Bab I infeksi dengue

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi dengue merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue yang memiliki 4 jenis serotipe yang berbeda yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, melalui tusukan vektor nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengue memiliki beberapa derajat yaitu: demam yang tidak terdifferensiasi, demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD). DBD selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat tingkat derjat keparahan, dengan derajat III dan IV yang didefinisikan sebagai dengue shock syndrome (DSS). Sejak dilaporkannya kasus dengue di Indonesia pada tahun 1968 terjadi kecenderungan peningkatan insidensi. Infeksi dengue merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan di negara berkembang. 1-4 Demam bedarah dengue pertama dilaporkan di Indonesia sendiri kasus pada tahun 1968 di Surabaya dan 1

description

menerangkan mengenai contoh pembuatan BAB 1 skripsi infeksi dengue

Transcript of Bab I infeksi dengue

4

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangInfeksi dengue merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue yang memiliki 4 jenis serotipe yang berbeda yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, melalui tusukan vektor nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengue memiliki beberapa derajat yaitu: demam yang tidak terdifferensiasi, demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD). DBD selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat tingkat derjat keparahan, dengan derajat III dan IV yang didefinisikan sebagai dengue shock syndrome (DSS). Sejak dilaporkannya kasus dengue di Indonesia pada tahun 1968 terjadi kecenderungan peningkatan insidensi. Infeksi dengue merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan di negara berkembang.1-4Demam bedarah dengue pertama dilaporkan di Indonesia sendiri kasus pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta. Kasus infeksi dengue terus menyebar ke berbagai daerah dan menjadi endemik di Indonesia. Menurut data Depkes RI insidensi demam berdarah dengue tahun 2009 terdapat 11 provinsi yang termasuk dalam daerah resiko tinggi yang mana jawa barat berada di peringkat 6, namun peneliti belum mendapatkan data epidemiologi DBD di Rumah Sakit Dustira.1,2Penyakit infeksi dengue memiliki beberapa derajat klinis, yaitu mulai dari asimptomatik sampai derajat terberat yaitu DBD derajat IV. Asimptomatik adalah infeksi dengue yang tidak bergejala. Demam tidak terdiferensiasi yaitu demam yang tidak diketahui penyebabnya, karena respon tubuh terhadap virus tergantung dengan kondisi imunologik seseorang. DD adalah demam akibat infeksi virus dengue disertai satu atau lebih gejala yaitu kepala, nyeri dibelakang mata, pegal otot dan nyeri sendi. DBD terdiri dari derajat I sampai IV dimana derajat I terdapat gejala DD ditambah dengan uji tourniquet positif, derajat II terdapat gejala DBD derajat I ditambah perdarahan spontan atau perdarahan lain, derajat III terdapat kegagalan sirkulasi dan derajat IV terjadi syok berat dimana nadi tidak dapat diraba serta tekanan darah tidak terukur.1-4Infeksi dengue mengakibatkan kebocoran plasma sehingga terjadi ekstravasasi cairan dari intrasel ke ekstrasel, hal ini sering kali dilihat pada pemeriksaan hematokrit (Ht). Manisfestasi perdarahan juga terjadi pada infeksi dengue yang diakibatkan oleh turunnya jumlah trombosit sehingga dapat terjadi penurunan hemoglobin (Hb), namun Hb dapat meningkat jika terjadi peningkatan Ht. Perubahan kadar Hemoglobin (Hb), nilai Ht dan jumlah trombosit pada penderita infeksi dengue menyebabkan ketiga parameter pemeriksaan hematologi tersebut menjadi pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis infeksi dengue..1-5Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai korelasi pemeriksaan hematologis yang meliputi pemeriksaan kadar Hb, nilai Ht dan hitung jumlah trombosit pada penderita infeksi dengue yang dirawat di bagian penyakit dalam Rumah Sakit Dustira Cimahi.

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:1. Bagaimana korelasi kadar hemoglobin dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi?2. Bagaimana korelasi nilai hematokrit dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi?3. Bagaimana korelasi jumlah trombosit dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi?

1.3 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus1.3.1 Tujuan UmumBerdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi kadar Hb, nilai Ht dan jumlah trombosit dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira.1.3.2Tujuan KhususPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:1. Korelasi kadar hemoglobin dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi.2. Korelasi nilai hematokrit dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi.3. Korelasi jumlah trombosit dengan derajat infeksi dengue pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian1.4.1 Manfaat Akademik1. Diharapkan dapat memberi tambahan data tentang korelasi kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan hitung jumlah trombosit pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira.2. Diharapkan dapat memberi tambahan data epidemiologi infeksi dengue di salah satu daerah Cimahi.3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya tentang hematologi pada infeksi dengue misalnya pemeriksaan D-dimer, faktor koagulasi dan pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan albumin, protein dan natrium. 1.4.2 Manfaat Praktis1. Memberi gambaran kadar Hb, nilai Ht dan jumlah trombosit pada berbagai derajat infeksi dengue serta meningkatkan kewaspadaan pada penyakit infeksi dengue. 2. Diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang bahaya infeksi dengue, terutama dalam mencegah keparahan penyakit dengue ke derajat yang lebih tinggi.

1