BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - · PDF fileJakarta , yang merupakan tonggak sejarah...

19
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi kesehatan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro, yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja. Tenaga kerja yang sehat akan berdampak terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. 1 Gambar 1.1 Kesehatan Sebagai Masukan Untuk Pembangunan Ekonomi 1 Paper,2002, Arum Atmawikarta, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi, Dikutip 5 April 2008 dari http://www.bappenas.go.id/.../&view=406/Arum%20Atmawikarta.doc Kesehatan Kebijakan ekonomi Pemerintahan yang baik Penyediaan pelayanan publik Modal perusahaan untuk investasi peralatan, organisasi dan kerjasama karyawan, peluang investasi untuk menarik modal Teknologi, termasuk: Pengetahuan ilmiah yang relevan untuk menghasilkan inovasi dalam difusi ekonomi dalam negeri dengan menggunakan teknologi dari luar. Sumber daya manusia, termasuk: Pendidikan, pelatihan, Perkembangan fisik dan kognitif Pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan GNP perkapita, penurunan kemiskinan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - · PDF fileJakarta , yang merupakan tonggak sejarah...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi kesehatan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pada

tingkat mikro, yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan

adalah dasar bagi produktivitas kerja. Tenaga kerja yang sehat akan

berdampak terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Pada tingkat

makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan

masukan penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi,

dan pembangunan ekonomi jangka panjang.1

Gambar 1.1 Kesehatan Sebagai Masukan Untuk Pembangunan Ekonomi

1 Paper,2002, Arum Atmawikarta, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi,

Dikutip 5 April 2008 dari

http://www.bappenas.go.id/.../&view=406/Arum%20Atmawikarta.doc

Kesehatan

Kebijakan ekonomi

Pemerintahan yang baik

Penyediaan pelayanan publik

Modal perusahaan untuk

investasi peralatan, organisasi dan

kerjasama karyawan, peluang

investasi untuk menarik modal

Teknologi, termasuk:

Pengetahuan ilmiah yang relevan untuk

menghasilkan inovasi dalam difusi

ekonomi dalam negeri dengan

menggunakan teknologi dari luar.

Sumber daya manusia, termasuk:

Pendidikan, pelatihan,

Perkembangan fisik dan kognitif

Pertumbuhan

ekonomi:

Pertumbuhan

GNP

perkapita,

penurunan

kemiskinan

2

Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap

sumber daya manusia dan modal perusahaan. Kesehatan yang buruk

akan memberikan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penyebaran penyakit infeksi masih menjadi bagian dari beban kesehatan

masyarakat hingga saat ini. Masalah kesehatan yang ada sangat terkait

dengan industri farmasi. Berbagai upaya dilakukan baik dengan

intervensi pengobatan maupun dengan upaya promotif dan preventif.

Salah satu langkah preventif yang penting dilakukan adalah imunisasi.2

Hal inilah yang menyebabkan bisnis farmasi berkembang dengan sangat

cepat.

Pada abad 21 vaksin menjadi salah satu faktor penting kesehatan

masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Pada 5 sampai

15 tahun mendatang, vaksin baru dan teknologi pemberian vaksin baru

akan menjadi dasar pencegahan dan pengobatan penyakit, yang akan

mempengaruhi kesehatan masyarakat. Prospek pencegahan dan

pengobatan berbagai penyakit serius dengan menggunakan vaksin

diramalkan merupakan perkembangan yang menggairahkan dalam

bidang kesehatan masyarakat.3

Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset, yang secara

berkesinambungan memerlukan inovasi produk, memerlukan promosi

yang membutuhkan biaya mahal, organisasi dan sistem pemasaran yang

baik, serta produknya diatur secara ketat, baik pada tingkat nasional

2 Ibid 3 Ikhtisar, 2005, Dyah Widyaningroem Isbagio, Masa Depan Pengembangan Vaksin Baru,

Cermin Dunia Kedokteran, Dikutip 5 April 2008 dari

http://www.kalbe.co.id/files/edk/files/148_06MasaPengembanganVaksin.pdf/148_06Masa

PengembanganVaksin.html

3

maupun internasional, terutama oleh WHO.4 Salah satu perusahaan

farmasi yang berstandar nasional dan diakui secara internasional oleh

WHO adalah PT. Bio Farma yang bergerak dalam bidang pembuatan

vaksin dan sera.

PT Bio Farma (Persero) merupakan perusahaan farmasi berskala nasional

dan global. Dalam perjalanan sejarahnya yang telah lebih dari satu abad,

BUMN Farmasi ini terus memperbaiki diri untuk menjadi yang terbaik

dan terdepan. Saat ini, Bio Farma merasakan beratnya persaingan di

industri farmasi terutama dengan adanya kompetitor dari luar yang

memiliki teknologi lebih baik. Sehingga diperlukan suatu langkah strategic

yang diharapkan dapat mendorong kemajuan dari perusahaan terutama

dalam hal inovasi produk.

1.2 Sejarah Perusahaan

Informasi yang tertuang dalam Bab I terdapat dalam Company Profile PT.

Bio Farma (Persero).

Bio Farma adalah produsen vaksin, sera dan produk-produk biologi

lainnya, yang didirikan pada 6 Agustus 1890 di Jakarta dengan nama Parc

Vaccinogen. Tahun 1923 aktivitas dipindahkan ke Jalan Pasteur 28

Bandung, di atas tanah seluas 91.210 m2. Bio Farma juga memiliki lahan

seluas 282.441 m2 di Cisarua-Lembang, Kabupaten Bandung yang

digunakan untuk pemeliharaan hewan.

4 Artikel, 2004, Ilham Kuncahyo, Potret Industri Farmasi di Indonesia, Dikutip 15 April 2008

dari http://64.203.71.11/kompas-cetak/0404/12/opini/906297.htm

4

Pada tahun 1955, Bio Farma berubah menjadi Perusahaan Negara Pasteur,

berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 1955. Selanjutnya

berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 101 Tahun 1961, berubah

menjadi Perusahaan Negara Bio Farma dan pada tahun 1978 berubah

status menjadi Perusahaan Umum Bio Farma berdasarkan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 1978.

Sejak 6 Januari 1997 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 1

Tahun 1997, Bio Farma berubah menjadi perusahaan yang berbentuk

Perusahaan Perseroan (Persero), yang dikenal dengan nama PT. Bio

Farma (Persero).

Perusahaan ini tidak memiliki anak perusahaan dan berdasarkan hasil

keputusan Meneg BUMN Sofyan Djalil Rencana pembentukan

perusahaan induk (holding) BUMN farmasi tidak akan melibatkan Bio

Farma. Perusahaan yang terkenal dengan produksi vaksinnya ini akan

dibiarkan berdiri sendiri.5

5 Artikel, Daniel, Wahyu, 2007, Bio Farma tidak masuk holding BUMN Farmasi. Dikutip 27

September 2007 dari

http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/04/time/1255

38/idnews/825437/idkanal/4.

5

Gambar 1.2 Sejarah PT. Bio Farma (Persero)

1.3 Lingkup Bidang Usaha

PT Bio Farma (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

farmasi yang merupakan satu-satunya produsen vaksin dan sera terutama

untuk manusia serta sediaan diagnostik di Indonesia dan salah satu yang

terbesar di Asia Tenggara selain India.

1.3.1 Direktorat Kerja

Dalam melakukan proses bisnisnya, PT. Bio Farma didukung oleh

beberapa direktorat kerja, yaitu Direktorat Utama, Direktorat Keuangan

dan Sumber Daya Manusia, Direktorat Pemasaran, Direktorat Produksi

dan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan.

(1890-1894)

Pendirian Parc Vaccinogene tanggal 6 Agustus 1890 di Jakarta , yang merupakan

tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin

dan sera di Indonesia

(1895-1901)

Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, lembaga

ini berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut Pasteur

(1902-1941)

Tahun 1923 aktivitas dilakukan di Bandung, lembaga ini

kembali mengubah namanya menjadii Landskoepok Inricting

en Instituut Pasteur dan dipimpin oleh L.Otten

(1942-1945)

Pasa saat Jepang berkuasa, lembaga ini diubah menjadi

Bandung Boeki Kenkyushoo yang dipimpin

oleh Kikuo Kurauchi

(1946-1949)

Kegiatan berpindah ke Klaten Bandung diduduki Belanda,

sehingga kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inricting

en Instituut Pasteur. Lembaga ini dipimpin oleh R.M Sardjito

(1950-1954)

Gedung cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung

kembali menjadi tempat berlokasinya kegiatan

produksi vaksin dan sera

(1955-1960)

Terjadinya nasionalisasi perusahaan milik pemerintah

Belanda, maka Pemerintah Indonesia pada saat itu mengubahnya menjadi

Perusahaan Negara Pasteur

(1961-1977)

Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961, Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi

Perusahaan Negara Bio Farma

(1978-1996)

Bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi

Perusahaan Umum Bio Farma (PP RI No. 26 tahun

1978)

(1997-Sekarang)

Melalui PP No. 1 Tahun 1997 perusahaan berubah menjadi

Perseroan terbatas, yang dikenal dengan PT. Bio Farma (Persero) sebagai

BUMN RI

6

1.3.1.1 Direktorat Utama

Direktorat ini terdiri dari Divisi Quality Assurance, Divisi Corporate

Secretary, dan Satuan Pengawas Internal. Direktorat ini mempunyai

tanggungjawab, yaitu:

Menjamin kualitas seluruh bahan dan alat yang dipakai

Melakukan pengawasan terhadap kekayaan perusahaan

1.3.1.2 Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia

Direktorat ini terdiri dari Divisi Administrasi Keuangan, Divisi Anggaran

dan Akuntansi, dan Divisi Sumber Daya Manusia. Direktorat ini

mempunyai tanggung jawab, yaitu:

Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan

Mengatur cash flow perusahaan

Mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan karyawan.

1.3.1.3 Direktorat Pemasaran

Direktorat ini terdiri dari Divisi Penjualan Dalam Negeri, Divisi Penjualan

Ekspor, Divisi Pelayanan Jasa dan Divisi Penunjang Pemasaran.

Direktorat ini mempunyai tanggungjawab, yaitu

Memasarkan produk di dalam dan luar negeri sesuai dengan

persyaratan pelanggan

Pelaksanaan terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat

(program imunisasi)

Pendistribusian produk

1.3.1.4 Direktorat Produksi

Direktorat ini terdiri dari Divisi Produksi Vaksin Bakteri, Divisi Produksi

Vaksin Virus, Divisi Produksi Farmasi, Divisi Teknik dan Pemeliharaan

dan Divisi Logistik. Direktorat ini mempunyai tanggungjawab, yaitu

7

Melakukan produksi untuk menghasilkan vaksin virus, vaksin bakteri,

sera dan diagnostika yang memenuhi persyaratan pelanggan

Memastikan produksi telah sesuai prosedur dan produk sesuai

spesifikasi

1.3.1.5 Direktorat Perencanaan dan Pengembangan

Direktorat ini terdiri dari Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi,

Divisi Pengawasan Mutu, Divisi Hewan Laboratorium, Divisi Surveilans

dan Evaluasi Produk dan Divisi Penelitian dan Pengembangan. Direktorat

ini mempunyai tanggungjawab, yaitu

Pengendalian material

Pengembangan dan pelaksanaan pengujian mutu untuk memastikan

bahwa produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan pelanggan

Melakukan aktivitas penelitian dan pengembangan produk

1.3.2 Konsumen

Pembeli terbesar dari produk vaksin dan sera dalam negeri di Indonesia

adalah Pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan Pemerintah mempunyai

pengaruh yang besar dalam penentuan harga produk vaksin untuk

Program Pemerintah. Sedangkan pembeli produk vaksin dan sera dari

luar negeri adalah negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,

seperti India.

1.3.3 Produk

Berikut adalah produk-produk yang dihasilkan PT. Bio Farma (Persero),

yaitu:

8

Tabel 1.1 Produk-Produk Bio Farma

Kategori Produk

Vaksin Virus Vaksin Oral Polio

Vaksin Campak

Vaksin Hepatitis-B

Vaksin Bakteri Vaksin Tetanus Toxoid (TT)

Vaksin Diphtheria Tetanus (DT)

Vaksin Diphtheria Tetanus Pertusis

(DTP)

Vaksin Bacillus Calmette Guerin

(BCG)

Vaksin Tetanus dan Diphtheria (Td)

Vaksin Kombinasi Vaksin DTP-HB

Serum Serum Anti Tetanus

Serum Anti Diphtheria

Serum Anti Bisa Ular

Serum Anti Rabies

Produk Lain PPD RT 23

Serum Golongan Darah

Serum Aglutinasi Untuk Diagnostik

Aquabidestilata

1.3.4 Visi, Misi, Budaya dan Kebijakan Perusahaan

Visi : “Bio Farma menjadi produsen vaksin dan sera yang berdaya saing

global”.

Misi :

1. Memproduksi dan menyediakan vaksin dan sera yang berkualitas

internasional untuk kebutuhan Pemerintah dalam rangka program

imunisasi nasional, swasta nasional, regional dan internasional.

9

2. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang secara

berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance.

3. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham,

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

Budaya Perusahaan

Setiap organ perusahaan yang bersikap dan berpikir secara profesional,

memiliki integritas yang tinggi, serta bekerja secara transparan dan

akuntabel.

1. Profesional

- bekerja sesuai sistem dan prosedur yang berlaku

- terbuka dalam mengemukakan dan menghargai perbedaan

pendapat

- senantiasa memiliki tekad untuk meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan

- penuh percaya diri dan tegar dalam menghadapi setiap tantangan

dan rintangan

- menjadi pribadi yang bertanggung jawab

2. Integritas

- memiliki visi ke depan

- berdisiplin tinggi

- dapat dipercaya

- bertindak jujur dan memiliki kompetensi

- mendarmabaktikan seluruh potensi yang dimiliki dalam rangka

kemakmuran perusahaan

- beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

10

3. Transparan

- berpegang teguh pada prinsip keterbukaan

- senantiasa adil dan bijaksana dalam melakukan wewenang tugas

dan tanggung jawab yang diamanatkan

- menyajikan dan menyampaikan informasi atau data secara benar

dan lengkap

4. Akuntabel

- senantiasa berusaha mendapatkan, memelihara, dan menggunakan

asset-aset dan pendapatan perusahaan dengan benar sesuai

wewenang, tugas dan tanggungjawab sebagai organ perusahaan

- berusaha terus menerus untuk menerapkan dan meningkatkan

sistem pengendalian manajemen yang baik dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Kebijakan Bio Farma

Produsen vaksin, sera dan diagnostika yang senantiasa berupaya:

1. Mampu bersaing secara global

2. Memberi kepuasan kepada pelanggan

3. Membuat produk yang berkualitas internasional

4. Membuat produk yang ramah lingkungan

5. Melakukan perbaikan berkesinambungan

6. Mengendalikan tingkat pencemaran lingkungan

7. Melindungi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

8. Melakukan penghematan penggunaan energi dan sumber daya alam

9. Mentaati peraturan perundangan dan persyaratan lain yang terkait

dengan sistem manajemen yang diterapkan

11

1.3.5 Struktur Organisasi

Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT. Bio Farma (Persero)

Struktur organisasi Bio Farma terdiri dari Direksi, Divisi, Bagian dan

Seksi. Satu Divisi bisa membawahi lebih dari satu Bagian. Kepala Divisi

memikul segala tanggung jawab yang ada di Divisinya termasuk

bertanggung jawab atas tugas-tugas yang didelegasikan ke bawahannya.

Direktur Utama bertanggungjawab terhadap keseluruhan aktivitas Bio

Farma.

1.3.6 Sumber Daya

Jumlah karyawan Bio Farma sebanyak 848 orang, diantaranya terdapat 3

orang Ph.D lulusan Jepang dan Inggris yang memiliki keahlian di bidang

Teknologi Biologi Molekuler dan Immunologi; 8 orang Master yang

memiliki pendidikan dalam bidang yang sesuai dengan tuntutan

Direktur Utama

Direktorat Utama

Divisi Quality Assurance

Divisi Corporate Secretary

Satuan Pengawas Internal

Direktorat Keuangan dan

SDM

Divisi Administrasi

Keuangan

Divisi Anggaran & Akuntansi

Divisi Sumber Daya Manusia

Direktorat Pemasaran

Divisi Penjualan Dalam Negeri

Divisi Penjualan Ekspor

Divisi Pelayanan Jasa

Divisi Penunjang Pemasaran

Direktorat Produksi

Divisi Produksi Vaksin Virus

Divisi Produksi Vaksin Bakteri

Divisi Produksi Farmasi

Divisi Teknik & Pemeliharaan

Divisi Logistik

Direktorat Perencanaan & Pengembangan

Divisi Perencanaan & Pengendalian

Produksi

Divisi Pengawasan Mutu

Divisi Hewan Laboratorium

Divisi Surveilans & Evaluasi Produk

Research & Development

Division

12

pekerjaannya; 157 orang Sarjana dalam bidang farmasi, ahli kimia, biologi,

kedokteran dan kedokteran hewan, yang menjadi tulang punggung dalam

proses produksi, quality control, R&D, dan lain sebagainya. Tenaga S1

diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan training di dalam

dan di luar negeri pada institusi-institusi yang melakukan kolaborasi

dengan Bio Farma. Selain itu terdapat juga 103 orang lulusan D3 dan

sisanya adalah lulusan SMA (analis).

Gambar 1.4 Komposisi sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan

Dengan kemampuan SDM dan fasilitas produksi yang dimiliki, Bio Farma

mampu untuk memenuhi kebutuhan program imunisasi yang

diselenggarakan oleh Pemerintah dengan mutu produk sesuai dengan

persyaratan WHO, yaitu vaksin Expanded Program Imunization (EPI)

seperti vaksin BCG, DPT, DT, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B.

Disamping itu, dengan kapasitas yang ada mampu menembus pasar

ekspor untuk vaksin yang sudah mendapat WHO recognition seperti

campak, polio, DTP, DT dan Tetanus.

Doktor, 0.37%Master, 0.86%

Sarjana, 18.85%

Sarjana Muda, 11.26%

Analis, 47%

SLTP & SD, 21.66%

13

1.3.7 Perkembangan PT. Bio Farma (Persero)

Produk-produk vaksin dan sera Bio Farma senantiasa berkembang dari

tahun ke tahun, dengan menitikberatkan pada produk-produk utama.

Proses kreasi, inovasi, dan produksi selama bertahun-tahun yang telah

membawa Bio Farma tumbuh dan berkembang menjadi produsen vaksin

yang memenuhi kualifikasi WHO, termasuk dalam menyediakan

kebutuhan vaksin untuk program munisasi dunia.

Bio Farma telah menjadi salah satu dari 21 produsen vaksin dunia yang

mampu memasok kebutuhan vaksin di dalam negeri dan pasar global.

Komitmen global yang diembannya merupakan pendorong utama dalam

membantu negara-negara lain memberantas berbagai penyakit menular.

Ke depan Bio Farma akan terus melakukan pengembangan produk yang

sesuai dengan kebutuhan pasar.

Gambar 1.5 Komposisi Penerimaan Dari Penjualan Vaksin Seluruh Dunia Menurut

Produser6

6 Artikel, Advanced Immunization Management, 2005, Karakteristik Pasar Vaksin, Dikutip

5 April 2008 dari http://www.aim-e-learning.stanford.edu/

Aventis, 23%

GSK, 23%

Wyeth, 19%

Merck, 17%

Chrion, 7% Lainnya, 10%

Bio Farma, 1%

14

Inovasi, pengembangan fasilitas dan sumber daya yang tepat membawa

Bio Farma di pasar global menjadi salah satu produsen vaksin dan sera

yang diakui WHO. Semua hal tersebut dapat menunjang kemantapan

kinerja produksi. Saat ini kapasitas produksi vaksin Bio Farma mencapai

1,1 miliar dosis, sehingga mampu untuk memasok kebutuhan nasional

maupun untuk ekspor ke negara-negara lain, dan sejak tahun 1996 sampai

dengan saat ini produk Bio Farma telah diekspor dan digunakan di 100

negara lebih. Rincian kapasitas produksi PT Bio Farma adalah DPT-HB (6

juta dosis), BCG (30 juta dosis), Campak (37 juta dosis), Polio (150 juta

dosis), Hepatitis B (20 juta dosis), DPT (60 juta dosis), DT (25 juta dosis)

dan TT (83 juta dosis).

1.4 Isu Bisnis PT. Bio Farma (Persero)

Sampai saat ini PT. Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin

dan sera di Indonesia. Pendatang baru sebagai produsen akan

menghadapi kesulitan karena kuatnya “entry barriers” yang ada, antara

lain ialah:

- kekhususan teknologi dan SDM

- skala ekonomis dalam produksi dan pemasaran

- capital intensive

- payback period yang panjang

- kebijakan pemerintah

Diperkirakan pada lima tahun mendatang tidak akan muncul produsen

baru di Indonesia. Namun perusahaan vaksin dunia dapat memasuki

pasar Indonesia meski tanpa membangun pabrik di Indonesia pada masa

15

mendatang dengan memasarkan produk melalui perusahaan mitra

lokalnya dan hal ini yang selayaknya diwaspadai. Perusahaan vaksin

dunia tersebut akan menawarkan produk dengan teknologi dan inovasi

yang lebih baik. Diketahui bahwa dari demikian banyak kompetitor

perusahaan dunia, PT. Bio Farma saat ini menempatkan GlaxoSmithKline

(GSK) sebagai kompetitor utama dari segi inovasi produk.

GlaxoSmithKline adalah perusahaan farmasi multinasional kedua terbesar

di dunia. GSK memiliki angka penjualan hingga £22.7 miliar dengan

keuntungan mencapai £7.8 miliar. Perusahaan ini bermarkas di Brentford,

London, Inggris. Perusahaan yang didirikan tahun 2000 ini beroperasi di

70 negara, dan mempekerjakan sekitar 100.728 pekerja. Produk yang

ditawarkan oleh GSK ini diantaranya adalah produk vaksin, produk

farmasetika dan alat-alat medis.7

1.5 Perumusan Masalah PT. Bio Farma (Persero)

1.5.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya dunia usaha farmasi di Indonesia, banyak

usaha farmasi baru yang muncul menawarkan berbagai produk yang

aktual dan terkini bagi masyarakat umum. Selain itu, dunia usaha farmasi

harus berhadapan dengan berbagai tantangan, salah satunya adalah

terbentuknya pasar tunggal farmasi ASEAN yang akan menyebabkan

produk farmasi lebih leluasa keluar masuk diantara negara-negara

ASEAN tanpa adanya barrier.8

7 Wikipedia,2008, GlaxoSmithKline, Dikutip 15 April 2008 dari

http://en.wikipedia.org/wiki/GlaxoSmithKline 8 Ibid

16

Oleh karena itu, perusahaan farmasi di Indonesia akan memasuki kondisi

usaha yang semakin kompleks dan terus berubah. Hal ini merupakan

suatu kondisi yang harus dihadapi untuk tetap bertahan dan terus

berkembang didalam dunia usahanya. PT. Bio Farma sebagai suatu

perusahaan yang bergerak di bidang farmasi tidak luput dari tantangan-

tantangan yang ada dalam dunia usaha tersebut, diantaranya yaitu:

Gambar 1.6 Perumusan Masalah PT. Bio Farma (Persero)

Internal:

- Tenaga pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan masih belum

optimal dalam mengembangkan cakupan pasar swasta

- Jumlah jenis produk yang dapat dipasarkan belum optimal

- Sarana dan prasarana serta SDM untuk medukung kegiatan penelitian

dan pengembangan masih sangat terbatas

TANTANGAN

17

- Keterbatasan dana yang menyulitkan dalam melakukan investasi dan

pengembangan

- Harga jual beberapa produk belum kompetitif dengan produk sejenis

di pasar dunia

Eksternal:

- Kebijakan badan-badan internasional terutama WHO, CVI dan

UNICEF mempunyai pengaruh yang cukup besar dengan dampaknya

pada teknologi produksi, quality control, pola pengadaan maupun

penggunaan vaksin

- Kebijakan pemerintah dalam pengalokasian anggaran dan penetapan

harga vaksin tidak selalu proporsional dengan perkembangan faktor-

faktor pembentuk harga vaksin

- Teknologi produksi vaksin berkembang dengan pesat

- Kemampuan ekonomi masyarakat masih terbatas yang menyebabkan

penyediaan vaksin sebagian besar masih tergantung pada anggaran

pemerintah (captive market)

- Kesadaran masyarakat di bidang imunisasi masih rendah

- Adanya beberapa klaim atas produk Bio Farma yang diekspor ke

beberapa negara

- Tidak stabilnya kondisi perekonomian Indonesia dan fluktuasinya

nilai tukar mata uang asing

1.5.2 Pemilihan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Bio Farma harus memiliki strategi

yang kuat untuk dapat berkembang dan beradaptasi terhadap

kompleksitas dan perubahan yang terjadi. Salah satu langkah yang perlu

18

ditempuh untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan melakukan

peningkatan didalam pengembangan agar dapat bersaing dengan para

kompetitor sehingga Bio Farma akan mampu memanfaatkan potensi

informasi dan pengetahuan yang ada berdasarkan kebutuhan pasar saat

ini dan yang akan datang.

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan,

terdapat beberapa hal yang menyangkut proses pengembangan poduk

baru. Selain manfaat dari pengembangan produk baru, juga terdapat

resiko yaitu kegagalan dalam mengembangkan produk baru. Penyebab

kegagalan tersebut dapat berasal dari intern perusahaan maupun

eksternal perusahaan. Salah satu yang dapat menyebabkan kegagalan

tersebut adalah keterbatasan sumber daya yang dapat menghambat

kinerja R&D perusahaan.

1.5.3 Rumusan dan Pembatasan Masalah

Rumusan beberapa pokok pembahasan pada penelitian ini akan mengacu

pada isu bisnis yang telah diuraikan, yaitu:

- Bagaimana tahapan pengembangan produk baru di PT. Bio Farma

(Persero)?

- Hal-hal apa yang menyebabkan terjadinya masalah?

- Bagaimana langkah perbaikan yang harus dilakukan?

Agar pembahasan pada penelitian ini mempunyai arah dan tujuan yang

jelas, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah yaitu:

19

- Pembahasan mengenai kesuksesan proses pengembangan produk

baru yang mengacu pada kinerja R&D sebagai barometer kesuksesan

suatu perusahaan

- Sumber daya yang dimaksud mengacu pada sumber daya manusia

dan infrastruktur dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap

kesuksesan pengembangan suatu produk

- Produk difokuskan pada vaksin yang merupakan produk andalan

utama yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini

dan yang akan datang