BAB I- BAB III

13
PENDAHULUAN Secara etimologis, kata targhib berasal dari kata benda yaitu raghaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Jadi, Targhib adalah janji yang disertai terhadap suatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat. Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakut- nakuti atau mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda tarhib yang berarti ancaman hukuman. Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah targhib dan tarhib bersandarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan hukuman bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi 1

description

Makalah Ilmu Pendidikan Islam

Transcript of BAB I- BAB III

Page 1: BAB I- BAB III

PENDAHULUAN

Secara etimologis, kata targhib berasal dari kata benda yaitu raghaba

yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Jadi, Targhib adalah janji

yang disertai terhadap suatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat.

Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakut- nakuti atau

mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda tarhib yang  berarti

ancaman hukuman.

Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode

ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah

targhib dan tarhib bersandarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan

hukuman bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi

1

Page 2: BAB I- BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran, Targhib dan Tarhib

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani ”methodos” dan

dalam bahasa Inggris ditulis dengan ”method”. Sedangkan terminologi metde

diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu. Jadi, Metode

pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan

metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar

demi terciptanya interaksi edukatif.1

Secara etimologis, kata targhib berasal dari kata benda yaitu raghaba

yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Jadi, Targhib adalah janji

yang disertai terhadap suatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat.2

Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakut-

nakuti atau mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda tarhib yang 

berarti ancaman hukuman. Jadi, Tarhib adalah ancaman karena dosa yang

dilakukan.

B. Tujuan Targhib dan Tarhib

Targhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah. Tarhib juga

demikian. Akan tetapi, tekanannya adalah targhib agar melaksanakan

kebaikan, sedangkan tarhib agar menjauhi kejahatan.

Mendidik dengan targhib adalah menyampaikan hal-hal yang

menyenangkan kepada peserta didik agar ia mau melakukan sesuatu yang

baik. Mendidik dengan tarhib adalah menyampaikan sesuatu yang tidak

menyenangkan agar peserta didik melakukan sesuatu atau tidak

melakukannya.3

1 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 16

2 Drs. Bukhari Umar, M. Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.192

3 Ibid, hlm. 1922

Page 3: BAB I- BAB III

Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode

ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah

targhib dan tarhib bersandarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan

hukuman bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi.4

C. Tahap Model Pembelajaran Targhib dan Tarhib

1. Tahap pertama, menguraikan hukuman-hukuman alamiah terhadap pelaku

dosa (misalnya pezina ia akan menderita penyakit Siphilis, AIDS dan

lain-lain)

2. Tahap kedua, mengungkapkan ganjaran-ganjaran alamiah terhadap orang-

orang yang mentaati perintah Allah (seperti orang yang menikah, tidak

berzina dan dapat menikmati kehidupan berkeluarga)

3. Tahap ketiga, membacakan, menterjemahkan dan menjelaskan ayat-ayat

Al-qur’an yang mengungkapkan Targhib dan Tarhib (seperti menikah dan

berzina)

4. Tahap keempat, mendiskusikan ayat-ayat Al-qur’an tentang Targhib dan

Tarhib (misalnya pernikahan dan berzina)

5. Tahap kelima, menggambarkan kesengsaraan di akhirat (jahannam) bagi

orang yang melalaikan perintah Allah (seperi berbuat zina)

6. Tahap keenam, menggambarkan kebahagiaan di akhirat (Jannah) bagi

orang yang mengamalkan perintah Allah seperti menjauhi Larangan-Nya

(tidak berzina)

7. Tahap ketujuh, meminta siswa untuk mengunggkapkan pesan dan

sikapnya terhadap keseluruhan pesan Al-qur’an tentang Targhib dan

Tarhib itu. 5

D. Implikasi Perbedaan Antara Targhib dan Tarhib

4 Drs. Abhanda Amra, M. Ag, Pengntar Ilmu Pendidikan Islam. (Batusangkar: CV Novel Mandiri, 2010), hlm. 81

5 Drs. Munawar Rahmat, M.Pd, 2007, tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195801281986121-MUNAWAR_RAHMAT/ARTIKEL-MODEL_QURANI_(Munawar).pdf

3

Page 4: BAB I- BAB III

Ada beberapa implikasi perbedaan antara targhib dan tarhib dengan

ganjaran yaitu:

1. Targhib dan tarhib lebih teguh karena akarnya berada di langit

sedangkan teori hukuman dan ganjaran hanya bersandarkan sesuatu

yang duniawi. Targhib dan tarhib itu mengandung aspek iman,

sedangkan metode hukuman dan ganjaran tidak mengandung aspek

iman. Oleh karena itu, targhib dan tarhib lebih kuat pengaruhnya.

2. Secara operasional, targhib dan tarhib lebih mudah dilaksanakan

daripada metode hukuman dan ganjaran karena materi targhib dan

tarhib sudah ada dalam al-qur’an dan hadist Nabi, sedangkan hukuman

dan ganjaran dalam metode Barat harus ditemukan sendiri oleh guru.

3. Targhib dan tarhib lebih universal, dapat digunakan kepada siapa saja

dan dimana saja, sedangkan jenis hukuman dan ganjaran harus

disesuaikan dengan orang tertentu dan tempat tertentu.

4. Dipihak lain, targhib dan tarhib lebih lemah daripada hukuman dan

ganjaran karena hukuman dan ganjaran lebih nyata dan langsung

waktu itu juga, sedangkan pembuktian targhib dan tarhib kebanyakan

gaib dan diterima nanti (di akhirat). 6

E. Posisi  Targhib dan Tarhib

1. Targhib

Penghargaan atau hadiah dalam pendidikan anak akan memberikan

motivasi untuk terus meningkatkan atau paling tidak memperahankan

prestsi yang  telah dicapainya, di lain pihak temannya yang melihat akan

ikut termotivasi untuk memperoleh yang sama. Sedangkan sangsi atau

hukuman sangat berperan penting dalam pendidikan anak sebab

6 Log. Cit, hlm.824

Page 5: BAB I- BAB III

pendidikan yang terlalu lunak akan membentuk anak kurang disiplin dan

tidak mempunyai keteguhan hati.

Seorang anak yang pandai dan selalu menunjukkan hasil pekerjaan

yang baik tidak perlu selalu mendapatkan hadiah (reward) sebab

dikhawatirkan hal itu bias berubah menjadi upah dan itu sudah tidak

mendidik lagi. Disinilah dituntut kebijaksanaan seorang guru sehingga

pemberian hadiah ini sesuai dengan tujuannya yaitu memberikan

motivasi. Dalam hal tertentu, bisa jadi yang mendapatkan hadiah  itu

adalah seluruh siswa, bukan hanya yang berprestasi saja.

Ngalim Purwanto membagi  jenis ganjaran seperti sebagai berikut:

a. Guru mengangguk-angguk  tanda senang dan membenarkan sesuatu

jawaban yang diberikan oleh seorang anak.

b. Guru memberi kata-kata yang mengembirakan ( pujian ).

c. Dengan memberikan pekerjaan yang lain, misalnya kamu akan

segera saya beri soal yang lebih sukar karena soal sebelumnya bisa

kamu selesaikan dengan sangat baik.

d. Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh siswa, misalnya dengan

mengajak bertepuk tangan untuk seluruh siswa atas peningkatan

prestasi rata-rata kelas tersebut

e. Ganjaran berbentuk ganda, misalnya pensil, buku tulis, coklat dan

lain-lain. Tapi dalam hal ini guru harus sangat berhati-hati dan

bijaksana sebab dengan benda-benda tersebut hadiah bisa berubah

menjadi upah.

2. Tarhib

Hukuman (Punishment) dalam pendidikan mempunyai porsi

penting, pendidikan yang terlalu bebas dan ringan  akan membentuk anak

didik yang tidak disiplin dan tidak mempunyai keteguhan hati. Sangsi

dapat dilakukan dengan bertahap, misalnya dimualai dengan teguran,

kemudian diasingkan dan seterusnya dengan catatan tidak menyakiti dan

tetap bersipat  mendidik.

5

Page 6: BAB I- BAB III

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu membagi hukuman menjadi dua yaitu:

a. Hukuman yang dilarang, seperti memukul wajah, kekeraan yang

berlebihan, perkataan buruk, memkl ketika marah, menendang dengan

kaki dan sangat marah.

b. Hukuman yang mendidik dan bermenpaat, seperti memberikan nasihat

dan pengarahan, mengerutkan muka, membentak, menghentikan

kenakalannya, menyindir, mendiamkan, teguran,duduk dengan

menempelkan lutut keperut, hukuman dari ayah, menggantungkan

tongkat, dan pukulan ringan. 7

Terkadang memang menunda hukuman akan lebih besar dampaknya

dari pada menghukum yang dilakukan secara spontanitas .Penundaan akan

membuat seorang  akan berbuat yang sama atau mengulangi kesalahan

lain  lantaran belum adanya hukuman  yang dirasakan akibat kesalahan

yang pernah dibuatnya. Sebaiknya tindakan ini jangan dilakukan terus

menerus. Bila kita telah berusaha semaksimal mungkin  dalam mendidik

dengan cara lain ternyata belum juga menurut, maka alternatif terakhir

adalah hukman fisik (pukulan) tetapi masih tetap pada tujuan semula yakni

bertujuan mendidik

F. Dampak Metode Targhib dan Tarhib8

1. Motivasi beragama, yakni mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-

Nya.

2. Peningkatan keimanan.

3. Keterampilan survey dan proses ilmiah yaitu mengadakan studi

kepustakaan atau lapangan tentang atribut atau watak manusia yang

menaati dan melanggar Allah SWT.

7 Abd. Basith, 2010, tersedia: http://ibnuqosim.blogspot.com/2010/10/mengenal-methode-targhib-dan-tarhib.html

8 Drs. Munawar Rahmat, M.Pd, 2007, tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195801281986121-MUNAWAR_RAHMAT/ARTIKEL-MODEL_QURANI_(Munawar).pdf

6

Page 7: BAB I- BAB III

4. Tumbuhnya rasa ingin tahu mengapa Allah menetakan suatu perintah dan

larangan bagi manusia.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pendidikan seorang guru harus bisa menjelaskan materi pada

murid-muridnya, namun bukan hanya itu ia juga harus pandai dan piawai

dalam menggunakan metode di hadapan muridnya. Karena tanpa metode

yang pas transfer ilmu antara guru dengan muridnya tidak akan berjalan

dengan maksimal. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran

islam adalah dengan menggunakan metode Targhib dan Tarhib.

7

Page 8: BAB I- BAB III

Targhib adalah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang

disertai bujukan. Sedangkan Tarhib adalah ancaman karena dosa yang

dilakukan.

Tahap Model Pembelajaran Targhib dan Tarhib

1. Tahap pertama, menguraikan hukuman-hukuman alamiah terhadap

pelaku dosa.

2. Tahap kedua, mengungkapkan ganjaran-ganjaran alamiah terhadap

orang-orang yang mentaati perintah Allah.

3. Tahap ketiga, membacakan, menterjemahkan dan menjelaskan ayat-

ayat Al-qur’an yang mengungkapkan Targhib dan Tarhib.

4. Tahap keempat, mendiskusikan ayat-ayat Al-qur’an tentang Targhib

dan Tarhib.

5. Tahap kelima, menggambarkan kesengsaraan di akhirat (jahannam)

bagi orang yang melalaikan perintah Allah.

6. Tahap keenam, menggambarkan kebahagiaan di akhirat (Jannah)

bagi orang yang mengamalkan perintah Allah seperti menjauhi

Larangan-Nya.

7. Tahap ketujuh, meminta siswa untuk mengunggkapkan pesan dan

sikapnya terhadap keseluruhan pesan Al-qur’an tentang Targhib dan

Tarhib itu.

Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan terlalu

lunak akan membentuk anak kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan

hati. Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan teguran, kemudian diasingkan,

dan terakhir dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik.

Kemudian dalam menerapkan sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak

memungkinkan, hindari memukul wajah, memukul sekedarnya saja dengan

tujuan mendidik, bukan balas dendam.

Dampak metode Targhib dan Tarhib yaitu :

1. Motivasi beragama.

2. Peningkatan keimanan.

3. Keterampilan survey dan proses ilmiah.

8

Page 9: BAB I- BAB III

4. Tumbuhnya rasa ingin tahu.

B. Saran

Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca mengerti dan

memahami tentang metode targhib dan tarhib dalam pembelajaran islam.

Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

9