BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intisari merupakan bagian yang cukup penting dalam artikel penelitian. Intisari (abstract) beserta judul merupakan hal yang pertama sekali menarik perhatian pembaca sehingga untuk dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat akademik, penulis-peneliti seringkali bergantung padanya, Hardjanto (1997:114). Menjadi hal yang lumrah jika penulis-peneliti sibuk menjaring informasi diantara banyaknya intisari yang ditemukan, sebagaimana yang ditegaskan oleh Swales dalam Hardjanto (1997:114), sangat mudah berubah pikiran: dari sekian banyak yang membaca judul, hanya beberapa yang membaca intisari, dan diantara mereka yang membaca intisari, hanya beberapa yang akan membaca artikel penelitian itu sendiri. Definisi mengenai pedoman penulisan intisari telah banyak ditulis. Salah satunya yaitu ANSI (1977) yang mendefinisikan intisari sebagai bentuk representasi singkat dari keseluruhan isi dokumen atau karya ilmiah dan secara umum menggambarkan suatu bentuk ringkasan karya ilmiah yang informatif atau indikatif atas perspektif penulis terhadap artikel penelitian. Definisi dari intisari yang telah dijelaskan lebih bersifat preskriptif oleh karenanya tidak dapat memberikan masukan-masukan langsung bagi perancangan program pengajaran dalam menulis intisari artikel penelitian bagi penulis-peneliti yang non-penutur asli. Masukan-masukan langsung yang diterima dalam penulisan intisari, akan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Intisari merupakan bagian yang cukup penting dalam artikel penelitian.

Intisari (abstract) beserta judul merupakan hal yang pertama sekali menarik

perhatian pembaca sehingga untuk dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat

akademik, penulis-peneliti seringkali bergantung padanya, Hardjanto (1997:114).

Menjadi hal yang lumrah jika penulis-peneliti sibuk menjaring informasi diantara

banyaknya intisari yang ditemukan, sebagaimana yang ditegaskan oleh Swales

dalam Hardjanto (1997:114), sangat mudah berubah pikiran: dari sekian banyak

yang membaca judul, hanya beberapa yang membaca intisari, dan diantara mereka

yang membaca intisari, hanya beberapa yang akan membaca artikel penelitian itu

sendiri.

Definisi mengenai pedoman penulisan intisari telah banyak ditulis. Salah

satunya yaitu ANSI (1977) yang mendefinisikan intisari sebagai bentuk

representasi singkat dari keseluruhan isi dokumen atau karya ilmiah dan secara

umum menggambarkan suatu bentuk ringkasan karya ilmiah yang informatif atau

indikatif atas perspektif penulis terhadap artikel penelitian. Definisi dari intisari

yang telah dijelaskan lebih bersifat preskriptif oleh karenanya tidak dapat

memberikan masukan-masukan langsung bagi perancangan program pengajaran

dalam menulis intisari artikel penelitian bagi penulis-peneliti yang non-penutur

asli. Masukan-masukan langsung yang diterima dalam penulisan intisari, akan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

2

diperoleh ketika diperhadapkan dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh

pembelajar bahasa asing atau kedua.

Dua hal yang tidak dapat dihindarkan oleh pembelajar bahasa asing atau

kedua dalam berbahasa yaitu kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Menurut

Dulay, dkk (1982:139) kekeliruan dan kesalahan merupakan dua hal yang

berbeda. Kekeliruan (mistake) adalah suatu kesalahan yang disebabkan oleh

ketidaksengajaan dalam berbahasa (language performance) dan pembelajar akan

dengan segera memperbaikinya, sehingga kecil kemungkinan jika kekeliruan

tersebut terulang kembali. Berbeda dengan kekeliruan, kesalahan (error) terjadi

akibat kurangnya kompetensi pembelajar (language competence) dalam

menguasai bahasa target. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Gass dan

Selinker (2008:102) yang menjelaskan bahwa kekeliruan (mistakes) terjadi karena

ketidaksengajaan sedangkan kesalahan (error) terjadi secara sistematis.

Mahasiswa yang berasal dari program studi pendidikan bahasa Inggris di

Universitas Asahan merupakan mahasiswa pembelajar bahasa asing dan

diwajibkan untuk menulis artikel ilmiah (beserta intisari) berbahasa Inggris

sebagai bentuk tugas akhir. Lamanya waktu menempuh pendidikan, pembelajaran,

serta pelatihan dalam berbahasa Inggris, ternyata tidak menjamin pembelajar

untuk terhindar dari kesalahan berbahasa karena dalam mempelajari bahasa kedua

atau asing kesalahan merupakan hal yang wajar.

Berikut merupakan kalimat yang ditemukan peneliti di dalam intisari yang

dibuat oleh mahasiwa pendidikan bahasa Inggris di UNA.

1. *The data were collected by using spelling test as the instrument to find out the

students score.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

3

2. *Based on the criterion provided by criterion which was presented in the

previous chapter 85% is said to be successful.

Contoh kalimat pertama memiliki kesalahan gramatikal yang meliputi

kesalahan dalam penghilangan aposthrope pada students dan penghilangan –s

pada score dan spelling test. Contoh kalimat kedua juga terdapat kesalahan dalam

aspek gramatikal yang meliputi kesalahan bentuk derivasi pada nomina asing

criterion. Criterion merupakan nomina asing berpenanda tunggal. Criterion pada

kalimat diatas seharusnya diubah ke dalam bentuk jamak menjadi criteria. Hal

tersebut diketahui dengan membaca keseluruhan intisari. Kesalahan-kesalahan

yang ditemukan tidak hanya pada aspek gramatikal saja, kesalahan membangun

kalimat-kalimat dalam wacana (style) juga ditemukan. Dengan mengamati,

mengidentifikasi, dan mendekripsikan kedua contoh kalimat diatas, peneliti

mencoba untuk membetulkan kalimat tersebut. Kedua kalimat diatas dapat

diperbaiki menjadi:

The data were collected by using the spelling tests to find out the students’ scores.

Based on the criteria, the results show that the improvement on spelling ability

through Drill and Practice method was successful.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memfokuskan untuk menganalisis

kesalahan–kesalahan dalam tatanan morfologi dan sintaksis (grammar).

Kesalahan-kesalahan gramatikal yang terdapat dalam intisari-intisari berbahasa

Inggris tersebut, dianalisis dengan menggunakan analisis kesalahan. Analisis

kesalahan yaitu menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh

pembelajar dengan tahap-tahap yang dapat dilakukan yaitu dengan cara

mengamati, mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menemukan penyebab

kesalahan (Brown,1980).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

4

Penelitian ini mengidentifikasi kesalahan-kesalahan gramatikal apa saja

yang terdapat pada intisari skripsi mahasiswa pada program studi pendidikan

bahasa Inggris dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Asahan pada

lulusan tahun 2015, dan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti topik dalam

bidang linguistik terapan yang berjudul “Analisis Kesalahan Gramatikal Pada

Intisari Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa

rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bentuk-bentuk kesalahan morfologi apa saja yang dibuat oleh mahasiswa

program studi pendidikan bahasa Inggris di UNA dalam menulis intisari?

2. Bentuk-bentuk kesalahan sintaksis apa saja yang dibuat oleh mahasiswa

program studi pendidikan bahasa Inggris di UNA dalam menulis intisari?

3. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan dalam menulis

intisari?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah diatas, yaitu:

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan morfologi yang terdapat dalam

penulisan intisari berbahasa Inggris di UNA.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

5

2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan sintaksis yang terdapat dalam

penulisan intisari berbahasa Inggris di UNA.

3. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

maupun praktis. Secara umum, penelitian ini memberikan gambaran tentang

fenomena pembelajaran dan pengajaran bahasa asing dalam bidang linguistik

terapan, khususnya mengenai kaidah pembentukan kata (morfologi) dan kalimat

(sintaksis) dalam bahasa Inggris. Selain itu, peneliti juga berharap agar hasil

ataupun temuan dari penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi peneliti lainnya

untuk melakukan penelitian tentang analisis kesalahan terhadap bahasa-bahasa

asing. Selain itu dengan adanya temuan ini, para pengajar dapat memprediksi

masalah-masalah yang sering dihadapi pembelajar dalam penguasaan dan

pengajaran bahasa asing. Dengan ditemukannya kesulitan-kesulitan yang sering

dialami pembelajar, maka diperoleh pula metode pengajaran yang baik dalam

pembelajaran bahasa asing sehingga dapat meminimalisir kesalahan.

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan agar

mahasiswa dan dosen selaku pembimbing skripsi dapat saling bekerjasama dalam

memberikan kontribusi atas penulisan intisari bahasa Inggris oleh mahasiswa.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

6

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang analisis kesalahan telah banyak dilakukan, namun

penelitian tentang struktur gramatika pada intisari masih jarang ditemukan.

Peneliti menemukan penelitian yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini.

Berikut akan diberikan gambaran sekilas mengenai penelitian-penelitian tersebut.

Penelitian pertama dilakukan oleh Erlina Novitasari pada tahun 2012

dengan judul penelitian yaitu “Kesalahan dalam Terjemahan Intisari Karya Ilmiah

oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Angkatan 2008 Universitas Negeri

Malang”. Penelitian tersebut hampir sama dengan yang dilakukan peneliti yaitu

meneliti tentang analisis kesalahan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang

kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman yang meliputi

kosakata (Wortschatz), gramatika (Grammatik), ungkapan (Ausdruck), dan bentuk

komunikatif (kommunikative Gestaltung). Hal yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlina yaitu peneliti akan membahas

tentang analisis kesalahan gramatikal yang mencakup tataran morfologi dan

sintaksis dalam intisari skripsi berbahasa Inggris. Sehingga dapat dikatakan bahwa

topik yang akan dianalisis peneliti lebih spesifik dibandingkan dengan penelitian

Novitasari.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Iriani Lanteng pada tahun 2014

dengan judul “Kesalahan Gramatikal dalam Intisari Skripsi dari lulusan Fakultas

Sastra”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mencoba untuk mengidentifikasi

dan menganalisis jenis-jenis kesalahan dalam intisari skripsi berbahasa Inggris

yang dibuat oleh lulusan fakultas sastra. Hasil dari penelitian tersebut

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

7

menunjukkan bahwa terdapat tiga kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa

lulusan fakultas sastra yaitu kesalahan penghilangan (omission) yang meliputi

penghilangan plural -s, to be, article,suffix –ly, apostrophe s (‘s), suffix –ing,

coordinating conjuction (and), kesalah penggunaan bentuk (misinformation) yang

meliputi bentuk apostrophe („), bentuk akhir verba –ed, to be, Other, ujaran

langsung dan tidak langsung (direct and indirect speech) dan kesalahan

penempatan (misordering) yang meliputi to be dan subyek-predikat. Hal yang

membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Lanteng adalah

dalam penelitian tersebut fokus terhadap analisis kesalahan yang terletak dalam

jenis kesalahan gramatikal atau yang menyalahi aturan bahasa Inggris sedangkan

dalam penelitian ini fokus terhadap tataran morfologi dan juga sintaksis.

Kemudian, analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan

teori Ellis (1998), dimana analisisnya difokuskan pada kesalahan penghilangan,

kesalahan penggunaan bentuk dan kesalahan penempatan sedangkan analisis

kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis taksonomi

surface strategy berdasarkan teori Dulay, dkk, (1982). Selain menggunakan teori

yang berbeda, dalam penelitian tersebut hanya mengidentifikasi serta

menganalisis kesalahan gramatikal yang tidak begitu mendetail dan dalam

penelitian tersebut juga tidak mengulas penyebab-penyebab kesalahan serta

implikasi dari kesalahan tersebut. Kemudian, sampel dari penelitian yang

dilakukan juga berbeda. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan ini tidak

mengulangi penelitian yang dilakukan oleh Iriani Lanteng.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

8

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Mayang Widhi Pamulat Kristi pada

tahun 2014 yang berjudul “Analisis Kesalahan Sintaksis dan Morfologis

Karangan Bahasa Inggris Siswa SMA (RSBI) BPOPKRI I Yogyakarta dan

Implikasinya”. Sumber data dalam penelitian tersebut berupa dokumen karangan

siswa SMA yang meliputi teks narrative, recount, dan procedure yang diperoleh

dari siswa kelompok prestasi tinggi, sedang maupun rendah. Data yang

dikumpulkan yaitu melalui teknik baca, catat dan wawancara. Hal yang

membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristi yaitu

analisis kesalahan sintaksis dan morfologi pada penelitian tersebut hanya

menggunakan teori klasifikasi kesalahan berdasarkan Taksonomi Dulay

sedangkan pada penelitian ini, untuk analisis kesalahan morfologi peneliti

menggunakan teori James dan untuk analisis kesalahan sintaksis, menggunakan

model klasifikasi kesalahan Politzer dan Ramirez (dikutip dalam Dulay, Burt dan

Krashen 1982). Kemudian, sumber data yang diperoleh dan teknik pengumpulan

data yang digunakan pada penelitian ini juga berbeda. Sehingga, dapat dikatakan

bahwa penelitian ini merupakan penelitian pembaruan dari penelitian Kristi.

Penelitian yang keempat berjudul “Analisis Kesalahan Gramatikal Pada

Karangan Bahasa Inggris Mahasiswa Tahun Pertama”. Novi Wulandari memilih

mahasiswa jurusan Ekonomi Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta di Semester II sebagai objek penelitiannya. Data yang diperoleh,

dideskripsikan berdasarkan teori morfologi dan sintaksis. Hal yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Novi, terletak pada landasan teori

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

9

morfologi dan sintaksis, objek penelitian, dan teknik pengambilan sampel dan

hasil penelitian.

Penelitian yang kelima dilakukan oleh Khoirul Havid pada tahun 2015,

dengan judul “Analisis Kesalahan Pada Naskah Intisari Jurnal Ilmiah”. Penelitian

ini menjelaskan kesalahan gramatika dan leksikal pada penelitian naskah intisari

berbahasa Inggris pada jurnal ilmiah dan faktor penyebab kesalahan yang

disebabkan oleh faktor linguistik yang dipengaruhi oleh kesalahan interlingual dan

intralingual serta implikasi kesalahan gramatika yang mencakup kesalahan lokal

dan kesalahan global. Meskipun membahas objek yang sama, namun peneliti

melakukan penelitian kesalahan gramatikal yang lebih mendalam dan lebih

spesifik yaitu mencakup kesalahan morfologi dan sintaksis, kesalahan-kesalahan

yang ditemukan, serta faktor-faktor penyebab kesalahan yang dibuat oleh

mahasiswa. Selain itu, data yang diambil peneliti juga lebih banyak dari Havid.

Teknik yang pengambilan sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

yaitu menggunakan teknik pemilihan sampel bertujuan (purposive sample)

dimana jumlah pemilihan sampel memerlukan karakteristik tertentu. Dengan

demikian, penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Havid.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Analisis Kesalahan

Analisis kesalahan merupakan cabang dari linguistik terapan. James

(1998:1) mengatakan bahwa analisis kesalahan merupakan proses penentuan dari

pengaruh, kealamiahan, penyebab dan konsekuensi atas ketidakberhasilan dari

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

10

berbahasa. Fakta yang dapat dilihat jika pembelajar melakukan kesalahan yaitu

kesalahan yang dilakukan pembelajar tersebut dapat diamati, dianalisis, dan

diklasifikasikan untuk mengungkapkan sistem operasi pembelajar (Brown,

1980:166). Melalui deskripsi dan pengklasifikasian kesalahan, dapat diketahui

pula penyebab kesalahan-kesalahan yang dialami pembelajar dalam pembelajaran

bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa

dan hal tersebut merupakan sumber penambahan informasi yang penting dalam

penyeleksian yang tergabung di dalam silabus (Corder, 1973:257). Keshavarz

(2012:57) juga menambahkan bahwa analisis kesalahan merupakan suatu

pendekatan berdasarkan persamaan teori pemerolehan bahasa pertama dan bahasa

kedua serta dianggap praktis secara pedagogis.

Analisis kesalahan berbeda dengan analisis kontrastif. Analisis kesalahan

muncul sebagai reaksi terhadap pandangan pembelajaran bahasa yang diusulkan

oleh teori analisis kontrastif yang memandang bahwa transfer bahasa sebagai

central process dalam pembelajaran bahasa kedua dan bahasa asing (Keshavarz,

2012: 58). Analisis kontrastif timbul dari interferensi yang disebabkan oleh

ketidakfamiliaran penutur bahasa ibu dengan bahasa yang dipelajari (target

language). Dua konsep yang diperlukan dalam analisis kontrastif (anakon) yaitu

transfer dan interferensi. Proses pengalihan kebiasaan ber-B1 ke dalam ber-B2

disebut transfer sedangkan kesalahan ber-B2 sebagai akibat kebiasaan ber-B1

yang tidak sama disebut interferensi atau transfer negatif. Tujuan dari analisis

kontrastif yaitu untuk meningkatkan dan memperbesar keberhasilan pembelajaran

dan pengajaran bahasa (Parera, 1997:137).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

11

Munculnya perhatian terhadap analisis kesalahan disebabkan karena

ketidakpuasan akan teori-teori analisis kontrastif yang hanya menjelaskan

kesalahan berbahasa siswa berdasarkan interferensi antarbahasa B1 ke B2. Selain

itu terdapat pula banyak kesalahan yang tidak dapat dijelaskan oleh teori analisis

kontrastif. Beberapa argumen yang menjadi dasar pengembangan analisis

kesalahan yaitu: (1) Analisis kesalahan tidak mengalami keterbatasan penjelasan

seperti Anakon dengan interferensi antarbahasa. Analisis kesalahan menunjukkan

banyak tipe kesalahan yang dilakukan para siswa, (2) Analisis kesalahan

menyajikan data yang aktual dan problem yang konkret sehingga analisis

kesalahan lebih ekonomis dan efisien untuk menyusun runtunan pelajaran bahasa,

(3) Analisis kesalahan tidak dihadapkan dengan teori dan hipotesis yang rumit

seperti analisis kontrastif. Misalnya, dalam analisis kontrastif orang harus

melakukan telaah tentang persamaan dan perbedaan antara B1 dan B2 yang

kadang-kadang memang sangat kompleks (Parera, 1997: 141-143).

Dari beberapa landasan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi titik pusat dalam analisis kesalahan yaitu aspek kreatif siswa dalam

pembelajaran bahasa pertama dan bahasa kedua.

Menurut Corder (1981:11) ada tiga alasan mengapa analisis kesalahan

perlu dilakukan. Alasan yang pertama yaitu hasil analisis kesalahan berperan bagi

pembelajar itu sendiri karena melalui analisis tersebut dapat diketahui sejauh

mana tujuan pembelajaran yang telah dicapai dan hal-hal apa saja yang dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Alasan yang kedua yaitu hasil analisis

kesalahan merupakan bukti untuk melihat, memahami, meninjau kembali serta

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

12

memperbaiki kesalahan dalam pembelajaran bahasa asing. Alasan yang ketiga

merupakan aspek yang paling penting karena melalui hasil analisis kesalahan,

pengajar dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran bahasa yang

dilakukan serta diterima oleh pembelajar.

Sebagai bentuk umpan balik, analisis kesalahan juga sangat penting bagi

pengajar yaitu: (1) untuk menyusun rancangan pembelajaran dan penyajian materi

dalam pengajaran bahasa, (2) untuk menentukan tingkat penjelasan, penekanan,

dan pelatihan (Parera, 1997:141), (3) mempersiapkan pelatihan berupa kuis atau

remedi, dan (4) memilih butir-butir bahasa sebagai bentuk test kecakapan

berbahasa.

1.6.2 Klasifikasi Kesalahan Berbahasa

Berikut adalah taksonomi yang digunakan untuk mengelompokkan

kesalahan-kesalahan dalam berbahasa menurut Dulay, dkk (1982) yaitu:

1. Taksonomi Kategori Linguistik

Taksonomi kategori linguistik merupakan analisis berdasarkan konstituen

kesalahan berbahasa yang meliputi:

a) kesalahan pada tatanan fonologi (pronunciation)

b) kesalahan pada tatanan morfologi dan sintaksis (grammar)

c) kesalahan pada tatanan leksikon dan semantik (meaning and vocabulary)

d) kesalahan pada tatanan wacana (style)

Seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya, bahwa yang

menjadi fokus penelitian ini yaitu pada tataran morfologi dan sintaksis.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

13

Konstituen pada komponen kesalahan bahasa yang terdapat dalam tataran

morfologi yaitu meliputi morfem yang tidak bergramatikal dan kesalahan yang

terdapat dalam tataran sintaksis yaitu kesalahan pada frasa atau klausa.

Fokus pertama dari penelitian ini yaitu terletak pada tatanan morfologi.

Peneliti membahas kesalahan morfologi dengan mengikuti teori James (1998)

dengan beberapa tambahan aspek morfologi sesuai dengan yang ditemukan di

dalam data peneliti. Kesalahan-kesalahan dalam morfologi yang umum terjadi

yaitu meliputi telaah infleksi (inflectional morphology) dan telaah pembentukan

kata (lexical or derivational morphology). Kemudian, kesalahan dalam tataran

morfologi yang meliputi bentuk nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan preposisi.

Fokus kedua dari penelitian ini yaitu terletak pada tataran sintaksis. Peneliti

membahas kesalahan sintaksis dengan mengikuti model klasifikasi kesalahan

Politzer dan Ramirez (dikutip dalam Dulay, Burt dan Krashen 1982) yang

meneliti tentang 120 siswa keturunan campuran Meksiko-Amerika yang

mempelajari bahasa Inggris di Amerika Serikat. Politzer dan Ramirez

mendeskripsikan kesalahan-kesalahan sintaksis sebagai berikut:

1. Frasa Nomina

a. Determinan (Determiners)

b. Nominalisasi

c. Number

d. Penggunaan kata ganti orang (Pronouns)

e. Penggunaan preposisi (Prepositions)

2. Frasa Verba

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

14

a. Penghilangan verba

b. Penggunaan progressive tense

c. Persesuaian subjek dan verba (Agreement of subject and verb)

3. Konstruksi verba (Verb-and-Verb Construction)

4. Urutan Kata (Word Order)

5. Transformasi

a. Transformasi kedalam bentuk negative (Negative transformation)

b. Transformasi kedalam bentuk pertanyaan (Question transformation)

c. Transformasi penggunaan There

d. Transformasi klausa sub-ordinat

Selanjutnya kesalahan dalam tataran morfologi dan sintaksis berdasarkan

taksonomi kategori strategi performasi, dimana kesalahan tersebut dibagi

berdasarkan modifikasi permukaan kalimat yang terdiri dari penghilangan

(omission), penambahan (addition), salah bentuk (misformation), dan salah urutan

(misordering).

2. Taksonomi Kategori Permukaan (Surface Strategy Taxonomy)

Dulay, (1982:150) menegaskan bahwa Taksonomi Kategori Permukaan

adalah taksonomi yang digunakan untuk meramalkan jenis-jenis kesalahan yang

dilakukan pembelajar dalam mempelajari bahasa kedua atau bahasa asing.

Taksonomi ini juga mewajibkan kepada peneliti untuk memberikan perhatian

kepada para pembelajar dengan cara mengidentifikasikan tipe-tipe kesalahan yang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

15

berasal dari proses kognitif pembelajar itu sendiri dalam merekonstruksi bahasa

baru atau bukan bahasa pertamanya. Dalam Taksonomi Kategori Permukaan,

tataran kesalahan dalam berbahasa dapat dibedakan menjadi 4 macam kesalahan

yaitu:

a) Penghilangan (omission) yang berarti penghilangan satu unsur bahasa atau

lebih, misalnya morfem atau kata sehingga menyebabkan konstruksi frasa

atau kalimat tersebut menjadi kurang tepat.

b) Penambahan (addition) yang berarti penambahan satu unsur bahasa atau lebih

dalam konstruksi frasa atau kalimat yang seharusnya tidak diperlukan.

c) Salah bentuk (misformation) yang berarti kesalahan dalam membentuk

morfem atau struktur kata.

d) Salah urutan (misordering) yang berarti kesalahan dalam menempatkan

struktur bahasa yang terjadi secara sistematis pada pembelajar bahasa pertama

atau kedua dalam ujaran langsung maupun tidak langsung ke dalam bahasa

target sehingga ujaran tersebut menjadi tidak gramatikal.

1.6.3 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah mengidentifikasi

jenis-jenis kesalahan yang dilakukan pembelajar yaitu menemukan penyebab-

penyebab terjadinya kesalahan. Dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa

asing, banyak penyebab terjadinya kesalahan dalam berbahasa yang dialami oleh

pembelajar misalnya saja kurikulum, silabus, pemilihan bahan ajar, cara

pengajaran bahasa dengan menggunakan metode atau teknik yang kurang tepat,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

16

kesulitan karena materi itu sendiri, serta faktor personal lain yang tidak dapat

dihitung banyaknya. Beberapa pakar linguistik mempunyai teori-teori tentang

penyebab kesalahan berbahasa pada pembelajar bahasa kedua. Namun, pada

penelitian ini, peneliti fokus terhadap teori Richards (1973), Taylor dan Brown di

dalam Brown (1980:173-178). Brown (1980: 173-178) berpendapat bahwa

kesalahan berbahasa dapat terjadi karena empat faktor yaitu transfer interlingual,

transfer intralingual, konteks pembelajaran, dan strategi komunikasi.

1. Transfer Interlingual (Interlingual Transfer)

Transfer interlingual disebabkan oleh adanya gangguan dari bahasa pertama.

Kesalahan ini terjadi di tahap awal ketika pembelajar mulai mempelajari tata

bahasa pada bahasa kedua. Dalam mentransfer bahasa kedua, pembelajar

sering menggunakan tata bahasa pada bahasa pertamanya.

2. Transfer Intralingual (Intralingual Transfer)

Transfer intralingual disebabkan oleh interferensi bahasa pertama ke bahasa

target (B2) yang dialami pembelajar pada tahap awal pembelajaran bahasa

atau aturan-aturan gramatikal secara umum dalam bahasa target. Dengan kata

lain, hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajar mengalami pengembangan

kompetensi bahasa kedua serta karakteristik pembelajaran bahasa secara

umum.

3. Konteks Pembelajaran (Context of Learning)

Konteks pembelajaran menjadi sumber penyebab kesalahan yang ketiga.

Kesalahan konteks pembelajaran mencakup materi pelajaran, guru yang

mengajar dan juga lingkungan kelas. Para pembelajar melakukan kesalahan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

17

karena disebabkan oleh konsep mengajar yang salah dalam mengajar, seperti

kesalahan dalam menyajikan materi, pola pengajaran yang cenderung hafalan,

dan kesalahan informasi yang diperoleh sipengajar sehingga tanpa sengaja

ditularkan ke pembelajar. Selain itu, konteks pembelajaran juga mencakup

salah tafsir yang dilakukan pembelajar itu sendiri atas apa yang telah mereka

pelajari sehingga terjadi kesalahan-kesalahan.

4. Strategi komunikasi (Communication Strategies)

Strategi komunikasi disebabkan oleh kesalahan pembelajar dalam

menyampaikan gagasannya dengan strategi yang berbeda-beda. Hal tersebut

mungkin bisa atau tidak diterima oleh penerima pesan. Dengan kata lain,

strategi komunikasi disebabkan oleh ketumpangtindihan antara transfer

interlingual, transfer intralingual dan konteks pembelajaran.

1.6.4 Tata Bahasa (grammar)

Pengertian mengenai tatabahasa telah banyak didefinisikan para ahli. Salah

satunya yaitu Greenbaum dan Nelson (2002:1) yang mendefinisikan tata bahasa

sebagai pusat komponen dari bahasa yang memiliki seperangkat aturan-aturan

untuk mengkombinasikan kata-kata di dalam bahasa ke dalam unit yang lebih

luas. Barangkali, karena aturan-aturan bahasa yang berbeda dengan bahasa

pertama, menyebabkan pembelajar mengalami kesulitan menggunakan aturan

bahasa kedua. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Lyons (1968:53-54) yang

mengungkapkan bahwa tatabahasa merupakan masalah yang paling sulit dan

sering dihadapi oleh pembelajar bahasa asing atau bahasa Inggris karena memiliki

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

18

seperangkat-seperangkat aturan yang begitu kompleks, sehingga menyebabkan

pembelajar mengalami kesulitan dalam merekontruksi bahasa asing atau bahasa

yang sedang dipelajari. Kesalahan yang dilakukan dalam mempelajari bahasa

asing merupakan hal yang lazim dilakukan karena pembelajar bahasa kedua

bukanlah penutur asli dari bahasa tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan adanya

proses pembelajaran untuk mengatasi dan mengurangi kesalahan pembelajar.

1.6.4.1 Kesalahan-Kesalahan Gramatikal

Kesalahan-kesalahan gramatikal yang terdapat di dalam data penelitian

meliputi kesalahan dalam tataran morfologi dan tataran sentaksis. Morfologi

berhubungan dengan bentuk kata di dalam bahasa sedangkan sintaksis

berhubungan dengan identifikasi aturan-aturan bahasa dalam mengkombinasikan

kata ke dalam frasa dan frasa kedalam kalimat (Lieber, 2009:144).

1.6.4.1.1 Morfologi

Penelitian ini mengambil ranah morfologi sebagai fokus pertama, akan

tetapi tidak semua teori morfologi akan dibahas disini. Pada umumnya morfologi

dibagi ke dalam dua bidang yakni telaah infleksi (inflectional morphology) dan

telaah pembentukan kata (lexical or derivational morphology). Morfologi

infleksional membahas berbagai bentuk leksem, sedangkan morfologi

derivasional membahas leksem-leksem baru dari basis tertentu (Ba‟dulu dan

Herman, 2005:1).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

19

Peneliti membahas poin-poin morfologi yang berhubungan dengan teori

James (1998) yang telah disebutkan diatas. Kesalahan morfologi juga meliputi

kesalahan leksikal. Kesalahan leksikal merupakan kesalahan yang termasuk dalam

tataran morfologi. Beberapa kesalahan leksikal yang sering ditemukan dalam

penelitian bahasa Inggris yaitu kesalahan dalam bentuk nomina, verba, ajektiva,

adverbia, dan preposisi.

Kesalahan dalam bentuk morfologi yang juga sering dilakukan oleh

pembelajar bahasa Inggris (B2) dalam menulis yaitu kesalahan dalam penanda

orang ketiga tunggal -s, bentuk jamak -s, bentuk lampau -ed, dan bentuk

progressive (sedang berlangsung) -ing. Tidak hanya itu, kesalahan dalam bentuk

apostroph ‘s juga sering dilakukan oleh pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa

asing, Garret dan Austin (di dalam James, 1998:155).

1.6.4.2.2 Sintaksis

Penelitian ini mengambil ranah sintaksis sebagai fokus kedua. Namun,

tidak semua teori sintaksis akan dibahas disini. Secara umum sintaksis merupakan

sistem urutan kata yang dikombinasikan menjadi suatu struktur yang lebih besar

seperti frasa, klausa dan kalimat (Parker dan Riley, 2014:71).

Frasa adalah kelompok kata, yang merupakan bagian fungsional dari

tuturan yang lebih panjang (Verhaar, 2012:162). Pendapat ahli lain, mengatakan

bahwa frasa ialah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

tidak melampaui batas fungsi (Ramlan di dalam Ba‟dulu dan Herman, 2005:58).

Unsur-unsur fungsional yang terdapat dalam frasa yaitu S, P, O, Pel, dan Ket. Dari

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

20

pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa frasa merupakan kelompok

kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Susunan frasa terdiri dari

modifier (yang menjelaskan) dan head (yang dijelaskan). Dalam bahasa Inggris,

terdapat beberapa jenis frasa diantaranya yaitu frasa nomina, frasa verba, frasa

ajektiva, frasa adverbia, dan frasa preposisi.

Setelah frasa, satuan yang lebih besar yang dibahas dalam kajian

sintaksis adalah klausa. Klausa adalah kalimat yang terdiri atas hanya satu verba-

atau frasa verba saja, disertai satu atau lebih konstituen yang secara sintaktis

berhubungan dengan verba (Verhaar, 2012:162).

Penjelasan berikutnya yaitu kalimat, Kalimat adalah satuan bahasa yang

secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan baik secara aktual

maupun potensial terdiri atas klausa (Kridalaksana di dalam Ba‟dulu dan Herman,

2005:48).

Pada fokus yang kedua ini, peneliti hanya akan membahas poin-poin

sintaksis yang berhubungan dengan model deskripsi analisis Politzer dan Ramirez

seperti yang telah dikemukakan diatas. Kesalahan-kesalahan yang muncul dalam

penggunaan frasa, klausa, dan poin-poin penting yang termasuk di dalamnya lah

yang akan dikategorikan sebagai kesalahan sintaksis yang akan dianalisis di dalam

penelitian ini.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu pendekatan penelitian

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

21

dengan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan gramatika berdasarkan fakta-fakta

yang ada di dalam intisari skripsi mahasiswa program studi pendidikan bahasa

Inggris di UNA (Sudaryanto, 1986:62) dan menghitung jumlah kesalahan yang

dilihat dari masing-masing intisari.

Korpus penelitian ini berupa intisari artikel penelitian mahasiswa yang

berasal dari lulusan tahun 2015. Intisari yang dipilih dari skripsi mahasiswa yang

lulus tahun 2015 dengan menggunakan tipe penelitian tindakan kelas. Keputusan

tersebut diambil karena merupakan salah satu genre klasik yang banyak ditulis

oleh mahasiswa yang berlatar belakang pengajaran dan pendidikan bahasa Inggris.

Selanjutnya intisari dipilih sebanyak 20 dengan mencerminkan ciri-ciri khas

struktur morfologi dan sintaksisnya, dan untuk memudahkan analisis dan

penyebutan setiap intisari diberi nomor (dari A-T) dibelakang urutan baris kalimat

dari intisari (misalnya A.1, A.2, dan seterusnya). Teknik pengambilan sampel

yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan purposive sampling technique.

1.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode penelitian

kebahasaan yaitu metode simak dan dalam praktik selanjutnya diikuti dengan

teknik lanjutan berupa teknik simak bebas libat cakap (SBLC). Dengan kata lain,

peneliti hanya berperan sebagai pengamat bahasa dan tidak terlibat dalam

peristiwa pertuturan bahasa yang sedang diteliti (Mahsun, 2005:93). Disini

peneliti hanya sebagai pemerhati atau penyimak kebahasaan dan mencatat segala

fenomena kebahasaan yang didapat dari data tersebut.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

22

1.7.2 Metode Analisis Data

Masing-masing intisari kemudian diteliti untuk mengetahui kesalahan

morfologi dan sintaksisnya. Untuk analisis ini digunakan ancangan langkah-tahap

yang dikembangkan oleh Brown (1980) yaitu dengan cara mengamati,

mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menemukan penyebab kesalahan. Terlebih

dahulu, peneliti mengamati, mengidentifikasi, kemudian memperbaiki kalimat

satu persatu, karena dalam menganalisis kesalahan morfologi, pembetulan tidak

hanya dilakukan pada aspek morfologi saja namun dalam aspek sintaksis juga.

Sehingga, analisis kesalahan pada kalimat-kalimat tersebut tetap dilakukan.

Tahap berikutnya setelah pengamatan dan identifikasi yaitu tahap

alternatif pembetulan. Kalimat tersebut dibetulkan secara keseluruhan sehingga

bentuk kalimat yang dihasilkan akan menjadi berbeda dengan kalimat yang

terdapat di dalam data. Setelah itu, peneliti melihat perubahan kata dari kalimat

yang belum diperbaiki dengan yang sudah. Jika terdapat perubahan-perubahan

dengan data awal, maka perubahan tersebut merupakan kesalahan. Metode

perhitungan kesalahan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menghitung

kategori kesalahan yang dilihat dari masing-masing intisari untuk melihat rata-rata

kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar.

1.7.3 Teknik Analisis Data

Teknik yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data penelitian ini

yaitu dengan cara: Pertama Identifikasi. Peneliti mengidentifikasi kesalahan pada

tatanan morfologi terlebih dahulu dan selanjutnya kesalahan sintaksis. Kedua,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

23

Review: peneliti mereview kalimat-kalimat yang terdapat di dalam intisari naskah

skripsi dan mengkonsultasikan kesalahan tersebut kepada ahli. Ketiga,

Klasifikasi: peneliti mengklasifikasikan kesalahan morfologi berdasarkan teori

James dan mengklasifikasikan kesalahan sintaksis berdasarkan model deskripsi

analisis Politzer dan Ramirez. Keempat, Deskripsi: peneliti mendeskripsikan

kategori kesalahan-kesalahan tersebut. Kelima, Explanasi: peneliti menjelaskan

tentang kaidah penulisan intisari dalam bahasa Inggris yang benar dan berterima

serta melakukan perbaikan untuk mengetahui penyebab dari kesalahan tersebut.

Keenam, Konklusi: Peneliti menyimpulkan analisis yang sudah dilakukan.

1.8 Sistematika Penyajian

Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini, peneliti

menyajikan penelitian ini ke dalam lima bagian pokok, yakni: Bagian pertama

merupakan pendahuluan yang terdiri dari latarbelakang masalah yang berisikan

alasan peneliti mengambil topik dan faktor-faktor menarik yang melatar belakangi

penelitian ini. Kemudian, bab tersebut berisikan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,

dan sistematika penyajian. Bagian kedua merupakan bentuk-bentuk kesalahan

morfologi beserta penjelasannya. Bagian ketiga merupakan deskripsi tentang

bentuk-bentuk kesalahan sintaksis beserta dengan penjelasannya. Bagian

keempat, berisi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan.

Selanjutnya, bagian kelima merupakan penutup. Pada bagian ini, peneliti

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/109589/potongan/S2...bahasa. Sehingga, analisis kesalahan memberikan prediksi terhadap dua bahasa dan hal

24

menyimpulkan penemuan-penemuan yang diperoleh dari hasil analisis. Selain itu,

peneliti juga menyertakan daftar pustaka, beserta lampiran pendukung lainnya.