BAB I Karbohidrat
-
Upload
yunita-pare -
Category
Documents
-
view
240 -
download
0
Transcript of BAB I Karbohidrat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati,
kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau
keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat
juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang
memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah
menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi.
Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling
sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau
monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa
yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga
monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun
dari banyak monosakarida.
Nama karbohidrat pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Prancis
dengan unsur-unsur peenyusunnya adalah unsur C, H, dan O. Dimana, dua unsur
berupa H dan O memiliki perbandingan yang hampir sama dengan unsur H dan O
pada air. Perbandingan unsur H dan O tersebut adalah 2:1. Dengan rumus umum
Cn(H2O)m dimana n = m merupakan bilangan bulat. Contohnya, glukosa memiliki
rumus C6H12O6. Namun, ada beberapa senyawa organik yang bukan karbohidrat,
seperti asam asetat memiliki rumus perbandingan molekul yang sama dengan
karbohidrat.
Dalam percobaan ini beberapa jenis karbohidrat akan diidentifikasikan
berdasarkan reaksi kimia, dimana pengujian tersebut akan membeerikan reaksi
yang spesifik. Untuk mengetahui pengidentifikasian tersebut maka dilakukanlah
percobaan ini
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Percobaan uji karbohidrat secara khusus ini dilakukan dengan maksud
untuk mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasi golongan karbohidrat seperti monosakarida ( glukosa ) melalui beberapa reaksi seperi reaksi adisi, menggunakan pereaksi fehling dan uji benedict, kemudain mengamati perubahan yang terjadi
2. Mengidentifikasi golongan karbohidrat seperti disakarida ( sukrosa ) dengan mereaksikan pereaksi perak beramoniak serta dengan uji benedict kemudian, kemudain mengamati perubahan yang terjadi
1.3 Prinsip Percobaan
Pada uji Benedict, larutan tembaga dalam keadaan basa dapat direduksi
oleh larutan karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton bebas,
membentuk endapan merah bata dari Cu2O. Larutan Benedict mengandung
CuSO4, Na2CO3, dan Natrium Sitrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting
dalam tumbuhan maupun hewan. Karbohidrat didenifisikan sebagai polihidriksi
keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa berupa hidrolisis, dengan rumus
umum (Cn(H2O)m).
Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu
monosakarida atau gula sederhana yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa
yang lebih sederhana, oligosakarida mengandung paling sedikit 2 dan biasanya 8
atau 10 satuan monosakarida yang saling berhubungan, contoh maltosa dan
sukrosa, polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida yang terdiri dari
ratusan bahkan ribuan contoh pati dan selulosa bila polisakarida ini dihidrolisis
maka akan dihasilkan satuan-satuan monosakarida (Tim Dosen Biomedik, 2004).
Karbohidrat merupakan senyawa polimer alami yang menghasilkan zat-zat
yang dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi yang terdiri
atas C, H, dan O, nama-nama karbohidrat ini berasal dari percobaan. Bila gula
didalam tabung reaksi yang terbuka dibakar untuk waktu yang lama maka akan
memberikan sisa karbon hitam dan tetesan air yang menembus pada dinding
tabung, berdasarkan hasil dari hidrolisis maka karbohidrat dapat dibagi menjadi
tiga yaitu, monosakrida, oligosakarida, dan polisakarida
(Wilbraham dan Matta, 1992).
Berikut ini akan dibahas secara lengkap atau terperinci tenang
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida atau gula sederhana pada hakekatnya adalah aldehid dan
keton polihidrokasi, walaupun dapat mencakup pula glikoaldehida yang
mempunyai satu gugus hidroksil. Monosakarida berupa senyawa tanpa warna,
aktif optic, dan laru dalam air serta sebagian besar berupa rantai karbon lurus.
(Wilbraham dan Matta, 1992).
Jika struktur kimianya ditulis tegak lurus dngan gugus karbonil berada
pada atas rantai, konfigurasi pada atom karbon menentukan apakah gula termasuk
deret D atau L. kedua deret gula terdapat di alam walaupun L arabinose
merupakan satu-satunya gula L yang lazim, (sebagai komponen banyak
polisakarida yang dapat atau terdapat bebas dalam kayu Coniferae). Rumus
aldehida rantai terbuka disajikan agar memudahkan walaupun kita ketahui bahwa
gula biasanya terdapat sebagai hemiasetal siklik karena struktur seperti itu
mungkin. Heksosa lebih sering dijumpai sebagai cincin piranosa anggota enam.
Tetapi dalam beberapa kasus dapat dijumpai pula sebagai cincin furanosa atau
cincin piranosa. (Wilbraham dan Matta, 1992).
Gula bebas utama dalam tumbuhan monosakarida, yaitu glukosa dan
fruktosa (dan disakarida, yaitu sukosa) bersama-sama dengan sesepora xilosa,
ramose, an glaktosa. Gula lain yang terdapat dalam jumalah sesepora ialah gula
fosfat, yang terlibat dalam metabolisme, senyawa ini mudah sekali, terhidrolisis
menjadi gula. (Hendrickson dan Cram, 1998).
Ada lima gula yang biasanya dijumpai sebaai komponen glikosida dan
polisakarida serta kebanyakan analisis tumbuhan menyangkut pemisahan dan
identifikasi mereka. Dua berupa heksosa, yaitu glukosa dan galaktosa, dua lagi
berupa xilosa dan arabinose dan satu lagi berupa metil pentosa yaitu ramnosa.
Yang terdapat agak umum ialah asam uronat yaitu asam glukuronat dan
galakturonat. Hetiga yaitu menosa, juga terdapat umum dalam polisakarida. Gula
pentosa, yaitu ribose dan doksiribosa, yang berturut-turut merupakan komponen
RNA dan DNA, perlu disebutkan disini, tetapi jenis gula ini jarang dijumpai
dalam tumbuhan. (Hendrickson dan Cram, 1998).
Oligosakarida adalah polimer yang terbentuk dengan, menggabungkan
beberapa satuan monosakarida melalui ikatan glikosida. Walaupun oligosakarida
menurut perjanjian terbatas dalam molekul yang mengandung satuan
monosakarida kurang dari sepuluh, oligosakarida paling umum hanya
mempunayai 2,3 dan 4 satuan, dan satuan yang paling sering adalah heksosa. Satu
kasus yang aneh ilaha gulukan (poliglukosida) yang larut pada air akar barli
(Hordeum vulgare) yang mempunayai tujuh sampai sepuluh satuan dan akrena itu
dapat digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Kelompok rafinosa
dan platinosa yang termaksud dalam oligosakarida, keduanya terdapat secara luas
dalam tumbuhan tinggi, rafinosa mungkin lebih tersebar luas.
Oligosakarida larut dalam air, bersifat aktif optic, paling mudah dibedakan
dari monosakarida dengan cara hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida
dapat mereduk hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat merenduksi
atau tidak mereduksi, bergantung pada apakah gugus karbonil yang berpotensi
mereduksi atau tidak terlibat dalam pembentukan ikatan gilkosida atau tidak
oligosakarida terdapat pula sbagai komponen glikosida. Misalnya, rutinose
merupakan bagian senyawa flafonoid rutin dan hesferidin tetapi tampaknya tidak
trdapat dalam bentuk bebas.
Oligosakarida langkah lain yang merupakan bagian dari glikosida steroid
dan triterpenoid. Beberapa fruktosil sukrosa (ketosa) yang terdapat dalam
monocot mungkin senyawa antara biosintesis fruktan. (Petrucci, 1985).
Polisakarida atau glikan berdasarkan kesepakatan didenifisikan sebagai
polimer monosakarida (dan turunannya) mengandung sepuluh satuan atau lebih.
(Petrucci, 1985).
Karbohidat adalah senyawa kompleks yang terdiri atas unsure karbon (C),
hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Pada respirasi sel, satu gram molekul
karbohidrat menghasilkan energi ± 4,1 kilokalori, serta menghasilkan gas CO2 dan
uap air. Hasil pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang merupakan bagian
penting dalam reaksi kompleks. Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan dalam
setiap reaksi pemecahan glukosa. (Fessenden, 1999).
Rumus molekul umum karbohidrat adalah CH2O. Dari penulisan rumus ini
maka dapat dimengerti mengapa karbohidrat itu dikira merupakan suatu karbon
yang berair, tetapi kenyataannya ialah bahwa susunan atom-atom tidak ada
hubungan dengan molekul air. Dua jenis karbohidrat yang lazim adalah pati dan
selulosa. Keduanya mempunyai molekul yang besar sekali dengan berat molekul
sampai ratusan ribu. Keduanya begitu besar sehingga disebut makromolekul.
Masing-masing merupakan suatu polimer, yang berarti bahwa molekul pati dan
selulosa terbentuk dari unit-unit tertentu secara berulang-ulang seperti halnya
seuntai rantai yang terdiri atas mata-mata rantai. Mata rantai pada selulosa sama
dengan mata rantai pada pati, yaitu unit dari suatu gula yang disebut glukosa. Jadi
molekul glukosa adalah rantai ,monomer yang dapat disusun menjadi polimer.
(Fessenden, 1999).
GULA
Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6. Lima dari enam atom karbon
dan satu atom oksigen tersusun dalam suatu cincin. Atom lainnya menjulur diatas
dan dibawah cincin tersebut. Karena jumlah atom karbon glukosa itu berjumlah
enam maka ia disebut heksosa. Dua heksosa lain yang lazim didapat adalah
galaktosa, gula yang terdapat dalam susu dan toghurt, dan fruktosa yang terdapat
dalam madu. Baik galaktosa maupun fruktosa mempunyai rumus molekul yang
sama dengan glukosa, yaitu C6H12O6, tetapi susunan atom sebenarnya berbeda-
beda. Galaktosa berbeda dengan glukosa dalam letak atom hydrogen dan gugus
hidroksil yang terikat pada atom No.4. Pada galaktosa gugus hidroksil menjulur
keatas cincin sedangkan pada glukosa kebawah. Pada fruktosa, hanya 5 atom yang
ikut membentuk cincin. Zat-zat seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang
mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda rumus bangun disebut isomer.
(Respati, 1986).
PATI
Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang
terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang
linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan
amilosa karena bercabang banyak. Jumlah seluruh residu glukosadidalam satu
amilopektin ada beberapa ribu. (Sastrohamidjojo, 2005).
Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat dimanfaatkan sebagai depot
penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan glukosa merubahnya menjadi
pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk atau keluar sel, maka pati
tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang panjang itu harus dirombak
kembali menjadi ikatan gula semula. (Sastrohamidjojo, 2005).
Hewan menyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasinya untuk
membentuk glikogen. Struktur glikogen sama dengan struktur amilopektin , tetapi
cabangnya pada glikogen lebih pendek dan lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)
SELULOSA
Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak
terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang
diperolukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa
sedangkan kapas dan kertas hampir merupakan selulosa murni.
(Sastrohamidjojo, 2005).
Monosakarida
Glukosa
Galaktosa
Fruktosa
Disakarida
Maltosa
Laktosa
Sukrosa
Polisakarida Starch
Struktur molekul karbohidrat
Glukosa, galaktosa, dan fruktosa adalah contoh dari gula tunggal atau
monosakarida. Dua monosakarida dapat bergabung dan membentuk gula ganda
atau disakarida. Sukrosa yang dipakai dalam minuman kopi kita, terdiri atas satu
molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Proses pengikatan dua molekul itu
sangat rumit dan hasil akhir adalah hilangnya sebuah atom hydrogen dari yang
satu dan hilangnya sebuah gugus hidroksil dari yang lain. Dengan demikian rumus
molekul sukrosa adalah :
C12H22O11(2C6H12O6-H2O)
Dua disakarida lain yang sering kita jumpai adalah laktosa yang terdapat
dalam susu, dan maltosa suatu hasil pencernaan pati. Laktosa terdiri atas sebuah
molekul glukosa yang terikat pada molekul galaktosa. Maltosa terdiri atas 2
molekul glukosa yang terikat satu sama lain. (Tim Dosen Kimia, 2005).
Semua gula mudah larut dalam air. Ini disebabkan banyaknya kandungan
gugus hidroksil. Polaritas yang disebabkan oleh atom oksigen yang sangat
elektro-negatif memudahkan pengikatan pada molekul-molekul air.
Gula merupakan bahan bakar yang penting untuk organisme yang hidup.
Sebagai bahan bakar, gula tidak terkonsentrasi seperti lemak, karena gula tidak
sepenuhnya tereduksi, tetapi sifat dapatnya larut dalam air itu memudahkan
pengangkutan di dalam cairan badan. Dan memang glukosa merupakan gula darah
manusia. Untuk banyak sel glukosa merupakan sumber energi yang terpenting.
(Respati, 1986)
PATI
Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang
terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang
linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan
amilosa karena bercabang banyak. Jumlah seluruh residu glukosadidalam satu
amilopektin ada beberapa ribu. (Sastrohamidjojo, 2005).
Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat dimanfaatkan sebagai depot
penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan glukosa merubahnya menjadi
pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk atau keluar sel, maka pati
tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang panjang itu harus dirombak
kembali menjadi ikatan gula semula. (Sastrohamidjojo, 2005).
Hewan menyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasinya untuk
membentuk glikogen. Struktur glikogen sama dengan struktur amilopektin , tetapi
cabangnya pada glikogen lebih pendek dan lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)
SELULOSA
Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak
terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang
diperolukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa
sedangkan kapas dan kertas hampir merupakan selulosa murni.
(Sastrohamidjojo, 2005).
Seperti halnya dengan pati, selulosa adalah suatu polisakarida dengan
glukosa sebagai monomer. Namun, pada selulosa tidak terdapat rantai cabang
sebagaimana halnya pati. Hal tersebut tampaknya seperti perbedaan yang kecil,
tetapi ini mengakibatkan sifat selulosa jauh berbeda dengan sifat pati. Karena
orientasi ikatan-ikatan itulah maka cincin glukosa pada selulosa tersusun secara
bolak balik. Hal ini menghasilkan suatu molekul yang panjang dan kaku. Tidak
adanya rantai-rantai cabang memungkinkan molekul-molekul ini dapat terbentuk
sangat dekat satu sama lain. Karena banyaknya gugus –OH dan oksigen di dalam
cincin, maka banyak kesempatan untuk terjadinya ikatan hydrogen antara rantai
yang berdekatan. Dan ini menghasilkan suatu rangkaian serat yang panjang dan
kaku, suatu bahan baku sempurna untuk pembuatan dinding sel tanaman. Serat
panjang, lurus, dan kaku ini merupakan pencerminan dari sifat molekul selulosa
yang merupakan bahan baku dari serat-serat tadi. (Sastrohamidjojo, 2005).
Peran Karbohidrat dan Sumbernya
(Murray, dkk., 2003)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan
Larutan Glukosa, Larutan amonium hidroksida, larutan perak nitrat,
larutan fehling A dan B, larutan Benedict, larutan sukrosa, larutan amilum, larutan
yodium, larutan tembaga sulfat, larutan HCl pekat dan larutan natrium hidroksida.
3.2 Alat
Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia, lampu
spiritus, kaki tiga, kawat kasa, gegep tabung, dan tissue.
3.3 Prosedur Percobaan
MONOSAKARIDA
A. Reaksi Glukosa dengan Larutan perak Beramoniak
1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 ml
2. Ditambahkan NaOH sampai endapan larut kembali
3. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml larutan glukosa 10 %
4. Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi
B. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling
1. Tabung reaksi diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan B lalu dikocok
2. Ditambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %
3. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air
panas selama 1 menit
4. diamati perubahan yang terjadi
C. Uji Benedict
1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan Benedict
2. Ditambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %
3 Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air
panas selama 5 menit
4 Didinginkan dan diamati perubahannya
DISAKARIDA
A. Reaksi Sukrosa dengan Larutan perak Beramoniak
1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 ml
2. Ditambahkan NaOH sampai endapan larut kembali
3. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1ml larutan Sukrosa 10 % lalu
dikocok
4. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air
panas selama beberapa menit
5. Diamati perubahan yang terjadi
B. Uji Benedict
1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan Benedict
2. Ditambahkan 1 ml larutan Sukrosa10 %
3. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia yangberisi air
panas selama 5 menit
4. Didinginkan dan diamati perubahannya
POLISAKARIDA
A. Reaksi Amilim dengan Yodium
1. Tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan amilum 2%
2. Ditambahkan 5 tetes larutan Yodium 0,1 M
3. Diamati perubahan yang terjadi
4. Tabung reaksi dipanaskan selama beberapa menit kemudian didinginkan
5. Diamati perubahan yang terjadi
B. Hidrolisisi amilum
1. Tabung reaksi diisi dengan 5 ml larutan amilum
2. Ditambahkan 10 tetes HCl pekat
3. Tabung reaksi dipanaskan sampai larutan mendidih
4. Ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH sampai larutan bersifat basa
5. Diambil larutan sebanyak 3 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
lain dan ditambahkan larutan benedict
6. Dipanaskan di atas air mendidih selama 5 menit
7. Perubahan yang terjadi
C. Reaksi Trommer
1. Tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan amilum
2. Ditambahkan 10 tetes larutan NaOH 10 %
3. Kemudian ditambahkan tetes per tetes larutan CuSO4 0,1 M sambil
dikocok sampai endapan larut
4. Tabung reaksi dipanaskan perlahan lahan dan diamati perubahan yang
terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A.Monosakarida
1.Reaksi Adisi
Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan
AgNO3 + sedikit NH4OH Putih keruh
AgNO3 – kelebihan NH4OH Bening
AgNO3 + NH4OH + glukosa Bening
AgNO3 + NH4OH + glukosa
dipanaskan
Perak
2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan
Fehling A + Fehling B Biru jernih
Fehling + Glukosa Biru Keruh
Fehling + Glukosa dipanaskan Endapan coklat keruh
3. Uji Benedict
Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan
Benedict + Glukosa Biru
Benedict + Glukosa dipanaskan Endapan merah bata
B. Disakarida
1. larutan Sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan
Larutan perak beramoniak Bening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa Bening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa
dipanaskan
Cermin perak
2. Uji Benedict
Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan
Benedict + Sukrosa Biru
Benedict + Sukrosa dipanaskan Orange
C. Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan Yodium
Zat – zat yang direaksikan Waena endapan /larutan
Larutan amilum Bening
Amilum + I2 Biru ungu
Amilum + I2 panas Bening
Amilum + I2 dingin Biru
2. Reaksi Trommer
Warna larutan sebelum dipanaskan ( biru )
Warna larutan setelah dipanaskan ( endapan biru )
4.2 Reaksi
A. Monosakarida
1. Reaksi glukosa dengan perak beramoniak
AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3
AgOH + 2 NH4OH Ag( NH3)2 OH + 2H2O
O
C H
H C OH + 2 Ag( NH3)2 OH +2Ag + 4NH3 + H2O Cermin perak
HO C H
H C OH
H C OH
CH2OH
2. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling
2Cu 2+ + 5OH- + 2H2O +2Cu2O +H2O merah bata
3. Reaksi glukosa dengan larutan benedict
C
C
C
C
O
C
H
HO
H
OHH
CH2OH
H
OH
H
OH
C
C
C
C
O
C
H
HO
H
OHH
CH2OH
H
OH + H
OH C
C
C
C
O
C
H
HO
H
OHH
CH2OH
H
OH
H
OH
O
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
O
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
O
C
C C
C C
O
C
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
H
+ 2Cu( OH )2 + 2H2O + Cu2Omerah bata
B. Disakarida
1. Reaksi sukrosa dengan perak beramoniak
AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3
AgOH + 2 NH4OH Ag( NH3)2 OH + 2H2O
+ 2 Ag( NH3)2 OH
+2Ag +4NH3
2. Uji benedict
C
C
C
C
O
C
H
HO
H
OHH
CH2OH
H
OH
H
OH C
C
C
C
O
C
H
HO
H
OHH
CH2OH
H
OH
H
OH
C
C C
C C
O
C
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
O
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
OO
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
O
+ 2Cu(sitrat )2 –2
+ 2H2O
+ Cu2O + 4 sitrat –2 + 4H +
merah bata
C. Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan yodium
n
+ I2
OO
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
O
I
I
nBiru
n
nbening
O
C O HH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
O
OO
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
O
I
I
OO
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
O
I
OO
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
OI
OO
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
C
C C
C C
O
H
HOH
OH
H
HH
CH2OH
O
n
Didinginkan
n
Biru
2. Reaksi Trommer
O
C C
C C
H
HOH
OH
H
OH
O
C
C C
C C
O
C
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
H
n
+ H2O
O
C
C C
C C
O
C
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
+ 4 NaOH + 2 CuSO4
OH
n
4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, jika glukosa direaksikan dengan
larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung
reaksi, demikian pula dengan glukosa direaksikan dengan larutan fehling maka
akan memberikan endapan merah bata, yang merupakan endapan dari Cu2O.
Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada, yang membuktikan bahwa
larutan glukosa dapat mereduksi. Menurut teori, uji benedict akan memberikan
endapan kuning tetapi pada percobaan ini memberikan endapan merah bata. Hal
tersebut terjadi karena pengruh konsentrasi,jika konsentrasi glukosa lebih dari 1 %
maka akan memberikan endapan merah bata, sedangkan endapan kuning akan
terbentuk bila konsentrasi glukosa dibawah 1%.
H
OH
n
O
C
C C
C C
O
C
HOH
OH
H
HH
OH
CH2OH
CH2OHC
C C
C COH H
OHH
OHCH2
HOH
n
+ Cu2O + H2O + 2 Na2SO4
Untuk golongan Disakarida yaitu dengan menggunakan sukrosa, jika
direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak
pada dinding tabung reaksi setelah dipanaskan dan bila direaksikan dengan larutan
benedict akan memberikan endapan orange. Larutan sukrosa yang direaksikan
dengan larutan perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk
menunjukkan hasil reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis
menjadi monosakarida dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu
glukosa yang beraksi dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak
Pada polisakarida yang digunakan dalam percobaan ini adalah amilum, jika
amilum direaksikan dengan yodium akan memberikan larutan yang berwarna biru,
yang disebabkan adanya molekul amilosa pada amilum yang membentuk senyawa
dengan I2, bila larutan dipanaskan, maka warna biru akan hilang menjadi larutan
jernih, tetapi bila didinginkan maka akan berwarna biru lagi. Hal ini disebabkan
karena ikatan antara yodium dan amilum merupakan ikatan semu yaitu ikatan
yang mudah lepas, sedangkan pada reaksi Trommer warna larutan sebelum
dipanaskan biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan biru yang merupakan
hasil oksidasi
Pada percobaan ini hasil percobaan terdapat sedikit perbedaan dengan teori
yang ada, hal itu disebabkan karena adanya kesalahan dalam skala pencampuran
dan pengamatan reaksi serta kurang cermat dalam penentuan warna hasil reaksi
fakto yang lain yaitu alat yang digunakan belum bersih sehingga larutan dapat
bereaksi dengan zat lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada reaksi adisi glukosa dan sukrosa memberikan reaksi dengan
membentuk cermin perak
2. Reaksi glukosa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori meskipun
terjadi reaksi oksidasi dan terdapat gula pereduksi
3. Pada uji benedict monosakarida hasil yang diperoleh sesuai dengan teori
dan terbukti terdapat gula pereduksi
4. Pada polisakarida terbukti terdapat kabohidrat dalam amilum dengan
menggunakan pereaksi yodium
5. Pada reaksi strommer juga membuktikan dalam amilum terdapat
karbohidrat
5.2 Saran
- Alangkah baiknya bila asisten menjelaskan lebih rinci
lagi mengenai prosedur kerja percobaan yang akan dilakukan.
- Asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya
dalam melakukan percobaan
- Alat percobaan yang akan digunakan oleh para praktikan hendaknya memadai
jumlahnya.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten
( We Ummung Darwis )
Makassar, 16 Oktober 2006
Praktikan
( Muh. Mulyadi Nahrun )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan Uji Molisch
No Larutan karbohidrat
Larutan
Karbohidrat+Pereaksi
Molisch (3-5 tetes)
Larutan Karbohidrat+H2SO4
pekat
1 Glukosa BeningUngu pada bidang batas
cairan
2 Fruktosa BeningUngu pada bidang batas
cairan
3 Galaktosa BeningUngu pada bidang batas
cairan
4 Maltosa BeningUngu pada bidang batas
cairan
5 Sukrosa BeningUngu pada bidang batas
cairan
6 Laktosa Bening Ungu pada bidang batas
+
cairan
7 Starch BeningUngu pada bidang batas
cairan
Hasil Pengamatan Uji Benedict
No Larutan Karbohidrat Larutan
Karbohidrat+pereaksi
Benedict ml
Setelah dipanaskan 5
menit
1 Glukosa Biru Ada endapan merah bata
2 Fruktosa Biru Ada endapan merah bata
3 Galaktosa Biru Ada endapan merah bata
4 Maltosa Biru Ada endapan merah bata
5 Sukrosa Biru Warna tidak berubah
6 Laktosa Biru Ada endapan merah bata
7 Starch Biru Warna tidak berubah
4.2 Reaksi
A. Uji Molisch :
1. Reaksi Glukosa + α naftol
H2SO4 pekat 2. Reaksi Galaktosa + α naftol Hidroksi metil fulfural + air
OH
C
CH
CH2
C
CH
O + H2O
O
C H2SO4
OH
C
CH
C
CH
O + H2OO
+ CH2SO4
H
H
H2SO4 pekat 3. Reaksi Fruktosa + α naftol Hidroksi metil fulfural + air
CH2
+ H2SO4
4
H2SO4 pekat 4. Reaksi Sukrosa + naftol Hidroksi Metil Furfural + Air
H2SO4 pekat5. Reaksi Maltosa + naftol Hidroksi Metil Furfural + air
H2SO4 pekat6. Reaksi Laktosa + α naftol Hidroksi metil fulfural
+ +
H2SO4 pekat7. Reaksi Amilum + α naftol Hidroksi metil fulfural + air
+
+
+
B. Uji Benedict
1. Glukosa + Benedict → Endapan merah bata
2. Galaktosa + Benedict → Endapan merah bata
Galaktosa
3. Fruktosa + Benedict → Endapan merah bata
4. Sukrosa + Benedict
s Sukrosa sukrosa
EndapanMerah Bata
Glukosa
+ CuO
EndapanMerah Bata
+ CuO
2Cu(OH02
Endapan Merah Bata
Fruktosa
+ CuO
+ CuO
5. Maltosa + Benedict → Endapan merah bata
EndapanMerah bata
6. Laktosa + Benedict → Endapan merah bata
7. Amilum + Benedict
+ CuO
Endapan Merah Bata
Laktosa
+ CuO
4.3. Pembahasan
Pada percobaan uji karbohidrat ini kita menggunakan dua macam pereaksi
yakni pereaksi Molisch dan pereaksi Benedict sedangkan karbohidrat yang diuji
ada 8 macam yakni monosakarida yang terdiri atas glukosa, fruktosa dan
galaktosa; disakarida terdiri atas sukrosa , maltosa dan laktosa; polisakarida terdiri
atas amilum.
Pada uji karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Molisch, ketika larutan
karbohidrat (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, serta amilum)
diberi pereaksi Molisch sebanyak 5 tetes tidak terlihat adanya perubahan. Namun
setelah larutan ini ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 1 ml terbentuk cincin
berwarna ungu pada kedua bidang batas. Hal ini terjadi karena dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat pekat hingga terbentuk fulfural atau turunannya
sedangkan warna ungu yang terbentuk disebabkan oleh hasil kondensasi fulufural
atau turunannya dengan naftal.
Pada uji karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Benedict, ketika belum
dipanaskan seluruh larutan karbohidrat yang akan diuji ( glukosa, fruktosa,
galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, serta amilum ) berwarna biru. Setelah di
panaskan selama 5 menit dalam penangas air, pada larutan glukosa, fruktosa,
galaktosa, sukrosa lama, laktosa serta maltosa terbentuk endapan merah bata
sedangkan sukrosa baru dan amilum tetap berwarna biru, tidak terbentuk endapan
merah bata. Endapan merah bata ini terbentuk larutan tembaga dalam keadaan
basa dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida dan keton
bebas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Menurut jumlah molekulnya, karbohidrat terdiri atas: monosakarida
(glukosa, galaktosa, dan fpruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa),
dan polisakarida (amilum, dsb.)
2. Sukrosa dan amilosa merupakan gula pereduksi, oleh karena itu mereka
tidak bisa bereaksi dengan larutan benedict.
5.2 Saran
1. Sebaiknya para asisten lebih intens membimbing para praktikan untuk
melakukan praktikum.
2. Sebaiknya para asisten membimbing praktikan untuk mambuat laporan
praktikum yang benar, karena didapati masih banyak praktikan yang belum
tahu cara membuat laporan dan para asisten dosen sendiri tidak begitu
membimbing dengan serius.
3. Sarana dan prasarana diperbaiki. Ruangan laboratorium yang digunakan
amat panas dan pencahayaannya kurang sehingga mengganggu konsentrasi
praktikan dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Fassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta
Hendrickson dan Cram, 1998, Kimia Organik 2, ITB, Bandung.
Petrucci, R., 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.
Respati, 1986, Dasar-dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas, Aksara Baru, Jakarta.
Sastrohamidjojo, H., 2005, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Wilbraham dan Matta, 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung.