BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR...

13
Panti Kanker di Yogyakarta __Rony Haryono__21.02.0950__ 1 Gambar 1.1 Pemeriksaan awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia akhir ini, sedikit banyak mengubah pandangan hidup masyarakat. Dari pola beraktifitas, kinerja yang mengejar target, udara yang dihirup, juga pola makan yang sembarangan menyebabkan berkurangnya tingkat kesegaran dalam tubuh. Hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya tingkat kekebalan dalam tubuh. Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit kanker. Dari cara perkembangannya, penyakit jarang dapat dideteksi sejak gejala awal. Hal ini dikarenakan sebagian besar orang tidak menyadari bahwa dalam diri ada dan tumbuh sel hidup yang sedikit banyak dapat menyebabkan penyakit kanker. Para ahli mengatakan bahwa penyakit ini terkadang tidak ada hubungannya satu dengan yang lain. Selain itu juga tidak semua penyakit kanker dapat tampak dari luar saja, melainkan menyerang organ dalam tubuh seperti penyempitan saluran darah ke jantung, selaput otak, dan lain sebagainya. Kanker merupakan penyakit multikausal 1 . Kanker berasal dari kata Yunani, karlinos 2 . Kanker merupakan sebuah penyakit yang diduga telah dikenal sejak 2000 tahun SM, seperti yang tertera dalam hikayat Sri Rama tentang penyakit yang diderita oleh Raja Dasarata (Soeripto, 1990). Uraian tentang tumor juga telah ditemukan kira-kira 1500 tahun SM pada berbagai papyri di Mesir, demikian juga di perpustakaan Nirvive, Babilonia pada tahun 800 SM telah ditemukan tentang uraian tentang tumor payudara pada wanita.Penelitian dan pengetahuan tentang kanker terus berkembang hingga Hypocrates (625-690 SM) memberi nama karkinoma dan karkinos untuk kanker, kemudian Galen yang hidup pada 131-201 SM telah membagi tumor kedalam beberapa jenis dan telah mengetahui proses 1 Multikausal adalah banyak penyebab. (Jong, 2004) 2 Karlinos adalah udang karang, yang merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu dengan yang lainnya. (Jong, 2004)

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

1

Gambar 1.1 Pemeriksaan awal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia akhir ini, sedikit banyak mengubah pandangan hidup

masyarakat. Dari pola beraktifitas, kinerja yang mengejar target, udara yang

dihirup, juga pola makan yang sembarangan menyebabkan berkurangnya tingkat

kesegaran dalam tubuh. Hal ini merupakan salah satu

penyebab menurunnya tingkat kekebalan dalam tubuh.

Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat

ini ialah penyakit kanker. Dari cara perkembangannya,

penyakit jarang dapat dideteksi sejak gejala awal. Hal ini

dikarenakan sebagian besar orang tidak menyadari bahwa

dalam diri ada dan tumbuh sel hidup yang sedikit banyak

dapat menyebabkan penyakit kanker. Para ahli mengatakan bahwa penyakit ini

terkadang tidak ada hubungannya satu dengan yang lain. Selain itu juga tidak

semua penyakit kanker dapat tampak dari luar saja, melainkan menyerang organ

dalam tubuh seperti penyempitan saluran darah ke jantung, selaput otak, dan lain

sebagainya.

Kanker merupakan penyakit multikausal1. Kanker berasal dari kata Yunani,

karlinos2. Kanker merupakan sebuah penyakit yang diduga telah dikenal sejak

2000 tahun SM, seperti yang tertera dalam hikayat Sri Rama tentang penyakit

yang diderita oleh Raja Dasarata (Soeripto, 1990). Uraian tentang tumor juga telah

ditemukan kira-kira 1500 tahun SM pada berbagai papyri di Mesir, demikian juga

di perpustakaan Nirvive, Babilonia pada tahun 800 SM telah ditemukan tentang

uraian tentang tumor payudara pada wanita.Penelitian dan pengetahuan tentang

kanker terus berkembang hingga Hypocrates (625-690 SM) memberi nama

karkinoma dan karkinos untuk kanker, kemudian Galen yang hidup pada 131-201

SM telah membagi tumor kedalam beberapa jenis dan telah mengetahui proses 1 Multikausal adalah banyak penyebab. (Jong, 2004) 2 Karlinos adalah udang karang, yang merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu dengan yang lainnya. (Jong, 2004)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

2

Gambar 1.2 Perkembangan sel kanker

metastase dan penyebab terjadinya kanker. Pada jaman Renaisance, buku-buku

kedokteran telah mengandung pelajaran tentang

kanker. Setelah ditemukannya mikroskop serta

penemuan teori tentang sel, dikembangkanlah

patologi modern yang menjadi dasar klasifikasi

tumor. Pada abad 20 teori tentang DNA, RNA, virus

dan genetika telah digunakan untuk menerangkan

teori onkogenesis dan penyebab tumor.

Menjelang tahun 1990-an penderita kanker di

Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal

ini dapat dilihat dari banyaknya penderita kanker

yang meninggal dunia dari tahun 1996 sampai 1999

terus meningkat. Sampai sekarang, penyakit kanker

menempati urutan ke enam dalam penyebeb

kematian. Sumber data dari ASEAN Neurological

Association (ASNA) menyebutkan, selama kurun

waktu enam bulan, dari Oktober 1996 hingga Maret 1997, terdapat 2,065 pasien

kanker yang terdaftar di 28 Rumah Sakit yang mewakili daerah dengan populasi

padat di Indonesia, 13 Rumah Sakit berlokasi di Jawa, Sumatera dan Jakarta.

Secara nasional, penduduk yang pernah didiagnosa menderita sakit kanker

sebanyak 1,26% dari jumlah penduduk Indonesia. Dilihat menurut daerah tempat

tinggal, penduduk perkotaan sedikit lebih besar presentase terjangkit penyakit

kanker dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Presentase penduduk yang

pernah menjalani pengobatan atau perawatan penyakit kanker sebesar 0,44% dan

yang tidak pernah 97,34% dari jumlah penduduk yang didiagnosis kanker. Pola ini

terjadi baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan (BPS, 2005).

Seiring berkembangnya teknologi dan pengetahuan di bidang kedokteran,

anggapan bahwa penyakit kanker tidak dapat disembuhkan menjadi tidak benar.

Kanker dapat disembuhkan, apalagi sebagian besar teknologi tersebut telah dapat

dilaksanakan di Indonesia. Kemungkinan untuk sembuh selalu ada bila

pengobatan penyakit kanker dilakukan dengan benar dan ditemukan pada stadium

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

3

awal. Walaupun pengobatan tiap jenis kanker berbeda satu sama lainnya. Di

Indonesia, pengobatan dan penatalaksanaan penyakit kanker sudah mulai

mendapat perhatian dari pemerintah, salah satunya dengan didirikannya Rumah

Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta sebagai Pusat Rujukan Nasional Penyakit

Kanker pada tahun 1990

Pernah di diagnosis menderita kanker Perawatan/pengobatan penyakit kanker

Propinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan +

Perdesaan

Perkotaan Perdesaan Perkotaan +

Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Nangroe Aceh

Darussalam

Sumateran Utara

Sumatera Barat

Riau

Jambi

Smatera Selatan

Bengkulu

Lampung

Bangka Belitung

DKI Jakarta

Jawa Barat

Jawa Tengah

DI Yogyakarta

Jawa Timur

Banten

Bali

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Gorontalo

Maluku

1,08

1,83

2,78

1,30

1,19

1,57

1,88

2,54

2,27

2,47

1,45

1,49

2,31

1,83

0,94

0,97

1,25

0,66

1,17

1,09

0,99

1,72

2,42

1,92

2,10

1,95

4,02

0,45

0,77

1,31

1,64

0,37

0,49

0,68

0,57

1,09

0,67

-

0,66

0,98

1,79

0,89

0,80

1,28

1,39

1,01

0,78

0,51

0,65

1,17

1,68

2,17

1,14

0,78

1,74

-

0,86

1,54

2,00

0,80

0,70

0,99

0,95

1,42

1,36

2,47

1,08

1,20

2,10

1,29

0,88

1,12

1,34

0,95

0,90

0,68

0,78

1,48

1,97

2,12

1,44

1,05

2,37

0,14

0,54

0,48

0,35

0,47

0,60

0,16

0,94

0,20

0,28

1,09

0,38

030

0,51

0,43

0,77

0,09

0,45

-

0,20

0,54

0,28

0,47

0,40

-

0,56

0,39

1,34

-

0,49

0,91

0,82

0,25

,025

0,34

-

0,30

0,45

-

0,28

0,22

0,51

0,50

0,13

0,51

1,00

0,47

0,14

0,64

0,37

0,39

0,76

0,65

0,63

0,56

0,17

-

0,51

0,71

0,67

0,35

0,35

0,27

0,28

0,28

0,38

1,09

0,33

0,26

0,51

0,47

0,49

0,30

0,80

0,39

0,16

0,61

0,34

0,43

0,62

0,51

0,61

0,52

0,50

-

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

4

Maluku Utara

Papua

0,49

1,44

0,33

0,14

0,37

0,46

-

0,48

0,33

0,41

0,24

0,43

Indonesia 1,68 0,93 1,26 0,47 0,42 0,44

Tabel 1.1.

Persentase Penduduk yang Pernah di diagnosis dan Menjalani Perawatan atau Pengobatan

Penyakit Kanker Selama 1 tahun terakhir menurut Propinsi, dan Daerah Tempat Tinggal

Sumber : Statistik Kesehatan 2005, Biro Pusat Statistik Propinsi D.I.Y.

Propinsi Jakarta sendiri merupakan propinsi tertinggi dalam presentase

penderita kanker. Propinsi Yogyakarta sendiri memiliki presentase yang tidak

sedikit, dengan jumlah tersebut diharapkan adanya penanganan medis pada satu

propinsi tertentu. Dari beberapa rumah sakit yang ada di Yogyakarta yang

menangani penyakit kanker secara lebih khusus hanyalah Rumah Sakit Sardjito.

Sedangkan rumah sakit besar lainnya hanya melakukan penanganan bedah saja,

ketika penyakit tersebut membutuhkan operasi sebagai penanganan tindak lanjut

dari penyakit yang ada di dalam tubuh.

Mengapa di Yogyakarta ?

Pada tahun 2005 tercatat persentase penduduk Provinsi D.I.Yogyakarta

yang pernah di diagnosis menderita sakit kanker mencapai 2,10% (perkotaan dan

pedesaan) atau + 71.085 jiwa, sedangkan yang menjalani perawatan atau

pengobatan penyakit kanker hanya 0.51% atau + 17.265 jiwa (BPS, 2005). Dari

data tersebut maka tidak sedikit dari masyarakat kota Yogyakarta yang berindikasi

terkena penyakit kanker. Di Yogyakarta terdapat 29 Rumah Sakit, dan tidak

semuanya dapat menangani penderita kanker. Rumah Sakit Sardjito, menyediakan

poli Tulip menjadi poli khusus rujukan bagi penderita kanker di Yogyakarta dan

sekitarnya. Akan tetapi di poli Tulip tersebut hanya melayani proses medisnya

saja (misalnya: cek darah, proses pembedahan/operasi, kemoterapi yang di jalani

rutin bagi si pasien, serta proses rehabilitasi kesembuhan), sedangkan tempat

rawat inap pasien kanker, jadi satu dengan pasien penderita penyakit lainnya. Hal

ini secara tidak langsung dapat membuat rasa tidak nyaman bagi pasien penyakit

kanker itu sendiri. Selain itu di Yogyakarta juga terdapat Yayasan KuÇala dan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

5

Yayasan Kanker Indonesia yang hanya melayani konsultasi tentang penyakit

kanker akan tetapi tidak melakukan perawatan lanjut.

Untuk pasien dengan stadium lanjut bahkan yang sudah terminal

(kankernya sudah menyebar) kebanyakan mereka menjalani hospice3 / home

care4. Terkadang bagi mereka yang sudah stadium lanjut ini selalu mengalami

tekanan mental yang menjadi pikiran penderita yakni stres dan depresi karena

penyakit mereka sudah tidak dapat disembuhkan lagi penyebarannya. Sebagian

besar dari pasien yang sudah mencapai tahap ini, mulai ragu untuk memiliki

kehidupan lagi. Terkadang pula penderita pada stadium lanjut akan lebih cepat

meninggal dunia karena tekanan mental tersebut. Sebuah rumah sakit justru akan

memberikan beban hidup bagi dirinya, karena ketidakyakinan akan kesembuhan

penyakit.

Apakah yang dirasakan orang yang datang (pasien ataupun pengunjung) ke

Rumah Sakit?

Dalam berbagai aspek baik pengunjung maupun si pasien selalu

mengalami hal yang sama, yakni kecemasan, ketakutan, dan keragu-raguan. Hal

ini bisa kita rasakan dengan bangunan semuanya yang berwarna putih, semua

petugas medis yang mengenakan pakaian putih, dinding yang berlapiskan keramik

putih, bau obat-obatan yang menyengat, teriakan dan jeritan sayup terdengar dari

lorong-lorong, orang-orang diatas kursi roda yang lalu lalang menambah tingkat

strees si pasien bertambah, bukannya sembuh malah bisa bertambah parah.

Menciptakan sebuah bangunan kesehatan yang tidak layaknya seperti rumah sakit.

Akan tetapi tetap mengunakan pola standart yang secara medis digunakan dalam

rumah sakit. Merencanakan “rumah sakit” (rumah untuk orang sakit) yang tidak

seperti rumah sakit. Tekanan mental menjadi salah satu bagian yang dapat

mempengaruhi emosi pasien. Stress dan depresi menjadi hal biasa yang terbawa

selama penyakit itu masih menempel di tubuhnya. Sebagian besar pengaruh

3 Hospice adalah tempat perawatan dimana suatu periode yang memberikan kelegaan, ketenangan dan kedamaian. 4 Home care adalah suatu perawatan di rumah pasien dengan tim medis mengunjungi rumah pasien tiap beberapa hari sekali untuk mengkontrol riwayat keadaan pasien.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

6

tingkat stress dan depresi ini akan mempercepat penyebaran penyakit dan

meningkatnya stadium penyakit seseorang. Banyak pasien yang sudah kehilangan

harapan hidupnya jika dia sudah mencapai tahap tersebut.

Terapi dan relaksasi bagi si pasien sedikit banyak dapat membantu mereka

meraih lagi harapan hidupnya. Banyak metode yang ditawarkan guna membantu

para pasien, baik yang dilakukan sendiri maupun dengan bantuan alat bantu

(misalnya : aeroterapi, sun terapi, water terapi, colour and music terapi).

Terkadang tekanan stress dan depresi ini dapat membuat pasien tidak fokus pada

penyakitnya dan berpikir kemana-mana dengan harapan yang negatif. Maka dari

itu, menawarkan sebuah Panti perawatan yang dapat menampung penderita

kanker di Yogyakarta dengan berbagai aspek yang mendukung kinerjanya.

Dengan berpedoman pada penciptaan ruangan yang terapis serta dapat

memberikan kenyamanan secara psikis bagi si pasien. Dengan kondisi ini

menyebabkan banyaknya penderita kanker yang hanya mendapatkan penangganan

medis secara umum saja. Dengan adanya panti ini diharapkan dapat memberikan

wadah guna membantu proses penyembuhan dan pemulihan penyakit kanker

tersebut baik secara medis maupun dengan berbagai metode terapi dan relaksasi.

Selain fasilitas yang memadai dan kinerja dokter yang tepat dalam penanganan,

letak bangunan dan pola dasar peruangan yang diterapkan juga menjadi salah satu

faktor penentu kesembuhan seorang pasien. Ketenangan, kenyamanan, dan

dorongan motivasi untuk sembuh menjadi salah satu upaya yang harus

diperhatikan. Sesorang yang mengalami penyakit kanker ini sebagian besar

mengalami depresi dan stres yang tinggi sehingga diperlukan sebuah ruangan

yang secara medis pun dapat menyembuhkan.

Pemilihan warna, tekstur, dan aroma yang mendukung batin atau psikis si

pasien dapat mempercepat kesembuhan. Kebutuhan akan suasana yang homy5

menjadi salah satu landasan perancangan yang natinya akan digunakan. Hal ini

diberikan pola penataan peruangan yang memberikan visualisasi yang tenang.

5 Hony adalah penciptaan suasana bangunan yang layaknya rumah sendiri.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

7

FASILITAS FUNGSI KETERSEDIAAN di RS

di D.I.Y. KETERANGAN

1. Utama

- UGD (Unit Gawat

Darurat)

- ODC (One Day

Care)

- Rawat Jalan

(Poliklinik)

- Rawat Inap

- UPI (Unit

Perawatan Intensif)

- Unit Bedah Kanker

- Pusat Rehabilitasi

- Unit Daignostik

Non Invasif

- Medical Check Up

Pertolongan pertama pada

situasi gawat

Perawatan khusus untuk

pasien yang tidak perlu

rawat inap.

Pemeriksaan untuk

mengetahui kondisi pasien,

pembuluh darah, konsultasi,

evaluasi,dll.

Perawatan semi intensif,

untuk gangguan penyakit

yang sudah stabil.

Perawatan intensif bedah

dan yang membutuhkan

pemantauan ketat

Proses bedah/operasi kanker

Bagi siapa saja yang

berisiko penyakit kanker

dan setelah operasi

Pemeriksaan diagnostik

kanker lanjut secara lebih

detail dan akurat dengan

peralatan canggih.

Pemeriksaan medis bagi

semua yang berisiko

penyakit kanker

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Tidak Ada

Ada

Tersedia secara umum

Tersedia untuk beberapa

RS, namun ada pula yang

dialihkan ke Rawat Inap.

Tersedia secara umum

Tersedia secara umum

Belum terfasilitaskan

dengan baik dan lengkap

Belum terfasilitaskan

dengan baik dan lengkap

Belum terfasilitaskan

dengan baik dan lengkap

Belum tersedia

Tersedia secara umum

2. Penunjang

- Laboratorium

- Radiologi

- Apotik

Pemeriksaan hematologi,

hemostasis, imunologi,

urinalisa, faeces,dll.

Pemeriksaan non kontras

dan kontras

Menyediakan berbagai jenis

obat untuk pengobatan

penyakit kanker

Mengevaluasi, mendeteksi

Ada

Ada

Ada

Belum terfasilitaskan

dengan baik dan lengkap

Tersedia secara umum

Belum terfasilitaskan

dengan baik dan lengkap

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

8

Gambar 1.3. Sirkulasi dan perpaduan warna

- MSCT Scan dan memerikan gambaran

secara detail

Ada

Tersedia secara umum

Tabel 1.2.

Perbadingan Fasilitas Ideal untuk Pelayanan dan Pengobatan Kanker dengan Ketersediaan

di Rumah Sakit-Rumah Sakit di D.I.Yogyakarta

Sumber : Statistik Kesehatan 2005, Biro Pusat Statistik Propinsi D.I.Y.

Keluar dari nuansa serba “putih”

Apabila ada warna merah atau biru yang bisa

memberikan semangat hidup, atau warna hijau yang

memberikan nuansa ketenangan. Kenapa harus

mempertahankan selalu dengan warna dasar putih.?

Mungkin dengan tawaran yang lebih bervariasi akan

menciptakan sebuah nuansa yang lebih dinamis, tetapi

tetap tidak meninggalkan hakekat dari panti kesehatan

yakni: sehat, steril, bersih, dan nyaman. Penataan pola

jalur sirkulasi dalam bangunan pun diharapkan dapat

memberikan pengalaman ruang yang berbeda-beda

dalam tiap aksesnya. Hal ini saya tawarkan dengan pola

sirkulasi yang flow atau mengikuti arus yang santai,

sehingga terkesan lebih nyaman dan mengalir. Dengan

menggunakan elemen garis dan bentuk yang tidak kaku

(lurus dan tegas), melainkan lebih ke arah garis dan

bentuk lengkung yang sering menggambarkan sesuatu yang mengalir dengan

sendirinya. (misalnya dalam area sirkulasi yang cukup panjang dan membutuhkan

waktu tempuh cukup lama, dapat di kombinasikan dengan elemen lengkung pada

dinding atau jendela).

Sebenarnya yang ingin ditawarkan dalam proyek ini bukan bangunan yang

terlalu ekstrim tetapi kedekatan antara bangunan dengan alam sekitar yang bisa

menciptakan suasana terapis dalam tiap ruangannya. Dengan hal ini bisa

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

9

menurunkan tingkat stress dan depresi dari si pasien. Kedekatan antara bangunan

dengan alam sekitarnya bisa ditransformasikan sebagai penghubung antara ruang

dalam dan ruang luar, selain hal tersebut juga bisa digunakan cara pemilihan

material yang cocok dengan alam (seperti contoh: dalam pemilihan material

dinding ruang santai, material kayu memiliki kecenderungan dekat dengan alam

dan dapat memberikan ketenangan juga perasaan relaks daripada kita memilih

material metal).

1.2. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Permasalahan yang hadapi setiap pasien kanker hampir sama, yakni

kemungkinan akan datangnya kematian karena penyakit tersebut sebagaian besar

masih belum dapat di sembuhkan. Dari hal inilah maka timbullah perasaan-

perasaan yang mempengaruhi kebatinan bagi si pasien itu sendiri, perasaan yang

seakan takut pada kematian menjadikan factor utama penyebaban stees dan

depresi bagi si pasien. Menurut salah satu ahli gizi terkemuka Dr. Jonathan Swith,

mengatakan ; “The best doctor in the world are Doctor Diet, Doctor Quiet, and

Doctor Merryman”6 (Elizabeth dan Baber, 1981).

Selain memerlukan perawatan dan rehabilitasi khusus, penderita kanker

juga memerlukan ketenangan, kenyamanan, dan dorongan serta motivasi untuk

akan bertahan dan berjuang demi kesembuhannya. Para penderita kanker

mengalami tekanan, depresi dan stress yang begitu besar, terlebih untuk mengatasi

rasa takut akan kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini. Menurut seorang

ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice pada tahun 1992, “Depresi adalah

gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh

proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang”. Pada umumnya

mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan

harapan. Menurut medis, stres akan memicu semburan adrenalin dan zat

katekolamin yang tinggi yang akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah

serta peningkatan denyut jantung, sehingga menyebabkan terganggunya suplai

6 dokter terbaik di dunia ini adalah dokter makanan, dokter tenang, dan dokter gembira

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

10

darah. Stress dan depresi yang berlebihan (overstress, overdepression) pada otak

akan menyebabkan migraine, serangan panik, sulit tidur, detak jantung tidak

normal, dan tekanan darah meningkat. Gejala dan dampak negatif yang

ditimbulkan dari stress dan depresi selain menyebabkan gangguan fisik juga

secara mental sangat merugikan. Dari gejala-gejala yang dialami oleh pasian,

sesuatu wadah dapat memberikan penanggulangan baik secara psikis maupun

secara fisik bagi pasien kanker. Secara psikis kita bisa memberikan rasa tenang,

dan relaks yang diharapkan dapat mengurangi tekanan mental dari pasien. Dapat

juga dilakukan dengan cara berolahraga, mengerakkan tubuh, berjemur, dan

mengikuti beberapa metode terapi.

Permasalahan yang timbul dalam konteks arsitektural, yakni yang

dibutuhkan oleh seorang penderita kanker adalah ruang dan bentuk yang dapat

memberikan rasa tenang dan relaks, sehingga dapat memusatkan perhatian dan

mengurangi beban mental yang timbul dalam diri pasien.

1.3. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Perancangan Panti Kanker di Yogyakarta, dimana tata

letak dan tata ruang di dalam Panti mampu memberikan suasana yang

relaksasi sekaligus mampu menterapi pasien, guna membantu penurunan

tingkat strees dan depresi pada penderita disamping meningkatkan kondisi

fisik dan mental pasien.

1.4. TUJUAN DAN SASARAN

1.4.1. Tujuan

Adapun tujuan proyek ini adalah untuk membantu penyediaan

fasilitas yang dapat mewadai pasien kanker secara lebih spesifik, dalam

lingkup yang lebih sederhana khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta,

dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penderita penyakit kanker

pada ini dan sekitarnya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

11

1.4.2. Sasaran

Objek yang dihasilkan dari perencanaan proyek ini semata-mata

bukan hanya bangunannya saja, akan tetapi lebih pada penciptaan pola

peruangan yang dapat menyelaraskan penggunanya. Keselarasan dan

keseimbangan antara bangunan dengan alam sekitar diharapkan dapat

mampu menciptakan suasana yang terapis guna membantu kesembuhan

pasien itu sendiri.

1.5. LINGKUP STUDI

1.5.1. Materi Studi

Penelusuran pada karakter dan kebutuhan bagi penderita, dengan

tujuan guna mendapatkan keselarasan antara desain dengan keinginan

maupun manfaat yang akan didapat bagi penderita. Kemudian diugkapkan

dengan analisis pola tata letak (pola peruangan) dan tata rupa ruang

(warna, tekstur, material, sirkulasi, serta pola penataan ruang dalam dan

luar bangunan) pada bangunan dengan elemen pembatas ruang, elemen

pengisi ruang, serta elemen pelengkap ruang.

1.5.2. Pendekatan Studi

Merupakan aspek tinjauan dalam mengungkapkan fungsi dan

kondisi fisik panti perawatan penderita kanker tersebut melalui pendekatan

desain natural dan humanis untuk memperoleh tata ruang dalam, tata ruang

luar, bentuk dan warna bangunan.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I Mengenai latar belakang proyek yang dipilih, latar

belakang permasalahan yang berkaitan dengan

keberadaan proyek serta rumusan

permasalahannya dalam konteks arsitektural.

Tujuan dan sasaran proyek yang dipilih. Metode

dan lingkup studi guna membantu dalam proses

PENDAHULUAN

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

12

penelusuran konsep proyek yang secara lebih

teratur dan sistematis.

BAB II Mengenai pengertian, karakteristik, dan jenis

penyakit kanker. Kajian umum penyakit kanker,

dimulai dari pemahaman mengenai penyakit

kanker itu sendiri, dibutuhkan dalam upaya

penyembuhan baik fisik maupun psikis dengan

berbagai pendekatan baik medis maupun terapis.

BAB III Mengenai ide lanjut dalam proyek yang dipilih,

berhubungan dengan aspek arsitektural, yakni

identifikasi pelaku dan kegiatan, pola kegiatan,

kebutuhan ruang, besaran aliran gerak pengguna,

serta besaran ruang yang berdasarkan fungsi

utama dan penunjang.

BAB IV Mengenai analisis permasalahan yang berkaitan

secara langsung maupun tidak langsung terhadap

pasien dan pengguna panti kanker. Analisis non

permasalahan yang dihubungkan dengan elemen-

elemen arsitektural, untuk membantu dalam

penelusuran dan proses berpikir guna

mendapatkan titik terang jawaban yang cermat

dan tepat.

BAB V Pengembangan ide desain sesuai dengan hasil

analisis yang diperoleh pada Bab IV dan

digunakan sebagai patokan dalam mendesain

proyek terpilih. Konsistensi pada konsep

dibutuhkan mulai dari tahap awal mendesain

TINJAUAN UMUM

TINJAUAN KHUSUS

ANALISIS

KESIMPULAN

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21020950/f264b9... · Penyakit yang cukup banyak ditakuti oleh masyarakat saat ini ialah penyakit

Panti Kanker di Yogyakarta

__Rony Haryono__21.02.0950__

13

sampai dengan tahap akhir, masih dalam konteks

arsitektural tentunya.