BAB I PENDAHULUAN · 2016. 12. 14. · PENDAHULUAN . P. endidikan yang baik akan . menghasilkan...

20
1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ini mengisyaratkan bahwa pendidikan yang baik akan didukung oleh sumber daya manusia dengan prestasi yang dimiliki oleh mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa dalam bidang akademik, dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yang disajikan dalam Kartu Hasil Studi (KHS). Setiap mahasiswa harus memiliki prestasi belajar yang baik, karena setiap perguruan tinggi memiliki standar kelulusan yang harus dicapai oleh mahasiswanya. Dalam kerangka itulah, maka harus ditunjang dengan berbagai faktor yang dimiliki. Diantaranya kecerdasan emosional dan dukungan sosial teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin. Dengan demikian, maka mahasiswa akan merasa memiliki prestasi yang baik dari yang dicapai sebelumnya. Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang yang di dalamnya terdapat fenomena-fenomena munculnya masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang melatarbelakangi penulisan ini.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN · 2016. 12. 14. · PENDAHULUAN . P. endidikan yang baik akan . menghasilkan...

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya

    manusia yang berkualitas. Ini mengisyaratkan bahwa pendidikan

    yang baik akan didukung oleh sumber daya manusia dengan prestasi

    yang dimiliki oleh mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa dalam

    bidang akademik, dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif

    (IPK), yang disajikan dalam Kartu Hasil Studi (KHS). Setiap

    mahasiswa harus memiliki prestasi belajar yang baik, karena setiap

    perguruan tinggi memiliki standar kelulusan yang harus dicapai oleh

    mahasiswanya. Dalam kerangka itulah, maka harus ditunjang dengan

    berbagai faktor yang dimiliki. Diantaranya kecerdasan emosional dan

    dukungan sosial teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin. Dengan

    demikian, maka mahasiswa akan merasa memiliki prestasi yang baik

    dari yang dicapai sebelumnya. Pada bab ini akan dijelaskan latar

    belakang yang di dalamnya terdapat fenomena-fenomena munculnya

    masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

    penelitian yang melatarbelakangi penulisan ini.

  • 2

    1. 1. Latar Belakang Masalah

    Pesatnya perkembangan teknologi informasi merupakan salah

    satu ciri utama perkembangan global di abad 21 secara menyeluruh

    dari berbagai dimensi, dan perkembangan ini pun telah memasuki

    ranah pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan seorang

    manusia dan bangsa secara luas (Metronews.com, 2013). Pendidikan

    yang berjalan baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang

    berkualitas dan bermutu, sehingga membawa bangsa menuju ke arah

    kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan memerlukan perhatian dan

    penanganan yang serius dari berbagai elemen, baik dari pemerintah

    maupun masyarakat.

    Atas dasar pemahaman tersebut, terdapat tekad untuk

    membangun manusia Indonesia seutuhnya melalui proses

    pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

    2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 (Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, 2003), mencantumkan bahwa

    pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

    aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

    akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa, dan negara.

  • 3

    Pernyataan yang dikemukakan tersebut sebagai dasar bahwa

    pendidikan menjadi salah satu bagian yang penting di negeri ini.

    Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 mencantumkan

    kenaikan anggaran pendidikan itu sesuai amanat konstitusi bahwa

    persentase anggaran pendidikan adalah sebesar 20% terhadap total

    Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Berbagai rancangan untuk

    menunjukkan pendidikan di Indonesia selalu diusahakan untuk

    pendidikan. Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan di

    Indonesia masih rendah. Kualitas pendidikan yang masih rendah

    dapat berdampak terhadap prestasi belajar. Salah satu fenomena

    rendahnya prestasi belajar dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional

    (UN). Mendikbud memaparkan bahwa jumlah peserta UN SMA/MA

    tahun ajaran 2012-2013 adalah 1.581.286 siswa, dan siswa yang

    dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 siswa, sedangkan yang

    tidak lulus berjumlah 8.250 siswa. Hal itu, menunjukkan tingkat

    kelulusan UN SMA/MA tahun ini mencapai 99,48%, dan persentase

    ketidaklulusannya adalah 0,52%. Ini berarti bahwa persentase

    kelulusan tahun 2013 ini turun 0,02% dari tahun sebelumnya yang

    mencapai 99,5%. (Metronews.com, 2013).

    Prestasi belajar tidak hanya dialami oleh siswa, mahasiswa

    juga mengalami hal yang sama. Universitas Kristen Indonesia

    Maluku sebagai salah satu penyelenggara pendidikan memiliki

    tanggung jawab. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas

    pendidikan demi terbentuknya peserta didik dengan sumber daya

    manusia berkualitas yang ditunjukkan melalui berbagai prestasi yang

    dicapai oleh mereka. Peningkatan kualitas pendidikan berkaitan

    http://sipuu.setkab.go.id/buka_puu.php?id_puu=173808&file=UU0152013.pdfhttp://www.antaranews.com/berita/376301/24-sekolah-siswanya-semua-tak-lulus-unhttp://www.antaranews.com/berita/376301/24-sekolah-siswanya-semua-tak-lulus-un

  • 4

    dengan komponen mahasiswa, dosen, tujuan, kurikulum, dan sarana-

    prasarana. Mahasiswa sebagai salah satu komponen dari pendidikan

    tinggi akan berupaya meningkatkan kualitas belajar agar

    memperoleh prestasi yang optimal. Prestasi belajar dari setiap

    mahasiswa turut berpengaruh pada persaingan antar perguruan

    tinggi, untuk menunjukkan kualitasnya dari sisi intelektualitas.

    Dengan kesadaran akan peningkatan kualitas dalam era persaingan

    bebas, maka pencapaian penilaian hasil belajar yang optimal

    merupakan keinginan dari setiap usaha belajar yang dilakukan oleh

    mahasiswa. Secara akademik, penilaian hasil belajar pada UKIM,

    dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E. Untuk mahasiswa

    berprestasi, kriteria yang digunakan adalah mahasiswa yang

    memiliki Indeks Prestasi Kumulatif 3,00 ke atas, serta memenuhi

    atau melewati beban maksimum SKS. Untuk mahasiswa yang

    dikeluarkan atau mendapat DO (droup out), IPK mereka berada di

    bawah 2,00 serta jumlah SKS mereka tidak mencapai beban

    minimum (Peraturan UKIM, 2008).

    Fakultas Teologi adalah salah satu dari lima fakultas yang ada

    yang di Universitas Kristen Indonesia Maluku. Sejumlah kegiatan

    baik secara internal dan eksternal diikuti oleh mahasiswa, dalam

    meningkatkan prestasi mereka. Hal ini dibuktikan dalam beberapa

    tahun terakhir ini mahasiswa Fakultas Teologi berhasil memperoleh

    prestasi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan menjuarai debat

    bahasa inggris di Kota Ambon, pernah menjadi peserta terbaik

    dalam kegiatan yang diadakan PERSETIA se-Indonesia. Fenomena

    ini memperlihatkan sisi positif. Namun, pada kenyataannya ada

  • 5

    mahasiswa juga yang tidak mampu mempertahankan pretasi mereka

    sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Dari hasil

    wawancara yang dilakukan dengan bidang akademik tanggal 11

    Oktober 2013. Hal ini bisa diidentifikasikan melalui pencapaian

    Indeks prestasi komulatif (IPK) mahasiswa, ketika awal masuk

    perkuliahan memiliki nilai yang baik. Namun pada perjalanan

    semester berikutnya menunjukkan IPK yang buruk, sehingga

    mendapat peringatan tetapi ada juga ada yang mengalami drop Out

    (DO). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi proses belajar

    mengajar pada semester Gasal 2011/2012 pada tabel sebagai berikut.

    Tabel 1.1

    Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar Semester Gasal 2011/2012

    Semester 1

    No Mata Kuliah Jumlah

    Siswa

    Nilai

    A B C D E T K

    1 Pendidikan Agama 89 6 32 50 - 1

    2 Pendidikan

    Kewarganegaraan

    90 76 6 7 - 1

    3 Bahasa Ibrani 105 9 23 35 33 5

    4 Bahasa Inggris 92 20 62 9 - - 1

    5 Pengantar Perjanjian

    Baru

    125 20 34 49 8 14

    6 Pengantar Ilmu

    Teologi

    92 15 32 34 8 3

    7 Bahasa Indonesia 125 18 64 36 - 7

    8 Pengantar Perjanjian

    Lama

    94 11 40 35 3 5

    9 Bahasa Yunani 1 1 - - 1 -

    Jumlah 813 175 293 256 52 36 1

  • 6

    Tabel 1.1 Semester 1, menunjukkan mata kuliah yang paling

    banyak mendapat nilai “A” adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Ibrani

    20 orang dari 92 mahasiswa. Nilai “B” pada mata kuliah Bahasa

    Indonesia 64 orang dari 125 mahasiswa. Nilai “C” pada mata kuliah

    Pengantar Perjanjian Baru 49 orang dari 125 mahasiswa. Sementara

    yang mendapat Nilai “D” pada mata kuliah Bahasa Ibrani 33 orang

    dari 105 mahasiswa, dan mendapat nilai “E” pada mata kuliah

    Pengantar Ilmu Teologi 14 orang dari 125 mahasiswa, serta nilai T

    adalah 1 orang dari 92 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa dari 813

    terdapat 724 mahasiswa (89.1%) memiliki nilai yang baik sedangkan

    89 mahasiswa (10.9%) belum mendapat nilai yang memuaskan dan

    ini akan memengaruhi prestasi belajar mereka. Sementara itu, perlu

    dibandingkan dengan data dari Tabel 1.2 berikut ini

    Tabel 1.2

    Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar Semester Gasal 2011/2012

    Semester 3

    No Mata Kuliah Jumlah

    Siswa

    Nilai

    A B C D E T K

    1 Hermeneutik Perjanjian Baru 1

    93 11 56 15 1 10

    2 Teologi Kontekstual 71 28 22 21 - -

    3 Hermeneutik Perjanjian

    Baru 1

    93 6 11 38 32 6

    4 Ilmu Kealaman Dasar 79 23 56 - - -

    5 Apresiasi Sastra 70 12 41 13 - 4

    6 Etika Kristen 114 12 41 50 10 1

    7 Sosiologi 82 21 53 5 3 -

    8 Sejarah Agama Kristen 2 73 11 37 20 3 1 1

    9 Musik Gereja 88 3 44 35 3 2 1

    10 Sejarah dan Teologi PAK 87 20 30 26 11 0

    11 Sejarah Islam 76 27 45 - 1 3

    Jumlah 926 135 358 187 63 17 2

  • 7

    Tabel 1.2 Semester 3, menunjukkan mata kuliah yang paling

    banyak mendapat nilai “A” adalah Teologi Kontekstual 28 orang dari

    71 mahasiswa. Nilai “B” pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar 56

    orang dari 79 mahasiswa. Nilai “C” pada mata kuliah Etika Kristen

    50 orang dari 114 mahasiswa. Kemudian yang mendapat Nilai “D”

    pada mata kuliah Hermeneutik Perjanjian Lama 32 orang dari 93

    mahasiswa, dan mendapat nilai “E” pada mata kuliah Hermeneutik

    perjanjian Baru 1 yaitu 10 orang dari 93 mahasiswa, serta nilai T 1

    orang dari 73 mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa dari 928 terdapat

    884 mahasiswa (8.9%) mendapat nilai yang memuaskan, sedangkan

    82 mahasiswa (8.9%) mendapat nilai yang belum memuaskan dan ini

    akan memengaruhi prestasi belajar mereka. Kemudian, perlu

    dibandingan dengan Tabel 1.3 berikut ini

    Tabel 1.3

    Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar Semester Gasal 2011/2012

    Semester 5

    No Mata Kuliah Jumlah

    Siswa

    Nilai

    A B C D E T K

    1 Pastoral 1 69 17 39 13 - -

    2 Homiletika 2 60 7 40 7 - 6

    3 Teologi Kontekstual

    Alkitabiah 2

    66 8 25 33 - -

    4 Teologi dan Avokasi Hukum

    55 7 23 21 4 -

    5 Kristologi 88 21 18 34 6 4

    6 Teologi Gender 86 26 57 3 - -

    7 Metode Penelitian Teologi

    84 5 51 14 5 9

    8 Agama dan Masyarakat 60 12 21 14 4 - - 9

    9 Teologi Agama-agama 98 6 17 71 3 1

    10 Analisa Sosial 28 4 20 4 -

    11 Teologi Sosial 75 12 39 21 - 2 1

    12 Eklesiologi 65 7 15 43 - -

    13 Bacaan Skripsi 33 15 8 - - 10

    Jumlah 862 108 246 204 18 26 1 9

  • 8

    Tabel 1.3 Semester 5, menunjukkan mata kuliah yang paling

    banyak mendapat nilai “A” adalah Teologi Gender 26 orang dari 86

    mahasiswa. Nilai “B” pada mata kuliah Homiletika 2, yaitu 40 orang

    dari 60 mahasiswa. Nilai “C” pada mata kuliah Teologi Agama-

    agama 71 orang dari 125 mahasiswa. Sementara itu, yang mendapat

    Nilai “D” pada mata kuliah Kristologi 6 orang dari 88 mahasiswa,

    dan mendapat nilai “E” pada mata kuliah Bacaan skripsi 10 orang

    dari 125 mahasiswa, serta nilai T 1 orang dari 75, Juga ada yang

    mendapat nilai K 9 orang dari 60 mahasiswa Ini menunjukkan bahwa

    dari 862 terdapat 844 mahasiswa (91.1%) mendapat nilai yang baik,

    sedangkan 82 mahasiswa (8.9%) belum mendapat nilai yang

    memuaskan dan ini akan memengaruhi prestasi belajar mereka.

    Selanjutnya, data tersebut perlu dibandingkan dengan data mahasiswa

    Fakultas Teologi UKIM yang dapat dilihat dari Tabel 1.4

    Tabel 1.4

    Mahasiswa Fakultas Teologi UKIM (2013) yang drop out atau yang

    berhenti kuliah

    Tahun Jumlah

    2008 8 orang

    2009 5 orang

    2010 11 orang

    2011 32 orang

    Jumlah 56 orang

  • 9

    Pada Tabel 1.4 dijelaskan secara keseluruhan mahasiswa

    bahwa sebanyak 43 orang yang mendapat droup out atau berhenti

    kuliah akibat dari IPK yang tidak mencukupi standar yang diberikan.

    Berikut ini juga, data tersebut perlu dibandingkan dengan Tabel 1.5

    berikut ini:

    Tabel 1.5

    Penyebab Droup Out

    Berhenti Kuliah 31 orang

    IPK Rendah 15 orang

    Sanksi Disiplin 10 orang

    Jumlah 56 orang

    Pada Tabel 1.5 dijelaskan Penyebab dari 56 mahasiswa yang

    di droup out akibat dari berhenti kuliah 31 orang, IPK Rendah 15

    orang, dan Sanski Disiplin 10 orang.

    Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa

    mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku

    mengalami masalah dalam prestasi belajar mereka. Pikiran-pikiran

    yang tidak memfokuskan diri untuk berkompetisi di dunia perguruan

    tinggi sepertinya dapat dilihat sebagai alasan lain yang

    melatarbelakangi terjadinya rendahnya prestasi belajar dari beberapa

    mahasiswa yang berkuliah pada Fakultas Teologi UKIM. Tersirat

    dalam kehidupan mereka ketika menjalani kuliah sangat dipengaruhi

    dengan perilaku dengan dunia SMA yang seakan menjadikan

    mahasiswa nampak dari acuh tak acuh terhadap proses belajar itu

    sendiri. Hal tersebut mungkin saja dalam pikiran mereka tidak

  • 10

    memacu diri dalam kompetisi, sehingga pasti akan tetap lulus

    sekalipun standar nilai kurang baik.

    Oleh sebab itu, penelitian tentang prestasi belajar perlu

    dilakukan. Hal ini juga dapat dilihat dari berbagai data hasil

    penelitian tentang prestasi. Nurhidayati (2006) dalam penelitiannya

    menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hal yang penting

    untuk diperhatikan saat ini. Hal ini disebabkan karena prestasi

    belajar merupakan gambaran kemampuan yang dimiliki siswa,

    setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

    yang diperoleh siswa akan membentuk pola pikir (kognitif) yang

    kemudian akan memberikan pengaruh terhadap perilaku siswa

    dalam kehidupan masyarakat. Sejalan dengan itu, Puspasari (2013),

    mengatakan bahwa prestasi belajar bagi mahasiswa sangat penting

    karena prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat

    keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti perkuliahan. Sementara

    itu, Syah (Sunarsih, 2009) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah

    perubahan tingkah laku yang dianggap penting dapat mencerminkan

    perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa. Lebih lanjut,

    Sunarsih mengatakan bahwa untuk mengetahui prestasi belajar perlu

    diadakan eveluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah

    proses pembelajaran terhadap kemampuan mahasiswa.

    Proses perkuliahan yang berlangsung tersebut, seharusnya

    menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk terus menerus mengasah

    kemampuan berpikirnya secara logik, sistematik dan memiliki daya

    kritis serta analisis yang tajam. Kemampuan analisis mahasiswa

    merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi mereka yang baru

  • 11

    beralih dari jenjang pendidikan menengah menuju jenjang

    pendidikan tinggi. Mahasiswa harus menemukan pola-pola studi

    sesuai dengan lingkungan akademik perguruan tinggi, sehingga

    mampu mencapai prestasi yang optimal. Berdasarkan pendapat

    diatas, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar memiliki

    dampak bagi peserta didik karena prestasi belajar merupakan tolak

    ukur keberhasilan seseorang dalam menempuh studinya. Muzakki

    (2012) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang

    dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya

    dari suatu kegiatan belajar. Azhar (2012), mengatakan bahwa hasil

    belajar adalah pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada

    waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipahami, dan

    diterapkan. Karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah

    satu indikator dalam keberhasilan proses belajar. (Stracuzzi & Mills,

    2010), menunjukkan bahwa ketika siswa merasa dirinya dihargai,

    didukung, dan diterima dalam lingkungan sekolahnya, maka akan

    terjadi peningkatan dan perkembangan yang positif secara emosional

    maupun kualitas hidup siswa tersebut termasuk di dalamnya prestasi

    belajar.

    Dengan adanya fenomena dan hasil penelitian tentang prestasi

    belajar, maka dapat berdampak secara positif atau negatif. Prestasi

    belajar yang baik akan dapat memberikan dampak yang positif

    terbukti dalam peningkatan prestasi belajar, juga dalam

    perkembangan pengetahuan mahasiswa. Hal ini nyatanya belum

    sejalan dengan apa yang dialami mahasiswa Fakultas Teologi

    UKIM. Atas dasar hasil observasi penulis tahun 2005 sampai 2011

  • 12

    ketika penulis melakukan perkuliahan pada lembaga tersebut.

    Ditemukan bahwa masih ada mahasiswa yang memiliki pretasi

    belajar rendah sehingga dapat mengakibatkan mahasiswa mengalami

    droup out. Sementara itu ditemukan bahwa mahasiswa yang kritis

    dalam membuat konsep studi dapat meningkatkan prestasi belajar

    mereka. Kondisi ini menunjukkan bahwa menurunnya prestasi

    belajar mahasiswa Fakultas Teologi UKIM merupakan persoalan

    penting dan perlu mendapat perhatian pihak penyelenggara

    pendidikan, sehingga prestasi yang dihasilkan juga akan bermanfaat

    bagi mahasiswa tersebut.

    Berdasarkan fenomena di atas, maka menurut penulis prestasi

    belajar merupakan hal penting untuk diteliti. Prestasi belajar

    merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan

    siswa. Steinberg & Merriam (dalam Mishra, 2012) mengatakan

    prestasi belajar meliputi yang berhubungan dengan pertumbuhan

    manusia dan kognitif, emosional, sosial, dan fisik, melalui kehidupan

    siswa di sekolah. Lebih lanjut Mishra (2012) mengatakan bahwa

    prestasi belajar tidak hanya diinterpretasikan dalam kecerdasan

    intelektual saja tetapi juga faktor-faktor lain seperti kecerdasan sosial,

    kecerdasan emosional, spiritual dan kreativitas. Menurut Walgito

    (2004) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

    terdiri dari: kesehatan fisik, kelelahan, motivasi minat, konsentrasi,

    natural curiosity, self confidence, self control, intellegensi, ingatan,

    tempat, peralatam belajar, suasana, waktu belajar, kedisiplinan,

    dukungan sosial, dan pergaulan.

  • 13

    Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang turut

    memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini berarti

    bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang

    penting untuk diteliti dalam hubungannya dengan prestasi siswa.

    Oyinloye (2005) mengatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi

    akademik yang dimiliki siswa itu bergantung pada kecerdasan

    emosional yang dimilikinya. Siswa yang sedikit atau tidak memiliki

    kecerdasan emosional akan berdampak pada prestais belajarnya.

    Epstain & Le Doux (dalam Nwadinigwe & Obieke, 2010) juga

    mengatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap

    pengembangan prestasi belajar siswa sebab kecerdasan emosional

    dianggap melibatkan kemampuan memonitor perasaan orang lain,

    serta berpikir. Preeti (2013), menunjukkan bahwa ada hubungan

    antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.

    Penelitian yang dilakukan oleh Nwadinigwe & Obieke

    (2010), menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara

    keterampilan kecerdasan emosional dan prestasi belajar Cherniss

    (dalam Nwadinigwe & Obieke, 2010) juga menyatakan pentingnya

    kecerdasan emosional yang diperlukan untuk peningkatan dalam

    prestasi di sekolah. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan

    oleh Azizi et al. (2012), dengan menggunakan regresi berganda

    menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan

    emosional dengan prestasi belajar. Hal ini terlihat pada tingkat

    signifikan hubungan antara kesadaran diri (r = 0,21), manajemen

    emosional (r = 0,21) dan empati (r = 0,21) pada tingkat p 0.000

  • 14

    (2012) menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kecerdasan

    emosional dan prestasi belajar. Kelemahan emosional menyebabkan

    berbagai masalah kesehatan fisik dan mental yang secara langsung

    berdampak pada prestasi belajar. Menurutnya, pendidikan

    menyampaikan informasi dan pengetahuan untuk daerah tertentu

    yang berorientasi karir. Aspek emosional yang kurang dalam sistem

    pendidikan akan menyebabkan prestasi belajar yang buruk. Preeti

    (2013), mengatakan prestasi belajar tanpa kecerdasan emosional tidak

    menunjukkan keberhasilan masa depan dan adanya kecerdasan

    emosional juga menunjukkan kepribadian dan kemampuan untuk

    membangun hubungan di tempat kerja serta sekolah dan untuk

    meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan sangat berkaitan

    dengan kepribadian. Wahyuningsih (2004), dalam penelitiannya juga

    menemukan adanya hubungan positif antara kecerdasan emosional

    dengan prestasi belajar.

    Selain kecerdasan emosional, dukungan sosial juga turut

    berpengaruh terhadap prestasi belajar. Stracuzzi & Mills (2010),

    mengatakan lingkungan sekolah merupakan salah satu lingkungan

    utama selain keluarga ketika anak berada pada usia anak. Oleh karena

    itu, ketika sekolah bisa menjadi salah satu lingkungan yang

    memberikan efek positif pada siswanya, maka siswa itu sendiri akan

    memiliki pemahaman yang positif dan terhindar dari perilaku-

    perilaku negatif karena pengajaran, pengetahuan dan nilai-nilai moral

    yang ditanamkan dalam pengalaman nyatanya ketika bersekolah.

    Pengalaman nyatanya yang positif ketika berada di lingkungan

    sekolah akan membuat anak merasa menjadi bagian dari sekolah.

  • 15

    Dengan demikian, anak akan merasa bahwa hubungannya dengan

    sekolah memberikan dampak positif yang membawa pada

    kebahagiaan dan kenyamanan dirinya. sekolah. Ketika siswa merasa

    dirinya dihargai, didukung, dan diterima dalam lingkungan

    sekolahnya, maka akan terjadi peningkatan dan perkembangan yang

    positif secara emosional maupun kualitas hidup siswa tersebut. Pada

    suatu kesempatan, Mead, Hilton & Curtis (dalam Solomon, 2004)

    telah jauh meneliti dukungan teman sebaya dan menyatakan bahwa

    dukungan teman sebaya merupakan sistem memberi dan menerima

    bantuan yang dibangun berdasar prinsip-prinsip kunci yang meliputi

    rasa hormat, berbagi tanggung jawab, dan persetujuan yang sama

    mengenai apa itu menolong. Melalui sistem ini individu merasa

    tertolong dan dapat saling berbagi dalam setiap hal, termasuk hal

    yang berkaitan dengan pendidikan misalnya membahas tugas atau

    materi pelajaran yang dipelajari di sekolah.

    Berbagai penelitian tentang dukungan sosial teman sebaya

    dan prestasi belajar telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di

    antaranya Rosenfeld (2000) menemukan bahwa siswa dengan

    dukungan sosial yang tinggi dari teman sebaya, orang tua, dan guru

    memiliki nilai atau prestasi yang terbaik dibandingkan dengan siswa

    yang tidak memiliki dukungan sosial. Mackinnon (2008)

    menemukan bahwa dukungan sosial berpengaruh pada prestasi

    belajar siswa. Sugiati & Rensi (2010), juga mengatakan ada

    hubungan antara dukungan sosial dengan prestasi belajar dengan

    nilai probabilitas signifikansi untuk variabel dukungan sosial

    terhadap prestasi belajar sebesar 0.04 (p

  • 16

    dan konsep diri siswa ditingkatkan, maka prestasi belajar siswa pun

    dapat mengalami peningkatan. Penelitian berbeda juga ditemukan

    oleh Taylor (1998) yang menyatakan bahwa secara tidak langsung

    dukungan sosial teman sebaya berpengaruh pada prestasi belajar.

    Dengan kata lain, dukungan sosial juga secara tidak langsung

    berpengaruh terhadap prestasi belajar karena harus melalui persepsi

    dari pentingnya kemampuan akademis.

    Pentingnya presetasi belajar mahasiswa dan faktor-faktor

    yang mempengaruhinya telah dijelaskan pada uraian-uraian di atas.

    Namun yang menjadi pertentangan hingga saat ini adalah prestasi

    belajar ditinjau dari jenis kelamin. Menurut Raheem (2012), bahwa

    tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa

    laki-laki dan siswa perempuan. Sejalan dengan itu, Adhiambo et al.

    (2011) mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara prestasi siswa

    perempuan dan siswa laki-laki. Sebaliknya dalam penelitian yang

    dilakukan oleh Salami (2013), mengatakan ada kebanyakan

    penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata, anak perempuan lebih

    baik dalam sekolah dibandingkan anak laki-laki. Senada dengan itu

    Linver, Davis-Kean, & Eccles (2002), menunjukkan bahwa prestasi

    belajar laki-laki berada di tingkat yang lebih tinggi nilai matematika

    daripada perempuan yang mengikuti kursus di tempat yang sama.

    Penelitian ini menyarankan bahwa dalam rangka mendorong

    prestasi belajar perempuan dalam bidang matematika, sains, dan

    teknologi informasi, perlu dirancang untuk tidak berfokus pada

    prestasi akademik perempuan saja tetapi bagaimana membuat

    perempuan mencapai tingkatan tinggi sama dengan laki-laki. Hal ini

  • 17

    tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martono,

    Puspitasari & Rostikawati (2009), mengatakan bahwa ada perbedaan

    prestasi belajar mahasiswa laki-laki dan perempuan, dikatakannya

    lebih lanjut, secara umum prestasi perempuan lebih baik daripada

    laki-laki. Rentang IPK 3,00 sampai 4,00 didominasi perempuan.

    Mahasiswa perempuan memiliki masa studi yang lebih pendek

    daripada laki-laki.

    Mengingat pendidikan itu penting, maka pendidikan di

    Fakultas Teologi UKIM mengalami masalah dalam hal prestasi

    belajar mahasiswa, sedangkan prestasi belajar itu dapat dipengaruhi

    oleh kecerdasan emosional, dukungan sosial teman sebaya dan jenis

    kelamin. Selanjutnya berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya

    yang menyelidiki faktor-faktor tersebut secara terpisah, maka

    penulis tertarik untuk menelaah faktor-faktor tersebut secara

    bersamaan dalam konteks yang berbeda. Jadi penulis tertarik untuk

    melihat hubungan kecerdasan emosional dan dukungan sosial teman

    sebaya terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin

    mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku.

  • 18

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Adakah hubungan kecerdasan emosional dan dukungan

    sosial teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa

    Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku?

    2. Apakah ada pegaruh interaksi kecerdasan emosional dan

    jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa

    Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku?

    3. Apakah ada pengaruh interaksi dukungan sosial teman

    sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

    mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

    Indonesia Maluku?

    4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis

    kelamin mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

    Indonesia Maluku?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah:

    1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan

    dukungan sosial teman sebaya terhadap prestasi belajar

    mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

    Indonesia Maluku.

  • 19

    2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi kecerdasan

    emosional dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

    mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

    Indonesia Maluku.

    3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi dukungan sosial

    teman sebaya dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar

    mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen

    Indonesia Maluku.

    4. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar ditinjau dari

    jenis kelamin mahasiswa Fakultas Teologi Universitas

    Kristen Indonesia Maluku.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini

    diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    a. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan, hasil

    penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal

    untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

    b. Kepada mahasiswa, dapat memperkaya konsep

    serta pola pikir kita tentang hubungan kecerdasan

    emosional dan dukungan sosial terhadap prestasi

    belajar ditinjau dari jenis kelamin secara pribadi.

    Selain itu kiranya penelitian ini dapat dijadikan

    acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

  • 20

    1.4.2 Manfaat Praktis

    a. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan, hasil

    penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk

    meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Fakultas

    Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku.

    b. Kepada Mahasiswa, hasil penelitian ini dapat

    digunakan sebagi acuan dalam meningkatkan kualitas

    dan hasil belajar secara pribadi.

    c. Kepada lingkungan sosial teman sebaya agar dapat

    memberikan dukungan positif bagi peningkatan

    kualitas hasil belajar.