bab-i-baru-editan (1)

26
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang pasif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di samping ketiga tanda khas PEB. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia uteroplacentol. Diagnosis dini dan penangana n adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia. Semua kasus PEB dan eklampsia harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi. Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak(1,2). Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan hiper-tensi, edema, dan proteinui sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan; pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain. Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20

Transcript of bab-i-baru-editan (1)

Page 1: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 1/26

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu

penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka

diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena

kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan

proteinuria yang pasif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma

dan/atau kejang di samping ketiga tanda khas PEB. Penyebab dari kelainan ini

masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima

adalah adanya iskemia uteroplacentol. Diagnosis dini dan penanganan adekuat

dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan

eklampsia. Semua kasus PEB dan eklampsia harus dirujuk ke rumah sakit

yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal,

untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya

komplikasi-komplikasi.

Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu

penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh

karena itu diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan

eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan

angka kematian ibu (AKI) dan anak(1,2). Perlu ditekankan bahwa sindrom

preeklampsia ringan dengan hiper-tensi, edema, dan proteinui sering tidak 

diketahui atau tidak diperhatikan; pemeriksaan antenatal yang teratur dan

secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha

pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian

terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.

Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang

secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi

disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20

Page 2: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 2/26

2

minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20

minggu bila terjadi. Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita

preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan

neurologis(2-4). Preeklampsia-Eklampsia hampir secara eksklusif merupakan

penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan

umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur

lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada

keadaan-keadaan berikut (2) :

1) Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis.

2) Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes

mellitus.

3) Penyakit ginjal.

1.2 Tujuan

1.  Tujuan Umum 

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre-

eklampsia ringan dan di dokumentasikan dalam bentuk soap. 

2.  Tujuan Khusus 

a.  Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil Trimester II.

b.  Mampu melakukan interpresentasi data untuk menegakkan diagnosa

masalah dan kebutuhan ibu dalam masa kehamilan Trimester II

c.  Menetapkan identifikasi malah yang terjadi pada ibu dalam masa

kehamilan Trimester II.

d.  Mampu melaksanakan identifikasi tindakan segera.

e.  Mampu merencanakan asuhan yang akan di berikan pada ibu hamil.

f.  Mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah

kebutuhan.

g.  Mampu mengevaluasi ke efektifan hasil asuhan yang di berikan pada

ibu hamil

Page 3: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 3/26

3

1.3 Manfaat

1) Bagi Lahan Praktek 

Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan melalui pendekatan asuhan kebidanan.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan konstribusi terhadap pengimbangan ilmu pengetahuan

kebidanan untuk meningkatkan kesehatan.

3) Bagi Klien

Mendapatkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan

kebidanannya merupakan hak pasien.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan makalah ini tentang asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan, dengan respon

seorang ibu hamil Ny. T pada umur kehamilan 20 minggu, desa Sukamulya,

Rt/Rw. 12 / 06 kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, di wilayah kerja

Puskesmas Kerticala pada tanggal 10 januari 2011.

Page 4: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 4/26

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

1.  Definisi

Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di

dalam rahim ibu. (prawiroharjo 2002 ).

Selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya

 janin sesuai kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan

( Depkes RI, 2002 ).

Kehamilan adalah masa yang di mulai dari konsepsi atau fertilisasi (

bertemunya antara ovum dan spermatozoa ) sampai dengan awal terjadinya

persalinan aterm sekitar 280 hari  –  300 hari dengan perhitungan sebagai

berikut :

  Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila

berakhir disebut keguguran.

  Kehamilan 29 – 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.

  Kehamilan 37 – 42 minggu disebut aterm.

  Kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau

postdatism ( serotinus ).

Kehamilan dibgi menjadi 3 triwulan, yaitu :

1.  Triwulan I : 0 – 12 minggu

2.  Triwulan II : 13 – 28 minggu

3.  Triwulan III : 29 – 42 minggu.

Page 5: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 5/26

5

2.  Perubahan fisiologis pada trimester II

a. Sendawa dan buang angin

Pada trimester ini sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling

sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan

merasa kembung.

b. Nyeri ulu hati

  Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas

tapi tidak ada hubunganya dengan jantung.

  Penyebab karena asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini

karena hormon progesteron meningkat yang menyebabkan relaksasi

dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin

membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong

asam lambung naik ke kerongkongan.

c. Pelupa

Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama

kehamilannya, Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus

bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan

blok pikiran

d. Sakit perut bagian bawah

  Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut

bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau

dua sisi,

  Penyebab perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim

yang semakin membesar.

  Nyeri hanya sebentar dan tak menetap.

e. Mendengkur

Page 6: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 6/26

6

Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak 

dan pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur

saat tidur.

f. Pusing

Penyebab ketegangan emosi, ketegangan pada mata, pembesaran dan

kongesti vascular pada sinus akibat stimulasi hormonal

g. Gusi dan hidung berdarah

  Hal ini karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan.

  Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena

perubahan hormonal.

h. Pubahan kulit

  Garis kecoklatan mulai dari pusat ke tulang pubis disebut linea

nigra.

  Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini

dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.

  Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih

biasanya pada perut dan payudara.

  Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.

i. Perubahan payudara

  Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang

kekuningan yang disebut colostrums.

  Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan

bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar

kulit.

 j. Kram pada kaki

  Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 %

wanita hamil mengalaminya.

Page 7: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 7/26

7

  Hal ini karena peningkatan hormone yang menahan cairan.

k. Pembengkakan sedikit

  Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40%

wanita hamil mengalaminya

  Hal ini karena peningkatan hormon yang menahan cairan.

  Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan pada

wajah, kaki , tangan.

  Hal ini sering karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

3. Tanda bahaya pada kehamilan

Bahaya pada kehamilan, meliputi :

  Perdarahan pervaginam

  Sakit kepala hebat

  Penglihatan kabur

  Bengkak di wajah dan jari – jari tangan

  Pengeluaran cairan pervaginam

  Gerakan janin tidak terasa

  Sakit perut hebat ( Yulaikhah, 2008 )

4.  Standar minimal asuhan antenatal care ( 14 T )

  Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

  Tekanan darah

  Tinggi fundus

  Tablet Fe

  TT ( Tetanus Toxoid )

  Tes Hb

  Tes VDRL

  Tekan / pijat payudara

  Tinggkatkan kebugaran ibu hamil dengan senam

Page 8: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 8/26

8

  Temu wicara

  Tes protein urine

  Tes reduksi urine

  Terapi iodium

  Terapi anti malaria

2.2 Pre-Eklampsia

1.  Definisi

Pre-eklampsia adalah suatu sindrom khas kehamilan berupa

penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan penyakit endotel. (

william, 2009 ) dan merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu

hamil, bersalin, dan selama masa nifas yang terdiri atas trias gejala, yaitu

hipertensi, proteinuria, dan edema. ( Yulaikhah, 2008 ).

Pre-eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal

yang tinggi terutama di negara berkembang. Untuk itu pengawasan ibu

hamil sangat penting karena gejala pre-eklampsia umumnya terjadi dalam

triwulan ke-3 tetapi dapat terjadi sebelumnya.

2.  Penyebab

Faktor yang mempengaruhi timbulnya pre-eklampsia antara lain :

  Primigravida, terutama primigravida muda.

  Distensi rahim akibat : hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa.

  Penyakit yang menyertai kehamilan : DM, kegemukan.

  Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang dirawat.

3.  Gejala Klinis 

1.  Bertambahnya berat badan yang berlebihan

2.  Edema pada kaki, jari tangan dan muka

3.  Hipertensi

4.  Proteinuria

5.  Gejala subyektif, meliputi :

Page 9: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 9/26

9

  Sakit kepala terutama daerah frontalis.

 Rasa nyeri di daerah epigastrium.

  Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur.

  Terdapat mual sampai muntah.

  Gangguan pernafasan sampai sianosis.

  Terjadi gangguan kesadaran ( Yulaikhah, 2008 )

4.  Faktor  –  faktor yang mempengaruhi terjadinya pre-eklampsai dan

eklampsia adalah :

 Jumlah primigravida, terutama primigravida muda

  Distensi rahim yang berlebihan, seperti hidramnion, hamil ganda,

molahidatidosa

  Penyakit yang menyertai kehamilan, seperti diabetes mellitus, obesitas (

ke gemukan )

  Jumlah umur ibu di atas 35 tahun

  Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang di rawat (

Yulaikhah, 2008 ).

5.  Patofisiologi 

  Pada pre-eklampsia, terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan

retensi garam dan air

  Pada biopsi ginjal, di temukan spasme hebat arteriol glomerulus.

  Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga

hanya dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikian, jikasemua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan

naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi

 jaringan dapat di cukupi.

  Kenaikan berat badan dan edema yang di sebabkan penimbunan air

yang berlebihan dalam ruang interstitial, belum di ketahui sebabnya,

mungkin karena retensi air dan garam

Page 10: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 10/26

10

  Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi

perubahn pada glomerulus. ( Yulaikhah, 2008 )

6.  Perubahan pada organ akibat pre-eklampsia

a) Otak 

  Spasme pembuluh darah arteriola otak menyebabkan anemia

 jaringan otak, perdarahan, dan nekrosis.

  Menimbulkan nyeri kepala yang hebat.

b) Plasenta dan rahim

  Spasme arteriola mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai

kematian janin.

  Spasme yang berlngsung lama akan mengganggu pertumbuhan

 janin.

  Terjadinya peningkatan tonus otot rahim dan kepekaannya terhadap

rangsang sehingga terjadi partus prematurus.

c) Ginjal

  Spasme pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke ginjal

menurun sehingga filtrasi glomelurus berkurang.

  Filtrasi glomelurus dapat turun 50% dari normal sehingga pada

keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.

  Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi garam dan

air.

  Edema pada tungkai dan tangan, paru-paru, dan orang lain.

d) Paru

  Dapat terjadi bronkopneumonia sampai abses.

  Menimbulkn sesak nafas sampaai sianosis.

  Kematian pada preeklampsia-eklamsia dapat di sebabkan oleh

edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis

e) Mata

Page 11: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 11/26

11

  Terjadi spasme arteriola dan edema retina.

 Pada eklampsia, dapat terjadi ablasio retina atau lepasnya retina.

  Gejala lain meliputi skotoma, diplopia, dan ambliopia yang di

sebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat

penglihatan di korteks serebi di dalam retina.

f)  Hati

  Perdarahan yang tidak teratur.

  Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati.

 Rasa nyeri di epigastrium karena peredaran subkapsular.

g) Jantung

  Perubahan degenerasi lemak dan edema.

  Perdarahan subendokardial.

  Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi

 jantung.

h) Pembuluh darah

 Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadivasasi protein ke jaringan.

  Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema.

  Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi

metabolisme tubuh dan trombosis. (manuaba,1998).

7.  Keseimbangan cairan dan elektrolit

1)  Terjadi perubahan pada metabolisme air, elektrolit, kristaroid, dan

protein serum sehingga terjadi gangguan keseimbangan elektrolit.

2)  Gula darah, kadar natrium bikarbonat, dan Ph darah dalam batas

normal.normal.

3)  Pada pre-eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula darah naik 

sementara, asam laktat dan asam organik lainnya naik sehingga

cadangan alkali turun keadaan ini di sebabkan oleh kejang.

Page 12: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 12/26

12

4)  Setelah kompulasi selesai, zat – zat organik di oksidasi dan di lepaskan

natrium, lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium

bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkali dapat kembali pulih

normal. ( Yulaikhah, 2008 ).

8.  Klasifikasi

1.  Pre-eklampsia ringan

Jika kehamilan lebih 37 minggudan tidak ada tanda - tanda perbaikan,

lakukan penilain 2 kali seminggu secara rawat jalan;

  Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin.

  lebih banyak istirahat.

  Diet biasa.

  Tidak perlu di beri obat-obatan.

  Jika rawat jalan tidak mungkin rawat d RS:

  Diet biasa

  Pantau tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari.

  Tidak perlu obat - obatan.

  Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat udema paru,

dekompensasikordis atau gagal ginjal akut.

  Jika tekanan diastolik naik normal- pasien dapat di pulangkan ;

1.  Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda  –  tanda pre-

eklamsia berat.

2.  Kontrol 2 kali seminggu.

3.  Jika tekanan diastolik naik lagi; rawat kembali

4.  Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan; tetap rawat.

5.  Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terlambat,

pertimbangan terminasi kehamilan.

6.  Jika protein uria meningkat, tangani sebagai pre eklamsia berat.

  Jika kehamilan 37 minggu, pertimbangkan terminasi :

Page 13: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 13/26

13

  Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 51%

dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes. Menit atau dengan

prostaglandin .

  Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol

atau kateter foley, atau terminasi dengan seksiob sesarea.

2.  Pre-eklampsia berat

Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di

tandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160 /110 mmHg atau

lebih di sertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu

atau lebih.

Bila salah satu di antara gejala atau tanda diketemukan pada ibu

hamil sudah dapat di golongkan pre-eklampsia berat :

1.  Tekanan darah tinggi 160/110 mmHg

2.  Oligoria, urine kurang dari 400 cc/24 jam.

3.  Proteinuria lebih dari 3 gram/liter

4.  Keluhan subyektif.

5.  Pemeriksaan :

  Kadar enzim hati meningkat di sertai ikterus.

  Perdarahan pada retina.

  Trombosit kurang dari 100.000/mm.

9.  Intervensi Pre-Eklampsi

a.  Pencegahan

1) Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan

tanda  –  tanda dini pre-eklampsia dan harus dilakukan penangan

semestinya. Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dapat

dilakukan dengan :

2) Diet makan (empat sehat lima sempurna)

Page 14: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 14/26

14

Makanan tinggi protein : beri protein tambahan satu butir telur setiap

hari, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak, kurangi

garam apabila berat badan bertambah atau uedema.

3) Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam bekerja

seperlunya dan di sesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak 

duduk atau berbaring ke arah punggung janin sehingga aliran darah

menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

4) Pengawasan antenatal

Bila terjadi perubahan persaan dan gerak janin dalam rahim segera

datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian

antara lain :

Uji kemungkinan pre-eklampsia

  Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya

  Pemeriksaan TFU

  Pemeriksaan kenaikkan BB atau uedema

  Pemeriksaan protein dalam urine

  Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi

hati, gambaran darah dan pemeriksaan retina mata.

Penilain kondisi janin dalam rahim

  Pemantauan TFU

  Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut

 jantung janin, pemantauan air ketuban.

  Anjurkan untuk pemeriksaan ultrasonografi

Dalam keadaan yang meragukan, maka merujuk penderita

merupakan sikap yang terpilih dan terpuji.

b.  Penanganan

Penanganan pre-eklamsi bertujuan untuk menghindari kelanjutan

menjadi eklamsi dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin

Page 15: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 15/26

15

dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma

minimal.

Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :

a)  Tekanan darah sistolik > 160 mmHg

b)  Tekanan darah diastolik > 110 mmHg

c)  Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus ( kuning )

d)  Trombosit < 100.000 / mm3

e)  Oliguria ( jumlah air seni < 400 ml / 24 jam )

f)  Proteinuria ( protein dalam air seni > 3 g / L )

g)  Nyeri ulu hati

h)  Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat

i)  Perdarahan di retina ( bagian mata )

 j)  Edema ( penimbunan cairan ) pada paru

k)  Koma.

Di tinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala  –  gejala pre-

eklampsia berat selama perawatan, maka perawatan di bagi menjadi :

1.  Perawatan aktif 

Adalah kehamilan segera di akhiri dan di tambah pemberian

obat – obatan. Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37

minggu atau lebih, adanya ancaman terjadinya impending

eklampsia, kegagalan terapi dengan obat  –  obatan, adanya tanda

kegagalan pertumbuhan janin di dalam rahim, adanya “ HELLP

syndrome ” ( haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low

Platelet)

2.  Perawatan konservatif 

Adalah kehamilan tetap di pertahankan di tambah pemberian obat

 –  obatan. Perawatan konservatif dilakukan apabila kehamilan

kurang dari 37 minggu tanpa di sertai tanda  –  tanda impending

eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada

pasien pre-eklampsia berat yaitu :

Page 16: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 16/26

16

  Segera masuk rumah sakit

  Tirah baring

  Infus

  Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam

  Pemberian obat anti kejang : magnesium, sulfat

  Anti hipertensi, diuretikum, di berikan sesuai dengan gejala

yang di alami

  Penderita di pulangkan apabila penderita kembali ke gejala  –  

gejala / tanda – tanda pre-eklampsia ringan ( di perkirakan lama

perawatan 1 – 2 minggu )

  Penanganan kejang :

o  Beri obat antikonvulsan

o  Perlengkapan untuk penanganan ( jalan nafas, sedotan,

masker oksigen, oksigen )

o  Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.

o  Aspirasi mulut dan tenggorokan

o  Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk 

mengurangi resiko aspirasi.

o  Beri oksigen 4 - 6 liter / menit

  Penanganan umum :

  Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, antihipertensi sampai

tekanan diastolic di antara 90 – 100 mmHg

  Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar ( uk. 16 atau

lebih )

  Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload

  Kateterisasi urine untuk pengeluaran volume dan proteinuria

  Jika jumlah urine < 30 ml / jam

  Jangan tinggalkan pasien sendiri, kejang di sertai aspirasi

dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin

  Observasi tanda  –  tanda vital, refleks dan denyut jantung

 janin setiap jam

Page 17: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 17/26

17

  Auskultasi paru untuk mencari tanda  –  tanda uedema paru,

kreptasi merupakn tanda uedema paru. Jika ada uedema paru,hentikan pemberian cairan dan berikan diuretic misalnya

furosemide 40 mg per IV.

Page 18: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 18/26

18

BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. T G1 P0 A0 Trimester II

Tanggal pengkajian : 10 Januari 2011

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kerticala

Pengkaji : Tim

A. Data subjektif 

1.  Identitas

Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. M

Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Tani

Penghasilan : - Penghasilan : Rp. 800.000/ bulan

Agama : Islam Agam : Islam

Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa

Alamat : Desa Sukamulya Alamat : Desa Sukamulya

Rt / Rw. 12 / 06 Rt / Rw. 12 / 06

2.  Keluhan Utama

Ibu datang ke puskesmas dengan keluhan pusing

3.  Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 03 – 09 – 2010

TP : 10 – 06 – 2011

Page 19: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 19/26

19

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dengan usia kehamilan 5

bulan dan mengeluh pusing, ibu sudah pernah memeriksakan kehamilannya

sebanyak 3 kali di puskesmas. Obat  –  obatan yang pernah di dapat yaitu

tablet penambah darah, kalk, dan vitamin. Ibu sudah pernah mendapat

imunisasi TT 1x yaitu TT 1 pada usia kehamilan 4 bulan tanggal 10  – 10 –  

2010 dan ibu belum mengetahui tanda  – tanda bahaya kehamilan dan tanda

 – tanda persalinan.

4.  Riwayat Kesehatan Ibu Dan Keluarga

Ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit berat seperti jantung, ginjal.

Tidak mempunyai penyakit menular seperti HIV /AIDS, Hepatitis B, dan

Malaria. Tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus,

Astsma, tetapi keturunan dari pihak bapak dan mempunyai keturunan

Gemilli atau Kembar dari pihak suami.

5.  Riwayat Sosial Ekonomi

Lama nikah 5 tahun. Mendapat respon dan dukungan yang baik dari suami

dan keluarga, rencana persalinan di klinik bidan dan di tolong oleh bidan.

Pengambil keputusan adalah suami, ibu pernah menggunakan kontrasepsi

suntik selama 4 tahun. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk 

pauk, minum ± 8 gelas / hari dan 1 gelas susu. Buang besar 1 kali sehari dan

buang air kecil ± 5 kali sehari. Ibu tidak merokok, minum  – minuman keras

dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarng.

B. Data Objektif 

1.  Pemeriksaan Umum

  Keadaan umum : Baik 

  Kesadaran : Composmetis

  Tanda – tanda vital :

  Tekanan darah : 140 / 90 mmHg

  Nadi : 80x / menit

Page 20: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 20/26

20

  Respirasi : 20x / manit

  Suhu : 36,50

c

2.  Status Gizi

  BB sebelum hamil : 53 kg

  BB sekarang : 55 kg

  Tinggi badan : 150 cm

  Lila : 24 cm

3.  Pemeriksaan Fisik 

  Muka : Tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada

cloasma gravidarum

  Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

  Hidung : Simetris, tidak ada sekret dan polip

  Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, lidah bersih,

gigi tidak ada karies dan tidak terdapat

stomatitis.

  Telinga : Bersih, tidak ada serumen, fungsi

perdengaran baik, tidak ada nyeri tragus

pada telinga kanan dan kiri

  Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe,

tyroid, dan vena jugularis.

  Dada : Tidak terdapat tarikan dinding dada

  Paru-paru : Tidak ada bunyi ron menchi dan wheezing

  Jantung : Bunyi jantung reguler

  Payudara : Simetris, bersih, areola hitam, papila kanan

dan kiri Menonjol,tidak ada nyeri tekan dan

tidak ada benjolan.

Page 21: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 21/26

21

  Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea

nigra dan striae gravidarum, pembesaranperut sesuai dengan umur kehamilan.

  Leopold I : TFU 18cm,

  Leopold II : Sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar,

ada tahanan ( punggung ) DJJ 143x / menit,

  Leopold III : -

  Leopold IV : -

  Ekstremitas :

  Atas : Kuku tidak pucat, tidak ada edema.

  Bawah : Kuku tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada

varises, reflek patela kanan dan kiri ( + ) / (

+ ).

  Genetalia dan anus : Tidak di periksa karena ibu menolak.

  CVAT : ( - ) / ( - )

4.  Data Penunjang

  Hb : 11gr%

  Protein urine : ( + )

  Glukosa urine : ( - )

  Ph : 7.0

  Golongan darah : B

C. Analisa

G1P0A0 umur kehamilan 20 minggu dengan pre-eklampsia ringan, janin

hidup tunggal intra uterine. Keadaan ibu dan janin baik.

D.  Penatalaksanaan

  Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Ibu mau melakukannya

  Membina hubungan baik dengan keluarga. 

Page 22: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 22/26

22

  Melakukan infom consent  ibu menyutujuinya. 

  Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada

keraguan dan terdapat 2 DJJ di dua tempat ibu mengetahuinya. 

  Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG ibu

akan melakukannya. 

  Menganjurkan ibu untuk :

  Diet rendah protein seperti telur, ikan, tahu,tempe. 

  Mengkonsumsi banyak syuran dan buah – buahan. 

  Rendah karbohidrat seperti nasi, pengganti kentang dan ubi.  → mau

melakukannya. 

  Pemberian tablet Fe dan menyarankan ibu untuk meminumnya secara

teratur dan di minum 1 kali sehari sebelum tidur → ibu mau

meminumnya. 

  Memberi tahukan tanda - tanda bahaya pre-eklamsi berat seperti :

  Sakit kepala terutama daerah frontalis.

  Rasa nyeri di daerah epigastrium.

  Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur.

  Terdapat mual sampai muntah.

  Gangguan pernafasan sampai sianosis.

  Terjadi gangguan kesadaran. → ibu mengerti.

  Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu kemudian → ibu

bersedia, kunjungan ulang tanggal 12 februari 2011.

  Mendokumentsikan hasil asuhan.

Page 23: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 23/26

23

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, penulis

memaparkan tentang pemeriksaan kehamilan yang di lakukan secara rutin kepada

Ny. T adalah 9 T yaitu timbang, berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi

fundus uteri, Te laboratorium, tatalaksana kasus, tabung persalinan, pemberian

tetanus toxsoid, pemberian tablet zat besi, dan temu wicaraa. Sedangkan menurut

dinas kesehatan sekarang pelayanaan atau standar asuhan kehamilan adalah

minimal 14 T yaitu dengan disertai tes terhadap penyakit menular seksual.

Sedangkn asuhan yang di berikan pada Ny. T yaitu 9 T timbang, berat badan, ukur

tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, tes laboratorium, tatalaksana kasus,

tabungan persalinan, pemberian tetanus toxoid, pemberian tablet zat besi, dan

temu wicara, sedangkan tes penyakit menular seksual tidak dilakukan karena tidak 

tersedianya alat saran dan fasilitas.

Berdasarkan kebijakan pemerintah ANC minimal dilakukan 4 kali selama

kehamilan (Rustam muchtar, 1988). Sedangkan N y. A Telah melaksanakaan

antenatal sebanyak 5 kali selama kehailan.

Menurut teori yang ada di buku seri asuhan kebidanan kehamilan (

Yulaikhah,2008) tentang penanganan pre-eklampsia berat yaitu:

1.  Istirahat di tempat tidur

2.  Beri diet rendah garam

3.  Beri obat penenang ( valium, fenobarbital )

4.  Hindari pemberian diuretik dan anti hipertensi

5.  Pantau keadaan janin

Page 24: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 24/26

24

BAB V

PENUTUP

1.  Kesimpulan

Setelah melakukan pengkajian dari mulai pengumpulan data sampai

dengan evaluasi dan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan usia kehamilan 28

minggu di wilayah kerja Puskesmas Kerticala bahwa Ny. T telah

melaksaanakan asuhan antenatal sebanyak 3 kali kunjungan dan telah dan

telah mendapatkan standar asuhan kehamilan 9 T. Berdasarkan pemeriksaan

laboratorium di dapatkan protein urine (+) dan reduksi (-), dan dalam

pemeriksaan tanda - tanda vital tekanan darah 140 / 90 mmHg. Ny. T

mempunyai penyakit keturunan hipertensi dari pihak ibu, penanganan pada

pre-eklampsia ringan yang di berikan sementara ini adalah istirahat di tempat

tidur dan diet rendah garam.

Dalam rangka menurunkan angka kematian maternal dan perinatal akibat

preeklampsia-eklampsia deteksi dini dan pe-nanganan yang adekuat terhadap

kasus preeklampsia ringan harus senantiasa diupayakan. Hal tersebut hanya

dapat dilakukan dengan mempertajam kemampuan diagnosa para

penyelenggara pelayanan bumil dari tingkat terendah sampai teratas, dan

melakukan pemeriksaan bumil secara teratur.

Mengingat komplikasi terhadap ibu dan bayi pada kasus-kasus PEB-E,

maka sudah selayaknyalah semua kasus-kasus tersebut dirujuk ke pusat

pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas penanganan kegawatdaruratan ibu

dan neonatal.

Demikian makalah mengenai Penanganan Preeklampsia Berat dan

Eklampsia kami rangkum sebagai penyegaran bagi rekan-rekan di daerah.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. 

2.  Saran

1)  Bagi Institusi Pendidikan

Page 25: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 25/26

25

Di harapakan agar lebih mempersiapkan managemen praktek lapangan

semaksimal mungkin sehingga praktek dapat berjalan dengan baik.

2)  Lahan Praktek 

Sebagai masukan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih

berkualitas pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru lahir

sehingga meningkatkan kesehatan pada ibu dan anak.

3)  Bagi Klien

Di harapkan apabila klien suatu saat hamil kembali selalu mengamati

perkembangan kehamilan, proses kelahiran, nifas dan bayinya dengan

melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas, posyandu dan terdekat.

Page 26: bab-i-baru-editan (1)

5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 26/26

26

DAFTAR PUSTAKA

Yulaikhah, Lily.2008. Seri asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta:EGC

Williams. 2009. Obstetri. Jakarta: EGC

http://sobat baru.blogspot.com/2008/11/penertian kehamilan.html

Prawiroharjo, Sarwono.2008. ilmu kebidanan.jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Reeder, Mastroianni, Martin, Fitzpatrik. Maternity Nursing. 13rd ed. Philadelphia:

JB Lippincott Co, 1976; 23: 463-72.

Manuaba Gde IB. Penuntun diskusi obstetri dan ginekologi untuk mahasiswa

kedokteran. Jakarta, EGC, 1995; 25-30.

Wiknjosastro H, dkk. Ilmu Kebidanan. Ed. ketiga. Cetakan keempat. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1997; 24: 281-301.

Ansar DM, Simanjuntak P, Handaya, Sjahid Sofjan. Panduan pengelolaan

hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Satgas gestosis POGI, Ujung Pandang,

1985; C: 12-20.

Wibisono B. Kematian perinatal pada preeklampsia-eklampsia. Fak. Ked. Undip

Semarang, 1997; 6-12.

Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. William Obstetrics. Penerjemah: Hariadi

R, dkk. Surabaya: Airlangga University Press, 1997; 27: 609-46.

Briggs G Gerald B Pharm, Freeman K. Roger, Yaffe JS. Drugs in pregnancy and

lactation. 4th Ed. Maryland: William & Wilkins, 1994; 66a.