BAB I, II, III
-
Upload
agitya-respati -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of BAB I, II, III
-
5/24/2018 BAB I, II, III
1/14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang metodologi sering dihubungkan dengan filsafat ilmu. Filsafat
ilmu adalah menguji metode yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan yang valid.
Sementara itu, metodologi menentukan prosedur yang digunakan baik dalam penciptaan
maupun pengujian proposisi (hipotesis) untuk mendapatkan pengetahuan yang valid.
Pemahaman tentang realitas akan mempengaruhi cara memperoleh ilmu pengetahuan yang
benar. Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang
mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan
rasional dan dunia empiris. Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama sangat
yakin bahwa satu-satunya metode yang digunakan untuk mebangun ilmu pengetahuan
akuntansi adalah metode ilmiah. Pendekatan metode riset yang digunakan mengikuti
prosedur metodologi riset yang digunakan ilmu alam. Pendekatan metodologi ini melakukan
deskripsi atas variabel membangun dan menyatakan hipotesis, mengumpulkan data
kuantitatif dan melakukan analisis secara statistik. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan
adalah pendekatan metodologi ini bukan merupakan satu-satunya metode terbaik dalam
memecahkan masalah-masalah sosial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan riset?2. Bagaimana istilah riset dalam akuntansi keperilakuan?3. Apa motivasi dan tujuan riset?4. Apa manfaat dan pentingnya riset?5. Apa yang dimaksud dengan replikasi?6. Bagaimana mengenali masalah dalam riset akuntansi keperilakuan?7. Apa saja jenis masalah dalam riset akuntansi keperilakuan?8. Bagaimana menyatakan dasar permasalahannya?9. Apa kesalahan umum dalam penemuan masalah?10.Apa saja variabel riset?
-
5/24/2018 BAB I, II, III
2/14
2
11.Apa yang dimaksud dengan proposisi dan hipotesis?12.Bagaimana pemilihan data atau sampel riset?13.Apa saja sumber dan metode pengumpulan data?14.Apa yang dimaksud dengan validitas dan keandalan?15.Bagaimana metode pengumpulan data?16.Bagaimana instrumen riset dalam akuntansi keperilakuan?17.Bagaimana menjamin kerja sama dengan responden?18.Bagaimana menjamin validitas dan keandalan?19.Bagaimana menganalisis data dan persiapan laporannya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan riset2. Untuk mengetahui bagaimana istilah riset dalam akuntansi keperilakuan3. Untuk mengetahui motivasi dan tujuan riset4. Untuk mengetahui manfaat dan pentingnya riset5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan replikasi6.
Untuk memahami bagaimana mengenali masalah dalam riset akuntansi keperilakuan
7. Untuk mengetahui apa saja jenis masalah dalam riset akuntansi keperilakuan8. Untuk memahami bagaimana menyatakan dasar permasalahannya9. Untuk mengetahui apa kesalahan umum dalam penemuan masalah10.Untuk mengetahui apa saja variabel riset11.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan proposisi dan hipotesis12.Untuk memahami bagaimana pemilihan data atau sampel riset13.Untuk mengetahui apa saja sumber dan metode pengumpulan data14.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan validitas dan keandalan15.Untuk memahami bagaimana metode pengumpulan data16.Untuk memahami bagaimana instrumen riset dalam akuntansi keperilakuan17.Untuk memahami bagaimana menjamin kerja sama dengan responden18.Untuk memahami bagaimana menjamin validitas dan keandalan19.Untuk memahami bagaimana menganalisis data dan persiapan laporannya
-
5/24/2018 BAB I, II, III
3/14
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Riset
Riset merupakan suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki
masalah-masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta,
fenomena, atau gejala dari masalah tersebut. Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena
menghendaki suatu deskripsi yang jelas terhadap permasalahan yang akan dipecahkan.
2.2 Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang
berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga dapat
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu. Dalam melakukan riset, setiap orang
mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda, diantaranya dipengaruhi oleh tujuan (goal)
dan profesi masing-masing.
2.3 Motivasi dan Tujuan Riset
Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang dia inginkan. Motivasi seseorang melakukan riset merupakan keinginan yang
timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai masalah maupun persoalan yang ada.
Adapun tujuan umum seseorang melakukan riset sudah tentu ingin mengetahui jawaban dari
masalah ataupun persoalan tersebut. Jika dilihat dari akuntansi keperilakuan, tujuan riset di
bidang ini akan menekankan pada hubungan akuntansi dengan perilaku manusia maupun
desain, konstruksi dan penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien, serta
dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari suatu riset, yaitu menggambarkan
fenomena, menemukan hubungan, menjelaskan fenomena, memprediksi kejadian-kejadian di
masa mendatang dan melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap suatu kejadian.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
4/14
4
2.4 Manfaat dan Pentingnya Riset
Dalam riset akuntansi keperilakuan, terdapat beberapa pernyataan tentang manfaat
dan pentingnya riset itu, antara lain:
1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang baru
yang diperkenalkan.
2. Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap) riset.
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan mebedakan kegiatan riset melalui subbidang
akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem informasi
akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.
2.5 Replikasi
Replikasi adalah pengulangan suatu studi atas riset yang dilakukan secara sengaja.
Replikasi juga dapat dikatakan sebagai suatu usaha untuk meriset ulang riset-riset terdahulu.
Ada beberapa alasan logis mengapa kita harus melakukan replikasi, diantaranya:
1. Menguji temuan umum riset
2. Menguji validitas temuan riset dengan populasi berbeda
3. Menguji kecenderungan atau perubahan waktu
4. Menguji temuan-temuan penting menggunakan metodologi yang berbeda
2.6 Mengenali Masalah
Untuk memastikan baik atau tidaknya masalah yang dipilih dan diajukan untuk
diteliti, peneliti sebaiknya menguji masalah terlebih dahulu dengan mengajukan pertanyaan
penjajakan sebagai berikut :
a. Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses riset? Selanjutnya,
apakah dapat dikumpulkan data relevan yaang diperlukan untuk menjawab masalah riset
tersebut?
-
5/24/2018 BAB I, II, III
5/14
5
b. Apakah nilai temuan dari masalah tersebut cukup berarti? Apakah terkandung hal penting
dalam masalah tersebut? Apakah pemecahan jawaban atau penemuannya memberikan
sesuatu yang baru pada khasanah teori dan/atau praktik di bidang akuntansi keperilakuan?
Kalau tidak, bukankah ada masalah lain yang lebih bernilai untuk diteliti?
c. Apakah masalah tersebut merupakan masalah baru? Apakah masalah tersebut belum
pernah diteliti sebelumnya? Supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu, studi-studi
lain yang pernah dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu. Dalam kaitan ini, bukan berarti
tidak ada nilai atau harga dari riset ulang terhadap masalah-masalah yang pernah diteliti
sebelumnya.
d. Apakah masalah tersebut memungkinkan untuk diteliti? Dalam hal ini, termasuk
kesesuaian masalah itu sendiri dengan latar belakang si peneliti.
2.7 Jenis Masalah
Untuk lebih memahami masalah yang ada dalam riset akuntansi keperilakuan, berikut
berbagai jenis masalah yang selanjutnya membutuhkan penyelesaian:
1. Masalah-masalah yang ada saat ini di berbagai subbidang akuntansi keperilakuan yang
memerlukan penyesuaian.
2. Area-area tertentu dalam subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan pembenahan
atau perbaikan.
3. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjelaskan (atau memprediksi)
fenomena.
4. Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.
2.8 Menyatakan Dasar Permasalahan
Dasar permasalahan dimulai dari usaha mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
keperilakuan dengan memerinci pertanyaan dasar ke dalam pertanyaan lebih khusus.
Terddapat tiga tahapan yang harus diperhatikan peneliti ketika merumuskan pertanyaan riset,antara lain:
-
5/24/2018 BAB I, II, III
6/14
6
1. Tahapan pertama : dimulai dari cara menemukan permasalahan akuntansi keperilakuan.
Peneliti mengidentifikasikan gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah maupun
kesempatan.
2. Tahapan kedua : menemukan pertanyaan akuntansi keperilakuan.
Peneliti mengumpulkan informasi penyelidikan dan menjelaskan permasalahan atau
melakukan perbaikan terhadap gejala yang membentuk pertanyaan yang biasanya dimulai
dengan bagaimana organisasi dapat...?
3. Tahapan ketiga : menemukan pertanyaan riset.
Pada umumnya, tindakan yang digunakan berkaitan dengan penggunaan sumber daya
yang paling sedikit.
2.9 Kesalahan Umum dalam Penemuan Masalah
Jika ditelusuri lebih terperinci, terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan si periset
dalam menemukan masalah, diantaranya:
1. Periset mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas.
2. Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai dengan
data yang tersedia.
3. Periset merumuskan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu sehingga
menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset.
4. Periset menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil-hasil riset sebelumnya
dengan topik sejenis sehingga maslaah riset tidak didukung oleh kerangka teoretis yang baik.
5. Periset memilih masalah riset yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
7/14
7
2.10 Variabel Riset
Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Ada
beberapa variabel dalam melakukan riset, yaitu:
a. Variabel Independen disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yangdipandang sebagai penyebab munculnya variabel dependen yang diduga sebagai
akibatnya.
b. Variabel Dependen disebut juga variabel terikat yang merupakan jenis variabel yangdijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.
c. Variabel Moderasi adalah variabel independen kedua yang dipercaya mempunyaikontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh ketidakpastian terhadap
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
d. Variabel Intervensi merupakan suatu mekanisme konseptual dimana variabelindependen dan variabel moderasi mempengaruhi fenomena yang diobservasi, tetapi
tidak bisa dilihat, diukur atau dimanipulasi.
2.11 Proposisi dan Hipotesis
Proposisi didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang konsep-konsep yang dapat
dipertimbangkan. Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang
dipertanyakan atau pertanyaan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam merumuskan hipotesis, peneliti harus mempertimbangkan beberapa kriteria
sebagai berikut:
Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji
secara empiris.
Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yanglebih kuat dibandingkan hipotesis saingan.
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, yaitu pernyataan jika
maka atau proposisi, hipotesis nol, dan hipotesis alternatif.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
8/14
8
2.12 Pemilihan Data atau Sampel Riset
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi juga merupakan
keseluruhan kumpulan elemen yang berkaitan dengan harapan dalam mengambil beberapa
kesimpulan.
Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan
penarikan sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai
populasi atau menguji satu atau lebih statistik.
2.13 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data riset dapat dibagi menjadi data sekunder dan data primer.
Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, jenis data dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Data Subjek merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karakteristik dari seseorang atau sekelompok yang menjadi subjek riset.
2. Data Fisik merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda-benda fisik atau benda
berwujud yang menjadi bukti keberadaan atau kejadian pada masa lalu.
3. Data Dokumenter merupakan jenis data riset yang antara lain berupa faktur penjualan,
surat-surat, notulen hasil rapat, atau dalam bentuk laporan program.
Sumber data dalam riset akuntansi keperilakuan dapat dikumpulkan dengan
menggunakan dua sumber data, yaitu:
1. Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pihak pertama, seperti wawancara dan kuisioner.
2. Data Sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
9/14
9
2.14 Validitas dan Keandalan
Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku, yang
pertama adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan yang kedua
adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal tidak representatif (keandalan).
Validitas
Ada beberapa jenis validitas, yaitu:
a. Validitas isi (content validity) mengacu pada bagaimana sebaiknya penelitimenggambarkan dimensi-dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang ingin
diukur, khususnya yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk
menutupi rentang terhadap arti maupun terhadap suatu konsep. Validitas isi
merupakan pokok pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur
dalam istilah-istilah yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang
diukur. Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan
antara konsep yang diukur dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui
untuk mengukur konsep yang akan diteliti. Ada dua jenis kriteria yang berhubungan
dengan validitas, yaitu :
Validitas prediktif adalah validitas yang berkaitan dengan apakah suatupengujian atau pengukuran dapat secara akurat memprediksi perilaku.Validitas
prediktif mengharuskan adanya suatu kriteria atau indikator eksternal terhadap
apa yang harus diprediksi.
Validitas konkuren adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antaraalat ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, berbeda dengan
validitas prediktif yang merupakan ukuran untuk memprediksi perilaku yang
dihasilkan pada waktu yang sama sebagai ukuran eksternal terhadap perilaku,
pengujian validitas konkuren membantu seorang peneliti untuk membedakan
individu-individu berdasarkan beberapa kriteria.
b. Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan padasuatu pertimbangan apakah hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan teori.
Validitas konstruksi sangat bermanfaat untuk mengukur fenomena yang tidak
memiliki kriteria eksternal.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
10/14
10
Keandalan atau Reabil itas
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil
di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
2.15 Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode dalam pengumpulan data dalam riset akuntansi keperilakuan,
antara lain:
SurveiDalam survei tidak ada interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden.
Data dikumpulkan dengan cara mengirimkan surat elektronik (e-mail), menelepon,
atau memberikan serangkaian pertanyaan. Teknik ini memberikan tanggung jawab
kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat
didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain: disampaikan langsung oleh peneliti,
dikirim bersama-sama dengan pengiriman paket atau majalah, diletakkan di tempat
yang ramai dikunjungi orang, dikirim melalui faks, atau menggunakan teknologi
komputer.
ObservasiObservasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau
kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan maupun komunikasi dengan
individu-individu yang diteliti. Metode observasi dapat menghasilkan data lebih rinci
mengenai fenomena yang diteliti (perilaku, subjek, atau kejadian) dibandingkan
dengan metode survei. Akan tetapi, Pengamat kemungkinan memberikan catatantambahan yang bersifat subjektif (observer bias), seperti halnya bias yang terjadi
karena peran pewawancara dalam metode survei.
Memi li h RespondenLangkah pertama dalam memilih responden adalah dengan cara menentukan populasi.
Setelah populasi ditentukan, peneliti menentukan sensus atau suatu sampel. Suatu
sensus akan tepat ketika: 1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak
melebihi biaya pengambilan sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui
-
5/24/2018 BAB I, II, III
11/14
11
setiap unsur dalam populasi, dan 3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat
besar.
Sampling Probabil itas dan Nonprobabi li tasSamplingprobabilitas menggunakan beberapa bentuk dari samplingacak; sementara
sampling nonprobabilitas tidak menggunakan sampling acak. Dalam sampling
probabilitas, setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang dipilih telah
diketahui. Ada beberapa jenis sampling probabilitas: acak, sistematis, terstratifikasi,
kelompok, dan sebagainya. Samplingnonprobabilitas adalah ketika probabilitas yang
dipilih tidak diketahui. Hal ini memberikan kepada para peneliti suatu pengukuran
yang objektif terhadap sampel yang representatif. Mengetahui probabilitas yang
dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel yang tepat.
Samplingprobabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah penting.
2.16 Instrumen Riset
Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang
penting dalam proses riset. Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara
menarik sehingga responden merasa tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada
hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan tingkat respons, validitas, dan keandalan data.
2.17 Menjamin Kerja Sama Responden
Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Pertama,
sebelum wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang
menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi
mereka melalui telepon untuk membuat suatu janji wawancara. Pada hari wawancara, para
peneliti seharusnya datang tepat pada waktunya dan mengucapkan terima kasih atas kerja
sama responden.
Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, adalah sangat
bermanfaat untuk mengirimkan kepada responden sebuah surat yang memperkenalkan tim
riset, menjelaskan dasar dari riset tersebut, dan meminta kerja sama saat menelepon. Akan
-
5/24/2018 BAB I, II, III
12/14
12
lebih membantu jika peneliti menawarkan insentif dalam bentuk uang tunai atau bentuk-
bentuk lainnya.
2.18 Menjamin Validitas dan Keandalan
Hanya informasi-informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari responden.
Para peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu
format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap
responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka (open-ended) atau sudah ditentukan
kemungkinan-kemungkinan jawabannya (closed-ended).
2.19 Analisis Data dan Persiapan Laporan
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan
dalam riset. Peneliti biasanya melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan
jenis data yang diperoleh. Ketersediaan alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alatanalisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan kadang
kala hanya satu alat analisis yang dapat digunakan.
Sebagai tahap akhir, dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset. Laporan riset
secara umum berisi tentang hal-hal yang terkait dengan apa saja yang dilakukan oleh peneliti,
sejak tahap persiapan riset hingga interpretasi dan penyimpulan hasil analisis. Belum ada
bentuk baku dari suatu laporan riset. Bentuk atau format laporan riset sangatlah dipengaruhi
oleh keinginan si peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta permintaan dari para sponsor
riset.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
13/14
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini telah membahas mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses
riset. Pertama, peneliti menentukan definisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan
penjelasan riset, serta memprediksi tujuan-tujuan riset. Berikutnya dibahas perbedaan antara
hubungan dan penyebab, kemudian dijelaskan proses riset mulai dari desain riset,
pengumpulan data, analisis data, dan penyajian laporan. Dalam makalah ini juga membahasbeberapa istilah-istilah penting, termasuk data primer dan data sekunder, serta validitas dan
keandalan. Selain itu, pengenalan terhadap metode pengumpulan data, sampling, dan
instrumen riset juga ditentukan.
-
5/24/2018 BAB I, II, III
14/14
14
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Arfa. 2009. Akuntansi Keperi lakuan : Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat