BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG · Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG · Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit...
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggaraan pemerintah daerah yang
dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan
misi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana
tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimpilementasikan oleh organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25
tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Daerah dibagi
kedalam tiga time frame perencanaan. Meliputi Rencana Pembangunan Daerah Jangka Panjang, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah serta Rencana Pembangunan Tahunan..
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021
merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bandung untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi arah
pembangunan yang ingin dicapai daerah, dalam kurun waktu masa bakti kepala daerah, agar Pemerintah
Kabupaten Bandung dapat eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat di lingkungan global.
RPJMD Kabupaten Bandung mengintegrasikan rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD, serta
masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan
musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Bandung 2016
– 2021 sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih, juga berpedoman pada RPJMD
Provinsi Jawa Barat, serta sumber daya yang tersedia didaerah kabupaten Bandung.Sedangkan tata cara
penyusunan RPJMD Kabupaten Bandung mengacu pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
050/2021/SJ Tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM
daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara`Penyusunan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Sebagai salah satu SKPD Pemerintah Kabupaten Bandung, RSUD Soreang berkewajiban menyusun
Renstra (Rencana Strategis) tahun 2016 - 2021. Dalam menyusun Renstra RSUD Soreang tahun 2016 - 2021
mengacu pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2016 - 2021. Renstra ini selanjutnya menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan RSUD Soreang tahun 2016 - 2021 .
Dokumen ini akan menjadi acuan RSUD Soreang untuk menyusun Rencana Kerja yang akan
diselenggarakan setiap tahun sehingga kegiatan akan terarah dan tepat sasaran.
1.2. LANDASAN HUKUM
Dalam penyusunan Rencana Strategis RSUD Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2016 - 2021, landasan
hukum yang menjadi dasar pertimbangan adalah sebagai berikut:
a. Landasan Idiil Pancasila
b. Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
c. Landasan Operasional :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4700);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. PER PRES Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 - 2014;
12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011;
13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK
95/PMK07/2010, tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah/RPJMD);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 ;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud :
1. Sebagai arah dalam pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung
menjadi rumah sakit rujukan terbaik dan terjangkau oleh masyarakat dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun kedepan.
2. Sebagai indikator kunci keberhasilan bagi pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Soreang
Kabupaten Bandung dalam melaksanakan fungsinya.
b. Tujuan :
1. Menjadi pedoman dalam penyusunan anggaran.
2. Sebagai tolok ukur untuk mengukur dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja
Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung.
3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Soreang
Kabupaten Bandung.
4. Menjabarkan Visi, Misi dan Program Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSUD SOREANG
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUD Soreang.
2.2. Sumber Daya RSUD Soreang
2.3. Kinerja Pelayanan RSUD Soreang
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Soreang
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSUD Soreang
4.3. Strategi dan Kebijakan RSUD Soreang
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSUD SOREANG
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUD Soreang
Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah
Kabupaten Bandung, berdiri pada tahun 1996, merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang.RSD
Soreang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor: 445/4056/Tapra
tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada
tahun 1997, RSD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 1409/MENKES/SK/XII/1997. Penetapan susunan organisasi dan pengisian jabatan dilakukan
pada bulan Maret tahun 1999.
Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Soreang yang diberlakukan saat ini berdasarkan
PERDA Kabupaten Bandung No. 5 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut :
2.1.1. Tugas
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan, melaksanakan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2.1.2. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana diatas, RSUD Soreang Kabupaten Bandung, mempunyai
tugas :
a. Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medik serta non medis;
b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan serta pelayanan rujukan;
c. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Merujuk pada Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bandung, susunan Organisasi RSUD Soreang, terdiri dari :
1. Direktur;
2. Bagian Tata Usaha, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM;
c. Sub Bagian Program dan Kehumasan.
3. Bidang Kemedikan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi:
a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik;
b. Seksi Rekam Medik.
4. Bidang Keperawatan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi :
a. Seksi Perawatan Rawat Inap;
b. Seksi Perawatan Rawat Jalan dan Khusus.
5. Bidang Keuangan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi:
a. Seksi Mobilisasi Dana;
b. Seksi Pengeluaran dan Akuntansi.
6. Satuan Pengawas Intern (SPI);
7. Kelompok Jabatan Fungsional, yang meliputi :
a. Komite Medik;
b. Staf Medik Fungsional;
c. Komite Keperawatan;
d. Staf Keperawatan Fungsional;
e. Instalasi.
f. Jabatan Fungsional Lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.1.3. Struktur Organisasi RSUD Soreang Kabupaten Bandung
BERDASARKAN : Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 25 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2008
tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung DIREKTUR
Dr. H. IPING SURIPTO W, SpA.,MH.Kes
KA BAG TATA USAHA
DEDI RUSWANDI, SH,MM
BIDANG KEUANGAN
SUKIRWAN, SE.Ak
BIDANG KEPERAWATAN
NUH ALI AZKIA,S.Kep
BIDANG KEMEDIKAN
Dr. H. MULJA MUNADJAT, MH.Kes
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KOMITE MEDIK
Dr. Iman Wirayat, Sp.OG
KOMITE KEPERAWATAN
Leobinus Irawan W, S.Kep
SMF THT
Dr.Fahmi Autafani, Sp.THT
SMF BEDAH
Dr. Henry S, Sp.B
SMF ANAK
Dr. Nurvita Susanto,Sp.A
SMF PENY. DALAM
Dr.Hj.Henny K,Sp.PD
SMF OBSGYN
Dr. Aditiyo,,Sp.OG
SMF GIGI & MULUT
Drg. Iwan Mulyawan
SMF MATA
Dr. Hj. Diantinia, Sp.M
SATUAN PENGAWAS INTERN
Dr.H. Marsudi, Sp.KJ
SUB BAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN
DEDE RISNANDAR S.,S.Sos,
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM H. YOFANS D, S.Sos,MSi
SUB BAGIAN PROGRAM DAN KEHUMASAN
MAHENDRAWAN ISMONO
SEKSI PERAWATAN RAWAT INAP
SRI SUHARTINI,S.Kep
SEKSI PERAWATAN RAWAT JALAN DAN KHUSUS
UTE DADANG, S.Kep
SEKSI PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIK
Dr DENI JAENI
SEKSI REKAM MEDIK
Dr. FENNY MULJANI PRIYATNA
SEKSI MOBILISASI DANA IKA SARTIKA, BSc
SEKSI PENGELUARAN DAN AKUNTANSI
SOFYAN SETIAWAN
SMF SARAF
Dr. Bertha Saulina, Sp.S
SMF REHAB MEDIK
Dr. Susanti, Sp.RM
SMF KULIT KELAMIN
Dr. Hedi Hendrawan, Sp.KK
SMF JIWA
Dr. H. Marsudi, Sp.KJ
INST RAJAL Dian Verdiani, SKM
IGD Dr.Dik Adi,Sp.B
INST RANAP Dr. Diantinia,SpM
INST LABORAT Dr.Jenny , Sp.PK
INST RADIO Dr. Yulia H,Sp.R
INST GIZI Ade Sri Tita
INST FARMASI Utari Kamawati
IPSRS Koswara
UNIT SIM RS Drg Cahya K
IBS Dr.Hendri, Sp.B
BD RS Dr. Irvan A
2.2. Sumber Daya RSUD Soreang
2.2.1. Susunan Kepegawaian
Dalam rangka melaksanakan pelayanan kesehatan di RSUD Soreang perlu ditunjang dengan
ketersediaan SDM yang memadai baik SDM kesehatan maupun SDM non kesehatan, sehingga
pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. RSUD Soreang sebagai instansi
pemerintah yang melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan kepada masyarakat khususnya di wilayah
Kabupaten Bandung ditunjang dengan ketersediaan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan meliputi :
Tenaga Struktural, Tenaga Medis,Tenaga Non Medis dan Tenaga Admnistrasi dan Teknis
Status kepegawaiannya terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Non PNS (Tenaga Kerja
Kontrak (TKK) serta Tenaga Harian Lepas (THL)) dengan jumlah tenaga di RSUD Soreang sampai
dengan 31 Desember 2016 sebagai berikut :
a. Tenaga PNS sebanyak 324 orang
b. Tenaga PTT / TKK sebanyak 169 orang
c. Tenaga THL sebanyak 47 orang
Jumlah 540 orang
Jumlah pegawai RSUD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996 hanya 47 orang, namun
sampai dengan akhir tahun 2016 jumlahnya menjadi 540 orang dengan berbagai macam latar
belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan/non
keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan.
Uraian jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan kelompok jabatan dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan Kelompok Jabatan
No Nama Jabatan Jumlah
PNS TKK THL Total
1 Tenaga Struktural 14 14
2 Tenaga Dokter Spesialis 20 2 22
3 Tenaga Dokter Umum 7 5 12
4 Tenaga Dokter Gigi 3 3
5 Tenaga Keperawatan 131 58 189
6 Tenaga Kebidanan 16 22 38
7 Tenaga Gizi 18 4 22
8 Tenaga Farmasi 9 18 27
9 Tenaga Laboratorium 8 10 16
10 Tenaga Bank Darah 4 4
11 Tenaga Radiologi 3 3 6
12 Tenaga IPSRS 11 11
13 Tenaga Fisioterapi 1 1
14 Tenaga Administrasi dan Teknis 80 44 124
15 Tenaga Unit SIMRS 2 2
16 Cleaning Service 28 28
17 Security 19 19
Jumlah 324 169 47 540
DATA PEGAWAI NEGERI SIPIL RSUD SOREANG
BERDASARKAN JENIS KELAMIN & PENDIDIKAN
SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 2016
No Pendd.
Tenaga Medis Paramedis Paramedis Non Perawatan TENAGA NON MEDIS
Total Dr. Spes. Dr. Gigi Dr. Umum Perawat Bidan Gizi Farmasi Lab. Bank Darah Rad. IPSRS Struk. Adm. & Teknis
L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml
1 S2 / SP1 10 10 20 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 4 1 5 - - 0 25
2 S1 + Profesi - - - - - 0 - - 0 1 5 6 - - 0 - - 0 - 3 3 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 1 - 1 - - 0 10
3 S1/D4 - - - 2 1 3 4 3 7 1 6 7 - - 0 - 2 2 - - 0 - - 0 - - 0 1 1 2 - - 0 3 3 6 6 13 19 46
4 D3 - - - - - 0 - - 0 33 80 113 - 15 15 - 4 4 - - 0 - 7 7 - 1 1 1 - 1 2 1 3 1 1 2 3 10 13 159
5 D1 - - - - - 0 - - 0 - - 0 - 1 1 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 1
6 SMA - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 5 2 7 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 3 - 3 - - 0 27 14 41 51
7 SMEA - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - 2 2 2
8 STM - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 1 - 1 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 4 - 4 - - 0 4 - 4 9
9 SMKK - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - 4 4 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 4
10 SPK - - - - - 0 - - 0 2 2 4 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 2 1 3 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 7
11 SPRG - - - - - 0 - - 0 - 1 1 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 1
12 SMF - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 1 5 6 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 6
13 SMAK - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - 1 1 - - 0 - - 0 1 - 1 - - 0 - - 0 2
14 SLTP - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 1 - 1 1
15 SD - - - - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 - - 0 0
JUMLAH 10 10 20 2 1 3 4 3 7 37 94 131 0 16 16 6 12 18 1 8 9 0 8 8 2 2 4 2 1 3 10 1 11 9 5 14 41 39 80 324
2.2.2. Sarana dan Prasarana
Sarana fisik/gedung RSUD Soreang terdiri dari (1) Gedung Perawatan Terpadu yang digunakan
untuk kegiatan Kamar Operasi, Intensive Care Unit, Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Farmasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Bank Darah, (2) Gedung Manajemen
dengan lantai I digunakan untuk Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium serta lantai dasar yang
digunakan untuk IGD sedangkan lantai II dan III untuk kantor serta (3) Gedung Pelayanan Kesehatan
terpadu Terpadu untuk Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan.
Kegiatan pelayanan RSUD Soreang sesuai dilaksanakan melalui instalasi-instalasi. Instalasi
pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia saat ini adalah :
1. Pelayanan Rawat Jalan :
Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Soreang meliputi :
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Kesehatan Anak
Klinik Bedah
Klinik Obgyn (Kandungan
dan Kebidananan)
Klinik Penyakit Saraf
Klinik Penyakit Kulit dan
Kelamin
Klinik Mata
Klinik THT
Klinik Psikiatri
Klinik Gigi
Klinik DOTS
Klinik Khusus (Klinik Aster)
Klinik Rehabilitasi Medik
Klinik Gizi
Klinik Jantung
Klinik Umum
Klinik Bedah Mulut
Klinik Orthopaedi
2. Pelayanan Rawat Inap
Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang pada tahun 2016 memberikan
pelayanan kepada pasien rawat inap dengan jumlah 211 buah tempat tidur dengan kegiatan pelayanan
rawat inap RSUD Soreang Tahun 2010 - 2016 sebagai berikut ini :
Tabel 2.2. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap RSUD Soreang Tahun 2010 – 2016
Indikator Tahun Standar Normal
Barber Johnson 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BOR 67,94 82,01 85.91 85.98 86,48 86,51 82,92 > 70 %
LOS 3,47 3,73 3.17 3.31 5,97 5,49 5,12 3-6 hari
TOI 1,7 -0,33 0.55 0.53 0.82 0,57 0,76 1-3 hari
GDR 21,72 23,41 24.36 24.87 38.32 19,7 25,95 < 50 ‰
NDR 13,6 12,02 9.13 20.95 19.08 5,15 9,44 < 20 ‰
BTO 68,93 80,58 93,75 96.14 60.18 86,66 81,83 60-65
TT 175 153 187 210 209 213 211
Hari Rawat 43,397 47,297 58,797 66,083 65,973 67,261 64,035
Σ Pasien Masuk 12.118 12.746 17565 20018 16287 18.458 17,267
Σ Pasien Keluar 12.118 12.434 17.532 20189 15932 18133 16,819
3. Pelayanan Gawat Darurat (IGD)
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi berbagai jenis pelayanan antara lain bayar sendiri (umum),
BPJS PBI, Non PBI, PBI, GAKINDA, SKTM, KONTRAKTOR, JAMKESMAS dan lain sebagainya.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soreang merupakan pintu
gerbang utama pelayanan kesehatan RS untuk melayani pasien dalam kasus-kasus yang bersifat darurat
dengan didukung oleh dokter dan perawat yang profesional bersertifikasi di bidang penangananan
kegawatdaruratan. Namun sampai saat ini pelayanan yang diberikan belum optimal karena keterbatasan
lahan yang tersedia untuk penanganan pasien gawat darurat.
Adapun kunjungan pasien IGD tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 2.3. Kunjungan IGD Tahun 2016
NO JENIS PELAYANAN JUMLAH
1 BAYAR SENDIRI 12392
2 BPJS PBI 3996
3 NON PBI PNS 2546
4 NON PBI SWASTA 4755
5 PBI JAMKESDA 463
6 GAKINDA 1
7 SKTM 241
8 KONTRAKTOR 40
JUMLAH 24434
4. Pelayanan Penunjang
Pelayanan ini belum sepenuhnya dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar namun secara bertahap
terus dilakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi sarana prasarana penunjang kesehatan di RSUD
Soreang. Pelayanan penunjang yang ada di RSUD Soreang baik medis maupun non medis adalah sebagai
berikut.
a. Intensive Care Unit (ICU)
b. Instalasi Bedah Sentral
c. Instalasi Radiologi
d. Instalasi Patologi klinik (Laboratorium)
e. Instalasi Farmasi
f. Instalasi Unit Bank Darah
g. IPSRS
h. Unit SIM-RS
i. Unit Laundry
2.3. Kinerja Pelayanan RSUD Soreang
Rata – rata kinerja RSUD Soreang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 total
kunjungan rawat jalan dan IGD adalah sebanyak 89,473 dan Pada Tahun 2013 mengalami peningkatan
sebanyak 108,719 atau sebesar 21%, sedangkan pada tahun 2014 kunjungan rawat jalan dan IGD
mengalami penurunan sebanyak 106,291 atau sebesar 2%. Pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan
kembali sebanyak 118,750 dan 126,275 untuk kunjungan rawat jalan dan IGD, adapaun hasil kegiatan rawat
jalan dan IGD RSUD Soreang Tahun 2012 s/d 2016.
Tabel. 2.4 Hasil Kegiatan Rawat Jalan Dan IGD RSUD Soreang Tahun 2012 s/d 2016
KLINIK 2012 2013 2014 2015 2016
Penyakit dalam 22,932 28,898 27,484 29,117 28,453
Anak 8,192 9,211 6,706 6,954 6,302
Bedah 6,966 11,633 11,519 10,459 11,288
Obsgyn 5,392 6,283 6,923 7,347 7,838
Mata 5,124 7,232 6,862 7,669 7,592
Gigi 4,234 4,649 4,562 5,206 4,716
THT 4,092 4,485 4,252 4,648 5,033
DOTS 2,074 2,538 1,813 1,940 8,594
Saraf 4,305 5,093 6,514 7,244 1,257
Psikiatri 1,725 2,592 3,069 3,818 4,444
Kulit dan Kelamin 3,140 2,892 2,861 3,307 3,896
Umum 997 1,309 1,318 822 483
Rehab Medik 1,410 2,582 3,364 5,005 5,147
PONEK - - - 464 3,619
Orthopedi - - - 932 1,342
Bedah mulut - - - 661 1,181
Kemuning - - - 4 223
Jantung - - - - 185
Gizi - - - - 245
Total Kunjungan Rawat Jalan 70,583 89,397 87,247 95,597 101,838
IGD 18,890 19,322 19,044 23,153 24,437
Total Kunjungan Rawat
Jalan dan IGD
89,473 108,719 106,291 118,750 126,275
Data diatas menunjukan cukup tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan RSUD Soreang dan menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Dilihat dari besarnya prosentase tingkat
hunian, rumah sakit perlu menyusun perencanaan strategis untuk penambahan kapasitas layanan baik rawat
jalan maupun rawat inap pada tahun berikutnya.
Sehubungan dengan tingginya jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan,
terutama poliklinik penyakit dalam, anak, dan bedah, rumah sakit membuat perencanaan untuk
mengembangkan PONEK dan menambah pelayanan poliklinik baru antara lain poliklinik orthopedi, bedah
mulut, kemuning, jantung dan gizi yang terealisasi pada tahun 2015.
Adapun grafik kunjungan rawat jalan dan IGD RSUD Soreang dari hasil tabel 2.1 tahun 2012 s/d
2016 seperti dapat dilihat pada gambar 2.1 di halaman berikut ini :
Gambar 2.1. Grafik Kunjungan Rawat Jalan Dan IGD RSUD Soreang 2012 s/d 2016
Seiring dengan peningkatan kunjungan pasien ke RSUD Soreang maka hal tersebut berimplikasi
langsung pada peningkatan pendapatan fungsional setiap tahunnya. Melihat dari hasil pendapatan dan
belanja RSUD Soreang mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2014 saja mencapai Rp.
68.870.587.039,84,- atau dengan kata lain target pencapaian sasaran dan kinerja RSUD Soreang melalui
unit-unit kerja pelayanan kesehatan yang langsung berhadapan dengan masyarakat tercapai, sedangkan
untuk tahun 2016 mencapai Rp. 74.018.211.818,39,- nilai jumlah pendapatan hanya dihitung sampai bulan
Juli saja belum terhitung selama satu tahun. Grafik pendapatan RSUD Soreang dari tahun 2011 s/d 2015
dapat dilihat dalam Grafik di bawah ini :
Gambar 2.2 Grafik Pendapatan Soreang Tahun 2011 s/d 2016
Berdasarkan keputusan Bupati Bandung nomor 31 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di Bidang Kesehatan di Kabupaten Bandung maka RSUD Soreang melaksanakan sebagian dari
kewenangan wajib bidang Kesehatan sesuai dengan Tupoksi RSUD Soreang sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan rujukan. SPM Bidang Kesehatan adalah tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Indikator
keberhasilan bidang kesehatan adalah ukuran besaran yang dinyatakan oleh persentase atau pernyataan
lainnya yang menyatakan pencapaian keberhasilan. Maksud ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan ini adalah sebagai acuan dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten Bandung. Tujuan ditetapkannya SPM Bidang
Kesehatan Kabupaten Bandung adalah :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
b. Meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan yang langsung berhadapan dengan masyarakat
c. Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
Kewenangan wajib dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Soreang di Bidang
Pelayanan Kesehatan Rujukan yaitu : (1) Pelaksanaan pelayanan medis, (2) Pelaksanaan pelayanan
penunjang medis dan non medis, (3) Pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan, (4) Pelaksanaan
pelayanan rujukan, dan (5) Pelaksanaan pelayanan penelitian dan pengembangan medis
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan RSUD Soreang
RSUD Soreang Kabupaten Bandung dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pelayanan
kesehatan tentunya tidak terlepas dari berbagai bidang pelayanan kesehatan tentunya tidak terlepas dari
berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan –
permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai sesuatu tantangan dan peluang dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di RSUD Soreang Kabupaten Bandung.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan
menggunakan metode SWOT Analisis. Dalama analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength
(Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang)
dan Threaths (Ancaman). Adapun masing-masing lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai
berikut :
1. Strategi S-O :
a. Dengan adanya peraturan yang mengatur RSUD Soreang Kabupaten Bandung sebagai SKPD yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), maka
RSUD Soreang dapat diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan di kabupaten Bandung.
b. Dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan Daerah terhadap RSUD Soreang
Kabupaten Bandung maka diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan terhadapa masyarakat.
2. Strategi W-O :
a. Meyusun Rencana Bisnis dan Anggaran sebagai perwujudan manajemen keuangan BLUD yang
akuntabel.
b. Adanya pendidikan dan pelatihan yang intensif bagi tenaga medis dan non medis untuk
meningkatkan profesionalisme dan jenis pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
3. Strategi S-T :
a. Meningkatkan ketersediaan tempat tidur untuk menunjang pelayanan yang prima.
b. Mengembangkan kapasitas daya tampung pasien dan fasilitas-fasilitas jasa pelayanan
4. Strategi W-T :
a. Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit.
b. Meningkatkan profesionalisme SDM Rumah Sakit.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Tugas pokok dari RSUD Soreang sebagai SKPD penyedia jasa layanan publik langsung kepada
masyarakat adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Soreang yang harus
selalu akomodatif serta responsif terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu
maka dibutuhkan berbagai sarana prasarana yang menunjang dan memadai guna tercapainya kegiatan
pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten Bandung yang lebih optimal. Di bawah ini diuraikan
permasalahan yang dihadapi RSUD Soreang dalam upayanya melakukan pengembangan.
Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD Soreang
No Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat Ini
Standar yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD Internal Eksternal
1 2 3 4 5 6 7
1 PELAYANAN MEDIK
1) RAWAT JALAN
a. Penyakit Dalam Ada MenKes
b. Kesehatan Anak Ada MenKes
c. Bedah Ada MenKes
d. Obgyn Ada MenKes
e. Saraf Ada MenKes
f. Rehab Medik Ada MenKes
g. Gigi dan Mulut Ada MenKes
h. Kulit dan Kelamin Ada MenKes
i. Mata Ada MenKes
j. THT Ada MenKes
k. Kesehatan Jiwa Ada MenKes
l. DOTS Ada MenKes
m. Umum Ada MenKes
n. Khusus (Aster) Ada MenKes
o. Orthopedi Ada MenKes
p. Bedah Mulut Ada MenKes
q. Gizi Ada MenKes
r. Jantung Ada MenKes
2) GAWAT DARURAT
a. Umum Ada MenKes Sarana penunjang
b. Triage Ada MenKes pelayanan yang
g. Supporting Ada MenKes dimiliki belum
c. Bedah - MenKes Lahan bangunan lengkap
d. Medical - MenKes yang ada tidak sehingga masih
e. Pediatry - MenKes mencukupi banyak pasien
f. Obgyn - MenKes yang dirujuk
h. Intermediate Ward - MenKes
i. High Care Unit - MenKes
j. Oneday Care - MenKes
4) BEDAH CENTRAL
a. Administrasi Ada MenKes Lahan bangunan
b. Persiapan Ada MenKes yang ada tidak
c. Anesthesi Ada MenKes mencukupi
d. Operasi Ada MenKes Sarana penunjang
e. Pemulihan Ada MenKes pelayanan yang
f. Supporting Ada MenKes dimiliki belum
g. Organ Bank Ada MenKes lengkap
No Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat Ini
Standar yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD Internal Eksternal
1 2 3 4 5 6 7
5) ICU
a. Surgical Ada MenKes Jumlah tempat
b. Medical Ada MenKes tidur tidak mencukupi
2 PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
1) RADIOLOGI Ada MenKes
2) FARMASI Ada MenKes
3) ANESTHESI Ada MenKes
4) LABORATORIUM Ada MenKes
5) REHABILITASI MEDIK Ada MenKes
6) PATOLOGI Ada MenKes
7) IPDL - MenKes
8) JENAZAH Ada MenKes
3 PELAYANAN ADMINISTRASI
1) DIREKSI Ada MenKes
2) BAGIAN KEUANGAN Ada MenKes
3) BAGIAN TATA USAHA Ada MenKes
4) BAGIAN PELAPORAN DAN INFORMASI
Ada MenKes
5) BIDANG PELAYANAN MEDIS
Ada MenKes
6) BIDANG PENUNJANG MEDIS
Ada MenKes
7) BIDANG KEPERAWATAN Ada
MenKes
8) BIDANG DIKLAT - MenKes masih menyatu dengan Tata Usaha
4 SERVICE
1) IPSRS Ada MenKes
2) INSTALASI GIZI/DAPUR Ada MenKes
3) CUCI / LAUNDRY Ada MenKes
4) CSSD - MenKes Belum ada SDM
5) SANITASI LINGKUNGAN & PERTAMANAN
- MenKes Masih menyatu dg. IPSRS
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Pembangunan di Kabupaten Bandung pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah
tahun 2016 – 2021 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum
terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang.
Berbagai isu global dan nasional perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat
lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang dihadapi Kabupaten Bandung antara
lain : keamanan dan ketertiban masyarakat, pelayanan publik, lingkungan hidup dan bencana, kualitas
sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dan keshalehan sosial), pembangunan perdesaan dan
ketahanan pangan, infrastruktur wilayah dan tata ruang, serta kemiskinan. Dalam menangani isu tersebut
diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis.
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta
mempertimbangkan isu yang ada di Kabupaten Bandung, maka visi Pemerintah Daerah Kabupaten
Bandung pada tahun 2016 - 2021 yang hendak dicapai pada tahapan kedua RPJP Daerah Kabupaten
Bandung adalah :
“Memantapkan Kabupaten Bandung Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing Melalui Tata
Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural Dan Berwawasan Lingkungan”.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan
potensi yang dimiliki, maka ditetapkan misi RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021 yang didalamnya
mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Misi Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan.
2. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar yang terpadu dengan tata ruang wilayah serta
memperhatikan aspek kebencanaan.
4. Menciptakan pembangunan ekonomi yang memliki keunggulan kompetitif.
5. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.
6. Meningkatkan kemandirian desa.
7. Meningkatkan reformasi birokrasi.
8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah.
9. Meningkatkan kesejahteraan social masyarakat.
Dalam melaksanakan tupoksi serta menjabarkan visi dan misinya maka RSUD Soreang
berpedoman pada visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 khususnya misi
ke dua “Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan”. Adapun isu strategis
Kabupaten Bandung bidang kesehatan yaitu “Masih terbatasnya jaminan pendidikan dan kesehatan bagi
masyarakat”, rumusan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan
fungsi pelayanan RSUD Soreang dapat dilihat pada halaman berikut ini.
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing melalui tata kelola Pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan, berlandaskan religius, cultural dan berwawasan lingkungan”.
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Outcome Program Output
Misi II:
Mengoptimalkan
kuantitas dan kualitas
pelayanan kesehatan
1. Meningkatnya kualitas
managemen pelayanan
kesehatan
2. Meningkatnya kualitas sarana
dan prasarana pelayanan
kesehatan RS
3. Meningkatnya kapasitas dan
kapabilitas SDM Internal
1. Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan
2. Peningkatan kuantitas dan
kualitas sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan
3. Meningkatkan tata kelola
rumah sakit
1. Persentase peningkatan
indeks kepuasan
masyarakat (IKM)
2. Capaian BOR
3. Nilai AKIP
4. Persentase Aset RS
dalam kondisi baik
Cakupan pelayanan kesehatan
RS
Persentase pelayanan
kesehatan masyarakat miskin
yang dilayani
Persentase sarana &prasarana
media promosi & informasi
sadar hidup sehat
Persentase sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan
RS sesuai standar
Persentase sarana dan
prasarana umum RS
Persentase ketersediaan
dokumen pelaporan keuangan
Persentase pemenuhan
operasional perkantoran
Persentase SDM yang memiliki
kompetensi
Jumlah kujungan pasien
instalasi medik
Jumlah kegiatan
pemenuhan SPM
Jumlah pasien SKTM
Jumlah sarana dan
prasarana media promosi da
informasi sadar hidup sehat
Jumlah sarana prasarana
medik sesuai standar
Jumlah sarana dan
prasarana umum
Jumlah dokumen laporan
keuangan
Jumlah laporan program
Jumlah ATK
Jumlah peserta BIMTEK /
Pelatihan
Dalam upaya untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung maka
diperlukan identifikasi berbagai faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan RSUD Soreang agar Visi
dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung tersebut dapat berjalan searah dengan rencana pengembangan
jangka menengah RSUD Soreang sesuai dengan tupoksinya dan menjadi bagian dari kontribusi pembangunan
bidang kesehatan di Kabupaten Bandung. Identifikasi tersebut nantinya bermanfaat pula pada perumusan isu-
isu strategis dalam pengembangan RSUD Soreang pada kurun waktu 5 tahun kedepan.
Identifikasi faktor-faktor pengahambat dan pendorong pelayanan RSUD terhadap Visi dan Misi
(dibatasi pada Visi dan Misi yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang sebagai SKPD yang menyediakan
pelayanan publik di bidang kesehatan) Pemerintah Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan RSUD Soreang
Terhadap Visi Dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing melalui tata kelola Pemerintahan
yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan, berlandaskan religious, cultural dan berwawasan lingkungan”.
No Misi Pemerintah
Kabupaten Bandung
Permasalahan Pelayanan
SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5 1 Misi II:
Mengoptimalkan
kuantitas dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
Sarana prasarana
pelayanan kesehatan yang
dimiliki belum lengkap.
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan tidak sebanding
dengan jumlah kunjungan
pasien yang terus
meningkat .
Jumlah tenaga dan jenis
spesialis yang ada masih
terbatas.
Anggaran belanja yang ada
hanya cukup untuk
membiayai belanja
operasional pelayanan RS
dan 10% pengadaan sarana
prasarana investasi RS
Lahan yang dimiliki sangat
terbatas sehingga sulit untuk
menambah kapasitas
pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan
Sulitnya melaksanakan
rekruitmen tenaga spesialis
baru yang dibutuhkan
Tingkat animo
masyarakat yang
cukup tinggi untuk
menjadikan RSUD
Soreang sebagai
pilihan pertama
dalam hal pelayanan
kesehatan .
3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
RSUD Soreang berasal dari perubahan status DTP Soreang menjadi Rumah sakit tipe D tahun
1996 dan menjadi tipe C tahun 1997. Lokasi RSUD Soreang berada tepat ditengah-tengah kota Kecamatan
Soreang dengan luas lahan 7.208 m2. Oleh karena berada dipusat keramaian (Civil Centre), lahan yang
terbatas untuk pengembangan dan pembangunan fasilitas penunjang lainnya belum sesuai dengan RDTR
Kota Soreang.
Wilayah cakupan RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung
antara lain : Kecamatan Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari,
Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang,
disamping menerima kunjungan pasien dari luar Kabupaten Bandung antara lain Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan. Dengan kondisi geografisnya yang sangat strategis
tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan masyarakat yeng membutuhkan pelayanan
kesehatan rujukan ke RSUD Soreang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah
kunjungan masyarakat ke RSUD Soreang dan peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Namun pada
kenyataannya peningkatan jumlah pasien tersebut belum dapat diimbangi kecukupan sarana prasarana
serta kapasitas ruangan yang memadai yang sesuai dengan standar . Lokasi RSUD Soreang saat ini berada
di pusat kota kecamatan tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Utara No.1 Desa Pamekaran Soreang dengan
kondisi saat ini :
1. Berseberangan dengan Alun-Alun Soreang yang sudah padat akan pemukiman dan berdekatan
dengan pusat komersil dan terminal.
2. Dengan padatnya pemukiman di sekitar RSUD Soreang maka pihak rumah sakit sulit untuk melakukan
pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta dikhawatirkan akan sangat mudah dalam penyebaran
penyakit.
3. Kedekatan RSUD Soreang dengan pusat komersil dan terminal membuat akses menuju rumah sakit
kadang terganggu.
4. Tingkat kebisingan di sekitar RSUD Soreang cukup tinggi sehingga mengganggu ketenangan dan
kenyamanan pasien padahal idealnya setiap rumah sakit harus berada di wilayah yang tenang dan
merupakan area bersih.
5. Area yang sempit (dibawah 1 hektar) membuat pihak rumah sakit sulit melakukan pengelolaan dan
pengembangan terutama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan maupun penyediaan lahan parkir.
6. Lokasi RSUD Soreang cukup jauh dengan lokasi badan air penerima namun pembuangan limbah cair
selama ini masih menggunakan roil kota dan saluran drainase jalan.
Dalam menelaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten
Bandung yang berkaitan dengan keberadaan lokasi RSUD Soreang saat ini maka perlu dipertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Didalam Perda Kab. Bandung No.3 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten
Bandung Tahun 2007 s/d Tahun 2027 diuraikan pokok-pokok peruntukan lahan dan lokasi RSUD
Soreang sebagai berikut :
a. Peruntukan lahan bagi kegiatan eksisting RSUD Soreang yang saat ini sudah beroperasi diarahkan
untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa.
b. Kegiatan RSUD Soreang tersebut akan diarahkan untuk direlokasi ke desa Sadu kecamatan
Soreang atau desa Gandasari Kecamatan Katapang.
2. Berdasarkan draft peta Rencana Tata Guna Lahan Kawasan Perkotaan Soreang 2009-2027 dinyatakan
bahwa lokasi eksistik RSUD Soreang saat ini diperuntukkan bagi fasilitas sosial
3. Adanya Surat dari Kepala BPLH Kab. Bandung Nomor 667/202/BPLH tanggal 1 Pebruari 2010 perihal
Dokumen Lingkungan RSUD Soreang dimana didalamnya terdapat kesimpulan yang menyatakan
bahwa ”Kegiatan Pembangunan / Pengembangan RSUD Soreang eksisting yang bersifat menambah
luasan lahan tertutup tidak diperbolehkan , kecuali bagi kegiatan pembangunan / pengembangan yang
mengubah fungsi bangunan internal RSUD Soreang.
4. Luas tanah RSUD Soreang yang hanya 7381 M2 berimplikasi langsung terhadap kapasitas pelayanan
yang tersedia. Keterbatasan lahan tersebut membuat RSUD Soreang tidak dapat melakukan
pengembangan jenis pelayanan baru maupun penambahan kapasitas ruangan perawatan. Sehingga
sering terjadi adanya pasien yang dirujuk dengan alasan ruang perawatan penuh atau tidak ada jenis
pelayanan spesialistik dan prasarana pendukung pelayanan yang dibutuhkan pasien tersebut
Berdasarkan uraian telaahan diatas dan dalam upaya mensikapi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang semakin berkembang maka diperlukan lokasi RSUD Soreang baru untuk relokasi
RS dengan luas lahan yang memadai sekelas tipe B.
1. Kondisi eksisting lahan RSUD Soreang saat ini sudah tidak layak untuk dikembangkan secara fisik
sehingga berimplikasi langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Perlu adanya lahan baru sebagai lahan relokasi RS sekelas RS Tipe B yang dapat menampung lebih
banyak jenis pelayanan kesehatan yang diberikan maupun kapasitas pelayanan yang disediakan.
3. Bahwa lahan yang ditetapkan menjadi lahan baru RSUD Soreang tersebut dapat dikembangkan secara
terus menerus untuk dapat merespon kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung akan pelayanan
kesehatan yang semakin meningkat.
4. Lokasi yang ditetapkan menjadi lahan relokasi RS tersebut harus mempunyai nilai kebijakan strategis
bagi Pemerintah Kab. Bandung dan aktifitas wilayahnya cenderung mengarah pada kesesuaian ruang
berdasarkan arahan kegiatan perkotaan dan rencana pengembangan baik fisik maupun non fisik
Wacana Relokasi RSUD Soreang selain mengacu kepada RTRW Kabupaten Bandung dan RDTR
Kota Soreang tahun 2001-2010 perlu diadakan pengkajian mendalam agar didapat lokasi yang sesuai
kebutuhan Penataan Ruang dan Tata Kota serta sesuai dengan Peningkatan Kinerja Rumah Sakit dan
tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Rencana terperinci mengenai RDTR Kota Soreang telah direvisi sejak tahun 2001 melalui
pembahasan pada lokakarya tanggal 11 September 2002 dan penyelarasan pada tanggal 18 Oktober 2002
menghasilkan 5 kesepakatan antara lain rencana relokasi RSUD Soreang dengan alternatif Desa Sadu dan
Desa Cingcin.
Hasil akhir dari RDTR Kota Soreang menyatakan bahwa lokasi RSUD Soreang adalah di Desa
Gandasari Kec. Katapang. Pada pembahasan APBD 2006 dengan legislatif tanggal 3 Januari 2006
disarankan relokasi RSUD Soreang ke Mulut Pintu Tol Soroja yang akan direncanakan pada 2005-2010.
Dalam hal rencana Relokasi tersebut RSUD Soreang telah melaksanakan beberapa upaya antara
lain : mengikuti rapat pembahasan dengan institusi terkait, mengikuti seminar dan lokakarya RDTRK,
membuat kajian singkat relokasi serta membuat proposal proyek relokasi dan pengembangan RSD Soreang
(tahun 2003). Untuk menetapkan rencana relokasi perlu dipertimbangkan beberapa hal dibawah ini:
1. Prestasi kerja (Kinerja) RSUD Soreang menunjukan peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya
2. RSUD Soreang telah memiliki segmen pasar yang cukup baik meliputi penduduk dari wilayah
Kabupaten Bandung maupun Kabupaten-Kabupaten lain disekitarnya.
3. Provider/Petugas Pelaksana terutama dokter (92 %) berdomisili di Kota Bandung, sedangkan petugas
lainnya tersebar di Soreang, Ciwidey, Banjaran, Katapang, Margahayu dan Cimahi.
4. Faktor aksesibilitas yang mudah dijangkau menguntungkan bagi Provider/ Pelaksana dan
Costumer/masyarakat dalam upaya penanganan pasien khususnya dalam keadaan yang darurat dan
emergensi. Untuk relokasi diperlukan studi Kelayakan (feasibility study), UPL –UKL, pembebasan tanah
untuk pembangunan gedung rumah sakit dan akses jalan kerumah sakit, master plan dan lain-lain.
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan uraian kondisi RSUD Soreang, capaian kinerja pelayanan, RPJMD Kabupaten
Bandung, RDTR Kota Soreang yang telah diuraikan diatas maka hal-hal yang dianggap penting dalam
pengembangan RSUD Soreang adalah kecenderungan peningkatan kinerja pelayanan, perubahan pangsa
pasar serta penyesuaian kegiatan terhadap RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2016 - 2021. Oleh karena itu
RSUD Soreang diproyeksikan harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat
Kabupaten Bandung dengan kriteria sebagai yang menjadi isu-isu strategis pengembangan RSUD Soreang
sebagai berikut :
1. Melanjutkan proses relokasi pembangunan gedung rumah sakit ke tahap fisik selanjutnya
2. Mempunyai sumber dana yang memadai untuk relokasi pembangunan gedung rumah sakit
3. Memiliki peralatan medis, penunjang medis dan non medis yang memadai
4. Memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dengan jumlah yang memadai sesuai bidangnya
5. Mampu melaksanakan pemantauan dan penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan kondisi yang ada.
6. Terakreditasinya RSUD Soreang oleh Badan Akreditasi yang kompeten
7. Mampu melakukan pengelolaan sumber daya secara mandiri dalam bentuk BLUD.
8. Meningkatkan tipe kelas Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Tipe B
BAB IV TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Tujuan dan Sasaran RSUD Soreang
Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten Bandung menjadi isu
kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas
dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan
akan bisa memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
Dalam kehidupan politik, isu-isu tuntutan masyarakat akan perbaikan kinerja birokrasi pelayanan
publik memiliki implikasi yang luas terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu faktor penting yang mendorong
munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan
kesehatan di RSUD Soreang diharapkan akan memperbaiki citra RSUD Soreang di mata masyarakat karena
dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, maka kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun.
Dalam rangka mewujudkan perbaikan kinerja RSUD Soreang sebagaimana yang diharapkan, pada
tataran implementasinya dilakukan melalui tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan strategi yang direncanakan
dengan cermat sehingga akan memberikan arahan yang jelas kepada setiap anggota organisasi untuk dapat
mencapai kinerja pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif.
Berdasarkan analisis pencapaian kinerja RSUD Soreang yang dipadukan dengan berbagai faktor
eksternal dan internal yang mempengaruhinya serta dalam upaya menjunjung Visi dan Misi Pemerintah
Kabupaten Bandung, maka disusunlah tujuan dan sasaran RSUD Soreang yang ingin dicapai RSUD
Soreang tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
Tujuan :
1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit
2. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan RS
3. Meningkatnya Tata Kelola rumah sakit
Sasaran :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan tata kelola perangkat daerah (rumah sakit)
Adapun yang dijadikan indikator sasaran RSUD Soreang antara lain sebagai berikut :
1. Persentase peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2. Persentase Alat Kesehatan sesuai standar
3. Nilai SAKIP
4. Persentase BMD dalam kondisi baik
Dibawah ini dijabarkan implementasi dari Tujuan dan Sasaran Pelayanan RSUD Soreang tahun 2016 -
2021.
Tabel 4.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama RSUD Soreang
No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kondisi Kinerja pada Awal
Periode RPJM
Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja pada akhir
periode RPJMD
2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit
Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
Persentase peningkatan indeks kepuasan masyarakat (IKM)
74,00 75.20
75.56
76,83
77.00
77.56
79.00
2 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan RS
Peningkatan kualitas dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
Persentase Alat Kesehatan sesuai standar
86,51 88 90 92 94 96 86,50
3 Meningkatnya Tata Kelola rumah sakit
Meningkatkan tata kelola perangkat daerah (rumah sakit)
Nilai SAKIP 63 65 66 68 70
Persentase BMD dalam kondisi baik
98 98 98 100 100
4.2. Strategi dan Kebijakan RSUD Soreang
Strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran diatas dilaksanakan melalui Analisa SWOT untuk
mengetahui posisi RSUD Soreang saat ini dengan membandingkan antara faktor internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesess) dengan faktor eksternal peluang (Opportunies) dan ancaman
(threats). Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil di bawah ini.
A. Internal Rumah Sakit :
1. Kekuatan :
jumlah SDM yang banyak dan disiplin ilmu yang berbeda
Ketersediaan anggaran untuk biaya operasional
Aspek legal PEMDA mendukung pengembangan RS
Status hukum RS yang sudah menjadi BLUD memiliki ruang untuk otonomi pengelolaan keuangan
Tercapainya akreditasi untuk 15 pelayanan
Kekuatan kompetensi tenaga medis dan paramedis
Kekompakan antara karyawan
Dukungan masyarakat terhadap keberadaan RSUD Soreang.
Lokasi RS yang berdekatan dengan kantor Pemerintah Kabupaten Bandung
2. Kelemahan :
Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
Jumlah tenaga Medis spesialis yang terbatas
Masih terdapat kualitas SDM yang rendah
Kurangnya dedikasi dan disiplin SDM yang berpengaruh pada Budaya kerja belum optimal
Masih adanya penempatan SDM belum sesuai disiplin ilmu
Luas tanah masih kurang untuk melakukan pengembangan sehingga berpengaruh pada Rencana
pengembangan RS yang belum matang
Pemeliharaan sarana prasarana yang belum optimal
Sistem pelayanan kurang baik
Sistem Pemasaran yang belum optimal
Remunerasi belum sebanding dengan beban kerja yang diterima
Reward dan punishment belum berjalan dengan tegas
Adanya kenaikan tarif layanan
Masih adanya Pandangan negatif masyarakat tentang kinerja RS
Pemanfaatan teknologi belum maksimal.
Lambatnya pencairan BPJS, Jamkesda, SKTM
B. Faktor Eksternal
1. Peluang :
Dengan adanya sistem informasi lewat media internet memberi kemudahan dalam mengakses
informasi dengan cepat dan mudah.
Potensi peningkatan pendapatan dan pertumbuhan pasar yang cukup tinggi seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan industri.
Adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam upaya peningkatan pelayanan dan kemitraan.
Adanya beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan rumah sakit antara lain UU
kesehatan, BLU, Akreditasi RS dan UU tentang Pemerintahan daerah yang menempatkan kesehatan
pada urutan kedua dari kewenangan wajib.
Lokasi Rumah Sakit Daerah Soreang yang strategis.
Aspek legal PEMDA mendukung pengembangan RS.
UU Nomor 36 Tahun 2009 Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Adanya proses relokasi pembangunan RS yang terus berjalan
2. Ancaman :
Persaingan dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya baik swasta maupun pemerintah yang
semakin ketat.
Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah
UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan
Masih adanya pasien SKTM yang tidak sesuai prosedur.
Semakin meningkatnya jumlah pasien tanpa diiringi dengan penambahan layanan rumah sakit
Dari hasil analisis faktor-faktor internal dan eksternal di atas didapatkan kesimpulan bahwa strategi
yang harus dilaksanakan oleh RSUD Soreang adalah strategi yang agresif. Dengan strategi ini
pengembangan RSUD Soreang diarahkan untuk mencapai pertumbuhan dalam pelayanan kesehatan dan
pelayanan pendukung lainnya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan cara mengembangkan jenis
layanan unggulan, baik produk pelayanan yang sudah ada maupun berinovasi dengan mengembangkan
produk yang belum ada sehingga dapat bersaing dengan rumah sakit lain dan memenuhi harapan pasar.
Arah Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung pada RPJMD 2016 – 2021 di bidang pembangunan
bidang kesehatan adalah Perluasan kesempatan bagi masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas. Menurut target dalam mencapai tujuan maka RSUD Soreang dalam hal tersebut
diatas melaksanakan kebijakan-kebijakan pengembangan yang terdiri dari:
1. Kebijakan Internal :
a. Peningkatan kualitas sarana, prasarana serta peralatan pelayanan, rawat inap, rawat jalan dan
penunjang.
b. Peningkatan kompetensi tenaga medik, keperawatan, keteknisian medik dan administrasi melalui
peningkatan pendidikan formal, diklat internal dan eksternal.
c. Peningkatan sistem pencatatan pelaporan dan informasi pelayanan kesehatan dan administrasi
disetiap unit pelayanan.
d. Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pengelolaan jasa pelayanan yang proporsional dan
berkeadilan.
e. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui pemantauan, penjagaan dan audit mutu.
f. Terwujudnya komitmen bersama untuk mencapai tujuan RSD Soreang.
2. Kebijakan Eksternal
a. Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dan SKPD serta lain
dalam upaya meningkatkan kemampuan pembiayaan, kemandirian ,relokasi dan Akreditasi Rumah
Sakit.
b. Peningkatan kemitraan dengan institusi pendidikan, perusahaan dan institusi pelayanan kesehatan
lain serta Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program dan kegiatan yang disusun dalam Rencana Strategis RSUD Soreang disusun selain sebagai
bagian dari data rencana kebutuhan anggaran dalam pemenuhan biaya pelayanan dalam kurun waktu 5
tahun kedepan juga merupakan gambaran teknis dan spesifik mengenai penjabaran dari pembangunan di
bidang kesehatan pada RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2016-2021.
Komponen perencanaan strategis pada Renstra ini yang merupakan perencanaan jangka menengah
merupakan penjabaran Visi dan Misi ke dalam Tujuan, Sasaran Tahunan, Kebijakan, dan Program, serta
dilengkapi dengan tolok ukur kinerja hasil (indicator outcomes) yang diharapkan akan dicapai oleh organisasi
RSUD Soreang.
Sumber pendanaan untuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan dituangkan dalam
Renstra ini diusulkan dari APBD Kabupaten Bandung serta dirinci berdasarkan lokalitas kewenangan RSUD
Soreang dengan mengedepankan beberapa kegiatan dibawah ini :
a. Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang meliputi
kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pelaksanaan kegiatan jaga mutu melalui Indeks Kepuasan Masyarakat,
Akreditasi Rumah Sakit
Penyusunan standar dan prosedur pelayanan.
Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui insentif dan disinsentif melalui penyusunan standar
remunerasi RS berbasis kinerja..
Pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan subspesialis
Penyusunan pola-pola promosi rumah sakit
b. Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan Sarana dan Prasarana
Kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pembangunan ruang Hemodialisa
Peningkatan kualitas lingkungan dan bangunan Rumah Sakit
Peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit melalui Relokasi RSUD Soreang ke lokasi yang
lebih refresentatif serta pembuatan master plan revisi,
Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan sarana dan prasarana Rumah Sakit baik medis
maupun non medis
Membuka peluang Kerjasama dengan rumah sakit lain dalam upaya pemenuhan tenaga
spesialistik yang belum ada.
Kemitraan dengan perusahaan swasta dalam bidang pelayanan kesehatan bagi karyawan dan
keluarganya.
b. Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan dan non
kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada:
Pendidikan dan pelatihan internal serta lokakarya bagi tenaga fungsional dan tenaga pelaksana
lainnya sesuai tupoksi.
Pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan character building bagi seluruh pegawai dalam upaya
peningkatan etos kerja
Rekruitmen SDM kesehatan baru sesuai kompetensi dan kebutuhan
Pendidikan dan pelatihan fungsional : PPGD, ICU, OK, Kebidanan dan Perinatologi, manajemen.
Diklat kepemimpinan: Diklat Pim Tk.II,III,IV
Kemitraan dengan Institusi Pendidikan dalam bidang pengadaan SDM melalui pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat (memperdalam ilmu dan aplikasinya) di RSUD Soreang
Dalam upaya merealisasikan program-program tersebut maka harus didukung oleh rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan Pendanaan Indikatif yang akan dilaksanakan
RSUD Soreang pada periode tahun 2016-2021 yang diuraikan secara terperinci pada tabel halaman berikut
ini.
Tabel. 5.1. Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif
Kode Tujuan Sasaran Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan
(output)
Data Capaian pada Tahun Awal
Perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja SKPD Penanggungjawab
Lokasi 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Kinerja pada akhir
periode Renstra SKPD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
x xx
2
Meningkatnya
kapasitas dan
kapabilitas SDM internal
Meningkatkan tata kelola
perangkat daerah
Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Prosentase pelayanan administrasi perkantoran
x xx
1 13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
x xx
1 19
Penyediaan Tenaga Pendukung Administrasi Teknis dan Perkantoran
Jumlah penyediaan tenaga administrasi perkantoran
1 orang 15.600.000
x xx
2
Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Prosentase peningkatan sarana dan prasarana
aparatur 100% 259.317.434 300.000.000
x xx
2 24
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Jumlah pemeliharaan kendaraan dinas operasional
15 Unit 259.317.434 15 Unit 300.000.000
Jumlah Belanja Renja Rutin 1.174.917.434 300.000.000
Belanja Renja
1 Urusan Wajib
1 2 Kesehatan
1 2 16
Meningkatnya
Kualitas Pelayana
n Kesehata
n RS
Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Kesehata
n Masyarak
at
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat
100% 6.688.000.000 100% 72.269.520.184 100
% 76.268.000.000 100% 77.246.400.000 100% 81.108.720.000 100% 85.164.156.000
1 2 16
32
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
Terlaksanany a pelayanan kesehatan RS kepada pasien
dan pegguna jasa RS
139.519 orang
6.688.000.000 168.818
orang 72.269.520.184
168.818 orang
76.268.000.000 168918 orang
77.246.400.000 169.018 orang
81.108.720.000 169118
85.164.156.000
1 2 19
Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
Terpenuhinya penyediaan informasi melalui media
cetak elektronik dan sarana informasi
100% 100% 100.000.000 100%
150.000.000 100% 150.000.000 100%
150.750.000
100%
151.503.750
1 2 19
1
Pengembangan media promosi dan pengembangan
sadar hidup sehat
Tersedianya sarana promosi, publikasi dan informasi
kesehatan melalui media cetak atau elektronik
3 Paket 100.000.000 5 paket
150.000.000 5
paket 150.000.000
5 paket
150.750.000
5 paket
151.503.750
1 2 24
Program Pelayanan
kesehatan penduduk miskin
Terlaksanany a pelayanan kesehatan RS kepada
pasien dan pegguna jasa RS 12 bulan 11.531.855.800 12 bulan 10.000.000.000
12 bulan
5.000.000.000 12
bulan 5.000.000.000
12 bulan
5.025.000.000 12
bulan 5.050.125.000
1 2 24
11
Pealayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masya
miskin
Terlaksananya pelayanan kesehatan masyakat miskin
1 Kgtn (SKTM)
11.531.855.800 1 Kgtn (SKTM)
10.000.000.000 1000 pasien
5.000.000.000 1000
pasien 5.000.000.000
1000 pasien
5.025.000.000 1000 pasien
5.050.125.000
1 2 26
Meningkatnya
kualitas sarana
prasarana
pelayanan
kesehatan RS
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan
Program pengadaan, peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/
rumah sakit mata
Prosentase pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit
100% 14.360.000.000 100% 21.671.665.481 100% 103.394.413.834 100% 130.666.100.000 100% 101.169.430.500 100% 101.675.277.652
1 2 26
1 Pembangunan rumah sakit Jumlah pembangunan rumah
sakit 1 paket 12.360.000.000 1 paket 12.745.060.481 1 paket 100.000.000.000
1 paket
130.666.100.000 1
paket 101.169.430.500 1 paket 101.675.277.652
1 2 26
27
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
Jumlah pengadaan alat-alat kesehatan
25 unit 2.000.000.000 30 unit 8.926.605.000 8 unit 3.394.413.834 - - - - - -
Jumlah Belanja Renja
Sektor
Jumlah Total 104.341.185.665 184.812.413.834 213.062.500.000 187.453.900.500 192.041.062.402
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Rencana Strategis RSUD Soreang tahun 2016 - 2021 merupakan bagian dari RPJMD Pemerintah
Kabupaten Bandung tahun 2016 - 2021. Renstra ini selanjutnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
berbagai Program dan kegiatan RSUD Soreang yang akan dilaksanakan pada kurun waktu tersebut dan
juga sebagai salah satu rencana kegiatan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di Bidang
Kesehatan. Berikut diuraikan indikator-indikator kinerja pada program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
RSUD Soreang pada tahun 2016 – 2021 yang kami pandang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan Bidang Kesehatan RPJMD Kabupaten Bandung.
Dibawah ini diuraikan indikator kinerja dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD
Soreang pada tahun 2016 – 2021 yang berkaitan langsung dengan rencana pembangunan bidang
kesehatan di Kabupaten Bandung dan menjadi bagian dari komitmen RSUD Soreang dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bandung.
Tabel 6.1. Indikator Kinerja RSUD Soreang yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kondisi Kinerja pada Awal
Periode RPJM
Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja pada akhir
periode RPJMD
2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Meningkatnya
kualitas
pelayanan
kesehatan
rumah sakit
Meningkatkan
kualitas
pelayanan
rumah sakit
Persentase
peningkatan
indeks
kepuasan
masyarakat
(IKM)
74,00 75.20
75.56
76,83
77.00
77.56
79.00
2 Meningkatnya
kualitas sarana
dan prasarana
pelayanan
kesehatan RS
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas sarana
dan prasarana
pelayanan
kesehatan
Persentase Alat
Kesehatan
sesuai standar
86,51 88 90 92 94 96 86,50
3 Meningkatnya
Tata Kelola
rumah sakit
Meningkatkan
tata kelola
perangkat
daerah (rumah
sakit)
Nilai SAKIP 63 65 66 68 70
Persentase
BMD dalam
kondisi baik
98 98 98 100 100
Adapun yang dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Soreang yaitu “Persentase
Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)”
Terlepas dari segala kekurangannya, kinerja Rumah RSUD Soreang secara umum cukup baik.hal
tersebut tidak terlepas dari komitmen dan dukungan seluruh pegawai dalam pencapaian visi dan misi
organisasi. Namun juga harus disadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan
masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu tidak salah bila strategi pengembangan
organisasi ke depan berprinsip mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan.
Rencana Strategis RSUD Soreang ini disusun dengan berusaha mengoptimalkan seluruh potensi
yang dimiliki rumah sakit. Seluruh aspek rumah sakit sedapat mungkin telah dicantumkan dalam
penyusunannya. Namun demikian, sebaik apapun sebuah perencanaan, akan menjadi sia-sia bila tidak
mendapat dukungan dan komitmen dari para pelaksananya. Oleh sebab itu partisipasi dari seluruh
komponen oganisasi mutlak diperlukan baik dalam penyusunan maupun sosialisasi dokumen ini. Dan
akhirnya, semoga dokumen ini bermanfaat dalam pelaksanaan operasional dan pencapaian Visi dan Misi
RSUD Soreang serta arah kebijakan pembangunan Kabupaten Bandung di Bidang Kesehatan.
Soreang, 2018
DIREKTUR RSUD SOREANG KABUPATEN BANDUNG
dr. H. Iping Suripto W, SpA. MH. Kes NIP. 19610102 198803 1 007