BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

10

Click here to load reader

Transcript of BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

Page 1: BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kejuaraan olimpiade matematika adalah salah satu kejuaraan-kejuaraan yang pernah

diikuti Indonesia, baik dalam tingkat regional, maupun tingkat Internasional dalam bidang

ilmu pengetahuan. Olimpiade Matematika Internasional (OMI) ini adalah pertandingan

matematika tahunan untuk siswa–siswa SMA. OMI pertama kalinya diselenggarakan di

Rumania pada tanggal 23 hingga 31 Juli tahun 1959. Sejak saat itu, OMI telah

diselenggarakan setiap tahunnya. Sementara itu, OMI atau International Mathematical

Olympiad pertama kalinya diikuti Indonesia pada IMO ke – 50 pada tanggal 10-22 Juli 1988

di Australia.

Selama 20 kali tampil di IMO, Indonesia baru memperoleh tiga medali perak, 12

medali perunggu, dan 25 honorable mention. Di antara peraih penghargaan tersebut dimulai

dari Victror, siswa kelas III SMA Sutomo I Medan yang mendapat predikat honorable

mention dalam olimpiade matematika di Moskow, Rusia. Tahun berikutnya, Charles

mendapat kesempatan untuk olimpiade Fisika ke – 25 di Beijing, Cina.

Pada olimpiade Matematika Internasional (IMO) 2008 yang berlangsung di Madrid

dari tanggal 10 hingga 22 Juli, pelajar Indonesia yang kembali menggoreskan prestasi pada

kejuaraan Olimpiade Matematika Internasional adalah Andres Dwi Maryanto dari SMA K

Kolose St. Yusuf Malang, yang meraih medali perak. Selain itu tim Olimpiade Indonesia juga

mempersembahkan dua medali perunggu masing– masing oleh Aldrian Olbaja dari SMAK I

BPK Bandung dan Fahmy Fuady dari SMA Pribadi Bandung. Pada IMO 2008 Indonesia

juga memperoleh dua penghargaan honorable mention oleh Joseph Andreas dari SMAK 1

BPK Penabur Jakarta dan Saadah Sajana Carita dari SMA Semesta Semarang. Dengan

Page 2: BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

prestasi yang diraih pada IMO 2008 ini ranking Indonesia di tingkat Olimpiade Matematika

keseluruhan menjadi baik, dari prestasi ranking 52 menjadi ranking 36 di dunia.

Para peserta ini merupakan hasil seleksi dari setiap SMA sederajat yang ada di

Indonesia. Diseleksi langsung oleh tim pembina dari Tim Olimpiade Matematika Tingkat

Internasional. Setelah diseleksi, mereka dilatih dan diberi pengajaran menyelesaikan soal-soal

teori dan eksperimen 8 sampai dengan 12 jam setiap hari secara intensif. Para peserta juga

diberi motivasi moril yang bertujuan agar mereka tidak gentar sebelum berlomba. Motivasi

ini bukan beban bagi mereka tetapi menguatkan jiwa mereka yang terpilih untuk

mengharumkan nama bangsa.

Wabah Olimpiade Matematika ternyata tidak hanya melanda Bandung, Jakarta dan

sekitarnya, tetapi juga melanda Medan, Sumatera Utara. Salah satu SMA di Medan yang ikut

berpartisipasi dan berprestasi dalam Olimpiade Matematika Internasional adalah SMA

Sutomo I Medan, SMAN 1 Medan dan SMAN 3 Medan. Di antara siswa SMA Sutomo I

Medan yang telah berhasil meraih prestasi adalah Victor yang berhasil mendapat predikat

honorable mention pada Olimpiade Matematika Internasional di Rusia, dan Charles Pandana

yang juga mendapat predikat honorable mention pada Olimpiade Matematika Internasional di

Turki.

Dalam mengikuti bimbingan olimpiade matematika dilakukan penyeleksian terhadap

para siswa yang berkeinginan mengikuti bimbingan ini. Dari sejumlah siswa yang mendaftar

dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu memiliki nilai matematika yang baik

dan berminat terhadap matematika, maka diadakan penyaringan berupa tes sehingga

berjumlah 20 orang. Dari 20 orang ini tidak seterusnya mereka bertahan dikarenakan ada

yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan seperti jadwal les yang terlalu padat dan

sebagainya.

Page 3: BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

Pada saat para siswa akan berkompetisi dalam Olimpiade Matematika, terjadi

penyaringan kembali secara paralel (siswa yang paling berprestasi nilainya di antara mereka),

akan mengikuti Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten/Kota. Nilai tertinggi dari

olimpiade tingkat Kabupaten/Kota ini akan diambil 2 orang untuk melaju ke tingkat

Olimpiade Matematika Propinsi.1

Bagi para siswa kota Medan patut berbangga hati karena salah satu siswa terbaik Kota

Medan dari SMA Sutomo 1 Medan mampu mewakili Medan untuk mengikuti Olimpiade

Matematika Internasional di Pohang, Korea Selatan dan berhasil meraih medali perunggu.

Keberhasilan-keberhasilan yang didapat dalam olimpiade matematika tersebut diperoleh

melalui metode pengajaran Model Olimpiade Matematika yang telah diterapkan.

Selain sekolah–sekolah tersebut, ternyata masih banyak lagi sekolah–sekolah di Kota

Medan yang juga ikut berpartisipasi dalam ajang perlombaan olimpiade matematika ini.

Namun, jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah tersebut di atas, sekolah–sekolah ini

masih kurang berprestasi di bidang Olimpiade

Matematika. Salah satu sekolah tersebut adalah SMK 1 Yayasan Perguruan Bandung Medan.

SMK 1 Yayasan Perguruan Bandung Medan, atau yang lazim disebut dengan SMK 1

Bandung memiliki siswa yang kurang berminat terhadap mata pelajaran matematika.

Sehingga wajar–wajar saja jika banyak materi pelajaran matematika yang tidak bisa dikuasai

oleh siswa. Apalagi siswa–siswa SMK 1 Bandung yang sering berpartisipasi dalam olimpiade

matematika antar Kabupaten/Kota, sudah tentu jarang membuahkan hasil.

Sistem cepat Model Olimpiade Matematika akan menjadi jawaban atas siswa–siswa

SMK 1 Bandung Medan yang kurang berminat terhadap pelajaran matematika serta ribuan

siswa lainnya di Indonesia yang menganggap bahwa matematika itu sukar dan menjemukan.

Sistem ini akan dapat mengubah sikap hidup mereka yang dikemudian hari menjadi orang

1 Departemen Pendidikan Nasional, Informasi Lomba Prestasi Bidang IPTEK di Lingkungan Direktorat Pendidikan Menengah Umum,(Jakarta: Depdiknas, 2002), hlm. 9.

Page 4: BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

dewasa. Pekerjaan yang tidak menarik, membosankan, menjadi pekerjaan yang

menyenangkan bahkan menjadi mengasyikkan, dan rasa percaya diri pun lebih terpelihara.

Model pengajaran Olimpiade Matematika ini hanya memerlukan kemampuan

menghitung dan analisa dan menghilangkan daftar perkalian, Berdasarkan sejumlah “kunci”

yang sederhana. Metode ini mudah dikuasai dan memberikan keuntungan berupa kecepatan

lebih besar, kemudahan dalam menangani bilangan, dan ketepatan yang makin meningkat.

Perhitungan matematika dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 persen dari biasanya.

Dalam kegunaanya, pengajaran Model Olimpiade Matematika ini akan dapat lebih

meningkatkan prestasi siswa di bidang matematika, khususnya di SMK 1 Bandung Medan

pada materi Polinomial.

Walaupun para pemenang tersebut, seperti: Victor, Charles Pandana, Andres Dwi

Maryanto, Aldrian Olbaja, Saadah Sajana Carita dan yang lainnya adalah para siswa yang

menyukai Matematika, namun masih banyak siswa-siswa Sekolah Menengah Atas yang tidak

menyukai matematika khususnya siswa SMK 1 Yayasan Perguruan Bandung Medan, karena

mereka menganggap bahwa matematika itu harus menghapal rumus semata.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengambil judul “ UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGAJARAN MODEL

OLIMPIADE MATEMATIKA KELAS XII PADA MATERI POLINOMIAL DI SMK 1

YAYASAN PERGURUAN BANDUNG MEDAN TAHUN AJARAN 2010 / 2011”.

Sepanjang pengetahuan penulis, judul ini belum diteliti.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

pertanyaan atau pengidentifikasian masalah adalah:

a. Siswa SMK 1 Bandung Medan kurang mampu melakukan perhitungan dengan cepat

dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang terkait dengan Polinomial

Page 5: BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

b. Kurangnya minat dan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika, apapun

materi yang disampaikan oleh guru

c. Kurangnya motivasi siswa SMK 1 Bandung Medan untuk mengikuti Olimpiade

Matematika

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan juga untuk lebih memfokuskan penelitian ini,

maka peneliti membatasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini. Adapun masalah

dalam penelitian ini dibatasi pada analisis meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

polinomial dengan model olimpiade matematika.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam memahami materi ajar polinomial ?

b. Apakah penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi ajar polinomial?

c. Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pengajaran Model

Olimpiade Matematika ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi ajar polinomial

b. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami materi ajar polinomial

c. Untuk mengetahui pelaksanaan pengajaran Model Olimpiade Matematika dalam

upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajar polinomial

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis maupun teoretis.

Adapun manafat secara praktis untuk:

Page 6: BAB I Model Olimpiade Matematika Dan Polinomial

a. Kepala Sekolah, yaitu dengan diketahuinya upaya meningkatkan hasil belajar siswa

melalui pengajaran Model Olimpiade Matematika di SMK 1 Bandung Medan, dapat

memberikan masukan bagi kapala sekolah untuk mensosialisasikan Olimpiade

Matematika dan melaksanakan hal-hal yang perlu agar lebih meningkatkan prestasi

siswa khususnya di bidang matematika.

b. Guru, yaitu sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu

proses belajar mengajar dengan menggunakan pengajaran Model Olimpiade

Matematika.

c. Bagi peserta didik agar mampu meningkatkan belajar matematika melalui pengajaran

Model Olimpiade Matematika

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

a. Memberikan masukan kepada peneliti untuk mengetahui cara yang baik dan mudah

dimengerti siswa dalam pegajaran matematika, sekaligus untuk dapat meningkatkan

hasil belajar siswa nantinya.

b. Menambah wawasan keilmuan bagi peneliti agar peneliti siap untuk menjadi guru

yang profesional dan inovatif dalam mengajarkan matematika di kemudian hari.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.