BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur,...

95
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transcript of BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur,...

Page 1: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

.

2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Page 2: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

i

Tiga belas dari empat belas Indikator Kinerja Utama (IKU) telah melampaui targetnya

merupakan cerminan efektivitas kinerja BPPK yang baik. Namun demikian, masih ada satu

indikator kinerja yang perlu menjadi perhatian.

Capaian IKU BPPK Tahun 2017adalah:

1. Nilai Peningkatan Kompetensi SDM dengan realisasi sebesar 39,58 dari target sebesar

40.

2. Persentase Lulusan Diklat dari Kementerian Keuangan dengan Predikat minimal Baik

dengan realisasi sebesar 97,24% dari target sebesar 90%.

3. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan dengan realisasi sebesar 4,33 dari target sebesar

4,12.

4. Persentase implementasi inisiatif RBTK dengan realisasi sebesar 98% dari target

sebesar 90%.

5. Persentase Program Diklat yang Mendapatkan Nilai Validasi A dengan realisasi

sebesar 100% dari target sebesar 100%.

6. Persentase Jam Pelatihan Pegawai terhadap Jam Kerja Kementerian Keuangan dengan

realisasi sebesar 4,3976% dari target sebesar 4%.

7. Indeks Persepsi Peserta Diklat terhadap Proses Pembelajaran dengan realisasi

sebesar 4,49 dari target sebesar 4.

8. Persentase Program Diklat yang Berkontribusi terhadap Peningkatan Kompetensi

dengan realisasi sebesar 100% sama dengan target yang ditetapkan.

9. Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan dengan

realisasi sebesar 93,14% dari target sebesar 90%.

10. Indeks Tata Kelola Organisasi dengan realisasi sebesar 86,16 dari target sebesar 75.

11. Persentase Implementasi Sertifikasi di Bidang Keuangan Negara dengan realisasi

sebesar 100% sama dengan target yang ditetapkan.

12. Tingkat Downtime Sistem TIK dengan realisasi sebesar 0% atau lebih baik dari target

yang ditetapkan sebesar 1%.

13. Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I dengan realisasi sebesar 88, dari

target sebesar 80.

14. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dengan realisasi sebesar 103,25%, dari

target sebesar 95%.

Page 3: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

ii

Untuk mewujudkan strategi dan kebijakan pada periode Tahun Anggaran 2017 ini,

BPPK memiliki 1 program dan 9 kegiatan dengan Pagu Anggaran sebesar

Rp729.554.964.000 atau lebih besar dibanding tahun sebelumnya sebesar

Rp637.627.262.000 (setelah dikurangi self blocking). Realisasi Belanja Negara sampai

dengan akhir Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp650.125.131.340 atau mencapai

89,11%. Selanjutnya, berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor: 25/MK.1/2017

penyerapan anggaran atas pagu neto di BPPK adalah sebesar 98,54% dengan capaian

keluaran riil sebesar 99,82 % dan efisiensi sebesar 106,79%, sehingga realisasi IKU

Kualitas Pelaksanaan Anggaran adalah 103,25%.

Tabel 0.1

Rincian Belanja Berdasarkan Jenis Kegiatan TA 2017

Pagu Realisasi Capaian %

015.11.04Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bidang Keuangan

Negara 729,554,964,000 650,125,131,340 89.11

1731Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Pendidikan Dan

Pelatihan Keuangan Negara Di Daerah135,460,600,000 125,661,224,656 92.77

1732Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis Dan

Fungsional Di Bidang Anggaran Dan Perbendaharaan32,971,545,000 31,222,873,188 94.70

1733Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis Dan

Fungsional Di Bidang Kepabeanan Dan Cukai27,703,326,000 26,038,062,319 93.99

1734Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis Dan

Fungsional Di Bidang Kekayaan Negara Dan Perimbangan Keuangan19,142,302,000 17,393,033,189 90.86

1735

Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis Dan

Fungsional Di Bidang Selain Anggaran, Perbendaharaan,

Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara Dan

Perimbangan Keuangan

24,203,960,000 23,516,431,556 97.16

1736Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis Dan

Fungsional Di Bidang Perpajakan70,680,158,000 66,775,822,510 94.48

1737

Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Diklat

Kepemimpinan Dan Manajemen Serta Pendidikan Pascasarjana

Bagi Pegawai Departemen Keuangan

189,837,142,000 162,367,870,127 85.53

1738Pengembangan Sdm Melalui Penyelenggaraan Pendidikan

Program Diploma Keuangan136,383,132,000 134,824,317,052 98.86

1739Penyelenggaraan Dukungan Manajemen Dan Dukungan Teknis

Lainnya Bagi Unit Kerja Di Lingkungan Bppk93,172,799,000 62,325,496,743 66.89

Kode Program/KegiatanAnggaran

Sumber : Data Bagian Keuangan;

Dalam kinerja lainnya, BPPK melakukan terobosan penting membangun peran

strategis dalam mengelola keuangan Negara. Pembentukan SDM yang memiliki kualitas

yang handal, akuntabel, dan kompeten serta dapat menyelesaikan tugas dengan efektif

dan efisien dilaksanakan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran yang link and match

dengan tujuan dan kebutuhan organisasi merupakan strategi baru BPPK sebagai

Kemenkeu Corporate University untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 4: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
Page 5: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

iv

Daftar Isi

EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vi

DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................................... vii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Tugas dan Fungsi ................................................................................ 1

C. Struktur Organisasi ............................................................................. 2

D. Sistematika Penyajian ........................................................................ 3

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

A. Pendahuluan ......................................................................................... 4

B. Visi BPPK................................................................................................. 4

C. Misi BPPK ............................................................................................... 4

D. Arah Kebijakan dan Strategi ........................................................... 5

E. Target Kinerja ....................................................................................... 6

F. Penetapan Kinerja ............................................................................... 7

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Renstra ................................................................................... 9

B. Capaian Kinerja .................................................................................. 16

C. Realisiasi Anggaran .......................................................................... 49

D. Kinerja Lainnya ................................................................................... 54

Bab IV Penutup

A. Simpulan............................................................................................... 71

LAMPIRAN

Page 6: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Penetapan Kinerja BPPK Tahun 2017

Lampiran II Pengukuran Kinerja BPPK Tahun 2017

Page 7: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 0.1 Rincian Belanja Berdasarkan Jenis Kegiatan TA 2017 ............................................. ii

Tabel 2.1 Matriks Kinerja Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ............................... 6

Tabel 2.2 Kontrak Kinerja IKU BPPK Tahun 2017 ......................................................................... 8

Tabel 3.1 Capaian Renstra BPPK Tahun 2017 .................................................................................9

Tabel 3.2 Target dan Realisasi serta Capaian IKU BPPK Tahun 2017 ................................. 17

Tabel 3.3 Realisasi Anggaran Kegiatan BPPK Tahun 2017 .................................................... 50

Tabel 3.4 Realisasi Output Kegiatan BPPK Tahun 2017 .......................................................... 52

Page 8: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

vii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Struktur Organisasi BPPK ............................................................................................ 2

Diagram 2.1 Strategy Map BPPK Tahun 2017 ................................................................................ 7

Page 9: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

BAB 1

Page 10: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

1

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) memerlukan pengembangan

dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna,

berhasil, bersih dan bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan asas akuntabilitas sebagai salah satu

asas umum penyelenggaraan negara, yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Asas

akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan

penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat

sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Sebagai perwujudan dari peraturan di atas, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja. Dengan adanya beberapa ketentuan

tersebut, sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate dalam bentuk laporan

kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi dan misi instansi pemerintah akan

dapat diwujudkan. Penyusunan Laporan Kinerja BPPK Tahun 2017 ini dimaksudkan sebagai

perwujudan peran serta BPPK untuk mewujudkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja dalam

pelaksanaan visi dan misi telah ditetapkan. Laporan Kinerja BPPK Tahun 2017 juga dimanfaatkan

sebagai alat untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan kinerja BPPK di periode yang akan datang.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 tanggal 6 Maret

2015 tentang Kementerian Keuangan, BPPK mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan,

pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPK menyelenggarakan fungsi:

a) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan, pelatihan dan sertifikasi

kompetensi di bidang keuangan negara;

b) pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara;

Page 11: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

2

c) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi

kompetensi di bidang keuangan negara;

d) pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan; dan

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

BPPK terdiri dari Sekretariat Badan dan 6 Pusdiklat yaitu Pusdiklat Pengembangan Sumber

Daya Manusia, Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan, Pusdiklat Pajak, Pusdiklat Bea dan Cukai,

Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan, dan Pusdiklat Keuangan Umum serta

Politeknik Keuangan Negara STAN. Untuk penyelenggaraan diklat di daerah, BPPK memiliki unit

pelaksana teknis yaitu 11 Balai Diklat Keuangan (Medan, Pekanbaru, Palembang, Cimahi, Yogyakarta,

Malang, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado) dan 1 Balai Diklat Kepemimpinan

(Magelang). Struktur organisasi BPPK seperti terlihat dalam Diagram 1.1 berikut:

Diagram 1.1

Struktur Organisasi BPPK

Sedangkan Politeknik Keuangan Negara STAN merupakan perguruan tinggi di lingkungan

Kementerian Keuangan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan

melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, seperti halnya diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.01/2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Politeknik Keuangan

Negara STAN.

Page 12: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

3

Sistematika penyajian Laporan Kinerja BPPK Tahun 2017 ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Tugas dan Fungsi

C. Struktur Organisasi

D. Sistematika Penyajian

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

A. Pendahuluan

B. Visi

C. Misi

D. Arah Kebijakan dan Strategi

E. Target Kinerja

F. Penetapan Kinerja

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Renstra

B. Capaian Kinerja

C. Realisasi Anggaran

D. Kinerja Lainnya

Bab IV Penutup

A. Simpulan

Page 13: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

BAB 2

Page 14: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

4

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana

Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019, setiap Unit Eselon I, Eselon II, Instansi Vertikal,

dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Keuangan wajib menyusun Rencana

Strategis (Renstra). Sejalan dengan hal ini, Renstra BPPK tahun 2015-2019 disusun berdasarkan

Renstra Kementerian Keuangan tahun 2015-2019. Pada saat ini, BPPK telah menetapkan rencana

strategis tahun 2015-2019 dengan Surat Keputusan Kepala Badan Nomor KEP-1162/PP/2015

tentang Rencana Strategis BPPK Tahun 2015-2019 yang didalamnya berisi tentang : Visi, Misi, Arah

Kebijakan, dan Strategi serta Target Kinerja BPPK selama periode Tahun 2015-2019.

BPPK telah menetapkan visi tahun 2015-2019, yaitu menjadi lembaga pendidikan dan

pelatihan terkemuka yang menghasilkan pengelola keuangan negara berkelas dunia. Visi ini

menggambarkan BPPK memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya

manusia pengelola keuangan yang handal dan profesional tidak hanya untuk Kementerian

Keuangan namun juga untuk instansi di luar Kementerian Keuangan.

Dalam mewujudkan visi sebagaimana disebutkan di atas, BPPK menetapkan misi sebagai

berikut:

1. Membangun sistem pendidikan dan pelatihan SDM keuangan negara yang terintegrasi dalam

mewujudkan corporate university.

2. Mengelola dan mengembangkan tenaga pengajar pendidikan dan pelatihan SDM keuangan

negara yang berkualitas.

3. Mengembangkan sarana prasarana pembelajaran yang mutakhir dan efektif dalam mendukung

pembelajaran.

4. Mengembangkan teknologi informasi pendidikan dan pelatihan SDM keuangan negara yang

berkualitas.

5. Meningkatkan kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelatihan terbaik.

Page 15: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

5

Arah Kebijakan dan Strategi yang disusun oleh BPPK dilakukan untuk mendukung arah

kebijakan dan strategi Kementerian Keuangan. Dalam mewujudkan visi dan misi yang telah

ditetapkan, BPPK telah menyusun 5 arah kebijakan dan 15 strategi untuk mendukung pencapaian

kelima arah kebijakan yang telah ditetapkan.

1. Strategi untuk mewujudkan organisasi yang fit for purpose untuk mengembangkan corporate

university di Kementerian Keuangan adalah:

a. Penataan Organisasi BPPK dengan penguatan fungsi perencanaan, pengembangan, dan

evaluasi diklat.

b. Peningkatan kapasitas Pusdiklat, Balai Diklat Keuangan, dan Balai Diklat Kepemimpinan.

2. Strategi untuk mewujudkan SDM Kementerian Keuangan yang memiliki kompetensi tinggi untuk

menjadi SDM yang kompetitif adalah:

a. Penyelenggaraan diklat yang berkualitas tinggi dan dengan kuantitas yang mampu

memenuhi pemerataan kebutuhan diklat bagi semua pegawai serta menjadi prioritas dalam

mendukung nawa cita.

b. Pengembangan kerangka kerja dan sistem organisasi pembelajaran di lingkungan

Kementerian Keuangan yang memiliki keterkaitan (link and match) antara diklat yang

diselenggarakan dan kebutuhan kompetensi untuk mendukung pencapaian tujuan strategis

Kementerian Keuangan.

c. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tinggi di Politeknik Keuangan Negara-STAN.

3. Strategi untuk mewujudkan pendidikan dan pelatihan yang fleksibel memenuhi kebutuhan unit

pengguna adalah:

a. Peningkatan kapasitas SDM BPPK yang dapat mengantisipasi kebutuhan kompetensi SDM

Kementerian Keuangan di masa depan.

b. Pengembangan kerja sama diklat yang mendukung pengembangan SDM keuangan negara

yang menjadi prioritas.

c. Pengembangan desain program yang tepat melalui konversi data IKD yang akurat.

d. Pengembangan manajemen pengetahuan untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang

diarahkan untuk menjadi bagian utama dalam pengembangan sistem manajemen

pengetahuan Kementerian Keuangan.

4. Strategi untuk mewujudkan layanan keahlian di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM

adalah:

a. Pengadaan tenaga pengajar sesuai dengan kebutuhan jumlah dan kompetensi.

b. Peningkatan kapasitas widyaiswara sesuai dengan kompetensinya agar dapat menjadi

Page 16: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

6

spesialis keuangan negara yang mumpuni.

c. Pengembangan budaya riset yang berkualitas.

5. Strategi untuk mewujudkan jaminan kualitas output layanan melalui sertifikasi kompetensi

profesi/jabatan dan standardisasi adalah:

a. Penerapan standardisasi layanan yang berlaku di lingkungan BPPK.

b. Pengembangan sistem manajemen mutu untuk seluruh unit di BPPK.

c. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi di lingkup keuangan negara.

Pada tahun 2015-2019, BPPK akan berusaha menjadi mitra strategis bagi unit-unit di

lingkungan Kementerian Keuangan dalam pengembangan SDM keuangan negara. Untuk

melaksanakan kegiatan tersebut BPPK juga didukung oleh pendanaan yang memadai dengan

jumlah yang mengalami kecenderungan meningkat di setiap tahun. Peningkatan jumlah dana

bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas dukungan BPPK dalam memenuhi

kebutuhan unit-unit Kementerian Keuangan, khususnya di bidang pengembangan SDM keuangan

negara. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap kegiatan diukur dengan

menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan yaitu:

a. Nilai peningkatan kompetensi SDM.

b. Persentase jam pelatihan terhadap jam kerja pegawai Kementerian Keuangan

c. Persentase lulusan diklat Kementerian Keuangan dengan predikat minimal baik.

Rincian target kinerja kegiatan BPPK dari Tahun 2015 s.d. 2019 yang tertuang dalam

Renstra BPPK Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Matriks Kinerja Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

NO Indikator

Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

Tahun

2018

Tahun

2019

015.11.04 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bidang Keuangan Negara

Nilai Peningkatan Kompetensi SDM. 22.00 22.00 23.00 23.00 24.00

Persentase Jam Pelatihan Terhadap

Jam Kerja Pegawai Kementerian

Keuangan

3.50 3.75 4.00 4.25 4.50

Persentase Lulusan Diklat Kementerian

Keuangan dengan Predikat Minimal

Baik.

90.00 90.00 90.00 90.00 90.00

Page 17: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

7

Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai

antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah atau tanggung jawab

kepada pihak yang memberikan amanah atau tanggung jawab. Dengan demikian, penetapan kinerja

ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah

dari atasan langsungnya. Penetapan Kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan

diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu periode tertentu dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Penetapan kinerja ini bertujuan untuk

meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur. Manfaat lainnya adalah sebagai

dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Berikut ini

adalah Strategy Map dan IKU BPPK BPPK, berdasarkan kontrak kinerja yang telah ditetapkan dan

ditandatangani oleh Kepala BPPK untuk Tahun 2017:

Diagram 2.1

Strategy Map BPPK Tahun 2017

Page 18: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

8

Tabel 2.2

Kontrak Kinerja IKU BPPK Tahun 2017

Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2017

(2) (3) (4) (5)

Pendidikan dan Pelatihan

Aparatur Kementerian

Keuangan

1 SDM yang Kompetitif 1a-CP Nilai Peningkatan

Kompetensi SDM

40

2 Lulusan Pendidikan dan

Pelatihan Berkualitas

Tinggi Sesuai dengan

Kebutuhan

2a-N Persentase Lulusan

Pendidikan dan Pelatihan

dengan Predikat min. Baik

90%

3 Kepuasan Penggunan

Layanan yang Tinggi

3a-N Indeks Kepuasan Pengguna

Layanan

4,12

(skala 5)

4 Perencanaan dan

Perumusan Kebijakan

yang Berkualitas Tinggi

4a-CP Persentase implementasi

inisiatif RBTK

90%

5 Program yang

Akomodatif

5a-N Persentase Program Diklat

yang Mendapatkan Nilai

Validasi A

100%

5b-N Persentase Jam Pelatihan

Pegawai terhadap Jam

Kerja Kemenkeu

4%

6 Proses Pembelajaran

yang Kreatif dan Efektif

6a-N Indeks Persepsi Peserta

Diklat terhadap Proses

Pembelajaran

4

(skala 5)

7 Evaluasi Kebijakan yang

Komprehensif

7a-N Persentase Program Diklat

yang Berkontribusi

terhadap Peningkatan

Kompetensi

100%

8 SDM yang Kompeten,

Kreatif dan Memiliki

Perilaku yang Tepat

8a-CP Persentase Pejabat yang

telah Memenuhi Standar

Kompetensi Jabatan

90%

9 Organisasi yang

Kondusif

9a-N Indeks Tata Kelola

Organisasi

75

9b-N Persentase Implementasi

Sertifikasi di Bidang

Keuangan Negara

100%

10 Sistem Manajemen

Informasi yang Andal

10a-CP Tingkat Downtime Sistem TIK 1%

10b-N Indeks Implementasi IT

Service Management Tahap I

80

(skala 100)

11 Pengelolaan Anggaran

yang Optimal

11a-CP Persentase Kualitas

Pelaksanaan Anggaran

95%

Sumber: Bagian OTL Sekretariat BPPK

Page 19: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

BAB 3

Page 20: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

9

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap kegiatan diukur dengan

menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan, yaitu Nilai

peningkatan kompetensi SDM, Persentase jam pelatihan terhadap jam kerja pegawai Kementerian

Keuangan, serta Persentase lulusan diklat Kementerian Keuangan dengan predikat minimal baik.

Capaian target kinerja kegiatan BPPK Tahun 2017 dapat tergambarkan dalam target dan

realisasi Renstra BPPK Tahun 2017 berikut:

Tabel 3.1

Capaian Renstra Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

NO Indikator

Target

Tahun 2016

Realisasi

Tahun 2016

Target

Tahun 2017

Realisasi

Tahun

2017

015.11.04 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bidang Keuangan

Negara

Nilai Peningkatan Kompetensi SDM. 23 34,16 40 39,58

Persentase Jam Pelatihan Terhadap Jam

Kerja Pegawai Kementerian Keuangan

2,3735 % 2,5336% 4.% 4,3976%

Persentase Lulusan Diklat Kementerian

Keuangan dengan Predikat Minimal Baik.

90% 94,86% 90% 97,24%

Pada target capaian renstra tabel di atas, terdapat perbedaan target Indikator capaian pada

Nilai Peningkatan Kompetensi SDM yang semula 23 menjadi 40 antara target yang tertuang dalam

Renstra BPPK Tahun 2015-2019 dengan target capaian yang ditetapkan pada periode Tahun 2017.

Hal ini merupakan pembuktian komitmen BPPK dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM. Tentu

saja upaya ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari pimpinan tertinggi Kemeterian Keuangan.

Beberapa hal mengenai Renstra sepanjang tahun 2015 sampai dengan periode ini sebagai

berikut:

Pengembangan program-program diklat yang mengaitkan proses belajar di ruang kelas dan di

tempat kerja. Hal yang telah dilakukan yaitu :

- Pelaksanaan diklat dengan blended learning dan action learning project (piloting 2016;

Implementasi sejak 2017).

- Pedoman Instructional System Design (ISD) telah selesai disusun dan ditetapkan melalui

Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-4/PP/2017 tentang Pedoman Desain Pembelajaran di

Page 21: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

10

Lingkungan Kementerian Keuangan. Pedoman Ini akan menggantikan Pedoman Kurikulum

tahun 2013.

- Pedoman ISD memungkinkan program pembelajaran/pelatihan dilakukan dengan full

classical/blended/fully online.

Pengembangan desain program yang tepat melalui konversi data IKD yang akurat. Hal yang telah

dilakukan yaitu :

- Pedoman AKP telah selesai disusun untuk menggantikan PMK IKD 37/PMK.012/2014 yang

target penetapannya di tahun 2017. RPMK terkait Analisis Kebutuhan Pembelajaran telah

disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui ND-70/PP/2017 tanggal 21 Desember 2017.

Selanjutnya, sampai akhir tahun 2017 masih dalam tahap pembahasan/finalisasi dengan Biro

Organta dan Biro SDM.

- PMK AKP memuat AKP Strategis, AKP Jabatan dan AKP Individual yang mana berbeda dengan

IKD yg hanya menitik beratkan pada satu metode.

- Penyusunan PMK AKP sejalan dengan amanat IS RBTK Milestone 2017.

Pelaksanaan sertifikasi kompetensi di lingkup keuangan negara. Hal yang telah dilakukan yaitu :

- Piloting program sertifikasi kompetensi di KNPK

- BPPK telah mendapat amanat melakukan sertifikasi Jabatan Fungsional Analis Anggaran

efektif implementasi 2018.

Penataan organisasi dengan fokus penguatan fungsi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi

diklat pada Pusdiklat. Pusdiklat akan fokus pada 3 bidang utama yaitu Rencana Pengembangan,

Evaluasi, dan Pengembangan Sertifikasi.

Peningkatan kapasitas Pusdiklat, BDK, dan Balai Diklat Kepemimpinan. Hal yang telah dilakukan

yaitu :

- Pembangunan asrama Pusdiklat Pajak (2017).

- Pembaharuan fisik pendopo (2017) pada BDK Kepeminpinan Magelang.

- Inisiasi AKP di Daerah oleh BDK -counterpart AKP Kemenkeu (2017).

Penyiapan sarana dan prasarana dan fasilitas sesuai standar BPPK, diprioritaskan untuk

Pontianak, Pekanbaru, Denpasar. Hal yang telah dilakukan yaitu :

- Peningkatan sarana dan prasarana Pontianak selesai (2017)

- Sarana dan prasarana BDK Denpasar.

- Sarana dan prasarana BDK Pekanbaru tahapan selesai pematangan lahan (2017)

Membangun sarana dan prasarana yang mengakomodasi konsep green building dan

pengarusutamaan gender, dengan Pembangunan sarana prasarana pendukung PUG seperti

ruang laktasi, daycare.

Page 22: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

11

Penyelenggaraan diklat berkualitas tinggi dengan kuantitas yang mampu memenuhi pemerataan

kebutuhan diklat bagi semua pegawai serta menjadi prioritas dalam mendukung nawacita. Hal

yang dilakukan yaitu :

- Penyempurnaan peraturan pelatihan dengan mendukung platform Pembelajaran Corporate

University dan sesuai dengan PP 11/2017 tentang Manajemen ASN.

- Pedoman ISD memungkinkan BPPK menyusun pelatihan classical dan non classical (e-

learning) 2017.

- Pada tahun 2018, BPPK mendapat amanat utuk melakukan Pelatihan menunjang kebijakan

Dana Desa.

- Telah mengirim pegawai untuk menguasai pembelajaran e-learning ke Auckland 2017.

- Pusdiklat Pajak telah menyelenggarakan program fully e-learning di tahun 2017 untuk 2000

Account Representative (AR). Pusdiklat KU telah menginisiasi pembangunan pelatihan e-

learning full untuk tahun 2018.

Pengembangan kerangka kerja dan system organisasi pembelajaran yang selaras dengan target

kinerja organisasi (link and match). Hal yang dilakukan yaitu :

- Implementasi Strategi Kemenkeu Corporate University (IS RBTK 2017-2018).

- BPPK telah menerima akreditasi dari LAN untuk mengakreditasi program pelatihan di bidang

keuangan negara dari K/L dan Pemda. Telah disusun konsep perubahan format dan

kewenangan penandatanganan sertifikat.

Penyelenggaraan Pendidikan berkualitas tinggi di PKN STAN dengan memroses Akreditasi

program studi di PKN STAN.

Peningkatan kapasitas SDM BPPK dalam mengantisipasi kebutuhan kompetensi SDM Kemenkeu

dengan telah dilaksanakan WiCU 2017 (III Batch).

Pengembangan kerjasama diklat yang mendukung pengembangan SDM keuangan negara yang

menjadi prioritas. Hal yang dilakukan yaitu :

- Menetapkan PER-2/PP/2016 tentang Kerjasama Program Diklat.

- Dilakukan penandatanganan MoU dengan 20 Perguruan Tinggi di Indonesia 2016.

- Telah dilaksanakan Komunikasi Badan Diklat dengan 14 Kementerian Lembaga (2017).

Pengembangan Knowledge Management. Hal yang dilakukan yaitu :

- Telah disusun dan dilaksanakan KLC sebagai platform Knowledge Management Kemenkeu

2017.

- Telah menugaskan tim Knowledge Management yang terdiri dari perwakilan Eselon I untuk

pelatihan Sertifikasi Knowledge Management di Amerika (2017).

- Telah ditetapkan IKU Knowledge Management bagi Widyaiswara dan Dosen 2017.

- Telah disusun kebijakan Knowledge Management Kemenkeu (2017).

Page 23: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

12

Pengadaan tenaga pengajar sesuai jumlah dan kompetensi yang dibutuhkan.

Peningkatan kapasitas widyaiswara sesuai dengan kompetensinya.

Pengembangan budaya riset yang berkualitas dengan kegiatan kajian akademis, Forum Ilmiah

Keuangan Negara, Jurnal BPPK, serta Jurnal di PKN STAN.

Penerapan standardisasi layanan yang berlaku di lingkungan BPPK.

Pengambangan sistem manajemen mutu untuk seluruh unit di BPPK, dengan upaya di tahun

2018 akan disusun pedoman quality assurance sebagai pengganti ISO 9001:2008 yang telah

diterminasi pada tahun 2017.

Sedangkan capaian Inisiatif Strategi (IS) Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan

(RBTK) 2017:

Kemenkeu Corpu Governance,

- telah ditetapkan blueprint Kemenkeu Corpu dalam Keputusan Kepala BPPK nomor KEP-

140/PP/2017 tentang Cetak Biru Kementerian Keuangan Corporate University;

- telah ditetapkan shadow structure sebagai struktur tata kelola Kemenkeu Corpu di tahun

2017 yang melibatkan jajaran pimpinan di BPPK untuk mempercepat implementasi

Kemenkeu Corpu.

Learning Needs Analysis,

- telah didesain metode Analisis Kebutuhan Pembelajaran pola baru untuk memastikan

pembelajaran yang didesain dan disampaikan oleh BPPK link and match dengan target tiap

unit Eselon I di Kementerian Keuangan. Analisis Kebutuhan Pembelajaran pola baru tersebut

dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu:

a. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Strategis,

b. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Jabatan, dan

c. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Insidental.

- AKP pola baru tersebut telah dilaksanakan di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan serta

Pusdiklat Keuangan Umum pada tahun 2017 sebagai piloting identifikasi kebutuhan

pembelajaran untuk tahun 2018.

- RPMK terkait Analisis Kebutuhan Pembelajaran telah disampaikan kepada Menteri Keuangan

melalui ND-70/PP/2017 tanggal 21 Desember 2017 hal Permohonan Penetapan RPMK tentang

Pedoman Analisis Kebutuhan Pembelajaran di lingkungan Kementerian Keuangan.

Learning Design, telah ditetapkan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-4/PP/2017 tanggal 21

Desember 2017 tentang Pedoman Desain Pembelajaran di lingkungan Kementerian Keuangan

sebagai mekanisme yang mengatur penyusunan dan penyempurnaan Instructional System

Design (kurikulum) pembelajaran.

Page 24: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

13

Learning Delivery, telah dilaksanakan:

- Program pelatihan sebanyak 1.626 program dengan total peserta pelatihan sebanyak 58.779

orang,

- 75 Open Night Classes,

- pelatihan dengan melibatkan 636 orang Leader as Teacher,

- pelatihan dengan melibatkan 91 orang Retired Prominent Faculty,

- In House Training untuk kantor-kantor wilayah DJP, DJPB, dan DJKN,

- beberapa seminar dan kuliah umum dengan narasumber Luar Negeri oleh PKN STAN yaitu:

a. Seminar Public Economic dengan mengundang Prof. Mandar Oak dari The University

Adelaide,

b. Workshop Performance Audit for Public Sector dengan mengundang Prof. Gayla Kraetsch

Hartsough dari University of Southern California,

c. FGD Pajak Internasional dengan tema The Impacts of the U.S. Tax Cuts for the Rest of the

World, dengan pembicara Pauline Halchuk dan Bede Moore dari The Treasury Australia,

dan

d. kuliah umum dengan narasumber Prof. Gareth Miles.

Learning Impact Measurement,

- telah ditetapkan Peraturan Kepala BPPK Nomor PER-5/PP/2017 tanggal 22 Desember 2017

hal Pedoman Evaluasi Pembelajaran di Lingkungan Kementerian Keuangan yang mengatur

mekanisme evaluasi pembelajaran yang dihasilkan oleh BPPK untuk level 1 dan 2

(Kirkpatrick);

- telah disusun mekanisme evaluasi pembelajaran level 3 dan 4 (Kirkpatrick) sebagai

penyempurnaan evaluasi pembelajaran di BPPK;

- telah didesain mekanisme penghitungan Competency Gap Index yang akan menjadi salah

satu indikator capaian kinerja BPPK di tahun 2018;

- telah dilaksanakan piloting identifikasi Competency Gap Index sekaligus penyempurnaan

tools yang dibutuhkan pada tanggal 11-13 Desember 2017 dengan mekanisme assessment

terhadap 9 orang pejabat Eselon III dan IV dari Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja serta

Bidang Penyelenggaraan di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPPK. Assessment

dilakukan oleh assessor profesional di lingkungan BPPK yang didampingi oleh Subject Matter

Expert.

Learning Journey,

- telah ditetapkan standar kompetensi teknis di BPPK dalam Keputusan Kepala BPPK nomor

KEP-139/PP/2017 tentang Standar Kompetensi Teknis Manajemen Pelatihan di Lingkungan

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;

- telah disusun learning journey beberapa jabatan di BPPK terkait tugas fungsi (tusi) kediklatan;

Page 25: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

14

- telah diidentifikasi crucial job di Kementerian Keuangan (untuk DJP, DJBC, DJA, DJKN, Itjen, dan

BPPK).

Learning Infrastructure,

- telah ditetapkan Keputusan Kepala BPPK Nomor KEP-148/PP/2017 tanggal 22 Desember 2017

hal Pedoman Standar Ruang Kelas Pintar (smart classroom) di Lingkungan Badan Pendidikan

dan Pelatihan Keuangan;

- telah selesai dilaksanakan pembangunan smart classroom di Pusdiklat KNPK sebagai piloting

di tahun 2017;

- Kemenkeu Learning Center (klc.kemenkeu.go.id.) go live pada tanggal 31 April 2017 sebagai

platform Knowledge Management dan online learning;

- telah diterbitkannya 7 hasil penelitian Dosen PKN STAN, dengan 4 di antaranya diterbitkan

dalam International Journal;

- telah diterbitkannya 6 jurnal PKN STAN;

- telah disusunnya buku Praktik Akuntansi Keuangan Menengah I dan II dan buku Kupas Tuntas

PPh Potput.

Sertifikasi Kompetensi,

- Pusdiklat KNPK telah ditetapkan sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi oleh BNSP pada tanggal

10 Mei 2016;

- Di tahun 2017, dilakukan Focus Group Discussion untuk seluruh assesor kompetensi dan

assessment kompetensi atas 3 orang penilai dari DJP.

Akreditasi pelatihan terkait keuangan negara, BPPK telah menjadi lembaga pengakreditasi

pelatihan di bidang keuangan negara bagi lembaga pelatihan di seluruh Kementerian

Lembaga(K/L) /Pemda berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan sertifikat LAN

Nomor 070/K.1/PDP.09 tanggal 2 Agustus 2017.

Alliance and Partnership,

- telah tergabung dalam Global Council of Corporate Universities per 21 Agustus 2017;

- telah tergabungnya PKN STAN dalam International Network Customs University sebagai

perwakilan Indonesia;

- telah tergabungnya PKN STAN dalam konferensi Kepabeanan Internasional (PICARD) 2017 di

Tunisia;

- telah dilaksanakan komunikasi Badan Pengembangan SDM pertama yang diikuti oleh 14

Kementerian/Lembaga di Indonesia pada tanggal 18 September 2017;

- telah disusunnya naskah akademik oleh PKN STAN terkait:

a. Pengembangan Ekspor Nasional, bekerja sama dengan DJPPR dan LPEI,

b. Tarif PNBP Imigrasi, bekerja sama dengan Dirjen Imigrasi, Kemenkumham;

Page 26: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

15

- telah dilakukannya asistensi dan pengembangan kapasitas aparatur daerah oleh PKN STAN

melalui:

a. asistensi pendirian BUM Desa di Kab. Tangerang Selatan,

b. pengembangan kapasitas perpajakan, kerja sama dengan Pemkot Bogor dan Pemkot

Bandung,

c. pengembangan kapasitas akuntansi keuangan daerah berbasis akrual, kerja sama

dengan Pemprov Sulawesi Utara,

d. pengembangan kapasitas perbendaharaan, kerja sama dengan Pemkot Surabaya,

e. pengembangan kapasitas pengelolaan aset daerah, kerja sama dengan Pemkab. Kuantan

Singingi;

- telah dilaksanakannya kerja sama antara PKN STAN dengan:

a. Charles Sturt University untuk menyusun customs dual degree program,

b. Politeknik Maritim Indonesia untuk menjadi penyelenggara Symposium Internasional

Maritime dan acara pelayaran mahasiswa nusantara dengan menggunakan kapal perang

TNI AL,

c. Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPP) untuk melaksanakan peringatan

Hari Kesaktian Pancasila di PKN STAN dengan pembicara Bapak Yudi Latif;

- telah ditetapkan PKN STAN menjadi Pembina BDS (Business Development Service) dengan

USP(UMKM Sahabat Pajak);

- telah dilaksanakan kerja sama antara Pusdiklat PSDM dengan Australia Award Indonesia

untuk pendanaan beasiswa untuk 20 karyasiswa split site UI-kampus di Australia;

- telah ditetapkannya Pusdiklat KU sebagai unit dengan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi

(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Knowledge Management,

- telah disusun RMPK/RKMK Tata Kelola Knowledge Management di lingkungan Kemenkeu;

- telah disusun/dibentuk dan dipublikasikan:

a. 55 online course keuangan negara,

b. 661 knowledge document,

c. 50 Communities of Practices,

di portal Kemenkeu Learning Center (klc.kemenkeu.go.id);

- konten diisi oleh:

a. Menteri Keuangan d. BKF

b. Pejabat Eselon I e. PKN STAN

c. BPPK f. Peserta Diklat Pim

- analisis atas portal Kemenkeu Learning Center (klc.kemenkeu.go.id):

a. rata-rata 500 visit per hari,

Page 27: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

16

b. Hit tertinggi 1.859 visit dalam 1 hari,

c. Daily Time on Site – 6:20,

d. Daily Page views per Visitor – 4.05;

- pada tanggal 21 Desember 2017, telah di-launching buku oleh Menteri Keuangan dengan

judul sebagai berikut:

a. 2016 Tahun Tidak Biasa: Belajar dari Proses dan Pengelolaan APBN 2016,

b. Sri Mulyani Indrawati: Selintas Pengabdian Sarat Tauladan,

c. 5 Menteri Keuangan Bicara,

d. Mengenal Pokok-Pokok Reformasi Keuangan Negara.

National Events,

- Pusdiklat AP menyelenggarakan seminar nasional mengenai ICOFR dengan mengundang Biro

Keuangan dan Itjen K/L;

- PKN STAN menyelenggarakan Seminar Nasional dan Call For Paper Kebijakan Fiskal Indonesia

dan menjadi delegasi dalam acara call for papers di Universitas Gadjah Mada, Politeknik

Negeri Batam, dan Politeknik Negeri Semarang.

International Events,

- Pusdiklat AP menyelenggarakan shortcourse di LN kerjasama dengan NESSO;

- Pusdiklat BC menjadi tuan rumah pada:

a. The 2nd Joint Customs Middle Management Programme (JCMMP) pada 31 Juli - 3 Agustus

2017 - Peserta dari DJBC, Kastam Diraja Malaysia, Royal Customs and Excise Department

Brunei Darussalam, dan Singapore Customs,

b. The Regional Workshop on Valuation and Post Clearance Audit (PCA) pada 20 - 23

November 2017 - Peserta dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Kamboja,

Vietnam, dan Sekretariat ASEAN.

Salah satu cara untuk mengukur kinerja organisasi guna menggambarkan tugas dan fungsi

organisasi dengan proporsional adalah menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan

alat ukur pencapaian sasaran strategi yang telah ditetapkan suatu organisasi. Pada saat ini, sistem

manajemen IKU di lingkungan Kementerian Keuangan terdiri dari 6 tingkatan. yaitu:

1) Kemenkeu-Wide : Level Kementerian (IKU Menteri Keuangan)

2) Kemenkeu -One : Level Unit eselon I (IKU Pimpinan Unit Eselon I)

3) Kemenkeu -Two : Level Unit eselon II (IKU Pimpinan Unit Eselon II)

4) Kemenkeu -Three : Level Unit eselon III (IKU Pimpinan Unit Eselon III)

5) Kemenkeu -Four : IKU Pimpinan Unit Eselon IV

6) Kemenkeu -Five : IKU Pelaksana, Staf Ahli, Tp, Fungsional, Eselon V

Page 28: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

17

BPPK sebagai unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan berada pada level IKU

Kemenkeu-One. Sebagai bentuk monitoring dari persentase capaian IKU digunakan 3 tingkatan

warna indikator untuk mengklasifikasikan persentase capaian yaitu:

- warna merah untuk capaian di bawah 80

- warna kuning untuk capaian 80≤ x ˂100

- warna hijau untuk capaian 100≤ x ≥120

Periode pengukuran Tahun Anggaran 2017 ini, dari 14 IKU terdapat 13 IKU berstatus hijau,

dan 1 IKU berstatus kuning. Target, realisasi, dan capaian IKU BPPK Tahun 2017 serta realisasi IKU

Tahun 2016, secara rinci disajikan dalam Tabel 3.2:

Tabel 3.2

Target dan Realisasi serta Capaian IKU BPPK

Program Sasaran Strategis IKU Realisasi Target Realisasi

Indeks 2016 2017 2017

1 2 3 4 5 6 7 8

Pendidikan

dan Pelatihan

Aparatur

Kementerian

Keuangan

STAKEHOLDER PERSPECTIVE (25%) 98,96

1

SDM Keuangan

Negara

berkompetensi

Tinggi

1a-CP Nilai Peningkatan

Kompetensi SDM 34,16 40

39,58 98,96

CUSROMER PERSPECTIVE (15%) 106,67

2

Lulusan

Pendidikan dan

Pelatihan

Berkualitas Tinggi

sesuai dengan

Kebutuhan

2a-N

Persentase Lulusan

Diklat dengan

Predikat minimal

Baik

93,09% 90%

97,24% 108,04

3

Kepuasan

Pengguna

Layanan yang

Tinggi

3a-N Indeks Kepuasan

Pengguna Layanan 4,33 4,12

4,33 105,10

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE (30%) 106,67

4

Perencanaan dan

Perumusan

Kebijakan yang

Berkualitas Tinggi

4a-N

Persentase

implementasi

inisiatif RBTK

N/A 90%

98% 108,89

5 Program yang

Akomodatif

5a-N

Persentase Program

Diklat yang

Mendapatkan Nilai

Validasi A

100% 100%

100% 100

5b-N

Persentase Jam

Pelatihan Pegawai

terhadap Jam Kerja

Kemenkeu

2,5336% 4% 4,3976% 109,94

6

Proses

Pembelajaran

yang Kreatif dan

Efektif

6a-N

Indeks Persepsi

Peserta Diklat

terhadap Proses

Pembelajaran

4,36 4

4,49 112,24

7

Evaluasi Kebijakan

yang

Komprehensif

7a-N

Persentase Program

Diklat yang

Berkontribusi

terhadap

Peningkatan

Kompetensi

100% 100%

100% 100

Page 29: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

18

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE (40%) 108,88

8

SDM yang

Kompeten, Kreatif

dan Memiliki

Perilaku yang

Tepat

8a-CP

Persentase Pejabat

yang telah

Memenuhi Standar

Kompetensi Jabatan

93,60% 90%

93,14% 103,49

9

Organisasi yang

Efisien, Efektif dan

Memiliki Budaya

yang Tepat

9a-CP Indeks Tata Kelola

Organisasi N/A 75

86,16 114,87

9b-N

Persentase

Implementasi

Sertifikasi di Bidang

Keuangan Negara

N/A 100%

100% 100

10

Sistem

Manajemen

Informasi yang

Andal

10a-CP Tingkat Downtime

Sistem TIK 0% 1%

0% 120

10b-CP

Indeks Implementasi IT

Service Management

Tahap I

N/A 80

88 110

11

Pengelolaan

Anggaran yang

Optimal dan

Akuntabel

11a-CP Persentase Kualitaas

Pelaksanaan Anggaran 97,16% 95%

103,25% 108,68

Nilai Kinerja Organisasi 105,39

Sumber : LCK BPPK 2017, Bagian OTL Sekretariat Badan

Penjelasan tiap-tiap capaian IKU adalah sebagai berikut:

1. SDM Keuangan Negara berkompetensi tinggi

1a-CP Nilai Peningkatan Kompetensi SDM

IKU Nilai Peningkatan Kompetensi SDM bertujuan untuk mengukur keberhasilan

program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh BPPK untuk meningkatkan

Page 30: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

19

Formula : Rata-rata Nilai Peningkatan Kompetensi SDM seluruh Diklat

kompetensi peserta diklat Kementerian Keuangan. Kompetensi SDM adalah karakteristik

dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap

sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan. IKU ini dimaksudkan untuk mengukur outcome dari

program-program pengembangan SDM melalui diklat yang diselenggarakan BPPK. Selain

itu, IKU ini juga dapat membantu unit-unit pengguna untuk mengetahui peningkatan

kompetensi individual para peserta pendidikan dan pelatihan dari unitnya masing-

masing. Unit penanggung jawab IKU ini adalah seluruh Pusdiklat dengan formula

penghitungan capaian IKU sebagai berikut:

Formula IKU

Nilai peningkatan kompetensi SDM didapatkan dari rerata raw data selisih level

kompetensi akhir dengan level kompetensi awal setiap responden.

Adapun Teknis pengukurannya dilakukan dalam dua fase:

1. Leveling kompetensi awal dengan menggunakan pre-assessment melalui metode

survey 360°. Pegawai yang akan dianalisis adalah pegawai yang memiliki nilai pre-

assessment dibawah 60.

2. Leveling kompetensi akhir, menggunakan metode yang sama. Kegiatan ini secepat-

cepatnya 3 bulan dan selambat-lambatnya 6 bulan setelah peserta kembali bekerja

sesuai dengan kompetensi yang diperoleh dari diklat yang diikuti.

Sampel yang akan digunakan dalam IKU ini adalah diklat-diklat yang memenuhi

syarat sebagai berikut:

- Diutamakan diklat dengan peserta homogen (berasal dari eselon I yang sama);

- Spesifik (peserta sudah berada dalam jabatan);

- Diutamakan bukan merupakan diklat penyegaran maupun diklat lanjutan;

- Diklat yang memiliki tujuan sesuai dengan kriteria C3 pada Taksonomi Bloom

(mampu menerapkan/mengaplikasikan)

Contoh perhitungan per Diklat:

KUESIONER Pre-Assessment Post-Assessment

SKALA 1-10 SKALA 1-10

Variable A (SK/Kompetensi Dasar/Mata Diklat A) Pertanyaan 1 (Perilaku yang diharapkan) 4 6 Pertanyaan 2 (Perilaku yang diharapkan ) 5 7 Pertanyaan 3 (Perilaku yang diharapkan ) 6 7 Pertanyaan 4 (Perilaku yang diharapkan ) 3 6

Rata-rata Variabel A (Rata-rata Pertanyaan 1-4) 4.5 6.5 Variable B (SK/Kompetensi Dasar/Mata Diklat B) Pertanyaan1 (Perilaku yang diharapkan ) 5 7 Pertanyaan 2 (Perilaku yang diharapkan ) 6 8

Rata-rata Variabel B (Rata-rata Pertanyaan 1-2) 5.5 7.5

Page 31: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

20

Variable C (SK/Kompetensi Dasar/Mata DiklatC) Pertanyaan 1 (Perilaku yang diharapkan ) 5 7

Rata-rata Variabel C (Rata-rata Pertanyaan 1) 5 7

Total Nilai Kompetensi SDM (Rata-rata Variabel A+B+C)

5 7

Nilai Pre Assessment 5 Nilai Post Assessment 7 Peningkatan Kompetensi SDM 2 Konversi dari skala 1-10 ke skor 1-100 20

Realisasi Nilai Peningkatan Kompetensi Diklat X Rata-rata [nilai kompetensi

akhir – nilai kompetensi awal]

Jenis diklat yang dievaluasi meliputi Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS),

Diklat Teknis Substansif Dasar (DTSD), Diklat Fungsional (DF), dan Diklat Peningkatan

Kompetensi (DPK). Target pada tahun 2017 sebesar 40 mengalami peningkatan dari

target yang ditentukan tahun 2016 sebesar 23.

Kaitan pencapaian target IKU Nilai Peningkatan Kompetensi SDM Tahun 2017

dengan sasaran dalam Renstra Kementerian Keuangan 2015 – 2019 yaitu mendukung

ketercapaian sasaran strategis SDM Keuangan Negara Berkompetensi Tinggi dalam

menunjang pencapaian tujuh tujuan Kementerian Keuangan, dengan indikator kinerja

dan target yang sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan tersebut.

Dengan tercapainya target Nilai Penilaian Kompetensi SDM maka dapat mengindikasikan

baiknya koordinasi antara BPPK dengan unit Eselon I di Kementerian Keuangan untuk

mewujudkan SDM Kementerian Keuangan yang berintegritas dan berkompetensi tinggi.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

1.a-CP Nilai Peningkatan Kompetensi SDM 34.16 40 39,58 98,96

IKU ini mengukur peningkatan kompetensi alumni pada 23 program diklat yang

diselenggarakan pada tahun 2017. Pengukuran dilakukan dengan metode survei 360°

dengan membandingkan hasil post-assessment dengan pre-assessment. Dari 23 program

diklat tersebut, 13 diantaranya belum mencapai target peningkatan yang optimal.

Unit Program Diklat Peningkatan

Pusdiklat PSDM

1. Diklat Manajemen SDM (PPPK) 48,6

2. Diklat Analisis Bebas Kerja 35,4

Rata-rata 42,00

Pusdiklat Anggaran dan

Perbendaharaan

1. Diklat staf PPK 37,4

2. Diklat bendahara pengeluaran 41,9

3. Diklat PBJ 40,74

Rata-rata 40,01

Pusdiklat Pajak

1. DF Pemeriksa Ahli 35,21

2. DTSS Penelaah Keberatan Dasar 40,53

3. DTSS Forensik Digital Perpajakan Angkatan II 39,78

4. DTSS Operator Console Angkatan III 41,85

Page 32: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

21

Rata-rata 39,34

Pusdiklat BC

1. DTSS Kepala Hanggar Kepabeanan dan Cukai 37,30

2. DTSS Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat dan KITE Angkatan I

40,90

3. DTSS Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat dan KITE Angkatan II

36,90

4. DTSS Pemeriksaan Barang Impor Angkatan I 42,50

5. DTSS Pemeriksaan Barang Impor Angkatan II 43,50

Rata-rata 40,22

Pusdiklat KNPK

1. DTSS Pengurusan Piutang Negara 35,2

2. DTSS Pengawasan dan Pengendalian BMN 34,9

3. DTSS Supervisor TIK DJKN Tingkat Madya 32,8

4. DTSS Penilaian Properti Lanjutan 58,6

Rata-rata 40,38

Pusdiklat Keuangan

Umum

1. Diklat Aksi UKI Akt 12 45,4

2. Diklat Aksi UKI 14 37,28

3. Diklat Adm Jaringan Komputer 37,6

4. Diklat Audit TIK Tk Dasar 25,5

5. Diklat Evaluasi Pasca Diklat 38,5

Rata-rata 37,28

BPPK 39,58

Belum tercapainya target di tahun 2017 diakibatkan karena analisis kebutuhan

diklat di BPPK sebagian besar belum bisa memenuhi kebutuhan dari unit penggunanya

dikarenakan Analisis Kebutuhan Pembelajaran belum memetakan kebutuhan riil

kompetensi untuk meningkatkan kinerja. Hal ini tercermin pada penilaian evaluasi pasca

diklat yang dilakukan oleh pusdiklat ataupun balai diklat belum bisa menggambarkan

dampak peserta mengikuti diklat dengan peningkatan kinerja bagi unit organisasi

peserta.

Oleh karena itu di tahun ini, BPPK melakukan penyempurnaan analisis

kebutuhan diklat melalui kegiatan AKP yaitu Analisis Kebutuhan Pembelajaran. Analisis

Kebutuhan Pembelajaran yang selanjutnya disingkat AKP adalah serangkaian proses

analisis terhadap kesenjangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia dengan program-program Pembelajaran guna

mendukung pencapaian target kinerja organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan

yang dilaksanakan oleh Unit Pengelola dan Unit Pengguna serta berkoordinasi dengan

Sekretariat Jenderal.

Belum terpetakannya kebutuhan riil kompetensi untuk meningkatkan kinerja

pada Analisis Kebutuhan Pembelajaran, berimplikasi pula pada pembelajaran yang belum

optimal memenuhi kebutuhan kompetensi pegawai dalam pencapaian kinerja. Akar

masalahnya adalah belum tepatnya mekanisme link and match antara pelatihan yang

Page 33: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

22

dilaksanakan dengan kebutuhan kompetensi pegawai dalam upaya peningkatan kinerja

organisasi. Hal tersebut ditindaklanjuti oleh BPPK dengan:

- Penyempurnaan proses TNA melalui penyusunan pedoman Analisis Kebutuhan

Pembelajaran (proses legal drafting).

- Penetapan pedoman ISD (Instructional System Design).

- Penyempurnaan pedoman evaluasi.

- Mengimplementasikan AKP pola baru pada rencana aksi di triwulan I Tahun 2018.

Dengan adanya tindak lanjut di atas, diharapkan resources yang digunakan

BPPK dalam proses pelatihan semakin efisien, diharapkan proses pelatihan tidak hanya

menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, harus menerapkan beberapa

kombinasi metode yang tidak hanya menggunakan metode klasikal atau tatap muka.

Metode-metode yang dimaksud adalah sebagai berikut :

- Action Learning : dalam metode ini, pelatihan diharuskan untuk memberikan

kegiatan aktualisasi yang terkait dengan tugas dan fungsi peserta di lingkungan unit

organisasi masing-masing. Rencana aktualisasi inilah yang nantinya akan dipantau dan

dievaluasi dengan tujuan mengimplementasikan kompetensi yang diperolah ketika

pelatihan dengan tanggung jawab kerja peserta pelatihan.

- Blended Learning : metode ini menggabungkan antara metode e-learning dengan

metode klasikal. Dimana ada masa sebelum pelatihan dimulai, peserta diberikan

penugasan dan materi terkait pelatihan dan penugasan dapat diperoleh melalui

media KLC yaitu Kemenkeu Learning Centre. Metode ini dinilai sangat efisien baik

terhadap unit pengguna maupun BPPK karena disatu sisi peserta masih bisa optimal

untuk menggunakan waktu produktifnya di kantor dan di sisi lain peserta juga bisa

menjalankan pelatihan mandiri sebelum kegiatan tatap muka. Di sisi BPPK, metode ini

dapat menghemat anggaran yang akan dikeluarkan sehingga sejalan dengan

kebijakan efisiensi.

- Full E-learning : metode ini merupakan metode belajar jarak jauh dengan tidak

mengakomodir kegiatan tatap muka. Untuk memaksimalkan waktu belajar dan

produktif peserta serta BPPK pun dapat lebih mengefisienkan sumber daya yang

dimilikinya.

Perkembangan IKU Nilai Peningkatan Kompetensi SDM dari tahun ke tahun

2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

22 28,94 23 34,16 40 39,58

Page 34: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

23

Formula =

Jumlah peserta diklat/mahasiswa yang lulus ujian dengan

predikat minimal baik x 100%

Jumlah peserta diklat/mahasiswa yang lulus ujian

2. Lulusan Pendidikan dan Pelatihan Berkualitas Tinggi sesuai dengan Kebutuhan

2a-N Persentase Lulusan Diklat dengan Predikat minimal Baik

Lulusan pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi sesuai kebutuhan adalah

lulusan diklat yang mampu mengaplikasikan dengan baik hasil pembelajaran dalam diklat

sesuai dengan kebutuhan organisasi.

IKU ini bertujuan untuk mengukur kualitas proses pembelajaran selama diklat

yang diselenggarakan oleh BPPK dalam rangka memenuhi kebutuhan pemangku

kepentingan atas SDM yang kompeten. IKU ini bermanfaat memberikan umpan balik

kepada BPPK untuk memperbaiki proses pembelajaran pada setiap lini.

Formula IKU

Peserta diklat yang lulus ujian dengan predikat minimal baik adalah peserta

diklat yang diukur berdasarkan nilai pada evaluasi pertama. Batas minimal baik adalah:

- 76 pada Diklat Prajabatan, Diklat Teknis dan Diklat Fungsional

- 70 pada Diklat Kepemimpinan

- Skor IBT 79 pada program predeparture training

- 3,00 pada Program Diploma.

Untuk pelaksanaan, yang menjadi unit/pihak penanggung jawab adalah

Pusdiklat, PKN STAN, dan BDK. Sedangkan unit/pihak penyedia data yaitu Bidang Evaluasi

dan Pelaporan Kinerja Pusdiklat, Bagian Keuangan dan Umum PKN STAN, dan Seksi

Evaluasi dan Informasi BDK. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta diklat mengacu

pada pedoman nomor PER – 1/PP/2012 tentang Pedoman Evaluasi dan Rekomendasi

Diklat di Lingkungan Kementerian Keuangan.

Page 35: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

24

Pada tahun 2017, dari 24.932 lulusan program diklat dan program diploma yang

diselenggarakan di BPPK, 24.244 (97,24%) diantaranya mendapatkan predikat minimal

baik. Target pada tahun 2017 sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 90%.

Sedangkan, realisasi Tahun Anggaran 2017 sebesar 97,24% sehingga indeks capaiannya

sebesar 108,04 periode ini.

Unit Jumlah Peserta

Target Realisasi Capaian Lulus Ujian Lulus min. Baik

Pusdiklat PSDM 1727 1709 91,5% 98,96% 108,15%

Pusdiklat AP 1.162 1.080 91,5% 92,94% 101,58%

Pusdiklat Pajak 2.745 2.659 91,5% 96,87% 105,87%

Pusdiklat BC 1.555 1.498 91,5% 96,33% 105,28%

Pusdiklat KNPK 1.720 1.645 91,5% 95,64% 104,52%

Pusdiklat KU 2171 2137 91,5% 98,43% 107,58%

PKN-STAN 5.899 5.844 91,5% 99,07% 108,27%

BDK Medan 526 508 88% 96,58% 109,75%

BDK Pekanbaru 1.106 1.043 88% 94,30% 107,16%

BDK Palembang 553 525 88% 94,94% 107,88%

BDK Cimahi 1.149 1.061 88% 92,34% 104,93%

BDK Yogyakarta 809 796 88% 98,39% 111,81%

BDK Malang 1.174 1.164 88% 99,15% 112,67%

BDK Denpasar 632 615 88% 97,31% 110,58%

BDK Pontianak 149 146 88% 97,99% 111,35%

BDK Balikpapan 585 583 88% 99,66% 113,25%

BDK Makassar 826 795 88% 96,25% 109,37%

BDK Manado 444 436 88% 98,20% 111,59%

BPPK 24.932 24.244 90% 97,24% 108,04%

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

2.a-N Persentase Lulusan Diklat dengan

Predikat Minimal Baik

93.09% 90% 97,24% 108,04

IKU Persentase Lulusan Diklat dari Kemenkeu dengan Predikat Minimal Baik

merupakan IKU yang pengukurannya selalu dilaksanakan pada tahun 2011 sampai

dengan tahun ini. Adapun gambaran data target dan realisasi dari tahun ke tahun adalah

sebagai berikut :

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Q1 90% 93,78% 90% 96,49% 90% 96,33% Q2 90% 95,57% 90% 94,20% 90% 94,95% Q3 90% 96,02% 90% 93,82% 90% 96,85% Q4 90% 95,18% 90% 93,09% 90% 97,24%

Tahunan 90% 95,18% 90% 93,09% 90% 97,24%

Page 36: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

25

3. Kepuasan Pengguna Layanan Yang Tinggi

3a-N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan merupakan nilai kepuasan pelanggan atas

layanan unggulan BPPK terhadap pihak eksternal. IKU ini bertujuan untuk mengukur

tingkat kepuasan pengguna layanan terhadap layanan unggulan BPPK. Tahun 2017,

layanan BPPK yang diukur adalah layanan diklat, Penerimaan Mahasiswa Baru PKN STAN

serta Seleksi Pascasarjana. Proses pengukuran IKU ini dilakukan oleh pihak independen

dari luar Kementerian Keuangan yang dikoordinasikan oleh Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan menggambarkan pencapaian sasaran

strategis terhadap kepuasan pengguna layanan yang tinggi yang merupakan kepuasan

pengguna dalam mendapatkan layanan BPPK di bidang pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan keuangan. Kepuasan pengguna layanan diukur berdasarkan hasil survey

pelanggan oleh lembaga independen berdasarkan pemenuhan atas asas

penyelenggaraan pelayanan publik sesuai UU no 25 tahun 2009 tentang pelayanan

publik.

Pada tahun 2017, BPPK mendapatkan nilai 4,33 poin. Sama dengan skor yang

didapat pada tahun sebelumnya. Terdapat beberapa aspek layanan BPPK mengalami

kenaikan dari tahun 2016 ke tahun 2017. Kenaikan tertinggi ada pada aspek layanan no. 6

“Lingkungan Pendukung” dan aspek layanan no. 9 “Pembayaran Biaya Sesuai Ketentuan”

dengan kenaikan sebesar 9 poin. Aspek layanan yang mengalami penurunan terbesar

dari tahun 2016 ke tahun 2017 sekaligus aspek dengan nilai terendah adalah layanan no.

8 “Waktu Penyelesaian Layanan” adalah 4,14 atau turun sebesar 12 poin dari tahun lalu.

Page 37: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

26

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

3a-N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4.33 4.12 4,33 105,10

Target Indeks Kepuasan Pengguna Layanan tahun 2017 adalah sebesar 4,12.

Mengalami peningkatan dari target yang ditentukan tahun 2016 sebesar 4,07. Namun

demikian, realisasi pada Tahun Anggaran 2017 ini sebesar 4,33 atau melebihi target yang

ditentunya sehingga indek capaiannya 105,10 .

Di bawah ini, gambaran target dan realisasinya:

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

4,10 4,02 4,07 4,33 4,12 4,33

4. Perencanaan dan Perumusan Kebijakan yang Berkualitas Tinggi

4a-N Persentase Implementasi Inisiatif RBTK

IKU ini mendorong sasaran strategis dari perencanaan dan perumusan kebijakan

yang berkualitas yang merupakan perencanaan dan perumusan kebijakan pendidikan

dan pelatihan pegawai Kementerian Keuangan untuk meningkatkan kompetensi pegawai

dalam rangka memenuhi kebutuhan kompetensi pegawai yang dipersyaratkan oleh

Kementerian Keuangan.

Hal ini bertujuan mengukur pencapaian target yang tercantum pada milestone

implementasi pengembangan SDM melalui Kementerian Keuangan Corporate University.

Page 38: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

27

Untuk mengimplementasikan inisiatif RBTK, BPPK melakukan kegiatan perbaikan

mekanisme identifikasi kebutuhan diklat (IKD), menyusun instructional system design

(ISD), menyempurnakan evaluasi pembelajaran, menyusun pola pembelajaran atau pola

diklat, membangun knowledge management, membentuk communities of practice (CoP)

dan membangun smart classroom serta menerapkan struktur governance Kemenkeu

Corpu.

Output yang diharapkan dari kegiatan tersebut di periode 2017 dapat

menghasilkan IKD pola baru, kurikulum sesuai ISD, implementasi evaluasi pembelajaran

yang baru, pola pembelajaran BPPK, terbentuknya konten KLC, terwujudnya CoP dan

terbangunnya piloting smart classroom serta tersusunnya RKMK mengenai struktur

governance Kemenkeu Corpu.

Dari hasil pembahasan serta analisa sasaran strategis dalam rangka

perencanaan dan perumusan kebijakan yang berkualitas tinggi yang kemudian

menghasilkan formula kinerja terkait implementasi inisiatif RBTK, BPPK menentukan

langkah-langkah kegiatan terukur yang tersaji dalam gambaran berikut.

Kegiatan Periode Bobot Bobot

Tertimbang

Melakukan perbaikan Mekanisme Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD Penyusunan konsep IKD pola baru Q3 40% 5.00% Pengusulan konsep Peraturan Menteri Keuangan tentang IKD pola baru

Q3 20% 2,50%

Piloting penggunaan konsep IKD pola baru Q4 40% 5.00%

Menyusun Instructional System Design (ISD) Penyusunan ISD Q2 60% 7,50% Penetapan dalam Peraturan Kepala Badan Q2 10% 1,25% Implementasi ISD Q4 30% 3,75%

Menyempurnakan evaluasi pembelajaran Perbaikan mekanisme evaluasi pembelajaran Q3 70% 8,75% Penetapan evaluasi pembelajaran dalam Peraturan Kepala Badan

Q3 10% 1,25%

Implementasi evaluasi pembelajaran Q4 20% 2,50%

Menyusun pola pembelajaran (pola diklat) Penyusunan mekanisme penyusunan pola pembelajaran Q3 40% 5.00% Penetapan mekanisme penyusunan pola pembelajaran dalam Peraturan Kepala Badan

Q3 10% 1,25%

Identifikasi crucial job di BPPK Q3 10% 1,25% Penyusunan pola pembelajaran di BPPK Q4 40% 5.00%

Membangun Knowledge Management Penyusunan blueprint Q1 50% 6,25% Penyusunan dan pengembangan KMS Q4 20% 2,50% Implementasi KM (capture, manage, use) Q4 30% 3,75%

Membentuk Communities of Practice (CoP) identifikasi CoP yang akan dibentuk Q1 20% 2,50% Pembentukan CoP Q4 20% 2,50% Pengelolaan CoP Q4 60% 7,50%

Page 39: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

28

Membangun smart classroom Piloting pembangunan smart classroom Q2 100% 12,50%

Menerapkan struktur governance Kemenkeu Corpu Penyusunan struktur governance Kemenkeu Corpu Q3 80% 10,00% Pengusulan struktur governance Kemenkeu Corpu dalam Keputusan Menteri Keuangan

Q3 20% 2,50%

100,00%

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

4a-N Persentase Implementasi Inisiatif RBTK - 90% 98% 108,89

Pada Tahun 2017, target IKU ini merupakan IKU mandatory, target ditetapkan

pengelola kinerja pusat Kementerian Keuangan sebesar 90 yang berarti pencapaian

target yang tercantum pada milestone implementasi pengembangan SDM melalui

Kementerian Keuangan Corporate University sebesar angka tersebut. Realisasi Tahun

2017 ini sebesar 98% atau lebih besar dari target yang ditentukan 90% sehingga indeks

capaiannya sebesar 108,89.

Pada tahun 2017, dari sebelas kegiatan terdapat satu kegiatan berstatus off-

track. Kegiatan yang berstatus off-track yaitu penyempurnaan mekanisme

penyelenggaraan pembelajaran tahap I. Di samping itu pula, ada dua kegiatan yang

targetnya diundur yaitu:

1. Penyusunan Blueprint Knowledge Management. Penetapan blueprint tersebut

membutuhkan koordinasi yang lebih intensif dengan seluruh stakeholder Kemenkeu

Corpu. Batas waktu perpanjangan penyusunan Blueprint Knowledge Management

hingga Triwulan II tahun 2018.

2. Pedoman Tata Kelola Kemenkeu Corpu dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan.

Penyusunan pedoman ini membutuhkan kejelasan PMK Analisis Kebutuhan

Pembelajaran (AKP). Sementara PMK (AKP) telah selesai disusun dan menunggu

penetapan Menteri Keuangan. Selain itu, pedoman tata kelola Kemenkeu Corpu juga

akan melibatkan seluruh unit Eselon I sehingga perlu dilakukan pembahasan lebih

dalam dengan seluruh unit Eselon I. Perpanjangan waktu pengusulan struktur

governance (tata kelola) Kemenkeu Corpu dalam Keputusan Menteri Keuangan hingga

Triwulan III tahun 2018.

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi - - - - - - - - - - 30% 31,25% - - - - - - - - - - 90% 98%

Page 40: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

29

Formula =

Jumlah program diklat yang mendapat nilai validasiA

x 100% Jumlah program diklat yang divalidasi

5. Program yang Akomodatif

5a-N Persentase Program Diklat yang Mendapatkan Nilai Validasi A

Program diklat yang mendapat nilai validasi minimal A adalah jika nilai tiap

komponen mendapatkan nilai minimal 4, dan tidak ada variabel yang mendapat nilai

kurang dari 3 dan dinyatakan tervalidasi baik sekali.

IKU ini bertujuan untuk mengukur kualitas pelatihan yang diselenggarakan.

Kualitas suatu pelatihan dapat dilihat dari tingkat efektivitas pembelajaran dalam

memenuhi kebutuhan peserta didik dalam menutup kesenjangan kompetensi teknis

tertentu. IKU ini bermanfaat untuk menjadi dasar dalam capacity building bagi SDM

perancang pelatihan maupun dasar perbaikan sistem dan mekanisme perancangan

pelatihan di BPPK.

Program diklat merupakan serangkaian materi, metode dan media yang

dihasilkan dari proses curriculum design yang didasarkan pada hesil training needs

assessment (TNA) yang dilakukan oleh masing-masing unit eselon I. Validasi diklat adalah

pengesahan terhadap kesesuaian antara penyelenggaraan pelatihan dan materi

pelatihan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan diadakannya pelatihan tersebut.

Sedangkan program pelatihan yang divalidasi adalah program pelatihan hasil rancangan

pusdiklat.

Formula untuk mengukur capaian IKU Program diklat yang mendapat nilai

validasi minimal A sebagai berikut:

Formula IKU

Page 41: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

30

Target IKU Program diklat yang mendapat nilai validasi minimal A ditentukan

pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 100%. Pencapaian IKU tersebut mensyaratkan

bahwa seluruh program diklat yang divalidasi selama tahun 2017 harus mendapatkan

nilai validasi A. Target ini sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 100%. Adapun

realisasi Program Diklat yang mendapat nilai Validasi Minimum A, pada tahun 2015 dan

tahun 2016 adalah 100%, sehingga target capaian IKU 100% pada tahun 2017 merupakan

target yang realistis.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

5a-N Persentase Program diklat yang

mendapat nilai validasi minimal A

100% 100% 100% 100

Pada tahun 2017, BPPK melakukan validasi terhadap 41 program diklat, di mana

seluruh program mendapat nilai A sehingga didapat realisasi sebesar 100% dari target

yang ditetapkan sebesar 100%.

Unit Diklat yang Divalidasi

Program yang mendapatkan

nilai A Realisasi Target Capaian

Pusdiklat PSDM 2 2 100% 100% 100%

Pusdiklat AP 12 12 100% 100% 100%

Pusdiklat Pajak 8 8 100% 100% 100%

Pusdiklat BC 3 3 100% 100% 100%

Pusdiklat KNPK 10 10 100% 100% 100%

Pusdiklat KU 6 6 100% 100% 100%

BPPK 41 41 100% 100% 100%

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Q1 - - - - - - Q2 95% 100% 100% 100% 100% 100% Q3 - - - - - - Q4 95% 100% 100% 100% 100% 100%

Tahunan 95% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 42: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

31

Formula = Total Jam Pelatihan yang Diikuti SDM Kemenkeu

x 100% Potential Trainees x Jam Kerja Efektif

5b-N Persentase Jam Pelatihan Pegawai terhadap Jam Kerja Kementerian Keuangan

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat komitmen Kementerian Keuangan

untuk mengembangkan kompetensi SDM-nya melalui pendidikan dan pelatihan. IKU ini

bermanfaat dalam memberikan feedback kepada BPPK dalam memperbaiki proses

perencanaan kegiatan diklat.

Formula untuk mengukur IKU ini adalah sebagai berikut:

Formula IKU

Jam pelatihan adalah seluruh jam pelatihan yang diikuti oleh SDM Kementerian

Keuangan dari diklat yang diselenggarakan oleh BPPK. Jam kerja pegawai adalah jam

kerja pertahun dikalikan dengan jumlah potential trainees pada Kementerian Keuangan

pada tahun anggaran bersangkutan. Jam kerja pegawai Kementerian Keuangan sesuai

dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor 175/KMK.01/2016 tentang Pedoman

Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (workload analysis) di lingkungan Kementerian

Keuangan ditetapkan sebanyak 1.497 jam.

Potential trainees adalah (jumlah pegawai Kementerian Keuangan per Januari

2017 sesuai data Biro SDM) – (jumlah pejabat eselon I dan II) – (pegawai tugas belajar,

diperbantukan/dipekerjakan, cuti diluar tanggungan negara) – (Jumlah pegawai yang akan

pension pada tahun bersangkutan). BPPK memiliki potential trainees pada tahun 2017 ini

adalah sebesar 65.615 pegawai.

Page 43: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

32

Target Persentase Jam Pelatihan Pegawai terhadap Jam Kerja Kementerian

Keuangan (Jamlator) pada tahun 2017 sebesar 4% mengalami kenaikan dibandingkan

dengan target yang ditentukan pada tahun 2016 sebesar 2,3735%. Pada Tahun Anggaran

2016, angka target yang ditentukan cukup rendah karena adanya self blocking Anggaran.

BPPK terpaksa melakukan addendum terhadap kontrak kinerja terkait IKU Jamlator yang

semula sebesar 3,75% menjadi 2,3735%.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

5b-N Persentase Jam Pelatihan Pegawai terhadap Jam

Kerja Kementerian Keuangan

2,5336% 4,000% 4,3976% 109,94

Namun demikian, Periode Tahun Anggaran 2017 BPPK optimis dapat melebihi

target yang ditentukan sebesar 4%. Realisasi Tahun Anggaran 2017 ini sebesar 4,3976%

atau melebihi target sehingga diperoleh angka capaian sebesar 109,94.

Unit Target

(addendum) Realisasi Capaian

Pusdiklat PSDM 1,4099% 1.741.620 1,7731% 125,75%

Pusdiklat AP 0,3210% 345.799 0,3520% 109,67%

Pusdiklat Pajak 1,0100% 1.004.488 1,0226% 101,25%

Pusdiklat BC 0,4349% 467.767 0,4762% 109,50%

Pusdiklat KNPK 0,2213% 235.061 0,2393% 108,13%

Pusdiklat KU 0,5903% 524.811 0,5343% 90,51%

BPPK 4,0000% 4.319.546 4,3976% 109,94%

Tantangan pada periode ini adalah terdapat pergeseran penyelenggaraan

pelatihan dengan prioritas Latsar yang akan berimplikasi pada pencapaian target di

triwulan III penyelenggaraan diklat tidak maksimal. Adanya perubahan kurikulum Latsar

(prajabatan) tersebut, berdampak pada perubahan kebutuhan waktu dan biaya

penyelenggaraan kegiatan yang semula 114 jam pelatihan menjadi 288 jam pelatihan

serta membutuhkan tambahan dana sebesar 15 Milyar. Oleh karena Latsar merupakan

pelatihan mandatory, sehinggga BPPK perlu menyesuaikan distribusi Jam Pelatihan dan

pendanaan. Meskipun demikian, BPPK optimis dan berhasil melampaui target yang

ditetapkan.

Gambaran data target dan realisasi dari tahun ke tahun :

Perkembangan IKU Persentase Jam Pelatihan Pegawai terhadap Jam Kerja Kementerian Keuangan dari tahun ke tahun

2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Q1 0,7252% 0,6379% 0,7394% 0,8131% 0,8157% 0,8584% Q2 1,4570% 1,4847% 1,2416% 0,8034% 0,6501% 0,7688% Q3 0,9590% 1,8939% 0,2195% 0,5940% 1,5874% 1,1538% Q4 0,3588% 1,4832% 0,1790% 0,3231% 0,9468% 1,6739%

Tahunan 3,5000% 5,4997% 2,3735% 2,5336% 4,000% 4,3976%

Page 44: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

33

6. Proses Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif

6a-N Indeks Persepsi Peserta Diklat terhadap Proses Pembelajaran

IKU ini bertujuan untuk mengukur kualitas pelaksanaan diklat berdasarkan

persepsi peserta diklat. Indeks persepsi peserta diklat terhadap proses pembelajaran

merupakan nilai kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan atas kualitas proses

pembelajaran diklat yang diukur dalam skala 1 sampai dengan 5.

Proses pembelajaran yang diukur meliputi persepsi peserta diklat terhadap:

- Pengajar Diklat yang meliputi performa pengajar, bahan ajar, dan metodologi

pembelajaran;

- Kesesuaian terhadap kurikulum;

- Penyelenggaraan diklat (pelayanan panitia);

- Evaluasi diklat (penyelenggaraan ujian);

- Sarana dan Prasarana penyelenggaraan diklat.

Instrumen survei dan metode penghitungan yang digunakan dalam mengukur

persepsi peserta diklat terhadap proses pembelajaran mengacu pada Surat Edaran

Menteri Keuangan Nomor SE-15/MK.12/2014 tentang Mekanisme Evaluasi

Penyelenggaraan dan Pengajar Diklat di Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan.

Ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana penyelenggaraan diklat meliputi

kelengkapan, kebersihan, kenyamanan, dan kemudahan. Dikecualikan dari penghitungan

IKU ini adalah evaluasi sarana prasarana:

- Terhadap diklat yang memiliki tujuan untuk melatih kedisiplinan/orientasi, seperti

Diklat Kesamaptaan.

- Terhadap Sarana dan Prasarana yang bukan dimiliki oleh BPPK.

Page 45: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

34

Formula : Rata-rata indeks persepsi peserta terhadap proses pembelajaran

Formula untuk menghitung IKU Persepsi Peserta Diklat terhadap Proses Pembelajaran

adalah sebagai berikut:

Formula IKU

Data capaian diperoleh dari mengukur persepsi peserta pelatihan dan

mahasiswa program diploma terhadap proses pembelajaran. Unit in Charge untuk IKU ini

adalah seluruh Pusdiklat, Balai Diklat dan PKN STAN. Dari aspek yang diukur mencakup

pengajar, bahan ajar, metode dan sarana prasarana pembelajaran, didapat rata-rata

indeks persepsi peserta sebesar 4,49. Hasil tersebut melampaui target yang ditetapkan

sebesar 4, sehingga diperoleh indeks capaian sebesar 112,24.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

6a-N Indeks Persepsi Peserta Diklat

terhadap Proses Pembelajaran

4,36 4 4,49 112,24

Gambaran data target dan realisasi dari tahun ke tahun :

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi

Q1 4 4,35 4 4,49 Q2 4 4,36 4 4,48 Q3 4 4,35 4 4,47 Q4 4 4,36 4 4,49

Tahunan 4 4,36 4 4,49

Page 46: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

35

7. Evaluasi Kebijakan yang Komprehensif

7a-N Persentase Program Diklat yang Berkontribusi terhadap Peningkatan Kompetensi

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas diklat yang didesain dan

diselenggarakan oleh BPPK untuk meningkatkan kompetensi SDM Kementerian

Keuangan.

Program diklat yang berkontribusi pada peningkatan kompetensi adalah

program diklat untuk Kementerian Keuangan yang dinilai memberikan kontribusi

signifikan terhadap peningkatan kompetensi pegawai setelah mengikuti program diklat di

pusdiklat. Data diperoleh melalui kegiatan evaluasi pascadiklat (epasdik) terhadap

program-program diklat yang dirancang dan diselenggarakan oleh Pusdiklat dan Balai

Diklat.

Program pendidikan dan pelatihan adalah program diklat berbasis kompetensi

yang memiliki kurikulum sesuai dengan tuntutan pemenuhan Standard Kompetensi

Jabatan, baik berupa hard competency maupun soft competency. Program diklat yang

diselenggarakan adalah yang bertujuan untuk Kementerian Keuangan.

Progran diklat yang diukur kontribusinya adalah program diklat tahun berjalan

atau sebelumnya. Apabila jumlah program diklat yang diukur terlalu banyak sehingga

tidak dapat dilakukan pengukuran seluruhnya, akan dilakukan sampling atas program-

program diklat tersebut. Respondennya merupakan alumni diklat, atasan, rekan kerja,

bawahan (jika ada) dengan menggunakan metode survey 360°. Responden yang datanya

digunakan untuk pengukuran kontribusi diklat adalah alumni diklat yang ditempatkan

dalam posisi/jabatan dimana pegawai tersebut dapat menerapkan

ketrampilan/skill/perilaku yang dipelajari.

Pengukuran kompetensi difokuskan pada munculnya perilaku yang sesuai

dengan tujuan kurikulum diklat yang dievaluasi. Perilaku tersebut dapat dirinci ke dalam

bentuk perilaku yang mencerminkan aspek pengetahuan, ketrampilan, dan/atau sikap.

Kontribusi diukur berdasarkan pendapat responden. Dasar suatu diklat dinyatakan

Page 47: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

36

Formula =

Jumlah Program Pendidikan dan Pelatihan yang

Berkontribusi pada Peningkatan Kompetensi x 100%

Jumlah Program Pendidikan dan Pelatihan yang Diukur

Kontribusinya

berkontribusi pada peningkatan kompetensi adalah persentase responden yang

menyatakan minimal setuju 75%.

Formula untuk menghitung IKU Program diklat yang berkontribusi pada

peningkatan kompetensi sebagai berikut:

Formula IKU

Target yang ditentukan Tahun Anggaran 2017 adalah sama dengan tahun

sebelumnya yaitu sebesar 100%. Hal ini berarti jumlah program diklat yang berkontribusi

pada peningkatan kompetensi sama dengan jumlah program diklat yang diukur

kontribusinya. Periode tahun 2017 ini, dari 54 program diklat yang dievaluasi, seluruhnya

dinyatakan berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi atau tercapai 100%.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISA

SI 2017 Capaian

7a-N Persentase Program Diklat yang Berkontribusi

terhadap peningkatan kompetensi

100% 100% 100% 100

Adapun gambaran data target dan realisasi dari tahun 2015 hingga tahun 2017 sebagai

berikut :

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 48: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

37

8. SDM yang Kompeten, Kreatif dan Memiliki Perilaku yang Tepat

8a-CP Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

IKU ini bertujuan untuk mengukur upaya BPPK menempatkan pejabat sesuai

kompetensinya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan diklat dan pencapaian

tujuan organisasi lainnya. IKU ini bermanfaat untuk mengkoordinasikan kebutuhan

pengembangan SDM BPPK dengan Sekretariat Badan melalui penempatan pejabat yang

kompeten. Sasaran IKU ini adalah SDM yang kompeten, kreatif dan memiliki perilaku

yang tepat. SDM yang kompeten, kreatif dan memiliki perilaku yang tepat adalah tenaga

pendidik dan kependidikan BPPK yang memiliki nilai kompetensi sama atau di atas

Standar Kompetensi Jabatan BPPK, baik hard maupun soft competencies, memiliki daya

kreasi yang kontekstual dengan bidang kerja masing-masing, serta memiliki pola pikir,

pola sikap dan pola tindak yang selaras dengan bidang dan unit kerjanya dalam koridor

kode etik pegawai BPPK.

Definisi IKU ini adalah penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan

kompetensinya melalui sistem penempatan yang sesuai standar kompetensi jabatan

(SKJ). SDM yang berkompeten adalah SDM yang memiliki keahlian, ketrampilan, dan

pengetahuan yang cukup yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas organisasi, melalui

penyelenggaraan diklat-diklat yang berbasis kompetensi.

Page 49: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

38

Formula = Jumlah Pejabat yang Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

x 100% Jumlah Pejabat

Formula untuk menghitung IKU ini adalah sebagai berikut:

Formula IKU

Target yang ditentukan Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar 90% atau sama

dengan target tahun sebelumnya. Realisasi pada Tahun Anggaran 2017 ini sebesar

93,14% sehingga capaian IKU ini sebesar 103,49.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISA

SI 2017 Capaian

8a-CP Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi

Standar Kompetensi Jabatan

93.60% 90% 93,14 103,49

Pada tahun 2017, telah dilakukan assessment terhadap seluruh pejabat di

lingkungan BPPK. Dari 175 pejabat tersebut, jumlah pejabat dengan JPM (Job Person

Match)≥72% adalah sebanyak 163 pejabat, dengan rincian sebagai berikut:

Eselon Jumlah Jabatan

Pejabat Capaian (%)

Jumlah Mengikuti assessment Memenuhi SKJ

II 7 7 7 6 85,71%

III 43 43 43 41 95,35%

IV 125 125 125 116 92,80%

Jumlah 175 175 175 163 93,14%

Meskipun BPPK telah melakukan rotasi pejabat dan program pengembangan

kompetensi, namun sampai dengan bulan Desember masih terdapat beberapa pejabat

yang tidak memenuhi SKJ pada jabatan manapun di levelnya. Hal ini dikarenakan

terdapat beberapa pejabat yang masih membutuhkan pengembangan soft competency.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut BPPK melakukan:

- Pengembangan soft competency pada kompetensi yang masih membutuhkan

pengembangan.

- Pemindahan pejabat yang tidak memenuhi SKJ pada jabatan yang memenuhi.

- Di samping itu, BPPK melakukan rencana aksi pada periode selanjutnya:

- Pengembangan soft competency melalui pelatihan

- Re-assessment bagi pejabat yang belum pernah diassessment ulang selama 4 tahun

terakhir dan bagi pejabat dg JPM <72%

- Penyampaian feedback hasil assessment

Page 50: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

39

Indeks Tata Kelola Organisasi = (Indeks Survei Internal x 30%) + (Nilai Eksternal X 70%)

Gambaran data target dan realisasi dari tahun ke tahun :

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Q1 - - - - - - Q2 88% 95,53% 90% 95,73% 90% 93,60% Q3 - - - - - 92,90% Q4 88% 97,74% 90% 93,60% 90% 93,14%

Tahunan 88% 97,74% 90% 93,60% 90% 93,14%

9. Organisasi yang Efisien, Efektif dan Memiliki Budaya yang Tepat

9a-CP Indeks Tata Kelola Organisasi

Tata kelola organisasi merupakan indikator kinerja utama BPPK yang

mendukung pencapaian sasaran strategis terkait organisasi yang kondusif. Maksud dari

organisasi yang kondusif ini adalah organisasi BPPK yang mampu mengelola segenap

sumber daya yang dimiliki secara tepat guna dan berhasil guna serta

menumbuhkembangkan budaya kerja yang kondusif sesuai nilai-nilai Kementerian

Keuangan untuk memastikan seluruh proses bisnis berjalan sesuai rencana.

Formula IKU

Page 51: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

40

Tata kelola organisasi terdiri dari 2 komponen:

1. Survei internal dengan bobot 30% (Indeks Kesehatan Organisasi)

2. Penilaian eksternal dengan bobot 70% yang terdiri dari:

- Nilai pembangunan integritas, Survei oleh Itjen.

- Nilai AKIP unit eselon I oleh Itjen.

Indeks kesehatan organisasi diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan untuk

mengukur tingkat kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan. Pelaksanaan survei ini

didasarkan pada teori kesehatan organisasi Keller dan Price (2011). Kesehatan organisasi

adalah kemampuan organisasi untuk menyelaraskan, mengeksekusi, dan

memperbaharui dirinya lebih cepat dari organisasi lain di bidangnya sehingga dapat

mempertahankan kinerja yang tinggi dalam jangka panjang. Survei ini dilaksanakan oleh

Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organta.

Nilai pembangunan integritas diperoleh dari hasil Penilaian Persepsi Integritas

yang dikembangkan dari Integrity Assessment yang telah dilaksanakan oleh KPK.

1. Tim survei untuk penilaian level unit eselon I adalah tim survei Kementerian Keuangan

yang dikoordinasikan oleh Itjen.

2. Unit yang dijadikan sampel pada masing-masing unit eselon I ditetapkan oleh tim

survei.

3. Responden survei adalah seluruh pegawai di unit sampel (internal), dan sampel

pengguna layanan di masing-masing unit sampel seperti masyarakat, K/L lain, atau

unit eselon I lain di Kementerian Keuangan (eksternal). Penetapan responden

eksternal ditetapkan oleh Tim survei.

4. Metodologi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Survei (responden internal dan eksternal);

- Focus Group Discussion (FGD), FGD per zona wilayah yang ditetapkan tim survei

Kementerian Keuangan.

- Penilaian Lapangan (Observasi, Wawancara, Reviu Dokumen).

Penilaian lapangan dilakukan selama periode survei oleh Unit Kepatuhan

Internal (UKI) masing-masing unit eselon I. Perhitungan capaian IKU ini diukur melalui

hasil pembobotan nilai hasil survei internal dan/atau eksternal yang dapat disesuaikan

dengan hasil pelaksanaan FGD dan Penilaian Lapangan.

Nilai AKIP dinilai berdasarkan 5 komponen yaitu Perencanaan Kinerja,

Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Pencapaian Kinerja. Penilaian

untuk lingkup Kementerian dilakukan oleh KemenPAN-RB. Hasil penilaian yang

digunakan sebagai acuan penghitungan capaian adalah hasil penilaian yang telah dirilis

Page 52: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

41

oleh KemenPAN-RB atau telah disampaikan oleh KemenPAN-RB kepada Kemenkeu pada

tahun berjalan. Sedangkan untuk Unit Eselon I dilakukan penilaian mandiri Kementerian

Keuangan. Hasil penilaian yang digunakan sebagai acuan penghitungan capaian adalah

hasil penilaian yang disampaikan oleh Itjen pada tahun berjalan.

Dalam mengupayakan pencapaian maksimal IKU ini, BPPK melakukan tindakan-

tindakan seperti menggalakkan sosialisasi terhadap pelaksanaan MOFIN 2017, perbaikan

pada LAKIN tahun berjalan dengan pelaksanaan tindak lanjut hasil sebelumnya. Terkait

penilaian hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja BPPK Kementerian Keuangan tahun

2016 yang memperoleh nilai 89,38 (A = Memuaskan) atau menurun 0,91 poin dibanding

perolehan tahun sebelumnya sebesar 90,29 poin. Namun demikian, nilai tersebut masih

diatas target minimal perolehan BPPK yaitu 89,00 poin. Penurunan nilai hasil evaluasi

SAKIP BPPK tahun 2016 ini dipengaruhi oleh perubahan metode pengukuran dari

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.09/2016 menjadi Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 14/KMK.09/2017, yang mana dalam Laporan Kinerja BPPK 2016 ada

beberapa komponen belum mengakomodir dari tiap-tiap aspek penilaian yang terdapat

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 14/KMK.09/2017 yang baru ditetapkan

tanggal 9 Januari 2017 tersebut.

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat tata kelola organisasi baik dari

perspektif internal pegawai BPPK maupun dari perspektif unit aparat pengawas internal

Kementerian Keuangan.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

9a-CP Indeks Tata Kelola Organisasi - 75 86,16 114,87

Unit in Charge untuk IKU ini adalah Sekretariat Badan Pendidikan dan pelatihan

Keuangan yang mendapatkan data dari unit Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal

berupa hasil survey indeks kesehatan organisasi, nilai pembangunan integritas, dan nilai

AKIP unit eselon I. Di Tahun 2017 ini, realisasi IKU ini sebesar 86,16 atau lebih tinggi dari

target 75, sehingga tercapai sebesar 114,87.

Tantangan yang di hadapi BPPK pada periode ini adalah evaluasi SAKIP Tahun

2016 BPPK mendapatkan nilai 89,38 atau turun 0,91 poin dari nilai tahun lalu. Namun

demikian, hasil evaluasi SAKIP tersebut masih di atas target yang di tetapkan. Aspek

dengan penurunan terbesar ada pada pelaporan kinerja. Di samping itu terkait MOFIN,

aspek yang harus diperbaiki di BPPK adalah manajemen konsekuensi (53 poin),

penghargaan dan pengakuan (51 poin), inovasi bottom up (66 poin), kajian kinerja

pegawai (59 poin). Maka dari itu, BPPK berupaya untuk memperbaiki dengan melakukan

Page 53: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

42

perbaikan pada LAKIN tahun berjalan dan sosialisasi pelaksanaan MOFIN 2017 serta

pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Tahun 2016.

Di bawah ini, gambaran target dan realisasinya:

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 75 86,16

9b-N Persentase Implementasi Sertifikasi di Bidang Keuangan Negara

IKU ini bertujuan untuk implementasi dari tusi sertifikasi bidang Keuangan

Negara yang sudah diamanatkan kepada BPPK melalui Perpres 28 Tahun 2015.

Disamping itu, IKU ini merupakan dukungan atas pencapaian sasaran strategis terkait

Organisasi yang kondusif yang memiliki tujuan agar organisasi BPPK mampu mengelola

segenap sumber daya yang dimiliki secara tepat guna dan berhasil guna serta

menumbuhkembangkan budaya kerja yang kondusif sesuai nilai-nilai Kementerian

Keuangan untuk memastikan seluruh proses bisnis berjalan sesuai rencana. Rencana

pelaksanaan pada periode Tahun Anggaran 2017 dan merupakan formula dari IKU ini

antara lain:

1. Pembentukan assessor tahap I Q1

2. Kajian atas blueprint sertifikasi Q2

3. Kajian pembentukan TUK Q3

4. Pembentukan assessor tahap II Q4

12,50%

50,00%

12,50%

25,00%

Page 54: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

43

Sepanjang Tahun 2017, BPPK telah menyelenggarakan diklat assesor kompetensi

dimana 28 orang direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat assesor dari BNSP,

penyusunan kajian cetak biru sertifikasi kompetensi Kementerian Keuangan, serta

penyusunan kajian Tempat Uji Kompetensi (TUK). Sebagai rencana aksi mendatang, BPPK

akan melakukan pembangunan infrastruktur sertifikasi kompetensi keuangan negara.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

9b-N Persentase Implementasi Sertifikasi di Bidang Keuangan Negara

- 100% 100% 100

Target IKU ini pada periode Tahun 2017 adalah sebesar 100%, sedangkan

realisasi untuk IKU ini adalah 100% sehingga indeks capaian sebesar 100.

Di bawah ini, gambaran target dan realisasinya:

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

- - - - 12,5% 12,5% - - - - 62,5% 62,5% - - - - 75% 75% - - - - 100% 100%

10. Sistem Manajemen Informasi yang Andal

10a-CP Tingkat Downtime Sistem TIK

Tingkat downtime sistem TIK merupakan salah satu IKU yang mendukung

tercapainya sasaran strategis sistem manajemen informasi yang andal, yang akan

terwujud dengan adanya pengelolaan layanan TIK yang andal yaitu dengan penyediaan

dan pemenuhan layanan TIK, serta penyelesaian gangguan layanan TIK kepada pengguna

layanan TIK sesuai ketentuan yang disepakati pada katalog layanan TIK, SLA, dan/atau

Business Impact Analysis (BIA).

Page 55: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

44

Formula : Rata-rata downtime sistem

Di Kementerian Keuangan, downtime sistem TIK hanya diukur pada aplikasi yang

berisfat kritikal berdasarkan 4 kriteria, yaitu:

- Potensi kerugian finansial,

- Potensi tuntutan hukum,

- Citra Kemenkeu,

- Jumlah pengguna yang dirugikan.

Formula untuk mengukur IKU ini adalah sebagai berikut:

Formula IKU

Pada tahun 2017, aplikasi yang dimonitoring di BPPK adalah aplikasi pendaftaran

USM PKN STAN. Sepanjang penggunaan layanan aplikasi tersebut pada tanggal 9 s.d. 31

Maret 2017, tidak ditemukan downtime sistem baik dari sisi aplikasi maupun server yang

artinya realisasi capaiannya 0% atau tercapai indek 100 untuk IKU ini.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

10a-CP Tingkat Downtime Sistem TIK 0% 1% 0% 120

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Q1 - - 1% 0% 1% 0% Q2 - - 1% 0% - - Q3 - - 1% - - - Q4 - - 1% - - -

Tahunan - - 1% 0% 1% 0%

10b-CP Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I

Page 56: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

45

IKU ini bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan layanan TIK di Kementerian

Keuangan yang efektif dan efisien. IT Service Management (ITSM) atau Manajemen

Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu metode pengelolaan

layanan TIK yang secara filosofis terpusat pada perspektif pengguna layanan TIK

terhadap proses bisnis organisasi. ITSM bertujuan memastikan layanan TIK dapat

dipenuhi sesuai kebutuhan dan kemampuan organisasi.

Implementasi ITSM tahap I diterjemahkan sebagai ketersediaan Katalog Layanan

TIK (ICT Service Catalog) Kementerian Keuangan bagi pengguna di lingkungan

Kementerian Keuangan dan kajian/konsep kerangka kerja tata kelola ITSM Kementerian

Keuangan. Katalog Layanan TIK adalah basis data atau dokumen terstruktur yang berisi

informasi mengenai semua layanan TIK yang masih aktif, termasuk layanan yang tersedia

untuk penggelaran (deployment).

Implementasi ITSM tahap I dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:

- Penyusunan Katalog Layanan TIK Unit Eselon I.

- Penyusunan Katalog TIK Kementerian Keuangan.

- Penyusunan Kajian/Konsep Kerangka Kerja Tata Kelola ITSM Kementerian Keuangan.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

10b-CP Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I - 80 88 110

Target IKU Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I ini pada periode

Tahun 2017 adalah sebesar 80 (skala 100). Realisasi sampai dengan periode ini adalah

88, sehingga indeks capaian sebesar 110.

Formula untuk menghitung IKU Indeks Implementasi IT Service Management

adalah sebagai berikut:

Indeks Capaian Bobot

s.d. Februari : 120

s.d. Maret : 100

s.d. April : 101

Mei s.d. Juni : 80

s.d. Mei : 120

s.d. Juni : 100

s.d. Juli : 90

Agustus s.d. September : 80

s.d. Agustus : 120

s.d. September : 100

s.d. Oktober : 90

November s.d. Desember : 80

s.d. November : 120

Desember : 100

Persentase Kegiatan

Penyusunan Katalog Layanan TIK Unit Eselon I

Penyusunan Katalog Layanan TIK Kementerian Keuangan

Capaian = Ʃ (Indeks Capaian Kegiatan x Bobot)

1

2

1

Penetapan Katalog Layanan TIK

Kementerian Keuangan2 15%

Penyusunan Katalog Layanan TIK

Kementerian Keuangan25%

Identifikasi Layanan TIK Unit Eselon I

Penyusunan/pemutakhiran Usulan

Katalog Layanan TIK Unit Eselon I

15%

25%

Page 57: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

46

Sedangkan dalam penyusunan katalog layanan TIK Kementerian Keuangan, telah

diselesaikan pada bulan Agustus 2017. BPPK telah pula mengirimkan surat Sekretaris

Badan nomor: S-1170/PP.1/2017 tanggal 29 Agustus 2017 hal penyampaian lembar

pengesahan katalog layanan Kementerian Keuangan Tahun 2017.

Di bawah ini, gambaran target dan realisasinya:

Perkembangan IKU dari tahun ke tahun 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

- - - - 15 15 - - - - 40 40 - - - - 65 70 - - - - 80 88

11. Pengelolaan Anggaran yang Optimal

11a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

Page 58: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

47

% penyerapan anggaran = ( Realisasi penyerapan belanja barang dan belanja modal

x 100% ) Pagu belanja barang dan modal

% efisiensi = ((0,8 + Pagu kontrak – realisasi kontrak

)x 100% ) Pagu kontrak

IKU ini bertujuan untuk mengukur optimalisasi pengelolaan anggaran yang

dimaksudkan agar mendukung pencapaian sasaran strategis pengelolaan anggaran yang

optimal, yaitu pengelolaan keuangan secara tepat yang memenuhi prinsip-prinsip 3E

(Ekonomis, Efisiensi dan Efektivitas) sehingga dapat memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan perkantoran serta mendukung berjalannya

seluruh tata kelola BPPK.

Implementasi pengelolaan anggaran diukur atas tiga komponen, yaitu:

1. Penyerapan anggaran: Komponen ini mengukur kesesuaian realisasi belanja Belanja

Barang dan Belanja Modal yang dilaksanakan dibandingkan pagu Belanja Barang dan

Belanja Modal yang telah ditetapkan di lingkungan Kementerian Keuangan (BA 015).

Belanja pegawai tidak diukur karena penyerapannya relatif mudah tercapai.

Pengukuran penyerapan anggaran mengacu kepada realisasi anggaran non-belanja

pegawai pada Sistem Akuntansi Umum (SAU).

2. Efisiensi : hasil lebih atau hasil sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan

dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah

dicapai (pencapaian output-nya lebih besar atau sama dengan 100%). Apabila

pencapaian output tidak mencapai 100%, maka unsur efisiensi tidak diukur. Hasil

lebih atau sisa dana adalah selisih lebih pagu kontrak dengan realisasi kontrak

dimana selisih lebih pagu dimaksud sudah tidak dialihkan kembali untuk

kegiatan/belanja lainnya.

3. Pencapaian Keluaran: yaitu pencapaian atas barang/jasa yang dihasilkan dari suatu

kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran serta tujuan

program dan kebijakan.

Formula IKU

Unsur-unsur dalam perhitungan IKU ini sebagai berikut:

Persentase penyerapan anggaran adalah perbandingan antara realisasi anggaran

nonbelanja pegawai dengan pagu anggaran non-belanja pegawai.

Persentase Efisiensi adalah perbandingan antara hasil lebih atau sisa dana kontrak

dengan pagu kontrak. Kontrak dalam hal ini mencakup lelang, penunjukan langsung,

dan sayembara/kontes.

Page 59: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

48

% pencapaian keluaran = ( Realisasi keluaran

) x 100% Target keluaran

Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 11,86%) + (% efisiensi x 34,96%)

+ (% pencapaian keluaran x 53,18%)

Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 29,34) + (% pencapaian keluaran x 70,66%)

Persentase Pencapaian Keluaran adalah perbandingan antara realisasi keluaran

terhadap target keluaran sebagaimana terdapat dalam Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) dan DIPA.

Bobot unsur IKU ini adalah :

1. Penyerapan Anggaran: 11.86%.

2. Efisiensi: 34,96%.

3. Pencapaian Keluaran: 53,18%

Namun dalam hal Satuan Kerja tidak memiliki pagu kontrak, bobot unsur IKU adalah :

1. Penyerapan Anggaran: 29,34%

2. Pencapaian Keluaran: 70.66%

Batasan persentase dari unsur IKU ini adalah penyerapan anggarn dan efisiensi

setinggi-tingginya 100% dan pencapaian keluaran setinggi-tingginya 120%. Sementara,

batasan realisasi IKU ini secara keseluruhan adalah setinggi-tingginya 110,64%.

Cakupan anggaran dan kegiatan yang diukur dalam IKU ini adalah anggaran yang

dapat dimanfaatkan oleh satker dalam Tahun Anggaran berjalan, tidak termasuk

anggarna yang terblokir atau dibatasi penggunaannya berdasarkan ketetapan menteri

atau peraturan yang lebih tinggi.

Jenis konsolidasi lokasi yang digunakan:

- penyerapan anggaran menggunakan jenis konsolidasi lokasi raw data,

- perhitungan efisiensi menggunakan jenis konsolidasi lokasi raw data,

- perhitungan capaian keluaran menggunakan jenis konsolidasi lokasi average.

Capaian IKU

NO URAIAN IKU REALISASI

2016

TARGET

2017

REALISASI

2017 Capaian

11a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan

Anggaran

97.16% 95% 103,25% 108,68

Page 60: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

49

Realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran sampai dengan akhir

Tahun Anggaran 2017 ini adalah sebesar 103,25% dari target IKU sebesar 95% sehingga

diperoleh capaian sebesar 108,68.

Pada tahun 2017, penyerapan anggaran atas pagu neto di BPPK adalah sebesar

98,54% dengan capaian keluaran riil sebesar 99,82 % dan efisiensi sebesar 106,79%,

sehingga realisasi IKU Kualitas Pelaksanaan Anggaran adalah 103,25%.

Tantangan yang dirasakan dalam upaya pencapaian IKU Persentasi Kualitas

Pelaksanaan Anggaran adalah perubahan rencana pelaksanaan pengadaan, adanya

pekerjaan yang telah selesai namun belum dibayarkan serta nilai kontrak lebih kecil dari

pagu. Hal ini berimplikasi langsung pada pelaksanaan pekerjaan menjadi mundur dari

jadwal yang telah direncanakan sehingga terjadi pergeseran realisasi pembayaran.

Namun dalam mengantisipasi tantangan tersebut, telah dilakukan tindakan seperti:

- Menyesuaikan spesifikasi barang dan segera dilakukan proses lelang pengadaan

barang dan jasa.

- Mengingatkan rekanan untuk melakukan penagihan dan melengkapi dokumen

tagihan.

- Melakukan koordinasi internal dengan unit dan dengan penyedia agar dapat

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Data target dan realisasi dari tahun ke tahun :

2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Q1 27,24% 14,32% 17,16% 17,51% 15,32% 16,81% Q2 58,26% 41,54% 38,33% 43,46% 40,53% 39,78% Q3 78,41% 52,19% 54,81% 70,54% 74,83% 62,94% Q4 95,00% 96,08% 95,00% 97,16% 95,00% 103,25%

Tahunan 95,00% 96,08% 95,00% 97,16% 95,00% 103,25%

Pagu awal BPPK adalah sebesar Rp 734.157.567.000,00. Selama periode berjalan, BPPK

melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Revisi berasal dari APBN-

P TA 2017 yang mengurangi pagu anggaran BPPK sebesar Rp 4.602.603.000,00 sehingga pagu akhir

BPPK menjadi Rp 729.554.964.000,00 sebagai salah satu kebijakan efisiensi anggaran. Selain itu,

terdapat kebijakan penghematan belanja barang di lingkungan Kementerian Keuangan, diantaranya:

- Perjalanan dinas dan paket meeting

- Honorarium tim pelaksana kegiatan

- Belanja operasional perkantoran

- Belanja jasa

- Belanja pemeliharaan

- Belanja barang operasional dan non operasional lainnya

Page 61: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

50

Berikut adalah anggaran pendapatan dan belanja BPPK pada TA 2017 :

Uraian 2017

Anggaran Anggaran Awal (Rp) Setelah Direvisi (Rp)

Pendapatan

PNBP 19,404,000,000 39,795,132,000

Jumlah Pendapatan 19,404,000,000 39,795,132,000

Belanja

Belanja Pegawai 74,504,490,000 82,314,232,000

Belanja Barang 582,031,139,000 556,867,469,000

Belanja Modal 77,621,938,000 90,373,263,000

Jumlah Belanja 734,157,567,000 729,554,964,000

Kebijakan penghematan ini turut mempengaruhi capaian realisasi anggaran BPPK TA 2017.

Realisasi anggaran terbesar BPPK berasal dari anggaran belanja barang non operasional yang

digunakan untuk menunjang TUSI BPPK, diantaranya : penyelenggaraan diklat, dukungan kediklatan,

penyelenggaraan beasiswa, Program Diploma PKN STAN, Corporate University, kajian akademis,

layanan kesekretariat dan TURT.

Kegiatan belanja modal tahun anggaran 2017 yang cukup signifikan terdapat di beberapa

satuan kerja diantaranya : Sekretariat Badan, PKN STAN, Pusdiklat KNPK, Pusdiklat Pajak, Pusdiklat

Anggaran dan Perbendaharaan, BD Pim Magelang, BDK Balikpapan, BDK Pontianak, dan BDK

Pekanbaru. Belanja modal ini digunakan untuk : kegiatan pembangunan gedung dan bangunan,

renovasi gedung dan bangunan, pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi, pengadaan

peralatan dan fasilitas perkantoran, serta perbaikan jaringan.

Periode Tahun Anggaran Tahun 2017, BPPK mendapat anggaran sebesar

RP729.554.964.000,00 atau lebih besar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp637.627.262.000

(setelah dikurangi self blocking). Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai belanja dan

kegiatan-kegiatan di lingkungan BPPK. Dalam Tabel 3.3 disajikan secara lebih rinci mengenai

realisasi dan capaian anggaran kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPPK periode Tahun

Anggaran 2017.

Tabel 3.3

Realisasi Anggaran Kegiatan BPPK Tahun 2017

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU

ANGGARAN

Th 2016

PAGU

ANGGARAN

Th 2017

REALISASI

TA 2017 %

015.11 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di

Bidang Kementerian Keuangan 637.627.262.000 729.554.964.000 650.125.131.340 89,11 %

1731 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Negara di

Daerah

104.510.440.000 135.460.600.000 125.661.224.656 92,77%

1732 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Anggaran

dan Perbendaharaan

24.839.906.000 32.971.545.000 31.222.873.188 94,70 %

1733 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Kepabeanan

dan Cukai

26.335.407.000 27.703.326.000 26.038.062.319 93,99 %

Page 62: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

51

PROGRAM/KEGIATAN

PAGU

ANGGARAN

Th 2016

PAGU

ANGGARAN

Th 2017

REALISASI

TA 2017 %

1734 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Kekayaan

Negara dan Perimbangan Keuangan

17.909.621.000 19.142.302.000 17.393.033.189 90,86 %

1735 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Selain

Anggaran, Perbendaharaan, Perpajakan,

Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dan

Perimbangan Keuangan

22.169.630.000 24.203.960.000 23.516.431.556 97,16 %

1736 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Perpajakan 104.508.725.000 70.680.158.000 66.775.822.510 94,48 %

1737 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Diklat Kepemimpinan dan Manajemen serta

Pendidikan Pascasarjana Bagi Pegawai

Kementerian Keuangan

181.129.060.000 189.837.142.000 162.367.870.127 85,53 %

1738 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan

Pendidikan Program Diploma Keuangan 112.301.490.000 136.383.132.000 134.824.317.052 98,86 %

1739 Penyelenggaraan Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknis Lainnya Bagi Unit Kerja di

Lingkungan BPPK

43.922.983.000 93.172.799.000 62.325.496.743 66,89 %

Sumber : Data Bagian Keuangan;

Secara umum, realisasi anggaran BPPK dipengaruhi oleh kebijakan efisiensi dan

penghematan yang dilakukan Kementerian Keuangan sehingga terdapat efisiensi anggaran yang

berasal dari kegiatan-kegiatan yang terpengaruh dampak penghematan. Adapun

kendala/permasalahan yang dihadapi antara lain :

Belanja barang :

- Jumlah peserta diklat tidak sesuai dengan yang telah direncanakan;

- Terdapat beberapa kegiatan yang dibatalkan atau ditunda pelaksanaannya baik yang berasal

dari kegiatan kediklatan dan/atau seminar maupun kegiatan non kediklatan;

- Adanya penghematan anggaran untuk beberapa kegiatan;

- Adanya efisiensi dari anggaran kediklatan terutama dari diklat latsar, selain itu juga efisiensi

yang berasal dari sisa hasil lelang pengadaan terkait kediklatan;

- Adanya efisiensi yang berasal dari anggaran kegiatan corporate university.

Belanja modal :

- Sisa hasil lelang pengadaan belanja modal;

- Efisiensi belanja modal.

Realisasi anggaran sudah sesuai dengan rencana penyerapan atau proyeksi anggaran yang

ditetapkan. Adapun sisa anggaran yang tidak terserap berasal dari hasil lelang pengadaan maupun

kegiatan yang telah selesai dilaksanakan dan output kegiatan telah tercapai.

Namun, BPPK telah memitigasi atas kendala dan mengambil langkah-langkah dalam

mengantisipasi pelaksanan anggaran antara lain:

1. Melaksanakan pemantauan realisasi anggaran satuan kerja setiap bulan;

Page 63: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

52

2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi ke seluruh satuan kerja di lingkungan BPPK terkait

pelaksanaan anggaran;

3. Mempercepat proses pelaksanaan kegiatan baik Belanja Barang maupun Belanja Modal, dan

mempercepat proses pembayaran apabila pekerjaan telah selesai;

4. Melakukan revisi anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku; serta

5. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Output BPPK TA 2017 terdiri dari : Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga, Layanan

Kediklatan di daerah, Layanan Kediklatan di Bidang Anggaran dan Perbendaharaan, Layanan

Kediklatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, Layanan Kediklatan di Bidang Kekayaan Negara dan

Perimbangan Keuangan, Layanan Kediklatan di Bidang Keuangan Umum, Layanan Pendidikan

Program Diploma Keuangan, Layanan Internal, Layanan BLU, Laporan Penelitian dan

Pengembangan, Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, serta Layanan Perkantoran.

Semua output pada semua kegiatan terealisasi sesuai dengan target atau 100%, kecuali

untuk output laporan penelitian dan pengembangan pada kegiatan penyelenggaran dukungan

manajemen dan dukungan teknis lainnya di lingkungan BPPK yang diampu oleh Sekretariat Badan

mencapai sebesar 114,3% karena dari target 5 Kajian Akademis dan 2 jurnal yang ditargetkan

terealisasi sebanyak 6 Kajian Akademis dan 2 Jurnal.

Target dan realisasi capaian keluaran (output) serta realisasi biaya kegiatan periode Tahun

Anggaran 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Realisasi Output Kegiatan BPPK Tahun 2017

PROGRAM/KEGIATAN

Output Pembiayaan (Rp) %

Target Realisasi Target Realisasi Pagu

015.11.04 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bidang Kementerian Keuangan 729,554,964,000 650,125,131,340 89,11

1731 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Negara di Daerah 135,460,600,000 125,661,224,656 92.77

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 11 Layanan 11 1,167,134,000 850,724,999 72.89

Layanan Kediklatan di Daerah 77 Layanan 77 76,004,520,000 68,489,601,406 90.11

Layanan Internal (Overhead) 11 Layanan 11 19,408,500,000 18,891,851,860 97.34

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 38,880,446,000 37,429,046,391 96.27

1732 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Anggaran dan Perbendaharaan 32,971,545,000 31,222,873,188 94.70

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 1 Layanan 1 593,140,000 520,620,992 87.77

Layanan Kediklatan di Bidang Anggaran dan Perbendaharaan

5 Layanan 5 15,338,583,000 13,942,599,293 90.90

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 5,731,800,000 5,717,818,313 99.76

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 11,308,022,000 11,041,834,590 97.65

1733 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Kepabeanan dan Cukai 27,703,326,000 26,038,062,319 93.99

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 1 Layanan 1 562,276,000 359,734,608 63.98

Layanan Kediklatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai

12 Layanan 12 13,904,678,000 12,999,622,041 93.49

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 2,782,780,000 2,587,574,180 92.99

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 10,453,592,000 10,091,131,490 96.53

Page 64: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

53

1734 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

19,142,302,000 17,393,033,189 90.86

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 1 Layanan 1 680,800,000 654,467,162 96.13

Layanan Kediklatan di Bidang Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

9 Layanan 9 9,076,116,000 7,586,062,247 83.58

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 1,038,424,000 917,980,171 88.40

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 8,346,962,000 8,234,523,609 98.65

1735

Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Selain Anggaran, Perbendaharaan, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

24,203,960,000 23,516,431,556 97.16

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 1 Layanan 1 154,820,000 142,957,650 92.34

Layanan Kediklatan di Bidang Keuangan Umum

9 Layanan 9 15,123,081,000 14,512,161,713 95.96

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 1,010,342,000 1,010,129,384 99.98

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 7,915,717,000 7,851,182,809 99.18

1736 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Perpajakan 70,680,158,000 66,775,822,510 94.48

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 1 Layanan 1 936,038,000 930,401,798 99.40

Layanan Kediklatan di Bidang Perpajakan 7 Layanan 7 39,371,964,000 36,721,131,541 93.27

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 16,360,042,000 15,820,894,428 96.70

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 14,012,114,000 13,303,394,743 94.94

1737 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Manajemen serta Pendidikan Pascasarjana Bagi Pegawai Kementerian Keuangan

189,837,142,000 162,367,870,127 85.53

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 2 Layanan 2 657,736,000 529,368,389 80.48

Layanan Diklat Kepemimpinan dan Manajemen serta Pasca Sarjana

26 Layanan 26 171,984,253,000 145,491,070,360 84.60

Layanan Internal (Overhead) 2 Layanan 2 2,879,792,000 2,746,357,776 95.37

Layanan Perkantoran 24 Bulan 24 14,315,361,000 13,601,073,602 95.01

1738 Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Pendidikan Program Diploma Keuangan 136,383,132,000 134,824,317,052 98.86

Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga 1 Layanan 1 1,667,101,000 1,656,812,928 99.38

Layanan Pendidikan Program Diploma Keuangan

5 Layanan 5 56,350,937,000 56,003,381,247 99.38

Layaanan BLU 4 Layanan 4 28,547,922,000 28,490,012,012 99.80

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 22,165,475,000 21,630,238,279 97.59

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 27,651,697,000 27,043,872,586 97.80

1739 Penyelenggaraan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Bagi Unit Kerja di Lingkungan BPPK 93,172,799,000 62,325,496,743 66.89

Laporan Penelitian dan Pengembangan 8 Laporan 8 1,192,640,000 474,361,778 39.77

Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 4 Layanan 4 53,220,440,000 26,068,279,103 48.98

Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 1 18,996,108,000 16,294,567,130 85.78

Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 19,763,611,000 19,488,288,732 98.61

Sumber : Data Bagian Keuangan;

Page 65: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

54

1. Informasi Unit Kerja BPPK

Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Pusdiklat

TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN

1 1a-CP Nilai Peningkatan Kompetensi SDM 40 40.01 100.03 40 40.22 100.55 40 40.41 101,03 40 39.34 98.36 40 37.28 93.2

2 2a-CPPersentase Lulusan Diklat Dari Kemenkeu dengan

Predikat Minimal Baik91.50% 92.95% 101.58 91.50% 96.33% 105.28 91.50% 95.64% 104.52 91.50% 96.87% 105.87 91.50% 95.04% 103.87

3 3a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4,35 4.33 99.54 4,35 4.33 99.54 4,35 4.33 99.54 4,35 4.33 99.54 4,35 4.33 99.54

4 4a-CPPersentase Program Diklat yang Mendapatkan

Validasi Minimal A100% 100% 100 100% 100% 100 100% 100% 100 100% 100% 100 100% 100% 100

5 4b-CPPersentase Jam Pelatihan Pegaw ai terhadap Jam

Kerja Kementerian Keuangan0.3210% 0.3520% 109.68 0.4349% 0.4731% 108.78 0.2213% 0.2393% 108.13 1.0100% 1.0226% 101.25

0,5903

%0,5343% 90.51

6 5a-CPIndeks Persepsi Peserta Diklat terhadap Proses

Permbelajaran4,35 4.41 101.38 4,35 4.36 100.23 4,35 4,45 100.3 4,35 4.43 101.59 4,35 4.53 104.14

7 6a-CPPersentase Program Diklat yang Berkontribusi

terhadap Peningkatan Kompetensi100% 100% 100 100% 100% 100 100% 100 100 100% 100% 100 100% 100% 100

8 7a-CPPersentase Pejabat yang telah Memenuhi Standar

Kompetensi Jabatan94% 93.75% 99.73 94% 87.50% 93.09 94% 93.75 99.73 94% 100% 106.38 94% 87.50% 93.09

9 7b-NPersentase Pemenuhan Riset dan Knowledge

Capture100% 106.60% 106.6 100% 100% 100 100% 100% 100 100% 100% 100 100% 100% 100

10 8a-CP Indeks Tata Kelola Organisasi 80 86.16 107.7 80 86.16 107.7 80 86.16 107.7 80 86.16 107.7 80 86.16 107.7

11 8b-N Persentase Implementasi Inisiatif RBTK 92% 100% 108.7 92% 100% 108.7 92% 100% 108.7 92% 100% 108.7 92% 93.33% 101.45

12 9a-NPersentase Pemenuhan Basis data Aplikasi

Semantik100% 82.86% 82.86 100% 90.02% 90.02 100% 88.32% 88.32 100% 90.97% 90.97 100% 96.03% 96.03

13 10a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 96% 102.22% 106.48 96% 102.34% 106.6 96% 103,31% 107.61 96% 102.41% 106.68 96% 100.73% 104.93

N OKOD E

IKUURAIAN IKU

Pusdiklat AP

NKO

Pusdiklat Pajak

100.89

Pusdiklat KU

98.62 100.82

Pusdiklat BC

101.11

Pusdiklat KNPK

101.54

Page 66: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

55

TARGET REALISASI CAPAIAN

1 1.a-N Tingkat Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Badan 84% 92.59% 110.23

2 2.a-CP Persentase Implementasi Inisiatif RBTK 92.00% 98% 106.52

3 3.a-CPPersentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar

Kompetensi Jabatan94% 93.14% 99.09

4 4.a-CP Indeks Tata Kelola Organisasi 80 86.16 107.70

5 4.b-CPPersentase Implementasi Sertifikasi di Bidang Keuangan

Negara100% 100% 100

6 5.a-CP Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I91

(skala

100)

88 96.70

7 6.a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 96% 103.40% 107.71

8 7.a-N Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK dan Hasil

Pengawasan Itjen yang Telah Ditindaklanjuti75% 94.76% 120

9 8.a-CP Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar

Kompetensi Jabatan di Sekretariat Badan94% 90.91% 96.71

10 9.a-N Tingkat Penerapan Pengendalian Intern 2 3 110

11 10.a-N Rata-rata Indeks Ketepatan Waktu Penyediaan Informasi

Publik100 116.36 116.36

12 11.a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Sekretariat Badan 96% 117.90% 120

13 11.b-N Indeks Opini BPK atas LK BA 15 4 4 120

NKO 109.04

N OKOD E

IKUURAIAN IKU

Capaian Kinerja Pusdik.PSDM Capaian Kinerja PKN STAN

TARGET REALISASI CAPAIAN

1 1a-CPNilai Peningkatan Kompetensi

SDM40 42 105

2 2a-CP

Persentase Lulusan Diklat

Dari Kemenkeu dengan

Predikat Minimal Baik

91.50% 98.96% 108.15

3 3.a-CPIndeks Kepuasan Pengguna

Layanan4,35 4.33 99.54

4Indeks Kepuasan Pengguna

Layanan Tes4 4.45 112.5

5 4.a-CP

Persentase Program Diklat

yang Mendapatkan Validasi

Minimal A

100% 100% 100

6 4.b-CP

Persentase Jam Pelatihan

Pegaw ai terhadap Jam Kerja

Kementerian Keuangan

1.4099% 1.7631% 120

7 5.a-CP

Indeks Persepsi Peserta

Diklat terhadap Proses

Permbelajaran

4.35 4.47 102.76

8Indeks Kepuasan Penerima

Beasisw a4 4.23 105.75

9 6.a-CP

Persentase Program Diklat

yang Berkontribusi terhadap

Peningkatan Kompetensi

100% 100% 100

10 7.a-CP

Persentase Pejabat yang

telah Memenuhi Standar

Kompetensi Jabatan

94% 100% 106.38

11 7.b-NPersentase Pemenuhan Riset

dan Know ledge Capture100% 100.00% 100

12 8.b-NPersentase Implementasi

Inisiatif RBTK92% 100.00% 108.7

13 9.a-NPersentase Pemenuhan

Basis data Aplikasi Semantik100% 92.64% 92.64

14 10.a-CPPersentase Kualitas

Pelaksanaan Anggaran96% 105.66% 110.06

NKO 104.95

N OKOD E

IKUURAIAN IKU

Capaian Kinerja Sekretariat Badan

TARGET REALISASI CAPAIAN

1 1.a-CP

Persentase Lulusan

pendidikan dan Pelatihan

dengan Predikat Minimal Baik

91.50% 99.10% 108.31

2 2.a-CP Indeks Kepuasan Pengguna

Layanan4.35 4.33 99.54

3 3.a-N

Tingkat Penyelesaian Struktur

Organisasi dan

Kelengkapannya

100% 100% 100

4 3.b-N

Tingkat Penyelesaian

Pedoman Teknis

Penyelenggaraan

80% 80% 100

5 4.a-CP

Indeks Persepsi Mahasisw a

terhadap Proses

Pembelajaran

4.35 4.4 101.15

6 5.a-N

Jumlah Publikasi Hasil

Penelitian dalam Jurnal Ilmiah

Terakreditasi

4 6 120

7 5.b-N

Jumlah Hasil Penelitian yang

Diadopsi untuk Formulasi,

Implementasi, atau Evaluasi

Sistem/Kebijakan

4 4 100

8 5.c-N Jumlah Program Pengabdian

kepada masyarakat12 28 120

9 6.a-N

Persentase Kesesuaian

Penyelenggaraan Pendidikan

dengan Standar Mutu

Pendidikan Tinggi

80% 84.73% 105.91

10 7.a-CP

Persentase Jumlah Pejabat

PKN STAN yang Memenuhi

Standar Kompetensi Jabatan

94% 100% 106.38

11 7.b-N

Jumlah Buku Hasil

Know ledge Capture

Kementerian Keuangan

2 4 120

12 8.b-N Kinerja sebagai BLU*) A N/A N/A

13 9.a-CP Tingkat Dow ntime Sistem TIK 1.0% 0% 120

14 9.b-N

Persentase Penyelesaian

Blueprint Sistem Informasi

Akademik dan Manajemen

Perguruan Tinggi

100% 100% 100

15 10.a-CP Persentase Kualitas

Pelaksanaan Anggaran95% 100.49% 105.78

NKO 106.52

N OKOD E

IKUURAIAN IKU

Page 67: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

56

Capaian Kinerja Balai Diklat: (Medan, Pekanbaru, Palembang, Cimahi, Yagyakarta,

Malang)

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET

96,58% 94,30% 97,15% 92,34% 98,39% 99,31%

88% 88% 88% 88% 88% 88%

4,33 4,33 4,33 4,33 4,33 4,33

4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35

4,51 4,48 4,51 4,56 4,62 4,55

4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35

100% 85,71% 100% 95,45% 100% 100%

75% 75% 75% 75% 75% 75%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

95% 95% 95% 95% 95% 95%

100% 100% 100% 130% 100% 100%

92% 92% 92% 92% 92% 92%

3 3 2 3 3 3

2 2 2 2 2 2

91,03% 89,54% 97,50% 78,54% 95% 97.83%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

103,61% 103,72% 104% 100,68% 106% 100,71%

96% 96% 96% 96% 96% 96%

106.25NKO 105.25 103.99 105.47 103.61 106.4

104.88 110.42 104.9110 9a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 107.93 108.04 108.33

9 8a-N Pemenuhan Basis Data Aplikasi Semantik 91.03 89.54 97.50 78.54 95 97.83

1108 7b-N Tingkat Penerapan Pengendalian Intern 110 110 100.00 110 110

108.7 108.77 7a-NPersentase Implementasi Inisiatif Reformasi

Birokrasi Transformasi Kelembagaan (RBTK) 109.00 108.70 108.70 120

105.26 105.26 105.266 6a-NTingkat Efektivitas Penegakan Disiplin

Pegawai105.26 105.26 105.26

5 5a-CP

Persentase Program Diklat yang

Berkontribusi terhadap Peningkatan

Kompetensi

100 100 100.00 100 100 100

1204 4a-N

Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK

dan Hasil Pengawasan Itjen yang Telah

Ditindaklanjuti

120 114.28 120.00 120 120

106.21 104.63 3a-CPIndeks Persepsi Peserta Diklat terhadap

Proses Pembelajaran103.68 102.99 103.68

99.54 99.542 2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 99.54 99.54 99.54

1 1a-CPPersentase Lulusan Pendidikan dan

Pelatihan dengan Predikat Minimal Baik109.75 107.16

104.83

99.54

CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN

110.40 104.93 111.81 112.85

BDK

Cimahi

BDK

Yogyakarta

BDK

MalangNO KOD E IKU URAIAN IKU

BDK

Medan

BDK

Pekanbaru

BDK

Palembang

CAPAIAN

Capaian Kinerja Balai Diklat: (Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Manado,

Magelang)

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET

97,31% 97,99% 100% 96,25% 98,20% 100%

88% 88% 88% 88% 88% 91,5%

4,33 4,33 4,33 4,33 4,33 4,33

4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35

4,42 4,50 4,48 4,47 4,62 4,60

4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35

100% 85,71% 100% 100% 90% 100%

75% 75% 75% 75% 75% 75%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 99.71% 96,97% 100% 100%

95% 95% 95% 95% 95% 95%

220% 100% 90% 100% 158% 100%

92% 92% 92% 92% 92% 92%

3 3 3 2 2 3

2 2 2 2 2 2

97,48% 96.25% 93.03% 95,67% 97,89% 92,11%

100% 100% 100% 100% 100% 100%

102,10% 102,50% 103.10% 101,30% 100.79% 101,5%

96% 96% 96% 96% 96% 96%

NKO 105.95 105.26 105.61 104.59 106.12 105.28

105.52 104.99 105.7310 9a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 106.35 106.77 107.4

9 8a-N Pemenuhan Basis Data Aplikasi Semantik 97.48 96.25 93.03 95.67 97.89 92.11

1108 7b-N Tingkat Penerapan Pengendalian Intern 110 110 110 100 100

120 108.70 7 7a-NPersentase Implementasi Inisiatif Reformasi

Birokrasi Transformasi Kelembagaan (RBTK)120 108.70 97.83 108.70

102.07 105.26 105.266 6a-NTingkat Efektivitas Penegakan Disiplin

Pegawai105.26 105.26 104.96

5 5a-CP

Persentase Program Diklat yang

Berkontribusi terhadap Peningkatan

Kompetensi

100 100 100 100 100 100

1204 4a-N

Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK

dan Hasil Pengawasan Itjen yang Telah

Ditindaklanjuti

120 114.28 120 120 120

106.21 105.753 3a-CPIndeks Persepsi Peserta Diklat terhadap

Proses Pembelajaran101.61 103.45 102.99

99.54 99.542 2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 99.54 99.54 99.54

1 1a-CPPersentase Lulusan Pendidikan dan

Pelatihan dengan Predikat Minimal Baik110.58 111.35

102.76

99.54

CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN

113.25 109.38 111.59 109.29

BDK

Makassar

BDK

Manado

BDK

MagelangNO KOD E IKU URAIAN IKU

BDK

Denpasar

BDK

Pontianak

BDK

Balikpapan

CAPAIAN

Sumber: Bag. OTL, Setban

Page 68: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

57

2. Kilasan Kemenkeu Corporate University

Kementerian Keuangan memiliki peran strategis dalam mengelola keuangan Negara.

Peranan tersebut harus didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten, akuntabel,

dan handal. Pembentukan SDM yang memiliki kualitas tersebut dilaksanakan melalui proses

pembelajaran. Pembelajaran harus link and match dengan tujuan dan kebutuhan organisasi.

Oleh karena itu, BPPK menggunakan strategi baru sebagai Kemenkeu Corporate University

untuk mencapai tujuan tersebut.

Terdapat beberapa hal yang mendasari penerapan Strategi Kemenkeu Corporate

University antara lain:

a. Pengembangan SDM belum sejalan dengan strategic planning organisasi;

b. Perlunya proses bisnis pengembangan SDM yang lebih aplikastif, relevan/adaptif, mudah

diakses, dan berdampak tinggi;

c. Knowledge di Kemenkeu banyak dan beragam, tetapi tersebar dan melekat pada tiap

orang. Maka dari itu, perlu adanya sistem yang dapat meng-capture dan menata

knowledge tersebut agar dapat mendukung pengembangan SDM;

d. Perlunya kerangka pembelajaran yang mampu mencetak agen perubahan;

e. Perkembangan teknologi menyebabkan materi pembelajaran harus mudah diakses

kapan saja dan dimana saja.

Gambaran umum Kerangka Kemenkeu Corporate University seperti dalam gambar

dengan penjelasan bahwa Pilar dari pembelajaran yang akan dilaksanakan di Kemenkeu

Corporate University adalah Knowledge Management dan Smart Learning Infrastruktur.

Kedua hal tersebut merupakan pendukung utama kegiatan pembelajaran. Pondasi utamanya

adalah Learning Strategy Governance. Melalui tata kelola strategi pembelajaran yang baik

diharapkan dapat mendukung keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Adapun secara garis besar ruangan/kegiatan pembelajaran dalam kerangka Kemenkeu Corpu

dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu School, College, dan Academy.

Page 69: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

58

School merupakan kegiatan pembelajaran yang berfokus pada kompetensi dasar

yang diperlukan di semua aspek organisasi serta penyuplai SDM baru yang dibutuhkan oleh

organisasi. Hasil yang diharapkan dari bagian ini adalah terciptanya efisiensi. College

merupakan bagian dimana internalisasi budaya organisasi dilaksanakan dan juga

penghubung kerjasama yang terjadi antara unit-unit kerja dalam organisasi. Hasil yang

diharapkan dari bagian ini adalah keselarasan kinerja antar unit. Academy berfokus pada

pembelajaran yang berkaitan dengan core bisnis Kemenkeu, pengembangan talenta dan

kepemimpinan, serta pusat penelitian organisasi. Hasil yang diharapakan adalah keunggulan

kompetitif Kemenkeu.

Kemenkeu Corpu memperkenalkan strategi pengelolaan kompetensi melalui

Learning Journey, yaitu development path atau pola pengembangan kompetensi yang

dibutuhkan bagi setiap pelaksana pekerjaan (job) dalam organisasi. Learning Journey

bermanfaat bagi pelaksana pekerjaan untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus

dikuasai oleh pegawai/pejabat dalam melaksanakan pekerjaan yang diemban. Oleh karena

itu, pelaksanaan Kemenkeu Corpu butuh dukungan dari setiap unit eselon-I agar BPPK

dilibatkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan SDM.

Kemenkeu Corpu juga memperkenalkan learning with passion. Pembelajaran/diklat

harus dilaksanakan dengan keinginan untuk terus maju dan berkembang. Tujuannya untuk

memperkuat performance individu dan organisasi.

Karakteristik pembelajaran yang diterapkan dalam kerangka Kemenkeu Corpu

meliputi 4 karakteristif, antara lain:

a. Aplikatif, yaitu pempelajaran yang dilakukan mudah dipahami, diajarkan, dan diterapkan

dalam pekerjaan. Setiap Pembelajaran akan dilengkapi dengan action learning guna

memastikan bahwa ilmu yang didapatkan oleh peserta diaplikasikan dalam pekerjaannya.

b. Relevan, yaitu tujuan pembelajaran yang dilaksanakan harus “link and match” dengan

strategi bisnis dan kinerja organisasi. Usaha mewujudkan pembelajaran yang relevan

membutuhkan dukungan dari tiap unit untuk dapat menugaskan peserta yang tepat dan

pengajar yang berkompeten dalam kegiatan pembelajaran.

c. Accessible, yaitu kegiatan pembelajaran maupun bahan ajar harus mudah diakses oleh

seluruh level SDM kapan pun dimanapun dengan memanfaatkan online tools dan

Knowledge Management System (KMS).

d. Impactful, yaitu pembelajaran harus memiliki dampak yang signifikan terhadap

peningkatan kinerja organisasi.

Page 70: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

59

Kemenkeu Corpu mensyaratkan partisipasi dari seluruh unit eselon I di Lingkungan

Kementeria Keuangan, gambaran tata kelola dan organisasi Kemenkeu Corpu sebagai berikut:

3. Kemenkeu Learning Center

Kemenkeu Learning Center (KLC) merupakan aplikasi berbasis web sebagai media

pembelajaran di bidang keuangan negara bagi pegawai Kementerian Keuangan pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan alamat yang mudah diakses, yaitu

klc.kemenkeu.go.id, kita dapat berselancar mengarungi berbagai ilmu seputar bidang

keuangan negara yang tersaji dalam bentuk video, modul, course, dan forum diskusi.

Berawal dari pengembangan sepanjang Tahun 2016 hingga berhasil diakses pertama

kalinya melalui internet pada 31 Maret 2017. KLC dikelola oleh Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan yang menjalankan strategi Kementerian Keuangan Corporate University

(Kemenkeu Corpu). Kemenkeu Corpu sendiri merupakan strategi pencapaian visi dan misi

Kementerian Keuangan melalui link and match antara pembelajaran, pengelolaan

pengetahuan, dan penerapan nilai-nilai demi target kinerja Kementerian Keuangan. Salah

satu pilar Kemenkeu Corpu adalah Knowledge Management.

Knowledge Management dan Latar Belakang KLC

Knowledge Management atau manajemen pengetahuan merupakan upaya

untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola aset intelektualnya, baik

Page 71: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

60

pengetahuan maupun pengalaman yang ada. Tujuannya adalah memanfaatkan aset

tersebut untuk mencapai kinerja organisasi yang lebih baik sesuai amanah Permenpan

Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen

Pengetahuan.

Hal ini merupakan jawaban atas tantangan BPPK untuk mengelola Knowledge

Management tersebut. Era yang serba instan dan karakteristik pembelajar cepat dan

memiliki pola pemikiran lebih terbuka merupakan model yang harus diterjemahkan

dalam metode pembelajaran pola modern. Didukung dengan teknologi yang semakin

canggih serta pola pembelajaran yang semakin terbuka inilah knowledge management

menjadi sebuah konsep besar yang diinisiasi BPPK melalui hadirnya KLC.

Selain knowledge management, KLC lahir dilatarbelakangi pula oleh beberapa

hal di antaranya:

- Peran focal point BPPK dalam Kemenkeu CORPU,

- Banyaknya pengetahuan yang masih perlu dikelola dan di-capture dengan lebih baik,

- Aksesibilitas ilmu pengetahuan yang perlu diperluas lagi agar kendala jarak, waktu,

dan peningkatan kompetensi dapat diminimalisasi agar semakin banyak pegawai

Kementerian Keuangan dapat memperoleh manfaat akan knowledge management itu

sendiri.

KLC dan Fitur-fiturnya

KLC telah memigrasikan media dan tacit knowledge seperti buku, modul diklat,

artikel, maupun pengalaman, untuk direkam (di-capture) dan disimpan sehingga mudah

diakses oleh siapa saja yang membutuhkan, dengan dukungan teknologi informasi yang

memadai.

Dengan konsep demikian, KLC terdiri atas 3 fitur atau menu utama, yaitu:

Courses, Knowledge Center, dan Community of Practice. Masing-masing menu memiliki

fungsi sesuai tujuan pengembangan KLC, yaitu sebagai media distribusi pengetahuan

melalui diklat, sebagai repository pengetahuan dan sebagai media diskusi.

- Courses

Dengan menu ini, user pegawai Kementerian Keuangan dapat memperoleh

berbagai pengetahuan tentang keuangan negara dalam bentuk modul tertulis, bahan

tayang maupun video, meskipun tidak mengikuti diklat secara offline. Selain itu, user

juga dapat mengikuti berbagai diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat yang

tercantum pada menu ini, baik yang sifatnya online (e-learning) maupun blended

learning.

Page 72: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

61

- Knowledge Center

Menu yang berfungsi sebagai repository ini memungkinkan user untuk

menyimpan, berbagi dan memperoleh pengetahuan di bidang Keuangan Negara, baik

dalam bentuk artikel, animasi, gambar, infografis, maupun video. Dibandingkan menu

courses, perbedaan pada menu ini adalah pengetahuan-pengetahuan tersebut dapat

di luar materi diklat yang dikelola oleh Pusdiklat. User dapat melihat tiga pembagian

cakupan knowledge center, yaitu kategori utama, kategori yang lebih spesifik, dan

kategori lainnya.

- Community of Practice (CoP)

Pada menu ini, user dapat berkumpul dan berdiskusi bersama para praktisi di

bidang Keuangan Negara sesuai peminatannya. Begitu menu ini diklik, akan tampil

beberapa grup/peminatan pengetahuan tertentu dengan jumlah anggota member

yang berbeda-beda. Di sinilah, media diskusi ilmiah bagi user untuk berbagi

pengetahuan sekaligus mengenal para member yang lain.

Semerbak Manfaat KLC

Dengan informasi fitur-fitur KLC, dapat dibayangkan bahwa pengetahuan yang

dikelola Pusdiklat di BPPK, pengetahuan yang dibagikan oleh para pegawai Kementerian

Keuangan, serta sarana diskusi ilmiah yang memadai sudah dapat diakses secara luas

dan borderless oleh pegawai Kementerian Keuangan sebagai user KLC, baik di pusat

maupun di daerah.

Setiap pegawai Kementerian Keuangan dapat mengikuti diklat secara online (e-

learning) maupun diklat secara blended learning dengan konsep any time, any where, any

device atau dengan kata lain kapan saja, di mana saja, dengan perangkat apa saja, baik

computer desktop, computer tablet, maupun smartphone).

Oleh karena itu, KLC diharapkan dapat memberi manfaat lebih luas, baik bagi

individu pegawai maupun bagi organisasi Kementerian Keuangan. Bagi individu, KLC

diharapkan meningkatkan SDM dari sisi kapasitas pengetahuan, keterampilan, dan

pengalaman, sedangkan bagi organisasi, KLC membantu meminimalisasi gap competency

bagi SDM yang dikelola Kementerian Keuangan, dengan menghemat waktu, anggaran,

tempat, serta mampu mendukung jumlah SDM yang berlimpah.

Tantangan KLC di Masa Depan

Pengembangan KLC sejak tahun 2016 hingga 2017 memunculkan beberapa

tantangan dalam cakupan knowledge management di masa depan. Secara umum,

Page 73: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

62

tantangan utamanya adalah bagaimana agar KLC ini diterapkan sebagai knowledge

management di tingkat Kementerian Keuangan.

Penerapan KLC ini memerlukan peran dari unit eselon 1 lain, baik komunikasi

informal maupun formal melalui peraturan, kebijakan, atau regulasi lainnya. Hal ini

mengingat bahwa beberapa unit eselon 1 lain juga memiliki aplikasi knowledge

management. Diperlukan langkah pengintegrasian seluruh aplikasi knowledge

management di unit eselon I tanpa harus menghilangkan aplikasi yang sudah ada.

Selain regulasi, KLC juga memerlukan change management dan penyediaan SDM

pengelola serta infrastruktur yang memadai. Change management dilakukan karena

penerapan KLC akan mengubah secara signifikan proses penyelenggaraan diklat dan

knowledge management di Kementerian Keuangan. Sementara, SDM dan infrastruktur

lainnya perlu diidentifikasi terlebih dahulu agar pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan

secara lebih efektif dan efisien.

Tantangan KLC di masa depan perlu segera dijawab dengan langkah nyata. Hal

ini demi mendukung proses bisnis Kementerian Keuangan yang terus berjalan dan

semakin menantang, agar seiring pula dengan kebutuhan pembelajaran bagi para

pegawainya.

Sebagai program unggulan, Kemenkeu Learning Center (KLC) disiapkan BPPK dalam

mendukung upaya peningkatan kompetensi serta pengembangan SDM dibidang pengelolaan

keuangan negara. Hal yang telah dilakukan antara lain:

- Telah di-launching Kemenkeu Learning Center (klc.kemenkeu.go.id) sebagai portal

Knowledge Management di Kemenkeu Corpotare University pada 31 Maret 2017.

- Pegawai kemenkeu dapat mengakses masuk ke dalam KLC dengan login menggunakan

user kemenkeu account (single sign on).

- Telah ada pembahasan draft Tata Kelola KLC dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan.

- Pengisian KLC telah dilakukan dengan baik, antara lain: Buku Evolusi Eselon I, KM Capture

WI/Dosen, KM Capture Tematik, dan CoP. Sampai dengan akhir monitoring, dalam KLC

telah terdapat 116 knowledge captured dan blended learning materials sebanyak 32 buah.

- Telah diinisiasi push-button agar knowledge di intranet BPPK dapat langsung didorong ke

KLC. Pada saat pembahasan dengan Itjen dan BKF, Windows API telah disampaikan.

4. Peran serta aktif BPPK

Anti Korupsi

Upaya melakukan tindakan pemberantasan korupsi yang sudah menyasar pada

lingkup masyarakat kecil agar negara Indonesia tidak mengalami kemerosotan di

Page 74: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

63

berbagai aspek dan bidang karena dampak dari adanya korupsi ini sendiri. Upaya yang

dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi salah satunya

adalah upaya pencegahan. Disadari oleh Kementerian Keuangan yang ditindaklanjuti

diantaranya oleh BPPK bahwa upaya pencegahan korupsi sejak dini adalah langkah yang

tepat.

BPPK melalui segenap SDM yang dimiliki BPPK di seluruh unit kerja, selalu

menyelipkan serta menyerukan pesan-pesan Anti Korupsi di berbagai kesempatan

kepada peserta diklat maupun mahasiswa program pembelajaran BPPK. Tindakan

pencegahan ini dimaksudkan agar memiliki benteng diri yang kuat guna terhindar dari

perbuatan yang mencerminkan tindakan korupsi di dalam kehidupan sehari-hari mereka

serta diharapkan mampu memberi pengaruh kuat dalam menyerukan Anti Korupsi di

lingkungan sekitar maupun masyarakat luas.

BPPK, dalam upayanya mencegah sejak dini adalah melalui PKN STAN dalam

memberikan mata kuliah kepada seluruh mahasiswa dari segala program pendidikan.

Mengapa mahasiswa? karena mahasiwa adalah elemen masyarakat yang paling idealis

dan memiliki semangat yang sangat tinggi dalam memperjuangkan sesuatu. Selama ini

mahasiswa dipandang bisa cukup signifikan dalam mempengaruhi perubahan kebijakan

atau struktur pemerintahan. Apalagi mahasiswa yang dilahirkan oleh BPPK adalah calon-

calon SDM yang terlibat langsung dalam pengelola keuangan negara. Di sisi lain,

mahasiswa juga bisa mempengaruhi lapisan masyarakat lainnya sehingga upaya ini

sangatlah efektif dan akan berdampak langsung.

Selain itu, peran serta dalam upaya anti korupsi diwujudkan dalam berbagai

kegiatan berupa sosialisasi, workshop, dan juga seminar yang diselenggarakan. Contoh

halnya seperti pada akhir tahun 2017, BDK Pontianak menyelenggarakan seminar

bertemakan Menjaga Integritas dengan menghadirkan pembicara Bapak Bambang

Widjojanto (Wakil Ketua KPK Periode 2011-2015). Peserta seminar berasal dari instansi

pemerintahan di kota Pontianak dan sekitarnya, instansi vertikal Kementerian/Lembaga

dan Pemerintah Daerah. Tujuan seminar ini adalah ingin mengajak sebagian besar

instansi pemerintahan di Kota Pontianak dan sekitarnya, baik instansi vertikal

Kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah untuk bersama-sama

mengakselerasi pembangunan zona integritas menuju WBK (Wilayah Bebas

Korupsi)/WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani) serta bagaimana menjaganya guna

mewujudkan good governance.

Dalam materinya Bapak Bambang Widjojanto menyampaikan beberapa hal

terkait kasus korupsi yang ada serta melatih kejujuran, karena jujur adalah mata uang

Page 75: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

64

yang bersifat universal, laku dimanapun dan tak lekang oleh zaman. Meyakini dan

menjadikan setiap hambatan dan ancaman menjadi kesempatan dengan menghidupkan

harapan. Membangun dan mengembangkan sikap dan perilaku positif, persisten dan

ikhlas. Integritas adalah mengintegrasikan perbuatan dengan perkataan. Integritas

dibangun dari nilai-nilai, persistensi, konsistensi dan profesionalitas. Integritas berpijak

pada hati, kemampuan olah nurani yang mencakup antara lain kejujuran, ketulusan dan

komitmen. Untuk mempraktikkan integritas yaitu punya tekad keyakinan yang teguh,

menggunakan kata dan mata hati, serta menjalankan, menjaga dan menegakkan

reputasi, keteladanan dan kehormatan.

Sejalan dengan kegiatan upaya anti korupsi pula di unit kerja BPPK, dalam setiap

kegiatan kegiatan lmplementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan (INKK), contohnya di

lingkungan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan yang mengikutsertakan seluruh

pegawai, Pimpinan selalu menyampaikan pentingnya menjaga integritas sebagai bagian

dari Anti Korupsi. Kemudian dalam rangka mendukung Penguatan Budaya Organisasi

sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 974/KMK.01/2016, Pusdiklat

Anggaran dan Perbendaharaan pada tahun 2017 terpilih sebagai unit yang diikutsertakan

dalam kegiatan Penilaian Persepsi lntegritas yang meliputi Survei Penilaian lntegritas,

Focus Group Discussion (FGD), dan Penilaian Lapangan. Kegiatan tersebut tidak hanya

terkait pada pelayanan diklat tetapi juga pada proses Pengadaan Barang dan Jasa, yang

tentu saja menekankan akan artinya Anti Korupsi.

Upaya-upaya yang dilakukan BPPK beserta jajaran unit kerja, pada akhirnya

mendapatkan pengakuan. Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) diperoleh Pusdiklat

Keuangan Umum sebagai salah satu unit kerja BPPK dari 11 unit kerja Kementerian

Keuangan penerima penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani (WBK/WBBM).

Page 76: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

65

Penghargaan kepada Kementerian Keuangan diberikan pada Selasa 12

Desember 2017 saat diselenggarakan Hari Anti Korupsi Sedunia (HARKODIA) oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Bidakara.

Penghargaan

Untuk mendorong terciptanya pelatihan yang berkualitas bagi para pegawai

Aparatur Sipil Negara (ASN). Lembaga Administrasi Negara (LAN) mewajibkan lembaga

pelatihan pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelatihan melalui akreditasi. Tanggal 2

Agustus 2017, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) telah menerima

penghargaan berupa sertifikat atas pengakuan dari LAN Nomor 070/K.1/PDP.09 yang

diserahkan oleh Menteri PAN RB pada tanggal 19 Desember 2017. Berdasarkan sertifikat

tersebut, BPPK mendapat kewenangan sebagai lnstansi Pengakreditasi Pelatihan Teknis

untuk seluruh Pelatihan Teknis yang berkaitan dengan Bidang Keuangan Negara di

bawah Lingkungan Kementerian Keuangan dan Lembaga Pelatihan Pemerintah lainnya

untuk masa berlaku 5 (lima) tahun.

Page 77: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

66

Selain di atas, terdapat pula sertifikat pengakuan terhadap kinerja BPPK beserta

jajaran unit teknis kerjanya dalam bidang keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

yang di peroleh Pusdiklat dan Balai Diklat Keuangan.

Page 78: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

67

Inovasi

Di antara banyak Inovasi manajemen yang dilakukan BPPK, salah satunya adalah

Kerumahtanggaan dan Pengelolaan Aset Online (RTPA Online). RTPA Online adalah

layanan kerumahtanggaan berbasis online yang diimplementasikan di Pusdiklat PSDM

sejak April tahun 2015 dan selalu dilakukan pengembangan di tahun-tahun berikutnya

sampai dengan pada tahun 2017 ini. Inovasi ini dimunculkan untuk menangani masalah

media penyampaian layanan yang klasik dan rumit, monitoring ruangan dan mobil dinas

yang belum akuntabel, sekaligus menyatukan layanan dalam satu pintu one-stop-service

melalui domain tinyurl.com/rtpaonlineppsdm.

Penyampaian layanan online dikelompokkan menjadi form permintaan ATK dan

persediaan (Paper), form perbaikan dan pemeliharaan (Baper), form peminjaman

temporal BMN (Pinter BMN), form pengiriman surat (Pesut), dan form kerumahtanggaan

rapat, sosialisasi, seminar, dan sejenisnya (Ketupat Sosis). Sedangkan

monitoring/pemantauan dilakukan via online untuk mobil dinas melalui Cimol (cek

informasi mobil dinas) dan untuk ruangan melalui kasmaran dan lamaran (kamar asrama

terpantau online dan lain-lain monitoring ruangan online). Seluruh layanan ini dirangkum

dalam satu pintu bertajuk RTPA Online PPSDM dan memenuhi kriteria kreatif inovatif

yaitu: penggunaan basis teknologi, penggunaan istilah unik, pemilihan google slide

sebagai halaman muka, dan penggunaan aplikasi pemersingkat domain.

Dalam mengimplementasikan inovasi RTPA Online PPSDM, strategi pelaksanaan

dilakukan secara bertahap, dengan keterlibatan SDM dari: Kabag Tata Usaha, Kasubbag

Rumah Tangga dan Pengelolaan Aset, serta 6 orang staf Subbagian RTPA dengan tugas

individual yang melekat pada layanan. Selain itu, sumber daya yang digunakan dapat

berupa hardware kantor (PC unit) dan software online (fitur google) maupun offline.

Sistem pemantauan pekerjaan dan perkembangan RTPA Online juga dilakukan berbasis

saran/kritik dari customer. Walaupun demikian, kendala dapat muncul baik dari sisi

customer, sumber daya yang ada, maupun dari administrator sendiri. Sejauh ini kendala

dapat diatasi dengan baik.

Secara keseluruhan, RTPA Online PPSDM memiliki 5 manfaat berakronim SMART,

yaitu Simpel, Modern, Akuntabel, Ringkas, dan Taat. Manfaat ini memberikan perbedaan

kualitas layanan antara sebelum dan sesudah diimplementasikannya inovasi ini.

Pembelajaran pun dapat dipetik. Besar harapan, target kelanjutan pengembangan

inovasi ini dapat direplika serta dikembangkan lebih baik lagi di masa depan nanti,

terutama oleh pakar yang kompeten di bidangnya.

Page 79: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

68

Bedanya sebelum dan sesudah inovasi pelayanan publik ini dilaksanakan:

Sebelum Sesudah

Layanan Permintaan ATK melalui tulisan

tangan/ memo, via lisan, via nota dinas

dengan dokumentasi beragam dan bukti

dokumen yang belum valid (belum ada tanda

terima), selain itu layanan ATK juga belum

terintegrasi mempengaruhi saldo barang

aplikasi persediaan dalam konteks

pengelolaan aset persediaan.

Layanan Permintaan ATK dilakukan melalui

formulir online (PAPER) sehingga kelima

manfaat di atas dapat terasa, yang secara

teknis dokumentasi diseragamkan dilengkapi

bukti tanda terima. Selain itu, layanan ATK

sudah terintegrasi mempengaruhi saldo barang

dalam aplikasi persediaan, sehingga data yang

tersaji cukup valid dan informatif.

Layanan permintaan perbaikan dan

pemeliharaan belum memiliki standar baku.

Setiap ada permintaan perbaikan, sepanjang

berkenaan dengan pihak eksternal/peserta

diklat, dokumentasi sudah dilakukan di pos-

pos asrama diklat. Permintaan perbaikan

yang berkenaan dengan customer internal

kantor, tidak terdokumentasi dengan baik.

Layanan permintaan perbaikan dan

pemeliharaan online (BAPER) belum setenar

layanan permintaan ATK (PAPER), sehingga

dokumentasi utama yang lengkap masih

berkenaan dengan pihak eksternal. Apabila ada

perbaikan yang muncul dan belum masuk di

form BAPER, admin biasanya mengingatkan

customer yang bersangkutan untuk mengisi

atau bila mendesak, admin lah yang akan

mengisi di e-form tersebut.

Layanan peminjaman BMN portabel dibuat

versi offline untuk lebih menjaga keamanan

BMN yang akan dipinjam (sebelumnya

pernah di-online-kan tetapi dicabut kembali

dengan alasan keamanan ini).

Layanan peminjaman BMN portabel

(PINTERBMN) di-online-kan kembali pada

triwulan akhir 2016 karena untuk memonitor

pengembalian BMN ternyata memerlukan

rekapan yang jelas dan rapi. Saat ini, e-form ini

sedang dalam masa promosi, yakni agar

customer kembali mengisi via online seperti

dulu lagi.

Layanan peminjaman ruangan untuk kegiatan

one-day-activity baik rapat, seminar, atau

sejenisnya biasa menggunakan nota dinas

(dokumen resmi).

Layanan bertajuk KETUPATSOSIS akan

dipatenkan di tahun 2017 (sudah diujicobakan

di triwulan akhir 2016) menggantikan nota

dinas. Sudah didiskusikan dengan Kabag Tata

Usaha bahwa e-form ini akan menggantikan

fungsi nota dinas sebagai media

pertanggungjawaban pengeluaran negara atas

konsumsi yang dipesan.

Layanan permintaan pengiriman surat sudah

ada, namun tidak dilakukan secara tertulis

sehingga surat masuk tinggal taruh dan

dikirim saja oleh caraka tanpa adanya

dokumentasi.

Layanan permintaan surat online (PESUT) sama

tenarnya dengan permintaan ATK (PAPER).

Caraka tidak lagi asal antar surat, tetapi dapat

mengelola melalui komputer, mana yang

dikirim hari ini, mana yang dikirim besok atau

lusa. Input data dilakukan oleh pembuat surat

sehingga status lanjutan dicatat oleh caraka

tersebut.

Monitoring ruangan memerlukan sebuah

papan tulis yang diisi dengan peminjaman

ruangan kemudian dihapus karena ada

peminjaman yang lebih baru. Hal ini dinilai

kurang akuntabel.

Monitoring ruangan versi online baik asrama

atau non-asrama (KASMARAN atau LAMARAN)

ditautkan di internet berdasarkan nama

ruangan dan tanggal dalam setahun. Admin

dapat menambah dan mengubah peminjaman

ruangan, sedangkan monitor untuk customer

tetap dapat dilakukan dengan hanya melihat

saja (tanpa mengubah).

Page 80: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

69

Monitoring mobil dinas memerlukan sebuah

papan tulis yang diisi dengan peminjaman

mobil pada satu pekan kemudian dihapus

karena ada peminjaman yang lebih baru. Hal

ini dinilai kurang akuntabel.

Monitoring mobil dinas versi online (CIMOL)

ditautkan di internet berdasarkan jenis mobil

dan tanggal dalam setahun. Admin dapat

menambah dan mengubah peminjaman mobil,

sedangkan monitor untuk customer tetap

dapat dilakukan dengan hanya melihat saja

(tanpa mengubah). Adapun monitoring versi

papan tulis tetap dilakukan karena driver masih

memerlukan informasi tertulis.

Keseluruhan layanan tersebut di atas belum

terintegrasi menjadi satu, sehingga layanan

dimintakan langsung menghubungi

PIC/penanggung jawabnya. Padahal tidak

semua customer mengetahui layanan X

penanggung jawabnya adalah si A.

Konsep one-stop-service telah diberlakukan

dengan tautan tinyurl.com/rtpaonlineppsdm.

Konsep layanan satu pintu ini memudahkan

customer untuk hanya menghafal satu domain

saja. Setelah masuk ke dalam pintu, tinggal

mengklik opsi-opsi yang tersaji dalam tampilan

RTPA Online tersebut.

Tampilan muka one-stop-service RTPA Online PPSDM

Event dan Peran serta

BPPK yang memiliki visi menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan terkemuka

yang menghasilkan pengelola keuangan negara berkelas dunia, perlu berpartisipasi serta

aktif dalam kegiatan maupun event bertaraf nasional maupun internasional. Peran serta

tersebut dimaksudkan untuk selalu dapat bersaing dan juga tampil membawa nama di

mata dunia. Hal tersebut, bermanfaat sebagai ukuran dan pengembangan diri dalam

menjaga Sumber Daya Manusia pengelola bidang keuangan negara memiliki performa

kelas dunia.

Berbagai event telah diikuti BPPK. Di antaranya adalah the 2nd Joint Customs

Middle Programme (JCMMP). BPPK diwakili Pusdiklat Bea dan Cukai pada Rabu, 2 Agustus

2017 menerima peserta the 2nd Joint Customs Middle Programme (JCMMP) yang terdiri

dari 4 (empat) negara, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia. The

Page 81: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

70

2nd Joint Customs Middle Programme (JCMMP) merupakan pertemuan para pejabat Bea

dan Cukai tingkat menengah dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan

pengetahuan dengan saling berbagi informasi, pandangan dan pengalaman mengenai

berbagai isu kepabeanan. Pertemuan ini dihadiri oleh para Direktur Jenderal dan 30

peserta perwakilan administrasi pabean dari 4 negara tersebut. Kegiatan JCMMP ini juga

bertujuan untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi serta kerja sama yang sangat

diperlukan dalam menjaga perbatasan, memberantas perdagangan ilegal dan melindungi

masyarakat dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Selain itu, kegiatan ini diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman dan saling berbagi pandangan dan pengalaman

diantara para pejabat Bea dan Cukai tingkat menengah untuk mencapai tujuan masing-

masing.

Selain kegiatan atas, BPPK melalui Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

menerima Benchmarking oleh Pemerintah Bangladesh. Pusdiklat Anggaran dan

Perbendaharaan menerima kunjungan Pemerintah Bangladesh, pada hari Rabu

tanggal 12 Juli 2017. Pemerintah Bangladesh berkunjung ke Indonesia dalam rangka

Indonesian Budgeting System Benchmarking. Selama lima hari kerja, terhitung tanggal

10 s.d.14 Juli 2017, mereka melakukan kegiatan benchmarking di tiga lokasi, yaitu

Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusdiklat Anggaran dan

Perbendaharaan, serta Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal

Kementerian Keuangan.

Page 82: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

BAB 4

Page 83: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAPORAN KINERJA BPPK TAHUN 2017

71

BPPK sebagai mitra strategis bagi unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan dalam

pengembangan SDM keuangan negara. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut BPPK juga didukung

oleh pendanaan yang memadai dengan jumlah yang mengalami kecenderungan meningkat di

setiap tahun. Peningkatan jumlah dana bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas

dukungan BPPK dalam memenuhi kebutuhan unit-unit Kementerian Keuangan, khususnya di bidang

pengembangan SDM keuangan negara. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya,

setiap kegiatan diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Indikator

Kinerja Kegiatan.

Laporan kinerja Tahun 2017 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun tantangan

capaian strategis yang ditunjukkan oleh BPPK pada Tahun anggaran 2017. Berbagai capaian

strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja

berdasarkan tujuan dan sasaran. Besaran Nilai Kinerja Organisasi adalah 105,39. Tiga belas dari

empat belas Indikator Kinerja Utama (IKU) telah melampaui targetnya merupakan cerminan

efektivitas kinerja BPPK yang baik. Namun demikian, masih ada satu indikator kinerja yang perlu

menjadi perhatian. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja memberikan

gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, pelaksanaan transformasi

kelembagaan serta upaya aktif anti korupsi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen,

keterlibatan dan dukungan aktif segenap sumber daya yang dimiliki.

Dari sisi penggunaan anggaran, periode Tahun Anggaran Tahun 2017, BPPK mendapat

anggaran sebesar RP729.554.964.000,00 atau lebih besar dibanding tahun sebelumnya sebesar

Rp637.627.262.000 (setelah dikurangi self blocking) dan terealisasi penyerapan sebesar

Rp650.125.131.340 atau 89,11 %. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai belanja dan

kegiatan-kegiatan di lingkungan BPPK. Realisasi anggaran sudah sesuai dengan rencana penyerapan

atau proyeksi anggaran yang ditetapkan. Adapun sisa anggaran yang tidak terserap berasal dari

hasil lelang pengadaan maupun kegiatan yang telah selesai dilaksanakan dan output kegiatan telah

tercapai (efisiensi).

Page 84: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAMPIRA

NI

PENETA

PANKIN

ERJA BPPKTAH

UN

2017

Page 85: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

KONTRAK KINERJA NOMOR: 11/KK/2017

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

TAHUN2017

Pemyataan Kesanggupan

Dalam melaksanakan tu gas sebagai Kepala Badan Pendidikan dc111 Pelatihan Keuangan, saya akan:

1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja

sebagaimana tercantum dalam Kontrak I<inerja ini.

2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan.

3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Peta Strategi ' - - -- -VISI SPPK- - �-� - - -- - --

Monjodl lombaga pondidikan don polatlhon torkcmuka yang rnonghosllknn pongolola kouongan nogoro borkelas dunio

.., c, • M11nterl Keuangan .g .;: • Plinplnan Unit Eselon I Kemenkeu _..., _g � • Kernonterlan/L.embaga c, Q. • Pemorlnlah Daorah B � • Lembaga Leglslatlr (Pusal dan Oaorah) III o.. • M.111yamka1

PP·1 SOM ynng Kompotitif

• Peserta Diktat • Mahaalswa STAN • lnstansl Pongguna

501,1 • Uasyarakat

PP•2 LulUAn. pendidilam d11n pelatlnan benwa11tu tinggi MSvai dengan

kebutuhan

pp.3 Kepu11S11h

Pcn1111una Layanan T10!Xli

pp,.7 Ev11lu115l

kobij11k11n ynng komprehensif

. � . PP·11

Pengelol1111n 11ngg11ran yang

optimal

pp.9 Orgilniillsi y11119

konc1us1,

PP·8 SDM yang Kom�n, kreatif da11 memllikl perilaku yang tepat

Page 86: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN PE_NDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

No. Sasaran Program/Kegiatan lndikator Kinerja Target

1. SOM yang Kompetitif la-CP Nilai Peningkatan Kompetensi 40 SDM

2. Lulusan pendidikan dan 2a-N Perse.ntase Lulusan Pendidikan 90% pelatihan berkualitas tinggi dan Pelatihan dengan Predikat sesuai dengan kebutuhan Minimal Baik

3. Kepuasan Pengguna Layanan 3a-N Indeks Kepuasan Pengguna 4,12 yangTinggi Layanan (skala 5)

4. Perencanaan dan Perumusan 4a-CP Persentase irnplementasi inisiatif 90% Kebijakan yang Berkualitas RBTK Tinggi

5. Program yang Akomodatif 5a-N Persentase Program Diklat yang 100% Me.ndapatkan Nilai Validasi A

Sb-N Persentase Jam Pelatihan Pegawai 4% terhadap Jam Ke.rja Kementerian Keuangan

6. Proses Pembelajaran yang 6a-N Indeks Persepsi Peserta Diklat 4 Kreatif dan Efektif terhadap Proses Pembelajaran (skala 5)

7. Evaluasi Kebijakan yang 7a-N Persentase Program Dil<lat yang 100% Komprehensif Berkontribusi terhadap

Peningkatan Kompetensi 8. SOM yang Kompeten, Kreatif 8a-CP Persentase Pejabat yang Telal1 90%

dan Memiliki Perilaku yang Memenuhi Standar Kompetensi Tepat Jabatan

9. Organisasi yang Kondusif 9a-N Indeks Tata Kelola Organisasi 75 9b-N Persentase Implementasi 100%

Sertifikasi di Bidang Keuangan Negara

10. Sistem Manajemen Informasi lOa-CP Persentase doumiinte sistem TIK 1% yang Andal lOb-N Indeks lmplementasi IT Service 80

Mn11ngeme11t Tahap I (skala 100) 11, Pengelolaan anggaran yang 11a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan 95%

optimal Anggaran

Page 87: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Kegiatan 1. Pe:ngembangan SOM melalui Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan Negara di Daerah 2. Pengembangan SDM melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan

Fungsional di Bidang Anggaran dan Perbendaharaan 3. Pengembangan SOM melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan

Fungsional di Bidang Kepabeanan dan Cukai 4. Pengembangan SDM melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis clan

Fungsional di Bidang Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

5. Pengembangan SDM melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis clan Fungsional di Bidang Selain Anggaran, Perbendaharaan, Perpajakan, Kepabeanan, Cukai, Kekayaan Negara dam Perimbangan Keuangan

6. Pengembangan SDM melalui Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional di Bidang Perpajakan

7. Pengembanga.n SDM rnelalui Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Manajemen serta Pendidikan Pasca Sarjana bagi Pegawai Kementerian Kcuangan

8. Pengembangan SDM Melalui Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di Bidang Keuangan Negara (Politeknik Keuangan Negara SfAN)

9. Penyele:nggaraan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Bagi Unit Kerja di Lingkungan BPPK

Anggaran Rp 110.280.229.000,-

Rp 32.971.545.000,-

Rp 27.815.805.000,-

Rp 19.057.709.000,-

Rp 25.694.501.000,-

Rp 70.680.158.000,-

Rp 229.056.475.000,-

Rp 115.992.000.000,-

Rp 102.609.145.000,-

Menteri Keuangan,

Sri Mulyani lndrawati

Jakarta, Januari 2017

Kepala Badan Pendidika.n dan PeJatihan Keuangan,

»>: .fl Astera Primanto Bhakti '

NIP 196801201992011 003

Page 88: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

INISIATIF STRATEGIS BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN2017

Indikator Kinerja I . . if S . Output/ Periode Penanggung No. nisiati trategis Utama Outcome Pelaksanaan Jawab

1 Nilai Peningkatan Kompetensi SOM

Penyelesaian infrastruktur untuk pengukuran Competency Gap Index

Pedoman pengukuran CGI

T riwulan Ill Sekretariat Bad an

Jakarta, [anuari 2017

PNS yang dinilai,

.>: � Astera Primanto Bhak ti J

NIP 196801201992011 003

Page 89: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2017

Target No IKU

Ql Q2 Smtl Q3 s.d.Q3 Q4 y

1 SOM: yang Kompetitif

la-CP Nilai Peningkatan 40 40 - - - - - Kompetensi SOM

2 Lulusan pendidikan clan pelatihan berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan

2a-N Persentase Lulusan Pend.idikan dan

90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% Pelatihan dengan Predikat Minimal Baik

3 Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi

3a-N Indeks Kepuasan 4,12 Pengguna Layanan - - - - - 4,12 (skala

5)

4 Perencanaan dan Perumusan Kebijakan yang Berkualitas Tinggi

4a-CP Persentase implementasi inisiati.f - 30% 30% - 30% 90% 90% RBTI<

5 Program yang akomodatif

5a-N Persentase Program Diklatyang - 100% 100% - 100% 100% 100% Mendapatkan Nilai Validasi A

5b-N Persentase Jam. Pelatihan Pegawai 0,8157 0,6501 1,4658 1,5874 3,0532 0,9468 terhadap Jam Keria 4%

% % % % % % Kemeruerlan Keuangan

6 Proses pernbelajaran yang kreatif dan efoktif

6a,N Indeks Persepsi 4 Peserta Dikl�t 4 4 4 4 4 4 (skala wrhadap Proses

5) Peml3elajarnn

7 Ev�h,1Mt lwbij111wl yang kornprehensif

7tlPN P�r.6ffnt�g{3 Pr(:)t;ram . - - - - 100% 100% Oi.khtt yru:1t� B�riwfltribu!?J wrh@dap r�ntngkMim �mp€!Wn§i

- �

Page 90: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Target No II<U

Ql Q2 Smt 1 Q3 s.d.Q3 Q4 Y

8 SDM yang Kompeten, kreatif dan memiliki perilaku yang tepat 8a-CP Persentase Pejabat

yang T elah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

90% 90% 90% 90% 90%

9 Organisasi yang kondusif

9a-N Indeks Tata Kelola Organisasi

9b-N Persentase Implementasi Sertifikasi di Bidang Keuangan Negara

12,5% 62,5% 62,5% 75% 75%

75

100%

75

100%

10 Sistem Manajemen Informasi yang Anda!

10a-CP Persentase dotoniime sistem TD<

10b-.N Indeks Implementasi IT Service Management Tahap 1

1%

15 40

1%

40 65

1%

65 80

1%

80 (skala 100)

11 Pengelolaan anggaran yang optimal

11a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

15,32% 40,53% 40,53% 74,83% 74,83% 95% 95%

Jakarta, [anuari 2017

PNS yang dinilai,

yd_ Astera Primanto Bhakti' N1P 19680120 199201 1 003

Page 91: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Sasaran Kerj a Pegawai

No L P.EJABATPENILAJ No II. PEGAWAl NEGERI SIPIL YANG DINILAI

1 Nama Sri Mulyani Indrawati 1 Nama Astera Primanto Bhakti 2 NrP - 2 NIP 19680120 199201 1 003 3 Pangkat/ - 3 Pangkat/ Pembina Utama Muda (IV /c)

Gol. Ruang GQl. Ruang 4 Jabatan Menteri Keuangan 4 [abatan Kepala Badan Pendidikan clan

Pelatihan Keuangan 5 Unit Ketja Kementerian Keuangan 5 Unit Kerja Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan

TARGET

No Ill. KEGIAT AN TUGAS POKOK AK KUANTITASJ KUALITASJ JABATAN WAKTU BIA YA OUTPUT MUTU

1. Meningkatkan n:ilai kompetensi SOM 40 100 12 - 2. Menghasilkan lulusan diktat dari 90% 12 -

Kernenkeu dengan predikat minimal 100

Baik 3. Memenuhi indeks kepuasan pengguna 4,12 100 12 -

Jayanan (skala 5)

4. Mengimplementasikan inisiatif RBTK 90% 100 12 -

5. Menghasilkan program dik1at yang 100% 100 12 - mendapatkan nilai validasi A

6. Memenuhi jam pelatihan pegawai 4% 100 12 terhadap jam kerja Kementerian - Keuangan

7. Memenuhi indeks persepsi peserta 4 100 12 - diklat terhadap proses pernbelajaran (skala 5)

8. Menghasilkan program diklat yang 100% 100 12 berkontribusi terhadap peningkatan - kompetensi

9. Mewujudkan pejabat yang memenuhi 90% 100 u - Standar Kompetensi [abatan

10. Memenuhi indeks tata kelola 75 100 12 - organisasi

11. Mengimplementasikan sertifikasi di 100% 100 12 - bidang keuangan negara

12. Mengelola downtime sistern TIK 1% 100 12 -

13, Memenuhi indeks irnplernentasi IT 80 100 iz - seroia: matutgemen! tahap I (skala 100) 14, Memenuhi kualitas pelaksanaan 95% 100 12 Rp 734,15 M

anzzaran

Pcjabat Penllai,

Sri M1-1ly1ml Indrawatt

Jakarta, Januari 2017

PNS yang dinillai,

=>: {', Astera Primanto Bhakti I

NIP 19680120 1992011 003

Page 92: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

LAM

PIRAN

IIPEN

GU

KURAN

KINERJA BPPK

TAHU

N 2017

Page 93: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017

Unit Organisasi : Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Program Sasaran Strategis IKUTarget Realisasi

Indeks2017 2017

1 2 3 4 5 6 7

Pendidikandan PelatihanAparaturKementerianKeuangan

STAKEHOLDER PERSPECTIVE (25%) 98,96

1SDM Keuangan Negaraberkompetensi Tinggi

1a-CP Nilai Peningkatan Kompetensi SDM 40 39,58 98,96

106,67

2Lulusan Pendidikan dan PelatihanBerkualitas Tinggi sesuai denganKebutuhan

2a-NPersentase Lulusan Diklat dengan Predikatminimal Baik

90% 97,24% 108,04

3Kepuasan Pengguna Layanan yangTinggi

3a-N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4,12 4,33 105,10

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE (30%) 106,67

4Perencanaan dan PerumusanKebijakan yang Berkualitas Tinggi

4a-N Persentase implementasi inisiatif RBTK 90% 98% 108,89

5 Program yang Akomodatif

5a-NPersentase Program Diklat yangMendapatkan Nilai Validasi A

100% 100% 100

5b-NPersentase Jam Pelatihan Pegawai terhadapJam Kerja Kemenkeu

4% 4,3976% 109,94

6Proses Pembelajaran yang Kreatifdan Efektif

6a-NIndeks Persepsi Peserta Diklat terhadapProses Pembelajaran

4 4,49 112,24

7Evaluasi Kebijakan yangKomprehensif

7a-NPersentase Program Diklat yangBerkontribusi terhadap PeningkatanKompetensi

100% 100% 100

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE (40%) 108,88

Page 94: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

8SDM yang Kompeten, Kreatif danMemiliki Perilaku yang Tepat

8a-CPPersentase Pejabat yang telah MemenuhiStandar Kompetensi Jabatan

90% 93,14% 103,49

9Organisasi yang Efisien, Efektif danMemiliki Budaya yang Tepat

9a-CP Indeks Tata Kelola Organisasi 75 86,16 114,87

9b-NPersentase Implementasi Sertifikasi diBidang Keuangan Negara

100% 100% 100

10Sistem Manajemen Informasiyang Andal

10a-CP Tingkat Downtime Sistem TIK 1% 0% 120

10b-CPIndeks Implementasi IT Service ManagementTahap I

80 88 110

11Pengelolaan Anggaran yangOptimal dan Akuntabel

11a-CP Persentase Kualitaas Pelaksanaan Anggaran 95% 103,25% 108,68

Nilai Kinerja Organisasi 105,39

Jumlah Anggaran Tahun 2017 : Rp 729.554.964.000,00Realisasi Anggaran Periode Tahun 2017 : Rp 650.125.131.340,00

Kepala Badan,

(ttd)

Astera Primanto BhaktiNIP 19680120 199201 1 003

Page 95: BAB I - bppk.kemenkeu.go.id · dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Jalan Purnawarman N0.99 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telepon/Fax : +62 21 7394666, 7204131 / 7261775

Situs : www.bppk.kemenkeu.go.id