BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar, terutama sumberdaya pesisir dan laut merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang sangat diharapkan saat ini. Pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia akan menuntut meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam untuk memenuhi segala kebutuhannya, dapat memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan Bahan-bahan pencemar terdiri dari senyawa-senyawa berbagai unsur, baik berupa senyawa organic maupun senyawa anorganik. Banyak diantaranya bersifat berbahaya untuk kesehatan manusia maupun organisme lainnya. Diantara bahan-bahan yang berbahaya adalah Pb yang merupakan unsur logam berat yang paling kuat sifat racunnya. Peningkatan kadar logam berat dalam laut pada umumnya disebabkan oleh masuknya limbah yang berasal dari aktivitas manusia baik di darat maupun di laut. Aktivitas di laut berasal dari pembuangan sampah atau air limbah dari kapal-kapal, penambangan logam di laut dan lain-lain. Sedangkan aktivitas di darat berasal dari limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan industri. Jenis-jenis limbah ini umumnya yang paling banyak mengandung logam berat adalah industri dikarenakan senyawa/unsur logam berat sangat banyak digunakan dalam industri baik sebagai bahan baku, katalisator, fungisida maupun aditif (Bapedalda, 1999). Dibawah ini menunjukkan berbagai pemakaian unsur-unsur logam berat dalam berbagai industri di Sidoarjo :

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar,

terutama sumberdaya pesisir dan laut merupakan salah satu modal dasar

pembangunan yang sangat diharapkan saat ini. Pesatnya pertumbuhan

penduduk Indonesia akan menuntut meningkatkan pemanfaatan sumberdaya

alam untuk memenuhi segala kebutuhannya, dapat memberikan pengaruh

negatif terhadap lingkungan

Bahan-bahan pencemar terdiri dari senyawa-senyawa berbagai unsur,

baik berupa senyawa organic maupun senyawa anorganik. Banyak diantaranya

bersifat berbahaya untuk kesehatan manusia maupun organisme lainnya.

Diantara bahan-bahan yang berbahaya adalah Pb yang merupakan unsur logam

berat yang paling kuat sifat racunnya.

Peningkatan kadar logam berat dalam laut pada umumnya disebabkan

oleh masuknya limbah yang berasal dari aktivitas manusia baik di darat

maupun di laut. Aktivitas di laut berasal dari pembuangan sampah atau air

limbah dari kapal-kapal, penambangan logam di laut dan lain-lain. Sedangkan

aktivitas di darat berasal dari limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan

industri. Jenis-jenis limbah ini umumnya yang paling banyak mengandung

logam berat adalah industri dikarenakan senyawa/unsur logam berat sangat

banyak digunakan dalam industri baik sebagai bahan baku, katalisator,

fungisida maupun aditif (Bapedalda, 1999).

Dibawah ini menunjukkan berbagai pemakaian unsur-unsur logam berat dalam

berbagai industri di Sidoarjo :

2

Tabel 1. Perusahaan yang berpotensi mencemari lingkungan di kabupaten

Sidoarjo.

No Nama Perusahaan Produksi Utama Kandungan Logam Yang

Berpotensi Dihasilkan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

PT Tjiwi Kimia

PT Sindopex Perotama

PT Lion Mesh Prima

PT Karka Nurti Industri

PT UniChemi Candi

Industries

PT Lotusindo Jewllery

PT PG Candi Baru

PT Sierad Grains

PT bina Obor Enginimo

Nusantara

PT Dai Ichi Indonesia

PT Sehat Komodo

PTBhagaskaraSinarmulya

PT Avia Avian

PT Supra Surya

Indonesia

PT Japfa Comfeed

PT Alim Ampuh Jaya

Stell

PT Soda Waru

CV Sanyu Paint

Kertas

Hidrogen Peroksida

Jaring kawat baja

Pakan Udang

Kimia Anorganik

Perhiasan dari perak

Gula pasir

Makanan Ternak

Jasa mesin dan

Peralatan

Knalpot mobil

Ban mobil & sepeda

Cor logam

Cat

Besi baja

Makanan Ternak

Pipa Spiral dari baja

Larutan soda

Thiner, cat

Hg, Pb, Cr, Cu, Cd

Fe, Cr, Mo, Ni, Hg

Hg, Cu, Mn, Pb, Ni, Zn

Hg, Cu, Mn, Pb,

Hg, Cu, Mn, Pb

Fe, Cr, Au, Hg

Pb, Hg

Hg, Cu, Cr, Mn, Pb

Fe, Cr, Hg

Pb, Fe, Cd, Hg

Ai, Pb, Zn

Hg, Cu, Fe, Cr, Pb

Co, Cd, Al, Cr, Cu, Pb, Zn,

Hg

Hg, Cr, Ni, Pb, Zn

Hg, Cu, Cr, Mn, Pb

Hg, Cu, Fe, Cr, Pb, Zn, Mn

As, Hg

Co, Cd, Al, Cr, Pb, Zn, Mn,

3

No Nama Perusahaan Produksi Utama Kandungan Logam Yang

Berpotensi Dihasilkan

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

PT Dwi Selo Giri Mas

PT Noor Sakti Utama

PT Putra Jaya Adi

Sentosa

PT Jaykay Files

Indonesia

PT Waru Djaja Rolling

Industries

PT Charokoen Pokphand

Indonesia

PT Central Proteina

Prima

PT Gramitratama Battery

PT Sidoarjo Uninersal

Metal Works

PT Indobat Industry

Permai

PT Prince Indonesia

Rather

PT Hansa Pratama

Abu batu/ CaCO3

Timah patri

Cat

Kikir dan mata bor

Besi beton dan besi

strip

Pakan ternak

Pakan ikan

Accu battery

Kawat baja

Accu mobil

Penyamakan kulit

Besi cor/ baja

Hg

As, Sn

Hg, Pb, Cu,Fe, Cr,Cd

Co, Cd, Al, Cr, Pb, Zn, Mn,

Hg

Hg, Pb, Cu, Fe, Cr, Mn

Hg, Pb, Fe, Cr, Mn

Hg, Cu, Cr, Mn, Pb

Hg, Cu, Cr, Mn, Pb

Pb, Hg, Cr, Fe, Cd

Pb, Hg, Mn, Sn

Pb, Hg, Mn, Sn

Hg, Cr, Pb, Zn

Pb, Hg, Cr, Fe, Mn, Sn

Sumber : BPS, 2003

4

Dari data diatas menunjukkan bahwa limbah dari industri mengasilkan

pencemaran logam berat terutama timah hitam dan apabila limbah tersebut

dibuang di sungai dan industri tersebut terletak di daerah aliran sungai tentunya

hal ini akan menimbulkan pencemaran timah hitam baik di sungai, muara

sungai maupun perairan pantai.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan logam

berat Pb pada biota laut yang hidup di perairan pantai salah satunya adalah

pada kerang darah.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu kota di Jawa Timur yang sedang berkembang adalah kota

Sidoarjo. Perkembangan industri di Sidoarjo cukup pesat, yakni terdapat 653

perusahaan industri hingga saat ini. Dengan demikian kemungkinan terjadinya

pencemaran laut di Sidoarjo lebih besar, yang diakibatkan pembuangan

limbah-limbah industri.

Kerang darah sebagai sumber daya kelautan populasinya cukup besar terdapat

pada habitat yang berlumpur di daerah pantai khususnya muara sungai (estuary).

Bahan-bahan nutrient terbawa aliran air sungai serta terlindung oleh gelombang air

laut, maka daerah estuary merupakan tempat yang subur untuk berbiaknya berbagai

macam biota , tidak terkecuali kerang. Perairan estuari di dekat muara sungai juga

merupakan tempat berkumpulnya sebagian besar bahan pencemar. Diantara bahan

pencemar yang berbahaya adalah berupa logam berat diantaranya Pb.

Kandungan logam berat berbahaya terutama Pb dapat menyebabkan

kerusakan syaraf perifer maupun cranial yang terjadi secara perlahan.Gejala-gejala

keracunan logam berat yang telah dipublikasikan antara lain timbul mental confusion,

nyeri otot dan tulang, sakit kepala, gangguan gastrointestinal, alergi, gangguan

5

penglihatan dan short-term memory loss. Kadar Pb yang tinggi dalam darah

menimbulkan gejala anemia dan defisiensi hemoglobin. Pada kadar yang lebih tinggi

menyebabkan disfungsi ginjal dan kerusakan otak (neuropathy).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan :

1. Apakah Kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) dan

kerang darah rebus (tanpa cangkang) sudah melebihi nilai ambang batas

yang diperbolehkan untuk dikonsumsi manusia.

2. Apakah ada hubungan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan

cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)

3. Apakah ada perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan

cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kerang-kerangan merupakan sumber protein hewani dengan kategori

complete protein, karena kadar asam amino esensialnya tinggi yaitu sekitar 85% -

95% dari total protein. Selain itu juga merupakan sumber vitamin larut lemak dan air.

Vitamin larut lemak adalah A, D, E, dan K, sedangkan larut air terutama B-kompleks

seperti B-1, B-2, B-6 (piridoxin), B-12, dan Niasin. Kerang-kerangan juga

merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti iodium (I), besi

(Fe), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), flour (F), dan

lain-lain. Mineral dari makanan laut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan yang

berasal dari kacang-kacangan dan serealia. Kerang-kerangan merupakan sumber

lemak yang aman. Makanan laut mempunyai kadar asam lemak tak jenuh ganda

omega-3 tinggi. Asam lemak omega-3 dilaporkan dapat meningkatkan kadar HDL

(High Density Lipoprotein) serta menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) dan

trigliserida dalam darah, keping darah menjadi tidak mudah lengket dan mengeras,

sehingga dapat mengurangi terjadinya arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

EPA dan DHA merupakan jenis asam lemak omega 3 yang banyak berperan dalam

kesehatan. Asam lemak omega 3 dapat merangsang diproduksinya hormon yang

berfungsi sebagai anti aggregator yaitu anti penggumpalan darah dalam arteri. Omega

3 merupakan senyawa vasodilator yang kuat sehingga dapat membantu mencegah

kekejangan pembuluh darah serta mencegah serangan jantung akut (Winarno, 2004).

Perairan estuaria merupakan tempat bertemunya air tawar dengan air asin.

Estuaria merupakan suatu habitat yang unik karena bahan-bahan nutrient yang

terbawa oleh aliran air sungai serta terlindung gelombang air laut, maka daerah

estuaria merupakan tempat yang subur untuk berbiaknya berbagai macam biota.

Perairan estuaria di dekat muara sungai juga merupakan tempat berkumpulnya

sebagian besar bahan pencemar yang terbawa oleh aliran air sungai. Bahan-bahan

7

pencemar yang terdapat di udara dan tanah sebagian larut dalam air dan pada

akhirnya hanyut bersama air hujan, mengalir ke dalam sungai.

Di Jawa Timur perairan estuaria pada umumnya membentang sepanjang

pantai utara pulau Jawa . Di perairan estuaria ini bermuara sungai besar yaitu sungai

Brantas yang merupakan tempat pembuangan limbah dari daerah sekitarnya dan

sungai bengawan Solo. Sebelum bermuara di estuaria sungai Brantas bercabang-

cabang antara lain cabang sungai Porong yang bermuara di antara kabupaten Sidoarjo

dan Pasuruan, sungai Brantras di Surabaya bermuara di Kenjeran.

Keberadaan logam Pb di lingkungan perairan dapat berasal dari limbah

buangan pabrik baik yang berupa limbah cair, padatan atau gas. Timbal dan

senyawa-senyawa organiknya sebagian besar diserap (diabsorbsi) oleh organisme

melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Di samping itu ada juga yang

diserap melalui kulit walaupun jumlah yang diserap relative kecil, bahkan diabaikan.

Penyerapan timbal melalui saluran pernafasan mempunyai arti penting dalam

pemaparan akibat kerja . Penyerapan melalui saluran pencernaan pada umumnya

karena tertelan bersama makanan, minuman, jari tangan dan alat-alat yang secara

kebetulan terkontaminasi dengan timbal.(WHO, 1980)

Kurang lebih 95 % timbal yang terabsorbsi ke dalam darah terdapat dalam sel

darah merah (erythrocyte). Timbal yang masuk dalam aliran darah disebarkan ke

organ-organ tubuh. Penyebarannya berhubungan dengan daya ikat jaringan terhadap

timbal. Kadar timbal dalam darah berada dalam keseimbangan dengan kadar timbal

yang terdapat dalam jaringan lunak.Penyebarannya berhubungan dengan daya ikat

jaringan terhadap timbal. Dalam jaringan lunak timbal dalam bentuk timbal difosfat,

sedangkan di dalam jaringan keras timbal difosfat mengalami redistribusi menjadi

timbal trifosfat yang sukar larut.

Dampak keracunan timbal akan mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf

pusat, gangguan sistem pencernaan, gangguan hati dan ginjal serta kemerosotan

mental pada anak-anak (Hadisoegondo, 1990). Secara biokimia timbal akan

menyebabkan kerusakan hematological karena sifat inhibitornya pada kerja enzim,

8

sifat merusaknya pada sintesa hemoglobin dan pigmen pernafasan lain seperti

cytochrom. Lebih lanjut timbal akan menghalangi penggunaan oksigen dan glukosa

untuk metabolisme. Kadar Pb 0,3 ppm dalam darah akan mulai memberikan

interferensi terhadap fungsi normal metabolisme, jika mencapai 0,8 ppm akan

menimbulkan gejala anemia dan defisiensi hemoglobin. Kadar yang lebih tinggi akan

menyebabkan disfungsi ginjal dan kerusakan otak karena sifat akumulasi racun pada

system sekitar syaraf. Bentuk Pb organic seperti TEL(Tetra Etil Lead) ditengarai 10 –

100 kali lebih beracun daripada bentuk garam-garam anorganiknya. Hal ini karena

bentuk organic dari timbal stabil dalam jaringan non polar (minyak/lemak/protein)

sedangkan Timbal anorganik lebih larut dalam air (Kementrian Lingkungan Hidup,

2003)

Menurut Moore (1991) bahwa pada perairan tawar alami biasanya memiliki

kadar timbal < 0,05 mg/l sedangkan pada perairan laut, kadar timbal sekitar 0,025

mg/l. Pada perairan yang diperuntukkan bagi air minum, kadar maksimum timbal

adalah 0,05 mg/l (Davis & Cornwell, 1994 ). Sedangkan WHO menetapkan batas Pb

dalam air sebesar 0,1 mg/l (Fardiaz, 1992). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82

tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, Baku

mutu kadar Timbal pada air kelas I 0,03 mg/L, kelas II 0,03 mg/L, kelas III 0,03

mg/L dan kelas IV 1 mg/L.

Biota laut biasa digunakan sebagai bioindikator pencemaran. .Dalam

penelitian ini biota laut yang digunakan sebagai indikator adalah kerang. Jenis

kerang-kerangan (bivalvia) merupakan salah satu indikator yang representative unuk

pemantauan pencemaran.

Adapun kelebihan dari kerang tersebut antara lain :

1. Kerang merupakan hewan bentos yang mampu bertahan hidup di tempat

berlumpur di perairan estuary dekat muara sungai dan mempunyai

mobilitas rendah sehingga adanya logam-logam berat di dalam tubuhnya

9

dipandang dapat mewakili keberadaan unsur unsur tersebut di lokasi

tertentu yang menjadi habitat (Mc Connaughey dan Zattoli, 1983)

2. Kerang hidup di perairan dangkal tidak jauh dari muara sungai sehingga

pengambilannya sebagai sample dengan mudah dapat dilakukan (Roberts et

al, 1980)

3. Kerang mempunyai rentangan hidup yang cukup panjang, sehingga

pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dapat mewakili

adanya bahan pencemar untuk rentangan waktu yang cukup lama.

4. Kerang adalah filter feeder sehingga merupakan konsumen akhir didalam

rantai makanan serta mampu mengakumulasi logam-logam berat tanpa

menimbulkan kematian (Boaden, 1985)

5. Kerang dapat hidup di lingkungan ekstrim dan merupakan makanan yang

kaya protein serta banyak dikonsumsi masyarakat, sehingga perlu

pemantauan tindakan secara dini bila kadar logam berat (Pb) sudah

mendekati maupun melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan

Timah Hitam (Pb) merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat

dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh

system bologis. Sumber utama timah hitam adalah berasal dari komponen

gugus alkyl timah hitam yang digunakan sebagai bahan additive bensin.

Sumber utama timah hitam adalah makanan dan minuman. Komponen ini

sangat beracun terhadap seluruh aspek kehidupan. Timah hitam menunjukkan

beracun pada system syaraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi

kerja ginjal. Konsumsi mingguan elemen ini yang direkomendasi oleh WHO

toleransinya bagi orang dewasa adalah 50 ug/kg berat badan dan untuk bayi

atau anak-anak 25 ug/kg berat badan.(Suhendrayatna, 2001)

10

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian

1. Mengetahui Kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) dan

kerang darah rebus (tanpa cangkang).

2. Mengetahui hubungan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan

cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)

3. Mengetahui perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan

cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)

3.2 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi terkait. Dengan adanya

data tentang kandungan Timah hitam pada kerang yang berasal dari wilayah pantai

Sidoarjo sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keamanan pangan

khususnya kerang darah, sehingga instansi terkait yang berwenang dapat

mengambil kebijakan serta memberikan peringatan secara dini kepada masyarakat

apabila kadar Pb sudah mendekati/melebihi nilai ambang batas.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian yang

lebih mendalam tentang terjadinya dampak negatif oleh pencemaran Pb di

Sidoarjo.

11

BAB IV

METODE PENELITIAN

Rancang bangun Penelitian

Berdasarkan jenisnya desain penelitian ini adalah penelitian

observasional atau disebut juga dengan penelitian expost facto, dimana

persoalan pokok penelitian adalah kejadian yang telah ada atau telah terjadi

tanpa dapat dikontrol atau dikendalikan oleh peneliti. Berdasarkan waktunya,

penelitian ini bersifat cross sectional study yaitu menganalisis cirri populasi

melalui sample penelitian pada suatu waktu tertentu (Zainuddin, 1999).

Populasi

Sebagai populasi adalah kerang yang hidup di perairan Sidoarjo

Sampel

Dalam penelitian ini akan diambil sampel kerang yang diambil di pasar

Sidoarjo secara acak. Sedangkan jumlah sampel yang diambil adalah sebayak

20sampel.

Besar sampel dihitung dengan menggunakan formulasi dengan ketentuan

sebagai

(Z1-α/2 √ 2 pq - Z1-β √ (p1q1) + p2q2)

n = ------------------------------------------------------

(p2 – p1)2

12

Kandungan timah hitam dalam kerang adalah konsentrasi timah

hitam yang terdapat dalam daging kerang yang dinyatakan dalam

ug/kg

Pemeriksaan Pb kerang

Kerang dihaluskan dengan blender yang tidak mengandung Pb,

ditimbang beratnya lebih kurang 10 gram, kemuadian ditambahkan campuran

H2SO4 dan HNO3 (1:1) masing-masing 10 cc, selanjutnya dipanaskan di oil

bath sampai menjadi jernih, bila perlu ditambahkan lagi asamnya ika masih

ada asap putih. Setelah jernih didinginkan dan dipindahkan ke labu ukur

ditambah standard Pb 2 ppm (untuk mencapai bacaan alat). Dan ditambahkan

Aquades sampai dengan labu ukur 50 cc. Kemudian siap dibaca di AAS, hasil

dari AAS sikurangi 2 ppm

Analisa data

Untuk menganalisa data ada beberapa uji statistik yang akan digunakan

yaitu :

1. Rata-rata untuk mengetahui kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan

cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang) dibandingkan dengan

nilai ambang batas.

2. Uji korelasi untuk untuk mengetahui hubungan kadar Pb pada kerang darah

mentah (dengan cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang)

3. Uji t, untuk mengetahui perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah

(dengan cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang).

13

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5 - 112,9 BT dan 7,3 - 7,5 LS

dengan luas wilayah 71.424,25 Ha dimana 40,81% terletak di ketinggian 3 – 10 m

yang berada di bagian tengah dan berair tawar, 29,99% berketinggian 0 – 3 m berada

di sebelah timur dan merupakan daerah pantai dan pertambakan serta 29,20% terletak

di ketinggian 10- 25 m berada di bagian barat. Batas wilayah Kabupaten Sidoarjo

adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik,

Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura, Sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Pasuruan serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto.

Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 wilayah kecamatan, 322 desa dan 31

kelurahan. Kecamatan Jabon dan Sedati merupakan kecamatan terluas dimana

sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pertambakan. Kecamatan Waru,

Gedangan, Sidoarjo, Tanggulangin dan Jabon merupakan daerah yang berbatasan

langsung dengan pantai. Hasil produksi perikanan di Kabupaten Sidoarjo di sektor

penangkapan kupang dan kerang-kerangan mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Perairan pantai Sidoarjo dengan panjang 27 km merupakan bagian dari

perairan pantai utara Jawa yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten

Sidoarjo, Jawa Timur. Keadaan pantai Sidoarjo relatif tenang atau gelombang relatif

kecil karena merupakan bagian dari selat Madura, yang terlindung dari terpaan angin

keras dari laut yang lebih lebar. Pantai Sidoarjo merupakan muara dari Sungai

Brantas yang pecah menjadi Mangetan Kanal dan Porong Kanal yang kemudian

terbagi menjadi beberapa anak sungai seperti Kalibuntung, Maskumambang, Kali

buduran, Kedung Nguling, Pucang dan Sidokare dan sungai-sungai kecil lainnya.

Adanya aliran air dari beberapa sungai yang membawa air limbah dan lumpur akibat

dari erosi tanah sungai mengakibatkan perairan pantai Sidoarjo bersubstrat lumpur

14

berpasir. Kondisi subtrat lumpur berpasir ini cocok sebagai habitat hidup biota laut

jenis kerang-kerangan, termasuk kerang darah. Di daerah Mojokerto Sungai Brantas

terpecah menjadi dua kali, yaitu Kali Surabaya yang menuju timur laut ke kota

Surabaya bermuara di Selat Madura dan Kali Porong yang menuju ke timur ke

Kabupaten Sidoarjo bermuara di Selat Madura (Sidoarjo Regency in figurs, 2003)

5.2 Perkembangan Industri di Kabupaten Sidoarjo.

Dari sektor industri memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan

pendapatan daerah dengan semakin banyaknya industri yang berkembang. Namun

dengan semakin banyaknya industri, lingkungan sekitar mengalami kerugian akibat

dampak dari buangan limbahnya baik yang berupa padatan, cair dan gas.

Kondisi perairan Sidoarjo saat ini merupakan tempat pembuangan limbah dari

aktivitas manusia yang paling banyak membuang limbahnya berasal dari sektor

industri.

Keadaan geografis Kabupaten Sidoarjo yang strategis karena dekat dengan pusat

pemerintahan dan pusat industri memudahkan sistem transportasi dan pemasaran

produk industri yang ada. Namun dengan kondisi tersebut juga berdampak negatif

terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia terutama industri yang

membuang limbahnya melalui badan air. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Soemirat (2003) bahwa saat ini terjadi kerusakan alam yang disebabkan oleh

bertambahnya industri dan permintaan akan jasa angkutan yang terus bertambah

sehingga terjadi pencemaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Palar (1997) bahwa

suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan

dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya sebagai

akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing kedalam

tatanan lingkungan.

Limbah yang dibuang malalui badan air mengakibatkan semakin

bertambahnya konsentrasi logam berat di perairan. Kabupaten Sidoarjo merupakan

daerah aliran Sungai Brantas yang terpecah menjadi dua kanal yakni Mangetan kanal

15

yang menuju ke timur laut Kota Surabaya dan Porong kanal yang menuju ke timur

Kabupaten Sidoarjo. Banyaknya industri yang berada di Kabupayen Sidoarjo dan

sekitarnya membuat fungsi sungai berubah menjadi saluran pembuangan limbah. Hal

ini sesuai dengan pendapat Effendi (1987) dalam Pikir (1993) yang menyatakan

bahwa daerah aliran Sungai Brantas merupakan tempat pembuangan limbah yang

berasal dari daerah sekitarnya dimana 80% berasal dari limbah industri dan sisanya

berasal dari limbah pertanian, limbah rumah tangga dan jenis limbah lainnya.

Tingginya tingkat pencemaran dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satu

diantaranya adalah semakin berkurangnya hutan mangrove. Di perairan pantai

Sidoarjo jarang sekali terdapat mangrove karena telah dialihkan menjadi lahan

pertambakan.

Keberadaan hutan mangrove sangat penting untuk mengurangi tingginya

pencemaran. Menurut Mastaller (1996) dalam anonimus (2004) bahwa selain

ekosistem mangrove memiliki produktivitas yang tinggi, mangrove juga memiliki

fungsi fisik bagi pantai yaitu sebagi pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin

kencang, penahan abrasi, penampung air hujan sehingga mencegah banjir dan

penyerap limbah yang mencemari perairan. Mangrove yang tumbuh di ujung sungai

besar berperan sebagai penampungan terakhir bagi limbah dan industri di perkotaan

dan perkampungan hulu yang terbawa aliran sungai. Limbah padat dan cair yang

terlarut dalam air sungai terbawa arus menuju muara sungai dan laut lepas. Area

hutan mangrove akan menjadi daerah penumpukan limbah, terutama jika polutan

yang masuk kedalam lingkungan estuari melampaui kemampuan pemurnian alami

oleh air. Mangrove alami berperan efektif dalam melindungi pantai dari tekanan alam

dan erosi.

16

5.3 Kadar Timah hitam pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus

Kadar Timah hitam pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus dari

hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kadar timah hitam kerang darah mentah dan kerang darah rebus

dari sampel penelitian di Pasar Sidoarjo

Sampel Kerang mentah Kerang Rebus

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1,190

0.980

1.554

1.108

1.475

0,802

0,785

0,840

0,621

0,492

0,682

0,611

0,549

0,459

0,669

1.380

1,250

1,310

0,960

1,230

0,890

0,580

1,254

0,951

0,513

0,435

0,321

0,289

0,210

0,320

0,401

0,257

0,217

0,321

0,035

0,078

0,667

0,871

1,131

0,541

17

Hasil penelitian diperoleh kadar rata-rata Pb kerang darah mentah adalah.

0,947 ppm dan kadar rata-rata kerang darah rebus 0,514 ppm. FAO/WHO

menyatakan bahwa kandungan logam berat yang diperbolehkan dalam tubuh hewan

laut yang dapat dikonsumsi manusia untuk Pb tidak lebih dari 1 ppm. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar Pb kerang darah yang berasal dari perairan Sidoarjo masih

layak untuk dikonsumsi. Surat Keputusan Direktur Jendral Pengawas Obat dan

Makanan No. 03725/B/SK/VI/99 tentang batas maksimum cemaran logam dalam

makanan menyatakan bahwa kadar yang diperbolehkan untuk Pb 2 mg/l, demikian

juga menurut SNI kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Pb 2 mg/kg. Kadar

logam berat Pb dalam kerang darah, karena sifat kerang yang mobilitasnya rendah

dan menetap dalam suatu habitat tertentu yaitu di sedimen atau dasar laut, sehingga

kerang darah bisa digunakan sebagai bioindikator pencemaran di suatu perairan.

Melalui rantai makanan logam berat yang ada di air dapat masuk ke dalam tubuh

kerang darah karena kerang darah merupakan hewan “filter feeder”. Semakin besar

kadar logam berat di dalam lingkungan dan semakin lama kerang darah berada di

tempat tersebut maka semakin besar kadar logam berat di dalam tubuh kerang darah.

Kerang darah menyerap logam berat melalui tiga cara, yaitu dari bentuk terlarut

dalam air, terserap dalam lapisan lendir yang meliputi tubuhnya dan melalui rantai

makanan.

Kerang darah mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat sampai

batas yang tidak menyebabkan efek racun pada dirinya sendiri dikarenakan

organisme tersebut memiliki protein pengikat logam (metallothionein) yaitu protein

yang terlibat dalam regulasi logam esensial dan sebagai agen detoksifikasi logam non

esensial (Roesijadi, 1992). Metallothionein menyimpan logam berat di jaringan hati

dan ginjal. Metallothionein mempunyai dua fungsi yaitu sebagai protein yang terikat

dalam regulasi ion logam esensial dan agen detoksifikasi logam non essensial yang

kadarnya berlebihan dalam tubuh (Engel dan Roesijadi, 1987). Adanya peran

metallothionein ini menyebabkan banyak organisme yang mampu mengakumulasi

logam berat jika mereka hidup di perairan yang tercemar logam berat. Namun bila

18

kadar logam berat terlalu tinggi dapat mengganggu homeostatis fungsi

metallothionein dan akhirnya dapat meracuni organisme tersebut (Roesijadi, 1992).

Dengan adanya logam dalam tubuh organisme hal ini akan berpengaruh terhadap

protein antara lain menghambat aktivitas enzim, konfigurasi protein tidak fungsi,

mengikat residu negatif gas fosfolipid dan residu protein (Darmono, 1995).

Batas intake Pb berdasarkan ketentuan ADI (Acceptable Daily Intake) 200 –

300 ug/hari. Kadar Pb kerang darah mentah 0,947 mg/kg dan kadar Pb kerang darah

rebus 0,5141 mg/kg, dengan demikian kerang darah mentah yang boleh dikonsumsi

manusia yaitu 211 -317 gram/hari, dan kerang darah rebus yang boleh dikonsumsi

adalah 389 - 584gram/ hari. sehingga masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya apabila

mengkonsumsi daging kerang darah mentah dalam sehari maksimum yang

diperbolehkan sebesar 317 gram/hari dan kerang darah rebus 584 gram/hari. Hal ini

untuk menghindari adanya efek negatif logam berat Pb dalam tubuh manusia

khususnya yang mengkonsumsi kerang darah.

5.4 Hubungan antara Pb pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus

Hasil perhitungan analisa statistik antara kerang darah mentah dan kerang

darah rebus untuk mengetahui hubungan timbal didapat nilai signifikansi sebesar

0,006 hal ini menunjukkan adanya hubungan antara kerang darah mentah dengan

kerang darah rebus dengan nilai korelasi sebesar 0,589. Hal ini menunjukkan bahwa

korelasinya kuat. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi peningkatan logam berat timbal

pada kerang darah mentah akan terjadi peningkatan logam berat Pb pada kerang

darah rebus. Hal ini menunjukkan bahwa dengan proses perebusan menyebabkan

terjadinya penurunan kadar Pb dalan kerang darah.

5.5 Uji beda antara Pb pada kerang darah mentah dan kerang darah rebus

Hasil perhitungan analisa statistik antara kerang darah mentah dan kerang

darah rebus untuk mengetahui perbedaan kadar Pb diuji dengan uji t, dari uji ini

didapat nilai signifikansi sebesar 0,000 hal ini menunjukkan adanya perbedaan

antara kerang darah mentah dengan kerang darah rebus dengan. Hal ini berarti bahwa

dengan adanya proses perebusan dalam upaya membuka cangkang kerang darah akan

menyebabkan terjadinya penurunan kadar Pb yang secara signifikan berbeda dengan

kadar kerang darah sebelum mengalami perebusan.

Meskipun kadar timbal pda tubuh kerang darahmasih berada dibawah nilai

ambang batas, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kerang darah tersebut

aman dikonsumsi, karena dengan jumlah yang sedikit apabila dikonsumsi secara

terus-menerus maka akan mengakibatkan tubuh mengakumulasi logam berat.

Menurut Sudarmaji, dkk (1999) Keracunan timbal akan mengakibatkan rasa lemah,

lelah, ganguan tidur, sakit kepala, nyeri oto dan tulang, sembelit, nyeri perut dan

kehilangan nafsu makan. Sedangkan efek kronis dari keracunan timbal akan

mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah merah, gangguan saraf, gangguan

saluran kencing, gangguan saluran pencernaan serta gangguan reproduktif.

19

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) sebesar 0,947 dan

kadar Pb pada kerang darah rebus (tanpa cangkang) sebesar) 0,514 yang

keduanya masih layak untuk dikosumsi.

2. Terdapat hubungan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang)

sebesar kadar Pb pada kerang darah rebus (tanpa cangkang) sebesar)

3. Terdapat perbedaan kadar Pb pada kerang darah mentah (dengan cangkang) dan

kadar Pb pada kerang darah rebus (tanpa cangkang) sebesar)

6.2 Saran

Dari hasil penelitian, maka disarankan:

1. Meskipun kandungan logam berat Pb berada di bawah nilai ambang batas, bukan

berarti bahwa kandungan logam yang kecil tidak diperhatikan. Karena jika dibiarkan

begitu saja maka kadar logam berat akan meningkat. Oleh sebab itu perlu adanya

monitoring dan penelitian lebih lanjut dan berkala tentang tingkat pencemaran agar

dapat dikontrol dan dipantau.

2. Masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya apabila mengkonsumsi daging kerang darah

mentah dalam sehari maksimum 317 gram/hari dan kerang darah rebus 584

gram/hari. Hal ini untuk menghindari adanya efek negatif logam berat Pb dalam

tubuh manusia khususnya yang mengkonsumsi kerang darah.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Bapedalda, 1999,Limbah B3, Bapedalda, Surabaya.

2.Bapealda, Studi analisis biota sungai dan kandungan logam berat dalam

jaringan tubuh ikan, Bapedalda, Surabaya.

3..Boaden,P.J.S, 1985, An Introduction to Coastal Ecology, Chapman & Hall, New

York,

4.Effendi, 2003, Telaah Kualitas Air, PascaSarjana, Universitas Airlangga Surabaya

5.Hadisoegondo dalanm Ghafur, 2003, Pengaruh pemberian kupang pada kualitas telur

itik, Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya.

6. Hutagalung Horas P, 1991, Pencemaran laut oleh Logam Berat “Status Pencemaran

Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya LIPI, Indonesia.

7. Kuntoro, 1994, Pengantar Teknik Sampling, Materi semiloka Metodologi Penelitian,

Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan Lembaga Penelitian Unair

Surabaya, hal 20-21

8. Mc.Connaughey, Bayard H,Robert Zottoli, 1983, Pengantar Biologi Laut . IKIP

Semarang Press, h.381-384 (alih bahasa H.Z.B Tafal, judul asli Introduction

to marine biology thr CV Mosby company,St Lauis).

9. Pett,J and Eduljes,G, 1994. Environmental Impact Assessment for water Treatment

and Disposal Facility, John Wiley & Sons, Chester, U.S

10. Roberts, D,S.Soemodihardjo,W.Kastoro, 1982 \shallow Water Marine Molluscs of

North, west Jawa, Lembaga oseanology Nasional Lipi Jakarta 101 - 138

11.Sidoarjo Regency in Figures, 2003, Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka, 2003, Hal.

xxx

12. Suhendrayatna, 2001, Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan

Microorganisme Suatu Kajian Kepustakaan (Heavy Metal Bioremoval by

Microorganisms : A. Literature Study), Institute for Science and Technology

Studies (ISTECS)-Chapter Japan.

13. Zainuddin Muhamad, 1999, Metode Penelitian, Universitas Airlangga, Surabaya

21

Lampiran 1. Uji t dan uji korelasi One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

MENTAH 20 .94735 .344398 .077010

REBUS 20 .51410 .345235 .077197

One-Sample Test

Test Value = 0

T df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

MENTAH 12.302 19 .000 .947350 .78617 1.10853

REBUS 6.660 19 .000 .514100 .35253 .67567

Correlations

MENTAH REBUS

MENTAH Pearson Correlation 1 .589(**)

Sig. (2-tailed) .006

N 20 20

REBUS Pearson Correlation .589(**) 1

Sig. (2-tailed) .006

N 20 20

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

22

Lampiran 2. Personalia Peneliti

Data Peneliti :

a. Nama : Ir. Indasah, M.Kes.

b. Gol Pangkat dan NPP : III-C

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jurusan / Fakultas : Perikanan / Pertanian

e. Universitas : Dr. Soetomo Surabaya

f. Bidang Keahlian : Sosek Perikanan/ Kesehatan Lingkungan

23

Lampiran 3.Dokumentasi

Gambar 1. Alat untuk pemeriksaan logam berat

Gambar 2. Alat untuk destruksi timbal

24

Gambar 3. Alat Analisa Logam Berat (AAS)

.

Gambar 4. Lampu untuk pemeriksaan logam berat kadmium, merkuri dan timbal

25

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

1 a. Judul Penelitian : ANALISIS TIMAH HITAM (Pb) PADA KERANG DARAH

MENTAH (DENGAN CANGKANG) DAN KERANG

DARAH REBUS (DENGAN CANGKANG DI SIDOARJO

2. Jenis Penelitian : Observasional

3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Indasah, M.Kes

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NPP : 94.01.1.173

d. Pangkat/Golongan/NPP : Lektor / III-C

e. Jabatan Fungsional : Dosen

f. Fakultas/ Jurusan : Pertanian / Perikanan

g. Alamat Rumah : Tambak medokan ayu VIII / D - 54

h. Telp : 8792842

i. Disiplin ilmu : Pertanian/Kesehatan lingkungan

4. Jumlah Tim Peneliti : 1

5. Lokasi Penelitian : Pasar Sidoarjo

6. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 1000.000,-

Surabaya, 27 Juli 2007

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian Peneliti

Ir. Agus Sutoyo ,MSi Ir. Indasah, M.Kes

Menyetujui

Ketua Lembaga Penelitian

Soebagio Boerhan,SH,M.Hum

26

ABSTRAK

THE CONTENT OF Pb OF RAW “KERANG DARAH “AND OF COOKED

“KERANG DARAH” IN SIDOARJO

Indasah

Kerang darah is fishery product having quite high nutrition value and one of

high quality and cheap protein sources. Kerang darah lives in river estuary. River

estuary in Sidoarjo is closely related to the problem of industrial cesspool. Kerang

darah lives in cluster in water territorial near river estuary, Kerang darah can live in

muddy place or sediment it has low mobility so that is why the possibility of

contamination especially by Pb on Kerang darah in river estuary in Sidoarjo cannot be

avoided. Pb causes haemoglobin deficiencies and anaemia, kidney disfunction and brain

damage

The objective of this research is to study the average content of Pb in raw kerang

darah and in cooked kerang darah.This research is obsevasional study. The data

obtained from the research finding show that the average content of Pb in raw kerang

darah is 0,947 and in cooked kerang darah is 0,514 ppm,. If it is related to the

regulation FAO/WHO expressing that the content of heavy metal allowed in fisheries

product that can be consumed by human being for Pb is not more than 1 ppm. Intake

limit for Pb based on the regulation of ADI ( Acceptable Daily Intake) is 200 - 300

µg/day. Pb content in kerang darah is 0, 947 mg /kg , it means that kerang darah

allowed to be consumed by human being that is 211 - 317 g / day.kerang darah rebus

content in kerang darah cooked is 0,514 mg/kg, it means that kerang darah cooked

allowed to be consumed by human being is 389 - 584 mg/kg. This limitation is due to

avoid the negative effect of heavy metal on human body especially those who consume

flesh of kerang darah.

27

ABSTRAK

ANALISIS TIMAH HITAM (Pb) PADA KERANG DARAH MENTAH (DENGAN

CANGKANG) DAN KERANG DARAH REBUS (DENGAN CANGKANG DI

SIDOARJO

Indasah

Kerang darah merupakan produk perikanan yang bergizi. Kerang darah hidup di

muara sungai. Muara sungai di daerah Sidoarjo sangat lekat dengan masalah limbah

industri. Kerang darah mampu bertahan hidup di tempat berlumpur atau sediment dan

mempunyai mobilitas rendah, maka kemungkinan terjadinya pencemaran khususnya

oleh Pb pada kerang darah di muara sungai Sidoarjo tentunya tidak dapat dihindari.

Kadar Pb pada kerang darah yang tinggi mempengaruhi kesehatan. Pb

menyebabkan anemia dan defisiensi hemoglobin, disfungsi ginjal dan kerusakan otak .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Kadar Pb pada kerang darah

mentah (dengan cangkang) dan kerang darah rebus (tanpa cangkang). Penelitian ini

merupakan penelitian observasional.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa kadar rata-rata Pb pada kerang darah

mentah dengan cangkang 0,947 mg/kg (ppm) dan pada kerang darah rebus (tanpa

cangkang) 0,514 mg/kg (ppm). FAO/WHO menyatakan bahwa kandungan logam berat

yang diperbolehkan dalam tubuh hewan laut yang dapat dikonsumsi manusia untuk Pb

tidak lebih dari 1ppm. Batas intake Pb berdasarkan ketentuan ADI (Acceptable Daily

Intake) 200 – 300 ug/hari. Kadar Pb kerang darah mentah 0,947 mg/kg , sehingga

kerang darah mentah yang boleh dikonsumsi manusia yaitu 211 - 317gram/hari. Kadar

Pb kerang darah rebus 0,514 mg/kg , sehingga kerang darah rebus yang boleh

dikonsumsi manusia yaitu 389 - 584 gram/hari. Hal ini untuk menghindari adanya efek

negatif logam berat dalam tubuh manusia khususnya yang mengkonsumsi daging kupang

beras.

Keyword : Kerang darah, Pb, Sidoarjo

28

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati, perkenankan saya menyampaikan terima kasih

yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat

kepada Rektor Universitas Dr.Soetomo Prof.Dr.Santoso S Hamidjojo, Ph.D, yang telah

meberikan bantuan dana dalam penelitian ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Pada Masyarakat Soebagio Bourhan, SH, M.Hum yang telah memberi

kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dekan Fakultas Pertanian Universitas Dr,

Soetomo Ir. Agus Sutoyo, M.Si., atas kesempatan dan ijin kepada saya untuk melakukan

penelitian

Penulis menyaadari dalam penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan guna perbaikan

tulisan ini. Akhirnya saya ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberi dorongan dan

semangat untuk menyelesaikan penelitian ini. Semoga Alloh memberikan limpahan

rohmat dan barokah serta inayahNya kepada semua pihak atas segala amal yang telah

diberikan kepada saya dalam rangka penyelesaian laporan penelitian ini. Akhir kata,

semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya. Amiin.

29

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan masalah 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 10

BAB IV METODE PENELITIAN 11

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 19

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN

30

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perusahaan yang berpotensi mencemari lingkungan di kabupaten

Sidoarjo. 2

Tabel 2. Kadar timah hitam kerang darah mentah dan kerang darah rebus

dari sampel penelitian di Pasar Sidoarjo 16

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alat untuk pemeriksaan logam berat 23

Gambar 2. Alat untuk destruksi timbal 23

Gambar 3. Alat Analisa Logam Berat (AAS) 24

Gambar 4. Lampu untuk pemeriksaan logam berat kadmium, merkuri

dan timbal 24

31

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Uji t dan uji korelasi 21

Lampiran 2. Personalia Penelitian 22

Lampiran 3 Dokumentasi 23

32

LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN OBSERVASIONAL

ANALISIS TIMAH HITAM (Pb) PADA KERANG

DARAH MENTAH (DENGAN CANGKANG) DAN

KERANG DARAH REBUS (DENGAN CANGKANG DI

SIDOARJO

OLEH

Ir. I N D A S A H, M.Kes

DIBIAYAI UNIVERSITAS DR. SOETOMO

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS Dr. SOETOMO

SURABAYA JULI 2007