BAB I fix
-
Upload
kelvin-mandela -
Category
Documents
-
view
216 -
download
3
description
Transcript of BAB I fix
BAB I
LAPORAN KASUS
I. 1. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Ny. SM
Usia pasien : 71 Tahun
Alamat pasien : Dusun Sandangsari RT 004 RW 002
Desa Secang, Secang, Kabupaten
Magelang
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Janda
Kunjungan ke pelayanan kesehatan : 23 Februari 2016
Kunjungan rumah : 28 Februari 2016, 6 Maret 2016, dan 10
Maret 2016
Telp / No HP : 085729927979
I.2. ANAMNESIS HOLISTIK (Autoanamnesis)
1.2.1 ASPEK KLINIS
1. Keluhan utama
Sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu
yang lalu, badan lemas dirasakan terus-menerus, pasien merasa tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya. Sejak 1 minggu yang lalu pasien berhenti minum
obat darah tinggi yang biasa diberikan dokter karena habis. Pasien sudah di
diagnosis mempunyai penyakit darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan
sesak dan kaki bengkak disangkal. Keluhan mual, muntah, pusing, dan
penglihatan kabur disangkal. Pasien mengaku sering makan dan minum yang
asin serta jarang berolahraga.
3. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada
4. Riwayat penyakit keluarga
Ayah dan ibu pasien dahulu juga mempunyai penyakit darah tinggi
5. Riwayat personal sosial
a. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP
b. Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
c. Riwayat perkawinan
Pasien menikah satu kali pada usia 20 tahun. Suami pasien sudah
meninggal sejak tahun 1994. Dan saat ini pasien tidak menikah lagi
d. Riwayat sosial
Pasien aktif dalam kegiatan posyandu sebagai kader. Pasien juga ikut
terlibat dalam program PKK
e. Gaya hidup
Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Namun pasien
memiliki kebiasaan makanan tinggi garam
f. Riwayat Menstruasi
Pasien sudah menopause. Pasien pertama kali menstruasi saat usia
15 tahun. Saat pasien masih menstruasi, menstruasi tiap bulannya teratur.
Lama menstruasi 5-7 hari, 3-4 kali ganti pembalut saat menstruasi.
Pasien merasa nyeri saat menjelang menstruasi.
g. Riwayat Kontrasepsi
Pasein menggunakan KB IUD selama 20 tahun. Tidak ada keluhan
saat menggunakan KB
6. Anamnesis sistemik
a. Sistem integumentum : Tidak ada keluhan
b. Sistem muskuloskeletal : Tidak ada keluhan
c. Sistem gastrointestinal : Tidak ada keluhan
d. Sistem urogenital : Tidak ada keluhan
e. Sistem neurologi : Tidak ada keluhan
f. Sistem kardiovaskular : pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi
g. Sistem respirologi : Tidak ada keluhan
ASPEK PERSONAL
Illness merupakan keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang didapat
dari penyakit tersebut (bersifat subjektif). Illness terdiri dari beberapa komponen
yaitu pemahaman terhadap penyakit. Efek penyakit yang dirasakan pasien
terhadap fungsi hidupnya (pergaulan, pekerjaan), perasaan, dan harapan.
Komponen illness pada pasien yang terdiri dari aspek :
Tabel 1.1 Komponen illness
No. Komponen Pasien
1 Perasaan Pasien merasa khawatir dengan penyakit
yang di deritanya
2 Ide/Pemikiran Pasien mempunyai pemikiran untuk
merubah gaya hidup dan meminum obat
secara rutin sesuai anjuran dokter
3 Harapan - Pasien menginginkan untuk sembuh
- Pasien berharap anak dan cucu pasien tidak
memiliki penyakit yang sama seperti pasien
dengan menjalani gaya hidup sehat
4 Efek terhadap fungsi sosial Pasien memiliki keterbatasan dalam
menjalani kegiatan sehari- hari
1.2.2 PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Berat badan : 70 Kg
Tinggi badan : 150 Cm
Indeks massa tubuh : 31 kg/m2
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu badan : 36,7oC
Pernapasan : 20x/menit
Pemeriksaan Kulit : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : normocephale
Rambut : distribusi merata, warna keputihan
Pemeriksaan Mata
Palpebra : tidak edema
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Pupil : isokor kanan dan kiri, refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Pemeriksaan Telinga : Mukosa bibir tidak kering
Pemeriksaan Hidung : Sekret (-), septum deviasi (-), konka inferior hipremis
(-/-).
Pemeriksaan Leher
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar limfonodi : tidak teraba membesar
JVP : tidak meningkat
Pemeriksaan Dada
Pulmo :
Anterior Posterior
Inspeksi Simetris, datar, tidak ada
pergerakan nafas yang
tertinggal
Simetris, datar, tidak ada
pergerakan nafas yang
tertinggal
Palpasi Vokal fremitus (+/+) Vokal fremitus (+/+)
Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V 2 cm medial LMC sinistra
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah : ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah : ICS VI LMC sinistra
Auskultasi: S1>S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada sikatrik, tidak ada venektasi
Palpasi : Supel, hepar/lien tidak teraba,tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus normal Normal normal normal
Klonus - - - -
Reflek patologis - - - -
Reflek fisiologis + + + +
Edema - - - -
1.2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Gula Darah Sewaktu : 180 mg/dl
• Tes Kolesterol : 185 mg/dl
1.2.4 DIAGNOSIS KLINIS
Hipertensi Grade II
1.3. KUNJUNGAN RUMAH
1.3.1. Kondisi pasien
Pada saat kunjungan rumah, kondisi pasien terlihat membaik.
1.3.2. Keadaan rumah
a. Lokasi
Dusun Sandangsari RT 004 RW 002 Desa Secang, Secang, Kabupaten
Magelang
b. Kondisi rumah
Rumah pasien terletak di permukiman penduduk yang tidak terlalu padat
dan termasuk permukiman perumahan biasa.
c. Luas
165m2
d. Lantai rumah
Seluruh lantai rumah keramik
e. Jendela rumah
Terdapat di ruang tamu dan di tiap kamar. Tiap harinya jendela di buka.
f. Pencahayaan
Baik
g. Kebersihan dan tata letak ruang
Kebersihan terjaga. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga.
Terdapat 3 ruang tidur, 2 kamar mandi dengan WC berbentuk leher angsa,
ruang makan dan dapur.
h. Sanitasi dasar
Limbah rumah tangga di alirkan ke septiktank serta tempat sampah di
luar rumah
i. Halaman
Halaman tidak begitu luas hanya di tanami rumput dan tanaman hias
j. Kesan kebersihan
Kebersihan baik
k. Denah rumah
Gambar 1.1 Denah Rumah
Keterangan Denah Rumah
1. Kamar Utama
2. Ruang Anak
3. Ruang Keluarga
4. Ruang Jahit
5. Dapur
6. Gudang
7. Toilet
Tabel 1.2. Indikator rumah sehat
Indikator Variabel SkorSkor rumah
pasien(tanda )
Lokasi a. Tidak rawan banjir 3
b. Rawan banjir 1
Kepadatan rumah a. Tidak padat (>8m2/ orang) 3
b. Padat (<8m2/ orang) 1
Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3
b. Tanah 1
Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
Ventilasi a. Ada 3
b. Tidak ada 1
Air bersih a. Air kemasan 3
b. Ledeng/ PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindung 2
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
Pembuangan kotoran
kakus
a. Leher angsa 3
b. Plengsengan 2
c. Cemplung/ cubuk 2
d. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1
e. Tidak ada 1
Septic tank a. Jarak > 10 meter 3
b. Lainnya 1
Kepemilikan WC a. Sendiri 3
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
SPAL a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
Saluran got a. Mengalir lancar 3
b. Mengalir lambat 2
c. Tergenang 1
d. Tidak ada got 1
Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke kali 1
f. Dibuang sembaragan 1
g. Lainnya 1
Polusi udara a. Tidak ada 3
b. Ada gangguan 1
Bahan bakar masak a. Listrik, gas 3
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bara 1
Total skor 42
Penetapan skor kategori rumah sehat:
a. Baik : Skor 35-42 (>83%)
b. Sedang : Skor 29-34 (69-83%)
c. Kurang : Skor <29 (<69%)
Pada pasien termasuk ke dalam kategori rumah dalam kondisi baik
1.4 PENGAMATAN KELUARGA
1.4.1 DEMOGRAFI
Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah dalam 1 tahun terakhir :
Tabel 1.3 Daftar Anggota Keluarga Serumah
No NamaKedudukan
dalam Keluarga
Jenis Kelamin
(L/P)
Umur (Tahu
n/ Bulan
)
Agama Suku StatusMarital Pendidikan Pekerjaan
1. Triyana Anak ke-3 P 44 Islam Jawa Belum
Kawin
SMKK Tidak bekerja
2. Yasmin N
Cucu ke-1 P 13 Islam Jawa Belum
Kawin
SD Pelajar
3. Amario Nur Asmi
Cucu ke-2 L 8 Islam Jawa Belum
Kawin
TK Pelajar
Keterangan:
1. Pekerjaan disebutkan rinci jenis pekerjaan/ jenis aktivitas berkaitan dengan
kedokteran okupasi untuk menilai faktor risiko gangguan kesehatan / penyakit
akibat kerja.
2. Pendidikan disebutkan jenjang pendidikan terakhir
Gambar 1.2 Genogram
= Laki - Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Tinggal satu rumah
= Pasien
1.5. FAMILY MAP
Ny. SM (Pasien)
Nn. T An. A (Cucu 2)
(Anak)
An. Y (Cucu 1)
Gambar 1.3. Family Map
Keterangan:
= hubungan dekat
---------------- = hubungan tidak begitu dekat
1.6. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA (APGAR)
Tabel 1.4. Komponen APGAR
Komponen IndikatorHampir tidak
pernah(0)
Kadang-kadang
(1)
Hampir selalu
(2)Adaptation Saya puas
bahwa saya
dapat kembali
pada keluarga
(teman-teman)
saya, untuk √
membantu saya
pada waktu saya
Mendapat
kesusahan
Partnership
Saya puas
dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya, untuk
membicarakan
sesuatu dengan
saya dan
mengungkapkan
masalah dengan
saya
√
Growth
Saya puas
bahwa keluarga
(teman-teman)
saya, menerima
dan mendukung
keinginan saya
untuk
melakukan
aktifitas atau
arah baru
√
Affection Saya puas
dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya,
mengekpresikan
afek dan
berespon
terhadap emosi-
emosi saya
seperti marah
sedih atau
mencintai
√
Resolve
Saya puas
dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya, dan saya
menyediakan
waktu bersama-
sama
√
Skor total 5
Klasifikasi :
Skor 8-10: fungsi keluarga sehat
Skor 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat
Skor 0-3 : fungsi keluarga sakit
1. 7 SUMBER DAYA KELUARGA (FAMILY SCREEM)
Tabel 1.5 Family Screem
Komponen Sumber daya Patologis
Social Seluruh anggota keluarga
pasien sering berkumpul
bersama di ruang makan atau
di ruang tamu untuk berbagi
cerita atau berdiskusi.
Interaksi antar anggota
keluarga cukup baik.
Pasien merasa kesepian di
pagi hari ketika cucunya
pergi sekolah, tidak adanya
anggota keluarga laki-laki
dewasa di rumah. Pasien
hanya tinggal dengan anak
perempuan dan 2 orang cucu
Cultural Pasien dan keluarga aktif
dalam melakukan kegiatan di
lingkungan tempat tinggalnya
sesuai dengan kebudayaan
yang berlaku.
Tidak ada
Religious Pasien dan keluarga semua
beragama Islam dan selalu
menjalankan ibadah dengan
taat dan ikhlas. Pasien dan
keluarga seringkali solat
berjamaah di mesjid terutama
pada saat solat Magrib.pasien
juga mengajar mengaji di
mesjid dekat rumah.
Tidak ada
Economy Pasien mencukupi kebutuhan
sehari-harinya dari kiriman
anaknya yang bekerja di
Jakarta, uang yang dikirim
cukup untuk kebutuhan
pasien dan keluarga sehari-
hari
Pasien tidak bekerja sehingga
tidak memiliki pendapatan
sendiri, sedangkan suami
sudah meninggal, pasien
hanya menunggu uang
kiriman dari anaknya di
Jakarta
Educatioon Pendidikan terakhir pasien
adalah SMP.. Kesadaran
pasien untuk menyekolahkan
anak sudah baik, biaya
sekolah telah disiapkan
dengan baik.
Tidak ada
Medical Pasien memiliki jaminan
kesehatan berupa BPJS, serta
jarak dari rumah ke
Puskesmas cukup dekat
Tidak ada
1. 8 PERJALANAN HIDUP KELUARGA (FAMILY LIFE LINE)
Tabel 1. 6 Family Life Line
Tahun Usia Peristiwa Severity of Illness
1967 21 tahun Pasien menikah
dengan suaminya
Stress psikososial
ringan akibat
perubahan pada
tanggung jawab
finansial yang
harus dilakukan
sendiri
1973 27 tahun Orangtua pasien
meninggal karena
penyakit jantung
Kesedihan
emosional pada
pasien merasa
kehilangan sosok
kedua orangtua,
stress emosioanal
ringan
1976 30 tahun Pasien mengalami
keguguran 1 kali
Stress emosional
Karena kehilangan
anaknya
2004 58 tahun Suami pasien
meninggal dunia
Transisi emosional
pada pasien karena
suaminya sebagai
kepala keluarga
meninggal,
penghasilan yang
biasa dari suami
sekarang
bergantung kepada
anak pasien
2011 65 tahun Pasien di diagnosis
penyakit hipertensi
Pasien mengalami
stress emosional
ringan khawatir
penyakitnya bisa
berakibat buruk
terhadap pasien
karena kedua
orangtua memiliki
faktor resiko
penyakit jantung
dan stroke
1. 9 FAMILY LIFE CYCLE
Pada keluarga termasuk ke dalam bentuk keluarga single family dimana.
Keluarga yang terjadi karena kematian keluarga baik suami atau istri. Sedangkan
untuk siklus hidup keluarga termasuk dalam families with young children dimana
suatu keluarga yang memiliki anak kecil usia sekolah.
1.10. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
No
.
Indikator PHBS
Ya Tidak
1
Persalinan di keluarga anda di tolong oleh tenaga kesehatan
terampil yang dilakukan di fasilitas kesehatan (bukan di
rumah sendiri)
2Pemeriksaan kehamilan minimal selama 4 kali selama
hamil
3Pemberian ASI eksklusif saja pada bayi sampai usia 6
bulan
4 Balita ditimbang secara rutin (minimal 8 kali setahun)
5 Keluarga biasa makan dengan gizi seimbang
6 Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
7 Keluarga biasa BAB di jamban sehat
8 Membuang sampah pada tempatnya sehari-hari
9 Menggunakan lantai rumah kedap air (bukan tanah)
10Apakah keluarga anda biasa melakukan aktifitas fisik
minimal 30 menit perhari?
11 Tidak merokok
12Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah
BAB
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
14 Membeli/menyimpan /menjual minum-minuman keras (bir,
alkohol, arak, anggur)/narkoba?
15Anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JAMKESMAS (peserta JKN/BPJS)?
16Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
seminggu sekali?
Kesimpulan : Keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat.
1.11. DIAGNOSIS HOLISTIK
Hipertensi grade 2 pada wanita berusia 71 tahun dengan tingkat pengetahuan
yang cukup terhadap penyakitnya, tidak terdapat masalah ekonomi faktor resiko
secara genetik dan pola hidup, fungsi keluarga yang kurang sehat, pada rumah
tangga yang berperilaku hidup bersih yang sehat.
1.12. MANAJEMEN KOMPREHENSIF
1. Promotif
Edukasi dan penyuluhan mengenai Hipertensi kepada pasien dan keluarganya,
mulai dari definisi, penyebab, pencegahan, pengobatan sampai diet sehat
untuk orang dengan Hipertensi serta pola makan dan juga cara mengontrol
tekanan darah.
2. Preventif
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah memberitahukan pasien mengenai
diet sehat Hipertensi yaitu dengan membatasi asupan garam perhari, kurangi
makan ikan asin, gorengan, santan serta kurangi garam pada sayuran. Pasien
juga dianjurkan kurangi makanan berlemak karena kolesterol tinggi. Selain itu
pasien dianjurkan untuk melakukan aktifitas dan olahraga minimal setiap hari.
Serta hindari stress.
3. Kuratif
Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan upaya
pasien untuk mengobati hipertensinya dan pasien mengonsumsi obat-obatan
dari puskesmas. Pada pasien ini, terapi obat anti Hipertensi yang diberikan
adalah amlodipine 10 mg. Sebaiknya, pada pasien diberikan obat kombinasi
karena tekanan darah pasien sangat tinggi dan belum terkontrol dengan satu
jenis obat.
4. Rehabilitatif
Edukasi pasien untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal dan lakukan
pengecekan rutin tekanan darah.
5. Paliatif
Belum perlu dilakukan