BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau...

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Hukum. Konsep Negara Hukum menurut Aristoteles (384-322 S.M) adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kehidupan hidup untuk warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya termasuk warga Bali. 1 Pulau Bali merupakan pulau yang kaya akan keindahan alam dan budayanya. Disamping itu, pulau yang dijuluki pulau penuh cinta ini pun menarik banyak orang untuk berkunjung dan menikmati pesonanya. Sudah cukup sering kita dengar bahwa Bali lebih dikenal dibandingkan dengan Indonesia sendiri di mata internasional sebagai destinasi turis di Asia Tenggara. Beberapa persoalan hukum sebelum diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan tidak terdapat adanya persoalan hukum. Tetapi setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan terdapat persoalan hukum dengan tidak adanya kepastian hukum dan tidak ada tercapainya kemanfaatan hukum di dalam peraturan tersebut. 1 Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim, 1976, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia Dan C.V “ Sinar Bakti”, Jakarta, h.153.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Hukum. Konsep Negara Hukum menurut

Aristoteles (384-322 S.M) adalah negara yang berdiri di atas hukum yang

menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi

tercapainya kehidupan hidup untuk warga negaranya. Keadilan merupakan syarat

bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya termasuk warga Bali.1

Pulau Bali merupakan pulau yang kaya akan keindahan alam dan

budayanya. Disamping itu, pulau yang dijuluki pulau penuh cinta ini pun menarik

banyak orang untuk berkunjung dan menikmati pesonanya. Sudah cukup sering

kita dengar bahwa Bali lebih dikenal dibandingkan dengan Indonesia sendiri di

mata internasional sebagai destinasi turis di Asia Tenggara.

Beberapa persoalan hukum sebelum diterbitkannya Peraturan Presiden

Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan tidak terdapat adanya persoalan hukum.

Tetapi setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan terdapat

persoalan hukum dengan tidak adanya kepastian hukum dan tidak ada tercapainya

kemanfaatan hukum di dalam peraturan tersebut.

1 Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim, 1976, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia Dan C.V “ Sinar Bakti”, Jakarta, h.153.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

2

Untuk menata lingkungannya pemerintah daerah menerbitkan beberapa

Preferensi, yaitu : Asas lex superiori deragat legi inferiori, artinya perundang-

undangan yang dibuat aparat pemerintah yang lebih tinggi mempunyai kedudukan

yang lebih tinggi pula, Asas lex posterior derogate legi priori, artinya peraturan

perundang-undangan yang berlaku belakangan mengesampingkan perundang-

undangan yang berlaku lebih dahulu dan Asas lex specialis derogate legi

generalis, artinya perundang-undangan yang mengatur hal-hal khusus

mengesampingkan perundang-undangan yang mengatur substansi secara umum.2

Pariwisata di Provinsi Bali tidak dapat terlepas dari falsafah masyarakat

Bali sendiri yakni ajaran Tri Hita Karana. Paradigma masyarakat Bali ini

menekankan tiga hubungan harmonis manusia dengan kehidupan didunia ini.

Ketiga hubungan itu adalah hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan

alam sekitar dan hubungan dengan Tuhan. Tri Hita Karana merupakan falsafah

hidup yang turun-temurun dipercaya oleh masyarakat Bali. Tak mengherankan

jika sektor pariwisata Bali sangat mengandalkan budaya keagungan Tuhan yang

ditunjukkan melalui budaya, alam yang asri, dan hubungan yang baik antar

sesama penduduk Bali yang dikenal ramah.

Secara geografis, teluk benua yang terletak di sebelah selatan pulau Bali

merupakan perairan luas yang memainkan peran penting dalam stabilitas

ekosistem dan hidrologis. Disebelah barat teluk Benoa terdapat Tanjung Benoa

yang berhadapan langsung dengan samudera. Disebelah selatannya terdapat

semenanjung Jimbaran. Sedangkan di sebelah timurnya merupakan kawasan padat

2 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, h.256.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

3

dan wisata, juga terdapat bandara Ngurah Rai. Teluk besar tersebut adalah Teluk

Benoa, disekeliling teluk yang berwarna hijau merupakan hutan Mangrove.

Dengan demikian, Teluk Benoa ini memiliki peranan yang sangat penting, dimana

teluk Benoa melindungi sekitar sepuluh desa dan kelurahan di Bali selatan dari

ombak samudera.

Peranan Hutan mangrove di Teluk Benoa adalah mencegah abrasi pantai,

sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa

Mangrove, warga di pesisir akan kesulitan memperoleh air tawar dikarenakan air

laut akan mengalir melalui air tanah ke daratan. Dalam suatu kawasan pesisir

terdapat satu atau lebih ekosistem, baik yang bersifat alami maupun buatan.

Kawasan adalah bagian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang memiliki

fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteria karakteristik fisik, biologi,

social, dan ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya.3 Walaupun teluk ini

dangkal, bahkan ketika surut dasar teluk dapat terlihat namun kawasan perairan

Teluk Benoa menjadi tampungan air dari beberapa daerah aliran sungai yang

mengalir ke Teluk Benoa.

Teluk Benoa akan direklamasi mulai terdengar ketika Gubernur Bali

mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 213802-CLHK 2012 yang

berisi perizinan bagi perusahaan property untuk melakukan pemanfaatan wilayah

Teluk Benoa dengan cara reklamasi. Karena dianggap bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan, surat keputusan tersebut akhirnya diprotes.

Gubernur Bali kemudian mengeluarkan Surat Keputusan gubernur Bali Nomor

3 Amiruddin A. Dajaan Imami, 2014, Hukum Penataan Ruang Kawasan Pesisir

(Harmonisasi dalam Pembangunan Berkelanjutan), Logoz Publishing, Bandung, h.47.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

4

172701-BHK2013 yang merupakan pembatalan surat keputusan sebelumnya dan

mensyaratkan agar melakukan studi kelayakan. Namun beberapa pihak

mencurigai bahwa surat keputusan yang diterbitkan itu tidak hanya izin studi

kelayakan melainkan merupakan izin reklamasi. Dalam Peraturan Presiden Nomor

122 Tahun 2012 BAB III tentang Perizinan Reklamasi, pada Pasal 17 ayat (5)

disebutkan bahwa setiap pemegang izin lokasi dalam jangka waktu paling lambat

2 (dua) tahun wajib menyusun :

a. Rencana induk,

b. Studi kelayakan,

c. Rancangan detail reklamasi.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan, Pasal

55 ayat (5) huruf b disebutkan bahwa Kawasan konservasi diwilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas: b. kawasan

konservasi perairan, diperairan kawasan Sanur di Kecamatan Denpasar selatan,

Kota Denpasar dan sebagian di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung dan

perairan kawasan Kuta di Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Kawasan

konservasi perairan tidak boleh dilakukan pemanfaatan apapun yang dapat

merubah atau menurunkan kualitas kawasan tersebut.

Sehubungan dengan itu, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang menyebutkan bahwa konservasi wilayah pesisir merupakan

upaya yang dilakukan pada kawasan konservasi untuk meningkatkan kualitas nilai

dan keanekaragamannya. Konservasi wilayah pesisir merupakan usaha untuk

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

5

perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah dengan syarat tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Melakukan

reklamasi seperti itu malah akan menyebabkan hal sebaliknya yaitu: rusak dan

hancurnya ekosistem yang ada.4

Istilah pada kegiatan Reklamasi, Revitalisasi, Revegetasi, Reboisasi,

Rehabilitasi, memiliki arti dan penerapan (praktik) yang berbeda-beda. Penolakan

terhadap rencana Reklamasi Teluk Benoa dari masyarakat Bali hingga detik ini

tetap tidak diindahkan setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 51

Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan SARBAGITA.

Diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 pada intinya

adalah untuk menghapuskan pasal-pasal yang menyatakan bahwa Teluk Benoa

sebagai kawasan konservasi, sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 55 ayat (5)

Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa, Kawasan

konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) terdiri atas:

1. Kawasan konservasi pulau kecil meliputi sebagian Pulau Serangan di

Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dan Pulau Pudut, di

Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung;

2. Kawasan konservasi perairan di perairan Kawasan Sanur di Kecamatan

Denpasar Selatan, Kota Denpasar, sebagian perairan Kawasan Serangan di

Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Perairan Kawasan Nusa

4 http://bem.feb.ugm.ac.id/tolak-reklamasi-teluk-benoa/.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

6

Dua di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, dan perairan

Kawasan Kuta di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung;

3. Kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir berupa kawasan

hutan pantai berhutan bakau atau mangrove dan kawasan Taman Hutan

Raya Ngurah Rai sebagian di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota

Denpasar dan sebagian di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar

dan sebagian di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung;

4. Kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir berupa kawasan

perlindungan terumbu karang, di kawasan pesisir Sanur di Kecamatan

Denpasar Selatan, Kota Denpasar, sebagian Pulau Serangan di Kecamatan

Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Nusa Dua di Kecamatan Kuta Selatan,

Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta di Kecamatan Kuta, Kabupaten

Badung;

5. Kawasan konservasi maritim, berupa permukiman nelayan, di Kawasan

Serangan di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar;

6. Kawasan Jimbaran dan Kawasan Kedonganan di Kecamatan Kuta Selatan,

Kabupaten Badung; dan

7. Kawasan konservasi pada kawasan pesisir yang dimanfaatkan untuk

kegiatan sosial-budaya dan agama di seluruh pantai tempat

penyelenggaraan upacara keagamaan (melasti) dan kawasan laut di

sekitarnya;

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

7

Reklamasi atas Teluk Benoa ini melanggar Pasal 55 ayat (5) Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2011 tentang Konservasi Sarbagita,

yaitu Peraturan Presiden yang isinya menyatakan bahwa Teluk Benoa adalah

kawasan konservasi perairan.

Reklamasi merupakan usaha untuk menciptakan daratan baru di lahan

sebelumnya yang digenangi air. Reklamasi bertujuan menambah lahan untuk

berbagai keperluan. Pada umumnya penciptaan lahan baru melalui reklamasi

dilakukan karena makin bertambahnya kebutuhan lahan untuk pemukiman,

perkantoran, dan lahan pertanian. Reklamasi lahan dilakukan melalui beberapa

cara antara lain dengan pengeringan air laut, pengeringan rawa, dan lahan bekas

pertambangan.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 menyebutkan bahwa

Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai kawasan konservasi sedangkan

setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan SARBAGITA menyatakan bahwa hanya sebagian

Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang termasuk kawasan konservasi.

Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011-2031, pada Pasal 59 ayat (2)

menyatakan bahwa Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil termasuk kawasan

konservasi. Sementara itu, Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun

2013 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Badung Tahun 2013-2033 dalam

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

8

Pasal 1 (angka 43) yang menyebutkan bahwa Konservasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil adalah upaya tentang perlindungan, pelestarian, dan

pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil serta ekosistemnya untuk

menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan sumber daya pesisir dan

pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragamannya.

Bagi sebagian besar masyarakat Bali yang lahir, tumbuh, besar dan hidup

di Provinsi Bali, reklamasi perairan teluk demi kepentingan dan keuntungan

korporasi besar adalah merupakan suatu ancaman. Reklamasikan kawasan

konservasi juga merupakan ancaman serius terhadap masa depan lingkungan

pesisir sehingga dampaknya bisa dikategorikan sebagai kejahatan terhadap

lingkungan.

Dalam kondisi air surut, masyarakat sekitar Teluk Benoa mengumpulkan

ikan, kerang, kepiting dan rumput laut untuk kebutuhan sehari-hari. Reklamasi

Teluk Benoa bisa mengubah garis pantai dan alur laut sehingga mengancam

kelangsungan hidup biotalaut, burung endemik, dan pertumbuhan terumbu

karang. Dengan perubahan ini maka “luas wilayah tangkapan nelayan tradisional

dan usaha water sport sebagai sumber penghidupan masyarakat di sekitar Teluk

Benoa akan hilang”.5

Oleh karena itu, keputusan yang diambil didasarkan atas perhitungan

jumlah suara yang terbanyak. Bagaimanapun juga keputusan yang diambilnya itu

merupakan suatu pencerminan dari masyarakatnya yang individualistis. Berbeda

5 Superman Is Dead – Navicula – Nosstress, Tolak Reklamasi Teluk Benoa! Batalkan Perpres 51 Tahun 2014, Denpasar, https://www.change.org/p/pak-jokowi-do2-tolak-reklamasi-teluk-benoa-batalkan-dan-cabut-perpres-51-2014.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

9

dengan hal tersebut diatas, maka untuk mencapai keputusan yang berlaku di

Indonesia, lazimnya dilakukan suatu musyawarah untuk mencari kata sepakat atau

mufakat.6

Fungsi dari pemerintahan itu dapat ditentukan sedikit banyak dengan

menempatkannya dalam hubungan dengan fungsi perundang-undangan dan

peradilan. Pemerintahan dapat dirumuskan secara negative sebagai segala macam

kegiatan penguasa yang tidak dapat disebutkan sebagai suatu kegiatan perundang-

undangan atau peradilan.

Dewasa ini dari “pemerintahan” ini tidak sama dengan “kekuasaan

eksekutif”. Banyak jenis pemerintahan yang tidak dapat dipandang sebagai

pelaksanaan dari undang-undang seperti pemberian subsidi tertentu, atau tugas

melaksanakan pekerjaan umum. Kaitan dengan trias politika, “politik” itu

menjalankan pemerintahan dan menetapkan undang-undang, secara singkat

mengeluarkan perintah-perintah, mengatur arah.

“Pemerintah” mengurus pelaksanaan mengurus dari perintah/tugas-tugas.

Dengan kata lain, pemerintah itu “mengabdi” pada kekuasaan politik. Tentu saja

masyarakat modern membutuhkan suatu pemerintahan yang kuat pada dirinya,

juga mengatur garis-garis kebijaksanaan. Namun pada prinsipnya tetap bernaung

di bawah kekuasaan politik.

Secara keseluruhan fungsi pemerintahan terdiri dari berbagai macam

tindakan-tindakan pemerintahan : keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan yang

bersifat umum, tindakan-tindakan hokum perdata dan tindakan-tindakan nyata.

6 Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim, op.cit, h.19.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

10

Hanya perundang-undangan dari penguasa politik dan peradilan oleh para hakim

tidak termasuk di dalamnya.7

Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan undang-

undang sebagaimana mestinya, demikian bunyi Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Karena Peraturan Pemerintah

diadakan untuk melaksanakan Undang-Undang, maka tidak mungkin bagi

Presiden untuk menetapkan Peraturan Pemerintah sebelum undang-undangnya.

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah adalah bentuk-bentuk peraturan yang disebut oleh UU NRI

Tahun 1945. Tidak demikian halnya dengan Keputusan Presiden. Keputusan

Presiden sebagai bentuk peraturan yang baru, diatur dalam Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Sementara no. XX/MPRS/1966. Keputusan Presiden

ini dimaksudkan untuk melaksanakan ketentuan UU NRI Tahun 1945, Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara/Majelis Permusyawaratan Rakyat

dalam bidang eksekutif, atau Peraturan Pemerintah, dan bersifat sekali.8

Dengan demikian berdasarkan pada keadaan dan permasalahan di atas

maka penulis ingin mengangkat judul:

“KAJIAN YURIDIS TERHADAP KEBERADAAN PERATURAN

PRESIDEN NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR,

BADUNG, GIANYAR DAN TABANAN TERKAIT RENCANA

REKLAMASI TELUK BENOA”

7 Philipus M. Hadjon, dkk, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, h.6-8.

8 Moh.Kusnadi, op.cit, h.48-49.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas maka timbullah

rumusan masalah yang akan penulis angkat ke dalam tulisan ini yaitu:

1. Peraturan manakah yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk

mengatur penataan kawasan teluk Benoa ?

2. Bagaimanakah akibat hukum terhadap Pasal 45 ayat (7) Peraturan Daerah

Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 terkait rencana reklamasi Teluk

Benoa setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis angkat perlu ditentukan

secara tegas batasan materi yang akan dibahas dalam tulisan dan agar tidak

menyimpang dari pokok pembahasan dalam tulisan ini, maka analisa dalam

penelitian ini akan membatasi ruang lingkup masalahnya. Hal yang akan ditulis

dalam penulisan ini adalah:

1. Permasalahan pertama akan membahas mengenai peraturan yang dapat

dipergunakan sebagai pedoman untuk mengatur penataan kawasan teluk

Benoa.

2. Permasalahan kedua akan membahas mengenai akibat hukum terhadap

Pasal 45 ayat (7) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009

terkait rencana reklamasi Teluk Benoa setelah diterbitkannya Peraturan

Presiden Nomor 51 Tahun 2014.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

12

Jika dalam pembahasan nanti menyinggung maupun membahas hal-hal

lain mengenai permasalahan ini, maka hal tersebut hanyalah sebagai pelengkap

maupun sarana pendukung dari kesempurnaan tulisan ini.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dalam tulisan ini penulis akan menjelaskan bahwa tidak ada sama sekali

penelitian yang pernah ada mengenai masalah yang akan saya angkat dalam

usulan penelitian, penulis menggunakan 3 (tiga) skripsi pembeda sebagai referensi

melalui penelusuran di Ruang Koleksi Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Udayana, yakni:

No Judul Penulis Rumusan Masalah 1 Problematik Yuridis

Surat Keputusan Gubernur Bali Tentang Rencana Pemanfaatan, Pengembangan Dan Pengelolaan (Reklamasi) Wilayah Perairan Teluk Benoa Provinsi Bali

I Komang Trisna Adi Putra

1. Bagaimana Status Hukum Kawasan Perairan Teluk Benoa Provinsi Bali?

2. Bagaimanakah Keabsahan SK Gubernur Bali Nomor 2138/02-C/HK/2012 tentang Pemberian Izin dan Hak Pemanfaatan, Pengembangan, dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa Jo SK Gubernur Bali Nomor 1727/01-B/HK/2013 tentang Izin Studi Kelayakan Rencana Pemanfaatan, Pengembangan, dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa Provinsi Bali?

2 Penerapan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dalam Hal Perlindungan

Anak Agung Gede Krishnayana

1. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab terjadinya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang rencana tata ruang wilayah provinsi Bali, dalam hal ini ketentuan tentang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

13

Kawasan Tempat Suci Pura Goa Lawah

kawasan tempat suci ?

2. Kendala apa saja yang terjadi dalam penerapan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 tahun 2009 di kawasan tempat suci Pura Sad Kahyangan Goa Lawah?

3 Akibat Hukum Terhadap Kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten Dan/Atau Kota Dalam Pembentukan Perda RTRW Kabupaten/Kota

Guntur Siliwangi 1. Dapatkah suatu izin pemanfaatan ruang dilakukan apabila dari pemerintah daerah kabupaten dan/atau kota belum menyesuaikan atau membuat Perda RTR di wilayahnya masing-masing sesuai dengan amanat UUPR No. 26 Tahun 2007 (analisis yuridis normative terhadap Perda RTRW Bali No. 16 Tahun 2009 dengan Perda RTRWK Badung No.29 Tahun 1995 terkait pemberian izin pemanfaatan ruang oleh Pemkab Badung untuk pembangunan proyek Beach World Convention , Nusa Dua)?

2. Apa akibat hokum yang ditimbulkan dari ketidaktaatan Pemerintah Kabupaten dan/atau Kota atas keterlambatannya memenuhi kewajiban hukum dalam pembentukan Perda RTRW?

1.5 Tujuan Penelitian

Sebagaimana umumnya tujuan penelitian ini dapat dibagi menjadi dua

bagian dalam rangka penyusunan materi tulisan ini, yakni tujuan secara umum

dan secara khusus:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

14

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

rencana reklamasi teluk Benoa. Kajian tersebut dibatasi dari aspek keberadaan

Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan.

2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, adapun tujuan khusus dari

penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa peraturan yang digunakan sebagai

pedoman untuk mengatur penataan kawasan teluk Benoa.

2. Untuk mengetahui dan memahami akibat hukum terhadap Pasal 45

ayat (7) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 terkait

Rencana Reklamasi Teluk Benoa setelah diterbitkannya Peraturan

Presiden Nomor 51 Tahun 2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dan diharapkan memberikan manfaat teoritis

dan praktis dari penulisan ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan hukum pada

umumnya dan lebih terfokus lagi pada ilmu hukum tentang hukum

pemerintahan pada khususnya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

15

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam Penulisan tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi penulis, masyarakat luas khususnya dan pemerintah dalam kaitannya

dengan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Perkotaan Sarbagita.

1.7 Landasan Teoritis

Dalam menganalisis permasalahan ini, ada beberapa teori yang digunakan

yakni sebagai berikut:

a. Teori Negara Hukum

Perkembangan Konsep Negara Hukum merupakan produk dari sejarah,

sebab rumusan atau pengertian Negara Hukum itu terus berkembang mengikuti

sejarah perkembangan umat manusia. Konsep Negara Hukum menurut Aristoteles

(384-322 S.M) adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan

kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya

kebahagiaan hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan

itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara

yang baik.9

Negara harus menentukan secermat-cermatnya jalan-jalan dan batas-batas

kegiatannya bagaimana lingkungan (suasana) kebebasan itu tanpa dapat ditembus.

Negara harus mewujudkan atau memaksakan gagasan kehendak secara langsung

dari segi Negara, dan tidak lebih jauh daripada seharusnya menurut suasana

9 Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim , Op.cit, h. 153.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

16

hukum. Inilah pengertian Negara Hukum, bukan hanya bahwa negara itu hanya

mempertahankan tata hukum saja tanpa tujuan pemerintahan, atau hanya

melindungi hak-hak dari perseorangan. Negara Hukum pada umumnya tidak

berarti tujuan dan isi daripada Negara, melainkan cara dan bagaimana untuk

mewujudkannya.10

Menurut James Bryce11 “A Constitution as a frame of political society,

organized through and by law, that is to say one in which law has established

permanent institutions with recognized functions and definite rights. Again, a

constitution may be said to be a collection of principles according to wich the

powers of the government, the rights of the governed, and the relations between

the two are adjusted”.

Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa pertama, isi (substansi) negara

hukum adalah negara itu memiliki konstitusi (UUD) dan berdasarkan konstitusi

(UUD); dimana kostitusi (UUD) negara itu memuat sistem ketatanegaraan negara

tersebut. Kedua, bila suatu negara memiliki dan berdasarkan konstitusi yang berisi

sistem ketatanegaraan itu, negara digolongkan sebagai negara hukum.

Ketiga, sistem ketatanegaraan suatu negara yang tertuang dalam konstitusi

(UUD) membentuk suatu sistem hukum yang tersusun dari sub-sistem hukum

yang meliputi : (1) substansi hukum (materi hukum) yang mengatur kedudukan

dan fungsi (tugas dan wewenang), hubungan antar lembaga kekuasaan negara

dengan warga negaranya; (2) struktur hukum, mengenai lembaga-lembaga negara,

10 Notohamidjojo, 1970, Makna Negara Hukum Bagi Pembaharuan Negara dan Wibawa

Hukum Bagi Pembaharuan Masyarakat di Indonesia, Badan Penerbit Kristen, Jakarta, h.24. 11 C.F Strong, 1966, Modern Political Constitutions: An Introduction To The

Comparative Study Of Their History And Existing Form, English Language Book Society, London, New York, h.11.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

17

sarana dan prasarana hukum; dan (3) budaya hukum yang menyangkut prilaku

aparat penegak hukum dan masyarakat di negara hukum itu sendiri.

Menurut Philipus M. Hadjon dalam tulisannya mengenai kedaulatan

Rakyat, Negara Hukum dan Hak-Hak Asasi Manusia, menyebutkan bahwa untuk

lebih mencerminkan ciri khas Indonesia (nasionalisme), Indonesia memakai

istilah “Negara Hukum” ini dengan tambahan atribut “Pancasila” sehingga

menjadi “Negara Hukum Pancasila”.12 Terlepas dari istilah “Negara Hukum

Pancasila”, yang pasti dalam UUD 1945 sesudah perubahan ditegaskan

pemakaian istilah “Negara Hukum” tanpa atribut “Pancasila” sebagaimana

tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) bahwa “ Negara Indonesia adalah negara

hukum”.

Gagasan Negara Hukum menuntut agar penyelenggaraan urusan

kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada undang-undang dan

memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Jadi setiap tindakan yang

dilakukan oleh pemerintah harus berdasarkan hukum yang berlaku termasuk di

dalamnya pembentukan Peraturan Presiden.

b. Teori Perundang-Undangan

Teori hukum yang dipergunakan dalam menata Peraturan Perundang-

Undangan adalah ”teori pertanggaan Peraturan Perundang-undangan” atau

“Theorie Stuffenbau Des Rechts Ordnung”. Ilmu tentang norma-norma hukum

Negara sebagai mana dikembangkan oleh Hans Nawiasky, salah seorang murid

12 Marwan Effendi, 2005, Kejaksaan RI: Posisi dan Fungsinya dari Perspektif Hukum,

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h.11.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

18

Hans Kelsen. Dikemukakan bahwa norma-norma hukum positif Negara tersebut

berada dalam tata susunan atau tingkatan dari atas kebawah sebagai berikut.

a. Norma Fundamental Negara (staats fundamental norm) yang isinya ialah

norma yang merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi atau Undang-

Undang Dasar dari suatu Negara.

b. Aturan dasar negara atau aturan pokok negara (stoats grund gesetz).

Norma ini biasanya dituangkan dalam batang tubuh suatu Undang-undang

atau konstitusi tertulis.

c. Undang-undang formal (formell gesetz), ialah norma hukum dalam

undang-undang dibentuk oleh Lembaga Tinggi Negara Presiden dengan

persetujuan Lembaga Tinggi Negara DPR.

d. Peraturan pelaksanaan serta peraturan otonom (verordnung dan autonome

satzung).13

Asas preferensi yang dapat dijadikan acuan untuk menyelesaikan

ketidaksesuaian/konflik norma menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai

berikut.

1. Asas lex superiori deragat legi inferiori, artinya perundang-undangan

yang dibuat aparat pemerintah yang lebih tinggi mempunyai kedudukan

yang lebih tinggi pula.

13A. Hamid dan S. Attamimi, 1990, Peranan Keputusan Republik Indonesia Dalam

Penyelenggaraan Pemerintah Negara, Disertasi, Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, h. 287-288.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

19

2. Asas lex posterior derogate legi priori, artinya peraturan perundang-

undangan yang berlaku belakangan mengesampingkan perundang-

undangan yang berlaku lebih dahulu, dalam hal substansi terkait.

3. Asas lex specialis derogate legi generalis, artinya perundang-undangan

yang mengatur hal-hal khusus mengesampingkan perundang-undangan

yang mengatur substansi secara umum.14

Dalam era globalisasi saat ini, ketika batas Negara sudah tidak jelas lagi

(borderless), keberadaan hukum tertulis (jus scriptum) khususnya dalam bidang

kajian hukum perundang-undangan, yakni peraturan perundang-undangan, sudah

menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia (basic needs) dalam upaya

menggapai keadilan hukum yaitu keseimbangan antara yang patut diperoleh

pihak-pihak, baik berupa keuntungan maupun berupa kerugian.

Keadilan dapat diartikan sebagai memberikan hak yang setara dengan

kapasitas seseorang atau pemberlakuan kepada tiap orang secara proporsional,

kemanfaatan hukum yaitu adanya manfaat dalam pelaksanaan penegakan hukum.

Menurut Satjipto Raharjo, yang menyatakan bahwa : keadilan memang salah satu

nilai utama, tetapi tetapi tetap disamping kemanfaatan dan kepastian hukum yaitu

harapan bagi pencari keadilan terhadap tindakan sewenang-wenang dari aparat

penegak hukum, karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu

kejelasan akan hak dan kewajiban menurut hukum.

Kemutakhiran hubungan antar manusia saat ini sudah harus diatur dengan

hukum-hukum yang modern. Ciri-ciri hukum yang modern adalah adanya norma-

14 Soerjono Soekanto, loc.cit.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

20

norma hukum yang tertulis, rasional, terencana, universal dan responsif dalam

mengadaptasi perkembangan kemasyarakatan dan dapat menjamin kepastian

hukum.15

c. Teori Sistem Hukum

Sistem hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang

mempunyai interaksi satu sama lain dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Pandangan tentang arti atau nilai bagian-bagian seperti peraturan,

pengertian dan asas-asas hukum akan mempengaruhi perkembangan sistem.

Meski demikian karena struktur memberi ciri khas sistem, maka sistem dapat

bertahan sebagai satu kesatuan.16 Mengenai sistem hukum (legal system),

Friedman menyatakan bahwa sistem hukum terdiri dari 3 elemen,yaitu elemen

struktur (structure), substansi (substance) dan budaya hukum (legal culture).17

1. Struktur (structure) adalah kerangka atau rangkanya, bagian yang tetap

bertahan, bagian yang memberi semacam bentukdanbatasan terhadap

keseluruhan, apa yang boleh ( secara sah ) atau tidak boleh dilakukan oleh

seorang Presiden.

2. Substansi (substance) adalah aturan, norma danpola perilaku nyata

manusia yang berada dalam sistem itu.

3. Budaya Hukum (legal culture) adalah sikap manusia terhadap hukum dan

sistem hukum, kepercayaan,nilai, pemikiranserta harapannya. Dengan kata

15 I Gede Pantja Astawa dan Supri Na’a, 2008, Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-

Undangan di Indonesia, P.T. Alumni, Bandung, h.1. 16 Amiruddin A. Dajaan Imami, op.cit, h.20. 17 John Pieris dan Wiwik Sri Widiarty, 2007, Negara Hukum dan Perlindungan

Konsumen (Terhadap Produk Pangan Kedaluwarsa), Pelangi Cendekia, Jakarta, h. 37.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

21

lain budaya hukum adalah suasana pikiran sosial dan kekuatan sosial yang

menentukan bagaimana hukum digunakan,dihindari atau disalahkan.

d. Teori Kewenangan

Istilah kewenangan (wewenang) disejajarkan dengan bevoegdheid dalam

istilah hukum Belanda, menurut Philipus M Hadjon, guru besar Fakultas Hukum

Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan bahwa wewenang terdiri atas

sekurang-kurangnya tiga komponen yaitu pengaruh, dasar hukum, dan

konformitas hukum.18 Komponen pengaruh bahwa penggunaan wewenang

dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subyek hukum, dasar hukum

dimaksud bahwa wewenang itu haruslah mempunyai dasar hukum, sedangkan

komponen konformitas hukum dimaksudkan bahwa wewenang itu haruslah

mempunyai standar.

Kewenangan secara teori dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu atribusi,

delegasi, dan mandat.19 Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintah oleh

pembuat undang-undang kepada organ pemerintah. Wewenang adalah orang yang

berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembentukan wewenang

pemerintah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Disini terjadi

pemberian wewenang baru oleh suatu ketentuan perundang-undangan sehingga

dilahirkan suatu wewenang baru. Jadi atribusi dikatakan juga sebagai suatu cara

normal untuk memperoleh wewenang pemerintahan.

Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah dari satu organ

pemerintah kepada organ pemerintah yang lain. Penyerahan wewenang untuk

18 Philipus M. Hadjon, dkk, Op.cit, h.67. 19 Ibid, h.2.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

22

membuat suatu putusan oleh pejabat pemerintah kepada pihak lain dan wewenang

itu menjadi tanggung jawab dari delegetaris. Dengan demikian, pada delegasi

selalu didahului oleh adanya atribusi wewenang.20

Sedangkan mandat terjadi ketika organ pemerintah mengijinkan

kewenangannya dijalankan oleh organ pemerintah lain atas namanya. Mandat

merupakan suatu pelimpahan wewenang kepada bawahan untuk membuat suatu

keputusan atas nama yang member mandat. Dalam pelimpahan wewenang secara

mandate ini tidak perlu adanya peraturan perundang-undangan yang melandasi,

karena mandate merupakan hal rutin dalam hubungan intern.

Sementara menurut Philipus M. Hadjon, bahwa cara memperoleh

wewenang yaitu melalui atribusi dan delegasi, kadang-kadang juga mandat

ditempat sebagai cara tersendiri untuk memperoleh wewenang. Ruang lingkup

wewenang pemerintah tidak hanya meliputi wewenang dalam rangka

melaksanakan tugasnya dan distribusi wewenang utamanya ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain, bahwa setiap penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimasi, yaitu wewenang yang

diberikan oleh undang-undang.21

Dalam Negara hukum, wewenang pemerintah berasal dari undang-undang

yang berlaku. Dengan kata lain organ pemerintah tidak dapat menganggap bahwa

ia memiliki sendiri wewenang pemerintahan. Sebenarnya kewenangan hanya

diberikan oleh undang-undang, pembuat undang-undang dapat memberikan

20 Indroharto, 1993, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha

Negara, Edisi Revisi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, h.66. 21 Ibid, h.68.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

23

wewenang pemerintahan tidak hanya pada organ pemerintahan, tetapi juga kepada

pegawai tertentu atau kepada badan khusus tertentu.

Dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 ditemukan beberapa pasal yang melahirkan kewenangan,

baik diberikan kepada eksekutif, legislative maupun yudisial dalam pasal-pasal

tersebut. Kewenangan ditafsirkan dengan memegang kekuasaan, berhak, dapat,

tidak dapat, menyatakan, mengangkat, memberi, mengatur, menetapkan, fungsi,

kekuasaan, berwenang, dan lain-lain dengan berbagai istilah, akan tetapi substansi

dan maksudnya sama yaitu kewenangan atau mempunyai authority.

Dinyatakan bahwa berwenang bukanlah power belaka tetapi authority

mencangkup hak dan kekuasaan sekaligus. Pasal-pasal dalam Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dijumpai beberapa istilah tersebut seperti,

Pasal 18A mengenai hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber

daya alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-

undang.

Keputusan Presiden ini mempunyai fungsi “untuk melaksanakan ketentuan

Undang-Undang Dasar yang bersangkutan, melaksanakan ketetapan MPR dalam

bidang eksekutif dan melaksanakan Peraturan Pemerintah”.22 Ketetapan MPR

merupakan produk legislasi yang mengikat baik keluar maupun ke dalam. Jika

22 SF Marbun dan Moh. Mahfud, 2006, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara,

Liberty, Yogyakarta, h.34.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

24

mengikat keluar dan ke dalam disebut ‘ketetapan’ sedangkan jika mengikat ke

dalam saja disebut ‘keputusan’.23

Tentang Peraturan Pemerintah ini berisi ketentuan-ketentuan untuk

menjalankan satu Undang-undang sebagaimana mestinya. Pasal 5 ayat 2 UUD

1945 menentukan bahwa, “Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk

menjalankan Undang-undang semestinya.24

1.8 Metode Penelitian

Metode atau cara kerja yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menemukan jawaban dari rumusan masalah. Metode sering diartikan sebagai jalan

berfikir dalam bidang penelitian untuk memperoleh pengetahuan. “sementara

yang dimaksud dengan penelitian adalah merupakan upaya pencarian yang amat

bernilai edukatif, ia melatih kita untuk selalu sadar bahwa di dunia ini banyak

yang kita coba cari, temukan, dan ketahui itu tetaplah bukan kebenaran mutlak,

oleh sebab itu masih perlu dikaji.”25 yaitu:

1. Jenis Penelitian

Dalam penyusunan tulisan ini dipergunakan jenis penelitian hukum

normatif. Penelitian Hukum Normatif meliputi penelitian asas hukum, norma

hukum, sejarah hukum, perbandingan hukum, inventarisasi hukum, sistematika

hukum, sinkronisasi hukum (vertikal dan horizontal).26 Adapun penelitian

normatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :27

23 Ibid, h.32-33. 24 Ibid, h.31. 25 Amirudin dan H. Zainal Asikin, op.cit, h.19. 26 Anonim, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar,

Fakultas Hukum Universitas Udayana, h. 74. 27 Bambang Sunggono, 2007, Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, h.98.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

25

a. Beranjak dari adanya kesenjangan dalam norma/asas hukum

b. Tidak menggunakan hipotesis

c. Menggunakan landasan teoritis

d. Menggunakan bahan hukum yang terdiri atas bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder.

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum

kepustakaan atau penelitian yang didasarkan pada data sekunder.28 Menurut

Waluyo, “penelitian normatif merupakan penelitian yang dilakukan atau yang

ditujukkan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum

yang lain.29

2. Jenis Pendekatan

Adapun di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan

pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek

mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya.

Untuk mendalami pengkajian, maka penelitian ini menggunakan

Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach) dan Pendekatan Kasus

(The Case Approach). Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach)

yaitu permasalahan yang dikaitkan dengan undang-undang yang berlaku. Menurut

Peter Mahmud Marzuki, “pendekatan undang-undang (statue approach)

dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut

28 A. Hamid S. Attamimi,Op.cit, h. 15. 29 Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h.

13

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

26

paut dengan isi hukum yang sedang ditangani.30 Dalam penelitian ini pendekatan

undang-undang dilakukan dengan mengkaji peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan permasalahan yang diangkat.

Pendekatan kasus (The Case Approach) adalah jenis pendekatan yang

bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang suatu keadaan

tertentu yang ada sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit social (individu,

kelompok lembaga atau masyarakat). Di dalam Pendekatan Kasus (The Case

Approach), beberapa kasus dikaji untuk referensi bagi suatu isu hukum.

3. Sumber Bahan Hukum

Menurut Peter Mahmud Marzuki “sumber-sumber penelitian hukum dapat

dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian hukum normatif yang berupa

bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder”.31 Bahan-bahan

hukum yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer

Dalam penulisan ini bahan hukum primer yang digunakan adalah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita, Peraturan Daerah Provinsi Bali

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

30 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Cet. IV, Prenada Media Group,

Jakarta, h. 93. 31Ibid, h.141.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

27

Bali Tahun 2009-2029, Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor

26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Badung Tahun

2013-2033, Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011-

2031.

b. Bahan Hukum Sekunder

Dalam penulisan ini bahan hukum sekunder yang digunakan adalah

berupa buku-buku atau literatur, hasil-hasil karya dari kalangan hukum

serta artikel-artikel yang diperoleh melalui media cetak maupun media

elektronik yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam

tulisan ini.

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Sebelum pencatatan dimulai diawali dengan langkah-langkah

inventarisasi dan klasifikasi bahan-bahan hukum yang dibutuhkan. Untuk

memperoleh dan mengumpulkan serta mengolah bahan hukum dalam

rangka penyusunan tulisan ini dilakukan dengan menggunakan teknik

studi dokumen, yaitu dengan jalan mencatat bahan-bahan hukum yang

relevan dengan permasalahan penelitian dan teknik sistem kartu, yaitu

setelah mendapat semua bahan yang diperlukan kemudian dibuat catatan

mengenai hal-hal yang dianggap penting bagi penelitian yang dilakukan.32

5. Teknik Analisis

Seluruh bahan hukum yang telah terkumpul dalam penelitian

selanjutnya diklasifikasikan, dibandingkan antara satu bahan hukum

32 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit, h.52.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id. BAB I.pdf · sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai pencegah rembesan air laut. Tanpa ... Kabupaten Badung, Tuban dan Kuta

28

dengan bahan hukum yang lainnya. Teknik analisis dalam kajian ini yang

dipergunakan antara lain: deskripsi, evaluasi, argumentasi dan

sistematisasi.

a. Teknik deskripsi adalah teknik dasar analisis yang tidak dapat

dihindari penggunaannya. Deskripsi berarti uraian apa adanya terhadap

suatu kondisi atau posisi dari proposisi hukum atau non hukum.

b. Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju

atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah oleh peneliti

terhadap suatu pandangan, proposisi, pernyataan rumusan norma,

keputusan, baik yang tertera dalam bahan primer maupun dalam bahan

hukum sekunder.

c. Teknik argumentasi tidak bisa dilepaskan dari teknik evaluasi karena

penilaian harus didasarkan pada alasan-alasan yang bersifat penalaran

hukum.

d. Teknik sistematisasi adalah berupa upaya mencari kaitan rumusan

suatu konsep hukum atau proposisi hukum antara peraturan

perundang-undangan yang sederajat maupun antara yang tidak

sederajat.33

33 Anonim, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar,

Fakultas Hukum Universitas Udayana, op.cit, h. 76-77.