BAB I Karbohidrat

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati, kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi. Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.

Transcript of BAB I Karbohidrat

Page 1: BAB I Karbohidrat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati,

kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau

keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat

juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang

memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah

menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi.

Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling

sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau

monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa

yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga

monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun

dari banyak monosakarida.

Nama karbohidrat pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Prancis

dengan unsur-unsur peenyusunnya adalah unsur C, H, dan O. Dimana, dua unsur

berupa H dan O memiliki perbandingan yang hampir sama dengan unsur H dan O

pada air. Perbandingan unsur H dan O tersebut adalah 2:1. Dengan rumus umum

Cn(H2O)m dimana n = m merupakan bilangan bulat. Contohnya, glukosa memiliki

rumus C6H12O6. Namun, ada beberapa senyawa organik yang bukan karbohidrat,

seperti asam asetat memiliki rumus perbandingan molekul yang sama dengan

karbohidrat.

Page 2: BAB I Karbohidrat

Dalam percobaan ini beberapa jenis karbohidrat akan diidentifikasikan

berdasarkan reaksi kimia, dimana pengujian tersebut akan membeerikan reaksi

yang spesifik. Untuk mengetahui pengidentifikasian tersebut maka dilakukanlah

percobaan ini

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Percobaan uji karbohidrat secara khusus ini dilakukan dengan maksud

untuk mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mengidentifikasi golongan karbohidrat seperti monosakarida ( glukosa ) melalui beberapa reaksi seperi reaksi adisi, menggunakan pereaksi fehling dan uji benedict, kemudain mengamati perubahan yang terjadi

2. Mengidentifikasi golongan karbohidrat seperti disakarida ( sukrosa ) dengan mereaksikan pereaksi perak beramoniak serta dengan uji benedict kemudian, kemudain mengamati perubahan yang terjadi

1.3 Prinsip Percobaan

Pada uji Benedict, larutan tembaga dalam keadaan basa dapat direduksi

oleh larutan karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton bebas,

membentuk endapan merah bata dari Cu2O. Larutan Benedict mengandung

CuSO4, Na2CO3, dan Natrium Sitrat.

Page 3: BAB I Karbohidrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting

dalam tumbuhan maupun hewan. Karbohidrat didenifisikan sebagai polihidriksi

keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa berupa hidrolisis, dengan rumus

umum (Cn(H2O)m).

Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu

monosakarida atau gula sederhana yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa

yang lebih sederhana, oligosakarida mengandung paling sedikit 2 dan biasanya 8

atau 10 satuan monosakarida yang saling berhubungan, contoh maltosa dan

sukrosa, polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida yang terdiri dari

ratusan bahkan ribuan contoh pati dan selulosa bila polisakarida ini dihidrolisis

maka akan dihasilkan satuan-satuan monosakarida (Tim Dosen Biomedik, 2004).

Karbohidrat merupakan senyawa polimer alami yang menghasilkan zat-zat

yang dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi yang terdiri

atas C, H, dan O, nama-nama karbohidrat ini berasal dari percobaan. Bila gula

didalam tabung reaksi yang terbuka dibakar untuk waktu yang lama maka akan

memberikan sisa karbon hitam dan tetesan air yang menembus pada dinding

tabung, berdasarkan hasil dari hidrolisis maka karbohidrat dapat dibagi menjadi

tiga yaitu, monosakrida, oligosakarida, dan polisakarida

(Wilbraham dan Matta, 1992).

Berikut ini akan dibahas secara lengkap atau terperinci tenang

monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

Page 4: BAB I Karbohidrat

Monosakarida atau gula sederhana pada hakekatnya adalah aldehid dan

keton polihidrokasi, walaupun dapat mencakup pula glikoaldehida yang

mempunyai satu gugus hidroksil. Monosakarida berupa senyawa tanpa warna,

aktif optic, dan laru dalam air serta sebagian besar berupa rantai karbon lurus.

(Wilbraham dan Matta, 1992).

Jika struktur kimianya ditulis tegak lurus dngan gugus karbonil berada

pada atas rantai, konfigurasi pada atom karbon menentukan apakah gula termasuk

deret D atau L. kedua deret gula terdapat di alam walaupun L arabinose

merupakan satu-satunya gula L yang lazim, (sebagai komponen banyak

polisakarida yang dapat atau terdapat bebas dalam kayu Coniferae). Rumus

aldehida rantai terbuka disajikan agar memudahkan walaupun kita ketahui bahwa

gula biasanya terdapat sebagai hemiasetal siklik karena struktur seperti itu

mungkin. Heksosa lebih sering dijumpai sebagai cincin piranosa anggota enam.

Tetapi dalam beberapa kasus dapat dijumpai pula sebagai cincin furanosa atau

cincin piranosa. (Wilbraham dan Matta, 1992).

Gula bebas utama dalam tumbuhan monosakarida, yaitu glukosa dan

fruktosa (dan disakarida, yaitu sukosa) bersama-sama dengan sesepora xilosa,

ramose, an glaktosa. Gula lain yang terdapat dalam jumalah sesepora ialah gula

fosfat, yang terlibat dalam metabolisme, senyawa ini mudah sekali, terhidrolisis

menjadi gula. (Hendrickson dan Cram, 1998).

Ada lima gula yang biasanya dijumpai sebaai komponen glikosida dan

polisakarida serta kebanyakan analisis tumbuhan menyangkut pemisahan dan

identifikasi mereka. Dua berupa heksosa, yaitu glukosa dan galaktosa, dua lagi

berupa xilosa dan arabinose dan satu lagi berupa metil pentosa yaitu ramnosa.

Page 5: BAB I Karbohidrat

Yang terdapat agak umum ialah asam uronat yaitu asam glukuronat dan

galakturonat. Hetiga yaitu menosa, juga terdapat umum dalam polisakarida. Gula

pentosa, yaitu ribose dan doksiribosa, yang berturut-turut merupakan komponen

RNA dan DNA, perlu disebutkan disini, tetapi jenis gula ini jarang dijumpai

dalam tumbuhan. (Hendrickson dan Cram, 1998).

Oligosakarida adalah polimer yang terbentuk dengan, menggabungkan

beberapa satuan monosakarida melalui ikatan glikosida. Walaupun oligosakarida

menurut perjanjian terbatas dalam molekul yang mengandung satuan

monosakarida kurang dari sepuluh, oligosakarida paling umum hanya

mempunayai 2,3 dan 4 satuan, dan satuan yang paling sering adalah heksosa. Satu

kasus yang aneh ilaha gulukan (poliglukosida) yang larut pada air akar barli

(Hordeum vulgare) yang mempunayai tujuh sampai sepuluh satuan dan akrena itu

dapat digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Kelompok rafinosa

dan platinosa yang termaksud dalam oligosakarida, keduanya terdapat secara luas

dalam tumbuhan tinggi, rafinosa mungkin lebih tersebar luas.

Oligosakarida larut dalam air, bersifat aktif optic, paling mudah dibedakan

dari monosakarida dengan cara hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida

dapat mereduk hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat merenduksi

atau tidak mereduksi, bergantung pada apakah gugus karbonil yang berpotensi

mereduksi atau tidak terlibat dalam pembentukan ikatan gilkosida atau tidak

oligosakarida terdapat pula sbagai komponen glikosida. Misalnya, rutinose

merupakan bagian senyawa flafonoid rutin dan hesferidin tetapi tampaknya tidak

trdapat dalam bentuk bebas.

Page 6: BAB I Karbohidrat

Oligosakarida langkah lain yang merupakan bagian dari glikosida steroid

dan triterpenoid. Beberapa fruktosil sukrosa (ketosa) yang terdapat dalam

monocot mungkin senyawa antara biosintesis fruktan. (Petrucci, 1985).

Polisakarida atau glikan berdasarkan kesepakatan didenifisikan sebagai

polimer monosakarida (dan turunannya) mengandung sepuluh satuan atau lebih.

(Petrucci, 1985).

Karbohidat adalah senyawa kompleks yang terdiri atas unsure karbon (C),

hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Karbohidrat

merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Pada respirasi sel, satu gram molekul

karbohidrat menghasilkan energi ± 4,1 kilokalori, serta menghasilkan gas CO2 dan

uap air. Hasil pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang merupakan bagian

penting dalam reaksi kompleks. Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan dalam

setiap reaksi pemecahan glukosa. (Fessenden, 1999).

Rumus molekul umum karbohidrat adalah CH2O. Dari penulisan rumus ini

maka dapat dimengerti mengapa karbohidrat itu dikira merupakan suatu karbon

yang berair, tetapi kenyataannya ialah bahwa susunan atom-atom tidak ada

hubungan dengan molekul air. Dua jenis karbohidrat yang lazim adalah pati dan

selulosa. Keduanya mempunyai molekul yang besar sekali dengan berat molekul

sampai ratusan ribu. Keduanya begitu besar sehingga disebut makromolekul.

Masing-masing merupakan suatu polimer, yang berarti bahwa molekul pati dan

selulosa terbentuk dari unit-unit tertentu secara berulang-ulang seperti halnya

seuntai rantai yang terdiri atas mata-mata rantai. Mata rantai pada selulosa sama

dengan mata rantai pada pati, yaitu unit dari suatu gula yang disebut glukosa. Jadi

Page 7: BAB I Karbohidrat

molekul glukosa adalah rantai ,monomer yang dapat disusun menjadi polimer.

(Fessenden, 1999).

GULA

Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6. Lima dari enam atom karbon

dan satu atom oksigen tersusun dalam suatu cincin. Atom lainnya menjulur diatas

dan dibawah cincin tersebut. Karena jumlah atom karbon glukosa itu berjumlah

enam maka ia disebut heksosa. Dua heksosa lain yang lazim didapat adalah

galaktosa, gula yang terdapat dalam susu dan toghurt, dan fruktosa yang terdapat

dalam madu. Baik galaktosa maupun fruktosa mempunyai rumus molekul yang

sama dengan glukosa, yaitu C6H12O6, tetapi susunan atom sebenarnya berbeda-

beda. Galaktosa berbeda dengan glukosa dalam letak atom hydrogen dan gugus

hidroksil yang terikat pada atom No.4. Pada galaktosa gugus hidroksil menjulur

keatas cincin sedangkan pada glukosa kebawah. Pada fruktosa, hanya 5 atom yang

ikut membentuk cincin. Zat-zat seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang

mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda rumus bangun disebut isomer.

(Respati, 1986).

PATI

Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang

terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang

linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan

amilosa karena bercabang banyak. Jumlah seluruh residu glukosadidalam satu

amilopektin ada beberapa ribu. (Sastrohamidjojo, 2005).

Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat dimanfaatkan sebagai depot

penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan glukosa merubahnya menjadi

Page 8: BAB I Karbohidrat

pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk atau keluar sel, maka pati

tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang panjang itu harus dirombak

kembali menjadi ikatan gula semula. (Sastrohamidjojo, 2005).

Hewan menyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasinya untuk

membentuk glikogen. Struktur glikogen sama dengan struktur amilopektin , tetapi

cabangnya pada glikogen lebih pendek dan lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)

SELULOSA

Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak

terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang

diperolukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa

sedangkan kapas dan kertas hampir merupakan selulosa murni.

(Sastrohamidjojo, 2005).

Page 9: BAB I Karbohidrat

Monosakarida

Glukosa

Galaktosa

Fruktosa

Disakarida

Maltosa

Laktosa

Sukrosa

Page 10: BAB I Karbohidrat

Polisakarida Starch

Struktur molekul karbohidrat

Glukosa, galaktosa, dan fruktosa adalah contoh dari gula tunggal atau

monosakarida. Dua monosakarida dapat bergabung dan membentuk gula ganda

atau disakarida. Sukrosa yang dipakai dalam minuman kopi kita, terdiri atas satu

molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Proses pengikatan dua molekul itu

sangat rumit dan hasil akhir adalah hilangnya sebuah atom hydrogen dari yang

satu dan hilangnya sebuah gugus hidroksil dari yang lain. Dengan demikian rumus

molekul sukrosa adalah :

C12H22O11(2C6H12O6-H2O)

Dua disakarida lain yang sering kita jumpai adalah laktosa yang terdapat

dalam susu, dan maltosa suatu hasil pencernaan pati. Laktosa terdiri atas sebuah

molekul glukosa yang terikat pada molekul galaktosa. Maltosa terdiri atas 2

molekul glukosa yang terikat satu sama lain. (Tim Dosen Kimia, 2005).

Semua gula mudah larut dalam air. Ini disebabkan banyaknya kandungan

gugus hidroksil. Polaritas yang disebabkan oleh atom oksigen yang sangat

elektro-negatif memudahkan pengikatan pada molekul-molekul air.

Gula merupakan bahan bakar yang penting untuk organisme yang hidup.

Sebagai bahan bakar, gula tidak terkonsentrasi seperti lemak, karena gula tidak

sepenuhnya tereduksi, tetapi sifat dapatnya larut dalam air itu memudahkan

pengangkutan di dalam cairan badan. Dan memang glukosa merupakan gula darah

manusia. Untuk banyak sel glukosa merupakan sumber energi yang terpenting.

(Respati, 1986)

PATI

Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang

terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang

linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan

amilosa karena bercabang banyak. Jumlah seluruh residu glukosadidalam satu

amilopektin ada beberapa ribu. (Sastrohamidjojo, 2005).

Page 11: BAB I Karbohidrat

Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat dimanfaatkan sebagai depot

penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan glukosa merubahnya menjadi

pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk atau keluar sel, maka pati

tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang panjang itu harus dirombak

kembali menjadi ikatan gula semula. (Sastrohamidjojo, 2005).

Hewan menyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasinya untuk

membentuk glikogen. Struktur glikogen sama dengan struktur amilopektin , tetapi

cabangnya pada glikogen lebih pendek dan lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)

SELULOSA

Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak

terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang

diperolukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa

sedangkan kapas dan kertas hampir merupakan selulosa murni.

(Sastrohamidjojo, 2005).

Page 12: BAB I Karbohidrat

Seperti halnya dengan pati, selulosa adalah suatu polisakarida dengan

glukosa sebagai monomer. Namun, pada selulosa tidak terdapat rantai cabang

sebagaimana halnya pati. Hal tersebut tampaknya seperti perbedaan yang kecil,

tetapi ini mengakibatkan sifat selulosa jauh berbeda dengan sifat pati. Karena

orientasi ikatan-ikatan itulah maka cincin glukosa pada selulosa tersusun secara

bolak balik. Hal ini menghasilkan suatu molekul yang panjang dan kaku. Tidak

adanya rantai-rantai cabang memungkinkan molekul-molekul ini dapat terbentuk

sangat dekat satu sama lain. Karena banyaknya gugus –OH dan oksigen di dalam

cincin, maka banyak kesempatan untuk terjadinya ikatan hydrogen antara rantai

yang berdekatan. Dan ini menghasilkan suatu rangkaian serat yang panjang dan

kaku, suatu bahan baku sempurna untuk pembuatan dinding sel tanaman. Serat

panjang, lurus, dan kaku ini merupakan pencerminan dari sifat molekul selulosa

yang merupakan bahan baku dari serat-serat tadi. (Sastrohamidjojo, 2005).

Peran Karbohidrat dan Sumbernya

(Murray, dkk., 2003)

Page 13: BAB I Karbohidrat

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Bahan

Larutan Glukosa, Larutan amonium hidroksida, larutan perak nitrat,

larutan fehling A dan B, larutan Benedict, larutan sukrosa, larutan amilum, larutan

yodium, larutan tembaga sulfat, larutan HCl pekat dan larutan natrium hidroksida.

3.2 Alat

Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia, lampu

spiritus, kaki tiga, kawat kasa, gegep tabung, dan tissue.

3.3 Prosedur Percobaan

MONOSAKARIDA

A. Reaksi Glukosa dengan Larutan perak Beramoniak

1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 ml

2. Ditambahkan NaOH sampai endapan larut kembali

3. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml larutan glukosa 10 %

4. Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi

B. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling

1. Tabung reaksi diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan B lalu dikocok

2. Ditambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %

3. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air

panas selama 1 menit

4. diamati perubahan yang terjadi

Page 14: BAB I Karbohidrat

C. Uji Benedict

1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan Benedict

2. Ditambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %

3 Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air

panas selama 5 menit

4 Didinginkan dan diamati perubahannya

DISAKARIDA

A. Reaksi Sukrosa dengan Larutan perak Beramoniak

1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 ml

2. Ditambahkan NaOH sampai endapan larut kembali

3. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml larutan Sukrosa 10 % lalu

dikocok

4. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air

panas selama beberapa menit

5. Diamati perubahan yang terjadi

B. Uji Benedict

1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan Benedict

2. Ditambahkan 1 ml larutan Sukrosa10 %

3. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air

panas selama 5 menit

4. Didinginkan dan diamati perubahannya

POLISAKARIDA

A. Reaksi Amilim dengan Yodium

1. Tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan amilum 2%

Page 15: BAB I Karbohidrat

2. Ditambahkan 5 tetes larutan Yodium 0,1 M

3. Diamati perubahan yang terjadi

4. Tabung reaksi dipanaskan selama beberapa menit kemudian didinginkan

5. Diamati perubahan yang terjadi

B. Hidrolisisi amilum

1. Tabung reaksi diisi dengan 5 ml larutan amilum

2. Ditambahkan 10 tetes HCl pekat

3. Tabung reaksi dipanaskan sampai larutan mendidih

4. Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH sampai larutan bersifat basa

5. Diambil larutan sebanyak 3 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

lain dan ditambahkan larutan benedict

6. Dipanaskan di atas air mendidih selama 5 menit

7. Perubahan yang terjadi

C. Reaksi Trommer

1. Tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan amilum

2. Ditambahkan 10 tetes larutan NaOH 10 %

3. Kemudian ditambahkan tetes per tetes larutan CuSO4 0,1 M sambil

dikocok sampai endapan larut

4. Tabung reaksi dipanaskan perlahan lahan dan diamati perubahan yang

terjadi

Page 16: BAB I Karbohidrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

A.Monosakarida

1.Reaksi Adisi

Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan

AgNO3 + sedikit NH4OH Putih keruh

AgNO3 – kelebihan NH4OH Bening

AgNO3 + NH4OH + glukosa Bening

AgNO3 + NH4OH + glukosa

dipanaskan

Perak

2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling

Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan

Fehling A + Fehling B Biru jernih

Fehling + Glukosa Biru Keruh

Fehling + Glukosa dipanaskan Endapan coklat keruh

3. Uji Benedict

Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan

Benedict + Glukosa Biru

Benedict + Glukosa dipanaskan Endapan merah bata

Page 17: BAB I Karbohidrat

B. Disakarida

1. larutan Sukrosa dengan larutan perak beramoniak

Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan

Larutan perak beramoniak Bening

Larutan perak beramoniak + Sukrosa Bening

Larutan perak beramoniak + Sukrosa

dipanaskan

Cermin perak

2. Uji Benedict

Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan

Benedict + Sukrosa Biru

Benedict + Sukrosa dipanaskan Orange

C. Polisakarida

1. Reaksi Amilum dengan Yodium

Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan

Larutan amilum Bening

Amilum + I2 Biru ungu

Amilum + I2 panas Bening

Amilum + I2 dingin Biru

2. Reaksi Trommer

Warna larutan sebelum dipanaskan ( biru )

Warna larutan setelah dipanaskan ( endapan biru )

Page 18: BAB I Karbohidrat

4.2 Reaksi

A. Monosakarida

1. Reaksi glukosa dengan perak beramoniak

AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3

AgOH + 2 NH4OH Ag( NH3)2 OH + 2H2O

O

C H

H C OH + 2 Ag( NH3)2 OH +2Ag + 4NH3 + H2O Cermin perak

HO C H

H C OH

H C OH

CH2OH

2. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling

2Cu 2+ + 5OH- + 2H2O +2Cu2O +H2O merah bata

3. Reaksi glukosa dengan larutan benedict

C

C

C

C

O

C

H

HO

H

OHH

CH2OH

H

OH

H

OH

C

C

C

C

O

C

H

HO

H

OHH

CH2OH

H

OH + H

OH C

C

C

C

O

C

H

HO

H

OHH

CH2OH

H

OH

H

OH

Page 19: BAB I Karbohidrat

O

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

O

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

O

C

C C

C C

O

C

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

H

+ 2Cu( OH )2 + 2H2O + Cu2Omerah bata

B. Disakarida

1. Reaksi sukrosa dengan perak beramoniak

AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3

AgOH + 2 NH4OH Ag( NH3)2 OH + 2H2O

+ 2 Ag( NH3)2 OH

+2Ag +4NH3

2. Uji benedict

C

C

C

C

O

C

H

HO

H

OHH

CH2OH

H

OH

H

OH C

C

C

C

O

C

H

HO

H

OHH

CH2OH

H

OH

H

OH

C

C C

C C

O

C

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

Page 20: BAB I Karbohidrat

O

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

OO

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

O

+ 2Cu(sitrat )2 –2

+ 2H2O

+ Cu2O + 4 sitrat –2 + 4H +

merah bata

C. Polisakarida

1. Reaksi Amilum dengan yodium

n

+ I2

OO

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

O

I

I

Page 21: BAB I Karbohidrat

nBiru

n

nbening

O

C O HH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

O

OO

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

O

I

I

OO

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

O

Page 22: BAB I Karbohidrat

I

OO

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

OI

OO

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

C

C C

C C

O

H

HOH

OH

H

HH

CH2OH

O

n

Didinginkan

n

Biru

2. Reaksi Trommer

O

C C

C C

H

HOH

OH

H

OH

Page 23: BAB I Karbohidrat

O

C

C C

C C

O

C

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

H

n

+ H2O

O

C

C C

C C

O

C

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

+ 4 NaOH + 2 CuSO4

OH

n

Page 24: BAB I Karbohidrat

4.3 Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, jika glukosa direaksikan dengan

larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung

reaksi, demikian pula dengan glukosa direaksikan dengan larutan fehling maka

akan memberikan endapan merah bata, yang merupakan endapan dari Cu2O.

Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada, yang membuktikan bahwa

larutan glukosa dapat mereduksi. Menurut teori, uji benedict akan memberikan

endapan kuning tetapi pada percobaan ini memberikan endapan merah bata. Hal

tersebut terjadi karena pengruh konsentrasi,jika konsentrasi glukosa lebih dari 1 %

maka akan memberikan endapan merah bata, sedangkan endapan kuning akan

terbentuk bila konsentrasi glukosa dibawah 1%.

H

OH

n

O

C

C C

C C

O

C

HOH

OH

H

HH

OH

CH2OH

CH2OHC

C C

C COH H

OHH

OHCH2

HOH

n

+ Cu2O + H2O + 2 Na2SO4

Page 25: BAB I Karbohidrat

Untuk golongan Disakarida yaitu dengan menggunakan sukrosa, jika

direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak

pada dinding tabung reaksi setelah dipanaskan dan bila direaksikan dengan larutan

benedict akan memberikan endapan orange. Larutan sukrosa yang direaksikan

dengan larutan perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk

menunjukkan hasil reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis

menjadi monosakarida dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu

glukosa yang beraksi dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak

Pada polisakarida yang digunakan dalam percobaan ini adalah amilum, jika

amilum direaksikan dengan yodium akan memberikan larutan yang berwarna biru,

yang disebabkan adanya molekul amilosa pada amilum yang membentuk senyawa

dengan I2, bila larutan dipanaskan, maka warna biru akan hilang menjadi larutan

jernih, tetapi bila didinginkan maka akan berwarna biru lagi. Hal ini disebabkan

karena ikatan antara yodium dan amilum merupakan ikatan semu yaitu ikatan

yang mudah lepas, sedangkan pada reaksi Trommer warna larutan sebelum

dipanaskan biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan biru yang merupakan

hasil oksidasi

Pada percobaan ini hasil percobaan terdapat sedikit perbedaan dengan teori

yang ada, hal itu disebabkan karena adanya kesalahan dalam skala pencampuran

dan pengamatan reaksi serta kurang cermat dalam penentuan warna hasil reaksi

fakto yang lain yaitu alat yang digunakan belum bersih sehingga larutan dapat

bereaksi dengan zat lain.

Page 26: BAB I Karbohidrat

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada reaksi adisi glukosa dan sukrosa memberikan reaksi dengan

membentuk cermin perak

2. Reaksi glukosa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori meskipun

terjadi reaksi oksidasi dan terdapat gula pereduksi

3. Pada uji benedict monosakarida hasil yang diperoleh sesuai dengan teori

dan terbukti terdapat gula pereduksi

4. Pada polisakarida terbukti terdapat kabohidrat dalam amilum dengan

menggunakan pereaksi yodium

5. Pada reaksi strommer juga membuktikan dalam amilum terdapat

karbohidrat

5.2 Saran

- Alangkah baiknya bila asisten menjelaskan lebih rinci

lagi mengenai prosedur kerja percobaan yang akan dilakukan.

Page 27: BAB I Karbohidrat

- Asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya

dalam melakukan percobaan

- Alat percobaan yang akan digunakan oleh para praktikan hendaknya memadai

jumlahnya.

LEMBAR PENGESAHAN

Asisten

( We Ummung Darwis )

Makassar, 16 Oktober 2006

Praktikan

( Muh. Mulyadi Nahrun )

Page 28: BAB I Karbohidrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan Uji Molisch

No Larutan karbohidrat

Larutan

Karbohidrat+Pereaksi

Molisch (3-5 tetes)

Larutan Karbohidrat+H2SO4

pekat

1 Glukosa BeningUngu pada bidang batas

cairan

2 Fruktosa BeningUngu pada bidang batas

cairan

3 Galaktosa BeningUngu pada bidang batas

cairan

4 Maltosa BeningUngu pada bidang batas

cairan

5 Sukrosa BeningUngu pada bidang batas

cairan

6 Laktosa Bening Ungu pada bidang batas

Page 29: BAB I Karbohidrat

+

cairan

7 Starch BeningUngu pada bidang batas

cairan

Hasil Pengamatan Uji Benedict

No Larutan Karbohidrat Larutan

Karbohidrat+pereaksi

Benedict ml

Setelah dipanaskan 5

menit

1 Glukosa Biru Ada endapan merah bata

2 Fruktosa Biru Ada endapan merah bata

3 Galaktosa Biru Ada endapan merah bata

4 Maltosa Biru Ada endapan merah bata

5 Sukrosa Biru Warna tidak berubah

6 Laktosa Biru Ada endapan merah bata

7 Starch Biru Warna tidak berubah

4.2 Reaksi

A. Uji Molisch :

1. Reaksi Glukosa + α naftol

H2SO4 pekat 2. Reaksi Galaktosa + α naftol Hidroksi metil fulfural + air

OH

C

CH

CH2

C

CH

O + H2O

O

C H2SO4

OH

C

CH

C

CH

O + H2OO

+ CH2SO4

H

H

Page 30: BAB I Karbohidrat

H2SO4 pekat 3. Reaksi Fruktosa + α naftol Hidroksi metil fulfural + air

CH2

+ H2SO4

4

Page 31: BAB I Karbohidrat

H2SO4 pekat 4. Reaksi Sukrosa + naftol Hidroksi Metil Furfural + Air

H2SO4 pekat5. Reaksi Maltosa + naftol Hidroksi Metil Furfural + air

H2SO4 pekat6. Reaksi Laktosa + α naftol Hidroksi metil fulfural

+ +

H2SO4 pekat7. Reaksi Amilum + α naftol Hidroksi metil fulfural + air

+

+

+

Page 32: BAB I Karbohidrat

B. Uji Benedict

1. Glukosa + Benedict → Endapan merah bata

2. Galaktosa + Benedict → Endapan merah bata

Galaktosa

3. Fruktosa + Benedict → Endapan merah bata

4. Sukrosa + Benedict

s Sukrosa sukrosa

EndapanMerah Bata

Glukosa

+ CuO

EndapanMerah Bata

+ CuO

2Cu(OH02

Endapan Merah Bata

Fruktosa

+ CuO

+ CuO

Page 33: BAB I Karbohidrat

5. Maltosa + Benedict → Endapan merah bata

EndapanMerah bata

6. Laktosa + Benedict → Endapan merah bata

7. Amilum + Benedict

+ CuO

Endapan Merah Bata

Laktosa

+ CuO

Page 34: BAB I Karbohidrat

4.3. Pembahasan

Pada percobaan uji karbohidrat ini kita menggunakan dua macam pereaksi

yakni pereaksi Molisch dan pereaksi Benedict sedangkan karbohidrat yang diuji

ada 8 macam yakni monosakarida yang terdiri atas glukosa, fruktosa dan

galaktosa; disakarida terdiri atas sukrosa , maltosa dan laktosa; polisakarida terdiri

atas amilum.

Pada uji karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Molisch, ketika larutan

karbohidrat (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, serta amilum)

diberi pereaksi Molisch sebanyak 5 tetes tidak terlihat adanya perubahan. Namun

setelah larutan ini ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 1 ml terbentuk cincin

berwarna ungu pada kedua bidang batas. Hal ini terjadi karena dehidrasi

karbohidrat oleh asam sulfat pekat hingga terbentuk fulfural atau turunannya

sedangkan warna ungu yang terbentuk disebabkan oleh hasil kondensasi fulufural

atau turunannya dengan naftal.

Pada uji karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Benedict, ketika belum

dipanaskan seluruh larutan karbohidrat yang akan diuji ( glukosa, fruktosa,

galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, serta amilum ) berwarna biru. Setelah di

panaskan selama 5 menit dalam penangas air, pada larutan glukosa, fruktosa,

galaktosa, sukrosa lama, laktosa serta maltosa terbentuk endapan merah bata

sedangkan sukrosa baru dan amilum tetap berwarna biru, tidak terbentuk endapan

merah bata. Endapan merah bata ini terbentuk larutan tembaga dalam keadaan

basa dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida dan keton

bebas.

Page 35: BAB I Karbohidrat

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Menurut jumlah molekulnya, karbohidrat terdiri atas: monosakarida

(glukosa, galaktosa, dan fpruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa),

dan polisakarida (amilum, dsb.)

2. Sukrosa dan amilosa merupakan gula pereduksi, oleh karena itu mereka

tidak bisa bereaksi dengan larutan benedict.

5.2 Saran

1. Sebaiknya para asisten lebih intens membimbing para praktikan untuk

melakukan praktikum.

2. Sebaiknya para asisten membimbing praktikan untuk mambuat laporan

praktikum yang benar, karena didapati masih banyak praktikan yang belum

tahu cara membuat laporan dan para asisten dosen sendiri tidak begitu

membimbing dengan serius.

3. Sarana dan prasarana diperbaiki. Ruangan laboratorium yang digunakan

amat panas dan pencahayaannya kurang sehingga mengganggu konsentrasi

praktikan dalam bekerja.

Page 36: BAB I Karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Fassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta

Hendrickson dan Cram, 1998, Kimia Organik 2, ITB, Bandung.

Petrucci, R., 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.

Respati, 1986, Dasar-dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas, Aksara Baru, Jakarta.

Sastrohamidjojo, H., 2005, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Wilbraham dan Matta, 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung.