BAB I MPE BAB III MBAK RITA H...PGRI PRABUMULIH
Transcript of BAB I MPE BAB III MBAK RITA H...PGRI PRABUMULIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan pengetahuan dewasa ini menuntut manusia memiliki
keahlian dan keterampilan dalam bidang tertentu. Hal ini tidak terlepas dalam dunia
pendidikan pada umumnya karena pendidikan merupakan sarana untuk
menghasilkan manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan. Sebagai
penggerak pembangunan sehingga di nyatakan bahwa salah satu penyebab maju
mundurnya pembangunan suatu bangsa di tentukan oleh pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses untuk mengaktualisasikan semua potensi yang
di bawah sejak lahir. Oleh karna itu, pendidikan sangat penting dalam kehidupan
manusia dan pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa karna
dengan pendidikan dapat terbentuk manusia yang berkualitas. Ini telah di jelaskan
dalam undang – undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
system pendidikan nasional yang menyatakan bahwa : pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang briman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab
( SNP, 2006 : 24 )
1
Salah satu upaya dalam meningkatkan pendidikan khususnya dalam pelajaran
matematika yaitu melalui perbaikan – perbaikan belajar mengajar. Berbagai konsep
dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru
harus memiliki kemampuan dasar dalam mengajar, salah satunya adalah kemampuan
dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini
membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar.
Belajar mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru
dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sampai saat ini, pelajaran
matematika merupakan pelajaran yang kurang di senangi. Hal ini berakibat hasil
belajar menjadi rendah. Kesulitan belajar matematika timbul bukan semata – mata
karna materi pelajarannya, akan tetapi juga di sebabkan oleh metode atau strategi
dalam menyampaikan materi yang abstrak tersebut menjadi konkret, Untuk
mengawali penyampaian materi matematika yang abstrak melalui konkret itu
berpedoman pada strategi murder menekankan bahwa interaksi dengan orang lain
adalah bagian penting dalam belajar ( dalam Jacob, 1999 : Jacob et al 1996 ). Salah
satu metode pembelajaran kolaboratif yang di hasilkan dari prespektif psikologi
kognitif adalah murder ( Hy thicker ). Murder adalah suatu strategi pembelajaran
yang menggunakan sepasang anggota dyad dari kelompok yang beranggotakan
empat orang, yang memiliki enam langkah yaitu (1) Mood, mengatur suasana hati
yang tepat dengan cara relaksasi dan berfokus pada tugas belajar. (2) Understand,
membaca bagian materi tertentu dari naskah atau menghapalkan. (3) Recall, salah
2
satu anggota kelompok memberikan sajian lisan dengan menggulang materi yang di
baca . (4) Detect , yang di lakukan oleh anggota yang lain terhadap munculnya
kesalahan atau kealpaan catatan. (5) Elaborate, oleh sesama pasangan, langkah-
langkah 2,3,4,5 di ulang untuk bagian materi selanjutnya . (6) Review, hasil
pekerjaanya dan mentransmisikan pada pasangan lain dalam kelompoknya. Langkah
– langkah pendektesian, pengulangan dan pengolaborasian dapat berhasil
memperkuat pembelajaran karna pasangan dyad harus secara verbal mengemukakan,
menjelaskan memperluas, dan mencatat ide-ide utama dari teks.Adapun manfaat dari
penggunaan strategi murder yaitu untuk mengembangkan sistem belajar yang efektif
dan efisien di dalam kelas khususnya pada mata pelajaran matematika. Adapun
manfaat penerapan strategi murder bagi siswa yaitu dapat menempatkan siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar (Slavin,
1995) karena kebanyakan melibatkan siswa dalam 1 kelompok yang terdiri atas 4
siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pembelajaran yang dikemukakan
oleh Slavin ini berdasar pada teori Vygotsky, yaitu bahwa anak usia setingkat
melakukan kolaborasi dengan tingkat kesulitan berkisar dalam Zona of Proximal
Development (ZPD) hasilnya lebih baik dari pada bekerja sendiri-sendiri karena
dengan kolaborasi menghasilkan perkembangan kognitif (Moll, 1994). Kolaborasi
ini dapat dilakukan dengan teman sebaya (peer colaboration), dan dampak dialog
dengan teman sebaya ini adalah terjadinya pertukaran gagasan dengan penuh kerja
sama, saling memperoleh kesempatan dan tidak otoriter.
3
Adapun alasan mengapa penulis menggunakan strategi murder di SMP Negeri
1 Prabumulih karena pengajaran yang sering di gunakan adalah pengajaran yang
berpusat pada guru (Teacher Centered ), kurangnya interaksi antara siswa dan guru
siswa jarang di latih mengerjakan soal – soal pemecahan masalah akibatnya siswa
menjadi bosan.
Untuk itu siswa dalam pembelajaran matematika ini, siswa di harapakan
dapat menggunakan logika dan penalarannya dalam meningkatkan kemampuan
siswa menyelesaikan soal cerita. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “ Penerapan Strategi Murder pada
pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Prabumulih “
1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasan masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang di ambil
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi murder pada
pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Prabumulih ?
2. Bagaimanakah sikap siswa setelah diterapkan strategi murder pada
pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Prabumulih.
1.2.2 Pembatasan Masalah
4
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak
menyimpang dari sasaran yang diharapkan, maka peneliti memberikan batasan-
batasan masalah sebagai berikut :
1. Penerapan yang di maksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan strategi
murder (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review). Pada
pembelajaran matematika di SMP Negeri I Prabumulih
2. Hasil belajar yang di maksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes yang
dicapai siswa setelah di terapkan strategi murder (Mood, Understand,
Recall, Digest, Expand, Review). Pada pembelajaran matematika.
3. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa selama di
terapkan strategi murder pada pembelajaran matematika.
4. Subyek yang di maksud dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IX di SMP
Negeri I prabumulih tahun ajaran 2008 / 2009.
5. Materi dalam penelitian ini adalah Bangun Ruang pada pokok bahasan
kubus.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi murder pada pembelajaran
matematika di SMP Negeri 1 Prabumulih.
2. Sikap siswa setelah diterapkan strategi murder pada pembelajaran matematika
di SMP Negeri 1 Prabumulih.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru matematika, di harapkan dapat di jadikan bahan pertimbangan
dalammemilih strategi pembelajaran pada proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa, dengan menggunakan strategi murder, sehingga siswa termotivasi
dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi sekolah, di harapkan dapat menjadi bahan masukkan guna lebih
meningkatkan hasil belajar siswa.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Belajar
Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan
sejumlah pengetahuan. Disini yang dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Ahli
modern merumuskan belajar sebagai berikut : ”Belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilannya maupun sikapnya” (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 :13)
Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto ( 1995: 2) mengartikan
bahwa “ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh interaksi dengan
lingkungan yang dapat mempengaruhinya.
2.2 Mengajar
Joyce, Wail & Showers (1992) menyatakan bahwa mengajar ( teaching ) pada
hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,
cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana
7
belajar. Belajar merupakan keseluruhan kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh
guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Dalam
hal ini sasaran akhirnya adalah siswa belajar (Suprayekti, 2004: 2 ). Hasil akhir atau
jangka panjang dari proses mengajar adalah kemampuan siswa yang tinggi untuk
dapat belajar dengan mudah dan efektif dimasa mendatang. Tujuan utama dari
kegiatan mengajar adalah pada siswa yang belajar. Dengan demikian hakikat
mengajar adalah memfasilitasi siswa agar mereka mendapatkan kemudahan dalam
belajar. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 6 ).
2.3 Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata dalam bahasa inggris
instruction, yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya adalah membantu
orang belajar, atau memanipulasi ( merekayasa ) lingkungan sehingga memberi
kemudahan bagi orang yang belajar. Gagne dan Briggs ( 1979 ) mendefinisikan
pembelajaran sebagai suatu rangkaian events ( kejadian, peristiwa, kondisi, dsb )
yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa ( pembelajar ) sehingga
proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. ( Departemen Pendidikan
Nasional, 2004: 6-7 ).
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pad kegiatan
belajar mengajar. ( Suprayekti, 2004: 2).
8
Pembelajaran juga dapat diartikan suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengamatan individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Surya,
2007: 7).
Sedangkan menurut Dimyati dkk (2002 : 157) Pembelajaran adalah proses
yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar,
bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses untuk membelajarkan siswa dalam belajar sehingga
memperoleh perubahan perilaku yang baru dan lebih baik.
2.4 Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern yang berperan penting dalam berbagai di siplin dan memajukan
daya fikir manusia.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses pembelajaran yang di
selenggarakan oleh guru agar siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan
keterampilan matematika. Suatu proses pembelajaran yang di maksud agar tercipta
kondisi yang mungkin terjadi belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran dapat di katakan terjadi belajar, apabila terjadi proses perubahan
prilaku pada diri siswa sebagai suatu pengalaman.
9
Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika cockroft
(dalam Abdurrahman, 1999 : 253), mengemukakan bahwa matematika perlu di
ajarkan pada siswa karena :
1. Selalu di gunakan dalam segala segi yang sesuai.
2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika.
3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas.
4. Dapat di gunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
5. Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran
kekurangan.
6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan yang menantang.
2.5 Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak, dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bias diartikan sebagai pola-pola umu kegiatan anak
didik dalam perwujudan kegiatan belajar megajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan ( Djamarah dan Zain, 2006:5 ).
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian
anak didik. Disinilah kompetensi guru diperlukan dalam memilih metode yang tepat.
Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya
10
menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaannya.
Karena itu, dalam kegiatan belajar, menurut Dr. Roestiyah N. K (Djamarah
dan Zain, 2002: 84 ) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus menguasai tehnik-tehnik penyajian atau biasanya
disebut metode mengajar. Dengan demikian metode mengajar adalah strategi
pengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah strategi
murder, Strategi ini digunakan oleh guru guna mendukung motivasi dan minat anak
dalam belajar, karena dalam strategi murder anak dibentuk untuk berperan aktif
dalam pembelajaran.
2.6 Strategi Murder
Strategi murder di temukan oleh Hhythecker,Dansereau dan Rocklin pada
tahun 1988. Murder adalah naskah 6 langkah yang di desain untuk di gunakan oleh
dyad ( kelompok ) yang menawarkan banyak kemungkinan penjelasan berdasarkan
fsikologi kognitif yang memberi tuntunan kepada pembaca untuk meningkatkan
belajarnya. Sebagai contoh, tahap Recalling, Detecting, Elaborating, dan Reviewing
yang berhubungan dengan pemberian banyak sandi dari teks sebab anggota dyad
harus di nyatakan dalam bentuk verbal, penjelasan, pengembangan, dan merangkum
ide – ide utama dari teks. Juga, disebabkan catatan memfokuskan pada ide utama,
11
daripada menekankan pembaca mencoba mengingat semuanya, memproses informasi
mungkin lebih efisien. Ide pembaca memilih untuk memfokuskan adalah salah satu
contoh metakognisi ( berfikir tentang dan membuat keputusan pada satu pemikiran).
”(http : //madurapeduli.blogspot.com/2009/02/obrolan. html)
Strategi Murder adalah (Mood,Undrestand,Recall, Digest, Expand, dan
Review) yang di adaptasi dari buku karya Bob Nelson “ The Complete Problem
Solver. “( http : // www. Studygs. Net/indon/murder.htm).yaitu:
1. Mood (suasana hati)
Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Hal ini bisa di lakukan
dengan cara menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai
dengan kepribadian siswa.
2. Understand (pemahaman)
Segera tandai informasi bahan pelajaran yang tidak di mengerti. Pusatkan
perhatian pada mata pelajaran tersebut atau ada baiknya melakukan nya
bersama kelompok latihan.
3. Recall (pengulangan)
Setelah mempelajari satu bahan dalam suatu mata pelajaran, segeralah
berhenti. Setelah itu ulangi membahas bahan pelajaran itu dengan kata –
kata siswa.
4. Digest (Penelaahan)
12
Segeralah kembali pada bahan pelajaran yang tidak di mengerti. Carilah
keterangan mengenai mata pelajaran itu dari artikel, Buku teks atau sumber
lainya. Jika masih belum bisa juga diskusikan dengan guru atau dosen.
5. Expand (Pengembangan)
Tanyakan kembali pada diri sendiri mengenai permasalahan yang tidak di
mengerti begitu selesai mempelajari satu mata pelajaran khususnya mata
pelajaran matematika.
6.Review (pelajari kembali)
Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah di pelajari. Ingatlah strategi
yang di gunakan untuk memahami dan mengingat informasi saat
mempelajari mata pelajaran itu, agar strategi yang sama bisa di gunakan
dalam mempelajari mata pelajaran lainnya.
2.6.1 Langkah – Langkah Strategi Murder
1. Untuk menciptakan suasana hati guru memberikan motivasi dengan cara
memberi suatu pertanyaan yang berhubungan dengan bangun ruang
kepada siswa kemudian guru membagi kelompok yang beranggotakan 4
orang, dalam kelompok dibagi lagi menjadi dua pasangan dyad yaitu
dyad 1 dan dyad 2 dan memberikan tugas pada masing – masing
pasangan.
2. Setelah penataan suasana hati salah satu anggota dyad 1 menemukan
jawaban tugas – tugas untuk pasangannya dan anggota yang lain
13
menulis sambil mengoreksi jika ada kekeliruan. Hal yang sama juga di
lakukan oleh pasangan dyad 2.
3. Setelah pasangan dyad 1 dan pasangan dyad 2 selesai mengerjakan tugas
masing – masing, pasangan dyad 1 memberitahukan jawaban yang di
temukan oleh mereka kepada pasangan dyad 2, demikian pula pasangan
dyad 2 memberi tahukan jawaban yang di temukan oleh mereka kepada
pasangan dyad satu, sehingga didapat hasil untuk seluruh tugas hari itu.
4. Masing – masimg pasangan dyad dalam kelompok kolaboratif melakukan
elaborasi, inferensi, dan revisi ( bila di perlukan ) Terhadap hasil yang
akan di kumpulkan..
5. Hasil masing – masing pasangan dyad terhadap tugas – tugas yang telah di
kumpulkan, di susun perkelompok kolaboratif.
6. Hasil siswa di koreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya, dan didiskusikan.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah pembelajaran strategi murder yang
penulis terapkan adalah langkah-langkah pembelajaran strategi murder yang telah
penulis modifikasi sesuai kebutuhan kelas.
Adapun langkah-langkah dari pembelajaran strategi murder yang penulis
terapkan adalah sebagai berikut :
1. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok oleh guru yang pada tiap kelompok
beranggotakan 4 orang. Kemudian guru membagikan tugas pada masing –
masing kelompok.
14
2. Setiap kelompok dibagi menjadi dua pasangan dyad, yaitu dyad 1 dan dyad
2 dan guru memberikan tugas pada masing – masing pasangan dengan soal
yang sama, setiap pasangan dan anggota yang lain menulis sambil
mengoreksi hasil yang didapat jika ada kekeliruan pada dyad 1 dan dyad 2.
3. Setelah pasangan dyad 1 dan pasangan dyad 2 selesai mengerjakan tugas
masing – masing, guru memerintahkan pasangan dyad 1 memberitahukan
jawaban yang di temukan oleh mereka kepada pasangan dyad 2, demikian
pula pasangan dyad 2 memberi tahukan jawaban yang di temukan oleh
mereka kepada pasangan dyad 1, sehingga didapatlah hasil untuk seluruh
tugas hari itu.
4. Setelah menyelesaikan tugas masing – masing pasangan dyad dalam
kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi ( bila di
perlukan ). Terhadap jawaban atau hasil tugas sebelum di kumpulkan pada
guru.
5. Setelah hasil masing – masing pasangan dyad terhadap tugas – tugas yang
telah di kumpulkan, di susun perkelompok kolaboratif oleh guru.
6. Setelah hasil siswa pekerjaan siswa, guru mengoreksi, mengomentari, dan
menilai, kemudian guru mengembalikan hasil dari pekerjaan siswa tersebut
pada pertemuan berikutnya, dan di diskusikan.
2.6.2 Keuntungan strategi murder
15
Adapun keuntungan dari naskah murder adalah bahwa tahap Elaboration
mungkin berhubungan dengan pembaca untuk menghubungkan informasi kunci
dalam teks dengan apa yang telah mereka ketahui. Maksud dari tulisan ini adalah
dalam menjaga ide kognitivis bahwa pengetahuan tersimpan dengan membentuk
jalinan informasi yang berhubungan, juga diketahui sebagai skemata.
2.7 Sikap Siswa
2.7.1 Sikap Belajar
Menurut Trow dalam ( Djaali, 2002 : 144 ) “ Sikap adalah suatu kesiapan
mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat “.
Menurut Allport dalam ( Djaali, 2002: 114 )” Sikap adalah suatu kesiapan mental
dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung
kepada responden individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan
dengan objek itu. Thurstone dalam ( Safar, 2004 : 46 ) “ Sikap adalah afeksi untuk
atau melawan, Penilaian tentang, suka atau tidak suka akan, Tanggapan positif ?
negatif terhadap suatu objek psikologis.
Sikap belajar ikut menentukan intesitas kegiatan belajar. Sikap belajar yang
positif akan menimbulkan kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap yang
negatif. Peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang
melainkan bagaimana ia melihatnya. Segi efektif dalam sikap merupakan sumber
motif. Sikap belajar yang positif dapat disamakan dengan minat, sedangkan minat
mempelancar jalannya pelajaran siswa yang malas, tidak mau belajar dan gagal
16
dalam belajar, disebabkan oleh tidak adanya minat. Sikap belajar yang positif
berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya
sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan demikian
akan memperoleh hasil yang lebih baik di bandingkan dengan siswa yang sikap
belajarnya negatif. ( Djaali,2002: 114 – 115 ).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah tanggapan atau
perwujudan prilaku belajar siswa yang ditandai dengan munculnya kecenderungan
baru yang telah berubah terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.
2.7.2 Konsep Sikap Belajar
Brown dan Holtman dalam ( Djaali, 2002 : 115 ) mengembangkan konsep
sikap belajar melalui dua komponen yaitu Teacher Approval ( TA ) dan education
Acceptance ( EA ). TA berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru – guru
antara lain tingkah laku guru dikelas dan cara mengajar. Adapun EA terdiri atas
penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan di capai, materi yang di
sajikan, peraktek, tugas dan persyaratan yang telah ditetapkan disekolah.
Sikap belajar penting didasarkan atas peran guru sebagai leader dalam proses
belajar mengajar. Gaya mengajar yang di terapkan guru dalam kelas berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Dalam hubungan ini Nasution dalam ( Djaali,
2002 : 116 ) menyatakan bahwa hubungan tidak baik dengan guru dapat menghalangi
prestasi belajar yang tinggi. Sikap belajar bukan saja sikap yang ditujukan kepada
17
guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas dan
lain – lain.
2.8 Hasil Belajar
Setelah siswa mempelajari suatu ilmu pengetahuan terutama matematika
maka seorang siswa akan mendapatkan hasil dari mempelajari ilmu pengetahuan
tersebut. Keberhasilan dari setiap proses belajar mengajar akan diukur dari hasil
belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi proses.
Menurut Sudjana (2005:22) hasil belajar adalah segala kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Abdurrahman (1999:37) hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui kegiatan belajar.
18
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah gejala objek peneliti yang bervariasi”(Arikunto,
2006:116). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sikap siswa selama di terapkan strategi murder pada pembelajaran
matematika di kelas IX SMP Negeri 1 prabumulih.
2. Hasil belajar siswa setelah di terapkanya srategi murder pada pembelajaran
matematika di kelas IX SMP Negeri 1 prabumulih.
3.2 Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang ditujuh untuk di teliti oleh peneliti
atau yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti ( Arikunto, 2002 :122 ).
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri I
Prabumulih.
3.3 Metode Penelitian
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
menggumpulkan data penelitian “ ( Arikunto, 2006 :160 )
19
Didalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, dimana
bertujuan untuk menggambarkan pembelajaran matematika dengan strategi murder di
SMP Negeri 1 Prabumulih.
3.4 Teknik Pengumpulan data
3.4.1 Teknik pengumpulan data angket atau kuisioner
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang di gunakan untuk memperoleh
informasi karna responden dalam arti laporan tentang pribadinya atas hal – hal yang
di ketahui ( Arikunto, 2006 :151 ).
Angket yang diberikan dalam penelitian ini berjumlah 10 butir yang terdiri
dari 5 butir pertanyaan positif dan 5 butir pertanyaan yang negatif dengan pilihan
jawaban : sangat setuju, setuju, ragu – ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Angket ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sikap siswa
terhadap penerapan strategi murder pada pembelajaran matematika pada materi
Bangun ruang pada pokok bahasan kubus.
3.4.2 Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan ( stimulus ) yang di berikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor angka. ( Hadi ,2005 : 139 )
Sedangkan menurut Riduwan ( 2003 : 57 ) mengatakan bahwa tes sebagai
instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang di
20
gunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok .
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tes adalah pengumpulan data
yang bersifat kuantitatif, tes yang di gunakan di sini adalah tes yang berbentuk essay.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Tehnik Analisis Data Angket
Menurut Arikunto (2006: 151 ) ” Angket adalah segala pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Angket yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sikap siswa dalam
belajar setelah diterapkan strategi murder. Angket yang digunakan dalam
pengambilan data ini adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006: 152 ).
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert
dengan 5 kriteria ( lima pilihan ), yaitu sangat setuju, setuju,ragu-ragu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Angket dalam penelitian ini memuat 3 indikator yaitu
kesukaan terhadap mata pelajaran matematiaka, kesukaan terhadap cara penyampaian
guru dan kesukaan terhadap penerapan strategi murder.
Instrumen yang telah diisi siswa dicari skor keseluruhannya, sehingga tiap
siswa memiliki skor. Sebagai pedoman penskoran butir angket dapat dilihat pada
21
tabel 2. selanjutnya dicari rata-rata skor keseluruhan siswa hasil dari penyebaran
angket.
TABEL 1
SKOR ANGKET
Petanyaan Sangat
Setuju
Setuju Ragu-
ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
Pertanyaan Positif 5 4 3 2 1
Pertanyaan Negatif 1 2 3 4 5
Dari tabel penskoran diatas selanjutnya dilakukan perhtungan persentasenya
dari setiap nomor angket yang diperoleh siswa yaitu skor tertinggi 5 X 10, sedangkan
skor terendah 1 X 10. Jumlah skor dari subjek adalah skor total dikalikan dengan
bobot skor pilihan yang akan menggambarkan total skor individu. Hasil penskoran
dipersentasikan pada tabel 2 berikut
TABEL 2
KATEGORI SIKAP
No Skor peserta didik Kategori respon
1 Sama / lebih besar 40 Sangat positif / sangat tinggi
2 30 sampai 39 Tinggi / positif
3 20 sampai 29 Negatif / positif
4 Kurang dari 20 Sangat negatif / sangat rendah
( Depdiknas, 2004: 24 )
22
3.5.2 Analisis Data Tes
Adapun langkah — langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah:
1. Membuat kunci jawaban dan membuat skor masing — masing jawaban soal
2. Memeriksa jawaban siswa
3. Memberikan skor hasil jawaban sesuai dengan skor dan hasil jawaban berdasarkan
patokan yang telah ditentukan
4. Membuat analisis hasil belajar pada mata pelajaran matematika
Kemudian data nilai hasil tes siswa dianalisis dengan statistik yaitu dengan
menggunakan rumus rata - rata sebagai berikut:
23
24
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pembelajaran ini dilaksanakan dalam tiga pertemuan, dimana setiap
pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan pertama Pembelajaran
dengan menentukan bagian – bagian dari kubus dilaksanakan pada hari senin 10
agustus. Berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diterapkan
sebelumnya, Pembelajaran dibagi tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti,
penutup.
Pada tahap pendahuluan atau kegiatan awal, peneliti terlebih dahulu
memperkenalkan diri kepada siswa dan menyampaikan maksud mengadakan
penelitian. Setelah perkenalan, peneliti menayakan kepada ketua kelas siapa yang
tidak hadir. Peneliti juga mengingatkan kembali tentang bangun ruang secara singkat.
Pada saat kegiatan inti, Peneliti mendemonstrasikan materi kepada siswa yakni
tentang mencari volume dan luas dari tiap kubus di batasi waktu 10 menit.
Panjang seluruh rusuk suatu kubus adalah 169 cm. Hitunglah panjang rusuk,
Luas selubung dan luas permukaan kubus.
Diketahui panjang seluruh rusuk kubus = 169
Ditanya : panjang rusuk, luas selubung dan luas permukaan kubus ?
Jawab : misalkan panjang seluruh rusuk tersebut dinyatakan oleh K, maka
25
K = 13 a
169 = 13 a
a = 13, jadi panjang rusuk kubus adalah 13 cm
Luas selubung kubus 4a2 = 4 ( 13 )2
= 4 ( 169 )
= 676 cm2
Luas permukaan kubus 6a2 = 6 ( 13 )2
= 6 ( 169 )
= 1014 cm2
Setelah itu peneliti memberitahukan tentang pelaksaan penerapan strategi
murder, Peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok yang beranggotakan 4 orang
setiap kelompok kemudian dari setiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 kelompok atau
dyad 1 dan dyad 2 yang terdiri dari orang. Setiap kelompok atau dyad terdiri dari
siswa yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda ( heterogen ). Setelah itu
guru memberitahukan masing – masing dyad ( kelompok ) membaca dan memahami
bagian – bagian dari kubus dan segera menandai materi yang tidak di mengerti dan
mengerjakan bersama kelompok, Setelah itu siswa diberikan sejumlah pertanyaan
yang berhubungan dengan kubus untuk merangsang, Mengingatnya ( Recaal )
terhadap konsep – konsep yang telah dipelajari, Setelah masing – masing pasangan
dyad 1 memberitahukan jawaban yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan
dyad 2 dan sebaliknya dyad 2 memberitahukan jawaban kepada dyad 1, Kemudian
masing – masing pasangan dyad dalam kelompok kaloboratif melakukan elaborasi
26
dan revisi pada masing – masing tugas, Setelah selesai peneliti memberikan tes
berupa soal essay kepada masing – masing siswa.
Pada tahap penutup, guru bersama siswa menyimpulkan materi bangun
ruang pada sub bahasan kubus dan mengingatkan materi yang akan di pelajari pada
pertemuan berikutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 11 agustus
dengan materi bangun ruang pada sub bahasan kubus. Cara pelaksanaanya sama
seperti pertemuan pertama yang menjadi kendala adalah kemampuan siswa mencari
panjang rusuk pada kubus, Maka peneliti mengamati kembali pada siswa
menyelesaikan soal latihan, Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan
yang terjadi yaitu siswa mulai terlatih dalam mencari luas dan volume kubus.
Pada pertemuan terakhir dilaksanakan pada hari rabu 12 agustus 2009
diadakan evaluasi, Kemudian dilanjutkan penyebaran angket. Evaluasi diberikan
dengan tujuan untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah mengikuti
keseluruhan pembelajaran dan angket diberikan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap pembelajaran materi bangun ruang sus bahasan kubus dengan penerapan
strategi murder.
4.1.2 Deskripsi Data
4.1.2.1Deskripsi Data Tes Hasil Belajar
Dalam penelitian ini siswa diberikan tes pada setiap pertemuan dan diberikan
tes akhir setelah keseluruhan proses pembelajaran. Tes akhir yang diberikan
27
sebanyak 3 soal berbentuk essay. Soal, lembar jawaban dan nilai akhir siswa
terlampir.
4.1.2.2 Deskripsi data angket
Angket diberikan setelah keseluruhan proses pembelajaran. Jumlah soal
angket yang diberikan sebanyak 10 soal dengan pilihan jawaban sangat setuju,
setuju, Ragu – ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Jawaban soal angket siswa
terlampir.
4.1.3 Analisis Data
4.1.3.1 Analisis Data Tes Hasil Belajar
4.1.3.1.1 Analisis Hasil Belajar Setiap Pertemuan
Data tes hasil rata – rata siswa setiap pertemuan pada pembelajaran materi
bangun ruang di berikan setiap pertemuan berakhir ( terlampir ), hasil tes dapat
dilihat pada table 5 dibawah ini.
TABEL 4
NILAI RATA – RATA HASIL TES SISWA SETIAP PERTEMUAN
Pertemuan Rata – Rata
KeseluruhanI II
70,54 85,67 78,10
28
Dari table diatas terlihat bahwa nilai rata – rata siswa setelah diterapkan
strategi murder pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Pertemuan 1 sebesar
70,54 pertemuan II 85,67. Sedangkan rata – rata hasil belajar siswa dari 2 kali
pertemuan sebesar 78,10 jadi hasil belajar siswa secara keseluruhan tergolong sangat
baik. Rekaptulasi nilai tes setiap pertemuan terlampir.
4.1.3.1.2 Analisis Data Tes Akhir
Setelah diterapkan dengan menggunakan strategi murder pada kubus dikelas
IX SMP Negeri I Prabumulih, Analisis yang diperoleh dalam tes yang dikerjakan
siswa secara keseluruhan memperlihatkan dikategorikan hasil yang baik, dengan
nilai rata –rata yang diperoleh r adalah 78,10. Berdasarkan table 3 hal 22 rata – rata
hasil belajar siswa dikategorikan baik.
4.1.3.2 Analisis Data Angket
Data angket diperoleh dari hasil penyebaran angket terhadap 37 siswa kelas
IX SMP Negeri I Prabumulih yang di terapkan strategi murder. Angket yang
diberikan sebanyak 10 soal. Skor paling tinggi 5 dan skor paling rendah yaitu 1. Jadi
skor tertinggi adalah 10 x 5 = 50 dan skor terendah 10 x 1 = 10. Karena jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 37 siswa sehingga jumlah skor paling tinggi pada
setiap soal 37 x 5 =185, sehingga jumlah skor siswa pada penelitian ini dapat di
29
hitung dengan : , Kemudian dikategorikan sesuai dengan table
kategori respon pada BAB III Angket terlampir.
TABEL V
ANALISIS HASIL ANGKET SISWA UNTUK PERNYATAAN POSITIF
NoAngket
2 3 4 5 6
PilihanJawaba
n
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SkorSoal
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Frekuensi
1 4 5 14 13
0 2 6 15 14
0 2 3 16 16
0 1 4 16 16
0 2 3 14 18
5 16
15
28
13
0 8 18
30 14
0 8 9 32
16
0 4 12
32 16
0 8 9 28
18
JumlahSkor Soal
145 152 157 158 159
Skor Siswa
39,18 41,08 42,43 42,70 42,97
Kategori
Positif Sangat Positif Sangat Positif Sangat Positif Sangat Positif
Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor siswa yang paling menonjol yaitu pada
pernyataan nomor 10 artinya memperhatikan penjelasan dari guru pada materi kubus
memberikan pengaruh terhadap pemahaman siswa.
Rata – rata keseluruhan skor siswa untuk pernyataan negatif yaitu :
maka respon siswa terhadap
pernyataan negatif dikategorikan sangat positif.
Dari tabel dan diatas dapat disimpulkan bahwa rata – rata keseluruhan skor
siswa terhadap soal angket . Respon siswa terhadap
30
semua pernyataan dikategorikan sangat positif, dari rata – rata ini disimpulkan bahwa
respon siswa terhadap penerapan strategi murder pokok bahasan kubus
dikategorikan sangat positif.
TABEL VI
ANALISIS HASIL ANGKET SISWA UNTUK PERNYATAAN NEGATIF
NoAngket
1 7 8 9 10
PilihanJawaba
n
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SS
S TP
TS
TST
SkorSoal
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Frekuensi
0 2 6 16 13
0 0 14
15 8 0 1 10
15 11
0 1 7 26 3 1 1 1 21 13
0 4 18
64 65
0 0 42
60 40
0 2 30
60 55
0 2 21
104
15
1 2 3 84 65
JumlahSkor Soal
151 142 147 142 155
Skor Siswa
40,81 38,37 39,72 38,37 41,89
Kategori
Sangat Positif Positif Positif Positif Sangat Positif
Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor siswa yang paling menonjol yaitu pada
pernyataan nomor 10 artinya memperhatikan penjelasan dari guru pada materi kubus
memberikan pengaruh terhadap pemahaman siswa.
Rata–rata keseluruhan skor siswa untuk pernyataan negatif yaitu :
maka respon siswa terhadap
pernyataan negatif dikategorikan sangat positif.
31
Dari tabel dan diatas dapat disimpulkan bahwa rata – rata keseluruhan skor
siswa terhadap soal angket . Respon siswa terhadap
semua pernyataan dikategorikan sangat positif, dari rata – rata ini disimpulkan bahwa
respon siswa terhadap penerapan strategi murder pokok bahasan kubus dikategorikan
sangat positif.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tes Hasil Belajar
Dari hasi analisis hasil tes siswa pada pertemuan pertama sebesar 70,54
pertemuan kedua sebesar 85,67. Dari dua kali pertemuan, nilai rata – rata siswa
mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan karena sejak diterapkan strategi
murder siswa, sudah mulai memiliki keinginan untuk lebih giat belajar. Dan
berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap tes akhir diperoleh rata – rata kelas
yaitu 81,95. Peningkatan seluruh hasil belajar siswa ini disebabkan karena sejak
pembelajaran dengan penerapan strategi murder materi kubus, siswa sudah mulai
memiliki keinginan untuk lebih giat belajar. Dari nilai rata – rata yang diperoleh
siswa tersebut menunjukkan bahwa penerapan strategi murder materi kubus
tergolong baik.
32
4.2.2 Hasil Angket
Dari hasil penyebaran angket dapat diketahui bahwa respon siswa senang
dalam mengikuti pembelajaran dengan strategi murder dikategorikan sangat positif,
respon siswa dalam belajar materi kubus dengan strategi murder dikategorikan
positif, respon semangat belajar siswa dengan strategi murder dikategorikan sangat
positif, respon siswa dalam belajar kubus dengan strategi murder dibutuhkan
pemikiran yang teliti dalam pemecahan masalah dikategorikan sangat positif, respon
siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru dikateorikan sangat positif,
respon siswa tertarik dengan materi kubus dengan strategi murder dikategorikan
sangat positif, respon siswa yang kurang senang dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru dikategorikan positif, respon siswa yang diam saja / tidak mau
bertanya kepada teman yang sudah memahami materi kubus dengan strategi murder
dikategorikan positif, respon siswa yang tidak mengajukan pertanyaan guru ketika
mengalami kesulitan dikategorikan positif, respon siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru dikategorikan sangat positif
Dari hasil analisis data angket diperoleh rata – rata keseluruhan skor siswa
yaitu 40,75. Berdasarkan rata – rata tersebut dapat diketahui bahwa respon siswa
terhadap penerapan pembelajaran dengan strategi murder dikategorikan sangat
positif.
33
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Sikap siswa setelah penerapan strategi murder pada pembelajaran matematika
di SMP Negeri I Prabumulih tahun pelajaran 2008 / 2009 dikategorikan
sangat positif dengan rata – rata sebesar 40,75
2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi murder pada pembelajaran
matematika di SMP Negeri I Prabumulih Prabumulih tahun pelajaran 2008 /
2009 dikategorikan baik dengan rata – rata sebesar 81,95
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh di atas, peneliti
memberikan saran yaitu :
1. Bagi guru matematika yang menerapkan strategi murder, agar
memperhatikan pembagian waktu melaksanakan pembelajaran .
2. Bagi sekolah hendaknya strategi ini dapat dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika agar tercapai sesuai dengan tujuan yang di harapkan
3. Bagi siswa dengan menggunakan strategi murder, diharapkan siswa dapat
termotivasi dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar.
34
REKAPITULASI LEMBAR NILAI SISWA KELAS IX
PERTEMUAN I DAN PERTEMUAN II
NO Nama Siswa Latihan 1 Latihan II
1 Ade nova 70 100
2 Agung . G 40 90
3 Andrian . w 40 70
4 Ahmad .s 90 100
5 Angie Florina 90 80
6 Anugrah . D 40 60
7 Aprita . Sari.d 60 90
8 Bobby .F 60 60
9 Centia larasati 70 80
10 Chandra .A 90 100
11 Dedi Andri . y 70 90
12 Diany . R 70 80
13 Erika. C 70 70
14 Erma wati 70 90
15 Febriansyah 70 100
16 Indri Larasati 60 70
17 Indri Utari 60 60
35
18 Ishfihanna. H 60 90
19 Kharisma Kevin 70 100
20 Klara Sinta 70 70
21 Kms . Wahyu . s 100 100
22 Kristi Yanti 90 90
23 Lucky yanuar 90 90
24 M. Fahmi 70 100
25 M. Ikhsan 70 80
26 M. Meiza 90 70
27 Melisa. A 60 70
28 Muslika 60 90
29 Ossy rianna 70 100
30 Perawati 70 90
31 Praja aril 70 90
32 Resi Safitri 70 80
33 Rini . A 100 100
34 Riri Saril 70 100
35 Siti Tri . H 70 90
36 Suryanto 60 90
37 Tri indah . W 80 90
Jumlah 2610 3170
36
Rata -rata 70,54 85,67
TABEL 5
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA PADA TES AKHIR ( EVALUASI )
NO Nama Siswa Skor Nilai
10 4 4 4 3 18 Skor
I 2A 2B 2C 2D 3
1 Ade nova 10 4 4 4 3 16 41 95,34
2 Agung . G 1 4 4 4 3 15 31 72,09
3 Andrian . w 5 4 4 2 3 10 28 65,11
4 Ahmad .s 6 4 2 4 3 8 27 62,79
5 Angie Florina 10 4 4 1 3 18 40 93,02
6 Anugrah . D 5 4 4 4 3 13 33 76,74
7 Aprita . Sari.d 10 4 0 0 0 15 29 67,44
8 Bobby .F 8 4 4 2 2 10 30 69,76
9 Centia larasati 10 4 4 4 3 18 43 100
10 Chandra .A 10 4 4 4 3 15 40 93,02
11 Dedi Andri . y 5 2 4 4 3 8 26 60,46
12 Diany . R 10 4 4 4 3 18 43 100
13 Erika. C 5 4 4 2 3 10 28 65,11
14 Erma wati 10 4 4 4 3 15 40 93,02
15 Febriansyah 5 4 4 4 3 16 36 83,72
37
16 Indri Larasati 9 4 4 4 3 18 39 90,69
17 Indri Utari 10 4 4 4 3 8 33 76,74
18 Ishfihanna. H 10 4 4 1 3 18 40 93,02
19 Kharisma Kevin
5 4 4 0 3 13 29 67,44
20 Klara Sinta 5 2 4 4 3 10 28 65,11
21 Kms . Wahyu S 8 4 4 4 3 18 41 95,34
22 Kristi Yanti 10 4 4 4 1 15 38 88,37
23 Lucky yanuar 10 4 4 4 3 15 40 93,02
24 M. Fahmi 7 4 4 4 3 8 30 69,76
25 M. Ikhsan 6 4 4 4 3 8 29 67,44
26 M. Meiza 5 4 4 4 3 8 28 65,11
27 Melisa. A 4 4 4 4 3 15 34 79,06
28 Muslika 7 4 4 4 3 18 40 93,02
29 Ossy rianna 10 4 4 4 3 10 35 81,39
30 Perawati 10 4 4 4 3 15 40 93,02
31 Praja aril 10 4 4 4 3 10 35 81,39
32 Resi Safitri 10 4 0 0 0 18 32 74,41
33 Rini . A 7 4 4 4 3 18 40 93,02
34 Riri Saril 10 4 4 4 3 15 40 93,02
35 Siti Tri . H 8 4 0 4 3 18 37 86,04
36 Suryanto 10 4 4 4 3 18 40 100
38
37 Tri indah . W 10 4 4 4 3 13 38 88,37
Jumlah 291 144 134 124 102 512 1301 3032,4
Rata – rata 81,95
Guru Mata Pelajaran Prabumulih, Agustus 2009
Peneliti
Nopemi Hasyarah S .Pd Rita Handayani
Nim 2005 121 349
Mengetahui
Kepala Sekolah SMP Negeri I Prabumulih
Riduwan S.Pd
39
Lembar angket sikap siswa
Nama :Kelas :Petunjuk : Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda benar1.Mengikuti Pembelajaran materi kubus tidaklah menyenangkan. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 2.Belajar materi kubus menggunakan strategi murder sangat membantu dalam
pemecahan masalah. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 3.Pembelajaran matematika materi kubus sangat baik bila menggunakan strategi
Murder a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 4.Belajar materi kubus dibutuhkan pemikiran yang teliti dalam pemecahan masalah. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 5.Cara penyampaian guru pada materi kubus mudah untuk dipahami a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 6.Cara penyampaian materi kubus yang di sampaikan oleh guru sangatlah menarik. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 7.Mengerjakan tugas yang diberikan guru pada materi kubus adalah hal yang kurang
menyenangkan. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 8.Jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran kubus, lebih baik berdiam diri saja
dari pada bertanya kepada teman yang sudah memahami materi kubus. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 9.Mengajukan pertanyaan kepada guru jika mengalami kesulitan pada materi kubus
tidak dapat membantu dalam mengatasi permasalahan. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju 10.Memperhatikan penjelasan dari guru pada materi kubus tidak memberi pengaruh
apa-apa terhadap pemahaman materi tersebut. a.Sangat Setuju c. ragu-ragu e. sangat tidak setuju b.Setuju d. tidak setuju
40
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri I Prabumulih
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / semester : IX / Ganjil
Materi Pokok : kubus
A.Standar Kompetensi
Memahami kubus dan penggunaanya dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi kubus dan penggunaanya dalam pemecahanmasalah
C.Indikator
Menentukan bagian – bagian dari kubus
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan bagian – bagian dari kubus
E. Materi Pembelajaran
Kubus
F. Metode Pembelajaran
Tanya jawab dan Diskusi
41
G. Kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1 ( 2x 45 ) menit
Tahapan Uraian kegiatan Alokasi waktuKegiatan pendahuluan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru Menginggat kembali materi yang lalu
5 Menit
Kegiatan inti 1. Guru menyajikan materi
2. Siswa di bagi menjadi 9 kelompok yang beranggotakan 4 orang yang terdiri dari dyad ( kelompok ) 1 dan 2 dan berfokus pada tugas belajar.
3. masing – masing anggota dyad ( kelompok ) membaca dan memahami ( understand), bagian – nbagian dari kubus dan segera tandai materi yang tidak dimengerti dan mengerjakannya bersama kelompok.
4. - Siswa diberikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan kubus untuk merangsang,
10 menit
5 menit
15 menit
10 menit
42
mengingatnya ( Recall) terhadap konsep – konsep yang telah dipelajari dan dimilikinya untuk mengungkapkan perbendaharaan pengetahuannya.
- siswa diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kaidah keliling dan luas persegi.
5. siswa saling menelaah ( digest ) bagian materi yang tidak dimengerti dan menanyakan pada guru materi mana yang tidak dimengerti
6. siswa mengerjakan soal sesuai apa yang diperintahkan oleh guru ( expand)
7. siswa diberitahukan bentuk kubus dengan menggunakan model kerangka yang jaring – jaringnya terbuat dari kertas karton, sehingga siswa dapat menemukan luas dan volume kubus,dan di
10 menit
20 menit
10 menit
43
harapkan siswa dapat menginggat kembali bahwa jaring – jaring kubus terdiri dari bidang persegi.
8. Guru memberikan tes
5 menit
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah di pelajari.
2. Guru menginggat kan materi yang akan dipelajari minggu depan.
5 menit
Pertemuan II ( 2 x 45 ) menit
Tahapan Uraian kegiatan Alokasi waktu
Kegiatan pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menginggat kembali materi yang lalu
5 menit
Kegiatan inti 1. Guru menyajikan materi.
2. siswa dibagi menjadi 9 kelompok yang
10 menit
5 menit
44
beranggotakan 4 orang yang terdiri dari dyad ( kelompok ) 1 dan II dan berfokus pada tugas belajar.
3. Masing – masing anggota dyad ( kelompok ) membaca danmemahami ( understand) materi dan soal dikerjakan. Setelah salah satu anggota dyad 1 menemukan jawaban dari tugas masing-masing anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika ada kekeliruan, hal yang sama juga dilakukan oleh pasangan dyad II.
4. Setelah pasangan dyad I dan pasangan dyad II selesai mengerjakan tugas masing – masing pasangan dyad I memberitahukan jawaban yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad 2 memberitahukan jawaban yang di temukan oleh mereka kepada pasangan dyad 2,
15 menit
10 menit
45
demikian pula pasangan dyad 2 memberitahukan jawaban yang ditemukan pada dyad 1.
5. Masing – masing kelompok dyad 1 dan dyad 2 saling menelaah dan mengoreksi tugas yang diberikan guru.
6. masing – masing pasangan dyad saling berkalaboratif terhadap masing- masing soal yang dikerjakan.
7. Kemudian masing – masing kelompok kalaboratif meriview tugas yang di kerjakan .
8. Guru memberikan tes.
10 menit
20 menit
10 menit
5 menit
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah
5 menit
46
dipelajari.2. Guru
menginggatkan kepada siswa untuk ujian minggu depan.
H. Sumber dan media pembelajaran Buku Pelajaran matematika kelas IX SMP Negeri I prabumulih.I.Penilaian
1. Tehnik penilaian Tugas individu dan kelompok2. Bentuk instrumen Tes tertulis3. Contoh instrumen
1. Gambarkanlah sebuah kubus ABCDEFGH dan tentukanlah rusuk kubus, titik dudut, diagonal sisi dan diagonal ruangnya.
2. Di berikan kubus ABCD>EFGH dengan AB = 5 cm carilaha. Luas selubung kubusb. Luas permukaan kubusc. Volume kubus
3. Suatu tempat penampungan air berbentuk kubus yang mempunyai volume 729m3 dengan menentukan panjang rusuk dan luas permukaanya, jika kubus itu dibuat dari bahan baja anti karat yang harganya Rp 15.000,00 tiap m2, Hitunglah harga bahannya.
KUNCI JAWABANNo Jawaban Skor
1 Dik AB = 5 cm
Dit a. luas selubung kubus
b. luas permukaan kubus
c. volume kubus
jawaban
misalkan Ab = panjang rusuk = a= 5 cm
1
1
1
47
a) luas selubung kubus = 4a2
= 4(5)2
= 4(25)
=100cm2
b) luas permukaan kubus = 6a2
= 6(5)2
= 6(25)
=150 cm2
c) Volume kubus
V= a3
=( 5 )3
= 125 cm3
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
Jumlah 15
48
2
RUSUK KUBUS = AB,DC,EF,HG
AD,BC,FG,EH
AE,BF,CF,DH
Titik sudut = titik A,B,C,D,E,F,G,H
4
3
3
Jumlah 10
3 Dik v = 729m3
Harga bahan baja anti karat = Rp 15.000,00 tiap m2
Dit a. panjang rusuk
b. Luas permukaanya
c. Harga bahannya
jawaban
a) a =
=
1
2
1
2
49
A B
CD
E F
GH
=
= 9 m
b) Lm= 6a2
= 6 (9)2
= 6 (81)
= 486 m2
Jadi panjang rusuk kubus = 9 m
Luas permukaan kubus = 486 m2
C. Harga bahanya = 486 x Rp 15.000,00
= Rp 7.290.000,00
2
2
1
1
1
2
3
50
51