BAB-I-FIX

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya yang mengelola lingkungan dunia ini. Manusia merupakan salah satu makhluk hidup di dunia ini yang memiliki akal pikiran, sehingga besar peranan manusia dalam mengelola lingkungan. Manusia dengan mudah mengelola alam dan lingkungannya dengan memanfaatan ilmu serta teknologi yang dikembangkan. Perkembangan ilmu dan teknologi yang melaju secara pesat menyebabkan kebudayaan manusia pun berubah, awalnya yang hidup nomaden menjadi hidup menetap kemudian memasuki revolusi industri sampai revolusi informatika. Akibat yang ditimbulkan adalah manusia mulai lupa dengan lingkungan karena mereka sibuk dengan teknologi yang ada. Manusia cenderung bersifat boros, konsumtif, dan merusak lingkungan. Kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah disebabkan oleh beberapa faktor, ada banyak penyebab dari kerusakan lingkungan, salah satu yaitu pencemaran atau polusi. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Polusi ada yang diakibatkan oleh alam atau pun aktivitas manusia. Kerusakan lingkungan akibat

description

biologi sosial

Transcript of BAB-I-FIX

Page 1: BAB-I-FIX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya yang mengelola lingkungan

dunia ini. Manusia merupakan salah satu makhluk hidup di dunia ini yang memiliki akal

pikiran, sehingga besar peranan manusia dalam mengelola lingkungan. Manusia dengan

mudah mengelola alam dan lingkungannya dengan memanfaatan ilmu serta teknologi yang

dikembangkan. Perkembangan ilmu dan teknologi yang melaju secara pesat menyebabkan

kebudayaan manusia pun berubah, awalnya yang hidup nomaden menjadi hidup menetap

kemudian memasuki revolusi industri sampai revolusi informatika. Akibat yang ditimbulkan

adalah manusia mulai lupa dengan lingkungan karena mereka sibuk dengan teknologi yang

ada. Manusia cenderung bersifat boros, konsumtif, dan merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah disebabkan oleh beberapa

faktor, ada banyak penyebab dari kerusakan lingkungan, salah satu yaitu pencemaran atau

polusi. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Polusi ada yang diakibatkan oleh alam atau pun

aktivitas manusia. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia dimulai dari meningkatnya

jumlah penduduk dari abad ke abad, terutama untuk kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

Kebutuhan tersebut banyak diambil dari lingkungan. Selain itu, perkembangan IPTEK

memacu proses industrialisasi di negara maju atau pun di negara berkembang. Akibat yang

ditimbulkan antara lain:

a. SDA (Sumber Daya Alam) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam

atau pun jumlahnya.

b. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia

mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari

lingkungan.

c. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dsb) yang dapat

meracuni lingkungan.

Polusi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu polusi udara, polusi air, dan polusi tanah. Pada

makalah ini akan difokuskan pada polusi tanah terutama pengolahan polusi tanah dari limbah

Page 2: BAB-I-FIX

padat. Polusi tanah mencakup berbagai perubahan fisik dan kimia pada tanah yang memberi

dampak negatif bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup lain yang hidup di tanah.

Selain berdampak negatif secara langsung, polusi tanah juga dapat menyebabkan polusi pada

air dan udara karena polutan-polutan yang mencemari tanah dapat terbawa melalui aliran air

ke air permukaan, merembes menuju air tanah, atau menguap ke udara. Polutan utama yang

mencemari tanah, yaitu limbah padat, logam berat, pestisida, nitrogen, fosfat, garam mineral,

dan sumber-sumber polusi tanah. Menurut Badan Pusat Statistik yang telah

menyelenggarakan SPPLH (Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup) pada tahun 2012

sebanyak 3.300 rumah tangga yang dijadikan sampel. Data tersebut diambil dari ibukota

provinsi seluruh Indonesia, kecuali untuk rumah tangga khusus, misalnya panti asuhan, barak

polisi/militer, dan sejenisnya. Dari 3.300 rumah tangga yang dijadikan sampel, khususnya

untuk pengolahan sampah plastik sebanyak 62,60% mengelola sampah plastik dengan benar,

31,93% salah dalam mengelola sampah plastik , dan 5,47% tidak mengetahui adanya

pengelolaan sampah plastik.

Pada tahun 2014, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat berat timbunan sampah

di Indonesia secara nasional mencapai 200 ribu ton per hari atau setara dengan 73 juta ton per

tahun. Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengelolaan sampah rumah tangga dan

menganalisis solusi-solusi yang telah diberikan oleh pemerintah Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut ini rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini.

1. Bagaimana tingkat polusi tanah di Indonesia?

2. Bagaimana solusi mengatasi polusi tanah di Indonesia (menurut pandangan

pemerintah dan mahasiswa)?

3. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat terhadap penanganan polusi tanah di

Indonesia?

Page 3: BAB-I-FIX

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tingkat Polusi Tanah dan Air di Indonesia

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat (berupa

zat organik atau anorganik yang bisa terurai atau tidak terurai) dan dianggap sudah tidak

berguna lagi. Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan

buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar

bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik.

Tetapi, tidak hanya sampah organik melainkan juga ada sampah anorganik. Contoh dari

sampah anorganik adalah plastik, logam, gelas, dan karet. Sampah anorganik sukar

terombak dan menjadi bahan pencemar terutama bila mengenai tanah dan air (Yuwono,

2012).

“Pada tahun 2012, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk

Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah

total penduduk. Sampah tersebut meliputi sampah organik dan anorganik” (Antara,

2015). Fakta lain menyebutkan bahwa sampah yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia

terdiri dari 14% sampah plastik, 9% sampah kertas, sisanya adalah logam, karet, kaca,

kain, dll. Berdasarkan sumbernya penyumbang sampah terbesar didominasi oleh rumah

tangga yaitu sebesar 48%, 24% oleh pasar tradisional, 9% kawasan komersial, sisanya

fasilitas publik, kantor, jalan, dsb (Prawira, 2014).

Melihat dari fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat polusi tanah dan air

yang disumbang oleh rumah tangga adalah paling besar dibandingkan dari sector

lainnya. Di Kota Malang sendiri terdapat dua badan pengelolaaan sampah yang paling

besar yakni BSM (Bank Sampah Malang) dari pihak swasta namun masih dalam

lindungan pemerintah dan DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) yang langsung di

bawah naungan pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak BSM

didapatkan hasil sekitar 1 ton sampah plastic dari nasabah BSM yang berjumlah 960

individu dan 454 kelompok dikota Malang setiap minggu. Jumlah ini belum termasuk

limbah rumah tangga yang bukan nasabah BSM. Jumlah sampah yang sedemikian

banyak ini, apabila tidak ditangani secara tepat maka akan menimbulkan akibat yang

berbahaya bagi lingkungan.

Page 4: BAB-I-FIX

Sampah yang banyak tersebut dapat menimbulkan pencemaran tanah dan air yang

berakibat fatal. Sampah yang banyak terseubut oleh kebanyakan orang akan dibuang

begitu saja di tempat pembuangan sampah, tanpa mengetahui efek samping dari aa yang

telah dilakukan tersebut. Menurut penelitian dari Minh dkk, yang menjalani penelitian di

Asia termasuk Indonesia banyak sekali terdapat tempat pembuangan sampah akhir

illegal, tempat pembuangan sampah akhir berpotensi menjadi tempat pencemaran akibat

zat polychlorinated dibenzo-p-dioxins dan polychlorinated dibenzofurans yang

berbahaya bagi kesehatan.

Tingkat pembuangan sampah ke TPA di Indonesia masih sangat tinggi, yang

menunjukkan belum adanya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah denan baik.

Misalnya saja dari survey yang dilakukan oleh Yachiyo Engineering dari Jepang pada

tahun 2009 yakni menunjukkan bahwa setiap harinya sekitar 14 juta t sampah dibuang di

tempat pembuangan akhir setiap harinya. Hasil penelitian oleh Yachiyo Engineering

ditampilkan pada table dibawah ini, sedangkan macam sampah yang dibuang di TPA

ditampilkan pada bagan dibawahnya.

Page 5: BAB-I-FIX