BAB I KTI Dani

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit rematik. Itu berarti, setiap enam orang di dunia ini satu di antaranya adalah penyandang rematik. Namun, sayangnya pengetahuan tentang penyakit rematik belum tersebar secara luas. Sehingga banyak mitos yang keliru beredar di tengah masyarakat yang justru menghambat penanganan penyakit itu. Hal yang perlu jadi perhatian adalah angka kejadian penyakit rematik ini yang relatif tinggi, yaitu 1-2 persen dari total populasi di Indonesia. Pada tahun 2004 lalu, jumlah pasien rematik ini mencapai 2 Juta orang, dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria (Nugroho, 2012). Penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6

Transcript of BAB I KTI Dani

Page 1: BAB I KTI Dani

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit rematik.

Itu berarti, setiap enam orang di dunia ini satu di antaranya adalah penyandang

rematik. Namun, sayangnya pengetahuan tentang penyakit rematik belum

tersebar secara luas. Sehingga banyak mitos yang keliru beredar di tengah

masyarakat yang justru menghambat penanganan penyakit itu. Hal yang perlu

jadi perhatian adalah angka kejadian penyakit rematik ini yang relatif tinggi,

yaitu 1-2 persen dari total populasi di Indonesia. Pada tahun 2004 lalu, jumlah

pasien rematik ini mencapai 2 Juta orang, dengan perbandingan pasien wanita

tiga kali lebih banyak dari pria (Nugroho, 2012).

Penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355

juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid.

Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi

lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia

(WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis

rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20%

mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).

Arthritis rheumatoid memang lebih sering dialami oleh lansia, untuk itu

perlu perawatan dan perhatian khusus bagi lansia dengan arthritis rheumatoid.

Kedudukan dan peranan orang lansia dalam masyarakat dianggap sebagai

Page 2: BAB I KTI Dani

2

orang yang harus dihormati dan dihargai apalagi dianggap memiliki prestise

yang tinggi dalam masyarakat menjadikan secara psikologis lebih sehat secara

mental. Perasaan diterima oleh orang lain akan mempengaruhi tanggapan

mereka dalam memasuki hai tua, dan berpengaruh pula kepada derajat

kesehatan lansia (Fitriani, 2009).

Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

berstruktur lanjut usia (Aging Struktured Population) karena jumlah penduduk

yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah

penduduk lanjut usia (lansia)nya sebanyak 7 % adalah di pulau Jawa dan Bali.

Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan tingkat sosial

ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan

kesehatan, dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat. Oleh

karenanya kebutuhan akan asuhan keperawatan meningkat terutama didaerah

perkotaan dimana lansia sekarang mayoritas berdomisisli didaerah perkotaan

(Menkokesra, 2008).

Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan

makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan

hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu

tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada

kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan Penyakit

persendian. Salah satu dari golongan Penyakit persendian yang sering

menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal adalah

Arthritis Rheumatoid (Fitriani, 2009)

Page 3: BAB I KTI Dani

3

Penyakit Rheumatoid Arthritis yang biasa disebut artritis (radang sendi)

dan dianggap sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe

kelainan yang berbeda. Penyakit ini terutama mengenai otot–otot skelet, tulang,

ligamentum, tendon dan persendian pada laki–laki maupun wanita dengan

segala usia. Sebagian gangguan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada

suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien atau lebih menyerang jenis

kelamin yang satu dibandingkan lainnya. Dampak keadaan ini dapat

mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguann

kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit Rheumatoid

Arthritis tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan

aktivitas hidup sehari – hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi

dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan

masalah seperti rasa nyeri. Keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta

gangguan tidur (Kisworo, 2008)

Lebih lanjut keadaan ini bisa bersifat akut atau insidius, dan perjalanan

penyakitnya dapat ditandai oleh periode remisi (suatu periode ketika gejala

penyakit berkurang atau tidak terdapat) dan eksaserbasi (suatu periode ketika

gejala penyakit terjadi atau bertambah berat). Terapi dapat sangat sederhana

dan bertujuan untuk melokalisaasi rasa nyeri, atau dapat kompleks dan

dimaksudkan untuk mengurangi efek sistemiknya. Perubahan yang permanent

dapat terjadi akibat penyakit ini. Arthritis rheumatoid merupakan kasus

panjang yang sangat sering diujikan. Biasanya terdapat banyak tanda-tanda

fisik. Insiden puncak dari arthritis rheumatoid terjadi pada umur dekade ke

Page 4: BAB I KTI Dani

4

empat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki-

laki (Nugroho, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi

nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini

menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rematik sudah cukup mengganggu

aktivitas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki aktivitas

sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan di tengah arus

kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti,

tuntutan untuk tampil menarik dan prima, kurangnya porsi berolah raga, serta

faktor bertambahnya usia.

Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada lansia,

sebagai pendidik kesehatan dan sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan

mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan

yang dihadapi lansia serta membantu mencarikan jalan pemecahannya,

misalnya mengajarkan kepada lansia untuk mencegah agar tidak terjadi

penyakit Artritis Rhematoid (Nugroho, 2008).

Page 5: BAB I KTI Dani

5

Dibawah ini adalah frevalensi jumlah penyakit yang di derita lansia di

Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Garut.

Tabel 1.1

Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Garut

Periode Maret – juni 2014

No Nama Penyakit Jumlah1 Rhematoid arthritis 422 Hipertensi 183 Gastritis 84 katarak 75 Stroke 66 Alergi 47 Asma 28 Anemia 29 PPOM 110 Hernia 1

Sumber laporan periode Maret-juni 2014, Rumah Perlindungan sosial Tresna

Werdha Garut

Berdasarkan data diatas ternyata Rheumatoid arthritis merupakan

penyakit yang paling banyak dialami oleh lansia yang ada di Rumah

Perlindungan Sosial Tresna Werdha Garut. Selain itu Rheumatoid Arthritis

merupakan penyakit yang akan memberikan dampak terhadap keseimbangan

sistem tubuh lansia diantaranya adalah gangguan rasa nyaman nyeri, gangguan

aktivitas fisik, gangguan personal hygiene lingkungan, gangguan rasa cemas

serta resiko terjadinya cedera. Peran perawat tentunya akan sangat penting

dalam mencegah dan mengatasi komplikasi pada penderita Rheumatoid

arthritis dikarenakan memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif

serta didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.

Page 6: BAB I KTI Dani

6

Melihat begitu kompleksnya masalah yang diakibatkan oleh penyakit ini,

maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien

Gangguan Sistem Muskuloskeletal dengan sub masalah yang menonjol yaitu

Rhematoid Artritis, dan mendokumentasikannya dalam bentuk karya tulis yang

berjudul : “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S

DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

SEHUBUNGAN DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS PADA KATZ

INDEKS A DI RUANG ANGGREK RUMAH PERLINDUNGAN

SOSIAL TRESNA WERDHA GARUT “.

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang diharapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Tujuan Umum

Penulis mendapat pengalaman nyata dan mampu melaksanakan

Asuhan Keperawatan Gerontik secara langsung dan komprehensif yang

meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan pendekatan proses

keperawatan pada Tn. S secara optimal.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi serta dapat melaksanakan pengkajian status kesehatan

fisik, psikologi, social, kultural dan spiritual yang meliputi penyebab

masalah kesehatan dan masalah keperawatan pada Tn. S sehingga tanda

gejala serta komplikasi dapat dicegah sedini mungkin.

Page 7: BAB I KTI Dani

7

b. Mengidentifikasi hasil analisa data yang diperoleh dan menyusun

diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. S .

c. Mengidentifikasi serta menyusun rencana tindakan keperawatan secara

langsung dan komprehensif pada Tn. S.

d. Mengidentifikasi serta melaksanakan tindakan keperawatan dalam

rangka memandirikan klien dalam melaksanakan tugas asuhan

keperawatan pada Tn. S.

e. Mengidentifikasi hasil evaluasi yang berhasil dilakukan dan dapat

mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn. S.

f. Sebagai dokumentasi asuhan keperawatan.

C. METODE PENULISAN

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode

studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan

tehnik penulisan yang digunakan antara lain :

1. Wawancara

Wawancara merupakan pembicaraan terarah yang dilakukan bertatap

muka secara langsung.wawancara untuk memperoleh data dapat dilakukan

secara formal yaitu pada saat melakukan pengambilan riwayat kesehatan

secara langsung terhadap klien,sedangkan wawancara informal yaitu pada

saat melakukan implementasi keperawatan yang memungkinkan klien

memberikan informasi tentang permasalahan kesehatan yang mungkin ada.

Page 8: BAB I KTI Dani

8

a) Klien

Untuk mendapatkan informasi tentang biografi, tingkat

pengetahuan klien, status kesehatan keluarga, status kesehatan anggota

keluarga, masalah – masalah kesehatan maupun keperawatan serta

kesulitan – kesulitan yang dihadapi klien untuk meningkatkan

kesehatannya.

b) Petugas kesehatan dan petugas dinas social rumah Perlindungan Sosial

Tresna Werdha Garut.

2. Observasi

Pengamatan yang dilakukan terhadap klien baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk memperoleh data, dimana penulis ikut serta

memberikan asuhan keperawatan gerontik melalui pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

sehingga didapatkan data yang objektif tentang status kesehatan klien.

4. Studi dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dan

laporan dari tenaga kesehatan dan sekalisus mempelajari buku-buku atau

referensi yang berguna untuk memperoleh dasar-dasar teori yang

berhubungan dengan arthritis serta permasalahannya sehingga dapat

digunakan untuk landasan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien.

Page 9: BAB I KTI Dani

9

5. Studi kepustakaan

Hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan landasan teoritis yang

berkaitan dengan kasus yang dihadapi, sehingga dapat membandingkan teori

yang didapat dengan fakta yang ada di lahan praktek, diperoleh

kesenjangan, mencari penyebab dan pemecahan masalah.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penyusunan karya

tulis ilmiah ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri

dari empat Bab yaitu

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi yang meliputi latar belakang, tujuan

Penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II : TUJUAN TEORITIS

Berisi tentang tinjauan teori yang meliputi

pengertian Lansia, Batasan Lanjut Usia, Tipe-tipe Lanjut

usia, Mitos-mitos Lansia, Proses Menua, teori-teori

proses menua serta perubahan yang terjadi pada lansia,

selain itu juga pengertian arthritis reumatoid, tanda dan

gejala, faktor yang mempengaruhi arthritis reumatoid,

patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan Asuhan

Keperawatan Gerontik dengan masalah.

Page 10: BAB I KTI Dani

10

Artritis.rheumatoid meliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang tinjauan laporan kasus dengan

pendekatan proses keperawatan dari nilai pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan catatan

perkembangan. Pembahasan menguraikan tentang

kesenjangan antara kasus dan konsep / teori.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan dari asuhan keperawatan

yang telah dilaksanakan dan rekomendasi yang bersifat

operasional terhadap masalah yang ditemukan dalam

melakukan asuhan keperawatan.