BAB I Dead on Arrival

4
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pelayanan pasien yang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit, tidak dapat dihindari bahwa akan ada banyak kasus dengan pasien yang sudah datang dengan keadaan sudah meninggal. Kasus kematian mendadak akibat penyakit seringkali mendatangkan kecurigaan baik bagi penyidik, masyakat atau keluarga, khususnya bila yang meninggal adalah orang yang cukup dikenal oleh masyarakat. Penentuan sebab kematian menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum, perubahan status almarhum dan keluarganya, serta hak dan kewajiban yang timbul dari meninggalnya orang tersebut. Otopsi sebagai suatu jalan penentuan sebab kematian merupakan pilihan solusi saat berhadapan dengan suatu kematian mendadak. Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu tidak diduga, dan kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus. Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa diduga dan terjadi secara mendadak, mensinonimkan kematian mendadak dengan terminologi ”sudden natural unexpected death”. Kematian alamiah di sini berarti kematian hanya disebabkan oleh penyakit bukan aibat trauma

Transcript of BAB I Dead on Arrival

Page 1: BAB I Dead on Arrival

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka pelayanan pasien yang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah

Sakit, tidak dapat dihindari bahwa akan ada banyak kasus dengan pasien yang sudah datang

dengan keadaan sudah meninggal. Kasus kematian mendadak akibat penyakit  seringkali

mendatangkan kecurigaan baik bagi penyidik, masyakat atau keluarga, khususnya bila yang

meninggal adalah orang yang cukup dikenal oleh masyarakat. Penentuan sebab kematian

menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum, perubahan status almarhum dan

keluarganya, serta hak dan kewajiban yang timbul dari meninggalnya orang tersebut. Otopsi

sebagai suatu jalan penentuan sebab kematian merupakan pilihan solusi saat berhadapan

dengan suatu kematian mendadak.

Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada  24 jam

sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi

dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak

tidak selalu tidak diduga, dan kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun

amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus.

Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi

tanpa diduga dan terjadi secara mendadak, mensinonimkan kematian mendadak dengan

terminologi  ”sudden natural unexpected death”. Kematian alamiah di sini berarti kematian

hanya disebabkan oleh penyakit bukan aibat trauma atau racun. Berdasarkan data yang kami

dapat dari bagian Rekam Medik (RM) Rumah Sakit Margono Soekarjo kebanyakan pada

pasien dengan Death On Arrival (DOA) jarang disertai dengan kelengkapan pengisian RM,

sehingga sering didapat pasien dengan DOA tanpa diagnosis.

Pengenalan sebab kematian pada kasus kematian mendadak secara mendasar adalah

proses interpretasi yang mencakup deteksi perubahan patologis yang ditemukan secara

anatomis, patologi anatomi, bakteriologis dan kimiawi serta seleksi lesi yang ditemukan yang

dianggap mematikan bagi korban. Menurut sistem tubuh, lesi yang menyebabkan kematian

mendadak dapat dibagi atas :

1. Penyakit jantung dan pembuluh darah

a. Penyumbatan arteri koroner

Page 2: BAB I Dead on Arrival

b. Lesi miokard, katup jantung, endokardium dan perikardium

c. Penyakit jantung kongenital

d. Lesi aorta

2. Penyakit Respiraasi

a. Asfiksia

b. Perdarahan jalan nafas

c. Pneumothorak

d. Infeksi paru

3. Penyakit otak dan lesi intrakranial

4. Penyakit saluran cerna serta urogenital

a. Perdarahan ke dalam saluran cerna

b. Perdarahan intra abdomen

c. Syok

d. Infeksi peritoneum

e. Lesi urogenital

5. Penyakit lainnya

Jika dilihat dari aspek medikolegal pada suatu tindak pidana pembunuhan, pelaku

biasanya akan melakukan suatu tindakan/usaha  agar  tindak kejahatan yang dilakukanya

tidak diketahui baik oleh keluarga, masyarakat dan yang pasti adalah pihak penyidik (polisi),

salah satu modus operandus yang bisa dilakukan adalah dengan cara membawa jenazah

tersebut ke rumah sakit dengan alasan kecelakaan atau meninggal di perjalanan  ketika

Page 3: BAB I Dead on Arrival

menuju kerumah sakit (Death On Arrival) dimana sebelumnya almarhum mengalami

serangan suatu penyakit (natural sudden death).

Pada kondisi diatas, dokter sebagai seorang profesional yang mempunyai kewenangan

untuk memberikan surat keterangan kematian harus bersikap sangat hati-hati dalam

mengeluarkan dan menandatangani surat kematian pada kasus kematian mendadak (sudden

death) karena dikhawatirkan kematian tersebut  setelah diselidiki oleh pihak penyidik

merupakan kematian yang terjadi akibat suatu tindak pidana. Kesalahan prosedur atau

kecerobohan yang dokter lakukan dapat mengakibatkan dokter yang membuat dan

menandatangani surat kematian tersebut dapat terkena sangsi hukuman pidana. Ada beberapa

prinsip secara garis besar  harus diketahui oleh dokter berhubungan dengan kematian

mendadak  akibat penyakit yaitu :

1. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah  terdapat adanya tanda-tanda kekerasan yang

signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?

2. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah pada

keracunan ?

3. Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner)  yang rutin 

datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?

4. Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan penyakit

tersering  penyebab  natural sudden death ?

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kami bermaksud menelaah perihal pro kontra kasus

Death On Arrival terutama kaitannya jika dilihat dari aspek medikolegal.