BAB I dan bab 2

11
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, yang ditandai oleh membanjirnya informasi dan pesatnya perkembangan teknologi, maka ”tantangan” generasi yang akan datang lebih berat dibandingkan dengan generasi terdahulu. Karena itu generasi muda juga harus dibekali sesuai dengan tantangannya ke depan. Dalam hal ini, generasi muda harus dibekali untuk kreatif, kompetitif, dan kooperatif. Untuk membekali ketiga kemampuan tersebut, dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dalam perkembangan dunia global yang sangat cepat ini, siswa yang mampu menghadapinya adalah siswa yang berkembang pola pikirnya dan siswa yang mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Karena itu satuan pendidikan harus mampu mengkondisikan bagaimana supaya siswa dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Maka dari itu kami menuliskan tentang strategi pembelajaran berbasis masalah yang sekiranya dapat membantu pembentukan generasi muda yang tangguh dan dapat memecahkan masalah dengan baik. B. Rumusan Masalah

description

makalah strategi pembelajran universitas muhhammmadiyah metro, by latifa dan mona

Transcript of BAB I dan bab 2

Page 1: BAB I dan bab 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, yang ditandai oleh membanjirnya informasi dan

pesatnya perkembangan teknologi, maka ”tantangan” generasi yang akan

datang lebih berat dibandingkan dengan generasi terdahulu. Karena itu

generasi muda juga harus dibekali sesuai dengan tantangannya ke depan.

Dalam hal ini, generasi muda harus dibekali untuk kreatif, kompetitif, dan

kooperatif. Untuk membekali ketiga kemampuan tersebut, dunia pendidikan

memegang peranan yang sangat penting. Dalam perkembangan dunia global

yang sangat cepat ini, siswa yang mampu menghadapinya adalah siswa yang

berkembang pola pikirnya dan siswa yang mampu menyelesaikan masalah

dengan baik. Karena itu satuan pendidikan harus mampu mengkondisikan

bagaimana supaya siswa dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Maka

dari itu kami menuliskan tentang strategi pembelajaran berbasis masalah yang

sekiranya dapat membantu pembentukan generasi muda yang tangguh dan

dapat memecahkan masalah dengan baik.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah

ini adalah:

1. Apakah pengertian PBL itu?

2. Apa saja karakteristik-karakteristik pembelajaran berbasis masalah?

3. Bagaimana tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran beerbasis

masalah?

Page 2: BAB I dan bab 2

C.       Tujuan

1. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah fisika yang berkaitan

tentang kehidupan sehari-hari.

2. Memberikan suasana baru kepada siswa dalam pembelajaran fisika.

3. Membentuk siswa yang lebih mandiri, aktif dan kreatif dalam belajar

fisika.

Page 3: BAB I dan bab 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Strategi Pembelajran Berbasis Masalahh

Pembelajaran Berbasis Masalah atau sering disebut dengan Problem Based

Learning ini memiliki beberapa arti, diantaranya :

1. Menurut Boud dan Felleti, (1997), Fogarty (1997) menyatakan bahwa

model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan

pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar

(siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-

structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.

2. Menurut Arends (Nurhayati Abbas, 2000: 12) menyatakan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa

dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan

keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

3. Menurut Ward, 2002: Stepien, dkk., 1993 menyatakan bahwa model

berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa

untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah

sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan

masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan

masalah.

4. Ratnaningsih, 2003: menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk

memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang

disajikan pada awal pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) adalah suatu metode pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik yang

Page 4: BAB I dan bab 2

menuntut aktivitasnya dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah serta

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensil dari pelajaran.

Pembelajaran berbasis masalah juga dapat diartikan sebagi rangkaian

aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian

masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari PBM, yaitu:

1. Merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi

PBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.

2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBM

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran,

artinya tanpa ada masalah maka tidak akan ada proses pembelajaran.

3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir

deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan

empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-

tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah

didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

B. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajran Berbasis Masalah

1. Keunggulan strategi PBL bermuatan karaktera. Pemecaan masala merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.b. Pemecahan maslaha dapat menantang kemampuan peserta didik,

sehingga memberikan keleluasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik .

d. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nayata.

e. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya, dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang dilakukan.

f. Peserta didik mamu memecakan masalah dengan suasana pembelajaran yang aktif-menyenangkan.

Page 5: BAB I dan bab 2

g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan pserta didik untuk berpikir kritis dan mengenbangkan kemapuan mereka guna beradaptasi dengan pengetahuanberu.

h. Pemecahan masala dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka memiliki dalam duia nyata.

i. PBM dapat mengebangkan minat peserta didik untuk mengembangakan konsep belajar secara terus-menerus, karena dalam praksisnya masalah tidak akan pernah selesai. Artinya, ketika satu masala selasai diatasi, masalah lain muncul damn membutuhhkan penyelesaian secepatnaya.

2. Kelemahan Strategi PBL Bermutan Karaktera. Ketiaka peserta didik tidak memiliki minat tinggi, atua tidak

mempunayi kepercayaan diri bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang dipelajari, maka mereka cenderung enggan untuk mencoba karena takut salah.

b. Tanpa pemahhaman “Mengapa mereka berusaha” untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka meraka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. Artinya, perlu dijelaskan manfaat menyelesaikan masalah yang dibahas pada peserta didik.

c. Proses pelaksanaan PBL membutuhkan waktu yang lebih lama atau panjang. Itu pun belum cukup, kerena seringkali peserta didik masih memerlukan waktu tambahan untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan. Padahal, waktu pelaksanaan PBL harus disesuaikan dengan beban kurikulum yang ada.

C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajran Berbasis Masalah

D. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajran Berbasis Masalah

Untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning), guru harus memilih bahan pelajaran yang memiliki

permasalahan yang dapat diselesaikan peserta didik secara terbuka,

demokratis, rasional dan logis. Permasalah tersebut dapat diambil dari buku

ajar maupun buku teks, atau sumber-sumber lain.

Adapun kriteria masalah yang disajikan guru minimal mengandung gap

atau kesenjangn antara teori yang dipelajari atau dibahas dengan kondisi real

yang terjadi. Kesenjangan tersebut hendaknya dapat dirasakan peserata didik,

melaluii kegundahan, keresahan, keluhan atau kecemasan. Konsekuensinya,

Page 6: BAB I dan bab 2

materi pelajaran tidaak hanya bersumbber pada buku ajar maupun buku teks,

melainkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi saat ini.

Materi pelajaran yang mengandung masalah dan kriteria masalah di atas

menjadi prasyarat sebelum dimulainya pennerapan strategi pembelajaran

berbasis masalah. Setelah materi pelajaran dan masalah dengan segenap

ketentuan dapat disajikan, guru bisa menggunakan strategi pembelajaran

berbasisi masalah ini. Menurut Hamruni (2009), terdapat enam langkah untuk

dapat menerapkan strategi Pmbelajaran berbasis masalah ini.

1. Menyadari Adanya Masalah

Implementasi atau penggunaan Pembelajran Berbasis Masalah

harus dimulai dari membangun kesadaran kritis peserta didik akan adnya

masalah yang akan dipecahkan. Pada tahap ini guru dapat menunjukkan

adanya gap atau kesenjangan antara realitas yang terjadi dengan idealitas

atau yang dikehendaki.

2. Merumuskan Masalah

Setelah materi pelajaran dapat disajikan secara problematik, dan

para peserta mampu menangkap gap dalam masala tersebut, maka guru

dapat membantu peserta didik untuk merumuskan masalah, sehingga

menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebiih fokus dan spesifik.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan sebab akibat yang sifatnya sementara

dan belum teruji kebenarannya, namun memenui syarat loggis rasional

dan empiris. Dalam dunia akademik termasuk di dalam sekolah/madrasah ,

diwajibkan terjadinya prose berpikir yang rasional dan ilmiah. Salah satu

proses berpikir rasional ilmiah tersebut adalah pengajuan hipotesis.

4. Mengumpulkan Data

Sebagai konsekuensi prosesberpikir empiris, keberadaan data

dalam kerangka berpikir ilmiah sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan data

akan berpengaruh pada hepotesis yang disajikan. Dalam tahap ini, peserta

didik diharapkan mampu mengumpulkan data yang relevan secepat

mungkin, kemudian mengorganisasikannya, serta menyajikannya secara

skematis atau terpetakan, sehingga mudah dipahami. Di balik tahap ini

Page 7: BAB I dan bab 2

dimaksudkan guru mampu menanamkan nilai-nilaikarakter, seperti belajar

keras, mandiri, disiplin, toleren, peduli lingkungan, pedulisosial dan

tanggung jawab.

5. Menguji Hipotesis

Berdasrkan data yang berhasil dikumpulkan, diharapkan peserta

didik mampu menguji hipotesis yang diajukan pada langkah ke-tiga.

Akhirnya, peserta didik mampu memilih hipotesis yang sesuai dan dapat

dibenarkan secararassional dan dibuktikan secara empiris, serta menolak

hipotesis yang lain.

6. Menentukan Pilihan Penyelesaian

Tahap terakhir dari pelakasanaan strategi pembelajaran berbasis

masalah adalah memilih salah satu solusi yang diambil dari hipotesis yang

telah teruji kebenarannya sebagai sebuah pilihan. Dengan demikian,

kemampuan yang. Diarapkan pada tahap terakhir ini adalah kecakapan

memilih alternatif penyelesaian masalh secara bijaksana. Di balik langkah

ini dimaksudkan guru mampu menanamkan nilai-nilai karakter, seperti

tanggung jawab, disiplin, keberanian, mandiri, demokratis, menghargai

prestasi, peduli lingkungan dan peduli sosial.

E. Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran