BAB I paru

4
BAB I PENDAHULUAN Efusi pleura adalah akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura selalu abnormal dan mengindikasikan terdapat penyakit yang mendasarinya. Efusi pleura dibedakan menjadi eksudat dan transudat berdasarkan penyebabnya. Rongga pleura dibatasi oleh pleura parietal dan pleura visceral. Pada keadaan normal, sejumlah kecil (0,01 mL/kg/jam) cairan secara konstan memasuki rongga pleura dari kapiler di pleura parietal. Hampir semua cairan ini dikeluarkan oleh limfatik pada pleura parietal yang mempunyai kapasitas pengeluaran sedikitnya 0,2 mL/kg/jam.Cairan pleura terakumulasi saat kecepatan pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan absorbsinya. Efusi pleura dapat terjadi sebagai komplikasi dari berbagai penyakit. 1 Distribusi penyakit penyebab efusi pleura tergantung pada studi populasi. Penelitian yang pernah dilakukan di rumah sakit Persahabatan, dari 229 kasus efusi pleura pada bulan Juli 1994-Juni 1997, keganasan merupakan penyebab utama diikuti oleh tuberkulosis, empiema toraks dan kelainan ekstra pulmoner. Penyakit jantung kongestif dan sirosis hepatis merupakan penyebab tersering efusi transudatif sedangkan 1

description

paru

Transcript of BAB I paru

BAB I PENDAHULUANEfusi pleura adalah akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura selalu abnormal dan mengindikasikan terdapat penyakit yang mendasarinya. Efusi pleura dibedakan menjadi eksudat dan transudat berdasarkan penyebabnya. Rongga pleura dibatasi oleh pleura parietal dan pleura visceral. Pada keadaan normal, sejumlah kecil (0,01 mL/kg/jam) cairan secara konstan memasuki rongga pleura dari kapiler di pleura parietal. Hampir semua cairan ini dikeluarkan oleh limfatik pada pleura parietal yang mempunyai kapasitas pengeluaran sedikitnya 0,2 mL/kg/jam.Cairan pleura terakumulasi saat kecepatan pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan absorbsinya. Efusi pleura dapat terjadi sebagai komplikasi dari berbagai penyakit.1Distribusi penyakit penyebab efusi pleura tergantung pada studi populasi. Penelitian yang pernah dilakukan di rumah sakit Persahabatan, dari 229 kasus efusi pleura pada bulan Juli 1994-Juni 1997, keganasan merupakan penyebab utama diikuti oleh tuberkulosis, empiema toraks dan kelainan ekstra pulmoner. Penyakit jantung kongestif dan sirosis hepatis merupakan penyebab tersering efusi transudatif sedangkan keganasan dan tuberkulosis (TB) merupakan penyebab tersering efusi eksudatif. 1Menurut WHO Health Journal (2005), penyakit ganas menyumbang 41% dan tuberkulosis 33% dari 100 kasus efusi pleura eksudatif. Parapneumonia efusi hanya ditemukan 6% kasus, gagal jantung kongestif 3%, komplikasi dari operasi bypass koroner 2%, rhematoid arthritis 2%, LES 1%, gagal ginjal kronis 1%, kolesistitis akut 1%, tidak diketahui 8 %. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah global dimana WHO memperkirakan setiap tahun masih terdapat sekitar sembilan juta penderita TB paru baru dengan kematian sekitar 1,1 sampai 1,6 juta orang termasuk kasus TB dengan HIV positif. Penyakit TB masih menjadi pembunuh nomor dua di dunia dari seluruh penyakit infeksi setelah HIV yang diperkirakan telah membunuh 1,8 juta tahun 2008. Diperkirakan sepertiga penduduk dunia sudah terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis secara laten. Indonesia merupakan penyumbang kasus TB nomor empat di dunia setelah India, Cina dan Afrika Selatan. 2Dalam laporan MDGs tahun 2008 disebutkan bahwa saat ini prevalensi tuberkulosis paru di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 262 per 100.000 penduduk atau setara dengan 582.000 kasus setiap tahunnya. Berdasarkan laporan WHO (2008) dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita tuberkulosis paru terbesar setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberkulosis paru di dunia. Departemen Kesehatan pada tahun 2004 memperkirakan besarnya jumlah kematian setiap tahunnya sebanyak 101.000 orang dengan kasus baru sebanyak 539.000 kasus dan insiden tuberkulosis paru BTA Positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. Sementara WHO memperkirakan jumlah kematian akibat penyakit ini setiap tahunnya di Indonesia sebanyak 175.000 dengan jumlah kasus pertahun sebanyak 550.000 kasus.2Perkembangan kasus tuberkulosis dengan BTA positif di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2006 terdapat 231.645 kasus, meningkat pada tahun 2007 sebanyak 232.358 kasus dan pada tahun 2008 sebanyak 228.485 kasus (Depkes RI, 2009). Angka insidensi semua tipe TB Paru Indonesia tahun 2010 adalah 450.000 kasus atau 189 per 100.000 penduduk, angka prevalensi semua tipe TB Paru 690.000 atau 289 per 100.000 penduduk dan angka kematian TB Paru 64.000 atau 27 per 100.000 penduduk atau 175 orang per hari. (Kemenkes, 2011). TB menjadi nomor satu penyebab kematian di Indonesia dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan saluran pernafasan (Depkes,2008). TB juga merupakan penyebab kematian nomor 4 di perkotaan setelah stroke, diabetes dan hipertensi (Riset Kesehatan Dasar 2004) dan nomor 2 di pedesaan setelah stroke (Riset Kesehatan Dasar 2007).Efusi pleura Tuberkulosa (TB) adalah efusi pleura yang disebabkan oleh Mikobakterium TB yang dikenal juga dengan nama pleuritis TB. Peradangan rongga pleura pada umumnya secara klasik berhubungan dengan infeksi TB paru primer.3,4Frekuensi TB sebagai penyebab efusi pleura tergantung kepada prevalensi TB pada populasi yang diteliti. Penelitian di Spanyol terhadap 642 penderita efusi pleura ditemukan TB menjadi penyebab terbanyak efusi pleura; insidennya mencapai 25% dari seluruh kasus efusi pleura. Penelitian di Saudi Arabia terhadap 253 kasus dijumpai 37% disebabkan oleh TB.5,6 Sedangkan penelitian di Indonesia yang dilakukan Rwanda pada 127 penderita efusi pleura dijumpai sekitar 86% penyebabnya adalah TB.1

3