BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

28
Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016 tangguhterpercaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian dengan cakupan wilayah Kerja Propinsi Gorontalo yang terdiri dari Bandara Jalaluddin Gorontalo, Pelabuhan Laut Gorontalo, Pelabuhan Laut Kwandang, Pelabuhan Laut Anggrek dan Pelabuhan Laut Boalemo. Wilayah kerja tersebut adalah tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dibawah pengawasan petugas Karantina. Propinsi Gorontalo dibentuk pada tanggal 16 Februari 2001 terdiri atas enam kabupaten/kota yaitu Kabupaten Gorontalo, Boalemo, Bonebolango, Pohuwato, Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo. Luas wilayah Propinsi Gorontalo yaitu 12.215,44 km². Komoditas unggulan Propinsi Gorontalo di bidang Pertanian /perkebunan yang berbasis agribisnis adalah Jagung, Durian, Padi, Cabe, Kelapa Sawit sedangkan dibidang Peternakan antara lain Sapi potong, Kambing dan ayam. Sejalan dengan peran strategis, visi, dan misi Badan Karantina Pertanian, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo melaksanakan tugas dan fungsinya mencegah keluar, masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK di wilayah Propinsi Gorontalo berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan Badan Karantina Pertanian, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo telah dan terus melakukan pembenahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi termasuk mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi untuk terciptanya Good Govermance dan Clean Government.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo terbentuk

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian dengan cakupan wilayah Kerja

Propinsi Gorontalo yang terdiri dari Bandara Jalaluddin Gorontalo,

Pelabuhan Laut Gorontalo, Pelabuhan Laut Kwandang, Pelabuhan Laut

Anggrek dan Pelabuhan Laut Boalemo. Wilayah kerja tersebut adalah

tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa Hama Penyakit

Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) dibawah pengawasan petugas Karantina.

Propinsi Gorontalo dibentuk pada tanggal 16 Februari 2001 terdiri

atas enam kabupaten/kota yaitu Kabupaten Gorontalo, Boalemo,

Bonebolango, Pohuwato, Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo. Luas

wilayah Propinsi Gorontalo yaitu 12.215,44 km². Komoditas unggulan

Propinsi Gorontalo di bidang Pertanian /perkebunan yang berbasis

agribisnis adalah Jagung, Durian, Padi, Cabe, Kelapa Sawit sedangkan

dibidang Peternakan antara lain Sapi potong, Kambing dan ayam.

Sejalan dengan peran strategis, visi, dan misi Badan Karantina

Pertanian, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo

melaksanakan tugas dan fungsinya mencegah keluar, masuk dan

tersebarnya HPHK dan OPTK di wilayah Propinsi Gorontalo berdasarkan

peraturan perundangan yang berlaku. Dalam rangka mewujudkan tujuan

dan sasaran pembangunan Badan Karantina Pertanian, maka Balai

Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo telah dan terus melakukan

pembenahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi termasuk mendukung

pelaksanaan reformasi birokrasi untuk terciptanya Good Govermance

dan Clean Government.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 2

Jumlah Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo

sebanyak 48 (Empat Puluh Delapan) Orang PNS yang terdiri Tenaga

Administrasi, tenaga fungsional POPT Ahli dan POPT Terampil, Medik

Veteriner dan Paramedik Veteriner. Tugas dan fungsi Balai Karantina

Pertanian Kelas II Gorontalo yaitu melaksanakan kegiatan operasional

Karantina Pertanian, serta Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan

Nabati terhadap masuk dan tersebarnya OPT/OPTK dan HPHK dari dan

keluar wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.

1.2 Kedudukan, tugas dan fungsi

Tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo

dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden R.I Nomor 9 Tahun 2005

tentang kedudukan, Tugas, fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Negara Republik Indonesia. Peraturan Presiden R.I Nomor

10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon 1

Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan

Menteri Pertanian No. 61/Permenta/OT.140/7/2016 tanggal 14 Oktober

2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian adalah

melaksanakan perkarantinaan pertanian. Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina

Pertanian, menyatakan bahwa tugas UPT Badan Karantina Pertanian

adalah melaksanakan kegiatan operasional Perkarantinaan hewan

dan tumbuhan, serta keamanan hayati hewani nabati.

Dalam melaksakan tugas tersebut di atas, Balai Karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

b. Pelaksanaan Pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan

pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina

(HPHK) dan organisme penggaganggu tumbuhan karantina

(OPTK)

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 3

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

d. Pelaksanaan pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati

f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan

dan tumbuhan

g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan

keamanan hayati hewani dan nabati

h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik

karantina hewan dan tumbuhan

i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan,

karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

1.3 Organisasi dan tata kerja

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan rencana kerja, evaluasi dari pelaporan serta

urusan tata usaha dan rumah tangga.

2. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas pokok dan fungsi

melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina Hewan,

Pengawasan Keamanan Hayati Hewani, sarana teknik, pengelolaan

system informasi dan dokumentasi serta pengawasan dan

penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.

3. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas pokok dan fungsi

melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina Tumbuhan,

pengawasan, keamanan hayati nabati serta sarana teknik,

pengelolaan system informasi dan dokumentasi, serta pengawasan

dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangandi

bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 4

4. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional

Paramedik Veteriner, Medik Veteriner, Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan(POPT) serta jabatan fungsional yang lain

yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional

berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai dengan

Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Kelompok jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner

mempunyai tugas :

Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan

Pemusnahan dan Pembebasan Media Pembawa Hama Penyakit

Hewan Karantina (HPHK).

Melakukan Pemantauan daerah sebar HPHK

Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani

Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-

Undangan yang berlaku.

Kelompok jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan (POPT)

Pemeriksaan, Pengasingan, pengamatan, Perlakuan dan Penahanan

Pemusnahan dan Pembebasan Media Pembawa Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

Melakukan Pemantauan daerah sebar OPTK

Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati

Melakukan Kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-

Undangan yang berlaku

1.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas

UU No. 28/ 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih DAN

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun

1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851)

UU No. 16/ 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 5

PP No. 82/ 2000 tentang Karantina Hewan

PP No. 14/ 2002 tentang Karantina Tumbuhan

PP No. 28/ 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 6

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Visi dan Misi

Visi

Visi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mengekor dari

Visi Badan Karantina Pertanian yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh

dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam

Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman

Hayati serta Keamanan Pangan”.

Misi

Untuk mewujudkan visi di atas, terdapat 7 misi pemerintahan

Presiden Joko Widodo, yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis

berlandaskan Negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai Negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi BARANTAN, maka

Misi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, yaitu:

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan

tumbuhan dari tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 7

Karantina (HPHK), dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK)

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian

4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan

5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik

2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan

1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari

serangan HPHK dan OPTK

2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan

dan tumbuhan

3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui

pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK

4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan

5. Mewujudkan pelayanan prima

Sasaran

Dalam mewujudkan visi dan misi Balai Karatina Pertanian Kelas II

Gorontalo, perlu menentukan sasaran yang dicapai, sebagai berikut:

1. Terwujudnya cegah tangkal HPHK dan OPTK terhadap lalu lintas

komoditas ekspor, Impor dan Domestik.

2. Peningkatan kualitas pelayanan pemeriksaan komoditas ekspor,

Impor dan Domestik.

3. Terwujudnya peta daerah sebar HPHK dan OPTK

4. Terciptanya SDM yang terampil dan Amanah

5. Pelayanan sertifikasi karantina Tumbuhan yang cepat, tepat dan

simpatik.

6. Adanya kesatuan peran serta masyarakat dalam kegiatan karantina

pertanian.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 8

2.3 Program dan Kegiatan

Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian,

dalam Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan

Pengawasan Keamanan Hayati maka kegiatan Balai Karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo yang menunjang hal tersebut dijabarkan dalam

kegiatan sebagai berikut:

1. Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Hayati Hewani

Kegiatan prioritas ini melekat pada Seksi Karantina Hewan dengan

sasaran yang diturunkan Badan Karantian Pertanian kepada UPT

Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, yaitu Kebijakan Teknis

Yang Efektif Dalam Operasional Pencegahan Masuk, Menyebar dan

Keluarnya HPHK, Pangan Hewani Yang Tidak Aman Serta Media

Lain Yang Mengancam Kelestarian Sumberdaya Hayati Hewani dan

Kesehatan Pangan Hewani.

Indikator kinerja dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan

operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani secara

terstruktur.

Dalam mencapai sasaran tersebut, maka pada tahun 2016 telah

direncanakan penyusunan kegiatan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan

Hayati Hewani

Dalam pemeriksaan Karantian Hewan (KH). Ada beberapa proses

dalam kegiatan pemeriksaan Karantina Hewan, antara lain:

1. Kegiatan Perjalanan pemeriksaan Media Pembawa HPHK/

PSAH di luat tempat pemasukan dan pengeluaran

2. Pengujian Laboratorium terhadap media HPHK

3. Pencetakan Dokumen penunjang

4. Pencetakan segel/ stiker Karantina Hewan untuk mendakan

bahwa media tersebut sudah diperiksa oleh petugas

5. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani yaitu dengan

perjalanan pengawasan/ monitoring HPH/ HPHK di Daerah

Perbatasan dan juga Perajalanan deteksi dini HPH/ HPHK.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 9

b. Pengasingan dan Pengamatan Karantina Hewan

c. Perlakuan Karantian Hewan

d. Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Hewan.

e. Pemantauan/ Pengamatan Status dan Situasi HPHK

f. Pembuatan Koleksi HPH/ HPHK

g. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dalam kaiatannya

Pangan Segar Asal Hewan (PSAH)

h. Pelayanan Operasional Karantina Hewan

2. Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan

Hayati Nabati

a. Pemeriksaan Karantina Tumbuhan(KT) dan Pengawasan

Keamanan Hayati Nabati

Pemeriksaan Karantian Tumbuhan. Ada beberapa proses

dalam kegiatan pemeriksaan Karantina Tumbuhan, antara lain:

1. Kegiatan Perjalanan pemeriksaan Media Pembawa OPT/

OPTK di luat tempat pemasukan dan pengeluaran

2. Pengujian Laboratorium Rujukan

3. Pencetakan Dokumen penunjang

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yaitu dengan

perjalanan pengawasan/ monitoring OPT/ OPTKKomoditas

Unggulan juga Perajalanan deteksi dini OPT/OPTK.

b. Perlakuan Karantian Tumbuhan

c. Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Tumbuhan.

d. Pemantauan/ Pengamatan Penyebaran OPTK

e. Pelaksanaan Pembuatan Koleksi OPTK

f. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dalam kaiatannya

Pangan Segar Asal Hewan (PSAH)

3. Koordinasi, Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian

Kegiatan ini antara lain:

a. Koordinasi dan Sosialisasi yang dalam hal ini adalah kegiatan

koordinasi internal dan juga koordinasi dengan instansi terkait KH

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 10

maupun KT dan juga Sosialisasi Tupoksi Karantina Pertanian

kepada Masyarakat dan Instansi terkait.

b. Kegiatan Operasional Pengawasan Karantina Pertanian dalam hal

ini pelaksanaan Teknis Karantina di Wilayah Kerja yang berada di

Gorontalo.

c. Kegiatan Operasional Penindakan dan Penyidikan. Dalam hal

menjaga keamanan dan kepatuhan pengguna jasa, Balai

Karantina Pertanian telah merencanakan kegiataan koordinasi

terkait penindakan dan penyidikan antar UPT, pelaksanaan

penindakan dan penyidikan di Wilayah Kerja dan juga kegiatan

supervise yang dilakukan oleh kepala seksi ke wilayah kerja di

Gorontalo.

4. Dukungan Manajemen dan tugas – tugas teknis Balai Karantina

Pertanian Kelas II Gorontalo

Kegiatan prioritas ini melekat pada Sub Bagian Tata Usaha

dengan sasaran strategis yang diturunan oleh Badan Karantina

Pertanian, yaitu Meningkatnya kualitas kinerja manajemen dalam

mendukung penyelenggaraan karantina pertanian dan

pengaawasan hayati.

Ada beberapa indicator kinerja. Pada indicator Laporan Kinerja

(LAKIN) baik, beberapa kegiatan yang mendukung, yaitu:

a. Penyusunan dokumen rencana kerja Balai

b. Penyusunan dokumen rencana kerja anggaran

c. Penyusunan DIPA Balai

d. Penyusunan Laporan Balai

e. Penyusunan Laporan Keuangan Balai

5. Penguatan Operasional Karantina Pertanian dalam Mendukung

Peningkatan Produksi Pangan (UPSUS)

Kegiatan ini adalah kegiatan tambahan dalam Tahun Anggaran

2016 dalam rangka mendukung program pemerintah Jokowi dalam

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 11

peningkatan Produksi Pangan. Kegiatan yang dilakukan Balai

Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dalam hal ini adalah:

a. Pengamatan Media Pembawa HPH/ HPHK.

b. Pengamatan Media Pembawa OPT/ OPTK

c. Pemantauan Daerah Sebar HPH/ HPHK

d. Pemantauan Daerah Sebar OPT/ OPTK

e. Koordinasi Karantina Pertanian di tempat – tempat yang belum

ditetapkan.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 12

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja program dilingkup Balai Karantina Pertanian

Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target

dengan realisasi sasaran dengan indicator kinerja. Matrik pengukuran

kinerja untuk mengetahui tingkat capaian kinerja sasaran dapat dilihat

pada lampiran.

Keberhasilan dan ketidak berhasilan setiap sasaran ditentukan

dengan persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, adapun

kisarannya seperti berikut:

A. Sangat Berhasil : ≥ 96 %

B. Berhasil : 76 – 95 %

C. Cukup Berhasil : 61 – 75 %

D. Kurang Berhasil : ≤ 60 %

Secara ringkas disampaikan bahwa capaian sasaran yang telah

ditetapkan sebagai berikut :

1. Meningkatnya tindakan Karantina dengan indicator kinerja :

a. Jumlah Sertifikat karantina Impor, ekspor dan antar area

terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan

tindakan karantina 18 %

b. Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK/ OPTK 13 Keg

c. Jumlah pengujian laboratorium 5630 sampel

d. Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan 13 Keg

e. Dukungan internal administrasi pengelolaan Sertifikasi Karantina

Pertanian 12 Bln

2. Terwujudnya good governance & clean government dengan indicator

kinerja :

a. Dukungan aparatur pegawai dan Layanan perkantoran 12 bln

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 13

3. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai

dengan indicator kinerja :

a. Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai

kebutuhan dan memadai 143 unit

b. Pengembangan infrastruktur tanah, gedung/ bangunan/ instalasi

980 m2

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja

Sasaran program dari Balai Karantina Pertanian Kelas II

Gorontalo adalah Meningkatnya Tindakan Karantina dengan indicator

sebagai berikut:

Tabel 1. Sasaran dan indikator

Sasaran Uraian Bobot Realisasi %

Meningkatnya

tindakan

karantina

Jumlah sertifikat

karantina Impor,

Ekspor dan Antar

Area terhadap

media pembawa

OPTK dan HPHK

melalui pelaksanaan

tindakan karantina.

100 % 18,18 % 18,18

Deteksi HPHK dan

OPTK pada media

pembawa yang

dilalu lintaskan

melalui tempat

pemasukan dan

pengeluaran yang

telah ditetapkan

8 Keg 13 Keg 162,5

Jumlah pengujian

laboratorium

4108

Sampel

5630

sampel

137,04

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 14

Jumlah dukungan

operasional

koordinasi

pengawasan

9 Keg 13 Keg 144,44

Dukungan internal

Administrasi

pengelolaan

Sertifikasi Karantina

Pertanian.

12 Bln 12 Bln 100

Terwujudnya

good

governance &

clean

government

Dukungan Aparatur

pegawai & Layanan

Perkantoran

12 Bln 12 Bln 100

Tersedianya

Sarana

prasarana

perkarantinaan

yang memadai

Jumlah dan jenis

sarana, teknologi

informasi yang

sesuai kebutuhan

dan memadai

143 Unit 143 Unit 100

Pengembangan

infrastruktur tanah,

gedung/ bangunan/

instalasi

980 M2 980 M2 100

Berdasarkan rata – rata IKU yang ada di Balai Karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo, maka didapatkan hasil 107.77 %. Apabila kita lihat

dari capaian nilai presentase yang ada maka dapat dikategorikan bahwa

kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo TA 2016 sangat

berhasil (≥ 96%)

3.2.1 Meningkatnya Tindakan Karantina

Berdasarkan dari tabel di atas, diketahui bahwa dalam

sasaran peningkatan tindakan karantina dengan indikator

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 15

jumlah sertifikat karantina Impor, Ekspor dan Antar Area terhadap

media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan

karantina terlaksana 100%. Yang dimaksud dalam 100% ini

adalah hitungan jumlah kuantitas dari jumlah seluruh seritifikasi

tahun 2015.

Jika dibandingkan tahun 2015, tahun 2016 tindakan

karantina Hewan lebih meningkat 97,5 % dari sebelumnya.

Sedangkan untuk Karantina Tumbuhan, tahun 2016 menurun

88,34 %.

Tabel 2. Perbandingan Pemakaian Dokumen Utama KH Tahun 2015 -

2016

K

e

terangan :

KH-9: SertifikatKesehatan Hewan/Animal Health Certificate

KH-10: Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate of

Animal Product

KH-11: Surat Keterangan Untuk Benda lain/Certificate of Other

Product

KH-12:Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan/Certificate of Animal

Quarantine Release

No Jenis

Dokumen

Tahun

2015

Tahun

2016

%

1. KH-9 373 exp 611 exp 164 %

2. KH-10 189 exp 150 exp 79 %

3. KH-11 3 exp 12 exp 400 %

4. KH-12 1118 exp 1777 exp 159 %

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 16

Tabel 3. Perbandingan Pemakaian Dokumen Utama KT Tahun 2015 -

2016

K

e

t

e

r

a

n

gan :

KT-9: SertifikatPelepasan Karantina Tumbuhan/ Keamanan PSAT

KT-10: Sertifikat Phitosanitary Certifikate

KT-12:Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area

Namun demikian, untuk indikator lainnya kegiatan ini terlaksana

semua bahkan melibihi dari target yang direncanakan seperti

kegiatan pemantauan HPHK/ OPTK sebanyak 4 kegiatan.

Dari hasil pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK

tahun 2016 serta pemantauan/ pengamatan status HPHK adalah

sebagai berikut:

1. Data status dan situasi HPHK pada pemantauan tahun 2016

terdapat 21 jenis HPHK golongan 2 yaitu : Bovine

Anaplasmosis, Bovine Babesiosis, BVD, Brucellosis,

Dermatophilosis, EDS, Fowl Pox, Contagious Ecthyma / Orf,

IBR, IBD, ILT, Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI), Marek

Disease, MCF, ND, Rabies, Scabies, Septicaemina

Epizootica / SE, Stephanofilarisasis / Kaskado, Theileriosis,

Trypanosomiasis / Surra.

2. Kasus HPHK yang jumlahnya terbanyak pada tahun 2015

adalah kaskado sebanyak 462 kasus. Kasus yang paling luas

penyebarannya adalah rabies yang sebaran kasusnya terjadi

No Jenis

Dokumen

Tahun

2015

Tahun

2016

%

1. KT-9 1500 exp 918 exp 61 %

2. KT-10 46 exp 8 exp 17 %

3. KT-12 650 exp 757 exp 116 %

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 17

pada 32 kecamatan di 6 kabupaten/kota.

Dari hasil pemeriksaan terhadap media pembawa

OPTK tahun 2016 serta pemantauan/ pengamatan status

OPTK didapatkan sebagai berikut :

Tabel 4. Rekapitulasi hasil pemantauan Daerah Sebar OPTK Tahun

2016

No. OPTK Temuan Gol Jenis Inang Lokasi

Temuan

1. Burkholderia

glumae

A1 Bakteri Padi - Kab.

Pohuwato

- Kab.

Gorontalo

2. Peronosclerospora

philippinensis

A2 Cendawan Jagung - Kab.

Boalemo

- Kab

Pohuwato

- Kab.

Gorontalo

Utara

3. Ustilago scitaminea A2 Cendawan Tebu - Kab.

Gorontalo

4. Dysmicoccus

neobrevipes

A2 Serangga Srikaya - Kab.

Pohuwato

5. Paraeucosmetus

pallicornis

A2 Serangga Padi - Kab.

Gorontalo

Utara

- Kab.

Pohuwato

6. Raoiella indica A2 Tungau Kelapa - Kab.

Gorontalo

Utara

Jumlah pengujian laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 18

Gorontalo juga melibihi dari target yang direncanakan yaitu

sebanyak 958 sampel, berikut adalah tabel rekapitulasinya.

Tabel 5. Rekapitulasi Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan

No. Jenis Pemeriksaan Volume Frekuensi

1 ULAS DARAH 242 42

2 HA/HI AI 4019 1335

3 ORGANOLEPTIK 183 183

4 POSTMA 181 181

5 RBT 233 6

JUMLAH 4858 1747

Tabel 6. Rekapitulasi Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan

No. Kategori Metode Jumlah

Operasional

1. Entomologi Pemeriksaan Langsung/

Mikroskopis

772

Total Operasional 772

Pemantauan

1. Entomologi Pemeriksaan Langsung/

Mikroskopis

75

2. Mikologi Pemeriksaan Langsung/

Mikroskopis

67

3. Bakteriologi VCR dan ELISA 39

4. Tungau Pemeriksaan Mikroskopis 5

Total Pemantauan 186

Kegiatan operasional koordinasi pengawasan juga berjalan sesuai

target yaitu 4 kegiatan dan pengelolaan sertifikasi Karantina

Pertanian juga berjalan sesuai dengan target yang direncanakan.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 19

3.2.2 Terwujudnya good governance & clean government

Sasaran ke dua yaitu terwujudnya good governance &

clean government dengan indikator dukungan apartur pegawai &

layanan perkantoran yang berjalan selama 12 bulan. Indikator ini

termasuk didalamnya adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia

(SDM) baik jumlah maupun komptensi, diantaranya

a. Keadaan Pegawai

Jumlah Pegawai sampai dengan Desember 2016

adalah sebanyak 45 orang (daftar Nominatif Pegawai

terlampir)

Tabel 7. Pegawai Berdasarkan Jabatan :

No. Jabatan Jumlah

(Orang)

Ket

1. Jabatan Struktural

- Kepala Balai

- Kepala Sub Bagian Tata Usaha

- Kepala Seksi Karantina Hewan

- Kepala Seksi Karantina

Tumbuhan

1

1

1

1

2. Jabatan Fungsional

- Medik Veteriner

- Calon Medik Veteriner

- Paramedik Veteriner Pelaksana

Lanjutan

- Paramedik Veteriner Pelaksana

- Calon Paramedik Veteriner

- POPT Ahli Muda

- POPT Ahli Pertama

- POPT Terampil Pelaksana

Lanjutan

- POPT Terampil Pelaksana

- Calon POPT Terampil

- Pengawas Mutu Hasil Pertanian

2

2

2

5

2

1

3

0

13

0

1

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 20

3. Fungsional Umum

- Bendahara Pengeluaran

- Bendahara Penerima

- Penyusun Laporan

- Pembuat Daftar Gaji

- Verifikator Keuangan

- Petugas SIMAK-BMN

- Petugas SAKPA

- Pengadministrasi Umum

1

1

1

1

1

1

1

2

JUMLAH 45

Komposisi pegawai berdasarkan Pangkat dan

Golongan adalah sebagai berikut

Tabel 8. Pangkat dan Golongan

No. Pangkat/Golongan Jumlah

(Orang)

Ket

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pembina (IV/a)

Penata Tk. I (III/d)

Penata (III/c)

PenataMuda Tk. I (III/b)

PenataMuda (III/a)

Pengatur Tk. I (II/d)

Pengatur (II/c)

PengaturMuda Tk. I (II/b)

PengaturMuda (II/a)

2

1

2

8

3

12

9

9

0

JUMLAH 45

Pendidikan Formal ( Program S2)

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 21

Pada saat ini pegawai Balai Karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo yang sedang melanjutkan

kejenjang Pendidikan S-2 sebagai berikut:

Tabel 9. Tugas Belajar Pegawai

No Nama Pangkat/

Gol Jabatan Prog

Temp

Waktu

1 Triwulan

Widya

Lestari,

SP

Penata

Muda

(III/a)

POPT Ahli

Pertama

S2 UGM 2016-

2016

Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)

Sebagai upaya peningkatan kualitas SDM

untuk mendukung tupoksi Balai Karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo, maka kegiatan pendidikan

maupun pelatihan secara periodic telah dilakukan

diantaranya:

1. Pelatihan Dasar Perkarantinaan untuk Pejabat

Fungsional

2. Pelatihan Intelijen

3. Pelatihan Diagnostic and Sample Processing of

Plant

4. Diklat PPNS

5. Desiminasi Penilaian Instalasi Karantina Produk

Hewan Pangan

6. Desiminasi Penilaian Persyaratan Teknis IKH

7. Pelatihan Desiminasi Perlakuan Panas

b. Akuntabilitas Keuangan

Pada Tahun Anggaran 2016, BKP Kelas II Gorontalo

mendapatkan alokasi dana dalam DIPA sebesar

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 22

Rp. 8.235.873.000 (Delapan Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Lima

Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah) yang dibagi ke

dalam 3 jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang

dan belanja modal. Hingga akhir tahun anggaran 2015,

serapan anggaran mencapai 99,51% dengan rincian data pada

Tabel 10.

Tabel 10. Pagu

No JenisBelanja

2015 2016

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

1 BelanjaPegawai 2.660.093.000 2.530.850.577 95.14 2.714.538.000 2.698.022.472 99.39

2 BelanjaBarang 4.154.530.000 4.097.051.000 98.62 4.095.943.000 3.889.638.401 94.96

3 Belanja Modal 1.421.250.000 1.416.848.000 99.69 2.688.707.000 2.688.547.629 99.99

4 Belanja Hibah 0 0 0 0 0

Jumlah 6.824.896.000 6.754.465.389 97.68 8.235.873.000 8.044.749.577 97.65

Dari tabel diatas Tahun 2016 anggaran belanja

mengalami kenaikan dibandingkan dengan anggaran tahun

2015, dikarenakan kenaikan anggaran. Namun dari segi

serapan anggaran, tahun ini lebih menurun dari pada tahun

sebelumnya.

Dalam pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan,

pengguna jasa dikenakan biaya sesuai dengan tarif

Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP) sesuai Peraturan

Pemerintah No. 48 tahun 2012. Pada tahun 2016 realisasi

PNBP pada pelaksanaan pelayanan karantina hewan dan

tumbuhan mencapai Rp. 97.885.422 (Sembilan Puluh Tujuh

Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Empat Ratus

Dua Puluh Dua Rupiah). Pendapatan ini melebihi dari target

yang direncanakan yaitu Rp. 50.000.000 (Lima Puluh Juta

Rupiah).

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 23

Untuk perbandingan pada tahun sebelumnya, 2015 berikut

dituliskan dalam tabel 11.

Tabel 11. Perbandingan Capaian PNBP tahun 2015 dan 2016

No Tahun Target Capaian

1 2015 Rp. 130.000.000,- Rp. 96.903.074,-

2 2016 Rp. 50.000.000,- Rp. 97.885.422,-

3.2.3 Tersedanya sarana dan prasaran perkarantinaan yang

memadai.

Target sasaran yang terakhir adalah tersedianya sarana

dan prasarana perkarantinaan yang memadai dengan indikator

Jumlah dan jenis sarana, teknologi infromasi yang sesuai

kebutuhan dan memadai sebanyak 143 unit dan Balai Karantina

Pertanian kelas II Gorontalo pada tahun anggaran 2016

melaksanakan pengadaan tersebut yaitu sebesar 143 unit.

Pengembangan infrastruktur tanah, gedung/ bangunan/ instalasi

dengan taget yang direncanakan yaitu sebesar 980 m2 dapat

terealisasi sesuai target yaitu 980 m2.

Tabel 12. Realisasi sarana dan prasarana

No JenisPengadaan Vol Satuan

Jumlah

A Gedung dan Bangunan

1 Renovasi Lantai 2 Gedung

Kantor Balai

20 M2 62.902.000

2 Pembangunan Gedung Kantor

wilker Pelabuhan Laut

170 M2 871.000.000

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 24

3 Rehab dan Renovasi Gedung

Kantor (ex.SKT) Padebuolo

BKP Kelas II Gorontalo

50 M2 235.160.000

4 Rehab/Renovasi Wilker

Bandara Jalaludin dan Wilker

Pelut. Anggrek

50 M2 235.160.000

5 Pemagaran Wilker Pelabuhan

Laut

100 M2 230.000.000

6 Pemagaran Wilker Pelabuhan

Laut Boalemo

190 M2 57.175.000

7 Rehab Kantor Induk (refocusing

kedua)

400 M2 275.000.000

B Alat dan Fasilitas Kantor

6 Pengadaan Alat Laboratorium 5 Unit 93.000.000

7 Pengadaan Mebelair 77 Unit 200.000.000

8 Pengadaan Mebelair 10 Unit 25.000.000

9 Pengadaan AC 3 Unit 35.000.000

10 Pengadaan Peralatan dan

Fasilitas Kantor Lainnya

15 Unit 127.137.000

11 Penambah Daya Listrik 1 Paket 62.000.000

12 Pengadaan Meubelair Wilker

Pelabuhan

1 Paket 100.000.000

C Alat Pengolah Data/

Komunikasi

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 25

11 Pengadaan Komputer dan

Laptop

21 Unit 154.000.000

12 Pengadaan Studio Komunikasi 10 Unit 45.000.000

D Kendaraan Bermotor R2

13 Pengadaan Kendaraan Roda 2 4 Unit 80.000.000

3.3 Hambatan/ kendala

Permasalahan dan kendala secara umum yang menghambat

kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo masih selalu

dijumpai. Beberapa permasalahan/ hambatan serta strategi pemecahan

masalah, antara lain :

1. Permasalahan yang ada dalam melakukan tindakan karantina di

Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah kurangnya

sumber daya manusia yang profesional terutama petugas karantina

hewan baik medik veteriner maupun paramedik veteriner.

2. Posisi Wilker dengan Lokasi Tempat pemasukan/ pengeluaran

mempunyai jarak berjauhan.

3. Sarana prasarana pendukung seperti peralatan laboratorium, alat

kerja serta kendaraan operasional masih kurang.

4. Permasalahan-permasalahan yang perlu disampaikan terkait dengan

pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Negara antara lain:

a. Tanah Nup 4 dengan Luas 923 M² berlokasi di Jl. Raden Saleh

(Ged.Pertemuan) sudah satu lokasi dengan Tanah NUP 8 dengan

Luas 1.659 M² dan telah dilakukan penggabungan sertifikat an.

Republik Indonesia Cq. Kementerian Pertanian dengan total luas

2.556 M² berkurang seluas 26 M² belum dilakukan perubahan

pencatatan pada Aplikasi SIMAK-BMN dikarenakan menunggu

Rekomendasi APIP sesuai Arahan KPKNL Gorontalo

b. Tanah Nup 5 dengan total luas 1.260 M² memiliki 5 Sertipikat dan

sudah dilakukan penggabungan sertipikat an. Republik Indonesia

Cq. Kementerian Pertanian dengan Luas 1.246 M² berkurang

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 26

sejumlah 14 M² belum dilakukan perubahan pencatatan pada

Aplikasi SIMAK-BMN dikarenakan menunggu Rekomendasi APIP

sesuai Arahan KPKNL Gorontalo.

c. Tanah Nup 9 dengan total luas 2.040 M² telah terbit sertipikat

dengan luas 1.993 M² berkurang sejumlah 47 M² belum dilakukan

perubahan pencatatan pada Aplikasi SIMAK-BMN dikarenakan

menunggu Rekomendasi APIP sesuai Arahan KPKNL Gorontalo

d. Masih terdapat Gedung dan Bangunan yang belum dialih

fungsikan (mis: beberapa gedung kantor/gudang yang difungsikan

tempat tinggal)

e. Terdapat Aset Peralatan dan Mesin dari Pengadaan Pengolah

Data 2016 yang masuk di Laporan Extrakomptabel senilai Rp.

550.500

5. Masih terdapat barang yang dalam kondisi Rusak Berat yang belum

diusulkan Penghapusan ( direncanakan penghapusan pd tahun

2017)

3.4 Solusi

Permasalahan yang sudah disebutkan pada sub bab sebelumnya,

ada yang sudah dicarikan solusi dan ada yang sedang dilakukan

penyelesaiannya. Untuk yang dalam proses penyelasainnya adalah

sebagai beikut:

1. Terkait, posisi Wilker dengan Lokasi Tempat pemasukan/

pengeluaran mempunyai jarak berjauhan. Sudah dibuatkan jadual

piket petugas ke tempat pemeriksaan yang sesuai sehingga tidak

terjadi ketumpukan di beberapa petugas saja yang sedang piket.

Selain itu akan diberikan voucher bensin untuk petugas sehingga

membantu dalam pelayanan perkarantinaan.

2. Terkait dengan Sarana prasarana pendukung seperti peralatan

laboratorium, alat kerja serta kendaraan operasional masih kurang.

Tahun Anggaran 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo

melakukan pengadaan alat Laboratorium sehingga tidak terjadi

keterbatasan alat lab.

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 27

3. Terkait dengan permasalahan dalam pelaksanaan BMN, langkah-

langkah strategis yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

a. Point 1 s/d 3 sudah dalam tahap Audit dari Tim Itjen sesuai SPT

No. B-199/PW.150/G.5/7/2016 tanggal 11 Juni 2016

b. Segera diusulkan Alih Status Penggunaan ke Es-1

c. Aset Peralatan dan Mesin dari Pengadaan Alat Pengolah Data

Tahun 2016 dikarenakan nominal barang dibawah Rp.300.000

d. Segera dibuatkan SK Tim Penghapusan

Laporan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016

tangguhterpercaya 28

BAB IV

PENUTUP

Laporan kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2016 ini

memberikan gambaran tentang pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo berdasarkan target – target yang tersurat kontrak kinerja

Kepala Balai dengan Kepala Badan Karantina Pertanian. Laporan ini

merupakan wujud dari transparansi dan akuntabilitas Balai karantina Pertanian

Kelas II Gorontalo dalam melaksanakan berbagai kewajiban dalam rangka

pembangunan pertanian.

Apabila dilihat capaian kinerja dari sasaran yang ada telah dilakukan

perhitungan secara kuantitatif maka secara keseluruhan pencapaiannya dalam

kualifikasi sangat berhasil. Namun demikian permasalahan dan kendala

secara umum yang menghambat kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II

Gorontalo masih dijumpai.