BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla...

143
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi dewasa ini salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah adalah bagaimana menampilkan aparat yang professional, memiliki etos kerja yang tinggi, keunggulan kompetitif dan kemampuan dalam menjalankan tugas serta fungsinya juga memenuhi aspirasi masyarakat serta terbebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme. Tantangan tersebut merupakan hal yang beralasan mengingat secara empirik masyarakat di daerah menginginkan agar aparat pemerintah dalam menjalankan tugas-tugasnya dapat bekerja secara optimal yang akhirnya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Citra buruk mengenai pelayanan publik telah menjadi ‘anekdot’ di dalam masyarakat, karena pelayanan yang diberikan cenderung tidak memuaskan dan sangat rumit. Persepsi tersebut muncul, karena para pelayan pada sektor publik bekerja dalam kerangka institusi dan hukum yang kaku, menghalangi efisiensi dan kemampuan merespon tuntutan publik, sehingga birokrasi publik bersikap terlalu formal dan bergantung pada peraturan tertulis. Faktor lain yang berkontribusi terhadap citra dari birokrat, yaitu sering berbuat salah dalam mengambil keputusan dan melemparkan tanggungjawab kepada orang lain dengan bersembunyi dibalik keputusan-keputusan yang tidak jelas dan menggunakan bahasa yang berbelit-belit serta simbolistis. Dalam

Transcript of BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla...

Page 1: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

1

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang Penelitian

Memasuki era globalisasi dewasa ini salah satu tantangan terbesar yang

dihadapi oleh Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah adalah bagaimana

menampilkan aparat yang professional, memiliki etos kerja yang tinggi,

keunggulan kompetitif dan kemampuan dalam menjalankan tugas serta fungsinya

juga memenuhi aspirasi masyarakat serta terbebas dari kolusi, korupsi dan

nepotisme. Tantangan tersebut merupakan hal yang beralasan mengingat secara

empirik masyarakat di daerah menginginkan agar aparat pemerintah dalam

menjalankan tugas-tugasnya dapat bekerja secara optimal yang akhirnya dapat

memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Citra buruk mengenai pelayanan publik telah menjadi ‘anekdot’ di dalam

masyarakat, karena pelayanan yang diberikan cenderung tidak memuaskan dan

sangat rumit. Persepsi tersebut muncul, karena para pelayan pada sektor publik

bekerja dalam kerangka institusi dan hukum yang kaku, menghalangi efisiensi dan

kemampuan merespon tuntutan publik, sehingga birokrasi publik bersikap terlalu

formal dan bergantung pada peraturan tertulis.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap citra dari birokrat, yaitu sering

berbuat salah dalam mengambil keputusan dan melemparkan tanggungjawab

kepada orang lain dengan bersembunyi dibalik keputusan-keputusan yang tidak

jelas dan menggunakan bahasa yang berbelit-belit serta simbolistis. Dalam

Page 2: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

2

mengambil keputusan manajer publik seharusnya dapat membuka diri untuk

menerima kritik dari otoritas internal maupun publik, sehingga tidak merasa

khawatir untuk mengambil keputusan dengan cepat yang sering menjadi opini

negatif. Salah satu upaya untuk mengatasi citra buruk sektor publik tersebut

dilakukan melalui peningkatan kompetensi pada sektor publik dengan cara

melakukan peningkatan profesionalisme birokrasi.

Aparatur yang dibutuhkan saat ini, aparatur yang memiliki karakteristik

kerja yang unggul, mampu beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang

menuntut kemampuan diri dan kualitas kerja yang diharapkan untuk

mengembangkan dirinya agar dapat bekerja secara mandiri menuju

profesionalisme birokrasi yang handal dan terpercaya. Berkaitan dengan

profesionalisme birokrasi Harits (2006: 6) menyatakan bahwa:

Profesionalisme birokrasi yang andal dimaksud aparatur atau pegawai yang bekerja pada setiap unit pelayanan pemerintahan dalam berbagai level, memiliki keahlian dan keterampilan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya dan memiliki tanggungjawab moral atau etika profesi dalam memberikan pelayanan kepada publik dan lingkungannya sebagai bagian dari kewajiban kebijakannya.

Pemahaman di atas menunjukkan bahwa birokrasi publik yang andal

mempunyai daya kritis, tepat dan cepat dalam menangani pekerjaan serta

berorientasi pada aturan yang dipakai dalam menangani berbagai masalah dengan

menempatkan orang-orang sesuai dengan keahlian, sehingga setiap posisi penting

dipegang oleh orang-orang yang menganut faham profesionalisme yang berbasis

pada kinerja individu, kelompok dan organisasi untuk menciptakan kinerja

pegawai secara keseluruhan.

Page 3: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

3

Kinerja pegawai dimaksud berkaitan dengan hasil kerja yang dicapai oleh

pegawai, baik secara perorangan maupun organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan

tidak melanggar hukum sesuai dengan aturan moral dan etika organisasi.

Pemahaman mengenai kinerja pegawai dikemukakan oleh Sentono dalam Dharma

(1985: 2) sebagai berikut: “Kinerja/performance adalah hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai

dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing”. Pelaksanaan suatu

pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku bila mengacu pada hasil pekerjaan

yang telah ditetapkan, sehingga mencapai hasil dan sasaran kerja yang telah

ditargetkan dan dicapai secara maksimal, termasuk kinerja pegawai pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan Peraturan Gubernur jawa Barat Nomor 73 Tahun 2009

tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan Daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan berdasarkan asas

otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok

tersebut, Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat,

dibantu oleh unit organisasi: Subbagian Perencanaan dan Program, Subbagian

Keuangan serta Subbagian Kepegawaian dan Umum.

Page 4: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

4

Merujuk tugas pokok dan fungsi di atas, terlihat bahwa tugas yang

diemban oleh Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

dengan segala permasalahan yang dihadapinya mengalami kesulitan dalam

pelaksanaannya. Proses pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi akan semakin lancar, apabila kinerja pegawai berjalan dengan tepat

sesuai dengan prosedur yang ada. Pada kenyataannya kinerja pegawai pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tidak berjalan

sesuai dengan aturan yang menyebabkan tidak lancarnya pelaksanaan kerja secara

memadai.

Berdasarkan hasil penelitian awal, ditemukan masalah-masalah yang

berkaitan dengan rendahnya kinerja pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator

masalah sebagai berikut:

1. Kualitas kerja pegawai rendah. Contohnya: pada Subbagian Perencanaan dan

Program, dalam pelaksanaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) belum sesuai dengan peraturan KemenPAN-RB

Nomor 3 Tahun 2014, sehingga diperlukan perbaikan berulang kali.

Penyusunan LAKIP selalu mengalami perbaikan hingga 5-6 kali sebelum

disetujui, hal ini mengakibatkan terjadi keterlambatan dalam proses

penyelesaiannya. Keterlambatan ini disebabkan karena ketepatan, ketelitian

dan mutu kerja pegawai masih rendah.

Page 5: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

5

2. Keandalan kerja pegawai masih rendah. Contohnya: pada Subbagian

Kepegawaian dan Umum, dalam melaksanakan pengelolaan data kepegawaian

tidak dilakukan dengan rapi dan terorganisir. Hal ini terlihat dalam kondisi di

mana pegawai tidak terampil dalam mengelola data kepegawaian yang

seharusnya disimpan dalam 1 berkas, kenyataannya disimpan dalam 5 berkas

serta dalam format yang berbeda, sehingga data kepegawaian tidak terkelola

dengan baik. Akibatnya ketika data seorang pegawai dibutuhkan memerlukan

waktu yang cukup lama untuk mencarinya.

Tabel 1

Laporan Kinerja Pegawai

No. Jenis Kegiatan Ketentuan Realisasi Keterangan

1. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Selesai tanpa perlu banyak perbaikan.

Diperlukan perbaikan berulang hingga 5-6 kali.

Tidak sesuai dengan peraturan KemenPAN-RB. Mutu kerja pegawai masih rendah.

2. Pengelolaan data kepegawaian Dinas.

Disimpan dalam 1 berkas dan format yang sama.

Disimpan dalam 5 dengan format yang berbeda-beda.

Pengelolaan data pegawai tidak efektif. Keterampilan kerja pegawai masih rendah.

Sumber: Hasil penelitian (2015).

Masalah yang teridentifikasi di atas, peneliti menduga terkait dengan

Profesionalisme Birokrasi belum dijalankan secara penuh oleh pimpinan

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Berangkat dari

latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian yang lebih

mendalam dan komprehensif yang akan penulis lakukan dalam bentuk penelitian

Page 6: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

6

melalui penulisan tesis dengan merumuskan judul: ANALISIS PENGARUH

PROFESIONALISME BIROKRASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA

SEKRETARIAT DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI

JAWA BARAT.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti

mengemukakan pernyataan masalah (Problem Statement), yaitu rendahnya

Kinerja Pegawai yang diduga disebabkan oleh belum dilaksanakannya Aspek-

aspek Profesionalisme Birokrasi secara penuh. Selanjutnya berdasarkan

pernyataan masalah tersebut dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Berapa besar pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai

pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

2. Berapa besar pengaruh Profesionalisme Birokrasi yang ditentukan Aspek-

aspek Profesionalisme Birokrasi: Aspek Pengetahuan; Aspek Keterampilan

dan Aspek Ketaatan Kode Etik terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 7: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

7

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis besarnya pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja

Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat.

2. Mengembangkan konsep teori pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap

Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat.

3. Menerapkan secara teoritis Profesionalisme Birokrasi dalam memecahkan

masalah Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini dapat mengembangkan khasanah

keilmuan, khususnya Ilmu Kebijakan Publik yang berkaitan dengan

Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai.

2. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan

kepada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 8: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kajian secara luas mengenai konsep dan

kajian hasil penelitian sebelumnya yang digunakan dalam mendukung penelitian

yang dilakukan dengan pembahasan variabel-variabel yang dibahas dalam

penelitian ini. Beberapa hasil penelitian yang mengkaji aspek dan faktor dari

fungsi administrasi secara luas dikemukakan dalam bahasan di bawah ini.

2.1.1. Hasil Penelitian Agus Hanafiah (2012)

Hanafiah (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Dampak

Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang Pengembangan Karir

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini didasarkan pada

masalah pokok, yaitu Kinerja Pegawai rendah. Hal ini diduga disebabkan oleh

belum dijalankannya dimensi-dimensi Kompetensi Pegawai secara menyeluruh

pada Bidang Pengembangan Karir Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Barat.

Pendekatan dalam penelitian ini tentang Kompetensi dan Kinerja Pegawai

dilihat dari konteks kebijakan publik dan administrasi publik sebagai teori

induknya untuk mengembangkan khasanah Ilmu Administrasi Publik.

Metode penelitian yang digunakan, metode explanatory survey. Metode ini

digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang dalam hal ini digunakan

Page 9: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

9

untuk meneliti pengaruh Kompetensi Pegawai (X) sebagai variabel bebas terhadap

Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan analisis

kuantitatif melalui penggunaan Metode Analisis Jalur (Path Analysis) yang

dimaksudkan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel Kompetensi Pegawai

terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang Pengembangan Karir Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengaruh

Kompetensi (X) terhadap Kinerja Pegawai (Y) 87,35%. Adapun pengaruh

variabel lain () terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 12,65%.Sedangkan secara

parsial, pengaruh Kompetensi (X) yang terdiri dari lima dimensi Kompetensi yang

meliputi: Dimensi Task Skills (X1) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap

Kinerja Pegawai (Y) sebesar 5,91%, Dimensi Task Management Skills (X2)

berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 17,10%,

Dimensi Contingency Management Skills (X3) berpengaruh secara signifikan

terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 14,13%,Dimensi Job Role Environment

Skills (X4) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y)

sebesar 9,41% dan Dimensi Transfer Skills (X5) berpengaruh secara signifikan

terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 40,8%. Dari ke lima dimensi Kompetensi

yang memberikan pengaruh dominan secara parsial terhadap Kinerja Pegawai,

yaitu Dimensi Transfer Skills (X5) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja

Pegawai (Y) sebesar 40,8%.

Page 10: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

10

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kompetensi

berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang

Pengembangan Karir Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Bahwa

secara menyeluruh Kompetensi telah dilaksanakan dan dijalankan sesuai dengan

faktor-faktor Kinerja Pegawai.

2.1.2. Hasil Penelitian Eri Kusmara Wardhana (2014)

Wardhana (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh Profesionalisme

Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata

Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar. Penelitian ini didasarkan pada

masalah pokok, yaitu rendahnya Kinerja Pegawai yang diduga disebabkan oleh

belum dijalankannya aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi secara menyeluruh

pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota

Banjar.

Pendekatan dalam penelitian ini tentang Profesionalisme Birokrasi dan

Kinerja Pegawai dilihat dari konteks kebijakan publik dan administrasi publik

sebagai teori induknya untuk mengembangkan khasanah Ilmu Administrasi

Publik. Metode penelitian yang digunakan, metode explanatory survey. Metode

ini digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang dalam hal ini digunakan

untuk meneliti pengaruh Profesionalisme Birokrasi (X) sebagai variabel bebas

terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini

menggunakan analisis kuantitatif melalui penggunaan Metode Analisis Jalur (Path

Analysis) yang dimaksudkan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel

Page 11: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

11

Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Cipta Karya,

Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, Profesionalisme

Birokrasi (X) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) Dinas Cipta

Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar sebesar

69,13%. Adapun pengaruh variabel lain () terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar

30,87%.

Selanjutnya pengaruh secara parsial Profesionalisme Birokrasi (X) yang

terdiri dari tiga aspek Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai (Y)

yaitu: Aspek Pengetahuan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai

(Y) sebesar 36,47%, Aspek Keterampilan (X2) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar -6,83% dan Aspek Ketaatan kode etik (X3)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 39,49% Dari ke tiga

Aspek Profesionalisme Birokrasi yang memberikan pengaruh dominan secara

parsial terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata

Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar, yaitu Aspek Ketaatan kode etik (X3)

berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 39,49%.

Selanjutnya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme

Birokrasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas

Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar. Bahwa

secara menyeluruh Profesionalisme Birokrasi telah dilaksanakan dan dijalankan

sesuai dengan dimensi-dimensi Kinerja Pegawai.

Page 12: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

12

2.1.3. Relevansi dengan Hasil Penelitian Terdahulu

Setelah memaparkan hasil penelitian dari Hanafiah (2012) dan Wardhana

(2014), dapat dilihat relevansi keterkaitan antara hasil penelitian di atas dengan

penelitian yang dilakukan peneliti pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Relevansi Hasil Penelitian Terdahulu dengan Tesis Peneliti

No. Nama Peneliti/

Judul Teori Penelitian

Terdahulu

Teori yang digunakan

peneliti

Persamaan/ Perbedaan

1. Hanafiah (2012) Analisis Dampak Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang Pengembangan Karir Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

Dimensi-dimensi Kompetensi Pegawai dari Moeheriono (2009: 15).

Faktor-faktor Kinerja Pegawai dari Campbell dalam Mahmudi (2007: 20)

Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi dari Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo (1994: 291).

Faktor-faktor Kinerja Pegawai dari Mangkunegara (2004: 75).

Sama-sama membahas kinerja pegawai.

Teori yang digunakan berbeda.

Variabel bebas berbeda.

Objek penelitian berbeda

2. Wardhana (2014) Pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar

Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi dari Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo (1994: 291).

Faktor-faktor Kinerja Pegawai (Miner dalam Sudarmanto, 2009: 11-12).

Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi dari Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo (1994: 291).

Faktor-faktor Kinerja Pegawai dari Mangkunegara (2004: 75).

Sama-sama membahas profesionalisme birokrasi dan kinerja.

Teori yang digunakan berbeda.

Objek penelitian berbeda

Sumber: Diolah peneliti (2015).

Page 13: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

13

Setelah memahami berbagai perbedaan antara penelitian terdahulu dengan

penelitian peneliti, maka tampak tingkat keaslian penelitian ini, sehingga

penelitian terdahulu menjadi daya dukung dan memberikan inspirasi bagi peneliti

untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas dan orisinal.

2.1.4. Lingkup Administrasi Publik

Sebelum menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan profesionalisme

birokrasi dan kinerja pegawai terlebih dahulu dikemukakan lingkup administrasi

publik dan implementasi kebijakan publik sebagai konsep yang mengemukakan

pendapat para ahli. Di samping itu untuk memperkuat kajian teoritik yang

berkaitan dengan pemahaman administrasi publik dan implementasi kebijakan

publik sebagai ciri bahwa tulisan ini membahas tentang kajian adminstrasi

publik.

Perkembangan administrasi publik mengalami perubahan dari waktu ke

waktu sesuai dengan tuntutan kehidupan dan perkembangan kemajuan

masyarakat yang dibarengi dengan perubahan paradigma berpikir. Menurut

Pfifner (1975: 6) menyatakan bahwa: “Public adminisration is a process

concerned with carrying out public policied, encompassing innumerable skills

an techniques large numbers of people”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa,

administrasi publik adalah suatu proses bersangkutan dengan kebijakan-kebijakan

pemerintah, pengarahan kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga

jumlahnya, memberikan arah dan maksud terhadap usaha sejumlah orang. Kasim

(1994: 8) menyatakan bahwa:

Page 14: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

14

Perkembangan administrasi publik di suatu negara banyak dipengaruhi oleh dinamika masyarakatnya, di mana keinginan masyarakat tersalur melalui sistem politik, sehingga administrasi publik dapat merasakan tantangan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat yang selalu berubah.

Administrasi publik (public administration) yang lebih dikenal di

Indonesia dengan istilah administrasi negara, selanjutnya dalam tulisan ini akan

disebut administrasi publik, merupakan salah satu aspek dari kegiatan

pemerintahan. Administrasi publik merupakan salah satu bagian dari ilmu

administrasi yang erat kaitannya dengan proses politik, terutama kaitannya

dengan perumusan berbagai kebijakan negara, sehingga administrasi publik itu

sudah dikenal sesuai dengan keberadaan sistem politik di suatu negara. Oleh

karena itu Kasim (1994: 8) menyatakan:

Administrasi publik sangatlah berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat perumusan kebijakan, melainkan pula terhadap implementasi kebijakan, karena memang administrasi publik berfungsi untuk mencapai tujuan program yang telah ditentukan oleh para pembuat kebijakan politik.

Pemahaman di atas, memperlihatkan bahwa administrasi publik

berdampak pada tingkat perumusan kebijakan, juga pada implementasi

kebijakan karena administrasi publik memiliki tujuan program yang ditentukan

oleh para perumus kebijakan negara. Menurut Dimock dalam Suradinata

(1993: 33) bahwa “the administration process is an integral part of political

process of the nation”. Dengan demikian proses administrasi sebagai proses

politik merupakan bagian dari proses politik suatu bangsa. Hal ini bisa

dipahami. karena berdasarkan perkembangan paradigma administrasi pada

dasarnya administrasi publik itu berasal dari ilmu politik yang ditujukan agar

Page 15: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

15

proses kegiatan kenegaraan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Kontek politik, administrasi publik sangat berperan dalam perumusan

kebijakan negara. Hal ini dikemukakan oleh Henry Terjemahan Lontoh (1993:

33) yang menyebutkan bahwa: “For the later of the twentieth century, the

public bureaucracy has been the locus of public policy formulation and the

major determinant of where this county is going”. Pendapat tersebut

menyatakan bahwa pada abad ke 20, birokrasi publik telah menjadi bagian dari

kebijakan publik dan faktor penentu bagi proses peradaban yang sedang maju.

Administrasi publik telah dipandang sebagai bagian yang sama

pentingnya dengan fungsi pelaksanaan kebijakan negara (public policy

implementation). Birokrasi pemerintah telah menjadi wadah perumusan

kebijakan negara dan penentu utama ke mana negara itu akan dituju. Pendapat

tersebut di dukung oleh Gordon dalam Henry terjemahan Lontoh (1988: 21-22)

yang menyatakan:

Birokrasi pemerintah semakin dituntut untuk menerapkan unsur-unsur efisiensi agar penggunaan sumber daya berlangsung secara optimal di sektor publik. Selain itu, dituntut adanya keahlian administratif sehingga dapat diwujudkan pemerintahan yang efisien atau dengan perkataan lain, pejabat dalam administrasi pemerintah dapat ditingkatkan menjadi lebih profesional.

Berdasaskan pendapat di atas, sebaiknya birokrasi pemerintah melakukan

tindakan efisien dalam penggunaan perangkat lunak maupun perangkat keras

dan juga menempatkan orang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Menurut

Gordon dalam Henry terjemahan Lontoh (1988: 6) menyatakan bahwa ciri dari:

Page 16: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

16

Administrasi publik tercermin dari definisi dan individu yang bertindak sesuai dengan peranan dan jabatan sehubungan dengan pelaksanaan peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh lembaga legislatif, eksekutif dan peradilan.

Pendapat tersebut secara implisit menganggap bahwa administrasi publik

terlibat dalam seluruh proses kebijakan publik. Terminologi tentang kebijakan

publik (public policy) itu sendiri menurut Wahab (1997: 2), bahwa “kebijakan

publik menggunakan istilah yang berbeda-beda, karena memang ada yang

menggunakan terminologi public policy dengan istilah kebijakan publik dan

ada pula yang menggunakan istilah kebijaksanaan publik”. Tetapi

tampaknya para ahli lebih banyak yang menggunakan istilah kebijakan publik.

Istilah kebijakan mengarah kepada produk yang dikeluarkan oleh badan-badan

publik yang bentuknya bisa berupa peraturan perundangan dan keputusan-

keputusan, sedangkan kebijaksanaan lebih menitik beratkan kepada fleksibilitas

sesuatu kebijakan. Adanya perbedaan pengertian tersebut sebenarnya karena

munculnya dua konteks istilah yang berbeda, baik dalam konteks Indonesia

maupun dalam konteks Inggris, sehingga mengembangkan pengertian dan makna

yang berbeda dipahaminya.

Walaupun mengandung makna yang berbeda antara istilah kebijakan

publik dan kebijaksanaan publik, tetapi hakekat kedua istilah tersebut terkait

dengan hasil rumusan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lembaga-

lembaga kenegaraan sebagai hasil rumusan dari berbagai aspirasi yang diambil

dari berbagai kelompok kepentingan di dalam masyarakat. Selanjutnya produk

keputusan dimaksud dijadikan sebagai produk administrasi publik yang harus

Page 17: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

17

dijalankan oleh lembaga-lembaga negara sebagai kebijakan negara yang harus

diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Gordon dalam Kasim (1994: 12) menyatakan pemahanan mengenai peran

administrasi publik sebagai berikut:

Administrasi publik mempunyai peranan yang lebih besar dan lebih banyak terlibat dalam perumusan kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan. Hal tersebut telah mempengaruhi perkembangan ilmu administrasi publik yang ruang lingkupnya mulai mencakup analisis dan perumusan kebijakan (policy analysis and formulation), pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan (policy implementation) serta Pengawasan Melekat dan penilaian hasil kebijakan tersebut (policy evaluation).

Administrasi publik pada dasarnya tercermin dari tindakan individu sesuai

dengan peranan dan jabatan yang diimplementasikan melalui peraturan

perundangan yang dikeluarkan oleh lembaga negara baik legislatif, eksekutif dan

peradilan negara yang berlaku pada suatu negara yang mengeluarkan peraturan

dan perundangan tersebut. Hakekatnya administrasi publik terlibat dalam seluruh

proses kebijakan publik untuk dijadikan landasan dalam melakukan dan

memberikan pelayanan pada masyarakat sebagai implementasi kebijakan publik.

Menurut Atmosudirdjo (1982: 9) memberikan definisi administrasi publik

sebagai “organisasi dan administrasi dari unit-unit organisasi yang mengejar

tercapainya tujuan-tujuan kenegaraan”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa

organisasi dan administrasi dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dalam pencapaian

tujuan. Sedangkan Kristiadi (1994: 3) menyebutkan:

Tujuan kenegaraan sebagaimana dimaksud adalah upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan berbagai barang-barang publik (public goods) dan memberikan pelayanan publik (public service).

Page 18: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

18

Pendapat di atas, tampak bahwa tujuan negara di arahkan pada

kesejahteraan rakyat dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang prima

pada masyarakat. Siagian (1994: 8) memberikan pengertian administrasi sebagai

“keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah

dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara”.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa pendekatan administrasi publik

Indonesia berhubungan dengan peranan birokrasi pemerintah, baik pada tingkat

pusat maupun tingkat daerah. Pengaruh perilaku aparatur dalam

mengimplementasikan berbagai kebijakan publik akan mewarnai budaya

organisasi birokrasi yang pada gilirannya akan berpengaruh pada tingkat kinerja

birokrasi dalam sistem administrasi publik secara keseluruhan.

Pendekatan administrasi publik sebagaimana diuraikan di atas, sangat

berhubungan dengan aparatur pemerintah sebagai pembuat kebijakan publik. Hal

ini dinyatakan oleh Wahab (1997: 41) yang menyebutkan bahwa:

Pembuat kebijakan publik adalah para pejabat-pejabat publik, termasuk para pegawai senior pemerintah (public bureaucrats) yang tugasnya tidak lain adalah untuk memikirkan dan memberikan pelayanan demi kebaikan umum (public good).

Pemahaman di atas, tampak bahwa pembuat kebijakan publik itu terdiri

dari para pejabat publik yang bertugas menjadi pemikir guna memberikan

pelayanan umum. Selanjutnya Wahab (1997: 48) yang mengutip dari Fisterbuch

membagi kebijakan publik ke dalam lima unsur sebagai berikut:

1. Keamanan (security). 2. Hukum dan ketertiban umum (law and order). 3. Keadilan (justice).

Page 19: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

19

4. Kebebasan (liberty). 5. Kesejahteraan (welfare).

Penyelenggaraan berbagai kegiatan di atas, pada dasarnya merupakan

kegiatan administrasi publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah.

Adanya kesejajaran fungsi antara politik dan administrasi dalam praktek

kenegaraan, menjadikan politik mempunyai hubungan yang erat sekali dengan

administrasi telah membantah pendapat yang mendikotomikan antara politik dan

administrasi sebagaimana dinyatakan Goodnow dalam Islamy (1994: 3) bahwa:

Pemerintah mempunyai dua fungsi yang berbeda (two distinct functions of government), yaitu fungsi politik dan fungsi administrasi. Fungsi politik ada kaitannya dengan pembuatan kebijakan atau perumusan pernyataan keinginan negara (has to do with policies or expressions of the state will), sedangkan fungsi administrasi adalah yang berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut (has to do with the execution of the policies).

Pendapat yang lain tidak sedikit yang menyatakan bahwa pada

kenyataannya pakar administrasi menyetujui adanya dikotomi antara politik dan

administrasi sebagaimana dikemukakan Goodnow. Karena pada dasarnya peranan

birokrasi pemerintahan bukan saja melaksanakan kebijakan negara. tetapi juga

berperan pula dalam merumuskan kebijakan. Peranan kembar yang dimainkan

oleh birokrasi pemerintah tersebut. memberikan gambaran tentang pentingnya

administrasi publik dalam proses politik.

Konteks di atas, secara praktis menyatakan bahwa tugas birokrasi

pemerintah Indonesia merupakan sebagian saja dari fungsi administrasi publik,

karena lebih banyak sebagai pelaksana (the execution or implementation) atas

kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan-badan politik melalui mekanisme dan

Page 20: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

20

proses politik dalam sistem Demokrasi Pancasila yang telah dianut selama kurun

waktu setengah abad. Dalam konteks perumusan kebijakan, maka peran

administrasi publik sebagaimana dikemukakan Presthus dalam Kristiadi (1994:

24) bahwa: “Public administration involves the implementation of public policy

which has been determined by representative political bodies”. Pendapat tersebut

menyatakan bahwa administrasi publik menyangkut implementasi kebijakan

publik yang telah ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik.

Pernyataan Presthus di atas, mengindikasikan bahwa administrasi bukan

sekedar melaksanakan kebijakan negara (public policy) melainkan juga terlibat

dalam proses perumusan kebijakan negara dan penentuan tujuan serta cara-cara

pencapaian tujuan negara tersebut. Dalam konteks ini, maka administrasi publik

tidak hanya berkaitan dengan badan-badan eksekutif melainkan pula seluruh

lembaga-lembaga negara dan gabungan antar lembaga tersebut satu sama lainnya.

Dengan demikian, perumusan kebijakan negara (public policy) yang semula

merupakan fungsi politik telah menjadi fungsi administrasi publik.

Uraian di atas, menunjukkan bahwa administrasi publik yang dalam

tingkat operasional dilakukan oleh birokrasi pemerintah memiliki peranan yang

lebih besar karena banyak terlibat tidak hanya dalam tingkat implementasi

kebijakan (policy implementation), tetapi terlibat pula dalam tingkat perumusan

kebijakan (policy formulation) dan evaluasi kebijakan (public policy evaluation).

Peranan administrasi publik dalam proses politik, menurut Islamy

(1994: 9) “telah semakin dominan, yaitu terlibat dalam proses perumusan

kebijakan dan pelaksanaan kebijakan negara”. Dengan kata lain,

Page 21: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

21

administrasi publik tidak hanya memainkan peranan instrumental (instrumental

role) saja melainkan juga aktif dalam peranan politik. Dengan demikian,

perumusan kebijakan negara merupakan hal yang sangat penting dalam

administrasi publik. Menurut White dalam Silalahi (1989: 17) menyebutkan

bahwa: “Public administration consists of all those operations having for their

purpose the fulfill or enforcement of public policy”. Pendapat tersebut

menyatakan bahwa administrasi publik terdiri dari semua kegiatan untuk

mencapai tujuan atau melaksanakan kebijakan.

Administrasi publik mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan,

diantaranya melaksanakan kebijakan publik dengan penuh kesungguhan.

Pandangan yang sama dikemukakan oleh Piftner dan Presthus dalam Silalahi

(1989: 18) yang menyebutkan bahwa: “Public administration may be defined

as the coordination of individuals and group efforts to carry out public policy”.

Pendapat tersebut menyatakan bahwa administrasi publik kiranya dapat

dirumuskan sebagai sarana koordinasi dari individu-individu dan kelompok

dalam melaksanakan kebijakan negara.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa tampak hubungan

antara kebijakan administrasi publik dan kebijakan negara yang pada unsurnya

dapat dilihat dari fungsinya. Menurut Silalahi (1989: 21) tingkat perumusan

haluan negara meliputi:

1. Tingkat kelembagaannya, sedangkan perumusan adalah mencanangkan dan menetapkan lembaga yang berperan sebagai perumusan kebijakan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

Page 22: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

22

a. Mempunyai wewenang untuk menetapkan atau menentukan kebijakan yang harus diikuti oleh pemerintah.

b. Mempunyai wewenang untuk menyatakan kehendak publik dalam bentuk hukum.

c. Secara penuh memegang political authority. 2. Tingkat pelaksanaan haluan negara dalam pengertian

administrasi negara mencakup tingkat pelaksanaan haluan negara dan sering disebut sebagai tingkat administrasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas sangatlah jelas bahwa terdapat

hubungan antara kebijakan negara dengan administrasi publik dan keduanya

berkaitan dengan politik, karena memang setiap kehendak politik masuk dalam

kebijakan negara yang digariskan. Sedangkan di lain pihak, tingkat pelaksanaan

kebijakan. yaitu birokrasi sebagai bagian dari administrasi publik juga aspirasinya

masuk ke dalam penyusunan kebijakan negara.

Saat ini, para ahli administrasi publik tidak hanya secara tradisional

mengartikan “public administration”, semata-mata hanya bersifat kelembagaan

seperti halnya negara. Tetapi telah meluas dalam kriteria hubungan antara

lembaga dalam arti negara dengan kepentingan publik (public interest). Dengan

demikian dalam konsep demokrasi modern, menurut pemahaman Islamy (1994:

10) dikatakan sebagai berikut:

Kebijakan negara tidaklah hanya berisi cetusan pikiran atau pendapat para pejabat yang mewakili rakyat, tetapi opini publik (public opinion) juga mempunyai porsi yang sama besarnya untuk diisikan (tercermin) dalam kebijakan-kebijakan negara. Oleh karena itulah, maka kebijakan negara harus selalu berorientasi kepada kepentingan publik.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, tampak bahwa politik administrasi

publik dan perumusan kebijakan negara masing-masing memiliki peran sendiri,

Page 23: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

23

tetapi satu sama lain sangat erat berkaitan dengan masalah-masalah kenegaraan.

Selanjutnya Webster sebagaimana dikutip Wahab dalam Putra (2001: 81)

merumuskan implementasi kebijakan sebagai berikut:

Implementasi kebijakan merupakan suatu proses pelaksanaan keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif, atau dekrit presiden).

Implementasi kebijakan sebagai suatu tindakan melaksanakan keputusan

negara, baik dalam bentuk undang-undang, peraturan, keputusan pengadilan,

perintah presiden maupun dekrit presiden. Pemahaman lebih lanjut tentang

pelaksanaan kebijakan dirumuskan oleh Udodji dalam Putra (2001: 79)

menyatakan bahwa: “The execution of policies is not more important than

policy-making. Policy will remain dreams or blue prints file jackets unless they

are implemented”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan

adalah suatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting dari pembuatan

kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan berupa impian atau rencana yang

bagus, yang tersimpan dengan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Selanjutnya Anderson dalam Putra (2001: 165) menjelaskan bahwa Implementasi

kebijakan publik merupakan kegiatan pengoprasian program yang mempunyai

tiga pilar kegiatan, antara lain:

1) Organisasi, yaitu penataan sumber daya, unit-unit serta metode untuk menunjang agar program tersebut dapat berjalan.

2) Interpretasi, yakni penafsiran program agar menjadi rencana yang tepat sehingga dapat diterima dan dilaksanakan.

3) Penerapan, yaitu pelayanan sesuai dengan tujuan.

Page 24: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

24

Implementasi kebijakan publik pada dasarnya melibatkan berbagai pihak

meskipun dengan persepsi dan kepentingan yang berbeda, bahkan sering terjadi

pertentangan kepentingan antar lembaga atau pihak yang terlibat. Van Meter dan

Van Horn dalam Winarno, (2002: 102) membatasi implementasi kebijakan, yaitu

sebagai berikut:

Sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (atau kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencangkup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan.

Perlu ditekankan di sini bahwa tahap implementasi kebijakan tidak akan

dimulai sebelum tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran ditetapkan atau diidentifikasi

oleh keputusan-keputusan kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi

terjadi setelah undang-undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai

implementasi kebijakan tersebut.

2.1.5. Lingkup Profesionalisme Birokrasi

Berbicara mengenai profesionalisme birokrasi, secara konseptual

profesionalisme merupakan sebuah konsep dalam Ilmu Administrasi dan

Manajemen khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia.

Page 25: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

25

a. Konsep Profesionalisme Birokrasi

Secara estimologi Ndraha (2000) menguraikan pengertian profesionalisme,

sebagai berikut:

Profesionalisme berasal dari bahasa Inggris professionalism. Asal katanya profess (to lay claim to, pengakuan, pernyataan), kemudian profession (pekerjaan yang ditekuni dan dikuasai benar-benar), dan professional (seorang yang mempunyai profession, menurut cara yang sesuai dengan profession), serta professionalism adalah professional character, spirit, or methods.

Pendapat di atas, menjelaskan bahwa profesionalisme berkaitan dengan

pengalaman tentang sesuatu yang dikuasai sesuai dengan keahlian. Pamudji

(1994: 20-21) lebih lanjut menyatakan bahwa profesionalisme berasal dari akar

kata profesi, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah profession, yang berarti:

A vocation or occupation requiring advanced training in some liberal art or science and usually involving mental rather than manual work; as teaching engineering, writing, etc. Dari kata dasar profession ini kemudian muncul kata jadian professional yang artinya engage in special occupation for pay etc dan professionalism yang artinya professional quality, status etc.

Pemahaman di atas, menunjukkan bahwa profesionalisme berarti keahlian

bersifat spesifik. Sejalan dengan ragam bahasa yang berkembang, istilah profesi,

profesional dan profesionalisme, selanjutnya disebut oleh Pamudji (1994: 22)

sebagai lapangan kerja tertentu yang diduduki oleh orang-orang yang memiliki

keahlian tertentu, keahlian mana diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang

mendalam. Lebih lanjut Pamudji (1994:22) mengartikan seorang yang profesional

itu digolongkan pada:

Page 26: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

26

Seseorang yang tergolong profesional, yang berarti memiliki atau dianggap memiliki keahlian, akan melakukan kegiatan-kegiatan (pekerjaan) diantaranya pelayanan publik dengan mempergunakan keahliannya itu, sehingga menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik mutunya, lebih cepat prosesnya, mungkin lebih bervariasi, yang kesemuanya mendatangkan kepuasan pada warga masyarakat.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa profesionalisme sangat terkait

dengan tingkat kemampuan seseorang dalam melaksanakan bidang

pekerjaaannya, bekerja secara cepat dalam memproses suatu pekerjaan secara

tepat, sehingga orang yang membutuhkan keahliannya merasa puas atas pekerjaan

yang diselesaikannya tersebut. Pandangan lain tentang profesionalisme di

ungkapkan oleh Storch dalam Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo (1994:

197) bahwa:

Seorang profesional menganalisis problem atas dasar pengetahuan dalam bidang tertentu, dengan cara yang objektif dan independen dari kepentingan pribadi dan diarahkan pada kepentingan terbaik kliennya. Dalam kenyataan, tugas profesional adalah mengetahui apa yang terbaik bagi kliennya bahkan bila klien itu tidak mengetahui apa yang terbaik bagi dirinya sendiri.

Pandangan Storch ini memberi makna bahwa seseorang itu akan disebut

profesional bukan saja karena kemampuan pengetahuan dan keterampilan serta

berperilaku yang baik, namun dituntut mampu memberikan sesuatu tindakan yang

baik guna membantu orang lain. Berbagai alternatif solusi dan kendala yang

dihadapi oleh kliennya dapat disampaikan dengan mudah dan jelas sehingga

memberi rasa kepercayaan dan kepuasan kepada kliennya itu. Selanjutnya pada

bagian lain Nader dalam Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo (1994: 198)

memberi pengertian mengenai profesionalisme ini, sebagai berikut:

Page 27: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

27

Profesionalisme merupakan suatu kemampuan dan keahlian untuk menghubungkan badan pengetahuannya dengan badan pengetahuan lain untuk mencapai tujuan bersama; kemampuan untuk membela perbedaan pendapat secara etik, tidak hanya dalam organisasi itu sendiri, melainkan juga perbedaan pendapat dari anggota-anggotanya.

Pandangan Martin dan Schinzinger tersebut di atas, tergambar bahwa

kualitas penyelenggaraan tugas dan fungsi dari suatu badan (instansi pemerintah)

membutuhkan kehadiran orang-orang (pegawai) yang memiliki pengetahuan yang

memadai, memiliki kemampuan dan keahlian untuk membangun organisasi

mencapai tujuan dengan menggunakan etika sebagai landasan dalam menciptakan

sebuah komunikasi yang harmonis, baik secara internal maupun eksternal.

Secara konkrit pengertian profesionalisme dapat merujuk pada pandangan

Pamungkas (1996: 206-207) yang mengemukakan bahwa:

Manusia profesional dianggap sebagai manusia berkualitas yang memiliki pengetahuan dan keahlian serta berkemampuan mengekspresikan keahliannya itu bagi kepuasan orang lain atau masyarakat dengan memperoleh pujian. Ekspresi keahlian tersebut tampak dalam cara berprilaku, analisa dan keputusan-keputuhannya. Hasil kerja secara profesional selalu memuaskan orang lain dan mempunyai nilai tambah atau moral dan etika yang tinggi. Profesionalisme selalu dikaitkan dengan efisiensi dan keberhasilan, dan menjadi sumber bagi peningkatan produksi, pertumbuhan, kemakmuran dan kesejahteraan, baik dari individu pemilik profesi maupun masyarakat lingkungannya.

Predikat profesionalisme yang disandang oleh seseorang merupakan

tanggungjawab yang berat terutama dalam aktivitasnya memberikan pelayanan

yang terbaik atau prima kepada masyarakat yang membutuhkan bantuannya.

Kinerja yang ditunjukkannya itu senantiasa berorientasi pada rasa kepuasan dan

rasa percaya kepada kliennya (pelanggan). Dengan demikian melihat uraian-

Page 28: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

28

uraian di atas, tampak bahwa konsep profesionalisme berkaitan dengan seseorang

yang harus memiliki kemampuan pengetahuan dan kemampuan keahlian yang

didasari pada ilmu pengetahuan tertentu dalam melakukan pekerjaannya, mau

menerima tanggung jawab moral terhadap masyarakat atau lingkungannya sebagai

bagian dari kewajiban profesionalnya.

a. Ciri-ciri Profesionalisme

Profesionalisme dan kemajuan (progress) merupakan dua hal yang saling

berkaitan. Kemajuan suatu lembaga (institusi) atau organisasi ditentukan oleh

keprofesionalan dari pengelolanya. Dengan demikian institusi atau organisasi

yang semakin maju akan menuntut pula peningkatan profesionalisme. Bila tidak,

institusi atau organisasi tersebut akan semakin tertinggal bahkan akan mengalami

kemunduran, seperti dikatakan oleh Sanjaya (1996: 125) bahwa:

Kondisi persaingan saat ini menjadikan profesionalisme sebagai sumber kekuatan. Kunci terbesar untuk meraih keberhasilan pun terletak pada kemampuan meningkatkan profesionalisme, dalam arti melaksanakan aktifitas usaha secara efisien, efektif dan produktif, sehingga kondisi usaha dapat bertahan dan berkembang (survive).

Tuntutan seperti ini tentu tidak terkecuali berlaku juga pada institusi

pemerintahan sebagai penyedia layanan publik. Umumnya profesionalisme

berkaitan erat dengan keterampilan, pengetahuan/keahlian, dan kemampuan yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam mengelola

sebuah institusi, sebagaimana dikemukakan oleh Pamungkas (1996: 206),

profesionalisme pada dasarnya mengandung 3 (tiga) unsur yang terkait dengan

erat satu dengan lainnya, yaitu:

Page 29: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

29

1. Kapasitas atau stok keahlian yang bersumber pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Moral atau etika, dan perilaku atau tindak tanduk, baik secara individu maupun kelompok.

3. Pelayanan terhadap orang, masyarakat atau lingkungan.

Setiap kehidupan organisasi apapun bentuknya, kapasitas sumberdaya

manusia yang unggul setidaknya-tidaknya harus memiliki ciri dari ketiga unsur

tersebut di atas, agar memenuhi standar profesionalisme. Pandangan yang hampir

senada dengan itu, dikemukakan oleh Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo

(1994:196) bahwa seorang yang profesional hares memenuhi kriteria umum

sebagai berikut:

1. Mencapai standar prestasi (pengetahuan) dalam pendidikan, kemampuan bekerja, maupun kreatifitas dalam merekayasa yang membedakan mereka dari teknisi dan teknolog kerekayasaan (keahlian).

2. Mau menerima tanggung jawab moral, paling tidak yang paling dasar, terhadap masyarakat, maupun terhadap majikan, klien, kolega, dan bawahan, sebagai bagian dari kewajiban profesional mereka. Kriteria terakhir ini memberikan dimensi moral pada terminologi “profesionalisme” yang konsisten dengan fakta bahwa “perilaku yang tidak profesional” kerap digunakan sebagai sinonim dari “perilaku yang tidak etis”.

Kriteria profesionalitas yang disandang oleh setiap aparatur birokrasi

pemerintah tentunya sangat berbeda dengan profesionalitas yang dimiliki oleh

pegawai yang bekerja pada organisasi swasta atau organisasi profesi lainnya.

Tuntutan profesionalitas yang dimiliki oleh setiap birokrasi aparatur/pemerintah

selain kemampuan pengetahuan dan ketrampilan sesungguhnya lebih pada

kemampuan dedikasi yaitu kemampuan melayani publik sesuai dengan fungsi

utama pemerintahan dalam melayani publik tanpa diskriminasi, bekerja sesuai

Page 30: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

30

prinsip-prinsip pelayanan dan berdisiplin, bertangggungjawab serta mentaati etika

dalam memberikan pelayanan yaitu kemampuan melayani masyarakat dengan

memberikan pelayanan yang semakin efisien dan efektif sesuai dengan standar,

pelayanan sehingga kinerja pelayanan pemerintahan menjadi produktif.

Bila merujuk pada pandangan Schein dalam Handoko (1997: 14)

menguraikan karakteristik profesionalisme sebagai berikut:

1. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum.

2. Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial lainnya.

3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya.

Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu di atas, profesionalitas

seseorang berkaitan erat dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan dan

rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi. Oleh

karena itu seseorang yang dikatakan profesional dapat pula ditunjukkan dari

kemampuan diskresi, yaitu kemampuan melayani masyarakat sesuai dengan

keinginan dan kebutuhannya, bekerja tanpa meminta petunjuk atau instruksi

atasan. Hal itu dilakukan guna memudahkan masyarakat dalam memperoleh

produk layanan pemerintah yang menjadi kebutuhannya.

Seorang profesionalisme juga pada hakikatnya merupakan hasil daya guna

potensi-potensi keterampilan, kemahiran, dan keahlian secara optimal yang

bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang didukung oleh moral atau

etika, di mana segala potensi tersebut dipergunakan untuk melayani masyarakat

Page 31: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

31

sebagai partner klien. Profesionalisme tidak memandang perbedaan dan menuntut

perlakuan yang sama bagi setiap masyarakat sebagai partner dan customer.

Setiap aparatur yang profesional harus mempunyai karakteristik seperti

yang diuraikan tersebut dan tercermin dalam perilaku sehari-hari ketika

berhadapan dengan masyarakat (demander) dari berbagai jenis layanan yang

disediakan oleh pemerintah (provider), Seperti yang dikemukakan oleh Levoy

terjemahan Effendi dan Purwandianto (1986: 17) bahwa “seorang

profesionalisme pada umumnya bertindak bukan berdasarkan apa adanya

atau kualitas tersembunyi, tetapi dapat dilihat dari penampilan profesional

itu yang tampak”. Dengan demikian tampak bahwa reaksi orang terhadap

terhadap profesionalisme tergantung dari cara, sikap dan ucapan orang tersebut

dalam bertingkah laku.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Birokrasi

Profesionalisme birokrasi bukanlah suatu produk yang tercipta secara

seketika, melainkan produk dari suatu proses yang dicapai melalui berbagai tahap

dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk meningkatkan profesionalisme

birokrasi, memerlukan pemikiran yang tangguh dan kebijakan yang mantap dalam

berbagai kegiatan bagi pengembangan aparat. Siagian (1990: 211),

mengemukakan bahwa profesionalisme mencakup hal-hal berikut:

1. Perencanaan tenaga kerja (manpower planning). 2. Pengembangan sumber daya insani. 3. Citra pengetahuan dan ketrampilan (skills profile). 4. Jabatan struktural dan fungsional. 5. Pendidikan dan latihan.

Page 32: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

32

Guna memberdayakan organisasi pemerintah dalam memberikan

pelayanan yang prima kepada masyarakat, maka sedini mungkin proses

perencanaan sumberdaya manusia tenaga aparatur perintahan perlu di lakukan

melalui proses rekruitmen yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan satuan unit

pelayanan. Demikian pula dalam proses penempatan pada jabatan struktural atau

jabatan fungsional perlu memperhatikan kualitas kepribadiannya yang berkaitan

dengan pengetahuan, pengalaman dan penguasaan teknologi, sehingga diperoleh

orang-orang yang tepat pada posisi yang tepat pula. Di samping itu, untuk

meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur, maka diperlukan berbagai

pendidikan pelatihan atau kursus keahlian bila dibandingkan dengan mengadakan

pendidikan penjenjangan. Hal ini dikarenakan pembentukan kapasitas sumber

daya manusia perlu disertai dengan berbagai pendidikan dan pelatihan teknis,

sehingga ke depan sumberdaya manusia sebagai aparatus pemerintahan itu

memiliki kemampuan atau kualitas dalam memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut di atas dikemukakan oleh Pamudji (1994:

23) bahwa:

Untuk menciptakan Profesionalisme Birokrasi negara dalam konteks makro terkait kepada pengembangan sumber daya manusia, sedangkan dalam konteks mikro terkait dengan pengembangan karier. Kedua hal ini saling mengisi, dengan demikian profesionalisme akan dicapai melalui pendidikan dan latihan serta diperkaya dengan pengalaman praktek.

Pembentukkan kualitas sumberdaya manusia aparatus pemerintahan dalam

jangka waktu pendek, keberadaannya perlu dilakukan secara konsisten dan

berkelanjutan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan teknis. Kurangnya

Page 33: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

33

pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis kepada setiap aparatus pemerintah yang

memiliki tugas dan tangungjawab dalam melayani masyarakat terutama pada

posisi front line seperti aparat yang bertugas di kelurahan dan kecamatan maupun

dinas yang secara teknis operasional berhubungan langsung dengan masyarakat

telah menyebabkan pelayanan pemerintahan menjadi kurang berkualitas di mata

masyarakat. Oleh karena itu, cukup wajar bila Sanjaya (1996: 125)

mengemukakan bahwa:

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi lebih profesional. Tentunya hanya dapat terlaksana apabila penguasaannya didasarkan pada skill, knowledge dan pendidikan yang menunjang, di samping motivasi dan orientasi attitude yang prima yang didasarkan pada loyalitas terhadap pekerjaan, jujur, objektif, memiliki dedikasi dan keinginan yang kuat untuk maju dan mengembangkan diri.

Pendidikan dan pelatihan teknis tentunya diselenggarakan dalam upaya

membentuk sikap dan perilaku yang tanggap bagi setiap aparatur pemerintahan

untuk bekerja melayani masyarakat sesuai dengan fungsi organisasi atau unit

pelayanan pemerintahan.

Pola-pola manajemen dan organisasi kepegawaian dalam proses

pengembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya aparatus pemerintahan

selama ini memang telah dilaksanakan dengan baik, namun demikian rangkaian

instrumen sebagaimana tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan dan bersifat mekanik, sehingga manakala salah satu instrumen tidak

berfungsi dapat menyebabkan instrumen lainnya menjadi tidak efektif.

Page 34: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

34

Pola pengembangan profesionalitas pegawai itu dapat merujuk pada

pandangan Rasyid (1997: 73) bahwa untuk menciptakan Profesionalisme

Birokrasi terdapat beberapa segi yang perlu menjadi perhatian untuk dibenahi,

yaitu: “(1) pola rekruitmen; (2) pemahaman atas komitmen profesional; (3)

promosi karier; (4) kesejahteraan; (5) etika birokrasi”. Dengan demikian

pembentukan aparat yang profesional harus dimulai sejak dari perekruitan sampai

dengan perhatian terhadap kesejahteraan dari aparat itu sendiri, sehingga faktor-

faktor tersebut akan senantiasa berkaitan satu dengan yang lain dalam

pembentukan aparat yang profesional.

2.1.6. Lingkup Kinerja Pegawai

Kinerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah

produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha

untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Dengan

kata lain kinerja diartikan sebagai pencapaian penugasan kawajiban dan outcome

yang dihasilkan pada fungsi jabatan atau aktivitas jabatan atau aktivitas selama

periode waktu tertentu. Kinerja bukan hanya menyangkut kuantitas atau sejumlah

hasil yang bisa dihitung, tetapi juga termasuk kualitas atau mutu pekerjaan.

Menurut Moeheriono (2009: 60), menyatakan bahwa kinerja didefinisikan sebagai

berikut:

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Page 35: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

35

Pendapat di atas, dapat ditafsirkan bahwa kinerja dapat diketahui dan

diukur jika individu atau sekelompok pegawai telah mempunyai kriteria atau

standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Menurut Widodo

(2005: 78) menyatakan bahwa: “kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti

yang diharapkan”. Pengertian mengenai kinerja tersebut, dapat diasumsikan

bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Selanjutnya Sedarmayanti

(2001: 50) mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut:

Kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.

Pendapat tersebut menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil atau

keluaran dari suatu proses, maksudnya kinerja mempunyai hubungan yang erat

dengan produktivitas kerja, karena merupakan indikator dalam menentukan usaha

untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka upaya untuk mengadakan pengukuran atau

penilaian terhadap kinerja disuatu organisasi merupakan hal yang sangat penting.

Jamari dalam Rivai (2009: 633), mengemukakan pengertian kinerja

pegawai sebagai: “perwujudan wewenang, tugas dan tanggungjawab yang

dibebankan kepadanya untuk mencapai tujuan yang telah digariskan oleh

organisasi”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa kinerja pegawai dapat

Page 36: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

36

diartikan sebagai pencapaian penugasan kawajiban dan outcome yang dihasilkan

pada fungsi jabatan atau aktivitas jabatan atau aktivitas selama periode waktu

tertentu.

Ungkapan tersebut menyatakan bahwa standar kinerja perlu dirumuskan

guna dijadikan tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah

dilakukan dengan apa yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan

yang telah dipercayakan kepada seseorang. Standar dimaksud dapat pula dijadikan

sebagai ukuran dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah

dilakukan. Faktor-faktor yang dijadikan ukuran kinerja menurut pendapat Mitchell

dalam Sedarmayanti (2001: 51) adalah: “faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation) yang dirumuskan sebagai berikut: Human performance

= Ability + Motivation”. Kedua faktor ini merupakan prasayarat dari ukuran

kinerja seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sebagai tanggungjawab

terhadap tugas-tugasnya. Selanjutnya Mitchell dalam Sedarmayanti (2001: 51)

mengemukakan mengenai pengukuran kinerja berdasarkan pada aspek-aspek

kinerja sebagai berikut:

1. Kualitas kerja. 2. Ketepatan waktu. 3. Inisiatif. 4. Kemampuan. 5. Komunikasi.

Keempat aspek di atas, merupakan standar umum mengukur kinerja

pegawai pada berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta. Menurut

Moeheriono (2009: 61) melalui model mitra-lawyer, mengukur kinerja pegawai

(individu) dipengaruhi oleh 7 faktor sebagai berikut:

Page 37: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

37

1. Harapan mengenai imbalan. 2. Dorongan. 3. Kemampuan. 4. Kebutuhan dan sifat. 5. Persepsi terhadap tugas. 6. Imbalan internal dan eksternal. 7. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

Ketujuh faktor tersebut merupakan standar pengukuran kinerja seseorang

atau sekelompok orang di dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun

kualitatif, sesuai dengan kewenangan, tugas dan tanggungjawab pegawai yang

bersangkutan. Adapun tujuan pengukuran kinerja menurut Mahmudi (2007: 14)

dikemukakan sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi. 2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. 3. Memperbaiki kinerja periode berikutnya. 4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishment. 5. Memotivasi pegawai. 6. Menciptakan akuntabilitas publik.

Rumusan tujuan pengukuran kinerja tersebut merupakan tolak ukur

pengukuran kinerja pada sektor publik untuk menentukan tingkat ketercapaian

organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai keberhasilan suatu

organisasi menurut Moeheriono (2009: 74) harus melihat critical success factor

(CSF), yaitu area yang mengidentifikasikan kesuksesas kinerja pada unit kerja

organisasi. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel sebagai berikut.

Page 38: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

38

Tabel 3

Critical Success Factor (CSF)

No. Keberhasilan Utama

Organisasi (CSF) Tujuan Strategik Indikator Kinerja

1. Layanan berkualitas tinggi dan tepat waktu.

Memantau dan mengendalikan pada pelayanan setiap waktu.

Pelayanan yang tepat waktu.

2. Karyawan yang berkualitas tinggi.

Memantau proses penerimaan dan seleksi karyawan untuk menghasilkan karyawan yang berkualitas.

Tingkat keterampilan karyawan sesuai dengan tugas pekerjaan.

3. Sistem keuangan yang baik dan teratur.

Menciptakan sistem keuangan yang efektif dan efisien.

Efektivitas sistem pelaporan keuangan.

4. Hasil produk yang berkualitas.

Membuat produk yang berkualitas dan dapat diterima pasar.

Jumlah omset penjualan.

Sumber: Moeheriono (2009: 75).

CSF merupakan area yang menggambarkan preferensi manajerial dengan

memperhatikan variabel kunci yang dapat dipergunakan sebagai indikator kinerja

atau sebagai masukan dalam menentukan indikator kinerja. Mahmudi (2007: 16-

18) mengemukakan tentang tahapan kinerja sektor publik sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan kinerja. Semua kegiatan harus didahului dengan adanya perencanaan, karena masa depan penuh dengan ketidakpastian dan kebolehjadian.

2. Tahap pelaksanaan kinerja. Setelah kontrak kerja disepakati, tahap berikutnya adalah implementasi, dalam hal ini manajer bertanggungjawab untuk melakukan pengorganisasian, pengkoordinasian, pengendalian, pendelegasian dan pengarahan kepada bawahannya.

3. Tahap penilaian kinerja. Kinerja dinilai untuk menentukan kesuksesan atau kegagalan. Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tujuan organisasi.

4. Tahap review/telaah kinerja. Manajer dan bawahan melakukan pertemuan untuk mengkaji kinerja membahas hasil yang telah dicapai dan faktor-faktor kinerja yang mendukung pencapaian prestasi.

Page 39: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

39

5. Tahap pembaharuan dan pengontrakan ulang. Tahap untuk revisi tahap pertama, yaitu menetapkan kembali akuntabilitas kinerja yang harus dipenuhi organisasi.

Kelima tahap kinerja sektor publik tersebut dalam pelaksanaannya harus

berjalan melalui proses sistematis. Untuk itu, perlu dibuat desain sistem

manajemen kinerja yang tepat untuk mencapai kinerja optimal. Mahmudi (2007:

20) mengemukakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja sebagai

berikut:

1. Faktor personal/individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader.

3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

Berdasarkan sistem penilaian kinerja tradisional, kinerja hanya dikaitkan

dengan faktor personal, tetapi kenyataannya kinerja sering diakibatkan oleh

faktor-faktor lain di luar faktor personal seperti sistem, situasi, kepemimpinan

atau kerja tim. Lebih lanjut Miner dalam Sudarmanto (2009: 12) mengemukakan

4 dimensi kinerja pegawai yang menjadi standar penilaian hasil kerja sebagai

berikut:

1. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan dan kecermatan dalam bekerja.

2. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan atau keluaran.

Page 40: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

40

3. Penggunaan waktu, yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan dan keefektipan kerja.

4. Kerjasama, yaitu kemampuan bekerjasama dengan orang lain, saling memahami dan pengertian.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor

kinerja pegawai itu berkaitan dengan kualitas, kuantitas, penggunaan waktu dan

kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasian. Penilaian kinerja itu

perlu dilakukan di dalam setiap organisasi. Begitu pula dalam organisasi

pemerintahan, penilaian kinerja sangat penting perannya, karena dari hasil

penilaian kinerja tersebut akan dapat dijadikan landasan ataupun dasar untuk

peningkatan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat secara terus menerus. Di

lain pihak, ukuran kinerja juga membantu masyarakat untuk mengevaluasi apakah

tingkat pelayanan pemerintah setara dengan uang yang mereka keluarkan untuk

pelayanan-pelayanan tersebut. Pengukuran kinerja yang lebih diarahkan pada

masalah tertentu, yaitu bahwa penilaian kinerja adalah suatu sasaran dan proses

sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk

menentukan efisiensi dan efektivitas tugas-tugas organisasi dalam pencapaian

sasaran.

2.2. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang akan diuraikan pada bagian ini difokuskan dalam

menentukan tujuan dan arah penelitian serta untuk memilih referensi yang relevan

dengan variabel yang akan diteliti. Dalam konteks ini, peneliti akan

mengemukakan teori utama sebagai basis pemikiran untuk menjelaskan struktur

Page 41: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

41

hubungan antara aspek-aspek yang terlibat dalam kontelasi masalah

Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai.

Sobandi (2002: 64) mengemukakan konsep profesionalisme sebagai:

“suatu tingkah laku, atau suatu tujuan atau rangkaian kualitas yang

menandai atau melukiskan coraknya suatu profesi”. Pemahaman tersebut

menunjukkan bahwa profesionalisme merupakan tingkah laku yang disertai

kualitas keahlian dari seseorang yang menyandang profesi tertentu. Adapun

profesionalisme birokrasi dikemukakan Siagian (2000: 163) sebagai berikut:

Profesionalisme birokrasi adalah keandalan pegawai dalam pelaksanaan tugas, sehingga tugas tersebut terlaksana dengan mutu yang tinggi, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh para klientele.

Pernyataan di atas, menunjukkan bahwa profesionalisme birokrasi

berkaitan dengan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang disertai

dengan kualitas, ketepatan dan kecermatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan organisasi. Menurut Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo

(1994: 192) mengemukakan aspek-aspek profesionalisme birokrasi sebagai

berikut:

1. Aspek Pengetahuan, berkaitan dengan pemahaman dan penguasaan secara baik dan jelas mengenai peraturan pelayanan, pemahaman bidang kerja dan kemampuan memberikan penjelasan.

2. Aspek Keterampilan, berkaitan dengan kehandalan menggunakan peralatan kantor, menguasai sistem operasional dan prosedur serta memahami kebutuhan atau keinginan publik.

3. Aspek Ketaatan Kode Etik, berkaitan dengan rasa tanggungjawab dan penampilan perilaku administrator untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang berlaku,

Page 42: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

42

seperti taat kepada kode etik, sikap dan perilaku melayani dan selalu menjaga citra organisasi.

Berdasarkan aspek-aspek profesionalisme birokrasi di atas, dapat

dinyatakan bahwa setiap aparatur birokrasi dalam menjalankan tugasnya harus

profesional yang memiliki aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek kode

etik yang dapat memberi pengaruh terhadap kinerja pegawai. Adapun pemahaman

kinerja pegawai, antara lain dikemukakan Mangkunegara (2004: 75) bahwa:

“Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Pengertian di atas dapat dipahami bahwa kinerja pegawai merupakan

penampilan kerja atau hasil kerja dari seorang atau sekelompok orang pegawai

dalam melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja secara optimal sebagai suatu

proses pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Lebih lanjut

Mangkunegara (2004: 75) menyatakan 4 (empat) faktor Kinerja Pegawai yang

menjadi standar penilaian hasil kerja sebagai berikut:

1. Kualitas Kerja yang meliputi ketepatan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan.

2. Kuantitas Kerja meliputi output rutin dan non rutin atau ekstra.

3. Keandalan atau dapat tidaknya seorang pegawai diandalkan, yakni dapat tidaknya mengikuti instruksi, kemampuan, inisiatif, kehati-hatian serta kerajinan.

4. Sikap yang meliputi sikap pegawai lain, pekerjaan serta kerjasama terhadap organisasi.

Page 43: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

43

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor

kinerja pegawai itu berkaitan dengan kualitas, kuantitas, keandalan dan sikap

pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasian. Setelah dijelaskan

kerangka berpikir variabel Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai

menurut ahli, selanjutnya dikemukakan keterkaitan antara kedua variabel yang

dikemukakan oleh Harits (2006: 15) sebagai berikut:

untuk meningkatkan kinerja pegawai yang efektif perlu dibangun profesionalisme birokrasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan memiliki sikap konsisten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sepenuh hati.

Pandangan di atas, tampak bahwa kinerja organisasi yang efektif akan

tercipta dengan adanya profesionalisme birokrasi yang memiliki keterampilan,

kecakapan dan memiliki sikap konsisten di dalam melaksanakan tugas sebagai

pelayan publik. Untuk melihat hubungan keterkaitan variabel Profesionalisme

Birokrasi dan Kinerja Pegawai dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 44: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

44

Gambar 1

Paradigma Berpikir tentang

Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai

2.3. Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka berpikir di atas, penulis

mengajukan hipotesis utama sebagai berikut:

1. Besarnya Profesionalisme Birokrasi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai

pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 45: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

45

2. Besarnya Profesionalisme Birokrasi yang ditentukan oleh: Aspek

Pengetahuan; Aspek Keterampilan dan Aspek Ketaatan Kode Etik

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 46: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

46

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan wilayah atau daerah penelitian di mana

peneliti melakukan penelitian. Objek penelitian dilakukan pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Uraian mengenai objek

penelitian ini dibahas dalam paragraf di bawah ini.

3.1.1. Gambaran Umum tentang Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

merupakan salah satu bagian unit organisasi dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh seorang Sekretaris. Berdasarkan Peraturan

Gubernur Jawa Barat Nomor 73 Tahun 2009, tugas pokok Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yaitu, menyelenggarakan

koordinasi perencanaan dan program Dinas, pengkajian perencanaan dan

program, pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum. Dalam melaksanakan

tugas pokok tersebut di atas, Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas.

b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program Sekretariat.

c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.

Page 47: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

47

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya membawahkan unit organisasi sebagai

berikut:

1. Subbagian Perencanaan dan Program

Subbagian Perencanaan dan Program mempunyai tugas pokok

melaksanakan koordinasi perencanaan dan penyusunan program. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Subbagian Perencanaan dan

Program mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan penyusunan bahan perencanaan dan program kerja Sekretariat

dan Subbagian Perencanaan dan Program.

2) Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan

program Dinas yang meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan

perfilman, pemasaran.

3) Pelaksanaan penyusunan bahan hasil koordinasi perencanaan dan program

Dinas yang meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman,

pemasaran.

4) Pelaksanaan pengkoordinasian perencanaan dan program UPTD.

2. Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan

administrasi keuangan di lingkungan Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Subbagian Keuangan mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan

tidak langsung Dinas.

Page 48: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

48

2) Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknis administrasi keuangan

Dinas.

3) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan pada UPTD.

3. Subbagian Kepegawaian dan Umum

Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, umum dan

perlengkapan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi, pengembangan

karir, kesejahteraan dan disiplin pegawai dan pengelolaan administrasi

kepegawaian lainnya.

2) Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan rumah tangga.

3) Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturan perundang-undangan,

kearsipan dan perpustakaan.

4) Pelaksanaan tugas kehumasan Dinas.

5) Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan Dinas.

3.1.2. Struktur Organisasi Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan

memiliki Struktur organisasi yang menggambarkan seluruh bagian dari unit-unit

kerja antara satu dengan yang lainnya saling terkait. Untuk melihat struktur

Page 49: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

49

organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat secara utuh

dikemukakan sebagai berikut:

Sumber: Perda Jabar No.21 Tahun 2008.

Gambar 2

Struktur Organisasi

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

merupakan bagian unit kerja dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat. Selanjutnya struktur organisasi Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Page 50: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

50

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat beserta unit kerja yang diawahinya dapat dilihat

pada bagan struktur berikut ini:

Sumber: Perda Jabar No.21 Tahun 2008.

Gambar 2

Struktur Organisasi

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

3.1.3. Kondisi Umum Pegawai Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Gambaran umum mengenai keadaan pegawai pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang juga merupakan responden

pada penelitian ini, secara ringkas dikemukakan pada tabel berikut:

Page 51: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

51

Tabel 3

Keadaan Pegawai berdasarkan Golongan dan Jabatan

No. Nama NIP Gol. Jabatan

1. H. Agus E. Hanafiah, S.Sos.,M.A.P

19720207 199202 1 002 IV/a Sekretaris

2. Drs. H. Rohana, MM. 19640914 198603 1 016 IV/a Kasubbag Kepegawaian & Umum

3. Nurwiyoto, S.Sos., M.Si 19671128 199003 1 003 IV/a Pelaksana 4. Dra. Diah Purnamawati 19650318 199303 2 003 III/d Pelaksana 5. Hj. Rita Mutiawati, S.A.P 19620921 198803 2 003 III/d Pelaksana 6. Sujoko, S.Sos 19681203 198903 1 008 III/d Pelaksana 7. Agus Sutikno, S.Sn. 19671123 200003 1 003 III/d Pelaksana 8. Tapip Wahyu N., S.Pd. 19660608 199403 1 009 III/d Pelaksana 9. Rusmadi 19671208 199003 1 006 III/b Pelaksana 10. Cecep Darmawan 19621023 199203 1 002 III/b Pelaksana 11. Memi Sumiarsih 19670929 199203 2 008 III/b Pelaksana 12. Misja 19650120 199308 1 001 III/b Pelaksana 13. Suciningrum 19610420 199103 2 003 III/b Pelaksana 14. Silfian Anggraeni, S.Sos. 19800405 201001 2 004 III/b Pelaksana 15. Irwan Setiawan, S.S. 19831029 201001 1 002 III/b Pelaksana 16. Ecep Sulaeman, A.Md. 19741202 199602 1 001 III/a Pelaksana 17. Ace Supriatna, A.Md. 19801122 200901 1 001 II/d Pelaksana 18. Wawan Winardi B. 1962060 2198103 1 006 II/d Pelaksana 19. Martodjo 19580610 199103 1 003 II/c Pelaksana 20. Ruhiman 19750206 200701 1 005 II/c Pelaksana 21. Kadarisman 19690508 200701 1 018 II/c Pelaksana 22. Asep Sulaeman 19660708 200901 1 001 II/b Pelaksana 23. Yuli Purnomo 19740708 200901 1 001 II/b Pelaksana 24. Rani Jaelani 19791221 200901 1 001 II/b Pelaksana 25. Erna Ratna Mutiara 19760721 201001 2 001 II/b Pelaksana 26. Caca 19690709 200701 1 011 II/b Pelaksana 27. Sukaeri 19600407 198503 1 007 II/a Pelaksana 28. Abdurohim 19640927 200701 1 002 II/a Pelaksana 29. Silvy Saptia 19860215 201412 2 002 II/a Pelaksana 30. Ason Soegiarto 19600406 200604 1 001 I/c Pelaksana 31. Ujang Rustandi 19780602 200901 1 002 I/c Pelaksana 32. Nunung Jubaedah, SE.Ak.

M.Si. 19681213 199803 2 005 IV/a Kasubbag

Keuangan 33. Nani Partini, SE. 19670522 198903 2 006 III/d Pelaksana

Page 52: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

52

No. Nama NIP Gol. Jabatan

34. Hj. Euis Nurhayati, S.Pd. 19600924 199012 2 001 III/d Pelaksana 35. Ernita, S.Sos 19690103 199003 2 005 III/d Pelaksana 36. Tika Sartika, S.Pd 19661104 199303 2 006 III/d Pelaksana 37. Eva Purnamawati, BA. 19610320 198603 2 005 III/c Pelaksana 38. Siti Komalasari 19681030 198903 2 004 III/c Pelaksana 39. Erliah 19581116 198102 2 001 III/b Pelaksana 40. Tintin Sumartini 19600116 198203 2 002 III/b Pelaksana 41. Sri Setyaningsih 19581224 198303 2 005 III/b Pelaksana 42. Rully Siti Fatia 19630115 198803 2 007 III/b Pelaksana 43. Asep Wahyu 19610915 198708 1 001 III/b Pelaksana 44. Isuy Suryati 19611116 198903 2 003 III/b Pelaksana 45. Mohamad Taofik 19640719 198903 1 004 III/b Pelaksana 46. Siti Aminah 19660917 199003 2 005 III/b Pelaksana 47. Dedeh Mardhiyah 19680801 199103 2 005 III/b Pelaksana 48. Rusfandi, SE. 19820106 201001 1 002 III/b Pelaksana 49. Acep Tedi Kustedi 19600927 198503 1 008 III/b Pelaksana 50. Heri Wibowo, SST 19750629 200701 1 005 III/a Pelaksana 51. Soleh 19651019 198810 1 001 III/a Pelaksana 52. Andi Rahman I., A.Md. 19770523 201101 1 001 II/d Pelaksana 53. Saeful Anwar 19830519 200901 1 001 II/b Pelaksana 54. Iwan Darmawan, SH. 19621218 198703 1 006 III/d Kasubbag Perenc.

& Program 55. Dra. Heni Fajria R.,

M.Hum. 19640613 199103 2 004 IV/a Pelaksana

56. Dra. Al Kustiati 19640315 199103 2 005 III/d Pelaksana 57. Asep M., S.Sos., MM. 19671216 199303 1 003 III/b Pelaksana 58. Soni I., S.Pd.,MM 19790812 201001 1 004 III/b Pelaksana 59. M. Hardirat M., S. Sos. 19820711 201101 1 002 III/b Pelaksana 60. Oktiani Pratiwi, S.I.Kom. 19841023 201101 2 004 III/b Pelaksana 61. R. Fajar Anggadiputra, SE 19890620 201101 1 001 III/a Pelaksana 62. Nasim 19600212 199001 1 001 II/d Pelaksana Sumber: Sekretariat Disparbud Provinsi Jawa Barat (2015).

Karakteristik di atas, menjelaskan tentang identitas pegawai yang terkait

dengan NIP, golongan dan jabatan sebagai kelengkapan dari data untuk

menggambarkan karakteristik dari pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 53: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

53

3.1.4. Gambaran Umum Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Gambaran umum mengenai kinerja Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dijabarkan ke dalam pelaksanaan beberapa

kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2014 yang dikemukakan

sebagai berikut:

1. Kegiatan penyelenggaraan administrasi perkantoran pada Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.2.370.449.000 realisasi anggarannya sebesar Rp.2.175.119.776 atau

91,76% dan fisik 100%. Output – terpenuhinya kebutuhan dasar administrasi

perkantoran dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, melalui:

honorarium tim pengadaan barang dan jasa 1 kegiatan, lembur PNS 12 bulan,

pengadaan ATK, cetakan dan alat teknik 12 bulan, benda pos berupa materai

dan prangko selama 12 bulan, belanja berlangganan telepon, listrik, air, surat

kabar, internet, TV kabel selama 12 bulan. Outcome – terselenggaranya

administrasi perkantoran pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat.

2. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana kantor pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.603.800.000 realisasi anggarannya sebesar Rp.598.849.999 atau 99,18%

dan fisik 100%. Output – terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana

kantor pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, melalui:

penataan gedung gallery, ruang sekretaris, halaman parkir, pemasangan

Page 54: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

54

canopy, pengadaan sepeda, AC, komputer, laptop, printer, dispenser, kamera,

handycam, infokus, penguat sinyal. Outcome – terpenuhinya sarana dan

prasarana kantor, pengadaan sarana dan prasarana kantor dalam mendukung

kegiatan kerumahtanggaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat administrasi perkantoran pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat.

3. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.3.919.440.800 realisasi anggarannya sebesar Rp.3.820.544.917 atau

97,48% dan fisik 100%. Output – perpeliharanya sarana dan prasarana

perkantoran pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat,

melalui: honorarium tim pengadaan barang dan jasa 6 OK, belanja BBM 12

bulan, pajak bumi dan bangunan 1 tahun, perawatan kendaraan bermotor roda

empat 13 unit, perawatan kendaraan bermotor roda dua 10 unit, STNK roda

empat 13 unit, STNK roda dua 13 unit. Outcome – terpenuhinya pemeliharaan

sarana dan prasarana kantor pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat.

4. Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan SKPD serta pelaporan capaian

kinerja dengan alokasi anggaran sebesar Rp.90.000.000 realisasi anggarannya

sebesar Rp.90.000.000 atau 100% dan fisik 100%. Output – tersedianya

dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan SKPD serta pelaporan capaian

kinerja berupa: RKA/DPA SKPD, Rencana Kerja (RENJA) SKPD, Draft

Penetapan Kinerja, Laporan Kinerja Bulanan, Laporan Kinerja Triwulan,

Page 55: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

55

Draft Laporan Kinerja Semester, Draft Laporan Kinerja Tahunan, Draft

LAKIP Disparbud Jabar, Draft LKPJ Disparbud Jabar, Draft LPPD, Draft

Perubahan RKA/DPA, Draft LKPJ Gubernur, Renstra OPD, pengadaan berkas

pendukung, pengadaan laporan pertanggungjawaban, pengadaan laporan

realisasi anggaran triwulan, pengadaan laporan keuangan interim semester I

s.d. IV, pengadaan laporan keuangan tahunan. Outcome – meningkatnya

kinerja Dinas melalui penyediaan dokumen perencanaan dan pelaporan

capaian kinerja serta keuangan kegiatan dalam rangka mewujudkan

akuntabilitas kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

3.2. Metode dan Desain Penelitian

3.2.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory

survey. Pemilihan metode ini didasarkan pertimbangan bahwa metode ini tidak

hanya menjelaskan atau menggambarkan fakta empiris di lapangan tetapi juga

akan menjelaskan analisis pengaruh, hal ini didasarkan pada pendapat

Singarimbun (1982: 4) yang menyatakan bahwa “penelitian explanatory

(penjelasan) atau confirmatory riset menyoroti hubungan antara variabel-variabel

penelitian dan menguji hipotesis atau testing research yang telah dirumuskan

sebelumnya”.

Page 56: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

56

Berdasarkan pendapat di atas, maka metode explanatory survey metode

yang berkaitan dengan menyoroti hubungan atau pengaruh variabel-variabel

penelitian dengan menguji hipotesis yang telah dikemukakan pada uraian

sebelumnya. Dengan demikian selain menggambarkan potret terhadap obyek yang

dikaji, juga menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel, menguji

hipotesis-hipotesis, membuat prediksi maupun implikasi.

Berdasarkan metode penelitian tersebut, maka metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey, yaitu penelitian yang

menyoroti hubungan atau pengaruh antara variabel penelitian dengan menguji

hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

3.2.2. Desain Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses mencari sesuatu secara sistematik

dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode tertentu. Penerapan metode

tersebut dalam praktek penelitian diperlukan desain penelitian yang sesuai dengan

kondisi dan situasi penelitian. Menurut Nazir (2011: 84) “Desain penelitian adalah

semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Dengan demikian jelas terlihat bahwa proses penelitian terdiri dari perencanaan

penelitian dan pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian.

Perencanaan penelitian, desainnya dimulai dengan mengadakan

penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan

diketahui dalam memecahkan masalah. Sedangkan pelaksanaan penelitian

meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan serta memilih pengukuran-

Page 57: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

57

pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk

mengumpulkan data kemudian membuat coding, editing dan memproses data

yang dikumpulkan.

3.3. Variabel dan Operasional Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Penelitian

Penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu Profesionalisme Birokrasi

sebagai Variabel Bebas (X) yang meliputi 3 aspek, yaitu: Pengetahuan;

Keterampilan dan Ketaatan Kode Etik. Adapun Kinerja Pegawai sebagai Variabel

Terikat (Y) yang meliputi 4 faktor, yaitu: Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja,

Keandalan dan Sikap.

3.3.2. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian dirumuskan untuk mendukung pemahaman

operasional dari variabel-variabel yang digunakan, variabel-variabel tersebut

dirumuskan sebagai berikut:

1. Variabel Profesionalisme Birokrasi (X), yaitu keandalan pegawai dalam

pelaksanaan tugas, agar tugas tersebut terlaksana dengan mutu yang tinggi,

waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

2. Variabel Kinerja Pegawai (Y), yaitu hasil kerja yang dicapai oleh pegawai di

lingkungan kerjanya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam

rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan

Page 58: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

58

sesuai dengan moral ataupun etika pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya secara keseluruhan variabel yang akan dioperasionalkan

dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Operasional Variabel Profesionalisme Birokrasi

Variabel Aspek-aspek Indikator No. Item

Profesionalisme Birokrasi

(X)

1. Pengetahuan. 1. Memahami peraturan kerja.

2. Memahami bidang kerja.

3. Mampu memberikan penjelasan.

1

2

3

2. Keterampilan. 1. Terampil menggunakan peralatan.

2. Mengerti prosedur kerja.

3. Memenuhi keinginan publik sesuai.

4

5

6

3. Ketaatan kode etik. 1. Memiliki rasa tanggungjawab.

2. Bekerja sesuai aturan.

3. Menjaga citra organisasi.

7

8

9

Sumber: Martin dan Schinzinger terjemahan Widodo (1994: 291), diolah oleh peneliti 2015.

Setelah dikemukakan tabel operasional variabel Profesionalisme Birokrasi

yang telah ditafsir dan diolah peneliti dari teori Martin dan Schinzinger

terjemahan Widodo (1994: 291), selanjutnya dikemukakan operasional variabel

penelitian kinerja pegawai dari Mangkunegara (2004: 75) yang telah ditafsir dan

diolah peneliti sebagai berikut:

Page 59: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

59

Tabel 5

Operasional Variabel Kinerja Pegawai

Variabel Faktor-faktor Indikator No. Item

Kinerja Pegawai

(Y)

1. Kualitas Kerja. 1. Ketepatan Kerja. 2. Ketelitian Kerja. 3. Mutu Kerja.

10 11 12

2. Kuantitas Kerja. 1. Jumlah Hasil Kerja. 2. Waktu Penyelesaian. 3. Target yang Dicapai.

13 14 15

3. Keandalan. 1. Dapat Dipercaya. 2. Keterampilan Kerja. 3. Inisiatif Kerja.

16 17 18

4. Sikap. 1. Kemampuan Komunikasi. 2. Pribadi yang Menarik. 3. Pandai Bergaul.

19 20 21

Sumber: Mangkunegara (2004: 75), diolah oleh peneliti 2015.

3.4. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah responden 60 orang pegawai

pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

menggunakan teknik sensus. Adapun rincian jumlah responden dikemukakan pada

tabel sebagai berikut:

Page 60: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

60

Tabel 6

Populasi Sasaran (Responden) N = 60

No Unit Kerja Jumlah (Orang)

1. Subbagian Perencanaan dan Program 7

2. Subbagian Keuangan 21

3. Subbagian Kepegawaian dan Umum 32

Jumlah 60 Sumber: Hasil Penelitian (2014).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melaksanakan penelitian

ini sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu studi dengan mempelajari buku-buku atau bahan-

bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang

dilakukan.

2. Studi lapangan, yaitu studi pengumpulan data yang langsung terjun ke

lapangan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan langsung ke lapangan serta mencatat fenomena

penting yang ada relevansinya dengan masalah yang sedang diteliti.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya-

jawab dengan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat.

Page 61: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

61

c. Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pernyataan secara tertulis kepada responden yang

menjadi sampel, dalam hal ini pegawai Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini bersifat tertutup, artinya setiap alternatif jawaban sudah

ditentukan terlebih dahulu dan responden tinggal memilih mana yang

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Penjaringan jawaban responden menggunakan kuesioner dengan teknik

Rating Scale, yaitu melalui pengukuran pada tingkat skala ordinal atau berjenjang

dengan kategori pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7

Bobot Nilai Pernyataan

No Pernyataan Bobot Nilai

Positif Negatif

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat Setuju (SS).

Setuju (S).

Netral (N)

Tidak Setuju (TS).

Sangat Tidak Setuju (STS).

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

Sumber: Likert dalam Al-Rasid (1994).

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum angket digunakan untuk pengumpulan data, maka terlebih dahulu

diuji validitas melalui Construc Validity dan reabilitas melalui Internal

Consistency-test.

Page 62: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

62

Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan memiliki error pengukuran

yang kecil, artinya skor setiap subyek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak

jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya. Dengan demikian secara keseluruhan

alat tes yang bersangkutan akan menghasilkan varian error yang kecil pula.

Ukuran dari validitas ditentukan oleh tingkat hubungan atau tingkat keeratan

(korelasi) antara item-item yang ada dengan jumlah skornya. Secara operasional

uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor untuk setiap item

dengan skor total. Adapun alat pengujian yang dipakai adalah rumus korelasi

Product Moment Pearson (Soepono dalam Iskandar, 2004: 65) sebagai berikut:

1. Penentuan nilai korelasi (r)

Untuk menentukan nilai korelasi, digunakan rumus sebagai berikut:

)1(

2

11

22

11

2

111

n

hjh

n

hjh

n

hih

n

hih

n

hjh

n

hih

n

hjhih

yx

YYnXXN

YXYXNr

Keterangan:

ryx : Koefisien validitas yang dicari.

X : Skor yang diperoleh subyek dalam setiap item.

Y : Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item.

N : Jumlah Subyek.

2. Kaidah Keputusan

Nilai rhitung kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan tingkat α

tertentu dan derajat bebas sebesar n-2. Kaidah keputusan sebagai berikut:

Page 63: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

63

a. Jika rhitung> rtabel maka alat ukur yang digunakan valid.

b. Jika rhitung< rtabel maka alat ukur yang digunakan tidak valid.

Untuk menguji validitas setiap item, skor-skor yang ada pada item yang

dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor item dipandang sebagai nilai X

dan skor total dipandang sebagai Y. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap

item dapat diketahui dengan pasti item-item manakah yang tidak memenuhi syarat

ditinjau dari validitasnya. Berdasarkan informasi tersebut peneliti dapat mengganti

ataupun merevisi item-item dimaksud.

Pengujian reliabilitas bertujuan mengetahui keandalan alat ukur yang

digunakan. Keandalan ini menunjukkan ketepatan dan homogenitas angket yang

digunakan sebagai alat ukur. Metoda yang digunakan untuk menguji reliabilitas

(keandalan) alat ukur pada penelitian ini digunakan interval consistency dengan

teknik belah dua (split half) dengan model matematisnya sebagai berikut:

r , di mana: ri = reliabilitas dan rb = korelasi antara belahan ganjil dan

belahan genap. Selanjutnya untuk menghitung koefisien reliabilitas, Cronbach

dalam Soehartono (2000: 86) menyarankan penggunaan koefisien alpha.

Koefisien alpha ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

11

∑…… . . 2

Dimana: α = Reliabilitas Instrument

k = Banya butir pernyataan

σt2 = Varians total

Σσb2 = Jumlah varians butir

Page 64: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

64

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu instrument

ditentukan berdasarkan pedoman interpretasi nilai berdasarkan koefisien

reliabilitas sebagai berikut:

+0,90 - +1,00 : luar biasa bagus/luar biasa reliabel

+0,85 - +0,88 : sangat bagus/sangat reliabel

+0,80 - +0,84 : bagus/reliabel

+0,70 - +0,79 : cukup reliabel

Kurang dari 0,70 : kurang reliabel

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui uji statistik, setelah data dikumpulkan

melalui angket penelitian. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis

jalur (Path Analysis), yaitu untuk mengukur pengaruh langsung dan tidak

langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Analisis data yang dipergunakan berdasarkan pedoman tabulasi data

dengan standar sebagai berikut:

1. Nilai Indeks Minimum, yaitu skor minimum dikali jumlah pernyataan dikali

jumlah responden.

2. Nilai Indeks Maksimum, yaitu skor maksimum dikali jumlah pernyataan dikali

jumlah responden.

3. Jenjang Range, yaitu jenjang Range yang diinginkan untuk katagori yang

diberikan terdiri dari tingkat: sangat rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Page 65: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

65

Range, ialah selisih antara nilai indeks maksimum dikurangi nilai indeks

minimum.

Selanjutnya sesuai hipotesis yang diajukan, maka diagram jalurnya dapat

dikemukakan sebagai berikut:

Gambar 2

Diagram Jalur Pengaruh Simultan Variabel X terhadap Y

Keterangan:

X = Profesionalisme Birokrasi

Y = Kinerja Pegawai

ε = Epsilon

Pyx = Pengaruh X terhadap Y

Py = Koefisien Jalur residu ke Y

Gambar di atas, merupakan diagram simultan dari analisis jalur. Sementara

itu diagram parsialnya dikemukakan sebagai berikut:

Page 66: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

66

Gambar 3

Diagram Jalur Pengaruh Parsial

Variabel X1 sampai dengan X3 terhadap Y

Keterangan:

X1 = Pengetahuan.

X2 = Keterampilan.

X3 = Ketaatan kode etik.

Y = Kinerja Pegawai.

rX1X2 = Koefisien Korelasi X1X2.

rX1X3 = Koefisien Korelasi X1X3.

rX2X3 = Koefisien Korelasi X2X3.

Pyx1 = Pengetahuan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Pyx2 = Keterampilan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Pyx3 = Ketaatan kode etik berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Py = Koefisien Jalur residu ke Y

Page 67: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

67

= Variabel residu yang terdiri dari 4 (empat) komponen terdiri dari:

1. Semua Variabel yang berpengaruh pada Y (di luar X) yang sudah

diidentifikasi.

2. Semua Variabel yang berpengaruh pada Y (di luar X) yang belum

diidentifikasi.

3. Kekeliruan Pengukuran.

4. Komponen yang sifatnya tidak bisa diramalkan.

Berdasarkan gambar korelasi antara variabel X ke Y dapat dilihat besarnya

koefisien jalur antara variabel bebas dengan variabel terikat X1, X2 dan X3 ke Y.

Menurut data yang sudah tersusun, tahap selanjutnya menentukan total skor untuk

masing-masing variabel, karena skor merupakan data yang terbentuk ordinal.

Untuk keperluan perhitungan selanjutnya data tesebut perlu ditransformasikan ke

dalam bentuk data interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval.

Setelah itu nilai-nilai skor untuk variabel diakumulasikan dan tahap akhir

dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

Pengaruh variabel penyebab Pyx1X1, Pyx2X2 dan Pyx3X3 terhadap Y

diperlihatkan oleh besar parameter strukturnya (PyxiXi). Besarnya pengaruh

variabel Pyx1X1, Pyx2X2 dan Pyx3X3 terhadap Y ditentukan dengan modifikasi

dari persamaan fungsi (1).

Untuk menentukan nilai koefiesien Pyxi, menurut Al Rasjid (1994: 23)

dapat dipergunaakan persamaan fungsi sebagai berikut:

)3(CR I i

ii1

iryxPyx

Keterangan:

CRii : Unsur pada baris ke-i dan kolom ke-i dari matriks invers korelasi ryxi.

Page 68: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

68

Pengaruh variabel lainnya dapat ditentukan melalui rumus (Al-Rasjid,

1994: 23) sebagai berikut:

)4(R - I 12

1 yxPxy

dalam hal ini:

)5(ryx Pyx 1i12 yxR

Berdasarkan pengaruh langsung setiap variabel bebas diperlihatkan oleh

besarnya koefisien jalur.

3.8. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu

secara simultan dan parsial. Pengujian secara simultan dilakukan berdasarkan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : ρyx1 …. ρyxk = 0

H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah ρyx1 ≠ 0,1 = 1,2,..k

2. Tentukan statistik uji yang akan digunakan:

1 ∑

1 ∑…… 6

atau

11

…… 7

Page 69: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

69

3. Adapun kriteria ujinya adalah sebagai berikut:

Statistik uji di atas mengikuti distribusi F-Snedecor dengan derajat bebas v1=k

dan v2=n-k-1. Kriteria uji, ditolak jika F > F α(kjn-k-1) diperoleh dari tabel

distribusi F dengan α = 5%, derajat bebasnya, db1 = k, dan db2 = n-k-1.

Sedangkan pengujian secara parsial dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Tentukan hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 ρyx1 = 0 melawan H1 ρyx1 = 0

2. Tentukan statistik uji yang akan digunakan:

ρ

; 1,2, … …… 8

3. Adapun kriteria ujinya adalah:

Jika nilai ti> tα/2(n-k-1) dimana tα/2(n-k-1) adalah nilai t kritis tabel, maka uji

hipotesis H0 tersebut ditolak atau uji tersebut adalah signifikan atau koefisien

jalur tersebut signifikan.

4. Membuat kesimpulan.

3.9. Lokasi dan Jadual Penelitian

Penelitian dilakukan pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat di Jalan RE. Martadinata No. 209 Bandung, pelaksanaan

penelitian direncanakan selama 6 (enam) bulan dengan rincian jadual sebagai

berikut:

Page 70: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

70

No

Thn 2015 2016

Kegiatan Bln Juli Agst. Sept. Okt. Nov. D. J. Feb.

Mgg 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Usulan Penelitian:

a. Penyusunan Usulan Penelitian

b. Penyusunan Pedoman Observasi

c. Penyusunan Pedoman Wawancara

d. Penyusunan Angket

2. Bimbingan

3. Seminar Usulan Penelitian

4. Pengumpulan Data:

a. Observasi

b. Wawancara

c. Penyebaran dan Penarikan Angket

5. Pengolahan Data

6. Analisis Data

7. Penyelesaian Draft Akhir

8. Sidang Tesis

9. Perbaikan Tesis

Gambar 5

Jadual Penelitian

Page 71: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan data penelitian yang diolah secara faktual

dari responden melalui angket penelitian sebagai sumber data yang langsung

didapatkan dari anggota populasi.

4.1.1. Identitas Responden

Sebagaimana telah dicantumkan dalam Bab III tabel 6 Populasi Sasaran

atau Responden, yaitu para pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak

60 orang.

Jumlah responden tersebut dianalisis melalui perhitungan persentase dan

koefisien korelasi untuk melihat hubungan antar aspek dari variabel-variabel yang

telah dijadikan teori utama dalam kerangka pemikiran dan juga untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan di muka. Selanjutnya setelah dibahas hubungan

antar langkah pada setiap variabel yang dimulai dari X1 sampai dengan X3,

dilanjutkan dengan pembahasan pengaruh Variabel X1 sampai dengan X3 (X)

terhadap (Y).

4.1.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas sangat penting dalam pengujian instrumen

sebagai alat dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan untuk menilai

Page 72: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

72

sejauhmana instrumen penelitian yang digunakan telah sahih untuk mengukur

variabel. Adapun uji reliabilitas digunakan untuk menilai sejauhmana tingkat

kehandalan suatu instrumen penelitian.

4.1.2.1. Uji Validitas

Angket penelitian disusun dalam dua kelompok sesuai dengn banyaknya

variabel penelitian. Jumlah item keseluruhan adalah 21 item pernyataan. Angket

yang digunakan dalam mengukur variabel, terdiri dari variabel Profesionalisme

Birokrasi (X) dan variabel Kinerja Pegawai (Y). Variabel Profesionalisme

Birokrasi (X) dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek Pengetahuan (X1), aspek

Keterampilan (X2) dan aspek Ketaatan Kode Etik (X3). Variabel Kinerja Pegawai

(Y) yang terbagi ke dalam empat faktor, yaitu faktor Kualitas Kerja (Y1), faktor

Kuantitas Kerja (Y2), faktor Keandalan (Y3) dan faktor Sikap (Y4). Semua

pernyataan angket diukur dalam skala ordinal dan disusun dalam bentuk skala

Likert.

Pengujian instrumen penelitian sangat penting dilakukan sebelum

penelitian dilaksanakan, karena pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah

instrumen telah memenuhi persyaratan, baik ditinjau dari segi

kesahihan/validitasnya maupun dari segi keterandalannya. Menurut Sugiono

(1999: 109) “sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan valid jika instrumen

penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”.

Page 73: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

73

Sebuah instrumen dapat dikatakan sahih apabila dapat mengukur apa yang

diukur. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen penelitian mampu mengukur

variabel Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud

(Arikunto, 11808: 153). Adapun alat pengujian yang dipakai pada penelitian

adalah rumus korelasi Product Moment Pearson seperti yang telah dikemukakan

pada Bab III persamaan (1).

Untuk menguji validitas setiap item, skor-skor yang ada pada item yang

dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor item dipandang sebagai nilai X

dan skor total dipandang sebagai Y. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap

item dapat diketahui dengan pasti item-item manakah yang tidak memenuhi syarat

ditinjau dari validitasnya. Berdasarkan informasi tersebut peneliti dapat mengganti

ataupun merevisi item-item dimaksud. Pengujian terhadap item dapat dilakukan

dengan mengkorelasikan item dengan skor total pada faktor. Hasil uji validitas

terhadap variabel Profesionalisme Birokrasi (X) adalah sebagai berikut:

Page 74: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

74

Tabel 7

Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Birokrasi (X)

Item R Rtabel Keputusan

1 0,4650 0,1946 Valid 2 0,7257 0,1946 Valid 3 0,8329 0,1946 Valid 4 0,6736 0,1946 Valid 5 0,7900 0,1946 Valid 6 0,7592 0,1946 Valid 7 0,9005 0,1946 Valid 8 0,4902 0,1946 Valid 9 0,8043 0,1946 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015.

Uji validitas untuk variabel Y (Kinerja Pegawai) yang terdiri dari 12 item

pernyataan menyatakan bahwa semua item pernyataan valid. Hasil perhitungan

dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 8

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Item R Rtabel Keputusan

10 0,7309 0,1946 Valid 11 0,4540 0,1946 Valid 12 0,5206 0,1946 Valid 13 0,6127 0,1946 Valid 14 0,2085 0,1946 Valid 15 0,7038 0,1946 Valid 16 0,6995 0,1946 Valid 17 0,5845 0,1946 Valid 18 0,2920 0,1946 Valid 19 0,5727 0,1946 Valid 20 0,2910 0,1946 Valid 21 0,7052 0,1946 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015.

Page 75: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

75

Suatu item dikatakan valid apabila nilai r atau nilai korelasi antara skors

item dengan totalnya menunjukkan koefisien yang signifikan, dikatakan

signifikan apabila nilai rtabel dari item lebih kecil dari nilai rhitung, dengan

menggunakan tabel r untuk korelasi product moment dan mengambil α = 0,05 dan

n = 60. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai rtabel 0,1946, apabila

terdapat pernyataan item yang tidak valid maka data yang didapatkan tidak bisa

digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.1.2.2. Uji Reliabilitas Kuesioner

Hasil penelitian tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan

instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian instrumen pada

penelitian ini adalah kuesioner, sehingga data yang diperoleh dan responden akan

di uji kualitas datanya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi

dengan kata lain bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, bila alat pengukur

tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama, dan

hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Setiap instrumen seharusnya

memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten,

sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali

pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

Untuk menghitung koefisien reliabilitas, Cronbach (1951) dalam Soehartono

Page 76: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

76

(2000: 86) menyarankan penggunaan koefisien alpha: “suatu koefisien reliabilitas

yang diseut koefisien alpha. Koefisien alpha ini dihitung dengan menggunakan

rumus yang dikemukakan pada Bab III persamaan (2).

Berdasarkan hasil perhitungan data dengan menggunakan rumus tersebut,

maka diperoleh keputusan koefisien reliabilitas dari masing-masing variabel

sebagai berikut:

Tabel 9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No. Resp Total Skor Pernyataan

Nomor Ganjil Total Skor Pernyataan

Nomor Genap 1 45 40 2 46 36 3 45 35 4 45 35 5 48 39 6 52 40 7 53 40 8 44 38 9 47 37 10 52 38 11 52 38 12 40 34 13 38 37 14 38 37 15 45 37 16 45 37 17 38 37 18 47 35 19 38 37 20 55 50 21 46 41 22 42 32 23 48 40 24 46 32 25 45 40

Page 77: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

77

No. Resp Total Skor Pernyataan

Nomor Ganjil Total Skor Pernyataan

Nomor Genap 26 46 36 27 45 35 28 45 35 29 48 39 30 52 40 31 53 44 32 44 38 33 47 37 34 52 38 35 52 38 36 40 34 37 38 37 38 38 37 39 45 37 40 45 37 41 38 37 42 47 35 43 38 37 44 55 50 45 46 41 46 42 32 47 48 39 48 46 37 49 53 40 50 44 38 51 47 37 52 52 38 53 52 38 54 40 34 55 38 37 56 38 37 57 45 37 58 45 37 59 38 37 60 47 37

Korelasi 0,5521 Angka Reliabilitas 0,7115 Kesimpulan Cukup reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015.

Page 78: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

78

Balian (3608) dalam Soehartono (2004: 85) mengemukakan pedoman

interpretasi nilai berdasarkan koefisien reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

+0,90 - +1,00 : luar biasa bagus/luar biasa reliabel

+0,85 - +0,88 : sangat bagus/sangat reliabel

+0,80 - +0,84 : bagus/reliabel

+0,70 - +0,79 : cukup reliabel

Kurang dari 0,70 : kurang reliabel

Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian mempunyai

nilai reliabilitas yang reliabel. Keputusan reliabel ini menunjukkan bahwa seluruh

instrumen yang digunakan untuk mengukur seluruh item dari variabel

Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai sebagaimana telah

dioperasionalkan pada operasionalisasi variabel dapat diterima keterandalannya

atau kekonsistenannya.

4.1.3. Penetapan Koefisien Korelasi

Setelah diketahui dan didapatkan data hasil penelitian dari para responden

dengan cara menghitungnya. Kemudian dijelaskan berdasarkan aspek-aspek yang

dibahas dalam aspek-aspek penelitian dan dilakukan pembahasan berdasarkan

Gambar pada Bab III yang telah dibahas di muka dengan menetapkan koefisien:

X1 = Aspek Pengetahuan.

X2 = Aspek Keterampilan.

X3 = Aspek Ketaatan Kode Etik.

Page 79: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

79

rX = Koefisien Korelasi.

Pyx = Pengaruh X terhadap Y

Py = Koefisien Jalur residu ke Y

Kemudian dengan menggunakan persamaan (1), diperoleh matrik

korelasi, antara X1, X2 dan X3.

2

11

22

11

2

111

n

hjh

n

hih

n

hih

n

hih

n

hjh

n

hih

n

hjhih

yx

YYnXXN

YXYXNr

Selanjutnya berdasarkan rumusan di atas dapat dijelaskan matriks korelasi

dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 10

Matrik Korelasi X1, hingga X3

X1 X2 X3

X1 1,000 0,717 0,358 X2 0,717 1,000 0,520 X3 0,358 0,520 1,000

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Selanjutnya diperlihatkan matriks invers korelasi, setelah dihitung

sedemikian rupa dengan menggunakan rumus korelasi diperoleh hasil hitungan

seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Page 80: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

80

Tabel 11

Invers Matrik Korelasi X1 hingga X3

X1 X2 X3

X1 2,982 -1,580 0,243

X2 -1,580 2,418 -0,646

X3 0,243 -0,646 1,389

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

4.1.4. Deskripsi Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi (X)

Gambaran mengenai Profesionalisme Birokrasi tercermin dari hasil

jawaban responden yang diukur melalui tiga aspek, sebagaimana telah ditetapkan

dalam kerangka pikir yang dikemukakan di muka sesuai pendapat ahli.

Selanjutnya masing-masing aspek dari Profesionalisme Birokrasi tersebut

memiliki indikator-indikator yang akan dinilai oleh responden dalam bentuk

jawaban terhadap pernyataan angket yang berkaitan dengan ke tiga aspek

Profesionalisme Birokrasi tersebut.

Pernyataan yang harus dijawab responden mengenai Profesionalisme

Birokrasi terdiri dari 9 item, yaitu setiap aspek Profesionalisme Birokrasi terdiri

dari 3 item pernyataan. Hasil pengolahan data variabel Profesionalisme Birokrasi

tersebut disajikan dalam bentuk tabel frekuensi pada masing-masing item

pernyataan berikut penjelasannya.

a. Profesionalisme Birokrasi Mengacu pada Aspek Pengetahuan (X1)

Aspek Pengetahuan menjelaskan bahwa Profesionalisme Birokrasi pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus

dilakukan melalui indikator: Memahami peraturan kerja, Memahami bidang kerja

Page 81: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

81

dan Mampu memberikan penjelasan. Untuk melihat hasil penelitian dari

komponen ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12

Frekuensi Aspek Pengetahuan

No Pernyataan Responden

Memahami peraturan kerja

Memahami bidang kerja

Mampu memberikan penjelasan

Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 19 31,67 0 0,00 15 25,00 2. Setuju 38 63,33 2 3,33 24 40,00 3. Netral 3 5,00 4 6,67 21 35,00 4. Tidak Setuju 0 0,00 45 75,00 0 0,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 9 15,00 0 0,00

Jumlah 60 100,00 60 100,00 60 100,00 Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Profesionalisme Birokrasi

harus mengacu pada Aspek Pengetahuan (X1) dengan indikator meliputi:

Memahami peraturan kerja, Memahami bidang kerja dan Mampu memberikan

penjelasan. Masing-masing indikator dijelaskan berdasarkan hasil penelitian

sebagai berikut.

Indikator Memahami peraturan kerja memperlihatkan pernyataan setuju

dan sangat setuju berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan

setuju menunjukkan besaran angka 63,33% dan pernyataan sangat setuju

menunjukkan besaran angka 31,67%. Sedangkan sisanya menunjukkan angka

yang lebih kecil, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Memahami peraturan kerja

telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Pengetahuan.

Page 82: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

82

Indikator Memahami bidang kerja memperlihatkan pernyataan tidak setuju

berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan tidak setuju

menunjukkan besaran angka 75,00%. Sedangkan sisanya memilih jawaban yang

lebih bervariasi, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Memahami bidang kerja

telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Pengetahuan.

Indikator Mampu memberikan penjelasan memperlihatkan pernyataan

setuju dan netral berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan

setuju menunjukkan besaran angka 40,00% dan pernyataan netral menunjukkan

besaran angka 35,00%. Sedangkan sisanya lebih bervariasi jawabannya, hal ini

menunjukkan bahwa Indikator Mampu memberikan penjelasan telah dilaksanakan

sesuai dengan Aspek Pengetahuan.

Tabel 13

Skor Aspek Pengetahuan

No. Pernyataan

FiXi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

1 19 38 3 0 0 5 4 3 2 1 95 152 9 0 0 256 2 0 2 4 45 9 1 2 3 4 5 0 4 12 180 45 241 3 15 24 21 0 0 5 4 3 2 1 75 96 63 0 0 234

Jumlah 731 Kriteria Tinggi Menuju Sangat Tinggi

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Perhitungan secara keseluruhan dari Aspek Pengetahuan, dengan jumlah

responden 60 orang, maka jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang

berjumlah 3 dengan kriteria sebagai berikut:

Page 83: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

83

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Garis Kontinum (kuartil) Aspek Pengetahuan (X1) dapat digambarkan

sebagai berikut:

180 360 540 720 900

731

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 12

Tahapan Kuartil Aspek Pengetahuan

Penilaian terhadap Aspek Pengetahuan menghasilkan skor sebesar 731 dan

terletak pada interval Tinggi menuju Sangat Tinggi. Jadi Aspek Pengetahuan pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menurut

responden berada pada posisi tinggi menuju sangat tinggi.

b. Profesionalisme Birokrasi Mengacu pada Aspek Keterampilan (X2)

Aspek Keterampilan menjelaskan bahwa Profesionalisme Birokrasi pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus

dilakukan melalui indikator: Terampil menggunakan peralatan, Mengerti prosedur

Page 84: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

84

kerja dan Memenuhi keinginan publik. Untuk melihat hasil penelitian dari

komponen ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14

Frekuensi Aspek Keterampilan

No Pernyataan Responden

Terampil menggunakan

peralatan

Mengerti prosedur kerja

Memenuhi keinginan

public Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 8 13,33 0 0,00 9 15,00 2. Setuju 36 60,00 3 5,00 35 58,33 3. Netral 5 8,33 2 3,33 16 26,67 4. Tidak Setuju 11 18,33 45 75,00 0 0,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 10 16,67 0 0,00

Jumlah 60 100 60 100 60 100 Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Profesionalisme Birokrasi

harus mengacu pada Aspek Keterampilan (X2) dengan indikator meliputi:

Terampil menggunakan peralatan, Mengerti prosedur kerja dan Memenuhi

keinginan publik. Masing-masing indikator dijelaskan berdasarkan hasil penelitian

sebagai berikut.

Indikator Terampil menggunakan peralatan memperlihatkan pernyataan

setuju dan tidak setuju berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan

pernyataan setuju menunjukkan besaran angka 60,00% dan pernyataan tidak

setuju menunjukkan besaran angka 18,33%. Sedangkan sisanya menunjukkan

besaran angka yang lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Terampil

menggunakan peralatan telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Keterampilan.

Page 85: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

85

Indikator Mengerti prosedur kerja memperlihatkan pernyataan tidak

setuju berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan tidak

setuju menunjukkan besaran angka 75,00%. Sedangkan sisanya menunjukkan

besaran angka bervariasi dan lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator

Mengerti prosedur kerja telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Keterampilan.

Indikator Memenuhi keinginan publik memperlihatkan pernyataan setuju

berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju

menunjukkan besaran angka 58,33%. Sedangkan sisanya lebih bervariasi dan

menunjukan besaran yang lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator

Memenuhi keinginan publik telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek

Keterampilan.

Tabel 15

Skor Aspek Keterampilan

No. Pernyataan

FiXi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

4 8 36 5 11 0 5 4 3 2 1 40 144 15 22 0 221 5 0 3 2 45 10 1 2 3 4 5 0 6 6 180 50 242 6 9 35 16 0 0 5 4 3 2 1 45 140 48 0 0 233

Jumlah 696

Kriteria Antara Sedang menuju Tinggi Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Penilaian untuk Aspek Keterampilan, dengan jumlah responden 60 orang,

maka jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang berjumlah 3 dengan

kriteria sebagai berikut:

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Page 86: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

86

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Garis Kontinum (kuartil) Penilaian Aspek Keterampilan (X2) dapat

digambarkan sebagai berikut:

180 360 540 720 900

696

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 13

Tahapan Kuartil Aspek Keterampilan

Penilaian terhadap Aspek Keterampilan menghasilkan skor sebesar 696

dan terletak pada interval sedang menuju tinggi. Jadi Aspek Keterampilan di

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menurut

responden sedang menuju tinggi.

c. Profesionalisme Birokrasi Mengacu pada Aspek Ketaatan Kode Etik (X3)

Aspek Ketaatan Kode Etik menjelaskan bahwa Profesionalisme Birokrasi

pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus

dilakukan melalui indikator: Memiliki rasa tanggungjawab, Bekerja sesuai aturan

dan Menjaga citra organisasi. Untuk melihat hasil penelitian dari komponen ini

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 87: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

87

Tabel 16

Frekuensi Aspek Ketaatan Kode Etik

No Pernyataan Responden

Memiliki rasa tanggungjawab

Bekerja sesuai aturan

Menjaga citra organisasi

Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 37 61,67 8 13,33 37 61,67 2. Setuju 21 35,00 13 21,67 23 38,33 3. Netral 2 3,33 6 10,00 0 0,00 4. Tidak Setuju 0 0,00 28 46,67 0 0,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 5 8,33 0 0,00

Jumlah 60 100 60 100 60 100 Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Profesionalisme Birokrasi

harus mengacu pada Aspek Ketaatan Kode Etik (X3) dengan indikator meliputi:

Memiliki rasa tanggungjawab, Bekerja sesuai aturan dan Menjaga citra organisasi.

Masing-masing indikator dijelaskan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut.

Indikator Memiliki rasa tanggungjawab memperlihatkan pernyataan sangat

setuju dan setuju berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan

sangat setuju menunjukkan besaran angka 61,67% dan pernyataan setuju

menunjukkan besaran angka 35,00%. Sedangkan sisanya lebih bervariasi dan

lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Memiliki rasa tanggungjawab

telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Ketaatan Kode Etik.

Indikator Bekerja sesuai aturan memperlihatkan pernyataan tidak setuju

berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan tidak setuju

menunjukkan besaran angka 46,67%. Sedangkan sisanya memilih jawaban yang

Page 88: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

88

lebih bervariasi dan lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Bekerja

sesuai aturan telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Ketaatan Kode Etik.

Indikator Menjaga citra organisasi memperlihatkan pernyataan sangat

setuju berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan sangat

setuju menunjukkan besaran angka 61,67%. Sedangkan sisanya menunjukkan

besaran angka bervariasi dan lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator

Menjaga citra organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan Aspek Ketaatan Kode

Etik.

Tabel 17

Skor Aspek Ketaatan Kode Etik

No. Pernyataan

FiXi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

7 37 21 2 0 0 5 4 3 2 1 185 84 6 0 0 275 8 8 13 6 28 5 1 2 3 4 5 8 26 18 112 25 189 9 37 23 0 0 0 5 4 3 2 1 185 92 0 0 0 277

Jumlah 741

Kriteria Tinggi menuju Sangat Tinggi Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Penilaian untuk Aspek Ketaatan Kode Etik, dengan jumlah responden 60

orang, maka jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang berjumlah 3

dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Page 89: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

89

Garis Kontinum (kuartil) Aspek Ketaatan Kode Etik (X3) dapat

digambarkan sebagai berikut:

180 360 540 720 900

741

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 13

Tahapan Kuartil Aspek Ketaatan Kode Etik

Penilaian terhadap Aspek Ketaatan Kode Etik menghasilkan skor sebesar

741 dan terletak pada interval tinggi menuju sangat tinggi. Jadi Aspek Ketaatan

Kode Etik di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

menurut responden tinggi menuju sangat tinggi.

4.1.5. Deskripsi Faktor-faktor Kinerja Pegawai (Y)

Gambaran mengenai Kinerja Pegawai tercermin dari hasil jawaban

responden yang diukur melalui empat faktor. Masing-masing faktor memiliki

indikator-indikator yang akan dinilai oleh responden dalam bentuk jawaban dari

pernyataan yang berkaitan dengan ke empat faktor penilaian Kinerja Pegawai

tersebut.

Pernyataan yang harus dijawab responden mengenai Kinerja Pegawai

terdiri 12 item, yaitu setiap faktor penilaian terdiri dari 3 item pernyataan. Hasil

pengolahan data Kinerja Pegawai tersebut disajikan dalam tabel frekuensi masing-

masing item pernyataan berikut dengan penjelasannya.

Page 90: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

90

a. Kinerja Pegawai Mengacu pada Faktor Kualitas Kerja (Y1)

Faktor Kualitas Kerja menjelaskan bahwa Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus

dilakukan melalui indikator: Ketepatan kerja, Ketelitian kerja dan Mutu kerja.

Untuk melihat hasil penelitian dari faktor ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18

Frekuensi Faktor Kualitas Kerja

No Pernyataan Responden

Ketepatan kerja Ketelitian kerja Mutu kerja Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 16 26,67 0 0,00 14 23,33 2. Setuju 31 51,67 24 40,00 44 73,33 3. Netral 11 18,33 3 5,00 2 3,33 4. Tidak Setuju 2 3,33 28 46,67 0 0,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 5 8,33 0 0,00

Jumlah 60 100 60 100 60 100 Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kinerja Pegawai harus

mengacu pada Faktor Kualitas Kerja (Y1) dengan indikator meliputi: Ketepatan

kerja, Ketelitian kerja dan Mutu kerja. Masing-masing indikator dijelaskan

berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut.

Indikator Ketepatan kerja memperlihatkan pernyataan setuju berada pada

posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan besaran

angka 51,67%. Sedangkan sisanya bervariasi dengan angka yang lebih rendah, hal

ini menunjukkan bahwa Indikator Ketepatan kerja telah dilaksanakan sesuai

dengan Faktor Kualitas Kerja.

Page 91: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

91

Indikator Ketelitian kerja memperlihatkan pernyataan tidak setuju berada

pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan tidak setuju

menunjukkan besaran angka 46,67%. Sedangkan sisanya lebih bervariasi dengan

besaran angka yang lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Ketelitian

kerja telah dilaksanakan sesuai dengan Faktor Kualitas Kerja.

Indikator Mutu kerja memperlihatkan pernyataan setuju berada pada posisi

tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan besaran angka

73,33%. Sedangkan sisanya bervariasi dan menunjukkan besaran angka rendah,

hal ini menunjukkan bahwa Indikator Mutu kerja telah dilaksanakan sepenuhnya

sesuai dengan Faktor Kualitas Kerja.

Tabel 19

Skor Faktor Kualitas Kerja

No. Pernyataan

FiXi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

10 16 31 11 2 0 5 4 3 2 1 80 124 33 4 0 241 11 0 24 3 28 5 1 2 3 4 5 0 48 9 112 25 194 12 14 44 2 0 0 5 4 3 2 1 70 176 6 0 0 252

Jumlah 687

Kriteria Antara Sedang menuju Tinggi Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Penilaian untuk Faktor Kualitas Kerja, dengan jumlah responden 60 orang,

maka jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang berjumlah 3 dengan

kriteria sebagai berikut:

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Page 92: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

92

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Garis Kontinum (kuartil) Penilaian Faktor Kualitas Kerja (Y1) dapat

digambarkan sebagai berikut:

180 360 540 720 900

687

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 14

Tahapan Kuartil Faktor Kualitas Kerja

Penilaian terhadap Faktor Kualitas Kerja menghasilkan skor sebesar 687

dan terletak pada interval sedang menuju tinggi. Jadi Faktor Kualitas Kerja di

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menurut

responden sedang menuju tinggi.

b. Kinerja Pegawai Mengacu pada Faktor Kuantitas Kerja (Y2) Faktor Kuantitas Kerja menjelaskan bahwa Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus

dilakukan melalui indikator: Jumlah hasil kerja, Waktu penyelesaian dan Target

yang dicapai. Untuk melihat hasil penelitian dari faktor ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 93: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

93

Tabel 20

Frekuensi Faktor Kuantitas Kerja

No Pernyataan Responden

Jumlah hasil kerja

Waktu penyelesaian

Target yang dicapai

Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 24 40,00 9 15,00 30 50,00 2. Setuju 18 30,00 20 33,33 27 45,00 3. Netral 18 30,00 16 26,67 3 5,00 4. Tidak Setuju 0 0,00 15 25,00 0 0,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 60 100 60 100 60 100

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kinerja Pegawai harus

mengacu pada Faktor Kuantitas Kerja (Y2) dengan indikator meliputi: Jumlah

hasil kerja, Waktu penyelesaian dan Target yang dicapai. Masing-masing

indikator dijelaskan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut.

Indikator Jumlah hasil kerja memperlihatkan pernyataan sangat setuju

berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan sangat setuju

menunjukkan besaran angka 40,00%. Sedangkan sisanya bervariasi dan

menunjukkan besaran angka rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Jumlah

hasil kerja sudah dilaksanakan sesuai dengan Faktor Kuantitas Kerja.

Indikator Waktu penyelesaian memperlihatkan pernyataan setuju berada

pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan

besaran angka 33,33%. Sedangkan sisanya bervariasi dengan besaran angka yang

Page 94: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

94

lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Waktu penyelesaian telah

dilaksanakan sesuai dengan Faktor Kuantitas Kerja.

Indikator Target yang dicapai memperlihatkan pernyataan sangat setuju

berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan sangat setuju

menunjukkan besaran angka 50,00%. Sedangkan sisanya memilih yang lain dengn

nilai yang lebih rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Target yang dicapai

telah dilaksanakan sesuai dengan Faktor Kuantitas Kerja.

Tabel 21

Skor Faktor Kuantitas Kerja

No. Pernyataan

FiXi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

13 24 18 18 0 0 5 4 3 2 1 120 72 54 0 0 246 14 9 20 16 15 0 5 4 3 2 1 45 80 48 30 0 203 15 30 27 3 0 0 5 4 3 2 1 150 108 9 0 0 267

Jumlah 716

Kriteria Antara Sedang menuju Tinggi Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Penilaian untuk Faktor Kuantitas Kerja, dengan jumlah responden 60

orang, maka jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang berjumlah 3

dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Page 95: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

95

Garis Kontinum (kuartil) Penilaian Faktor Kuantitas Kerja (Y2) dapat

digambarkan sebagai berikut:

180 360 540 720 900

716

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 15

Tahapan Kuartil Faktor Kuantitas Kerja

Penilaian terhadap Faktor Kuantitas Kerja menghasilkan skor sebesar 716

dan terletak pada interval sedang menuju tinggi. Jadi Faktor Kuantitas Kerja di

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menurut

responden sedang menuju tinggi.

c. Kinerja Pegawai Mengacu pada Faktor Keandalan (Y3)

Faktor Keandalan menjelaskan bahwa Kinerja Pegawai pada Sekretariat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus dilakukan melalui

indikator: Dapat dipercaya, Keterampilan kerja dan Inisiatif kerja. Untuk melihat

hasil penelitian dari aspek ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 96: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

96

Tabel 22

Frekuensi Faktor Keandalan

No Pernyataan Responden

Dapat dipercaya

Keterampilan kerja

Inisiatif kerja

Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 24 40,00 21 35,00 0 0,00 2. Setuju 33 55,00 22 36,67 11 18,33 3. Netral 3 5,00 17 28,33 2 3,33 4. Tidak Setuju 0 0,00 0 0,00 45 75,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 0 0,00 2 3,33

Jumlah 60 100 60 100 60 100

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kinerja Pegawai harus

mengacu pada Faktor Keandalan (Y3) dengan indikator meliputi: Dapat dipercaya,

Keterampilan kerja dan Inisiatif kerja. Masing-masing indikator dijelaskan

berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut.

Indikator Dapat dipercaya memperlihatkan pernyataan setuju berada pada

posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan besaran

angka 55,00%. Sedangkan sisanya bervariasi dan menunjukkan besaran angka

rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Dapat dipercaya telah dilaksanakan

sesuai dengan Faktor Keandalan.

Indikator Keterampilan kerja memperlihatkan pernyataan setuju berada

pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan

besaran angka 36,67%. Sedangkan sisanya bervariasi dan menunjukkan besaran

angka rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Keterampilan kerja telah

dilaksanakan sesuai dengan Faktor Keandalan.

Page 97: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

97

Indikator Inisiatif kerja memperlihatkan pernyataan tidak setuju berada

pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan tidak setuju

menunjukkan besaran angka 75,00%. Sedangkan sisanya lebih bervariasi dengan

besaran angka rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Inisiatif kerja telah

dilaksanakan sesuai dengan Faktor Keandalan.

Tabel 23

Skor Faktor Keandalan

No. Pernyataan

Fi Xi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

16 24 33 3 0 0 5 4 3 2 1 120 132 9 0 0 261 17 21 22 17 0 0 5 4 3 2 1 105 88 51 0 0 244 18 0 11 2 45 2 1 2 3 4 5 0 22 6 180 10 218

Jumlah 723

Kriteria Tinggi menuju Sangat Tinggi

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Penilaian untuk Faktor Keandalan, dengan jumlah responden 60 orang,

maka jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang berjumlah 3 dengan

kriteria sebagai berikut:

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Page 98: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

98

Garis Kontinum (kuartil) Penilaian Faktor Keandalan (Y3) dapat

digambarkan sebagai berikut:

180 360 540 720 900

723

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 16

Tahapan Kuartil Faktor Keandalan

Penilaian terhadap Faktor Keandalan menghasilkan skor sebesar 723 dan

terletak pada interval tinggi menuju sangat tinggi. Jadi Faktor Keandalan di

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menurut

responden tinggi menuju sangat tinggi.

d. Kinerja Pegawai Mengacu pada Faktor Sikap (Y4)

Faktor Sikap menjelaskan bahwa Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat harus dilakukan melalui

indikator: Kemampuan komunikasi, Pribadi yang menarik dan Pandai bergaul.

Untuk melihat hasil penelitian dari aspek ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 99: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

99

Tabel 24

Frekuensi Faktor Sikap

No Pernyataan Responden

Kemampuan komunikasi

Pribadi yang menarik

Pandai bergaul

Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

% Frek. Jwbn

%

1. Sangat Setuju 13 21,67 6 10,00 20 33,33 2. Setuju 44 73,33 27 45,00 24 40,00 3. Netral 3 5,00 7 11,67 16 26,67 4. Tidak Setuju 0 0,00 14 23,33 0 0,00 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00 6 10,00 0 0,00

Jumlah 60 100 60 100 60 100 Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kinerja Pegawai harus

mengacu pada Faktor Sikap (Y4) dengan indikator meliputi: Kemampuan

komunikasi, Pribadi yang menarik dan Pandai bergaul. Masing-masing indikator

dijelaskan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut.

Indikator Kemampuan komunikasi memperlihatkan pernyataan setuju

berada pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju

menunjukkan besaran angka 73,33%. Sedangkan sisanya bervariasi dan

menunjukkan besaran angka rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator

Kemampuan komunikasi telah dilaksanakan sesuai dengan Faktor Sikap.

Indikator Pribadi yang menarik memperlihatkan pernyataan setuju berada

pada posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan

besaran angka 45,00%. Sedangkan sisanya bervariasi dan menunjukkan besaran

angka rendah, hal ini menunjukkan bahwa Indikator Pribadi yang menarik telah

dilaksanakan sesuai dengan Faktor Sikap.

Page 100: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

100

Indikator Pandai bergaul memperlihatkan pernyataan setuju berada pada

posisi tinggi, jawaban responden dengan pernyataan setuju menunjukkan besaran

angka 40,00%. Sedangkan sisanya lebih bervariasi dengan besaran angka rendah,

hal ini menunjukkan bahwa Indikator Pandai bergaul telah dilaksanakan sesuai

dengan Faktor Sikap.

Tabel 25

Skor Faktor Sikap

No. Pernyataan

FiXi Fi xXi Fi.Xi

SS S N TS STS

19 13 44 3 0 0 5 4 3 2 1 65 176 9 0 0 250 20 6 27 7 14 6 5 4 3 2 1 30 108 21 28 6 193 21 20 24 16 0 0 5 4 3 2 1 100 96 48 0 0 244

Jumlah 687

Kriteria Antara Sedang menuju Tinggi Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Penilaian untuk Faktor Sikap, dengan jumlah responden 60 orang, maka

jumlah nilai ideal untuk seluruh item pernyataan yang berjumlah 3 dengan kriteria

sebagai berikut:

Sangat Tinggi (ST) 60 Responden x 3 item x 5 900

Tinggi (T) 60 Responden x 3 item x 4 720

Sedang 60 Responden x 3 item x 3 540

Rendah (R) 60 Responden x 3 item x 2 360

Sangat Rendah (SR) 60 Responden x 3 item x 1 180

Garis Kontinum (kuartil) Penilaian Faktor Sikap (Y4) dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 101: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

101

180 360 540 720 900

687

SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

SangatTinggi

Skor Minimum Skor Maksimum

Gambar 17

Tahapan Kuartil Faktor Sikap

Penilaian terhadap Faktor Sikap menghasilkan skor sebesar 687 dan

terletak pada interval sedang menuju tinggi. Jadi Faktor Sikap di Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menurut responden sedang

menuju tinggi.

4.1.6. Penetapan Koefisien Jalur Variabel X terhadap Y dan Koefisien Jalur Variabel X1 sampai X3 terhadap Y

1. Penetapan Koefisien Jalur Variabel X terhadap Y

Berdasarkan hasil penghitungan statistik, maka dapat ditetapkan hasil

hitungan struktur koefisien X terhadap Y. Untuk mengetahui hasil struktur

koefisien X terhadap Y digunakan rumus persamaan di bawah ini:

k

iYXYXXYX rpR k

11

2

11 , maka dapat diperoleh hasil sebesar 0,510. Kemudian untuk

mengetahui struktur koefisien pengaruh lain di luar pengaruh X terhadap Y

ditentukan melalui rumus dan hasil hitungan sebagai berikut:

Py= 1 – R2= 1- 0,510 = 0,490

Page 102: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

102

Sebelum menjelaskan koefisien jalur X1 sampai dengan X3 terhadap Y

dikemukakan terlebih dahulu koefisien X terhadap Y variabel X terhadap Y yang

diperlihatkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 18

Diagram Koefisien Jalur Variabel X terhadap Y

Gambar di atas memperlihatkan bahwa koefisien Jalur X terhadap Y

sebesar 0,510, sementara koefisien jalur variabel luar () terhadap Y sebesar

0,490.

2. Pengaruh Koefisien Jalur Variabel X1 sampai X3 terhadap Y

Setelah diketahui struktur koefisien jalur X terhadap Y, selanjutnya

ditetapkan koefisien jalur X1 sampai dengan X3 yang diperlihatkan melalui rumus

nilai dan koefisien jalur yang ditentukan melalui persamaan berikut ini:

kirCRPk

jyxjijYX ,...2,1

11

,

sehingga diperoleh nilai koefisien jalur untuk masing-masing variabel

sebagaimana diperlihatkan dalam tabel sebagai berikut:

Page 103: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

103

Tabel 26

Koefisien Jalur PYX1 sampai dengan PYX3

Koefisien Jalur Nilai

PYX1 0,653

PYX2 -0,041

PYX3 0,293 Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Adapun nilai koefisien jalur melalui X1 sampai dengan X3 diperlihatkan

pada tabel di atas, selanjutnya untuk melihat struktur koefisien jalur Pyx1 sampai

dengan Pyx3 diperlihatkan pada gambar di berikut ini:

Gambar 19

Diagram Koefisien Jalur Variabel X1 sampai dengan X3 terhadap Y

Gambar di atas memperlihatkan hasil perhitungan Struktur Koefisien Jalur

Variabel X1 sampai dengan X3 terhadap Y. Untuk melihat hasil keseluruhan

struktur kofisien jalur X1 dan X3, dan koefisien determinasi multipel serta

koefisien determinasi pengaruh variabel lain () terhadap Y diperlihatkan melalui

tabel koefisien jalur sebagai berikut:

Page 104: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

104

Tabel 27

Hasil Koefisien Jalur

Koefisien Jalur Nilai

Koefisien jalur pengaruh X1 terhadap Y Pyx1 0,653

Koefisien jalur pengaruh X2 terhadap Y Pyx2 -0,041

Koefisien jalur pengaruh X3 terhadap Y Pyx3 0,293

Koefisien determinasi multiple R2yx1, x2, …, x10 0,510

Koefisien determinasi pengaruh variabel lain () terhadap Y

P2y 0,490

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

4.1.7. Penetapan Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y dan Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1 sampai X3 terhadap Y

1. Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y

Berdasarkan nilai koefisien jalur tersebut, selanjutnya dapat dihitung

pengaruh langsung variabel X terhadap Y yang diperilihatkan pada gambar di

bawah ini:

Gambar 20

Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y

Page 105: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

105

Gambar di atas memperlihatkan bahwa Pengaruh Langsung Variabel X

terhadap Y sebesar 59,99%, sementara Pengaruh Langsung Variabel Lain ()

terhadap Y sebesar 40,01%.

2. Uji Statistik Pengaruh Langsung Variabel X Terhadap Y.

Statistik uji yang digunakan adalah Statistik F-Snedechor dengan tahapan

pengujian secara bersama yang langkahnya dilakukan sebagai berikut:

1) Pernyataan hipotesis statistik yang akan diuji

H0 : Pyx1 = Pyx2 . . .Pyxi = 0

HA : Pyxi ≠ 0

2) Statistik Uji F digunakan untuk mengukur pengaruh secara keseluruhan dan

hasilnya adalah:

60,46510,0)510,01(3

1360

x

F

3) Kriteria pengujian

Tolak H0 jika F hitung > F tabel. Nilai F tabel diperoleh dari tabel distribusi F,

dengan dk = 2 dan 56. taraf kekeliruan = 5% maka nilai F tabel = 2,31

4) Keputusan

Nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka hipotesis nol ditolak

(signifikan), yang berarti bahwa sedikitnya ada satu koefisien jalur yang

berpengaruh secara signifikan.

Page 106: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

106

3. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel X1 sampai X3 terhadap Y.

Berdasarkan perhitungan pengaruh langsung di atas maka selanjutnya

dapat dilakukan perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung variabel X1

sampai X3 terhadap Y yang diperlihatkan sebagai berikut:

Pengaruh langsung X1 → Y = 0,4264

Pengaruh tidak langsung X1 → Y melalui X2 = -0,0192

Pengaruh tidak langsung X1 → Y melalui X3 = 0,0685 +

Pengaruh X1 → Y = 0,4757

= 47,57%

Pengaruh langsung X2 → Y = 0,0017

Pengaruh tidak langsung X2 → Y melalui X1 = -0,0192

Pengaruh tidak langsung X2 → Y melalui X3 = -0,0062+

Pengaruh X2 → Y = -0,0238

= -2,38%

Pengaruh langsung X3 → Y = 0,0858

Pengaruh tidak langsung X3 → Y melalui X1 = 0,0685

Pengaruh tidak langsung X3 → Y melalui X2 = -0,0062 +

Pengaruh X3 → Y = 0,1481

= 14,81%

Sedangkan jika dibuat dalam bentuk gambar akan dihasilkan sebagai

berikut ini:

Page 107: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

107

Gambar 21

Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1 sampai dengan X3 terhadap Y

Gambar di atas menunjukkan bahwa pengaruh langsung dan tidak

langsung variabel X1 terhadap Y sebesar 47,57%, pengaruh langsung dan tidak

langsung variabel X2 terhadap Y sebesar -2,38%, pengaruh langsung dan tidak

langsung variabel X3 terhadap Y sebesar 14,81%, dan sementara pengaruh

variabel lain () terhadap Y sebesar 40,01%.

4. Uji Statistik Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1 sampai X3 terhadap Variabel Y.

Pengujian secara individual dilakukan dengan menggunakan statistik t-

student. Tahapan pengujian secara individu ini dilakukan sebagai berikut:

1) Pengaruh Profesionalisme Birokrasi Mengacu pada Aspek Pengetahuan (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y). H0 : Pyx1 = 0

HA : Pyx1 ≠ 0

t hitung = 5,291

t tabel = 1,671

Page 108: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

108

Kriteria Pengujian

H0 ditolak jika t hitung > t tabel.

Kesimpulan

H0 ditolak, maka X1 berpengaruh secara signifikan terhadap Y.

2) Pengaruh Profesionalisme Birokrasi Mengacu pada Aspek Keterampilan (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). H0 : Pyx2 = 0

HA : Pyx2 ≠ 0

t hitung = -0,369

t tabel = 1,671

Kriteria Pengujian

H0 ditolak jika t hitung > t tabel.

Kesimpulan

H0 diterima, maka X2 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y.

3) Pengaruh Profesionalisme Birokrasi Mengacu pada Aspek Ketaatan Kode Etik (X3) terhadap Kinerja Pegawai (Y). H0 : Pyx3 = 0

HA : Pyx3 ≠ 0

t hitung = 3,479

t tabel = 1,671

Kriteria Pengujian

H0 ditolak jika t hitung > t tabel.

Kesimpulan

H0 ditolak, maka X3 berpengaruh secara signifikan terhadap Y.

Page 109: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

109

Kesimpulan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel X1 sampai

dengan X3 sebagai Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi terhadap variabel Y

Kinerja Pegawai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 28

Kesimpulan Analisis Statistik

Variabel Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai

Aspek Profesionalisme Birokrasi (Xi)

t hitung t tabel Kesimpulan Keterangan

X1 5,291 1,671 HO Ditolak Signifikan

X2 -0,369 1,671 HO Diterima Tidak Signifikan

X3 3,479 1,671 HO Ditolak Signifikan Sumber: Hasil Analisis Penelitian 2015.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diperoleh bahwa ada dua aspek

Profesionalisme Birokrasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja

Pegawai, yaitu: Pengetahuan dan Ketaatan Kode Etik. Sedangkan aspek

Keterampilan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Bagian ini merupakan pembahasan interpretasi dari Pyx1 sampai dengan

Pyx43 yang menurut perhitungan sebelumnya dinyatakan ada pengaruh yang

signifikan. Hal itu secara tegas dapat dilengkapi dengan melihat tabel-tabel dan

gambar struktur yang disediakan oleh peneliti. Kemudian untuk pembahasan lebih

lanjut dilakukan pembahasan analisis pengaruh masing-masing aspek

Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai.

Page 110: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

110

4.2. Pembahasan

Pembahasan pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja

Pegawai dimaksud untuk mengungkapkan dan menjelaskan serta menganalisis

hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Di

samping itu dibahas pula hasil pengujian hipotesis dengan mengungkapkan

temuan-temuan hasil penelitian, baik pembahasan secara simultan maupun

pembahasan secara parsial pada paragraf berikut ini.

4.2.1. Pembahasan Pengaruh Simultan Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Profesionalisme

Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai 59,99%, artinya pengaruh Profesionalisme

Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai ini menunjukkan pengaruh yang positif. Nilai

tersebut menujukkan bahwa Profesionalisme Birokrasi telah dilaksanakan

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, sehingga

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Dalam hal ini Sekretaris Dinas telah

melaksanakan Profesionalisme Birokrasi dengan penuh kesungguhan, sehingga

para pegawai telah bekerja dengan andal dan melaksanakan tugas dengan

memuaskan sehingga tugas-tugas terlaksana dengan mutu yang tinggi dan selesai

dengan waktu yang tepat sesuai dengan prosedur dan mudah dipahami para

pegawai. Dengan demikian variabel Profesionalisme Birokrasi telah mengubah

pola berpikir dan tindakan yang cukup positif dari para pegawai bagi peningkatan

Page 111: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

111

Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa Sekretaris Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat telah menginstruksikan kepada pegawai

untuk bekerja profesional sebagai birokrat dengan memberi pelayanan yang tepat

guna mengubah pola berpikir pegawai, yaitu dari pola berpikir tradisional ke pola

berpikir rasional dan global dengan lebih transparansional serta memegang teguh

aturan dan prosedur kerja yang berlaku di Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian telah menunjukkan tingkat perubahan pola pikir dan

tindakan, di mana para pegawai telah melaksanakan tugas sesuai dengan visi dan

misi Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang

tertuang dalam visi dan misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat. Visinya yaitu: Mewujudkan Jawa Barat sebagai Pusat Budaya dan

Destinasi Wisata Berkelas Dunia. Sedangkan misinya: (1) Meningkatkan

Pembangunan Perekonomian berbasis Potensi Lokal. (2) Melestarikan Aset

Budaya Lokal. (3) Mengefektifkan Seni dan Budaya sebagai Asset Daerah yang

mendukung Kepada Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat dalam Bingkai

Kearifan Lokal. (4) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Bidang

Kebudayaan dan Kepariwisataan.

Sesuai dengan visi dan misi yang diemban, maka sasaran yang mampu

dicapainya antara lain: (1) Meningkatnya daya tarik wisata. (2) Meningkatnya

apresiasi masyarakat terhadap bahasa, sastra dan aksara daerah, serta aspek

Page 112: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

112

kesejarahan, nilai-nilai tradisi, permuseuman dan kepurbakalaan bagi

pengembangan budaya daerah. (3) Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap

seni dan perfilman daerah. (4) Peningkatan kompetensi SDM bidang kebudayaan

dan kepariwisataan.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa dengan adanya pencitraan sikap

profesionalisme birokrasi telah menunjukkan bahwa profesionalisme birokrasi

memiliki peran penting bagi peningkatan kinerja pegawai. Keberhasilan

pencitraan profesionalisme telah memberi pengaruh besar bagi keberhasilan

organisasi secara keseluruhan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

secara bertanggungjawab. Dengan demikian, secara simultan pengaruh

profesionalisme birokrasi terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menunjukkan hasil yang valid

dan potensial untuk meningkatkan kinerja pegawai pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

4.2.2. Pengaruh Variabel Lain di luar Variabel yang Dikaji

Selain variabel yang dikaji di muka, banyak variabel lain yang

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai untuk dipelajari dan dibahas lebih lanjut di

kemudian hari untuk memperkuat dan memperkokoh teori-teori yang telah

dibahas dan dikembangkan dalam penelitian ini, pengaruh variabel lain tersebut

sebesar 40,10%. Variabel lain tersebut seperti: pengawasan, kepemimpinan,

kompetensi, koordinasi, evaluasi dan lainnya.

Page 113: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

113

Variabel lain yang berpengaruh ini mengingatkan bahwa variabel luar

sama pentingnya dengan variabel yang telah dibahas dalam penelitian ini. Untuk

itu variabel luar ini dapat dijadikan studi lanjutan dalam penelitian mendatang

agar dapat menemukan hasil penelitian lebih luas dan bermanfaat dilihat dari

berbagai variabel yang multivarian. Untuk pengembangan lebih luas hasil

penelitian di Bidang Administrasi Publik.

4.2.3. Pembahasan Pengaruh Parsial Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Secara parsial pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja

Pegawai yang terdiri dari 3 aspek profesionalisme birokrasi, yaitu aspek

pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek ketaatan pada kode etik yang dibahas

pada masing-masing paragraf berikut ini.

1. Pembahasan Pengaruh Parsial Profesionalisme Birokrasi melalui Aspek Pengetahuan (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Pengaruh parsial Profesionalisme Birokrasi melalui Aspek Pengetahuan

terhadap Kinerja Pegawai menunjukkan pengaruh yang positif berdasarkan

hitungan statistik dengan besaran angka 47,57%. Hal ini menunjukkan bahwa

Aspek Pengetahuan telah memberikan makna cukup penting pada peningkatan

kinerja pegawai Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat. Tingginya pengaruh Aspek Pengetahuan terhadap Kinerja Pegawai ini

ditunjukkan oleh adanya pemahaman dan penguasaan para pegawai terhadap

tugasnya dan memahami peraturan pelayanan yang harus dilakukan para pegawai

terhadap masyarakat. Melihat hasil penelitian di atas, tampak bahwa Aspek

Page 114: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

114

Pengetahuan untuk Profesionalisme Birokrasi telah berpengaruh secara positif

pada peningkatan kinerja pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Aspek Pengetahuan terhadap

kinerja pegawai dapat dianalisis melalui masisng-masing indikator yang terdiri

dari indikator: Memahami peraturan kerja, Memahami bidang kerja dan Mampu

memberikan penjelasan. Pengaruh Aspek Pengetahuan terhadap kinerja pegawai

melalui indikator Memahami peraturan kerja, telah dijalankan dengan

sepenuhnya, karena para pegawai telah memahami peraturan kerja, terutama yang

berkaitan dengan pelayanan pada masyarakat. Melalui indikator Memahami

bidang kerja, telah dijalankan sepenuhnya, karena para pegawai telah memahami

bidang kerja yang harus dijalankan, sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

Melalui indikator Mampu memberikan penjelasan, telah dijalankan sepenuhnya,

karena para pegawai telah mampu memberikan penjelasan tentang tugas dan

pekerjaannya yang perlu diberikan kepada masyarakat.

Analisis di atas, berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dinyatakan bahwa: Pertama,

indikator Memahami peraturan kerja, secara keseluruhan para pegawai telah

mamahami peraturan kerja sesuai dengan tugasnya. Kedua, indikator Memahami

bidang kerja, para pegawai telah memahami bidang kerja dengan sepenuhnya

yang menjadi bidang tugasnya. Ketiga, indikator Mampu memberikan penjelasan,

para pegawai secara umum telah mampu memberikan penjelasan tentang aturan

dan tugasnya kepada yang membutuhkan.

Page 115: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

115

Hasil wawancara di atas telah sesuai dengan pendapat responden yang

menunjukkan bahwa Aspek Pengetahuan telah dimiliki oleh para pegawai yang

meliputi indikator memahami peraturan kerja, memahami bidang kerja dan

mampu memberikan penjelasan dengan baik.

2. Pembahasan Pengaruh Parsial Profesionalisme Birokrasi melalui Aspek Keterampilan Menggunakan Peralatan (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Pengaruh parsial Profesionalisme Birokrasi melalui Aspek Keterampilan

terhadap Kinerja Pegawai menunjukkan pengaruh yang negatif berdasarkan

hitungan statistik dengan besaran angka -2,38%. Hal ini menunjukkan bahwa

Aspek Keterampilan belum memberi makna penting pada Kinerja Pegawai di

Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Rendahnya

pengaruh Aspek Keterampilan terhadap Kinerja Pegawai ini berkaitan dengan

belum handalnya para pegawai dalam menggunakan peralatan kantor, menguasai

sistem dan prosedur serta memahami kebutuhan publik yang berkaitan dengan

pelayanan kesekretariatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Melihat hasil penelitian di atas, tampak bahwa Aspek Keterampilan untuk

Profesionalisme Birokrasi belum dimiliki sepenuhnya oleh pegawai, karena para

pegawai belum memiliki kehandalan bekerja, menguasai sistem dan prosedur

kerja untuk kebutuhan pelayanan pada masyarakat, sehingga belum mendukung

terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 116: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

116

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Aspek Keterampilan terhadap

kinerja pegawai dapat dianalisis melalui masing-masing indikator yang terdiri dari

indikator: Terampil menggunakan peralatan, Mengerti prosedur kerja dan

Memenuhi keinginan publik. Pengaruh Aspek Keterampilan terhadap kinerja

pegawai melalui indikator Terampil menggunakan peralatan, umumnya para

pegawai belum memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan peralatan

kantor terutama yang berkaitan dengan mesin teknologi, seperti komputer dan

lain-lain. Melalui indikator Mengerti prosedur kerja, para pegawai secara umum

belum memahami prosedur kerja yang ada, sehingga perlu penjelasan untuk

memahami prosedur kerja dari pimpinan. Melalui indikator Memenuhi keinginan

publik, para pegawai belum sepenuhnya bekerja sesuai dengan tuntutan publik

dalam melaksanakan tugas, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan

dan kewenangan.

Analisis di atas, berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari indikator

Terampil menggunakan peralatan, Mengerti prosedur kerja dan Memenuhi

keinginan publik, dapat dinyatakan bahwa: Pertama, indikator Terampil

menggunakan peralatan, para pegawai belum sepenuhnya memiliki keterampilan

dalam menggunakan peralatan, mengingat keterbatasan yang dimiliki. Kedua,

indikator Mengerti prosedur kerja, para pegawai belum sepenuhnya memahami

dengan sesungguhnya prosedur kerja, mengingat keterbatasan kemampuan dan

keterbatasan wawasan. Ketiga, indikator Memenuhi keinginan publik, para

Page 117: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

117

pegawai belum sepenuhnya bekerja sesuai dengan keinginan publik, karena

keterbatasan wewenang yang diberikan.

Hasil wawancara di atas telah sesuai dengan pendapat responden yang

menunjukkan bahwa Aspek Keterampilan yang meliputi terampil menggunakan

peralatan, mengerti prosedur kerja dan memenuhi keinginan publik belum

sepenuhnya dimiliki oleh para pegawai, meliputi indikator terampil menggunakan

peralatan, mengerti prosedur kerja dan memenuhi keinginan publik.

3. Pembahasan Pengaruh Parsial Profesionalisme Birokrasi melalui Aspek Ketaatan Kode Etik (X3) terhadap Kinerja Pegawai (Y)

Pengaruh parsial Profesionalisme Birokrasi melalui Aspek Ketaatan kode

etik terhadap Kinerja Pegawai menunjukkan pengaruh yang positif berdasarkan

hitungan statistik dengan besaran angka 14,81%. Hal ini menunjukkan bahwa

Aspek Ketaatan kode etik telah memberikan makna penting terhadap Kinerja

Pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Tingginya pengaruh Aspek Ketaatan kode etik terhadap Kinerja Pegawai telah

ditunjukkan oleh sikap pegawai melalui tanggungjawabnya dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan kemampuan didukung dengan pemahaman terhadap berbagai

aturan yang berlaku. Melihat hasil penelitian di atas, tampak bahwa Aspek

Ketaatan kode etik untuk Profesionalisme Birokrasi telah berpengaruh secara

positif pada peningkatan kinerja pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 118: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

118

Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh Aspek Ketaatan kode etik terhadap

kinerja pegawai dapat dianalisis melalui masing-masing indikator yang terdiri dari

indikator: Memiliki rasa tanggungjawab, Bekerja sesuai aturan serta Menjaga citra

organisasi. Pengaruh Aspek Ketaatan kode etik terhadap kinerja pegawai melalui

indikator Memiliki rasa tanggungjawab, para pegawai telah menunjukkan diri

dengan sikap tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang menjadi

tugasnya. Melalui indikator Bekerja sesuai aturan, para pegawai telah

melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku dengan melaksanakan

tugas yang dibebankan kepadanya. Melalui indikator Menjaga citra organisasi,

para pegawai telah melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, dengan tepat

waktu dan mutu yang tinggi untuk menjaga citra organisasi.

Analisis di atas, berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari indikator

Memiliki rasa tanggungjawab, Bekerja sesuai aturan serta Menjaga citra

organisasi, dapat dinyatakan bahwa: Pertama, indikator Memiliki rasa

tanggungjawab, secara umum para pegawai telah memiliki rasa tanggungjawab

yang tinggi yang ditunjukkan dengan dedikasi kerja yang baik. Kedua, indikator

Bekerja sesuai aturan, para pegawai telah bekerja sesuai dengan aturan yang

berlaku dan tidak melanggar aturan. Ketiga, indikator Menjaga citra organisasi,

secara umum pegawai telah menjaga citra organisasi dari masyarakat dengan cara

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.

Hasil wawancara di atas telah sesuai dengan pendapat responden yang

menunjukkan bahwa Aspek Ketaatan kode etik telah dijalankan dengan penuh

Page 119: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

119

rasa tanggungjawab sesuai dengan aturan yang berlaku yang ditunjukkan dengan

cara memberikan pelayanan dengan baik kepada masyarakat sesuai dengan tugas

dan fungsi yang dimiliki pegawai.

Page 120: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

120

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis hasil penelitian dan pembahasan tentang

pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, selanjutnya dapat

disimpulkan hasil-hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian tersebut sebagai

berikut:

1. Secara simultan Profesionalisme Birokrasi telah berpengaruh positif terhadap

Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat. Dalam hal ini Profesionalisme Birokrasi ini merupakan aspek

yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai dan dalam

memecahkan berbagai masalah yang dihadapai pada Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Di samping itu hasil

penelitian menyimpulkan bahwa masih ada variabel lain yang cukup

berpengaruh untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

2. Secara parsial Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi yang terdiri dari aspek

Pengetahuan, aspek Keterampilan dan aspek Ketaatan kode etik berpengaruh

terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat. Namun hasil penelitian menunjukkan adanya variasi nilai

yang tidak sama diantara aspek-aspek tersebut. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada satu aspek Profesionalisme Birokrasi yang menunjukkan pengaruh

Page 121: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

121

tidak positif terhadap Kinerja Pegawai, yaitu aspek Keterampilan. Aspek ini

belum memberikan makna positif bagi peningkatan Kinerja Pegawai, karena

terbatasnya keterampilan yang dimiliki pegawai yang berkaitan dengan

kehandalan menggunakan peralatan kantor, menguasai sistem operasional dan

prosedur serta memahami kebutuhan atau keinginan publik. Sedangkan dua

aspek lainnya, yaitu aspek Pengetahuan dan aspek Ketaatan kode etik telah

menunjukkan pengaruh positif, karena para pegawai telah memiliki

pemahaman dan penguasaan secara baik dan jelas mengenai peraturan

pelayanan dan memiliki kode etik sesuai dengan tradisi yang ada di

lingkungan kerja.

5.2. Saran-saran

Setelah disimpulkan hasil penelitian ini, selanjutnya disampaikan saran-

saran peneliti sebagai kontribusi hasil penelitinan untuk meningkatkan Kinerja

Pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Saran-saran tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Saran bagi Pengembangan Ilmu:

a. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu

administrasi publik yang berkaitan dengan Profesionalisme Birokrasi dan

Kinerja Pegawai, terutama yang terkait dengan variabel-variabel di luar

variabel Profesionalisme Birokrasi.

b. Penelitian lanjutan diharapkan dapat mendukung hasil-hasil penelitian ini

untuk memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu administrasi publik

di masa mendatang.

Page 122: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

122

2. Saran bagi Kegunaan Praktis:

a. Sebaiknya dilakukan usaha-usaha pemecahan masalah untuk

meningkatkan aspek yang rendah, yaitu aspek Keterampilan. Aspek

keterampilan terkait dengan keterampilan pegawai dalam menggunakan

peralatan kerja, pemahaman pegawai terhadap prosedur dan kemampuan

pegawal dalam memenuhi keinginan publik.

b. Diusahakan dilakukan upaya-upaya perbaikan peningkatan

Profesionalisme Birokrasi bagi peningkatan pengetahuan, keterampilan

dan ketaatan kode etik para pegawai dalam upaya meningkatkan kinerja

pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat.

3. Saran bagi Kebijakan:

Guna pencapaian hasil kerja yang maksimal, sebaiknya Sekretariat Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat membuat kebijakan berupa

pedoman kerja tersendiri yang berkaitan dengan teknis dan metode penerapan

Profesionalisme Birokrasi di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat bagi peningkatan kinerja pegawai.

Page 123: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

123

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasid, Harun. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis) Sebagai Sarana Statistika Dalam Analisis Kausal. Bandung: LP3ES Fakultas Ekonomi UNPAD.

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Handayaningrat, Soewarno. 1995. Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung.

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Harits, Benyamin. 2002. Paradigma Baru Dimensi-dimensi Prima Administrator Publik. Bandung: Insani Press.

________________. 2006. Profesionalisme dan Akuntabilitas Birokrasi Publik Berbasis Kinerja dalam Rangka Mewujudkan Good Governance. Bandung: Universitas Pasundan.

Henry, Nicholas. 1988. Administrasi Negara dan Masalah-masalah Kenegaraan. Terjemahan: Luciana D. Lontoh. Jakarta: Rajawali.

Iskandar. 2001. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Gramedia.

Islamy, M. Irfan. 1994. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Jakarta.

Kasim, M. 1994. Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Erlangga.

Kristiadi, J.R. 1994. Administrasi Pembangunan dan Keuangan Daerah. Jakarta: Gramedia.

Levoy, Robert P. 1986. Praktek Profesioanl yang Sukses. Terjemahan: Effendi Perangin dan Agus Purwandianto. Jakarta: Rajawali.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Page 124: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

124

Mahsun, Mohammad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar. 2004. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Martin, Mike W. dan Schinzinger, Roland. 1994. Etika Rekayasa Edisi II. Terjemahan: Prihminto Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nazir, Mohammad. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu. 2000. Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Pamudji, S. 1994. Profesionalisme Aparatur Negara dalam Meningkakan Pelayanan Publik. Jakarta: IIP.

Pamungkas, Sri Bintang. 1996. Pokok-pokok Pikiran tentang Demokrasi Ekonomi dan Pembangunan. Jakarta: Yayasan Daulat Rakyat.

Putra, Fadillah. 2001. Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik, Perubahan dan Inovasi Kebijakan dan Ruang Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Kebijakan Publik. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Rasyid, M. Ryaas. 1997. Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan dan Politik Orde Baru. Jakarta: IIP.

Sanjaya, Soemarsono. 1996. Prefesionalisme Sebagai Sasaran Akhir Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II Volume A. Jakarta: Yayasan Generasi Muda Indonesia (Germainti).

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung: Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 1990. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Page 125: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

125

___________________. 1994. Pengembangan Sumber Daya Insani. Jakarta: Gunung Agung.

___________________. 2000. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Silalahi. 1989. Sistem Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara.

Sobandi, Baban. 2002. Etika Kebijakan Publik. Jakarta: Mutiara Ilmu.

Sugiono. 1992. Metoda Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suradinata, Ernmaya. 1993. Kebijakan, Keputusan dan Kebijaksanaan. Bandung: Mandar Maju.

Wahab, Abdul Solihin. 1997. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, Joko. 2005. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayu Media Publishing.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: MedPress.

Dokumentasi

Hanafiah, Agus. 2012. Analisis Dampak Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja Pegawai pada Bidang Pengembangan Karir Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Tesis. Program Magister Ilmu Administrasi Program Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung.

Wardhana, Eri Kusmara. 2014. Pengaruh Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar. Tesis. Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014.

Page 126: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

126

Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.

Peraturan Gubernur jawa Barat Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Page 127: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

1

Lampiran 1 Pengantar Angket

Kepada: Yth. Bapak/Ibu pegawai Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Dengan hormat,

Dalam rangka Penelitian dengan judul: “Analisis Profesionalisme

Birokrasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan

Bandung, maka dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan

membantu mengisi angket sebagai instrumen dalam penelitian.

Jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu sangat kami harapkan sesuai

dengan kondisi sebenarnya. Selain itu, kerahasian identitas dan jawaban

Bapak/Ibu sepenuhnya dijamin dan pengisian angket ini hanya akan digunakan

sebatas kepentingan akademis pada Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan

Bandung.

Demikian permohonan kami ini agar Bapak/ibu menjadi maklum, atas

perhatian dan bantuan Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Bandung, September 2015

Ttd.

Dilla Anindia Kabella

Page 128: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

Lampiran 2 Angket Penelitian

ANGKET PENELITIAN

Beri tanda ( ) atau ( X ) pada kolom pernyataan yang dianggap oleh

Ibu/Bapak/Saudara tepat.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju.

S : Setuju.

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S N TS STS

1. Saya sebagai pegawai memahami peraturan kerja yang ada.

2. Saya sebagai pegawai tidak memahami bidang kerja saya.

3. Saya sebagai pegawai mampu memberikan penjelasan setiap tugas bawahan.

4. Saya sebagai pegawai terampil menggunakan peralatan yang ada.

5. Saya sebagai pegawai tidak mengerti prosedur kerja yang ada.

6. Saya sebagai pegawai mampu bekerja untuk memenuhi keinginan publik.

7. Saya sebagai pegawai memiliki rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas.

8. Saya sebagai pegawai tidak selamanya bekerja sesuai aturan.

9. Saya sebagai pegawai memiliki tanggungjawab untuk menjaga citra organisasi.

Page 129: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S N TS STS

10. Kualitas kerja pegawai diperlihatkan oleh ketepatan kerjanya.

11. Kualitas kerja pegawai tidak ditentukan oleh ketelitian kerjanya.

12. Mutu kerja pegawai memberi kontribusi pada kualitas kerja.

13. Jumlah hasil kerja merupakan ciri dari kualitas kerja pegawai .

14. Waktu penyelesaian kerja bukan ukuran kuantitas kerja pegawai.

15. Target yang dicapai dari hasil kerja sebagai tanda keberhasilan pegawai.

16. Pegawai yang andal dapat dipercaya dalam menjalankan tugas sehari-hari.

17. Keterampilan dalam bekerja merupakan tanda pegawai yang mahir bekerja.

18. Memiliki inisiatif dalam tugas bukan pegawai yang andal bekerja.

19. Kemampuan berkomunikasi merupakan sikap cermat dalam bekerja.

20. Pribadi yang menarik bukan bagian penting dari sikap pegawai.

21. Pandai bergaul tanda merupakan pekerja yang berkepribadian.

Page 130: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah Bapak melihat profesionalisme birokrasi didasarkan pada

pengetahuan pegawai dengan menentukan indikator: memahami peraturan

kerja, memahami bidang kerja dan mampu memberikan pelayanan kepada

publik?

2. Apakah Bapak mengukur profesionalisme birokrasi didasarkan pada

keterampilan pegawai dengan indikator: handal menggunakan peralatan,

mengerti prosedur kerja dan sesuai dengan keinginan publik?

3. Apakah Bapak memandang profesionalisme birokrasi ditandai pada ketaatan

kode etik dengan indikator: memiliki rasa tanggungjawab, bekerja sesuai

aturan dan mampu menjaga citra organisasi?

4. Apakah Bapak dalam menilai kinerja pegawai didasarkan pada kualitas kerja

pegawai dengan melihat ketepatan kerja, ketelitian kerja dan mutu kerja?

5. Apakah Bapak dalam menilai kinerja pegawai didasarkan pada kuantitas kerja

dengan melihat jumlah hasil kerja, waktu penyelesaian kerja dan target yang

dicapai?

6. Apakah Bapak dalam menilai kinerja pegawai didasarkan pada keandalan

kerja pegawai dengan melihat pegawai dapat dipercaya, keterampilan kerjanya

dan inisiatif kerjanya?

7. Apakah Bapak dalam menilai kinerja pegawai didasarkan pada sikap kerja

pegawai dengan melihat kemampuan komunikasinya, pribadi yang menarik

dan pandai bergaul?

Page 131: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME BIROKRASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Guna Memperoleh Gelar Magister Administrasi Publik (M.A.P.) pada

Konsentrasi Kebijakan Publik Program Magister Ilmu Administrasi Program Pascasarjana Universitas Pasundan

Oleh:

DILLA ANINDIA KABELLA NPM: 148010004

KONSENTRASI KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG 2016

Page 132: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME BIROKRASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Guna Memperoleh Gelar Magister Administrasi Publik (M.A.P.) pada

Konsentrasi Kebijakan Publik Program Magister Ilmu Administrasi Program Pascasarjana Universitas Pasundan

Oleh:

DILLA ANINDIA KABELLA NPM: 148010004

Bandung, Februari 2016

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Benyamin Harits, M.S. K e t u a

Dr. H. Uyat Suyatna, M.Si. A n g g o t a

Page 133: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

i

ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada masalah pokok, yaitu Kinerja Pegawai rendah. Hal ini diduga disebabkan oleh belum dijalankannya aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi secara menyeluruh pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Pendekatan dalam penelitian ini tentang Profesionalisme Birokrasi dan Kinerja Pegawai dilihat dari konteks kebijakan publik dan administrasi publik sebagai teori induknya untuk mengembangkan khasanah Ilmu Administrasi Publik.

Metode penelitian yang digunakan, metode explanatory survey. Metode ini digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang dalam hal ini digunakan untuk meneliti pengaruh Profesionalisme Birokrasi (X) sebagai variabel bebas terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif melalui penggunaan Metode Analisis Jalur (Path Analysis) yang dimaksudkan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, Profesionalisme Birokrasi (X) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 59,99%. Adapun pengaruh variabel lain () terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 40,01%. Sedangkan secara parsial, pengaruh Profesionalisme Birokrasi (X) yang terdiri dari tiga aspek Profesionalisme Birokrasi yang meliputi: Aspek Pengetahuan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 47,57%, Aspek Keterampilan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar -2,38% dan Aspek Ketaatan kode etik (X3) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 14,81% Dari ke tiga Aspek Profesionalisme Birokrasi yang memberikan pengaruh dominan secara parsial terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, yaitu Aspek Pengetahuan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 47,57%.

Selanjutnya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme Birokrasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Bahwa secara menyeluruh Profesionalisme Birokrasi telah dilaksanakan dan dijalankan sesuai dengan dimensi-dimensi Kinerja Pegawai.

Page 134: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

ii

ABSTRACT

This research based on main problem, that is the low Employee Performance. This condition is predicted because of has not implemented of Bureaucratic Profesionalism aspects at Secretariat Agency of Tourism and Culture of West Java Province.

The approach in this research about Bureaucratic Profesionalism and Employee Performance from public policy and public administration as master theory to develop science area of public administration.

Research method is explanatory survey. This method used to explain social phenomenon which in this case used to check influence of Bureaucratic Profesionalism (X) as independent variable to Employee Performance (Y) as dependent variable. This research use quantitative analysis usage Path Analysis Method meant to know value of influence Bureaucratic Profesionalism variable to Employee Performance at Secretariat Agency of Tourism and Culture of West Java Province, either through simultan and also by parsial.

Result of research indicate that by simultan, Bureaucratic Profesionalism (X) have a significance effect to Employee Performance (Y) equal to 59,99%. As for influence of other variable () to Employee Performance (Y) equal to 40,01%. While by partial, influence of Bureaucratic Profesionalism (X) which consist of three Bureaucratic Profesionalism aspects covering: aspect of Knowledge (X1) have a significance effect to Employee Performance (Y) equal to 47,57%, aspect of Skills (X2) have a non significance effect to Employee Performance (Y) equal to -2,38% and aspect of Obedience code of ethics (X3) a significance effect to Employee Performance (Y) equal to 14,81%. From to three Bureaucratic Profesionalism aspects that giving dominant influence by parsial to employee performace at Bureau of Law and Human Rights Regional Secretariat of West Java Province is aspect of Knowledge (X1) have a significance effect to Employee Performance (Y) equal to 47,57%.

Hereinafter this inferential research that Bureaucratic Profesionalism influentialy in significance to Employee Performance at Secretariat Agency of Tourism and Culture of West Java Province. That accross the board Bureaucratic Profesionalism has been executed and implemented as according to Employee Performance dimensions.

Page 135: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

yang telah diberikan sehingga Tesis yang berjudul: ANALISIS PENGARUH

PROFESIONALISME BIROKRASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA SEKRETARIAT DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI JAWA BARAT dapat diselesaikan. Penyusunan tesis ini dilakukan

untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Administrasi Publik

(M.A.P.) pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Magister Ilmu Administrasi

Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung.

Peneliti menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengalaman

maupun ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam penyusunan tesis ini, sehingga

apabila didalamnya dijumpai kekurangan yang berkaitan dengan kedalaman

materi yang dibahas serta penyusunan tata bahasa yang digunakan. Peneliti sangat

terbuka untuk mendapat kritik dan saran dari semua pihak serta masukan bagi

perbaikan dan kelengkapan isi tesis ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bimbingan dan

arahan yang tiada terhitung nilainya kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. H.

Benyamin Harits, M.S. sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. H.

Uyat Suyatna, M.Si., sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Semoga semua

arahan dan bimbingan yang telah diberikan pada peneliti memberi manfaat bagi

peneliti dalam mengembangkan diri terkait dengan kemampuan dan sikap

Page 136: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

iv

intelektual menghadapi lingkungan, baik yang bersifat akademis maupun non

akademis.

Selanjutnya pada kesempatan ini pula, peneliti menyampaikan ucapan

terimakasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Eddy Yusuf Sp. M.Si. M.Kom., selaku Rektor Universitas

Pasundan Bandung.

2. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si., selaku Direktur Fakultas Pascasarjana

Universitas Pasundan Bandung.

3. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Administrasi Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung.

4. Dr. Yaya M. Abd. Aziz, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu

Administrasi Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung.

5. Para penguji Bapak Dr. H. Asep Kusdiman Jauhari, M.Si. dan Bapak Dr.

Achdiat, M.Si.

6. Yessi Esmiralda, SH. MH., selaku Sekretaris Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

7. Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang sudah

memperkenankan peneliti melakukan penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Administrasi Fakultas

Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung angkatan-28.

9. Ibu Kokom Komalasari, selaku teman seperjuangan di kelas (MIA-28) yang

sudah membantu melancarkan penyelesaian tesis ini.

Page 137: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

v

10. Bapak Farid, selaku teman se-angkatan (MIA-28) yang sudah peneliti anggap

sebagai orang tua yang selalu memberikan dukungan dan nasehat.

Secara khusus, terimakasih disampaikan kepada Orang Tua tercinta dan

tersayang (Mama & Papa) yang selalu mendukung dalam segala hal, suasana,

kondisi serta doa sampai terselesaikannya tesisi ini. Terimaksih juga pada Adik

tercinta dan tersayang Alfi Arafah Firdausi yang sama-sama sedang berjuang

menyusun Skripsinya. Tak lupa terimakasih untuk Kesayangan Yeffri Fazri yang

selalu ada, mendukung dan hadir dalam setiap langkah sampai saat ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas

segala bantuannya, sehingga tesis ini bisa diselesaikan. Semoga amal baiknya

mendapat imbalan dari Allah SWT. Amien.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Februari 2016

Peneliti,

Page 138: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.1. Latar Belakang Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.2. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.3.1. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.3.2. Kegunaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

1

6

7

7

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.1. Kajian Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.1.1. Hasil Penelitian Agus Hanafiah (2012) . . . . . . . . . . . .

2.1.2. Hasil Penelitian Eri Kusmara Wardhana (2014) . . . . .

2.1.3. Relevansi dengan Penelitian Terdahulu . . . . . . . . . . .

2.1.4. Lingkup Administrasi Publik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.1.5. Lingkup Profesionalisme Birokrasi . . . . . . . . . . . . . . .

2.1.6. Lingkup Kinerja Pegawai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2. Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.3. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

8

8

8

10

12

13

24

34

40

44

Page 139: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

vii

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.1. Obyek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.1.1. Gambaran Umum tentang Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . . . . . . . . . . . . .

3.1.2. Struktur Organisasi Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . . . . . . . . . . . . . . . .

3.1.3. Kondisi Umum Pegawai Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . . . . . . . . . . . . .

3.1.4. Gambaran Umum Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2. Metode dan Desain Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2.1. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2.2. Desain Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.3. Variabel dan Operasional Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . .

3.3.1. Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.3.2. Operasional Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.4. Populasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.5. Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.6. Uji Validitas dan Reliabilias . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.7. Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.8. Uji Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.9. Lokasi dan Jadual Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

46

46

46

48

50

53

55

55

56

57

57

57

59

60

61

64

68

69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . .

4.1. Obyek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.1.1. Identitas Responden . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.1.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas . . . . . . . . . . . . . . .

71

71

71

71

Page 140: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

viii

4.1.3. Penetapan Koefisien Korelasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.1.4. Deskripsi Aspek-aspek Profesionalisme Birokrasi (X)

4.1.5. Deskripsi Dimensi-dimensi Kinerja Pegawai (Y) . . . .

4.1.6. Penetapan Koefisien Jalur Variabel X terhadap Y dan Koefisien Jalur Variabel X1 sampai X3 terhadap Y . . .

4.1.7. Penetapan Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y dan Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1 sampai X3 terhadap Y . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.2. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.2.1. Pembahasan Pengaruh Simultan Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

4.2.2. Pengaruh Variabel Lain di luar Variabel yang Dikaji ..

4.2.3. Pembahasan Pengaruh Parsial Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

78

80

89

101

104

110

110

112

113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.2. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

120

120

121

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 123

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127

Page 141: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Laporan Kinerja Pegawai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

Tabel 2 Relevansi Hasil Penelitian Terdahulu dengan Tesis Peneliti . . 12

Tabel 3 Critical Success Factor (CSF) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38

Tabel 4 Keadaan Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jabatan . . . . . . 51

Tabel 5 Operasional Variabel Profesionalisme Birokrasi . . . . . . . . . . . 58

Tabel 6 Operasionalisasi Variabel Kinerja Pegawai . . . . . . . . . . . . . . . 59

Tabel 7 Populasi Sasaran (Responden) N = 60 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60

Tabel 8 Bobot Nilai Pernyataan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Birokrasi (X) . . 74

Tabel 10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y) . . . . . . . . . . 74

Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . 76

Tabel 12 Matrik Korelasi X1 hingga X3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79

Tabel 13 Invers Matrik Korelasi X1 hingga X3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 80

Tabel 14 Frekuensi Aspek Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 81

Tabel 15 Skor Aspek Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82

Tabel 16 Frekuensi Aspek Keterampilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84

Tabel 17 Skor Aspek Keterampilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85

Tabel 18 Frekuensi Aspek Ketaatan kode etik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87

Tabel 19 Skor Aspek Ketaatan kode etik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88

Tabel 20 Frekuensi Faktor Kualitas Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90

Tabel 21 Skor Faktor Kualitas Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 91

Tabel 22 Frekuensi Faktor Kuantitas Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93

Page 142: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

x

Tabel 23 Skor Faktor Kuantitas Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94

Tabel 24 Frekuensi Faktor Keandalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96

Tabel 25 Skor Faktor Keandalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97

Tabel 26 Frekuensi Faktor Sikap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 99

Tabel 27 Skor Faktor Sikap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100

Tabel 28 Koefisien Jalur PYX1 sampai dengan PYX3 . . . . . . . . . . . . . . . 103

Tabel 29 Hasil Koefisien Jalur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 104

Tabel 30 Kesimpulan Analisis Statistik Variabel Profesionalisme Birokrasi terhadap Kinerja Pegawai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 109

Page 143: BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/3911/2/Tesis Dilla Anindia Kabella (148010004).pdf · pekerjaan dinilai memenuhi standar yang baku

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Paradigma Berpikir tentang Profesionalisme Birokrasi dan

Kinerja Pegawai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49

Gambar 3 Struktur Organisasi Sekretariat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

Gambar 4 Diagram Jalur Pengaruh Simultan Variabel X terhadap Y . . 65

Gambar 5 Diagram Jalur Pengaruh Parsial Variabel X1 sampai dengan X3 terhadap Y . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66

Gambar 6 Jadual Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70

Gambar 7 Tahapan Kuartil Aspek Pengetahuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83

Gambar 8 Tahapan Kuartil Aspek Keterampilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86

Gambar 9 Tahapan Kuartil Aspek Ketaatan kode etik . . . . . . . . . . . . . . 89

Gambar 10 Tahapan Kuartil Faktor Kualitas Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . 92

Gambar 11 Tahapan Kuartil Faktor Kuantitas Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . 95

Gambar 12 Tahapan Kuartil Faktor Keandalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 98

Gambar 13 Tahapan Kuartil Faktor Sikap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 101

Gambar 14 Diagram Koefisien Jalur Variabel X terhadap Y . . . . . . . . . 102

Gambar 15 Diagram Koefisien Jalur Variabel X1 sampai dengan X3 terhadap Y . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103

Gambar 16 Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y . . . . . . . . . . . . 104

Gambar 17 Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1 sampai dengan X3

terhadap Y . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

107