BAB I II

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat adalah zat yang dapat digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya (ansel, 1985). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet- tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan daya aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang penggunaannya dengan cara sublingual, bukal, atau melalui vagina tidak boleh mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral (Ansel, 1989). Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi ( Syamsuni, 2006). 1

Transcript of BAB I II

Page 1: BAB I II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obat adalah zat yang dapat digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa

sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses

hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya

(ansel, 1985). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang

biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang

sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat,

kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan daya aspek lainnya tergantung

pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet

digunakan pada pemberian obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini

dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan

dalam berbagai jenis. Tablet lain yang penggunaannya dengan cara

sublingual, bukal, atau melalui vagina tidak boleh mengandung bahan

tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral (Ansel, 1989).

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi ( Syamsuni, 2006).

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara kempa atau

dengan mencetak dan mengandung zat obat dengan atau tanpa pengencer

yang cocok, zat penghancur, zat penyalut, zat pemberi warna dan zat

pembantu lainnya. Zat pengencer perlu dalam pembuatan tablet dengan

ukuran dan kepadatan yang baik. Ada beberapa jenis tablet salut untuk

beberapa tujuan yang berbeda-beda. Ada yang disebut tablet salut enteric

yang dipakai untuk memungkinkan tablet lewat melalui lingkungan asam dari

lambung dngan aman, dimana obat-obat tertentu dirusak kedalam cairan yang

lebih cocok dari usus halus, dan disana tablet dapat larut dengan aman.

Perbedaan ukuran dan warna dari tablet dalam perdagangan, serta sering

menggunakan monogram dari symbol perusahaan dan nomor kode,

memudahkan pengenalannya oleh orang-orang yang dilatih penggunaanya

1

Page 2: BAB I II

dan bermanfaat sebagai tambahan perlindungan bagi kesehatan masyarakat

(Ansel, 1989).

Tujuan utama mendesain bentuk sediaan tablet adalah untuk

mengadakan pengaturan dan / atau perencanaan formulasi untuk mencapai

suatu respons terapi yang dihendaki terhadap zat aktif yang terkandung di

dalam formulasi sediaan tablet yang dapat dibuat dalam skala kecil dan besar

dengan mutu sediaan tablet yang reprodusibel. Untuk memastikan mutu

sediaan tablet, banyak cirri yang persyaratan-sytabilitas kimia dan fisik,

keseragaman dosis zat aktif, dapat mencapai ketersediaan hayati yang

dikehendaki, dapat diterima pengguna termasuk dokter penulis resep dan

pasien, dan juga pengemasan dan pemberian etiket yang sesuai

(Charles,2007).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Jelaskan pengertian tablet ?

2. Apa saja keuntungan dan kerugian tablet ?

3. Apa saja jenis-jenis tablet ?

4. Apa saja komposisi tablet ?

5. Jelaskan pengertian granul ?

6. Bagaimana proses pembuatan granul ?

7. Jelaskan evaluasi granul ?

8. Bagaimana proses pembuatan tablet ?

9. Apa saja proses penyalutan tablet ?

10. Jelaskan evaluasi tablet ?

2

Page 3: BAB I II

1.3. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tablet kompressi dan

kompressi berlapis

2. Untuk mengetahui bagaimana cara formulasi tablet kompressi dan

kompressi berlapis

3. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan tablet kompressi dan

kompressi berlapis

4. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat produksi,

distribusi, penyimpanan, dan penggunaan

3

Page 4: BAB I II

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN TABLET

2.1.1. TABLET (MENURUT FI III)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,

dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata

atau cembung, mengandung satu jenis obatatau lebih dengan atau

tanpa zat tambahan.

Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat

pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau

zat lain yang cocok.

2.1.2. TABLET (MENURUT FI IV)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan

atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat

digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak

tantangannya di dalam mendesain dan membuatnya. Misalnya

kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat

dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat,

begitu juga kesukaran untuk mendapatkan ke kompakan kahesi yang

baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat

tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah

bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh

tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan

ini.

2.1.3. TABLET MENURUT IMO

Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa

cetak,berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan

tambahan.

4

Page 5: BAB I II

2.2. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TABLET

Keuntungan tablet

a) cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak

perlu diracik dahulu 

b) mudah disimpan (stabil) dan dibawa

c) lebih mudah menelan tablet dari pada puyer (sebagian besar orang)

Kerugian tablet

a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita 

b) waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka

kadar obat plasma tidak tercapai.

UKURAN TABLET

a. Menurut R. Voigt

- Garis tengah pada umumnya 15 – 17mm

- Bobot tablet pada umumnya 0,1 g – 1 g

b. Menurut Lachman

- Tablet oral biasanya berukuran 3/16 – ½ inci

- Berat tablet berkisar antara 120 – 700 mg ≥ 800 mg

- Diameternya ¼ - 7/6 inci

c. Menurut Dom Martin

- 1/8 – 1 1/5 inci

d. Menurut FI III-kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurangdari 1 1/3 kali tebal tablet.

KRITERIA TABLET

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

• harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan

• harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil

• keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik 

• keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan

• harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan

5

Page 6: BAB I II

• bebas dari kerusakan fisik 

• stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan

• zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu

• tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

2.3. JENIS-JENIS TABLET

2.3.1. Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan

tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan

baja.

2. Tablet Cetak

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan

rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada

pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak

tergantung pada kekuatan yang diberikan.

2.3.2. Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaana.

a. Tablet Konvensional Biasa

Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi

tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau

kombinasi dengan bahan eksipien seperti :

- pengisi (memberi bentuk) : laktosa

- pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu

salurancerna) : amylum, gelatin, tragakan-desintegrator

(mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu

siklus kompresitunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas

dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.

6

Page 7: BAB I II

Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel

(tidak tersatukan).

c. Tablet Lepas Lambat

Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet

tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi

yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga

jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup

untuk beberapa waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam,

12 jam, dsb).

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang

tahanterhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam

usus halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-

waktu tertentu.

e. Tablet Salut Gula

Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan

gula baik  berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi

zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup

rasa dan bau tidak enak,menaikkan penampilan tablet.

f. Tablet Salut Film

Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau

tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat

di dalam salurancerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.

g. Tablet Effervesen

Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih

karenamengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air

baru diminum.

h. Tabel Kunyah

Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang

harus dikunyahsebelum ditelan.

7

Page 8: BAB I II

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Muluta.

a. Tablet Bukal

Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara

gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja

sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu

yang lama (secara perlahan). 

b. Tablet Sublingual

Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah,

berisinitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh

darah ke jantung(angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut

agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput

lendir di bawah lidah.

c. Tablet Hisat atau Lozenges

Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan

bau,dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk

tujuan lokal padaselaput lendir mulut.

d. Dental Cones (Kerucut Gigi)

Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk

ditempatkan didalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan

gigi.

Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya

bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu

senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau

untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskansuatu astringen atau

koagulan.

3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuha.

a. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara

rektal(dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik. 

8

Page 9: BAB I II

b. Tablet Vaginal

Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan

dalam vaginayang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan

zat aktifnya. Biasanyamengandung antiseptik, astringen.

Digunakan untuk infeksi lokal dalamvagina dan mungkin juga

untuk pemberian steroid dalam pengobatansistemik.

4. Tablet Kempa untuk Implantasi

Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik,

mesin tabletharus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan

(untuk KB, mencegahkehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain

a. Tablet Triturat untuk Dispensing

Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk

penggunaan tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil

umumnya silindrisdigunakan untuk memberikan jumlah zat aktif

terukur yang tepat untuk  peracikan obat (FI IV). Digunakan

sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan

ditelan dengan air minum.

b. Tablet Hipodermik

Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut

atau melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk

membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan

menambahkan pelarut steril (FI IV) .

c. Tablet Dispending

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk

sediaan padatatau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke

dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau

konsumen, untuk mendapatkan suatu larutanobat dengan

konsentrasi tertentu.

9

Page 10: BAB I II

2.4. Komposisi Tablet

2.4.1. Zat pengikat (binder )

Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.

Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %

( panas solutioMythylcellulosum 5%).

2.4.2. Zat penghancur (disinterogator )

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang

digunakanadalah amilum manihot kering,gelatinum,agar – agar,

natrium alginat.

2.4.3. Zat pelicin ( lubricant )

Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan (matrys). Biasanya

digunakantalkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

2.4.4. Zat pengisi (diluent )

Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan

Saccharumlactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan

zat lain yang cocok.

2.4.5. Zat penyalut

Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut

yang cocok, biasanya berwarna atau tidak.

a. Tablet bersalut gula (sugar coating )

Tablet ini sering disebut dragee. Menggunakan penyalut larutan

gula.

b. Tablet bersalut kempa (press coating )

Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus

kering yang dikempa di sekitar tablet ini.

c. Tablet bersalut selaput (film coating ) 

Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang

dikenakan atau disemprotkan pada tablet.

10

Page 11: BAB I II

d. Tablet bersalut enterik (enteric coating )

Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat

dan serabut tumbuh – tumbuhan dari agar – agar atau kulit pohon

elm.

2.5. Granul

Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil

membentuk padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui

penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari

segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel.

Adapun fungsigranulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan

kompressibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-bahan,

menyediakan campuran seragam yang tidak memisah,mengendalikan

kecepatan pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa

zataktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi

syarat untuk langsung dikempa.

Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya

proses pembuatan tablet melalui proses granulasi, tapi sering timbul beberapa

kendala yangdisebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau eksipien. Cara

membuat granul ada 2 macam :

1. Cara basah

2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion

2.6. Pembuatan granul

1. Cara Basah

Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik – baik, lalu

dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan

pewarna.

Setelah itu diayak menjadi granul,dan dikeringkan dalam lemari

pengering pada suhu 40⁰-50⁰. Setelah kering diayak lagi untuk

memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan

11

Page 12: BAB I II

ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam mesin

tablet.

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran

partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel

maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar

yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul.

Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowlhammer,

hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi

bahan aktif yang merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan

dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan

blender.

3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat

Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah

sehingga membutuhkan alat yang dapat meremas dengan kuat

seperti sigma blade mixer dan planetary mixer.

4. Pengayakan

Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada

ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator

atau fitzmill.

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang

digunakan.Granul kemudian dikeringkan dalam oven.

6. Pengayakan

Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan

dengan porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya.

12

Page 13: BAB I II

7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul

dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender

atau mixer lainnya.

8. Pengempaan Tablet  Proses terakhir dari :

Metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak  berupa

granul menjadi tablet.

2. Cara kering

Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan

pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet

yang besar (slugging ),setelah yang terjadi dipecah menjadi granul

lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi teblet yang dikehendaki

dengan mesin tablet.

Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :

a. Mesin Slug

Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi

tablet besar yang tidak  berbentuk, kemudian digiling dan

diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang

diinginkan.

b. Mesin Rol

Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan

secara hidrolik untuk menghasilkan massa rata yang tipis, lalu

diayak atau digiling hingga diperolehgranul dengan ukuran

yang diinginkan

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran

partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel

maka sifat kohesifitas danadhesifitas antar partikel semakin

besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada

13

Page 14: BAB I II

granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan

bowlhammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi

bahan aktif yangmerata dan homogen. Tahap ini dapat

dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-

shell, dan blender.

3. Slugging

Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan

dikompakkandengan punch berpermukaan datar, massa yang

diperoleh disebut slug.

4. Penghancuran

Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan

untuk selanjutnyadilekukan pengayakan.

5. Pengayakan

Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya

pada ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating

granulator atau fitzmill.

6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul

dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell

blender atau mixer lainnya.

7. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah

pengempaan massa cetak  berupa granul menjadi tablet.

2.7. Evaluasi granul

1. Uji Kadar Air

Kadar air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah dan

setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost On Drying)/

susut pengeringan

14

Page 15: BAB I II

2. Uji Kecepatan Alir dan Sudut istirahat

Granul ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam corong pisah

yang lubang bawahnya ditutup, kemudian diratakan. Pada bagian bawah

corong diberi alas. Tutup dibuka hingga granul mulai meluncur. Waktu

yang dibutuhkan oleh granul untuk mengalir dicatat. Kecepatan alir

dihitung dengan membagi bobot granul dengan waktu yang dibutuhkan

untuk mengalir.

3. Penetapan Bobot Jenis Sejati

Pengujian bobot jenis sejati dilakukan dengan cara meninbang piknometer

25 ml yang kosong (a), piknometer kemudian diisi dengan parafin cair dan

ditimbang

kembali (b).

4. Uji Bj Nyata, Bj Mampat dan Porositas

Sebanyak 100 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml dan

dicatat volumenya (V0). Kemudian dilakukan pengetukan dengan alat dan

volume pada ketukan ke 10, ke 50 dan ke 500 diukur lalu dilakukan

perhitungan.

2.8. Pembuatan Tablet

Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi.Sejumlah tertentu dari

tablet dibuat dengan mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet

yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan

bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk

punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan alat beratt dari

berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan

dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan.

Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin

tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan

bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan

sampai kering.

15

Page 16: BAB I II

Dalam pembuatan tablet zat berkasiat , zat – zat lain ,kecuali zat pelicin

dibuat granul(butiran kasar). Karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan

dengan baik. makadibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi

cetakan agar tablet tidak retak (capping).

Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa

yang mengalir dari corong ke kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi

massa kompak dan padat. Tablet dibuat sesuai bentuk dan ukuran pons dan

lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massakompak dengan bentuk

tertentu.

Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot,

keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat.

Ketentuan lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus

homogen dan massa kempa harus mengalir lancar ke lubang kempa.

Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam

dan fase luar yang telah proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase

dalam adalah massa utama tabletyang terdiri dari campuran zat aktif dan

eksipien yang diproses menjadi granul secara basahatau kering atau

tergantung pembuatan, dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan

eksipien.

Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur

luar, glidan,dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk

memudahkan pengempaan tablet danuntuk menunjang mutu tablet yang

memenuhi syarat.

Massa kempa yang baik memiliki sifat-sifat :

a. memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong

ke lubang kempa sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat

b. memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang

kempaselalu dalam bobot dan volume yang tepat, cepat dan partikel

setelah dikempa menghasilkan tablet yang kompak 

c. memiliki kompressibilitas yang baik 

16

Page 17: BAB I II

d. memiliki kompaktibilitas yang baik 

e. memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama

Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi

yang memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk

dikempa secaralangsung.

Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada

granulasi basah maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik

bahan pengisi dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa

secara langsung.

Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan

kompressibilitas baik. Selain itu kempa langsung dapat dilakukan untuk zat

aktif yang tidak mungkin dilakukan dengan metode granulasi basah (tidak

tahan lembab dan panas) dan granulasi kering (yang melibatkan kompresi

tinggi)

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel

zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat

kohesifitas danadhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat

menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat

dilakukan dengan menggunakan bowlhammer, hammer mill, dan

grinder

2. Pencampuran 

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi

bahan aktif yangmerata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan

dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender.

3. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan

massa cetak  berupa granul menjadi tablet.

17

Page 18: BAB I II

2.9. Penyalutan tablet

Macam – macam tablet salut :

a. Tablet salut biasa atau salut gula (dragee), disalut dengan gula

dari suspensi dalam air. Mengandung serbuk yang tidak larut seperti

pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang

disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan salut

gula adalah waktu penyalutan lama, dan perlu penyalut tahan air.

Hal ini memperlambat disolusi dan memperbesar bobot tablet.

Tahapan pembuatan salut gula sebagai berikut :

1. Penyalutan dasar (subcoating)

Dilakukan jika tablet mengandung zat yang hygroskopis,

mengggunakan salut penutup (sealing coat) agar air dari

subcoating syrup tidak masuk ke dalam tablet.

2. Melicinkan (smoothing)

Adalah proses agar tablet menjadi bulat dan licin, menggunakan

smoothing syrup.

3. Pewarnaan (coloring)

Dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampur pada sirup

pelicin.

4. Penyelesaian (finshing)

Proses terakhir dari penyalutan tablet, yaitu pengeringan salut

sehingga terbentuk hasil akhir yang licin

5. Pengilapan (polishing)

Yaitu proses yang menghasilkan tablet salut menjadi mengkilap,

dengan menggunakan cera

b. Tablet salut selaput (film coated tablet / fct ), disalut dengan

hidroksipropil metilselulosa, metil selulosa, hidrosi propl selulosa,

Na-CMC dan campuran selulosa asetat ftalat dengan P.E.G yang

tidak mengandung air atau mengandung air.

18

Page 19: BAB I II

c. Tablet salut kempa. Tablet yang disalut secara kempa

cetakdengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium

fosfat dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti,

kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain

sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini

sering dipergunakan untuk pengobatan secara repeat action.

d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet), disebut juga tablet

lepas tunda. Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan

lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, diperlukan

penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat

sampai tablet melewati lambung. Bahan yang digunakan sebagai

penyalut adalah Salol, Keratin, Selulosa Acetat phtalat

e. Tablet lepas lambat (sustained releasa), disebut juga tablet

dengan efek diperpanjang, efek pengulangan atau tablet lepas

lambat. Dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia

selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.

Tujuan penyalutan tablet adalah :

a. Melindungi zat aktif yang bersifat hygroskopis atau tidak tahan

terhadap pengaruh udara, kelembaban atau cahaya

b. Menutupi rasa dan bau tidak enak

c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik

d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna, misalnya

enteric tablet yang pecah di usus

2.10. Evaluasi tablet

a. Uji Keseragaman Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung

bobot rata-ratanya. Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu

dan dihitung persentase masing-masing dengan syarat, tidak boleh

lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot

19

Page 20: BAB I II

rata-ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang

lebih dari 10% bobot rata-ratanya.

b. Uji Keseragaman Ukuran

Diambil 10 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya satu per

satu menggunakan jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya.

Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan

tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.

c. Uji Kekerasan

Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet, dengan cara sebuah

tablet diletakkan di antara ruang penjepit kemudian dijepit dengan

memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh ditempatnya dan

petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran pada sebuah sekrup,

tablet akan pecah dan dibaca penunjukan skala pada alat tersebut.

d. Uji Waktu Hancur

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C, dan volume

diatur sedemikian rupa, sehingga pada kedudukan tertinggi kawat kasa

tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan terendah

mulut keranjang tepat di permukaan air. Enam buah tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang,

kemudian keranjang diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit.

Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal

di atas kasa.

20

Page 21: BAB I II

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :

a. Tablet kompressi merupakan kompresi yaitu tablet yang dibuat

dengan cara member tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan

ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya , diberi tambahan sejumlah

bahan pembantu antara lain pengencer, pengikat, penghancur, anti

rekat pelincir, zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet kompressi

berlapis yaitu tablet yang pembuatannya memerlukan lebih dari satu

kali tekanan. Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau

tablet didalamk tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan

luarnya disebut kulit.

b. Formulas tablet compress dan kompressi berlapis yaitu zat aktif, dan

zat-zat tambahan seperti adsorben, pengencer, pengikat, penghancur,

anti rekat pelincir. Zat warna dan zat pemberi rasa dapat

ditambahkan bila perlu.

c. Pembuatan tablet kompressi dan kompressi berlapis yaitu melalui

granulasi basah , granulasi kering, dan cetak langsung.

d. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tablet

compress dan tablet kompressi berlapis yaitu OTT zat aktif (meleleh,

berubah warna, terurai, dan sebagainya), Stabilitas zat aktif dan lain-

lain.

3.2. Saran

Kita sebagai calon ahli farmasi harus menguasai materi tentang sediaan

tablet, dari cara pembuatan, jenis sediaan, granulasi dan penyalutan.

Semoga makalah yang kami susun bisa membantu para pembaca agar

lebih mudah dalam mempelajari materi tersebut. Jika terdapat materi yang

kurang dimengerti bisa ditanyakan kepada dosen pengampu materi.

21