BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap rumah sakit ingin berhasil dalam mewujudkan tujuannya, antara lain
menjaga kelangsungan hidup rumah sakit untuk jangka waktu yang tidak terbatas,
akibatnya pelayanan sosial kemanusiaan, secara faktual pelayanan rumah sakit telah
berkembang menjadi industri yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi. Untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit tergantung pada peran
aktif perawat yang berpotensi. Perawat yang berpotensi adalah perawat yang
mempunyai sikap dan minat yang tinggi terhadap tugas, mempunyai komitmen yang
kuat untuk bekerja sebaik mungkin, dengan memberikan yang terbaik untuk berusaha
meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Rumah
sakit bisa hidup dan berkembang kalau perawat bersedia bekerja dengan sepenuh hati.
Masalah kemampuan dan motivasi kerja perawat adalah alasan utama bagi
rumah sakit untuk mengembangkan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
kualitas dan berorientasi kepada kepuasan pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan biaya murah rasanya sulit untuk dapat dilaksanakan karena subsidi dari
pemerintah sangat minim dan kualitas sumber daya manusia masih perlu ditingkatkan
terutama kemampuan dan motivasi kerja perawat. Dalam kaitannya dengan kinerja
perawat untuk melayani kesehatan masyarakat, maka perlu adanya kemampuan dan
motivasi kerja yang handal. Sebagai dasar pengkajian ilmu akan dikemukakan
pendapat yang berkaitan dengan kemampuan (Ability) dan motivasi kerja.
2
Sutermeister (1976) memberikan pengertian kemampuan adalah faktor
penting dalam meningkatkan produktivitas kerja, kemampuan berhubungan dengan
pengetahuan (Knowledge) dan ketrampilan (Skill) yang dimiliki seseorang, sedangkan
menurut Hasibuan (2000:164) Kemampuan (Ability) adalah menunjukkan potensi
orang untuk melaksanakan pekerjaan, mungkin kemampuan itu dimanfaatkan atau
mungkin juga tidak. Sedangkan motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang
artinya adalah rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu (Azrul Azwar
1996: 288), sedangkan motivasi diartikan Mangkunegara (2000: 93) adalah”
Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that
organism toward the goal of a certain class” artinya motivasi adalah suatu kondisi
yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Hasibuan (2000: 142) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri.
Demikian juga bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh,
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan kerja, sehingga masalah utama dalam penerapan motivasi adalah tentang
bagaimana proses pengelolaan sumber daya manusia itu dilakukan dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, setiap pemimpin dalam organisasi perlu
memahami tentang arti hakikat motivasi dan teori-teori motivasi.
3
Berkaitan dengan pelaksanaan kualitas pelayanan kesehatan, maka diperlukan
pelayanan kesehatan prima yang dapat diupayakan oleh pemimpin dengan
pemenuhan kebutuhan perawat baik secara fisik maupun non fisik. Karena pada
dasarnya kinerja perawat dipenuhi oleh kemampuan dan motivasi kerja untuk
melakukan dan menghasilkan pelayanan kesehatan yang prima. Pelayanan prima
adalah pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang
akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit (Sujudi, 2000:1).
Disamping pengembangan pelayanan yang efisien dan efektif, pelayanan prima
merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit agar kinerja
yang di harapkan dapat terwujud.
Tinggi rendahnya kemampuan dan motivasi kerja perawat pada rumah sakit
dalam pelayanan kesehatan dapat diukur dari sejauh mana efektivitas dan efisiensi
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang nyata, sehinggga mewujudkan
kepuasan kepada pasien. Diharapkan kinerja perawat rumah sakit dalam melayani
pasien merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian serius karena menyangkut
kehidupan pasien itu sendiri. Faktor yang perlu diperhitungkan dapat meningkatkan
gairah kerja perawat rumah sakit adalah kualitas kemampuan dan motivasi kerja yang
dimiliki oleh perawatnya. Kemampuan dan motivasi kerja merupakan faktor yang
dapat mecerminkan sikap dan karakter seseorang dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya. Kemampuan dan motivasi ini merupakan nilai-nilai yang harus
diinternalisasi kepada seluruh perawat agar mereka menyadari bahwa mereka adalah
pelayan masyarakat, dengan kemampuan dan motivasi kerja yang tinggi maka
4
perawat rumah sakit akan melakukan tugas-tugasnya dengan baik sesuai dengan
harapan.
Pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rumah sakit mempunyai arti
bagaimana memberikan kebutuhan dan kepuasan kepada masyarakat yang akan
berobat. Karena mengingat fungsi peran dan tugas rumah sakit dalam pelayanan
kesehatan yang baik maka sudah selayaknya para perawat memiliki mental yang baik,
bertanggung jawab, serta memiliki kesadaran yang tinggi sebagai abdi negara dan
abdi masyarakat
Berdasarkan hasil pemantauan sementara, masih ada kesan dari pada
pengunjung atau pasien Rumah Sakit Bethesda bahwa pelayanannya kurang
memuaskan, kurang efektif, waktu tunggu yang lama, perawat kurang cekatan dalam
melayani pasien karena rendahnya motivasi kerja dan kurangnya kemampuan dalam
menjalankan tugas sebagai mana yang mereka kerjakan sesuai dengan tugas
pokoknya. Sebaliknya sebagai perawat dikeluhkan mengenai kurangnya perhatian
dari atasan, baik dalam pelaksanaan tugas sehari-hari maupun kurangnya
kesejahteraan perawat, kurangnya sarana dan prasarana bagi terlaksananya
mekanisme pelayanan kesehatan sesuai dengan harapan para pemakai jasa rumah
sakit. Dari keterangan tersebut maka penulis tergugah untuk mengangkat masalah
kemampuan dan motivasi kerja perawat terhadap pelaksanaan kualitas pelayanan
kesehatan dalam menghadapi era globalisasi, maka penulis ingin meneliti dengan
judul PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA PERAWAT
TERHADAP PELAKSANAAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
PADA RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan dan motivasi kerja perawat berpengaruh secara
simultan (bersama-sama) terhadap pelaksanaan kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta?
2. Apakah kemampuan dan motivasi kerja perawat berpengaruh secara
parsial (masing-masing) terhadap pelaksanaan kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta?
1.3 Batasan Masalah
Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kualitas
pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Berdasarkan
pernyataan tersebut maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi, adapun batasan
masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Kemampuan
Menurut Hasibuan (2000:164) Kemampuan (Ability) adalah menunjukkan
potensi orang untuk melaksanakan pekerjaan, mungkin kemampuan itu dimanfaatkan
atau mungkin juga tidak. Sedangkan Sutermeister dalam Riduwan (2004: 258)
mengatakan bahwa: kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan
produktivitas kerja, kemampuan berhubungan dengan pengatahuan (knowledge) dan
ketrampilan (skill) yang dimiliki seseorang. Adapun indikator dari variabel
6
kemampuan perawat dihubungkan berdasarkan teori kemampuan yang dikembangkan
Riduwan (2004:256 – 257), dengan penjelasan:
a. Ketrampilan Menjalankan Tugas
Ketrampilan menjalankan tugas merupakan kemampuan yang dimiliki
perawat yang dimanfaatkan semaksimal mungkin agar bisa menjalankan
pekerjaan dengan sebaik - baiknya, seperti; mampu untuk mengambil
keputusan, mampu untuk bekerja keras, selalu berfikir inovatif dan
mampu untuk mengatasi masalah.
b. Ketrampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement Skill)
Penguatan atau Reinforcement adalah segala bentuk respon, yang bersifat
verbal (biasa diungkapkan atau diutarakan dengan kata - kata langsung
seperti; baik pekerjaanya, sukses menjalankan tugas, benar dan
sebagainya) maupun non verbal (biasanya dilakukan dengan gerak,
isyarat, pendekatan dan sebagainya) yang diungkapkan perawat kepada
pasien.
c. Ketrampilan Mengadakan Variasi (Variation Skill)
Ketrampilan mengadakan variasi adalah suatu kegiatan perawat dalam
proses interaksi pekerjaan atau tugas dilapangan yang ditujukan untuk
mengatasi kebosanan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan senantiasa
menunjukkan disiplin, kejujuran, tanggung jawab, antusiasme serta penuh
partisipasi.
7
2. Motivasi Kerja
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar meraka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2000: 142).
Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari
dalam diri. Menurut Robert A. Baron (1980) dalam Riduwan, (2004: 261) motivasi
dalam hubungannya dengan lingkungan kerja mengemukakan bahwa “Work
motivation is defined as conditions which influence the arousal, direction, and
maintenance of behaviors relevant in work settings”. Artinya motivasi kerja
didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dalam studi
motivasi Mc Clelland mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan yang
memotivasi seseorang, kebutuhan tersebut antara lain (Hasibuan 2000: 161-162)
adalah:
a. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement = n Ach) merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Karena itu n Ach
akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan
mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja yang maksimal. Karyawan akan antusias untuk
berprestasi tinggi, apabila kemungkinan untuk itu diberikan kesempatan.
b. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation = n Af) menjadi daya
penggerak yang akan memotivasi semangat kerja seseorang. Oleh karena
itu, n Af ini yang merangsang gairah bekerja karyawan karena setiap
8
orang menginginkan hal – hal seperti: Kebutuhan akan perasaan diterima
oleh orang lain dilingkungan ia tinggal dan bekerja. Kebutuhan akan
perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting.
Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal. Kebutuhan akan perasaan
ikut serta.
c. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power = n Pow) merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja karyawan, n Pow akan
merangsang dan memotivasi gairah kerja karyawan serta mengerahkan
semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang
terbaik.
3. Pelaksanaan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan adalah sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh
sesorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu
(Thoha,1991: 39). Zethaml dalam Riduwan (2004: 272) menyatakan bahwa indikator
- indikator dari kualitas pelayanan kesehatan adalah:
a. Tangibles (Berwujud), seperti: fasilitas fisik, peralatan, personil dan
komunikasi. Kemampuan perawat untuk mempersiapkan perlengkapan
pekerjaan untuk menunjang pelayanan kesehatan
b. Reliability (Kehandalan), merupakan adanya kemampuan unit
pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat
9
c. Responsivenes (Keresponsipan), adanya kemauan untuk membantu
konsumen dan bertanggung jawab terhadap mutu pelayanan yang
diberikan
d. Competence (Pengetahuan dan Ketrampilan) tuntutan untuk memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam
memberikan pelayanan
e. Courtesy (Perilaku), sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap
terhadap keinginan konsumen, serta mau melakukan kontak atau
hubungan pribadi
f. Credibility (Kejujuran), adanya sikap jujur dalam setiap upaya untuk
menarik kepercayaan masyarakat
g. Security (Keamanan), jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin
bebas dari berbagai bahaya dan resiko
h. Access (Kemudahan Hubungan), terdapat kemudahan untuk
mengadakan kontak dan pendekatan
i. Communications (Komunikasi), adanya kemauan memberi layanan
untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan,
sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru
kepada masyarakat
j. Understanding the custumer, mengerti dan melakukan segala usaha
untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.
10
Variabel pelaksanaan kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit Bethesda
yang diteliti adalah pelaksanaan yang dilakukan oleh perawat dengan indikator
pelayanan kesehatan, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
1.4 Tujuan Penelitian
Penalitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kemampuan dan motivasi kerja perawat secara simultan (bersama – sama) dan parsial
(masing – masing) terhadap pelaksanaan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk:
a. Bagi penulis:
Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian
ilmu yang telah dipelajari diperkuliahan dalam ilmu manajemen sumber
daya manusia sehingga dapat dijadikan sebagai suatu rujukan untuk
pengembangan penelitian sumber daya manusia yang akan datang.
b. Bagi peruasahaan:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi
pimpinan rumah sakit umum untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan melalui peningkatan kemampuan perawat dan
motivasi kerja perawat. dengan demikian pimpinan dapat merencanakan
dan menentukan prioritas diberbagai sektor
11
c. Bagi pembaca:
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan penting dan
memperluas kajian ilmu manajemen khususnya sumber daya manusia
yang menyangkut pelaksanaan pelayanan kesehatan.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara sistematis, penulisan skripsi terdiri dari lima bab yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
Bab. I. Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab. II. Landasan Teori, berisi tentang teori - teori yang berhubungan dengan
penelitian tersebut, arti kemampuan, arti motivasi kerja, arti pelayanan kesehatan,
hipotesis
Bab. III. Metodologi Penelitian, berisi tentang sumber data, populasi dan
metode penagmbilan sampel, tempat dan waktu penelitian, identifikasi variabel dan
pengukurannya, desain penelitian, uji instrumen validitas dan reliabilitas, analisis
data.
Bab. IV. Analisis Data, berisi tentang pengujian tingkat validitas dan
reliabilitas kuesioner serta analisis pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
12
Bab. V. Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari
hasil analisis data dan saran – saran yang dapat dijadikan masukan bagi rumah sakit.