lekat.

Menyebar

kuesioner

ada 25

responden dan

tidak ada 13

responden.

Kuesioner -ada

-tidak ada

Ordinal

3 IMD Segera susui

bayi setelah

lahir

maksimal

setengah jam

pertama

setelah

pesalinan.

Menyebar

kuesioner

ada 21

responden

tidak 17

responden

Kuesioner -Ada

-Tidak

Ordinal

/

44

BAB IV

METODE PENELITIAN

I. Desain Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross

sectional untuk mengetahui gambaran pelaksaan bounding attachment di

Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh.

II. Tempat Dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda

Aceh .

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di rencanakan pada bulan juli 2013.

III. Populasi dan sampel,

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu- ibu pasca bersalin di

Rumah Sakit Ibu Dan Anak

b. Sampel

Jumlah sampel tersebut di tentukan dengan menggunakan rumus

Lemesho dibawah ini.

45

Keterangan :

n: besar sampel

z: derajat kemaknaan 95% (1,96)

P: proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak di ketahui

proporsinya, ditetapkan 5% (0,5).

d2: derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 5 %

(0,05).

Q : (1-P).

(Lomeshow 1990) berdasarkan perhitungan rumus diatas maka besar

sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut :

orang

Sehingga besar sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak

38 sampel. Tehnik accidental sampling yaitu dilakukan dengan pengambilan

responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat. (Notoadmodjo, 2005).

Kriteria sampel yang diharapkan yaitu : ibu- ibu pasca melahirkan yang bersedia

menjadi respoden, bisa membaca dan menulis.

46

IV. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner dengan 5 pertanyaan mengenai bounding attachment dan 1

pertanyaan tentang Rawat Gabung, 1 pertanyaan tentang ASI Eklusiaf, dan

1 petanyaan tentang IMD. Masing-masing pertanyaan bila jawabannya

benar di beri nilai 1 dan jika jawabannya salah di beri nilai 0.

V. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

a. Jenis Pengumpulan Data

a) Data Primer

Yaitu data yang di dapatkan oleh peneliti dengan menyebarkan

kuesioner secara langsung kepada responden.

b) Data Sekunder

Yaitu data yang di dapatkan oleh peneliti secara tidak langsung

dalam penelitian yang sedang di lakukan dan data tersebut di

dapatkan dari pihak rumah sakit.

b. Cara Pengumpulan Data

Metode pengolahan data di lakukan melalui suatu proses dengan

tahap yang di kemukakan oleh Arikunto ( 2006 ) sebagai berikut :

a) Editing data ( memeriksa ), yaitu di lakukan setelah semua data

terkumpul melalui pengecekan daftar isian. Tahap ini bertujuan

untuk memeriksa kelengkapan isian data

47

b) Coding , memberi kode pada data yang di peroleh

c) Transferring (mentrasfer data ), yaitu tahap untuk memindahkan

data kedalam table pengolahan data.

d) Tabulating (dalam bentuk table ), data adalah melakukan

klarifikasi data, yaitu mengelompokkan data variabel masing-

masing berdasarkan kuesioner untuk di masukkan kedalam table.

VI. Analisis data

Analisis data di dapatkan dari :

1). Analisa Univariat

Data yang di peroleh dari kuesioner di masukkan dalam distribusi

frekuensi, kemudian di tentukan persentasenya untuk tiap-tiap

katagori. Rumus yang di gunakan untuk menghitung rata-rata yaitu :

Keterangan :

X = nilai rata-rata semua responden

∑x = nilai semua responden

n = jumlah sampel ( populasi )

Analisa univariat di lakukan untuk mengetahui frekuensi dari

masing-masing variabel yang telah di teliti dengan menggunakan distribusi

frekuensi. Untuk perhitungan persentase dari masing- masing variabel di

gunakan rumus ( Machfoedz, 2009 ).

48

Keterangan :

P : persentase

F1 : frekuensi

N : sampel

100% : di bilang tetap