BAB I BPS MURA FINAL.docx

25
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Murung Raya 201 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian nilai ekonomis dalam pembangunan. Dalam hal ini dampak buruk yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk dapat berpengaruh pada penurunan citra kabupaten/kota sebagai tujuan wisata, tujuan investasi maupun menurunnya kesejahteraan masyarakat secara umum. Disamping itu kesalahan pembangunan yang tidak seimbang dapat menyebabkan adanya beberapa permasalahan lingkungan baik berupa banjir, pencemaran, dan lain-lain. Akses aman sanitasi di Indonesia masih belum memadai. Hal ini ditunjukkan oleh data akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak di Indonesia baru mencapai angka 59,71% pada Tahun 2013, sedangkan target dan sasaran MDG’s bidang sanitasi yang telah ditetapkan pada Tahun 2015 adalah 62,41%. Yang berarti Indonesia tertinggal dalam target pencapaian MDGs 2015 karena masih harus menambah akses sanitasi layak sebesar 2,7% atau rata-rata sebesar 0,9% per tahun. Demikian pula dengan keadaan lingkungan fisik dan biologis permukiman di Kabupaten Murung Raya pada khususnya yang masih belum baik. Masih banyak ditemui penduduk yang Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 1

Transcript of BAB I BPS MURA FINAL.docx

Page 1: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi

prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan

lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian nilai ekonomis

dalam pembangunan. Dalam hal ini dampak buruk yang diakibatkan

oleh sanitasi yang buruk dapat berpengaruh pada penurunan citra

kabupaten/kota sebagai tujuan wisata, tujuan investasi maupun

menurunnya kesejahteraan masyarakat secara umum. Disamping itu

kesalahan pembangunan yang tidak seimbang dapat menyebabkan

adanya beberapa permasalahan lingkungan baik berupa banjir,

pencemaran, dan lain-lain.

Akses aman sanitasi di Indonesia masih belum memadai. Hal ini

ditunjukkan oleh data akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak di

Indonesia baru mencapai angka 59,71% pada Tahun 2013, sedangkan

target dan sasaran MDG’s bidang sanitasi yang telah ditetapkan pada

Tahun 2015 adalah 62,41%. Yang berarti Indonesia tertinggal dalam

target pencapaian MDGs 2015 karena masih harus menambah akses

sanitasi layak sebesar 2,7% atau rata-rata sebesar 0,9% per tahun.

Demikian pula dengan keadaan lingkungan fisik dan biologis

permukiman di Kabupaten Murung Raya pada khususnya yang masih

belum baik. Masih banyak ditemui penduduk yang melakukan BABS

karena akses sanitasi yang kurang baik, buruknya kualitas lingkungan

akibat pembuangan sampah sembarangan yang membuat sungai dan

air tanah tercemar, tingginya penderita diare dan lain sebagianya.

Keadaan ini ditunjang pula dengan masih sedikinya penduduk yang

dapat menikmati layanan air bersih dan fasilitas penyehatan

lingkungan.

Hal tersebut umumnya terjadi akibat dari banyaknya aktivitas

manusia yang memiliki dampak buruk bagi kualitas lingkungannya

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 1

Page 2: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

akibat dari perilaku manusia itu sendiri, baik dari pengelolaan sampah,

pengelolaan air limbah, pengelolaan drainase dan pengelolaan sistem

MCK-nya. Juga akibat kepedulian masyarakat yang rendah terhadap

kebersihan lingkungannya.

Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting, yang

selama ini kurang mendapatkan perhatian yang serius, dimana tingkat

kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan kondisi sosial

ekonomi dan lingkungan. Pembangunan sosial ekonomi yang baik akan

mempengaruhi kualitas lingkungan dan sebaliknya kualitas lingkungan

juga akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan sebagai modal

dasar dalam pembangunan.

Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan

menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif

dan berkelanjutan untuk mencapai target pembangunan sanitasi

universal access pada Tahun 2015-2019, sesuai dengan Peraturan

Presiden Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Air

Minum dan Sanitasi. Dalam hal ini, Pemerintah mendorong

kabupaten/kota di Indonesia untuk menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS)

yang memiliki prinsip:

- Berdasarkan data primer dan aktual/empiris;

- Berskala kabupaten;

- Disusun sendiri oleh kabupaten (dari, oleh, dan untuk kabupaten

tersebut);

- Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down.

Dalam rangka menghasilkan Buku Putih Sanitasi yang demikian,

maka kabupaten/kota harus mampu memetakan situasi sanitasi

wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi yang baik hanya bisa dibuat

apabila kabupaten/kota mampu mendapatkan informasi lengkap,

akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek

teknis maupun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 2

Page 3: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi

Kabupaten/Kota (SSK).

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Murung Raya dirasakan

perlu karena terdapat hal mendasar dalam perencanaan untuk

melakukan perubahan mendasar pada proses pengelolaan sanitasi yang

tersebar di kecamatan dan kelurahan maupun desa. Permasalahan

sanitasi di Kabupaten Murung Raya selama ini berada di wilayah

pemukiman – pemukiman lama. Lokasi pemukiman lama yang

dimaksud adalah lingkungan pemukiman yang ada di pinggiran sungai

dan juga lingkungan kawasan kumuh yang sistim sanitasinya masih

dirasakan kurang memadai.

Ada beberapa pola sanitasi pemukiman yang ada di sekitar

pinggiran sungai untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Murung

Raya yang kita kenal. Sebagian masyarakat bantaran sungai saat ini

masih mengenal jenis sanitasi yang di sebut “Lanting Jamban’ dimana

obyek sanitasi memanfaatkan aliran sungai, sebagai penghanyut

pembuangan sanitasi. Selain itu juga kondisi bangunan “Jamban”

tersebut material lantai bangunannya berasal dari kayu log bulat dan

tempat pembuangan sanitasinya terbuat dari kerangka dan papan

kayu.

Pada daerah aliran sungai Barito dimanfaatkan sebagai mandi, cuci

dan kakus (MCK). Hal tersebut terjadi karena wilayah pedalaman sungai

sebagian besar aktivitasnya berada di pinggiran sungai dan belum

memiliki sumur pompa atau PDAM untuk pemenuhan kebutuhan air

bersih.

Daerah aliran sungai yang berada di Kabupaten Murung Raya

banyak yang sudah tercemar oleh aktivitas penambangan liar maupun

aktivitas masyarakat itu sendiri. Adapun sebagian kegiatan

penambangan yang ada di pinggiran sungai tersebut adalah kegiatan

penambangan emas yang biasa di sebut sebagai penambangan “PETI”

(Penambangan Tanpa Izin).

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 3

Page 4: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Murung Raya Tahun 2015

menyampaikan gambaran Profil Sanitasi Wilayah berupa promosi

higienis atau hygiene sanitasi, pengelolaan drainase lingkungan,

pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan,

pengelolaan drainase lingkungan serta komponen masalah sanitasi

dan analisis pokok masalah yang sebenarnya terjadi dalam sanitasi

wilayah Kabupaten Murung Raya.

Dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) merupakan kerangka dasar

kondisi sanitasi yang ada saat ini di Kabupaten Murung Raya,

sehingga hal ini perlu langkah – langkah untuk perbaikan sanitasi

yang ada, selain itu juga Buku Putih Sanitasi (BPS) juga sebagai

penetapan prioritas pengembangan sanitasi perkotaan yang

memuat strategi sanitasi dan rencana anggaran perbaikan maupun

pengembangan sanitasi dan pengadaan sanitasi untuk Kabupaten

Murung Raya, Buku Putih Sanitasi juga bertujuan sebagai dasar atau

langkah kedepan untuk penyusunan Strategi Sanitasi

Kabupaten/Kota (SSK) di Kabupaten Murung Raya.

1.2. LANDASAN GERAK

Dalam landasan gerak ini menyampaikan Visi dan Misi

Kabupaten yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Murung Raya

Tahun 2013-2018 sebagai tujuan penataan ruang wilayah yang

peruntukanya bagi Kabupaten Murung Raya yang di uraikan secara

umum dalam Rancangan Tata Ruang (RTRW) sehingga hal – hal

yang berkaitan dalam sanitasi bisa di pahami bagaimana cara atau

upaya membuang limbah cair domestik (Kotoran Manusia). Selain itu

juga terkait dengan sampah dimana upaya penanganannya sebagai

salah satu dari bentuk wujud keseriusan pemerintah Kabupaten

Murung Raya dalam menangani kebersihan lingkungan dan pola hidup

sehat agar terbebas dari masalah sampah, baik sampah yang ada

dilingkungan rumah tangga, maupun lingkungan perumahan.

1.2.1Definisi Sanitasi

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 4

Page 5: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin

terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan

(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:965/Menkes/SK/XI/1992).

Pengertian sanitasi sendiri tertuju pada 3 (Tiga) lingkup sektor

yaitu Air Limbah, Persampahan dan Jaringan Drainase

Lingkungan yang ada di lingkungan masyarakat. Sedangkan air

limbah dimaksud berasal dari air limbah domestik yang berasal

dari lingkungan masyarakat berupa air kotor berupa air cucian,

air tinja, dan limbah masyarakat, buangan dari kamar mandi,

dan dapur.

Adapun juga persampahan merupakan bentukan material sisa

material yang wujudnya berupa sampah kering dan sampah

basah, serta Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Drainase

sendiri merupakan sarana saluran air buangan yang tempat

menghanyutkan limbah atau buangan masyarakat, dan

dimanfaatkan sebagai kawasan aliran resapan air untuk

mengendalikan banjir.

1.2.2. Ruang Lingkup Sanitasi

A. Sub Sektor Air Limbah

a. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu

buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur dan

tempat cuci. Grey water sering mengandung material

organik karena buangan yang berasal dari dapur. Material

organik ini umumnya mudah mengurai secara alamiah

(easily biodegradable) dan dibuang ke drainase tersier.

b. Black water adalah limbah yang dihasilkan dari WC (Water

Closet) sebagai pembuangan (user-interface). Dalam

rumah tangga miskin, limbah ini sering dibuang saja ke

cubluk atau sebagian kecil ke septic tank. Black water

terdiri dari:

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 5

Page 6: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

Urine adalah air kencing murni yang tidak tercampur

tinja atau air;

Tinja tanpa urine dan air pembersih;

Air pembersih anus air hasil bersih tubuh setelah buang

air besar dan/atau air kecil. Ini hanyalah air yang

dihasilkan oleh pengguna untuk membersihkan anus

dan tidak termasuk materi kering seperti kertas

toilet/tisu, dan lain-lain.

Materi pembersih dan materi lainnya dapat berupa

kertas toilet, kain lap, batu dan atau materi kering

lainnya yang dipakai untuk membersihkan anus

(sebagai pengganti air). Sesuai kategori sistemnya,

materi pembersih kering mungkin dibuang ke kloset

atau dikumpulkan secara terpisah.

Air guyur adalah air yang dipakai untuk menggelontor

kotoran manusia dari jamban (user interface). Air

tawar, air hujan, air limbah rumah tangga yang di daur

ulang, atau kombinasi ketiganya bisa dipakai sebagai

sumber air guyur.

c. Penanganan air limbah rumah tangga yaitu pengolahan air

limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem:

Pengolahan limbah On Site menggunakan sistem tangki

septik atau cubluk dengan peresapan ke tanah dalam

limbah rumah tangga.

Pengolahan adalah pengolahan limbah rumah tangga

yang dilakukan secara terpusat atau pun komunal.

B. Sub-sektor Persampahan

Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu

penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik

yang berasal dari rumah tangga, pasar, rumah makan dan

lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 6

Page 7: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

depot ke Tempat Pemprosesan Akhir (TPA). Produk sisa

sampah rumah tangga bisa diperkirakan sebagai berikut (SNI

3242:2008):

Rumah permanen (per orang/hari):2,5L

Rumah semi permanen (perorang/hari):2,25L

Rumah non permanen (perorang/hari):2,0L

C. Sub-sektor Drainase

a. Penanganan drainase lingkungan adalah memfungsikan

saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan

memutuskan air permukaan. Padahal pada

kenyataannya, sistem drainase tersier sangat

mempengaruhi pelayanan perbaikan sanitasi. Hal ini

terjadi karena drainase tersier punya fungsi ganda, yaitu

sebagai tempat pembuangan dan pengaliran grey water

dan bahkan black water sepanjang tahun dan sebagai

penyaluran air hujan/limpasan saat musim hujan tiba.

b. Penyediaan air bersih adalah upaya Pemerintah

Kabupaten Murung Raya untuk menyediakan air bersih

bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun

non PDAM yang bersumber dari air sumur.

D. PHBS (Promosi Hidup Bersih dan Sehat)

Merupakan aspek non teknis dari sanitasi meliputi

promosi kesehatan, perubahan perilaku dan sanitasi di

rumah tangga (5 pilar STBM).

1.2.3Visi dan Misi Kabupaten Murung Raya

Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Murung Raya, adalah:“Terwujudnya Masyarakat

Sejahtera yang Mandiri dan Bermartabat Berbasis

Pembangunan Perdesaaan Menuju Murung Raya Emas

Tahun 2030”.

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 7

Page 8: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

Penjabaran dari visi tersebut adalah sebagai berikut:

Visi ViVisi di atas akan dicapai melalui 7 (Tujuh) Misi, yang

disusun menurut prioritas sebagai berikut:

(1) Meningkatkan dan memantapkan akses pendidikan

bermutu. Hal ini untuk menciptakan masyarakat

Kabupaten Murung Raya yang mempunyai kesempatan

yang sama untuk menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi.

(2) Meningkatkan dan memantapkan akses dan kualitas

pelayanan kesehatan. Hal ini untuk menciptakan

masyarakat yang sehat dan produktif.

(3) Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang

merata mulai dari desa. Hal ini untuk meningkatkan

aksesibilitas di seluruh wilayah Kabupaten Murung Raya,

sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

(4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan

berbasis agro ekonomi, UMKM dan pengusahaan

potensi SDA. Hal ini agar seluruh masyarakat dapat

berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan ekonomi

secara adil dan merata.

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 8

Masyarakat

sejahtera

yang Mandiri

: adalah kondisi masyarakat Kabupaten

Murung Raya yang secara lahir dan batin

mendapatkan rasa aman dan makmur dalam

menjalani kehidupan secara Mandiri.

Bermartabat : Adalah kondisi masyarakat yang mempunyai

harkat yang baik dan berbudi pekerti yang

luhur.

Pembanguna

n Perdesaan

: Adalah proses dimana masyarakat

perdesaan memanfaatkan potensi perdesaan

untuk meningkatkan taraf hidup.

Page 9: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

(5) Meningkatkan tata kelola yang baik (good

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

government). Hal ini untuk menciptakan tata

pemerintahan yang transparan, akuntabel, bebas

penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, efektif dan

efisien sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

dan kehidupan yang lebih baik.

(6) Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan

tata ruang wilayah. Hal ini untuk menciptakan kepastian

berusaha sehingga akan tercapai pembangunan yang

berkelanjutan.

(7) Meningkatkan kesadaran hukum, kerukunan

beragama, kehidupan sosial budaya dan politik yang

demokratis berbasis kearifan lokal. Hal ini untuk

menciptakan masyarakat Kabupaten Murung Raya yang

berdisiplin, taat hukum, aman, saling menghargai,

demokratris toleransi dan penghargaan terhadap budaya

lokal.

1.3.MAKSUD DAN TUJUAN

Dalam Kebijakan Nasional upaya penanganan sanitasi dengan

melaksanakan kegiatan program percepatan pembangunan sanitasi

permukiman, yang mana dalam menyusun diperlukan prioritas untuk

penanganan, peningkatan pelayanan sanitasi tersebut hingga

informasi tersebut dapat menghasilkan pemetaan kondisi sanitasi

permukiman yang baik, dan hal tersebut juga akan di sampaikan

dalam Buku Putih Sanitasi.

Adapun maksud penyusunan Buku Putih Sanitasi untuk Kabupaten

Murung Raya ini adalah untuk menyediakan dan mempersiapkan dasar

– dasar yang menjadi acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan

sanitasi yang lebih terintegrasi sebagai panduan dalam kebijakan

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 9

Page 10: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

daerah untuk kegiatan pengelolaan sanitasi, serta rencana tindak

anggaran perbaikan dan peningkatan sanitasi. Jelasnya akan disusun

secara rinci mengenai tujuan penyusunan Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Murung Raya yaitu sebagai berikut :

1. Mempersiapkan data exsisting dan mengolah data tersebut

sebagai bahan sanitasi yang meliputi limbah domastik, drainase

lingkungan, persampahan, PHBS, air bersih serta limbah medis

yang ada di sarana medis setempat yang kedepannya dijadikan

prioritas pembangunan sanitasi.

2. Menyusun pedoman pelaksanaan untuk menyediakan

pengembangan sanitasi Kabupaten Murung Raya sehingga sasaran

pengembangan maupun pembangunan sanitasi tepat guna di

lingkungan masyarakat.

3. Menyusun pedoman pelaksanaan untuk menyediakan acuan

strategis sanitasi kota/kabupaten karena menjadi tolak ukur dan

dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK).

4. Dijadikan sebagai bahan rekomendasi bagi perencanaan

pembangunan daerah khususnya bidang air limbah domestik.

5. Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan

investasi di bidang sanitasi.

6. Dimanfaatkan sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana

target pencapaian pembangunan di bidang sanitasi dikembangkan.

7. Sebagai perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan

berkelanjutan untuk mencapai target pembangunan sanitasi

universal access pada Tahun 2015-2019.

8. Sebagai wadah untuk memberikan informasi bagi seluruh pihak

yang berkepentingan dalam upaya agar terciptanya sinergi dalam

menjalankan peran pembangunan sanitasi ke depan.

9. Dapat memberikan bahan yang mendasar bagi penetapan

kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 10

Page 11: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

datang sehingga lebih terencana dalam penyusunan Strategi

Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

10. Dasar Penerapan Penyusunan Stragei Sanitasi Kabupaten/Kota

(SSK).

1.4.Motodelogi

1.4.1. Metode Penyusuan Buku Putih Sanitasi ( BPS )

Dalam metodologi ada beberapa hal yang terkait akan

disampaikan baik penyusunan metode penyusunan BPS (Buku

Putih Sanitasi) itu sendiri yang nantinya pengumpulan data primer

dan data sekunder dibedakan atas data sekunder teknis dan non

teknis untuk profil sanitasi yang meliputi atas data sebagai

berikut :

Air limbah domestik;

Persampahan;

Drainase lingkungan, serta;

Adanya data promosi higiene dan sanitasi.

Data sekunder dijadikan sebagai data dasar oleh Pokja Sanitasi

Kabupaten Murung Raya untuk menyusun profil umum wilayah,

serta memetakan profil, dan menganalisis guna penentuan awal

area beresiko Kabupaten Murung Raya.

Adapun sumber data sekunder lainya adalah dokumen

Rancangan RTRW Kabupaten Murung Raya, RJMD Kabupaten

Murung Raya Dalam Angka, RPIJM, dan juga Renstra dan Renja

SKPD, laporan realisasi APBD Kabupaten Murung Raya serta

beberapa dokumen pendukung perencanaan yang berkaitan

dengan Kabupaten Murung Raya baik sektor wilayah lainya.

Data primer diperoleh dari Studi Penilaian Resiko Kesehatan

Lingkungan atau yang dikenal dengan sebutan EHRA

(Environmental Health Risk Assessment) karena data studi EHRA

merupakan studi pendekatan yang menggunakan partisipatif

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 11

Page 12: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

untuk mengetahui sarana sanitasi yang ada dalam tingkat

rumah tangga serta higienitas pada lingkungan di dalam

perilaku masyarakat. Sebagai contoh, kebiasaan masyarakat

untuk mencuci tangan menggunakan sabun atau buang air besar

sembarangan.

Langkah kedepan, studi EHRA sendiri akan di gunakan

sebagai penetapan area beresiko sanitasi yang berdampak

buruk bagi wilayah tertentu yang memerlukan pengembangan

sanitasi Kabupaten Murung Raya.

Sedangkan data primer lainya berupa studi komunikasi dan

pemetaan media, pelaksanaan studi pemberdayaan masyarakat

baik dari sisi Gender dan Kemiskinan dan juga ketersediaanya

wadah untuk layanan sanitasi (Sanitation Supply

Assesment/SSA), Kajian Kelembagaan, Kajian Keuangan dan

Kajian Sanitasi Sekolah.

1.4.2. Kerangka Penyusunan Buku Putih Sanitasi ( BPS )

Dalam kerangka penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS)

merupakan diagram alur proses mulai tahapan awal sampai

dengan tahapan akhir yang menjadi intisari dalam proses

penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Murung Raya yang

disepakati oleh kelompok kerja (Pokja) yang sudah terbentuk.

Kerangka penyusunan tersebut akan dijelaskan melalui

diagram alur proses penyusunan sebagai pegangan dasar dalam

pelaksanaan penyusunan buku putih sanitasi ini untuk lebih jelas

lagi dapat dilihat dalam kerangka Penyusunan Buku Putih

Sanitasi Kabupaten Murung Raya berikut ini.

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 12

Page 13: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

1.5.Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan

Lainya

1.5.1. Dasar Hukum

Dasar hukum yang ada kaitanya dengan dokumen

perencanaan lainya ini adalah salah satu keterkaitan payung

hukum sebagai landasan dasar dalam pelaksanaan

penyusunan buku putih sanitasi karena itu bunyi dari dasar

hukum tersebut itu juga menjadi pondasi yang

menghubungkan dalam pencapaian pelaksanaan sanitasi

permukiman yang bersifat strategis. Adapun dasar hukumnya

adalah sebagai berikut :

Undang-undang

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 13

Bab 3 dan Bab 4 Bab 5Bab 1 dan Bab 2 BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN MURUNG RAYA

PROSES

PRODUK

Masukan untuk

penyusunann dokumen SSK

INTERNALISASI & PENYIAPAN PERSEPSI

Kick Of Meeting Kabupaten Murung Raya

Kesepahaman pentingnya BPS Sepakati Rencana Kerja Pokja Pembagian dan Tanggung

Jawab anggota PokjaFINALISASI BUKU PUTIH

Ringkasan buku putih Advokasi ke SKPD

Terkait Konsultasi publik Finalisasi dan

pengesahan

PENETAPAN AREA BERESIKO SANITASI

Penentuan Awal Area Beresiko

Verifikasi Hasil penetapan awal dengan melakukan kunjungan lapangan

Konsultasi dengan SKPD terkait dan tetapkan area beresiko sanitasi

Penentuan area beresiko PETA AREA BERESIKO

PENILAIAN PROFIL SANITASI

Sistem Sanitasi di Kabupaten Murung Raya

Permasalahan & isu Strategi Indetifikasi program dan

kegiatan pengembangan Sanitasi Yang sedang Berjalan

Pengumpulan Data Primer Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (EHRA), Studi peran serta Swasta dalam penyediaan layanan Sanitasi,konsolidasi data kelembagaan terkait sanitasi, Pemetaan keuangan dan perekonomian Daerah, Kajian Peran serta Masyarakat, Kajian sanitasi sekolah

PENYIAPAN PROFIL WILAYAH

Ruang Lingkup Sanitasi Kick Of Meeting Kabupaten Murung Raya

Penyepakatan cakupan wilayah kajian BPS

Pengumpulan Data Sekunder

Page 14: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan

dan Permukiman;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Kabupaten;

6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air;

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

9. Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah;

12. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah;

13. Undang-undang Nomor 17 tahun 2006, tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

14. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah;

15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 14

Page 15: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

dan Kawasan Permukiman;

17. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten / Kota;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang

Perlindungan Tanaman;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun

2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah tanggal 4 Pebruari 2008;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air

Tanah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 15

Page 16: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang

Bentuk dan Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang

Sungai;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan

Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan

Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

44);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan;

Peraturan Presiden Republik Indonesia

1. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang

Kebijakan Nasional Pengeloaan Sumber Daya Air;

2. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang

Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.

Keputusan Presiden Republik Indonesia

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun

2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun

2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air.

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 16

Page 17: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah

Domestik.

3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 114 Tahun

2003 tentang Penetapan Kelas Air.

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan atau

kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010

tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air.

Keputusan Menteri Kesehatan

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan

Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

288/Menkes/SK/III/2003 Tentang Penyehatan Sarana dan

bangunan umum.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876 Tahun 2001

Tentang Pedoman Teknis ADKL (Analisis Dampak Kesehatan

Lingkungan ).

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang

kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem

Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008

tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 17

Page 18: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola

Sumber Daya Air;

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

1. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No 04 Tahun

2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Provinsi Kalimantan Tengah 2005 s/d 2025

(Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010

Nomor 04, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan

Tengah Nomor 34).

2. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor: 1

Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-

2015;

Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya

1. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 tentang Perubahan

kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Kabupaten Murung Raya;

2. Keputusan Bupati Murung Raya Nomor 188.45/228/2015

tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Permukiman

Kabupaten Murung Raya.

1.5.2. Keterkaitan Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan

Perencanaan Lainya

Ada beberapa hal keterkaitan Buku Putih Sanitasi yang

menjadi acuan dengan dokumen perencanaan lainnya. Salah

satunya adalah dokumen RPJMD Kabupaten Murung Raya

Tahun 2013-2018 terkait muatan sanitasi yang mana dalam

RPJMD sendiri menyebutkan bahwa ada beberapa point yang

menjadi sorotan yaitu sebagai berikut :

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 18

Page 19: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

1. Adanya Kawasan Suaka Alam dengan luas 192,317 ha

yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya, namun

kegiatan pertambangan menyebar kebeberapa kawasan

yang dapat mempengaruhi keberadaan kawasan suaka

alam.

2. Menurunnya kualitas pemukiman (Kawasan Kumuh)

pencemaran lingkungan melalui air, udara dan sampah,

terutama daerah pinggiran sungai;

3. Rendahnya jumlah dan kualitas penduduk yang tersediaa

sehingga pembangunan diwilayahnya belum berkembang.

4. Tingginya kerusakan lingkungan akibat exploitasi sumber

daya alam kurang terkendali (Pertambangan, Kehutanan,

HTI, Permukiman)

5. Alih fungsi guna lahan untuk perkebunan, HTI,

Permukiman dan Pertambangan

6. Sarana dan prasarana wilayah belum menjangkau ke

seluruh Kecamatan yang ada serta kondisinya belum

memadai.

1.5.3. Hubungan Buku Putih Sanitasi Dengan Rancangan

Peraturan Daerah RTRW Kabupaten

Muatan RTRW Kabupaten tentunya menjadi tolak ukur

yang dapat dijadikan dasar sebagai acuan untuk mengetahui

wilayah pengembangan dalam suatu kabupaten. Oleh karena

itu, Kabupaten Murung Raya melakukan langkah dalam

pengembangan wilayah pemukiman perkotaan yang masih

sangat memerlukan program dan pengembangan sanitasi

secara terencana dan tepat sasaran terhadap peruntukannya.

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya

mengambil langkah penetapan Wilayah Pengembangan (WP),

baik sampai dengan Sub Satuan Wilayah Pengembangan

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 19

Page 20: BAB I BPS MURA FINAL.docx

Buku Putih SanitasiKabupaten Murung Raya

2015

(SSWP) maupun dalam berbagai sektor pendukung yang ada

di tiap masing wilayah berdasarkan peruntukanya, karena di

Kabupaten Murung Raya sendiri pemanfaatan wilayah

pengembangan mengandalkan potensi sumber daya alam

sehingga diharapakan pengembangan suatu kabupaten bisa

mengikuti perkembangan potensi alam yang ada menjadi

pengembangan roda perekonomian masyarakat.

Rencana strategis pembangunan daerah Kabupaten

Murung Raya berpijak pada visi, misi Kepala Daerah dan

prioritas pembangunan yang salah satunya mencakup

pembangunan infrastruktur yang merata. Infastruktur yang

dimaksud adalah prasarana perhubungan, pendidikan dan

kesehatan yang meliputi salah satunya adalah sanitasi

wilayah.

Perencanaan pembangunan sanitasi wilayah seperti WC umum dan sarana pengolahan limbah diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat kota maupun desa yang berbasis masyarakat.

Pokja Sanitasi Permukiman Kabupaten Murung Raya Page 20