BAB I Lapsus Tinea

download BAB I Lapsus Tinea

of 2

Transcript of BAB I Lapsus Tinea

  • 7/24/2019 BAB I Lapsus Tinea

    1/2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dermatofitosis merupakan infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh

    jamur dermatofita yang menginvasi jaringan yang mengandung keratin seperti

    stratum korneum kulit, rambut, dan kuku pada manusia dan hewan (Verma and

    Heffermen, 2008 ! Dermatofita terdiri dari tiga genus jamur, yaitu

    Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton ("olff et al !, 2008 ! #esi dari

    dermatofitosis memperlihatkan reaksi inflamasi yang terjadi untuk mengeliminasi

    jamur yang menginfeksi dengan menggunakan fungsi imunitas dari host

    ($himamura et al !, 20%2 ! &inea 'orporis merupakan istilah untuk menunjukkan

    adanya infeksi jamur golongan dermatofita pada badan, tungkai dan lengan,

    tetapi tidak termasuk lipat paha, tangan dan kaki! $edangkan istilah tinea

    'ruris digunakan untuk infeksi jamur dermatofita pada daerah kulit lipat paha,

    daerah pubis, perineum dan perianal ( oedadi dan $uwito, 200) !

    Dermatofitosis adalah salah satu infeksi yang paling sering terjadi di

    dunia! Distribusi, spesies penyebab, dan bentuk infeksi yang terjadi bervariasi

    pada daerah geografis,lingkungan dan budaya yang berbeda! Dermatofita

    berkembang pada suhu 2*+28 dan timbulnya infeksi pada kulit manusia

    didukung oleh kondisi yang panas dan lembab! -arena alasan ini, infeksi jamur

    superfisial relatif sering pada negara tropis pada populasi dengan status

    sosioekonomi rendah yang tinggal di lingkungan yang sesak dan hygiene yang

    rendah (Hay dan .oore, 20%0 !

    /nsidensi dermatomikosis di /ndonesia masih 'ukup tinggi! Dari data

    beberapa rumah sakit di /ndonesia pada tahun % 8 didapatkan persentase

    dermatomikosis terhadap seluruh kasus dermatosis bervariasi dari 2, 1

    ($emarang sampai 23,4 (5adang (-uswadji dan 6udimulja, % 8 !

    $edangkan di 7$ 5 $anglah Denpasar pada tahun 2008 terdapat 23)

    (3,02 kasus baru dermatomikosis superfisialis, *8 kasus (2%,%4

    1

  • 7/24/2019 BAB I Lapsus Tinea

    2/2

    2

    diantaranya adalah tinea 'orporis dan 4% kasus (22,24 adalah tinea 'ruris

    ( adithya et al, 2008 !

    $e'ara umum gambaran klasik lesi tinea 'orporis dan tinea 'ruris

    berupa lesi anular dengan central healing dan tepi eritema yang aktif! #esi

    yang berdekatan dapat bergabung membentuk pola gyrata atau polisiklik!

    $emua dermatofita dapat menyebabkan tinea 'orporis, tetapi yang merupakan

    penyebab tersering adalah Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes,

    Microsporum canis dan Trichophyton tonsurans , sedangkan tinea 'ruris

    kebanyakan disebabkan oleh Trichophyton rubrum dan Epidermophyton

    floccosum ! Trichophyton tonsurans merupakan jamur antropofilik dan tersebar

    diseluruh dunia dengan distibusi yang luas! $pesies ini sering menimbulkan

    lesi yang bersifat kronis ( oedadi dan $uwito, 200) !

    5enegakan diagnosis dermatofitosis pada umumnya dilakukan se'ara

    klinis, dapat diperkuat dengan pemeriksaan mikroskopis, kultur, dan

    pemeriksaan dengan lampu wood pada spesies tertentu! 5ada pemeriksaan dengan

    -9H %0:20 , tampak dermatofit yang memiliki septa dan per'abangan hifa!

    5emeriksaan kultur dilakukan untuk menentukan spesies jamur penyebab

    dermatofitosis (-urniati, 2008 !

    $ebagian besar kasus tinea 'orporis dan tinea 'ruris berespon baik

    dengan preparat anti jamur topikal! 5reparat topikal yang dapat digunakan

    diantaranya alilamin (naftitin, terbinafin , imida;ol, tolnaftat, siklopiroks dan

    salep whitfield, sulfur presipitatum )+%0 dan asidum salisilikum 2+1 yang

    merupakan obat topikal konvensional ( oedadi dan $uwito, 200) !

    &inea 'orporis dan tinea 'ruris ini merupakan penyakit yang sangat sering

    terjadi di lingkungan kita! $elain itu, penyakit ini juga merupakan penyakit

    dengan kompetensi penuh dalam $-D/, dengan arti sebagai dokter umum harus

    dapat mendiagnosa dan mengelola penyakit ini sampai tuntas! $ehingga untuk

    tujuan tersebut, maka kami membuat laporan kasus mengenai tinea 'orporis dan

    tinea 'ruris agar dapat dipahami pengenalan terhadap penyakit, 'ara penegakan

    diagnosis, dan penatalaksanaannya!