BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini dalam ruang lingkup kepemimpinan organisasional, Leader-
member exchange theory menjadi salah satu pendekatan yang menarik untuk
mempelajari hubungan antara proses kepemimpinan dan keluarannya. Leader-
member exchange theory adalah teori yang berfokus pada hubungan antara
pemimpin dan pengikutnya. Teori ini didasari oleh dua konsep yaitu konsep
penentuan peran dan teori pertukaran sosial (Graen dan Uhl-Bien, 1995). Teori
leader-member exchange ini mengungkapkan bahwa pengikut membentuk suatu
hubungan pertukaran dengan pemimpinnya. Hasilnya, kualitas hubungan ini akan
mempengaruhi sikap kerja dan tingkah laku dari pengikut tersebut (Graen, 1976,
dalam Breevaart et al., 2015).
Sikap kerja dan tingkah laku yang dikatakan oleh Graen (1976, dalam
Breevaart et al., 2015) tersebut dijelaskan kembali oleh Walumbwa, Cropanzano,
dan Goldman (2011) yang mengatakan bahwa leader-member exchange
berhubungan dengan sikap kerja seperti work engagement, employee commitment,
organizational citizenship behavior, dan job performance. Penelitian ini akan
berfokus pada hubungan leader-member exchange dengan job performance karena
Walumbwa, Cropanzano, dan Goldman (2011) mengatakan bahwa ide utama dari
leader-member exchange itu sendiri adalah tentang job performance, dimana hal
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
ini berarti kualitas dari hubungan leader-member exchange menentukan kualitas
dari performa pemimpin dan juga performa pengikutnya.
Performa dari pegawai ini dirasa sangat penting bagi suatu perusahaan,
performa adalah konsep inti di dalam psikologi kerja dan organisasional. Suatu
perusahaan tentunya membutuhkan pegawai dengan performa yang baik dalam
perusahaannya. Pegawai dengan performa yang baik akan membantu perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan, melaksanakan rantai nilai, dan mencapai
keunggulan kompetitif.
Performance menurut Borman dan Motowidlo (1993, dalam Sonnentag dan
Frese 2002) merupakan konsep multi-dimensional. Ia membagi performance
menjadi dua yaitu task performance dan contextual performance. Task performance
adalah kecakapan seseorang yang langsung diterapkan di pekerjaan dan
berkontribusi bagi inti bisnis perusahaan. Kontribusi ini bisa bersifat langsung atau
tidak langsung, sedangkan contextual performance adalah aktivitas yang tidak
berkontribusi ke inti bisnis perusahaan, tetapi berkontribusi ke aspek perusahaan
lain seperti sosial, psikologis, dan bersifat mendukung perusahaan. Berdasarkan
pengertian tersebut, penelitian ini nantinya menggunakan dua dimensi dari
performa tersebut.
Hubungan antara kualitas leader-member exchange dengan job
performance yang dikatakan oleh Walumbwa, Cropanzano, dan Goldman (2011)
dijelaskan secara lebih detail oleh Breevaart et al. (2015) menggunakan konsep
teori pertukaran sosial. Teori pertukaran sosial menjelaskan bahwa suatu kewajiban
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
akan muncul melalui serangkaian hubungan antar kubu (pemimpin dan pengikut)
dalam keadaan yang berketergantungan secara timbal balik (Gouldner, 1960).
Breevaart et al. (2015) menyebutkan bahwa kualitas dari leader-member exchange
menentukan tingkat pertukaran resources yang disediakan oleh pemimpin dengan
performa yang pengikut berikan. Jika resources yang disediakan oleh pemimpin
baik, maka pengikut akan memberikan job performance yang baik. Breevaart et al.
(2015) menambahkan, dilihat dari sisi yang lain, kualitas leader-member exchange
yang baik ditandai oleh ekspektasi yang tinggi dari pemimpin terhadap job
performance dari pengikutnya, sebagai bentuk balasan dari apa yang telah
pemimpin berikan dalam bentuk resources. Hal ini menyebabkan pengikut dengan
kualitas leader-member exchange yang baik akan bekerja dengan lebih baik.
Selain berhubungan dengan job performance, leader-member exchange
juga menjadi faktor penentu dari turnover intention pegawai (Griffeth, Hom,
Gaertner, 2000; Gerstner dan Day, 1997). Beberapa penelitian mengungkapkan
bahwa leader-member exchange berpengaruh negatif terhadap turnover intention.
Turnover intention ini sangat mempengaruhi tingkat actual turnover (Griffeth,
Hom, Gaertner, 2000; Gerstner dan Day, 1997). Griffeth, Hom, Gaertner (2000)
mendefinisikan turnover intention sebagai keinginan seorang pegawai untuk secara
permanen meninggalkan organisasi.
Tingkat turnover intention yang dimiliki oleh pegawai patut untuk
diperhatikan, sebab Griffeth, Hom, Gaertner (2000) mengungkapkan bahwa
pegawai dengan tingkat turnover intention yang tinggi cenderung akan memiliki
tingkah laku yang kurang baik bagi suatu organisasi, dan hal ini bisa mempengaruhi
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
pegawai lainnya. Selain itu, menurut Schyns et al. (2007) tingkat turnover intention
yang tinggi harus dicegah karena jika tidak maka akan ada biaya tambahan yang
harus dikeluarkan suatu organisasi untuk merekrut dan menyeleksi pegawai baru.
Hubungan antara leader-member exchange dan turnover intention yang
diungkapkan oleh Griffeth, Hom, Gaertner (2000) dijelaskan prosesnya secara baik
oleh Harris et al. (2005) yang menjelaskan dengan menggunakan teori pertukaran
sosial. Menurutnya, pegawai yang memiliki kualitas hubungan leader-member
exchange yang baik akan mendapatkan resources yang baik pula dari atasannya,
hal ini akan dibalas oleh tingkat turnover intention yang rendah oleh pegawai
tersebut. Lalu, jika pegawai memiliki kualitas hubungan leader-member exchange
yang rendah, maka resources yang diberikan oleh atasannya sedikit, sehingga
pegawai tersebut mempunyai pemikiran yang negatif terhadap organisasi tersebut,
hal ini yang mengakibatkan tingginya tingkat turnover intention pegawai tersebut.
Resources yang dijelaskan tersebut, merupakan bentuk dari tiga dimensi
leader-member exchange. Dijelaskan oleh Dienesch dan Liden (1986) bahwa
leader-member exchange terdiri dari tiga dimensi yaitu kontribusi (contribution),
afeksi (affect), dan loyalitas (loyalty). Kontribusi adalah persepsi mengenai
kegiatan yang berorientasi pada pekerjaan yang dimiliki oleh setiap anggota untuk
mencapai tujuan bersama. Pemimpin akan memberikan resources dalam bentuk
informasi tambahan, kebebasan dalam pengambilan keputusan, dan pekerjaan yang
atraktif jika kualitas hubungan leader-member exchange baik. Sebagai gantinya,
pegawai akan bertanggung jawab melebihi apa yang ada dalam deskripsi pekerjaan
yang dimiliki.
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Afeksi adalah ketertarikan antara pemimpin dan pegawai yang saling
mempengaruhi, berdasarkan pada daya tarik interpersonal, melebihi nilai
profesional. Pemimpin akan memberikan resources dalam bentuk dukungan dan
persahabatan jika kualitas hubungan leader-member exchange baik. Loyalitas
adalah kecenderungan dimana pemimpin dan pengikut loyal kepada sesama.
Loyalitas ini nantinya akan menyebabkan pemimpin dan pengikutnya saling
mendukung dan membela tindakan, tujuan, keputusan, dan karakter dari sesama
mereka. Pemimpin akan memberikan resources dalam bentuk dukungan dan
kepercayaan jika kualitas hubungan leader-member exchange baik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan work engagement sebagai
variable pemediasi. Penelitian ini menggunakan work engagement sebagai variabel
pemediasi karena dijelaskan oleh Breevaart et al. (2015) bahwa work engagement
membantu menjelaskan suatu proses hubungan antara leader-member exchange
dengan job performance. Selain itu, Schaufeli dan Bakker (2004) menambahkan
bahwa work engagement juga terbukti memediasi hubungan antara leader-member
exchange dengan turnover intention. Variabel pemediasi adalah variabel yang ada
untuk membantu memodelkan suatu proses, dimana variabel ini membantu
menjelaskan pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent
(Sekaran dan Bougie, 2013:75).
Dalam penelitiannya, Breevaart et al. (2015) menjelaskan bagaimana work
engagement membantu proses hubungan antara leader-member exchange dengan
job performance. Menurutnya, pegawai akan mendapatkan resources yang baik
saat kualitas hubungan leader-member exchange dengan pemimpinnya baik, hal ini
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
menyebabkan pegawai tersebut memiliki tingkat work engagement yang tinggi.
Saat pegawai tersebut memiliki resources yang tersedia dalam kualitas yang baik
dan juga tingkat work engagement yang tinggi, maka pegawai tersebut akan
membalas hal tersebut dengan job performances yang baik, sesuai dengan konsep
dari teori pertukaran sosial yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Lebih lanjut, Schaufeli dan Bakker (2004) juga menjelaskan bagaimana
proses work engagement memediasi hubungan antara leader-member exchange
dengan turnover intention. Menggunakan konsep teori pertukaran sosial,
menurutnya saat pegawai mendapatkan resources yang baik akibat baiknya kualitas
hubungan leader-member exchange dengan pemimpinnya, hal ini menyebabkan
pegawai tersebut memiliki tingkat work engagement yang tinggi. Saat pegawai
tersebut memiliki resources yang tersedia dalam kualitas yang baik dan juga tingkat
work engagement yang tinggi, maka pegawai tersebut akan membalas hal tersebut
dengan tingkat turnover intention yang rendah. Saks (2006) juga mendukung hal
ini dengan penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa dengan memiliki tingkat work
engagement yang tinggi, maka seorang pegawai akan cenderung untuk tidak ingin
meninggalkan pekerjaannya.
Alasan lain peneliti menggunakan work engagement sebagai variabel
pemediasi adalah karena work engagement ini penting, tetapi belum diterapkan
dengan baik dan masih sedikit literatur akademis yang membahasnya. Schaufeli et
al. (2002) mengartikan work engagement sebagai “a positive, work-related state of
mind that is characterized by vigor, dedication, and absorption”, yang bisa
diterjemahkan sebagai “pemikiran akan pekerjaan yang positif, yang ditandai
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
dengan vigour, dedication, dan absorption.” Vigour ditandai dengan semangat dan
ketahanan mental yang tinggi saat bekerja. Dedication menjurus kepada
keterlibatan yang kuat dan rasa bangga akan pekerjaan. Absorption ditandai dengan
rasa senang dan berkonsentrasi pada suatu pekerjaan (Schaufeli dan Bakker, 2004).
Beberapa peneliti mengatakan bahwa work engagement merupakan
prediktor dari kesuksesan organisasional dan performa finansial dari suatu
perusahaan (Bates, 2004; Richman, 2006). Selain itu, Macey dan Schneider (2008)
juga mengatakan bahwa work engagement sering digunakan sebagai salah satu
aspek penting dalam competitive strategy oleh divisi SDM dari perusahaan
konsultan. Pentingnya work engagement juga dijelaskan oleh Halbesleben (2010,
dalam Breevaart et al., 2015) yang mengatakan bahwa pegawai yang memiliki
tingkat work engagement yang tinggi sangat berperan dalam keunggulan kompetitif
yang dimiliki perusahaan. Hal ini terjadi karena work engagement berpengaruh
positif terhadap keluaran positif seperti job performance.
Walaupun telah terdapat informasi tentang pentingnya work engagement,
ternyata literatur akademis yang membahas tentang hal tersebut masih dirasa
kurang (Karatepe dan Olugbade, 2009). Robinson et al. (2004) juga
mengungkapkan bahwa riset mengenai work engagement dalam literatur akademik
masih dirasa kurang, kebanyakan hal ini banyak dibahas dalam literatur praktisi dan
pembahasan dalam perusahaan konsultan saja.
Selain itu, penerapan work engagement secara nyata juga sedang dalam
kondisi yang tidak baik. Work engagement saat ini sedang mengalami masa
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
penurunan yang cukup signifikan, hal ini ditandai oleh banyak terdapatnya level
work engagement yang rendah belakangan ini (Bates, 2004; Richman, 2006).
Mendukung pernyataan ini, Gallup (2013) mengatakan bahwa banyak riset yang
mengungkapkan bahwa level work engagement yang rendah juga terjadi di banyak
negara. Menurut survey yang dilakukan Gallup (2013) menunjukkan bahwa hanya
ada sekitar 13% dari total pegawai di dunia yang mempunyai level work
engagement yang tinggi, dan sisanya mempunyai level work engagement yang
rendah. Dalam kawasan ASEAN, Gallup (2013) menjelaskan bahwa tingkat work
engagement yang tinggi di Indonesia hanya 8%, lebih rendah dibandingkan dengan
Malaysia (11%), Singapore (9%), Thailand (14%) dan Philippines (29%).
Tingkat work engagement yang rendah ini tentunya akan berdampak pada
suatu perusahaan. Tingkat work engagement yang rendah nantinya akan
menimbulkan apa yang disebut dengan “engagement gap”. Engagement gap ini
dapat memberikan biaya tambahan kepada bisnis akibat hilangnya produktivitas
pegawai (Bates, 2004).
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Negara kantor wilayah
Depok. Hal ini tentunya dilandasi oleh beberapa alasan. Wharton (2015) dalam
artikelnya menulis bahwa industri perbankan merupakan salah satu industri yang
penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia selain industri manufaktur dan
infrastruktur, hal ini dikarenakan industri ini merupakan tujuan investasi dari pihak
asing, contohnya adalah China, yang meningkatkan jumlah investasinya di
Indonesia setelah ASEAN-China Free Trade Area dibuka. Oleh karena itu, untuk
menjaga minat investor asing untuk berinvestasi di industri perbankan Indonesia,
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
tentunya pihak perbankan harus meningkatkan nilai kompetitif dari perusahaannya,
yang salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kinerja pegawai dan
mengurangi tingkat turnover karyawan.
Melihat industri perbankan di Indonesia, bisa dikatakan bahwa Bank
BUMN di Indonesia memegang peranan penting dalam perkembangan industri
tersebut. Investor Daily (2013) dalam artikel menyatakan bahwa Bank BUMN
memiliki kekuatan lebih untuk menghadapi gejolak ekonomi di Indonesia. Bank
BUMN juga berkontribusi sebesar 45% dari total profit industri perbankan nasional.
Marta (2016) juga menambahkan bahwa Bank BUMN menjadi bank terbesar
sekaligus market leader dari industri perbankan nasional. Lebih hebatnya, Bank
BUMN memiliki 40% dari total aset perbankan nasional. Bank BUMN di Indonesia
terdiri dari empat bank yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BTN
ini.
Terakhir, PT. Bank Tabungan Negara dipilih menjadi objek penelitian
karena menurut EY (2015) dalam kategori Bank BUMN, Bank BTN berada dalam
posisi terakhir dilihat dari sisi total aset. Selain hal tersebut, tingkat turnover dari
Bank BTN pada tahun 2014 mencapai 10%, cukup tinggi jika dibandingkan dengan
persentase ideal yaitu 5% saja (Helen, 2014). Melihat hal tersebut, bisa dikatakan
bahwa Bank BTN mempunyai potensi untuk berkembang lebih jauh.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan riset yang berjudul
“Analisis Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Job Performance dan
Turnover Intention dengan Work Engagement sebagai Pemediasi: Studi pada PT.
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Depok”. Ide penelitian yang peneliti
ajukan merupakan pengembangan dari penelitian Breevaart et al. (2015). Peneliti
menggunakan penelitian ini sebagai acuan dari penelitian yang akan dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, industri perbankan di Indonesia
menurut Wharton (2015) sangat potensial. Hal ini karena industri ini akan menjadi
salah satu industri utama penggerak perekonomian Indonesia. Untuk itu masing-
masing pemain dalam industri tersebut perlu meningkatkan nilai kompetitif masing-
masing, tidak terkecuali PT. Bank Tabungan Negara.
PT. Bank Tabungan Negara dilihat dari posisi total aset jika dibandingkan
dengan bank BUMN lain memiliki jumlah terkecil, untuk itu perlu adanya
pembenahan dalam beberapa hal untuk meningkatkan nilai kompetitif, seperti
peningkatan job performance dan menurunkan tingkat turnover intention. Seperti
yang kita ketahui, tingkat turnover dari Bank BTN pada tahun 2014 mencapai 10%,
cukup tinggi jika dibandingkan dengan persentase ideal yaitu 5% saja (Helen,
2014).
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan di atas, leader-member
exchange dan work engagement memiliki pengaruh terhadap job performance dan
turnover intention. Dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki kualitas hubungan
leader-member exchange yang baik, maka seorang pegawai akan memiliki tingkat
work engagement yang tinggi, karena pegawai tersebut mendapatkan resources
yang baik dari atasannya. Resources yang baik serta tingkat work engagement yang
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
tinggi ini nantinya akan membuat pegawai tersebut memiliki job performance yang
baik dan tingkat turnover intention yang rendah sebagai bentuk balasan untuk
atasannya. Didasari penjelasan tersebut, maka pertanyaan penelitian yang bisa
dirumuskan yaitu.
1. Apakah leader-member exchange berpengaruh positif terhadap job
performance?
2. Apakah leader-member exchange berpengaruh negatif terhadap turnover
intention?
3. Apakah work engagement memediasi hubungan antara leader-member
exchange dan job performance?
4. Apakah work engagement memediasi hubungan antara leader-member
exchange dan turnover intention?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai
yaitu.
1. Untuk menguji apakah leader-member exchange berpengaruh positif terhadap
job performance.
2. Untuk menguji apakah leader-member exchange berpengaruh negatif terhadap
turnover intention.
3. Untuk menguji apakah work engagement memediasi hubungan antara leader-
member exchange dan job performance.
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
4. Untuk menguji apakah work engagement memediasi hubungan antara leader-
member exchange dan turnover intention.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memiliki manfaat yaitu.
1. Sebagai practical contributions, dimana penelitian ini nantinya bisa
berkontribusi dalam bentuk saran dan masukan bagi perusahaan dalam
mengambil tindakan terkait perihal leader-member exchange, work
engagement, job performance, dan turnover intention dengan harapan akan
meningkatkan outcomes perusahaan.
2. Sebagai theoretical contributions, dimana penelitian ini nantinya bisa
berkontribusi dalam bentuk acuan untuk peneliti selanjutnya dalam
mengembangkan topik ini dan juga dalam bentuk tambahan wawasan terkait
dengan topik yang diteliti dalam penelitian ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian analisis pengaruh leader-member exchange terhadap job
performance dan turnover intention dengan work engagement sebagai pemediasi
akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut.
BAB 1: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
BAB 2: Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang telaah teoritis terkait variabel-variabel
dependen dan independen dalam penelitian, kerangka konseptual, dan
pengembangan hipotesis. Variabel independen dari penelitian ini adalah leader-member
exchange, variabel dependen adalah job performance dan turnover intention, variabel
mediasi adalah work engagement.
BAB 3: Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini. Metode penelitian yang dijelaskan terdiri dari jenis penelitian,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan metode
analisis data.
BAB 4: Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang hasil dari analisis data yang sudah dilakukan
untuk menguji hipotesis beserta pembahasan terkait hasil analisis data tersebut.
BAB 5: Kesimpulan
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian, saran baik itu
untuk perusahaan maupun untuk peneliti selanjutnya, dan keterbatasan peneliti
dalam penelitian tersebut.
ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP JOB PERFORMANCE DANTURNOVER INTENTION DENGAN WORKENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI STUDI PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA KANTORCABANG KOTA DEPOKNOVAN YUDA ENTIADIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/