BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN...

45
1 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung Tahun Anggaran 2013 dengan menetapkan 1 (satu) program yaitu Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Dengan ditetapkan program tersebut kebijakan teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung dalam rangka mencapai pemerintahan yang baik (Good Goverment). Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung merupakan perangkat untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung telah menetapkan 6 (enam) program kerja strategis untuk periode 2010-2014 antara lain sebagai berikut : 1. Kegiatan pengembangan sistem informasi dan peningkatan sistem pengawasasn hayati: Melengkapi sarana jaringan sistem informasi; Mengembangkan sistem jaringan informasi pelayanan melalui PPK online. 2. Kegiatan peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati: Melaksanakan pelayanan teknis karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati; Melaksanakan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; Meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa melalui sistem jaringan terpadu (PPK online); Membuat, menetapkan dan memberlakukan Sistem Manajemen Mutu (SMM). 3. Meningkatkan sosialisasi dan pelayanan informasi: Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penyebarluasan informasi Karantina Pertanian; Pembuatan leaflet/papan visual.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

1

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebijakan teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung Tahun

Anggaran 2013 dengan menetapkan 1 (satu) program yaitu Program

Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan

Keamanan Hayati. Dengan ditetapkan program tersebut kebijakan teknis

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung dalam rangka mencapai

pemerintahan yang baik (Good Goverment).

Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

merupakan perangkat untuk mencapai harmonisasi perencanaan

pembangunan pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis

dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung telah menetapkan 6 (enam) program

kerja strategis untuk periode 2010-2014 antara lain sebagai berikut :

1. Kegiatan pengembangan sistem informasi dan peningkatan sistem

pengawasasn hayati:

Melengkapi sarana jaringan sistem informasi;

Mengembangkan sistem jaringan informasi pelayanan melalui PPK

online.

2. Kegiatan peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan

pengawasan keamanan hayati:

Melaksanakan pelayanan teknis karantina hewan dan tumbuhan

serta pengawasan keamanan hayati;

Melaksanakan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;

Meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa melalui sistem

jaringan terpadu (PPK online);

Membuat, menetapkan dan memberlakukan Sistem Manajemen

Mutu (SMM).

3. Meningkatkan sosialisasi dan pelayanan informasi:

Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penyebarluasan informasi

Karantina Pertanian;

Pembuatan leaflet/papan visual.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

2

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

4. Kegiatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia:

Mengikuti pelatihan baik teknis maupun administrasi;

Magang.

5. Penyediaan sarana operasional yang optimal serta teknologi dan sistem

informasi yang handal dan terintegrasi:

Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana perkantoran;

Membangun sarana laboratorium;

Menyediakan fasilitas kendaraan operasional;

Pengadan sarana meubelair, IT dan counter pelayanan.

6. Meningkatkan efektifitas pegendalian intern:

Meningkatkan pengendalian intern/SPI dan SMM;

Mengimplementasikan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

telah disusun dalam panduan mutu pelayanan;

Laporan keuangan yang handal;

Pengamanan aset.

Renstra tersebut merupakan salah satu wujud operasional dari Ruh, Visi, dan

Misi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung. Ruh penyelenggaraan

pembangunan pertanian Indonesia yaitu Bersih dan Peduli. Bersih berarti

bebas dari KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), amanah, transparan dan

akuntabel. Peduli berarti memberikan fasilitasi pelayanan, perlindungan,

pembelaan, pemberdayaan dan keberpihakan terhadap kepentingan umum

(masyarakat pertanian) di atas kepentingan pribadi dan golongan

(demokratis) dan aspiratif. Visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

adalah “Mewujudkan Karantina Pertanian yang Tangguh, Terpercaya dan

Handal” sedangkan Misi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung yaitu :

1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati, hewani dan nabati;

2. Mendukung keberhasilan pangan nasional, khususnya di Provinsi Jawa

Barat;

3. Meningkatkan kesejahteraan petani, nilai tambah, daya saing dan ekspor

produk pertanian;

4. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa

karantina; serta

5. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

perkarantinaan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

3

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan, Pemerintah Indonesia telah menentukan pilihan bahwa

salah satu strategi untuk menjaga kelestarian sumber daya alam hayati

hewani, ikan dan tumbuhan adalah melalui penyelenggaraan perkarantinaan.

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di wilayah

Provinsi Jawa Barat, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup UPT Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung) maupun eksternal (koordinasi dengan

instansi terkait) dalam rangka optimalisasi tugas, pokok dan fungsi.

1.2. TUJUAN

Penyusunan Laporan Tahunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Tahun Anggaran 2013 ini mempunyai tujuan diantaranya adalah :

a. Sebagai bahan informasi pelaksanaan program/kegiatan Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung yaitu kegiatan yang telah dilakukan

di UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung pada Tahun

Anggaran 2013;

b. Sebagai bahan informasi terhadap tingkat pencapaian kinerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung Tahun Anggaran 2013; dan

c. Untuk mengetahui berbagai permasalahan terkait dengan tupoksi baik di

Kantor UPT maupun di Wilayah Kerjanya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

4

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB II

KEADAAN UMUM

2.1. STRUKTUR ORGANISASI

a. Kedudukan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dari Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian baik

kegiatan operasional secara teknis maupun administratif dilaporkan kepada

Badan Karantina Pertanian.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung dipimpin oleh seorang Kepala

(Eselon IVa) dibantu 2 pejabat struktural (Eselon Va) yaitu Kepala Urusan

Tata Usaha dan Kepala Sub-Seksi Pelayanan Operasional. Maka Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung.

(dapat diihat pada Gambar 2.1.)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi

b. Tugas Pokok

Pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan/Organisme

Penggangu Tumbuhan Karantina (OPT/OPTK) ke dalam wilayah negara

Republik Indonesia dan antar area di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia, serta keluarnya HPHK dan OPT tertentu dari wilayah Negara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

5

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Republik Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat serta

melakukan pengawasan keamanan hayati.

Kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan dilaksanakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain

sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan,

dan Tumbuhan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan;

4. Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Konvensi PBB

mengenai Keanekaragaman Hayati;

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan

Masyarakat Veteriner;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,

dan Gizi Pangan;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 27/permentan/pp.340/5/2009 jo.

Permentan 38/permentan/pp.340/8/2009 tentang Pengawasan

Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan

Segar Asal Tumbuhan; dan

9. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 363 Tahun

2009 sebagai Petunjuk Pelaksanaan Permentan No. 38 Tahun 2009.

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan;

b. Pelaksanaan tindakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan (8P)

terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPT/OPTK);

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPT/OPTK;

d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPT/OPTK;

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

6

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

e. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan

tumbuhan;

f. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina

hewan dan tumbuhan;

g. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan

dan keamanan hayati hewani dan nabati;

h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

d. Visi

Dalam rangka penjabaran manajemen agribisnis terhadap tugas pokok dan

fungsi organisasi, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung mengacu

kepada visi dan misi Badan Karantina Pertanian, yaitu :

“Mewujudkan Karantina Pertanian yang Tangguh, Terpecaya dan

Handal”

Visi tersebut mempunyai makna bahwa Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Bandung sebagai institusi pemerintah yang melayani public harus tangguh,

tak tergoyahkan dari ancaman dan rintangan, terpercaya dalam akurasi data

dan identifikasi hama penyakit hewan maupun organisme pengganggu

tumbuhan, serta handal dalam menjalankan profesi sebagai karantinawan

dan karantinawati.

e. Misi

Sebagai pondasi yang kuat dalam penyusunan perencanaan strategis, maka

untuk mewujudkan visi tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

merumuskan misi sebagai berikut :

1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati dan nabati;

2. Mendukung keberhasilan pangan nasional, khususnya di Provinsi Jawa

Barat;

3. Meningkatkan kesejahteraan petani, nilai tambah, daya saing dan ekspor

produk pertanian;

4. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa

karantina;

5. Mendorong pastisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

perkarantinaan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

7

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

f. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Bandung, maka perlu dirumuskan tujuan yang akan dicapai yaitu :

1. Meningkatkan efektifitas pelayanan karantina dan pengawasan

keamanan hayati, dalam rangka mencegah masuknya HPHK dan OPTK

dari luar negeri dan antar area di dalam negeri, serta keluarnya dari

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja Sumber Daya Manusia serta

implementasi prinsip tata pemerintahan yang baik;

3. Meningkatkan sarana dan prasarana operasional serta laboratorium

perkarantinaan;

4. Meningkatkan sistem manajemen mutu pelayanan operasional dan

laboratorium;

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang arti penting keberadaan

Karantina Pertanian.

g. Sasaran

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan karantina pertanian di

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung, ada beberapa sasaran yang

harus dicapai sampai dengan Tahun 2014 yang berfokus pada 11 (sebelas)

aspek, antara lain :

1. Menyediakan sarana Instalasi Karantina Pertanian dalam rangka

memudahkan pelaksanaan tindakan karantina;

2. Melengkapi secara bertahap peralatan laboratorium dalam upaya

diagnose hama dan penyakit pertanian secara cepat, tepat, akurat dan

terpercaya sesuai standar nasional;

3. Menjamin ketersediaan dan kelengkapan alat dan bahan secara

berkesinambungan dalam rangka mendukung kinerja laboratorium;

4. Melengkapi sistem informasi dan komunikasi yang modern dan aplikatif;

5. Melengkapi sarana transportasi guna mendukung kelancaran kegiatan

operasional di lapangan;

6. Melengkapi peta sebar HPHK dan OPTK scara akurat dan aktual;

7. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang professional dengan cara

peningkatan keterampilan dan kinerja pegawai;

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

8

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

8. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakarat umum,

akademis, birokrat ataupun pengguna jasa tentang arti penting karantina

pertanian;

9. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, agar dapat mendukung

kinerja Karantina Pertanian;

10. Melengkapi sarana pelayanan dalam rangka peningkatan pelayanan

prima kepada pengguna jasa karantina pertanian;

11. Mengusulkan status eselon Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Bandung dari eselon IVA menjadi eselon IIIA.

2.2. WILAYAH KERJA

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Wilayah Kerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung, meliputi Pelabuhan Laut Cirebon,

Kantor Pos MPC Bandung, Bandara Husein Sastranegara Bandung dan

Terminal Peti Kemas Gede Bage Bandung yang ada di Provinsi Jawa Barat.

(dapat dilihat pada Gambar 2.2.) Gambar 2.2. Wilayah Kerja SKP Kelas I Bandung berdasarkan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008

Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki areal pertanian yang

luas dengan aneka ragam flora dan fauna. Sentra produksi dari mulai padi,

tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan. Komoditi

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

9

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

unggulan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai potensi sebagai komoditi

ekspor seperti bawang merah, sayuran dan lain sebagainya.

Tindakan karantina pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

selama tahun 2013 meliputi pemeriksaan, penahanan, penolakan,

pemusnahan, dan pembebasan terhadap lalu lintas komoditi pertanian impor,

ekspor, dan domestik.

Untuk tindakan pemusnahan yang dilaksanakan di Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung yaitu komoditi yang berasal dari Wilayah Kerja

Bandara Husen Sastranegara dan Kantor Pos MPC Bandung tidak dilengkapi

dokumen yang dipersyaratkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16

Tahun 1992, PP Nomor 14 Tahun 2002, dan PP Nomor 82 Tahun 2000.

Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung berlokasi di Jl.

Soekarno Hatta No. 725 C Bandung, termasuk dalam wilayah Kota Bandung.

Sedangkan untuk Wilayah Kerjanya sebagai berikut :

1) Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon

Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon berkedudukan di Jalan Maluku

No. 1 Pelabuhan Cirebon - 45112.

Wilker Pelabuhan laut Cirebon saat ini sudah menjadi wilayah kerja dari

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung. Kegiatan bongkar muat di

Pelabuhan Laut Cirebon terkendala oleh terbatasnya prasarana dan sarana

yang ada di Pelabuhan Laut Cirebon. Dangkalnya alur untuk kapal yang

masuk ke dalam Pelabuhan Laut Cirebon merupakan salah satu kendala

yang menyebabkan rendahnya kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Laut

Cirebon, khususnya kegiatan ekspor dan impor.

Wilker Pelabuhan laut Cirebon dilaksanakan oleh 8 orang pegawai,

diantaranya 1 orang sebagai Penanggung Jawab Wilayah Kerja Palabuhan

Laut Cirebon dengan jabatan fungsional sebagai POPT Terampil, dibantu; 1

orang POPT Ahli dan 1 orang POPT Terampil, 3 orang Paramedik Veteriner,

dan 2 orang Fungsional umum dari Peternakan dan Administrasi.

Dengan kendaraan operasional sebanyak 3 buah kendaraan roda dua. Dan

untuk gedung laboratorium sebagai sarana penunjang terdapat di Wilayah

Kerja Pelabuhan Cirebon. (dapat dilihat pada Gambar 2.2.1.)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

10

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 2.2.1 Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon

2) Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara Bandung

Wilker Bandara Husein Sastranegara berkedudukan di Jalan Terusan

Padjajaran No. 156 Bandung - 40174.

Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara mempunyai aktifitas

penerbangan domestik dan internasional belum dapat terselenggara secara

optimal, antara lain disebabkan landasan pacu pada bandara tersebut belum

cukup panjang untuk dapat disinggahi oleh pesawat-pesawat berukuran

besar. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya lalu lintas antar area,

ekspor, dan impor komoditi pertanian melalui Bandara Husein Sastranegara

Bandung.

Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara mempunyai 8 orang pegawai,

diantaranya 1 orang sebagai Penanggung jawab Wilker Bandara Husein

Sastranegara dengan jabatan fungsional POPT Ahli; dibantu oleh 2 orang

POPT Terampil, 4 orang Paramedik Veteriner dan 1 orang Calon Medik

Veteriner. Dengan kendaraan operasional 1 buah kendaraan roda dua.

(dapat dilihat pada Gambar 2.2.2.)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

11

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 2.2.2 Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara

3) Wilayah Kerja Kantor Pos Besar (MPC) Bandung

Wilker Kantor Pos Bandung (MPC/Mail Processing Center) berkedudukan di

Jalan Soekarno-Hatta (By Pass) No. 558 Bandung - 40286.

Wilayah Kerja Kantor Pos MPC Bandung mempunyai 3 orang pegawai yang

dipimpin oleh Penanggungjawab Wilker dengan jabatan Medik Veteriner;

dibantu oleh 1 orang POPT Terampil dan 1 orang Paramedik Veteriner.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

12

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Di samping kegiatan sertifikasi karantina tumbuhan impor, ekspor dan

domestik, terhadap beberapa jenis benih dan bibit tanaman impor yang

masuk melalui Kantor Pos MPC Bandung. (dapat dilihat pada Gambar 2.2.3.)

Gambar 2.2.3 Wilayah Kerja Kantor Pos Besar MPC Bandung

4) Wilayah Kerja Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung

Wilayah Kerja Terminal Peti Kemas Gedebage berkedudukan di Jalan

Gedebage No. 68 Bandung – 40295.

Wilker Terminal Peti Kemas Gedebage mempunyai 6 orang pegawai,

diantaranya 1 orang sebagai Penanggung Jawab Wilker Gedebage dengan

jabatan POPT Ahli; dibantu oleh 5 orang pegawai dengan jabatan 4 orang

POPT Terampil dan 1 orang fungsional umum (pramubakti).

Sarana dan Prasarana yang terdapat di dalam Wilker Peti Kemas Gedebage

yaitu 1 buah kendaraan roda dua dan 1 buah kendaraan roda empat. (dapat

dilihat pada Gambar 2.2.4.)

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

13

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 2.2.4 Wilayah Kerja Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

14

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB III

KEGIATAN KETATAUSAHAAN

Salah satu fungsi dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung sesuai

dengan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelayanan Teknis Karantina Pertanian adalah melakukan

penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan serta urusan tata

usaha dan rumah tangga yang menjadi tanggung jawab urusan tata usaha.

3.1. KEUANGAN

3.1.1. BELANJA NEGARA

Pada Tahun Anggaran 2013, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

memperoleh alokasi dana DIPA sebesar Rp7.188.841.000, terdiri dari:

Tabel 3.1. Rincian Anggaran dan Realisasi per Jenis Belanja TA 2013

No Uraian Anggaran Realisasi % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5)=(3-4)/4*100

1 Belanja Pegawai 2.568.954.000 2.484.498.462 96,71

2 Belanja Barang 3.050.439.000 2.993.336.500 98,13

3 Belanja Modal 1.569.448.000 1.566.646.900 99,82

TOTAL 7.188.841.000 7.044.481.862 97,99

Dengan alokasi dana tersebut, selama tahun 2013 SKP Kelas I Bandung

telah merealisasikannya sebesar Rp7.044.481.862, (97,99%).

Gambar 3.1 Diagram Realisasi DIPA Tahun Anggaran 2013

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG

BELANJA MODAL

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

15

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Secara umum alokasi anggaran DIPA Tahun Anggaran 2013 mempunyai

tujuan dan sasaran sebagai berikut :

a. Pemantauan, penyuluhan, dan penyebaran informasi;

b. Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawai serta lembur pegawai;

c. Tersedianya peralatan kantor dan sarana penunjang operasional;

d. Terlaksananya pengadaan Alat Pengolah Data dan Informasi;

e. Terlaksananya pengadaan Peralatan Laboartorium;

f. Terlaksananya pengadaan Sarana Kantor (Meubelair);

g. Terpeliharanya bangunan/gedung kantor di UPT SKP Kelas I Bandung

dan Wilkernya;

h. Terpeliharanya kendaraan dinas operasional; serta

i. Terlaksananya keperluan perjalanan dinas;

Dengan pengelolaan DIPA Tahun Anggaran 2013, secara garis besar kondisi

yang dapat dicapai antara lain adalah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

karantina pertanian dapat berjalan lancar dan kesejahteraan pegawai relatif

dapat dicapai.

3.1.2. PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak pada Tahun Anggaran 2013

adalah sebesar Rp426.973.168 atau mencapai 142,63 persen dari estimasi

pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp299.350.000.

Rincian Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak per tanggal pelaporan

dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP

No U r a i a n Estimasi

Pendapatan Realisasi %

1 Pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan

299.350.000 407.764.684 136.21

2 Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin

- 14.800.000 -

3 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL

- 4.408.484 -

JUMLAH 299.350.000 426.973.168 142.63

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

16

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

3.2. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan bagi

kinerja suatu organisasi. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia akan

sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Unit

Pelaksana Teknis. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi akan optimal apabila

didukung oleh kuantitas yang cukup dan kualitas yang handal dari sumber

daya manusia sebagai pelaksananya. Peningkatan kualitas sumber daya

manusia melalui pendidikan formal maupun non formal (diklat), baik di dalam

maupun di luar negeri yang berorientasi pada peningkatan profesionalisme,

masih sangat diperlukan.

Kondisi di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung pada tahun 2013

adalah sebagai berikut :

3.2.1. Jumlah Pegawai

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung didukung oleh sebanyak 51 pegawai.

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai menurut Jenis Jabatan

NO. JENIS JABATAN JUMLAH/ORANG

1. Kepala UPT 1

2. Kepala Urusan Tata Usaha 1

3. Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional 1

4. Medik Veteriner Utama -

5. Medik Veteriner Muda 1

6. Calon Medik Veteriner 3

7. Paramedik Veteriner Penyelia 2

8. Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 1

9. Paramedik Veteriner Pelaksana 1

10. Calon Paramedik Veteriner Pelaksana 6

11. POPT Ahli Madya 1

12. POPT Ahli Muda 1

13. POPT Ahli Pertama 4

14. POPT Penyelia 1

15. POPT Pelaksana Lanjutan 3

16. POPT Pelaksana 7

17. Calon POPT Pelaksana 2

18. Tenaga Teknis Karantina Pertanian *) 34

19. Tenaga Administrasi Umum **) 14

TOTAL 51 Keterangan :

*) Pegawai pada sub seksi pelayanan operasional;

**) Pegawai pada sub ketatausahaan.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

17

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

3.2.2. Mutasi Alih Tugas

Pada tahun 2013 terjadi mutasi alih tugas pegawai (Pejabat Struktural)

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

4894/Kpts/KP.330/11/2013 tanggal 15 Nopember 2013, yaitu :

Mutasi Masuk:

1. 1 orang Pejabat Struktural (Kepala UPT) dari SKP Kelas I Entikong

an. Choirul Anam, SP;

2. 1 orang POPT Pemula dari BBKP Tanjung Priok an. Sari

Widaningsih.

Mutasi Keluar:

1. 1 orang Pejabat Struktural (Kepala UPT SKP I Bandung) an. Hom

Hom, SP, MP ke SKP Kelas I Cilacap;

2. 1 orang POPT Terampil an. Dadang Kusnady dan Paramedik

Veteriner Pelaksana an. Rusdiyanto ke BBKP Tanjung Priok.

Selain pergantian pejabat struktural ada juga penambahan pegawai dari

Badan Ketahanan Pangan sebanyak 1 orang an. Asri Dwiandary, SP., M.Si.

3.2.3. Ketatausahaan

Dibidang katatausahaan khususnya surat menyurat dalam tahun 2013 telah

memproses surat masuk maupun surat keluar dengan rekapitulasi sebagai

mana tercantum di bawah ini. (dapat dilihat pada Tabel 3.3.)

Tabel 3.4 Rekapitulasi Surat Masuk dan Surat Keluar

No. JENIS SURAT JUMLAH

1. Surat Masuk 694

2. Surat Keluar 1389

3.3. PERLENGKAPAN (Sarana dan Prasarana)

Pada tanggal 16 Juni 2011 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

sekarang sudah pindah ke kantor baru beralamat Jl. Soekarno Hatta No. 725

C Bandung dengan luas 840m2, dengan bangunan gedung kantor seluas 600

m2, diisi oleh pegawai berikut barang inventaris berupa peralatan

laboratorium KT dan KH yang berada di lantai 1 sejajar dengan pelayanan,

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

18

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

lantai 2 diisi oleh para pegawai administrasi keuangan dan tata usaha serta

pelayanan operasional serta ruang Kepala UPT, Kepala Urusan Tata Usaha

dan Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional, lantai 3 diisi untuk ruang

POPT, ruang rapat, ruang laboratorium koleksi dan ruang perpustakaan.

Untuk gedung Kantor Wilker Pelabuhan Cirebon yang digunakan berada di

atas tanah seluas 446 m2 milik PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Cirebon

dengan status sewa dengan biaya sebesar Rp. 1.210.000.,-/tahun. Kantor

Wilker TPK Gedebage Bandung dengan luas 50 m2 berada ditanah milik PT.

KAI (Kereta Api Indonesia) dengan status difasilitasi, kondisinya pun masih

sangat memprihatinkan dan kurang layak karena keterbatasan ruangan.

Untuk Wilayah Kerja Bandara Husen Sastranegara dengan luas 42 m2,

suasana terasa sesak tidak hanya adanya pegawai tetapi tidak adanya

tempat untuk menyimpan media pembawa apabila ada penahanan serta

tidak tentunya jadwal penerbangan (delay), dan tentunya dengan beban

sewa yang cukup besar yaitu sebesar Rp. 8.721.000/tahun.

Sistem pengolah data sudah semakin baik dengan dilengkapinya komputer

dengan spesifikasi yang memadai serta fasilitas Local Area Network (LAN)

dan Internet serta adanya VPN (Virtual Private Network) berupa jaringan

tersendiri yang menghubungkan computer-komputer yang berada di seluruh

wilayah kerja ke computer Server yang berada di Kantor Induk UPT seperti

layaknya jaringan LAN. Sehingga semakin lengkap sarana untuk pengolahan

data. Namun masih diperlukan tenaga operator yang handal dan profesional

serta menguasai hal-hal yang berkaitan dengan komputerisasi.

Kendaraan operasional roda-4 di Stasiun Karantina Pertanian kelas I

Bandung ada 5 (lima) unit, yaitu :

a) Minibus Mitsubishi T120 tahun pembuatan 1996 yang dipegang oleh

Kasubsi Yanop, dengan kondisi rudak berat dan digunakan untuk

operasional tindakan karantina di luar pelabuhan (sudah dilakukan

penghapusan);

b) Toyota Kijang LSX tahun 1997 yang dipegang oleh Penanggungjawab

Wilker TPK Gedebage Bandung, digunakan untuk kegiatan

operasional;

c) Toyota Kijang LGX tahun 2002 yang dipegang oleh Ka Ur. Tata Usaha,

dengan kondisi baik, digunakan untuk operasional tindakan karantina di

luar pelabuhan dan staf keuangan untuk proses ke KPPN atau ke Bank

dalam rangka menunjang kegiatan operasional perkantoran;

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

19

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

d) Toyota Avanza G pengadaan tahun 2007 untuk operasional di SKP

Kelas I Bandung;

e) Toyota Kijang LGX tahun 2000 merupakan transfer masuk dari BBKP

Tanjung Priok untuk keperluan sehari-hari Kepala UPT.

Untuk melihat data Sarana kendaraan dinas baik roda 4 maupun roda 2

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung Tahun Anggaran 2013. (dapat

dilihat pada Lampiran 3)

Peralatan laboratorium yang dimiliki dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan baik kualitas maupun kuantitas, namun ada pula yang menjadi

rusak berat ataupun rusak ringan, sarana dan prasarana ini merupakan

kebutuhan pokok dalam kegiatan operasional terkait pengujian target OPTK

yang masuk melalui kegiatan impor dan antar area maupun pengujian OPT

untuk kegitan ekspor. Pengujian yang dapat dilakukan di laboratorium

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung yaitu pengujian serangga,

cendawan, nematode, gulma dan bakteri, namun untuk target OPTK virus

dan bakteri tertentu yang bahan pengujiannya belum lengkap di rujuk ke

BBUS KP.

Alangkah baiknya apabila laboratorium di Balai Besar Uji Standar menjadi

pembina bagi laboratorium-laboratorium di daerah sehingga dengan

pembinaan yang berkesinambungan akan terbentuk suatu sistem

laboratorium yang handal dan terpercaya. Laboratorium masih perlu ditata

kembali, khususnya mengenai SOP Pengujian laboratorium itu sendiri

maupun SDM yang mampu melakukan pengujian sehingga perlu pelatihan

yang dapat diselenggarakan oleh Badan Karantina Pertanian.

Dalam upaya meningkatkan peranan laboratorium yang ada di Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung, peralatan laboratorium terus

diupayakan untuk ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, dengan tujuan agar

hasil pengamatan dan identifikasi yang dilakukan oleh Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung sesuai standar mutu dan terpercaya. Peralatan

laboratorium terdapat penambahan, begitu juga peralatan inventaris lainnya.

3.3.1. Pengadaan Barang Inventaris

Dalam T. A. 2013 telah dilaksanakan pengadaan barang inventaris kantor,

baik secara penunjukan langsung maupun melalui pelelangan. Dalam

pelaksanaan kegiataan pengadaan barang-barang yang dimaksud

berpedoman pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang

Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Jo. Peraturan Presiden

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

20

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Nomor 53 Tahun 2010. Perolehan barang-barang inventaris kantor, jumlah

dan jenis barang yang dananya bersumber dari DIPA T. A. 2013 antara lain:

a) Pengadaan Peralatan Laboaratorium;

b) Pengadaan Tower Triangle;

c) Pengadaan mesin absen dan cctv;

d) Pengadaan alat pengolah data;

e) Pengadaan sepeda motor;

f) Pengadaan brandkas;

g) Pengadaan meubelair kantor;

h) Pengadaan sarana layanan publik;

i) Pengadaan meubelair laboratorium; dan

j) Penambahan daya listrik 23.000 VA;

k) Pembangunan Ruang Genset.

Tabel 3.5. Realisasi Belanja Modal atas Beban DIPA TA. 2013

No. JENIS PENGADAAN PERUNTUKAN NILAI DALAM

DIPA (Rp.) KETERANGAN

1. Pengadaan Peralatan Laboratorium

Peningkatan Pelayanan Karantina

858.500.000,- Lelang Umum

2. Pengadaan tower triangle

Sarana Perkantoran 27.000.000,- Penunjukan Langsung

3. Pengadaan mesin absen dan cctv

Peningkatan Pelayanan Karantina

92.500.000,- Penunjukan Langsung

4. Pengadaan alat pengolah data

Sarana Perkantoran

122.731.000,- Penunjukan Langsung

5. Pengadaan sepeda motor

Sarana Perkantoran

26.000.000,- Penunjukan Langsung

6. Pengadaan brandkas Sarana Perkantoran

7.500.000,- Penunjukan Langsung

7. Pengadaan meubelair kantor

Sarana Perkantoran

241.500.000,- Penunjukan Langsung

8. Pengadaan sarana layanan publik

Sarana Layanan Publik 74.520.000,- Penunjukan Langsung

9. Pengadaan meubelair laboratorium

70.000.000,- Penunjukan Langsung

10. Penambahan daya listrik

Gedung Pelayanan Karantina

32.945.000,- Penunjukan Langsung

11. Pembangunan Ruang Genset

Gedung Pelayanan Karantina

86.252.000,- Penunjukan Langsung

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

21

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB IV

KEGIATAN PELAYANAN OPERASIONAL

Kegiatan pelayanan operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

dilaksanakan di Kantor SKP Kelas I Bandung juga di tempat-tempat pemasukan

dan pengeluaran yang terdapat di Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Bandung, diantaranya :

4.1. KARANTINA HEWAN

4.1.1. Tindakan Karantina Hewan – Impor

Selama tahun 2013 terdapat kegiatan Impor melalui UPT Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Bandung, berupa :

Tabel 4.1. Kegiatan Impor Karantina Hewan Tahun 2013

No Jenis MP

Nama Komoditas

Vol. (ekor/kg/tabung)

Frek. (Kali)

Negara Asal

1 Hewan Tarantula 28 ekor 1 Philipina

2 Bahan Asal

Hewan

Kulit Unta

Garaman

2 lembar 1 Somalia

3 Hasil Bahan Asal

Heawan

Kerupuk Kulit

Babi

1 karton 1 China

4.1.2. Tindakan Karantina Hewan – Ekspor

Adapun kegiatan sertifikasi karantina hewan ekspor yang dilaksanakan

selama tahun 2013 adalah Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal

Hewan dan Benda Lain dan Media Pembawa Lain. Yang diekspor melalui

Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara yaitu sarang walet, marmut dan

kelinci dengan tujuan pengiriman ke Malaysia dan Singapura, wilker

Gedebage berupa wool ke Lithuania, Letvia dan Australia dan Kulit

jadi/olahan ke China, Amerika, Hongkong, Eropa dan Australia, sedangkan

yang diekspor melalui Wilayah Kerja Cirebon adalah tokek kering ke China.

Rekapitulasi kegiatan ekspor karantina hewan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 4.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

22

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

4.1.3. Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa HPHK Yang

Diantarareakan

1). Kegiatan Domestik Masuk

Untuk kegiatan karantina hewan domestik masuk selama tahun 2013 yang

melalui Wilker Bandara Husen Sastranegara yaitu pakan hewan kesayangan

dari Surabaya dan melalui Wilker Cirebon berupa burung dari Tanjung Balai

Asahan. (dapat dilihat pada lampiran 4)

2). Kegiatan Domestik Keluar

Kegiatan karantina hewan domestik keluar selama tahun 2013 banyak

melalui Wilayah Kerja Bandara Husein Sastranegara, selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 4.

Tabel 4.2. Data Realisasi Tindakan Karantina Hewan Tahun 2013

No. Jenis MP

HPHK

Ekspor Impor Domestik Keluar Domestik Masuk Satuan

Frek Vol Frek Vol Frek Vol Frek Vol

1 Hewan 10 170 - - 1.557 49.568 7 58 Ekor

2 Bahan Asal

Hewan

3 88 - - 6

42

178

55

-

75

-

-

26.250

-

Kg

Lembar

Tabung

3 Hasil Bahan

Asal Hewan

65 181.735,40 - - 249 11.008,50 - - Kg

4 Benda Lain

dan Media

Pembawa Lain

6 780 - - 261

29

2.492

808

-

115

-

2.469

Kemasan

Kg

TOTAL 10

68

6

17

182.823,40

780

- - 1.557

384

261

42

49.568

11.994,50

2.492

55

7

115

-

-

75

58

2.469

-

-

26.250

Ekor

Kg

Kemasan

Tabung

Lembar

4.1.4. Penggunaan Formulir Karantina Hewan

Adapun penggunaan formulir karantina hewan sesuai dengan Keputusan

Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat

Karantina Hewan selama tahun 2013, KH-9 (Sertifikat Kesehatan Hewan)

1614 lembar, KH-10 (Sertifikat Sanitasi Poduk Hewan) 337 lembar, KH-11

(Surat Keterangan Benda Lain) 268 lembar dan KH-12 (Serifikat Pelepasan

Karantina) 192 lembar. (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

23

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

4.1.5. Kegiatan Pemantauan HPHK

Pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) tahun 2013

sebagaimana tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.348/kpts/KH.120/L/3/2013 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar

HPHK Tahun 2013 dibagi dalam 2 (dua) prioritas. Prioritas nasional ditujukan

untuk mendukung pencapaian Program Swasembada Daging Sapi (PSDS)

sedangkan prioritas regional ditujukan untuk mendukung program

surveilan/pemberantasan/pembebasan daerah setempat dari penyakit hewan

tertentu.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung merupakan salah satu UPT

Karantina Pertanian yang tidak ada lalu lintas media pembawa berupa sapi

atau ternak lainnya. Oleh karena itu, prioritas regional menjadi pilihan wajib

dalam pelaksanaan pemantauan HPHK tahun 2013.

Pemasukan media pembawa melalui SKP Kelas I Bandung sejak tahun 2011

sampai dengan bulan April 2013 adalah burung kenari, love bird, merpati,

ayam bangkok, ayam serama, kroto dan kulit kambing garaman.

Berdasarkan data tersebut serta hasil dari koordinasi dengan Balai

Penyidikan dan Pengujian Veteriner Subang, Dinas Peternakan Provinsi

Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat, Dinas Pertanian dan

Tanaman Pangan Kota Bandung dan Dinas Perekonomian, Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kota Cimahi, maka SKP Kelas I Bandung

berencana melakukan pemantauan High Pathogenic Avian Influenza (HPAI)

di daerah sebar pertama.

High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) merupakan salah satu penyakit

hewan yang dianggap strategis dan menjadi prioritas penanggulangan di

Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Direktorat Jenderal Peternakan

No.59/kpts/PD.610/05/2007 tentang Jenis-jenis Penyakit Hewan Menular

yang Mendapat Prioritas Pengendalian dan atau Pemberantasannya.

Tujuan Pemantauan ini untuk mengetahui ada tidaknya HPAI di daerah

sebar pemasukan media pembawa HPAI.

Materi sampel berupa Populasi yang digunakan adalah populasi dari media

pembawa HPAI yang dimasukkan melalui wilayah kerja Bandara Husein

Sastranegara SKP Kelas I Bandung dan asumsi populasi unggas yang

berada di daerah sebar pertama. Sampel yang diambil adalah sampel swab

trakea atau swab orofaring dan metode yang digunakan metode

penghitungan besaran sampel dilakukan dengan rumus detect disease untuk

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

24

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

mengetahui ada tidaknya keberadaan HPAI di daerah sebar. Prevalensi yang

digunakan adalah prevalensi asumsi di Kabupaten Bandung sebesar 5%.

Dengan menggunakan Tabel Penentuan Jumlah Sampel Detect Disease,

diperoleh jumlah sampel sebesar 59 sampel.

n = [ 1- (1-a)1/D ] [ N- (D-1)/2 ]

keterangan : N= Populasi ;

a= Tingkat konfidensi (95%);

n= besaran contoh;

D= prevalensi (asumsi sebesar 5%)

Sampel diperoleh secara bias dengan memilih ayam yang menunjukkan

gejala klinis dari penyakit Avian Influenza. Gambaran metodologi penentuan

besaran sampel dan lokasi daerah sebar disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.3. Lokasi daerah sebar

No. Lokasi

(daerah sebar)

Kota /

Kab.

Jumlah

Kandang

Jumlah

Populasi

Jumlah

spesimen

1. Kandang Bpk. Didi

Subandi

Kota

Bandung 6 140 48

2. Kandang Bpk.

Wardjito

Kab.

Bandung 1 33 5

3. Kandang Bpk. Irfan

Nurrochim, SE

Kota

Bandung 2 35 6

Total 9 208 59

Catatan: Lokasi (daerah sebar) merupakan rumah tinggal yang tertutup/ terisolasi dengan lingkungan

luar.

Metode pengujian Spesimen swab trachea dilakukan pengujian dengan

Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui ada tidaknya virus

HPAI. Terhadap serum darah dilakukan uji serologis digunakan untuk

mengetahui titer antibodi unggas terhadap virus HPAI. Uji ini dilaksanakan

karena daerah sebar HPAI belum pernah dilakukan vaksinasi HPAI. Titer

antibodi akan memberikan gambaran tingkat protektifitas unggas di daerah

sebar terhadap infeksi virus HPAI.

Hasil dari pengujian spesimen disajikan pada tabel berikut ini :

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

25

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Tabel 4.4. Hasil pengujian PCR

No. Lokasi

(daerah sebar)

Jenis

unggas

Jumlah

sample

Lab.

Penguji Metode Hasil

1. Kandang Bpk. Didi

Subandi

Ayam

Bangkok

48 BPPV

Subang

PCR Negatif

2. Kandang Bpk.

Wardjito

Ayam

Bangkok

5 BPPV

Subang

PCR Negatif

3. Kandang Bpk. Irfan

Nurrochim, SE

Ayam

Pelung

6 BPPV

Subang

PCR Negatif

Total 59

Tabel 4.5. Hasil pengujian Serologis

No. Lokasi

(daerah sebar)

Jumlah

sample Lab. Penguji Metode Hasil

1. Kandang Bpk. Didi

Subandi

10 BPPPHK

Cikole

HA – HI

Test

20

2. Kandang Bpk.

Wardjito

3 BPPPHK

Cikole

HA – HI

Test

20

3. Kandang Bpk. Irfan

Nurrochim, SE

3 BPPPHK

Cikole

HA – HI

Test

20

Total 16

Gambar 4.1. Gambar 4.2.

Daerah sebar media pembawa HPAI (kandang milik Bapak Wardjito (gambar

4.1), kandang milik Bapak Irfan Nurrochim (gambar 4.2)).

Kesimpulannya bahwa ayam di 3 (tiga) lokasi daerah sebar pertama tidak

ditemukan agen H5N1 dengan tingkat kekebalan terhadap H5 rendah.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

26

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

4.1.6. Kegiatan Koleksi HPHK

Untuk kegiatan Koleksi HPHK Tahun Anggaran 2013di laksanakan di

Kabupaten Bandung dan Bandung Barat pada bulan Mei s/d Juni 2013.

Tujuannya adalah sebagai salah satu bukti fisik pelaksanaan kegiatan

pemantauan dan memperoleh koleksi sampel Hama dan Panyakit Hewan

Karantina.

Materi metode yang digunakan adalah materi yang di simpan berupa serum

darah dan swab kloaka ayam. Darah diambil dari vena brachialis ayam

dengan menggunanan spuit 3 cc, kemudian didiamkan sampai serum darah

keluar. Agar memudahkan pengambilan serum, darah di sentrifus selama 5

menit dengan kecepatan 300 rpm. Serum diambil dengan menggunakan

mikropipet, kemudian diletakkan di dalam eppendorf 1,5 ml diberi label,

berisi kode sampel dan tanggal pengambilan, disimpan di dalam freezer -

20˚C.

Swab kloaka diambil dari kloaka ayam menggunakan cotton bud steril,

kemudian dimasukkan ke dalam viral media transport. Setelah beberapa

lama swab diambil dan eppendorf berisi viral media transport diberi label,

berisi kode sampel dan tanggal pengambilan, kemudian disimpan di dalam

freezer -20˚C.

Hasilnya sampel serum darah dan Swab kloaka koleksi berasal dari ayam ,

sebagai Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (MP HPHK),

yang masuk ke wilayah kerja Stasiun karantina Pertanian Kelas I Bandung.

Pemasukan MP HPHK tersebut melalui Bandara Husein Sastranegara.

Pengambilan sampel dilakukan di kandang pemilik.

Serum darah Swab kloaka

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

27

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

4.2. KARANTINA TUMBUHAN

4.2.1. Tindakan Karantina Tumbuhan – Impor

Selama tahun 2013, pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung ada

kegiatan impor yaitu impor Benih Padi dari Philifina, Chinese Cabbage Seed

dari Jepang, Cemara Sergantii dari Taiwan, Echeveria dari Korea, Kakao Biji

dari AS-Papua Newguinea-Ghana-Kamerun-Pantai Gading-Kep. Solomon-

Pakistan dan Kapas Serat dari AS-Australia-Brazil-Pakistan-Philifina-

Singapura dan Spanyol, yang masuk melalui Wilayah Kerja Kantor Pos Besar

Bandung dan Wilayah Kerja Bandara Husein, Willayah Kerja TPK Gedebage

Bandung, SKP Kelas I Bandung dan Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon

Kegiatan karantina tumbuhan impor selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6.

4.2.2. Tindakan Karantina Tumbuhan – Ekspor

Kegiatan operasional ekspor pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Bandung tahun 2013 pengeluarannya melalui 3 Wilayah Kerja yaitu Wilker

Bandara Husein Sastranegara, Wilker TPK Gede Bage dan Wilker

Pelabuhan Laut Cirebon. Kegiatan sertifikasi karantina tumbuhan ekspor

yang dilaksanakan selama tahun 2013 didominasi oleh komoditi bawang

merah, kakao bubuk, kakao pasta, tepung terigu dan tepung sagu. Adapun

jumlah komoditi yang di ekspor pada tahun 2013 sebanyak 131 jenis/komoditi

yang di ekpor ke beberapa negara baik di Asia, Afrika, Amerika dan Australia.

(Dapat dilihat pada lampiran 6)

4.2.3. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa

OPT/OPTK Yang Diantarareakan

1) Kegiatan Domestik Masuk

Kegiatan karantina tumbuhan domestik masuk selama tahun 2013 hanya

melalui Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Cirebon hanya 1 (satu) komoditi,

yaitu tepung sagu dari Daik Lingga, Kuala Gaung, Selat Panjang dan

Sungai Gantung dengan jumlah volume 13.622.884,95 Kg. (Dapat dilihat

pada lampiran 6)

2) Kegiatan Domestik Keluar

Kegiatan karantina domestik keluar periode tahun 2013 terdapat 158

komoditi, mayoritas komoditi bunga, benih tanaman dan bibit tanaman .

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

28

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Kegiatan dapat berjalan lancar berkat kerjasama yang baik dengan

instansi terkait di pelabuhan laut dan bandara. Kegiatan karantina

tumbuhan domestik keluar selama tahun 2013 dapat dilihat pada

lampiran 6.

4.2.4. Penggunaan Formulir Karantina Tumbuhan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Kpts/HK.060/M/2/2002

Tanggal 12 Februari 2004 tentang Bentuk dan Jenis Dokumen Tindakan

Karantina Tumbuhan. Rekapitulasi penggunaan formulir baru karantina

tumbuhan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

3237/Kpts/HK.060/9/2009 tentang Pedoman Penggunaan Dokumen

Tindakan Karantina tahun 2013 yaitu; KT-9 (SPKT/Keamanan PSAT)

336 lembar, KT-10 (PC) 4.151 lembar, KT-11 (Re-Ekspor) 250 lembar

dan KT-12 (SKTAA) 7.168 lembar. Rekapitulasi penggunaan formulir

karantina tumbuhan terdapat pada lampiran 7.

4.2.5. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK

Kegiatan intersepsi pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

terdapat pada kegiatan impor, ekspor dan pemantauan daerah sebar

OPT/OPTK Tahun 2013.

Adapun hasil intersepsi tersebut terdapat pada lampiran 8.

4.2.6. Kegiatan Pemantauan OPTK

Kegiatan pemantauan dan daerah sebar OPT/OPTK dilaksanakan pada

bulan Maret sampai dengan Juli 2013, dengan pelaksana seluruh POPT

lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung.

Kegiatan Pemantauan ini berdasarkan Surat Kepala Badan Karantina

Pertanian No. 204/Kpts/OT.140/07/2009 tentang wilayah pemantauan

Hama Penyakit Hewan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina pada Balai Besar dan Stasiun Karantina Pertanian, dengan

wilayah pemantauannya yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut

dan Kabupaten Majalengka.

Target komoditi dan target OPTK berdasarkan Surat Keputusan Kepala

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Nomor :

131/KT.210/L.3/1/2013 tentang Pelaksanaan Pemantauan Organisme

Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) Tahun Anggaran 2013yaitu

mengacu pada daftar OPTK Permentan Nomor 38 jo Permentan Nomor :

90/Kpts/HK.060/12/2011 yaitu :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

29

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

1. Trogoderma granarium;

2. Erwinia corotovora subsp atroseptica pada kentang; dan

3. Pantoea stewartii pada jagung.

Tujuan pemantauan yaitu untuk memperoleh atau mengetahui adta

perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan/Organis Penggangu

Tumbuhan Karantina (OPTK/OPTK) golongan I dan II, Kategori A1 dan

A2, pada komoditi terpilih.

Metode pemantauan yang digunakan adalah:

1. Pengambilan Data Sekunder

Dengan cara mendatangi instansi terkait di wilayah tempat yang akan

dilakukan pemantauan OPTK dengan melakukan wawancara serta

pengisian quitioner.

2. Pengambilan Data Primer

Dengan cara pengamatan di lapangan terhadap OPTK dan gejala

spesifik dari suatu OPT/OPTK.

Dari hasil pemantauan daerah sebar OPTK Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Bandung, untuk wilayah Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung

dan Kabupaten Majalengka tidak ditemukan target OPTK. Pantoea

stewartii; Erwinia caratovora subsp. Atroseptica; Trogoderma granarium;

Pseudomonas syringae pv. Syringae dan Ditylenchus dipsaci.

Hasil temuan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) terdapat di

wilayah pemantauan daerah sebar yaitu :

1. Temuan OPT di wilayah pemantauan Kabupaten Garut adalah

Dorylaimus sp., Helicotylenchus sp., Araecerus fasciculatus,

Alphitobius laevigatus, Carphopilus dimidiatus, Ahasverus advena,

Bolithopagus sp., Sithopilusoryzae, dan Acarus siro.

2. Temuan OPT di wilayah Kabupaten Bandung adalah Drechslera sp.,

Aspergillus sp., Curvularia sp., Fusarium semitectum, Chaetomium

sp.,Dorylaimus sp., dan Sitophilus oryzae.

3. Temuan OPT di wilayah Kabupaten Majalengka adalah Dorylaimus

sp. dan Sitophilus oryzae.

Adapun hasil pemantauan tahun 2013 pada lampiran 9.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

30

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

4.2.7. Kegiatan Koleksi OPT/OPTK

Kegiatan koleksi dilakukan dari hasil OPT/OPTK yang diperoleh dari kegiatan

intersepsi Impor, Ekspor, Antar Area dan Pemantauan Daerah Sebar

OPT/OPTK.

Adapun hasil koleksi tahun 2013 terdapat pada lampiran 9.

4.3. PEMUSNAHAN MEDIA PEMBAWA OPTK

Penyakit hawar daun karet Amerika Selatan (South American Leaf Blight)

disebabkan oleh cendawan patogen Microcyclus ulei (P. Henn.) yang

menyerang tanaman karet (Hevea brasiliensis). H. Hom Hom, SP., MP.

dalam acara tindakan pemusnahan media pembawa OPTK (19/9)

menjelaskan bahwa upaya memasukkan media pembawa yang memiliki

risiko mengandung OPTK A1 harus diwaspadai. Produksi karet indonesia

hingga september 2013 saat ini sedang mengalami penurunan akibat faktor

cuaca. Ancaman terhadap komoditas pertanian Indonesia menjadi

tanggungjawab utama karantina pertanian dalam mencegah masuk dan

berkembangnya OPTK dari luar negeri, “sebagai barrier, karantina memiliki

tugas penting dalam hal ini” tegasnya.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe

Madya Pabean Bandung, Mail Proccessing Center Bandung (MPC), pemilik

media pembawa serta instansi terkait lainnya memusnahkan sejumlah media

pembawa yang tidak dilengkapi dokumen. Media pembawa tersebut berhasil

ditahan oleh petugas karantina di Wilayah kerja Kantor POS Bandung dan

Bandara Husein Sastranegara Bandung. Beberapa yang dimusnahkan

diantaranya biji karet, jamur, kapas, kaktus, bunga mawar, bunga matahari,

bunga tulip dan beberapa benih holtikultura lainnya yang berasal dari

beberapa negara seperti Malaysia, Hongkong, Belanda dan Amerika Serikat.

Keberhasilan tersebut menurut H. Hom Hom, SP., MP. akan terus dipantau

dan ditelusuri, guna kepentingan pencegahan upaya pemasukan secara

sengaja beberapa media pembawa ke wilayah Jawa Barat khususnya. Dalam

kesempatan yang sama koordinator jabatan fungsional Karantina Tumbuhan

Ir. Yanni P Panji, menambahkan bahwa kejelian petugas karantina,

pengawasan yang efektif dan kerjasama antar instansi perlu terus dibina dan

dikembangkan guna peningkatan fungsi karantina pertanian kedepan.

Kegiatan pemusnahan media pembawa tersebut dilakukan di insenerator

SKP Kls I Bandung. Pemusnahan bertujuan untuk mencegah masuk dan

berkembangnya OPTK target dalam media pembawa tersebut. Hadir pula

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

31

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

dalam acara tersebut Koordinator jabatan fungsional karantina hewan, drh.

Ahmad Bihariddin. “Kegiatan ini akan terus dilakukan jika media pembawa

yang ditahan, tidak dapat dilengkapi dokumen persyaratannya dan uji

laboratorium tidak lolos” jelasnya. Upaya melindungi pertanian lokal dan

nasional dari serangan OPTK pengganggu adalah tanggung jawab bersama

seluruh komponen bangsa tanpa terkecuali.

Gambar 4.5. Kegiatan Pemusnahan Media Pembawa OPTK

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

32

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB V

KEGIATAN LAIN-LAIN

5.1. KEGIATAN PUBLIC AWARENESS

Kegiatan Sosialisasi Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan

di Hotel Grand Paradise, Lembang (Jl. Tangkuban Parahu No. 50 Lembang,

Kabupaten Bandung Jawa Barat).

Kegiatan ini bertemakan “Meningkatkan Peran serta Masyarakat dalam

Pengawasan dan Penindakan Perkarantinaan”, dengan narasumber yang

dihadirkan adalah Kepala Badan Karantina Pertanian, Sekretaris Badan

Karantina Pertanian, Kepala Pusat Kepatuhan Kerjasama dan Informasi

Perkarantinaan, Kepala Bidang Kepatuhan KKIP, dan Kepala Sud Direktorat II

Bidang Ekonomi Markas Besar Kepolisian Negara RI, dengan moderator

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung.

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di ruang pertemuan yang didesain seperti

ruang makan dengan nuansa romawi (gambar terlampir). Kegiatan ini dihadiri

109 peserta yang terdiri dari Pegawai Kecamatan Lembang, Pegawai

Kecamatan Parongpong, Polda, Polresta, Polsek, Brimob, Sekolah Pimpinan

dan Staf POLRI, Lab. Kimia Agro, Balai Besar Kementerian Pertanianm Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Prop. Jawa Barat, Dinas Pertanian Kab.

Bandung, PT. KAI, Kantor Administrator TPK Gedebage, Kantor Kesehatan

Pelabuhan, Dinas Perhubungan Prop. Jawa Barat, PT. Angkasa Pura II,

Fakultas Pertanian UNINUS, Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai

Tipe Madya, BPTHP Jawa Baratm Cargo Bandara Husein Sastranegara dan

Perusahaan Fumigasi dan Pihak ketiga lainnya.

Ringkasan Materi

Pembicara I : Dr. drh Catur Putra Budiman, M.Agric

Materi : Sosialisasi Nota Kesepahaman antara Badan Karantina

Pertanian Kementerian Pertanian dan Markas Besar

Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pembicara II : Ir. Karsad

Materi : Nota Kesepahaman antara Badan Karantina Pertanian

dengan Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

33

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

No.1484/HK.020/L/3/2013 tentang Kerjasama Karantina

Hewan, Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan

Hayati.

Pembicara III : Kombespol Drs. M. Soleh Hidayat, MH.

Materi : Peranan Intelijen dalam Melakukan Pengawasan Terhadap

Lalu Lintas Komoditas Pertanian.

Moderator : Hom Hom, SP. MP (Kepala SKP Kelas I Bandung)

Pertanyaan – Pertanyaan

1. Bapak Rizal dari Riksa Persada

Pertama, Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh

Karantina Bandung dengan mempertemukan asosiasi eksportir

sayuran, importir bibit, cargo dan istansi lainnya. Semoga masalah

bibit ilegal yang berkembang di masyarakat bisa tertangani dengan

baik melalui koordinasi tersebut.

Kedua, saya mau konfirmasi dengan pak Kombespol Soleh. Tadi

Bapak menyampaikan kalo wilayah Sumatra Barat merupakan tujuan

akhir penjualan daging Anjing dari pulau Jawa. Saya adalah orang

minang yang lahir di Padang, setahu saya Provinsi Sumatra Barat

merupakan provinsi dengan 90 persen muslim. Rasanya tidak

mungkin masyarakat kami yang mengkonsumsi daging Anjing

tersebut. Apa tidak mungkin informasi yang Bapak peroleh tersebut

kurang bisa dipertanggungjawabkan??.

2. Bapak Asep dari Gabungan Petani Sayuran Lembang

Pertama, saya mau bercerita pengalaman saya berkaitan dengan

ekspor sayuran. Tahun 2006 yang lalu kami pernah ekspor ke

Singapura senilai kurang lebih 50 juta. Dari Indonesia sudah kami

urus dokumen – dokumen yang dipersyaratkan secara lengkap.

Namun kami mendapatkan informasi bahwa sayuran kami ditolak

oleh Singapura karena alasan kandungan pestisidanya melebihi

ambang batas. Pihak ekspedisi menyampaikan bahwa sayuran

tersebut akan dikembalikan ke Negara Indonesia, namun sampai

dengan hari ini sayuran tersebut tidak kami terima. Nah, gimana cara

kami menelusuri kasus ini? Apakah pihak kepolisian dapat membantu

kasus-kasus seperti ini di masa yang akan datang?

Kedua, untuk pihak karantina bandung, dimana kami dapat informasi

tentang syarat-syarat yang berkaitan dengan pestisida tersebut?

Ketiga, sebagaimana kita ketahui bahwa bibit impor memiliki tingkat

sensitifitas terhadap hama yang tinggi. Kami sudah pernah mencoba

dengan bibit sayuran impor tanpa obat dan hasilnya nol. Kami dapat

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

34

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

informasi bahwa terdapat predator alami yang dapat mengendalikan

hama-hama yang biasa ada di tanaman brokoli. Kami ingin tahu,

bagaimana cara mengimpor predator-predator tersebut? Apakah

memungkinkan untuk bisa dilaksanakan?

Keempat, kami sebagai petani memiliki dilema tentang pemasaran.

Biasa terjadi di kami adalah modal usaha dimodali oleh tengkulak dan

setelah panen harus dijual kepada tengkulak tersebut dengan harga

yang disepakati sebelumnya yang biasanya lebih murah dari harga

pasar. Kami minta solusi kepada Bapak, bagaimana cara kami

meningkatkan nilai jual produk sayuran yang kami tanam? Terima

kasih.

3. Bapak Rubbi Robana dari Dekan Fakultas Pertanian UNINUS Bandung

Terima kasih atas kesempatannya. Kembali saya sampaikan disini

bahwa Karantina Bandung hari ini mengadakan sosialisasi. Dengan

sosialisasi ini kami dapat informasi yang sebelumnya belum kami

ketahui. Sosialisasi juga dimaksudkan agar informasi yang diberikan

oleh Karantina Bandung diketahui oleh sebanyak-banyaknya peserta.

Nah, tahun lalu saya juga sudah mengusulkan agar Karantina

memiliki terobosan-terobosan kegiatan. Kalau di Kementerian

Kelautan dan Perikanan misalnya, mereka memiliki duta-duta

kementerian dari artis atau dari tokoh nasional lainnya. Efeknya dapat

mengangkat potensi – potensi wilayah terpencil menjadi isu nasional

dan berdampak pada peningkatan ekonomi di wilayah tersebut.

Apakah di Kementerian Pertanian, terutama Badan Karantina

Pertanian, tidak mencoba untuk melakukan hal yang sama. Usul

saya, artis yang saat ini sangat digandrungi masyarakat adalah

“Sule”. Jadikanlah beliau sebagai Duta Karantina sehingga informasi-

informasi tentang karantina bisa diketahui oleh masyarakat luas.

4. Bapak Kustiaman dari BPTPH Provinsi Jawa Barat

Menyambung permasalahan tentang cemaran pestisida di produk-

produk pertanian di Indonesia. Saat ini telah ditunjuk 8 laboratorium

pertanian untuk melakukan pengujian-pengujian terhadap produk

pertanian. Namun penunjukkan tersebut belum disertai dengan

dukungan teknis yang signifikan. Contoh kami di Laboratorium Kimia

Agro, kami hanya dapat melakukan pengujian-pengujian yang

terbatas. Sementara untuk pengujian yang lebih kompleks kami

belum bisa karena peralatan dan sumber daya yang terbatas.

Seharusnya Pemerintah lebih memperhatikan hal-hal seperti sebelum

peraturan-peraturan tersebut diumumkan. Saya menitip pesan saja

kepada Bapak di Karantina Pusat untuk ikut sama-sama

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

35

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

memperjuangkan keluhan-keluhan kami sehingga apa yang dicita-

citakan yaitu ketahanan pangan terutama sayuran di tingkat

masyarakat Jawa Barat dapat diwujudkan.

Jawaban – Jawaban

1. Kombespol Drs. M. Soleh Hidayat, MH

Menjawab pertanyaan dari Bapak Rizal, saya dapat sampaikan inilah

pekerjaan seorang Intelijen. Informasi yang diberikan oleh orang lain

belum bisa bernilai A1, sehingga saya harus mendalami bahkan

harus terlibat didalamnya. Jadi, apa yang saya katakan 90% daging

Anjing dari Jawa Barat dikonsumsi oleh orang di Sumatra Barat

adalah benar. Tapi siapa dulu yang makan?? Tunggu cerita saya

terlebih dahulu. Ceritanya bermula dari kasus sengketa lahan

perkebunan sawit antara masyarakat dengan perusahaan di

Kabupaten Sawahlunto Provinsi Sumbar dan issu penyalahgunaan

pupuk bersubsidi di perkebunan tersebut. Ketika saya ditugaskan

untuk melakukan penggalangan, saya sampai berbaur dengan

mereka dan menginap hingga sebulan. Saya perhatikan kehidupan

pekerja perkebunan kelapa sawit dan masyarakat sekitarnya ternyata

banyak yang mengkonsumsi daging Anjing. Saya perhatikan lagi

ternyata yang mengkonsumsi daging Anjing tersebut adalah orang-

orang atau pekerja pendatang dari Sumatra Utara. Jadi protes Anda

tidak sepenuhnya salah karena yang mengkonsumsi memang bukan

penduduk asli minang apalagi orang muslim.. (sambil tertawa).

Mengenai adanya persengkataan dalam bidang ekspor impor

komoditas pertanian. Sebaiknya Anda telusuri terlebih dahulu pada

agen ekspedisi atau jasa cargo yang membawa produk sayuran

Anda. Saya yakin petugas kami siap membantu jika sudah ada

laporan dari masyarakat tentang penyalahgunaan atau tindakan

kriminal yang dilakukan orang lain sehingga merugikan usaha Anda.

Tapi melihat kejadian yang menimpa Anda sudah terjadi relatif lama

dan rentetan kejadiannya kurang begitu jelas apalagi barang bukti

yang sangat mudah rusak dan sulit ditemukan, saya agak ragu dapat

diungkap dengan baik. Saran saya, untuk kedepannya Anda

seharusnya lebih dahulu berkoordinasi dengan pihak terkait sebelum

melakukan eksportasi sayuran ke negara lain.

2. Ir. Karsad

Saya turut prihatin dengan kejadian yang menimpa Anda. Memang

kami harus akui bahwa saat itu sarana dan prasarana laboratorium

kami belum mendukung untuk melakukan pengujian pestisida yang

dipersyaratkan oleh Negara Singapura atau memang petugas kami

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

36

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

dalam melakukan tindakan karantina masih terbatas pada

pemeriksaan dokumen atau saat itu belum ada petunjuk teknis

tentang tindakan karantina terhadap sayuran yang akan diekspor.

Kejadian yang menimpa Anda juga terjadi pada eksportir sayuran

dari Sumatra Utara (daerah Kaban Jahe, Pematang Siantar) bahkan

banyak perusahaan eksportir di Pelabuhan Belawan Medan yang

gulung tikar saat terjadi issu cemaran pestisida tersebut. Inilah

tantangan kita sebenarnya. Aturan internasional sudah memberikan

standar – standar tertentu kandungan kimia yang masih

diperbolehkan dalam sayuran segar. Namun pemerintah kita juga

berkewajiban melindungi petani-petani lokal. Padahal kita semua

sangat faham, teknik pertanian di negara kita masih kalah jauh

dibanding dengan sistem pertanian di negara maju sehingga

penggunaan pupuk, pestisida dan bahan kimia lainnya sulit sekali

dikontrol. Akibatnya produk kita kalah dari segi kualitas di dalam

perdagangan internasional. Upaya pemerintah sudah banyak,

diantaranya melalui perjanjian bilateral dengan negara tujuan ekspor

dengan cara menurunkan standar internasional sampai dengan nilai

yang masih bisa ditoleransi. Langkah ini saja masih sulit untuk

dipenuhi petani-petani tradisional kita sehingga yang dapat bersaing

hanyalah perusahaan – perusahaan yang bermodal besar. Ya,, mari

kita benahi bersama-sama. Pemerintah hanyalah fasilitator yang

menjadi pelaku utama tentulah petani itu sendiri dan tentunya pelaku

usaha lainnya.

Terkait dengan peningkatan kapasitas di bidang peralatan

laboratorium. Kami akan sampaikan usulan Bapak kepada atasan

kami semoga dapat dipertimbangkan. Intinya kami mencoba untuk

lebih mendekatkan laboratorium pemerintah yang telah ada dengan

pengguna jasa. Pemerintah ingin laboratoriumnya berdaya dan

semakin berkembang sesuai dengan perkembangan internasional.

Kemudian terkait dengan usulan dari Bapak Dekan dari UNINUS,

kami sebagai birokrat di Pemerintahan tentunya dalam penggunaan

anggaran harus sesuai dengan DIPA yang telah direncanakan

sebelumnya. Untuk tahun ini memang belum bisa dilaksanakan

seperti itu, tapi mudah2an ditahun-tahun mendatang bisa

direncanakan dan juga direalisasikan seperti yang Bapak inginkan.

3. Hom Hom, SP, MP

Saya sebagai moderator dapat menambahkan bahwa memang

itulah kondisi yang kita alami sekarang. Pengguna jasa kami, PT.

General Food Industri, mengirimkan sampel biji kakao impor yang

merupakan salah satu komoditi pangan segar asal tumbuhan

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

37

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

(PSAT) untuk uji residu endosulfan dan metalaxyl. Karena di

Laboratorium Kimia Agro alat pengujian tersebut diinformasikan

rusak sehingga terpaksa kami kirim ke laboratorium swasta (PT.

Angler) di Surabaya. Tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah

untuk pemerintah.

Untuk masalah bentuk kegiatan sosialisasi seperti yang diusulkan

Bapak Dekan, saya sangat setuju dan bahkan pernah

menyampaikan kepada pimpinan bahwa saya ingin mengadakan

kegiatan sosialisasi dalam bentuk wayang golek yang mengundang

dalang kondang Asep Sunandar Sunarya, namun memang saat ini

kita masih terbentur peraturan. Ya,, mudah-mudahan di waktu

mendatang sosialisasi dalam bentuk yang berbeda dapat kita

wujudkan.

Gambar 5.1. Gerbang masuk Grand Hotel Paradise - Lembang

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

38

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 5.2. Layout meja Narasumber dan Moderator

Gambar 5.3. Sambutan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

(Hom Hom, SP, MP)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

39

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 5.4. Narasumber dan Moderator yang memberikan materi

(dari kanan; Kombespol M. Soleh Hidayat, MH., Dr drh. Catur P Budiman M.Agric., Ir. Karsad dan Hom Hom SP, MP)

Gambar 5.5. Sambutan Kepala Badan Karantina Pertanian (diwakili oleh Kepala Pusat KKIP, Dr drh. Catur P Budiman, M.Agric)

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

40

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 5.6. Peserta diskusi Sosialisasi Karantina Pertanian

Gambar 5.7. Pertanyaan dari Bapak Rizal

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

41

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Gambar 5.8. Pertanyaan dari Bapak Asep

Gambar 5.9. Foto panitia bersama narasumber di lokasi kegiatan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

42

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB VI

PENETAPAN KINERJA

Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan

kegiatan serta anggaran yang berbasis Kinerja pada lembaga dan instansi

pemerintahan yang semula disusun berdasarkan besarnya dana yang akan

dihabiskan menjadi berapa besar kinerja yang dapat dihasilkan (Result

Oriented Goverment), dimana setiap program dan kegiatan yang

dilaksanakan oleh Penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kinerja atau hasil akhir kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan

Pengawasan Keamanan Hayati dengan kegiatan prioritas UPT yaitu

peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan

Keamanan hayati dengan sasaran Pelayanan Karantina Pertanian dan

Pengawasan Keamanan Hayati yang efektif, sedangkan Indikator dari

kegiatan UPT adalah realisasi target operasional sertifikasi karantina dan

pengawasan keamanan hayati, media pembawa yang disertifikasi bebas

HPHK dan OPTK prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang

disertifikasi karantina pertanian serta peningkatan indeks kepuasan dan

peningkaran kepatuhan pengguna jasa yang tertuang dalam Penetapan

Kinerja Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung (terlampir).

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung dalam rangka

mewujudkan manajemen Pemerintahan yang efektif, transparan dan

akuntabel serta berorientasi pada hasil di tahun 2013 telah menandatangani

Penetapan Kinerja dengan Kepala Badan Karantina Pertanian yang berjanji

akan mewujudkan target kinerja jangka menengah seperti yang telah

ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

43

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

Tabel 6.1. Form Penetapan Kinerja UPT Tahun 2013

Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja

Target

Peningkatan Kualitas Pelayanan

Karantina Pertanian dan

Pengawasan Keamanan Hayati

Realisasi target operasional sertifikasi

karantina dan pengawasan keamanan

hayati

100%

Tingkat kesesuaian operasional

tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap kebijakan

standar teknik dan metode yang

diberlakukan

100%

Prosentase penolakan kiriman barang

ekspor yang disertifikasi karantina

pertanian

< 1%

Peningkatan indeks kepuasan dan

kepatuhan pengguna jasa

10 %

Tabel 6.2. Capaian Penetapan Kinerja UPT Tahun 2013

Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja

Target Realisasi Prosentase

Peningkatan Kualitas

Pelayanan Karantina

Pertanian dan

Pengawasan

Keamanan Hayati

Realisasi target operasional

sertifikasi karantina dan

pengawasan keamanan hayati

18.641 kali 21.748 kali 118,98 %

Tingkat kesesuaian

operasional tindakan karantina

dan pengawasan keamanan

hayati terhadap kebijakan

standar teknik dan metode

yang diberlakukan

18.641 kali

NNC (3)

kali dari

21.748 kali

99,99 %

Prosentase penolakan kiriman

barang ekspor yang

disertifikasi karantina pertanian

0 % 0,06 % < 1 %

Peningkatan indeks kepuasan

dan kepatuhan pengguna jasa

78,94 % 81,59% 103,4 %

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

44

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

77

78

79

80

81

82

2011

2012

2011 78,94

2012 81,59

IKM

Gambar 6.1. Grafik perbandingan Indeks Kepuasan Masyarakat TA 2011 dan TA 2013

Dari realisasi di atas tergambar bahwa Penetapan Kinerja Kepala Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Bandung dengan Kepala Badan Karantina

Pertanian Tahun Anggaran 2013yaitu sebagai berikut :

1. Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan pengawasan

keamanan hayati pada Tahun 2013 mengalami peningkatan dan

melampaui target sebesar 118,98 persen;

2. Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metode yang

diberlakukan tahun 2013 mencapai 99,99 persen;

3. Penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian

tahun 2013 sebanyak 3 kali dari 21.748 kali, hal ini berarti hanya 0,06

persen jauh dibawah 1 persen;

4. Peningkatan indeks kepuasan dan kepatuhan pengguna jasa tahun 2013

mengalami kenaikan menjadi sebesar 81,59 persen dibandingkan tahun

2011 sebesar 78,94 persen.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program …skp.bdg.ppid.pertanian.go.id/doc/130/ANGGARAN BDG/Laporan Tahunan...3 Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas

45

Laporan Tahunan Tahun 2013 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

BAB VII

PENUTUP

7.1. KESIMPULAN

Kegiatan operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung pada

tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Hal ini terlihat dari jumlah dan frekuensi kegiatan yang

mengalami peningkatan terutama kegiatan karantina tumbuhan impor,

ekspor, domestik masuk, domestik keluar.

Sumber daya manusia di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung dari

segi kualitas sudah cukup berkualitas, namun mengenai pengelolaan PNBP

di tingkat Wilker harus perlu di tingkatkan karena berhubungan dengan

system komputerisasi. Meskipun demikian, pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi yang dilaksanakan secara umum sudah cukup memadai, demikian

pula tugas-tugas ketatausahaan dan pelayanan teknis yang masing-masing

dikelola oleh pejabat Struktural Eselon V.

Sarana gedung kantor baru yang terletak di Jalan Soekarno Hatta sudah

cukup layak dan megah, namun alat pengolah data dan sarana peralatan

laboratorium belum memadai.

Peralatan laboratorium dari tahun ke tahun terus dilengkapi, dengan

mengikuti perkembangan teknologi peralatan yang semakin canggih dan

memberi kemudahan dalam mengidentifikasi OPT/OPTK maupun HPHK.

Penetapan Kinerja Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung

dengan Kepala Badan Karantina Pertanian Kelas I Bandung dapat tercapai

sesuai target bahkan secara keseluruhan melampaui peningkatan kinerja dari

tahun sebelumnya.

7.2. SARAN

a) Pelatihan teknis karantina tumbuhan dan hewan masih diperlukan bagi

para fungsional teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan,

sehingga secara bertahap dapat menjadi tenaga yang profesional;

b) Perlu adanya pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan, kepegawaian

maupun adimistrasi perkantoran, sehingga secara bertahap dapat

menjadi tenaga yang profesional;