BAB I new
-
Upload
wimbo-prakoso-jati -
Category
Documents
-
view
218 -
download
10
Transcript of BAB I new
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,
yang begitu luas dengan ditunjang oleh potensi alam yang luar biasa dan
penduduknya yang berjumlah banyak patutlah disyukuri. Di dalamnya
terdapat berbagai macam suku bangsa, budaya, agama, dan berbagai kesenian
serta pemandangan alam yang menakjubkan. Faktor-faktor inilah yang
menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata bagi para wisatawan.
Tumbuhnya usaha dibidang pariwisata seperti perhotelan, restoran,
perjalanan wisata, dll. Hal ini mendorong para pengusaha bersaing untuk
mendapatkan pelanggan dan keuntungan yang besar. Maka, para pengusaha
pun dituntut menggunakan strategi yang tepat, guna mencapai tujuannya
tersebut.
Dalam hal ini maka perlu ditingkatkan kualitas dari produk yang
dihasilkan serta SDMnya. Dua hal ini lah yang berpengaruh dalam dunia
pariwisata. Kwalitas produk bergantung pada SDM yang profesional, handal
dan kompetitif. Adapun kiat-kiat tersendiri dari para pengusaha untuk mencari
SDM tersebut. Salah satunya adalah waiter yang memenuhi kriteria yang
diinginkan didunia pariwisata khususnya restoran.
1
B. Rumusan Masalah
Semakin berkembangnya industri pariwisata diIndonesia
menyebabkan persaingan diantara pengusahanya. Persaingan dalam hal mutu
pelayanan, mutu produk, fasilitas, harga. Akan tetapi suatu hotel lebih
mengedepankan mutu pelayanan demi kepuasan tamunya, karena inilah
sumber keuntungan dalam industri perhotelan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “ Bagaimana cara meningkatkan mutu seorang
waiter guna meningkatkan mutu pelayanan di restoran?” Rumusan masalah
inilah, yang akan saya jabarkan dalam laporan penelitian.
D. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan penelitian dengan judul “Peningkatan Kualitas Waiter Dalam
Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Di Jogjakarta Plaza Hotel” adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab waiter.
2. Untuk mengetahui usaha waiter dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
3. Untuk mengetahui komentar tamu terhadap mutu pelayanan.
Dari tujuan inilah bisa disimpulkan bahwa peran seorang waiter
sangatlah penting dalam melayani tamu sehingga terciptalah kepuasan yang
diharapkan oleh tamu.
2
E. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Adapun beberapa manfaat yang akan saya dapatkan setelah
mengadakan penelitian adalah :
1. Bagi Penulis
Mengetahui seberapa besar peran seoarang waiter dalam meningkatkan
mutu pelayanan di hotel yang sesungguhnya.
2. Bagi Lembaga
Bisa mengambil teori dari hasil penelitian tersebut sebagai referensi bahan
mengajar.
3. Bagi Perusahaan
Mengetahui seberapa luas wawasan yang didapat oleh mahasiswa setelah
menjalankan Praktek Kerja Lapangan di hotel.
3
BAB II
KEPUSTAKAAN
A. Gambaran Umum Tentang Hotel
“Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara
komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan
panginapan berikut makan dan minum” (Yayuk S Perwani: 2001: 10).
“Adapun macam hotel dilihat dari segi lokasinya” menurut
(Yayuk S Perwani : 2001: 8) bisa dibedakan menjadi :
a. City Hotel adalah hotel yang terletak dikota-kota besar terutama di ibu
kota.
b. Urban Hotel adalah hotel yang terletak didekat kota.
c. Suburb hotel adalah hotel yang terletak di daerah pinggiran atau kota
satelit.
d. Resort hotel adalah hotel yang terletak didaerah peristirahatan,
misalnya beach hotel di beach resort, mountain hotel di mountain
resort dan lake hotel di lake resort.
e. Airport hotel adalah hotel yang terletak di area pelabuhan udara.
Untuk kelancaran operasional hotel, maka dihotel dibagi menjadi
beberapa departemen yang setiap departemennnya memiliki tugas dan
4
tanggung jawab yang berbeda. “Jenis-jenis department utama dalam hotel
dan tugasnya yaitu” (Yayuk S Perwani: 2001: 10) :
a. Marketing department mempunyai tugas untuk memasarkan hotel ke
pasaran luas sesuai kebutuhannya.
b. Front Office department mempunyai tugas untuk menjual kamar yang
memenuhi syarat dan siap untuk dihuni oleh tamu
c. Housekeeping department mempunyai tugas untuk menyediakan
kamar yang bersih dan siap di huni oleh tamu.
d. Laundry department mempunyai tugas untuk membantu department
housekeeping dalam menyediakan kebutuhan linen untuk kamar hotel
dan seragam karyawan.
e. Engineering & Maintenance department mempunyai tugas untuk
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki peralatan dalam hotel dan
bangunan.
f. Food & Baverage department mempunyai tugas untuk menyiapkan
makanan dan minuman dalam hotel.
g. Finance department mempunyai tugas untuk mengelola keuangan,
baik pemasukan maupun pengeluaran.
h. Personnel department mempunyai tugas untuk mengurusi administrai
seluruh karyawan hotel.
i. Training department mempunyai tugas untuk memberikan berbagai
latihan bagi karyawan hotel baik yang baru maupun yang lama.
5
j. Security department mempunyai tugas untuk menjaga dan mengatur
keamanan hotel.
Fasilitas Jogjakarta Plaza Hotel
1. Jenis Kamar
Jogjakarta Plaza Hotel sebagai hotel berbintang empat
mempunyai kamar yang berjumlah 159, dengan 120 kamar
deluxe/standart dan 10 kamar suites, 29 kamar executive. Deluxe/standart
terdiri dari 2 tipe :
a. Junior suites : 2 kamar (132,139), pool view
b. Deluxe/standart : 118 kamar, non pool view (non pool = jalan raya,
taman, tenis garden dan air terjun).
c. Suites : Pemandangan kamar seluruhnya pool view. Tipe terdiri dari 4
macam:
1) Presidential suite : 1 kamar (201)
2) Parlor suite : 5 kamar (104,106, 116, 206 dan 266)
3) Executive suite : 4 kamar (122,148, 205 dan 220)
4) Executive room :
a) Deluxe executive : 27 kamar
b) Suites Executive Parlour : 3 kamar.
2. Restaurant
a. Srikaton
6
Retoran dengan suasana yang formal dan elegan, seluas 220 m2
yang dapat menampung 100 tamu untuk perjamauan makan. Buka dari
jam 06.00 – 23.00 Wib tetapi tetap memenuhi permintaan tamu diluar jam
tearsebut. Sri Katon menyajikan makanan yang saesua dengan selera
tamu – tamu JPH. Srikaton terbagi dalam tiga bagian yaitu section A
(bagian selatan) khusus untuk non smooking, section B (bagian utara
barat) dan C (bagian utara timur) disediakan bagi tamu – tamu yang ingin
merokok.
b. Colombo Pool Terrace
Restoran dengan suasana casual berhadapan dengan kolam renang di
alam terbuka sehingga memungkinkan pengunjung dapat relax sambil
menikmati suasana alam tropis. Luas restoran adalah 50 m2 dan dapat
menampung sampai dengan tamu 30 orang, buka dari jam 09.00 – 22.00
Wib.
c. Lobby Lounge
Merupakan ruang tunggu dan tempat tunggu santai sambil
menikmati kopi / teh hangat.
d. Mini Bar
Menyediakan makanan dan minuman ringan yang bisa dikonsumsi
tamu dalam kamar.
e. In Room Dining
Pelayanan makanan diantar kekamar selalu siap selama 24 jam.
7
f. Banquet
Diawal beroperasi fasilitas banquet hanya Andrawina Ballroom saja,
yang dapat dibagi menjadi 3 ruang sebagai Langenharjo, Andrawina dan
Langendriyo. Pada akhir tahun 1996 dibangun 1 executive meeting center
dengan 3 ruangan. Awal tahun 2003 ada pembahasan fasilitas
Banquetdengan dibangun 3 ruang secretariat & 1 musholla.Dan akhir
tahun 2003 penambahan 1 ruangan di Executive Meeting Center dengan
nama Manisrenggo 2, pada 3bulan juli 2004 bertambah lagi fasilitas
meeting room yaitu Langen Baswara yang menempati lokasi diarea dekat
lobby.
Pada akhir 2006, Langengitodibagi menjadi 3 yaitu Langengito,
Langengito 2, Langengito 3 : Sabdonayoko dipecah menjadi 2 yaitu
Sabdonayoko, Sabdonayoko 2 bersamaan juga dengan mushola di
executive meeting room. Berikut ukuran failitas ruang meeting:
a. Ballroom : 24 x 11 = 264 m2
Ruang ballroom dapat terbagi tiga bagian yang masing – masing bernama
: Andrawina, langenharjo dan langendriyo : 8 x 11 = 88 m2.
b. Executive meeting room :
1) Manisrenggo : 7,5 x 4,5 m2
2) Manisrenggo 2 : 7,5 x 4,5 m2
3) Langengito : 11 x 4,5 m2
4) Langengito 2 : 3,6 x 2,5 m2
8
5) Langengito 3 : 3,6 x 2,5 m2
6) Sabdonayoko : 11 x 4,5 m2
7) Sabdonayoko 2 : 3,6 x 2,5 m2
8) Pre-function Area A : 7,5 x 4,5 m2
9) Pre-function Area B : 9 x 3 m2
c. Langenbaswara : 8 x 11 m2
3. Health Club & SPA
Pada tahun 1995, hotel memiliki Health Club yang saat itu dimiliki
& dikelola oleh Weider. Pada bulan juli 2000 kepemilikan dan
pengelolaan Health Club diambil alih oleh hotel dan pada bulan Agustus
2000 diresmikan denagn nama Kirana Health Club. Pada perkembangan
berikutnya, pada bulan juli 2004 dibuka fasilitas Dolanan Kids Club yang
menjadi bagian dari Kirana Health Club.
Pada awal januari 2005 diresmikan Sekar Arum SPA dengan 5
ruang treatment, 1ruangan manicure and pedicure serta ruang sauna dan
whirpool. Bersamaan dengan diresmikannya Sekar Arum SPA dan
diresmikan pula ruang aerobic di Kirana HC. Secara keseluruhan pada
saat ini Jogjakarta Plaza Hotel menyediakan fasilitas – fasilitas sebagai
berikut:
1) Program – progam rekreasi
2) Kolam renang (outdoor) dengan dilengkapi taman tropis
9
3) Lapangan tenis dengan dilengkapi penerangan pada waktu
malam
4) 24 jam fasilitas business Centre ( Internet, Fax, dan mesin
foto kopi)
5) Saluran televise internasional
6) Shopping Arcade
7) Area parkir untuk 215 mobil dan bus
8) Sarana antaran malioboro setiap harinya jam 10.00, 13.00,
18.00 dan 19.00
9) Sambungan langsung internasional
10) Wifi
11) Laundry
12) 24 hours taxi ( Pataga & Golden Bird)
13) Taman rekreasi Langensuko
Taman rekreasi Langensuko dengan luas aman 3000
m2 dilengkapi fasilitas lapangan tennis, jogging, sepeda, voli
pantai, 3 on 3 Basketball court dan ditunjang keasrian taman
maka Langaensuko cocok bagi tamu dan keluarga untuk
berjalan – jalan sambil menikmati pemandangan Gunung
Merapi dari kejauhan.
10
B. Gambaran Umum Food & Baverage Departement
“Restoran adalah suatu tempat yang identik jajaran meja yang
tersususn dengan rapi, dengan kehadiran orang, timbulnya aroma semerbak
dari dapur dan pelayanan para pramusaji, dentingan bunyi gelas-gelas kaca
yang bersentuhan, porselin, menyebabkan suasana hidup didalamnya” (Endar
Sugiarto: 2003: 77).
a. Jenis Restoran
Menurut Endar Sugiarto & Sri Sulastriningrum, pada dasarnya
restoran yang ada didalam sebuah hotel dapat dikelompokan kedalam tiga
bagian besar yaitu Formal Dining Room, Informal Dining Room, dan
Specialities Dining Room (2003: 91-96).
1) Formal Dining Room
Yaitu jenis restoran dalam hotel yang merupakan high class restoran
jenis ini adalah :
a) Rotisserie adalah restoran ekslusif dimana tempat pembakaran
dapat dilihat oleh tamu.
b) Grill adalah restoran untuk steak dan chops yang mana makanan
tersebut dibakar menurut selera tamu.
c) Cabaret atau super club adalah restoran yang mengadakan
pertunjukan pada saat acara makan.
11
2) Informal Dining Room
Untuk restoran yang sifatnya tidak formal hotel pun menyediakan
fasilitasnya. Beberapa contohnya adalah Coffee Shop, Tavern, Cocktail
Lounge, Pool Snack Bar, Room Service.
a) Coffee Shop menurut Endar Sugiarto adalah suatu usaha dibidang
makanan yang dikelola secara komersil yang menawarkan makanan
dengan pelayanan dalam suasana tidak formal dengan harga murah
dan buka selama 24 jam (2003: 93).
b) Tavern adalah restoran kecil didalam hotel yang sajian minum
utamanya adalah bir dan anggur.
c) Cocktail Lounge adalah suatu fasilitas yang diberikan kepada tamu
atau pengunjung hotel, suatu tempat yang santai untuk minum dengan
suasana pencahayaan yang remang-remang.
d) Pool Snack Bar adalah counter bar kecil yang terletak di tepi
kolam renang sebuah hotel.
e) Room Service adalah sistem pelayanan makan dan minum yang
dipesan oleh tamu akan diantarkan dan dinikmati di dalam kamar.
3) Specialities Restaurant
12
Yaitu restoran yang berada di hotel yang menyediakan makanan dan
minuman khas. Biasanya makanan tersebut sudah terkenal secara
internasional seperti makanan Jepang, Korea, Italia.
b. Cara Pelayanan Di Restoran
Menurut Endar Sugiarto & Sri Sulastriningrum, secara umum
pelayanan di restoran dapat dibedakan empat macam cara, yaitu table service,
counter service, tray service, self service (2003: 96-102).
1) Table Service
Adalah suatu pelayanan penyajian makanan di atas meja. Ada pun
pelayanan jenis ini dapat dibedakan macam-macamnya adalah :
a) French or Cart Service yaitu salah satu jenis pelayanan yang mahal.
“Pada French Service digunakan kereta dorong (trolley) atau kereta
masak (gueridon)” (Endar Sugiarto: 2003: 98).
b) Russian atau Platter Service menurut Endar Sugiarto (2003: 99) semua
makanan sudah matang dan sudah dihias dipiring. Makanan dari piring
dibawa pelayan dan disajikan di meja tamu kemudian pelayan
memindahkan makanan dari piring besar ke piring tamu dengan
keahlian khusus menggunakan sendok dan garpu.
c) English atau Family Service yaitu makanan sudah disiapkan dan
dibawa ke meja dengan menggunakan serving platters atau serving
bowls. Host bertanggungjawab pada pelayanan, host atau waiter yang
13
memotong daging, mengatur hidangan dipiring, kemudian
mengedarkan hidangan tersebut ke semua tamunya atau tamu
mengambil sendiri.
d) American atau Plate Service pada umumnya, pemorsian makanan
sudah dilaksanakan sejak dari dapur. Para pelayan mengambil
makanan di piring yang sudah diporsi tersebut lalu disajikan kepada
tamu.
2) Counter Service
Suatu pelayanan tidak resmi sebagai contoh pelayanan ini di hotel adalah
di pool snack bar. Pelayanan cepat dan pergantian tinggi adalah tujuan
dari restoran ini. Para tamu dilayani dengan sedikit berbicara dan silih
berganti dengan pengunjung lain. Menu dipasang di dinding dengan
gambar yang cukup besar. Di belakang counter adalah tempat
memproduksi makanan. Pelayan yang menyiapkan makanan dan
merangkap sebagai kasir. Tamu memilih meja sendiri, setelah makan bush
boy membersihkan meja.
3) Tray Service
Cara penyajian makanan melalui sebuah nampan atau baki besar. Di atas
nampan terdapat makanan dan minuman yang telah dipesan. Untuk di
hotel pelayanan ini bisa di lihat pada room service.
4) Self Service
14
Adalah pelayanan makanan yang dilakukan oleh diri sendiri, para tamu
bisa memilih hidangan yang diinginkan. Pelayanan ini dapat digolongkan
menjadi:
a) Cafetaria Service
Pelayanan ini dilakukan di daerah yang ramai dan tamu mengambil
hidangan sendiri, yang mana hidangan sudah disiapkan di counter,
setelah itu tamu membayar hidangannya di kasir. Hidangan diberi
harga menurut apa yang diambil tamu.
b) Buffet Service
Hidangan diletakkan di atas meja buffet, tamu mengambil sendiri
hidangan yang disukai. Dalam hal ini waiter membantu melayani roti,
mentega dan air es serta mengambil piring yang sudah kosong. Untuk
harga sudah termasuk dengan sewa gedung tersebut, sehingga tamu
tidak membayar. Sedangkan buiffet yang di restoran harga sudah
termasuk dalam bentuk paket.
c) Take Out Service
Hotel jarang mengadakan pelayanan ini karena hidanagan ini dipesan
dan dibungkus lalu dibawa keluar.
15
3. Waiter
a. Pengertian Waiter
“Waiter adalah karyawan restoran yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab melayani kebutuhan makan dan minum bagi para
pelanggan hotel secara profesional” (Sukresno & INR Pendit: 1998: 2).
“Mereka sangat berperan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan yan ng secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Seorang waiter yang professional harus dapat melayani kebutuhan makan dan minum para tamu dengan baik dan memuaskan. Lewat komunikasi dengan pelanggan, seorang waiter harus dapat segera mendeteksi keinginan dan kebutuhan para pelanggan, dan mewujudkanya” (Soekresno & INR Pendit: 1998: 2).
1) “Syarat-syarat Pramusaji Hotel” (Soekresno & INR Pendit: 1998: 2-3).
a) Syarat Fisik
(1) Sehat Jasmani
(a) Pendengaran normal
(b) Gigi dan kuku terawatt baik
(c) Tidak mengidap penyakit menular
(d) Tidak cacat fisik
(2) Berpenampilan Rapi
(a) Badan tegap, tidak bungkuk, dan tidak loyo
(b) Berpakaian rapi dan selalu memakai uniform
16
(c) Selalu mengenakan atribut yang telah ditetapkan
manajemen
(d) Mengenakan sepatu warna gelap dan selalu tersemir
mengkilap
(e) Tidak memakai perhiasan yang berlebihan
(f) Khusus untuk wanita, make up disesuaikan dengan situasi
dan kondisi lingkungan
(g) Bebas bau mulut dan badan
(h) Tidak memelihara kumis dan jenggot
(i) Untuk pria, rambut tidak gondrong
(j) Untuk wanita yang berambut panjang, rambut terikat rapi
ke belakang
b) Syarat Non Fisik
(1) Sehat rohani, tidak mengalami gangguan atau kekacauan
mental dan emosional, tidak stress atau frustasi
(2) Mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti satu
sama lain
(3) Bersikap ceria dan murah senyum
(4) Sabar, jujur, dan berdisiplin dalam situasi dan kondisi apapun
(5) Tanggap, terampil, dan cermat dalam bertindak
(6) Mudah bergaul
(7) Mampu dengan cepat memahami maksud orang lain
17
(8) Berpengetahuan luas tentang produk makanan dan minuman
yang dijual
(9) Menguasai teknik kerja sesuai petunjuk pelaksanaan yang
telah ditetapkan manajemen
(10) Memiliki sifat suka penolong
(11) Percaya diri dan tidak sombong
2) “ Tugas dan tanggungjawab waiter” (Arcole Margattan: 2005 : 19-20)
a) Wewenang dan Tanggung Jawab
Memberikan perasaan senang, gembira, enjoy, dan kepuasan
pelayanan kepada para pelanggan.
b) Perincian Tugas
(1) Melaksanakan persiapan operasional restoran setiap hari.
(2) Membantu penyelenggaraan kebersihan rutin pada area
pelayanan (seluruh daerah beroperasinya kegiatan).
(3) Menyambut dan mempersilahkan para pelanggan untuk memilih
tempat yang disenangi.
(4) Memberikan pelayanan pada apara pelanggan yang meliputi :
(a) Memberikan daftar menu makanan dan minuman.
(b) Menjelaskan spesifikasi menu (apabila diminta).
(c) Menyerahkan order atau pesanan pelanggan kepada koki
(chief cook) dan kasir (cashier).
18
(d) Mengantar pesanan pelanggan dari dapur/ruang racik untuk
dihidangkan pada pelanggan.
(e) Menanyakan pada pelanggan, apakah ada pesanan tambahan.
(f) Menyampaikan pembayaran pelanggan kepada kasir dan
membawakan kembali bukti pembayaran serta sisa uang
pembayaran pada pelanggan.
(5) Mengganti atau menambah peralatan service yang tampak
kotor, rusak, atau sudah habis terpakai.
(6) Memelihara peralatan service dan sanitasi.
(7) Melaksanakan, membenahi (set up), dan membersihkan bekas
makanan (clear up).
(8) Menjalankan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh head waiter
atau asistennya.
b. Mutu Waiter
Perlunya peningkatan mutu waiter guna meningkatkan kualitas
kerja yang berimbas pada terciptanya kepuasan tamu sangat dibutuhkan.
Hal ini berkaitan dengan SDM.
Robert Bocal mengatakan bahwa manajemen tidak dapat
memberdayakan staff tanpa memberitahukan mereka, mengajari mereka,
dan memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang dilakukan
untuk mengambil keputusan sendiri (2001: 201).
19
Dalam industri jasa pelayanan, SDM yang handal adalah yang
memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan kerja pada bidang keahlian
tertentu. Untuk itu dibutuhkan usaha pengembangan SDM dalam
organisasi/perusahaan dengan tujuan untuk memperbaiki efektivitas dan
efisiensi kerja. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan :
1) Pengetahuan Karyawan
Dalam teori Arcole Margattan bahwa peningkatan mutu pelayanan
menyangkut masalah kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif
dapat dijelaskan sebagai berikut ini (2005: 86) :
a) Tenaga kerja harus fasih berbahasa inggris, bila perlu bahasa asing
lainnya sehingga penyesuaian diri dalam berkomunikasi lebih cepat.
b) Pemahaman lintas budaya adalah pengenalan etika, adat, budaya asing
agar kita bias masuk dalam lingkungan asing tersebut sehingga
negosiasi dapat berjalan lancar.
c) Kesetaraan mentalitas dengan bangsa lain akan menghilangkan
perasaan rendah diri pada saat melakukan transaksi. Rasa percaya diri
yang tinggi diperlukan untuk melakukan bisnis tersebut secara
internasional.
20
2) Ketrampilan karyawan
a) Latihan
“Latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang
relatif singkat” (Sudiarto Mangkuwerdoyo: 1999: 173). Dalam rangka
proses latihan yang perlu dilaksanakan adalah :
(1) Penilaian dan identifikasi kebutuhan
Bahwa suatu latihan diadakan sebagai akibat adanya tingkat
kecelakaan atau pemborosan yang cukup tinggi, semangat kerja
dan motivasi yang rendah, atau masalah operasional lainnya.
(2) Sasaran-sasaran latihan dan pengembangan
Sasaran-sasaran latihan dan pengembangan tersebut mencerminkan
perilaku dan kondisi yang diinginkan dan berfungsi sebagai
standar-standar dimana prestasi kerja individual dan efektivitas
kerja dapat diukur.
(a) Isi program
Isi program ditentukan oleh identifikasi kebutuhan dan sasaran
latihan. Diharapkan program hendaknya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi dan individual peserta.
(b) Prinsip-prinsip belajar
Agar isi program efektif, prinsip-prinsip belajar harus
diperhatikan. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat
21
partisipatif, relevan, repetitive, pemindahan, serta memberikan
umpan balik mengenai kemajuan para peserta latihan. Harus
diwaspadai bahwa adanya perbedaan kemampuan individu
peserta latihan.
b) Pendidikan
“Pendidikan adalah suatu proses pengembangan sumber daya
manusia” (Sudiarto: 1999: 174). Pendidikan lebih bersifat filosofis dan
teoritis, dibanding dengan training (latihan). Pengembangan diarahkan
untuk golongan “managers” sedangkan training untuk golongan
“nonmanagers”. Meskipun banyak perbedaan, namun perlu disadari
bahwa keduanya menekankan pada peningkatkan ketrampilan atau
kemampuan dalam “human relations”.
“Program latihan dan pengembangan ini dirancang untuk
meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta
memperbaiki kepuasan kerja. Ada 2 kategori pokok program latihan
dan pengembangan manajemen” (Sudiarto Mangkuwerdoyo: 1999:
175):
(1) Metode Praktis (on the job training)
(2) Teknik presentasi informasi dan metode simulasi (off the job
training)
22
c) Evaluasi
“Evaluasi sangatlah penting dilaksanakan sebab, pada dasarnya implementasi dari program tersebut berfungsi sebagai proses transformasi, yang perlu ditelaah hasil pencapaiannya. Para karyawan yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan yang berkemampuan, sehingga dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar” (Sudiarto Mangkuwerdoyo: 1999: 176). “Setelah menyelesaikan program tersebut, diharapkan para
karyawan memperoleh peningkatan ketrampilan dalam melayani
pelanggan, antara lain” (Endar Sugiarto: 1999: 224):
(1) Mampu meningkatkan kepuasan pelanggan.
(2) Mampu mengatasi situasi yang sulit dengan lebih baik, yang mana
dapat mengurangi rasa frustasi.
(3) Pertumbuhan pribadi yang memberikan rasa puas dalam melayani
pelanggan.
3) Fasilitas Karyawan
Dalam buku Arcole Margattan (2005: 96), berikut ini diberikan
kemungkinan-kemungkinan bagaimanan karyawan diberi imbalan atas
jasanya :
a) Penghasilan : gaji pokok, bonus prestasi, gaji lembur.
b) Tunjangan : THR (idul fitri/natal), kesehatan, hari tua.
c) Jmaninan makan sesuai dengan kebutuhan selama bekerja yang
menunya diatur secara khusus dan bergizi.
23
d) Asrama/pondokan bagi karyawan yang berasal dari luar kota tanpa
dipungut bayaran.
e) Diskon khusus bagi karyawan yang membeli makanan/minuman di
restoran yang bersangkutan.
f) Training/pelatihan diberikan pada karyawan yang berbakat dan
berminat meningkatkan ketrampilan.
g) Perpustakaan disediakan untuk memperluas wawasan karyawan
dengan menyediakan buku-buku bermutu yang berkaitan dengan
profesinya.
h) Peningkatan karier akan dipromosikan bagi karyawan yang berprestasi
dan dinilai memenuhi syarat promosi jabatan sesuai dengan ketepatan
yang berlaku.
i) Program penghargaan yang disediakan untuk karyawan berprestasi
dalam menunjang tercapainya tujuan dan target perusahaan.
4. Kualitas Pelayanan Tamu
“Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan” (Endar Sugiarto: 1999: 38). Akan tetapi, “Kualitas
menurut konsep adalah seberapa jauh dan seberapa tepat suatu produk
dapat memenuhi keinginan pelanggan” (Terry Hill: 2000: 112).
Pencapaian kepuasan pelanggan memerlukan keseimbangan antara
kebutuhan dan keinginan (need&want) dan apa yang diberikan (given).
24
a. Pengertian Tamu
“Tamu restoran berarti mereka yang datang ke restoran untuk menikmati/mencicipi hidangan yang disajikan baik berupa makanan/minuman. Agar tamu merasa betah berada di restoran selama menikmati hidangan maka para staff dan seluruh unsur yang terlibat didalamnya harus bersikap ramah, sopan, tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan para tamu sesuai dengan selera masing-masing” (Endar Sugiarto: 2003: 85).
Seluruh unsur yang terlibat dalam pengoperasionalan sebuah
restoran mempunyai suatu komitmen yang kuat yaitu memberikan
pelayanan yang baik terhadap tamu yang datang, agar mereka merasa
puas pada saat meninggalkan restoran.
b. Kesan Tamu Terhadap Pelayanan di Restoran
“Kesan adalah akibat/efek yang dihasilkan oleh suatu pemikiran
atau perassaan” (Endar Sugiarto: 2003: 19). Kesan yang diciptakan
oleh para karyawan hotel pada dasarnya dapat memberikan kepuasan
pada tamu tersebut.
“Kepuasan hati/perasaan dan batin adalah pelayanan melalui
sentuhan manusia, sopan santun, ramah tamah dan melayani dengan
ketulusan hati yang keluar dari hati sanubari merupakan kunci sukses
suatu pelayanan” (Endar Sugiarto: 2003: 22).
Menurut Endar Sugiarto (1999: 171-174), Cara-cara yang
digunakan untuk menciptakan kepuasan tamu yaitu dengan
melaksanakan Delapan Dasar Pelayanan yang berisi tentang:
1) Memusatkan perhatian pada pelanggan
25
2) Memberikan pelayanan yang efisien
3) Meningkatkan perasaan harga diri tamu
4) Membina hubungan baik dengan pelanggan
5) Memberikan penjelasan dan keterangan
6) Dapat menentuka apa keinginan pelanggan
7) Penjelasan jasa pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan
8) Mengalihkan pelayanan ke orang lain
Menurut Endar Sugiarto (1999: 42-45), dalam Hospitality
Industry, agar loyalitas pelanggan semakin merekat erat dan pelanggan
tidak berpaling pada pelayanan lain, maka penyedia jasa perlu
menguasai lima unsur yaitu :
a) Cepat
Yang dimaksud kecepatan adalah waktu yang digunakan dalam
melayani tamu minimal sama dengan batas waktu dalam standar
pelayanan yang telah ditentukan.
b) Tepat
Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
tamu.
c) Aman
Para petugas pelayanan harus mampu memberikan rasa aman pada
tamu. Rasa aman yang dimaksudkan adalah rasa aman fisik dan
psikis.
26
d) Ramah tamah
Keramahtamahan dalam industri jasa pelayanan di negara kita masih
kalah dengan negara maju yang menganut paham individualisme.
Dalam dunia pelayanan kita masih menggunakan perasaan dan
mencampuradukkan antara kepentingan melayani dan perasaan
sendiri.
e) Nyaman
Rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Jika
kita dapat memberikan rasa nyaman pada pelanggan, maka mereka
akan berulangkali menggunakan jasa atau produk yang kita tawarkan.
c. Konsep Pribadi Layanan Prima
Budaya layanan prima ini dibentuk oleh sikap karyawan dan
manajemen perusahaan industry jasa pelayanan. Budaya layanan prima
mengutamakan kepuasan pelanggan.
Yang diutamakan dalam layanan prima adalah bentuk nyata
pelayanan pelayanan yang sebelumnya sudah diberikan dalam pelatihan
dan dapat diterapkan pada saat praktek dilapangan, ketika berhubungan
langsung dengan pelanggan, yang dikemukakan oleh Endar Sugiarto
(1999: 222).
“Konsep pribadi meliputi unsur-unsur kepribadian, penampilan,
perilaku, dan komunikasi” (Endar Sugiarto: 1999: 23) :
a. Pribadi Prima tampil ramah
27
b. Pribadi Prima tampil sopan dan penuh hormat
c. Pribadi Prima tampil yakin
d. Pribadi Prima tampil rapi
e. Pribadi Prima tampil ceria
f. Pribadi Prima senang memaafkan
g. Pribadi Prima senang bergaul
h. Pribadi Prima senang belajar dari orang lain
i. Pribadi Prima senang pada kewajaran
Pribadi Prima senang menyenangkan orang lain
28
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Sejarah Jogjakarta Plaza Hotel
JPH yang terletak di jalan H. Afandi - Gejayan, Complex Colombo,
Sleman Yogyakarta ini dibangun dengan arsitektur joglo khas jawa diatas
tanah seluas 22.775 m persegi dengan luas bangunan 9.821 m persegi, berdiri
dan Nampak berpadu serasi dengan lingkungan sekitarnya yang merupakan
area perumahan, kampus dan sekolah bahasa.
JPH diresmikan pada tanggal 10 juli 1995 oleh Menteri Pariwisata Pos
dan telekomunikasi, yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Joop Ave. hotel
ini dimiliki oleh PT. Adi Chandra Graha Pariwisata.
Pada saat operasi mulai di tahun 1995 lalu hingga 31 maret 2003 hotel
ini tergabung dalam Carlson Hospitality Worldwide dengan brand Radisson
yaitu Radisson Yogya Plaza Hotel.
Per tanggal 1 April 2003 bersama – sama dengan property Radisson
yang lain di indonesia mulailah bergabung dengan group Prime Plaza Hotels
& Resort, maka mulailah Radisson Yogya Plaza Hotel berganti nama menjadi
Jogjakarta Plaza Hotel. Perubahan ini hanya nama saja, sedangkan
kepemilikan , tim manajemen dan karyawan tetap sama.
29
JPH dikembangkan dengan konsep perpaduan leisure dan bisnis
dengan tujuan memadukan perjalanan bisnis dan tempat untuk berlibur.
Adapun misi dari Jogjakarta Plaza Hotel : “Exceeding the expectations of
three key stakeholders (guest, employees and owners), hotel becomes the
leader in the marker place by implementing integrated excellent services,
innovating qualified products, empowering employees and upgrading brand
awareness”.
Seluruh hotel yang tergabung dalam Prime Plaza Hotels & Resort
hadir dengan filosofi pelayanan Yes I Care !, yang berarti “Peduli dengan
kepentingan tamu”.
Visi – Misi Prime Plaza
a. Vision
Prime Plaza Hotels & Resort is to be the best Indonesian Hotel Brand
chosen by all stakeholders.
b. Mission
Prime Plaza hotels & Resort is commited to growth and expansion
through its people.
B. Prime Plaza Hotels & Resort
Jogjakarta Plaza Hotel adalah bagian dari group hotel bernama “
Prime Plaza Hotels & Resort” yang berkantor di Plaza 5 Pondok Indah Block
C No. 16 Jl. Margaguna Jakarta, 12420. Kantor Pusat Prime Plaza Hotel
30
adalah juga merupakan Jakarta Sales Office. Prime Plaza Hotel & Resort
mempunyai komite – komite yang bernama :
a. Prime Plaza Marketing Association (PPMA), yang diketuai oleh Bp. Keith
Bell dan wakil ketua dijabat oleh Bp. Ivan Yuwono.
b. Prime Plaza Operations (PPOps), yang diketuai oleh Bp. Robert Kelsall,
dan wakil ketua dijabat oleh Bp. Ysak Anshori.
c. Prime Plaza Human Resources (PPHR), yang dketuai oleh Bp. Yungke
Wibowo dan wakil ketua dijabat oleh Bp. Keith Bell.
Ketiga komite tersebut di atas secara berkala bertemu untuk
memecahkan masalah ataupun merancang ide – ide baru demi kebaikan
dan kemajuan bersama yang berguna bagi kepentingan setiap property.
Prime Plaza Hotels & Resorts memiliki dan mengelola hotel di
Indonesia yang berjumlah 6 hotel yaitu:
No Nama Lokasi Tahun Berdiri Bintang
1. Bali Dynasty Resort Kuta, Bali Maret 1991 5
2. Surabaya Plaza Hotel Surabaya Oktober 1993 4
3. Jogjakarta Plaza Hotel Yogyakarta Juli 1995 4
4. Sanur Paradise Plaza Hotel Sanur, Bali Maret 1996 4
5. Kota Bukit Indah Plaza Hotel Purwakarta September 1996 4
6. Sanur Paradise Plaza Suites Sanur, Bali Desember 1996 4
7. Prime Inn @ Kota Bukit Indah Purwakarta April 2007 3
31
The Organizational Structure Of Prime Plaza Hotels & Resorts
a. Bp. Franciscus Bonang President Director
b. Ms. Februantiny Satyadharma Treasurer
c. Mr. Johan Budi Hartono Group Controller
d. Mr. Keith Bell PPMA Chairman
e. Mr. Robert Kelsall PPOps Chairman
f. Mr. Yungke Wibowo PPHR Chairman
General Manager Of All Properties
a. Bali Dynasty Resort : Bp. Robert Kelsall
b. Surabaya Plaza Hotel : Bp. Yusak Anshori
c. Jogjakarta Plaza Hotel : Bp. Yungke Wibowo
d. Sanur Paradise Plaza Hotel : Bp. Keith Bell
e. Kota Bukit Indah Plaza Hotel : Bp. Ivan Yuwono
f. Sanur Paradise Suites : Bp Keith Bell
Departemen – Departemen di Jogjakarta Plaza Hotel
Jogjakarta plaza hotel mempunyai 8 departemen dalam pembagian
tugas sehari – harinya yang membantu berjalannya suatu bisnis hotel.
Adapun departemen – departmen tersebut adalah :
1) Administrasi and General
2) Executive Office
3) Accounting
32
4) Engineering
5) Food and Beverage Product
a) Product ( Hot Kitchen, Gardemanger and Pastry)
b) Service ( Restoran and banquet)
6) Front Office
a) Reservation
b) Reception
c) Concierge
d) Security
e) Business Center
f) Operator
7) Houskeeping
a) Laundry
b) Human Resources
c) Health Club and SPA
d) Sales & Marketing
33