BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar...

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi hal yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pekerjaan misalnya komputer biasanya digunakan untuk membuat dokumen, laporan, presentasi dan lain sebagainya. Lalu untuk hiburan, komputer bisa digunakan untuk mendengarkan musik, menonton film atau video dan bermain game. Sedangkan untuk pendidikan komputer bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan segala bidang apabila komputer tersebut terhubung dengan jaringan internet. Untuk melakukan aktivitas seperti yang disebutkan diatas, pengguna tidak lepas dari peripheral yang benama keyboard dan mouse. Keyboard dan mouse menjadi user interface utama yang diperlukan agar dapat berinteraksi dengan komputer. Untuk menulis laporan misalnya, pengguna pasti menggunakan keyboard untuk mengetikan kata demi kata. Untuk menjalankan suatu program pengguna umumnya terbiasa menggunakan mouse dengan melakukan klik pada icon yang ada pada monitor. Saat ini para pengguna komputer masih banyak menggunakan keyboard dan mouse berkabel dengan jarak kabel yang terbatas sehingga mengharuskan pengguna selalu berada dekat dengan komputer. Kecenderungan diatas dapat mengakibatkan pergerakan badan yang statis sehingga berakibat pada kesehatan tulang punggung dan mata, hal ini sangat serius mengingat banyak 1

Transcript of BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar...

Page 1: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi hal

yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pekerjaan misalnya komputer

biasanya digunakan untuk membuat dokumen, laporan, presentasi dan lain sebagainya. Lalu

untuk hiburan, komputer bisa digunakan untuk mendengarkan musik, menonton film atau

video dan bermain game. Sedangkan untuk pendidikan komputer bisa menjadi sumber ilmu

pengetahuan segala bidang apabila komputer tersebut terhubung dengan jaringan internet.

Untuk melakukan aktivitas seperti yang disebutkan diatas, pengguna tidak lepas dari

peripheral yang benama keyboard dan mouse. Keyboard dan mouse menjadi user interface

utama yang diperlukan agar dapat berinteraksi dengan komputer. Untuk menulis laporan

misalnya, pengguna pasti menggunakan keyboard untuk mengetikan kata demi kata. Untuk

menjalankan suatu program pengguna umumnya terbiasa menggunakan mouse dengan

melakukan klik pada icon yang ada pada monitor. Saat ini para pengguna komputer masih

banyak menggunakan keyboard dan mouse berkabel dengan jarak kabel yang terbatas

sehingga mengharuskan pengguna selalu berada dekat dengan komputer.

Kecenderungan diatas dapat mengakibatkan pergerakan badan yang statis sehingga

berakibat pada kesehatan tulang punggung dan mata, hal ini sangat serius mengingat banyak

kasus gangguan kesehatan setelah menggunakan komputer dalam waktu yang lama dengan

mengorbankan faktor ergonomic yang sangat berperan dalam menjamin kenyamanan dan

kesehatan para pengguna komputer, adapun beberapa gangguan kesehatan lainnya yang

diakibatkan dari penggunaan komputer antara lain Repetitive Stress/Strain Injury (RSI),

carpal tunnel syndrome,  pulmonari embolisme, migran, obesitas, kelelahan mata, sakit

punggung dan leher, dan medan elektromagnetik bahkan radiasi sinar yang terpancar dari

monitor dapat menyebabkan syndrome miopi atau juga hypermitropi.

Dalam pemikiran pengguna mungkin terbesit keinginan untuk dapat mengoperasikan

komputer dari jarak yang lebih jauh dari biasanya tentunya dengan berbagai macam alasan

salah satunya adalah alasan kesehatan yang telah dikemukakan diatas untuk itu penulis

merancang sebuah sistem untuk mengendalikan komputer yang lebih dinamis dalam cara

menggunakannya.

1

Page 2: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

1.2 Tujuan Tugas Akhir

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah:

1. Membuat Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver

Melalui WinLIRC.

2. Merancang infrared receiver yang kompatibel dengan WinLIRC.

3. Mengemulasi cara kerja keyboard dan mouse kedalam remote control dengan

menggunakan WinLIRC dan Autohotkey sebagai media penerjemahnya.

4. Mengsinkronisasikan komputer, remote control dan infrared receiver.

5. Mencari solusi alternatif penggunaan komputer secara konvensional.

1.3 Ruang Lingkup

Batasan masalah dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan WinLIRC sebagai software penerima sinyal dari infrared receiver

2. Hardware remote control yang digunakan berupa produk yang sudah tersedia di

pasaran, sedangkan untuk infrared receiver merupakan hasil rakitan sendiri.

3. Sistem Pengendali Komputer digunakan untuk mengemulasikan cara kerja keyboard

dan mouse untuk mengendalikan aplikasi PC (Personal Computer) atau notebook

4. Komputer yang sudah terpasang WinLIRC dapat digunakan untuk menjalankan

aplikasi yang ada pada komputer itu sendiri.

5. Tidak secara spesifik disebutkan aplikasi apa saja yang bisa dijalankan secara oleh

WinLIRC karena tidak semua aplikasi dapat dijalankan oleh WinLIRC.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan alternatif penggunaan komputer yang jauh lebih dinamis dari cara

penggunaan komputer sebelumnya.

2. Memberi solusi cara menggunakan komputer yang baik tanpa mengabaikan sisi

ergonomis yang telah ada.

3. Memberi aspek kenyamanan dan keleluasaan bagi pengguna komputer.

4. Terciptanya sisi dinamis dan lebih variatif dalam menggunakan komputer.

5. Memudahkan pengguna dalam mengoperasikan komputer dari jarak jauh tanpa harus

berada dalam posisi yang sangat dekat dengan komputer.

2

Page 3: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian WinLIRC

Windows Linux InfraRed Remote Control , perangkat lunak untuk membaca dan

merekam kode sinyal data dari infrared remote control. bersifat opensource dan ditulis

dalam bahasa C++.

WinLIRC berfungsi sebagai software listener yang selalu mendengarkan/menerima

sinyal-sinyal yang diterima infrared receiver dari remote control. Sinyal-sinyal yang diterima

tersebut didekode untuk dikirimkan ke software pengolah data. Salah satu software pengolah

data adalah IrAssistant.

WinLIRC adalah versi ekuivalen LIRC, Linux InfraRed Remote Control (www.lirc.org)

yang memiliki fungsi sejenis tapi bekerja pada lingkungan Linux. WinLirc dapat diperoleh

pada http://winlirc.sourceforge.net, Software server open source WinLIRC digunakan untuk

menterjemahkan sinyal infrared dari receiver ke dalam bentuk teks dan mengirimnya ke

software client. Client kemudian menterjemahkannya menjadi perintah penekanan tombol

keyboard atau mouse untuk mengendalikan aplikasi komputer yang diinginkan. Berdasarkan

hasil pengujian, receiver yang dibuat mampu menerima sinyal infrared sampai dengan jarak

10 meter, sehingga layak untuk dipakai. Sedangkan software client yang dibuat sudah diuji di

atas dua platform, yaitu Windows 98 dan Windows XP Pro SP2. Pengujian membuktikan

bahwa software client dapat mengendalikan aplikasi komputer walaupun masih terdapat

beberapa bug, seperti tampilan yang tidak dikehendaki, dan terjadinya crash terutama saat

dijalankan di Windows 98.

3

Page 4: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 1. WinLIRC Interface

InfrarRed remote control dapat berfungsi setelah software ini diaktifkan, karena program dari

software ini menghasilkan kode-kode dari remote control yang sudah direkam oleh

komputer. Dari menu konfigurasi rangkaian infrared receiver terpasang pada salah satu port

yang tersedia pada komputer dan sedang tidak digunakan oleh program lain atau aplikasi lain.

Hasil dari konfigurasi nilai setting disimpan dengan nama file yang harus berakhiran cfg,

conf, cf atau rc. Setelah memberi nilai pada konfigurasi dan disimpan selanjutnya prosedur

pengenalan sinyal infra merah masing–masing tombol pada remote control setelah menekan

tombol learn.

2.2 Pengertian Remote

Pengendali jarak jauh (Inggris: remote control) adalah sebuah alat elektronik yang

digunakan untuk mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh.

Istilah remote control juga sering disingkat menjadi "remote" saja. Remote juga sering

kali mengacu pada istilah "controller", "donker", "doofer", "zapper" "click-buzz", "box",

"flipper", "zippity", "clicker", or "changer". Pada umumnya, pengendali jarak jauh digunakan

untuk memberikan perintah dari kejauhan kepada televisi atau barang-barang elektronik

lainnya seperti sistem stereo dan pemutar DVD. Remote control untuk perangkat-perangkat

ini biasanya berupa benda kecil nirkabel yang dipegang dalam tangan dengan sederetan

tombol untuk menyesuaikan berbagai setting, seperti misalnya saluran televisi, nomor trek,

dan volume suara. Malah, pada kebanyakan peranti modern dengan kontrol seperti ini, remote

controlnya memiliki segala kontrol fungsi sementara perangkat yang dikendalikan itu sendiri

hanya mempunyai sedikit kontrol utama yang mendasar. Kebanyakan remote berkomunikasi

dengan perangkatnya masing-masing melalui sinyal-sinyal infra merah dan beberapa saja

melalui sinyal radio. Remote control biasanya menggunakan baterai AAA yang kecil atau

AA sebagai catu dayanya, (id.wikipedia.org/wiki/remote).

4

Page 5: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 2. Remote

2.3 PCB (Printed Circuit Board)

PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board, Fungsi PCB pada peralatan

elektronika adalah menghubungkan komponen elektronik satu dengan komponen lainnya

tanpa kabel. Papan sirkuit cetak pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh Paul Eisler,

Seorang ilmuwan Austria yang memasukkan penggunaan papan sirkuit ini kedalam sebuah

radio. Dalam setiap peralatan elektronika seperti TV, laptop, AC, atau lainnya selalu

menggunakan PCB untuk menghubungkan satu komponen dengan komponen lainnya.

(id.wikipedia.org/wiki/printed circuit board)

Gambar 3. PCB (Printed Circuit Board)

2.4 TSOP 1738 InfraRed Receiver

InfraRed Receiver merupakan suatu modul penerima data melalui gelombang infra

merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai input

dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, data logger,

absensi, dan sebagainya. (id.wikipedia.org/wiki/ir receiver)

5

Page 6: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

InfraRed Receiver adalah suatu rangkaian elektronika yang menggunakan sensor

sebagai penerima sinyal. InfraRed Receiver ini terhubung dengan PC yang dapat menerima

sinyal dari InfraRed Transmitter. InfraRed Receiver menggunakan dua buah IC, yaitu IC

8601 sebagai sensor infrared dan IC 7805 sebagai regulator tegangan. Rangkaian ini

menggunakan tegangan input dari serial port yang mendapatkan tegangan dari power supply

pada CPU. Untuk mengoperasikannya receiver ini menggunakan remote sebagai transmitter

dan juga menggunakan beberapa software agar keberadaan infrared receiver ini dapat

dikenali oleh komputer, beberapa software yang digunakan antara lain WinLIRC.

Gambar 4. TSOP 1738 InfraRed Receiver

2.5 Kapasitor Elektrolitit

Kelompok kapasitor elektrolitik terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan

dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk

kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan di badannya.Mengapa kapasitor ini

dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa

sehingga terbentuk kutub positif anodadan kutub negatif katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,magnesium,

titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga

membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses

elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam

larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan elektrolit

diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan elektrolit terlepas dan mengoksidasi

6

Page 7: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan (Al2O3). Aluminium, maka akan terbentuk

lapisan Aluminium-oksida (www.moremtb.com/kapasitor-elektrolitik)

Gambar 5. Kapasitor Elektrolitik

2.6 Dioda Zener 

Dioda Zener adalah dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik

mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan

tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan zener". Ini berlainan dari dioda biasa yang

hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.

Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan

jika dicatu-balik (reverse-biased) dibawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas

tegangan operasional, dioda biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang

menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversible jika dilakukan dalam batas

kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), dioda ini

akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk

diodasilikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis dioda yang dipakai.

Sebuah dioda zener memiliki sifat yang hampir sama dengan dioda biasa, kecuali

bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan

zener. Sebuah dioda Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang

memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita

konduksi material tipe-n.

Sebuah dioda zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang

terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada

tegangan zener. Sebagai contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan

jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga dioda

zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk menstabilisasi

7

Page 8: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar diperlukan rangkaian

pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.

Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi

dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%. Efek ini

ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener. Mekanisme lainnya

yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di dalam dioda avalanche.

Kedua tipe dioda ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan kedua efek

sebenarnya terjadi di kedua tipe dioda ini. Dalam dioda silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek

zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas

5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur.

Dalam dioda zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua

koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, dioda 5.6 Volt menjadi

pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.

Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat dioda-dioda

yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang

sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur

muncul dengan singkat pula. Sebuah dioda untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10

kali lipatnya koefisien sebuah dioda 12 Volt.

Dioda Zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi utamanya adalah

untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel dengan sebuah sumber

tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga mencatu-balik, sebuah dioda zener

akan bertingkah seperti sebuah kortsleting (hubungan singkat) saat tegangan mencapai

tegangan tembus dioda tersebut. Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke sebuah angka

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gambar 6. Dioda Zener

8

Page 9: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Sebuah dioda zener juga digunakan seperti ini sebagai regulator tegangan shunt, shunt

berarti sambungan parallel, dan regulator tegangan sebagai sebuah kelas sirkuit yang

memberikan sumber tegangan tetap. (http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_Zener)

Dioda zener dibuat sedemikian rupa sehingga daerah deplesinya lebih besar daripada

dioda biasa. Akibatnya medan listrik yang dihasilkan juga lebih besar. Dioda zener memiliki

sifat yang mirip dengan dioda biasa. Pada kondisi bias maju, karakteristik dioda zener sama

dengan dioda biasa. Pada kondisi bias maju, karakteristik dioda zener sama dengan dioda

biasa. Jadi jika diberikan tegangan luar yang besarnya melebihi tegangan kontak maka arus

akan mengalir. Dioda zener disebut juga dengan dioda tegangan konstan karena alat ini dapat

mengalirkan arus dengan tegangan yang tetap sesuai dengan kapasitas dari dioda zener itu.

2.7 Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus

listrik dengan memproduksi penurunan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan

arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm: V=IR I=V/R

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan

merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari

bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari

paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat

diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, daninduktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,

bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus

cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.

Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat

menghambat arus listrik satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.

Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George

Simon Ohm. Biasanya digunakan prefix miliohm, kiloohm dan megaohm.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor)

Selain itu resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang

berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara

9

Page 10: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

lain komposisi karbon, metal film, wirewound, smd, dan resistor dengan teknologi film tebal.

Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum adalah resistor dengan bahan

komposisi karbon, dan metal film.

Gambar 7. Resistor

2.8 Sub-D 9-pin Serial Box

Sub-D 9-pin Serial Box merupakan kotak induk untuk meletakkan Sub-D 9-pin Female

Connector yang akan dijadikan sebagai jembatan penghubung antara komputer dengan

hardware infrared receiver.

Gambar 8. Sub-D 9-pin Serial Box

2.9 Sub-D 9-pin Female Connector

Sub-D 9-pin Female Connector adalah alat yang akan dijadikan jembatan

penghubungantara komputer dengan receiver infrared hardware. Sub-D 9-pin female

connector ini dihubungkan dengan serial port RS232 yang ada dikomputer.

10

Page 11: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 9. Sub-D 9-pin Female Connector

3.0 Kabel

Kabel sepaksi/sesumbu (bahasa Inggris: coaxial cable) adalah sarana penyalur atau

pengalirhantar (transmitter) yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah

menjadi sinyal–sinyal listrik.

Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang

lebar, sehingga sanggup mengalirhantar (transmit) kelompok kanal frekuensi percakapan atau

program televisi. Kabel sepaksi biasanya digunakan untuk saluran antar-setempat (interlocal)

yang berjarak cukup dekat yakni, dengan jarak selebihnya 2.000 km.

Gambar 10. Kabel

Kabel koaksial berkembang pada tahun 1920 sebagai kelanjutan dari penemuan bentuk

saluran dengan jumlah dua kawat yang sudah digunakan pada periode jauh sebelumnya.

Kemudian pada tahun 1941, jaringan kabel koaksial buatan laboratorium Bell jenis L1

digunakan untuk menghubungkan antar wilayah perkotaan di daerah Amerika bagian Timur.

Lalu ketika televisi menjadi suatu teknologi yang populer, kabel koaksial ternyata terbukti

dapat juga digunakan sebagai penyalur isi informasi siaran. Tahun - tahun berikutnya

laboratorium Bell terus melakukan pengembangan peralatan multipeks dan repeater

(penunjang) untuk transmisi yang lebih efisien. Tahun 1953, sistem L1 kemudian

dioperasikan dengan kemampuan yang lebih besar daripada L1, yakni dalam angka 1860

kanal. Pada akhir tahun 1960-an, kabel koaksial mampu berpartisipasi dalam sistem

11

Page 12: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

mikrowave dimana keberadaan kabel koaksial dapat menekan adanya biaya konstruksi dan

pemeliharaan.

3.1 Baut Spicer

Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada

permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua

obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya

linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.

Gambar 11. Baut Spicer

3.2 Autohotkey

Autohotkey adalah program open-source gratis yang bisa digunakan untuk melakukan

otomasi pada Windows dengan mengirimkan keystroke dan mouse-click. Jadi kita bisa

mengoperasikan aplikasi melalui script yang kita tulis dan dieksekusi oleh Autohotkey.

Dengan Autohotkey kita juga bisa membuat hotkey untuk keyboard, joystick, dan mouse. Kita

juga bisa membuat otomasi untuk singkatan-singkatan kata atau kalimat yang sering kita

gunakan sehingga dapat meningkatkan kerja kita dalam hal mengetik.

Selain itu Autohotkey memiliki fitur GUI (graphical user interface) yang bisa

digunakan untuk membuat form data entry atau form untuk aplikasi. Dan yang menarik

adalah, Autohotkey memiliki script untuk menerima data dari server WinLIRC. Jadi dengan

Autohotkey, kita bisa mengontrol Windows dan aplikasi-aplikasi kita menggunakan remote

control TV/VCD/DVD kita.

Autohotkey juga merupakan software yang dibuat untuk menyederhanakan pemahaman

terhadap script c++,jadi kesimpulannya script Autohotkey adalah script c++ yang

disederhanakan.

12

Page 13: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 12. Listing Script AutoHotkey

Selain itu Autohotkey juga adalah sebuah program bebas yang memungkinkan

pengguna untuk membuat macro untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang-ulang

dengan perangkat lunak Windows. Pengguna memberikan makro untuk sebuah hotkey. A

hotkey adalah tombol Ctrl atau Alt ditambah dengan karakter lain yang mengaktifkan makro.

Seorang pengguna dapat dengan mudah membuat lebih dari 100 macro dengan Autohotkey.

Masing-masing tombol pada keyboard lapisan memungkinkan reproduksi dari setiap

rangkaian karakter yang tersedia pada keyboard biasa. Pengguna membuat sebuah file

konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan download ke dalam overlay

keyboard. Pengguna juga membuat template grafis yang mewakili fungsi dari setiap tombol.

Untuk menggabungkan Autohotkey dan keyboard lapisan pertama menciptakan makro

di Autohotkey. Berikutnya membuat file konfigurasi dan template untuk tampilan di mana

setiap tombol keyboard akan mengirim hotkey. Keyboard overlay yang baik akan memiliki

lebih dari 100 kunci yang akan menyimpan semua tapi yang paling spektakuler makro

pencipta bahagia. Strategi yang lebih maju adalah dengan menggunakan dua kemampuan

Autohotkey. Yang pertama adalah kemampuan untuk menghentikan sementara makro untuk

membaca input keyboard. Cara kedua adalah dengan melompat kebagian yang berbeda dari

makro didasarkan pada input. Buat satu makro besar di Autohotkey yang diaktifkan dengan

menekan tombol fungsi. Makro menunggu sementara kode yang dimasukkan dan

berdasarkan kode melompat ke bagian makro. Sekarang konfigurasikan setiap tombol pada

keyboard overlay untuk mengirim tombol fungsi diikuti dengan kode merepresentasikan

kunci.

Metode ini memberikan fleksibilitas maksimum. Beberapa program Windows menggunakan

F11 atau F12 begitu menugaskan salah satu dari kedua tombol tersebut untuk mengaktifkan

Autohotkey menyimpan semua standar pada Windows hotkey program ini tersedia

13

Page 14: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

3.3 Akrilik

Akrilik adalah plastik, yang berguna jelas bahwa menyerupai kaca, namun memiliki

sifat yang membuatnya lebih unggul daripada kaca dalam banyak hal.  

Ada dua tipe dasar akrilik: cor diekstrusi dan sel. Diekstrusi atau "cast terus menerus"

akrilik dibuat dengan proses yang lebih murah, lebih lembut, bisa menggaruk lebih mudah

dan mungkin mengandung kotoran. Cell cast akrilik adalah akrilik kualitas yang lebih tinggi

dan cor US sel domestik adalah pilihan yang baik untuk aplikasi yang membutuhkan yang

terbaik. Impor sel akrilik cast sering diproduksi dengan standar yang lebih rendah. 

Gambar 13. Akrilik

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian sistem pengendali komputer menggunakan

remote dan infrared receiver melalui WinLIRC adalah metode dengan pendekatan System

Development yang ditempuh dalam sembilan tahapan, adapun kesembilan tahapan tersebut

dapat dilihat pada diagram alur dibawah ini:

14

1. Project Planing

2.Research 3. Part Testing

4. Mechanical Design5. Functional Test

Page 15: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 14. Flowchart Tahapan System Development

3.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)

Dalam perencanaan proyek penelitian terdapat beberapa hal penting yang harus di

tentukan dan dipertimbangkan, antara lain:

1. Penentuan topik penelitian

2. Estimasi kebutuhan alat dan bahan

3. Perangkat lain

4. Estimasi anggaran

5. Evaluasi penerapan peralatan yang akan di rancang

3.2 Penelitian (research)

Penelitian awal dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed

Receiver Melalui WinLIRC yang akan dibuat, adapun prosesnya dimulai dari pemilihan dan

pengetesan komponen juga kemungkinan rancangan awal dan akhir.

3.3 Pengetesan Komponen (Part System)

Untuk pengetesan komponen dilakukan pengetesan setiap alat terhadap fungsi kerja

berdasarkan kebutuhan dari sistem pengendali komputer yang akan dirancang.

15

6. Integration and Assembly

7. WinLIRC Configuration

9.Optimization

Success

8. Overall Testing

Y

N

Page 16: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

3.4 Perancangan Mekanik (Mechanical Design)

Dalam perancangan perangkat keras, perancangan mekanik merupakan hal penting

yang harus dipertimbangkan mengingat fase ini merupakan bagian utama dalam proses

merakit dan pemograman Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed

Receiver Melalui WinLIRC.

3.5 Tes Fungsional (Functional Test)

Tes fungsional bertujuan untuk menguji fungsi dari tiap-tiap komponen yang akan

dirancang dan diintegrasikan menjadi satu modul elektronik. Tahap ini merupakan tahap yang

rentan dan riskan dengan kesalahan-kesalahan teknis oleh karena itu butuh ketelitian.

3.6 Integrasi dan Perakitan (Intergration and Assembly)

Apabila semua komponen elektronik sudah dinyatakan berfungsi dengan baik maka

proses berikutnya yaitu mengintegrasikan semua komponen tersebut menjadi satu modul

elektronik, lalu diujicobakan pada port serial komputer untuk mengetahui apakah modul

elektronik tersebut terdeteksi atau dikenali oleh komputer sebelum akhirnya dikonfigurasi

dengan menggunakan WinLIRC.

3.7 Konfigurasi WinLIRC (WinLIRC Configuration)

Setelah melalui tahap integrasi dan perakitan proses selanjutnya yaitu mengkonfigurasi

infrared receiver dengan WinLIRC. Proses konfigurasi ini berfungsi merekam semua tombol

pada remote yang nantinya akan digunakan untuk mengendalikan komputer selain itu juga

konfigurasi WinLIRC berfungsi untuk mengatur perintah kepada infrared receiver dengan

cara mengetikan syntax sederhana didalam notepad yang sudah didownload di laman

http://winlirc.sourceforge.net lalu kemudian script tersebut di compile dengan menggunakan

Autohotkey sebagai compilernya.

3.8 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)

16

Page 17: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Tes fungsional keseluruhan sistem adalah tahap uji mekanikal terakhir sebelum

akhirnya sistem diujicobakan ke pengguna, dalam tahap ini dilakukan ujicoba secara

menyeluruh terhadap modul elektronik dan seluruh sistem termasuk pengendali

(remote control) yang sudah terhubung dengan modul elektronik yang telah dibuat.

3.9 Optimasi Sistem (Optimization)

Tahap ini adalah yang terakhir dari semua tahap yang sudah dilewati sebelum nantinya

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC dapat di ujicobakan oleh pengguna. Pada bagian ini dilakukan optimalisasi

terhadap sistem yang telah dirancang, optimalisasi dilakukan untuk meningkatkan performa

dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC sampai sistem ini layak dan bisa digunakan oleh pengguna nantinya.

BAB IV

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini akan membahas teknis perancangan dan implementasi Sistem Pengendali

Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC berdasarkan

metode penelitian yang digunakan, mulai dari perencanaan proyek sampai integrasi sistem

dan semua proses tersebut akan dibahas secara menyeluruh oleh penulis sehingga diharapkan

dapat memudahkan pembaca dalam memahami isi materi dalam penelitian ini .

4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)

Dalam perencanaan proyek penelitian terdapat beberapa hal penting yang harus

ditentukan dan dipertimbangkan untuk kemudian diimplementasikan juga diterapkan dalam

penelitian, hal ini sangat penting mengingat perencanaan awal dari penelitian yang akan

dikembangkan sangat berpengaruh besar terhadap jalannya masa penelitian dan penyelesaian

dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

17

Page 18: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

WinLIRC yang coba dikembangkan, adapun hal-hal yang harus ditentukan dan

dipertimbangkan tersebut diantaranya adalah:

4.1.1 Penentuan Topik Penelitian:

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “SISTEM PENGENDALI

KOMPUTER MENGGUNAKAN REMOTE DAN INFRARED RECEIVER

MELALUI WinLIRC” Judul ini diambil untuk mencari solusi dan alternatif

penggunaan komputer konvensional.

4.1.2 Estimasi Penentuan Alat dan Bahan

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan kebutuhan alat dan bahan

yang akan digunakan dalam penelitian juga spesifikasi dari alat dan bahan yang

digunakan semua itu harus sesuai dengan prosedur awal penelitian karena estimasi

penentuan alat dan bahan ini sangat penting dilakukan.

Menentukan kualitas alat dan bahan yang akan digunakan adalah salah satu tujuan utama

dalam proses pemilihan komponen penelitian agar nantinya bisa meminimalisir faktor-faktor

destruktif yang biasanya muncul saat penelitian.

Tabel 1. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan Sistem Pengendali Komputer

Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC.

No NamaAlat Jumlah Keterangan

1 Tespen 1 Ukuran 2”

2 Bor Listrik 1 Lengkap dengan mata bor

3 Solder Listrik 1 220v AC, Daya 40 Watt

4 Cutter Akrilik 1 Pemotong Mika

5 Lem 1 Perekat Mika

6 WinLIRC 1 Untuk mengkonfigurasi sistem

7 AutoHotkey 1 Compiler

8 Notepad ++ 1 Membuat aplikasi pengendali

9 Proteus (freeware) 1 Membuat Layout Prototipe

10 Sistem Operasi Windows Xp 1 Sistem Operasi

18

Page 19: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan Sistem Pengendali Komputer

Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC.

No NamaBahan Jumlah Keterangan

1 PCB (Printed Circuit Board) 1 PCB Ukuran Kecil

2 TSOP 1738 IR Receiver 1 -

3 Kapasitor Elektrolitik 1 -

4 Dioda Zener 1 -

5 Resistor 1 -

6 Sub-D 9-pin Serial Box 1 -

7 Sub-D 9-pin Female Connector 1 -

8 Kabel 1 4 Warna

9 Baut Spicer 4 -

10 Akrilik 1 Tebal 1,8mm, Panjang 30cm

4.1.3 Perangkat Lain

Perangkat lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem operasi

microsoft windows XP SP 2, pemilihan sistem operasi tersebut dikarenakan

kompatibilitas yang baik sehingga infrared receiver lebih mudah untuk dideteksi dan

dikonfigurasi oleh WinLIRC, selain itu microsoft windows XP SP 2 juga mempunyai

tingkat kestabilan yang sangat baik sehingga sangat membantu dalam proses

mengkonfigurasi hasil akhir dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote

dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC, oleh karena itu penulis hanya

menggunakan sistem operasi tersebut dalam penelitian, penulis juga

merekomendasikan untuk tetap menggunakan sistem operasi microsoft windows XP

SP 2 untuk penelitian lebih lanjut, selama belum ada sistem operasi yang cukup

tangguh untuk menyaingi kinerja dan kompatibilitas terhadap sistem yang di rancang.

Apabila dikemudian hari sistem ini akan dikembangkan lebih dalam lagi

sistem operasi windows XP SP 2 telah menyediakan beberapa fasilitas pendukung

yang sudah terintegrasi didalam sistem operasi tersebut diantaranya yaitu windows

API dan WinSock, dengan aplikasi tambahan yang sudah terintegrasi dengan

microsoft windows XP ini Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan

19

Page 20: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

InfraRed Receiver Melalui WinLIRC dapat dimaksimalkan dan dioptimalkan

kinerjanya sehingga selain jauh lebih dinamis dan efisien nantinya penggunaan

komputer dengan menggunakan remote control ini pun bisa menjadi alternatif

pengganti penggunaan komputer secara konvensional.

4.1.4 Estimasi Anggaran

Estimasi anggaran pada penelitian tugas akhir ini disesuaikan dengan biaya

komponen-komponen yang akan digunakan sehingga mencukupi ketika pembelian

namun anggaran yang penulis paparkan belum termasuk anggaran untuk biaya-biaya

non teknis seperti biaya transfortasi, konsumsi dan yang lainya, oleh karena penulis

hanya melampirkan anggaran teknis dalam proses penelitian.

Adapun estimasi harga komponen yang akan digunakan penelitian Sistem

Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Harga komponen yang digunakan dalam penelitian.

No NamaKomponen Jumlah Harga

1 Tespen 1 10000

2 Bor Listrik 1 150.000

3 Solder Listrik 1 20000

4 Cutter Akrilik 1 7500

5 Lem 3 15000

6 PCB (Printed Circuit Board) 1 4500

7 TSOP 1738 IR Receiver 8 4000

8 Kapasitor Elektrolitik 8 4000

9 Dioda Zener 8 4000

10 Resistor 8 4000

11 Sub-D 9-pin Serial Box 8 4000

12 Sub-D 9-pin Female Connector 8 4000

20

Page 21: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

13 Kabel 1 meter 7000

14 Baut Spicer 8 10000

15 Akrilik 1,8 mm, 30 cm 35000

Total Harga 283.000

4.1.5 Evaluasi Penerapan Peralatan yang akan dirancang

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengetesan dari setiap komponen alat

dan bahan yang akan dirancang, proses pengetesan komponen inibertujuan untuk

menguji setiap komponen elektronik yang nantinya akan diintegrasikan menjadi satu

modul elektronik sehingga dari uji coba komponen tersebut akan diketahui setiap

kesalahan yang nantinya membuat sistem menjadi error atau crash. Evaluasi ini

penting dilakukan mengingat sensifitas mekanikal hardware membuatnya rentan

akan kesalahan oleh karena itu proses ini harus dilakukan berulang untuk

meminimalisir setiap kesalahan yang terjadi ketika proses perakitan komponen mulai

dilakukan.

4.2 Penelitian (Research)

Apabila perencanaan telah matang maka proses selanjutnya yaitu penelitian awal dari

sistem yang akan dibuat, pada tahap ini dilakukan perancangan awal Sistem Pengendali

Komputer Menggunakan Remote dan Infrared Receiver melalui WinLIRC, hal ini dilakukan

untuk mengetahui bagaimana proses Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan

InfraRed Receiver Melalui WinLIRC itu dapat bekerja.

4.2.1 Gambaran Umum Sistem

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver

Melalui WinLIRC yang akan dirancang dan diimplementasikan ini nantinya akan

menjadi solusi bagi sebagian orang yang mempunyai keterbatasan dalam penggunaan

komputer dari jarak dekat sehingga dengan sistem yang penulis kembangkan ini akan

menjadi solusi tersendiri bagi permasalahan diatas, secara teknis penulis

menggunakan tiga media yaitu remote sebagai pengendali, infrared receiveruntuk

menerima sinyal dari remote yang akan dipasang pada port serial komputer dan yang

terakhir PC (personal computer) untuk mengolah perintah dan menampilkanya

21

Page 22: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

sedangkan cara kerja dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan

InfraRed Receiver Melalui WinLIRC ini yaitu pengguna komputer dapat

mengoperasikan komputernya dengan menggunakan remote sebagai pengendali

kemudian remote akan memberi perintah ke infrared receiver lalu perintah tersebut

akan di proses oleh CPU (Central Processing Unit) dan diterjemahkan oleh

WinLIRC.

4.2.2 Prinsip Kerja Sistem

Rangkaian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed

Receiver mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC bekerja ketika infrared receiver menerima perintah dari remote lalu

kemudian komputer akan mengolah semua perintah tersebut dan diterjemahkan oleh

WinLIRC. adapun tahap dari proses tersebut dapat diilustrasikan pada gambar blok

diagram sistem berikut:

Gambar 15. Blok Diagram Sistem

4.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)

Pengetesan komponen dilakukan untuk melihat fungsi dari alat dan bahan yang akan

digunakan dalam perancangan Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan

Infrared Receiver Melalui WinLIRC. Proses ini untuk memastikan berjalan atau tidaknya

semua komponen yang akan digunakan, ini sangat penting agar tidak sampai terjadi

kegagalan atau alat dan bahan tidak berfungsi setelah melalui tahap integrasi dan perakitan.

4.4 Perancangan Sistem Mekanik (Mechanical Design)

22

Page 23: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan tahap penting yang

harus dipertimbangkan, pada umumnya kebutuhan aplikasi terhadap desain mekanik antara

lain

a.) Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit Board)

Untuk rangkaian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed

Receiver Melalui WinLIRC, ukuran PCB disesuaikan dengan rangkaian elektronika.

b.) Komponen elektronik yang memadai

Komponen yang digunakan dalam penelitian harus dipastikan memadai agar proses

penelitian berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

c.) Dimensi dan massa keseluruhan sistem

Tahap ini dibuat seminimal mungkin agar penelitian lebih efesien dan meminimalisi

pengeluaran tanpa menghilangkan faktor yang kenyamanan bagi pengguna nantinya.

d.) Penempatan modul elektronik

Modul elektronik atau infrared receiver hardware dipasang pada port physich serial

komputer setelah terpasang WinLIRC akan

mengidentifikasi dengan menentukan port

logicalnya.

J 4.4.1 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan Sistem Pengendali

Komputer Menggunakan Remote dan

Infrared Receiver Melalui WinLIRC akan

diaplikasikan sebagai sistem yang dapat

menjalankan aplikasi yang ada dikomputer

melalui media remote dan infrared receiver

sebagai penerima sinyal remote. adapun

flowchart dari Sistem Pengendali Komputer

Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver

melalui WinLIRC dapat dilihat pada

gambar 16.

23

Page 24: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 16. Flowchart Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed

Receiver Melalui WinLIRC

4.4.2 Rangkaian Alat

Pada rangkaian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan

Infrared Receiver Melalui WinLIRC terdapat satu rangkaian elektronika yang

menjelaskan teknis dari pembuatan infrared receiver dengan menggunakan female

serial connector yang nantinya alat ini akan berfungsi sebagai penerima sinyal remote

sebelum akhirnya diproses oleh CPU (Central Processing Unit) untuk menampilkan

aplikasi yang ada dikomputer .

24

Page 25: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 17. Skema Rangkaian Elektronika InfraRed Receiver

4.5 Tes Fungsional (Functional Test)

Tes fungsional yang dilakukan terhadap Sistem Pengendali Komputer Menggunakan

Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC yaitu dengan melihat layak tidaknya setiap

komponen yang akan digunakan dalam penelitian ini, selain itu tes fungsional juga berperan

untuk menentukan performa hardware infrared receiver nantinya, apabila semua komponen

yang digunakan telah memiliki persyaratan seperti yang dikemukakan diatas, maka proses

perakitan dan mengintegrasikan semua komponen elektronik pun sudah bisa dimulai.

4.6 Integrasi dan Perakitan (Integration and Assembly)

Pada tahap ini semua komponen elektronik yang lulus tahap fungsional akan mulai

dirangkai dan dintegrasikan berdasarkan proses desain, baik secara desain mekanis maupun

elektronik.

4.6.1 Pengumpulan Alat dan Bahan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam proses pembuatan rangkaian elektronik Sistem Pengendali Komputer

Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC

25

Page 26: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

5 cm

6 cm3 cm

1 mRangkaian PCB

Konektor

• Pengumpulan alat dan bahan pembuatan rangkaian elektronika infrared

receiver Alat yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian elektronika infrared

receiver antara Lain: bor listrik, tespen, lem,solder dan timah.

• Pengumpulan bahan atau komponen dasar meliputi semua komponen

elektroni yang akan digunakan dalam penelitian diantaranya: PCB (Printed

Circuit Board), TSOP 1738 infrared receiver, kapasitor elektrolitik, resistor,

dioda zener, kabel,baut spicer dan akrilik.

4.6.2 Pembuatan Prototipe Rangkaian Elektronik InfraRed Receiver

Setelah semua komponen alat dan bahan yang akan digunakan sudah lengkap

maka proses selanjutnya yaitu membuat prototipe rangkaian elektronik untuk infrared

receiver.

• Layout modul elektronik untuk infrared receiver, dari layout yang ada bisa

dilihattata letak modul elektronik dan connector dalam panel yang terbuat

dari akrilik semuanya terintegrasi menjadi satu dengan fungsi yang berbeda

dari tiap-tiap komponen.

Gambar 18. Layout Modul Elektronik InfraRed Receiver

• Merangkai semua komponen-komponen elektronik yaitu dengan cara

membelah PCB (Printed Circuit Board) menjadi seperempat bagian, lalu

resistor, dioda zener, kapasitor elektrolitik TSOP 1738 InfraRed Receiver dan

kabel ditempatkan pada PCB (Printed Circuit Board) lalu kemudian disolder.

26

Page 27: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 19. Rancangan Prototipe InfraRed Receiver

• Menempatkan rangkaian elektronika dengan panel yang terbuat dari akrilik

yaitu dengan cara melubangi PCB dan Akrilik dengan bor listrik setelah itu

menyatukan panel dengan rangkaian elektronika yang telah dilubangi dengan

baut spicer lalu bagian atas dan bawah panel tersebut direkatkan dengan

menggunakan lem.

Gambar 20. Hasil Akhir Modul Elektronik

4.7 Konfigurasi WinLIRC (WinLIRC Configuration)

Setelah proses pembuatan modul elektronika dengan menempatkan semua komponen

dan kotak panel selesai dikerjakan, maka proses berikutnya yaitu mengkonfigurasi WinLIRC,

berikut adalah langkah-langkahnya:

• Jalankan WinLIRC.exe. Oleh karena WinLIRC belum dikonfigurasi untuk

mengenali sinyal-sinyal infrared pada remote control, maka yang

ditampilkan adalah pesan kesalahan. Lalu Klik OK untuk melakukan

konfigurasi.

27

Page 28: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 21. WinLIRC Belum Dikonfigurasi

Pada menu utama mulai menentukan nilai Port, Speed, Sense, Receiver Type dan

Transmitter Setting yang akan digunakan. Proses berikutnya yaitu memasangkan rangkaian

infrared receiver yang telah dibuat pada serial port yang tersedia pada PC (Personal

Computer) dan sedang tidak digunakan oleh program lain. Penulis menggunakan nilai setting

port COM1, Speed 115200, Receiver Type DCD, Transmitter Setting DTR dan Sense

Autodetect.

Rangkaian InfraRed Receiver dipasang pada serial port yang sesuai dengan nilai port

yang ditentukan pada WinLIRC dan harus dipastikan pula serial port tersebut bebas dari

aplikasi yang lain. Bila salah memasang atau serial port tersebut sedang digunakan, dapat

dipastikan bahwa program tidak akan berfungsi dengan benar. Oleh karena itu port yang akan

digunakan harus dibebas tugaskan atau pilih port yang lain, misalnya COM2. Setelah

memasukkan nilai setting dengan benar, klik Browse untuk menentukan file konfigurasi yang

digunakan, sekaligus menyimpan hasil pengaturan (Gambar 22).

Gambar 22. Menu Konfigurasi WinLIRC

Berikutnya menginformasikan file konfigurasi yang diinginkan, penulis memilih creative.cf,

lalu klik Open (Gambar 23). Nama file konfigurasi harus berakhiran cfg, conf, cf atau rc.

28

Page 29: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 23. Menentukan File Konfigurasi

Setelah memberikan file konfigurasi, proses berikutnya yaitu mengklik Learn untuk memulai

prosedur pengenalan dan perekaman sinyal infrared masing-masing tombol pada remote

control.

Gambar 24. Learning Sinyal

Memasukkan sembarang nama remote yang akan dikonfigurasi. Nama remote tidak boleh

menggunakan karakter spasi atau karakter spesial lainnya. lalu klik Enter.

Gambar 25. Menentukan Nama Remote

Langkah selanjutnya adalah menentukan margin kesalahan variasi sinyal yang diterima oleh

infrared receiver. Margin ini berkisar antara 1% hingga 99%. Nilai default-nya adalah 25%,

29

Page 30: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

tetapi nilai ini bukanlah patokan karena harus disesuaikan dengan hardware dan software

yang digunakan. kesalahan yang harus diisikan. Menggunakan nilai default (25%) cukup

dengan mengklik Enter.

Gambar 26. Menentukan Nilai Error Margin

4.7.1 Menentukan Nilai Signal Gap, Signal Length dan Repeat Code

Nilai yang digunakan untuk mengisi nilai dari margin untuk mendapatkan

sinyal gap, sinyal length dan repeat code dapat diisikan secara manual maupun

otomatis, dengan menekan tombol pada remote control secara berulang dengan jeda

waktu yang tetap atau stabil kurang lebih 1,5 detik. Cara penekanan tombol antara

remote control yang satu dengan remote yang lain berbeda, karena setiap remote

control punya karekteristik berbeda.

Gambar 27. Pemberian Nama Pada Remote Control

Penekanan tombol bisa dilakukan secara terus menerus atau tidak terus-

menerus dengan terdapat jeda sekitar 1hingga 1½ detik di antara penekanannya

(Gambar 27). Cara tersebut relatif untuk masing-masing remote control.

Perlakuan terhadap remote control yang satu mungkin berbeda dengan remote

control yang lain. Penulis menggunakan cara penekanan putus-putus pada remote

30

Page 31: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

yang digunakan ini dikarenakan perbedaan karekteristik remote yang penulis gunakan

dengan remote kebanyakan

Gambar 28. Menentukan Signal Gap, signal Length, dan Repeat Codes

Bila telah dilakukan segala cara tetapi tidak didapatkan respons, solusinya

yaitu melakukan langkah prosedur Raw Code dengan mengklik Raw Codes pada

menu konfigurasi. Perhatikan adanya respons yang didapat dariraw code tersebut.

Bila respons belum didapat, alternatifnya adalah mengganti nilai pengaturan port dan

nilai lainnya pada menu konfigurasi juga dengan mengecek pengkabelan dan

komponen lainnya pada modul infrared receiver.

Penekanan dilakukan terus menerus hingga pesan Please wait a second and

press it again muncul. Berikutnya menekan kembali hingga mendapatkan pesan

Baseline initialized. Please wait a second and press a button again (10 left). Pada

bagian ini, software meminta pengguna untuk melakukan penekanan sebanyak 10 kali

(Gambar 29). Bila terdapat pesan Did not get a consistent signal, atur nilai jeda antara

penekanan tombol.

Gambar 29. Penekanan Sebanyak 10 Kali

31

Page 32: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 30. Pesan Kesalahan

Berikutnya bila terdapat pesan kesalahan seperti yang ditunjukkan Gambar 30,

ulangi dari langkah awal kembali. Pesan ini muncul karena jeda penekanan tombol

yang terlalu cepat atau terlalu lambat, atau rangkaian infrared receiver tidak bekerja

dengan baik.

4.7.2 Menentukan Input Tombol

Bila tidak terdapat pesan kesalahan, tentukan nama dari tombol tersebut.

Misalnya sebut saja nama tombol tersebut dengan nama Play pada bagian Input dan

klik Enter.Pemberian nama harus spesifik di antara masing-masing tombol.

Gambar 31. Memberikan Nama Tombol

Pada tombol Paused ,akan dilakukan perekaman sinyal. Tekan tombol Paused

tersebut hingga mendapat perintah berhenti (Stop). Di sini dilakukan pengambilan

sampel sebanyak 64 kali. Lakukan penekanan tombol hingga mendapatkan pesan

Baseline initalized. Jumlah matches harus mencapai 64 dan perbandingan antara

jumlah faults dan matches harus sekecil-kecilnya. Pesan Stop. Failed to get a

consistent signal. Please try again muncul jika nilai faults lebih besar daripada nilai

matches seperti yang ditunjukkan pada Gambar 32.

32

Page 33: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 32. Input Button

Gambar 33. Pengambilan Sample

Bila perekaman sinyal berhasil maka pesan Button 'Paused' recorded.Do you wish to

keep this recording? akan muncul seperti ditunjukkan pada Gambar 34. Klik Yes

untuk melanjutkan perekaman sinyal. Lakukan perekaman sinyal untuk tombol-

tombol remote lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sama seperti pada

langkah (2) di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada langkah sebelumnya.

Gambar 34. Tombol Paused Berhasil Direkam

Semua tombol telah direkam, proses terakhir yaitu klik Enter untuk menyudahi

perekaman

33

Page 34: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 35. Menyudahkan Perekaman

Setelah semua perekaman sinyal tombol remote telah berhasil dilakukan, lalu proses

berikutnya yaitu menyimpan semua konfigurasinya dengan mengklik OK. lalu untuk

menganalisa sinyal-sinyal yang telah berhasil direkam untuk mengecek kesalahan

yang mungkin timbul dengan mengklik tombol Analyze. Klik OK untuk kembali ke

menu utama.

Gambar 36. Menyimpan Konfigurasi Perekaman Sinyal

Gambar 37. Menganalisa Sinyal Yang Didapat

• Untuk proses mengirim data manual ke software pengolah data, pilih remote

(creative) dan code (paused), lalu klik Send Code

34

Page 35: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 38. Mengirimkan Sinyal Secara Manual

4.7.3 Membuat Aplikasi Pengendali

• Langkah selanjutnya yaitu membuka file notepad yang sudah didownload di

www.winlirc.com, lalu ketikan script untuk menampilkan aplikasi komputer.

Gambar 39. Script WinLIRC Pada Notepad

• Kemudian script yang sudah di ketik disimpan sebelum nantinya dicompile.

Penyimpanan script untuk aplikasi pengendali bisa ditempatkan disemua

directory yang ada pada komputer. Sebagai contoh penulis menyimpan hasil

script di directory C:\Documents and Settings\FEY\MyDocuments

Gambar 40. Menyimpan Script Yang Dibuat

35

Page 36: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 41. Mengrunning Script Yang Telah Dibuat

4.8 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)

Langkah pengujian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed

Receiver Melalui WinLIRC dilakukan dengan cara mengetes semua komponen yang sudah

terintegrasi menjadi satu modul elektronik kemudian modul elektronik tersebut diujicoba

pada komputer desktop, apabila komputer sudah mendeteksi adanya modul elektronik yang

terhubung dengan komputer maka proses berikutnya yaitu menentukan port logical, speed,

receiver type, transmitter setting dan sense autodetect, apabila modul elektronik sudah

dikenali penuh oleh komputer langkah berikutnya yaitu mengsinkronisasi remote, infrared

receiver dan komputer, setelah sinkronisasi berhasil sistem dikonfigurasi dengan WinLIRC

lalu di compile dengan Autohotkey setelah itu sistem bisa digunakan.

4.9 Optimalisasi Sistem (Optimization)

Optimalisasi bertujuan agar sistem tidak bekerja secara statis dan mampu memberikan

efek maksimal untuk penggunanya, salah satu optimalisasi sistem yang penulis buat dalam

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC ini yaitu dengan tidak hanya menampilkan aplikasi komputer saja akan tatapi juga

sampai pada ruang-ruang lain seperti windows explorer, task manager dan registry editor.

Selain itu penulis juga mencoba untuk mengoptimalkan lebih jauh sistem yang sudah dibuat

agar nantinya Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver

bisa mencakup semua ruang dan aplikasi-aplikasi yang hanya bisa disentuh dengan cara

konvensional saja.

36

Page 37: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Sistem

Setelah proses perancangan, integrasi dan konfigurasi selesai maka output yang

diperoleh yaitu berupa tampilan program yang bisa dirunning dengan menggunakan remote

dan infrared receiver. Adapun output yang di tampilkan adalah sebagai berikut.

• Tombol TV untuk menampilkan Windows Explorer

Gambar 42. Tampilan Windows Explorer

• Tombol AV untuk menampilkan Control Panel

Gambar 43. Tampilan Control Panel

37

Page 38: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

• Tombol SV untuk menampilkan Task Manager

Gambar 44. Tampilan Task Manager

• Tombol FM untuk menampilkan CMD (Command Prompt)

Gambar 45. Tampilan CMD (Command Prompt)

• Tombol 1 (satu) untuk menampilkan Power Point

Gambar 46. Tampilan Microsoft Office Power Point

• Tombol 2 (dua) untuk menampilkan Winamp

38

Page 39: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Gambar 47. Tampilan Winamp

• Tombol Power untuk mematikan (shutdown) komputer

• Tombol Mute untuk menutup aplikasi pada komputer

• Tombol OK untuk enter

• Tombol P+ untuk mengarahkan pointer keatas

• Tombol P- untuk mengarahkan pointer kebawah

• Tombol V+ untuk mengarahkan pointer kesamping kanan

• Tombol V- untuk mengarahkan pointer kesamping kiri

• Tombol + untuk menambah volume suara

• Tombol – untuk mengecilkan volume suara

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC adalah sebuah sistem yang terdiri dari remote, infrared receiver dan komputer

yang disinkronisasi dengan tujuan untuk mengendalikan semua aplikasi yang ada pada

komputer, akan tetapi dikarenakan keterbatasan tools dalam sistem ini hasilnya sistem ini

hanya akan berfungsi untuk menampilkan aplikasinya saja tanpa mengendalikan semua menu

yang ada diaplikasi tersebut, oleh karena itu pengembangan terhadap sistem ini harus selalu

dilakukan karena setiap periode tertentu WinLIRC juga selalu mengeluarkan versi terbarunya

dengan tujuan untuk menambah tools yang belum ada pada versi WinLIRC sebelumnya.

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC adalah penyederhanaan dan pengembangan dari sistem serupa yang sudah

39

Page 40: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

dikembangkan sebelumnya, dalam sistem yang penulis buat ini fungsi dan output yang

dihasilkan tetap sama dengan ada sedikit kelebihan yaitu tidak hanya menampilkan aplikasi

software saja akan tetapi bisa juga membuka jendela explorer, registry editor,run dan

mematikan komputer, selain itu sistem yang penulis kembangkan inipun jauh lebih sederhana

dari sistem yang sebelumnya, penyederhanaanya terletak pada aplikasi yang digunakan dalam

membuat sistem ini hanya satu yaitu WinLIRC sedangkan untuk sistem serupa yang

dikembangkan sebelumnya membutuhkan banyak aplikasi diantaranya InfraRed assistant,

Windows API,Winsock, WinLIRC bahkan C++ yang sangat complex dan modul elektronik

yang dibutuhkan untuk sistem ini pun hanya satu yaitu infrared receiver berbeda dengan

sistem sebelumnya yang harus menggunakan hardware radio untuk menterjemahkan sinyal

remote sebelum akhirnya diterima oleh infrared receiver dan diolah dengan menggunakan

WinLIRC dan Autohotkey, kelebihan lain yang terdapat pada sistem yang penulis

kembangkan ini adalah tidak adanya report dan delay respon (jeda waktu) yang lama ketika

remote memberikan perintah untuk menampilkan aplikasi yang ada pada komputer, pada

sistem sebelumnya report akan selalu muncul ketika remote meminta untuk menampilkan

aplikasi, akan tetapi dengan sistem yang penulis kembangkan dari sistem sebelumnya

menjadikan sistem ini jauh lebih cepat merespon semua perintah yang diminta oleh remote

tanpa ada delay respon dan report terlebih dahulu ini sama halnya seperti pengguna komputer

menggunakan komputer dengan memakai mouse dan keyboard.

Seiring pengembangan yang terus dilakukan oleh tim WinLIRC development, fungsi-fungsi

yang ada pada Windows API, Winsock dan InfraRed assistant sebagian kecil sudah

terintegrasi dengan WinLIRC.

Salah satu kekurangan pada sistem ini yang penulis rasakan masih jauh untuk

menyaingi cara penggunaan komputer konvensional adalah optimalisasi angka maksimal

pada pixel yang ada pada WinLIRC sehingga mempengaruhi terhadap lambatnya pergerakan

pointer sekalipun jumlah angka yang dimasukan dalam listing program sudah maksimal.

Penulis menggunakan remote standard dengan merk TV Card, jarak maksimal remote dengan

infrared receiver adalah 10 meter, tapi bisa berubah tergantung dari remote yang digunakan

karena setiap remote punya karakteristik kemampuan radius jarak masing-masing, semakin

bagus kualitas remote tersebut maka akan semakin jauh radius yang dihasilkan.

5.2 Uji Coba Sistem

40

Page 41: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Uji coba sistem dilakukan setelah pembuatan modul elektronik dan konfigurasi

WinLIRC selesai dilakukan, adapun ujicobanya yaitu dengan melihat hasil sementara dari

Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC, dengan melakukan uji coba sistem ini dapat dilihat kekurangan yang ada pada

sistem, adapun hasil dari uji coba sistem yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.

5.2.1 Uji Coba Struktural

Uji coba struktural dilakukan untuk mengetahui apakah semua aplikasi yang

ditampilkan ini sesuai dengan implementasi ketika proses penelitian. Adapun report

dari hasil uji coba struktural adalah sebagai berikut

Tabel 4. Uji coba struktural

No Aplikasi Hasil

1 Shutdown Sesuai

2 Exit Sesuai

3 Explorer Sesuai

4 Control Panel Sesuai

5 Task Manager Sesuai

6 Command Prompt Sesuai

7 Klik Kanan Sesuai

8 Klik Kiri Sesuai

9 Page up Sesuai

10 Page Down Sesuai

11 Page Left Sesuai

12 Page Right Sesuai

13 Enter Sesuai

14 Volume + Sesuai

15 Volume - Sesuai

5.2.2 Uji coba fungsional

41

Page 42: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Uji coba fungsional dilakukan untuk melihat dan mengujicobakan semua tombol yang sudah direcord dan dikonfigurasi sebelumnya, proses ini juga untuk melihat apakah tombol dan aplikasi yang ditampilkan nantinya matches atau tidak.

Tabel 5. Uji coba fungsionalNo Aplikasi Hasil

1 Shutdown Berfungsi

2 Exit Berfungsi

3 Explorer Berfungsi

4 Control Panel Berfungsi

5 Task Manager Berfungsi

6 Command Prompt Berfungsi

7 Winamp Berfungsi

8 PowerPoint Berfungsi

9 Klik Kanan Berfungsi

10 Klik Kiri Berfungsi

11 Page up Berfungsi

12 Page Down Berfungsi

13 Page Left Berfungsi

14 Page Right Berfungsi

15 Enter Berfungsi

16 Volume + Berfungsi

17 Volume - Berfungsi

5.2.3 Uji Coba Validasi

42

Page 43: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

Apabila uji coba fungsional sudah berhasil dilakukan maka proses berikutnya yaitu uji coba validasi. Uji coba validasi dilakukan sebagai langkah akhir untuk menentukan valid tidaknya semua tombol yang akan di input sehingga menghasilkan output berupa program aplikasi komputer yang sudah di konfigurasi sebelumnya.

Tabel 6. Uji coba validasi

No Tombol Yang Diuji Input Output Keterangan

1 Power Tekan tombol Power Shutdown Valid

2 Exit Tekan tombol Exit Exit Valid

3 TV Tekan tombol TV Explorer Valid

4 AV Tekan tombol AV Control Panel Valid

5 SV Tekan tombol SV Task Manager Valid

6 FM Tekan tombol FM Command Prompt Valid

7 1 Tekan tombol ! Winamp Valid

8 2 Tekan tombol 2 PowerPoint Valid

9 Page Up Tekan tombol Page Up Klik Kanan Valid

10 Back Tekan tombol Page Down Klik Kiri Valid

11 P+ Tekan tombol P+ Page Up Valid

12 P- Tekan tombol P- Page Down Valid

13 Vol - Tekan tombol Vol - Page Right Valid

14 Vol + Tekan tombol Vol+ Page Left Valid

15 Ok Tekan tombol Ok Enter Valid

16 Page Down Tekan tombol Page Down Volume + Valid

17 Screen Tekan tombol Screen Volume - Valid

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

43

Page 44: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan tentang Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote

dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC, maka dapat disimpulkan:

• Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui

WinLIRC ini bekerja berdasarkan prinsip frekuensi sinyal infra merah.

• Memanfaatkan remote control infra merah dapat digunakan untuk mengendalikan

komputer.

• Hasil dari sinkronisasi antara perangkat keras remote, komputer dan perangkat infrared

receiver bisa mengaktifkan program dan aplikasi pada komputer akan tetapi hanya bisa

untuk menjalankan satu perintah pada aplikasi yang sama.

• Jarak maksimal remote dengan infrared receiver relatif dari jenis atau spesifikasi remote

yang digunakan

6.2 SARAN

• Penggunaan sarana ini dapat dikembangkan untuk aplikasi program yang ada pada

komputer dan disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan infra merah pada

perangkat selain remote control untuk aplikasi ini.

• Penguasaan perangkat keras dan perangkat lunak mendukung bagi pengguna dan sangat

membantu dalam penyelesaian program dan disarankan untuk dapat dikembangkan lagi

oleh pengguna supaya bisa menjalankan dua perintah atau lebih pada aplikasi yang sama

• Aplikasi ini diharapkan tidak hanya berjalan pada sistem operasi windows dan linux saja,

tetapi juga bisa berjalan disemua varian sistem operasi dan semua platform.

XDAFTAR PUSTAKA

Gazali, Sani, ST. 2009. Mainkan Komputer dengan Remote dan Hpmu, Yogyakarta: Elex

Media Komputindo

Gunawan, Ferry. 2009. Teknik Mengontrol PC dengan Remote InfraRed, Jakarta: Elex

Media Komputindo

http://www.griyatekno.com/index.php?main_page=product_info&products_id=202

www.autohotkeys.com

44

Page 45: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

www.lirc.org

http://id.wikipedia.org

www.ilmukomputer.com

http://winlirc.sourceforge.net

www.ebookshare.net

www.planetsourcecode.com

www.codeproject.com

LAMPIRAN

45

Page 46: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

46

Page 47: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

47

Page 48: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

48

Page 49: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

49

Page 50: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

50

Page 51: BAB Iperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB I - BAB VI.docx · Web viewBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi

51