AKTIVITAS KEAGAMAAN THE JAKMANIA DALAM...
Transcript of AKTIVITAS KEAGAMAAN THE JAKMANIA DALAM...
AKTIVITAS KEAGAMAAN THE JAKMANIA DALAM
MEMBENTUK CITRA POSITIF SUPORTER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)
oleh:
MUHAMMAD IMANUDDIN
1111051000143
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iv
ABSTRAK
Muhammad Imanuddin
Aktivitas Keagamaan The Jakmania dalam Membentuk Citra Positif
Suporter
The Jakmania adalah suporter fanatik Persija Jakarta yang jumlahnya
puluhan ribu. The Jakmania tidak luput dari pemberitaan tentang kerusuhan yang
membuat pandangan masyarakat menjadi negatif. Padahal masih banyak The
Jakmania yang mempunyai aktivitas positif seperti aktivitas-aktivitas keagamaan.
Akan tetapi masyarakat hanya melihat dan mengkonsumsi informasi tentang
kerusuhannya. Belakangan ini, aktivitas keagamaan The Jakmania tidak jarang
dilakukan diberbagai penjuru Ibukota guna memperbaiki citra suporter yang sudah
melekat dengan hal negatif.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini adalah untuk
menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah
bagaimana aktifitas keagamaan The Jakmania dalam membentuk citra positif
suporter? Apa citra yang terbentuk dalam aktifitas keagamaan The Jakmania? Apa
faktor pendukung dan penghambat aktifitas keagamaan The Jakmania dalam
membentuk citra positif suporter?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan masuk ke dalam
jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai suatu fenomena secara detil.
Teori yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah teori citra dari Frank
Jefkin, yaitu citra yang baik dan buruk. Teori ini merujuk pada citra yang berlaku
(current image), di mana citra terbentuk sesuai dengan apa yang sedang terjadi.
Apabila kejadian itu baik, maka citra yang baik yang akan terbentuk, dan
sebaliknya. Akan tetapi citra ini tidak bersifat selamanya, dalam arti hanya
sementara.
Peneliti menemukan bermacam-macam aktivitas keagamaan The Jakmania
dalam membentuk citra positif suporter, antara lain; Tabligh Akbar, Peringatan
Hari-hari Besar Islam, Haul, Berbagi Takjil, Buka Puasa Bersama, Santunan
Yatim, dan Tadarus Al-Quran. Aktivitas-aktivitas keagamaan The Jakmania selalu
berjalan meriah, bahkan masyarakat umum juga ikut hadir pada setiap aktivitas
keagamaan The Jakmania. Aktivitas keagamaan The Jakmania juga sukses
menarik perhatian publik sehingga media berita tidak jarang memberitakan
aktivitas keagamaan The Jakmania, baik media online atau media cetak.
Kata kunci: Aktivitas, Keagamaan, The Jakmania, Citra, Positif
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmirrahim
Alhamdulillah wa Syukurillah, puji syukur penulis panjatkan atas semua
nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan selama ini, yang tak henti-hentinya
memberikan kekuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah, jenuh
menghadapi semua kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi yang
berjudul “Aktivitas Keagamaan The Jakmania dalam Membentuk Citra Positif
Suporter” telah selesai disusun.
Sholawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah
Nabi Besar Muhammad SAW yang dengan limpahan syafa‟atnya menuntun
umatnya kejalan kebaikan, yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT
semata, karena sesungguhnya tanpa kehendak-Nya segala sesuatu tidak mungkin
terjadi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Betapapun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala
sesuatunya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Untuk itu perkenankanlah
penulis secara khusus dengan rasa hormat dan bangga menyampaikan ucapan
terima kasih yang mendalam kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I
BidangAkademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan.
iii
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Zakaria M, Ag, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, dan juga meluangkan
waktu, fikiran dan tenaga, dalam memberikan arahan dan bimbingan di
sela-sela kesibukan beliau. Serta telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan ini. Terima kasih pak.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak
ternilai harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus.
5. Dan tak lupa kepada seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, juga para staf Perpustakaan Fakultas yang
telah memberikan pelayanan buku-buku serta literatur kepada penulis
selama menjalani penelitian dan studi di kampus ini.
6. Pengurus Pusat the Jakmania selaku objek yang penulis teliti, penulis
mengucapkan banyak terima kasih telah diizinkan untuk meneliti serta
waktu, fikiran, pengalaman, tenaga, ilmu yang beliau luangkan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga beliau
selalu diberi kekuatan sehingga ilmu beliau terus menerus dapat
disyiarkan.
7. Untuk kedua orang tua saya yang dengan pengorbanan beliau seorang diri
dengan kasih sayangnya tak kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan
anak-anaknya sehingga kami menjadi orang yang berpendidikan, motivasi,
iv
doa dan seluruh pengorbanan beliau yang tidak terhingga baik berupa
moril maupun materil. Jasa kalian tak dapat dibalas dengan apapun.
8. Untuk semua kakak-kakak saya beserta suami dan anak-anaknya yang
masih kecil-kecil yang menjadi hiburan dikala jenuh di rumah. Semoga
keluarga kakak-kakak selaku diberikan keberkahan Allah Swt.
9. Teman-teman Al-Falah 36, khususnya MC Crew yang dipenuhi guru-guru
saya dalam kehidupan yang fana ini.
10. Para pengurus Ikatan Alumni Madrasah Al Falah, khususnya anak-anak
KOMINFO IAMA yang saya tinggalkan beberapa bulan ini.
11. The Jakmania Kebon Jeruk dan Jakampus UIN yang selalu support dan
membantu informasi seputar The Jakmania.
Penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi
para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikianlah pengantar yang dapat penulis sampaikan, akhir kata mohon
maaf jika dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan, hanya
doa dan harapan yang dapat penulis panjatkan, semoga semua kebaikan kalian,
senantiasa Allah SWT balas dengan limpahan yang berlipat ganda disertai
keberkahan oleh-Nya. Amin, Amin yaa Rabbal „Alamin
Jakarta, 3 Mei 2018
Muhammad Imanuddin
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah..................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8
D. Metodologi Penelitian ......................................................... 9
E. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................. 10
F. Subjek dan Objek Penelitian................................................ 10
G. Teknik Pengumpulan Data................................................... 10
H. Teknik Analisis Data ........................................................... 12
I. Teknik Penulisan.................................................................. 12
J. Tinjauan Pustaka ................................................................. 12
K. Sistematikan Penulisan......................................................... 14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Aktivitas ............................................................ 16
B. Pengertian Agama ............................................................... 18
C. Pengertian Aktivitas Keagamaan ......................................... 22
D. Teori Citra ............................................................................ 25
E. Pengertian Suporter ............................................................. 32
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah The Jakmania............................... ........................... 37
B. Profil The Jakmania ............................................................. 40
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS DATA
A. Aktivitas-aktivitas Keagamaan The Jakmania .................... 49
B. Citra yang Terbentuk. .......................................................... 59
ix
C. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 69
B. Saran .................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 72
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola bukan sekedar lagi Boga Bonito (permainan indah) dari para
aktornya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan. Sepak bola juga tidak
lagi sekadar pertandingan 2 x 45 menit, tetapi sepak bola memberi refleksi
kemanusiaan kita. Salah satunya tentang multikulturalisme. Sepak bola menjadi
cabang multikultural diantara cabang olahraga lainnya. Olahraga rebutan bola ini
sukses mengobrak-abrik sekat sosial, kultural, etnis, agama, ideologi, dan
Negara.1
Walaupun sepak bola Indonesia tidak mempunyai prestasi yang gemilang
di kancah dunia, masyarakat Indonesia tidak mempunyai alasan untuk tidak
mendukung tim-tim yang ada di Indonesia secara totalitas, seperti suporter klub
Arema Malang yang disebut Aremania, klub Persib Bandung dengan Bobotohnya,
klub Persebaya Surabaya dengan Bonekmania, klub Persija Jakarta yang
mempunyai The Jakmania, dan masih banyak lagi suporter-suporter sepak bola
yang ada di daerahnya masing-masing.
Piala Asia 2007 di Indonesia juga menjadi momentum penting bagi
bersatunya kelompok-kelompok suporter di Indonesia. Selama ini suporter di
Indonesia dianggap memperburuk citra sepak bola dan dianggap sebagai masalah
bangsa. Munculnya bebrbagai suporter kreatip seperti, Slemania (Sleman), The
Jakmania (Jakarta), Pasopati (Solo), dan Aremania (Malang) membuktikan bahwa
tidak selamanya suporter Indonesia menjadi suporter yang anarkis. Melalui Piala
1 Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas,(Jogjakarta: Kansius, 2008), h. 19
2
Asia 2007, kelompok-kelompok suporter tersebut membuktikan bahwa mereka
dapat bersatu. Mereka melepas segala atribut klub, dan menggunakan Merah –
Putih sebagai lambang kecintaan pada Indonesia. Semua bersatu, tidak ada
dendam, dan pembedaan asal - usul.2
Berbicara suporter Indonesia, kurang menarik jika tidak membahas tentang
suporter fanatik kelahiran 19 Desember 1997, The Jakmania. Pendukung Persija
Jakarta ini sering kali terlibat bentrok dengan salah satu suporter Indonesia atau
dengan aparat kepolisian, seperti yang diberitakan oleh beberapa media online
yaitu OKEZONE.com dan VIVA.co.id :
Polisi-The Jakmania Bentrok di Tol Cikampek, 1 Orang Terluka
OKEZONE.com - Polisi terlibat bentrokan dengan kelompok suporter
Persija Jakarta, The Jak Mania di KM 66 Tol Jakarta-Karawang. Satu
orang dikabarkan terluka terkena tembakan peluru karet. Akibat bentrokan
tersebut, kemacetan terjadi di ruas tol Dawuan arah Cikampek.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Okezone, Kamis (8/5/2014),
kejadian tersebut berawal saat rombongan bus yang membawa sekira
2.000 suporter melintas di ruas tol Cikampek menuju Bandung untuk
menonton pertandingan Liga Super Indonesia Persib melawan Persija.
Namun, di KM 66 rombongan tersebut dihadang oleh polisi dan menyuruh
rombongan suporter kembali ke Jakarta.
Para Suporter The Jakmania tidak diizinkan melanjutkan perjalanan ke
Bandung. Rombongan pun dialihkan ke kawasan Industri Dawuan.
Namun, para suporter tetap ingin melanjutkan perjalanan menuju
Bandung, lantaran berdasarkan kesepakatan di Bogor, The Jakmania
diizinkan untuk menonton laga Persib vs Persija.
Suporter pun akhirnya turun dari Bus dan kemudian terjadilah bentrokan
dengan polisi. Hingga berita ini diturunkan, suasana di KM 66 Tol
Jakarta-Karawang masih mencekam. Arus lalu lintas di tol Dawuan arah
Cikampek masih merayap.3
Jelang Final, Ratusan Jakmania Serang Bobotoh
2 Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas,(Jogjakarta: Kansius, 2008), h. 20
3http://news.okezone.com/read/2014/05/08/501/982037/polisi-the-jakmania-bentrok-di-tol
cikampek-1-orang-terluka (diakses 27 Januari 2018, pukul 20.00 WIB)
3
VIVA.co.id - Insiden kekerasan kembali terjadi jelang final Piala Presiden
2015. Ratusan Jakmania menyerang sejumlah Bobotoh (suporter Persib)
yang sedang berada di sekitar SUGBK, Senayan, Jakarta, Minggu 18
Oktober 2015.
Dari pantauan VIVA.co.id di lokasi, insiden berawal dari 200-an massa
Jakmania yang masuk area SUGBK melalui pintu Hall Basket.
Selanjutnya, mereka melempari botol dan batu kepada Bobotoh yang ada
di sekitar lokasi.
Namun aksi ini tidak berlangsung lama, ribuan petugas gabungan
kepolisian dan TNI yang sudah berjaga di lokasi segera 'memukul mundur'
masa Jakmania yang beringas itu. Satu orang pelaku sudah diamankan.
Laga final Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung melawan Sriwijaya
FC memang dibayangi masalah non teknis, yaitu perseteruan antara
suporter Persib dengan kelompok pendukung Persija Jakarta.
Beberapa mobil dan bus berpelat D bahkan sudah jadi korban lemparan
batu oleh oknum suporter Jakmania. Dua kelompok suporter itu memang
memiliki sejarah rivalitas panjang.
Hal ini sepertinya membuat warga Jakarta lebih memilih menjauh dari
kawasan Senayan pada hari ini. Dari pantauan VIVA.co.id, lalu lintas
sekitar Senayan, baik di depan Kementerian Pemuda dan Olahraga
maupun jalan Asia Afrika terlihat lengang.
VIVA.co.id yang sempat mengitari kawasan Senayan tidak mendapatkan
hambatan berarti. Situasi jalan tak padat seperti biasanya. Situasi lengang
juga terlihat di jalur yang menuju arah Plaza Senayan atau Mal Senayan
City.4
Hal ini yang dapat mengubah beberapa persepsi masyarakat terhadap The
Jakmania menjadi buruk dan beranggapan bahwa The Jakmania adalah suporter
yang brutal. Padahal selain sebuah kelompok suporter, The Jakmania juga sebuah
organisasi yang mestinya mempunyai citra yang positif dengan segala kegiatannya
yang terorganisir dengan baik.
Organisasi The Jakmania berdiri tanpa ada naungan di atas struktur
organisasinya. Ketua Umum adalah struktur tertinggi di organisasi The Jakmania,
yang diakhiri dengan koordinator wilayah. The Jakmania tidak hanya ada di
Jakarta, tapi sudah menyebar di seluruh Nusantara, bahkan di luar Indonesia
4http://bola.viva.co.id/news/read/688400-jelang-final--ratusan-jakmania-serang-bobotoh
(diakses 27 Januari 2018, pukul 21.00 WIB)
4
seperti The Jakmania Malaysia, The Jakmania Singapura, dan The Jakmania
Jepang. Saat sudah ada 66 Koordinator Wilayah (KORWIL) The Jakmania yang
resmi dalam organisasi The Jakmania. Korwil resmi The Jakmania terjauh saat ini
adalah daerah Tegal, Jawa Tengah.5
The Jakmania juga termasuk suporter yang kaya akan pengalaman dalam
dunia sepak bola Indonesia, walaupun baru muncul pada tahun 1997.
Fanatismenya juga sudah diakui oleh bangsa Indonesia. Terbukti, The Jakmania
menjadi suporter terbaik pada tahun 2008 dalam Copa Dji Sam Soe Indonesia
2007/2008.6
Selain sebagai pendukung sepak bola Jakarta, The Jakmania punya sederet
aktivitas positif di setiap tahunnya. Tidak hanya di Jakarta, di luar Jakarta pun
aktivitas yang diadakan The Jakmania kerap dilakukan.7
Aktivitas positif ini di luar aktivitas seorang suporter, yaitu berupa
aktivitas keagamaan. Aktivtas keagamaan yang kita ketahui biasa dilakukan oleh
kalangan atau kelompok agama, akan tetapi bukan suatu hal yang aneh apabila
kelompok suporter mengadakan aktivitas keagamaan. Tidak ada larangan bagi
suporter untuk mengadakan aktivitas keagamaan.
Aktivitas keagamaan The Jakmania dirancang seperti aktivitas-aktivitas
keagamaan yang sering diadakan di Majelis-majelis Taklim ataupun di Masjid
yang menghadirkan seorang yang ahli dalam bidang Agama. Aktivitas keagamaan
The Jakmania biasanya diadakan dalam rangka memperingati suatu hari. Misalnya
5 Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum The Jakmania, pada tanggal 13 Maret 2018
6http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/01/18/21151991/Mengapa.Jakmania
.Jadi.Yang.Terbaik diakses 12 Februari 2018 7 http://jakonline.asia/2015/10/29/gathering-jak-jateng-bagian-selatan-ke-5-di-tegal/
diakses 12 Februari 2018
5
HUT The Jakmania, Peringatan hari-hari besar Islam, dan pada saat bulan suci
Ramadhan.
Tidak hanya pendukung Persija Jakarta yang punya berbagai kegiatan di
luar sepak bola, suporter – suporter yang berbasis besar pun seperti, Aremania
(Malang), Bobotoh (Bandung), Bonek Mania (Surabaya), dan masih banyak lagi
suporter Indonesia yang mempunyai kegiatan positif di luar sepak bola. Kegiatan
suporter di luar sepak bola selalu dilakukan sesuai momentum yang ada, seperti
aksi sosial dalam peduli asap Riau8. Ada juga kegiatan tahunan dalam suasana
keagamaan, yaitu mengadakan buka bersama di bulan puasa, bahkan kegiatan
keagamaan memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. pada bulan maulid tahun
hijriah dalam kalender Islam.9
Kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan suporter-suporter itu hanya pada
momen tertentu, dan tidak diketahui oleh orang banyak. Akan tetapi, suporter
Ibukota mempunyai aktivitas keaagamaan yang akhir-akhir ini seperti menjadi
rutinitas The Jakmania di setiap momen-momennya.
Organisasi The Jakmania juga mempunyai seorang penasehat dari
kalangan ulama ternama di Jakarta yang pada 17 Februari 2016 telah wafat, yaitu
Almarhum K.H Syarif Hidayatullah atau K. H Jenggot Naga, sebutan akrab
masyarakat Jakarta..
Aktivitas-aktivitas di luar sepak bola dilakukan karena ingin mengubah
anggapan bahwa suporter Indonesia khususnya The Jakmania tidak ingin sepak
bola Indonesia dinilai negatif. Dengan adanya aktivitas keagamaan dalam
8 http://bandung.pojoksatu.id/read/2015/10/27/viking-persib-galang-dana-untuk-
korban-asap/ diakses 12 Februari 2018 9 http://kaltim.prokal.co/read/news/126757-pusamania-gelar-peringatan-maulid-nabi
diakses 12 Februari 2018
6
kelompok suporter sebagai bentuk dakwah untuk mengajak kebaikan. Walaupun
yang terdengar hanyak sisi negatif, tapi dengan adanya aktivitas keagamaan
adalah salah satu usaha untuk membantah hal yang negative dengan kegiatan yang
positif.
Sesuai firman Allah Swt. dalam surat an-Nahl ayat 125 yang berbunyi:
ادلم بالت هيى نىة وىجى وعظىة الىسى ة وىالمى بيل رىبكى بالكمى ادع إلى سىبيله وىهوى أىعلىم بالمهتىدينى أىحسىن إن رىبكى هوى أىعلىم بىن ضىل عىن سىArtinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Beriring berjalannya waktu, saat ini kerusuhan suporter telah berkurang.
Akan tetapi anggapan orang awam telah mendarahdaging bahwa supporter sepak
bola Indonesia mempunyai nilai yang negatif. Anggapan ini terjadi karena setiap
kerusuhan informasinya cepat tersebar luas dan kurangnya informasi yang
lengkap.
Sebagaimana diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendi, yang
mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah proses penyampaian pesan oleh
seorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).10
10
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004) h. 5
7
Frank Jefkins juga mengungkapkan citra yang baik dan buruk bersumber
pada citra yang berlaku. Citra dapat ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi
yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. Dalam dunia dan kehidupan
yang serba sibuk, sulit diharapkan mereka akan memiliki informasi yang memadai
dan benar mengenai suatu organisasi di mana mereka tidak menjadi anggotanya.11
Apa yang telah dituliskan sebelumnya, terkait krisis yang terjadi pada The
Jakmania yang mengalami krisis citra negatif di mata publik. Maka dari itu
Pengurus Pusat The Jakmania mempunyai tugas untuk membentuk nama baik The
Jakmania akibat dari sering kalinya bentrok dengan suporter lain atau dengan
aparat kepolisian yang meresahkan masyarakat dan merugikan masyarakat
setempat yang berada di tempat terjadinya bentrokan tersebut, seperti apa yang
telah dituliskan pada alinea sebelumnya.
Inilah hal yang ingin diketahui oleh peneliti, yaitu dengan mengetahui.
AKTIVITAS KEAGAMAAN THE JAKMANIA DALAM MEMBENTUK
CITRA POSITIF SUPORTER sebagai salah satu cara dalam membentuk citra.
Alasan peneliti memilih judul tersebut diatas adalah karena peneliti ingin
mengamati The Jakmania dalam menangani dan mengatasi citra negatif yang
terjadi pada suporter The Jakmania, sehingga The Jakmania tetap eksis dan
mempunyai citra positif di mata masyarakat.
11
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 20
8
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas,maka peneliti
membatasi hanya aktivitas keagamaan The Jakmania dalam membentuk
citra positif suporter.
Pembahasan yang luas akan menyebabkan kekaburan dalam
mencapai tujuan,untuk itu penulis membatasi ruang lingkup masalah
hanya pada aktivitas keagamaannya saja.
2. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dan untuk mempermudah
mencari data, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a. Bagaimana aktifitas keagamaan The Jakmania dalam membentuk
citra positif suporter?
b. Apa citra yang terbentuk dalam aktifitas keagamaan The
Jakmania?
c. Apa faktor pendukung dan penghambat aktifitas keagamaan The
Jakmania dalam membentuk citra positif suporter?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian yang hendak dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui aktifitas keagamaan The Jakmania dalam
membentuk citra positif.
9
b. Untuk mengetahui apakah aktifitas keagamaan The Jakmania
berpengaruh dalam membentuk citra positif.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat aktifitas
keagamaan The Jakmania dalam membentuk citra positif
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi
kontribusi dalam ilmu komunikasi khususnya Pengurus Pusat The
Jakmania untuk membentuk citra yang positif.
b. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran informasi yang bermanfaat bagi peneliti berikutnya yang
akan datang, terkait aktifitas keagamaan The Jakmania dalam
membentuk citra positif.
D. Metedologi Penelitian
Metode penelitian menggunakan metodologi kualitatif deskriptif.
Dengan mengamati kasus dari berbagai sumber data yang digunakan untuk
meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif, berbagai
aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara
sistematis.12
Dengan menggunakan metodologi kualitatif deskriptif peneliti
berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.13
12
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Rriset Komunikasi, (Jakarta: 2007), h. 102 13
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005), h. 22
10
Ciri lain dalam metodologi kualitatif deskriptif ialah titik berat
pada observasi dan suasana ilmiah (naturalistic setting). Peneliti bertindak
sebagai pengamat.Peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati
gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana
alamiah yang dimaksudkan bahwa peneliti terjun kelapangan.14
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah
sekretariat The Jakmania. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada
bulan November 2017 – Maret 2018.
F. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan yang memberi data atau
informasi kepada peneliti. Orang yang diteliti dikatakan subjek dalam hal
ini karena merekalah yang member informasi15
. Adapun subjeknya yaitu
The Jakmania, sedangkan yang menjadi objek penelitian yaitu aktifitas
keagamaan The Jakmania.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakn beberapa teknik pengumpulan
data, yaitu:
a. Observasi, merupakan kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya.
Yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
14
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005), h. 25 15
Hamidi,metedelogi penelitian dan teori komunikasi ( cet, 3; malang : UMM Press,2010
), h. 5.
11
akan digunakan dalam penelitian. Dalam arti bahwa data
tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui
penggunaan panca indera.16
Pengamatan dilakukan dengan cara
mendatangi langsung lokasi penelitian di Jakarta Barat, Jakarta
Selatan, dan Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat. Kemudian
mengamati proses aktivitas keagamaan yang terjadi di sekitar
lokasi penelitian khususnya kegiatan yang berkenaan dalam
keagamaan.
b. Wawancara, merupakan sebuah proses memperoleh sebuah
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanggungjawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawancarain, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara.17
Wawancara ini dilakukan
untuk memperoleh data dari sumber tentang masalah yang akan
diteliti. Wawancara ini dilakukan secara bebas, tetapi tetap
menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah.
Peneliti mengajukan wawancara kepada Ir. Tauhid Ferry
Indrasjarief (Ketua Umum The Jakmania & Pendiri The
Jakmania), M. Aslam (The Jakmania), dan Wanda (masyarakat
umum).
c. Dokumentasi, merupakan proses pengumpulan dan
pengambilan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk
16
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) h. 134
17 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005)
h. 126
12
catatan, buku, dokumentasi ataupun foto, dan film
dokumenter. Penelit berhasil mengumpulkan beberapa data
berupa poto dan rekaman wawancara.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yakni proses pengumpulan data dan mengurutkan
kedalam dan pola pengumpulan data. Burhan Bungin mengemukakan
analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah,
karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna untuk memecahkan masalah penelitian.18
Setelah data terkumpul,
langkah selanjutnya adalah peneliti menganalisis data dengan menyusun
kata-kata kedalam tulisan yang lebih luas.
I. Teknik Penulisan
Dalam teknik penulisan proposal ini penulis menggunkan buku
“Pedoman Penulisan Skripsi” yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diterbitkan oleh CEQDA 2007. Selain itu penulis juga
menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan Metode Penelitian.
J. Tinjauan Pustaka
Menurut Bahrudin Nur Tanjung dan Ardial, kajian pustaka adalah
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada
dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-
bahan purtaka yanga relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya
dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai
18
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2003) h. 131
13
sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk
keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai
sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan
dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga
kerangka teori baru dapat dikembangkan sebagai dasar pemecahan
masalah baru.19
Judul yang digunakan dalam proposal skripsi ini banyak kemiripan
dengan judul-judul skripsi lain yang mencoba menganalisis tentang
aktivitas keagamaan. Kajian pustaka berisi tentang referensi penelitian
yang telah ada sebelumnya, mempunyai tema yang hampir sama dengan
tema yang peneliti teliti. Berikut penelitian terdahulu yang menjadi
referensi dari permasalahan yang peneliti teliti :
a. “Aktifitas Ikatan Remaja Masjid al-Anwar dalam pembinaan
moral remaja : studi kegiatan remaja masjid al-Anwar
Sukabumi Utara Jakbar”Oleh SAZALI, FDK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 1998.”skripsi ini membahas tentang
bagaimana Aktifitas Ikatan Remaja Masjid al-Anwar dalam
pembinaan moral remaja.
b. “Peranan kegiatan dakwah Ikatan remaja Masjid Al-Islah
(IKRAM) dalam meningkatkan pengamalan ibadah mahdhah
masyarakat Benda Baru Pamulang Tangerang” karya Nurul
Alfiani tahun 2010. Skripsi ini membahas tentang bagaimana
19Bahrudin Nur tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan karya Ilmiah (proposal, skripsi
dan tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel Ilmiah, (Medan : Kencana, 2005), Hlm. 2.
14
Peranan kegiatan dakwah Ikatan remaja Masjid Al-Islah
(IKRAM) dalam meningkatkan pengamalan ibadah mahdhah
masyarakat Benda Baru Pamulang, Tangerang.
Perbedaannya, peneliti “Aktivitas Keagamaan The Jakmania dalam
Membentuk Citra Suporter” berada pada subjeknya. Adapun subjeknya
adalah kelompok suporter sepak bola, yaitu the Jakmania. Selain itu, pada
aktivitas keagamaannya juga berbeda, di sini hanya pada momen-momen
tertentu saja yang sifatnya memperingati.
K. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penelitian dibagi ke dalam V BAB. Dalam setiap
babnya akan dibagi ke dalam sub bab, adapun sistematika penulisannya
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Penulis mulai dengan pendahuluan yang merupakan Bab I,
yaitu terdiri atas; Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Selanjutnya penulis menempatkan tinjauan teori pada bab
berikut ini, yakni meliputi; Pengertian dan Tahapan-
tahapan Strategi, Pengertian Aktivitas Keagamaan,
Pengertian Citra, Pengertian Suporter
15
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ke-tiga, penulis menggambarkan tentang Sejarah
dan Latar Belakang The Jakmania, Profil The Jakmania,
Visi dan Misi, tujuan dan fungsi The Jakmania, struktural
organisasi The Jakmania
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
Pada bab ke-empat ini, mencakup tentang Analisis
Aktivitas keagamaan The Jakmania dalam membentuk
citra positif suporter, Faktor Pendukung, Hambatan
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Aktivitas
Aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “aktifitas adalah
keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah
satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi
atau lembaga”.1
Sedangkan menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, yaitu bertindak
pada diri setiap eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan
sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan
dunia. Manusia bertindak sebagai subjek, alam sebagai objek. Manusia
mengalih wujudkan dan mengolah alam. Berkat aktivitas atau kerjanya,
manusia mengangkat dirinya dari dunia dan bersifat khas sesuai ciri dan
kebutuhannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktifitas, kegiatan atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan
tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soeltoe
sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau mengatakan bahwa
aktifitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.2
Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan ingin membangun
atau berinteraksi dengan masyarakat yang islami misalnya, tentu ia harus
melakukan aktivitas yang membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti
membaca buku-buku keagamaan, mengikuti pengajian, atau melakukan
diskusi-diskusi tentang keagamaan dan kemasyarakatan. Mengkaji norma-
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), cet. Ke- 3, h. 17 2 Samuel Soeltoe, Psikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI. 1982), h. 52
17
norma ajaran Islam tentang hubungan sesama manusia dan tak kalah
pentingnya adalah mengadaptasikannya atau menerapkan ilmu yang telah
diperoleh ke dalam kehidupan yang nyata.
Menurut Any Noor definisi dari event adalah “suatu kegiatan yang
diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup
manusia, baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya,
tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta
melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu
tertentu”.3
Dari penjelasan yang telah dikemukakan oleh Any Noor, peneliti
berkesimpulan bahwa event merupakan suatu kegiatan yang diciptakan untuk
menarik perhatian publik, untuk menunjang suatu keinginan yang ingin
diciptakan oleh individu maupun kelompok yang melibatkan publik.
Jenis event berdasarkan ukuran dan skala event Acara atau event dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Menurut Any Noor dalam
bukunya yang berjudul “Manajemen Event”, event dikategorikan berdasarkan
ukuran dan skala yaitu Megaevent, medium event, dan mini event.
1. Mega Event
merujuk pada kriteria diikuti pengunjun internasional, regional
setidaknya lima negara, pengunjung dalam jumlah total keseluruhan
berdasarkan total durasi (lama) kegiatan lebih dari satu juta orang
pengunjung, investasi yang lebih besar, keuntungan lebih besar,
berdampak besar pada ekonomi masyarakat dan diliput oleh media secara
luas.Event yang masuk dalam kategori sangat besar ini seperti Olimpiade,
Piala Dunia, MTQ internasional.
3Any Noor,Manajemen Event, (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm. 8.
18
2. Medium Event
merujuk pada kegiatan event menengah yang dikunjungi antara
seratus ribu orang sampai dengansatu juta orang pengunjung, berdampak
secara nasional
3. Mini Event
merujuk pada kegiatan yang diikuti oleh kurang dari seratus ribu
orang pengunjung dan bersifat lokal.4
B. Agama
Pengertian agama sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya
“tidak kacau”. Agama diambil dari dua akar suku kata, yaitu “a” yang berarti
tidak, dan “gama” yang berarti “kacau”.5 D. Hendropuspito, O.C, menjelaskan
yang dimaksud dengan agama ialah : Agama ialah suatu jenis sistem sosial yang
dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos kepada kekuatan non impiris
yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi
mereka dan masyarakat luas umumnya6.
Begitu pula halnya seperti yang diungkapkan oleh EK. Munawir bahwa:
Agama sebagai sumber inspirasi dan motivasi, sehingga mampu memberikan
warna pada gerak dan tindakan manusia dalam segala lapangan kehidupan baik
sebagai pemimpin maupun sebagai bawahan dalam melakukan supervisi maupun
kegiatan lainnya7.
Dalam kamus An English Reader’s Dictionary, A. S Homby dan Parnwell
(1989) mengartikan religi sebagai berikut.8
4 Any Noor,Manajemen Event, (Bandung: Alfabeta, 2013), H. 19
5 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) 13 6 Hendro Puspito, OC, Sosiologi Agama, Kanisius, Jakarta, 1986, hal. 34 7 EK. Imam Munawir, Azas-azas Kepemimpinan dalam Islam, Usaha Nasional, t.t. hal. 50 8 Wahyuddin, achmad, M. Ilyas, M. Saifullah, z. Muhibbin, Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:
GRASINDO, 2009) h. 10
19
1. Belief in God as creator and control, of the universe, yang artinya
percaya kepada Tuhan sebagai pencipta dan pengatur alam semesta).
2. System of faith and worship based on such belief, yang artinya sistem
iman dan penyembahan didasarkan atas kepercayaan tertentu
Drs. Sidi Gazalba (1991) mendefinisikan Agama adalah kepercayaan
pada hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib,
hubungan yang menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup
berdasarkan doktrin tertentu
Menurut asal usul kata (etimologi) mengandung pengertian menguasai,
ketaatan, dan balasan. Sedangkan menurut istilah atau terminologi, agama
diartikan sebagai sekumpulan keyakinan, hukum, dan norma yang akan
mengantarkan manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.9
Ditinjau dari sumbernya, agama dibagi menjadi dua macam;10
1. Agama Samawi/Agama wahyu
Agama yang diterima oleh manusia dari Allah SWT. Melalui malaikat
Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat
manusia. Contohya; Islam, Yahudi, Nasrani
2. Agama Ardi/Agama Budaya
Agama yang tumbuh dan berkembang melalui proses pemikiran, adat
istiadat dan budaya manusia. Contohnya; Hindu dan Budha
Dalam hal ini, yang dimaksud penulis adalah Agama Islam. Ditinjau dari
segi ethimologi atau asal usul bahasa, istilah Islam diambil dari bahasa Arab,
Aslama-yuslimu, yang berarti berserah diri, patuh, taat, tunduk. Pengertian ini
9 Wahyuddin, achmad, M. Ilyas, M. Saifullah, z. Muhibbin, Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:
GRASINDO, 2009) h. 12 10 Wahyuddin, achmad, M. Ilyas, M. Saifullah, z. Muhibbin, Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:
GRASINDO, 2009) h. 15
20
menuntut pemeluknya untuk berserah diri, tunduk, patuh, dan taat kepada ajaran,
tuntutan, petunjuk dan peraturan hukum Allah SWT.
ماوات واألرض طو غون وله أسلم من ف السه ر دين الله ي ب عا أف غي وكرها وإليه ي رجعون
Artinya : Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
(QS Ali Imron : 83)
Kata Islam juga berasal dari kata Assilm, artinya perdamaian, kerukunan,
keamanan. Maksudnya Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk
dapat mewujudkan perdamaian dan keamanan dalam kehidupan pribadi dan
bermasyarakat, baik lahir maupun batin. Jadi, pemeluk Islam dilarang membuat
keributan dan kerusuhan dalam masyarakat, apalagi menganjurkan untuk menjadi
seseorang teroris.11
Islam juga diambil dari kata assalam, artinya selamat, sejahtera, bahagia.
Maksudnya, agama Islam menganjurkan pada pemeluknya agar dapat
mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
11 Wahyuddin, achmad, M. Ilyas, M. Saifullah, z. Muhibbin, Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:
GRASINDO, 2009) h. 16
21
Islam juga diambil dari kata Salimun. Artinya suci dan bersih. Maksudnya
agama Islam menganjurkan pada pemeluknhya untuk menjaga kesucian diri
(kehormatan) dan kebersihan diri dan lingkungannya.12
Ditinjau dari terminologi/istilah, Islam adalah agama yang diturunkan oleh
Allah kepada manusia melalui Rosul-Nya, yang berisi hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan
hubungan manusia dengan alam semesta. (Achmad Abdullah Al Masdosy, dalam
buku Depag RI: 2000)
Menurut W.J.S Poerwadarminta pola pengertian bahwa : “Keagamaan
adalah sifat yang terdapat dalam agama; segala sesuatu mengenai agama”. Untuk
itu latihan keagamaan adalah merupakan sikap yang tumbuh atau dimiliki
seseorang dan dengan sendirinya akan mewarnai sikap dan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bentuk sikap dan tindakan yang dimaksudkan yakni yang
sesuai dengan ajaran agama, yang dalam hal ini ajaran agama Islam. dari
pengertian-pengertian di atas nampaknya kegiatan (sifat) keagamaan adalah usaha
yang dilakukan seseorang atau perkelompok yang dilaksanakan secara kontinu
(terus-menerus) maupun yang ada hubungannya dengan nilai-nilai keagamaan.
Dikarenakan dalam hal ini ialah yang berhubungan dengan agama Islam, maka
kegiatan keagamaan di sini yang ada korelasinya dengan pelaksanaan nilai-nilai
agama Islam itu sendiri, misalnya ceramah keagamaan, peringatan hari-hari besar
Islam, shalat berjama’ah, shalat sunat rawatib, tadarus Al Qur’an dan lain-lain.
Dari beberapa pengertian yang disebut di atas, maka dalam hal ini perlu
penulis tekankan, bahwa yang dimaksud dengan kegiatan keagamaan di sini ialah
12 Wahyuddin, achmad, M. Ilyas, M. Saifullah, z. Muhibbin, Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:
GRASINDO, 2009) h. 16
22
segala bentuk kegiatan yang terencana dan terkendali berhubungan dengan usaha
untuk menanamkan bahkan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan dalam tahap
pelaksanaannya dapat dilakukan oleh orang perorang atau kelompok. Dengan
usaha yang terencana dan terkendali di dalam menanamkan dan menyebarluaskan
nilai-nilai keagamaan tersebut diharapkan akan mencapai tujuan dari usaha itu
sendiri, yang dalam hal ini penanaman nilai-nilai keagamaan.
C. Pengertian Aktivitas Keagamaan
Aktivitas keagamaan terdiri dari dua kata yaitu aktivitas dan keagamaan.
Aktivitas mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.13 Secara lebih luas aktivitas
dapat diartikan sebagai perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam kehidupan sehari-hari yang berupa ucapan, perbuatan ataupun kreatifitas di
tengah lingkungannya. Sedangkan kata “keagamaan” berasal dari kata dasar
“agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan akhiran “-an”. Agama itu sendiri
mempunyai arti kepercayaan kepada Tuhan, ajaran kebaikan yang bertalian dengan
kepercayaan.14
Aktivitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris “activity” yang berarti
aktivitas, kegiatan atau kesibukan. Aktivitas juga berarti pekerjaan atau
kesibukan.15 Dalam Insyklopedi Administrasi dikatakan aktivitas adalah suatu
perbuatan yang mengandung maksud tertentu dan memang dikendalikan oleh yang
melakukan.16
Kata keagamaan merupakan istilah yang mengalami imbuhan dari kata
dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang menunjukkan kata sifat
yaitu bersifat keagamaan dengan pengertian sebagai berikut;
13 Poerwodarminto, W. J. S. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2003). 14 Dewi S. Baharta, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Terang, 1995) h. 4. 15 John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, hal. 10 16 Pariatra Westra, et al. Ensiklopedi Administrasi, CV. Haji Masagung, Jakarta, t.t, cet. IV, hal.14
23
a. Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang
menjadi tuntunan hidup bagi para penganutnya.17
b. Agama adalah dustur atau undang-undang Ilahi yang didatangkan Allah
untuk menjadi pedoman hidup dalam kehidupan di alam dunia untuk
mencapai kebahagiaan akhirat.18
c. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem,
prinsip kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.
Dengan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa agama adalah peraturan
Tuhan yang diberikan kepada manusia, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat kelak.
Menurut A. Murshal H.M.T, dkk, dalam kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan
mendefinisikan aktivitas dengan “kecerdasan, kegiatan atau kerajinan bekerja”19.
Wulyo dalam kamus Psikologi mengartikan aktivitas dengan “kegiatan yang
dilakukan sebagai reaksi terhadap rangsangan sekitar”20.
Kemudian Soejono Soekanto, menjelaskan pengertian aktivitas ini secara
lebih luas dalam buku beliau Kamus Sosiologi yaitu;
1. Hal-hal yang dilakukan manusia
2. Dorongan, perilaku, dan tujuan yang terorganisasi
3. Berfungsinya organisme
4. Tanggapan yang terorganisasi”21
17 Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspek Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1979), h. 9 18 Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989), h. 139 19 A. Mursal, H.M. Thoha, et al, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1985, hal. 15 20 Wulyo, Kamus Sosiologi, Rajawali Press, Jakarta, 1990, hal. 8 21 Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, Rajawali Press, Jakarta, 1989,
24
Jadi yang dikemukakan di sini adanya kekuatan dalam melakukan suatu
kesibukan yang segala pekerjaan tersebut sudah terprogram dan terkendali guna
mencapai tujuan yang digariskan.
Terkait aktivitas-aktivitas semacam ini, Mufti Agung Al-'Allamah Syaikh
Prof. Dr. 'Ali Jumu'ah pernah memberikan fatwanya yang isinya sebagai berikut
:22 Memperingati hari-hari besar Islam merupakan hal yang baik selama tidak
disertai dengan perbuatan yang dilarang oleh Islam. Karena, terdapat dalil dalam
Al-Qur'an yang menyuruh agar kita mengingatkan orang-orang akan hari-hari
Allah. Allah SWT berfirman :
رهم بأياموذك للا
5). : 14 Ibrahim (QS. h".Alla hari-hari kepada mereka ingatkanlah "Dan : Artinya
Menurut Dr. Nico Syukur Dister praktek kegamaan adalah pelaksanaan
secara nyata apa yang terdapat dalam sistem kepercayaan kepada Tuhan karena
motif tertentu.23 Sedangkan menurut Dr. Quraish Shihab, yang dimaksud dengan
praktek keagamaan adalah pelaksanaan secara nyata apa yang terdapat dalam
sistem kepercayaan kepada Tuhan karena kebutuhan.24 Demikian pula pengertian
praktek keagamaan menurut Drs. Amsal Bachtiar, MA., adalah pelaksanaan
secara nyata apa yang terdapat dalam sistem kepercayaan kepada Tuhan juga
karena kebutuhan.25
Dalam buku Ilmu Jiwa Agama, yang dimaksud dengan aktivitas
keagamaan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada
22 http://www.madinatuliman.com/3/4/2/255-memperingati-hari-hari-besar-islam.html 23 Nico Syukur Dister, Ofm., Pengalaman dan Motivasi Beragama : Pengantar Psiokologi Agama,
(Yogyakarta: Kanisius, 1988) 71. 24 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994). 21. 25 Amsal Bahtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) 250.
25
dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan menjalankan ajaran
Agama dalam kehidupan sehari-hari.26
Pengertian agama sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya
“tidak kacau”. Agama diambil dari dua akar suku kata, yaitu “a” yang berarti
tidak, dan “gama” yang berarti “kacau”.27 Jadi kalau ditelusuri dari makna-makna
artinya, maka didapati arti dari agama yang sesungguhnya yaitu aturan atau
tatanan untuk mencegah kekacauan dalam kehidupan manusia.28 Jadi kata
aktivitas keagamaan mempunyai arti segala aktivitas dalam kehidupan yang
didasarkan pada nilai-nilai agama, yang diyakini agar tidak terjadi kekacauan di
dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pengertian Citra
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah :
1. Kata benda, gambar, rupa, gambaran.
2. Gambaran yang dimiliki orang.
3. Kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata,
frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya
atau puisi.29
Setiap perusahaan mempunyai citra yang disaadari atau tidak telah melekat
pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan
begitu kuat citranya di benak konsumennya. Kotler mengemukakan teorinya yang
menjelaskan bahwa citra perusahaan adalah respon konsumen pada keseluruhan
penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai jumlah
26 Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1993) 56. 27 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) 13. 28 Harun Nasution, Islam; Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI, 1979) 9.
29Elvinaro Ardianto, Metode Penelitian Untuk Public Relations, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), Hlm. 62.
26
kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi.30 Citra sebuah
organisasi merepresentasikan nilai-nilai seseorang dan kelompok-kelompok
masyarakat yang mempunyai hubungan dengan organisasi tersebut.
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations, definisi citra dalam
konteks humas, citra diartikan sebagai “kesan, gambaran, atau impresi yang tepat
(sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai kebijakan personil atau
jasa-jasa dari suatu organisasi atau perusaahaan”. Citra dapat dikatakan sebagai
presepsi masyarakat dari adanya pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan
pengetahuan masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan, sehingga aspek fasilitas
yang dimiliki perusahaan, dan layanan yang disampaikan karyawan kepada
konsumen dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra.31
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible), tidak nyata, tidak bisa
digambarkan secara fisik dan tidak dapat diukur secara sistematis, karena citra hanya
ada dalam pikiran.Walaupun demikian, wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian
baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang
datang dari publik dan masyarakat luas pada umumnya.32 Citra bisa diketahui,
diukur, dan diubah. Penelitian mengenai citra organisasi (corporate image) telah
membuktikan bahwa citra bisa diukur dan diubah, walaupun perubahan citra relatif
lambat.
Berikut ini adalah dimensi atau sub variabel citra perusahaan yang digunakan
dan dikembangkan dari gabungan penelitian Zhang dan Shirley Harrison (dalam
Fitriani 2012) yaitu33:
30Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Dua (Jakarta:
Erlangga, 2005), 46. 31 Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin (Jakarta: Erlangga, 2003), 93. 32 Trimanah, “Reputasi Dalam Kerangka Kerja Public Relations”, Jurnal Ilmiah Komunikasi, No. 1, Vol.
3, (Februari-Juli 2012), 3. 33 Putri Fitriani, “Pengaruh Kegiatan Corporate Social Responsibility Terhadap Citra Perusahaan”,
(Skripsi-Universitas Indonesia, 2012), 33
27
a. Personality, di antaranya yaitu sikap perusahaan dalam
bertanggungjawab kepada nasabah jika terjadi masalah.
b. Value, di antaranya yaitu nilai moral, etika dan kepedulian karyawan
kepada nasabah dalam melayani.
c. Communication, di antaranya yaitu brosur mengenai perusahaan jelas,
iklan yang disajikan menarik dan website mudah diakses.
d. Likeability, di antaranya yaitu keramahan karyawan, perhatian
karyawan secara personal.
Citra perusahaan tidak dapat direkayasa, artinya citra tidak datang dengan
sendirinya melainkan dibentuk oleh masyarakat, dari upaya komunikasi dan
keterbukaan perusahaan dalam usaha membangun citra positif yang diharapkan.
Upaya membangun citra tidak bisa dilakukan secara serampangan pada saat tertentu
saja, tetapi merupakan suatu poses yang panjang. Karena citra merupakan semua
persepsi atas objek yang dibentuk oleh konsumen dengan cara memproses informasi
dari berbagai sumber sepanjang waktu.
Dalam penelitian yang dilakukan Trimanah disebutkan, Pada tahun 2007
Reputation Institute (RI) telah mengembangkan sebuah barometer standar disebut
RepTrack untuk mengukur berbagai reputasi yang dimiliki oleh berbagai perusahaan,
dan secara teratur melakukan survey ke public yang mengevaluasi beberapa
perusahaan ternama di dunia.34 RepTrack meminta masyarakat untuk
menggambarkan persepsi mereka terhadap sebuah perusahaan. Berikut adalah
dimensi kuncinya:
a. Performance (kinerja): persepsi mengenai hasil dan prospek keuangan
perusahaan.
34 Trimanah, “Reputasi Dalam Kerangka Kerja Public Relations”, Vol. 3, No. 1, (Februari-Juli 2012), 8
28
b. Workplace (tempat kerja): persepsi terhadap lingkungan kerja perusahaan
tersebut dengan kualitas karyawannya.
c. Identity corporate (identitas): persepsi terhadap nama, logo atau lainnya yang
berhubungan dengan identitas perusahaan.
Brown et al. juga mencoba mendefinisikan reputasi perusahaan adalah asosiasi
mental mengenai organisasi yang dipikirkan oleh orang-orang di luar organisasi.
Berdasarkan definisi tersebut, Brown mencoba menjelaskan bahwa reputasi merujuk
pada apa yang dipikirkan oleh stakeholder mengenai organisasi. Hal inilah yang
menurut Brown et al., membedakan reputasi perusahaan dengan identitas perusahaan
dan citra perusahaan. Menurut mereka identitas merujuk kepada asosiasi mental
mengenai organisasi yang dijadikan pegangan oleh anggota organisasi; identitas
menggambarkan siapakah kita (public internal) sebagai sebuah organisasi.
Sedangkan citra sendiri dibedakan menjadi dua bentuk: citra yang dikehendaki
(intended image) dan citra yang diterangkan (construed image). Citra yang
dikehendaki adalah gambaran mengenai organisasi, yang diinginkan organisasi
terbentuk di benak para stakeholdernya. Sedangkan citra yang diterangkan adalah apa
yang diyakini oleh para anggota organisasi mengenai pencitraan mereka di benak
stakeholder.
Menurut Trimanah, Reputasi tidak sama dengan citra, juga tidak sama dengan
brand atau merek. Proses membangun, mempertahankan dan meningkatkan reputasi
lebih panjang daripada membangun, mempertahankan dan meningkatkan citra atau
brand. Sementara citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi
yang diterima seseorang. Oleh karena itu reputasi lebih mapan dan stabil daripada citra
dan brand.35
35 Trimanah, Jurnal Ilmiah Komunikasi, Vol. 3, No. 1, (Februari-Juli 2012), 1.
29
Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah
“image: the impression, the feeling, the conception which the public has of the
company; a concioussly created impression of an object, person or organization”
(Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang
dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi).36
Menurut Elvinaro Ardianto dan Soleh Soemirat, Citra adalah kesan yang
diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta
atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat
diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut.37
Dari beberapa pengertian citra yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
peneliti berkesimpulan bahwa citra adalah suatu sudut pandang seseoorang terhadap
suatu objek, yang baik buruknya tergantung pada peniulaian seseorang terhadap objek
yang dilihat dan tingkah laku objek, yang dimana citra tersebut bisa positif atau
negatif tergantung pada tingkah laku objek tersebut.
Jenis-Jenis Citra38
1. Citra Bayangan
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi.
Biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Dalam kalimat lain citra bayangan adalah citra yang dianut oleh
orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali
tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya
informasi, pengetahuan, ataupun pemahaman yang dimiliki oleh orang kalangan
dalam organisasi itu mengenai pendapat pihak-pihak luar.
36Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Hlm. 111-112.
37Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Hlm. 114.
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin (Jakarta: Erlangga, 2003),
h.19
30
2. Citra yang Berlaku
Suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai
suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku
tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata
terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang luar yang biasanya serba
terbatas. Biasanya pula citra ini cenderung negatif. PR memang menghadapi dunia
yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis, dan diwarnai keacuhan yang
mudah sekali menimbulkan suatu citra yang tidak adil.
Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang
dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. Dalam dunia dan kehidupan yang
serba sibuk, sulit diharapkan mereka akan memiliki informasi yang memadai dan
benar mengenai suatu organisasi di mana mereka tidak menjadi anggotanya.
3. Citra yang Diharapkan
Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak
sama dengan citra yang sebenernya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik
atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Namun secara umum, yang
dimaksud sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang
relatif baru ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai
mengenainya.
4. Citra Perusahaan
Citra perusahaan, adapula yang menyebutnya citra lembaga. Citra dari
suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan
pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau
riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang
keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik,
31
reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggungjawab
sosial, dan komitmen mengadakan riset.
5. Citra Majemuk
Banyaknya jumlah pegawai, cabang, atau perwakilan dari sebuah
perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama
dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra
yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah
pegawai yang dimilikinya.
Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra
harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus
ditegakkan. Banyak cara untuk melakukan hal itu, antara lain dengan mewajibkan
semua karyawan mengenakan pakaian seragam, menyamakan jenis dan mobil
dinas, simbol, lencana, pelatihan staf, bentuk bangunan atau interior, dan materi
display seperti yang terlihat dalam toko yang memiliki banyak cabang.
6. Citra yang Baik dan yang Buruk
Telah disebutkan bahwa seorang tokoh populer (public figure) dapat
menyandang reputasi yang baik atau yang buruk. Keduanya bersumber dari adanya
citra-citra yang berlaku yang bersifat negatif atau positif. Sebelumnya juga sudah
disebutkan bahwa citra public relation yang ideal adalah kesan yang benar, yakni
sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas
kenyataan yang sesungguhnya. Citra tidak dapat ‘dipoles’ agar lebih indah. Suatu
citra yang lebih baik sebenarnya dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah
terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan
secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau
perilaku yang keliru.
32
E. Suporter
Secara singkat, dalam “Aggressive Behavior Pattern, Characteristic and
Fanaticis Panser Biru Group PSIS Semarang” karya Silwan Agrubi, suporter
adalah orang yang memberikan dukungan sokongan dalam pertandingan.
Sebelumnya, mari kita sepakati bahwa dalam hal ini fokus perhatian yang sama
dalam kelompok penonton yang disebut suporter ini adalah tim sepakbola yang
dibela. Kata “Dukungan” yang menjadi komponen utama suporter tersebut
dianggap dengan berbagai bentuk dan versi. Beberapa kalangan sudah menggap
memberi dukungan dengan hanya setia menonton pertandingan melalui siaran
streaming dari situs internet. Kalangan lain mengungkapkan dukungan itu dalam
kesediaan membeli tiket pertandingan demi melihat langsung tim kesayangan
berjuang. Terdapat pula yang mengartikan dukungan dengan harus selalu datang
setiap kali timnya bertanding di manapun.39
Banyaknya versi bentuk dukungan itulah yang mungkin mengantarkan
seorang profesor Sosiologi dari Universitas Philadelphia, Amerika Serikat,
meneliti orang-orang yang menyebut dirinya suporter di Inggris. Katherine Jones
dalam Karakteristik Suporter Persid (Penelitian pada Perilaku Suporter Sepak Bola
Persatuan Sepak Bola Indonesia Djember) oleh Aziz Wahyudi kemudian
mengelompokkan orang-orang yang dia wawancarai dalam enam golongan; the
daytripper, the bandwagon bastard, the corporate whore, the traditional fan, and
the trainsporter.40
Sebagai pemain kedua belas, tentunya peran suprter juga harus dirasakan
oleh sebelas pemain lain. Untuk dapat berperan secara aktif, suporter tidak cukup
hanya datang ke stadion dan menonton pertandingan. Suporter bukan hanya orang
39 Rizal S. Nugroho, Pemain Kedua Belas, (Yogyakarta: EKSPRESI, 2013). h.35 40 Rizal S. Nugroho, Pemain Kedua Belas, (Yogyakarta: EKSPRESI, 2013). h.35
33
yang menyukai olahraga sepak bola. Dia mendukung sepak terjang pemain tim
kesayangannya dengan segenap jiwa dan raga.41
Suporter yang suka melakukan kerusuhan kemudian disebut Hooligan.
Sinonimnya, Hoodlum, justru lebih sering dipakai.artinya sama: ‘bajingan’.
Namun, Hooligan punya konotasi “bajingan yang biadab”. Kericuhan di sekitar
pertandingan sepak bola bukannya hal yang baru. Namun, para ahli ilmu sosial
menilai, keganasan suporter Inggris adalah gejala baru. Maka, istilah hooligan pun
berkembang menjadi hooliganisme. 42
Bagi peminat olahraga khususnya sepak bola, kata hooligan bukanlah
kosakata asing lagi. Hooligan merujuk pada suporter fanatik Inggris, yang hampir
pada setiap pertandingan berbuat ulah, reseh, rusuh, dan onar sehingga dalam
banyak kasus atau tepatnya ketika Inggris mengalami kekalahan dalam
pertandingan, suporter fanatik ini kerap berurusan dengan kepolisian karena tidak
menunjukkan sportivitas dan tidak bisa menerima kekalahan.
Kata Hooligan juga tidak hanya berfungsi menjadi kata benda (noun) saja
yamg berarti ‘pendukung fanatik tim Inggris. Dalam konteks yang lebih luas,
Hooligan bisa pula berfungsi menjadi kata sifat (adjective), kata kerja (verb), dan
kata keterangan (adverb). Semua kelompok kata tersebut mewakili pelaku, sifat,
pekerjaan atau perbuatan, dan keterangan atau keadaan yang menggambarkan
perilaku tidak sportiv, tidak jantan, tidak mau mengakui dan menerima kekalahan,
anarki, destruktif, serta fanatisme buta.
41 Rizal S. Nugroho, Pemain Kedua Belas, (Yogyakarta: EKSPRESI, 2013). H.38 42 Hari Wahyudi, The Land Of Hooligans kisah para perusuh sepak bola, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Group, 2009). h. 98
34
Para pendukung tim sepak bola sebenarnya bisa dibedakan dalam berbagai
kategori, yaitu :43
1. Hooligan
Adalah fans bola yang brutal ketika tim idolanya kalah bertanding.
Sebagian besar dari hooligan adalah back-packer yang telah berpengalaman
dalam berpergian. Mereka jarang menggunakan pakaian yang sama dengan tim
pilihannya, dan memilih berpakaian asal-asalan agar tak terdeteksi oleh polisi.
Meski demikian, mereka tak mau menggunakan senjata. Para hooligan biasanya
tidak duduk dalam satu tempat bersama-sama, tetapi berpencar-pencar.
2. Ultras
Diambil dari bahasa latin yang berarti ‘di luar kebiasaan’. Kalangan ultras
tak pernah berhenti menyanyi, mendengungkan yel-yel tim favoritnya selama
pertandingan berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang permainan dan
menyalakan gas warna-warni untuk mencari perhatian. Karakter mereka
temperamental, seperti hooligan, jika timnya kalah bertanding atau diremehkan.
Namun, berbeda dengan hooligan, tujuan utama mereka adalah mendukung tim,
bukan untuk unjuk kekuatan lewat adu fisik. Anggota ultras adalah mereka yang
sangat setia dan loyal terhadap tim favoritnya cukup lama.
3. The VIP
Bagi mereka, yang penting bukan menonton bola, melainkan supaya
ditonton penonton lain. Sebagian besar kelompok ini adalah para pebisnis tingkat
tinggi yang menyaksikan pertandingan di kotak VIP demi sebuah gengsi untuk
pencitraan diri.
4. Daddy/Mommy
43 Hari Wahyudi, The Land Of Hooligans kisah para perusuh sepak bola, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Group, 2009). h. 101
35
Mereka adalah orang-orang yang suka melibatkan atau membawa anggota
keluarga mereka saat menonton pertandingan. Bagi mereka, menonton
pertandingan bola layaknya sebuah rekreasi keluarga untuk mempererat
kebersamaan. Sebagian daripada Daddy/Mommy adalah karyawan profesional yang
gemar sepak bola, tapi tidak terlalu fanatik. Letak tempat duduk mereka saat
menonton biasanya jauh dari Hooligan dan Ultras. Mereka mengkhawatirkan anak-
anak mereka menjadi sasaran jika terjadi kericuhan massa.
5. Christmas tree
Dipanggil Christmas Tree (pohon natal) karena sekujur tubuh dan
pakaiannya dipenuhi berbagai atribut tim mulai dari pin, badge, stiker, tatto,
corat-coret wajah, dan rambut dengan aneka gaya. Berbeda dengan ultras dan
hooligan yang selalu laki-laki, Christmas tree bisa laki-laki maupun perempuan,
tampil sendiri-sendiri maupun berpasangan. Mereka tak hanya menonton sepak
bola, tapi juga berusaha menunjukkan identitas negara atau tim favoritnya lewat
busana tradisional khas negara mereka.
6. The Expert
Sebagian besar adalah para pesiunan yang telah berumur. Mereka tak
sayang menggunakan uang pensiunnya untuk bertaruh. Tak heran wajah mereka
selalu tegang sepanjang pertandingan. Tak jarang pula mereka meneguk berbotol-
botol minuman karena saking tegangnya. Namun, “para ahli” pertarungan ini
biasanya hanya tertarik pada pertandingan sekelas World Cup dan UEFA Cup,
bukan pada pertandingan liga atau antar-klub. Ditangan mereka selalu tergenggam
telepon dan koran untuk memprediksi akhir dari permainan.
7. Couch Potato
36
Mungkin inilah kelompok terbesar dari fans sepak bola. Mereka ini tidak
menonton langsung di stadion, tetapi lewat televisi di rumah. Tipe ini berasumsi
bahwa menonton melalui televisi lebih nyaman daripada membuang uang untuk
sebuah pertandingan yang belum tentu bagus. Prinsip fans jenis ini adalah murah-
meriah. Akan tetapi, meski hanya di depan televisi, mereka juga berdandan seolah-
olah ada di dalam lapangan. Kaos tim, bendera, dan segala macam atribut ikut
meramaikan ajang menonton tersebut.
37
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah The Jakmania
The Jakmania telah berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997.
Markas The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat
melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania
serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.
Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini
mendapat dukungan penuh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina
Persija, memang Bang Yos sangat menyukai sepakbola. Ia ingin membangkitkan
sepakbola Jakarta.
Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan
pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di
masyarakat. Akhirnya diangkatlah Gugun Gondrong, artis dan pembawa acara
kondang. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan
berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.1
The Jakmania kemudian membuat lambang sebuah tangan dengan jari
berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi
Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu
diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
1 http://the-jakmania.tripod.com/History.html (diakses pada 15 Februari 2018, pukul
23.10 WIB)
38
Arti logo The Jakmania
a. Kata ”the” menunjukkan penegasan kesatuan
b. Huruf “J’ yang disimbolkan oleh tangan kiri diikuti dengan
huruf “a” dan “k” sehingga membentuk kata “Jak” yang
mengartikan orang-orang Jakarta
c. Kata “mania” berarti kecintaan
d. Kata “Persija Fans Club” berarti suatu kumpulan pecinta
kesebelasan PERSIJA Jakarta
e. Warna orange dan hitam berasal dari seragam khas
PERSIJA2
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ferry
Indrasjarif. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah
periode 1999-2001. Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah
yang memimpin The Jakmania sekarang. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry
The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang.
Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung. Beruntung,
2 Wawancara pribadi dengan Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania, pada tanggal 3
Maret 2018
39
pengurus menemukan \momentum jitu. Saat tim nasional pada Pra Piala Asia,
mereka menyebarkan formulir di luar stadion.
Selain Bung Ferry, Jakmania juga didukung oleh Faisal (Sekretaris
Umum), Mardan (Wakil Ketua), Boy Firman Syah (Wakil Sekretariat), dan
Vainaldi (Bendahara).
Berikut struktural organisasi dan tugas masing-masing pengurus The
Jakmania di awal periode ;3
Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota,
dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil). Korwil yang terpilih bertanggung
jawab terhadap anggotanya di wilayahnya masing-masing. Korwil itu
dikordinasikan Rudi, koordinator perlengkapan Jakmania. Saat itu pengurus
3 http://the-jakmania.tripod.com/Struktur.htm (diakses pada 15 Februari 2018, pukul
22.30 WIB)
40
sedang mengaudit anggota yang aktif. Kemungkinan, jika pendataan anggota
selesai dan akan mendekati delapan besar, pendaftaran akan dibuka lagi.
The Jakmania saat itu telah menjadi perhatian publik sepakbola nasional,
dengan gaya dan kreativitasnya yang dapat menyuntikan semangat kepada tim
Persija.seiring berjalannya waktu, The Jakmania berkembang dan semakin banyak
anggotanya, dan juga silih berganti dengan ketua umum The Jakmania. Berikut
nama-nama Ketua Umum The Jakmnia :
1. M. Gunawan Hendromartono (1997-1998)
2. Ir. Tauhid Ferry Indrasjarief (1998-2006)
3. Anandoyo Ismartani (2006-2010)
4. Larico Ranggamone (2010-2014)
5. Achmad Richard Supriyanto (2014-2016)
6. Ir. Tauhid Ferry Indrajarief (2017-2020)
B. Profil The Jakmania
The Jakmania adalah kelompok pendukung / supporter
kesebelasan sepak bola Persija Jakarta yang berdiri sejak Ligina IV,
tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada
di GOR Soemantri, Kuningan-Jakarta Selatan. Setiap
hari Selasa dan Jumat itu merupakan rutinitas The Jakmania pengurus untuk
melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan The
Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.4
4 Wawancara pribadi dengan Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania, pada tanggal 3
Maret 2018
41
The Jakmania adalah salah satu kelompok suporter terbesar di Asia
Tenggara. Tujuannya mendukung tim sepak bola Ibukota di Jakarta atau luar
kota Jakarta, bahkan luar Negeri. Organisasi yang usianya telah memasuki 20
tahun merupakan organisasi yang sudah tidak muda lagi, The Jakmania
sebagai roda penggerak potensi sosial warga Jakarta, yang konsisten dalam
langkahnya bersama Persija Jakarta untuk membangun tatanan masyarakat
Sepak Bola Jakarta yang berdaulat dan berpotensi.
Selain mempunyai atribut Persija, The Jakmania juga mempunyai
Kartu Tanda Anggota (KTA) The Jakmania. Setiap pendukung Persija yang
mempunyai KTA The Jakmania, maka akan ada potongan harga tiket di
setiap pembelian tiket pertandingan Persija Jakarta. Berikut syarat dan
ketentuan memiliki KTA The Jakmania;
1. Mengisi formulir KTA
2. Menyerahkan poto ukuran 3x4 sebanyak 3 lembar
3. Menyerahkan KTP/Identitas sebanyak 3 lembar
4. Daftarkan ke kordinator wilayah yang sesuai domisili identias
5. Meyerahkan biaya pendaftaran KTA sebesar Rp. 70.000,-
Proses pembuatan KTA berjangka waktu satu bulan setelah pembukaan
pendaftaraan KTA yang ditentukan organisasi. Selain mendapatkan Kartu,
Pengurus Pusat The Jakmania juga memberikan kaos khusus KTA yang tidak
didapat di toko atau pedagang The Jakmania manapun.5
5 Wawancara pribadi dengan Aslam, Koordinator Wilayah Kebon Jeruk, pada tanggal 3
Maret 2018
42
Visi dan Misi
Menghimpun serta menggalang suporter Persija Jakarta dan Menjadikan
Persija Jakarta menjadi Tuan Rumah di Jakarta.6
Tujuan dan Fungsi
Tujuan umum
1. Turut serta secara aktif mewujudkan pembangunan masyarakat
yang sehat, merdeka, berdaulat, bermartabat, dan berprestasi
2. Membangun tatanan masyarakat sepakbola melalui
Perserikatan Sepakbola Indonesia Jakarta (PERSIJA)
sebagaimana cita-cita Bangsa dan Negara yang diamanatkan
melalui undang-undang
Tujuan Khusus
1. Menghimpun dan membangun potensi sosial serta aspirasi
anggota The Jakmania dan masyarakat Jakarta
2. Memerhatikan secara saksama kepentingan anggota dan
masyarakat Jakarta di bidang olahraga khususnya sepakbola
Jakarta
3. Berjuang untuk mendapatkan akses secara organisasional guna
mewujudkan masyarakat sepakbola Jakarta yang berprestasi
dengan pembinaan Profesional
6 Wawancara pribadi dengan Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania, pada tanggal 3
Maret 2018
43
Fungsi
1. Sarana untuk membentuk dan membangun karakter anggota
sebagai masyarakat sepakbola Jakarta
2. Pusat informasi dan edukasi mengenai PERSIJA dan The
Jakmania
3. Media komunikasi dan interaksi serta aktualisasi diri antar-
sesama anggota The Jakmania, Pengurus The Jakmania,
pemain PERSIJA dan masyarakat sepakbola umumnya
4. Sarana pendidikan, bimbingan, dan pembelajaran bagi anggota
dan masyarakat sepakbola umumnya untuk menggali dan
mengasah keterampilan berorganisasi secara baik dan
profesional.
5. Kaderisasi anggota The Jakmania7
Prestasi
1. Best Supporter Copa Dji Sam Soe Indonesia 2007.8
2. Suporter terbanyak di Asia.9
Media Sosial
1. Instagram : @InfokomJakmania
2. Twitter : @InfokomJakmania
7 Wawancara pribadi dengan Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania, pada tanggal 3
Maret 2018 8 http://sport.detik.com/sepakbola/read/2008/01/14/072837/878462/76/jakmania-suporter-
terbaik-kok-bisa (diakses pada 3 Februari 2018, pukul 15.40 WIB) 9 https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-3965307/pecahkan-rekor-penonton-
persija-the-jakmania-top (diakses pada 3 Februari 2018, pukul 15.50 WIB)
44
3. Facebook : Infokom Jakmania
4. Youtube : Infokom Jakmania
Website
Jakmania.id
Struktur Organisasi The Jakmania periode 2017-202010
Ketua Umum : Ir. Tauhid Ferry Indrasjarief
Wakil Ketua Umum : Doni
Ketua Harian : Irlan
Sekretaris Umum : Diky Soemarno
Bendahara Umum : Ahmad Suryadi
Koordinator Kesekretariatan
Bidang ini dikepalai oleh Rog Ritus yang menaungi
beberapa bidang, diantaranya;
1. Bidang Pendaftaran
Bidang yang melayani pendaftaran anggota the Jakmania.
Bidang ini dikepalai oleh Fajar.
2. Bidang Inventaris dan Arsip :
10
Wawancara pribadi dengan Diki, Sekretaris Umum The Jakmania, pada tanggal 13
Maret 2018
45
Segala macam peralatan dan arsip-arsip the Jakmania dikelola
dalam bidang ini, baik yang terdahulu atau yang akan datang.
Bidang ini dikepalai oleh Syamsul
3. Bidang Informasi dan Komunikasi
Bidang Informasi dan Komunikasi atau yang biasa disebut
Infokom, yaitu sebagai pusat informasi seputar the Jakmania.
Selain itu bidang ini juga mengelola semua media sosial the
Jakmania, seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan Youtube.
Akun-akun tersebut bisa kita temukan dalam pencarian kata
“Infokom the Jakmania”. Bidang ini juga mengelola website
the Jakmania yang bernama “Jakmania.id”. Dalam website
tersebut, kita dapat mengetahui kegiatan-kegiatan the Jakmania
dan kumpulan poto the Jakmania. Bidang ini dikepalai oleh
Rajiva.
4. Bidang Penelitian dan Pengembangan : Afrijal
Bidang Penelitian dan Pengembangan bertujuan menganalisa
berbagai kejadian pertandingan Persija Jakarta, memberikan
data-data dan juga statistik pertandingan. Bidang ini dikepalai
oleh Afrijal
46
5. Bidang Tiketing
Bidang tiketing yaitu bidang yang dikepali oleh Santo. Bidang
ini mengurusi tiket pertadingan Persija Jakarta guna
mengkordinir tiket untuk dibagikan ke the Jakmania.
Koordinator Kreatifitas
Kreatifitas bukan hal yang jarang kita temui dalam the Jakmania.
Bidang ini dikordinatori oleh Devid Rosario. Kreatifitas terbagi
menjadi dua, yaitu
1. Bidang Merchandise
Bidang ini bertujuan untuk membuat atribut Persija, seperti
baju dan syal. Selain itu juga mengkordinir toko-toko the
Jakmania yang ingin tergabung dalam Pengurus Pusat the
Jakmania.
2. Bidang Acara
Bidang ini bertugas ketika pertandingan Persija Jakarta, yaitu
dengan memimpin semua the Jakmania untuk bernyanyi dalam
bentuk dukungan untuk Persija Jakarta. Selain nyanyian, ada
juga koreografi yang ditampilkan di tribun stadion. Koreografi
berbentuk tulisan Persija atau the Jakmania dengan kertas yang
sudah disiapkan.
47
Koordinator Keanggotaan
Bidang ini bertugas mengawasi Koordinator Wilayah, Koordinator
Daerah dan Koordinator Lapangan the Jakamnia. Koordintaror
wilayah the Jakmania saat ini yang resmi berjumlah 66 Korwil.
Korwil terjauh the Jakmania saat ini berada di daerah Tegal, Jawa
Tengah. Sedangkan Koordinator Daerah the Jakmania terbagi
menjadi 5 wilayah, diantaranya
a. Daerah Jakarta Pusat : Feri Irwandi (Tanah Tinggi)
b. Daerah Jakarta Barat : Wahyu (Kali Deres)
c. Daerah Jakarta Timur : Komaruddin (Kali Malang)
d. Daerah Jakarta Selatan : Joy Roy (Lebak Buluk)
e. Daerah Jakarta Utara : Noto (Tanjung Priuk)
Selain Korwil dan Korda, masih ada Korlap yang diawasi
oleh bidang keanggotaan. Koordinator Lapangan bertugas pada
setiap bertandingan kandang Persija Jakarta dan acara-acara the
Jakmania. Korlap the Jakmania berguna meminimalisir kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan agar acara berjalan lancar. Anggota
korlap diisi dari perwakilan-perwakilan Korwil the Jakmania.
Bidang Korlap ini dikepalai oleh Aspal.
48
Biodata Ketua Umum The Jakmania Periode 2017-202011
Nama : Ir. Tauhid Ferry Indrasjarif
Nama Panggilan : Bung Ferry
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 18 Februari 1965
Kantor : Sekretariat Jakmania
Pendidikan : Institut Teknologi Indonesia
SMA Negeri 1 Budi Utomo Jakarta
SMP Budi Mulia Jakarta
SD Budi Mulia Jakarta
Hobi : Olahraga
Jabatan : Ketua Umum The Jakmania 2017-2020
No. Anggota : JM 40 0002 11 97
Motto untuk The Jakers : Football Without Violence
Motto Pribadi : Persija Forever
11
Wawancara pribadi dengan Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania, pada tanggal 3
Maret 2018
49
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL ANALISIS
A. Aktivitas Keagamaan The Jakmania
Menurut analisa penulis, bahwa aktivitas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok, atau organisasi. Dalam hal ini, aktivitas ini
adalah aktivitas yang dilakukan oleh organisasi suporter di bidang keagamaan.
Aktivitas ini berupa event atau acara yang dilakukan di beberapa daerah wilayah
Jakarta.
Menurut Any Noor Event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan
untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia, baik secara
individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama
yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan
masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.1 Berdasarkan uraian
tersebut kegiatan keagamaan The Jakmania adalah event yang diselenggarakan
untuk memperingati HUT kelompok The Jakmania dengan memadukan
keagamaan. Agama yang dimaksud di sini adalah Agama Islam.
Berdasarkan skala event yang dikemukakan oleh Any Noor pada Bab 2,
aktivitas keagamaan ini termasuk mini event, karena pengunjung termasuk
pengunjung lokal dan jumlah pengunjung di bawah seratus ribu orang.
Pengunjung dari aktivitas-aktivitas tersebut adalah berasal dari The Jakmania
dan warga sekitar.
Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan beberapa aktivitas
keagamaan, diantaranya :
1 Any Noor,Manajemen Event, (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm. 8.
50
1. Tabligh Akbar2
a. HUT The Jakmania yang ke-20 tahun.
Beberapa tahun ke belakang HUT The Jakmania
dilakukan berupa acara musik yang menampilkan band-band
ternama The Jakmania. Tahun ini di bawah kepemimpinan Bung
Ferry, Pengurus Pusat The Jakmania ingin tampil beda dalam
memperingati hari lahirnya The Jakmania. Acara ini bernuansa
keagamaan, dan bekerjasama dengan Majelis Nurul Musthofa.
Adapun acara tersebut dilaksanakan pada;
hari tanggal : Sabtu, 23 Desember 2017
tempat : Silang Tenggara Monas, Jakarta Pusat
penceramah :1. Habib Abdullah bin Jafar Assegaf
2. Habib Ghasim Syami bin Ja’far Assegaf
3. Habib Fachri bin Idrus Jamalullail
b. HUT The Jakmania Tanah Tinggi yang ke-2 tahun. Acara
dilakukan pada;
hari/tanggal : Sabtu, 17 Maret 2018
waktu : 19.00 – 23.00 WIB
tempat : Tanah Tinggi 12, Jakarta Pusat
penceramah : 1. Habib Achmad bin Umar Al-Atthos
2. Habib Ali bin Idrus Al-Mahsyur
3. Habib Ali bin Abdul Aziz Bin Zindan3
c. HUT The Jakmania Cengkareng ke-18 tahun. Dilaksanakan
pada;
2 Wawancara Pribadi dengan panitia penyelenggara, 5 Januari 2018 3 Wawancara Pribadi dengan Korwil Tanah Tinggi, 19 Maret 2018
51
hari/tanggal : sabtu, 24 Maret 2018
waktu : 19.00 – 23.00 WIB
tempat : Jalan Lingkar Luar Barat, RT. 003, RW. 007,
Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat
penceramah : 1. KH. Zainuddin Ali
2. KH. Nanang Kurnia
3. Habib Fahmi bin Soleh Assegaf
Qori : KH. Mu’min Ainul Mubarok (Qori
Internasional)
tema acara : Membangun Jakarta yang Lebih Persija
dengan Nuansa Islami4
4. Pembagian takjil di Bulan Ramadhan
Datangnya Bulan Suci Ramadhan, menjadi hal yang lumrah
bagi The Jakmania Lebak Bulus untuk membuat kegiatan
pembagian takjil di jalan raya untuk para pengendara yang masih di
jalan atau terjebak macet ketika waktu buka puasa sudah tiba.
Kegiatan ini rutin setiap tahunnya, namun masyarakat umum tidak
semua mengetahui kegiatan positif ini. Adapun pembagian takjil
tersebut dilakukan pada;
hari/tanggal : Sabtu, 10 Juni 2017
waktu : 17.30 – 17.50 WIB (menjelang azan Magrib)
tempat : Pertigaan Jalan Raya PDK Lebak Bulus5
5. Buka Puasa Bersama
4 Wawancara Pribadi dengan Korwil Cengkareng, 26 Maret 2018 5 Wawancara Pribadi dengan Korwil Lebak Bulus, 26 Maret 2018
52
Buka Puasa bersama sudah menjadi rutinitas setiap
kelompok umat Islam pada Bulan suci Ramadhan, tidak terkecuali
kelompok suporter. Suporter yang dimaksud adalah The Jakmania.
Setiap tahunnya The Jakmania Kebon Jeruk selalu mengadakan
buka puasa bersama. Acara tersebut dilakukan pada;
hari/tanggal : Sabtu, 10 Juni 2017
waktu : 16.00-19.00 WIB
tempat : Jalan Asparagus, Kelurahan Sukabumi
Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta
Barat
tema acara : Dedikasi di Bulan Suci
Acara tersebut berjalan meriah, karena selain buka puasa
bersama, ada penampilan hadroh dan tausiah menjelang menunggu
azan Magrib. Selain itu juga mengundang tokoh masyarakat
sekitar, seperti ketua RT dan Ketua RW setempat. Selain itu juga
ada 17 anak yatim yang diajak dan disantuni dalam acara tersebut.6
6. Peringatan Hari-hari Besar Islam
Ada beberapa hari-hari besar yang sering diperingati umat
Islam termasuk umat Islam di Indonesia. Di Indonesia sendiri
sedikitnya ada enam hari besar islam yang sering dilakukan umat
islam dan tercatat pada libur nasional pada kalender yang berlaku
di Indonesia. Diantaranya tahun baru islam (1 muharram), maulid
6 Pengamatan langsung dengan The Jakmania Korwil Kebon Jeruk, 10 Maret 2018
53
Nabi (12 Rabiul awal), isra’ dan mi’raj (27 rajab), idul fitri (1
syawal) dan idul adha (10 dzulhijjah).
Hari-hari tersebut sudah menjadi kebiasaan bahkan pasti
diperingati oleh kaum muslim di Indonesia ketika hari-hari itu
datang. Biasanya acara-acara tersebut diperingati oleh sekelompok
atau komunitas yang memang berlatar belakang bernuansa Islam.
Akan tetapi, kali ini beberapa PHBI dilaksanakan oleh kelompok
suporter yang berada di Jakarta, yaitu The Jakmania.
a. Hari Raya Idul Fitri
Datangnya hari raya Idul Fitri adalah hari suci, di
mana umat muslim saling bermaaf-maafan. Tidak jarang
momen bermaaf-maafan diadakan dalam bentuk event atau
acara. Dengan konsep yang menarik yang biasa disebut
Halal bi Halal. Acara ini sangat identik dengan hari raya
Idul Fitri, yang biasanya dilakukan beberapa hari setelah
hari raya Idul Fitri (1 Syawal). Acara tersebut juga
dilakukan oleh The Jakmania dalam rangka hari raya Idul
Fitri. Pengurus Pusat The Jakmania membuat acara Halal bi
Halal dengan sederhana, yang dilakukan pada;
hari/tanggal : 7 Juli 2017
waktu : 19.00 – 21.00 WIB
tempat : Sekretariat The Jakmania
Acara tersebut berjalan sederhana, diawali dengan
sambutan dan ucapan hari raya oleh Ketua Umum The Jakmania,
54
diakhiri dengan bersalam-salaman yang dihadiri para pengurus
pusat The Jakmania.7
Halal bi Halal tidak hanya dilaksanakan oleh Badan
Pengurus Harian The Jakmania, The Jakmania Kordinator
Wilayah Tanah Tinggi juga mengadakan hal yang serupa. Akan
tetapi acara dibuat secara meriah dan mengundang masyarakat
umum, khususnya warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Acara
tersebut dilaksanakan bersama Majelis Taklim Nurul
Mahabbah, Majelis Taklim Istighosah, Majelis Taklim Al-
Yusrain pada;
hari/tanggal : 5 Agustus 2017
waktu : 19.00 – 23.00 WIB
tempat : Lapangan Bunderan, Kelurahan Tanah
Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta
Pusat
penceramah : 1. Sayyidil Walid Habib Ahmad bin
Hamid Maulal Aydid
2. Habib Ali bin Idrus al-Mahsyur8
b. Hari Raya Idul Adha
Hari raya ini identik dengan hewan kurban, di mana
pada hari tersebut dilaksanakan penyembelihan hewan.
Hewan kurban yang biasanya disembelih di Indonesia
yaitu; Sapi, Kerbau, dan Kambing. Dalam hal ini, Pengurus
Pusat The Jakmania memberikan satu ekor Kerbau untuk
7 Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum The Jakmania, 26 Maret 2018 8 Wawancara Pribadi dengan Korwil Tanah Tinggi, 19 Maret 2018
55
kurban di hari raya Idul Adha 1939 Hijriah. Penyembelihan
tersebut dilaksakan pada;
hari/tanggal : 31 Agustus 2017
waktu : 09.00 – 15.00 WIB
tempat : Masjid Al-Muhajirin
alamat : Jalan Ciremai Raya 248 A Perumas 2,
Bekasi9
c. Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hari lahir Nabi Muhammad SAW. atau biasa
disebut Maulid Nabi SAW. kerap kali diperingati di setiap
daerah di Jakarta. Dalam rangka memperingati HUT The
Jakmania Kebon Jeruk yang ke-18 tahun, kali ini panitia
penyelenggara HUT The Jakmania Kebon Jeruk
memperingati dengan cara keagaamaan, yaitu dalam bentuk
maulid Nabi Muhammad SAW. diadakan pada;
hari/tanggal : Minggu, 4 Maret 2018
waktu : 19.00-23.00 WIB
tempat : Jalan Pos Pengumben, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
penceramah : Habib Hanif al-Atthos (Ketua Front
Santri Indonesia)
tema acara : Tasyakur 18 Tahun The Jakmania
Kebon Jeruk dan Bangkitnya Persija
Jakarta10
9 Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum The Jakmania, 26 Maret 2018
56
d. Peringantan Isra’ Mi’raj
Dilaksanakan oleh Jakschool (The Jakmania
Shcool) bersama The Jakmania Pasar Rebo
hari/tanggal : Minggu 18 Maret 2018
waktu : 19.00-22.00 WIB
tempat : Sasana Krida, Aula Kelurahan
Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur
tema acara : Bersama membangun Regenerasi yang
Berakhlak Mulia11
7. Santunan Yatim
Aktifitas ini bukan yang jarang kita temui dalam sebuah
kelompok/organisasi. Namun, aktifitas Jakampus (The Jakmania
Kampus) tidak banyak masyarakat ketahui. Padahal setiap
tahunnya acara santunan Yatim ini selalu diagendakan ketika
momen buka puasa bersama. Santuan ini berlangsung pada;
hari/tanggal : Selasa, 20 Juni 2017
waktu : 16.00-17.00 WIB
tempat : Yayasan Kebagusan (Panti Sosial Asusahan
Anak)
alamat : Jalan Kebagusan Raya No. 5, Jakarta Selatan
Santunan Yatim juga dihadiri oleh beberapa pengurus pusat
The Jakmania, tanpa terkecuali ketua umum The Jakmania.
8. Tadarus Kitab Suci Al-Quran
10 Pengamatan langsung dengan The Jakmania Korwil Kebon Jeruk, 4 Maret 2018 11 Wawancara Pribadi dengan Korwil Pasar Rebo, 26 Maret 2018
57
Diadakan Oleh The Jakmania Kebon Jeruk dalam rangka
HUT The Jakmania Kebon Jeruk yang ke-18 Tahun. Aktivitas ini
tidak hanya dilakukan oleh anggota The Jakmania Kebon Jeruk,
sebuah komunitas The Jakmania Santri yang beranggotakan
pendukung Persija yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren juga
ikut berpartisipasi dalam agenda menuju HUT 18 Tahun The
Jakmania Kebon Jeruk. Tadarus ini dilakukan pada :
hari/tanggal : 1 Maret 2018
waktu : 16.00 – 18.00 WIB
tempat : Sekretariat Jakmania Santri
alamat : Jl. Kembangan Utara, Jakarta Barat12
9. Peringatan Haul
Peringatan Haul Ke 2 salah satu ulama ternama di Jakarta,
KH. M. Syarif Hidayat Mundjih (KH. Jenggot Naga) diadakan
dalam HUT The Jakmania Pondok Pinang yang ke-18 Tahun.
Aktivitas keagamaan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat
sekitar dan bekerjasama dengan pengurus Masjid. Acara ini
dilaksanakan pada :
hari/tanggal : Sabtu, 3 Maret 2018
waktu : 19.00 – 22.00 WIB
tempat : Masjid Al-Falah
alamat : Jln. Gebrug Raya RT 05/06, Pondok
Pinang, Jakarta Selatan
12 Wawancara Pribadi dengan Korwil Kebon Jeruk, 4 Maret 2018
58
penceramah : 1. Habib Husein bin Ali bin Thohir
2. Habib Ali bin Husein Assegaf
3. KH. M. Syahid Joban LC13
Dalam bab 2 dijelaskan, event merupakan suatu kegiatan yang diciptakan
untuk menarik perhatian publik, untuk menunjang suatu keinginan yang ingin
diciptakan oleh individu maupun kelompok yang melibatkan publik. Termasuk
kategori Event, aktivitas keagamaan ini dapat mengambil perhatian publik. Terbukti
beberapa tokoh masyarakat dan aparat setempat ikut hadir dalam aktivitas tersebut.
Setiap acara berjalan meriah dan sesak dipenuhi The Jakmania dan masyarakat
sekitar. Dalam acara tersebut juga selalu tampak ketua umum The Jakmania yang
mengikuti acara dari awal sampai akhir. Aparat setempat juga ikut hadir dari mulai
RT sampai Camat, dan juga kepolisian setempat. Acara berjalan tertib, tidak ada
gesekan sedikitpun, karena selain dari kepanitiaan The Jakmania, acara tersebut juga
dikawal oleh Laskar Pembela Islam (LPI), para komunitas dari Jawara Betawi, dan
Kordinator Lapangan (KORLAP) Pengurus Pusat The Jakmania. Mereka mengawal
dengan sukarela, tidak meminta biaya. Aktivitas ini menjadi bukti bahwa aktivitas
keagamaan sangat berperan dalam memperbaiki citra suporter. Semua kalangan dan
kelompok di luar The Jakmania menghadiri aktivitas keagamaan tersebut dan banyak
menaruh harapan yang baik kepada The Jakmania.14
Terkait aktivitas-aktivitas semacam ini, Mufti Agung Al-'Allamah Syaikh
Prof. Dr. 'Ali Jumu'ah pernah memberikan fatwanya yang isinya sebagai berikut :
memperingati hari-hari besar Islam merupakan hal yang baik selama tidak disertai
dengan perbuatan yang dilarang oleh Islam. Karena, terdapat dalil dalam Al-Qur'an
13 Wawancara Pribadi dengan Korwil Pondok Pinang, 3 Maret 2018 14 Pengamatan langsung dalam acara HUT ke-18 Tahun The Jakmania Kebon Jeruk, 4 Maret 2018
59
yang menyuruh agar kita mengingatkan orang-orang akan hari-hari Allah. Allah SWT
berfirman ;
رهم اموذك بأي للا
Artinya : "Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". (QS. Ibrahim 14 :
5).
Dengan adanya aktivitas keagamaan ini, The Jakmania secara sadar telah
mengingatkan hari-hari Allah Swt. sebagaimana yang dalam ayat al-Quran yang
disebutkan di atas. Karena agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung
ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi para penganutnya. Dengan
mengingatkan hari-hari Allah, berarti kita menuntun sesama manusia agar tetap
menjalankan perintah Allah SWT ditengah kehidupan dan aktivitas sehari-hari.
Dalam hal ini, agama yang dimaksud adalah agama Islam. Agama yang
diterima oleh manusia dari Allah SWT. melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.
B. Citra yang Terbentuk
Berdasarkan analisis penulis, citra yang terbentuk itu berdasarkan citra
yang baik dan buruk yang bersumber dari citra yang berlaku (current image).
Maksudnya The Jakmania bisa saja memperoleh citra yang baik dan buruk
dengan sesuai kejadian dan informasi yang didapat khalayak.
Dalam hal ini The Jakmania mendapatkan citra yang baik, karena
sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan yang dianalisis penulis, yaitu
aktivitas keagamaan. Sesuai dengan citra yang berlaku, aktivitas keagamaan
The Jakmania bernilai positif dari kalangan masyarakat karena citra yang
60
berlaku berdasarkan pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai
suatu organisasi.
Citra yang buruk perlahan hilang melalui aktivitas keagamaan The
Jakmania. Sesuai firman Allah Swt. dalam surat an-Nahl ayat 125 yang
berbunyi:
ة بيل رىبكى بلكمى ن إن ادع إلى سى ادلم بلت هيى أىحسى نىة وىجى وعظىة الىسى وىالمىبيله وىهوى أىعلىم بلمهتىدينى ل عىن سى رىبكى هوى أىعلىم بىن ضى
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. Berdasarkan ayat di atas, The Jakmania membuat aktivitas keagamaan
lantaran untuk membantah hal yang negatif yang pernah dilakukan, dengan
membuat hal positif lewat keagamaan. Sekaligus menunjukkan bahwa The
Jakmania tidak hanya dengan pemberitaan yang negatif. Akan tetapi di luar
sepak bola, The Jakmania juga menjalankan aktivitas keagamaan untuk
mendapatkan hikmah dan pelajaran yang baik. Citra yang baik juga dikemukakan oleh Bapak Camat Kebon Jeruk
dalam sambutannya di acara maulid Nabi Muhammad Saw yang diadakan The
Jakmania Kebon Jeruk; “Saya mendukung penuh bilamana ada acara-acara
positif seperti ini oleh The Jakmania. Apabila ada yang bisa Saya bantu, maka
insya Allah saya akan bantu untuk temen-temen The Jakmania. Misalnya ingin
61
menggunakan tempat kecamatan untuk tempat rapat atau apapun yang positif,
Saya akan fasilitasi”.15
Mendengarkan sambutan Bapak Camat, The Jakmania Kebon Jeruk
merasa senang dan akan menagih fasilitas yang bisa dipakai. Hasilnya setelah
menindaklanjuti tawaran Bapak Camat, The Jakmania Kebon Jeruk bisa
menggunakan ruang yang berada di Kantor Kecamatan Kebon Jeruk untuk
segala kegiatan positif. Sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surat An-
Nahl ayat 97 :
يىاة نه حى ر أىو أن ثىى وىهوى مؤمن ف ىلىنحيي ى الا من ذىكى ن عىملى صى مىهم أىجرىهم لىنىجزي ىن لونى طىيبىة وى انوا ي ىعمى ا كى ن مى بىحسى
Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan”. (QS. An-Nahl : 97)
Bahkan seorang Qori Internasional, KH. Mukmin Ainul Mubarak juga
memperlihatkan kesenangannya dalam mengisi acara The Jakmania
Cengkareng, bisa dilihat dalam unggahan poto di Intagram selama 4x berturut-
turut melalui akun pribadinya @mumin_mubarok. Salah satunya mengunggah
poto bersama Ketua Umum The Jakmania dengan status kalimat “Sareng
sesepuh The Jakmania Sholawatan”. Seorang tokoh agama mengunggah poto
berarti ada sesuatu yang ingin dikabarkan kepada dunia maya tentang
15 Camat Kebon Jeruk, Pengamatan Langsung, Sambutan di Acara HUT 18 Tahun The Jakmania
Kebon Jeruk, 5 Agustus 2017.
62
kebenaran dan kebaikan. Dengan unggahan poto tersebut, aktivitas keagamaan
The Jakmania dapat diketahui orang banyak, terlebih lagi pengikut akun
tersebut kebanyakan bukan dari anggota The Jakmania ataupun suporter sepak
bola.
Akan tetapi di sisi lain, berdasarkan hasil wawancara salah satu
masyarakat umum beranggapan bahwa citra yang baik ini belum sepenuhnya
terbentuk, dikarenakan aktivitas keagamaan ini tidak dilakukan secara terus-
menerus. Dia menilai citra positif ini hanya sementara, tidak akan selamanya
mendapatkan citra yang baik.
“The Jakmania itu kan suporter bola bukan remaja masjid atau
kelompok Rohis. Lagian juga acara-acara keagamaan enggak terus-
terusan kan? Cuma momen-momen aja. Soalnya baru-baru ini aja liat
dan denger acara-acara keagamaan dari The Jakmania, kemarin-
kemarin enggak pernah denger kabarnya”.16
Aktivitas keagamaan ini dianggap penting oleh Ketua Umum The
Jakmania, karena dengan aktivitas keagamaan ini menjadi penyeimbang
keseharian dan karakter sebagai suporter sepak bola yang kehidupannya penuh
dengan kebebasan di dalam stadion yang jauh dari norma-norma agama.
“Aktivitas keagamaan ini perlu dan penting, karena di tribun mereka
lepas. Teriak sebebasnya dengan bahasa apapun. Ini perlu diimbangi.
Bagaimana untuk mengatur diri dan menahan diri agar tidak gampang
emosi. Karena banyak mudharatnya”.17
Dalam uraian di atas, perhatian Ketua Umum The Jakmania ingin para
The Jakmania ikutserta dalam aktivitas keagamaan guna mengontrol diri
dalam kehidupan yang mendatang. Ketua Umum The Jakmania juga
16 Wawancara Pribadi dengan Leni, masyarakat Kebon Jeruk, 5 Maret 2018 17 Wawancara Pribadi dengan Ketua Umum The Jakmania, 10 Maret 2018
63
menyadari bahwa aktivitas di dalam stadion bisa menimbulkan mudharat, hal
itu dikhawatirkan apabila tidak ada kontrol. Dalam al-Quran surat Al-Isra ayat
7 dijelaskan ;
ت ن تم ألن فسكم إن أىحسى ن م أىحسى Artinya : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu
sendiri...”(QS. Al-Isra : 7)
Aktivitas keagamaan The Jakmania menjadi salah satu kontrol emosi
The Jakmania, karena yang sudah kita ketahui bahwa aktivitas keagamaan The
Jakmania selalu menghadirkan Ulama-ulama. Bahkan salah satu Ulama dari
kalangan Habaib, Habib Hanif Al-Atthos (Ketua Front Santri Indonesia)
dalam acara HUT ke-18 Tahun The Jakmania Kebon Jeruk, secara terang-
terangan berpesan agar The Jakmania senantiasa menjaga solatnya, menjaga
akhlaknya, dan selalu dengan Ulama. Siraman rohani selalu diberikan setiap
aktivitas keagamaan The Jakmania, maka dari itu Ketua Umum The Jakmania
menganggap aktivitas keagamaan The Jakmania itu penting.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam membangun dan melaksanakan aktivitas keagamaan, The Jakmania
mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam hal tersebut. Beberapa faktor
pendukung dan penghambat biasa terjadi dalam aktivitas, tidak terkecuali aktivitas
keagamaan.
64
Faktor Pendukung
1. Sumber Daya Manusia
Dalam aktivitas keagamaan ini, faktor pendukungnya adalah
sumber daya manusia. Dengan banyaknya anggota The Jakmania, aktivitas
keagamaan dapat berjalan sesuai dengan kinerja dalam kepanitiaan.
Apabila SDM sedikit, maka aktivitas akan agak sulit terlaksana karena
kinerja yang akan kurang maksimal. Banyaknya anggota The Jakmania
menjadikan aktivitas berjalan dengan rapih dan terstruktur. Selain itu ide-
ide pun banyak yang bermunculan sehingga konsep acara berjalan
menarik.
2. Uang Kas
Selain dari donatur, uang kas sangat berperan penting dalam
terselenggaranya aktivitas keagamaan, karena aktivitas ini sudah pasti
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bahkan beberapa aktivitas yang
tidak bekerjasama dengan sponsor itu memerlukan biaya dari uang kas.
Walaupun adanya donatur sponsor, pendanaan kegiatan belum mencukupi
pengeluaran-pengeluaran dari terselenggaranya aktivitas keagamaan
tersebut. Donatur yang dijelaskan dalam aktivitas keagamaan ini sifatnya
sukarela, tidak ada batas minimal. Begitu juga dengan sponsor, sponsor
yang ada dalam aktivitas keagamaan ini adalah toko-toko The Jakmania.
Sifatnya hanya mendukung, tidak membiayai. Mendukung dalam arti
memberikan sesuatu dalam bentuk barang untuk aktivitas keagamaan
tersebut.
65
3. Media Sosial
Media Sosial menjadi hal yang tidak terlupakan dalam
menyebarkan suatu peristiwa yang akan atau sudah dilakukan. Media
Sosial The Jakmania berperan aktif dalam mensosialisasikan aktivitas-
aktivitas keagamaan The Jakmania. Dengan menggunakan media sosial
resmi Pengurus Pusat The Jakmania (twitter, facebook, instagram, dan
youtube) yang dikelola oleh Infokom The Jakmania, aktivitas ini dapat
menyebarkan keseluruh penjuru Indonesia, bahkan sampai luar negeri.
Media yang paling disorot khalayak adalah Twitter dan Instagram Infokom
The Jakmania. Terbukti kedua akun tersebut memliki pengikut yang cukup
banyak, hingga mempunyai pengikut ratusan ribu akun di kedua akun
tersebut.
4. Bintang Tamu
Pengisi acara juga menjadi faktor pendukung aktivitas keagamaan
The Jakmania, dalam hal ini aktivitas yang menyertai penceramah. Panitia
penyelenggara selalu mengundang penceramah ternama yang sudah tidak
asing lagi. Tujuannya agar para hadirin tertarik dan berbondong-bondong
mengikuti acara-acara tersebut.18
5. Aparat Kepolisian dan Pemerintah
Dalam menyelenggarakan kegiatan yang menundang banyak
orang, sangatlah penting adanya kordinasi dengan pihak kepolisian terkait
perizinan. Aktivitas keagamaan The Jakmania terbilang ramai oleh massa,
18 Wawancara Pribadi dengan Aslam, Koordinator The Jakmania Kebon Jeruk, 4 Maret 2018
66
maka dari itu penting untuk berkordinasi guna kelancaran suatu kegiatan,
terlebih dalam bidang keamanan.
Dalam hal aktivitas-aktivitas keagamaan The Jakmania, pihak
kepolisian sangat mendukung dengan event yang diadakan, terbukti
perizinan tidak sesulit mengadakan event musik yang menghadirkan band-
band.
Dengan dukungan pihak kepolisian melalui perizinan, tidak
menutup kemungkinan pemerintah setempat ikut hadir dalam aktivitas
keagamaan The Jakmania. Terbukti Bapak Wakil Gubernur DKI Jakarta,
Sandiaga Uno ikut hadir dalam perayaan yang mengambil nuansa
keagamaan dalam memperingati HUT The Jakmania yang ke-20 tahun
yang diadakan di Monas, Jakarta Pusat.
Selain Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ketua RT, RW, Kelurahan,
dan Kecamatan juga ikut turut hadir dalam aktivitas keagamaan The
Jakmania yang dilakukan di beberapa tempat di Jakarta.19
Faktor Penghambat
Aktivitas keagamaan ini tidak sepenuhnya sukses, ada juga faktor yang
menghambat, walaupun aktivitas ini bernuansa keagamaan. Walaupun anggota
The Jakmania berjumlah puluhan ribu dan mayoritas beragama Islam, The
Jakmania yang hadir bisa dikatakan tidak sampai setengahnya dari jumlah
anggota The Jakmania secara menyeluruh. Berbeda dengan acara-acara musik,
The Jakmania selalu antusias apabila menghadiri acara- acara musik, dan
jumlah yang hadir lebih banyak daripada kegiatan keagamaan.
1. Berbeda Kepercayaan
19 Wawancara Pribadi dengan Diky Soemarno, Sekretaris Umum The Jakmania, 19 Maret 2018
67
Perbedaan kepercayaan yang di maksud di sini adalah
berbeda Agama, karena anggota The Jakmania juga masyarakat
yang mempunyai hak menganut Agama sesuai yang dipercayai.
Akan tetapi dalam hal ini, aktivitas keagamaan menjadi terhambat,
misalnya The Jakmania yang non-muslim tidak dapat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tadarus al-Quran, tahlilan, dan
majelis Dzikir serta Sholawat. Maka dari itu aktivitas keagamaan
The Jakmania terbilang tidak rutin, hanya dalam momen-momen
tertentu. Di sisi lain, The Jakmania adalah suporter Persija Jakarta
yang berdiri diatas semua golongan, suku, dan Agama.20
2. Kepentingan Pribadi
Dalam mengadakan aktivitas keagamaan, saat ini The
Jakmania tidak dapat terus-menerus mengadakan secara rutin.
Aktivitas keagamaan The Jakmania bersifat momentum, bukan
rutin secara terus-menerus. Hal ini dikarenakan dari para
pengurusnya juga mempunyai aktivitas dan kewajiban di luar The
Jakmania, mereka ada yang kesehariannya bekerja, sekolah, kuliah,
ataupun sudah berkeluarga. Selain itu, mereka menjadi The
Jakmania atas dasar ingin mendukung Persija Jakarta yang sudah
melekat menjadi hobi nonton langsung ke stadion. Jadi, untuk
kewajiban kesehariannya dan menonton langsung ke stadion itu
sudah banyak menyita waktu, terlebih lagi yang mempunyai
jabatan untuk mengurus organisasi The Jakmania, baik di Pengurus
Pusat maupun di wilayah masing-masing.
20 Wawancara Pribadi dengan Aslam, Koordinator Wilayah The Jakmania Kebon Jeruk, 4 Maret 2018
68
3. Event Musik
Kegiatan musik yang sudah menjadi kebiasaan sebelum
adanya aktivitas keagamaan menjadi ancaman dari aktivitas
keagamaan The Jakmania, karena acara musik yang menampilkan
band-band lebih menarik, terlebih lagi kegiatan musik dapat
dihadiri semua kalangan, tanpa terkecuali perbedaan kepercayaan.
Event musik juga diisi oleh band-band The Jakmania yang
lagu-lagunya sering dibawakan di stadion. Kegiatan ini terbilang
tidak banyak aturan, lebih bebas daripada aktivitas keagamaan The
Jakmania. Melihat kaula muda saat ini, terlebih lagi seorang
suporter sepak bola yang sering bersorak-sorai di stadion, acara
musik lebih diminati daripada aktivitas keagamaan.21
21 Wawancara Pribadi dengan Bung Ferry, Ketua Umum The Jakmania, 26 Maret 2018
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil identifikasi masalah dan hasil penelitian yang
telah peneliti lakukan didapatkan beberapa kesimpulan yang berkenaan
dengan aktivitas keagamaan The Jakmania dalam membentuk citra positif
suporter. Peneliti menemukan bermacam-macam aktivitas keagamaan The
Jakmania dalam membentuk citra positif suporter, antara lain :
1. Tabligh Akbar
2. Peringatan Hari-hari Besar Islam
3. Haul
4. Berbagi Takjil
5. Buka Puasa Bersama
6. Santunan Yatim
7. Tadarus Al-Quran
Aktivitas-aktivitas keagamaan The Jakmania selalu berjalan meriah.
Hadirin tidak hanya dari The Jakmania, bahkan masyarakat umum juga ikut hadir
pada setiap aktivitas keagamaan The Jakmania. Aktivitas keagamaan The
Jakmania juga sukses menarik perhatian publik sehingga media berita tidak jarang
memberitakan aktivitas keagamaan The Jakmania, baik media online atau media
cetak.
Berdasarkan analisis penulis, citra yang terbentuk itu berdasarkan citra
yang baik dan buruk yang bersumber dari citra yang berlaku (current image).
Maksudnya The Jakmania bisa saja memperoleh citra yang baik dan buruk dengan
70
sesuai kejadian dan informasi yang didapat khalayak. Dalam hal ini The Jakmania
mendapatkan citra yang baik, karena sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan yang dianalisis penulis, yaitu aktivitas keagamaan. Sesuai dengan citra
yang berlaku, aktivitas keagamaan The Jakmania bernilai positif dari kalangan
masyarakat karena citra yang berlaku berdasarkan pandangan yang dianut oleh
pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
Citra yang buruk perlahan hilang melalui aktivitas keagamaan The
Jakmania. Sesuai firman Allah Swt. dalam surat an-Nahl ayat 125 yang berbunyi:
ادلم نىة وىجى وعظىة الىسى ة وىالمى بيل رىبكى بلكمى بلت هيى ادع إلى سىبيله وىهوى أىعلىم بلمهتىدينى أىحسىن إن رىبكى هوى أىعلىم بىن ضىل عىن سى
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Berdasarkan ayat di atas, The Jakmania membuat aktivitas keagamaan
lantaran untuk membantah hal yang negatif yang pernah dilakukan, dengan
membuat hal positif lewat keagamaan. Sekaligus menunjukkan bahwa The
Jakmania tidak hanya dengan pemberitaan yang negatif. Akan tetapi di luar sepak
bola, The Jakmania juga menjalankan aktivitas keagamaan untuk mendapatkan
hikmah dan pelajaran yang baik. Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam membangun dan melaksanakan aktivitas keagamaan, The Jakmania
mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam hal tersebut. Beberapa faktor
71
pendukung dan penghambat biasa terjadi dalam aktivitas, tidak terkecuali aktivitas
keagamaan.
Faktor Pendukung
1. Sumber Daya Manusia
2. Uang Kas
3. Media Sosial
4. Bintang Tamu
5. Aparat Kepolisian dan Pemerintah
Faktor Penghambat
Aktivitas keagamaan ini tidak sepenuhnya sukses, ada juga faktor
yang menghambat, walaupun aktivitas ini bernuansa keagamaan.
Walaupun anggota The Jakmania berjumlah puluhan ribu dan mayoritas
beragama Islam, The Jakmania yang hadir bisa dikatakan tidak sampai
setengahnya dari jumlah anggota The Jakmania secara menyeluruh.
Berikut faktor-faktor penghambat aktivitas keagamaan The Jakmania :
1. Berbeda Kepercayaan
2. Kepentingan Pribadi
3. Event Musik
B. Saran
Secara keseluruhan aktivitas keagamaan The Jakmania dalam
membentuk citra suporter sudah cukup baik. Hampir semua daerah di Jakarta
72
mengadakan aktivitas keagamaan yang diadakan oleh The Jakmania. Namun
ada beberapa poin kelemahan/kekurangan yang perlu diperbaiki, diantaranya:
1. Perlu adanya bidang atau divisi khusus keagamaan, sejenis kelompok
rohis agar aktivitas keagamaan berjalan secara berkelanjutan, serta untuk
melihat bakat-bakat dari the Jakmania dalam bidang keagamaan
2. Aktivitas keagamaan perlu dilakukan seperti kajian kitab atau majelis
taklim sebagai bekal dan ilmu pengetahuan dalam bidang agama, sebagai
penyeimbang dan kontrol diri agar tetap pada ajaran Allah Swt.
3. Memberikan informasi yang sebenernya secara lengkap apabila ada
masyarakat umum (terutama orang sekitar kita) mengkonsumsi sebuah
berita yang kurang lengkap yang bernilai negatif.
72
DAFTAR PUSTAKA
A. Mursal, H.M. Thoha, et al, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Rajawali Press,
Jakarta, 1985
Amsal Bahtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas,(Jogjakarta: Kansius, 2008)
Any Noor,Manajemen Event, (Bandung: Alfabeta, 2013)
Bahrudin Nur tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan karya Ilmiah (proposal,
skripsi, dan tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel
Ilmiah, (Medan : Kencana, 2005)
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group,
2005)
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BahasaIndonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2004), cet. Ke- 3.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
EK. Imam Munawir, Azas-azas Kepemimpinan dalam Islam, Usaha Nasional, t.t.
Elvinaro Ardianto, Metode Penelitian Untuk Public Relations, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010)
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin (Jakarta:
Erlangga, 2003)
Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1993)
73
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005)
John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta
Hamidi,metedelogi penelitian dan teori komunikasi ( cet, 3; malang : UMM
Press,2010)
Hari Wahyudi, The Land Of Hooligans kisah para perusuh sepak bola,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2009)
Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspek Jilid I, (Jakarta: UI Press,
1979)
Hendro Puspito, OC, Sosiologi Agama, Kanisius, Jakarta, 1986
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994)
Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam
Mulia, 1989)
Nico Syukur Dister, Ofm., Pengalaman dan Motivasi Beragama : Pengantar
Psiokologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1988)
Pariatra Westra, et al. Ensiklopedi Administrasi, CV. Haji Masagung, Jakarta, t.t,
cet. IV
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Pengendalian,
Jilid Dua (Jakarta: Erlangga, 2005)
Poerwodarminto, W. J. S. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka
2003).
Putri Fitriani, “Pengaruh Kegiatan Corporate Social Responsibility Terhadap Citra
Perusahaan”, (Skripsi--Universitas Indonesia, 2012)
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Rriset Komunikasi, (Jakarta: 2007)
74
Rizal S. Nugroho, Pemain Kedua Belas, (Yogyakarta: EKSPRESI, 2013)
Samuel Soeltoe, Psikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI. 1982)
Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, Rajawali Press, Jakarta, 1989,
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010)
Trimanah, Jurnal Ilmiah Komunikasi, Vol. 3, No. 1, (Februari-Juli 2012)
Trimanah, “Reputasi Dalam Kerangka Kerja Public Relations”, Vol. 3, No. 1,
(Februari-Juli 2012)
Wahyuddin, achmad, M. Ilyas, M. Saifullah, z. Muhibbin, Pendidikan Agama
Islam, (Surabaya: GRASINDO, 2009)
Wulyo, Kamus Sosiologi, Rajawali Press, Jakarta, 1990
LAMPIRAN POTO
Majelis Dzikir HUT 20 Tahun The Jakmania di Monas
Peringatan Isra Miraj di Pasar Rebo
Halal Bi Halal di Tanah Tinggi
Santunan Anak Yatim di Panti Asuhan Buka Puasa Bersama di Kebon Jeruk
Pembagian Takjil di Lebak Bulus Majelis Solawat di Cengkareng
Halal bi Halal di Sekretariat The Jakmania Tabligh Akbar di Tanah Tinggi
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kebon Jeruk
HASIL WAWANCARA
Nama : Ir. Tauhid Indrasjarief
Jabatan : Pendiri The Jakmania dan Ketua Umum The Jakmania 2017-2021
Tempat : Sekretariat The Jakmania
Tanggal : 19 Maret 2018
Waktu : 17.00 s/d 17.30 WIB
Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Aktivitas Keagamaan The
Jakmania Dalam Membentuk Citra Positif Suporter
1. Sejak kapan kegiatan keagamaan di the Jakmania dilaksanakan?
Enggak rutin, Dulu pernah rutin waktu jaman gue ketua tahun 1998-2003,
setelah kita (Persija) juara 2001 mulai pengajian rutin. Awalnya tiap
minggu sering keliling ngaji ke korwil-korwil. Dan muncul ide perbulan
yang ngadain korwil, tapi tetep dana dibantu Pengurus Pusat the Jakmania
2. Seberapa penting kegiatan keagamaan untuk the Jakmania?
Perlu dan penting. Karena di tribun mereka lepas. Teriak sebebasnya dengan
bahasa apapun, yang kadang tidak bagus buat pendidikan anak-anak kita.
Banyak mudharatnyalah. Ini perlu diimbangi. Bagaimana untuk mengatur
diri dan menahan diri agar tidak gampang emosi.
3. Apa aja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan?
Waktu itu jaman gue cuma pengajian doang. Terus mulai ada santunan anak
yatim pas ketua jamannya Danang dan Qurban waktu hari raya Idul Adha
ada di setiap zaman
4. Adakah tokoh agama yang terkemuka yang mendukung kegiatan
keagamaan the Jakmania? Siapa?
Yang paling langganan Almarhum. Jenggot Naga, karena ada kedekatan
juga dari anggota kita, dan deket dengan sekretariat kita di lebak bulus, dan
ternyata beliau juga suka Persija, makanya kita pake beliau terus
5. Bagaimana tanggapan dan minat dari anggota the Jakmania tentang
kegiatan keagamaan?
Jujur peminatnya jauh lebih sedikit dibandingkan acara ulang tahun the
Jakmania yang ada panggung, ada musik. Tanggapan anggota biasa . Lebih
banyak minat acara hut the Jak
6. Adakah kegiatan keagamaan rutinnya? Dimana? Setiap hari apa?
Acaranya bagaimana?
Rutin waktu jaman gue. Tempatnya di korwil-korwil di setiap bulannya.
Setelah itu, jarang. Tapi ketika diadain, meriah. Acaranya ya tahlilan, terus
ada siraman rohaninya juga dari KH. Syarif Hidayat (Jenggot Naga)
7. Adakah masyarakat umum yang ikut serta? Apa tanggapan mereka?
Kita suka ngundang, apalagi pas jamannya ketua Riko karena pas jaman dia
sering ngadain pengajian pas ulang tahun. Bahkan manajemen juga. Dan
masyarakat umum sering juga dateng, walaupun enggak banyak
8. Kendala apa yang terjadi dalam kegiatan keagamaan?
Soal peminat. Peminatnya kurang kalo bulanan. Kalo sifat memperingati
sesuatu hal atau ada momentum pasti rame.
9. Adakah suatu kegiatan keagamaan yang belum terlaksanakan di the
Jakmania?
Tabligh Akbar. Tapi dalam waktu dekat ini insya Allah HUT The Jakmania
yang ke-20 kita adain acara itu. Kita adain besar, di Monas, terbuka untuk
umum. Yang pasti HUT tahun ini beda dengan sebelumnya, lebih agamis,
10. Bagaimana dampak aktivitas keagamaan dari masyarakat umum?
Dampak dari masyarakat umum ya bagus dan terbuka. Respon masyarakat
positif, di luar perkiraan mereka kalo The Jakmania ini ternyata punya
aktivitas keagamaan
11. Apa faktor pendukung dan penghambat aktivitas keagamaan the
Jakmania?
Faktor penghambatnya karena suporter bola. Dan kita gabung disini karena
bola (Persija), fokusnya lebih ke arah bola. Untuk kita mengambil kegiatan
di luar kegiatan rutin kita akan menyita waktu untuk personil kita. Karena
personil kita selain nonton bola, selain jadi pengurus the Jakmania kan
punya kegiatan masing-masing
HASIL WAWANCARA
Nama : M. Aslam
Jabatan : Koordinator Wilayah The Jakmania Kebon Jeruk
Tempat : Kediaman Aslam
Tanggal : 4 Maret 2018
Waktu : 19.00 s/d 19.30 WIB
Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Aktivitas Keagamaan The
Jakmania Dalam Membentuk Citra Positif Suporter
1. Sejak kapan kegiatan keagamaan di the Jakmania dilaksanakan?
Dari dulu udah ada, kayak santunan, buka puasa bersama, pengajian
bulanan, tp emang ga rutin. Kalo ada momen2 aja. Dan ga banyak orang
tau, paling anak the Jak aja yang tau.
2. Seberapa penting kegiatan keagamaan untuk the Jakmania?
Penting sih. Karna buat pegangan kita juga. Karna kita kan suporter, perlu
lah siraman rohani dan nasehat-nasehat agama.
3. Apa aja kegiatan keagamaan yg dilaksanakan?
Banyak sih, peringatan maulid, isra miraj, buka puasa bersama, jakmania
bersolawat
4. Adakah tokoh agama yg terkemuka yang mendukung kegiatan
keagamaan the Jakmania? Siapa?
Ada dulu, sekarang udah almarhum, namanya Kiyai Jenggot Naga. Beliau
juga sebagai guru tetap The Jakmania. Kalo sekarang belom ada karena
aktivitas rutinnya juga belom ada. Tapi kalo yang mendukung aktivitas ini
sih banyak, dari ulama dan habaib. Kayak Habib Hanif (Ketua Front Santri
Indonesia) menantunya Habib Riziq, beliau antusias banget diundang
sebagai penceramah. Beliau juga minta tukeran sorban ama syal Persija.
5. Bagaimana tanggapan/minat dr anggota the Jakmania tentang
kegiatan keagamaan?
Tanggapan anggota ya positif, yang dateng juga banyak, walaupun
banyakan waktu ngadain acara musik. Tapi buat sekelas suporter ya banyak
lah
6. Adakah kegiatan keagamaan rutinnya? Dimana? Setiap hari apa?
Acaranya bagaimana?
Kalo kegiatan rutin di Kebon Jeruk sih belom ada, di pusat juga belom ada.
Tapi kalo ada acara2 kita pasti rutin menyantuni anak yatim dan manggil
ustadz buat ngisi tausiah
7. Adakah masyarakat umum yg ikut serta? Apa tanggapan mereka?
Ada, kayak kemaren acara HUT 18th The Jakmania Kebon Jeruk. Banyak
masyarakat umum yang hadir. Dari RT sampe Camat alhamdulillah pada
dateng. Terus dari jawara betawi ama LPI FPI ikut ngejaga acara.
Alhamdulillah Tanggapan masyarakat umum positif dan bagus-bagus
8. Bagaimana harapan dr kegiatan keagaman ini?
Harapannya sih biar anak-anak lebih baik lagi, secara sikap dan biar lebih
bisa ngontrol diri, biar gak emosian juga. Dan masyarakat juga lebih respek
9. Apa faktor penghambat dan pendukung kegiatan keagamaan the
Jakmania?
Faktor penghambat sih paling masalah anggota yang berbeda kepercayaan,
kan enggak mungkin juga yang nonmuslim ikut solawatan atau tahlilan,
apalagi baca al-Quran, kita menghormati juga, walaupun itu acara dia juga
tapi enggak kita paksa buat ikutserta.
Kalo faktor pendukungnya ya masyarakat setempat dan pihak kepolisian.
Izin tempat lebih gampang daripada acara musik. Anggota juga, semakin
banyak anggota aktif, semakin enak buat saling ngebantu acara. Terus uang
kas juga, karena kan kalo acara keagamaan, sponsor jarang ada yang minat.
Jadi uang kas berperan penting buat kebutuhan acara.
HASIL WAWANCARA
Nama : Leny Astriani
Pekerjaan : Karyawan
Tempat : Senayan
Tanggal : 10 Maret 2018
Waktu : 19.00 s/d 19.30 WIB
Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Aktivitas Keagamaan The
Jakmania Dalam Membentuk Citra Positif Suporter
1. Apa sih yang diketahui tentang sepak bola Indonesia dan suporternya?
Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di Indonesia. Olahraga
ini dimainkan pada semua tingkatan, dari anak-anak, laki-laki, muda hingga
setengah baya.
Suporternya adalah orang yang bener-bener suka banget sama bola sampe
uangpun tIdak menjadi masalah untuk mendukung tim sepak bola yang
digemari.
2. Bagaimana pandangan tentang suporter Sepak Bola Indonesia?
Khususnya The Jakmania?
The jak yaa.. maaf ni ya, kalo boleh jujur si ya pandangan awalnya rusuh,
soalnya beritanya seringnya kayak gitu. Tapi The Jakmania menampilkan
sisi lain dari sebuah fanatisme. Tidak hanya secara kasat mata terlihat
dampaknya, tetapi sebenarnya juga fanatism dalam hal ini ingin
memperlihatkan bagaimana identitas budaya mereka, serta bagaimana
mereka berkomunikasi dengan kelompoknya maupun kelompok lain.
Individu yang tergantung terhadap kelompok mereka, menganggap hal itu
sebagai pusat tujuan mereka, merasakan solidaritas yang besar. Salut setiap
Persija main dimanapun selalu ada The Jakmania sampai keluar negeri di
jabanin.
3. Pernah ngeliat langsung atau lewat berita tentang kerusuhan suporter?
Khususnya the Jakmania
Kalo langsung belom pernah, Cuma lewat berita aja
4. Apakah pernah mendapat informasi bahwa the Jakmania membuat
aktivitas keagamaan? Tanggepan gimana tentang kegiatan itu?
Tau sih, dari spanduk-sapnduk di lampu merah RS. Medika Permata Hijau,
waktu itu acara Maulid Nabi ya. Bagus itu, hal positif, selain acara
ngedukung Persija, tapi juga mikir akhirat.
5. Aktivitas keagamaan seperti yang diketahui bisa mengubah citra
suporter atau tidak? Berikan alasan
Enggak, The Jakmania itu kan suporter bola bukan remaja masjid atau
kelompok Rohis. Lagian juga acara-acara keagamaan enggak terus-terusan
kan? Cuma momen-momen aja. Soalnya baru-baru ini aja liat dan denger
acara-acara keagamaan dari The Jakmania, kemarin-kemarin enggak pernah
denger kabarnya
6. Apakah berminat ikutserta keagamaan The Jakmania?
Ya kalo deket rumah dan lagi gak ada kesibukkan kenapa enggak?! Apalagi
kalo penceramahnya yang lagi ngetren kayak Ustadz Abdul Somad, insya
Allah ikut. Tapi kalo terbuka umum ya.
Tapi mesti ada temennya juga sih buat hadir. Soalnya kan disitu pasti
kebanyakan anak the Jak.
7. Pesan untuk the Jakmania kedepannya?
Kalo bisa aktivitas keagamaannya dirutinin, jangan cuma ada momen aja,
insya Allah kalo rutin citra baiknya bertahan lama.
Terus semoga The Jakmania tetap kompak dan tidak cepet kepancing emosi,
biar gak berantem.
HASIL WAWANCARA
Nama : Taufiq Arsiansyah S. S.I
Pofesi : Wartawan Koran Jawa Pos
Tempat : Kantor Jawa Pos
Tanggal : 30 Mei 2018
Waktu : 21.00 s/d 21.30 WIB
Keterangan : Wawancara untuk penelitian skripsi Aktivitas Keagamaan The
Jakmania Dalam Membentuk Citra Positif Suporter
1. Apa yang anda ketahui tentang sepak bola Indonesia dan suporternya?
Sepak bola Indonesia adalah sebuah pesta dan hiburan rakyat yang paling
popular di Indonesia. Sebuah hiburan yang terbagi dalam beberapa kasta.
Dan di tiap-tiap kasta itu, kemeriahan atmosfernya tetap sama karena animo
masyarakat Indonesia untuk menyaksikan pertandingan sepak bola sangat
tinggi.
2. Bagaimana pandangan (citra) tentang suporter Sepak Bola Indonesia?
Khususya The Jakmania?
Menurut pandangan saya, citra The Jakmania saat ini sudah bagus. Mereka
banyak mengadakan kegiatan positif. Misalnya, saat Ramadan. Mereka
berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. Salah satu acara yang rutin
dilakukan adalah membagikan takjil dan menyantuni anak yatim. Berbagai
kegiatan positif itu menjadi bukti bahwa aktivitas sebuah perkumpulan
suporter tidak hanya selalu berada di tribun untuk mendukung tim
kebanggaannya berlaga. Mereka juga bisa terjun ke masyarakat untuk
mengadakan kegiatan sosial.
3. Sebelum adanya aktivitas tersebut, bagaimana pandangannya?
Sejatinya Jakmania tetap memiliki citra positif. Sebab, Jakmania didirikan
untuk mendukung sebuah tim sepak bola asal Jakarta, yaitu Persija Jakarta.
Memang, dalam dinamika perjalanannya, ada beberapa kejadian kelam
yang dialami Jakmania. Misalnya, pada tahun 2016, Jakmania terlibat
bentrokan dengan polisi di Gelora Bung Karno. Tapi, sejak kejadian itu,
Jakmania belajar untuk kembali memperbaiki citranya di mata masyarakat.
Dan, itu berhasil.
4. Apakah pernah melihat langsung kerusuhan yang terjadi pada the
Jakmania?
Ya, pada tahun 2016. Saat itu, Persija bertanding melawan Sriwijaya di
Gelora Bung Karno. Kebetulan saya meliput peristiwa itu secara langsung
5. Lebih sering meliput yang positif/negatif?
Balance sih. Tergantung apa yang mereka perbuat. Kalau mereka sedang
melakukan hal positif, tentunya harus diliput sebagai bentuk support.
Sebaliknya, kalau mereka sedang melakukan perbuatan buruk, harus dilibut
sebagai bentuk teguran. Menurut saya, itulah fungsi media sebagai alat
kontrol.
6. Untuk akhir-akhir ini (khususnya tahun ini) lebih sering meliput yang
positif/negatif?
Tahun ini tentu positif. Karena tahun ini hampir tidak ada perbuatan negatif
tentnag Jakmania.
7. Hampir, berarti ada yang negatif. itu tentang kerusuhan/pelanggaran?
Hal-hal kecil. Kerusuhan di Bantul. Tapi itu kan pemicunya karena
Jakmania diserang, bukan yang menyerang.
8. Apakah pernah meliput aktivitas keagamaan the Jakmania?
Pernah, waktu ulang tahun Jakmania yang ke-20 di Monas
9. Aktivitas keagamaan bisa gak sih ngebentuk citra positif? Jelaskan!
Sudah pasti bisa. Aktivitas keagamaan membuat individu seseorang
menjadi dekat dengan tuhan. Karena itu, secara kelompok, aktivitas
keagamaan yang dilakukan Jakmania bisa membuat masyarakat menilai
bahwa mereka adalah kelompok suporter yang dekat dengan tuhan
10. Harapan buat the Jakmania kedepannya?
Di dalam tribun stadion, saya berharap semoga Jakmania bisa terus
memberikan dukungan secara positif untuk The Jakmania. Di luar tribun,
saya berharap Jakmania bisa menjadi suporter yang dicintai masyarakat.